SlideShare a Scribd company logo
BAB 
19 
HAL 309
PAJAK
PERPAJAKAN
• Apakah pengertian pajak? 
• Apakah pemerintah juga memungut 
iuran dari masyarakat selain pajak? 
• Apa perbedaan pajak dengan pungutan 
resmi lainnya?
1. Prof. Dr. Rochmat Sumitro, S.H., 
• PAJAK ADALAH 
• iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan 
undang-undang (yang dapat dipaksakan) 
dengan tiada mendapat jasa timbal balik 
(kontra prestasi) yang langsung dapat 
ditunjukkan dan yang digunakan untuk 
membayar pengeluaran umum dan surplusnya 
digunakan untuk “public saving” yang 
merupakan sumber utama untuk membiayai 
“public investment’.
2. Ray M. Sommer 
• PAJAK ADALAH 
• pengalihan sumber-sumber dari sektor 
swasta ke sektor pemerintah, yang wajib 
dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang 
telah ditetapkan lebih dahulu dan tanpa 
mendapatkan imbalan yang langsung, 
sehingga daripadanya pemerintah dapat 
melaksanakan tugasnya untuk mencapai 
tujuan ekonomi dan sosial.
3. MENURUT UU NO. 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN 
UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN INDONESIA, YANG 
TELAH DISEMPURNAKAN MENJADI UU NO. 16 TAHUN 2000 
• PAJAK ADALAH 
• iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak 
berdasarkan norma-norma hukum untuk 
membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif 
guna meningkatkan kesejahteraan umum 
yang balas jasanya tidak diterima secara 
langsung.
ADAPUN CIRI-CIRI PAJAK SEBAGAI BERIKUT. 
1. Iuran wajib yang dikenakan kepada masyarakat 
wajib pajak. 
2. Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma-norma 
atau aturan hukum. 
3. Dipergunakan untuk membiayai kepentingan 
umum. 
4. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan 
masyarakat. 
5. Balas jasanya tidak diterima secara langsung.
RETRIBUSI 
• merupakan pungutan yang dikenakan 
kepada masyarakat yang menggunakan 
fasilitas yang disediakan negara. 
• Pungutan tentang restribusi diatur melalui 
UU No. 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah 
dan Retribusi.
BEBERAPA PUNGUTAN RESMI LAINNYA YANG MERUPAKAN 
SUMBER PENDAPATAN NEGARA SELAIN PAJAK ADALAH 
SEBAGAI BERIKUT. 
• 1. CUKAI ADALAH 
• pungutan yang ditetapkan pemerintah 
berdasarkan peraturan pemerintah atas 
barang-barang tertentu dengan tujuan 
membatasi konsumsi atas barang tersebut. 
• Barang yang dikenai cukai misalnya rokok 
dan parfum.
• 2. Bea ekspor dan bea impor adalah 
pungutan yang dibebankan pada barang-barang 
tertentu yang akan diekspor atau 
diimpor saat barang-barang tersebut melalui 
daerah tertentu.
• 3. Retribusi adalah 
• pungutan oleh negara karena negara 
telah memberikan pelayanan pada 
masyarakat. 
• Misalnya, retribusi parkir, rekening air 
dan listrik.
• 4. Iuran Pembangunan Daerah (Ipeda) 
adalah iuran yang ditarik oleh negara 
untuk pembangunan dan perbaikan 
sarana dan prasarana umum.
• 5. Sumbangan, misalnya Sumbangan 
Wajib dan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan 
(SWDKLLJ) yang dibayar setiap tahun 
sambil memperbarui STNK.
PERBEDAAN PAJAK DAN PUNGUTAN 
RESMI LAINNYA 
PAJAK 
1. Dipungut berdasarkan undang-undang. 
2. Tidak menerima imbalan jasa 
secara langsung dari 
pemerintah. 
3. Dihitung sendiri oleh wajib 
pajak. 
4. Dipungut secara paksa. 
5. Jatuh tempo pembayaran 
sesuai tahun fiskal. 
6. Sanksi hukumnya ditentukan 
dalam undang-undang. 
PUNGUTAN RESMI LAINNYA 
1. Dipungut berdasarkan 
Peraturan Pemerintah, 
Menteri, atau Kepala Daerah. 
2. Menerima imbalan jasa secara 
langsung dari pemerintah. 
3. Dihitung oleh pemerintah. 
4. Dipungut sesuai kebijakan 
pemerintah. 
5. Pembayaran dilakukan sesuai 
dengan pemakaian. 
6. Sanksi hukumnya sesuai 
kebijakan pemerintah.
B. FUNGSI PAJAK
1. SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN NEGARA 
• Dengan pembayaran pajak, negara 
akan memiliki dana yang cukup untuk 
melakukan penyelenggaraan 
pemerintahan dan melakukan 
pembangunan.
2. SEBAGAI ALAT PEMERATAAN EKONOMI 
• Melalui pajak, pemerintah dapat 
melakukan subsidi kepada rakyat-rakyat 
kecil.
3. SEBAGAI PENGATUR KEGIATAN EKONOMI 
• Melalui pajak, pemerintah dapat 
mengatur kegiatan konsumsi, 
distribusi, produksi, ekspor, dan 
impor.
4. SEBAGAI ALAT STABILITAS PEREKONOMIAN 
• Dengan pajak, pemerintah dapat 
mendorong pertumbuhan industri baru 
dengan cara menurunkan atau 
membesarkan pajak bagi industri-industri 
yang langka, tetapi banyak 
dibutuhkan masyarakat, sehingga dapat 
menjaga stabilitas ekonomi.
BENTUK KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM 
MENGATUR KEGIATAN EKONOMI MELALUI PAJAK 
DAPAT DILAKUKAN: 
• 1. Menaikkan pajak impor dan 
membebaskan pajak ekspor dengan 
tujuan melindungi dan 
meningkatkan daya saing produksi 
dalam negeri.
• 2. Melakukan pungutan pajak 
penghasilan atas golongan yang 
berpenghasilan tinggi untuk 
meningkatkan keadilan sosial dengan 
jalan pemerataan pendapatan.
• 3. Memungut tarif pajak rendah 
bagi perusahaan yang baru berdiri 
dan industri kecil untuk 
meningkatkan kemampuan 
memperluas usaha, dan menyerap 
tenaga kerja.
SALAH SATU POSTER PAJAK.
DASAR PEMUNGUTAN PAJAK 
1. UUD 1945 pasal 23 ayat 2. 
2. Undang-undang perpajakan yang berlaku di Indonesia, 
yaitu 
a. UU No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan 
Tata Cara Perpajakan. 
b. UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh). 
c. UU No. 18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai 
Barang dan Jasa (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang 
Mewah (PPnBM). 
d. UU No. 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan 
(PBB). 
e. UU No. 24 tahun 2000 tentang Bea Materai. 
f. UU No. 20 tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas 
Tanah dan Bangunan (BPHTB).
C. JENIS-JENIS PAJAK
1. Berdasarkan Pihak yang Menanggung 
• a. Pajak langsung, misalnya Pajak Penghasilan 
(PPh), Pajak Bumi Bangunan (PBB). 
• b. Pajak tidak langsung, misalnya Pajak 
Penjualan (PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 
Bea Materai, Cukai, Pajak Penjualan Barang 
Mewah (PPn-BM).
2. Berdasarkan Pihak yang Memungut 
• a. Pajak negara, misalnya Pajak Penghasilan 
(PPh), Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pajak 
Penjualan (PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 
Bea Materai, Cukai, Pajak Penjualan Barang 
Mewah (PPn-BM). 
• b. Pajak daerah, misalnya retribusi parkir, pajak 
tontonan, pajak reklame, retribusi terminal.
3. Berdasarkan Sifatnya 
• a. Pajak objektif, misalnya Pajak 
Penghasilan (PPh). 
• b. Pajak subjektif, misalnya Pajak 
Bumi Bangunan (PBB), Pajak 
Penjualan (PPn), Pajak Pertambahan 
Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang 
Mewah (PPn-BM).
1. PAJAK NEGARA (PAJAK PUSAT) 
• PAJAK NEGARA (PAJAK PUSAT) ADALAH 
• pajak yang dipungut dan dilakukan oleh 
pemerintah pusat. 
• Yang termasuk pajak negara adalah pajak 
penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai 
(PPN), pajak penjualan atas barang mewah 
(PPnBM), bea materai (BM), pajak ekspor, 
dan pajak bumi dan bangunan (PBB).
2. PAJAK DAERAH 
• PAJAK DAERAH ADALAH 
• pajak yang dikelola oleh pemerintah 
daerah provinsi dan kabupaten/kota. 
Hasil pemungutan pajak ini digunakan 
untuk membiayai pembangunan daerah 
dan pengeluaran rutin daerah yang 
bersangkutan.
YANG TERMASUK PAJAK DAERAH SEBAGAI 
BERIKUT. 
• a. Dipungut pemerintah provinsi, yaitu 
pajak kendaraan bermotor dan kendaraan 
di atas air. 
• b. Dipungut pemerintah kabupaten/kota, 
yaitu pajak reklame, pajak tontonan, 
hiburan, hotel, pajak restoran, pajak rumah, 
radio, televisi, dan pajak penerangan jalan.
1. Pajak langsung 
• PAJAK LANGSUNG ADALAH 
• pajak yang harus dipikul oleh wajib pajak 
dan tidak dapat dilimpahkan atau 
dibebankan kepada orang lain. 
• Yang termasuk pajak langsung adalah pajak 
pendapatan dan pajak bumi dan 
bangunan.
2. Pajak tidak langsung 
• PAJAK TIDAK LANGSUNG ADALAH 
• pajak yang dipungut dari pihak tertentu, 
namun dapat dilimpahkan kepada pihak lain. 
• Yang termasuk pajak tidak langsung adalah 
pajak penjualan, pajak penjualan impor, bea 
materai, bea lelang, pajak ekspor, cukai, dan 
PPN.
D. SISTEM PERPAJAKAN DI INDONESIA 
• SISTEM PERPAJAKAN ADALAH 
• cara-cara yang digunakan oleh suatu negara 
dalam melaksanakan pemungutan pajak 
kepada masyarakat. 
• Untuk dapat melaksanakan sistem 
perpajakan dengan baik, ada beberapa hal 
yang perlu diketahui yang berhubungan 
dengan pajak, antara lain sebagai berikut.
1. Kriteria Pemungutan Pajak 
a. Distribusi beban pajak harus adil, 
artinya setiap orang harus 
menanggung beban pajak sesuai 
dengan kemampuannya yang wajar.
b. Beban pajak harus lebih seminimal 
mungkin, artinya beban pajak tidak 
boleh memberatkan wajib pajak, 
sehingga menghambat usahanya.
c. Pajak harus dapat memperbaiki 
ketidakefisienan, artinya dengan 
adanya beban pajak, wajib pajak 
terdorong untuk bekerja secara 
efisien.
d. Pajak harus mampu melakukan 
stabilisasi dan pertumbuhan 
ekonomi, artinya dengan 
diterapkannya pajak, ekonomi 
nasional dapat stabil dan 
berkembang dengan baik.
e. Sistem pajak harus dimengerti oleh 
wajib pajak artinya sistem pajak 
jangan sampai mempersulit wajib 
pajak dalam membayarnya.
f. Biaya administrasi dan biaya 
pelaksanaannya haruslah sesedikit 
mungkin, artinya jangan sampai 
biaya operasional pajak melebihi 
besarnya pajak yang diterima.
g. Memiliki kepastian, artinya sistem 
pajak harus dapat menjamin 
tentang cara, prosedur, dan jumlah 
pajak yang harus dibayar oleh wajib 
pajak.
h. Dapat dilaksanakan, artinya sistem 
pajak harus mudah, sederhana, dan 
dapat dilaksanakan oleh instansi 
pemungut pajak.
• i. Dapat diterima, artinya wajib 
pajak dapat menerima kewajiban 
membayar pajak dengan penuh 
kesadaran.
Sistem perpajakan di 
Indonesia mempunyai corak 
sebagai berikut.
• 1. Bahwa pemungutan pajak merupakan 
perwujudan dari pengabdian kewajiban 
dan peran serta wajib pajak untuk 
secara langsung dan bersama-sama 
melaksanakan kewajiban perpajakan 
yang diperlukan guna membiayai 
pembangunan nasional.
• 2. Bahwa tanggung jawab atas 
kewajiban pelaksanaan pajak sebagai 
pencerminan kewajiban di bidang 
perpajakan berada pada anggota 
masyarakat wajib pajak sendiri.
• 3. Bahwa anggota masyarakat wajib 
pajak diberi kepercayaan untuk 
kegotong-royongan nasional melalui 
sistem menghitung dan membayar 
sendiri (self assesment system) 
pajak terutang kepada negara.
2. UNSUR-UNSUR PAJAK
a. SUBJEK PAJAK 
• yaitu orang/badan yang 
menurut undang undang 
dibebani pajak.
b. WAJIB PAJAK 
• yaitu orang/badan yang menurut 
undang-undang diharuskan melakukan 
tindakan-tindakan perpajakan seperti 
mencari/mendapatkan nomor pokok 
wajib pajak (NPWP) di kantor Dirjen 
Pajak, menghitung besarnya pajak, dan 
menyetorkan pajak ke kas negara.
c. OBJEK PAJAK 
• yaitu benda/barang atau sesuatu 
yang menjadi sasaran pajak. 
Contoh: rumah, penghasilan, mobil, 
dan lainlain.
d. TARIF PAJAK 
• adalah dasar pengenaan besarnya 
pajak yang harus dibayar subjek pajak 
terhadap objek pajak yang menjadi 
tanggungannya. Tarif pajak pada 
umumnya dinyatakakan dengan 
persentase.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DAPAT 
DILAKUKAN DENGAN CARA SEBAGAI BERIKUT. 
• 1. OFFICIAL ASSESMENT SYSTEM ADALAH 
• sistem pemungutan pajak yang perhitungannya 
dilakukan dan ditetapkan oleh pemerintah. Wajib 
pajak hanya menerima hasil perhitungan dan 
penetapan pajaknya, kemudian membayarnya 
kepada kantor pajak. Sistem ini pernah 
dilaksanakan di Indonesia sampai tahun 1967.
• 2. SELF ASSESMENT SYSTEM ADALAH 
• sistem pemungutan pajak yang 
perhitungannya dilakukan sendiri oleh wajib 
pajak. Wajib pajak diberi kepercayaan untuk 
menghitung dan menetapkan pajaknya 
kemudian membayarnya kepada kantor 
pajak. Sistem ini dilaksanakan di Indonesia 
sejak tahun 1983 sampai sekarang.
• 3. WITH HOLDING SYSTEM ADALAH 
• sistem pemungutan pajak yang 
perhitungannya dilakukan dan 
ditetapkan oleh pihak ketiga. Sistem 
ini pernah dilaksanakan di Indonesia 
tahun 1968-1983.
• MENURUT BESAR KECILNYA PAJAK 
YANG HARUS DIBAYAR, TARIF PAJAK 
DIHITUNG DENGAN SISTEM:
1) Proporsional 
• Tarif pajak yang persentasenya tetap/sama untuk 
setiap jenis objek pajak. Di mana makin besar 
pendapatan yang diterima oleh seorang wajib 
pajak, maka makin besar pula pajak yang 
seharusnya dibayarkan. 
• Misalnya tarif pajak pertambahan nilai (PPN) 
sebesar 5 %, jika dasar pengenaan pajak sebesar 
Rp4.000.000,00, maka besar pajak PPN = 
Rp200.000,00, dan jika dasar pengenaan pajak 
sebesar Rp8.000.000,00, maka besar pajak PPN = 
Rp400.000,00.
2) Progresif 
• Tarif pajak yang persentasenya makin besar jika 
objek pajak bertambah. Di mana jika makin besar 
pendapatan yang diperoleh wajib pajak, maka 
makin besar pula persentase pajak yang harus 
dibayar. 
• Misalnya dasar pengenaan pajak Rp8.000.000,00 
sebesar 5 %, maka jumlah pajak yang harus dibayar 
adalah 5 % dari Rp8.000.000,00 = Rp400.000,00. Jika 
dasar pengenaan pajak menjadi Rp16.000.000,00 
(meningkat 2 X semula), maka pajak yang semula 5 
% mengalami peningkatan tarif menjadi 10 % 
sehingga besar pajak yang harus dibayar adalah 10 
% X Rp16.000.000,00 = Rp1.600.000,00 dan 
seterusnya.
3) Degresif 
• Tarif pajak yang makin rendah jika objek pajaknya 
bertambah. Jika makin tingi penghasilan wajib pajak, 
maka pajak yang harus dibayar justru makin rendah. 
• Misalnya dasar pengenaan pajak sebesar 
Rp8.000.000,00 tarif pajaknya 20 % = Rp1.600.000,00 
maka jika dasar pengenaan pajak sebesar 
Rp16.000.000,00 (meningkat 2 X semula) tarif pajak 
dikurangi 5 %, jadi besar pajak yang dibayar = 15 % X 
Rp16.000.000,00 = Rp2.400.000,00 tetapi jika dasar 
pengenaan pajak sebesar Rp24.000.000,00 (3 X 
semula), maka besarnya pajak adalah 10 % dari 
Rp24.000.000,00 = Rp2.400.000,00, dan jika 
penghasilannya Rp32.000.000,00, maka pajak yang 
dikenakan hanya 5 % X Rp32.000.000,00 = 
Rp1.600.000,00.
3. PAJAK YANG DITANGGUNG 
KELUARGA
a. Pajak Penghasilan ( PPh ) 
• 1) Pengertian Pajak penghasilan adalah 
• pajak yang dikenakan pada subjek pajak 
untuk setiap objek pajak yang 
diterimanya
• 2) Dasar 
• Dasar pungutan pajak penghasilan 
adalah UU No. 17 Tahun 2000 yang 
berisi tentang subjek pajak, objek 
pajak, penghasilan kena pajak (PKP), 
dan tarif pajak.
• 3) Subjek 
• SUBJEK PAJAK PENGHASILAN, ADALAH 
• orang atau badan yang dikenai pajak 
sesuai dengan ketentuan.
SUBJEK PAJAK MELIPUTI : 
a) Orang pribadi atau warisan yang belum dibagi. 
b) Badan, seperti Perseroan Terbatas (PT), CV, 
Firma, BUMN, Koperasi, Yayasan. 
c) Bentuk Usaha Tetap (BUT), yaitu tempat 
menjalankan usaha secara teratur yang 
didirikan oleh badan / perusahaan di luar 
negeri.
• 4) Objek 
• Objek pajak penghasilan adalah 
setiap penghasilan yang diterima 
oleh subjek pajak, misalnya gaji, 
honorarium, komisi, bonus, bunga, 
pensiun, hadiah dari undian, laba 
usaha.
• 5) Penghasilan Kena Pajak (PKP) 
• Penghasilan Kena Pajak (PKP) 
adalah penghasilan yang akan 
diperhitungkan besar pajaknya yang 
terlebih dahulu dikurangi dengan 
penghasilan tidak kena pajak 
(PTKP).
ADAPUN BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA 
PAJAK (PKTP) PERTAHUN MENURUT UU NO. 17 
TAHUN 2000 ADALAH: 
a) Untuk wajib pajak orang pribadi adalah 
Rp2.880.000,00. 
b) Tambahan untuk wajib pajak yang telah menikah 
adalah Rp1.440.000,00. 
c) Tambahan untuk suami istri yang berpenghasilan 
adalah Rp2.880.000,00. 
d) Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah 
(ayah, ibu, anak sekandung) semenda (mertua, anak 
tiri) serta anak angkat yang menjadi tanggungan 
sepenuhnya bagi wajib pajak paling banyak 3 (tiga) 
orang untuk sekeluarga sebesar Rp1.440.000,00.
Untuk tarif bagi wajib pajak pribadi 
dalam negeri adalah sebagai berikut : 
a) Penghasilan sampai Rp25.000.000,00 pajak 
sebesar 5 %. 
b) Di atas Rp25.000.000,00 sampai dengan 
Rp50.000.000,00 tarif pajak sebesar 10%. 
c) Di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan 
Rp100.000.000,00 tarif pajak sebesar 15 %. 
d) Di atas Rp100.000.000,00 sampai 
Rp200.000.000,00 tarif pajak sebesar 25 % . 
e) Penghasilan di atas Rp200.000.000,00 tarif pajak 
sebesar 35 %.
Untuk tarif pajak terhadap wajib pajak 
badan dalam negeri dan bentuk usaha 
tetap adalah sebagai berikut: 
a) Pendapatan sampai dengan 
Rp50.000.000,00 tarif pajak PPh = 10 %. 
b) Pendapatan di atas Rp50.000.000,00 
sampai dengan Rp100.000.000,00 tarif 
pajak 15 %. 
c) Pendapatan di atas Rp100.000.000,00 tarif 
pajak sebesar 30 %.
6) Cara menghitung besar pajak 
penghasilan 
• Misalnya Pak Edo sebagai seorang manajer 
di sebuah perusahaan multinasional 
memperoleh gaji sebesar Rp11.000.000,00 
setiap bulan. Ia telah menikah dan memiliki 
seorang anak, maka besarnya pajak PPh 
(pajak penghasilan) Pak Edo adalah:
• a) Penghasilan per bulan sebelum kena 
pajak = Rp11.000.000,00.
• b) Penghasilan per tahun sebelum kena 
pajak = 12 X Rp11.000.000,00 = 
Rp132.000.000,00
• c) Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) : 
– wajib pajak sebesar Rp2.880.000,00; 
– wajib pajak kawin Rp1.440.000,00; 
– anak Rp1.440.000,00; 
• Jadi, jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) = 
Rp5.760.000,00, maka penghasilan yang kena pajak 
(PKP) adalah = Rp132.000.000,00 – Rp5.760.000,00 
= Rp126.240.000,00
• d) PPh dalam 1 tahun = 
• 15 % X Rp100.000.000,00 = Rp15.000.000,00 
• 25 % X Rp126.240.000,00 = Rp6.560.000,00 
• – Jadi, jumlah PPh per tahun = Rp(15.000.000,00 + 
6.560.000,00) = Rp21.560.000,00 
• – Jumlah pajak PPh per bulan = Rp21.560.000,00 : 
12 = Rp1.796.666,67 (pembulatan) 
• Dengan demikian, gaji bersih yang diterima Pak 
Edo setiap bulannya adalah Rp11.000.000,00 – 
Rp1.796.666,67 = Rp9.203.333,33
b. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 
• 1) Pengertian 
• Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah 
pajak yang dikenakan pada subjek pajak 
atau kepemilikan tanah beserta 
bangunan yang berdiri di atasnya.
• 2) Dasar 
• Dasar pungutan pajak PBB UU No. 12 
Tahun 1985 dan UU No. 12 Tahun 
1994.
• 3) Objek 
• Objek pajak PBB adalah bumi dan 
bangunan. Adapun yang termasuk bumi 
antara lain kebun, pekarangan, sawah, 
dan yang termasuk bangunan antara 
lain rumah, kolam renang, galangan 
kapal, kilang minyak, jalan tol,pagar 
mewah, jalan lingkungan.
Dokumen dengan bea materai Rp 3.000,00 
dan Rp 6.000,00 
DOKUMEN 
1. Surat perjanjian dan surat lainnya (surat 
kuasa, surat hibah) yang dibuat dengan 
tujuan digunakan sebagai alat 
pembuktian mengenai perbuatan 
kenyataan atau keadaan yang bersifat 
perdata. 
2. Akta-akta notaris termasuk salinannya. 
3. Akta-akta yang dibuat PPAT dan 
rangkapannya. 
TARIF 
• Rp 6.000,00 
• Rp 6.000,00 
• Rp 6.000,00
• 4. Surat yang memuat jumlah uang lebih 
dari Rp 1.000.000,00 (satu juta 
rupiah). 
• a. yang menyebutkan penerimaan uang, 
• b. yang menyatakan pembukuan utang 
atau penyimpanan uang dalam 
rekening bank, 
• c. yang berisi pemberitahuan saldo 
rekening bank, 
• d. yang berisi pengakuan bahwa utang 
seluruhnya atau sebagian telah 
dilunasi atau diperhitungkan. 
• Rp 6.000,00
• 5. Surat-surat berharga seperti wesel, 
promes, aksep, efek yang nilai 
nominalnya lebih dari Rp 
1.000.000,00. 
• Jika harga nominalnya tidak lebih dari 
Rp 250.000,00 tidak terutang bea 
materai. 
• Jika nilai nominalnya lebih dari Rp 
250.000,00, tetapi tidak lebih dari Rp 
1.000.000,00. 
• Rp 6.000,00 
• Rp 3.000,00
• 6. Dokumen yang akan digunakan 
sebagai alat pembuktian di muka 
pengadilan. Surat biasa dan surat 
kerumahtanggaan. 
• 7. Cek dan bilyet giro (tanpa batas 
pengenaan besarnya harga 
nominalnya). Kecuali cek dan bilyet 
giro yang kurang dari Rp 250.000,00 
tidak terutang materai. 
• Rp 6.000,00 
• Rp 3.000,00
SELAMAT BELAJAR 
SEMOGA SUKSES

More Related Content

What's hot

Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja ModalPerbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
heckaathaya
 
APBN dan APBD
APBN dan APBDAPBN dan APBD
APBN dan APBD
Dwi Kurniati
 
BUKU I: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI ...
BUKU I: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI ...BUKU I: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI ...
BUKU I: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI ...
Dadang Solihin
 
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi smaSoal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi smaAnis Rahayu
 
Sejarah pajak
Sejarah pajakSejarah pajak
Sejarah pajak
YABES HULU
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Yuca Siahaan
 
Penghitungan alokasi dana desa
Penghitungan alokasi dana desaPenghitungan alokasi dana desa
Penghitungan alokasi dana desa
Abdul Kohar
 
30 sept, sambutan pencanangan tni manunggal kb kesehatan, pelantikan bpc a ku...
30 sept, sambutan pencanangan tni manunggal kb kesehatan, pelantikan bpc a ku...30 sept, sambutan pencanangan tni manunggal kb kesehatan, pelantikan bpc a ku...
30 sept, sambutan pencanangan tni manunggal kb kesehatan, pelantikan bpc a ku...
ShintaDevi11
 
P2 soal praktik
P2 soal praktikP2 soal praktik
P2 soal praktik
ari susanto
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
Ita Pitriyanti
 
Permendagri NO 12 THN 2007 TTG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROF...
Permendagri NO 12 THN 2007 TTG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROF...Permendagri NO 12 THN 2007 TTG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROF...
Permendagri NO 12 THN 2007 TTG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROF...
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Penyusunan RPJMDesa
Penyusunan RPJMDesa Penyusunan RPJMDesa
Penyusunan RPJMDesa
Umi Arifah
 
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMAAPBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
PraktisiMadrasah
 
Sambutan bupati sosialisasi peraturan cukai
Sambutan bupati sosialisasi peraturan cukaiSambutan bupati sosialisasi peraturan cukai
Sambutan bupati sosialisasi peraturan cukai
ShintaDevi11
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendahara
Tatang Suwandi
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
razitakhalyla
 
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di DaerahSistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Alhilal Furqan
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
FKP2B Cikarang
 
Masalah pembangunan ekonomi di indonesia
Masalah pembangunan ekonomi di indonesiaMasalah pembangunan ekonomi di indonesia
Masalah pembangunan ekonomi di indonesia
amel shifa
 

What's hot (20)

Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja ModalPerbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
 
APBN dan APBD
APBN dan APBDAPBN dan APBD
APBN dan APBD
 
BUKU I: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI ...
BUKU I: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI ...BUKU I: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI ...
BUKU I: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI ...
 
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi smaSoal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
Soal pilihan ganda olimpiade akuntansi sma
 
Sejarah pajak
Sejarah pajakSejarah pajak
Sejarah pajak
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Penghitungan alokasi dana desa
Penghitungan alokasi dana desaPenghitungan alokasi dana desa
Penghitungan alokasi dana desa
 
Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerah
 
30 sept, sambutan pencanangan tni manunggal kb kesehatan, pelantikan bpc a ku...
30 sept, sambutan pencanangan tni manunggal kb kesehatan, pelantikan bpc a ku...30 sept, sambutan pencanangan tni manunggal kb kesehatan, pelantikan bpc a ku...
30 sept, sambutan pencanangan tni manunggal kb kesehatan, pelantikan bpc a ku...
 
P2 soal praktik
P2 soal praktikP2 soal praktik
P2 soal praktik
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
 
Permendagri NO 12 THN 2007 TTG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROF...
Permendagri NO 12 THN 2007 TTG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROF...Permendagri NO 12 THN 2007 TTG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROF...
Permendagri NO 12 THN 2007 TTG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROF...
 
Penyusunan RPJMDesa
Penyusunan RPJMDesa Penyusunan RPJMDesa
Penyusunan RPJMDesa
 
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMAAPBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
APBN dan APBD Materi Ekonomi Kelas 12 MA/SMA
 
Sambutan bupati sosialisasi peraturan cukai
Sambutan bupati sosialisasi peraturan cukaiSambutan bupati sosialisasi peraturan cukai
Sambutan bupati sosialisasi peraturan cukai
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendahara
 
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinasPmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
Pmk 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas
 
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di DaerahSistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
Sistem Kelembagaan dan Organisasi di Daerah
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
 
Masalah pembangunan ekonomi di indonesia
Masalah pembangunan ekonomi di indonesiaMasalah pembangunan ekonomi di indonesia
Masalah pembangunan ekonomi di indonesia
 

Viewers also liked

Soal soal pajak kelas 8
Soal soal pajak kelas 8Soal soal pajak kelas 8
Soal soal pajak kelas 8
Tesalonika S
 
Ekonomi Pajak kelas8
Ekonomi Pajak kelas8Ekonomi Pajak kelas8
Ekonomi Pajak kelas8
Catharina Nensy
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
RPG Gultom
 
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Yuni Tri Retnani Sardi, S.Pd
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
rowulanzi
 
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesiaPower point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
sehunexo
 
IPS "Pajak" VIII(Delapan)
IPS "Pajak" VIII(Delapan)IPS "Pajak" VIII(Delapan)
IPS "Pajak" VIII(Delapan)
Tesalonika S
 
Powerpoint hubungan sosial kelas 8
Powerpoint hubungan sosial kelas 8Powerpoint hubungan sosial kelas 8
Powerpoint hubungan sosial kelas 8
Zakia N Rohma
 
Ppt perpajakan
Ppt perpajakanPpt perpajakan
Ppt perpajakan
UNISBA
 
Ketenagakerjaan baru
Ketenagakerjaan baruKetenagakerjaan baru
Ketenagakerjaan baru
Umi Pujiati
 
Bab 08 Pelaku Ekonomi dalam sistem perekonomian (Kls XI)
Bab 08 Pelaku Ekonomi dalam sistem perekonomian (Kls XI)Bab 08 Pelaku Ekonomi dalam sistem perekonomian (Kls XI)
Bab 08 Pelaku Ekonomi dalam sistem perekonomian (Kls XI)
Yuni Tri Retnani Sardi, S.Pd
 
Kunci dan Perangkat IPS TERPADU SMP kelas 8
 Kunci dan Perangkat IPS TERPADU SMP kelas 8 Kunci dan Perangkat IPS TERPADU SMP kelas 8
Kunci dan Perangkat IPS TERPADU SMP kelas 8
Sulistiyo Wibowo
 
Pembentukan harga pasar
Pembentukan harga pasarPembentukan harga pasar
Pembentukan harga pasarUmi Pujiati
 
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
Irvan Ary Maulana Nugroho
 
Contoh soal pajak Pasal 25
Contoh soal pajak Pasal 25Contoh soal pajak Pasal 25
Contoh soal pajak Pasal 25Endah Kusumarini
 
PAJAK
PAJAKPAJAK
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan PasarPermintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Muhamad Fierza Hazmi
 
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pptPermintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Intan Saktia
 
Permintaan & penawaran 4 tatap muka
Permintaan & penawaran 4 tatap mukaPermintaan & penawaran 4 tatap muka
Permintaan & penawaran 4 tatap mukawardayadi007
 
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYANPOWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
Yugi Hidyan
 

Viewers also liked (20)

Soal soal pajak kelas 8
Soal soal pajak kelas 8Soal soal pajak kelas 8
Soal soal pajak kelas 8
 
Ekonomi Pajak kelas8
Ekonomi Pajak kelas8Ekonomi Pajak kelas8
Ekonomi Pajak kelas8
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
 
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
Bab 05 Perpajakan (Kls XI)
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesiaPower point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
Power point ips pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian indonesia
 
IPS "Pajak" VIII(Delapan)
IPS "Pajak" VIII(Delapan)IPS "Pajak" VIII(Delapan)
IPS "Pajak" VIII(Delapan)
 
Powerpoint hubungan sosial kelas 8
Powerpoint hubungan sosial kelas 8Powerpoint hubungan sosial kelas 8
Powerpoint hubungan sosial kelas 8
 
Ppt perpajakan
Ppt perpajakanPpt perpajakan
Ppt perpajakan
 
Ketenagakerjaan baru
Ketenagakerjaan baruKetenagakerjaan baru
Ketenagakerjaan baru
 
Bab 08 Pelaku Ekonomi dalam sistem perekonomian (Kls XI)
Bab 08 Pelaku Ekonomi dalam sistem perekonomian (Kls XI)Bab 08 Pelaku Ekonomi dalam sistem perekonomian (Kls XI)
Bab 08 Pelaku Ekonomi dalam sistem perekonomian (Kls XI)
 
Kunci dan Perangkat IPS TERPADU SMP kelas 8
 Kunci dan Perangkat IPS TERPADU SMP kelas 8 Kunci dan Perangkat IPS TERPADU SMP kelas 8
Kunci dan Perangkat IPS TERPADU SMP kelas 8
 
Pembentukan harga pasar
Pembentukan harga pasarPembentukan harga pasar
Pembentukan harga pasar
 
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
Bab 9 Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan (IPS SMP Kelas 8)
 
Contoh soal pajak Pasal 25
Contoh soal pajak Pasal 25Contoh soal pajak Pasal 25
Contoh soal pajak Pasal 25
 
PAJAK
PAJAKPAJAK
PAJAK
 
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan PasarPermintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar
 
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pptPermintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
 
Permintaan & penawaran 4 tatap muka
Permintaan & penawaran 4 tatap mukaPermintaan & penawaran 4 tatap muka
Permintaan & penawaran 4 tatap muka
 
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYANPOWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
 

Similar to Kls 8 bab 19 pajak

IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga PasarIPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
cindypatricia55
 
2. ruang lingkup perpajakan
2. ruang lingkup perpajakan2. ruang lingkup perpajakan
2. ruang lingkup perpajakan
Echo Media
 
Tugas ekonomi xi mia 5 PAJAK
Tugas ekonomi xi mia 5 PAJAKTugas ekonomi xi mia 5 PAJAK
Tugas ekonomi xi mia 5 PAJAK
Nur An'nisa
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajak
asrikartini
 
Fungsi-fungsi Pajak yang ada di Indonesia .pptx
Fungsi-fungsi Pajak yang ada di Indonesia .pptxFungsi-fungsi Pajak yang ada di Indonesia .pptx
Fungsi-fungsi Pajak yang ada di Indonesia .pptx
ekasulistiawati00
 
Sistem Perpajakan Indonesia
Sistem Perpajakan IndonesiaSistem Perpajakan Indonesia
Sistem Perpajakan Indonesia
Putri Shafira
 
serba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesiaserba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesia
Julham Efendi
 
PPT Perpajakan 2022++.pptx
PPT Perpajakan 2022++.pptxPPT Perpajakan 2022++.pptx
PPT Perpajakan 2022++.pptx
MohammadIrbabullubab2
 
Pendapatan negara dan hibah
Pendapatan negara dan hibahPendapatan negara dan hibah
Pendapatan negara dan hibah
Dewi Rahayuningsih
 
2 pengertian dan jenis pajak
2 pengertian dan jenis pajak2 pengertian dan jenis pajak
2 pengertian dan jenis pajak
natal kristiono
 
Sistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiaSistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesia
sprtmnyd
 
Presentation media
Presentation mediaPresentation media
Presentation media
Tommi Pradana
 
Materi pajak
Materi pajakMateri pajak
Materi pajak
Jogo Hera
 
Pajak
PajakPajak
Pengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKANPengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKAN
Yesica Adicondro
 
Pajak by tri mustofa
Pajak by tri mustofaPajak by tri mustofa
Pajak by tri mustofaRay Martini
 
Hukum Pajak Asas Dan Sistem Pemungutan Pajak
Hukum Pajak Asas Dan Sistem Pemungutan PajakHukum Pajak Asas Dan Sistem Pemungutan Pajak
Hukum Pajak Asas Dan Sistem Pemungutan Pajak
sdmstiemuttaqien
 
konsep dasar pajak
konsep dasar pajakkonsep dasar pajak
konsep dasar pajak
Yan Chen
 

Similar to Kls 8 bab 19 pajak (20)

IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga PasarIPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
IPS tentang Perpajakan, Permintaan,Penawaran dan Harga Pasar
 
2. ruang lingkup perpajakan
2. ruang lingkup perpajakan2. ruang lingkup perpajakan
2. ruang lingkup perpajakan
 
Tugas ekonomi xi mia 5 PAJAK
Tugas ekonomi xi mia 5 PAJAKTugas ekonomi xi mia 5 PAJAK
Tugas ekonomi xi mia 5 PAJAK
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajak
 
Fungsi-fungsi Pajak yang ada di Indonesia .pptx
Fungsi-fungsi Pajak yang ada di Indonesia .pptxFungsi-fungsi Pajak yang ada di Indonesia .pptx
Fungsi-fungsi Pajak yang ada di Indonesia .pptx
 
Sistem Perpajakan Indonesia
Sistem Perpajakan IndonesiaSistem Perpajakan Indonesia
Sistem Perpajakan Indonesia
 
serba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesiaserba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesia
 
PPT Perpajakan 2022++.pptx
PPT Perpajakan 2022++.pptxPPT Perpajakan 2022++.pptx
PPT Perpajakan 2022++.pptx
 
Pendapatan negara dan hibah
Pendapatan negara dan hibahPendapatan negara dan hibah
Pendapatan negara dan hibah
 
2 pengertian dan jenis pajak
2 pengertian dan jenis pajak2 pengertian dan jenis pajak
2 pengertian dan jenis pajak
 
Makalah pajak daerah
Makalah pajak daerahMakalah pajak daerah
Makalah pajak daerah
 
Sistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesiaSistem perpajakan indonesia
Sistem perpajakan indonesia
 
Presentation media
Presentation mediaPresentation media
Presentation media
 
Materi pajak
Materi pajakMateri pajak
Materi pajak
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Pengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKANPengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKAN
 
Pajak by tri mustofa
Pajak by tri mustofaPajak by tri mustofa
Pajak by tri mustofa
 
Makalah pajak daerah
Makalah pajak daerahMakalah pajak daerah
Makalah pajak daerah
 
Hukum Pajak Asas Dan Sistem Pemungutan Pajak
Hukum Pajak Asas Dan Sistem Pemungutan PajakHukum Pajak Asas Dan Sistem Pemungutan Pajak
Hukum Pajak Asas Dan Sistem Pemungutan Pajak
 
konsep dasar pajak
konsep dasar pajakkonsep dasar pajak
konsep dasar pajak
 

More from dewi inne kumalasari

ANALISIS TERHADAP ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN MELIPUTI DAMPAK SOSIAL DAN PERM...
ANALISIS TERHADAP ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN MELIPUTI DAMPAK SOSIAL DAN PERM...ANALISIS TERHADAP ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN MELIPUTI DAMPAK SOSIAL DAN PERM...
ANALISIS TERHADAP ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN MELIPUTI DAMPAK SOSIAL DAN PERM...
dewi inne kumalasari
 
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS IDENTIFIKASI PELUANG PASAR
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS IDENTIFIKASI PELUANG PASARPERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS IDENTIFIKASI PELUANG PASAR
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS IDENTIFIKASI PELUANG PASAR
dewi inne kumalasari
 
Analisis terhadap aspek sosial dan lingkungan meliputi dampak sosial dan perm...
Analisis terhadap aspek sosial dan lingkungan meliputi dampak sosial dan perm...Analisis terhadap aspek sosial dan lingkungan meliputi dampak sosial dan perm...
Analisis terhadap aspek sosial dan lingkungan meliputi dampak sosial dan perm...
dewi inne kumalasari
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN AMOFER JERAMI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN AMOFER JERAMILAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN AMOFER JERAMI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN AMOFER JERAMI
dewi inne kumalasari
 
LAPORAN PRAKTIKUM PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF A...
LAPORAN PRAKTIKUM  PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF A...LAPORAN PRAKTIKUM  PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF A...
LAPORAN PRAKTIKUM PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF A...
dewi inne kumalasari
 
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
dewi inne kumalasari
 
Peluang pasar yang didasarkan atas norma sosial budaya di jawa timur
Peluang pasar yang didasarkan atas norma sosial budaya di jawa timurPeluang pasar yang didasarkan atas norma sosial budaya di jawa timur
Peluang pasar yang didasarkan atas norma sosial budaya di jawa timur
dewi inne kumalasari
 
PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI
PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGIPEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI
PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI
dewi inne kumalasari
 
pertolongan pertama
pertolongan pertamapertolongan pertama
pertolongan pertama
dewi inne kumalasari
 
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
dewi inne kumalasari
 
sejarah-kerajaan islam di jawa
sejarah-kerajaan islam di jawasejarah-kerajaan islam di jawa
sejarah-kerajaan islam di jawa
dewi inne kumalasari
 
akulturasi kebudayaan hindu budha di indonesia
akulturasi kebudayaan hindu budha di indonesiaakulturasi kebudayaan hindu budha di indonesia
akulturasi kebudayaan hindu budha di indonesia
dewi inne kumalasari
 
Rahmat islam bagi nusantara
Rahmat islam bagi nusantaraRahmat islam bagi nusantara
Rahmat islam bagi nusantara
dewi inne kumalasari
 
Laporan hasil kegiatan fisika upaya penanggulangan global warming
Laporan hasil kegiatan fisika upaya penanggulangan global warmingLaporan hasil kegiatan fisika upaya penanggulangan global warming
Laporan hasil kegiatan fisika upaya penanggulangan global warming
dewi inne kumalasari
 
Islam pada masa modern
Islam pada masa modernIslam pada masa modern
Islam pada masa modern
dewi inne kumalasari
 
TEKS ULASAN FILM JOKOWI
TEKS ULASAN FILM JOKOWITEKS ULASAN FILM JOKOWI
TEKS ULASAN FILM JOKOWI
dewi inne kumalasari
 
Struktur teks ulasan film JOKOWI
Struktur  teks ulasan film JOKOWIStruktur  teks ulasan film JOKOWI
Struktur teks ulasan film JOKOWI
dewi inne kumalasari
 
B. inggris kelompok 8
B. inggris kelompok 8B. inggris kelompok 8
B. inggris kelompok 8
dewi inne kumalasari
 
Kalimat verba dan nomina
Kalimat verba dan nominaKalimat verba dan nomina
Kalimat verba dan nomina
dewi inne kumalasari
 
sejarah k13
sejarah k13sejarah k13

More from dewi inne kumalasari (20)

ANALISIS TERHADAP ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN MELIPUTI DAMPAK SOSIAL DAN PERM...
ANALISIS TERHADAP ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN MELIPUTI DAMPAK SOSIAL DAN PERM...ANALISIS TERHADAP ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN MELIPUTI DAMPAK SOSIAL DAN PERM...
ANALISIS TERHADAP ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN MELIPUTI DAMPAK SOSIAL DAN PERM...
 
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS IDENTIFIKASI PELUANG PASAR
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS IDENTIFIKASI PELUANG PASARPERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS IDENTIFIKASI PELUANG PASAR
PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS IDENTIFIKASI PELUANG PASAR
 
Analisis terhadap aspek sosial dan lingkungan meliputi dampak sosial dan perm...
Analisis terhadap aspek sosial dan lingkungan meliputi dampak sosial dan perm...Analisis terhadap aspek sosial dan lingkungan meliputi dampak sosial dan perm...
Analisis terhadap aspek sosial dan lingkungan meliputi dampak sosial dan perm...
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN AMOFER JERAMI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN AMOFER JERAMILAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN AMOFER JERAMI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN AMOFER JERAMI
 
LAPORAN PRAKTIKUM PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF A...
LAPORAN PRAKTIKUM  PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF A...LAPORAN PRAKTIKUM  PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF A...
LAPORAN PRAKTIKUM PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS PEMBUATAN PAKAN ALTERNATIF A...
 
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
 
Peluang pasar yang didasarkan atas norma sosial budaya di jawa timur
Peluang pasar yang didasarkan atas norma sosial budaya di jawa timurPeluang pasar yang didasarkan atas norma sosial budaya di jawa timur
Peluang pasar yang didasarkan atas norma sosial budaya di jawa timur
 
PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI
PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGIPEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI
PEMBUKAAN UUD 1945 SEBAGAI TERTIB HUKUM TERTINGGI
 
pertolongan pertama
pertolongan pertamapertolongan pertama
pertolongan pertama
 
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
 
sejarah-kerajaan islam di jawa
sejarah-kerajaan islam di jawasejarah-kerajaan islam di jawa
sejarah-kerajaan islam di jawa
 
akulturasi kebudayaan hindu budha di indonesia
akulturasi kebudayaan hindu budha di indonesiaakulturasi kebudayaan hindu budha di indonesia
akulturasi kebudayaan hindu budha di indonesia
 
Rahmat islam bagi nusantara
Rahmat islam bagi nusantaraRahmat islam bagi nusantara
Rahmat islam bagi nusantara
 
Laporan hasil kegiatan fisika upaya penanggulangan global warming
Laporan hasil kegiatan fisika upaya penanggulangan global warmingLaporan hasil kegiatan fisika upaya penanggulangan global warming
Laporan hasil kegiatan fisika upaya penanggulangan global warming
 
Islam pada masa modern
Islam pada masa modernIslam pada masa modern
Islam pada masa modern
 
TEKS ULASAN FILM JOKOWI
TEKS ULASAN FILM JOKOWITEKS ULASAN FILM JOKOWI
TEKS ULASAN FILM JOKOWI
 
Struktur teks ulasan film JOKOWI
Struktur  teks ulasan film JOKOWIStruktur  teks ulasan film JOKOWI
Struktur teks ulasan film JOKOWI
 
B. inggris kelompok 8
B. inggris kelompok 8B. inggris kelompok 8
B. inggris kelompok 8
 
Kalimat verba dan nomina
Kalimat verba dan nominaKalimat verba dan nomina
Kalimat verba dan nomina
 
sejarah k13
sejarah k13sejarah k13
sejarah k13
 

Recently uploaded

Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 

Recently uploaded (20)

Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 

Kls 8 bab 19 pajak

  • 4. • Apakah pengertian pajak? • Apakah pemerintah juga memungut iuran dari masyarakat selain pajak? • Apa perbedaan pajak dengan pungutan resmi lainnya?
  • 5. 1. Prof. Dr. Rochmat Sumitro, S.H., • PAJAK ADALAH • iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum dan surplusnya digunakan untuk “public saving” yang merupakan sumber utama untuk membiayai “public investment’.
  • 6. 2. Ray M. Sommer • PAJAK ADALAH • pengalihan sumber-sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, yang wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dan tanpa mendapatkan imbalan yang langsung, sehingga daripadanya pemerintah dapat melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial.
  • 7. 3. MENURUT UU NO. 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN INDONESIA, YANG TELAH DISEMPURNAKAN MENJADI UU NO. 16 TAHUN 2000 • PAJAK ADALAH • iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma hukum untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima secara langsung.
  • 8. ADAPUN CIRI-CIRI PAJAK SEBAGAI BERIKUT. 1. Iuran wajib yang dikenakan kepada masyarakat wajib pajak. 2. Iuran wajib yang ditetapkan dengan norma-norma atau aturan hukum. 3. Dipergunakan untuk membiayai kepentingan umum. 4. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Balas jasanya tidak diterima secara langsung.
  • 9. RETRIBUSI • merupakan pungutan yang dikenakan kepada masyarakat yang menggunakan fasilitas yang disediakan negara. • Pungutan tentang restribusi diatur melalui UU No. 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi.
  • 10. BEBERAPA PUNGUTAN RESMI LAINNYA YANG MERUPAKAN SUMBER PENDAPATAN NEGARA SELAIN PAJAK ADALAH SEBAGAI BERIKUT. • 1. CUKAI ADALAH • pungutan yang ditetapkan pemerintah berdasarkan peraturan pemerintah atas barang-barang tertentu dengan tujuan membatasi konsumsi atas barang tersebut. • Barang yang dikenai cukai misalnya rokok dan parfum.
  • 11. • 2. Bea ekspor dan bea impor adalah pungutan yang dibebankan pada barang-barang tertentu yang akan diekspor atau diimpor saat barang-barang tersebut melalui daerah tertentu.
  • 12. • 3. Retribusi adalah • pungutan oleh negara karena negara telah memberikan pelayanan pada masyarakat. • Misalnya, retribusi parkir, rekening air dan listrik.
  • 13. • 4. Iuran Pembangunan Daerah (Ipeda) adalah iuran yang ditarik oleh negara untuk pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana umum.
  • 14. • 5. Sumbangan, misalnya Sumbangan Wajib dan Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang dibayar setiap tahun sambil memperbarui STNK.
  • 15. PERBEDAAN PAJAK DAN PUNGUTAN RESMI LAINNYA PAJAK 1. Dipungut berdasarkan undang-undang. 2. Tidak menerima imbalan jasa secara langsung dari pemerintah. 3. Dihitung sendiri oleh wajib pajak. 4. Dipungut secara paksa. 5. Jatuh tempo pembayaran sesuai tahun fiskal. 6. Sanksi hukumnya ditentukan dalam undang-undang. PUNGUTAN RESMI LAINNYA 1. Dipungut berdasarkan Peraturan Pemerintah, Menteri, atau Kepala Daerah. 2. Menerima imbalan jasa secara langsung dari pemerintah. 3. Dihitung oleh pemerintah. 4. Dipungut sesuai kebijakan pemerintah. 5. Pembayaran dilakukan sesuai dengan pemakaian. 6. Sanksi hukumnya sesuai kebijakan pemerintah.
  • 17. 1. SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN NEGARA • Dengan pembayaran pajak, negara akan memiliki dana yang cukup untuk melakukan penyelenggaraan pemerintahan dan melakukan pembangunan.
  • 18. 2. SEBAGAI ALAT PEMERATAAN EKONOMI • Melalui pajak, pemerintah dapat melakukan subsidi kepada rakyat-rakyat kecil.
  • 19. 3. SEBAGAI PENGATUR KEGIATAN EKONOMI • Melalui pajak, pemerintah dapat mengatur kegiatan konsumsi, distribusi, produksi, ekspor, dan impor.
  • 20. 4. SEBAGAI ALAT STABILITAS PEREKONOMIAN • Dengan pajak, pemerintah dapat mendorong pertumbuhan industri baru dengan cara menurunkan atau membesarkan pajak bagi industri-industri yang langka, tetapi banyak dibutuhkan masyarakat, sehingga dapat menjaga stabilitas ekonomi.
  • 21. BENTUK KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGATUR KEGIATAN EKONOMI MELALUI PAJAK DAPAT DILAKUKAN: • 1. Menaikkan pajak impor dan membebaskan pajak ekspor dengan tujuan melindungi dan meningkatkan daya saing produksi dalam negeri.
  • 22. • 2. Melakukan pungutan pajak penghasilan atas golongan yang berpenghasilan tinggi untuk meningkatkan keadilan sosial dengan jalan pemerataan pendapatan.
  • 23. • 3. Memungut tarif pajak rendah bagi perusahaan yang baru berdiri dan industri kecil untuk meningkatkan kemampuan memperluas usaha, dan menyerap tenaga kerja.
  • 25. DASAR PEMUNGUTAN PAJAK 1. UUD 1945 pasal 23 ayat 2. 2. Undang-undang perpajakan yang berlaku di Indonesia, yaitu a. UU No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. b. UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh). c. UU No. 18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). d. UU No. 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). e. UU No. 24 tahun 2000 tentang Bea Materai. f. UU No. 20 tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
  • 27. 1. Berdasarkan Pihak yang Menanggung • a. Pajak langsung, misalnya Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi Bangunan (PBB). • b. Pajak tidak langsung, misalnya Pajak Penjualan (PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bea Materai, Cukai, Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn-BM).
  • 28. 2. Berdasarkan Pihak yang Memungut • a. Pajak negara, misalnya Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pajak Penjualan (PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bea Materai, Cukai, Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn-BM). • b. Pajak daerah, misalnya retribusi parkir, pajak tontonan, pajak reklame, retribusi terminal.
  • 29. 3. Berdasarkan Sifatnya • a. Pajak objektif, misalnya Pajak Penghasilan (PPh). • b. Pajak subjektif, misalnya Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pajak Penjualan (PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn-BM).
  • 30. 1. PAJAK NEGARA (PAJAK PUSAT) • PAJAK NEGARA (PAJAK PUSAT) ADALAH • pajak yang dipungut dan dilakukan oleh pemerintah pusat. • Yang termasuk pajak negara adalah pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), bea materai (BM), pajak ekspor, dan pajak bumi dan bangunan (PBB).
  • 31. 2. PAJAK DAERAH • PAJAK DAERAH ADALAH • pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Hasil pemungutan pajak ini digunakan untuk membiayai pembangunan daerah dan pengeluaran rutin daerah yang bersangkutan.
  • 32. YANG TERMASUK PAJAK DAERAH SEBAGAI BERIKUT. • a. Dipungut pemerintah provinsi, yaitu pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air. • b. Dipungut pemerintah kabupaten/kota, yaitu pajak reklame, pajak tontonan, hiburan, hotel, pajak restoran, pajak rumah, radio, televisi, dan pajak penerangan jalan.
  • 33. 1. Pajak langsung • PAJAK LANGSUNG ADALAH • pajak yang harus dipikul oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain. • Yang termasuk pajak langsung adalah pajak pendapatan dan pajak bumi dan bangunan.
  • 34. 2. Pajak tidak langsung • PAJAK TIDAK LANGSUNG ADALAH • pajak yang dipungut dari pihak tertentu, namun dapat dilimpahkan kepada pihak lain. • Yang termasuk pajak tidak langsung adalah pajak penjualan, pajak penjualan impor, bea materai, bea lelang, pajak ekspor, cukai, dan PPN.
  • 35. D. SISTEM PERPAJAKAN DI INDONESIA • SISTEM PERPAJAKAN ADALAH • cara-cara yang digunakan oleh suatu negara dalam melaksanakan pemungutan pajak kepada masyarakat. • Untuk dapat melaksanakan sistem perpajakan dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diketahui yang berhubungan dengan pajak, antara lain sebagai berikut.
  • 36. 1. Kriteria Pemungutan Pajak a. Distribusi beban pajak harus adil, artinya setiap orang harus menanggung beban pajak sesuai dengan kemampuannya yang wajar.
  • 37. b. Beban pajak harus lebih seminimal mungkin, artinya beban pajak tidak boleh memberatkan wajib pajak, sehingga menghambat usahanya.
  • 38. c. Pajak harus dapat memperbaiki ketidakefisienan, artinya dengan adanya beban pajak, wajib pajak terdorong untuk bekerja secara efisien.
  • 39. d. Pajak harus mampu melakukan stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi, artinya dengan diterapkannya pajak, ekonomi nasional dapat stabil dan berkembang dengan baik.
  • 40. e. Sistem pajak harus dimengerti oleh wajib pajak artinya sistem pajak jangan sampai mempersulit wajib pajak dalam membayarnya.
  • 41. f. Biaya administrasi dan biaya pelaksanaannya haruslah sesedikit mungkin, artinya jangan sampai biaya operasional pajak melebihi besarnya pajak yang diterima.
  • 42. g. Memiliki kepastian, artinya sistem pajak harus dapat menjamin tentang cara, prosedur, dan jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.
  • 43. h. Dapat dilaksanakan, artinya sistem pajak harus mudah, sederhana, dan dapat dilaksanakan oleh instansi pemungut pajak.
  • 44. • i. Dapat diterima, artinya wajib pajak dapat menerima kewajiban membayar pajak dengan penuh kesadaran.
  • 45. Sistem perpajakan di Indonesia mempunyai corak sebagai berikut.
  • 46. • 1. Bahwa pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian kewajiban dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan guna membiayai pembangunan nasional.
  • 47. • 2. Bahwa tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak sebagai pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat wajib pajak sendiri.
  • 48. • 3. Bahwa anggota masyarakat wajib pajak diberi kepercayaan untuk kegotong-royongan nasional melalui sistem menghitung dan membayar sendiri (self assesment system) pajak terutang kepada negara.
  • 50. a. SUBJEK PAJAK • yaitu orang/badan yang menurut undang undang dibebani pajak.
  • 51. b. WAJIB PAJAK • yaitu orang/badan yang menurut undang-undang diharuskan melakukan tindakan-tindakan perpajakan seperti mencari/mendapatkan nomor pokok wajib pajak (NPWP) di kantor Dirjen Pajak, menghitung besarnya pajak, dan menyetorkan pajak ke kas negara.
  • 52. c. OBJEK PAJAK • yaitu benda/barang atau sesuatu yang menjadi sasaran pajak. Contoh: rumah, penghasilan, mobil, dan lainlain.
  • 53. d. TARIF PAJAK • adalah dasar pengenaan besarnya pajak yang harus dibayar subjek pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya. Tarif pajak pada umumnya dinyatakakan dengan persentase.
  • 54. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA SEBAGAI BERIKUT. • 1. OFFICIAL ASSESMENT SYSTEM ADALAH • sistem pemungutan pajak yang perhitungannya dilakukan dan ditetapkan oleh pemerintah. Wajib pajak hanya menerima hasil perhitungan dan penetapan pajaknya, kemudian membayarnya kepada kantor pajak. Sistem ini pernah dilaksanakan di Indonesia sampai tahun 1967.
  • 55. • 2. SELF ASSESMENT SYSTEM ADALAH • sistem pemungutan pajak yang perhitungannya dilakukan sendiri oleh wajib pajak. Wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung dan menetapkan pajaknya kemudian membayarnya kepada kantor pajak. Sistem ini dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1983 sampai sekarang.
  • 56. • 3. WITH HOLDING SYSTEM ADALAH • sistem pemungutan pajak yang perhitungannya dilakukan dan ditetapkan oleh pihak ketiga. Sistem ini pernah dilaksanakan di Indonesia tahun 1968-1983.
  • 57. • MENURUT BESAR KECILNYA PAJAK YANG HARUS DIBAYAR, TARIF PAJAK DIHITUNG DENGAN SISTEM:
  • 58. 1) Proporsional • Tarif pajak yang persentasenya tetap/sama untuk setiap jenis objek pajak. Di mana makin besar pendapatan yang diterima oleh seorang wajib pajak, maka makin besar pula pajak yang seharusnya dibayarkan. • Misalnya tarif pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 5 %, jika dasar pengenaan pajak sebesar Rp4.000.000,00, maka besar pajak PPN = Rp200.000,00, dan jika dasar pengenaan pajak sebesar Rp8.000.000,00, maka besar pajak PPN = Rp400.000,00.
  • 59. 2) Progresif • Tarif pajak yang persentasenya makin besar jika objek pajak bertambah. Di mana jika makin besar pendapatan yang diperoleh wajib pajak, maka makin besar pula persentase pajak yang harus dibayar. • Misalnya dasar pengenaan pajak Rp8.000.000,00 sebesar 5 %, maka jumlah pajak yang harus dibayar adalah 5 % dari Rp8.000.000,00 = Rp400.000,00. Jika dasar pengenaan pajak menjadi Rp16.000.000,00 (meningkat 2 X semula), maka pajak yang semula 5 % mengalami peningkatan tarif menjadi 10 % sehingga besar pajak yang harus dibayar adalah 10 % X Rp16.000.000,00 = Rp1.600.000,00 dan seterusnya.
  • 60. 3) Degresif • Tarif pajak yang makin rendah jika objek pajaknya bertambah. Jika makin tingi penghasilan wajib pajak, maka pajak yang harus dibayar justru makin rendah. • Misalnya dasar pengenaan pajak sebesar Rp8.000.000,00 tarif pajaknya 20 % = Rp1.600.000,00 maka jika dasar pengenaan pajak sebesar Rp16.000.000,00 (meningkat 2 X semula) tarif pajak dikurangi 5 %, jadi besar pajak yang dibayar = 15 % X Rp16.000.000,00 = Rp2.400.000,00 tetapi jika dasar pengenaan pajak sebesar Rp24.000.000,00 (3 X semula), maka besarnya pajak adalah 10 % dari Rp24.000.000,00 = Rp2.400.000,00, dan jika penghasilannya Rp32.000.000,00, maka pajak yang dikenakan hanya 5 % X Rp32.000.000,00 = Rp1.600.000,00.
  • 61. 3. PAJAK YANG DITANGGUNG KELUARGA
  • 62. a. Pajak Penghasilan ( PPh ) • 1) Pengertian Pajak penghasilan adalah • pajak yang dikenakan pada subjek pajak untuk setiap objek pajak yang diterimanya
  • 63. • 2) Dasar • Dasar pungutan pajak penghasilan adalah UU No. 17 Tahun 2000 yang berisi tentang subjek pajak, objek pajak, penghasilan kena pajak (PKP), dan tarif pajak.
  • 64. • 3) Subjek • SUBJEK PAJAK PENGHASILAN, ADALAH • orang atau badan yang dikenai pajak sesuai dengan ketentuan.
  • 65. SUBJEK PAJAK MELIPUTI : a) Orang pribadi atau warisan yang belum dibagi. b) Badan, seperti Perseroan Terbatas (PT), CV, Firma, BUMN, Koperasi, Yayasan. c) Bentuk Usaha Tetap (BUT), yaitu tempat menjalankan usaha secara teratur yang didirikan oleh badan / perusahaan di luar negeri.
  • 66. • 4) Objek • Objek pajak penghasilan adalah setiap penghasilan yang diterima oleh subjek pajak, misalnya gaji, honorarium, komisi, bonus, bunga, pensiun, hadiah dari undian, laba usaha.
  • 67. • 5) Penghasilan Kena Pajak (PKP) • Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah penghasilan yang akan diperhitungkan besar pajaknya yang terlebih dahulu dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP).
  • 68. ADAPUN BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PKTP) PERTAHUN MENURUT UU NO. 17 TAHUN 2000 ADALAH: a) Untuk wajib pajak orang pribadi adalah Rp2.880.000,00. b) Tambahan untuk wajib pajak yang telah menikah adalah Rp1.440.000,00. c) Tambahan untuk suami istri yang berpenghasilan adalah Rp2.880.000,00. d) Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah (ayah, ibu, anak sekandung) semenda (mertua, anak tiri) serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya bagi wajib pajak paling banyak 3 (tiga) orang untuk sekeluarga sebesar Rp1.440.000,00.
  • 69. Untuk tarif bagi wajib pajak pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut : a) Penghasilan sampai Rp25.000.000,00 pajak sebesar 5 %. b) Di atas Rp25.000.000,00 sampai dengan Rp50.000.000,00 tarif pajak sebesar 10%. c) Di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp100.000.000,00 tarif pajak sebesar 15 %. d) Di atas Rp100.000.000,00 sampai Rp200.000.000,00 tarif pajak sebesar 25 % . e) Penghasilan di atas Rp200.000.000,00 tarif pajak sebesar 35 %.
  • 70. Untuk tarif pajak terhadap wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebagai berikut: a) Pendapatan sampai dengan Rp50.000.000,00 tarif pajak PPh = 10 %. b) Pendapatan di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp100.000.000,00 tarif pajak 15 %. c) Pendapatan di atas Rp100.000.000,00 tarif pajak sebesar 30 %.
  • 71. 6) Cara menghitung besar pajak penghasilan • Misalnya Pak Edo sebagai seorang manajer di sebuah perusahaan multinasional memperoleh gaji sebesar Rp11.000.000,00 setiap bulan. Ia telah menikah dan memiliki seorang anak, maka besarnya pajak PPh (pajak penghasilan) Pak Edo adalah:
  • 72. • a) Penghasilan per bulan sebelum kena pajak = Rp11.000.000,00.
  • 73. • b) Penghasilan per tahun sebelum kena pajak = 12 X Rp11.000.000,00 = Rp132.000.000,00
  • 74. • c) Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) : – wajib pajak sebesar Rp2.880.000,00; – wajib pajak kawin Rp1.440.000,00; – anak Rp1.440.000,00; • Jadi, jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) = Rp5.760.000,00, maka penghasilan yang kena pajak (PKP) adalah = Rp132.000.000,00 – Rp5.760.000,00 = Rp126.240.000,00
  • 75. • d) PPh dalam 1 tahun = • 15 % X Rp100.000.000,00 = Rp15.000.000,00 • 25 % X Rp126.240.000,00 = Rp6.560.000,00 • – Jadi, jumlah PPh per tahun = Rp(15.000.000,00 + 6.560.000,00) = Rp21.560.000,00 • – Jumlah pajak PPh per bulan = Rp21.560.000,00 : 12 = Rp1.796.666,67 (pembulatan) • Dengan demikian, gaji bersih yang diterima Pak Edo setiap bulannya adalah Rp11.000.000,00 – Rp1.796.666,67 = Rp9.203.333,33
  • 76. b. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) • 1) Pengertian • Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan pada subjek pajak atau kepemilikan tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya.
  • 77. • 2) Dasar • Dasar pungutan pajak PBB UU No. 12 Tahun 1985 dan UU No. 12 Tahun 1994.
  • 78. • 3) Objek • Objek pajak PBB adalah bumi dan bangunan. Adapun yang termasuk bumi antara lain kebun, pekarangan, sawah, dan yang termasuk bangunan antara lain rumah, kolam renang, galangan kapal, kilang minyak, jalan tol,pagar mewah, jalan lingkungan.
  • 79. Dokumen dengan bea materai Rp 3.000,00 dan Rp 6.000,00 DOKUMEN 1. Surat perjanjian dan surat lainnya (surat kuasa, surat hibah) yang dibuat dengan tujuan digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata. 2. Akta-akta notaris termasuk salinannya. 3. Akta-akta yang dibuat PPAT dan rangkapannya. TARIF • Rp 6.000,00 • Rp 6.000,00 • Rp 6.000,00
  • 80. • 4. Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). • a. yang menyebutkan penerimaan uang, • b. yang menyatakan pembukuan utang atau penyimpanan uang dalam rekening bank, • c. yang berisi pemberitahuan saldo rekening bank, • d. yang berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagian telah dilunasi atau diperhitungkan. • Rp 6.000,00
  • 81. • 5. Surat-surat berharga seperti wesel, promes, aksep, efek yang nilai nominalnya lebih dari Rp 1.000.000,00. • Jika harga nominalnya tidak lebih dari Rp 250.000,00 tidak terutang bea materai. • Jika nilai nominalnya lebih dari Rp 250.000,00, tetapi tidak lebih dari Rp 1.000.000,00. • Rp 6.000,00 • Rp 3.000,00
  • 82. • 6. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan. Surat biasa dan surat kerumahtanggaan. • 7. Cek dan bilyet giro (tanpa batas pengenaan besarnya harga nominalnya). Kecuali cek dan bilyet giro yang kurang dari Rp 250.000,00 tidak terutang materai. • Rp 6.000,00 • Rp 3.000,00