Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang pembuatan pupuk kompos dari sampah organik di sekitar sekolah. Langkah-langkahnya meliputi pengumpulan sampah, pencacahan, pemberian bioaktivator, fermentasi, perawatan, penjemuran, penggilingan, pengayakan, dan pengemasan. Proses pembuatan pupuk kompos ini dapat memanfaatkan sampah sekolah menjadi pupuk ramah lingkungan.
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
PPT ini merupakan salah satu materi kuliah BIOTEKNOLOGI yang ditulis oleh Trianik Widyaningrum, M.Si. (dosen Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Butuh lebih banyak materi biologi..???
http://belajar-di-rumah.blogspot.com/
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Komposting
1. PEMBUATAN PUPUK KOMPOS
MEMANFAATKAN SAMPAH DI SEKITAR
Oleh :
SEKOLAH
Baron Jaya Santika, S.Pd.
SDN Menteng 02
Jakarta Pusat
Jl. Tegal No. 10 Menteng Jakarta Pusat
2. PUPUK KOMPOS
Kompos adalah hasil penguraian dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara
artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba
dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan
aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford,
2003).
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya
oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.
3. Bahan-Bahan Kompos
Air
Sampah daun
Terasi Gula Merah
Effective
Microorganisme
(bioaktivator)
6. Pengumpulan dan Pemilahan
Sampah
Pengumpulan dan
pemilahan sampah
dilakukan setiap hari.
Sampah diperoleh dari
daun-daun kering yang
ada di sekitar sekolah.
7. Pencacahan
Merajang sampah sampai
ukuran tertentu kurang
lebih 1 – 2 cm2.
Ukuran bahan akan
mempengaruhi waktu
pengomposan/fermentasi
8. Pemberian Bioaktivator
Bioaktivator yang digunakan adalah effective
microorganisme (EM 4) sudah tersedia di toko
pertanian.
Bakteri yg ada dalam EM4 keadaan pasif.
Mengaktifkan bakteri dengan cara mencampur EM4
dengan molase.
Molase adalah cairan manis yang terbuat dari gula
merah (sumber energi bagi bakteri) bisa diganti
dengan perasan air tebu/perasan sari buah yg manis
dan terasi (sumber protein bagi bakteri)
9. Cara Membuat Molase
Bahan-bahannya adalah gula merah dan terasi.
Cara membuatnya adalah sebagai berikut:
1. Blender ¼ kg terasi hingga halus
2. Masak air hingga mendidih kurang lebih 5 liter. Hindari
air yang berasal dari PAM. Jika terpaksa endapkan
terlebih dahulu air minimal 24 jam.
3. Masukan 1 kg gula yang sudah dirajang.
4. Masukan pula terasi yang sudah dihaluskan.
5. Aduk-aduk hingga mendidih.
6. Tuang cairan molase ke ember biarkan hingga dingin.
Memasak molase ini maksudnya adalah membunuh bakteri-bakteri
yang merugikan sehingga hasil kompos yang kita
hasilkan berkualitas.
10. Mencampur Molase dengan EM 4
Molase yang kita masak harus kita tunggu hingga benar-benar
dingin jika tidak maka bakteri yang terdapat pada
cairan EM 4 akan mati.
Masukkan 1 liter cairan EM 4 ke dalam ember molase.
Dengan demikian kita memiliki + 6 liter cairan bakteri.
Biarkan hingga minimal 4 jam untuk mengaktifkan kembali
bakteri yang ada pada cairan EM 4.
Tuangkan 1 liter bakteri yang sudah aktif tersebut ke dalam
drum plastik yang berisi 75 - 100 liter air (tergantung basah /
keringnya sampah) untuk sampah rajang ukurang 1 m3.
Masukkan sisa molase selebihnya dalam jerigen dan
hindarkan dari sinar matahari langsung, simpan ditempat
teduh.
11. Fermentasi
Campurkan bahan kompos dengan air bakteri hingga 60%
basah.
Ciri yang mudah adalah jika dikepalkan bahan tidak
meneteskan air tapi ketika tangan di buka tidak mudah
buyar.
Jika bahan kompos kurang air maka dalam waktu singkat
bahan akan kering dan akan memperlambat proses
pengomposan.
Jika terlalu basah bahan dalam keadaan kekurangan udara
maka akan menimbulkan bau busuk yang menyengat hal
ini pun akan memperlambat proses pengomposan.
12. Perawatan
Satu minggu sekali
kompos harus di kontrol.
Ketika satu minggu pada
proses pengomposan
akan menaikkan suhu
kompos hingga 600 C.
Kompos harus
dikeluarkan dari bak.
Dengan demikian kita
dapat menurunkan suhu
kompos jika tidak maka
bakteri baik yang sedang
bekerja akan mati.
13. Perawatan
Jika bahan kompos terlihat kering bisa di
tambahkan air secukupnya.
Jika terlalu basah atau menimbulkan bau tak sedap,
jemur kompos hingga kadar air berkurang. Bisa
pula dengan menambahkan bahan kering
secukupnya.
14. Penjemuran
Setelah 4 – 6 minggu
kompos sudah jadi. Cirinya
adalah beraroma tanah,
warna coklat kehitaman
dan bila digenggam
kompos akan menggumpal
jika ditekan dengan lunak
kompos akan hancur
dengan mudah.
Jemur tapi tidak terkena
sinar matahari langsung
hanya diangin-anginkan
saja.
15. Penggilingan dan Pengayakan
Penggilingan dilakukan terhadap kompos yang sudah
kering setelah itu diayak untuk mendapatkan butiran
kompos yang ukurannya sama.