SlideShare a Scribd company logo
KONSEP MUDAH MENENTUKAN NILAI TRIGONOMETRI SUDUT

                                         BERELASI

MATERI

SUDUT

Genap           Fungsi Genap

Ganjil          Fungsi Berubah

                Sin            cos

                Cos            sin

                Tan            costan

                Sec            cosec

                Cosec          sec

TIP PRAKTIS MENGINGAT RUMUS

Sin ( 1800– α ) = Sin α0

    1. ( 1800 – α )              Kuadran II sinus positif
    2. Sudut 180 dengan nol diabaikan berarti 18 ( genap ) fungsi tetap.
         Fungsi sinus tetap,tidak berubah.



Cos ( 2700 – α ) – Sin α0

( 2700 – α ) 2700 Kuadrat ke II cosinus negatif sudutnya        dengan nol diabaikan berarti
ganjil. Fungsi berubah.( cosinus berubah menjadi sinus )

Tan ( 900 – α ) = cot an α0

( 900 – α )      kuadran Inilai tan gen positif, sudutnya dengan nol diabaikan berarti ganjil
fungsi berubah tan gen berubah menjadi cot angen
MEMPERMUDAH MENENTUKAN NILAI SUDUT SEBAGAI BERIKUT

    1. Sin 1350 = cos 1           3       50

         = cos 450


         =


Pertama kita lihat kuadrannya 1350       kuadran ke II, sin us positif.

Kemudian kita lihat sudutnya 1350 angka ratusannya 1 (ganjil )                fungsi berubah,
sehingga sin us berubah menjadi cosinus.

Selanjutnya 1 + 3 = 4 ( angka puluhan ), angka 5 tetap sebagai satuan.


tan 2100 = tan 2            1 00 = tan pertama lihat 1200 kuadran III, 300 =          tangen positif

kemudian kita lihat sudut 1200 angka ratusannya 2 ( genap ) fungsi tetap, shingga fungsi
tetap.

Selanjutnya 2 + 1 = 3 ( angka puluhan ), angka 0 tetap sebagai satuan.

Contoh soal:

Tentukan nilai sudut :

    1. Sin 1500

Penyelesaian

Cara I                                                         Cara II

Sin 1500 = ( 1800 – 300 )                                      sin 1500 = cos 1           5 00

         = sin 300                                                        = cos 600


         =                                                                =

    2. Cosec 3000

Penyelesaian

Cara I                                                         Cara II
Cosec 3000 = cosec ( 3600 – 600 )                          Cos ec 3000   = sec 3     0
00

       = - cosec 600                                                     = sec 300


       =-                                                                =-




                                    DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan.2003.Fokus matematika untuk SMP dan MTs. Jakarta: Erlangga

www.agutidie.com/Trigonometri.html.
Disusun oleh :

 Nama : Fitriyani

Nim : 06101408008

Dosen Pembimbing :
BUKU LEMMA-LEMMA ARCHIMEDES’ BOOK OF LEMMAS



I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
        Dalam Kehidupan sehari-hari banyak sekali kita jumpaui masalah yang berkaitan dengan
bilangan. Barisan bilangan adalah urutan bilangan yang mengikuti pola-pola tertentu atau tersusun
oleh bilangan yang untuk menentukannya menggunakan cara tertentu. Dengan kata lain setiap
barisan bilangan memiliki ciri khas. Beberapa contoh:

    1. Barisan bilangan genap yaitu: 2, 4, 6, 8,…memiliki pola yaitu terdiri dari bilangan genap
        dengan bilangan pertama dua dan bilangan berikutnya bertambah 2 dari bilangan
        sebelumnya
    2. Barisan bilangan prima yaitu: 2, 3, 5,…
    3. Barisan bilangan geometri dengan rasio 2 seperti:1, 2, 4, 8, 16,… atau yang merupakan
        kelipatan 2.
Dan masih banyak lagi barisan bilangan lainnya.

        Salah satu contoh barisan bilangan lainnya adalah bilangan bell. Barisan bilangan ini
istimewa karena barisan bilangan bell adalah bilangan tersusun dari bilangan yang menyatakan
banyaknya partisi dari sebuah himpunan dengan n anggota. Barisan bell ini adalah penerapan dari
kombinasi dan partisi dalam matematika.

        Pada makalah ini akan disajikan tentang bilangan bell dan cara menentukan bilangan bell.
Pada makalah ini juga akan ditampilkan bell triangle atau aitken's array atau peirce triangle.

1.2 Tujuan
        Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menentukan angka- angka pada Bilangan Bell
serta cara menentukannya.
II. MATERI PENDUKUNG


1. Himpunan
    Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah terdefinisi dengan jelas.


2. Himpunan kosong
    Ada tepat satu himpunan yang tidak memiliki elemen, yang disebut sebagai himpunan kosong,
dan dinotasikan sebagai            atau {}.
3. Himpunan Bagian
    Sebuah himpunan B merupakan himpunan bagian (subset) dari himpunan A dan dinotasikan B
A atau A        B, jika setiap elemen B merupakan elemen A. Contoh: Misalkan S = {a, b, c}, maka S
memiliki 8 macam himpunan bagian yakni {}, {a}, {b}, {c}, {a, b}, {a, c}, {b, c}, {a, b, c}.
4. Partisi
    Himpunan S, dengan sub-himpunan Ai (i                    {1, 2, …, n})
Himpunan {A1, A2, A3, …., An } disebut partisi dari S dan harus memenuhi 3 kriteria berikut:
                         1. Ai        {}
                         2. Ai        Aj = { }
                         3. A1        A2       A3 ….        An = S


5. Notasi Sigma
    Notasi sigma atau         digunakan untuk menyatakan operasi penjumlahan bilangan berurutan.
      n                                       n
           ai    a1      a2        an dan           k   k     k      ...   k   nk
     i 1                                      i 1

6. Kombinasi.
Banyaknya kombinasi (susunan) k unsur dari n unsur adalah:
                              n           n!
    C n, k      n   Ck                         ,k              n
                              k       k! n k !
6. Faktorial
   Hasil kali dari bilangan positif dari 1 sampai n dilambangkan dengan n! (dibaca: n faktorial).
n! 1 x 2 x 3 x...x(n              2) x (n      1) x n
0! = 1
1! = 1
7. Bilangan Stirling
Bilangan Stirling S(n,k) adalah banyaknya cara mempartisi sebuah himpunan dari n elemen ke
dalam k himpunan bagian tidak kosong.

     Contoh:

     Untuk n= 3, misalnya {a,b,c}

     -    ada 0 cara untuk mempartisinya ke dalam k=0 himpunan bagian tidak kosong.
     -    Ada 1 cara untuk mempartisinya ke dalam k=1 himpunan bagian tidak kosong. Yaitu {{a, b,
          c}}
     -    Ada 3 cara untuk mempartisinya ke dalam k = 2 himpunan bagian tidak kosong . yaitu:
          {{a},{b,c}}, {{b},{a,c}}, {{c},{a,b}}.
     -    Ada 1 cara untuk mempartisinya ke dalam k = 3 himpunan bagian tidak kosong. Yaitu:
          {{a},{b},{c}}.
     Catatan: Untuk n= 0 elemen , k =0 himpunan bagian tidak kosong maka ada 1 cara
     mempartisinya.

                             II. MATERI POKOK


          Bilangan Bell diambil dari nama Eric Temple Bell. Barisan Bell adalah pola bilangan
{1,1,2,5,15,52,203,877,4140,21147,…}. Bilangan Bell dapat didefinisikan juga sebagai banyaknya
partisi dari sebuah himpunan dengan n anggota. Di mulai dari B0    B1    1.

          Secara umum Bn adalah banyaknya partisi dari sebuah himpunan dengan ukuran n. Sebuah

partisi dari sebuah himpunan tidak kosong. Sebagai contoh, B3     5 karena 3 elemen himpunan {a,
b, c} dapat di pecah dalam 5 cara tertentu, yaitu:

{ {a}, {b}, {c} }

{ {a}, {b, c} }

{ {b}, {a, c} }

{ {c}, {a, b} }

{ {a, b, c} }
B0 adalah 1 karena ada tepat satu partisi dari himpunan kosong. Setiap anggota dari
himpunan kosong adalah sebuah himpunan tidak kosong (secara hampa benar), dan kesatuaannya
adalah himpunan kosong. Jadi, himpunan kosong adalah satu-satunya partisi dengan dirinya sendiri.

Catatan:

     { {}, {a,c}, {b} } adalah bukan partisi (karena berisi himpunan kosong).
     { {a, b}, {b, c} } adalah bukan partisi (dari beberapa himpunan) karena elemen b terisi ke dalam
     lebih dari 1 himpunan bagian yang berbeda.
     { {a}, {b} } adalah bukan partisi dari {a, b, c} karena tidak ada dalam himpunan itu yang berisi
     elemen c;{{a},{b}} adalah partisi dari {a, b}.



          Bilangan Bell juga bisa diperlihatkan sebagai banyaknya cara tertentu yang mungkin dari
meletakkan n bola berbeda ke dalam satu atau lebih kotak berbeda. Sebagai contoh, misalkan n=3.
Kita mempunyai 3 kotak dan 3 bola, misal kita lambangkan a,b, dan c. Jika kotak-kotak tidak bisa
dibedakan satu sama lain, maka ada 5 jalan meletakkan bola ke dalam kotak:

1. masing-masing bola dimasukkan kedalam kotak yang berbeda ketiganya
2. semua bola dimasukkan ke dalam 1 kotak yang sama
3. a dimasukkan ke dalam 1 kotak, b dan c bersama-sama ke dalam 1 kotak lain
4. b dimasukkan ke dalam 1 kotak, a dan c bersama-sama ke dalam 1 kotak lain
5. c dimasukkan ke dalam 1 kotak, a dan b bersama-sama ke dalam 1 kotak lain
          Bilangan Bell memenuhi rekursif formula berikut.

               n       n
Bn   1                   Bk
           k       0   k

Contoh :

B0       1 ( karena ada tepat satu partisi dari himpunan kosong.). bilangan-bilangan bell selanjutnya
dapat dicari.

Untuk B1, maka n              0.
0        0
B0       1                            B0
                     k       0    0
              0!
B1                B0
             0!0!
B1           1 x1
B1           1




Untuk B2 , maka n 1

                     1           1
B1   1                             Bk
                 k       0       k
              1                       1
B2                       B0                B1
                 0                    1
                  1!             1!
B2                      B0             B1
             (1 0)!0!         (1 1)! !
                                    1
              1!      1!
B2                1       1
             1!0!    0!1!
               1         1
B2                 1        1
             1 x1     1 x1
B2           1 1
B2           2




Untuk B3 , maka n                          2

                     2           2
B2   1                             Bk
                 k       0       k
                 2                    2         2
B3                       B0                B1       B2
              0                       1         2
                  2!               2!             2!
B3                      B0                B1            B2
             (2 0)!0!         (2 1)! ! 1        2 2 !2!
              2!       2!       2!
B3                1       1         2
             2!0!    1!1!      0!2!
               2 x1       2 x1         2 x1
B3                   1         1              2
             2 x1 x1      1 x1       1 x 2 x1
B3           1 2 2
B3           5
Dan seterusnya.




        Setiap Bilangan Bell adalah sebuah penjumlahan dari Bilangan Stirling dari jenis kedua

         n
Bn           S n, k
       k 1




Barisan bilangna stirling. k = kolom, n = baris.


                                 k= 1      2       3   4       5         6    7 8

                                n=1 1

                                   2 1      1

                                   3 1      3      1

                                   4 1      7      6       1

                                   5 1 15 25           10          1

                                   6 1 31 90           65      15         1

                                   7 1 63 301 350 140 21 1

                                   8 1 127 966 1701 1050 266 28 1




Contoh: S(3,1). Lihat baris 3 kolom 1. hasilnya 1.

         S(3,2). Lihat baris 3 kolom 2. hasilnya 3.

         S(3,3). Lihat baris 3 kolom 3. Hasilnya 1.

        Jumlah dari S(3,1) + S(3,2) + S(3,3) = 5, yang adalah merupakan bilngan bell yaitu B3    5.
Atau lebih mudahnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

N            Himpunan bilangan stirling                                Bilangan bell
1                                1                          1

2                            1        1                     2

3                       1        3            1             5

4                   1        7            6         1       15

5              1        15       25           10    1       52

6          1       31   90           65        15       1   203




★ Segitiga Bell
        Bilangan Bell dapat ditentukan dengan menggunakan Segitiga Bell atau juaga disebut
Aitken’s array atau Segitiga Peirce.

    1. Mulai dengan angka 1. Letakkan angka satu di baris pertama sendirian
    2. Mulai sebuah baris baru dengan elemen pertamanya di bagian kanan yaitu angka di baris
        sebelumnya di bagian kiri
    3. angka selanjutnya adalah hasil penjumlahan angka sebelumnya dengan 1 angka di atas
        angkanya
    4. begitu seterusnya
Daftar Pustaka

Bell Number. http://en.wikipedia.org/wiki/Bell_number. Diakses tanggal 4 april 2008



Stirling Number.

        http://planetmath.org/?op=getobj&from=objects&name=stirlingNumbersSecondKind.
        Diakses pada tanggal 4 april 2008.



Bell Number. http://mathforum.org/. Di akses pada tanggal 4 april 2008.



Bell’s Triangle. http://planetmath.org/encyclopedia/Bell’sTriangle. Di akses pada tanggal 7 Juni 2008.



Combinatorics. http://en.wikipedia.org/wiki/Combinatorics. Diakses pada tanggal 4 april 2008



Bell Numbers. http://www.pballew.net/Bellno. Diakses pada tanggal 5 juni 2008.


Partition of Set. http://en.wikipedia.org/wiki/Partition_(set_theory). Diakses pada tanggal 7 Juni
        2008.

More Related Content

What's hot

Rumus cepat-matematika-trigonometri
Rumus cepat-matematika-trigonometriRumus cepat-matematika-trigonometri
Rumus cepat-matematika-trigonometri
1724143052
 
Trigonometri 2
Trigonometri 2Trigonometri 2
Trigonometri 2
Fadhel Hizham
 
Perbandingan trigonometri pada segitiga siki siku
Perbandingan trigonometri pada segitiga siki sikuPerbandingan trigonometri pada segitiga siki siku
Perbandingan trigonometri pada segitiga siki siku
Luqman Aziz
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
Rose Agustina
 
A.4. perbandingan trigonometri sudut di berbagai kuadran
A.4.  perbandingan trigonometri sudut di berbagai kuadranA.4.  perbandingan trigonometri sudut di berbagai kuadran
A.4. perbandingan trigonometri sudut di berbagai kuadranSMKN 9 Bandung
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
kusnadiyoan
 
Trigonometri kelas XI
Trigonometri kelas XITrigonometri kelas XI
Trigonometri kelas XI
insan budiman
 
Bab Trigonometri SMA Kelas 3
Bab Trigonometri SMA Kelas 3Bab Trigonometri SMA Kelas 3
Bab Trigonometri SMA Kelas 3
Dadang E. Budi
 
Bab 6 trigonometri
Bab 6 trigonometriBab 6 trigonometri
Bab 6 trigonometriRavi Smansix
 
soal dan jawaban trigonometri
soal dan jawaban trigonometrisoal dan jawaban trigonometri
soal dan jawaban trigonometriamel22
 
Soal trigonometri
Soal trigonometriSoal trigonometri
Soal trigonometri
Cak Yanto
 
Persamaan trigonometri
Persamaan trigonometriPersamaan trigonometri
Persamaan trigonometri
Prinsca Syantik
 
Trigonometri SMA
Trigonometri SMATrigonometri SMA
Trigonometri SMA
SMAN 1 Gondangwetan
 
Mtk Trigonometri
Mtk TrigonometriMtk Trigonometri
Mtk Trigonometri
555
 
Trigonometri SMAN 5 KARAWANG
Trigonometri SMAN 5 KARAWANGTrigonometri SMAN 5 KARAWANG
Trigonometri SMAN 5 KARAWANG
Riananda Dwismara
 
Sudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometriSudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometriUmmi Fathin
 
Matematika (trigonometri)
Matematika (trigonometri)Matematika (trigonometri)
Matematika (trigonometri)
anggundiantriana
 

What's hot (20)

Rumus cepat-matematika-trigonometri
Rumus cepat-matematika-trigonometriRumus cepat-matematika-trigonometri
Rumus cepat-matematika-trigonometri
 
Trigonometri 2
Trigonometri 2Trigonometri 2
Trigonometri 2
 
Perbandingan trigonometri pada segitiga siki siku
Perbandingan trigonometri pada segitiga siki sikuPerbandingan trigonometri pada segitiga siki siku
Perbandingan trigonometri pada segitiga siki siku
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
A.4. perbandingan trigonometri sudut di berbagai kuadran
A.4.  perbandingan trigonometri sudut di berbagai kuadranA.4.  perbandingan trigonometri sudut di berbagai kuadran
A.4. perbandingan trigonometri sudut di berbagai kuadran
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Trigonometri kelas XI
Trigonometri kelas XITrigonometri kelas XI
Trigonometri kelas XI
 
Bab Trigonometri SMA Kelas 3
Bab Trigonometri SMA Kelas 3Bab Trigonometri SMA Kelas 3
Bab Trigonometri SMA Kelas 3
 
Bab 6 trigonometri
Bab 6 trigonometriBab 6 trigonometri
Bab 6 trigonometri
 
soal dan jawaban trigonometri
soal dan jawaban trigonometrisoal dan jawaban trigonometri
soal dan jawaban trigonometri
 
Soal trigonometri
Soal trigonometriSoal trigonometri
Soal trigonometri
 
Persamaan trigonometri
Persamaan trigonometriPersamaan trigonometri
Persamaan trigonometri
 
Trigonometri SMA
Trigonometri SMATrigonometri SMA
Trigonometri SMA
 
Mtk Trigonometri
Mtk TrigonometriMtk Trigonometri
Mtk Trigonometri
 
Trigonometri SMAN 5 KARAWANG
Trigonometri SMAN 5 KARAWANGTrigonometri SMAN 5 KARAWANG
Trigonometri SMAN 5 KARAWANG
 
7. trigonometri
7. trigonometri7. trigonometri
7. trigonometri
 
Sudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometriSudut sudut istimewa trigonometri
Sudut sudut istimewa trigonometri
 
Matematika (trigonometri)
Matematika (trigonometri)Matematika (trigonometri)
Matematika (trigonometri)
 

Similar to Konsep Mudah Menentukan Sudut Berelasi

BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptxBAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
aulia486903
 
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomiMatriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomiRohantizani
 
Matriks dan operasinya
Matriks dan operasinyaMatriks dan operasinya
Matriks dan operasinya
Egidius Putrando
 
Matrik
MatrikMatrik
Matriks 120302115248-phpapp02
Matriks 120302115248-phpapp02Matriks 120302115248-phpapp02
Matriks 120302115248-phpapp02
STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
 
Modul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdf
Modul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdfModul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdf
Modul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdf
AdamGaul
 
06 bab 5
06 bab 506 bab 5
06 bab 5
fitriana416
 
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriks
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriksBab 3(2) determinan dan i nvers matriks
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriksDaud Sulaeman
 
Soal
SoalSoal
Soal
mamet96
 
Matriks elementer
Matriks elementerMatriks elementer
Matriks elementer
kartika amelia
 
Buku panduan-ujian-tulis-keterampilan-snmptn2011
Buku panduan-ujian-tulis-keterampilan-snmptn2011Buku panduan-ujian-tulis-keterampilan-snmptn2011
Buku panduan-ujian-tulis-keterampilan-snmptn2011Budi Arto
 
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & VektorFismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Work Free
 
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & VektorFismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Work Free
 

Similar to Konsep Mudah Menentukan Sudut Berelasi (20)

BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptxBAB 1 - Pola Bilangan.pptx
BAB 1 - Pola Bilangan.pptx
 
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomiMatriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
 
Matriks dan operasinya
Matriks dan operasinyaMatriks dan operasinya
Matriks dan operasinya
 
Kalkulus
Kalkulus Kalkulus
Kalkulus
 
Matrik
MatrikMatrik
Matrik
 
Matriks 120302115248-phpapp02
Matriks 120302115248-phpapp02Matriks 120302115248-phpapp02
Matriks 120302115248-phpapp02
 
Modul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdf
Modul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdfModul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdf
Modul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdf
 
06 bab 5
06 bab 506 bab 5
06 bab 5
 
06 bab-5
06 bab-506 bab-5
06 bab-5
 
Smart solution
Smart solutionSmart solution
Smart solution
 
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriks
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriksBab 3(2) determinan dan i nvers matriks
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriks
 
Analisis Riel 1
Analisis Riel 1Analisis Riel 1
Analisis Riel 1
 
Soal
SoalSoal
Soal
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
7. trigonometri
7. trigonometri7. trigonometri
7. trigonometri
 
Matriks elementer
Matriks elementerMatriks elementer
Matriks elementer
 
Buku panduan-ujian-tulis-keterampilan-snmptn2011
Buku panduan-ujian-tulis-keterampilan-snmptn2011Buku panduan-ujian-tulis-keterampilan-snmptn2011
Buku panduan-ujian-tulis-keterampilan-snmptn2011
 
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & VektorFismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
 
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & VektorFismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
 

More from rezkiyurika

makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.rezkiyurika
 
analisis varians dua arah)
analisis varians dua arah)analisis varians dua arah)
analisis varians dua arah)rezkiyurika
 
analisis varians satu arah
analisis varians satu arahanalisis varians satu arah
analisis varians satu arahrezkiyurika
 
Data dan Penyajian Data
Data dan Penyajian DataData dan Penyajian Data
Data dan Penyajian Datarezkiyurika
 
Tak harus dengan Persegi Panjang
Tak harus dengan Persegi PanjangTak harus dengan Persegi Panjang
Tak harus dengan Persegi Panjangrezkiyurika
 
Modul operasi dan faktorisasi hitung aljabar
Modul operasi dan faktorisasi hitung aljabarModul operasi dan faktorisasi hitung aljabar
Modul operasi dan faktorisasi hitung aljabarrezkiyurika
 
Data dan Penyajian Data
Data dan Penyajian DataData dan Penyajian Data
Data dan Penyajian Datarezkiyurika
 
Operasi bentuk aljabar
Operasi bentuk aljabarOperasi bentuk aljabar
Operasi bentuk aljabarrezkiyurika
 
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)rezkiyurika
 

More from rezkiyurika (10)

makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.
 
analisis varians dua arah)
analisis varians dua arah)analisis varians dua arah)
analisis varians dua arah)
 
analisis varians satu arah
analisis varians satu arahanalisis varians satu arah
analisis varians satu arah
 
Uji Rata-Rata
Uji Rata-RataUji Rata-Rata
Uji Rata-Rata
 
Data dan Penyajian Data
Data dan Penyajian DataData dan Penyajian Data
Data dan Penyajian Data
 
Tak harus dengan Persegi Panjang
Tak harus dengan Persegi PanjangTak harus dengan Persegi Panjang
Tak harus dengan Persegi Panjang
 
Modul operasi dan faktorisasi hitung aljabar
Modul operasi dan faktorisasi hitung aljabarModul operasi dan faktorisasi hitung aljabar
Modul operasi dan faktorisasi hitung aljabar
 
Data dan Penyajian Data
Data dan Penyajian DataData dan Penyajian Data
Data dan Penyajian Data
 
Operasi bentuk aljabar
Operasi bentuk aljabarOperasi bentuk aljabar
Operasi bentuk aljabar
 
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
Ppt tugas ict (operasi bentuk aljabar)
 

Konsep Mudah Menentukan Sudut Berelasi

  • 1. KONSEP MUDAH MENENTUKAN NILAI TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI MATERI SUDUT Genap Fungsi Genap Ganjil Fungsi Berubah Sin cos Cos sin Tan costan Sec cosec Cosec sec TIP PRAKTIS MENGINGAT RUMUS Sin ( 1800– α ) = Sin α0 1. ( 1800 – α ) Kuadran II sinus positif 2. Sudut 180 dengan nol diabaikan berarti 18 ( genap ) fungsi tetap. Fungsi sinus tetap,tidak berubah. Cos ( 2700 – α ) – Sin α0 ( 2700 – α ) 2700 Kuadrat ke II cosinus negatif sudutnya dengan nol diabaikan berarti ganjil. Fungsi berubah.( cosinus berubah menjadi sinus ) Tan ( 900 – α ) = cot an α0 ( 900 – α ) kuadran Inilai tan gen positif, sudutnya dengan nol diabaikan berarti ganjil fungsi berubah tan gen berubah menjadi cot angen
  • 2. MEMPERMUDAH MENENTUKAN NILAI SUDUT SEBAGAI BERIKUT 1. Sin 1350 = cos 1 3 50 = cos 450 = Pertama kita lihat kuadrannya 1350 kuadran ke II, sin us positif. Kemudian kita lihat sudutnya 1350 angka ratusannya 1 (ganjil ) fungsi berubah, sehingga sin us berubah menjadi cosinus. Selanjutnya 1 + 3 = 4 ( angka puluhan ), angka 5 tetap sebagai satuan. tan 2100 = tan 2 1 00 = tan pertama lihat 1200 kuadran III, 300 = tangen positif kemudian kita lihat sudut 1200 angka ratusannya 2 ( genap ) fungsi tetap, shingga fungsi tetap. Selanjutnya 2 + 1 = 3 ( angka puluhan ), angka 0 tetap sebagai satuan. Contoh soal: Tentukan nilai sudut : 1. Sin 1500 Penyelesaian Cara I Cara II Sin 1500 = ( 1800 – 300 ) sin 1500 = cos 1 5 00 = sin 300 = cos 600 = = 2. Cosec 3000 Penyelesaian Cara I Cara II
  • 3. Cosec 3000 = cosec ( 3600 – 600 ) Cos ec 3000 = sec 3 0 00 = - cosec 600 = sec 300 =- =- DAFTAR PUSTAKA Kurniawan.2003.Fokus matematika untuk SMP dan MTs. Jakarta: Erlangga www.agutidie.com/Trigonometri.html.
  • 4. Disusun oleh : Nama : Fitriyani Nim : 06101408008 Dosen Pembimbing :
  • 5.
  • 6. BUKU LEMMA-LEMMA ARCHIMEDES’ BOOK OF LEMMAS I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam Kehidupan sehari-hari banyak sekali kita jumpaui masalah yang berkaitan dengan bilangan. Barisan bilangan adalah urutan bilangan yang mengikuti pola-pola tertentu atau tersusun oleh bilangan yang untuk menentukannya menggunakan cara tertentu. Dengan kata lain setiap barisan bilangan memiliki ciri khas. Beberapa contoh: 1. Barisan bilangan genap yaitu: 2, 4, 6, 8,…memiliki pola yaitu terdiri dari bilangan genap dengan bilangan pertama dua dan bilangan berikutnya bertambah 2 dari bilangan sebelumnya 2. Barisan bilangan prima yaitu: 2, 3, 5,… 3. Barisan bilangan geometri dengan rasio 2 seperti:1, 2, 4, 8, 16,… atau yang merupakan kelipatan 2. Dan masih banyak lagi barisan bilangan lainnya. Salah satu contoh barisan bilangan lainnya adalah bilangan bell. Barisan bilangan ini istimewa karena barisan bilangan bell adalah bilangan tersusun dari bilangan yang menyatakan banyaknya partisi dari sebuah himpunan dengan n anggota. Barisan bell ini adalah penerapan dari kombinasi dan partisi dalam matematika. Pada makalah ini akan disajikan tentang bilangan bell dan cara menentukan bilangan bell. Pada makalah ini juga akan ditampilkan bell triangle atau aitken's array atau peirce triangle. 1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menentukan angka- angka pada Bilangan Bell serta cara menentukannya.
  • 7. II. MATERI PENDUKUNG 1. Himpunan Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah terdefinisi dengan jelas. 2. Himpunan kosong Ada tepat satu himpunan yang tidak memiliki elemen, yang disebut sebagai himpunan kosong, dan dinotasikan sebagai atau {}. 3. Himpunan Bagian Sebuah himpunan B merupakan himpunan bagian (subset) dari himpunan A dan dinotasikan B A atau A B, jika setiap elemen B merupakan elemen A. Contoh: Misalkan S = {a, b, c}, maka S memiliki 8 macam himpunan bagian yakni {}, {a}, {b}, {c}, {a, b}, {a, c}, {b, c}, {a, b, c}. 4. Partisi Himpunan S, dengan sub-himpunan Ai (i {1, 2, …, n}) Himpunan {A1, A2, A3, …., An } disebut partisi dari S dan harus memenuhi 3 kriteria berikut: 1. Ai {} 2. Ai Aj = { } 3. A1 A2 A3 …. An = S 5. Notasi Sigma Notasi sigma atau digunakan untuk menyatakan operasi penjumlahan bilangan berurutan. n n ai a1 a2 an dan k k k ... k nk i 1 i 1 6. Kombinasi. Banyaknya kombinasi (susunan) k unsur dari n unsur adalah: n n! C n, k n Ck ,k n k k! n k ! 6. Faktorial Hasil kali dari bilangan positif dari 1 sampai n dilambangkan dengan n! (dibaca: n faktorial). n! 1 x 2 x 3 x...x(n 2) x (n 1) x n 0! = 1 1! = 1 7. Bilangan Stirling
  • 8. Bilangan Stirling S(n,k) adalah banyaknya cara mempartisi sebuah himpunan dari n elemen ke dalam k himpunan bagian tidak kosong. Contoh: Untuk n= 3, misalnya {a,b,c} - ada 0 cara untuk mempartisinya ke dalam k=0 himpunan bagian tidak kosong. - Ada 1 cara untuk mempartisinya ke dalam k=1 himpunan bagian tidak kosong. Yaitu {{a, b, c}} - Ada 3 cara untuk mempartisinya ke dalam k = 2 himpunan bagian tidak kosong . yaitu: {{a},{b,c}}, {{b},{a,c}}, {{c},{a,b}}. - Ada 1 cara untuk mempartisinya ke dalam k = 3 himpunan bagian tidak kosong. Yaitu: {{a},{b},{c}}. Catatan: Untuk n= 0 elemen , k =0 himpunan bagian tidak kosong maka ada 1 cara mempartisinya. II. MATERI POKOK Bilangan Bell diambil dari nama Eric Temple Bell. Barisan Bell adalah pola bilangan {1,1,2,5,15,52,203,877,4140,21147,…}. Bilangan Bell dapat didefinisikan juga sebagai banyaknya partisi dari sebuah himpunan dengan n anggota. Di mulai dari B0 B1 1. Secara umum Bn adalah banyaknya partisi dari sebuah himpunan dengan ukuran n. Sebuah partisi dari sebuah himpunan tidak kosong. Sebagai contoh, B3 5 karena 3 elemen himpunan {a, b, c} dapat di pecah dalam 5 cara tertentu, yaitu: { {a}, {b}, {c} } { {a}, {b, c} } { {b}, {a, c} } { {c}, {a, b} } { {a, b, c} }
  • 9. B0 adalah 1 karena ada tepat satu partisi dari himpunan kosong. Setiap anggota dari himpunan kosong adalah sebuah himpunan tidak kosong (secara hampa benar), dan kesatuaannya adalah himpunan kosong. Jadi, himpunan kosong adalah satu-satunya partisi dengan dirinya sendiri. Catatan: { {}, {a,c}, {b} } adalah bukan partisi (karena berisi himpunan kosong). { {a, b}, {b, c} } adalah bukan partisi (dari beberapa himpunan) karena elemen b terisi ke dalam lebih dari 1 himpunan bagian yang berbeda. { {a}, {b} } adalah bukan partisi dari {a, b, c} karena tidak ada dalam himpunan itu yang berisi elemen c;{{a},{b}} adalah partisi dari {a, b}. Bilangan Bell juga bisa diperlihatkan sebagai banyaknya cara tertentu yang mungkin dari meletakkan n bola berbeda ke dalam satu atau lebih kotak berbeda. Sebagai contoh, misalkan n=3. Kita mempunyai 3 kotak dan 3 bola, misal kita lambangkan a,b, dan c. Jika kotak-kotak tidak bisa dibedakan satu sama lain, maka ada 5 jalan meletakkan bola ke dalam kotak: 1. masing-masing bola dimasukkan kedalam kotak yang berbeda ketiganya 2. semua bola dimasukkan ke dalam 1 kotak yang sama 3. a dimasukkan ke dalam 1 kotak, b dan c bersama-sama ke dalam 1 kotak lain 4. b dimasukkan ke dalam 1 kotak, a dan c bersama-sama ke dalam 1 kotak lain 5. c dimasukkan ke dalam 1 kotak, a dan b bersama-sama ke dalam 1 kotak lain Bilangan Bell memenuhi rekursif formula berikut. n n Bn 1 Bk k 0 k Contoh : B0 1 ( karena ada tepat satu partisi dari himpunan kosong.). bilangan-bilangan bell selanjutnya dapat dicari. Untuk B1, maka n 0.
  • 10. 0 0 B0 1 B0 k 0 0 0! B1 B0 0!0! B1 1 x1 B1 1 Untuk B2 , maka n 1 1 1 B1 1 Bk k 0 k 1 1 B2 B0 B1 0 1 1! 1! B2 B0 B1 (1 0)!0! (1 1)! ! 1 1! 1! B2 1 1 1!0! 0!1! 1 1 B2 1 1 1 x1 1 x1 B2 1 1 B2 2 Untuk B3 , maka n 2 2 2 B2 1 Bk k 0 k 2 2 2 B3 B0 B1 B2 0 1 2 2! 2! 2! B3 B0 B1 B2 (2 0)!0! (2 1)! ! 1 2 2 !2! 2! 2! 2! B3 1 1 2 2!0! 1!1! 0!2! 2 x1 2 x1 2 x1 B3 1 1 2 2 x1 x1 1 x1 1 x 2 x1 B3 1 2 2 B3 5
  • 11. Dan seterusnya. Setiap Bilangan Bell adalah sebuah penjumlahan dari Bilangan Stirling dari jenis kedua n Bn S n, k k 1 Barisan bilangna stirling. k = kolom, n = baris. k= 1 2 3 4 5 6 7 8 n=1 1 2 1 1 3 1 3 1 4 1 7 6 1 5 1 15 25 10 1 6 1 31 90 65 15 1 7 1 63 301 350 140 21 1 8 1 127 966 1701 1050 266 28 1 Contoh: S(3,1). Lihat baris 3 kolom 1. hasilnya 1. S(3,2). Lihat baris 3 kolom 2. hasilnya 3. S(3,3). Lihat baris 3 kolom 3. Hasilnya 1. Jumlah dari S(3,1) + S(3,2) + S(3,3) = 5, yang adalah merupakan bilngan bell yaitu B3 5. Atau lebih mudahnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. N Himpunan bilangan stirling Bilangan bell
  • 12. 1 1 1 2 1 1 2 3 1 3 1 5 4 1 7 6 1 15 5 1 15 25 10 1 52 6 1 31 90 65 15 1 203 ★ Segitiga Bell Bilangan Bell dapat ditentukan dengan menggunakan Segitiga Bell atau juaga disebut Aitken’s array atau Segitiga Peirce. 1. Mulai dengan angka 1. Letakkan angka satu di baris pertama sendirian 2. Mulai sebuah baris baru dengan elemen pertamanya di bagian kanan yaitu angka di baris sebelumnya di bagian kiri 3. angka selanjutnya adalah hasil penjumlahan angka sebelumnya dengan 1 angka di atas angkanya 4. begitu seterusnya
  • 13. Daftar Pustaka Bell Number. http://en.wikipedia.org/wiki/Bell_number. Diakses tanggal 4 april 2008 Stirling Number. http://planetmath.org/?op=getobj&from=objects&name=stirlingNumbersSecondKind. Diakses pada tanggal 4 april 2008. Bell Number. http://mathforum.org/. Di akses pada tanggal 4 april 2008. Bell’s Triangle. http://planetmath.org/encyclopedia/Bell’sTriangle. Di akses pada tanggal 7 Juni 2008. Combinatorics. http://en.wikipedia.org/wiki/Combinatorics. Diakses pada tanggal 4 april 2008 Bell Numbers. http://www.pballew.net/Bellno. Diakses pada tanggal 5 juni 2008. Partition of Set. http://en.wikipedia.org/wiki/Partition_(set_theory). Diakses pada tanggal 7 Juni 2008.