SlideShare a Scribd company logo
OLEH
SUDARYANTO, SST.FT, M.FIS
KONSEP ANATOMI DAN
BIOMEKANIK VERTEBRA
ASPEK ANATOMI
 Columna vertebralis terdiri dari 33 tulang yang
membentuk kurva dan terdiri dari 5 regio :
 7 segmen vert. cervical
 12 segmen vert. thoracal
 5 segmen vert. lumbal
 5 segmen vert. sacrum
 4 segmen vert. coccygeus
 Kurva pada vertebra terdiri atas :
 Kurva konveks keanterior (lordosis) cervical
 Kurva konveks keposterior (kiphosis) thoracal
 Kurva konveks keanterior (lordosis) lumbal
 Kurva konveks keposterior (kiphosis) sacrum
 Secara unit fungsional, vertebra terdiri atas :
 Anterior pillar
 Posterior pillar
 Anterior pillar dibentuk oleh corpus vertebra dan
diskus intervertebralis yang berperan sebagai hidrolik,
weight bearing, dan shock absorber.
 Posterior pillar dibentuk oleh processus articularis dan
facet joint  merupakan mekanisme slide untuk
gerakan.
Struktur Vertebra
Kurva Vertebra
Anterior Pillar
 Dari cervical ke lumbal corpus vertebra semakin besar
ke bawah  sesuai tujuan fungsionalnya.
 Diskus intervertebralis membentuk articulatio dianta-
ra corpus vertebra yang dikenal symphisis joint.
 Diskus intervertebralis merupakan salah satu kompo-
nen three joint kompleks diantara 2 vertebra yang
bersendi & makin ke caudal makin tebal.
 Diskus intervertebralis mulai dari segmen C2-C3
sampai segmen L5-S1.
 Peran diskus intervertebralis adalah :
 Memberikan penyatuan yang sangat kuat
 Derajat fiksasi intervertebralis yang penting untuk aksi yang
efektif.
 Proteksi terhadap canal neural
 Memungkinkan gerak yang luas pada vertebra.
 Setiap diskus intervertebralis memiliki 2 komponen
yaitu :
 Nukleus pulposus ; sebagai hidrophilik yang sangat kuat, tidak
memiliki pembuluh darah dan saraf, memiliki kandungan cairan
yang sangat tinggi sehingga dapat menahan beban kompressi,
berfungsi untuk mentransmisikan beberapa gaya ke annulus fi-
brosus dan sebagai shock absorber.
 Annulus fibrosus ; tersusun sekitar 90% jaringan kolagen yang
nampak menyilang satu sama lainnya secara oblique & menjadi
lebih oblique kearah sentral, lebih sensitif terhadap strain rotasi
daripada beban kompresi dan tension, melindungi nukleus
didalamnya dan mencegah terjadinya prolapsus nukleus,
berperan sebagai coiled spring (gulungan pegas) terhadap beban
yang terjadi.
 Ligamen yang memperkuat diskus intervertebralis
adalah ligamen longitudinal anterior dan posterior.
 Ligamen longitudinal anterior melekat dari basis
occiput ke sacrum pada bagian anterior vertebra.
 Ligamen longitudinal anterior melekat pada bagian
anterior diskus & antero-superior corpus, sedangkan
pada tepi antero-inferior corpus terdapat space yang
potensial terbentuk osteofit
 Ligamen longitudinal posterior melekat dari basis
occiput ke canal sacral pada bagian posterior vertebra,
tetapi tidak melekat pada bagian posterior corpus.
 Pada regio lumbal, ligamen ini mulai menyempit dan
semakin sempit pada lumbosacral sehingga lebih
lemah daripada ligamen longitudinal anterior.
Struktur Ligamen
Posterior Pillar
 Bagian posterior pillar yang paling penting adalah
facet joint.
 Facet joint termasuk kedalam sendi sinovial non-axial
 gerak yang terjadi adalah gerak slide dan rotasi.
 Fungsi mekanis sendi facet adalah mengarahkan
gerakan sehingga memungkinkan gerak tertentu yang
lebih dominan pada segmen tertentu.
 Besarnya gerakan pada setiap segmen vertebra sangat
ditentukan oleh arah permukaan sendi facet.
 Ligamen-ligamen yang memperkuat posterior pillar
adalah :
 Ligamen flavum ; melekat pada arkus vertebra tepatnya disetiap
lamina vertebra, sangat elastis, kearah anter0lateral menutup
kapsul facet joint dan ligamen anteromedial, lebih banyak
mengandung serabut elastin daripada serabut kolagen.
 Ligamen interspinosus ; melekat pada setiap proc. spinosus dan
sangat kuat.
 Ligamen supraspinosus ; melekat pada setiap ujung proc. spino-
sus, pada regio cervical dikenal sebagai ligamen nuchae,
bersama2 dgn lig. flavum, lig. long. posterior, & lig. interspino-
sus sebagai stabilisator pasif gerak fleksi.
 Ligamen intertransversal ; melekat pada setiap proc. transver-
sus, berperan sebagai stabilisator pasif lateral fleksi.
Segmen gerak (Segmen Junghan’s)
 Pada setiap level vertebra terdapat three joint yang
penting yang berperan sebagai elemen fungsional
tunggal.
 Three joint tersebut adalah satu sendi bagian anterior
(diskus intervertebralis yang membentuk symphisis
joint), dan 2 sendi bagian posterior (apophyseal/facet
joint).
 Sebagai contoh, segmen gerak C3-4 yaitu vert. C3
terletak diatas vert. C4 saling berhubungan
membentuk 1 segmen gerak.
 Suatu segmen transitional adalah suatu area dimana
satu vertebra dari salah satu regio bersendi dengan
satu vertebra dari regio lainnya.
 Contoh : C7-Th1 yaitu cervicothoracic junction, Th12-
L1 yaitu thoracolumbar junction
 Selain itu, segmen gerak yang diperkenalkan oleh Tn.
Junghans (1956) terdiri dari komponen anatomis yang
mendukung diantara vertebra yaitu lig. Longitudinal
anterior, lig. Longitudinal posterior, lig. Flavum, lig.
Interspinosus & Supraspinosus
 Ketahanan segmen gerak tersebut sangat bergantung
pada integritas diskus intervertebralis, karena jika
diskus terkena injury maka struktur lainnya akan
mudah terlibat.
 Permukaan sendi facet pada setiap regio berbeda-beda
yaitu :
 Pada regio cervical, permukaan sendi facet lebih banyak kearah
bidang transversal.
 Pada regio thoracal, permukaan sendi facet lebih banyak kearah
frontal.
 Pada regio lumbal, permukaan sendi facet lebih banyak kearah
sagital.
Axis Gerak
 Setiap 24 vertebra (7 cervical, 12 thoracal & 5 lumbal)
memiliki kemampuan untuk bergerak dalam 3 bidang
gerak.
 Gerakan yang dihasilkan : fleksi – ekstensi, lateral
fleksi kanan – kiri, dan rotasi kanan – kiri.
 Setiap 4 gerakan tersebut dianggap sebagai rotasi yang
bergerak disekitar axis orthogonal.
 Fleksi – ekstensi adalah rotasi disekitar axis X atau axis
horizontal, lateral fleksi adalah rotasi disekitar axis Z
atau axis anteroposterior, dan axial rotasi terjadi
disekitar axis Y atau axis vertikal.
Peran Gerak Superior pada Segmen Gerak
 Gerak segmental yang terjadi pada segmen gerak selalu
diawali dengan gerakan vertebra superior.
 Contoh : lateral fleksi pada segmen gerak Th5-6
menunjukkan bahwa Th5 terjadi lateral fleksi diatas
Th6.
 Dengan demikian, lateral fleksi Th5 ke kanan
menunjukkan gerakannya yang relatif terhadap Th6;
rotasi L4 ke kiri adalah gerakannya yang relatif terha-
dap L5.
 Gerakan vertebra selalu menggambarkan arah gerakan
corpus vertebra dan bukan gerakan proc. Spinosus
 Sebagai contoh, gerakan pasif dari proc. Spinosus Th11
ke kiri dapat menyebabkan rotasi vertebra Th11 ke
kanan karena yang dilihat adalah arah gerakan corpus
vertebra.
KINEMATIK FACET JOINT
 Facet Opening (terbuka) :
 Istilah facet opening menunjukkan slide anterior dan superior
dari proc. articular inferior vertebra atas terhadap proc. articular
superior vertebra bawahnya.
 Contoh, facet L5-S1 dikatakan terbuka (open) secara bilateral
pada saat fleksi lumbal ; terbuka pada sisi kiri selama fleksi +
lateral fleksi kanan dan rotasi kanan ; atau terbuka pada sisi
kanan selama fleksi + lateral fleksi kiri dan rotasi kiri
 Facet Closing (tertutup) :
 Istilah facet closing menunjukkan slide posterior dan inferior dari
proc. articular inferior vertebra atas terhadap proc. articular
superior vertebra bawahnya.
 Contoh : facet L5-S1 dikatakan tertutup (close) secara bilateral pada saat
ekstensi lumbal ; tertutup pada sisi kiri selama gerakan ekstensi + lateral
fleksi kiri dan rotasi kiri ; atau tertutup pada sisi kanan selama gerakan
ekstensi + lateral fleksi kanan dan rotasi kanan.
 Facet Gapping
 Istilah facet gapping menunjukkan pemisahan atau distraksi dari
permukaan sendi dalam arah perpendicular.
 Jika facet L5-S1 mengalami gapping pada sisi kiri, maka berarti bahwa
proc. articular inferior L5 terpisah jauh dari proc. articular superior S1.
 Secara umum, gapping pada facet terjadi di thoracal dan lumbar spine
sebagai respon terhadap rotasi netral pada sisi ipsilateral, sedangkan sisi
kontralateral facet aproksimasi satu sama lain sehingga terkompressi
secara bersamaan.
Fleksi – ekstensi Lumbal
Lateral fleksi – rotasi Lumbal
Tekanan Intradiskal
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra

More Related Content

What's hot

STRUKTUR & FISIOLOGI - SKELETAL
STRUKTUR & FISIOLOGI - SKELETALSTRUKTUR & FISIOLOGI - SKELETAL
STRUKTUR & FISIOLOGI - SKELETAL
Muhammad Nasrullah
 
Hakim 7 (sore) Nervus Cranialis
Hakim 7 (sore) Nervus CranialisHakim 7 (sore) Nervus Cranialis
Hakim 7 (sore) Nervus Cranialis
R.F Hakim
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
Extrapiramidalis
Melda RD
 
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik VertebraKonsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Yanto Physio
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
Yanto Physio
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
Fadjar Miea
 
Susunan otot dan bagian bagiannya
Susunan otot dan bagian bagiannyaSusunan otot dan bagian bagiannya
Susunan otot dan bagian bagiannya
Sulistia Rini
 
Patologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletalPatologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletal
Prastuti Waraharini
 
Pengantar Fisioterapi
Pengantar FisioterapiPengantar Fisioterapi
Pengantar Fisioterapi
Darwis Yang Terbuang
 
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomyAnatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
dimas_aria
 
Saraf cranial
Saraf cranialSaraf cranial
3. laring
3. laring3. laring
3. laring
fikri asyura
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
suhendrina
 
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptAnatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
AgusWiwitSuwanto
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem MuskuloskeletalAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem MuskuloskeletalPrastuti Waraharini
 

What's hot (20)

STRUKTUR & FISIOLOGI - SKELETAL
STRUKTUR & FISIOLOGI - SKELETALSTRUKTUR & FISIOLOGI - SKELETAL
STRUKTUR & FISIOLOGI - SKELETAL
 
Hakim 7 (sore) Nervus Cranialis
Hakim 7 (sore) Nervus CranialisHakim 7 (sore) Nervus Cranialis
Hakim 7 (sore) Nervus Cranialis
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
Extrapiramidalis
 
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik VertebraKonsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
 
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAFFISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Susunan otot dan bagian bagiannya
Susunan otot dan bagian bagiannyaSusunan otot dan bagian bagiannya
Susunan otot dan bagian bagiannya
 
Patologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletalPatologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletal
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Pengantar Fisioterapi
Pengantar FisioterapiPengantar Fisioterapi
Pengantar Fisioterapi
 
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomyAnatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
Anatomi otot kepala & wajah SEMESTER 2 kd 2 anatomy
 
Saraf cranial
Saraf cranialSaraf cranial
Saraf cranial
 
3. laring
3. laring3. laring
3. laring
 
Anatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi LidahAnatomi & Fisiologi Lidah
Anatomi & Fisiologi Lidah
 
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.pptAnatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
Anatomi_fisiologi_muskuloskeletal_ppt.ppt
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem MuskuloskeletalAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
 
FISIOLOGI JARINGAN OTOT
FISIOLOGI JARINGAN OTOTFISIOLOGI JARINGAN OTOT
FISIOLOGI JARINGAN OTOT
 
Fisiologi jantung
Fisiologi jantungFisiologi jantung
Fisiologi jantung
 

Similar to Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra

Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyImplikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Yanto Physio
 
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptxppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
1IGustiAyuAnjaliDiah
 
Blok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosisBlok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosis
Nike Sairlela
 
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)Ainur
 
Sistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada ManusiaSistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada Manusia
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
AnatomiAnatomi
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.pptBiomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
AanIkaSugathot1
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
Titik Kadarsih
 
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptxREGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
InayahMumpuniBudiati2
 
Bab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBudi Setyawansby
 
Bab 4 sistem gerak
Bab 4 sistem gerakBab 4 sistem gerak
Bab 4 sistem gerakMURDJOKO
 
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusiaSistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
kanakalawana
 
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
pjj_kemenkes
 
Sistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor LumbarSistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor LumbarIhsan Kee
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot KerangkaSistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka
Hetty Astri
 
materi sendi
materi sendimateri sendi
materi sendi
Pratama Danar
 
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptxReferat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
DediKurniawan173037
 

Similar to Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra (20)

Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual TherapyImplikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
Implikasi Biomekanik Spine dalam Manual Therapy
 
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptxppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
ppt ANATOMI POT CACA ANJALI RYAN.pptx
 
Blok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosisBlok 5 skoliosis
Blok 5 skoliosis
 
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
Tulang belakang & otot punggung (ainur & rian)
 
Sistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada ManusiaSistem Gerak Pada Manusia
Sistem Gerak Pada Manusia
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Anatomi
AnatomiAnatomi
Anatomi
 
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.pptBiomekanik-Pertemuan-8.ppt
Biomekanik-Pertemuan-8.ppt
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptxREGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
REGIO PEDIS_Inayah Mumpuni B_Harimulti A Wibowo.pptx
 
Bab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusiaBab 2 sistem gerak pada manusia
Bab 2 sistem gerak pada manusia
 
Bab 4 sistem gerak
Bab 4 sistem gerakBab 4 sistem gerak
Bab 4 sistem gerak
 
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusiaSistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
Sistem rangka pada manusia , menjelaskan bagaimana sistem rangka pada manusia
 
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
Sistema Kerangka-Tulang Belakang, Rangka Panggul, Dan Anggota Gerak
 
Sistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor LumbarSistem Lokomotor Lumbar
Sistem Lokomotor Lumbar
 
Tanpa tulang
Tanpa tulangTanpa tulang
Tanpa tulang
 
Sistem Otot Kerangka
Sistem Otot KerangkaSistem Otot Kerangka
Sistem Otot Kerangka
 
Anatomi 1
Anatomi 1Anatomi 1
Anatomi 1
 
materi sendi
materi sendimateri sendi
materi sendi
 
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptxReferat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
 

More from Yanto Physio

Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
Yanto Physio
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi Mekanik
Yanto Physio
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar Elektroterapi
Yanto Physio
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
Yanto Physio
 
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi Latihan
Yanto Physio
 
Kombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF LenganKombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF Lengan
Yanto Physio
 
Core Stability Exercise
Core Stability ExerciseCore Stability Exercise
Core Stability Exercise
Yanto Physio
 
Teknik teknik PNF
Teknik teknik PNFTeknik teknik PNF
Teknik teknik PNF
Yanto Physio
 
PNF cervical
PNF cervicalPNF cervical
PNF cervical
Yanto Physio
 
PNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvisPNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvis
Yanto Physio
 
PNF tungkai
PNF tungkaiPNF tungkai
PNF tungkai
Yanto Physio
 
PNF lengan
PNF lenganPNF lengan
PNF lengan
Yanto Physio
 
Konsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulliganKonsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulligan
Yanto Physio
 
Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manual
Yanto Physio
 

More from Yanto Physio (14)

Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
 
Pengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi MekanikPengantar Terapi Mekanik
Pengantar Terapi Mekanik
 
Konsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar ElektroterapiKonsep Dasar Elektroterapi
Konsep Dasar Elektroterapi
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi Latihan
 
Kombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF LenganKombinasi Pola PNF Lengan
Kombinasi Pola PNF Lengan
 
Core Stability Exercise
Core Stability ExerciseCore Stability Exercise
Core Stability Exercise
 
Teknik teknik PNF
Teknik teknik PNFTeknik teknik PNF
Teknik teknik PNF
 
PNF cervical
PNF cervicalPNF cervical
PNF cervical
 
PNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvisPNF scapula dan pelvis
PNF scapula dan pelvis
 
PNF tungkai
PNF tungkaiPNF tungkai
PNF tungkai
 
PNF lengan
PNF lenganPNF lengan
PNF lengan
 
Konsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulliganKonsep dan teknik mulligan
Konsep dan teknik mulligan
 
Konsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manualKonsep dasar terapi manual
Konsep dasar terapi manual
 

Recently uploaded

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 

Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra

  • 1. OLEH SUDARYANTO, SST.FT, M.FIS KONSEP ANATOMI DAN BIOMEKANIK VERTEBRA
  • 2. ASPEK ANATOMI  Columna vertebralis terdiri dari 33 tulang yang membentuk kurva dan terdiri dari 5 regio :  7 segmen vert. cervical  12 segmen vert. thoracal  5 segmen vert. lumbal  5 segmen vert. sacrum  4 segmen vert. coccygeus  Kurva pada vertebra terdiri atas :  Kurva konveks keanterior (lordosis) cervical  Kurva konveks keposterior (kiphosis) thoracal  Kurva konveks keanterior (lordosis) lumbal  Kurva konveks keposterior (kiphosis) sacrum
  • 3.  Secara unit fungsional, vertebra terdiri atas :  Anterior pillar  Posterior pillar  Anterior pillar dibentuk oleh corpus vertebra dan diskus intervertebralis yang berperan sebagai hidrolik, weight bearing, dan shock absorber.  Posterior pillar dibentuk oleh processus articularis dan facet joint  merupakan mekanisme slide untuk gerakan.
  • 6. Anterior Pillar  Dari cervical ke lumbal corpus vertebra semakin besar ke bawah  sesuai tujuan fungsionalnya.  Diskus intervertebralis membentuk articulatio dianta- ra corpus vertebra yang dikenal symphisis joint.  Diskus intervertebralis merupakan salah satu kompo- nen three joint kompleks diantara 2 vertebra yang bersendi & makin ke caudal makin tebal.  Diskus intervertebralis mulai dari segmen C2-C3 sampai segmen L5-S1.
  • 7.
  • 8.  Peran diskus intervertebralis adalah :  Memberikan penyatuan yang sangat kuat  Derajat fiksasi intervertebralis yang penting untuk aksi yang efektif.  Proteksi terhadap canal neural  Memungkinkan gerak yang luas pada vertebra.  Setiap diskus intervertebralis memiliki 2 komponen yaitu :  Nukleus pulposus ; sebagai hidrophilik yang sangat kuat, tidak memiliki pembuluh darah dan saraf, memiliki kandungan cairan yang sangat tinggi sehingga dapat menahan beban kompressi, berfungsi untuk mentransmisikan beberapa gaya ke annulus fi- brosus dan sebagai shock absorber.
  • 9.  Annulus fibrosus ; tersusun sekitar 90% jaringan kolagen yang nampak menyilang satu sama lainnya secara oblique & menjadi lebih oblique kearah sentral, lebih sensitif terhadap strain rotasi daripada beban kompresi dan tension, melindungi nukleus didalamnya dan mencegah terjadinya prolapsus nukleus, berperan sebagai coiled spring (gulungan pegas) terhadap beban yang terjadi.  Ligamen yang memperkuat diskus intervertebralis adalah ligamen longitudinal anterior dan posterior.  Ligamen longitudinal anterior melekat dari basis occiput ke sacrum pada bagian anterior vertebra.
  • 10.
  • 11.  Ligamen longitudinal anterior melekat pada bagian anterior diskus & antero-superior corpus, sedangkan pada tepi antero-inferior corpus terdapat space yang potensial terbentuk osteofit  Ligamen longitudinal posterior melekat dari basis occiput ke canal sacral pada bagian posterior vertebra, tetapi tidak melekat pada bagian posterior corpus.  Pada regio lumbal, ligamen ini mulai menyempit dan semakin sempit pada lumbosacral sehingga lebih lemah daripada ligamen longitudinal anterior.
  • 13. Posterior Pillar  Bagian posterior pillar yang paling penting adalah facet joint.  Facet joint termasuk kedalam sendi sinovial non-axial  gerak yang terjadi adalah gerak slide dan rotasi.  Fungsi mekanis sendi facet adalah mengarahkan gerakan sehingga memungkinkan gerak tertentu yang lebih dominan pada segmen tertentu.  Besarnya gerakan pada setiap segmen vertebra sangat ditentukan oleh arah permukaan sendi facet.
  • 14.  Ligamen-ligamen yang memperkuat posterior pillar adalah :  Ligamen flavum ; melekat pada arkus vertebra tepatnya disetiap lamina vertebra, sangat elastis, kearah anter0lateral menutup kapsul facet joint dan ligamen anteromedial, lebih banyak mengandung serabut elastin daripada serabut kolagen.  Ligamen interspinosus ; melekat pada setiap proc. spinosus dan sangat kuat.  Ligamen supraspinosus ; melekat pada setiap ujung proc. spino- sus, pada regio cervical dikenal sebagai ligamen nuchae, bersama2 dgn lig. flavum, lig. long. posterior, & lig. interspino- sus sebagai stabilisator pasif gerak fleksi.  Ligamen intertransversal ; melekat pada setiap proc. transver- sus, berperan sebagai stabilisator pasif lateral fleksi.
  • 15.
  • 16. Segmen gerak (Segmen Junghan’s)  Pada setiap level vertebra terdapat three joint yang penting yang berperan sebagai elemen fungsional tunggal.  Three joint tersebut adalah satu sendi bagian anterior (diskus intervertebralis yang membentuk symphisis joint), dan 2 sendi bagian posterior (apophyseal/facet joint).  Sebagai contoh, segmen gerak C3-4 yaitu vert. C3 terletak diatas vert. C4 saling berhubungan membentuk 1 segmen gerak.
  • 17.
  • 18.  Suatu segmen transitional adalah suatu area dimana satu vertebra dari salah satu regio bersendi dengan satu vertebra dari regio lainnya.  Contoh : C7-Th1 yaitu cervicothoracic junction, Th12- L1 yaitu thoracolumbar junction  Selain itu, segmen gerak yang diperkenalkan oleh Tn. Junghans (1956) terdiri dari komponen anatomis yang mendukung diantara vertebra yaitu lig. Longitudinal anterior, lig. Longitudinal posterior, lig. Flavum, lig. Interspinosus & Supraspinosus
  • 19.  Ketahanan segmen gerak tersebut sangat bergantung pada integritas diskus intervertebralis, karena jika diskus terkena injury maka struktur lainnya akan mudah terlibat.  Permukaan sendi facet pada setiap regio berbeda-beda yaitu :  Pada regio cervical, permukaan sendi facet lebih banyak kearah bidang transversal.  Pada regio thoracal, permukaan sendi facet lebih banyak kearah frontal.  Pada regio lumbal, permukaan sendi facet lebih banyak kearah sagital.
  • 20.
  • 21. Axis Gerak  Setiap 24 vertebra (7 cervical, 12 thoracal & 5 lumbal) memiliki kemampuan untuk bergerak dalam 3 bidang gerak.  Gerakan yang dihasilkan : fleksi – ekstensi, lateral fleksi kanan – kiri, dan rotasi kanan – kiri.  Setiap 4 gerakan tersebut dianggap sebagai rotasi yang bergerak disekitar axis orthogonal.  Fleksi – ekstensi adalah rotasi disekitar axis X atau axis horizontal, lateral fleksi adalah rotasi disekitar axis Z atau axis anteroposterior, dan axial rotasi terjadi disekitar axis Y atau axis vertikal.
  • 22. Peran Gerak Superior pada Segmen Gerak  Gerak segmental yang terjadi pada segmen gerak selalu diawali dengan gerakan vertebra superior.  Contoh : lateral fleksi pada segmen gerak Th5-6 menunjukkan bahwa Th5 terjadi lateral fleksi diatas Th6.  Dengan demikian, lateral fleksi Th5 ke kanan menunjukkan gerakannya yang relatif terhadap Th6; rotasi L4 ke kiri adalah gerakannya yang relatif terha- dap L5.  Gerakan vertebra selalu menggambarkan arah gerakan corpus vertebra dan bukan gerakan proc. Spinosus
  • 23.  Sebagai contoh, gerakan pasif dari proc. Spinosus Th11 ke kiri dapat menyebabkan rotasi vertebra Th11 ke kanan karena yang dilihat adalah arah gerakan corpus vertebra.
  • 24. KINEMATIK FACET JOINT  Facet Opening (terbuka) :  Istilah facet opening menunjukkan slide anterior dan superior dari proc. articular inferior vertebra atas terhadap proc. articular superior vertebra bawahnya.  Contoh, facet L5-S1 dikatakan terbuka (open) secara bilateral pada saat fleksi lumbal ; terbuka pada sisi kiri selama fleksi + lateral fleksi kanan dan rotasi kanan ; atau terbuka pada sisi kanan selama fleksi + lateral fleksi kiri dan rotasi kiri  Facet Closing (tertutup) :  Istilah facet closing menunjukkan slide posterior dan inferior dari proc. articular inferior vertebra atas terhadap proc. articular superior vertebra bawahnya.
  • 25.  Contoh : facet L5-S1 dikatakan tertutup (close) secara bilateral pada saat ekstensi lumbal ; tertutup pada sisi kiri selama gerakan ekstensi + lateral fleksi kiri dan rotasi kiri ; atau tertutup pada sisi kanan selama gerakan ekstensi + lateral fleksi kanan dan rotasi kanan.  Facet Gapping  Istilah facet gapping menunjukkan pemisahan atau distraksi dari permukaan sendi dalam arah perpendicular.  Jika facet L5-S1 mengalami gapping pada sisi kiri, maka berarti bahwa proc. articular inferior L5 terpisah jauh dari proc. articular superior S1.  Secara umum, gapping pada facet terjadi di thoracal dan lumbar spine sebagai respon terhadap rotasi netral pada sisi ipsilateral, sedangkan sisi kontralateral facet aproksimasi satu sama lain sehingga terkompressi secara bersamaan.
  • 27. Lateral fleksi – rotasi Lumbal