SlideShare a Scribd company logo
KEPUASAN KERJA 
MULYONO
PENGERTIAN KEPUASAN KERJA 
Suatu efektivitas atau respons emosional 
terhadap berbagai aspek kerjaan. 
Page  2
FUNGSI KEPUASAN KERJA 
 Sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara 
jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya 
mereka terima. 
 Kepuasan kerja (job satisfaction) sangat ditentukan oleh apakah pekerjaan dan kondisi 
yang dihadapi dilingkungan kerja dapat memenuhi kebutuhan pekerja, sehingga merasa 
puas dalam bekerja. 
Page  3
KEPUASAN KERJA DENGAN PERILAKU KERJA 
 Rasa suka dan tidak suka; 
 Kecelakaan kerja (cerobah – hati-hati) 
 Kegembiraan – kesedihan; 
 Rajin/tepat waktu – malas/terlambat; 
 Hadir dan tidak hadir kerja; 
 Turnover dan sebagainya. 
Page  4
TEORI KEBUTUHAN MASLOW 
Kebutuhan manusia berjenjang dan manusia cenderung 
memenuhi kebutuhan paling dasar sebelum meningkat 
pada pemenuhan yang lebih tinggi. 
Page  5
DEFINISI KEPUASAN KERJA 
 Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaan 
secara keseluruhan dan memuaskan kebutuhannya. 
 Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu 
sendiri, situasi kerja, kerja sama antar pemimpin dan sesama keryawan. 
 Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap 
khusus terhadap faktor- faktor pekerjaan, penyesuian diri dan hubungan sosial individu 
diluar kerja. 
Page  6
SEGI-SEGI KEPUASAN KERJA 
a. Segi sosial ekonomi (gaji dan jaminan sosial). 
b. Segi sosial psikologi: 
- Kesempatan untuk maju 
- Kesempatan mendapatkan penghargaan 
- Berhubungan dengan masalah pengawasan 
- Berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan karyawan dan 
antara karyawan 
Page  7 
dengan atasannya.
KEBUTUHAN KEPUASAN INDIVIDU 
Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan individu sudah 
terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan 
ketidaksukaan dikaitkan dengan pegawai; 
Merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai yang erat 
kaitannya dengan imbalan yang mereka yakini akan mereka 
terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. 
Page  8
DUA DIMENSI KEPUASAN 
 Kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota 
masyarakat. 
 Kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai. 
Page  9
LIMA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA 
(1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self), 
 Pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan 
bidangnya masing-masing. 
 Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa 
keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan 
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja. 
Page  10
2. ATASAN (SUPERVISION) 
 Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. 
 Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur 
ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya. 
Page  11
3. TEMAN SEKERJA (WORKERS) 
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan 
antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, 
baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya. 
Page  12
4. PROMOSI (PROMOTION) 
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada 
tidaknya kesempatan untuk memperoleh 
peningkatan karir selama bekerja. 
Page  13
TIGA KATEGORI UTAMA KEPUASAN KERJA 
1. Faktor Organisasi yaitu sistem imbalan (reward) meliputi; promosi, kebijakan 
organisasi,dan kualitas pengawasan yang dirasakan oleh karyawan. 
2. Faktor Pekerjaan dan Work Setting yaitu meliputi beban kerja secara 
keseluruhan, variasi tugas, tingkat pencahayaan, jumlah sekat di sekeliling 
karyawan, dan lingkungan sosial. 
3. Faktor Karakteristik Personal yaitu meliputi self esteem, kepribadian, dan 
usia. 
Page  14
TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA 
(TEORI PERTENTANGAN/DISCREPANCY THEORY) 
Teori pertentangan dari locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap 
beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai: 
1. Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seseorang individu dengan 
apa yang diterima 
2. Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. 
Page  15
TEORI PERTENTANGAN 
Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas 
merupakan sesuatu yang pribadi, 
Tergantung bagaimana ia mempersiapkan adanya 
kesesuaian atau pertentangan antara keinginan dan 
hasil keluarnya. 
Page  16
Model dari Kepuasan Bidang/ Bagian (Facet 
Satisfication) 
 Model Lawler dari kepuasan bidang berkaitan erat dengan teori keadilan dari Adams, 
 Menurut model Lawler orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka 
jika jumlah dari bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan 
kerja mereka sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual 
mereka terima. 
 Jumlah dari bidang yang dipersepsikan orang sebagai sesuai tergantung dari 
bagaimana orang mempersepsikan masukan pekerjaan, ciri-ciri pekerjaan, dan 
bagaimana mereka mempersepsikan masukan dan keluaran dari orang lain yang 
dijadikan pembanding. 
Page  17
TEORI PROSES-BERTENTANGAN 
(OPPONET-PROSES THEORY) 
 Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif 
yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain. 
 Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan 
emosional (emotional equilibrium), berdasarkan 
 Asumsi bahwa kepuasan kerja yang bervariasi secara mendasar dari waktu ke 
waktu akibatnya ialah bahwa pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara 
periodik dengan interval waktu yang sesuai. 
Page  18
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA 
(1. Kerja yang secara mental menantang) 
 Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk 
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan 
umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. 
 Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang 
menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan 
perasaan gagal. 
 Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan 
Page  19 
kepuasan.
2. GANJARAN YANG PANTAS 
 Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka 
persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka. 
 Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan 
individu, standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. 
Dan tidak semua orang mengejar uang. 
 Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi 
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai 
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. 
Page  20
 Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang 
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. 
 Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang 
lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. 
 Individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang 
adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan 
mereka. 
Page  21
3. KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG 
 Guru/TU peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk 
Page  22 
memudahkan mengerjakan tugas. 
 Studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak 
berbahaya atau merepotkan. 
 Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak 
esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
4. REKAN KERJA YANG MENDUKUNG 
 Guru/TU mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari 
Page  23 
dalam kerja. 
 Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. 
 Bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan 
kepuasan kerja yang meningkat. 
 Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
5. KESESUAIAN KEPRIBADIAN DENGAN 
PEKERJAAN 
 Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) 
dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka 
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan 
mereka. 
 Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan 
tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk 
mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka 
Page  24
LIMA KARAKTERISTIK PENTING YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA 
a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberi memberikan 
kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab. 
b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah atau 
gaji. 
c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan 
mendukung 
pekerjaan. 
d. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju. 
e. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten. 
Page  25
DEFINISI KEPUASAN KERJA 
1. Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaan secara 
keseluruhan 
memuaskan kebutuhannya. (Robert Hoppecl New Hope Pensyvania). 
2. Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu 
sendiri,situasi kerja, 
kerja sama, antar pemimpin dan sesama keryawan (Tiffin). 
3. Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus 
terhadap 
faktor- faktor pekerjaan, penyesuian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja (Blum) . 
Page  26
KEPUASAN KERJA PADA DASARNYA ADALAH “SECURITY FEELING”(RASA AMAN) 
a. Segi sosial ekonomi (gaji dan jaminan sosial). 
b. Segi sosial psikologi : 
- Kesempatan untuk maju 
- Kesempatan mendapatkan penghargaan 
- Berhubungan dengan masalah pengawasan 
- Berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan karyawan dan antara 
karyawan dengan atasannya. 
Page  27
TIGA KATEGORI UTAMA KEPUASAN KERJA 
1. Faktor Organisasi yaitu sistem imbalan (reward) meliputi; promosi, kebijakan 
organisasi, 
dan kualitas pengawasan yang dirasakan oleh karyawan. 
2. Faktor Pekerjaan dan Work Setting yaitu meliputi beban kerja secara keseluruhan, 
variasi 
tugas, tingkat pencahayaan, jumlah sekat di sekeliling karyawan, dan lingkungan 
sosial. 
3. Faktor Karakteristik Personal yaitu meliputi self esteem, kepribadian, dan usia. 
Page  28
TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA 
(TEORI PERTENTANGAN/DISCREPANCY THEORY) 
Teori pertentangan dari locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap 
beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai : 
1. Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seorang individu dengan 
apa yang diterima. 
2. Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. 
Page  29
TEORI PROSES-BERTENTANGAN 
(OPPONENT-PROSES THEORY) 
 Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif yang 
berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain. 
 Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan 
emosional (emotional equilibrium), berdasarkan asumsi bahwa kepuasan kerja yang 
bervariasi secara mendasar dari waktu ke waktu akibatnya ialah bahwa pengukuran 
kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik dengan interval waktu yang sesuai. 
Page  30
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA 
(1. KERJA YANG SECARA MENTAL MENANTANG) 
 Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk 
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, 
kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. 
 Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu 
kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang 
menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, 
kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan. 
Page  31
2. Ganjaran yang pantas, 
 Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka 
persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. 
 Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan 
individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan 
kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. 
 Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi 
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai 
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. 
Page  32
 Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang 
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. 
 Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih 
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. 
 Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi 
dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami 
kepuasan dari pekerjaan mereka. 
Page  33
LIMA KARAKTERISTIK PENTING YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN 
KERJA 
a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan 
memberikan kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab 
b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan 
Page  34 
dari upah atau gaji. 
c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk 
membantu dan mendukung pekerjaan. 
d. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju. 
e. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan 
berkompeten.
3 MACAM TEORI KEPUASAN KERJA 
(1. TEORI PERBANDINGAN INTRAPERSONAL/DISCREPANCY THEORY) 
 Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan hasil dari 
perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai 
macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi harapannya. 
 Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan 
antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan kecil, 
sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau kesenjangan 
antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar. 
Page  35
TEORI KEADILAN (EQUITY THEORY) 
 Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah 
ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. 
 Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh 
seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang 
lain yang sekelas, sekantor, maupun ditempat lain. 
Page  36
TEORI DUA FAKTOR (TWO FACTOR THEORY) 
 Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang 
Page  37 
berbeda. 
 Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang 
satu dinamakan Dissatisfier atau hygiene factors dan yang lain dinamakan satisfier atau 
motivators. 
 Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber 
kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi. 
 Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak 
puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja 
yangbaik.Oleh sebab itu faktor ini disebut sebagai pemuas.
HYGIENE FACTORS 
 Faktor yang terbukti menjadi sumber kepuasan, terdiri dari gaji, 
insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerja dan status. 
 Keberadaan kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi 
karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat menyebabkan 
ketidak puasan bagi karyawan. 
Page  38
Theory of Work Adjustment 
 Didasarkan pada hubungan antara individu dengan lingkungan kerjanya. 
 Hubungan tersebut dimulai ketika individu memperlihatkan kemampuan atau keahlian yang 
memungkinkan untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan kerja dari suatu lingkungan 
kerja. 
 Lingkungan kerja menyediakan pendorong atau penghargaan tertentu seperti gaji, status, 
hubungan pribadi, dan lain-lain dalam hubungannya dengan kebutuhan individu. 
 Jika individu memenuhi persyaratan kerja, maka karyawan akan dianggap sebagai pekerja yang 
memuaskan dan diperkenankan untuk tetap bekerja di dalam badan usaha. 
Page  39
 Jika kebutuhan kerja memenuhi kebutuhan individu atau memenuhi kebutuhan kerja, pekerja 
Page  40 
dianggap sebagai pekerja yang puas. 
 Individu berharap untuk dievaluasi oleh penyelia sebagai pekerja yang memuaskan ketika 
kemampuan dan keahlian individu memenuhi persyaratan kerja. 
 Apabila pendorong dari pekerjaan memenuhi kebutuhan kerja dari individu, mereka diharapkan 
untuk jadi pekerja yang puas. 
 Seorang karyawan yang puas dan memuaskan diharapkan untuk melaksanakan pekerjaannya. 
 Kemampuan dan persyaratan kerja tidak seimbang, maka pengunduran diri, tingkat 
pergantian, pemecatan dan penurunan jabatan dapat terjadi.
 Model Theory of Work Adjustment mengukur 20 dimensi yang 
 menjelaskan 20 kebutuhan elemen atau kondisi penguat spesifik yang penting dalam 
Page  41 
menciptakan kepuasan kerja.
MODEL THEORY OF WORK ADJUSTMENT 
MENGUKUR 20 DIMENSI KEPUASAN KERJA 
a. Ability Utilization adalah pemanfaatan kecakapan yang dimiliki oleh 
karyawan. 
b. Achievement adalah prestasi yang dicapai selama bekerja. 
c. Activity adalah segala macam bentuk aktivitas yang dilakukan dalam 
bekerja. 
d. Advancement adalah kemajuan atau perkembangan yang dicapai selama 
bekerja. 
Page  42
e. Authority adalah wewenang yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan. 
f.Company Policies and Practices adalah kebijakan yang dilakukan adil bagi 
karyawan. 
g. Compensation adalah segala macam bentuk kompensasi yang diberikan 
kepada para karyawan. 
h. Co-workers adalah rekan sekerja yang terlibat langsung dalam 
pekerjaan. 
Page  43
i. Creativity adalah kreatifitas yang dapat dilakukan dalam melakukan pekerjaan. 
j. Independence adalah kemandirian yang dimiliki karyawan dalam bekerja. 
k. Moral values adalah nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan dalam melakukan 
pekerjaannya 
seperti rasa bersalah atau terpaksa. 
l. Recognition adalah pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan. 
m. Responsibility, tanggung jawab yang diemban dan dimiliki. 
n. Security, rasa aman yang dirasakan karyawan terhadap lingkungan kerjanya. 
Page  44
o. Social Service adalah perasaan sosial karyawan terhadap lingkungan kerjanya. 
p. Social Status adalah derajat sosial dan harga diri yang dirasakan akibat dari pekerjaan. 
q. Supervision-Human Relations adalah dukungan yang diberikan oleh badan usaha 
terhadap pekerjanya. 
r. Supervision-Technical adalah bimbingan dan bantuan teknis yang diberikan atasan kepada karyawan. 
s. Variety adalah variasi yang dapat dilakukan karyawan dalam melakukan pekerjaannya. 
t. Working Conditions, keadaan tempat kerja dimana karyawan melakukan pekerjaannya. 
Page  45
HIPOTESIS POKOK DARI THEORY OF WORK 
ADJUSTMENT 
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari hubungan 
antara sistem pendorong dari lingkungan kerja 
dengan kebutuhan individu. 
Page  46
DAMPAK KEPUASAN KERJA DAN KETIDAKPUASAN KERJA 
(PRODUKTIFITAS ATAU KINERJA (UNJUK KERJA)) 
 Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika 
tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang 
diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang 
unggul. 
 Tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi 
dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan 
kenaikan dalam kepuasan kerja. 
Page  47
KETIDAKHADIRAN DAN TURN OVER 
 Ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif 
Page  48 
berbeda. 
 Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dengan demikian kurang mungkin 
mencerminkan ketidakpuasan kerja. 
 Berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar kemungkinannya berhubungan 
dengan ketidakpuasaan kerja. 
 Ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam 
berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat 
mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari 
tanggung jawab pekerjaan mereka.
PENDEKATAN UMUM TENTANG KEPUASAN KERJA 
1. Mengadakan pengkajian mendalam apa saja factor eksternal karyawan yang mempengaruhi 
kepuasan kerja, motivasi kerja, dan kinerja. 
2. Melakukan kajian kekuatan dan kelemahan perusahaan dilihat dari penerapan sistem manajemen 
sumberdaya manusia kaitannya dengan strategi bisnis termasuk dalam hal analisis pekerjaan 
dan beban 
kerja karyawan. 
3. Melakukan perbaikan fungsi MSDM mulai dari fungsi rekrutmen dan seleksi karyawan, program 
orientasi, manajemen pelatihan dan pengembangan, penempatan karyawan, manajemen 
kompensasi, dan 
manajemen karir. 
Page  49
4. Mengefektifkan keterkaitan strategi bisnis secara sinergis dengan strategi-strategi 
lainnya seperti strategi SDM, strategi finansial, strategi produksi, strategi pemasaran, 
dan strategi informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh. 
5. Melakukan reposisi gaya kepemimpinan yang dinilai tepat diterapkan di perusahaan. 
Page  50
EMPAT CARA MENGUNGKAPKAN KETIDAKPUASAN KARYAWAN 
1. Keluar (Exit): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan 
pekerjaan.Termasuk mencari pekerjaan lain. 
2. Menyuarakan (Voice): Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan 
konstruktif untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran perbaikan, 
mendiskusikan masalah dengan atasannya. 
3. Mengabaikan (Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan 
keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau datang terlambat, 
upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak. 
Page  51
4. Kesetiaan (Loyalty): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara 
pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap 
kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang 
tepat untuk memperbaiki kondisi. 
5. Kesehatan Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan, 
hubungan kausalnya masih tidak jelas. 
6. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan 
sendiri merupakan tanda dari kesehatan. 
Page  52
LIMA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (PEKERJAAN ITU 
SENDIRI /WORK IT SELF) 
 Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya 
Page  53 
masing-masing. 
 Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya 
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi 
kepuasan kerja. 
 Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan 
bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan 
sekaligus atasannya.
 Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan 
antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun 
yang berbeda jenis pekerjaannya. 
 Promosi(Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya 
kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja. 
 Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap 
Page  54 
layak atau tidak.
Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja 
(1. Kerja yang secara mental menantang) 
 Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka 
kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan 
menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka 
mengerjakan. 
 Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu 
kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang 
menciptakan frustasi dan perasaan gagal. 
 Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai 
Page  55 
kesenangan dan kepuasan.
GANJARAN YANG PANTAS 
 Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka 
persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. 
 Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan 
individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan 
kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. 
 Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi 
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai 
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. 
Page  56
 Tetapi kunci yang menakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang 
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. 
 Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih 
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. 
 Karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara 
yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan 
mereka. 
Page  57
KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG 
 Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk 
Page  58 
memudahkan mengerjakan tugas. 
 Studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak 
berbahaya atau merepotkan. 
 Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak 
esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
REKAN KERJA YANG MENDUKUNG 
 Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud 
Page  59 
dari dalam kerja. 
 Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. 
 Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat 
menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. 
 Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
KESUAIAN KEPRIBADIAN DENGAN PEKERJAAN 
 Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) 
dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka 
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan 
mereka. 
 Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan 
tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk 
mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka. 
Page  60
 Kerja merupakan aktivitas memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial dan 
Page  61 
persahabatan. 
 Seseorang pekerja merasakan pekerjaannya. 
 Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang 
didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya. 
 Perasaan menyenangkan merupakan hasil dari persepsi individu dalam rangka 
menyelesaikan tugas atau memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh nilai-nilai kerja 
yang penting bagi dirinya.
CARA SESEORANG PEKERJA MERASAKAN PEKERJAANNYA 
 Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan 
Page  62 
atas aspek-aspek pekerjaannya. 
 Sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan. 
 Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan 
pekerja terhadap pekerjaannya.
SIKAP YANG DIMILIKI PEKERJA TENTANG PEKERJAAN 
MEREKA 
 Job satisfaction is the way an employee feels about his or her job . Ini berarti kepuasan 
kerja sebagai “perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. 
 Kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap 
Page  63 
pekerjaan mereka. 
 Kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang, 
yang merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan.
 Perasaan senang atau tidak senang yang relatif berbeda dari pemikiran yang objektif, 
dan keinginan perilaku. Biasanya mengacu pada sikap seorang pegawai. 
 Sikap umum individu terhadap pekerjaannya, makna kepuasan kerja tersebut dapat 
diperluas menjadi suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan 
hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. 
Page  64
KEPUASAN KERJA BERSIFAT INDIVIDUAL 
 Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai nilai 
yang berlaku dalam dirinya, implikasinya makin tinggi penilaian 
terhadap kegiatan dirasakan sesuai keinginan individu, makin tinggi 
kepuasan terhadap kegiatan tersebut. 
 Kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas 
perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas 
dalam aktivitas bekerja. 
Page  65
PENILAIAN KEPUASAN KERJA 
 Penilaian pekerjaan individu merupakan pencapaian kepuasan pekerjaan individu akan 
memberikan kepuasan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar individu. 
 Penilaian dari pekerjaan mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan 
Page  66 
memuaskan kebutuhannya. 
 Sikap atau reaksi yang meliputi kognitif, afektif dan evaluatif, yang merupakan emosi positif 
hasil dari penghargaan pekerjaan atau pengalaman pekerjaan yang menyenangkan. 
 Kepuasan kerja tampaknya memang mengurangi tingkat kemangkiran, pergantian pegawai, 
dan barangkali juga tingkat kecelakaan yang terjadi.
TEORI KETIDAKSESUAIAN (DISCREPANCY THEORY) 
 Teori ini mengukur kepuasan kerja dengan menghitung selisih 
antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang 
dirasakan. 
 Kepuasan kerja seseorang bergantung pada selisih antara 
sesuatu yang didapatkan dengan apa yang dicapai. 
Page  67
TEORI KEADILAN (Equity Theory) 
 Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas tergantung 
pada ada atau tidaknya keadilan (equity) dalam situasi khususnya situasi kerja. 
 Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input, outcome, dan 
Page  68 
comparison. 
 Input diartikan sebagai segala sesuatu yang sangat berharga untuk dirasakan pegawai 
sebagai sumbangan terhadap pekerjaan, contohnya pendidikan, pengalaman, 
keterampilan, jumlah jam kerja, dan alat-alat kerja.
 Outcome diartikan sebagai segala sesuatu yang berharga untuk dirasakan pegawai dari 
hasil pekerjaannya, contohnya gaji, bagian keuntungan, status, pengakuan, dan 
kesempatan berprestasi. 
 Comparison diartikan sebagai perbandingan dengan pegawai lain mau pun pegawai 
Page  69 
yang bersangkutan pada waktu lalu
TEORI DUA FAKTOR (TWO FACTORS THEORY) 
 Teori kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan hal yang berbeda. 
 Teori merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satifies atau motivator dan 
Page  70 
dissatisfies. 
 Satifies ( motivator ) ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan 
kerja yang terjadi dari: pekerjaan yang menarik penuh tantangan, kesempatan untuk berprestasi, 
kesempatan penghargaan dan promosi.
 Adanya faktor-faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak adanya faktor 
inipun tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan. 
 Dissatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi ketidakpuasan yang terdiri dari: gaji atau 
upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan status. 
 Faktor-faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan dasar 
Page  71 
karyawan. 
 Namun jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, karyawan tidak akan puas. Namun 
besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karyawan tidak akan 
kecewa tetapi dia belum terpuaskan.
DEFINISI/PENGERTIAN DARI KEPUASAN KERJA 
1. Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with 
employes view their work”. 
Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam 
bekerja. 
2. Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her 
job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya, 
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong 
dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang 
berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan 
karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. 
Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi 
kesehatan, kemampuan dan pendidikan. 
3. Handoko : Keadaan emosional yang menyenangkan Page  72 
dengan mana para karyawan memandang
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja 
 lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu 
 Pekerjaan itu sendiri (Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan suatu 
keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya 
suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan 
dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi 
kepuasan kerja. 
 Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan 
bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur 
ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya. 
 Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan 
hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik 
yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya. 
 Promosi (Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada 
tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja. 
 Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang 
Page  73 
dianggap layak atau tidak. 

ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM 
KEPUASAN KERJA 
 Kerja yang secara mental menantang, kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka 
kesempatan untuk meng-gunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan 
umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental 
menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang 
menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan 
mengalamai kesenangan dan kepuasan. 
 Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan 
sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan 
pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan 
kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk 
bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai 
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan 
upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. 
Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial 
yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat 
dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka. 
 Kondisi kerja yang mendukung, Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun 
untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan 
sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan 
lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit). 
 Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang 
berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu 
bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. 
Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. 
 Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan 
sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan 
kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar 
kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih 
besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka. 
Page  74
 Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap 
produktivitas 
suatu organisasi secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak 
langsung. 
Beberapa ahli memberikan definisi mengenai kepuasan kerja. 
Devis dan Newstrom (1985:109) mengemukakan: “Job satisfaction is the 
favorableness or unfavorableness with which employees view their 
work.” (Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang 
pekerja terhadap pekerjaannya). Definisi lain tentang kepuasan kerja 
dikemukakan oleh Wexley dan Yukl (1977:98), yang mengatakan: “Is the 
way an employee feel about his or her job, it is a generalized attitude 
toward the job based on evaluation of different aspect ofthejob. A 
person’s attitude toward his job reflect plesant and unpleasant 
experiences in the job and his expectation about future experiences.” 
(Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. 
Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan 
yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda bagi 
pekerja. 
Page  75
 Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut 
mengambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau 
tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapan 
mengenai pengalaman mendatang). Sementara itu, Osborn 
(1982:40) mendefinisikan kepuasankerja sebagai berikut: 
 “Kepuasan kerja adalah derajat positif atau negatif perasaan 
seseorang 
mengenai segi tugas-tugas pekerjaannya, tantanan kerja serta 
hubungan 
antar sesama pekerja”. 
Page  76
 Berdasarkan survei yang dilakukan Herzberg (1959), ia berkesimpulan 
bahwa pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh para peneliti untuk 
memecahkan masalah kepuasan kerja tidaklah lengkap. Sebagian dari 
penelitian tersebut hanya mencoba mencari-cari faktor-faktor yang 
mempengaruhi sikap kerja, yaitu “faktor-faktor apa saja yang menyebabkan 
sikap karyawan menjadi suka atau tidak menyukai pekerjaannya?” Sedangkan 
peneliti-peneliti yang lain hanya mencoba melihat pengaruh sikap terhadap 
kinerja, yaitu “apakah karyawan yang puas lebih produktif dari karyawan yang 
tidak puas?” Menurut Herzberg, diperlukan suatu pendekatan yang telah 
dilakukan tersebut. Untuk membuktikan pendapatnya itu, Herzberg dan 
sejawatnya pada tahun 1959 melakukan penelitian terhadap 200 orang insinyur 
dan akuntan 
Pittsburg. Kepada mereka diminta untuk mengambarkan secara detail bilamana 
mereka merasa puas dan tidak puas denganpekerjaannya. Dari analisa yang 
dilakukan terhadap data yang terkumpul, Herzberg dan sejawatnya 
menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda 
dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. 
Page  77
 Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang 
terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan 
dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik 
dalam pekerjaan. 
Page  78
 Faktor-faktor yang termasuk disini adalah: 
 Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas) 
 Recognition (penghargaan) 
 Work it self (pekerjaan itu sendiri) 
 Responsibility (tanggung jawab) 
 Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri) 
 Advancement(kesempatan untuk maju) Herzberg (1966) berpendapat bahwa, 
hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi karyawan, akan 
tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan 
ketidakpuasan kerja karyawan. 
 Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan 
pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. 
faktor-faktor yang termasuk disini adalah: 
 Working condition (kondisi kerja) 
 Interpersonal relation (hubungan antar pribadi) 
 Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan 
Page  79 
pelaksanaannya) 
 Supervisi on technical (teknik pengawasan)
 Job security (perasaan aman dalam bekerja) 
 Menurut Herzberg (1959), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan 
mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan 
kepuasan kerja karena ini bukan sumber kepuasan kerja. Prinsip dasar dari 
dinamika faktor ini adalah sebagai berikut: 
 Hygiene factor dapat mencegah atau membatasi ketidakpuasan kerja, 
 tetapi tidak dapat memperbaiki kepuasan kerja. 
 Perbaikan dalam motivator factor dapat mencegah kepuasan kerja, tetapi 
Page  80 
tidak dapat mencapai ketidakpuasan kerja. 
 Menurut Wexley and Yukl (1977), kepuasan kerja ditentukan atau 
dipengaruhi oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor itu dapat dikelompokan ke 
dalam tiga bagian, yaitu yang termasuk dalam karakteristik individu, variabel 
situasional, karakteristik pekerjaan. 
 Karakter individu, yang meliputi: kebutuhan-kebutuhan individu, nilai-nilai 
 yang dianut individu (values), dan ciri-ciri kepribadian (personality traits). 
 Variabel-variabel yang bersifat situasional, yang meliputi: perbandingan 
terhadap situasi sosial yang ada, kelompok acuan, pengaruh dari 
pengalaman kerja sebelumnya. 
 Karakteristik pekerjaan, yang meliputi: imbalan yang diterima, pengawasan 
yang dilakukan oleh atasan, pekerjaan itu sendiri, hubungan antara rekan 
sekerja, keamanan kerja, kesempatan untuk memperoleh perubahan 
status. 

 Berkaitan dengan kepuasan kerja, Terri G. Winardi (1986), 
mengemukakan bahwa seseorang bekerja dengan penuh semangat bila 
kepuasanya yang diperoleh dari pekerjaannya tinggi dan pekerjaan tersebut 
sesuai dengan apa yang diinginkan pegawai. Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk 
menjalankan standar-standar organisasional. Secara etiomologis, kata“disiplin”berasaldarikata 
Latin “diciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta 
pengembangan tabiat (Moukijat 1984). 
Pengertian disiplin dikemukakan juga oleh Nitisemito (1988), yang 
mengartikan disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai 
dengan peraturan dari perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis. 
Dari beberapa pengertian di atas, disiplin terutama ditinjau dari 
perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota 
organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut, 
yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang baik sehingga 
tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan-keadaan 
baik lainnya. Menurut Nitisemito (1988) terdapat beberapa faktor yang 
mempengaruhi timbulnya perilaku disiplin kerja, yaitu: tujuan pekerjaan dan 
kemampuan pekerjaan, teladan pimipin, kesejahteraan, keadilan, pengawasan 
melekat (waskat), sanksi hukum, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan. 
Perilaku disiplin karyawan merupakan sesuatu yang tidak muncul 
dengan sendirinya, tetapi perlu dibentuk. Oleh karena itu, pembentukan 
perilaku disiplin kerja, menurut Commings (1984) dapat dilakukan melalui dua 
cara,yaitu: 
Page  81
1) PREVENTIVE DICIPLINE 
 Preventive dicipline merupakan tindakan yang diambil untuk 
mendorong 
para pekerja mengikuti atau mematuhi norma-norma dan 
aturan-aturan 
sehingga pelanggaran tidak terjadi. 
 Tujuannya adalah untuk mempertinggi kesadaran pekerja 
tentang kebijaksanan dan peraturan pengalaman 
kerjanya. 
 
 
Page  82
2) CORRECTIVE DISCIPLINE 
 Merupakan suatu tindakan yang mengikuti pelanggaran dari aturan-aturan, hal tersebut 
mencoba untuk mengecilkan pelanggaran lebih lanjut sehingga diharapkan untuk prilaku 
dimasa mendatang dapat mematuhi norma-norma peraturan. 
 Pada dasarnya, tujuannya semua disiplin adalah agar seseorang dapat bertingkah laku 
sesuai dengan apa yang disetujui oleh perusahaan. 
 Agar seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik. 
Page  83
 Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. 
 Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda, seperti yang 
didefinisikan oleh Kreitner & Kinicki (2005), bahwa kepuasan kerja sebagai efektivitas 
atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. 
 Definisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep 
tunggal, sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya 
dan tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek lainnya. 
Page  84
 Blum (As’ad, 2000) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum yang 
merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, karakteristik 
individual,serta hubungan kelompok di luar pekerjaan itu sendiri. 
 Handoko (2001) mengatakan bahwa kepuasankerja sebagai respon emosional menunjukkan 
perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan karyawan terhadap pekerjaannya. 
 Tiffin mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan 
terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan sesama pimpinan 
dan sesamakaryawan. 
Page  85
 Locke dan Luthans berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah perasaan pekerja atau 
karyawan yang berhubungan dengan pekerjaannya, yaitu merasa senang atau tidak 
senang, sebagai hasil penilaian individu yang bersangkutan terhadap pekerjaannya. 
 Herzberg di dalam teorinya Two Factors Theory mengatakan bahwa kepuasan kerja dan 
ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda serta kepuasan dan 
ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak merupakan suatu variabel yang kontinyu. 
 Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi 
sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu kelompok 
satisfiers dan kelompok dissatisfiers. 
Page  86
 Kelompok satisfiers atau motivator adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya 
sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari achievement, recognition, work it self, 
responsibility and advancement. 
 Herzberg mengatakan bahwa hadirnya faktor ini dapat menimbulkan kepuasan, tetapi 
tidak hadirnyafaktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan. 
Page  87
 Sedangkan kelompok dissatisfiers ialah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber 
ketidakpuasan yang terdiri dari company policy and administration, supervision 
technical, salary, interpersonal relations, working conditions, job security dan status. 
 Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau 
menghilangkanketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan 
sumber kepuasan kerja. 
Page  88
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA 
 Faktor Psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan 
karyawan yangmeliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap 
kerja, bakat dan keterampilan. 
 Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi 
sosial baik sesama karyawan dengan atasan maupun karyawan yang 
berbeda jenis pekerjaannya. 
 
Page  89 

 Faktor Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja 
dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu 
istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, 
kondisi kesehatankaryawan, umur dan sebagainya. 
 Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta 
kesejahteraankaryawan yang meliputi sistim dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam 
tunjangan,fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya. 
Page  90
 Kepuasan kerja mempunyai peranan penting terhadap prestasi kerja 
karyawan, ketika seorang karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja 
maka karyawan tersebut akan berupaya semaksimal mungkin dengan 
segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya, akhirnya 
akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. 
 Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap 
produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. 
 
Page  91
 Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam 
organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan. 
 Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, 
menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik secara kualitatif maupun 
secara kuantitatif. 
Page  92
 Kepuasan dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa perilaku yang 
ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal yang berkaitan 
dengan pekerjaannya. 
 Pekerja yang masuk dan bergabung dalam suatu organisasi mempunyai seperangkat 
keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk 
suatu harapan yang diharapkan dapat dipenuhi di tempatnya bekerja. 
 Kepuasan kerja ini akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dan 
kenyataan yang didapatkan ditempat bekerja. 
 Tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. 
 Karyawan yang terpuaskan akan lebih produktif daripada karyawan yang tak 
terpuaskan merupakan suatu ajaran dasar diantara para manajer selama bertahun-tahun. 
Page  93
AKTUALISASI KEPUASAN KERJA 
 Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah 
mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi 
frustasi. 
 Karyawan yang seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat 
kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering 
absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan 
pekerjaan yang harus dilakukan. 
Page  94
KARYAWAN MENDAPATKAN KEPUASAN KERJA 
 Biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran kerja yang lebih baik, kurang aktif 
dalam kegiatan serikat karyawan, dan kadang-kadang berprestasi bekerja lebih baik daripada 
karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. 
 Kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun perusahaan, terutama 
karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja perusahaan. 
 Karyawan yang rendah akan kepuasan kerja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif 
seperti mangkir kerja, mogok kerja, kerja lamban, pindah kerja dan kerusakan yang 
disengaja. 
 Karena itu sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya 
manusia yang dimiliki karena sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya 
manusia yang mampu berprestasi maksimal. 
Page  95
1. Pengertian Kepuasan Kerja 
 Newstrom mengemukakan bahwa job satisfaction is the favorableness or 
unfavorableness with employes view their work. Kepuasan kerja berarti perasaan 
mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam bekerja. 
 Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about 
his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya 
atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang 
menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan 
pekerjaan maupun kondisi dirinya. 
Page  96
 Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, 
kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, 
dan struktur organisasi. 
 Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, 
kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan. 
 Keadaan emosional menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan 
Page  97 
mereka. 
 Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini 
dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang 
dihadapi di lingkungan kerjanya.
 Robins menyatakan kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah 
terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan 
Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan 
imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah 
pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robins tersebut terkandung dua dimensi, 
pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota 
masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki 
oleh pegawai makan nasi goreng 
Page  98
 Kepuasan kerja (job satisfaction) menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap 
Page  99 
pekerjaannya. 
 Seorang dengan sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja, 
seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif 
terhadap pekerjaan tersebut (Robins, 2003:68). 
 Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola 
dengan baik dengan manajemen yang efektif. 
 Menurut Riggio dalam Hadjam dan Nasiruddin (2003) kepuasan kerja banyak 
didefinisikan sebagai perasaan dan perilaku individu berkenaan dengan pekerjaannnya. 
Semua aspek dari pekerjaan yang baik maupun buruk, positif maupun negative akan 
berperan menciptkan perasaan kepuasan ini.
 Davis dan Newstroom (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat 
perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. 
 Hasibuan (2001) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang 
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. 
Page  100
 Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. 
 Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap 
Page  101 
pegawai. 
 Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif yang berbeda 
dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku.
 Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu keadaan emosional guru dimana terjadi 
atau tidak terjadi titik temu antara batas jasa guru dengan tingkat nilai balas jasa baik 
finansial maupun nonfinansial. 
 Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang 
berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donely, 
1985). 
Page  102
Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum 
kepuasan kerja dapat diperoleh adalah : 
Page  103 
 Uang, 
 Wibawa, 
 Kedudukan, 
 Keamanan, 
 Pengakuan, 
 Rasa memiliki, 
 Kreativitas (Frase, 1993).
 Tiffin (1974) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap guru 
terhadap pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang 
akan tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif. 
 Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya 
negatif. Sebaliknya ketidak puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif. 
 Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja 
Page  104 
yang dirasakan.
 Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah yang 
diberikan, tetapi ini sebenarnya bukan satu-satunya faktor ada faktor lain seperti suasana 
kerja, hubungan atasan dan guru ataupun rekan sekerja, pengembangan karier, pekerjaan 
yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan diberikan. 
Page  105 

Dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan 
pekerjaannya. 
1. Apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan 
pekerjaannya. 
2. Apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Ketidakpuasan kerja ini 
berhubungan dengan dengan masalah komunikasi. 
Page  106
kepuasan kerja guru dipengaruhi faktor-faktor: 
(1) Balas jasa yang adil dan layak; 
(2) Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian; 
(3) Berat-ringannya pekerjaan; 
(4) Suasana dan lingkungan pekerjaan; 
(5) Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan; 
(6) Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya; 
(7) Sifat pekerjaan monoton atau tidak. 
Page  107
Tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena 
setiap individu guru berbeda standar kepuasannya. 
Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, 
moral kerja, dan turnover besar maka secara relatif 
kepuasan kerja guru baik. 
Sebaliknya jika kedisiplinan, Moral kerja, dan turnover kecil 
maka kepuasan kerja guru di sekolah bertambah. 
Page  108
 Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat 
lingkungan seseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan 
di dalam pekerjaan. 
 Karena pekerjaan merupakan bagian penting kehidupan, kepuasan 
kerja mempengaruhi kepuasan hidup seseorang. 
Page  109
 Kepuasan kerja merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan dan prestasi kerja guru 
dalam mendukung terwujudnya tujuan pendidikan. 
 Kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak mengenai 
pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang diberikan oleh 
sekolah/organisasi. 
Page  110
Teori-Teori Kepuasan Kerja 
Wexley (1996) telah mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja kepada tiga 
kumpulan utama, yaitu: 
Teori ketidaksesuaian (discrepancy), 
Teori keadilan (equity theory), 
 Teori dua faktor. 
Page  111
TEORI KETIDAKSESUAIAN 
 Menurut Locke kepuasan atau ketidak puasan dengan aspek pekerjaan 
tergantung pada selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah 
didapatkan dengan apa yang diinginkan. 
 Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan idefinisikan sebagai 
jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda. 
Page  112
 Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan 
Page  113 
dengan kondisi aktual. 
 Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, 
semakin besar ketidak puasannya, 
 Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan 
kelebihannya menguntungkan (misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang 
yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
Proter mendefiniskan kepuasan 
 sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang “seharusnya ada” dengan banyaknya “apa 
Page  114 
yang ada”. 
 Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya 
ada” menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-pertimbangan 
yang adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan 
dari banyaknya faktor pekerjaan yang lebih disukai. 
 Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang 
berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan.
 Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap 
pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur 
kepuasan kerja. 
 Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi yang diinginkan 
dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan dan 
kekurangan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas. 
 Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai 
dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas. 
Page  115
Teori Keadilan (Equity Theory) 
 Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari seorang bekerja 
akan menganggap fair dan masuk akal insentif dan keuntungan dalam 
pekerjaannya. 
 Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini merupakan variasi 
dari teori proses perbandingan sosial. 
 Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”, ‘orang bandingan” 
dan ‘keadilan dan ketidak adilan’. 
Page  116
 Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung 
pekerjaannya, seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang 
dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang 
dipergunakan untuk pekerjaannya. 
 Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari 
pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan, 
serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri. 
Page  117
 Menurut teori ini, seorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya rasio 
inputnya dengan hasil dengan rasio input seseorang/sejumlah orang bandingan. 
 Orang bandingan mungkin saja dari orang-orang dalam organisasi maupun organisasi 
lain dan bahkan dengan dirinya sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan pendahulunya. 
 Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang bandingan atau berapa 
banyak orang bandingan yang akan digunakan. 
 Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang 
bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja. 
Page  118
 Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan 
Page  119 
ketidakadilan dianggap adil. 
 Ketidakadilan merupakan sumber ketidakpuasan kerja dan ketidakadilan menyertai 
keadaan tidak berimbang yang menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk 
menegakkan keadilan. 
 Tabel berikut ini merinci kondisi-kondisi dimana ketidakadilan karena kompensasi lebih, 
dan ketidakadilan karena kompensasi kurang, menganggap bahwa input total dan hasil 
total dikotomi pada skala nilai sebagai ‘tinggi” atau ‘rendah”.
 Tingkat ketidakadilan akan ditentukan atas dasar besarnya perbedaan antar rasio hasil 
input seseorang pekerja dengan rasio hasil dengan input orang bandingan, dianggap 
semakin besar ketidakadilan. 
 Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerja disamping 
Page  120 
terhadap kepuasan kerja. 
 Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila 
tindakan ini lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan.
 Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang dan dibayar penggajian 
berdasarkan jam kerja akan mengakibatkan keadilan dengan menurunkan 
input usahanya, dengan demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari 
pelaksanaan kerjanya, jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang 
dari porsi substansinya gaji atau upahnya terkait pada kualitas pelaksanaan 
kerja (misalnya upah perpotong) ia akan meningkatkan pendapatan 
insentifnya tanpa meningkatkan usahanya. 
Page  121
 Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan kuantitas 
outputnya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya. 
 Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang terhadap 
keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima. Keadilan diartikan sebagai rasio antara 
input (misalnya, pendidikan guru, pengalaman mengajar, jumlah jam mengajar, 
banyaknya usaha yang dicurahkan pada sekolah) dengan output (misalnya upah/gaji, 
penghargaan, promosi/kenaikan pangkat) dibandingkan dengan guru lain di sekolah 
yang sama atau di sekolah lain pada input dan output yang sama. 
Page  122
TEORI DUA FAKTOR 
 Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg (1959) berdasarkan atas penelitian yang 
dilakukan terhadap 250 responden pada sembilan buah perusahaan di Pittsburg. Dalam 
penelitian tersebut Herzberg ingin menguji hubungan kepuasan dengan produktivitas. 
Menurut Herzberg dalam Sedarmayanti (2001) mengembangkan teori hierarki 
kebutuhan Maslow menjadi teori dua faltor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan 
faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic 
motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan disatisfier 
atau extrinsic motivation. 
Page  123
Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong 
seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut 
(kondisi intrinsik) antara lain: 
(1) prestasi yang diraih (achievement); 
(2) Pengakuan orang lain (recognition); 
(3) tanggungjawab (responsibility); 
(4) Peluang untuk maju (advancement); 
(5) kepuasan kerja itu sendiri (the work it self); dan 
(6) kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth). 
Page  124
 Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene factor 
merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara 
keberadaan guru sebagai manusia, pemeliharaan ketenteraman dan kesehatan. 
Page  125
Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat 
pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, 
meliputi: 
(1) Kompensasi; 
(2) Keamanan dan keselamatan kerja; 
(3) Kondisi kerja; 
(4) Status; 
(5) Prosedur perusahaan; 
(6) Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman, sejawat, dengan 
Page  126 
atasan, dan dengan guru.
 Guru yang merasa puas dengan pekerjaaanya akan memiliki sikap yang positif dengan 
pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, 
sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, 
pencurian, prestasi yang rendah, perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari 
ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya. 
 Guru akan merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang diinginkan 
dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), guru akan puas jika imbalan 
yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah dikeluarkan, dan guru 
akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan kerja (satisfier) lebih dominan 
daripada faktor pencetus ketidakpuasan kerja (disatisfier). 
Page  127
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA 
(1. USIA) 
 Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya, mereka 
cenderung sedikit lebih puas dengan pekerjaannya. 
 Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena 
berpengharapan tinggi, kurang penyesuaian dan berbagai 
sebab lain, 
Page  128
2. TINGKAT PEKERJAAN 
 Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung merasa lebih puas 
Page  129 
dengan pekerjaan mereka. 
 Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang 
dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas,
3. UKURAN ORGANISASI 
Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa 
bukti yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja 
cenderung agak menurun apabila tidak diambil 
tindakan perbaikan untuk mengimbangi 
kecenderungan itu. 
Page  130
FAKTOR PENDORONG KEPUASAN KERJA 
 Promosi merupakan perangsang yang paling penting di antara 
para penyelia dan para manajer, 
 Pengakuan merupakan faktor pekerjaan yang paling penting 
dalam kaitan dengan kepuasan kerja. 
Page  131
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBANTU KEKECEWAAN 
KERJA 
Tidak adanya kebijakan organisasi dan admistrasi 
yang memadai, 
Tidak adanya penyelia yang simpatik dan cakap 
secara teknis, sifat tidak ramah dan sombong 
dan tidak adanya peluang untuk tumbuh, 
Page  132
 Faktor-faktor kerja yang menyebabkan kepuasan dan kekecewaan 
di antara para manajer dan para pengawas berlainan dengan 
faktor di antara para pekerja biasa. 
 Gaji dan keamanan kerja menonjol sebagai dua faktor yang 
penting bagi kepuasan kerja di antara pekerja, sedangkan para 
manajer hal ini hampir selalu tergeser ke urutan paling bawah 
dalam hirarki kepentingan. 
 Tingkat jabatan mempengaruhi persepsi tentang kebutuhan, 
Page  133
PERBEDAAN MANAJER DAN PENYELIA 
Tidak terdapat fakta-fakta yang jelas membedakan 
manajer dan penyelia berkenaan dengan sumber 
kepuasan dan sumber kekecewaan. 
Mereka berbeda dalam persepsi atas kebutuhan. 
 Para penyelia lini pertama menghargai penghasilan, 
promosi, keamanan kerja, dan keadaan kerja. 
Page  134
 Para manajer menengah paling menghargai kemajuan, jenis pekerjaan dan 
penghasilan. 
 Para manajer paling atas menghargai rasa mempunyai kecakapan yang 
berguna, pengakuan atas pekerjaan baik yang telah dilakukannya dan 
wewenang untuk mengambil putusan. 
 Pergeseran dari faktor hubungan kerja ke faktor isi kerja atau dari 
kebutuhan tingkat rendah ke tingkat tinggi, 
 Para manajer dalam industri swasta dan industri pemerintah ternyata tidak 
berbeda dalam tingkat kepuasan pekerjaan. 
Page  135
KEPUASAN DIPENGARUHI OLEH MOTIVATOR 
 Motivator dan higine berbeda caranya dalam menambah 
kepuasan dan ketidakpuasan jika bagi para manajer sektor 
pemerintah motivator lebih menambah kepuasan, 
 Bagi para eksekutif dari sektor swasta motivator lebih 
menimbulkan rasa kurang puas, 
Page  136
FAKTOR-FAKTOR IKUT MENENTUKAN KEPUASAN KERJA (FAKTOR 
HUBUNGAN ANTARA KARYAWAN) 
Hubungan langsung antara manajer dengan 
karyawan. 
Faktor psikis dan kondisi kerja. 
Sugesti teman sekerja. 
Emosi dan situasi kerja. 
Page  137
FAKTOR-FAKTOR IKUT MENENTUKAN KEPUASAN KERJA (FAKTOR 
HUBUNGAN ANTARA KARYAWAN) 
Page  138 
FAKTOR INDIVIDUAL 
 SIKAP 
 UMUR 
 JENIS KELAMIN 
FAKTOR-FAKTOR LUAR 
 KEADAAN KELUARGA 
 REKREASI 
 PENDIDIKAN
NILAI KERJA INTRINSIK 
Page  139 
- Kerja yang menarik 
- Kerja yang menantang 
- Belajar sesuatu yang baru 
- Membuat kontribusi penting 
- Berpotensi tinggi 
- Tanggung jawab dan otonomi 
- Menjadi kreatif 
- Gaji tinggi 
- Keamanan kerja 
- Keuntungan kerja 
- Status komunitas lebih luas 
- Kontak sosial 
- Waktu dengan keluarga 
- Waktu untuk hobi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN 
(1. KEDUDUKAN (POSISI)) 
Seorang yang bekerja pada 
pekerjaan lebih tinggi akan merasa 
lebih puas dibandingkan dengan 
mereka yang bekerja pada 
pekerjaan yang lebih rendah, 
Page  140
2. PANGKAT (GOLONGAN) 
 Pekerjaan yang mendasarkan pada perbedaan pangkat atau 
golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan 
tertentu pada orang yang melakukannya. 
 Jika ada kenaikan upah maka sedikit atau banyaknya upah yang 
dianggap sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap 
kedudukan yang baru akan berubah perilaku dan perasaan, 
Page  141
3. UMUR 
Umur memiliki hubungan dengan kepuasan kerja 
guru. 
Umur diantara 25 tahun sampai 34 tahun dan 
umur 45 sampai 45 tahun adalah merupakan 
umur yang bisa menimbulkan perasaan puas 
terhadap pekerjaan, 
Page  142
4. JAMINAN FINANSIAL DAN JAMINAN SOSIAL 
Masalah finansial dan jaminan sosial 
kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan 
kerja. 
Guru yang mendapatkan gaji atau mendapatkan 
tunjangan tinggi maka akan memperoleh 
kepuasan, 
Page  143
5. MUTU PENGAWASAN 
Kepuasan guru ditentukan oleh perhatian dan 
hubungan yang baik dari pimpinan kepada guru, 
sehingga guru akan merasa bahwa dirinya 
merupakan bagian yang penting dari organisasi 
kerja. 
Page  144
INDIKATOR KEPUASAN ATAU KETIDAKPUASAN KERJA PEGAWAI 
 Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran, 
 Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan, 
 Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan, 
 Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya. 
 Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab. 
Page  145
AKTUALISASI KEPUASAN KERJA/KETIDAKPUASAN KERJA 
 Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan 
psikologis dan akan menjadi frustrasi menyebabkan guru akan senang melamun, 
mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering 
absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya. 
 Kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru maupun sekolah terutama 
karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja. 
Page  146
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA 
 Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi, informasi yang didapat dari kepuasan 
kerja ini bisa melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket ataupun dengan 
pertemuan suatu kelompok kerja. 
 Kalau menggunakan tanya jawab sebagai alatnya, maka guru diminta untuk merumuskan 
tentang perasaannya terhadap aspek-aspek pekerjaan. 
 Cara lain adalah dengan mengamati sikap dan tingkah laku orang tersebut. 
Page  147
METODE PENGUKURAN KEPUASAN KERJA 
 Membuat kuesioner yang berhubungan dengan masalah kepuasan kerja yang meliputi 
faktor finansial, faktor fisik, faktor sosial dan faktor psikologi, yang kemudian disebar 
pada responden untuk dijawab atau diisi sesuai keadaan yang sebenarnya. 
 Kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian guru terhadap 
Page  148 
factor yang mempengaruhinya.
FAKTOR KEPUASAN FINANSIAL 
Terpenuhinya keinginan guru terhadap kebutuhan finansial 
yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka 
sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi guru dapat 
terpenuhi. 
 Hal ini meliputi; sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, 
macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta 
promosi. 
Page  149
FAKTOR KEPUASAN FISIK 
 Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja 
dan kondisi fisik guru. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan, 
pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, 
keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi 
kesehatan guru dan umur. 
Page  150
FAKTOR KEPUASAN SOSIAL 
Faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial 
baik antara sesama guru, dengan atasannya maupun 
guru yang berbeda jenis pekerjaannya. 
 Hal ini meliputi rekan kerja yang kompak, pimpinan 
yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan 
perintah yang wajar. 
Page  151
FAKTOR KEPUASAN PSIKOLOGI 
Faktor yang berhubungan dengan kejiwaan 
guru. Hal ini meliputi; minat, ketenteraman 
dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan 
keterampilan (As’ad,1987:117). 
Page  152
PENGERTIAN KEPUASAN KERJA 
 Newstrom mengemukakan bahwa job satisfaction is the favorableness or 
unfavorableness with employes view their work. 
 Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami 
Page  153 
(pegawai) dalam bekerja. 
 Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about 
his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya 
atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang 
menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan 
pekerjaan maupun kondisi dirinya.
Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan 
aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan 
karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, 
dan struktur organisasi. 
Perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain 
berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan 
pendidikan. 
Page  154
 Handoko menyatakan keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para 
karyawan memandang pekerjaan mereka. 
 Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak 
dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di 
lingkungan kerjanya. 
Page  155
 Robins menyatakan kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah 
terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan 
Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan 
imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah 
pengorbanan. 
 Apabila dilihat dari pendapat Robins tersebut terkandung dua dimensi, pertama, 
kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, 
dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai 
makan nasi goreng 
Page  156
KEPUASAN KERJA (JOB SATISFACTION) 
 Menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. 
 Seorang dengan sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja, 
seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif 
terhadap pekerjaan tersebut (Robins, 2003:68). 
 Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola 
dengan baik dengan manajemen yang efektif. 
 Menurut Riggio dalam Hadjam dan Nasiruddin (2003) kepuasan kerja banyak 
didefinisikan sebagai perasaan dan perilaku individu berkenaan dengan pekerjaannnya. 
Page  157 

 Semua aspek dari pekerjaan yang baik maupun buruk, positif maupun negative akan 
berperan menciptakan perasaan kepuasan ini. 
 Davis dan Newstroom (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat 
perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. 
 Hasibuan (2001) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang 
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, 
kedisiplinan, dan prestasi kerja. 
 Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap 
pegawai. Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif yang 
berbeda dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku. 
Page  158
 Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu keadaan emosional guru dimana terjadi 
atau tidak terjadi titik temu antara batas jasa guru dengan tingkat nilai balas jasa baik 
finansial maupun nonfinansial. 
 Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang 
berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donely, 
1985). 
Page  159
Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum 
kepuasan kerja dapat diperoleh adalah : 
Page  160 
 Uang, 
 Wibawa, 
 Kedudukan, 
 Keamanan, 
 Pengakuan, 
 Rasa memiliki, 
 Kreativitas (Frase, 1993).
 Tiffin (1974) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap guru 
terhadap pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang 
akan tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif. 
 Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya 
negatif. Sebaliknya ketidak puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif. 
 Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja 
Page  161 
yang dirasakan.
 Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah 
yang diberikan, tetapi ini sebenarnya bukan satu-satunya faktor ada faktor lain seperti 
suasana kerja, hubungan atasan dan guru ataupun rekan sekerja, pengembangan 
karier, pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan 
diberikan. 
 Muhammad (1996) menyebutkan ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak 
Page  162 
puas dengan pekerjaannya. 
 Hal pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan 
untuk melakukan pekerjaannya. Yang kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja 
kurang baik.
TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA 
Wexley (1996) telah mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja kepada tiga kumpulan 
utama, yaitu: 
1.Teori ketidaksesuaian (discrepancy), 
2.Teori keadilan (equity theory), dan teori dua faktor. 
Page  163
TEORI KETIDAKSESUAIAN 
 Menurut Locke kepuasan atau ketidak puasan dengan aspek pekerjaan tergantung pada 
selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang 
diinginkan. 
 Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan idefinisikan sebagai jumlah 
minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda. 
 Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan 
Page  164 
dengan kondisi aktual.
 Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, 
Page  165 
semakin besar ketidak puasannya, 
 Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan 
kelebihannya menguntungkan (misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang 
yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
 Proter mendefiniskan kepuasan sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang 
“seharusnya ada” dengan banyaknya “apa yang ada”. 
 Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya 
ada” menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-pertimbangan 
yang adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan 
dari banyaknya faktor pekerjaan yang lebih disukai. 
 Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang 
berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan. 
Page  166
 Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap 
pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur 
kepuasan kerja. Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi 
yang diinginkan dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan 
dan kekurangan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas. 
 Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai 
dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas. 
Page  167
Teori Keadilan (Equity Theory) 
Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari 
seorang bekerja akan menganggap fair dan masuk akal 
insentif dan keuntungan dalam pekerjaannya. 
Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini 
merupakan variasi dari teori proses perbandingan sosial. 
Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”, 
‘orang bandingan” dan ‘keadilan dan ketidak adilan’. 
Page  168
 Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung 
pekerjaannya, seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang 
dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang 
dipergunakan untuk pekerjaannya. 
 Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari 
pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan, 
serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri. 
Page  169
 Menurut teori ini, seorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya rasio 
inputnya dengan hasil dengan rasio input seseorang/sejumlah orang bandingan. 
 Orang bandingan mungkin saja dari orang-orang dalam organisasi maupun organisasi 
lain dan bahkan dengan dirinya sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan pendahulunya. 
 Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang bandingan atau berapa 
banyak orang bandingan yang akan digunakan. 
Page  170 

 Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang 
bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja. 
 Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan 
ketidakadilan dianggap adil. Ketidakadilan merupakan sumber ketidakpuasan kerja dan 
ketidakadilan menyertai keadaan tidak berimbang yang menjadi motif tindakan bagi 
seseorang untuk menegakkan keadilan. 
 Tabel berikut ini merinci kondisi-kondisi dimana ketidakadilan karena kompensasi lebih, 
dan ketidakadilan karena kompensasi kurang, menganggap bahwa input total dan hasil 
total dikotomi pada skala nilai sebagai ‘tinggi” atau ‘rendah”. 
Page  171
 Tingkat ketidakadilan akan ditentukan atas dasar besarnya perbedaan antar rasio hasil 
input seseorang pekerja dengan rasio hasil dengan input orang bandingan, dianggap 
semakin besar ketidakadilan. 
 Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerja disamping 
Page  172 
terhadap kepuasan kerja. 
 Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila 
tindakan ini lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan.
 Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang dan dibayar penggajian 
berdasarkan jam kerja akan mengakibatkan keadilan dengan menurunkan input 
usahanya, dengan demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan 
kerjanya, jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang dari porsi 
substansinya gaji atau upahnya terkait pada kualitas pelaksanaan kerja (misalnya upah 
perpotong) ia akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa meningkatkan 
usahanya. 
Page  173
 Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan 
kuantitas outputnya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya. 
 Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang 
terhadap keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima. 
 Keadilan diartikan sebagai rasio antara input (misalnya, pendidikan guru, 
pengalaman mengajar, jumlah jam mengajar, banyaknya usaha yang dicurahkan 
pada sekolah) dengan output (misalnya upah/gaji, penghargaan, 
promosi/kenaikan pangkat) dibandingkan dengan guru lain di sekolah yang sama 
atau di sekolah lain pada input dan output yang sama. 
Page  174
TEORI DUA FAKTOR 
 Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg (1959) berdasarkan atas penelitian yang 
dilakukan terhadap 250 responden pada sembilan buah perusahaan di Pittsburg. 
 Dalam penelitian tersebut Herzberg ingin menguji hubungan kepuasan dengan 
produktivitas. Menurut Herzberg dalam Sedarmayanti (2001) mengembangkan teori 
hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faltor tentang motivasi. 
 Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan 
satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang 
disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation. 
Page  175
Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang 
bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain: 
(1) Prestasi yang diraih (achievement); 
(2) Pengakuan orang lain (recognition); 
(3) Tanggungjawab (responsibility); 
(4) Peluang untuk maju (advancement); 
(5) Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self); dan 
(6) Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth). 
Page  176
 Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga 
hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan 
pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan guru 
sebagai manusia, pemeliharaan ketenteraman dan kesehatan. 
Page  177
Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat 
rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, meliputi: 
(1) Kompensasi; 
(2) Keamanan dan keselamatan kerja; 
(3) Kondisi kerja; 
(4) Status; 
(5) Prosedur perusahaan; dan 
(6) Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara 
teman, 
sejawat, dengan atasan, dan dengan guru. 
Page  178
 Kesimpulannya dalam teori dua faktor bahwa terdapat faktor pendorong yang berkaitan 
dengan perasaan positif terhadap pekerjaan sehingga membawa kepuasan kerja, dan yang 
kedua faktor yang dapat mengakibatkan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja adalah 
motivator primer yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, sebaliknya ketidakpuasan 
pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi dan menjaga mereka tetap 
dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan. 
 Guru yang merasa puas dengan pekerjaaanya akan memiliki sikap yang positif dengan 
pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, 
sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, 
pencurian, prestasi yang rendah, perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari 
ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya. 
Page  179
 Guru akan merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang 
diinginkan dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), guru akan 
puas jika imbalan yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah 
dikeluarkan, dan guru akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan kerja 
(satisfier) lebih dominan daripada faktor pencetus ketidakpuasan kerja (disatisfier). 
Page  180
Davis dan Newstroom (2002) merinci faktor-faktor yang mempengaruhi 
kepuasan kerja seseorang, yaitu: 
 Usia. Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya. Mereka cenderung sedikit lebih 
Page  181 
puas dengan pekerjaannya. 
 Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena berpengharapan tinggi, kurang 
penyesuaian dan berbagai sebab lain, 
 Tingkat pekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung 
merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka. Mereka biasanya memperoleh gaji dan 
kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang dilakukan memberi peluang untuk merasa 
lebih puas, 
 Ukuran organisasi. Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa bukti yang 
menunjukkan bahwa kepuasan kerja cenderung agak menurun apabila tidak diambil 
tindakan perbaikan untuk mengimbangi kecenderungan itu.
Menurut Roy dan Raja dalam Pareek (1984:132) faktor yang mendorong kepuasan kerja dan kekecawaan kerja 
meliputi: 
 Promosi merupakan perangsang yang paling penting dan juga merupakan penyebab kekecewaan yang 
paling penting di antara para penyelia dan para manajer, 
 Pengakuan merupakan faktor pekerjaan yang paling penting dalam kaitan dengan kepuasan dan 
Page  182 
kekecewaan kerja, 
 Diantara faktor-faktor yang membantu terjadinya kekecewaan, yang paling sering disebut-sebut adalah 
tidak adanya kebijakan organisasi dan admistrasi yang memadai, tidak adanya penyelia yang simpatik 
dan cakap secara teknis, sifat tidak ramah dan sombong dan tidak adanya peluang untuk tumbuh, 
 Faktor-faktor kerja yang menyebabkan kepuasan dan kekecewaan di antara para manajer dan para 
penyelia berlainan dengan faktor-faktor di antara para pekerja biasa. Misalnya gaji dan keamanan kerja 
menonjol sebagai dua faktor yang penting bagi kepuasan kerja di antara pekerja, sedangkan para 
manajer hal ini hampir selalu tergeser ke urutan paling bawah dalam hirarki kepentingan. Tingkat 
jabatan rupanya mempengaruhi persepsi tentang kebutuhan,
 Tidak terdapat fakta-fakta yang jelas yang membedakan manajer dan penyelia 
berkenaan dengan sumber kepuasan dan sumber kekecewaan. Tetapi mereka berbeda 
dalam persepsi atas kebutuhan. 
 Para penyelia lini pertama menghargai penghasilan, promosi, keamanan kerja, dan 
Page  183 
keadaan kerja. 
 Para manajer menengah paling menghargai kemajuan, jenis pekerjaan dan penghasilan.
 Sebaliknya, para manajer paling atas menghargai rasa mempunyai kecakapan yang 
berguna, pengakuan atas pekerjaan baik yang telah dilakukannya dan wewenang untuk 
mengambil putusan. 
 Hal ini menunjukkan pergeseran dari faktor hubungan kerja ke faktor isi kerja atau dari 
kebutuhan tingkat rendah ke tingkat tinggi, 
 Para manajer dalam industri swasta dan industri pemerintah ternyata tidak berbeda 
Page  184 
dalam tingkat kepuasan pekerjaan.
 Mereka juga secara serupa dipengaruhi oleh motivator. 
 Motivator dan higine berbeda caranya dalam menambah kepuasan dan ketidakpuasan 
jika bagi para manajer sektor pemerintah motivator lebih menambah kepuasan, bagi 
para eksekutif dari sektor swasta motivator lebih menimbulkan rasa kurang puas, 
 Tidak ada bukti yang menunjukkan pengaruh kepuasan kerja terhadap variabel hasil 
Page  185 
seperti prestasi keterlibatan kerja,
 Baik variabel perorangan (misalnya pendidikan, tingkat penghasilan) maupun variabel 
organisasi (misalnya jenis pekerjaan lini staf, struktur organisasi yang tinggi/datar) 
kelihatan tidak banyak mempengaruhi motivasi, yakni pentingnya kebutuhan, 
pemenuhan kebutuhan, harapan, kekurangan (dan pilihan tentang hal yang membuat 
puas dan yang membuat tidak puas). 
Page  186
Menurut Eburt faktor-faktor yang ikut menentukan 
kepuasan kerja sebagai berikut: 
Page  187
George dan Jones memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja 
sebagai berikut dalam uraian di bawah ini: 
Page  188 
Nilai kerja intrinsik 
- Kerja yang menarik 
- Kerja yang menantang 
- Belajar sesuatu yang baru 
- Membuat kontribusi penting 
- Berpotensi tinggi 
- Tanggung jawab dan otonomi 
- Menjadi kreatif 
Nilai kerja ekstrinsik 
- Gaji tinggi 
- Keamanan kerja 
- Keuntungan kerja 
- Status komunitas lebih 
luas 
- Kontak sosial 
- Waktu dengan keluarga 
- Waktu untuk hobi
Jika mengacu pada George dan Jones (2002) kepuasan kerja merupakan kumpulan feelings dan beliefes yang dimiliki 
orang tentang pekerjaannya. Sementara itu Ghiselli dan Borown dalam As’ad (2000) merinci faktor-faktor yang 
mempengaruhi kepuasan, yaitu: 
 Kedudukan (posisi). Seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa 
lebih puas dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah, 
 Pangkat (golongan). Pekerjaan yang mendasarkan pada perbedaan pangkat atau golongan, 
sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang 
melakukannya. Jika ada kenaikan upah maka sedikit atau banyaknya upah yang dianggap 
sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru akan berubah 
perilaku dan perasaan, 
 Umur. Umur memiliki hubungan dengan kepuasan kerja guru. Umur diantara 25 tahun sampai 
34 tahun dan umur 45 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa 
menimbulkan perasaan puas terhadap pekerjaan, 
Page  189
 Jaminan finansial dan jaminan sosial. Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan 
berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Seorang guru yang mendapatkan gaji atau 
mendapatkan tunjangan tinggi maka akan memperoleh kepuasan, 
 Mutu pengawasan. Kepuasan guru ditentukan oleh perhatian dan hubungan yang baik 
dari pimpinan kepada guru, sehingga guru akan merasa bahwa dirinya merupakan 
bagian yang penting dari organisasi kerja. 
Page  190
Indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja pegawai dapat diperlihatkan oleh 
beberapa aspek diantaranya: 
 Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran, 
 Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan 
pekerjaan, 
 Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan, 
 Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya. 
 Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh 
tanggung jawab. 
Page  191
Fungsi kepuasan kerja 
 Menurut Strauss dan Sayles (1980: 5-6) kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri. 
 Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah untuk mencapai 
kematangan psikologis dan akan menjadi frustrasi yang menyebabkan guru akan 
senang melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi 
tidak stabil, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya. 
 Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru maupun 
sekolah terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja 
(Handoko, 1987: 145-146). 
Page  192
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja

More Related Content

What's hot

Hubungan industrial
Hubungan industrialHubungan industrial
Hubungan industrial
Wahyu Saputro
 
PPT kelompok 7 produktivitsa kerja.pptx
PPT kelompok 7 produktivitsa kerja.pptxPPT kelompok 7 produktivitsa kerja.pptx
PPT kelompok 7 produktivitsa kerja.pptx
AthurDwiRama1
 
Makalah Lingkungan Kerja.pdf
Makalah Lingkungan Kerja.pdfMakalah Lingkungan Kerja.pdf
Makalah Lingkungan Kerja.pdf
nagaganas1
 
Struktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain OrganisasiStruktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain Organisasi
jighai
 
Konsep Kompensasi, Insentif, dan Tunjangan
Konsep Kompensasi, Insentif, dan TunjanganKonsep Kompensasi, Insentif, dan Tunjangan
Konsep Kompensasi, Insentif, dan Tunjangan
Andri-Lisone-Ardani
 
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOKDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
9elevenStarUnila
 
ppt MSDM
ppt MSDMppt MSDM
ppt MSDM
haikalidham
 
Analisis jabatan ppt
Analisis jabatan pptAnalisis jabatan ppt
Analisis jabatan ppt
Yunita Sumakul
 
Motivasi dalam perilaku
Motivasi dalam perilakuMotivasi dalam perilaku
Motivasi dalam perilaku
wandy99
 
Manajemen Sumber Daya Manusia global
Manajemen Sumber Daya Manusia globalManajemen Sumber Daya Manusia global
Manajemen Sumber Daya Manusia global
Yesica Adicondro
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
iceu novida adinata
 
Emosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana HatiEmosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana Hati
9elevenStarUnila
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Fathi Arief
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Arif Setiawan
 
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptxPPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
FebyrikaAnggie1
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanregirolan
 
Lingkungan bisnis
Lingkungan bisnisLingkungan bisnis
Lingkungan bisnis
Dwi Anita
 

What's hot (20)

Hubungan industrial
Hubungan industrialHubungan industrial
Hubungan industrial
 
PPT kelompok 7 produktivitsa kerja.pptx
PPT kelompok 7 produktivitsa kerja.pptxPPT kelompok 7 produktivitsa kerja.pptx
PPT kelompok 7 produktivitsa kerja.pptx
 
Makalah Lingkungan Kerja.pdf
Makalah Lingkungan Kerja.pdfMakalah Lingkungan Kerja.pdf
Makalah Lingkungan Kerja.pdf
 
Struktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain OrganisasiStruktur dan Desain Organisasi
Struktur dan Desain Organisasi
 
Konsep Kompensasi, Insentif, dan Tunjangan
Konsep Kompensasi, Insentif, dan TunjanganKonsep Kompensasi, Insentif, dan Tunjangan
Konsep Kompensasi, Insentif, dan Tunjangan
 
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOKDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
 
ppt MSDM
ppt MSDMppt MSDM
ppt MSDM
 
Analisis jabatan ppt
Analisis jabatan pptAnalisis jabatan ppt
Analisis jabatan ppt
 
Motivasi dalam perilaku
Motivasi dalam perilakuMotivasi dalam perilaku
Motivasi dalam perilaku
 
Manajemen Sumber Daya Manusia global
Manajemen Sumber Daya Manusia globalManajemen Sumber Daya Manusia global
Manajemen Sumber Daya Manusia global
 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
 
Emosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana HatiEmosi dan Suasana Hati
Emosi dan Suasana Hati
 
Perencanaan Sdm
Perencanaan SdmPerencanaan Sdm
Perencanaan Sdm
 
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
Manajemen Chapter 4 (Keragaman Tenaga Kerja)
 
kompensasi dalam sdm
kompensasi dalam sdmkompensasi dalam sdm
kompensasi dalam sdm
 
Perencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusiaPerencanaan sumber daya manusia
Perencanaan sumber daya manusia
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
 
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptxPPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
PPT KEL.4 MSDM (DISIPLIN KERJA).pptx
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaan
 
Lingkungan bisnis
Lingkungan bisnisLingkungan bisnis
Lingkungan bisnis
 

Similar to Kepuasan kerja

KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptKEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
MFadhilArRasyid1
 
Artikel modul 11
Artikel modul 11Artikel modul 11
Artikel modul 11
saifulmunajat
 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1rika_nelvita
 
Dimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerjaDimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerja
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Christi_Natasia
 
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjahubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Sulistia Rini
 
Kepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawaiKepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawai
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAPsikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
bellabunga_
 
Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Syah Roni
 
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaPsikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Davina Maharani
 
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
seokjinluvv
 
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfKepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
AnnisaQisty
 
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfKepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
EulisTursiaSafira
 
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaPsikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
CutNoviraAzzahra
 
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
magdalena praharani
 
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxKepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
nopay2502
 
Kepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOKepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOEky Yohana
 
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
stephaniejessey
 

Similar to Kepuasan kerja (20)

KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptKEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
 
Artikel modul 11
Artikel modul 11Artikel modul 11
Artikel modul 11
 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
 
Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1
 
Dimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerjaDimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerja
 
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
 
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjahubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
 
Kepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawaiKepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawai
 
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAPsikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
 
Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010
 
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaPsikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
 
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
 
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfKepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
 
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfKepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
 
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaPsikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
 
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
KEPUASAN KERJA - PSIKOLOGI INDUSTRI
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxKepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
 
Kepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOKepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIO
 
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016Bab 9 isi memotivasi karyawan -  stephanie akuntansi A UNJ 2016
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016
 

More from SMKN 36 JAKARTA UTARA

KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
TRAINER
TRAINER TRAINER
TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Teknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektifTeknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektif
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Supervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaranSupervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaran
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Struktur alternatif kepemimipinan
Struktur alternatif  kepemimipinanStruktur alternatif  kepemimipinan
Struktur alternatif kepemimipinan
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Rasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detikRasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detik
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Ptk
PtkPtk
PTK TKR
PTK TKR PTK TKR

More from SMKN 36 JAKARTA UTARA (20)

KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
 
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
 
TRAINER
TRAINER TRAINER
TRAINER
 
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
 
TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR
 
TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL
 
Teknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektifTeknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektif
 
Supervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaranSupervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaran
 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
 
Struktur alternatif kepemimipinan
Struktur alternatif  kepemimipinanStruktur alternatif  kepemimipinan
Struktur alternatif kepemimipinan
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
 
Rasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detikRasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detik
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
PTK TKR
PTK TKR PTK TKR
PTK TKR
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Profesional guru
Profesional guruProfesional guru
Profesional guru
 
Presentasi memikat
Presentasi memikatPresentasi memikat
Presentasi memikat
 

Recently uploaded

Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptxmateri sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
srihardiyanty17
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
KotogadangKependuduk
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 

Recently uploaded (20)

Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptxmateri sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 

Kepuasan kerja

  • 2. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA Suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek kerjaan. Page  2
  • 3. FUNGSI KEPUASAN KERJA  Sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.  Kepuasan kerja (job satisfaction) sangat ditentukan oleh apakah pekerjaan dan kondisi yang dihadapi dilingkungan kerja dapat memenuhi kebutuhan pekerja, sehingga merasa puas dalam bekerja. Page  3
  • 4. KEPUASAN KERJA DENGAN PERILAKU KERJA  Rasa suka dan tidak suka;  Kecelakaan kerja (cerobah – hati-hati)  Kegembiraan – kesedihan;  Rajin/tepat waktu – malas/terlambat;  Hadir dan tidak hadir kerja;  Turnover dan sebagainya. Page  4
  • 5. TEORI KEBUTUHAN MASLOW Kebutuhan manusia berjenjang dan manusia cenderung memenuhi kebutuhan paling dasar sebelum meningkat pada pemenuhan yang lebih tinggi. Page  5
  • 6. DEFINISI KEPUASAN KERJA  Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaan secara keseluruhan dan memuaskan kebutuhannya.  Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerja sama antar pemimpin dan sesama keryawan.  Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor- faktor pekerjaan, penyesuian diri dan hubungan sosial individu diluar kerja. Page  6
  • 7. SEGI-SEGI KEPUASAN KERJA a. Segi sosial ekonomi (gaji dan jaminan sosial). b. Segi sosial psikologi: - Kesempatan untuk maju - Kesempatan mendapatkan penghargaan - Berhubungan dengan masalah pengawasan - Berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan karyawan dan antara karyawan Page  7 dengan atasannya.
  • 8. KEBUTUHAN KEPUASAN INDIVIDU Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan pegawai; Merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Page  8
  • 9. DUA DIMENSI KEPUASAN  Kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat.  Kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai. Page  9
  • 10. LIMA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),  Pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing.  Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja. Page  10
  • 11. 2. ATASAN (SUPERVISION)  Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya.  Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya. Page  11
  • 12. 3. TEMAN SEKERJA (WORKERS) Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya. Page  12
  • 13. 4. PROMOSI (PROMOTION) Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja. Page  13
  • 14. TIGA KATEGORI UTAMA KEPUASAN KERJA 1. Faktor Organisasi yaitu sistem imbalan (reward) meliputi; promosi, kebijakan organisasi,dan kualitas pengawasan yang dirasakan oleh karyawan. 2. Faktor Pekerjaan dan Work Setting yaitu meliputi beban kerja secara keseluruhan, variasi tugas, tingkat pencahayaan, jumlah sekat di sekeliling karyawan, dan lingkungan sosial. 3. Faktor Karakteristik Personal yaitu meliputi self esteem, kepribadian, dan usia. Page  14
  • 15. TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA (TEORI PERTENTANGAN/DISCREPANCY THEORY) Teori pertentangan dari locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai: 1. Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seseorang individu dengan apa yang diterima 2. Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. Page  15
  • 16. TEORI PERTENTANGAN Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas merupakan sesuatu yang pribadi, Tergantung bagaimana ia mempersiapkan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan dan hasil keluarnya. Page  16
  • 17. Model dari Kepuasan Bidang/ Bagian (Facet Satisfication)  Model Lawler dari kepuasan bidang berkaitan erat dengan teori keadilan dari Adams,  Menurut model Lawler orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka jika jumlah dari bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan kerja mereka sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual mereka terima.  Jumlah dari bidang yang dipersepsikan orang sebagai sesuai tergantung dari bagaimana orang mempersepsikan masukan pekerjaan, ciri-ciri pekerjaan, dan bagaimana mereka mempersepsikan masukan dan keluaran dari orang lain yang dijadikan pembanding. Page  17
  • 18. TEORI PROSES-BERTENTANGAN (OPPONET-PROSES THEORY)  Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain.  Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan emosional (emotional equilibrium), berdasarkan  Asumsi bahwa kepuasan kerja yang bervariasi secara mendasar dari waktu ke waktu akibatnya ialah bahwa pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik dengan interval waktu yang sesuai. Page  18
  • 19. ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (1. Kerja yang secara mental menantang)  Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.  Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal.  Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan Page  19 kepuasan.
  • 20. 2. GANJARAN YANG PANTAS  Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka.  Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. Dan tidak semua orang mengejar uang.  Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Page  20
  • 21.  Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.  Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.  Individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka. Page  21
  • 22. 3. KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG  Guru/TU peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk Page  22 memudahkan mengerjakan tugas.  Studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.  Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
  • 23. 4. REKAN KERJA YANG MENDUKUNG  Guru/TU mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari Page  23 dalam kerja.  Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial.  Bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat.  Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
  • 24. 5. KESESUAIAN KEPRIBADIAN DENGAN PEKERJAAN  Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka.  Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka Page  24
  • 25. LIMA KARAKTERISTIK PENTING YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberi memberikan kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab. b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah atau gaji. c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan mendukung pekerjaan. d. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju. e. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten. Page  25
  • 26. DEFINISI KEPUASAN KERJA 1. Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaan secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. (Robert Hoppecl New Hope Pensyvania). 2. Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri,situasi kerja, kerja sama, antar pemimpin dan sesama keryawan (Tiffin). 3. Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor- faktor pekerjaan, penyesuian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja (Blum) . Page  26
  • 27. KEPUASAN KERJA PADA DASARNYA ADALAH “SECURITY FEELING”(RASA AMAN) a. Segi sosial ekonomi (gaji dan jaminan sosial). b. Segi sosial psikologi : - Kesempatan untuk maju - Kesempatan mendapatkan penghargaan - Berhubungan dengan masalah pengawasan - Berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan atasannya. Page  27
  • 28. TIGA KATEGORI UTAMA KEPUASAN KERJA 1. Faktor Organisasi yaitu sistem imbalan (reward) meliputi; promosi, kebijakan organisasi, dan kualitas pengawasan yang dirasakan oleh karyawan. 2. Faktor Pekerjaan dan Work Setting yaitu meliputi beban kerja secara keseluruhan, variasi tugas, tingkat pencahayaan, jumlah sekat di sekeliling karyawan, dan lingkungan sosial. 3. Faktor Karakteristik Personal yaitu meliputi self esteem, kepribadian, dan usia. Page  28
  • 29. TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA (TEORI PERTENTANGAN/DISCREPANCY THEORY) Teori pertentangan dari locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai : 1. Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seorang individu dengan apa yang diterima. 2. Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. Page  29
  • 30. TEORI PROSES-BERTENTANGAN (OPPONENT-PROSES THEORY)  Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain.  Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan emosional (emotional equilibrium), berdasarkan asumsi bahwa kepuasan kerja yang bervariasi secara mendasar dari waktu ke waktu akibatnya ialah bahwa pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik dengan interval waktu yang sesuai. Page  30
  • 31. ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (1. KERJA YANG SECARA MENTAL MENANTANG)  Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.  Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan. Page  31
  • 32. 2. Ganjaran yang pantas,  Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka.  Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang.  Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Page  32
  • 33.  Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.  Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.  Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka. Page  33
  • 34. LIMA KARAKTERISTIK PENTING YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan Page  34 dari upah atau gaji. c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan mendukung pekerjaan. d. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju. e. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten.
  • 35. 3 MACAM TEORI KEPUASAN KERJA (1. TEORI PERBANDINGAN INTRAPERSONAL/DISCREPANCY THEORY)  Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan hasil dari perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi harapannya.  Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan kecil, sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar. Page  35
  • 36. TEORI KEADILAN (EQUITY THEORY)  Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi.  Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun ditempat lain. Page  36
  • 37. TEORI DUA FAKTOR (TWO FACTOR THEORY)  Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang Page  37 berbeda.  Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu dinamakan Dissatisfier atau hygiene factors dan yang lain dinamakan satisfier atau motivators.  Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi.  Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yangbaik.Oleh sebab itu faktor ini disebut sebagai pemuas.
  • 38. HYGIENE FACTORS  Faktor yang terbukti menjadi sumber kepuasan, terdiri dari gaji, insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerja dan status.  Keberadaan kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat menyebabkan ketidak puasan bagi karyawan. Page  38
  • 39. Theory of Work Adjustment  Didasarkan pada hubungan antara individu dengan lingkungan kerjanya.  Hubungan tersebut dimulai ketika individu memperlihatkan kemampuan atau keahlian yang memungkinkan untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan kerja dari suatu lingkungan kerja.  Lingkungan kerja menyediakan pendorong atau penghargaan tertentu seperti gaji, status, hubungan pribadi, dan lain-lain dalam hubungannya dengan kebutuhan individu.  Jika individu memenuhi persyaratan kerja, maka karyawan akan dianggap sebagai pekerja yang memuaskan dan diperkenankan untuk tetap bekerja di dalam badan usaha. Page  39
  • 40.  Jika kebutuhan kerja memenuhi kebutuhan individu atau memenuhi kebutuhan kerja, pekerja Page  40 dianggap sebagai pekerja yang puas.  Individu berharap untuk dievaluasi oleh penyelia sebagai pekerja yang memuaskan ketika kemampuan dan keahlian individu memenuhi persyaratan kerja.  Apabila pendorong dari pekerjaan memenuhi kebutuhan kerja dari individu, mereka diharapkan untuk jadi pekerja yang puas.  Seorang karyawan yang puas dan memuaskan diharapkan untuk melaksanakan pekerjaannya.  Kemampuan dan persyaratan kerja tidak seimbang, maka pengunduran diri, tingkat pergantian, pemecatan dan penurunan jabatan dapat terjadi.
  • 41.  Model Theory of Work Adjustment mengukur 20 dimensi yang  menjelaskan 20 kebutuhan elemen atau kondisi penguat spesifik yang penting dalam Page  41 menciptakan kepuasan kerja.
  • 42. MODEL THEORY OF WORK ADJUSTMENT MENGUKUR 20 DIMENSI KEPUASAN KERJA a. Ability Utilization adalah pemanfaatan kecakapan yang dimiliki oleh karyawan. b. Achievement adalah prestasi yang dicapai selama bekerja. c. Activity adalah segala macam bentuk aktivitas yang dilakukan dalam bekerja. d. Advancement adalah kemajuan atau perkembangan yang dicapai selama bekerja. Page  42
  • 43. e. Authority adalah wewenang yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan. f.Company Policies and Practices adalah kebijakan yang dilakukan adil bagi karyawan. g. Compensation adalah segala macam bentuk kompensasi yang diberikan kepada para karyawan. h. Co-workers adalah rekan sekerja yang terlibat langsung dalam pekerjaan. Page  43
  • 44. i. Creativity adalah kreatifitas yang dapat dilakukan dalam melakukan pekerjaan. j. Independence adalah kemandirian yang dimiliki karyawan dalam bekerja. k. Moral values adalah nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya seperti rasa bersalah atau terpaksa. l. Recognition adalah pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan. m. Responsibility, tanggung jawab yang diemban dan dimiliki. n. Security, rasa aman yang dirasakan karyawan terhadap lingkungan kerjanya. Page  44
  • 45. o. Social Service adalah perasaan sosial karyawan terhadap lingkungan kerjanya. p. Social Status adalah derajat sosial dan harga diri yang dirasakan akibat dari pekerjaan. q. Supervision-Human Relations adalah dukungan yang diberikan oleh badan usaha terhadap pekerjanya. r. Supervision-Technical adalah bimbingan dan bantuan teknis yang diberikan atasan kepada karyawan. s. Variety adalah variasi yang dapat dilakukan karyawan dalam melakukan pekerjaannya. t. Working Conditions, keadaan tempat kerja dimana karyawan melakukan pekerjaannya. Page  45
  • 46. HIPOTESIS POKOK DARI THEORY OF WORK ADJUSTMENT Kepuasan kerja merupakan fungsi dari hubungan antara sistem pendorong dari lingkungan kerja dengan kebutuhan individu. Page  46
  • 47. DAMPAK KEPUASAN KERJA DAN KETIDAKPUASAN KERJA (PRODUKTIFITAS ATAU KINERJA (UNJUK KERJA))  Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul.  Tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja. Page  47
  • 48. KETIDAKHADIRAN DAN TURN OVER  Ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif Page  48 berbeda.  Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dengan demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja.  Berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuasaan kerja.  Ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka.
  • 49. PENDEKATAN UMUM TENTANG KEPUASAN KERJA 1. Mengadakan pengkajian mendalam apa saja factor eksternal karyawan yang mempengaruhi kepuasan kerja, motivasi kerja, dan kinerja. 2. Melakukan kajian kekuatan dan kelemahan perusahaan dilihat dari penerapan sistem manajemen sumberdaya manusia kaitannya dengan strategi bisnis termasuk dalam hal analisis pekerjaan dan beban kerja karyawan. 3. Melakukan perbaikan fungsi MSDM mulai dari fungsi rekrutmen dan seleksi karyawan, program orientasi, manajemen pelatihan dan pengembangan, penempatan karyawan, manajemen kompensasi, dan manajemen karir. Page  49
  • 50. 4. Mengefektifkan keterkaitan strategi bisnis secara sinergis dengan strategi-strategi lainnya seperti strategi SDM, strategi finansial, strategi produksi, strategi pemasaran, dan strategi informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh. 5. Melakukan reposisi gaya kepemimpinan yang dinilai tepat diterapkan di perusahaan. Page  50
  • 51. EMPAT CARA MENGUNGKAPKAN KETIDAKPUASAN KARYAWAN 1. Keluar (Exit): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan.Termasuk mencari pekerjaan lain. 2. Menyuarakan (Voice): Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasannya. 3. Mengabaikan (Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau datang terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak. Page  51
  • 52. 4. Kesetiaan (Loyalty): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi. 5. Kesehatan Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan, hubungan kausalnya masih tidak jelas. 6. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. Page  52
  • 53. LIMA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (PEKERJAAN ITU SENDIRI /WORK IT SELF)  Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya Page  53 masing-masing.  Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.  Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
  • 54.  Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.  Promosi(Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.  Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap Page  54 layak atau tidak.
  • 55. Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja (1. Kerja yang secara mental menantang)  Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.  Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal.  Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai Page  55 kesenangan dan kepuasan.
  • 56. GANJARAN YANG PANTAS  Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka.  Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang.  Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Page  56
  • 57.  Tetapi kunci yang menakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.  Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.  Karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka. Page  57
  • 58. KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG  Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk Page  58 memudahkan mengerjakan tugas.  Studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.  Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
  • 59. REKAN KERJA YANG MENDUKUNG  Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud Page  59 dari dalam kerja.  Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial.  Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat.  Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
  • 60. KESUAIAN KEPRIBADIAN DENGAN PEKERJAAN  Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka.  Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka. Page  60
  • 61.  Kerja merupakan aktivitas memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial dan Page  61 persahabatan.  Seseorang pekerja merasakan pekerjaannya.  Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya.  Perasaan menyenangkan merupakan hasil dari persepsi individu dalam rangka menyelesaikan tugas atau memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh nilai-nilai kerja yang penting bagi dirinya.
  • 62. CARA SESEORANG PEKERJA MERASAKAN PEKERJAANNYA  Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan Page  62 atas aspek-aspek pekerjaannya.  Sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan.  Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya.
  • 63. SIKAP YANG DIMILIKI PEKERJA TENTANG PEKERJAAN MEREKA  Job satisfaction is the way an employee feels about his or her job . Ini berarti kepuasan kerja sebagai “perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.  Kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap Page  63 pekerjaan mereka.  Kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang, yang merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan.
  • 64.  Perasaan senang atau tidak senang yang relatif berbeda dari pemikiran yang objektif, dan keinginan perilaku. Biasanya mengacu pada sikap seorang pegawai.  Sikap umum individu terhadap pekerjaannya, makna kepuasan kerja tersebut dapat diperluas menjadi suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Page  64
  • 65. KEPUASAN KERJA BERSIFAT INDIVIDUAL  Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai nilai yang berlaku dalam dirinya, implikasinya makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai keinginan individu, makin tinggi kepuasan terhadap kegiatan tersebut.  Kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam aktivitas bekerja. Page  65
  • 66. PENILAIAN KEPUASAN KERJA  Penilaian pekerjaan individu merupakan pencapaian kepuasan pekerjaan individu akan memberikan kepuasan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar individu.  Penilaian dari pekerjaan mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan Page  66 memuaskan kebutuhannya.  Sikap atau reaksi yang meliputi kognitif, afektif dan evaluatif, yang merupakan emosi positif hasil dari penghargaan pekerjaan atau pengalaman pekerjaan yang menyenangkan.  Kepuasan kerja tampaknya memang mengurangi tingkat kemangkiran, pergantian pegawai, dan barangkali juga tingkat kecelakaan yang terjadi.
  • 67. TEORI KETIDAKSESUAIAN (DISCREPANCY THEORY)  Teori ini mengukur kepuasan kerja dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.  Kepuasan kerja seseorang bergantung pada selisih antara sesuatu yang didapatkan dengan apa yang dicapai. Page  67
  • 68. TEORI KEADILAN (Equity Theory)  Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas tergantung pada ada atau tidaknya keadilan (equity) dalam situasi khususnya situasi kerja.  Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input, outcome, dan Page  68 comparison.  Input diartikan sebagai segala sesuatu yang sangat berharga untuk dirasakan pegawai sebagai sumbangan terhadap pekerjaan, contohnya pendidikan, pengalaman, keterampilan, jumlah jam kerja, dan alat-alat kerja.
  • 69.  Outcome diartikan sebagai segala sesuatu yang berharga untuk dirasakan pegawai dari hasil pekerjaannya, contohnya gaji, bagian keuntungan, status, pengakuan, dan kesempatan berprestasi.  Comparison diartikan sebagai perbandingan dengan pegawai lain mau pun pegawai Page  69 yang bersangkutan pada waktu lalu
  • 70. TEORI DUA FAKTOR (TWO FACTORS THEORY)  Teori kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan hal yang berbeda.  Teori merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satifies atau motivator dan Page  70 dissatisfies.  Satifies ( motivator ) ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja yang terjadi dari: pekerjaan yang menarik penuh tantangan, kesempatan untuk berprestasi, kesempatan penghargaan dan promosi.
  • 71.  Adanya faktor-faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak adanya faktor inipun tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan.  Dissatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi ketidakpuasan yang terdiri dari: gaji atau upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan status.  Faktor-faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan dasar Page  71 karyawan.  Namun jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, karyawan tidak akan puas. Namun besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karyawan tidak akan kecewa tetapi dia belum terpuaskan.
  • 72. DEFINISI/PENGERTIAN DARI KEPUASAN KERJA 1. Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam bekerja. 2. Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan. 3. Handoko : Keadaan emosional yang menyenangkan Page  72 dengan mana para karyawan memandang
  • 73.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja  lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu  Pekerjaan itu sendiri (Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.  Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.  Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.  Promosi (Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.  Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang Page  73 dianggap layak atau tidak. 
  • 74. ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA  Kerja yang secara mental menantang, kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk meng-gunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.  Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.  Kondisi kerja yang mendukung, Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).  Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.  Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka. Page  74
  • 75.  Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas suatu organisasi secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung. Beberapa ahli memberikan definisi mengenai kepuasan kerja. Devis dan Newstrom (1985:109) mengemukakan: “Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with which employees view their work.” (Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya). Definisi lain tentang kepuasan kerja dikemukakan oleh Wexley dan Yukl (1977:98), yang mengatakan: “Is the way an employee feel about his or her job, it is a generalized attitude toward the job based on evaluation of different aspect ofthejob. A person’s attitude toward his job reflect plesant and unpleasant experiences in the job and his expectation about future experiences.” (Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda bagi pekerja. Page  75
  • 76.  Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut mengambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapan mengenai pengalaman mendatang). Sementara itu, Osborn (1982:40) mendefinisikan kepuasankerja sebagai berikut:  “Kepuasan kerja adalah derajat positif atau negatif perasaan seseorang mengenai segi tugas-tugas pekerjaannya, tantanan kerja serta hubungan antar sesama pekerja”. Page  76
  • 77.  Berdasarkan survei yang dilakukan Herzberg (1959), ia berkesimpulan bahwa pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh para peneliti untuk memecahkan masalah kepuasan kerja tidaklah lengkap. Sebagian dari penelitian tersebut hanya mencoba mencari-cari faktor-faktor yang mempengaruhi sikap kerja, yaitu “faktor-faktor apa saja yang menyebabkan sikap karyawan menjadi suka atau tidak menyukai pekerjaannya?” Sedangkan peneliti-peneliti yang lain hanya mencoba melihat pengaruh sikap terhadap kinerja, yaitu “apakah karyawan yang puas lebih produktif dari karyawan yang tidak puas?” Menurut Herzberg, diperlukan suatu pendekatan yang telah dilakukan tersebut. Untuk membuktikan pendapatnya itu, Herzberg dan sejawatnya pada tahun 1959 melakukan penelitian terhadap 200 orang insinyur dan akuntan Pittsburg. Kepada mereka diminta untuk mengambarkan secara detail bilamana mereka merasa puas dan tidak puas denganpekerjaannya. Dari analisa yang dilakukan terhadap data yang terkumpul, Herzberg dan sejawatnya menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Page  77
  • 78.  Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Page  78
  • 79.  Faktor-faktor yang termasuk disini adalah:  Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)  Recognition (penghargaan)  Work it self (pekerjaan itu sendiri)  Responsibility (tanggung jawab)  Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)  Advancement(kesempatan untuk maju) Herzberg (1966) berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi karyawan, akan tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan.  Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk disini adalah:  Working condition (kondisi kerja)  Interpersonal relation (hubungan antar pribadi)  Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan Page  79 pelaksanaannya)  Supervisi on technical (teknik pengawasan)
  • 80.  Job security (perasaan aman dalam bekerja)  Menurut Herzberg (1959), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karena ini bukan sumber kepuasan kerja. Prinsip dasar dari dinamika faktor ini adalah sebagai berikut:  Hygiene factor dapat mencegah atau membatasi ketidakpuasan kerja,  tetapi tidak dapat memperbaiki kepuasan kerja.  Perbaikan dalam motivator factor dapat mencegah kepuasan kerja, tetapi Page  80 tidak dapat mencapai ketidakpuasan kerja.  Menurut Wexley and Yukl (1977), kepuasan kerja ditentukan atau dipengaruhi oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor itu dapat dikelompokan ke dalam tiga bagian, yaitu yang termasuk dalam karakteristik individu, variabel situasional, karakteristik pekerjaan.  Karakter individu, yang meliputi: kebutuhan-kebutuhan individu, nilai-nilai  yang dianut individu (values), dan ciri-ciri kepribadian (personality traits).  Variabel-variabel yang bersifat situasional, yang meliputi: perbandingan terhadap situasi sosial yang ada, kelompok acuan, pengaruh dari pengalaman kerja sebelumnya.  Karakteristik pekerjaan, yang meliputi: imbalan yang diterima, pengawasan yang dilakukan oleh atasan, pekerjaan itu sendiri, hubungan antara rekan sekerja, keamanan kerja, kesempatan untuk memperoleh perubahan status. 
  • 81.  Berkaitan dengan kepuasan kerja, Terri G. Winardi (1986), mengemukakan bahwa seseorang bekerja dengan penuh semangat bila kepuasanya yang diperoleh dari pekerjaannya tinggi dan pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan pegawai. Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Secara etiomologis, kata“disiplin”berasaldarikata Latin “diciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat (Moukijat 1984). Pengertian disiplin dikemukakan juga oleh Nitisemito (1988), yang mengartikan disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Dari beberapa pengertian di atas, disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan-keadaan baik lainnya. Menurut Nitisemito (1988) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku disiplin kerja, yaitu: tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan, teladan pimipin, kesejahteraan, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi hukum, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan. Perilaku disiplin karyawan merupakan sesuatu yang tidak muncul dengan sendirinya, tetapi perlu dibentuk. Oleh karena itu, pembentukan perilaku disiplin kerja, menurut Commings (1984) dapat dilakukan melalui dua cara,yaitu: Page  81
  • 82. 1) PREVENTIVE DICIPLINE  Preventive dicipline merupakan tindakan yang diambil untuk mendorong para pekerja mengikuti atau mematuhi norma-norma dan aturan-aturan sehingga pelanggaran tidak terjadi.  Tujuannya adalah untuk mempertinggi kesadaran pekerja tentang kebijaksanan dan peraturan pengalaman kerjanya.   Page  82
  • 83. 2) CORRECTIVE DISCIPLINE  Merupakan suatu tindakan yang mengikuti pelanggaran dari aturan-aturan, hal tersebut mencoba untuk mengecilkan pelanggaran lebih lanjut sehingga diharapkan untuk prilaku dimasa mendatang dapat mematuhi norma-norma peraturan.  Pada dasarnya, tujuannya semua disiplin adalah agar seseorang dapat bertingkah laku sesuai dengan apa yang disetujui oleh perusahaan.  Agar seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik. Page  83
  • 84.  Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.  Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda, seperti yang didefinisikan oleh Kreitner & Kinicki (2005), bahwa kepuasan kerja sebagai efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan.  Definisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek lainnya. Page  84
  • 85.  Blum (As’ad, 2000) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, karakteristik individual,serta hubungan kelompok di luar pekerjaan itu sendiri.  Handoko (2001) mengatakan bahwa kepuasankerja sebagai respon emosional menunjukkan perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan karyawan terhadap pekerjaannya.  Tiffin mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan sesama pimpinan dan sesamakaryawan. Page  85
  • 86.  Locke dan Luthans berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah perasaan pekerja atau karyawan yang berhubungan dengan pekerjaannya, yaitu merasa senang atau tidak senang, sebagai hasil penilaian individu yang bersangkutan terhadap pekerjaannya.  Herzberg di dalam teorinya Two Factors Theory mengatakan bahwa kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda serta kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak merupakan suatu variabel yang kontinyu.  Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu kelompok satisfiers dan kelompok dissatisfiers. Page  86
  • 87.  Kelompok satisfiers atau motivator adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari achievement, recognition, work it self, responsibility and advancement.  Herzberg mengatakan bahwa hadirnya faktor ini dapat menimbulkan kepuasan, tetapi tidak hadirnyafaktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan. Page  87
  • 88.  Sedangkan kelompok dissatisfiers ialah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan yang terdiri dari company policy and administration, supervision technical, salary, interpersonal relations, working conditions, job security dan status.  Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau menghilangkanketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan sumber kepuasan kerja. Page  88
  • 89. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA  Faktor Psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yangmeliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan.  Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan dengan atasan maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.  Page  89 
  • 90.  Faktor Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatankaryawan, umur dan sebagainya.  Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraankaryawan yang meliputi sistim dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan,fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya. Page  90
  • 91.  Kepuasan kerja mempunyai peranan penting terhadap prestasi kerja karyawan, ketika seorang karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja maka karyawan tersebut akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya, akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan.  Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.  Page  91
  • 92.  Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan.  Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Page  92
  • 93.  Kepuasan dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa perilaku yang ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya.  Pekerja yang masuk dan bergabung dalam suatu organisasi mempunyai seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk suatu harapan yang diharapkan dapat dipenuhi di tempatnya bekerja.  Kepuasan kerja ini akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dan kenyataan yang didapatkan ditempat bekerja.  Tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya.  Karyawan yang terpuaskan akan lebih produktif daripada karyawan yang tak terpuaskan merupakan suatu ajaran dasar diantara para manajer selama bertahun-tahun. Page  93
  • 94. AKTUALISASI KEPUASAN KERJA  Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi.  Karyawan yang seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Page  94
  • 95. KARYAWAN MENDAPATKAN KEPUASAN KERJA  Biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran kerja yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan, dan kadang-kadang berprestasi bekerja lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.  Kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja perusahaan.  Karyawan yang rendah akan kepuasan kerja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti mangkir kerja, mogok kerja, kerja lamban, pindah kerja dan kerusakan yang disengaja.  Karena itu sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki karena sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu berprestasi maksimal. Page  95
  • 96. 1. Pengertian Kepuasan Kerja  Newstrom mengemukakan bahwa job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam bekerja.  Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Page  96
  • 97.  Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi.  Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.  Keadaan emosional menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan Page  97 mereka.  Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
  • 98.  Robins menyatakan kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robins tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai makan nasi goreng Page  98
  • 99.  Kepuasan kerja (job satisfaction) menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap Page  99 pekerjaannya.  Seorang dengan sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja, seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan tersebut (Robins, 2003:68).  Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif.  Menurut Riggio dalam Hadjam dan Nasiruddin (2003) kepuasan kerja banyak didefinisikan sebagai perasaan dan perilaku individu berkenaan dengan pekerjaannnya. Semua aspek dari pekerjaan yang baik maupun buruk, positif maupun negative akan berperan menciptkan perasaan kepuasan ini.
  • 100.  Davis dan Newstroom (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.  Hasibuan (2001) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Page  100
  • 101.  Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.  Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap Page  101 pegawai.  Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif yang berbeda dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku.
  • 102.  Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu keadaan emosional guru dimana terjadi atau tidak terjadi titik temu antara batas jasa guru dengan tingkat nilai balas jasa baik finansial maupun nonfinansial.  Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donely, 1985). Page  102
  • 103. Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum kepuasan kerja dapat diperoleh adalah : Page  103  Uang,  Wibawa,  Kedudukan,  Keamanan,  Pengakuan,  Rasa memiliki,  Kreativitas (Frase, 1993).
  • 104.  Tiffin (1974) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap guru terhadap pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang akan tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif.  Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya negatif. Sebaliknya ketidak puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif.  Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja Page  104 yang dirasakan.
  • 105.  Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah yang diberikan, tetapi ini sebenarnya bukan satu-satunya faktor ada faktor lain seperti suasana kerja, hubungan atasan dan guru ataupun rekan sekerja, pengembangan karier, pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan diberikan. Page  105 
  • 106. Dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya. 1. Apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya. 2. Apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan dengan masalah komunikasi. Page  106
  • 107. kepuasan kerja guru dipengaruhi faktor-faktor: (1) Balas jasa yang adil dan layak; (2) Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian; (3) Berat-ringannya pekerjaan; (4) Suasana dan lingkungan pekerjaan; (5) Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan; (6) Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya; (7) Sifat pekerjaan monoton atau tidak. Page  107
  • 108. Tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu guru berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan turnover besar maka secara relatif kepuasan kerja guru baik. Sebaliknya jika kedisiplinan, Moral kerja, dan turnover kecil maka kepuasan kerja guru di sekolah bertambah. Page  108
  • 109.  Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat lingkungan seseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan di dalam pekerjaan.  Karena pekerjaan merupakan bagian penting kehidupan, kepuasan kerja mempengaruhi kepuasan hidup seseorang. Page  109
  • 110.  Kepuasan kerja merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan dan prestasi kerja guru dalam mendukung terwujudnya tujuan pendidikan.  Kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang diberikan oleh sekolah/organisasi. Page  110
  • 111. Teori-Teori Kepuasan Kerja Wexley (1996) telah mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja kepada tiga kumpulan utama, yaitu: Teori ketidaksesuaian (discrepancy), Teori keadilan (equity theory),  Teori dua faktor. Page  111
  • 112. TEORI KETIDAKSESUAIAN  Menurut Locke kepuasan atau ketidak puasan dengan aspek pekerjaan tergantung pada selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang diinginkan.  Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan idefinisikan sebagai jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda. Page  112
  • 113.  Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan Page  113 dengan kondisi aktual.  Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, semakin besar ketidak puasannya,  Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan kelebihannya menguntungkan (misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
  • 114. Proter mendefiniskan kepuasan  sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang “seharusnya ada” dengan banyaknya “apa Page  114 yang ada”.  Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya ada” menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-pertimbangan yang adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan dari banyaknya faktor pekerjaan yang lebih disukai.  Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan.
  • 115.  Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur kepuasan kerja.  Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan dan kekurangan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas.  Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas. Page  115
  • 116. Teori Keadilan (Equity Theory)  Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari seorang bekerja akan menganggap fair dan masuk akal insentif dan keuntungan dalam pekerjaannya.  Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini merupakan variasi dari teori proses perbandingan sosial.  Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”, ‘orang bandingan” dan ‘keadilan dan ketidak adilan’. Page  116
  • 117.  Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya.  Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan, serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri. Page  117
  • 118.  Menurut teori ini, seorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya rasio inputnya dengan hasil dengan rasio input seseorang/sejumlah orang bandingan.  Orang bandingan mungkin saja dari orang-orang dalam organisasi maupun organisasi lain dan bahkan dengan dirinya sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan pendahulunya.  Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang bandingan atau berapa banyak orang bandingan yang akan digunakan.  Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja. Page  118
  • 119.  Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan Page  119 ketidakadilan dianggap adil.  Ketidakadilan merupakan sumber ketidakpuasan kerja dan ketidakadilan menyertai keadaan tidak berimbang yang menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk menegakkan keadilan.  Tabel berikut ini merinci kondisi-kondisi dimana ketidakadilan karena kompensasi lebih, dan ketidakadilan karena kompensasi kurang, menganggap bahwa input total dan hasil total dikotomi pada skala nilai sebagai ‘tinggi” atau ‘rendah”.
  • 120.  Tingkat ketidakadilan akan ditentukan atas dasar besarnya perbedaan antar rasio hasil input seseorang pekerja dengan rasio hasil dengan input orang bandingan, dianggap semakin besar ketidakadilan.  Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerja disamping Page  120 terhadap kepuasan kerja.  Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila tindakan ini lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan.
  • 121.  Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang dan dibayar penggajian berdasarkan jam kerja akan mengakibatkan keadilan dengan menurunkan input usahanya, dengan demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan kerjanya, jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang dari porsi substansinya gaji atau upahnya terkait pada kualitas pelaksanaan kerja (misalnya upah perpotong) ia akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa meningkatkan usahanya. Page  121
  • 122.  Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan kuantitas outputnya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya.  Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang terhadap keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima. Keadilan diartikan sebagai rasio antara input (misalnya, pendidikan guru, pengalaman mengajar, jumlah jam mengajar, banyaknya usaha yang dicurahkan pada sekolah) dengan output (misalnya upah/gaji, penghargaan, promosi/kenaikan pangkat) dibandingkan dengan guru lain di sekolah yang sama atau di sekolah lain pada input dan output yang sama. Page  122
  • 123. TEORI DUA FAKTOR  Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg (1959) berdasarkan atas penelitian yang dilakukan terhadap 250 responden pada sembilan buah perusahaan di Pittsburg. Dalam penelitian tersebut Herzberg ingin menguji hubungan kepuasan dengan produktivitas. Menurut Herzberg dalam Sedarmayanti (2001) mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faltor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation. Page  123
  • 124. Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain: (1) prestasi yang diraih (achievement); (2) Pengakuan orang lain (recognition); (3) tanggungjawab (responsibility); (4) Peluang untuk maju (advancement); (5) kepuasan kerja itu sendiri (the work it self); dan (6) kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth). Page  124
  • 125.  Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan guru sebagai manusia, pemeliharaan ketenteraman dan kesehatan. Page  125
  • 126. Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, meliputi: (1) Kompensasi; (2) Keamanan dan keselamatan kerja; (3) Kondisi kerja; (4) Status; (5) Prosedur perusahaan; (6) Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman, sejawat, dengan Page  126 atasan, dan dengan guru.
  • 127.  Guru yang merasa puas dengan pekerjaaanya akan memiliki sikap yang positif dengan pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, pencurian, prestasi yang rendah, perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya.  Guru akan merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang diinginkan dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), guru akan puas jika imbalan yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah dikeluarkan, dan guru akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan kerja (satisfier) lebih dominan daripada faktor pencetus ketidakpuasan kerja (disatisfier). Page  127
  • 128. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA (1. USIA)  Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya, mereka cenderung sedikit lebih puas dengan pekerjaannya.  Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena berpengharapan tinggi, kurang penyesuaian dan berbagai sebab lain, Page  128
  • 129. 2. TINGKAT PEKERJAAN  Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung merasa lebih puas Page  129 dengan pekerjaan mereka.  Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas,
  • 130. 3. UKURAN ORGANISASI Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja cenderung agak menurun apabila tidak diambil tindakan perbaikan untuk mengimbangi kecenderungan itu. Page  130
  • 131. FAKTOR PENDORONG KEPUASAN KERJA  Promosi merupakan perangsang yang paling penting di antara para penyelia dan para manajer,  Pengakuan merupakan faktor pekerjaan yang paling penting dalam kaitan dengan kepuasan kerja. Page  131
  • 132. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBANTU KEKECEWAAN KERJA Tidak adanya kebijakan organisasi dan admistrasi yang memadai, Tidak adanya penyelia yang simpatik dan cakap secara teknis, sifat tidak ramah dan sombong dan tidak adanya peluang untuk tumbuh, Page  132
  • 133.  Faktor-faktor kerja yang menyebabkan kepuasan dan kekecewaan di antara para manajer dan para pengawas berlainan dengan faktor di antara para pekerja biasa.  Gaji dan keamanan kerja menonjol sebagai dua faktor yang penting bagi kepuasan kerja di antara pekerja, sedangkan para manajer hal ini hampir selalu tergeser ke urutan paling bawah dalam hirarki kepentingan.  Tingkat jabatan mempengaruhi persepsi tentang kebutuhan, Page  133
  • 134. PERBEDAAN MANAJER DAN PENYELIA Tidak terdapat fakta-fakta yang jelas membedakan manajer dan penyelia berkenaan dengan sumber kepuasan dan sumber kekecewaan. Mereka berbeda dalam persepsi atas kebutuhan.  Para penyelia lini pertama menghargai penghasilan, promosi, keamanan kerja, dan keadaan kerja. Page  134
  • 135.  Para manajer menengah paling menghargai kemajuan, jenis pekerjaan dan penghasilan.  Para manajer paling atas menghargai rasa mempunyai kecakapan yang berguna, pengakuan atas pekerjaan baik yang telah dilakukannya dan wewenang untuk mengambil putusan.  Pergeseran dari faktor hubungan kerja ke faktor isi kerja atau dari kebutuhan tingkat rendah ke tingkat tinggi,  Para manajer dalam industri swasta dan industri pemerintah ternyata tidak berbeda dalam tingkat kepuasan pekerjaan. Page  135
  • 136. KEPUASAN DIPENGARUHI OLEH MOTIVATOR  Motivator dan higine berbeda caranya dalam menambah kepuasan dan ketidakpuasan jika bagi para manajer sektor pemerintah motivator lebih menambah kepuasan,  Bagi para eksekutif dari sektor swasta motivator lebih menimbulkan rasa kurang puas, Page  136
  • 137. FAKTOR-FAKTOR IKUT MENENTUKAN KEPUASAN KERJA (FAKTOR HUBUNGAN ANTARA KARYAWAN) Hubungan langsung antara manajer dengan karyawan. Faktor psikis dan kondisi kerja. Sugesti teman sekerja. Emosi dan situasi kerja. Page  137
  • 138. FAKTOR-FAKTOR IKUT MENENTUKAN KEPUASAN KERJA (FAKTOR HUBUNGAN ANTARA KARYAWAN) Page  138 FAKTOR INDIVIDUAL  SIKAP  UMUR  JENIS KELAMIN FAKTOR-FAKTOR LUAR  KEADAAN KELUARGA  REKREASI  PENDIDIKAN
  • 139. NILAI KERJA INTRINSIK Page  139 - Kerja yang menarik - Kerja yang menantang - Belajar sesuatu yang baru - Membuat kontribusi penting - Berpotensi tinggi - Tanggung jawab dan otonomi - Menjadi kreatif - Gaji tinggi - Keamanan kerja - Keuntungan kerja - Status komunitas lebih luas - Kontak sosial - Waktu dengan keluarga - Waktu untuk hobi
  • 140. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN (1. KEDUDUKAN (POSISI)) Seorang yang bekerja pada pekerjaan lebih tinggi akan merasa lebih puas dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah, Page  140
  • 141. 2. PANGKAT (GOLONGAN)  Pekerjaan yang mendasarkan pada perbedaan pangkat atau golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya.  Jika ada kenaikan upah maka sedikit atau banyaknya upah yang dianggap sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru akan berubah perilaku dan perasaan, Page  141
  • 142. 3. UMUR Umur memiliki hubungan dengan kepuasan kerja guru. Umur diantara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 45 sampai 45 tahun adalah merupakan umur yang bisa menimbulkan perasaan puas terhadap pekerjaan, Page  142
  • 143. 4. JAMINAN FINANSIAL DAN JAMINAN SOSIAL Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Guru yang mendapatkan gaji atau mendapatkan tunjangan tinggi maka akan memperoleh kepuasan, Page  143
  • 144. 5. MUTU PENGAWASAN Kepuasan guru ditentukan oleh perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada guru, sehingga guru akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja. Page  144
  • 145. INDIKATOR KEPUASAN ATAU KETIDAKPUASAN KERJA PEGAWAI  Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran,  Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan,  Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan,  Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya.  Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab. Page  145
  • 146. AKTUALISASI KEPUASAN KERJA/KETIDAKPUASAN KERJA  Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan akan menjadi frustrasi menyebabkan guru akan senang melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya.  Kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru maupun sekolah terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja. Page  146
  • 147. PENGUKURAN KEPUASAN KERJA  Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi, informasi yang didapat dari kepuasan kerja ini bisa melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket ataupun dengan pertemuan suatu kelompok kerja.  Kalau menggunakan tanya jawab sebagai alatnya, maka guru diminta untuk merumuskan tentang perasaannya terhadap aspek-aspek pekerjaan.  Cara lain adalah dengan mengamati sikap dan tingkah laku orang tersebut. Page  147
  • 148. METODE PENGUKURAN KEPUASAN KERJA  Membuat kuesioner yang berhubungan dengan masalah kepuasan kerja yang meliputi faktor finansial, faktor fisik, faktor sosial dan faktor psikologi, yang kemudian disebar pada responden untuk dijawab atau diisi sesuai keadaan yang sebenarnya.  Kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian guru terhadap Page  148 factor yang mempengaruhinya.
  • 149. FAKTOR KEPUASAN FINANSIAL Terpenuhinya keinginan guru terhadap kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi guru dapat terpenuhi.  Hal ini meliputi; sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta promosi. Page  149
  • 150. FAKTOR KEPUASAN FISIK  Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik guru. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan guru dan umur. Page  150
  • 151. FAKTOR KEPUASAN SOSIAL Faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama guru, dengan atasannya maupun guru yang berbeda jenis pekerjaannya.  Hal ini meliputi rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar. Page  151
  • 152. FAKTOR KEPUASAN PSIKOLOGI Faktor yang berhubungan dengan kejiwaan guru. Hal ini meliputi; minat, ketenteraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan (As’ad,1987:117). Page  152
  • 153. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA  Newstrom mengemukakan bahwa job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work.  Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami Page  153 (pegawai) dalam bekerja.  Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya.
  • 154. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan. Page  154
  • 155.  Handoko menyatakan keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.  Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Page  155
  • 156.  Robins menyatakan kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.  Apabila dilihat dari pendapat Robins tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai makan nasi goreng Page  156
  • 157. KEPUASAN KERJA (JOB SATISFACTION)  Menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.  Seorang dengan sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja, seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan tersebut (Robins, 2003:68).  Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif.  Menurut Riggio dalam Hadjam dan Nasiruddin (2003) kepuasan kerja banyak didefinisikan sebagai perasaan dan perilaku individu berkenaan dengan pekerjaannnya. Page  157 
  • 158.  Semua aspek dari pekerjaan yang baik maupun buruk, positif maupun negative akan berperan menciptakan perasaan kepuasan ini.  Davis dan Newstroom (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.  Hasibuan (2001) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.  Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap pegawai. Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif yang berbeda dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku. Page  158
  • 159.  Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu keadaan emosional guru dimana terjadi atau tidak terjadi titik temu antara batas jasa guru dengan tingkat nilai balas jasa baik finansial maupun nonfinansial.  Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donely, 1985). Page  159
  • 160. Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum kepuasan kerja dapat diperoleh adalah : Page  160  Uang,  Wibawa,  Kedudukan,  Keamanan,  Pengakuan,  Rasa memiliki,  Kreativitas (Frase, 1993).
  • 161.  Tiffin (1974) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap guru terhadap pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang akan tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif.  Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya negatif. Sebaliknya ketidak puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif.  Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja Page  161 yang dirasakan.
  • 162.  Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah yang diberikan, tetapi ini sebenarnya bukan satu-satunya faktor ada faktor lain seperti suasana kerja, hubungan atasan dan guru ataupun rekan sekerja, pengembangan karier, pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan diberikan.  Muhammad (1996) menyebutkan ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak Page  162 puas dengan pekerjaannya.  Hal pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya. Yang kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik.
  • 163. TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA Wexley (1996) telah mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja kepada tiga kumpulan utama, yaitu: 1.Teori ketidaksesuaian (discrepancy), 2.Teori keadilan (equity theory), dan teori dua faktor. Page  163
  • 164. TEORI KETIDAKSESUAIAN  Menurut Locke kepuasan atau ketidak puasan dengan aspek pekerjaan tergantung pada selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang diinginkan.  Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan idefinisikan sebagai jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda.  Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan Page  164 dengan kondisi aktual.
  • 165.  Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, Page  165 semakin besar ketidak puasannya,  Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan kelebihannya menguntungkan (misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
  • 166.  Proter mendefiniskan kepuasan sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang “seharusnya ada” dengan banyaknya “apa yang ada”.  Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya ada” menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-pertimbangan yang adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan dari banyaknya faktor pekerjaan yang lebih disukai.  Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan. Page  166
  • 167.  Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur kepuasan kerja. Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan dan kekurangan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas.  Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas. Page  167
  • 168. Teori Keadilan (Equity Theory) Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari seorang bekerja akan menganggap fair dan masuk akal insentif dan keuntungan dalam pekerjaannya. Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini merupakan variasi dari teori proses perbandingan sosial. Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”, ‘orang bandingan” dan ‘keadilan dan ketidak adilan’. Page  168
  • 169.  Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya.  Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan, serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri. Page  169
  • 170.  Menurut teori ini, seorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya rasio inputnya dengan hasil dengan rasio input seseorang/sejumlah orang bandingan.  Orang bandingan mungkin saja dari orang-orang dalam organisasi maupun organisasi lain dan bahkan dengan dirinya sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan pendahulunya.  Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang bandingan atau berapa banyak orang bandingan yang akan digunakan. Page  170 
  • 171.  Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja.  Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan ketidakadilan dianggap adil. Ketidakadilan merupakan sumber ketidakpuasan kerja dan ketidakadilan menyertai keadaan tidak berimbang yang menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk menegakkan keadilan.  Tabel berikut ini merinci kondisi-kondisi dimana ketidakadilan karena kompensasi lebih, dan ketidakadilan karena kompensasi kurang, menganggap bahwa input total dan hasil total dikotomi pada skala nilai sebagai ‘tinggi” atau ‘rendah”. Page  171
  • 172.  Tingkat ketidakadilan akan ditentukan atas dasar besarnya perbedaan antar rasio hasil input seseorang pekerja dengan rasio hasil dengan input orang bandingan, dianggap semakin besar ketidakadilan.  Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerja disamping Page  172 terhadap kepuasan kerja.  Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila tindakan ini lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan.
  • 173.  Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang dan dibayar penggajian berdasarkan jam kerja akan mengakibatkan keadilan dengan menurunkan input usahanya, dengan demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan kerjanya, jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang dari porsi substansinya gaji atau upahnya terkait pada kualitas pelaksanaan kerja (misalnya upah perpotong) ia akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa meningkatkan usahanya. Page  173
  • 174.  Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan kuantitas outputnya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya.  Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang terhadap keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima.  Keadilan diartikan sebagai rasio antara input (misalnya, pendidikan guru, pengalaman mengajar, jumlah jam mengajar, banyaknya usaha yang dicurahkan pada sekolah) dengan output (misalnya upah/gaji, penghargaan, promosi/kenaikan pangkat) dibandingkan dengan guru lain di sekolah yang sama atau di sekolah lain pada input dan output yang sama. Page  174
  • 175. TEORI DUA FAKTOR  Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg (1959) berdasarkan atas penelitian yang dilakukan terhadap 250 responden pada sembilan buah perusahaan di Pittsburg.  Dalam penelitian tersebut Herzberg ingin menguji hubungan kepuasan dengan produktivitas. Menurut Herzberg dalam Sedarmayanti (2001) mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faltor tentang motivasi.  Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation. Page  175
  • 176. Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain: (1) Prestasi yang diraih (achievement); (2) Pengakuan orang lain (recognition); (3) Tanggungjawab (responsibility); (4) Peluang untuk maju (advancement); (5) Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self); dan (6) Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth). Page  176
  • 177.  Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan guru sebagai manusia, pemeliharaan ketenteraman dan kesehatan. Page  177
  • 178. Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, meliputi: (1) Kompensasi; (2) Keamanan dan keselamatan kerja; (3) Kondisi kerja; (4) Status; (5) Prosedur perusahaan; dan (6) Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman, sejawat, dengan atasan, dan dengan guru. Page  178
  • 179.  Kesimpulannya dalam teori dua faktor bahwa terdapat faktor pendorong yang berkaitan dengan perasaan positif terhadap pekerjaan sehingga membawa kepuasan kerja, dan yang kedua faktor yang dapat mengakibatkan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja adalah motivator primer yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, sebaliknya ketidakpuasan pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan.  Guru yang merasa puas dengan pekerjaaanya akan memiliki sikap yang positif dengan pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, pencurian, prestasi yang rendah, perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya. Page  179
  • 180.  Guru akan merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang diinginkan dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), guru akan puas jika imbalan yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah dikeluarkan, dan guru akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan kerja (satisfier) lebih dominan daripada faktor pencetus ketidakpuasan kerja (disatisfier). Page  180
  • 181. Davis dan Newstroom (2002) merinci faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, yaitu:  Usia. Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya. Mereka cenderung sedikit lebih Page  181 puas dengan pekerjaannya.  Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena berpengharapan tinggi, kurang penyesuaian dan berbagai sebab lain,  Tingkat pekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka. Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas,  Ukuran organisasi. Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja cenderung agak menurun apabila tidak diambil tindakan perbaikan untuk mengimbangi kecenderungan itu.
  • 182. Menurut Roy dan Raja dalam Pareek (1984:132) faktor yang mendorong kepuasan kerja dan kekecawaan kerja meliputi:  Promosi merupakan perangsang yang paling penting dan juga merupakan penyebab kekecewaan yang paling penting di antara para penyelia dan para manajer,  Pengakuan merupakan faktor pekerjaan yang paling penting dalam kaitan dengan kepuasan dan Page  182 kekecewaan kerja,  Diantara faktor-faktor yang membantu terjadinya kekecewaan, yang paling sering disebut-sebut adalah tidak adanya kebijakan organisasi dan admistrasi yang memadai, tidak adanya penyelia yang simpatik dan cakap secara teknis, sifat tidak ramah dan sombong dan tidak adanya peluang untuk tumbuh,  Faktor-faktor kerja yang menyebabkan kepuasan dan kekecewaan di antara para manajer dan para penyelia berlainan dengan faktor-faktor di antara para pekerja biasa. Misalnya gaji dan keamanan kerja menonjol sebagai dua faktor yang penting bagi kepuasan kerja di antara pekerja, sedangkan para manajer hal ini hampir selalu tergeser ke urutan paling bawah dalam hirarki kepentingan. Tingkat jabatan rupanya mempengaruhi persepsi tentang kebutuhan,
  • 183.  Tidak terdapat fakta-fakta yang jelas yang membedakan manajer dan penyelia berkenaan dengan sumber kepuasan dan sumber kekecewaan. Tetapi mereka berbeda dalam persepsi atas kebutuhan.  Para penyelia lini pertama menghargai penghasilan, promosi, keamanan kerja, dan Page  183 keadaan kerja.  Para manajer menengah paling menghargai kemajuan, jenis pekerjaan dan penghasilan.
  • 184.  Sebaliknya, para manajer paling atas menghargai rasa mempunyai kecakapan yang berguna, pengakuan atas pekerjaan baik yang telah dilakukannya dan wewenang untuk mengambil putusan.  Hal ini menunjukkan pergeseran dari faktor hubungan kerja ke faktor isi kerja atau dari kebutuhan tingkat rendah ke tingkat tinggi,  Para manajer dalam industri swasta dan industri pemerintah ternyata tidak berbeda Page  184 dalam tingkat kepuasan pekerjaan.
  • 185.  Mereka juga secara serupa dipengaruhi oleh motivator.  Motivator dan higine berbeda caranya dalam menambah kepuasan dan ketidakpuasan jika bagi para manajer sektor pemerintah motivator lebih menambah kepuasan, bagi para eksekutif dari sektor swasta motivator lebih menimbulkan rasa kurang puas,  Tidak ada bukti yang menunjukkan pengaruh kepuasan kerja terhadap variabel hasil Page  185 seperti prestasi keterlibatan kerja,
  • 186.  Baik variabel perorangan (misalnya pendidikan, tingkat penghasilan) maupun variabel organisasi (misalnya jenis pekerjaan lini staf, struktur organisasi yang tinggi/datar) kelihatan tidak banyak mempengaruhi motivasi, yakni pentingnya kebutuhan, pemenuhan kebutuhan, harapan, kekurangan (dan pilihan tentang hal yang membuat puas dan yang membuat tidak puas). Page  186
  • 187. Menurut Eburt faktor-faktor yang ikut menentukan kepuasan kerja sebagai berikut: Page  187
  • 188. George dan Jones memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja sebagai berikut dalam uraian di bawah ini: Page  188 Nilai kerja intrinsik - Kerja yang menarik - Kerja yang menantang - Belajar sesuatu yang baru - Membuat kontribusi penting - Berpotensi tinggi - Tanggung jawab dan otonomi - Menjadi kreatif Nilai kerja ekstrinsik - Gaji tinggi - Keamanan kerja - Keuntungan kerja - Status komunitas lebih luas - Kontak sosial - Waktu dengan keluarga - Waktu untuk hobi
  • 189. Jika mengacu pada George dan Jones (2002) kepuasan kerja merupakan kumpulan feelings dan beliefes yang dimiliki orang tentang pekerjaannya. Sementara itu Ghiselli dan Borown dalam As’ad (2000) merinci faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan, yaitu:  Kedudukan (posisi). Seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah,  Pangkat (golongan). Pekerjaan yang mendasarkan pada perbedaan pangkat atau golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Jika ada kenaikan upah maka sedikit atau banyaknya upah yang dianggap sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru akan berubah perilaku dan perasaan,  Umur. Umur memiliki hubungan dengan kepuasan kerja guru. Umur diantara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 45 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan puas terhadap pekerjaan, Page  189
  • 190.  Jaminan finansial dan jaminan sosial. Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Seorang guru yang mendapatkan gaji atau mendapatkan tunjangan tinggi maka akan memperoleh kepuasan,  Mutu pengawasan. Kepuasan guru ditentukan oleh perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada guru, sehingga guru akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja. Page  190
  • 191. Indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja pegawai dapat diperlihatkan oleh beberapa aspek diantaranya:  Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran,  Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan,  Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan,  Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya.  Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab. Page  191
  • 192. Fungsi kepuasan kerja  Menurut Strauss dan Sayles (1980: 5-6) kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri.  Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah untuk mencapai kematangan psikologis dan akan menjadi frustrasi yang menyebabkan guru akan senang melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya.  Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru maupun sekolah terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja (Handoko, 1987: 145-146). Page  192