2. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi.
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap
gulita menutupi samudera raya, dan Roh
Allah melayang-layang di atas permukaan
air.
3.
4.
5. Enuma Elish: Dewa Apsu Dewi Tiamat = anak-
anaknya mengganggu ibunya, Tiamat. Apsu
ingin menghancurkan mereka.
Ea (dewa bijaksana) membunuh apsu waktu
tidur.
Ea bersama isterianya Damkia tinggal di atas.
Lahir marduk.
Marduk mengganggu Tiamat dan Dewa
lainnya
Para dewa marah, meminta Tiamat untuk
membunuh Marduk dengan monster2nya
Ea mengutus beberapa dewa untuk
mengalahkan Tiamat, tetapi tidak berhasil
6.
7. Ea mengutus Marduk
Marduk membunuh Tiamat dan membelah
Tubuhnya seperti membelah ikan
Separuh digunakan untuk atap
Lalu diciptakan benda langit
Panglima Tiamat, Kingu dibunuh, dari
darahnya diciptakan manusia.
Manusia bertugas melayani para dewa
Setelah itu didirikan kuil untuk Marduk yang
disebut Babel (Gerbang para dewa)
8. Penciptaan tidak berasal dari konflik, tetapi
lebih membuat kekacauan lebih harmonis
TOHU WE BOHU BELUM BERBENTUK DAN
KOSONG, KEKACAUAN ATAU CHAOS
Tidak ada para dewa. Hanya Allah yang satu
ALKITAB TIDAK BERBICARA CREATIO EX NIHILO
(MENCIPTAKAN DARI KETIADAAN)
Allah menciptakan dan mengatur dengan
sabda
ABRAKADABRA
9. Tohu we bohu
Tehom: Kegelapan (sudah ada dahulu, tidak
diciptakan Allah) – asalnya misteri
Samudera Raya
Roh Allah: Ruah Elohim
Himne penciptaan (ada ulangan refren)
Ditulis oleh tradisi Imam (Priester)
Mungkin, ditulis paling akhir dalam
Pentateukh
10.
11.
12. Berfirmanlah Allah (pemberitahuan): "Jadilah
terang. (Perintah) " Lalu terang itu jadi.
4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu
dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap (laporan).
5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu
malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
pertama.
6 Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah
segala air untuk memisahkan air dari air."
7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia
memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari
air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. (Gen 1:3-
8 ITB)
13.
14.
15. Penciptaan manusia
Siapa yang dimaksud “Kita”?
Tafsiran 1: Sidang Surgawi (Allah berserta
malaikatnya) (Konteks penulisan)
Tafsiran 2: Pluralis majestatis : jamak untuk
menyatakan sesuatu secara resmi. Bdk
dengan istilah Allah: Elohim = menunjuk
tunggal, tetapi dengan sebutan jamak
16. Gambar dan Rupa (selem dan demut)
Gambar = patung raja yang dikirim (dunia
kuno) wakil raja. Jadi: Manusia = wakil
Allah di dunia
Demut = manajer atau supervisior alam
Istilah Adam (tanah)= mengacu pada manusia
secara keseluruhan (baik laki-laki maupun
perempuan)
Menghormati hari Sabat (tradisi Priester):
Allah perlu istirahat [proyeksi dari 10
perintah Allah)