Proyek adalah kegiatan – kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber – sumber untuk mendapatkan keuntungan. Kegiatan – kegiatan tersebut dapat berbentuk investasi baru seperti pembangunan pabrik, pembuatan jalan raya atau kereta api, irigasi, bendungan, perkebunan, pembukaan hutan, dan sebagainya. Suatu proyek dapat diselenggarakan oleh instansi pemerintah, badan – badan swasta, atau orginasi – orginasi sosial maupun oleh perorangan
Sumber - sumber yang digunakan dalam pelaksanaan proyek dapat berbentuk barang – barang modal, tanah, bahan - bahan setengah jadi, bahan – bahan mentah, tenaga kerja, dan waktu. Sumber – sumber tersebut sebagian, sebagian atau seluruhnya, dapat dianggap sebagai barang atau jasa konsumsi yang dikorbankan dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh benefit yang lebih besar di masa yang akan datang
Benefit tersebut dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan kesempatan kerja, perbakan tingkat pendidikan atau kesehatan, dan perubahan / perbaikan suatu sistem atau struktur. Suatu proyek dapat dinyatakan berakhir bila sudah pasti atau diduga tidak memberikan benefit lagi.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan berarti bahwa baik sumber – sumber yang dipergunakan dalam satu proyek maupun hasil – hasil proyek tersebut dapat dipisahkan dari sumber – sumber yang dipergunakan dalam satu proyek maupun hasil – hasil proyek tersebut dapat dipisahkan dari sumber – sumber yang dipergunakan oleh dan hasil – hasil dari kegiatan yang lain.
Kegiatan yang dapat direncanakan berarti bahwa :
Baik biaya maupun hasil – hasil pokok dari proyek dapat dihitung atau diperkirakan; dan
Kegiatan – kegiatan dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan penggunnan sumber–sumber yang terbatas dapat diperoleh benefit yang sebesar mungkin.
Rancangan program kerja departemen dana dan usahanabila zarwan
Rangkuman program kerja Departemen Dana dan Usaha Permato Sumsel tahun 2013/2014 meliputi 8 kegiatan utama yaitu pembuatan berbagai macam baju untuk meningkatkan semangat dan identitas anggota, pengumpulan kertas bekas untuk daur ulang, serta penjualan makanan dan minuman pada acara-acara untuk menambah dana kas organisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan Logical Framework (logframe) dalam perencanaan program dan proyek. Logframe digunakan untuk menghubungkan kegiatan, hasil, tujuan, dan visi secara logis melalui indikator kinerja yang dapat diukur. Logframe membantu perencanaan, monitoring, dan evaluasi program dengan mengidentifikasi asumsi-asumsi dan risiko-risiko proyek.
Monitoring dan evaluasi proyek bertujuan untuk mengawasi kemajuan proyek, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi pencapaian tujuan proyek untuk perbaikan. Monitoring meliputi pengumpulan data secara teratur mengenai input, aktivitas, output, outcome, dan impact proyek. Evaluasi menilai capaian proyek secara keseluruhan dan memberikan umpan balik untuk perencanaan proyek berikutnya. Partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyediakan akses air minum dan sanitasi yang layak bagi seluruh penduduk pada tahun 2024 melalui program Pamsimas. Program ini dijalankan secara berbasis masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sarana air minum dan sanitasi. Kemendagri, Kemendesa PDTT, KemenPUPR dan kementerian lain bekerja sama dalam melaksanakan program ini sesuai tugas masing-masing
Rancangan program kerja departemen dana dan usahanabila zarwan
Rangkuman program kerja Departemen Dana dan Usaha Permato Sumsel tahun 2013/2014 meliputi 8 kegiatan utama yaitu pembuatan berbagai macam baju untuk meningkatkan semangat dan identitas anggota, pengumpulan kertas bekas untuk daur ulang, serta penjualan makanan dan minuman pada acara-acara untuk menambah dana kas organisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan Logical Framework (logframe) dalam perencanaan program dan proyek. Logframe digunakan untuk menghubungkan kegiatan, hasil, tujuan, dan visi secara logis melalui indikator kinerja yang dapat diukur. Logframe membantu perencanaan, monitoring, dan evaluasi program dengan mengidentifikasi asumsi-asumsi dan risiko-risiko proyek.
Monitoring dan evaluasi proyek bertujuan untuk mengawasi kemajuan proyek, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi pencapaian tujuan proyek untuk perbaikan. Monitoring meliputi pengumpulan data secara teratur mengenai input, aktivitas, output, outcome, dan impact proyek. Evaluasi menilai capaian proyek secara keseluruhan dan memberikan umpan balik untuk perencanaan proyek berikutnya. Partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyediakan akses air minum dan sanitasi yang layak bagi seluruh penduduk pada tahun 2024 melalui program Pamsimas. Program ini dijalankan secara berbasis masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sarana air minum dan sanitasi. Kemendagri, Kemendesa PDTT, KemenPUPR dan kementerian lain bekerja sama dalam melaksanakan program ini sesuai tugas masing-masing
Dokumen tersebut membahas berbagai analisis kelayakan usaha seperti Break Event Point (BEP), Payback Periode (PBP), Return on Investment (ROI), Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan Cash Flow (Arus Kas) beserta contoh-contoh penerapannya dalam menentukan kelayakan suatu usaha.
Paragraf pertama menjelaskan konsep keuangan daerah sesuai peraturan pemerintah dan mencakup hak dan kewajiban daerah. Paragraf berikutnya menjelaskan pendapatan daerah terdiri dari PAD, dana perimbangan, dan sumber lain seperti hibah. Paragraf terakhir menjelaskan belanja daerah mencakup belanja wajib, pilihan, organisasi, dan kelompok belanja seperti pegawai dan bunga.
[Ringkasan]
Logframe merupakan pendekatan untuk merencanakan program secara sistematis dan logis melalui beberapa tahapan seperti analisis stakeholder, analisis masalah, penetapan tujuan, dan pemilihan strategi. Hasilnya berupa matriks logframe yang terdiri atas empat elemen yaitu tujuan, sasaran, keluaran, dan kegiatan serta indikator, sumber verifikasi, dan asumsi untuk masing-masing elemen. Logframe berguna untuk perencanaan, monitoring, dan evalu
Dokumen tersebut membahas tentang tugas kelompok mengenai bank dan lembaga keuangan lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian bank umum, fungsi-fungsi bank umum seperti penciptaan uang, mendukung mekanisme pembayaran, dan penghimpunan dana simpanan, kegiatan bank umum seperti menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa-jasa lainnya.
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...Oswar Mungkasa
Buku ini membahas inovasi dan praktik terbaik dalam pembangunan air minum dan sanitasi di enam kabupaten/kota dan lima komunitas di Indonesia yang meraih penghargaan AMPL Award 2011."
Dokumen tersebut membahas kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, dan lokal yang terkait dengan RTRW, RPJM, dan rencana-rencana sektoral. Dibahas dasar hukum dan ruang lingkup perencanaan pembangunan nasional berdasarkan UU No. 25/2004. Juga dibahas perbedaan dan keterkaitan antara perencanaan nasional, wilayah, dan kota serta pentingnya memadukan pendek
Manajemen lahan berpengaruh terhadap pendayagunaan dan pengelolaan lahan. Manajemen lahan meliputi pengertian, jenis (pengadaan, pemanfaatan, pengendalian), dan konsep (land consolidation, land acquisition, land sharing, land pooling, land banking, transfer of development right). Studi kasus menunjukkan pentingnya manajemen lahan untuk kepentingan umum.
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi kebijakan spasial. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan spasial bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas kebijakan, mengetahui apakah kebijakan berhasil atau gagal, dan memberikan masukan untuk pengambilan kebijakan di masa depan. Evaluasi melibatkan pengumpulan data dan informasi untuk menilai pencapaian tujuan kebij
Perencanaan di Australia telah berkembang sejak masa kolonial hingga menjadi sistem perencanaan modern yang terkoordinasi. Perencanaan di Australia menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan iklim, keragaman sosial budaya, dan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan lingkungan dan keadilan sosial.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Makalah ini membahas tentang ekonomi teknik dengan fokus pada aliran kas dan penyusunan aliran kas. Aliran kas merupakan pemasukan dan pengeluaran kas yang mengubah kondisi kas suatu proyek atau perusahaan setiap periode. Diagram aliran kas digunakan untuk menggambarkan aliran kas masuk dan keluar pada setiap periode selama siklus hidup proyek atau bisnis. Penyusunan alir
Makalah ini membahas tentang kumpulan materi manajemen strategik yang mencakup formulasi strategi, analisis situasi internal dan eksternal perusahaan, implementasi dan pengawasan strategi, etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan, serta pengendalian dan evaluasi strategi."
Dokumen tersebut membahas berbagai analisis kelayakan usaha seperti Break Event Point (BEP), Payback Periode (PBP), Return on Investment (ROI), Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan Cash Flow (Arus Kas) beserta contoh-contoh penerapannya dalam menentukan kelayakan suatu usaha.
Paragraf pertama menjelaskan konsep keuangan daerah sesuai peraturan pemerintah dan mencakup hak dan kewajiban daerah. Paragraf berikutnya menjelaskan pendapatan daerah terdiri dari PAD, dana perimbangan, dan sumber lain seperti hibah. Paragraf terakhir menjelaskan belanja daerah mencakup belanja wajib, pilihan, organisasi, dan kelompok belanja seperti pegawai dan bunga.
[Ringkasan]
Logframe merupakan pendekatan untuk merencanakan program secara sistematis dan logis melalui beberapa tahapan seperti analisis stakeholder, analisis masalah, penetapan tujuan, dan pemilihan strategi. Hasilnya berupa matriks logframe yang terdiri atas empat elemen yaitu tujuan, sasaran, keluaran, dan kegiatan serta indikator, sumber verifikasi, dan asumsi untuk masing-masing elemen. Logframe berguna untuk perencanaan, monitoring, dan evalu
Dokumen tersebut membahas tentang tugas kelompok mengenai bank dan lembaga keuangan lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian bank umum, fungsi-fungsi bank umum seperti penciptaan uang, mendukung mekanisme pembayaran, dan penghimpunan dana simpanan, kegiatan bank umum seperti menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa-jasa lainnya.
Inovasi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia. Pembelajaran dari Ki...Oswar Mungkasa
Buku ini membahas inovasi dan praktik terbaik dalam pembangunan air minum dan sanitasi di enam kabupaten/kota dan lima komunitas di Indonesia yang meraih penghargaan AMPL Award 2011."
Dokumen tersebut membahas kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, dan lokal yang terkait dengan RTRW, RPJM, dan rencana-rencana sektoral. Dibahas dasar hukum dan ruang lingkup perencanaan pembangunan nasional berdasarkan UU No. 25/2004. Juga dibahas perbedaan dan keterkaitan antara perencanaan nasional, wilayah, dan kota serta pentingnya memadukan pendek
Manajemen lahan berpengaruh terhadap pendayagunaan dan pengelolaan lahan. Manajemen lahan meliputi pengertian, jenis (pengadaan, pemanfaatan, pengendalian), dan konsep (land consolidation, land acquisition, land sharing, land pooling, land banking, transfer of development right). Studi kasus menunjukkan pentingnya manajemen lahan untuk kepentingan umum.
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi kebijakan spasial. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan spasial bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas kebijakan, mengetahui apakah kebijakan berhasil atau gagal, dan memberikan masukan untuk pengambilan kebijakan di masa depan. Evaluasi melibatkan pengumpulan data dan informasi untuk menilai pencapaian tujuan kebij
Perencanaan di Australia telah berkembang sejak masa kolonial hingga menjadi sistem perencanaan modern yang terkoordinasi. Perencanaan di Australia menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan iklim, keragaman sosial budaya, dan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan lingkungan dan keadilan sosial.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Makalah ini membahas tentang ekonomi teknik dengan fokus pada aliran kas dan penyusunan aliran kas. Aliran kas merupakan pemasukan dan pengeluaran kas yang mengubah kondisi kas suatu proyek atau perusahaan setiap periode. Diagram aliran kas digunakan untuk menggambarkan aliran kas masuk dan keluar pada setiap periode selama siklus hidup proyek atau bisnis. Penyusunan alir
Makalah ini membahas tentang kumpulan materi manajemen strategik yang mencakup formulasi strategi, analisis situasi internal dan eksternal perusahaan, implementasi dan pengawasan strategi, etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan, serta pengendalian dan evaluasi strategi."
Yuliawati 11150293 5 x tugas makalah (2)yuliawati as
Makalah ini membahas tentang kumpulan materi manajemen strategik yang mencakup beberapa pokok bahasan seperti formulasi strategi, analisis situasi perusahaan, implementasi dan pengawasan strategi, etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan, serta pengendalian dan evaluasi strategi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategik dengan tujuan untuk memahami konsep dasar manajemen strategik.
Makalah ini membahas tentang manajemen stratejik yang meliputi proses formulasi strategi dengan menganalisis situasi internal dan eksternal perusahaan. Proses ini dimulai dari pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman, analisis kekuatan dan kelemahan, hingga pengembangan alternatif strategi dan penetapan strategi yang akan diimplementasikan.
Makalah ini membahas tentang manajemen sumber daya manusia (MSDM) stratejik, meliputi analisis pekerjaan, perencanaan SDM, analisis kebutuhan SDM, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karir, kompensasi, serta hubungan SDM dengan agribisnis."
Pemerintah Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, bersama- sama dengan Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan urusan pemerintahan desa. Kedudukan Pemerintah Desa tersebut menenmpatkan Pemerintah desa sebagai penyelenggara utama tugas- tugas pemerintahan desa dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan pembanguna masyarakat desa.
Makalah ini membahas tentang ekonomi teknik dan proses pengambilan keputusan dalam konteks teknik elektro. Ruang lingkup ekonomi teknik meliputi evaluasi biaya-manfaat dari proyek teknik, sedangkan proses pengambilan keputusan meliputi identifikasi masalah, pengumpulan informasi, perumusan alternatif, evaluasi, dan pemilihan alternatif terbaik. Ekonomi teknik penting dalam teknik elektro untuk men
Pengertian Study Kelayakan Proyek (PROJECT FEASIBILITY STUDY)Kanaidi ken
Studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan mempertimbangkan manfaat finansial, ekonomi, dan sosial proyek. Proses studi kelayakan meliputi pengumpulan data, analisis data, dan rekomendasi untuk mengambil keputusan apakah proyek layak dilaksanakan atau dibatalkan. Intensitas studi kelayakan dipengaruhi oleh besar kecilnya pro
Makalah ini membahas tentang manajemen strategi dengan menjelaskan beberapa poin penting seperti formulasi strategi, analisis situasi internal dan eksternal perusahaan, implementasi strategi, tanggung jawab sosial perusahaan, serta pengendalian dan evaluasi strategi."
Dokumen tersebut membahas tentang tata kelola pembangunan daerah dan peran institusi serta mekanisme pelaksanaannya. Ia menjelaskan pengertian good governance menurut World Bank, karakteristiknya, ciri-cirinya, peran institusi seperti Bappeda, SKPD, inspektorat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, serta mekanisme pelaksanaan pembangunan daerah. Dokumen berakhir dengan kesimpulan bahwa good
Dokumen tersebut membahas tentang tata kelola pembangunan daerah dan peran institusi serta mekanisme pelaksanaannya. Ia menjelaskan pengertian good governance menurut World Bank, karakteristiknya, ciri-cirinya, peran institusi seperti Bappeda, SKPD, inspektorat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, serta mekanisme pelaksanaan pembangunan daerah secara umum.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep manajemen lahan seperti konsolidasi lahan, land sharing, land acquisition, land pooling, land banking, dan transfer of development rights. Juga membahas tahapan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan studi kasus pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol di Kabupaten Semarang.
Rencana ini membahas pengembangan kawasan Koridor Jalan Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) dengan fokus pada penggunaan lahan, massa bangunan, sirkulasi, ruang terbuka hijau, dan elemen-elemen pembentuk citra kota. Beberapa rencana kunci meliputi pembangunan perumahan, perdagangan, dan fasilitas umum di sepanjang koridor serta perbaikan infrastruktur untuk pejalan kaki dan transportasi.
Pertambahan jumlah yang penduduk yang terus meningkat menjadi penyebab tingginya tekanan penduduk terhadap daya dukung lahan.
Sebagian besar memanfaatkan lahan sebagai permukiman tanpa memperhatikan aspek kelestarian alam.
Dengan demikian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puslitbangkim) merancang suatu pola pengelolaan DAS hulu yang berwawasan lingkungan, yaitu melalui model eco-settlements.
Dokumen ini membahas kenaikan harga lahan di Jalan Gajah Mada Semarang akibat semakin berkembangnya aktivitas komersial di kawasan tersebut. Harga lahan yang pada 1990-an berkisar Rp5 juta/m2 meningkat menjadi puluhan juta rupiah pada 2011 lantaran lokasinya yang strategis dekat Simpang Lima dan semakin banyaknya bisnis yang bermunculan. Tingkat aktivitas perdagangan yang semakin ramai di koridor jalan
Kota merupakan sebuah wilayah yang mempunyai penduduk relatif besar, luas area terbatas, pada umumnya bersifat non-agraris dengan kepadatan penduduk relatif tinggi (Kamus Tata Ruang). Jumlah penduduk di kota-kota besar salah satunya Kota Surabaya terus meningkat, salah satu faktor yang meyebabkan jumlah penduduk terus meningkat di Kota Surabaya adalah karena urbanisasi dari desa/kota-kota kecil ke Kota Surabaya dengan alasan untuk mencari pekerjaan. Banyaknya urbanisasi dari desa/kota-kota kecil ke Surabaya menyebabkan banyak keinginan penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mall adalah salah satu pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai macam barang yang dijual sehingga konsumen berbondong-bondong datang kesana.
Banyaknya pembangunan mall di Kota Surabaya terkadang tidak disertai dengan ijin analisis dampak lalu lintas (andalalin). Padahal analisis dampak lalu lintas sangat penting dilakukan ketika mall tersebut dibangun agar tidak terjadi kemacetan yang disebabkan oleh kendaraan yang masuk dan keluar dari mall tersebut. Grand City adalah salah satu mall di Kota Surabaya yang terletak di kawasan Surabaya Pusat yang ketika pendirian mall tersebut tidak mengkaji analisis dampak lalu lintas (andalalin) dan seharusnya pendirian mall grand city mengkaji adanya andalalin atau mengikuti regulasi yang telah ditetapkan karena jika terjadi penyimpangan atau pelanggaran, dampak yang ditimbulkan besar yang dapat menimbulkan kerugian di berbagai pihak dan juga kerusakan lingkungan.
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas analisis keuangan dalam proses pembiayaan pembangunan. Terdapat beberapa kriteria investasi yang digunakan seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio, dan Gross Benefit-Cost Ratio untuk menilai kelayakan suatu proyek pembangunan. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan formulasi, implementasi, operasi, dan evaluasi dari suatu proyek pembangunan.
Landasan dari teori lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi. Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan baik yang berada diatasnya maupun dibawahnya. Lokasi menggambarkan posisi dalam ruang tersebut (dapat ditentukan bujur dan lintangnya).
Teori lokasi mempelajari analisa keruangan dan aplikasinya yang dapat dipahami melalui hubungan politis dan ekonomis antara satu daerah dengan daerah yang lain, bentuk hubungan sosial ekonomi serta dapat memahami bagaimana bagaimana suatu daerah-daerah berkembang berhubungan dengan daerah yang lain. Analisis pola keruangan yang ada dalam suatu regional wilayah.
Teori lokasi adalah ilmu yang yang menyelidiki tata ruang (spatial order) dengan kegitan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Dalam mempelajari lokasi berbagai kegitan, ahli ekonomi regional atau geografi terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar dan kondisinya disemua arah adalah sama. Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan ‘gangguan’ ketika manusia berhubungan atau berpegian dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu hal yang banyak dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi kelokasi lainnya.
Dalam penentuan lokasi permukiman, dibutuhkan analisis dengan metode yang tepat agar lokasi tersebut optimal. Penentuan lokasi permukiman ini perlu memperhatikan aspek-aspek yang terdapat di dalamnya. Aspek tersebut dapat disebut sebagai satuan permukiman. Adapun syarat dari satuan permukiman antara lain adanya lokasi (lahan) dengan lingkungan dan sumber daya yang mendukung, adanya kelompok manusia (masyarakat), sumber daya buatan, dan terdapat fungsi kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Teori Christaller (1993) menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya dalam satu wilayah. Bunyi teori Cristaller adalah jika persebaran penduduk dan daya beli sama baiknya dengan bentang alam, sumber daya, dan fasilitas transportasinya semuanya berjalan seragam, lalu pusat-pusat permukiman menyediakan layanan yang sama besar, maka hal tersebut akan membentuk kesamaan jarak antara satu pusat permukiman lainnya.
Teori Central Place Christaller dan Losch membahas distribusi pusat-pusat permukiman dalam ruang dengan mempertimbangkan faktor range dan threshold. Teori ini menjelaskan pola pembentukan hierarki permukiman berdasarkan tingkat layanan yang ditawarkan."
Perkembangan klaster industri digambarkan sebagai suatu siklus hidup klaster industri. Siklus hidup klaster merupakan sesuatu hal yang mulai menjadi prioritas untuk dipelajari saat ini (Bergman, 2008). Semenjak tahun 1998 hingga sekarang, telah banyak penelitian dilakukan untuk mempelajari dinamika klaster dengan tujuan mencari bagaimana bentuk siklus hidup klaster (Maskell & Kebir, 2005). Penelitian tersebut dilakukan untuk melakukan identifikasi karakteristik serta kebijakan dan strategi yang diberikan dalam tiap tahapan perkembangan klaster. Selain itu, penelitian dilakukan dengan mempelajari kondisi nyata yang terjadi pada klaster yang telah dikembangkan. Hal itu dilakukan untuk menjawab mengapa klaster-klaster dengan kondisi awal yang sama ketika terbentuk, tetapi hasil perkembangannya dapat jauh berbeda (Bergman, 2008). Kemungkinan hasil perkembangan yang dapat terjadi yaitu terdapat klaster yang berkembang dengan pesat sedangkan lainnya justru mengalami penurunan kinerja bahkan dapat mengalami kegagalan.
Penelitian untuk mengidentifikasi siklus hidup klaster telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan pendekatan yang berbeda-beda ((Swann, 2002); (Brenner, 2004); (Maskell & Kebir, 2005); (Bergman, 2008); (Menzel & Fornahl, 2009)). Brenner (2004) mengemukakan teori klaster serta teori siklus hidup klaster secara lengkap setelah melakukan identifikasi menyeluruh pada keseluruhan tahapan siklus hidup mulai dari entry, exit dan growth. Penelitian tersebut disempurnakan oleh Menzel (2009). Dalam penelitiannya, Menzel (2009) menggunakan pendekatan knowledge-based dalam menganalisa siklus hidup klaster. Penelitian tersebut berhasil menemukan penjelasan mengapa siklus hidup klaster berbeda dengan siklus hidup industri serta menemukan kemungkinan adanya tahap renewal setelah klaster mengalami tahap decline atau lock-in.
Kebanyakan penelitian yang telah dilakukan tersebut menggunakan obyek yaitu spontaneus cluster yang berada pada negara maju. Sedangkan penelitian tentang siklus hidup pada government driven cluster (klaster inisiasi pemerintah) yang biasanya banyak terdapat pada negara berkembang, masih sedikit dilakukan.
Telah diketahui bahwa klaster Industri di Indonesia secara dominan merupakan hasil inisiasi pemerintah (Depperin, 2008). Klaster industri telah menjadi suatu kebijakan pemerintah Indonesia dengan tujuan memperkuat struktur industri Indonesia semenjak tahun 2005 (Depperin, 2007). Tetapi dalam perkembangannya masih belum menunjukkan hasil positif yang signifikan memperkuat struktur industri.Dalam makalah ini penulis membahas tentang Klaster Industri dan Aglomerasi serta study kasus terkait Klaster dan Aglomerasi serta keterkaitan antara Klaster dan Aglomerasi dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Klaster industri dan aglomerasi industri merupakan konsentrasi geografis perusahaan dan institusi yang saling berhubungan pada sektor tertentu. Klaster industri mendorong industri untuk bersaing satu sama lain, sedangkan aglomerasi industri terjadi karena penghematan biaya akibat lokasi yang berdekatan. Suatu aglomerasi industri terdiri dari beberapa klaster industri dan memiliki skala serta keanekaragaman yang lebih besar dibanding klaster industri.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Konsep dasar analisis finansial
1. Konsep Dasar Analisis Finansial
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2014
Oleh :
Amiroh (3612100004)
Rizqia Mintarsih (3612100010)
Dinar Fitriasari (3612100016)
Amelia Puspasari (3612100019)
Hera Windy W (3612100023)
MK Pembiayaan Pembangunan
2. Analisis Dasar Finansial
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan makalah atau paper yang berjudul “Konsep
Dasar Analisis’’ dengan tepat waktu.
Makalah ini adalah bagian dari rangkaian dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Pembiayaan Pembangunan sebagai dasar ilmu perencanaan pembangunan.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman penulis
terhadap materi kuliah yang telah diberikan
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dan berkontribusi aktif dalam penyelesaian makalah ini dari awal hingga
selesai. Ucapan terima kasih yang sangat besar kami tujukan kepada dosen pembimbing
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan yang telah meluangkan waktu beliau guna
membimbing penulis dalam menyusun makalah ini.
Kesempurnaan hanyalah milik sang Maha Kuasa Allah SWT, maka dari itu sangat
kami butuhkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini agar lebih baik dan
bermanfaat kedepannya serta dapat dijadikan suatu referensi dalam mengatasi polemik
permasalahan pembiayaan pembangunan.
Surabaya, November 2014
Penyusun
3. Analisis Dasar Finansial
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1
1.3. Sistematika Penulisan .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................2
2.1. Penyusunan Perkiraan Finansial .............................................................................6
2.1.1. Perhitungan Rugi Laba ....................................................................................7
2.1.2. Neraca..............................................................................................................9
2.1.3. Penyusunan Arus Benefit dan Biaya ...............................................................9
2.2. Social Opportunity Cost of Capital dan Discounting Dalam Analisis Benefit Cost
9
2.2.1. Patokan Lokasi Sumber Daya..........................................................................9
2.2.2. Time value of money dan social opportunity cost faktor produksi ...............10
2.2.3. Bunga dan Rate of return atas Investasi ........................................................10
2.2.4. Pola-pola Pengembalian/pemberikan Benefit Investasi ................................10
2.2.5. Nilai sekarang dan Nilai masa depan (Present dan Future Value) atas benefit
11
2.3. Penggunaan Kriteria Investasi dalam Pemilihan Alternatif Investasi...................11
2.3.1. Keuntungan dan Kelemahan Kriteria NPV dalam Pengurutan Peluang-
peluang Investasi .........................................................................................................11
2.3.2. Perbandingan Net B/C dengan NPV sebagai Kriteria Investasi ....................12
2.3.3. Perbandingan IRR dengan NPV dan Net B/C ...............................................13
2.4. Kriteria Investasi...................................................................................................15
2.4.1. Net Present Value (NPV) dari arus benefit dan biaya ...................................16
2.4.2. Internal Rate Of Return (IRR) .......................................................................16
2.4.3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)..................................................................17
2.4.4. Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) ..........................................................17
2.4.5. Profitability Ratio (PV’/K) ............................................................................18
BAB III PENUTUP .............................................................................................................18
3.1. Kesimpulan ...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18
4. Analisis Dasar Finansial
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proyek adalah kegiatan – kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan
dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber – sumber untuk
mendapatkan keuntungan. Kegiatan – kegiatan tersebut dapat berbentuk investasi baru
seperti pembangunan pabrik, pembuatan jalan raya atau kereta api, irigasi, bendungan,
perkebunan, pembukaan hutan, dan sebagainya. Suatu proyek dapat diselenggarakan
oleh instansi pemerintah, badan – badan swasta, atau orginasi – orginasi sosial maupun
oleh perorangan
Sumber - sumber yang digunakan dalam pelaksanaan proyek dapat berbentuk
barang – barang modal, tanah, bahan - bahan setengah jadi, bahan – bahan mentah,
tenaga kerja, dan waktu. Sumber – sumber tersebut sebagian, sebagian atau seluruhnya,
dapat dianggap sebagai barang atau jasa konsumsi yang dikorbankan dari penggunaan
masa sekarang untuk memperoleh benefit yang lebih besar di masa yang akan datang
Benefit tersebut dapat berbentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, penambahan
kesempatan kerja, perbakan tingkat pendidikan atau kesehatan, dan perubahan /
perbaikan suatu sistem atau struktur. Suatu proyek dapat dinyatakan berakhir bila sudah
pasti atau diduga tidak memberikan benefit lagi.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan berarti bahwa
baik sumber – sumber yang dipergunakan dalam satu proyek maupun hasil – hasil proyek
tersebut dapat dipisahkan dari sumber – sumber yang dipergunakan dalam satu proyek
maupun hasil – hasil proyek tersebut dapat dipisahkan dari sumber – sumber yang
dipergunakan oleh dan hasil – hasil dari kegiatan yang lain.
Kegiatan yang dapat direncanakan berarti bahwa :
Baik biaya maupun hasil – hasil pokok dari proyek dapat dihitung atau
diperkirakan; dan
Kegiatan – kegiatan dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan
penggunnan sumber–sumber yang terbatas dapat diperoleh benefit yang sebesar
mungkin.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Analisis Finansial” adalah
untuk memahami konsep dasar analisis finansial dalam melakukan pembiayaan
pembangunan.
5. Analisis Dasar Finansial
2
1.3. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Analisis Finansial” ini memiliki
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang dari
makalah ini, tujuan penulisan dari makalah ini, serta sistematika penulisan dari makalah
ini.
BAB II merupakan bab review literatur. Pada bab ini membahas tentang review
literatur yang digunakan dalam makalah ini.
BAB III merupakan bab penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, dan
saran.
BAB II PEMBAHASAN
Gambar 1. Siklus Proyek
Dari bagan diatas, dapat dilihat bahwa siklus suatu proyek dimulai dengan adanya
suatu gagasan pengusulan yang umumnya bersumber dari :
1. Para pemimpin masyarakat setempat
2. Para tenaga teknis
3. Para perintis pembangunan, seperti bank pembangunan, dan
4. Usulan program – program yang telah ada
Terhadap gagasan proyek yang muncul tersebut, perlu diteliti terlebih dahulu apa
yang menjadi motivasinya. Motivasi gagasan pengusulan suatu proyek biasanya dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
Identifikasi
I
Formulasi
(Persiapan)
II
Analisis
(Appraisal)
Implement
asi
(Supervisi)
IV
Operasi V
EvaluasiIV
6. Analisis Dasar Finansial
3
Gagasan yang motivasinya untuk mendapatkan keuntungan dari suatu invesasi
bagi si investor, dan
Gagasan yang motivasinya untuk manfaat atau kegunaan bagi masyarakat banya
seperti tersedianya lapangan kerja, perbaikan kesehatan, dan peningkatan
kecerdasan.
Apapun, motivasinya, setiap proyek pasti melalui enam tahapan sebagaimana
dapat dilihat dari siklus di atas.
Tahap pertama dalam pelaksanaan proyek adalah dilakukan identifikasi, dilakukan
untuk menentukan calon – calon proyek yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan.
Dilihat apakah proyek tersebut masuk sektor yang diprioritaskan, apakah
menguntungkan, dan apakah ada bantuan dari pemerintah atau tidak.
Selanjutnya, tahap formulasi, yaitu mengadakan persiapan dengan melakukan
prastudi kelayakan dengan meneliti sejauh mana calon – calon proyek tersebut dapat
dilaksanakan menurut aspek – aspek teknis, institusional, sosial, dan eksternalitas.
Studi kelayakan proyek yang ideal akan berisi laporan perihal :
a. Ringkasan proyek
b. Studi teknis
c. Studi pemasaran
d. Studi manajemen / orginasasi
e. Studi finansial
f. Studi sosial ekonomi
Tahap ketiga, adalah analisis untuk mengadakan evaluasi terhadap laporan –
laporan studi kelayakan yang ada. Studi yang ada dianalisis untuk memilih yang terbaik
diantara berbagai alternative proyek yang ada, berdasarakan suatu ukuran tertentu.
Selanjutnya, yaitu tahap pelaksanaan proyek atau biasa disebut implementasi.
Dalam tahap ini, tanggung jawab utama dari para perencana serta penilaian proyek
adalah mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan fisik proyek agar
sesuai dengan final design – nya
Tahap kelima adalah operasi proyek. Pada tahap ini, perlu dipertimbangkan
metode – metode pembuatan laporan atas pelaksanaan operasinya. Laporan – laporan
tersebut diperlukan untuk tahap selanjutnya.
Tahap terakhir, adalah evaluasi hasil. Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi atas
hasil – hasil pelaksanaan serta operasi proyek, berdasarkan laporan – laporan yang
masuk pada tahap – tahap sebelumnya. Di sini diperbandingkan antara apa yang
direncanakan dan hasil yang dicapai. Hasil evaluasi ini diperlakukan untuk mengadakan
perbaikan bagi proyek – proyek berikutnya atau untuk mengembangkan gagasan baru
dalam memilih proyek – proyek baru
7. Analisis Dasar Finansial
4
Perlu dibedakan antara tahap evaluasi ex post, yaitu setelah dan perihal
pelaksanaan serta operasi proyek, dengan analisis, evaluasi atau appraisal ex ante, yang
menyangkut keputusan tentang diterima tidaknya suatu proyek untuk dilaksanakan
nantinya.
Unsur – unsur kritis dalam formulasi proyek
Setelah dilakukan kajian mengenai calon – calon proyek, diadakan studi formulasi
atau persiapan untuk melihat sejauh mana calon proyek dapat dilaksanakan, dan sejauh
mana rintangan yang ada dapat menghambat pelaksanaan proyek tersebut. Studi yang
harus ada antara lain :
a. Aspek teknis.
Aspek teknis menyangkut masalah penyediaan sumber – sumber dan pemasaran
hasil – hasil produksi. Baik mengenai lokasi, prasarana dan sarana, aksesibilitasnya,
ketersediaan bahan – bahan mentah maupun bahan – bahan setengah jadi, dan sistem
pengangkutan yang ada.
b. Aspek institusional
Aspek ini menyangkut masalah – masalah oganisasi pemerintah dan masyarakat.
Misal, sejauh mana aparat pemerintah dan peraturan – peraturan yang ada dapat
memberikan kemudahan atau halangan dalam pelaksanaan proyek nantinya. Berlaku
seperti dalam pemberian izin hak guna tanah, izin bangunan, izin usaha, izin penggunaan
tenaga kerja (tenaga kerja asing, wanita, jam malam hari), syarat – syarat perkreditan,
faktor keamanan di tempat usaha dan pengiriman barang – barang, dan sebagainya
c. Aspek sosial
Pendirian proyek dapat mempunyai tujuan – tujuan sosial yang bersifat khusus.
Misalnya, dalam hal penyediaan kesempatan kerja dan akibat pemerataan pendapatan.
Proyek yang memberikan tambahan pendapatan bagi segolongan orang – orang miskin
dapat dianggap lebih bermanfaat daripada proyek yang memberikan tambahan
pendapatan yang sama besarnya bagi segolongan orang – orang yang sudah kaya
d. Eksternalitas
Salah satu contoh dari aspek ini adalah mengenai proyek pembukaan jalan raya.
Proyek pembukaan jalan raya di muka suatu pabrik merupakan keuntungan tidak
langsung bagi pemilik pabrik tersebut. Sebaliknya, bagi seorang penghuni rumah, proyek
pembukaan jalan raya di depan rumah itu dapat merupakan kerugian tidak langsung
karena mengakibatkan suara rebut, polusi, dan menganggu keselamatan anak – anak
Tujuan serta kriteria analisis proyek
8. Analisis Dasar Finansial
5
Ada dua macam hal yang sering terjadi dalam pelaksanaan proyek, antara lain :
Sumber – sumber bersifat langka
Kegiatan – kegiatan yang berbeda atau kegiatan – kegiatan yang sama dalam
lingkungan yang berbeda dapat pula memberikan hasil – hasil yang berbeda.
Dari berbagai peluang investasi yang terbuka dengan tingkat keuntungan atau
kemanfaatan yang berbeda, baik pengusaha swasta maupun instansi pemerintah akan
memilih proyek yang memberikan keuntungan atau kemanfaatan yang paling besar dari
sudut pandangnya. Sehingga tujuan analisis proyek adalah untuk :
a. Mengetahui tingkat keuntunan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu
proyek
b. Sejalan dengan menghindari pemborosan sumber – sumber, yaitu dengan
menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan
c. Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat
memilih alternative proyek yang paling menguntungkan, dan
d. Sejalan dengan menentukan prioritas investasi.
Analisis privat dan analisis ekonomi atau sosial
Pada dasarnya, perhitungan dalam analisis privat dan analisis ekonomi berbeda
menurut lima hal, yaitu :
a. Harga
Dalam analisis privat, kita menggunakan harga – harga pasar baik untuk sumber –
sumber yang dipergunakan dalam produksi maupun untuk hasil – hasil produksi dari
proyek, sedangkan dalam analisis ekonomi, kita menggunakan shadow prices atau
accounting prices.
b. Pajak
Dalam analisis privat, pajak adalah biaya yang dibayarkan kepada instansi
pemerintah. Dengan kata lain, pajak harus dikurangkan dari benefit. Sebaliknya, dalam
analisis ekonomi, pajak merupakan transfer, yaitu bagian dari benefit proyek yang
diserahkan kepada pemerintah, jadi tidak dikurangi benefit
c. Subsidi
Subsidi adalah transfer yang perhitungannya merupakan kebalikan dari pajak.
Dalam analisis privat, penerimaan subsidi berarti pengurangan biaya yang harus
ditanggung oleh si pemilik proyek. Oleh sebab itu, subsidi mengurangi biaya. Dalam
analisis ekonomi, subsidi dianggap sebagai sumber – sumber yang dialihkan dari
masyarakat untuk digunakan dalam proyek.
d. Biaya investasi dan pelunasan pinjaman
9. Analisis Dasar Finansial
6
Dalam analisis privat, yang tergolong biaya investasi pada tahap permulaan
proyek hanyalah yang dibiayai dengan modal saham si penanam modal sendiri.
Sedangkan dalam analisis ekonomi, dengan satu pengecualian, seluruh biaya investasi,
apaka dibiaya dengan modal yang dihimpun dari dalam ataupun luar negeri, dengan
modal saham atau pinjaman, dianggap sebagai biaya proyek pada saat dikeluarkannya.
e. Bunga
Seperti halnya pelunasan pinjaman tadi, dalam analisis privat, bunga atas
pinjaman, dari dalam atau luar negeri, merupakan biaya proyek. Bunga atas modal
sendiri , atau dengan kata lain, modal bukan pinjaman yang ditanamkan dalam proyek,
dianggap sebagai bagian dari benefit yang diterima si penanam modal atas investasi
modal tersebut. Sedangkan dalam analisis ekonomi, biaya yang dihitung adalah biaya
investasi pada waktu investasi itu dilaksanakan. biaya yang dihitung adalah biaya
investasi pada waktu investasi itu dilaksanakan. Pembayaran bunga dari pendapatan
yang timbul, karena adanya kegiatan operasi hanyalah merupakan transfer payment dari
satu pihak ke pihak yang lain
Benefit dan biaya proyek
Dalam rangka perhitungan benefit dan biaya, maka dalam analisis privat
dipergunakan harga – harga pasar, sedangkan dalam analisis ekonomi, dipergunakan
shadow prices. Sebagai patokan dalam analisis ekonomi, ialah bahwa apa sajayang
secara langsung atau tidak langsung menambah konsumsi barang – barang atau jasa –
jasa sehubungan dengan proyek, kita golongan sebagai benefit proyek. Sebaliknya, apa
saja yang mengurangi persediaan barang – barang atau jasa – jasa konsumsi baik
secara langsung maupun tidak langsung sehubungan dengan proyek, kita golongkan
sebagai proyek. Produk maupun jasa merupakan contoh yang disebut sebagai goods
oleh para ekonom, dan jika jumlah barang bertambah berarti kemakmuran seseorang pun
meningkat. Pengurangan penggunaan input sama artinya dengan adanya peningkatan
konsumsi apabila sumber – sumber tersebut dapat dipergunakan untuk keperluan
lainnya.
2.1. Penyusunan Perkiraan Finansial
Analisis finansial dalam kerangka evaluasi proyek lebih bersifat analisis tentang
arus dana. Dana investasi bagi suatu perusahaan akan bersumber dari perusahaan itu
sendiri yang berupa dana penyusutan dan laba yang ditahan, dan dari luar perusahaan
yang dapat berupa kredit bank, penjualan saham, penjualan obligasi, dan sebagainya.
Sebagai alat untuk mempelajari arus dana, kita mengenal dua jenis perkiraan, yaitu
perhitungan rugi-laba dan neraca. Selain itu masih ada beberapa perkiraan lain, yaitu
10. Analisis Dasar Finansial
7
perkiraan sumber dan penggunaan dana yang didasarkan pada hasil analisis arus dana
dari kedua perkiraan tersebut di atas.
2.1.1. Perhitungan Rugi Laba
Perhitungan arus dana usaha sebagai hasil investasi dilakukan melalui analisis
perkiraan perhitungan rugi-laba. Dalam perhitungan rugi-laba tergambar semua
penerimaan dan pengeluaran perusahaan selama jangka waktu tertentu yang biasanya
satu tahun. Baik yang berhubungan dengan produksi/kegiatan pokok perusahaan
maupun yang tidak, seperti penerimaan/pengeluaran bunga dan lain sebagainya.
Gambar berikut ini merupakan ilustrasi suatu pola dasar “Perhitungan Rugi-Laba”. Dari
gambar tersebut terlihat bahwa penerimaan yang diperoleh perusahaan akan terbagi
dalam.
a. Pajak penjualan yang mengalir langsung ke pemerintah
b. Penyusutan sebagai kompensasi biaya alat-alat produsi yang mengalir kembali ke
dalam perusahaan sebagian dana untuk penggantian alat-alat produksi atau
pelunasan utang.
c. Biaya eksploitasi dan pemeliharaan (sering disingkat menjadi E & P), termasuk
penyusutan. Biaya E & P lain, kecuali penyusutan, mengalir keluar perusahaan
berupa pembayaran upah kerja, bahan-bahan baku dan penolong, sewa fasilitas
atau peralatan, dll.
d. Bunga modal, yang akan mengalir keluar perusahaan kepada sumber kredit.
e. Pajak perseroan, yang akan mengalir keluar perusahaan kepada pemerintah,
yang dari segi perusahaan dianggap sejenis dengan pengeuaran dan biaya
lainnya.
f. Laba setelah pajak.
Penyusutan dan laba setelah pajak merupakan dana perusahaan yang berasal
dari sumber intern dan dikenal sebagai arus usaha hasil investasi (cashflow from
investment). Laba yang ditahan adalah sisa laba setelah pembayaran deviden, yang
ditanam kembali di dalam perusahaan untuk menambah modal.
11. Analisis Dasar Finansial
8
Gambar 2. Pola dasar perhitungan rugi-laba
Untuk tabel berikut ini memperlihatkan contoh sederhana perhitungan rugi-laba.
Berdasarkan data dalam tabel, kita dapat menghitung arus dana usaha (cashflow)
sebagai jumlah dari laba setelah pajak dan penyusutan, yaitu 220 + 60 = Rp. 280 juta.
12. Analisis Dasar Finansial
9
2.1.2. Neraca
Perhitungan sumber dan penggunaan dana dilakukan melalui analisis perubahan
dana pada neraca suatu perusahaan. Neraca menunjukkan posisi kekayaan perusahaan
pada suatu waktu tertentu; biasanya pada awal atau akhir tahun buku. Di sebelah debit
tercermin nilai aktiva dan di sebelah kredit tercermin nilai pasiva.
Pada umumnya, aktiva merupakan sumber daya ekonomis yang dimiliki oleh
perusahaan. Aktiva dapat berbentuk fisik seperti gedung, peralatan produksi, dan barang
dagangan, dan dapat merupakan hak atau klaim berharga seperti surat berharga dan
piutang usaha. Pasiva terdiri dari utang perusahaan kepada para kreditur, swasta
maupun pemerintah, dan ekuitas (modal) pemegang saham adalah sama dengan
keseluruhan nilai kekayaan perusahaan. Perubahan nilai kekayaan perusahaan pada
neraca, yang terjadi dari tahun ke tahun, mencerminkan perubahan sumber dan
penggunaan dana.
Perubahan yang terjadi pada aktiva dan pasiva mencerminkan masuk-keluar
dana. Pertambahan kewajiban dan utang, serta pertambahan pada modal dan cadangan
mencerminkan arus masuk dana. Pertambahan pada aktiva mencerminkan arus keluar
dana, sedangkan sebaliknya pengurangan pada kewajiban –kewajiban dan utang pun
mencerminkan arus keluar dana.
2.1.3. Penyusunan Arus Benefit dan Biaya
Dalam bagian ini akan diberikan ilustrasi tentang cara menghitung arus benefit
dan biaya sebuah proyek investasi di bidang industri (Proyek A) melalui penyusunan
perkiraan finansial. Data pokok yang diasumsikan/diramalkan dalam perencanaan proyek
adalah sebagai berikut.
Instansi pelaksana
Umur ekonomis proyek
Jumlah investasi tetap
Sumber-sumber pembiayaan (modal saham, modal pinjaman, jumlah
pembiayaan, dividen)
2.2. Social Opportunity Cost of Capital dan Discounting Dalam
Analisis Benefit Cost
2.2.1. Patokan Lokasi Sumber Daya
Inti evaluasi proyek di sektor pemerintahan adalah untuk menentukan
penggunaan sumber daya masyarakat yang akan dimaksimumkan kesejahteraan
nasional. Dalam pengembangannya, alokasi pembangunan ini memerlukan patokan
sebagai dasar penilaian.
13. Analisis Dasar Finansial
10
2.2.2. Time value of money dan social opportunity cost faktor produksi
Patokan dalam hal ini adalah membandingkan pengeluaran sumber-sumber yang
terjadi pada waktu sekarang atau selama tahun-tahun permulaan proyek, dengan benefit
yang baru akan diperoleh setelah melewati periode tertentu sampai dengan akhir umur
proyek. Yang menjadi alat utama dari tugas ini adalah gagasan social opportunity cost
adalah benefit yang dikorbankan karena sumber yang ada utama produksi.
2.2.3. Bunga dan Rate of return atas Investasi
Pengertian tentang tingkat rendemen (rate of return) adalah tingkat rendemen
tahunan, nilai penerimaan tersebut disesuaikan untuk mengukur rate of return yang
sebenarnya. Investasi memberikan rendemen tiap tahun dengan tingkat persentase
tertentu. Tatapi bentuk rendemen tidak selalu diwujudkan dalan bentuk penerimaan tiap
tahun yang langsung diperoleh penanam modal. Maka, jumlah yang tidak dibayarkan itu
secara otomatis ditanamkan dalam rate of return yang sama.
Contoh kasus misalnya rate of return tetap sebesar 15% modalnya Rp 1.000.000,
sedangdan rendemen tahun pertama Rp 150.000,- ditanamkan kembali. Maka rendemen
tahun kedua bersifat langsung dibayarkan ke penanam modal adalah 15% dari rendemen
tahun pertama (Rp 150.000,-). Jadi
Rumus :
Bt = Rate of return (%) x Modalnya (i)
B1=15% X Rp 1.000.000 = Rp 150.000
B2= 15% X (Rp 1.000.000 + Rp 150.000) = Rp 172.500
2.2.4. Pola-pola Pengembalian/pemberikan Benefit Investasi
Perhitungan rate of return didasarkan asumsi bahwa jumlah penerimaan tiap
tahun dialokasikan terlebih dahulu sebagai redemen atas nilai investasi (termasuk
redemen yang ditanamkan kembali). Perhitungan rate of return didasarkan atas asumsi
implisit bahwa jumlah penerimaan tiap tahun dialokasikan lebih dahulu sebagai
pembayaran rendemen atas nilai investasi (termasuk rendemen yang ditanamkan
kembali). Jika rete of return melebihi tingkat rendemen maka kelebihan itu dianggap
sebagai pengembalian modal investasi.
Berdasarkan assumsi tersebut,arus penerimaan sehubungan dengan suatu
proyek investasi dibagi menjadi 2 unsur, yaitu pembayaran redemen dan pengembalian
modal. Proyek investasi tersebut pola penerimaan benefitnya berbeda-beda. Ada 5 unsur
penerimaan arus benefit itu terdiri-dari :
1. Arus penerimaan rendemen yang sama tiap tahun tanpa penanaman kembali
2. Hanya satu kali penerimaan pada akhir umur proyek yang mencakup
pengembalian investasi dan seluruh rendemen
14. Analisis Dasar Finansial
11
3. Arus penerimaan yang sama besarnya tiap tahun (termasuk tahun ke-4, yang
mencakup pengembalian modal investasi dan pembayaran rendemen)
4. Arus penerimaan yang makin lama makin menurun, dan terdiri-dri pengembalian
modal investasi yang besarnya sama tiap tahun ditambah dengan rendeman
bagian investasi yang masih belum dikembalikan
5. Arus penerimaan benefit yang bervariasi secara acak sampai akhir umur proyek,
dengan ketentuan bahwa hanya penerimaan terakhirlah yang meliputi
pengembalian seluruh nilai investasi yang berlaku (termasuk rendemen yang
ditanamkan kembali).
Dalam rangka mempratekkan proyek evaluasi yang menunjukkan pola
pengeluaran atau penerimaan biasanya pertama dalam tahun-tahun permulaan biasanya
terjadi pengeluaran biaya dalam bentuk investasi modal dan belum ada penerrimaan
benefit. Kedua, tahun-tahun berikutnya jumlah benefit yang diterima dalam satu tahun
belum cukup untuk menutupi jumlah pengeluaran pada tahun yang sama. Ketiga, dalam
tahun-tahun terakhir , jumlah penerimaan benefit lebih besar daripada pengeluaran.
Benefit netto tiap tahun adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran.
2.2.5. Nilai sekarang dan Nilai masa depan (Present dan Future Value) atas
benefit
Rumus: :
PVB = Bt : (1+i)t
Keterangan :
PV = Jumlah yang harus ditanamkan pada saat sekarang (akhr tahun ke-nol) supaya
dapat emperoleh nilai Bt pada akhir tahun t apabila asumsi (i) investasi senilai PV
memberikan rate of return sebesar i (ii) rendemen tiap tahunnya secara otomatis
ditanamkan kembali dan memberikan rendemen i sampai tahun t.
2.3. Penggunaan Kriteria Investasi dalam Pemilihan Alternatif
Investasi
2.3.1. Keuntungan dan Kelemahan Kriteria NPV dalam Pengurutan Peluang-
peluang Investasi
Pada hakikatnya, melalui penilain sebuah pembangunan/proyek, dapat menarik
dua jenis kesimpulan. Pertama, melalui evaluasi proyek kita dapat mengetahui apakah
benefit netto lebih besar atau lebih kecil daripada benefit netto suatu peluang investasi
marjinal. Jika suatu proyek menghasilkan benefit netto yang lebih besar daripada benefit
netto proyek marjinal, pelaksanaanya dapat disetujui; jika lebih kecil, pelaksanaannya
15. Analisis Dasar Finansial
12
seharusnya ditolak. Jenis kesimpulan ini mendasari keputusan go/no-go (lanjut/tolak
proyek). Kedua, melalui proyek kita dapat menentuka urutan proyek dalam rangka
serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marjinal sedemikian rupa
sehingga proyek yang akan menghasilkan benefit yang lebih besar terletak pada urutan
yang paling atas.Dalam rangka mencari ukuran menyeluruh sebagai dasar
penerimaan/penolakan atau pengurutan suatu proyek, telah dikembangkan berbagai cara
yang dinamakan investment criteria atau criteria investasi.
Kemungkinan investasi di dalam urutan yang sama. Tetapi, ada kalanya urutan
berbagai kemungkinan itu berbeda menurut jenis criteria yang dipakai. Tidak satupun
criteria yang diterima secara universal sebagai yang paling bermanfaat dalam setiap
keadaan.Ketiga criteria pertama, yaitu NPV, IRR, dan Net B/C, lebih umum dipakai dan
dapat dipertanggungjawabka untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Masng-masing
criteria ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Oleh karena itu, si penilai proyek harus
memutuskan, mana criteria yang paling tepat dalam setiap keadaan. Sedangkan untuk
Gross B/C didasarkan atas salah pengertian tentang sifat dasar biaya, sehingga dapat
menyebabkan kekeliruan dalam penyusunan urutan peluang investasi.
Berikut ini kelima investment criteria yang paling terkenal: ketiga kriteria pertama
dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu, sedangkan yang
kedua terakhir terkena kritik dari segi teoritis.
1. Net present value dari pada arus benefit dan biaya (NPv)
2. Internal Rate of Return (IRR)
3. Net benefit – Cost Ratio(Net B/C)
4. Gross benefit – Cost Ratio (Gross B/C)
5. Profitability Ratio (PR)
2.3.2. Perbandingan Net B/C dengan NPV sebagai Kriteria Investasi
1. NPV (Net Present Value)
Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV
dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present value) dari
selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate terentu. NPV
merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost/biaya NPV merupakan
manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur pada tingkat suku bunga
tertentu. Dalam perhitungan NPV ini perlu kiranya ditentukan dengan tingkat suku bunga
saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari suatu
cash flow yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukan.
16. Analisis Dasar Finansial
13
Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima proyek
selama umur proyek pada tingkat discountfactor tertentu.
NPV merupakan selisih antara present value benefit dengan present value cost
Indikator :
NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan
NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana
TR=TC dalam bentuk present value.
2. NET B/C
Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV
negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang
diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau
gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya,
apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak
untuk dilaksanakan.
Rumus:
Indikator :
Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP)
2.3.3. Perbandingan IRR dengan NPV dan Net B/C
Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu
proyekmenghasilkan return (satuannya %). IRR ini merupakan tingkat discount rate yang
membuat NPV proyek = 0.Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase
keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur
kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR
Dimana:
NPV = Net Present Value
Bt = Present Value Benefit
Ct = Present Value Cost
i = diskon faktor
n = tahun (waktu)
n
t ti
CtBt
NPV
1 )1(
n
i
i
i
n
i
BN
BN
CNetB
1
1
)(
)(
/
17. Analisis Dasar Finansial
14
menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan
demikian untuk mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai
nilai NPV sama dengan nol.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka langkah-langkah perhitungan IRR
adalah sebagai berikut :
a. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha.
b. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0
c. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV
d. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0
maka kita pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh
NPV = 0
e. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai
memperoleh NPV yang negatif ( NPV < 0 )
f. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat
interpolasi antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan
negatif agar tercapai NPV = 0.
g. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi. Perhitungan IRR dgn
cara interpolasi
Jika diperoleh NPV +, maka carilah NPV – dgn cara meningkatkan discount faktornya.
Keterangan :
i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.
i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif.
Indikator IRR :
- Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) utk
dilaksanakan.
- Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tdk layak (not go) utk
dilaksanakan.
h. Hasil perhitungan IRR tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga
bank yang berlaku, jika IRR hasil perhitungan > bunga bank yang berlaku maka
proyek atau gagasan usaha tersebut layak untuk diusahakan.
Kriteria Investasi adalah suatu metode kelaikan proyek/pembangunan dimana di
dalamnya akan dipertimbangkan calon pembangunan/proyek. Apakah proyek itu
18. Analisis Dasar Finansial
15
menghasilkan benefit yang besar atau suatu proyek tersebut dapat dianjurkan untuk
dilaksanakan atau tidak dalam bentuk alternative-alternatif. Sehingga ke depannya
sebuah pembangunan akan lebih bermanfaat serta lebih efektif, karena setiap
proyek/pembangunan akan selalu memiliki korelasi yang signifikan antara kondisi social
masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.
2.4. Kriteria Investasi
Dalam pengambilan keputusan go/no go melalui penilaian proyek pengambilan
keputusan go/ no go ada 2 macam yaitu :
1. Di evaluasi proyek kita dapat mengetahui apakah benefit netto suatu proyek lebih
besar atau lebih kecil daripada benefit netto suatu peluang investasi marjinal.
Penentuan go/no go jika suatu proyek menghasilkan benefit netto yang lebih besar
daripada benefit netto proyek marjinal pelaksanaannya dapat disetujui. Tetapi jika
suatu proyek menghasilkan benefit netto yang lebih kecil daripada benefit netto proyek
marjinal pelaksanaannya tidak dapat disetujui.
2. Di evaluasi proyek kita dapat menentuka urutan berbagai proyek dalam serangkaian
peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marjinal, sehingga proyek yang
akan menghasilkan benefit yang lebih besar terletak pada urutan paling atas dalam
susunan proyek. Proyek dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Proyek-proyek yang mutually exclusive alternatives
Proyek Mutually exclusive alternatives adalah dua atau lebih proyek, apabila dalam
pelaksanaan salah satu di antaranya meniadakan kemungkinan pelaksanaan
proyek lannya. Adanya mutually exclusive alternatives disebabkan oleh :
Dana yang tersedia tidak cukup untuk membiayai lebih dari 1 peluang investasi
yang bersangkutan
Proyek-proyek yang menghasilkan jenis barang atau mencapai sasaran tertentu
yang sama.
b. Proyek-proyek yang bukan mutually exclusive alternatives
Apabila suatu proyek tidak merupakan alternative terhadap proyek yang lain, baik
dalam hal penggunaan sumber-sumber maupun pencapaian sasaran yang
diharapkan. Proyek ya g bukan mutually exclusive alternatives dapat juga
merupakan proyek-proyek yang saling melengkapi.
Dalam rangka mencari ukuran yang meyeluruh sebagai dasar
penerimaan/penolakan atau pengurutan suatu proyek, telah dikembangkan berbagai cara
yang dinamakan kriteria investasi. Kriteria investasi yang umum kenal ada 5 kriteria,
19. Analisis Dasar Finansial
16
Setiap kriteria ini mempergunakan peritungan nilai sekarang (present Value) atas arus
benefit dan biaya selama umur proyek, yaitu :
2.4.1. Net Present Value (NPV) dari arus benefit dan biaya
NPV suatu proyek adalah selesih present value arus benefit dengan present value
arus biaya. Rumus NPV adalah sebagai berikut :
NPV =∑ 𝑛
𝑖=0
𝐵𝑡
(1=i) 𝑡
− ∑ 𝑛
𝑖=0
𝐶𝑡
(1=i) 𝑡
+ = ∑ 𝑛
𝑖=0
𝐵𝑡− 𝐶𝑡
(1=i)𝑡
Keterangan :
Bt : Benefit social bruto proyek pada tahun t, yang terdiri dari segala jenis penerimaan
atau keuntungan non finansial yang diterima atau dirasakan oleh penyelenggara
proyek dalam tahun t.
Ct : Biaya social bruto sehubungan dengan proyek pada tahun t, termasuk segala jenis
pengeluaran baik yang bersifat modal maupun yang rutin.
n : Umur ekonomis proyek
i : Social Opportunity Cost Of Capital yang digunakan sebagai Social Discount Rate
Pengambilan keputusan dalam NPV adalah dinyatakan oleh nilai NPV yang sama
atau lebih besar dari nol, artinya adalah suatu proyek dapat dilaksakan bila NPV proyek
tersebut sama atau lebih besar dari nol. Jika NPV=0, berarti proyek tersebut
mengembalikan persis sebesar social opportunity cost faktor produksi modal. Jika NPV
lebih kecil daripada nol, proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang
dipergunakan dan oleh sebab itu pelaksanaanya harus ditolak.
2.4.2. Internal Rate Of Return (IRR)
Internal Rate Of Return (IRR) adalah Rate of return atau tingkat rendemen atas
investasi netto, IRR secara intuitif adalah :
Bt dan Ct : Benefit biaya social bruto dalam tahun t
Bt - Ct : Benefit netto dalam tahun t, di mana sisa negatif merupakan
investasi
n : umur ekonomis proyek
Ft : Nilai investasi yang belum dikembalikan sampai akhir tahun t,
setelah realisasi benefit/biaya yang terjadi dalam tahun t
Rt : Rendemen implisit dalam tahun t, messkipun dibayarkan atau
tidak
IRR adalah suatu tingkat bunga yang menunjukkan bahwa jumlah nilai sekarang
netto (NPV) sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek /usaha ternak. Dengan
20. Analisis Dasar Finansial
17
kata lain, IRR adalah suatu tingkat bunga dengan seluruh net cash flow sesudah
dipresent-value-kan sama jumlahnya dengan “Investment Cost”. Di dalam analisis IRR,
akan dicari pada tingkat bunga beberapa (“Discount Rate”) serta akan dihasilkan NPV= 0.
Dalam menentukan tepatnya tingkat bunga yang ideal, dilakukan interpolasi penyisipan di
antara bunga yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV negatif) yang dapat dituangkan
dalam rumus (Zulkarnain, 1993) :
Rendemen implisit dalam tiap tahun sama dengan hasil i kali nilai investasi pada
akhir tahun sebelumnya, yakni : Rt = iFt-1
Nilai investasi pada akhir tahun t sama dengan nilai pada akhir tahun sebelumnya
ditambah sisa penggurangan benefit neeto dari rendemen implisit, yakni :
Ft = (1+i) Ft-1 - (Bt-Ct)
Benefit netto pada akhir umur proyek (tahun n) adalah jumlah nilai investasi yang
masih berlaku pada akhir tahun sebelumnya ditambah rendemen implisit.
C0-B0 = ∑ 𝑛
𝑖=0
𝐵𝑡−𝐶𝑡
(1+i)𝑡
0 = ∑ 𝑛
𝑖=0
𝐵𝑡−𝐶𝑡
(1+i)𝑡
+ B0 – C0
Dalam istilah aljabar, perkiraan IRR dapat dihitung dalam rumus :
IRR =i1 +
𝑁𝑃𝑉1
𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2
. (i2 – i1)
2.4.3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Untuk menghitung indeks ini terlebih dulu dihitung (Bt-Ct)/(1+i)t
untuk setiap tahun
t. Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang negatif,
secara umum rumusnya adalah :
Net B/C = ∑ 𝑛
𝑖=0
𝐵𝑡−𝐶𝑡
(1+i)𝑡
(Untuk Bt – Ct > 0)
Net B/C = ∑ 𝑛
𝑖=0
𝐶𝑡−𝐵𝑡
(1+i)𝑡
(Untuk Bt – Ct < 0)
2.4.4. Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C)
Dalam perhitungan gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit
(bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Seakin gross B/C,
semakin besar antara perbandingan antara benefit dengan biaya, yang berarti proyek
relatif semakin menguntungkan. Jadi rumusnya Gross Benefit adalah :
∑ 𝑛
𝑖=0
𝐵𝑡
(1+i) 𝑡
Gross B/C =
∑ 𝑛
𝑖=0
𝐶𝑡
(1+i) 𝑡
21. Analisis Dasar Finansial
18
2.4.5. Profitability Ratio (PV’/K)
Profitability Ratio adalah sebagai rentabilitas sehubungan dengan biaya modal
saja, yakni membanding present value arus sisa benefit dikurangi biaya rutin dengan
biaya modal. Rumusnya adalah :
PV’/K = ∑ 𝑛
𝑖=0
𝐵𝑡−𝐸𝑃𝑡
(1+i) 𝑡
∑ 𝑛
𝑖=0
𝐵𝑡 −𝐸𝑃𝑡
(1+i)𝑡
Keterangan :
Bt : Benefit bruto dalam tahun t
n : Umur ekonomis proyek
EPt : Biaya eksploitasi dan pemeliharaan atau biaya rutin pada tahun t
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Analisis Finansial adalah analisis kerangka evaluasi proyek lebih bersifat analisis
tentang arus dana. Analisis arus danan dibedakan menjadi 2 yaitu perhitungan laba-rugi
dan neraca. Social Opportunity Cost of Capital dan Discounting Dalam Analisis Benefit
Cost dibedakan menjadi patokan lokasi sumber daya, time value of money dan social
opportunity cost faktor produksi, bunga dan rate of return atas investasi, nilai sekarang
dan nilai masa depan.
Penggunaan kriteria investasi dalam pemilihan alternatif investasi ada keuntungan
dan kelemahan dari kriteria NPC dalam pengurutan peluang-peluang investasi,
Perbandingan Net B/C dengan NPC serta IRR dengan NPV dan Net B/C. Kriteria
investasi adalah net present value atas arus benefit dan biaya, pengertian IRR, Net B/C,
Gross B/C, dan PV/K. Analisis finansial ini digunakan dalam menyusun siklus suatu
proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Gray, C., Simanjuntak, P., & Sabur, L. K. (2007). Pengantar Evaluasi Proyek. In C.
Gray, P. Simanjuntak, & L. K. Sabur, Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.