Tiga ayat Alkitab menjelaskan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah, ditugaskan untuk berkuasa atas alam semesta, dan diberkati untuk beranak cucu dan menggandakan diri di muka bumi.
2. 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan
atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap
di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi
dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap
di bumi."
Kejadian 1:26-28
3. “Gambar Allah” dalam Relasi Manusia
01
02
03
Allah dan Manusia
Manusia dan Sesama
Manusia dan Semesta
4. I. “CERMIN ALLAH”
Cermin adalah
permukaan yang
licin dan dapat
menciptakan
pantulan bayangan
benda dengan
sempurna.
-wikipedia
5. “
“Who sees the human face correctly: the
photographer, the mirror, or the painter?”
— Pablo Picasso
12. DUTA BESAR
DUTA BESAR: pejabat
diplomatik yang ditugaskan
ke pemerintahan asing
berdaulat, atau ke sebuah
organisasi internasional,
untuk bekerja sebagai
pejabat mewakili
negerinya.
--wikipedia
15. KRISTUS
GAMBAR ALLAH SEMPURNA
“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan,
yang sulung, lebih utama dari segala yang
diciptakan” (Kolose 1:15)
16. KEMULIAAN
SEMPURNA
“Dan kita semua mencerminkan
kemuliaan Tuhan dengan muka
yang tidak berselubung. Dan
karena kemuliaan itu datangnya
dari Tuhan yang adalah Roh, maka
kita diubah menjadi serupa
dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar.” -
--- (2Kor 3:18)
ESKATOLOGIS
“gambar Allah” banyak orang, agama & kepercayaan tertentu mencoba memvisualisasinya:
Patung-patung;
Citra tertentu pada langit dll yang di baca Tuhan; / (tulisan)
alam semesta/ badai besar.
Kristen pun melakukan hal sama lukisan Tuhan Yesus.
==>Dalam konteks seni tidak sepenuhnya keliru (interpretasi). Dalam konteks teologi tentu berbeda. (tidak ada satu gambaranpun bisa menyamai substansi Allah)
Seperti apa wujud gambar Allah yang bisa terlihat oleh kita?
Bagaimana kita bisa merasakan gambar Allah di sekitar kita?
Bagaimana kita bisa melihat gambar Allah yang nyata? mari kita membaca Kejadian 1:26-28 melihat seperti apa Gambar Allah bisa Nampak oleh kita.
Menegaskan:
Manusia merupakan penyandang gambar Allah (Dicipta menurut gambarAllah)
Gambar Allah ada pada baik Manusia (laki-laki & Perempuan)
Menunjukkan perbedaan tegas antara manusia SEBAGAI PENYANDANG GAMBAR Allah dan ciptaan lainnya.
Menegaskan janji Allah terhadap penyandang gambar Allah.
Tersirat bagaimana penyandang gambar Allah itu harus berfungsi sebagaimana mestinya dalam relasi dengan sekitarnya:
Manusia diciptakan dalam keunikan yang berbeda dengan ciptaan lainnya. Dalam struktur relasi yang tegas:
Allah dan manusia
Allah pencipta; Manusia Ciptaan tunduk takluk kepada Allah), bukan sebaliknya. band. Konteks kini
MC tdk boleh menyebut dirinya sama substansi dengan Allah. (Menyebut diri Tuhan) Gambar =/= Asli
manusia dicipta dengan treatment khusus; dalam perencanaan dll syukur dan pengagungan kepada Allah. dicipta berbeda dengan binatang (dicipta sesuai jenisnya); karenanya jangan tingkahlaku manusia meniru binatang (tidak sejenis).
Manusia dan Sesama
Dicipta sama-sama membawa kesegambaran dengan Allah membunuh= membinasakan penyandang gambar Allah (hukuman mati?)
Dicipta dalam kesetaraan/ kesepadanan dicipta dalam kesetaraan (laki-laki dan perempuan) jangan saling mengina atau mendiskriminasi. Apalagi melecehkan orang hanya karena factor iq/pengalaman/kehebatan dalam pelayanan siapapun dia,manusia dicipta dalam kesegambaran dengan Allah
Manusia dan Semesta
menunjukkan struktur jelas antara manusia dan semesta Manusia diatas Ciptaan (superior) jangan manusia justru menyembah/takluk kepada alam. (subordinasi)
Manusia adalah pusat dari ciptaan alam semesta dicipta terlebih dahulu untuk menyambut/mempersiapkan manusia.
manusia mengelola semesta. memanfaatkan dan merawatnya, bukan mengeksploitasi.
Untuk mengaktualisasi dengan baik Gambar Allah dalam tiga relasi tersebut diatas manusia perlu menjalankan dua fungsi sebagai berikut.
Untuk menyatakan/mewujudkan/memperlihatkan Gambar Allah dalam dirinya, orang perlu berperan tepat dalam relasi ketiganya (setidaknya dalam relasi sesama orang bisa mengekspresikan dalam dua fungsi berikut:
Keutamaan/value dari Cermin:
Mencipta pantulan gambar/bayangan apa adanya (Fidelity) kesetiaan pada yang asli
Mencipta pantulan gambar/bayangan betul-betul serupa dengan aslinya
Mengapa Cermin? Cermin sangat tepat untuk menjelaskan maksud dari Kata “Segambar dan Serupa” dalam PL = “tselem” dan “dem-ooth” kemiripan/Keserupaan
Seorang pelukis terkenal pernah menyatakan dalam kalimat retorik cermin satu-satunya yang mampu memantulkan gambar benar tentang manusia.
(Pablo Picasso) pelukis Jenius abad ke-20. yang cakap membuat patung, grafis, keramik, kostum penari balet sampai tata panggung.
Seniman Lukis (interpretative)
Photografer (manipuatif) pencahayaan dll
Cermin adalah peniru yang jujur Menampilkan diri kita apa adanya.
Sebagaimana Fungsi utama Cermin REFLEKTOR yang baik.
Memantulkan bayangan dengan cermat/sempurna.
Begitu juga kita sebagai Cermin Allah yang dituntut untuk merefleksikan Allah dalam hidup.
Di dalam diri kita Allah menjadi kelihatan. orang Bisa melihat dan merasa.
Orang bisa menyaksikan, kuasa keagungan, dan kasih Allah dalam diri manusia
Tersirat Antony Hoekema Erat kaitannya dengan larangan jangan membuat Patung (Kel 20:4);
Seolah Allah ingin berkata, jika ingin melihat siapa Aku, maka lihat saja Ciptaanku yg paling istimewa (Manusia)
Ini Berarti, ketika manusia berfungsi sebagaimana mestinya, maka orang akan melihat sesatu tentang Allah di dalam dia; Kasih, kemurahan hati, kebaikan Allah
SANGAT TERGANTUNG PADA KONDISI CERMIN SENDIRI
1) Pegang cermin menghadap jauh dari mereka. -> Ketika kita tidak mencari Tuhan dan belajar tentang Dia, kita tidak akan mencerminkan citra-Nya baik.
2) Pegang cermin menghadapi mereka tetapi ditutupi dengan selembar kertas. -> Tidak mungkin ada apa-apa antara cermin dan mata kita. Orang lain tidak akan melihat gambar Allah dalam diri kita baik jika ada sesuatu di antara kita dan Dia.
3) Pindahkan cermin di sekitar ketika mereka mencoba untuk melihat gambar mereka. -> Kami perlu mengambil waktu untuk "diam dan tahu bahwa Dia adalah Allah." Kita perlu setiap hari menghabiskan waktu dengan-Nya dalam penelitian doa & Alkitab sehingga kita akan menjadi seperti Dia.
Masihkah Bisa disebut Reflektor yg baik kalau cerminnya rusak?
Cermin yang rusak = merefleksikan bayangan rusak pula;
Sebagaimana cermin yg rusak; Kita yang telah rusak oleh dosa; tidak lagi bisa merefleksikan Allah dengan benar, dengan tepat
Alih-alih melihat Tuhan dalam hidup kita; orang justru melihat setan; melihat betapa jahatnya kita. Terhadap Allah, Alam dan sesama.
1) Jauhkan obyek dari Cermin -> Semakin jauh cermin dari obyek yang dipantulkan, semakin buruk juga pantulannya (tidak focus; mengecil, dll) Begitu juga ketika kita (cermin); semakin menjauh dari Allah, semakin tidak baik kita merefleksikan Allah; semakin kecil gambaran Allah yang muncul dalam hidup kita.
2) Cermin ditutupi Cermin kertas-> Semakin tebal kertas yang digunakan, semakin tidak bisa menampilkan obyek dengan jelas; Begitu juga diri kita , semakin tebal dosa, sebagai penghalang kita untuk merefleksikan Allah, semakin gelap juga pantulan/refleksi yang kita hasilkan; semakin hilang pantulan/ refleksi Allah dalam hidup kita. Orang lain tidak akan melihat gambar Allah dalam diri kita.
Sebaliknya, sama halknya ketika orang MELIHAT CERMIN
MEREFLEKSIKAN BETAPA DIRINYA TELAH BERANJAK DEWASA DAN BERTUMBUH PESAT (Syukur/ BERTERIMAKASIH)
MEMBUAHKAN SEMANGAT (patner sukses)
Fungsi Selanjutnya adalah sebagai Duta
Selain menunjukkan keserupaan/kesamaan, kata “tselem” dan “dem-ooth” juga berarti Duta/ REPRESENTASI perwakilan Allah
“tselem” Merupakan turunan kata yang bermakna “mengukir/ memotong” (diciptakan dikreasikan/dibuat secara khusus.)
Menggambarkan Allah membuat manusia secara unik untuk dijadikan symbol sekaligus perwakilan Allah kepada segala ciptaanNya.
Manusia adalah Duta-duta yang dipersiapkan oleh Allah.
DUTA/PERWAKILAN/REPRESENTATIF, dapat dijelaskan dalam dua hal berikut:
Simbol adalah gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan. Simbol bukanlah nilai itu sendiri, & Simbol tidak akan lebih besar daripada yang disimbolkan, namun simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya.
Kesalahan terbesar manusia dalam memahami simbol adalah menganggap bahwa simbol adalah substansi.
zaman kerajaan (mesir); di masa PB penyembahan terhadap patung Kaisar dll (Menganggap Simbol=Substansi).
Patung merupakan sebuah symbol yg Berfungsi : Mewakili penguasa dan otoritasnya dan mengingatkan rakyatnya tentang siapa rajanya
LUKAS 20:24 menyiratkan akan hal ini. Tersirat Tuhan Yesus pun mengakui “kekuasaan”/kekuatan (sebuah symbol) dari uang dinar tersebut dengan mengatakan "berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar……”
Sampai hari ini “SYMBOL” masih berperan besar dalam hidup manusia Indonesia dekat dengan visualisasi Tuhan sebagai bagian dari penghayatan.
Salah satunya seperti patung Sukarno Hatta. ==
Patung Sukarno Hata (dibangun oleh Ekspedisi Garis Depan Nusantara Wanadri |) di Pulau Dana terletak di sebelah Selatan Pulau Sabu dan merupakan pulau terluar yang berbatasan dengan Australia.
Banyak patung2 (92 Pulau Terluar) yang tercatat dibangun/didirikan patung seperti ini:
Salaut Besar (aceh); Raya; Benggala dll
Fungsinya:
Salah satu Penanda batas negara/ wilayah
Mewakili “otoritas’ Raja/kepala negara (mereka punya kuasa) di wilayah itu
Seolah bicara: jangan macam2 atau ingin menduduki tanah ini, akan dipertahankan sampai titik darah penghabisan.
SIMBOL eikon (yun) gambar, rupa (seumpama/ seperti To be like)
Kita, manusia adalah Ikon Allah yang diciptakan dengan maksud tertentu:
representative Allah didunia. Untuk menunjukkan luarbiasa kekuasaanNya atas semesta penguasa-pengelola Alam
Sama halnya dengan fungsi patung raja untuk menyatakan kehadirannya; menjadi pengingat orang tentang siapa Allahnya.
Sudahkah kita menjalankan peran tersebut Dengan kehadiran kita Apakah orang bisa segan, bahkan gentar dengan kuasa Allah kita? Atau justru memalukan Allah dihadapan oenghujat-penghujatnya?
Bukan bekerja berdasar kehendak/kesukaan sendiri
Bukan mengutamakan keuntungan pribadi
Bekerja Untuk Yang Diwakili.
di awal indonesia berdiri tugas duta besar sangat sentral dan berat meyakinkan bangsa lain bahwa Indonesia betul-betul bangsa yang sudah merdeka.
Menjaga nama baik dan kewibawaan negara/pemerintah/yang diwakili, jangan sampai orang melihat dia dengan segala tingkahlakuny lalu melecehkan yang diwakilinya.
MENGEDEPANKAN KEPENTINGAN NEGARA Mengedepankan Kepenting Allah (Mengikuti kehendak Nya)
MEMAJUKAN PROGRAM NEGARA Allah mempercayakan 2 mandat penting : Mandat penginjilan (Jadikan semua bangsa Murid) dan Mandat Budaya (mengelola) mengaktualisasi/mewujudkan mandat tersebut dalam aneka cara. PI Langsung, KKR, Debat, Sosial (MISI)
MENDUKUNG & MEMBELA NEGARA
JURU BICARA (Suara kenabian) Menyuarakan apa yang Allah ingin suarakan. Menyuarakan suara kebenaran. (RISIKONYA Besar)
Benarlah Kita sudah menjalankan fungsi kita menjadi Duta Bagi Allah?
Gambar Allah bukan hanya bicara soal anugerah, tapi sesuatu yang digumulkan dan diperjuangkan.
upaya kita untuk memunculkan bukanlah sesuatu yang sempurna (jatuh lantaran salah dan dosa kita) Stephen ting: beda antara orang pilihan Allah dan para pendosa adalah Pendosa Berdosa adalah natur (berdosa hal biasa/gaya hidup); Pilihan Allah yang berdosa itu karena terpeleset (jangan terjatuh kedua kali)
Tidak Sempurna perlu mengacu kepada gambar Allah yang sempurna Siapa?
Rm 8:29
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Allah yang tidak kelihatan itu dapat terlihat melalui Yesus Kristus. Pararel (Yohanes 14:9) Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Gambar berbeda dengan manusia sebagai gambar dan rupa Allah manusia adalah copyan; manusia pantulannya Allah Kristus adalah Allah itu sendiri (bukan simbolik) Melihat Kristus = Melihat Allah.
Sulung dari segala yang diciptakan Bukan Kristus adalah ciptaan yang sulung Sumber utama (dari Ciptaan ); Awal; Ciptaan berasal (Pencipta itu sendiri) Ibrani banyak memberikan deskripsi:
KRISTUS harus menjadi patron/teladan/arahan dalam upaya mewujudkan gambar dan rupa Allah dalam hidup kita.
2Kor 4:4
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan l oleh ilah m zaman n ini 1 , sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, o yang adalah gambaran Allah. p
2Kor 3:18
Dan kita semua mencerminkan a kemuliaan b Tuhan 1 dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, c dalam kemuliaan yang semakin besar.
Rm 8:29
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula 1 , m mereka juga ditentukan-Nya n dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, o supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung p di antara banyak saudara.
Melihat Yesus berarti melihat Allah! Allah yang tidak kelihatan telah menjadi terlihat! Tuhan telah menjadi manusia (lih. Yoh 14:9). Pelayanan Yesus adalah untuk memulihkan gambar Allah dalam kemanusiaan. Dalam satu pengertian Eden telah dipulihkan melalui Yesus, Adam yang kedua (lih. Rom 5:12-21; I Kor 15:20-28; Flp 2:6). Bahkan mungkin saja surga adalah Eden yang telah dipulihkan: 1. Alkitab dimulai dengan Allah, manusia dan hewan (lih. Kej 1-2) dan diakhiri dengan Allah dan umat manusia di lokasi taman (dengan hewan secara tersirat, lih Wahyu 21-22). 2. nubuatan dari Yes 11:6-9 menggambarkan anak-anak dan hewan bersama-sama dalam zaman baru 3. Yerusalem baru turun ke bumi yang telah diciptakan kembali (lih. II Pet 3:10-13; Wah 21:2)
Usaha kita mengacu kepada Patron pun tidak akan pernah sempurna; Sampai di kekekalan nati ketika
Manusia mendapat Kemuliaan seutuhnya; Kemuliaan yg sempurna