Tiga faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut teori yang dijelaskan adalah:
1. Karakteristik pekerjaan itu sendiri, seperti variasi tugas, otonomi, dan signifikansi pekerjaan.
2. Gaji dan imbalan yang dirasa adil.
3. Hubungan dengan atasan dan rekan kerja yang mendukung.
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasiseokjinluvv
Tiga faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut teori yang dijelaskan adalah:
1. Karakteristik pekerjaan itu sendiri, seperti variasi tugas, otonomi, dan signifikansi pekerjaan.
2. Gaji dan imbalan yang dirasa adil.
3. Hubungan dengan atasan dan rekan kerja yang mendukung.
Dokumen tersebut membahas tentang kepuasan kerja, termasuk definisi, teori-teori, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa teori kepuasan kerja yang dijelaskan adalah teori pertentangan, model kepuasan bidang, dan teori proses-bertentangan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain ciri-ciri pekerjaan, imbalan, penyeliaan, lingkungan kerja, dan hubungan dengan rekan kerja."
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAbellabunga_
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang kepuasan kerja, termasuk definisi kepuasan kerja menurut Locke, teori-teori kepuasan kerja, faktor-faktor penentu kepuasan kerja seperti ciri-ciri pekerjaan, gaji, dan penyeliaan, serta dampak kepuasan dan ketidakpuasan kerja terhadap produktivitas, ketidakhadiran, dan kesehatan.
Tiga faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut teori yang dijelaskan adalah:
1. Karakteristik pekerjaan itu sendiri, seperti variasi tugas, otonomi, dan signifikansi pekerjaan.
2. Gaji dan imbalan yang dirasa adil.
3. Hubungan dengan atasan dan rekan kerja yang mendukung.
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasiseokjinluvv
Tiga faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut teori yang dijelaskan adalah:
1. Karakteristik pekerjaan itu sendiri, seperti variasi tugas, otonomi, dan signifikansi pekerjaan.
2. Gaji dan imbalan yang dirasa adil.
3. Hubungan dengan atasan dan rekan kerja yang mendukung.
Dokumen tersebut membahas tentang kepuasan kerja, termasuk definisi, teori-teori, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa teori kepuasan kerja yang dijelaskan adalah teori pertentangan, model kepuasan bidang, dan teori proses-bertentangan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain ciri-ciri pekerjaan, imbalan, penyeliaan, lingkungan kerja, dan hubungan dengan rekan kerja."
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAbellabunga_
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang kepuasan kerja, termasuk definisi kepuasan kerja menurut Locke, teori-teori kepuasan kerja, faktor-faktor penentu kepuasan kerja seperti ciri-ciri pekerjaan, gaji, dan penyeliaan, serta dampak kepuasan dan ketidakpuasan kerja terhadap produktivitas, ketidakhadiran, dan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang kepuasan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang disebutkan adalah kondisi organisasi seperti sistem penggajian, promosi, lingkungan kerja; kondisi pribadi seperti demografi, kepribadian, intelegensi; serta iklim organisasi yang mendukung seperti dukungan rekan kerja dan sistem kompensasi yang memengaruhi kepuasan dan komitmen pegawai.
Dokumen tersebut membahas tentang kajian teori kepuasan kerja. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap positif seseorang terhadap pekerjaannya, dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan dasar, persepsi terhadap keadilan, dan pencapaian nilai-nilai penting. Kepuasan kerja berkorelasi positif dengan motivasi dan kinerja, serta berkorelasi negatif dengan ketidakhad
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaSulistia Rini
Teks tersebut membahas hubungan antara motivasi dan kepuasan kerja. Motivasi kerja adalah dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan semangat, dipengaruhi oleh faktor internal seperti minat pada pekerjaan dan prestasi, serta faktor eksternal seperti atasan, rekan kerja, dan imbalan. Kepuasan kerja adalah sikap positif terhadap kondisi kerja dan dipengaruhi oleh faktor pegawai, pekerjaan,
Materi kuliah Psikologi Industri topik Kepuasan Kerja mencakup pengertian, definisi, teori kepuasan kerja, faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, cara pengukuran, dan contoh penelitian
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasicutzurnali
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kepuasan kerja dan budaya organisasi. Ia menjelaskan pengertian kepuasan kerja, teori-teori kepuasan kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, dan cara mengukur kepuasan kerja. Beberapa poin penting yang diangkat adalah pentingnya kepuasan kerja bagi pencapaian tujuan perusahaan, teori kesetaraan dan dua faktor sebagai pendekatan utama untuk me
Bab ini membahas konsep kepuasan kerja berdasarkan teori-teori terkait. Kepuasan kerja didefinisikan sebagai emosi positif yang timbul dari penilaian pekerjaan. Faktor-faktor seperti kondisi pekerjaan, kerja itu sendiri, rekan kerja, gaji, dan pengawasan berhubungan dengan kepuasan kerja. Studi menunjukkan hubungan antara kepuasan kerja dengan motivasi dan kinerja pekerja.
Teks tersebut membahas tentang pemahaman kepuasan kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut teks, yaitu karakteristik individu, jenis pekerjaan, lingkungan kerja, sikap terhadap pekerjaan, dan pandangan tentang arti kepuasan. Teks tersebut juga menjelaskan indikator kepuasan kerja seperti gaji, pengawasan, kondisi kerja, hubungan sosial, dan fasilitas.
Bab ini membahas sikap dan kepuasan kerja, termasuk tiga komponen sikap, hubungan antara sikap dan perilaku, sikap kerja utama seperti kepuasan dan keterlibatan kerja, cara mengukur kepuasan kerja, faktor-faktor penentu kepuasan kerja, dan dampak pekerja puas dan tidak puas terhadap tempat kerja.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membandingkan tiga komponen sikap.
Meringkas hubungan antara sikap dan perilaku.
Membandingkan dan membedakan sikap-sikap kerja yang utama.
Mendefiniskan kepuasan kerja dan menunjukkan bagaimana kita dapat mengukurnya.
Meringkaskan sebab-sebab utama kepuasan kerja.
Mengidentifikasi empat respons pekerja terhadap ketidakpuasan.
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016stephaniejessey
Teks tersebut membahas tentang pentingnya kontrak psikologis, kepuasan kerja, semangat kerja, dan motivasi karyawan bagi organisasi. Studi kasus Google digunakan sebagai contoh perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori-teori seperti kontrak psikologis, hierarki kebutuhan, dan model sumber daya manusia dijelaskan hubungannya dengan motivasi kary
Dokumen tersebut membahas tentang analisis pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan dengan komitmen dan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara kualitas kehidupan kerja, komitmen, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan pada PT. Pegadaian. Beberapa variabel yang diteliti meliputi kualitas kehidupan kerja, komitmen organisasi, kepuasan ker
Pengembangan Strategi Pemasaran UMKM Melalui Media Online pada Komunitas Ibu-...Habibatut Tijani
Program Pengembangan Strategi Pemasaran UMKM Melalui Media Online di Kecamatan Sambikerep bertujuan untuk memberdayakan ibu-ibu PKK dan masyarakat sekitar dengan memberikan edukasi dan bimbingan dalam mempromosikan produk melalui media sosial. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan pemasaran digital, membantu mendaftarkan usaha ke marketplace, dan mengelola media online secara efektif. Dengan pendekatan teori jaringan sosial dan partisipatif aktif, program ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar UMKM, meningkatkan penjualan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi peserta dan komunitas secara keseluruhan.
More Related Content
Similar to Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Dokumen tersebut membahas tentang kepuasan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor yang disebutkan adalah kondisi organisasi seperti sistem penggajian, promosi, lingkungan kerja; kondisi pribadi seperti demografi, kepribadian, intelegensi; serta iklim organisasi yang mendukung seperti dukungan rekan kerja dan sistem kompensasi yang memengaruhi kepuasan dan komitmen pegawai.
Dokumen tersebut membahas tentang kajian teori kepuasan kerja. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap positif seseorang terhadap pekerjaannya, dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan dasar, persepsi terhadap keadilan, dan pencapaian nilai-nilai penting. Kepuasan kerja berkorelasi positif dengan motivasi dan kinerja, serta berkorelasi negatif dengan ketidakhad
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaSulistia Rini
Teks tersebut membahas hubungan antara motivasi dan kepuasan kerja. Motivasi kerja adalah dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan semangat, dipengaruhi oleh faktor internal seperti minat pada pekerjaan dan prestasi, serta faktor eksternal seperti atasan, rekan kerja, dan imbalan. Kepuasan kerja adalah sikap positif terhadap kondisi kerja dan dipengaruhi oleh faktor pegawai, pekerjaan,
Materi kuliah Psikologi Industri topik Kepuasan Kerja mencakup pengertian, definisi, teori kepuasan kerja, faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, cara pengukuran, dan contoh penelitian
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasicutzurnali
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kepuasan kerja dan budaya organisasi. Ia menjelaskan pengertian kepuasan kerja, teori-teori kepuasan kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, dan cara mengukur kepuasan kerja. Beberapa poin penting yang diangkat adalah pentingnya kepuasan kerja bagi pencapaian tujuan perusahaan, teori kesetaraan dan dua faktor sebagai pendekatan utama untuk me
Bab ini membahas konsep kepuasan kerja berdasarkan teori-teori terkait. Kepuasan kerja didefinisikan sebagai emosi positif yang timbul dari penilaian pekerjaan. Faktor-faktor seperti kondisi pekerjaan, kerja itu sendiri, rekan kerja, gaji, dan pengawasan berhubungan dengan kepuasan kerja. Studi menunjukkan hubungan antara kepuasan kerja dengan motivasi dan kinerja pekerja.
Teks tersebut membahas tentang pemahaman kepuasan kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut teks, yaitu karakteristik individu, jenis pekerjaan, lingkungan kerja, sikap terhadap pekerjaan, dan pandangan tentang arti kepuasan. Teks tersebut juga menjelaskan indikator kepuasan kerja seperti gaji, pengawasan, kondisi kerja, hubungan sosial, dan fasilitas.
Bab ini membahas sikap dan kepuasan kerja, termasuk tiga komponen sikap, hubungan antara sikap dan perilaku, sikap kerja utama seperti kepuasan dan keterlibatan kerja, cara mengukur kepuasan kerja, faktor-faktor penentu kepuasan kerja, dan dampak pekerja puas dan tidak puas terhadap tempat kerja.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membandingkan tiga komponen sikap.
Meringkas hubungan antara sikap dan perilaku.
Membandingkan dan membedakan sikap-sikap kerja yang utama.
Mendefiniskan kepuasan kerja dan menunjukkan bagaimana kita dapat mengukurnya.
Meringkaskan sebab-sebab utama kepuasan kerja.
Mengidentifikasi empat respons pekerja terhadap ketidakpuasan.
Bab 9 isi memotivasi karyawan - stephanie akuntansi A UNJ 2016stephaniejessey
Teks tersebut membahas tentang pentingnya kontrak psikologis, kepuasan kerja, semangat kerja, dan motivasi karyawan bagi organisasi. Studi kasus Google digunakan sebagai contoh perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori-teori seperti kontrak psikologis, hierarki kebutuhan, dan model sumber daya manusia dijelaskan hubungannya dengan motivasi kary
Dokumen tersebut membahas tentang analisis pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan dengan komitmen dan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara kualitas kehidupan kerja, komitmen, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan pada PT. Pegadaian. Beberapa variabel yang diteliti meliputi kualitas kehidupan kerja, komitmen organisasi, kepuasan ker
Similar to Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx (20)
Pengembangan Strategi Pemasaran UMKM Melalui Media Online pada Komunitas Ibu-...Habibatut Tijani
Program Pengembangan Strategi Pemasaran UMKM Melalui Media Online di Kecamatan Sambikerep bertujuan untuk memberdayakan ibu-ibu PKK dan masyarakat sekitar dengan memberikan edukasi dan bimbingan dalam mempromosikan produk melalui media sosial. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan pemasaran digital, membantu mendaftarkan usaha ke marketplace, dan mengelola media online secara efektif. Dengan pendekatan teori jaringan sosial dan partisipatif aktif, program ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar UMKM, meningkatkan penjualan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi peserta dan komunitas secara keseluruhan.
Project Bab 1 - Kelompok 1 Dari kami yang sudah membuat.pptxabiddah0606
"Mie Gacoan" adalah sebuah merk dagang dari jaringan restaurant mie pedas No. 1 di Indonesia, yang menjadi anak perusahaan PT Pesta Pora Abadi. Nama "Gacoan" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "jagoan" atau "andalan". Berdiri sejak awal tahun 2016, saat ini merk "Mie Gacoan" telah tumbuh menjadi market leader F&B terbesar di Indonesia. Mengusung konsep bersantap modern dengan harga yang affordable, kehadiran "Mie Gacoan" telah mendapatkan apresiasi luar biasa di setiap market dimana "Mie Gacoan" hadir untuk melayani puluhan ribu pelanggan setiap bulannya. Oleh karena itu, inovasi akan selalu dikedepankan agar "Mie Gacoan" tetap relevan dan menjadi pilihan terbaik bagi para customer loyal.
0818.0927.0089| Biaya Pembuatan Sertifikat Laik Fungsi di Bali| Duaznco BuildingMargionoPriadi
"KAMI DUAZ&CO merupakan pengkaji teknis yang berpengalaman semenjak 2015 untuk melakukan audit bangunan, penyusunan kajian sertfikat laik fungsi (SLF) hingga proses permohonan penerbitan SLF Info Call 0818.0927.0089
Jasa Konsultan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan di Duaznco Bali. Mendapatkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) untuk bangunan adalah salah satu langkah penting dalam memastikan bahwa gedung yang telah dibangun memenuhi standar keselamatan dan fungsionalitas yang ditetapkan oleh pemerintah. Di Bali, Duaznco menawarkan jasa konsultasi profesional untuk membantu pemilik bangunan mendapatkan SLF dengan mudah dan cepat.
Mengapa Memilih Jasa Konsultan SLF Duaznco Bali?
Duaznco adalah perusahaan konsultan yang telah berpengalaman dalam membantu pemilik bangunan di Bali untuk mendapatkan Sertifikat Laik Fungsi. Ada beberapa alasan mengapa Duaznco menjadi pilihan yang tepat:
- Pengalaman dan Keahlian
Duaznco memiliki tim ahli yang berpengalaman dalam mengurus berbagai jenis bangunan, mulai dari perumahan, komersial, hingga industri.
- Layanan Profesional dan Terpercaya
Duaznco terkenal dengan layanan profesional yang terpercaya. Mereka memberikan solusi yang tepat dan cepat untuk memastikan bangunan Anda mendapatkan sertifikasi yang diperlukan tanpa kendala.
- Pendekatan yang Personal
Setiap proyek ditangani dengan pendekatan yang personal, di mana konsultasi dilakukan secara menyeluruh untuk memahami kebutuhan spesifik dari setiap klien.
Biaya Pembuatan Sertifikat Laik Fungsi di Duaznco Bali
Biaya pembuatan Sertifikat Laik Fungsi di Duaznco Bali bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis bangunan, ukuran, dan kompleksitas proyek. Namun, secara umum, biaya ini mencakup beberapa komponen utama:
- Survey dan Inspeksi
Tahap awal ini melibatkan inspeksi menyeluruh oleh tim ahli untuk menilai kondisi bangunan dan memastikan bahwa semua persyaratan teknis terpenuhi.
- Penyusunan Laporan Teknis
Setelah inspeksi, tim akan menyusun laporan teknis yang mendetail mengenai kondisi bangunan dan rekomendasi perbaikan jika diperlukan. Laporan ini penting untuk proses pengajuan SLF.
- Pengurusan Administrasi
Proses administrasi melibatkan pengurusan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengajuan SLF ke instansi terkait.
- Konsultasi dan Pendampingan
Duaznco juga menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan selama proses pengurusan SLF, termasuk bantuan dalam melakukan perbaikan yang diperlukan untuk memenuhi standar keselamatan dan fungsionalitas.
Info 0818.0927.0089
website https://duaznco.com/
Bali Office
Jl. Cokroaminoto No. 460, Ubung Kaja, Kec. Denpasar Utara, Denpasar, Bali 80116
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Dobel Minimalis di Denpasar.pdfFORTRESS
"PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Dobel Minimalis di Denpasar; Pintu Double Besi Rumah Minimalis di Buleleng; Pintu Double Rumah Minimalis di Sawan; Pintu Dua Daun Minimalis di Abang; Pintu Garis Minimalis di Manggis.
FORTRESS adalah produk Pintu Baja Motif Kayu Sebuah terobosan inovasi terbaru sebagai alternatif pengganti pintu rumah konvensional yang mengunakan material baja sebagai bahan baku utamanya.
Tingkatkan Keamanan Rumah Anda dengan 13 Keunggulan Fortress Pintu Baja!
- Material Baja Berkualitas Tinggi.
- Finishing dengan Pola Serat Kayu Alami.
- Kusen Baja dengan Detail Architrave yang Anggun.
- Engsel Baja Tersembunyi dalam 4 Set.
- Sistem Penguncian 5 Titik dengan Kunci Utama.
- Sistem Keamanan A-B Lock dengan 7 Kunci Elektronik.
- Dilengkapi dengan Slot/Grendel untuk Penguncian Tambahan.
- Terdapat Lubang Pengintip.
- Pelindung Karet pada Kusen dan Daun Pintu.
- Lapisan Honeycomb Paper sebagai Penyerap Suara.
- Lapisan PE-Film untuk Perlindungan Tambahan.
- Dilengkapi dengan 6 Set Baut Pemasangan.
- Memiliki Ambang Pintu yang Kokoh.
Dapatkan keamanan yang tak tertandingi dengan Fortress Pintu Baja; solusi pintu yang kuat dan tahan lama untuk melindungi rumah Anda.
Hubungi Kami Segera (0821-7001-0763)
Head Office (Kantor Pusat) :
Jl. Raya Binong Jl. Kp. Cijengir No. 99; Rt.005/Rw.003; Binong; Kec. Curug; Kabupaten Tangerang; Banten 15810
Kantor Cabang JBS : (Solo; Pekanbaru; Surabaya; Lampung; Palembang; Kendari; Makassar; Balikpapan; Medan; Dan Kota Lainnya Menyusul)
Provinsi Bali Meliputi : Kab Badung-Mangupura; Kab Bangli; Kab Buleleng-Singaraja; Kab Gianyar; Kab Jembrana-Negara; Kab Karangasem-Amlapura; Kab Klungkung-Semarapura; Kab Tabanan; Kota Denpasar Dan Seluruh Kota Se-Indonesia.
#pintudobelminimalisdidenpasar #pintudoublebesirumahminimalisdibuleleng #pintudoublerumahminimalisdisawan #pintuduadaunminimalisdiabang #pintugarisminimalisdimanggis
Pintu Dobel Minimalis di Denpasar; Pintu Double Minimalis Motif Kayu di Busung Biu; Pintu Double Rumah Modern di Seririt; Pintu Dua Minimalis Terbaru di Bebandem; Pintu Hitam Minimalis di Rendang."
ACCURATE ONLINE - MANUAL BOOK - CARA PENGGUNAAN.pdf
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
1. KEPUASAN
KERJA
Judul Buku : Psikologi Industri dan
Organisasi
BAB 10
Ashar Sunyoto Munandar
Fakultas Psikologi
Universitas Persada Indonesia Y.A.I
2. KELOMPOK 8
ANGGOTA :
Cut Novira Azzahra (2224090218)
Eulis Tursia Safira (2224090139)
Khansa Naila Putri (2224090162)
Davina Maharani (2224090163)
Annisa Nur Qisty (2024090020)
Novitasari (2024090094)
3. A. Pengantar
B. Teori-teori Kepuasan Kerja
C. Faktor-faktor Penentu Kepuasan Kerja
D. Dampak dari Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja
DAFTAR ISI
4. Tidak ada definisi tunggal untuk kepuasan kerja. Locke mendefinisikannya sebagai penilaian terhadap
pekerjaan yang mencapai nilai-nilai pekerjaan penting, selama sesuai dengan kebutuhan dasar individu.
Jadi, kepuasan kerja terjadi ketika pekerjaan sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan dasar. Dalam
definisi Locke, ada dua elemen penting: nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan
adalah tujuan dalam pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai individu. Kepuasan kerja terjadi saat nilai-
nilai ini memenuhi kebutuhan dasar. Ini berhubungan erat dengan motivasi kerja.
Sedangkan Howell dan Dipboye melihat kepuasan kerja sebagai hasil dari seberapa banyak seseorang
menyukai berbagai aspek pekerjaannya. Dengan kata lain, kepuasan kerja mencerminkan sikap
seseorang terhadap pekerjaannya secara keseluruhan.
PENGANTAR
5. (Howell & Dipboye, 1986).
Beberapa Model dari Hubungan Kausal antara Motivasi Kerja, Unjuk-kerja, dan Sikap Kerja.
Model A menunjukkan bahwa kondisi kerja mempengaruhi sikap kerja individu terhadap pekerjaan dan organisasi. Sikap
ini memengaruhi sejauh mana seseorang akan berusaha dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, manajemen harus
menciptakan kondisi kerja yang mendorong sikap kerja yang positif, karena ini dapat meningkatkan produktivitas.
Model B menekankan bahwa sikap kerja dipengaruhi oleh motivasi dan unjuk kerja. Jika karyawan bekerja keras dan
berhasil, mereka akan merasa bangga dengan pencapaian mereka dan memiliki sikap positif terhadap pekerjaan dan
perusahaan. Dalam hal ini, manajemen harus fokus pada motivasi karyawan, memberi mereka kesempatan untuk
berprestasi, dan memberikan umpan balik yang memadai.
Model C menyatakan bahwa sikap kerja dan unjuk kerja tidak memiliki keterkaitan langsung. Mereka adalah hasil dari
kondisi kerja dan motivasi yang berbeda. Model ini menyarankan bahwa manajemen perlu mengambil tindakan yang
berbeda untuk memengaruhi sikap kerja dan untuk memotivasi karyawan mencapai unjuk kerja yang lebih tinggi.
MODEL A
Kondisi Kerja Sikap Kerja Motivasi Kerja Unjuk Kerja
MODEL B
Kondisi Kerja Motivasi Kerja Unjuk Kerja Sikap Kerja
Motivasi Kerja 2 Unjuk
Kondisi Kerja 2
Kerja
Motivasi Kerja 1 Sikap
MODEL C
Kondisi Kerja 1
Kerja
6. Porter-Lawler (1968) yang mengembangkan
model motivasi harapan dari Vroom melihat
hubungan timbal balik antara motivasi kerja dan
kepuasan kerja. Dalam Pengembangan Model
Motivasi Harapan Vroom oleh Porter-Lawler
(dalam: Dipboye, Smith, Howell, 1994) dijabarkan:
Motivasi, kemampuan, dan persepsi peran
mempengaruhi unjuk kerja dan imbalan. Imbalan
yang dianggap adil akan memengaruhi kepuasan
kerja. Nilai imbalan yang diperoleh dan
probabilitas untuk mendapatkannya dengan
usaha tertentu akan memengaruhi motivasi, yang
selanjutnya memengaruhi unjuk kerja. Dalam
model Porter-Lawler, kepuasan kerja dipengaruhi
oleh perbedaan antara imbalan yang diharapkan
dan yang sebenarnya diterima.
Value of
Reward
Effort
Perceived
Effort-
Reward
Probability
Abilities
and Traits
Role
Perception
Performance
(Accomplishment)
Rewards
(Fulfilment)
Perceived
Equitable
Rewards
Satisfaction
PENGEMBANGAN MODEL MOTIVASI HARAPAN
VROOM OLEH PORTER-LAWLER (DALAM:
DIPBOYE, SMITH, HOWELL, 1994)
7. TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA
1. TEORI PERTENTANGAN (DISCREPANCY THEORY)
Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan kerja dari setiap aspek
pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Menurut teori ini bahwa
kepuasan atau ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai
sebagai berikut :
1.Pertentang yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seseorang individu dengan apa yang ia terima
2.Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu.
Contohnya tambahan waktu libur akan menunjang kepuasan tenaga kerja yang menikmati waktu luang setelah
bekerja, tetapi tidak menunjang kepuasan kerja seorang tenaga kerja lain yang merasa waktu luangnya tidak
dapat dinikmati.
8. 2. MODEL DAN KEPUASAN BIDANG / BAGIAN (FACET SATISFACTION)
Menurut Lawler, orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka (misalnya dengan rekan kerja,
atasan, gaji) jika jumlah dari bidang mereka persepsikan untuk mereka terima dalam bekerja sama dengan jumlah
yang mereka persepsikan dari yang secara aktual mereka terima.
Menurut model ini, jumlah bidang yang dipersepsikan tiap individu tergantung pada :
1.Bagaimana mereka mempersepsikan masukan pekerjaan, ciri-ciri pekerjaannya.
2.Bagaimana mereka mempersepsikan masukan dan keluaran dari orang lain yang dijadikan pembanding bagi
mereka.
Menurut model ini, jumlah dari bidang yang dipersepsikan orang dari apa yang secara aktual mereka terima
tergantung pada :
1.Bagaimana hasil-keluaran yang secara aktual mereka terima
2.Bagaimana hasil-keluaran yang dipersepsikan dari orang dengan siapa mereka dibandingkan diri mereka
sendiri.
Contohnya jika individu mempersepsikan jumlah yang ia terima sebagai lebih besar daripada yang sepatutnya ia
terima, ia akan merasa salah dan tidak adil. Sebaliknya jika ia mempersepsikan bahwa yang ia terima kurang dari
yang sepatutnya ia terima, ia akan merasa tidak puas.
9. 3. TEORI PROSES-BERTENTANGAN (OPPONENT-PROCESS THEORY)
Teori ini menekankan bahwa individu ingin mempertahankan suatu keseimbangan emosional (emotional
equilibrium). Teori ini mengasumsikan bahwa kondisi emosional yang ekstrim tidak memberikan kemaslahatan.
Kepuasan atau ketidakpuasan kerja (dengan emosi yang berhubungan) memacu mekanisme fisiologikal dalam
sistem pusat saraf yang membuat aktif emosi yang bertentangan atau berlawanan.
Contohnya jika orang memperoleh ganjaran pada pekerjaan mereka akan merasa senang, sekaligus ada rasa tidak
senang (yang lebih lemah). Setelah beberapa saat rasa senang menurun dan dapat menurun sedemikian rupa
sehingga orang merasa agak sedih sebelum kembali normal. Hal ini dikarenakan emosi tidak senang (emosi yang
berlawanan) berlangsung lebih lama.
Dalam aplikasinya bahwa pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik dengan interval waktu yang
sesuai karena kepuasan kerja bervariasi secara mendasar dari waktu ke waktu.
10. FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUASAN
KERJA
1. Ciri-Ciri Intrinsik Pekerjaan
Menurut Locke, ciri-ciri intrinsik pekerjaan yang menentukan kepuasan kerja ialah keragaman, kesulitan,
jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan, dan kreativitas.
Berdasarkan survei diagnostik pekerjaan diperoleh hasil tentang lima ciri yang memperlihatkan kaitannya
dengan kepuasan kerja untuk berbagai macam pekerjaan, yaitu :
1.Keragaman keterampilan. Makin banyak ragam keterampilan yang digunakan, makin kurang
membosankan pekerjaan.
2.Jati diri tugas (task identity). Tugas yang dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan
yang dirasakan tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri akan menimbulkan rasa tidak puas.
3.Tugas yang penting (task significance). Jika tugas dirasakan penting dan berarti, maka ia cenderung
mempunyai kepuasan kerja.
4.Otonomi. Pekerjaan yang memberikan kebebasan, ketidakgantungan dan peluang mengambil
keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.
5. Pemberian balikan pada pekerjaan membantu meningkatkan tingkat kepuasan kerja.
11. Berdasarkan ciri-ciri intrinsik di atas, Hackman dan Oldham (1976) mengembangkan model karakteristik kerja dari
motivasi kerja. Mereka mengasumsikan bahwa ciri-ciri pekerjaan di atas menimbulkan tiga Critical Psychological States,
yaitu : (1). Experienced Meaningfulness of the work; (2). Experienced Responsibility for Outcomes of the Work; (3).
Knowledge of the Actual Results of the Work Activities. Dari ketiga kondisi di atas, menghasilkan empat macam Personal
and Work Outcomes (Keluaran Pribadi dan Kerja), yaitu : (1).Motivasi kerja internal yang tinggi, (2). Untuk kerja yang
bermutu tinggi, (3). Kepuasan kerja yang tinggi dengan pekerjaan, dan (4). Angka kemangkiran dan keluar pegawai yang
rendah. Berdasarkan ciri-ciri intrinsik pekerjaan, mereka membuat satu rumus untuk mengetahui skor potensi motivasi,
sebagai berikut :
Motivation Potential Score :
(keragaman keterampilan + jati diri tugas + signifikansi tugas) × otonomi × balikan
3
Model karakteristik pekerjaan dari motivasi kerja menunjukkan hubungan yang erat dengan
kepuasan kerja. Namun, perlu ditambahkan catatan tentang keragaman keterampilan yang
diperlukan oleh pekerjaan agar tidak membosankan.
12. 2. Gaji Penghasilan, Imbalan yang Dirasakan Adil (Equittable Reward)
Siegel & Lane mengutip kesimpulan beberapa ahli yang meninjau kembali hasil-hasil penelitian tentang
pentingnya gaji sebagai penentu dari kepuasan kerja. Ternyata, menurut hasil penelitian yang dilakukan
Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolut dari gaji yang diterima. Derajat sejauh
mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji diberikan.
Di samping memenuhi kebutuhan-kebutuhan tingkat rendah (makanan, perumahan), uang merupakan
simbol dari capaian, keberhasilan, dan pengakuan/penghargaan. Jumlah gaji yang diperoleh dapat
secara nyata mewakili kebebasan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan.
13. Dengan menggunakan Teori keadilan Adams telah dilakukan berbagai penelitian, salah satu hasilnya
ialah orang yang menerima gaji yang dipersepsikan sebagai terlalu kecil atau terlalu besar akan
mengalami distess atau ketidakpuasan.
Yang penting ialah sejauh mana gaji yang diterima dirasakan adil.
Herzberg memasukkan faktor gaji/imbalan ke dalam faktor kelompok hygiene. Jika dianggap gajinya
terlalu rendah, tenaga kerja akan merasa tidak puas. Namun jika dirasakan tinggi atau dirasakan
sesuai dengan harapan, maka istilah Herzberg adalah tenaga kerja tidak lagi tidak puas. Artinya tidak
ada dampak pada motivasi kerjanya.
Uang atau imbalan akan mempunyai dampak terhadap motivasi kerjanya jika besarnya imbalan
disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya.
14. 3. Penyeliaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ada satu ciri kepemimpinan yang secara konsisten berkaitan
dengan kepuasan kerja, yaitu penenggangan rasa ( consideration ).
Locke menemukan dua jenis dari hubungan atasan-bawahan: yaitu hubungan fungsional dan keseluruhan
(entity). Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana penyelia nembantu tenaga kerja, untuk memuaskan
nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Misalnya jika kerja yang menantang penting bagi tenaga
kerja, penyelianya membantu memberikan pekerjaan yang menantang kepadanya. Hubungan keseluruhan
didasarkan pada ketertarikan antarpribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa. Misalnya
atasan dengan bawahannya saling tertarik karena dua-duanya senang bermain bridge, atau dua-duanya
mempunyai pandangan hidup yang sama. Berdasarkan model dari Locke ini orang dapat memiliki hubungan
keseluruhan yang baik tapa harus memiliki hubungan fungsional yang baik, dan sebaliknya.
15. 4. Rekan-rekan Sejawat yang Menunjang
Ada tenaga kerja yang dalam menjalankan tugas pokerjaanya memperoleh masukannya (dalam bentuk tertentu)
dari tenaga kerja lain. Keluarannya (barang yang setengah jadi) menjadi masukan untuk tenaga kerja lainnya.
Misalnya, pekerja mendapat tembakau dan kertas rokok sebagai masukan, melinting rokok kretek yang
ujungnya masih belum rata, tembakaunya masih keluar. Rokok setengah jadi merupakan masukan dari pekerja
lain yang memotong rapi tembakau yang berlebih. Rokok yang sudah terpangkas merupakan masukan untuk
pekerja membungkus rokok dan seterusnya. Hubungan yang ada antarpekerja adalah hubungan
Ketergantungan sepihak, yang bercorak fungsional. Kejengkelan timbul jika masukan yang diterima tidak
memenuhi mutu dan tidak memenuhi jumlah yang ditentukan. Dalam kenyataannya hal ini jarang terjadi, bahkan
dicegah jangan sampai terjadi
5. Kondisi Kerja yang Menunjang
Bekerja dalam ruangan kerja yang sempit, panas, yang cahaya lampunya menyilaukan mata, kondisi kerja yang
tidak mengenakkan (uncomfortable) akan menimbulkan keengganan untuk bekerja. Orang akan mencari alasan
untuk sering-sering keluar ruangan kerjanya.
Perusahaan perlu menyediakan ruang kerja yang terang, sejuk, dengan peralatan kerja yang enak untuk
digunakan, meja dan kursi kerja yang dapat diatur tinggi-rendah, miring-tegak duduknya. Kondisi kerja yang
memperhatikan prinsip-prinsip ergonomi. Dalam kondisi kerja seperti itu kebutuhan-kebutuhan fisik dipenuhi
dan memuaskan tenaga kerja.
16. 1. Dampak terhadap Produktivitas
Awalnya orang berpendapat bahwa produktivitas dapat dinaikkan dengan menaikkan kepuasan kerja. Hubungan
antara produktivitas dan kepuasan kerja sangat kecil. Kenyataan ini sebagian dapat dijelaskan dengan
mengatakan bahwa produktivitas dipengaruhi oleh banyak faktor moderator di samping kepuasan kerja. Akhir-
akhir ini terdapat pandangan bahwa kepuasan kerja mungkin merupakan akibat, dan bukan merupakan sebab dari
produktivitas. Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari
kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran intrinsik (rasa telah mencapai sesuatu)
dan ganjaran ekstrinsik (gaji) yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk-kerja
yang unggul. Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik berasosiasi dengan unjuk-
kerja, maka kenaikan dalam unjuk-kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja.
DAMPAK DARI KEPUASAN DAN
KETIDAKPUASAN KERJA
17. 2. Dampak terhadap Ketidakhadiran (Absenteism) dan Keluarnya Tenaga Kerja (Turnover)
Menurut Porter dan Steers, ketidakhadiran dan berhenti kerja merupakan jenis jawaban yang
secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih bersifat spontan dan dengan demikian kurang
mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lain halnya dengan berhenti atau keluar dari
pekerjaan, perilaku ini mempunyai konsekuensi ekonomis yang besar, maka kemungkinan
besar perilaku ini berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Penelitian menunjukkan tidak ada
hubungan antara ketidakhadiran dengan kepuasan kerja. Steers dan Rhodes mengembangkan
model dari pengaruh terhadap kehadiran. Ada dua faktor pada perilaku hadir, yaitu motivasi
untuk hadir dan kemampuan untuk hadir. Mereka percaya bahwa motivasi untuk hadir
dipengaruhi oleh kepuasan kerja dalam kombinasi dengan tekanan internal dan eksternal untuk
datang pada pekerjaan
Mobley, Horner, dan Hollingworth menunjukkan model meninggalkan pekerjaan. Setelah
tenaga kerja menjadi tidak puas terjadi berpikir untuk meninggalkan pekerjaan) sebelum
mengambil keputusan untuk meninggalkan pekerjaan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat
dari kepuasan kerja berkorelasi dengan pemikiran untuk meninggalkan pekerjaan, dan bahwa
niat tersebut berkorelasi dengan meninggalkan pekerjaan secara aktual.
18. Menurut Robbins (1998), ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja dapat diungkapkan ke
dalam berbagai macam cara:
1.Keluar (Exit): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan
(mencari pekerjaan lain)
2.Menyuarakan (Voice): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan
konstruktif untuk memperbaiki kondisi (memberikan saran perbaikan, mendiskusikan
masalah dengan atasan)
3.Mengabaikan (Neglect): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap
membiarkan keadaan menjadi lebih buruk (sering absen, datang terlambat, upaya
berkurang, kesalahan yang dibuat semakin banyak)
4.Kesetiaan (Loyalty): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan memunggu secara
pasif sampai kondisi menjadi lebih baik (membela perusahaan terhadap kritik dari luar
dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan yang tepat untuk
memperbaiki kondisi)
19. 3. Dampak terhadap Kesehatan
Salah satu penemuan Kornhauser tentang kesehatan mental dan kepuasan
kerja, bahwa untuk semua tingkatan jabatan, persepsi dari tenaga kerja bahwa
pekerjaan menuntut penggunaan efektif dari kecakapan berkaitan dengan skor
kesehatan mental yang tinggi. Skor tersebut berkaitan dengan tingkat dari
kepuasan kerja dan tingkat dari jabatan.
Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan,
hubungan kausalnya masih tidak jelas. Diduga kepuasan kerja menunjang
tingkat dari fungsi fisik dan mental dan kepuasan sendiri merupakan tanda
kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan mungkin saling
mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang
lain dan sebaliknya penurunan yang satu mempunyai akibat yang negatif pada
yang lainnya.
20. MIND
MAP
4.DAMP
AK KEPUASAN DAN
KETIDAKPUASAN KERJA
tEoRi
PERtEntAnGAn
TEORI PROSES
BERTENT
ANGAN
MODEL
KEPUASAN BIDANG
2. tEORI-TEORI
KEPUASAN KERJA
HUBUNGANANT
ARA MOTIVASI
KERJA,UNJUK KERJA, DAN
SIKAP KERJA
3.F
AKTOR-F
AKTOR
PENENTTUKEPUASAN
KERJA
1.PENGANT
AR
“TIDAK ADA DEFINISI
TUNGGAL UNTUK KEPUASAN
KERJA.”