Dokumen tersebut membahas tentang pupuk organik kompos, termasuk jenis, proses pembuatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada dua jenis kompos, yaitu alami yang dibuat tanpa campur tangan manusia dan buatan yang melibatkan berbagai tahap proses seperti pengaturan suhu dan kelembaban. Bahan organik seperti jerami, kotoran ternak, dan sampah dapat dikomposkan menjadi pupuk melalui de
3. Apa itu Kompos..?
Pupuk organik sbg hasil dari proses biologi oleh
aktivitas mikroorganisme decomposer dalam
menguraikan /dekomposisi bahan organik menjadi
humus.
5. 1. Kompos Alami
Yang dimaksud dengan pembuatan kompos secara
alami adalah pembuatan kompos yang dalam proses
pembuatannya berjalan dengan sendirinya, dengan
sedikit atau tanpa campur tangan manusia. Manusia
hanya membantu mengumpulkan bahan, menyusun
bahan, untuk selanjutnya proses composting /
pengomposan berjalan dengan sendirinya.
Kompos yang dibuat secara alami memerlukan waktu
pembuatan yang lama, yaitu mencapai waktu 3 – 4
bulan bahkan ada yang mencapai 6 bulan dan lebih
6. 2. Kompos Buatan
Yang dimaksud dengan pembuatan kompos
dengan campur tangan manusia adalah
pembuatan kompos yang sejak dari penyiapan
bahan (pengadaan bahan dan pemilihan
bahan), perlakuan terhadap bahan,
pencampuran bahan, pengaturan temperatur,
pengaturan kelembaban dan pengaturan
konsentrasi oksigen, semua dilakukan dibawah
pengawasan manusia.
Proses pembuatan kompos yang dibuat
dengan campur tangan manusia biasanya
dibantu dengan penambahan aktivator
pengurai bahan baku kompos Starter
7. Apa itu Starter Kompos..?
Mikro organisme dekomposer (yang terdiri dari bakteri
pengurai, cendawan, mikroba pengurai lainnya) yang
telah diisolasi yang digunakan untuk mempercepat
proses dekomposisi bahan organik.
Penggunaan starter dapat mempercepat proses
pengomposan dari 4 – 6 bln menjadi 3 – 4 minggu
8. Bahan-bahan yang Dapat
Dikomposkan
Semua bahan organik padat dapat
dikomposkan, misalnya: limbah organik
rumah tangga, sampah organik pasar/kota,
kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah
pertaniah, limbah agroindustri, limbah
pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah
pabrik kelapa sawit, Limbah baglog jamur
dll.
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pengomposan:
- Rasio C/N
- Ukuran Partikel
- Aerasi
- Porositas
- Kelembaban
- Temperatur/suhu
- pH
- Kandungan Hara
- Kandungan Bahan Berbahaya
- Lama pengomposan
13. PEMBUATAN KOMPOS
WINDROW
Metoda windrow ini dalam pelaksanaannya
mengadopsi konsep yang dikembangkan oleh
Departemen of Agriculture & Biological
Engineering, New York State College of
Agriculture and Life Sciences, Cornell University,
Amerika Serikat, dikombinasikan dengan metoda
pembuatan kompos dari Jepang
(Bokashi), dengan mempergunakan aktivator
EM-4.
14. 1 Alat-alat yang diperlukan antara lain :
Tempat pembuatan kompos, sebaiknya ada naungan.
Sekop,
Cangkul garpu
Gembor
Ember
Lembaran plastik penutup
Termometer
Timbangan
Parang/pisau
2. Bahan-bahan yang diperlukan :
Limbah Baglog = 30 Kg
Serbuk gergaji / limbah serutan kayu = 10 Kg
Dedak = 10 Kg
Kotoran ternak sapi/ayam/kambing dll = 10 Kg
Sampah organik pasar = 25 Kg
Kapur (dolomite) = 5 Kg
Hijauan dari rerumputan = 10 Kg
= 100 Kg
15. Cara Kerja :
Agar bahan kompos mudah terdekomposisi maka
bahan sebaiknya harus dicincang dengan ukuran 4
– 5 cm.
Susun kompos berdasarkan ketersediaan bahan
baku. Sebaiknya bahan yang mangandung karbon
tinggi terlebih dahulu disusun paling bawah sebagai
alas.seperti Limbag Baglog, serbuk gergaji, &
dedak. Selanjutnya di atas bahan tadi susun kotoran
ternak seperti kotoran sapi, kambing, ayam. Lapisan
berikutnya adalah sampah, hijauan kemudian di
taburi kapur. Begitu seterusnya.
16. Susunan Bahan Ketika Pengomposan
dedak
kotoran ternak
Limbah Baglog
Serbuk gergaji
hijauan rumput
sampah
Kapur/dolomit
17. Tahapan pengomposan
Pemilahan Sampah
Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah
organik dari sampah anorganik. Pemilahan harus
dilakukan dengan teliti karena akan menentukan
kelancaran proses dan mutu kompos yang
dihasilkan
Pengecil Ukuran
Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas
permukaan sampah, sehingga sampah dapat
dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi
kompos
18. Penyusunan Tumpukan
Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan
dan pengecil ukuran kemudian disusun menjadi
tumpukan.
Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu
yang berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.
Pembalikan
Pembalikan dilakuan untuk membuang panas,
memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan,
meratakan proses pelapukan di setiap bagian
tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantu
penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
19. Penyiraman
Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan
dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam
tumpukan. Apabila pada saat digenggam kemudian diperas
tidak keluar air, maka tumpukan sampah harus
ditambahkan air. sedangkan jika sebelum diperas sudah
keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu
perlu dilakukan pembalikan.
Pematangan
Setelah pengomposan berjalan 4-6 minggu (tergantung
bahan baku kompos), suhu tumpukan akan semakin menurun
hingga mendekati suhu ruangan.
Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua
atau kehitaman.
20. Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel
kompos yang seragam dan untuk memisahkan bahan-bahan
yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses
pemilahan di awal proses.
Pengemasan dan Penyimpanan
Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai
dengan kebutuhan pemasaran.
Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang
aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur
dan tercemari oleh bibit jamur dan benih gulma dan benih
lain yang tidak diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin
21. Proses monitoring
Proses monitoring yang harus dilakukan terhadap tumpukan sampah adalah:
Monitoring Temperatur Tumpukan
Monitoring Kelembaban
Monitoring Oksigen
Monitoring Kecukupan C/N Ratio
Monitoring Volume
Mutu kompos kompos yang bermutu adalah kompos yang telah
terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan efek merugikan
bagi pertumbuhan tanaman.
Ciri kompos yang baik sebagai berikut :
- Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah,
- Tidak larut dalam air
- Nisbah C/N sebesar 10–20
- Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan
- Tidak berbau.
23. Kecambah pada bahan
baku kompos
Kecambah pada kompos
matang
Indeks perkecambahan = (jumlah biji berkecambah pada contoh kompos)
(jumlah biji berkecambah pada tanah)
Kompos matang adalah kompos yang indeks perkecambahannya mendekati atau
lebih besar dari 1.
Kecambah pada
top soil
UJI KUALITAS KOMPOS PADA BENIH
24.
25. DAFTAR PUSTAKA
Yuwono, D. 2006. Kompos. Penebar Swadaya. Depok.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kompos
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/333-
membuat-kompos-skala-rumah-tangga