Dokumen tersebut membahas konsep harta dalam Islam, meliputi pengertian harta, kedudukan harta, fungsi harta, dan berbagai macam klasifikasi harta berdasarkan kriteria tertentu seperti sifat, kebolehan penggunaan, kemampuan dipindahkan, dan lainnya.
2. PENGERTIAN HARTA
• Dalam literatur fiqh, harta terjemahan dari kata المال
( al-mâl) jamaknya adalah االموال
( al-amwâl), berasal dari
kata مال
يميل
ميال yang berarti condong, cenderung atau berpaling dari tengah ke salah satu sisi.
• Sedangkan menurut istilah, para ulama memberikan devinisi sebagai berikut: menurut ulama
hanafiyah, harta adalah segala sesuatu yang naluri manusia cenderung kepadanya dan dapat
disimpan sampai batas waktu yang diperlukan dan dapat dimanfaatkan.
• Menurut jumhur ulama (malikiyah, syafi‟iyyah, dan hanabilah) harta ialah sesuatu yang mayoritas
naluri manusia cenderung kepadanya dan dapat diserahterimakan yang orang lain terhalang
mempergunakannya.
• Menurut mustafa ahmad zarqa, harta adalah setiap materi yang mempunyai nilai yang beredar di
kalangan manusia. menurut muhammad salabi, harta adalah sesuatu yang dapat dikuasai, dapat
disimpan serta dapat diambil manfaatnya menurut kebiasaan.
• Ibn asir, sebagaimana dikutip oleh yusuf qardhawi, berpendapat bahwa harta itu pada mulanya
berarti emas dan perak, tetapi kemudian berubah perngertiannya menjadi segala barang yang
disimpan dan dimiliki.
• Menurut wahbah zuhaili, harta adalah sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh manusia, baik
berupa benda yang tampak seperti emas, perak, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun yang
tidak tampak, yakni manfaat: seperti kendaraan, pakaian, dan tempat tinggal.
3. LANJUTAN...
• Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa yang disebut dengan harta harus memenuhi komponen sebagai
berikut :
1. MANUSIA MENGGANDRUNGINYA,
2. BERUPA MATERI
3. BERNILAI DAN BERMANFAAT
4. DAPAT DISIMPAN
5. DAPAT DIPINDAHTANGANKAN.
6. MANUSIA BIASANYA MEMANDANG SESUATU ITU SEBAGAI HARTA.
4. KEDUDUKAN HARTA
• Dalam ekonomi islam, harta mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
sehingga allah dan rasul-nya banyak berbicara tentang harta dalam al-qur‟an maupun dalam al-
hadits. dalam al qur‟an allah berbicara tentang harta bagi kehidupan manusia sebagai berikut:
1. harta bagi kehidupan manusia sebagai perhiasan dan kesenangan, sebagaimana dijelaskan
dalam qs. al kahfi ayat 46:
2. harta sebagai amanah/titipan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya sesuai dengan aturan
allah dan rasul-nya, jika tidak dijaga dengan baik maka akan menimbulkan fitnah, karena harta
sebagai titipan, maka harta tersebut bukan milik mutlak manusia, tetapi pemilik mutlaknya
hanya allah, sebagaimana dijelaskan dalam qs. at-taghabun ayat 15 :
• Sedangkan dalam al-hadits yang berbicara tentang kedudukan harta antara lain:
1. hadits yang diriwayatkan oleh bukhari, yaitu :
• “celakalah orang yang menjadi hamba dinar (uang), orang yang menjadi hamba dirham, orang
yang menjadi hamba toga atau pakaian, jika diberi ia bangga, bila tidak diberi ia marah, mudah-
mudahan dia celaka dan merasa sakit, jika dia kena suatu musibah dia tidak akan memperoleh
jalan keluar”. (hr. bukhari)
2. terkutuk orang yang menjadi hamba dinar dan terkutuk pula orang yang menjadi hamba
dirham”. (hr. al-tirmidzi)
5. FUNGSI HARTA
• Harta mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam kehidupan manusia seperti dijelaskan di atas,
juga mempunyai fungsi yang tidak kalah penting dalam kehidupan, yaitu:
1. Harta berfungsi menyempurnakan pelaksanaan ibadah mahdhah, karena ibadah memerlukan alat-
alat, seperti kain untuk menutupi aurat dalam pelaksanaan shalat, bekal untuk melaksanakan ibadah
haji, berzakat, shadaqah, hibabah, dan lain-lain.
2. Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada allah, karena kefakiran cenderung
mendekatkan diri kepada kekufuran.
3. Untuk meneruskan kehidupan dari satu periode ke periode berikutnya, sebagaimana dijelaskan dalam
qs. an nisa ayat 9. “dan hendaklah takut kepada allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.”
4. Menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat, sebagaimana rasulullah saw. bersabda :”bukan
orang yang lebih baik; mereka yang meninggalkan masalah dunia untuk masalah akhirat, dan
meninggalkan masalah akhirat untuk urusan dunia, melainkan orang yang bersikap seimbang di
antara keduanya, karena masalah dunia dapat menyampaikan manusia kepada masalah akhirat”.
(hr. bukhari).
5. Untuk menyambung hidup, sebab hidup adalah hak setiap orang, sehingga ia wajib untuk mendapat
kehidupan, bukan sebagai hadiah, maupun belas kasihan.
6. MACAM-MACAM HARTA
• HARTA, MENURUT PARA AHLI ADA BEBERAPA MACAM, TERGANTUNG DARI MANA KITA
MEMANDANG, KARENA MASING-MASING MEMPUNYAI SIFAT DAN CIRI KHAS TERSENDIRI YANG
MEMBEDAKANNYA.
• BERIKUT AKAN DIJELASKAN MACAM-MACAM DALAM ISLAM.
7. 1. DILIHAT DARI SUDUT KEBOLEHAN UNTUK DIMANFAATKAN SECARA SYARA‟, HARTA INI ADA
DUA MACAM, YAITU: MÂL MUTAQAWWIM DAN MÂL GHAIRU MUTAQAWWIM.
• Mâl mutaqawwim adalah harta yang dibolehkan syara‟ untuk
dimanfaatkan atau harta yang halal. harta yang termasuk kepada macam
ini adalah harta yang materi dan cara memperolehnya dibenarkan atau
sesuai dengan tuntunan syara‟, seperti sapi, kerbau, buah-buahan dan
lain sebagainya. sapi yang disembelih dengan cara dipukul tidak halal
dimakan, karena tidak sesuai dengan tuntutan syara‟. kemudian membeli
motor hasil curian tidak termasuk kategori macam harta ini.
• Mâl ghairu mutaqawwim, yaitu harta yang syara‟ melarangnya untuk
dimanfaatkan. harta yang termasuk kategori ini adalah babi, darah,
bangkai, dan semua harta yang cara memperolehnya tidak sesuai dengan
syara‟, seperti hasil pencurian, korupsi, jual beli dengan cara gharar, dan
lain sebagainya.
8. 2. HARTA DILIHAT DARI SEGI KEMUNGKINAN DAPAT DIPINDAH, ADA DUA MACAM YAITU : MÂL
„AQAR DAN MÂL MANQUL.
• Mâl uqar adalah harta tidak bergerak atau harta tetap,
harta benda yang tidak mungkin dipindah dari tempat
asalnya ke tempat lain, seperti, tanah, rumah.
• Mâl manqul adalah harta bergerak atau harta tidak
tetap, maksudnya harta benda yang dapat dipindahkan
dari tempat semula ke tempat lain, seperti hewan,
perhiasan, dan lain-lain.
9. 3. HARTA DILIHAT DARI SEGI PADANAN DI PASARAN, ADA DUA MACAM, YAITU MÂL MITSLIY DAN
MÂL QIMIY
• Mâl mitsliy adalah harta yang mempunyai persamaan atau padanan
dengan tidak mempertimbangkan adanya perbedaan antara satu dengan
yang lainnya dalam kesatuan jenisnya. biasanya mâl mitsliy berupa harta
benda yang dapat ditimbang, ditakar, diukur atau dihitung kuantitasnya,
seperti buah-buahan, sayur mayur, garmen, dan lain sebagainya.
• Mâl qimiy adalah harta yang tidak mempunyai persamaan/padanan atau
harta yang memiliki padanan namun terdapat perbedaan kualitas yang
sangat diperhitungkan, seperti perhiasan, binatang piaraan, naskah kuno,
barang antik, dan lain-lain.
10. 4. HARTA DILIHAT DARI SEGI SIFAT PEMANFAATANNYA. ADA DUA MACAM, YAKNI, MÂL ISTI‟MALI
DAN MÂL ISTIKHLAQI.
• Mâl isti‟mali adalah harta benda yang dapat diambil manfaatnya beberapa kali
dengan tidak menimbulkan perubahan dan kerusakan zatnya dan tidak
berkurang nilainya, seperti kebun, pakaian, perhiasan, dan lain sebagainya.
• Mâl istikhlaqi adalah harta benda yang menurut kebiasaanya hanya dapat
dipakai dengan menimbulkan kerusakan zatnya atau berkurang nilainya, seperti
korek api, makanan, minuman, kayu bakar, dan lain sebagainya. harta macam
ini ada dua jenis, yaitu, mâl istikhlaqi haqiqiy, artinya harta benda yang benar-
benar habis sekali dipakai, seperti korek api, kayu bakar, makanan, dan lain
sebagainya, dan mâl istikhlaqi huquqiy, yaitu harta benda yang secara hukum
bersifat habis sekali pakai, meskipun bendanya masih utuh, seperti kertas tulis,
dan lain sebagainya.
11. 5. HARTA DILIHAT DARI SEGI STATUSNYA ADA TIGA MACAM, YAITU MÂL MAMLUK, MÂL MAHJUR
DAN MÂL MUBAH.
• Mâl mamluk adalah harta benda yang statusnya berada dalam kepemilikan seseorang
atau badan hukum, seperti pemerintah atau yayasan, yang orang lain tidak berhak
menguasainya, kecuali dengan akad tertentu yang dibenarkan oleh syara‟.
• Mâl mahjur adalah harta yang menurut syara‟ tidak dapat dimiliki dan tidak dapat
diserahkan kepada orang lain, karena telah diwakafkan atau telah diperuntukkan bagi
kepentingan umum, seperti jalan, mesjid, tempat pemakaman, dan segala macam
barang yang telah diwakafkan.
• Mâl mubah, adalah segala harta selain yang termasuk kedua kategori benda di atas.
setiap orang dapat menguasai dan memiliki jenis benda ini sesuai kesanggupannya.
orang yang lebih dahulu menguasainya ia menjadi pemiliknya. seperti ikan di laut atau
di sungai, binatang buruan di hutan, dan lain sebagainya.
12. 6. HARTA DILIHAT DARI SEGI POKOKNYA ATAU DAPAT MENGHASILKAN ADA DUA MACAM, YAITU
MÂL ASHAL DAN MÂL TSAMRAH.
• Mâl ashal adalah harta benda yang dapat menghasilkan harta lain.
• Mâl tsamrah adalah harta benda yang tumbuh atau dihasilkan dari
mâl ashal tanpa menimbulkan kerugian atau keruksakan. seperti,
kebun menghasilkan buah-buahan, maka kebun mâl ashal,
sedangkan buah-buahan mâl tsamrah, uang diinvestasikan
menghasilkan keuntungan, maka uang termasuk mâl ashal, dan
keuntungan termasuk mâl tsamrah, dan lain sebagainya.
13. 7. HARTA DILIHAT DARI SEGI DAPAT DIPECAH-PECAH ATAU TIDAK DAPAT DIPECAH-PECAH ADA
DUA MACAM, YAITU MÂL QISMAH DAN MÂL GHAIRUL QISMAH.
• Mâl qismah adalah harta benda yang dapat dibagi menjadi
beberapa bagian dengan tidak menimbulkan kerusakkan atau
berkurangnya manfaat masing-masing bagian dibandingkan
sebelum dilakukan pembagian. seperti emas batangan, daging,
kayu, dan lain sebagainya.
• Mâl ghairul qismah adalah harta benda yang tidak dapat
dilakukan pembagian seperti mal qismah. seperti, gelas, kursi,
dan lain sebagainya.
14. 8. HARTA DILIHAT DARI SEGI PERUNTUKKANNYA. ADA DUA MACAM, YAITU MÂL KHAS DAN MÂL
„AMM.
• Mâl khas adalah harta benda yang dimiliki oleh pribadi seseorang dan
orang lain tercegah menguasai atau memanfaatkannya tanpa seizing
pemiliknya.
• Mâl amm adalah harta benda yang menjadi milik masyarakat yang sejak
semula dimaksudkan untuk kemaslahatan dan kepentingan umum. harta
yang dikelola oleh negara untuk kepentingan rakyatnya, seperti sumber
daya alam, laut, hutan, tanah, dan bumi dengan segala isinya termasuk
harta jenis ini harta ini. dan dikelola oleh negara untuk kesejahteraan
rakyatnya, serta tidak boleh dimiliki oleh seseorang untuk kepentingan
diri sendiri.