SlideShare a Scribd company logo
1
Analisis Konsep Kebijakan Dividen Pada PT Telekomunikasi Indonesia
Disusun
Untuk melengkapi tugas Manajemen Keuangan
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Oleh :
Farhan Dwi Fahmi ( 43220010034 )
Laksamana Racka Al Bahri ( 43220010055 )
Amanda Ayu Rizkia ( 43220010024 )
Saskia Amalia Putri ( 43220010036 )
Yuliana Maulida Hafsari ( 43220010028 )
PEMBIMBING :
Yananto Mihadi Putra,SE,M.Si
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2021
2
ABSTRAKSI
Bagaimana cara suatu perusahaan memberikan keuntungan (benefit) kepada para pemegang
sahamnya? Satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menempatkan kembali dana yang diberikan
oleh pemegang saham (owner s fund) ke dalam investasi baru yang akan meningkatkan nilai kepemilikan
saham mereka. Pencapaian pertumbuhan yang meyakinkan secara fundamental akan memberikan dampak
positif terhadap nilai saham yang beredar di bursa saham. Peningkatan nilai saham secara langsung
memberikan keuntungan (value) terhadap para pemegang saham. Cara lain adalah dengan kebijakan
dividen yang ditetapkan oleh perusahan sebagai satu cara mengembalikan keuntungan kas kepada pemilik
saham baik lewat pembayaran dividen rutin ataupun dengan pembelian kembali saham perusahaan (Share
Buyback).
Sebagai perusahaan publik, setiap tahun PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM)
memberikan dividen kepada para pemilik saham, dimana prosedur dan besarnya dividen disampaikan
lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Melalui proses pemberian dividen inilah TELKOM
mengembalikan keuntungan secara kas kepada para pemegang sahamnya. Dalam ilmu keuangan
perusahaan (Corporate Finance), kebijakan dividen bersama dengan kebijakan keuangan lainnya seperti
kebijakan investasi dan kebijakan pendanaan adalah satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan.
Tujuan fundamental yang ingin dicapai oleh kebijakan tersebut adalah untuk meningkatkan nilai
perusahaan yang pada akhirnya akan memaksimalkan kesejahteraan pemegang sahamnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan menunjukkan bahwa Profitabilitas
(ROA) dan Solvabilitas (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).
Secara parsial menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kebijakan Dividen (DPR). Artinya, terdapat hubungan yang searah pada Profitabilitas (ROA) terhadap
Kebijakan Dividen (DPR), sehingga ketika Profitabilitas meningkat maka akan meningkatkan Kebijakan
Dividen (DPR). Solvabilitas (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen
(DPR). Artinya, terdapat hubungan yang searah dengan kecenderungan koefisien yang sangat rendah
sehingga ketika Solvabilitas (DER) menurun tidak akan berdampak secara drastis terhadap pembayaran
dividen.
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perusahaan memiliki tujuan untuk melakukan investasi saham adalah untuk memaksimalkan nilai
saham perusahaan yang akhirnya akan mencerminkan harga saham. Harga saham adalah nilai suatu
saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Seperti halnya
Perusahaan Telkom pun melakukan investasi saham untuk memaksimalkan nilai saham perusahaanya.
Perusahaan Mengambil keputusan untuk membagikan devidennya merupakan masalah yang sering
dihadapi oleh perusahaan. Tentunya Manajemen untuk mengambil keputusan harus tepat, perusahaan
harus menentukan kebijakan yang tepat ketika menangani masalah yang terkait dengan deviden, karena
laba yang ada akan di gunakan oleh perusahaan apakah untuk kepentingan investasi kedalam bisnis atau
akan di share kepada Pemegang Saham. Keputusan Pembagian Deviden perlu dipertimbangkan dan di
analisa apakah Pertimbangan yang disetujui dapat meningkatkan laba perusahaan atau tidak, perusahaan
mempunyai penetapan kebijakan yang berbeda, sehingga perusahaan harus membuat suatu kebijkan
mengenai berapa jumlah laba yang akan dibagikan atau biasa disebut Deviden Payout Ratio (DPR), dan
perhitungan mengenai besarnya laba yang akan ditahan oleh perusahaan. Dengan adanya permasalahan
kebijakan yang dilakukan oleh TELKOM dalam pembagian dividend yang dilakukan apakah Perusahaan
TELKOM setiap tahunnya mengalami kenaikan atau malah mengalami penurunan.
Menurut Harahap (2008:296) Pada umumnya, perusahaan akan meningkatkan pembayaran
dividen jika keuntungan meningkat. Salah satu yang menjadi informasi penting untuk menghitung dividen
adalah laba dalam suatu laporan keuangan, karena di gunakan untuk menentukan dividen akan dibagikan
kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam perusahaan serta menjadi pedoman dalam menentukan
kebijaksanaan investasi dan pengambilan keputusan. Kebijakan dividen tercermin dalam rasio
pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio). Menurut Suharli (2004:40) tingkat pengembalian investasi
berupa dividen dapat diprediksi melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas (utang).
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
a) Apa yang dimaksud dengan Dividen dan Dividen Payout Ratio (DPR)?
b) Apa saja jenis-jenis Dividen?
c) Faktor Apa saja yang mempengaruhi kebijakan dividen?
d) Apa hubungan profitabilitas dan solvabilitas terhadap kenijakan dividen?
e) Apa pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk?
f) Bagaimana informasi pembayaran dividen PT. Telekomunikasi Indonesia dari tahun 2014 sampai
2020?]
4
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak di capai melalui
serangkaian aktivitas penelitian, karena segala sesuatu yang diusahakan pasti mempunyai tujuan
tertentu sesuai dengan permasalahannya. Sesuai dengan rumusan masalah yang telah di sebutkan
diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
a) Mengetahui apa yang dimaksud Dividen dan Dividen Payout Ratio (DPR)
b) Mengetahui jenis-jenis Dividen
c) Mengetahui faktor Apa saja yang mempengaruhi kebijakan dividen
d) Mengetahui hubungan profitabilitas dan solvabilitas terhadap kenijakan dividen
e) Mengetahui pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
f) Mengetahui informasi pembayaran dividen PT. Telekomunikasi Indonesia dari tahun
2014 sampai 2020
4. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Bagi Mahasiswa:
1. Menjalankan tanggung jawab dan kewajiban sebagai mahasiswa dalam melewati tahap penelitian.
2. Bisa dijadikan bahan referensi jika ada kasus yang serupa.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberi ilmu dan pemahaman lebih lanjut mengenai permasalahan
yang dibahas dan solusi yang diberikan.
4. Sebagai tempat melatih dan mengungkapkan hasil pemikiran dalam bentuk tulisan ilmiah yang
sistematis dan metodologis.
5. Untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah khususnya di bidang jaringan telekomunikasi
dengan sistematis melalui penelitian ilmiah.
6. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan ilmu yang didapat dibangku kuliah dengan kondisi
nyata yang ada di lapangan serta dapat menganalisis dan menyusun strategi yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan.
b) Manfaat Bagi Perusahaan Tempat Penelitian:
1. Mewujudkan tanggung jawab dalam wujud kepedulian terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
2. Merupakan wujud kerja sama dengan perguruan tinggi.
3. Mendapat bantuan tenaga dan masukan dari mahasiswa yang melakukan penelitian.
c) Manfaat Bagi Akademik
1. Merupakan wujud kerja sama dengan perusahaan BUMN.
2. Mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia pekerjaan.
3. Memperbanyak perbendaharaan hasil penelitian yang dapat menjadi referensi bagi penelitian
berikutnya.
5
BAB II
LITERATUR TEORI
Berikut ini merupakan beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang berbagai permasalahan
mengenai dividen.
1. Dividen Irrelevance Theory (Teori Ketidak Relevanan Deviden)
Dividen irrelevance theory di kemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani pada tahun
1961. Miller dan Modigliani berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh pada nilai
perusahaan. Yang dimana menurut Miller dan Modigliani nilai perusahaan hanya ditentukan oleh
profitabilitas asset perusahaan dan kompetensi manajemen perusahaan. Dalam merumuskan teori ini
mereka mengasumsikan suatu pasar yang sempurna, invsetor bersifat rasional dan terdapat kepastian yang
sempurna (perfect certainty). Beberapa asumsi tersebut menjadikan suatu pasar dengan beberapa kondisi
sebagai berikut.
1) Tidak ada pihak yang bisa mempengaruhi harga.
2) Terdapat informasi yang simetri untuk seluruh pihak.
3) Tidak ada biaya transaksi, misalnya seperti biaya komisi atau biaya transfer.
4) Tidak ada perbedaan pajak antara dividen dengan capital gain atau antara laba yang didistribusikan
dan yang tidak didistribusikan.
5) Investor menginginkan kekayaan yang lebih banyak dibandingkan kekayaan yang sedikit.
6) Investor bersifat indifferent antara dividend dan capital gain.
7) Setiap investor mempunyai kepastian investasi di masa yang akan datang dan atas laba perusahaan di
masa depan.
8) Dengan adanya kepastian tersebut, perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis sekuritas,
yaitu common stock.
Jika asumsi – asumsi tersebut terpenuhi, maka tidak ada pengaruh antara dividen dengan nilai
saham perusahaan. Bagi investor, akan sama saja nilainya antara investor menerima dividen atau pun
mendapatkan laba dengan melalui capital gain. Hal tersebut karena pembayaran dividen dan kenaikkan
harga saham akan memberikan arus kas yang sama besarnya bagi investor.
2. The Bird in The Hand Theory
The bird in the hand theory menyatakan bahwa dividen mempunyai tingkat kepastian yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan capital gain. Berdasarkan teori ini, investor akan lebih memilih dividen
yang sudah pasti jumlah nominal nya daripada mengharapkan capital gain yang masih mungkin
berfluktuasi. Karena tingkat kepastian dari dividen lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain, maka
investor akan cenderung membeli saham – saham yang akan membagikan dividen. Semakin tinggi jumlah
dividen yang dibagikan maka akan semakin tinggi juga minat investor terhadap saham. Tingginya minat
investor tersebut akan menyebabkan naik nya harga saham. Sehingga, harga saham yang terjadi akan
ditentukan oleh besar kecilnya dividen yang dibagikan.
6
3. Tax Preference Theory
Tax preference theory ini menyatakan bahwa seorang investor menghendaki suatu perusahaan
untuk menahan laba setelah pajak dan digunakan untuk melakukan pembiayaan investasi daripada dividen
dalam bentuk kas. Sehingga perusahaan sebaiknya menentukan dividen payout ratio yang rendah atau
bahkan tidak membagi dividen. Hal tersebut dikarenakan dividen cenderung dikenakan pajak yang lebih
tinggi dibandingkan dengan capital gain. Dengan demikian investor akan meminta tingkat keuntungan
yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen yield yang tinggi. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa menurut teori ini kebijakan dividen memiliki pengaruh negatif terhadap harga pasar
saham perusahaan. Artinya, semakin banyak jumlah dividen yang dibagikan oleh suatu perusahaan maka
akan semakin rendah harga pasar saham perusahaan tersebut.
4. Signaling Theory
Signaling theory menyatakan bahwa terdapat ketidak istimewa-an informasi yang terjadi antara
manajer dan investor. Menurut pendapat dari William L M, corporate insiders (manajer) secara umum
memiliki informasi yang lebih baik tentang kegiatan perusahaan yang sekarang dan prospek perusahaan
di masa yang akan datang. Sehingga, dividen bisa menjadi penyampai informasi tentang kinerja keuangan
perusahaan dari manajer kepada investor. Berdasarkan teori ini, jika suatu perusahaan mengumumkan
dividen yang lebih tinggi daripada yang di-antisipasi pasar, maka hal tersebut akan diinterpretasikan
sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek kinerja keuangan di masa depan yang lebih baik
daripada yang diekspektasikan.
5. Residual Theory
Residual theory menyatakan bahwa pembayaran dividen dilakukan apabila perusahaan
mempunyai dana sisa setelah melakukan pembiayaan berbagai investasi yang memiliki Net Present
Value positif dengan memakai pendapatan perusahaan yang ditahan (retained earnings). Artinya,
pembayaran dividen adalah prioritas terakhir bagi perusahaan. Jika perusahaan tidak mempunyai dana
sisa, maka tidak akan ada pembayaran dividen yang dilakukan. Keputusan pembiayaan investasi dengan
memakai pendanaan internal, yaitu dengan memakai pendapatan yang ditahan (retained earnings) lebih
disukai oleh perusahaan daripada pembiayaan eksternal. Hal tersebut karena biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan akan lebih kecil. Dengan demikian perusahaan akan cenderung mendanai berbagai proyek
investasi dengan memakai pendapatan ditahan. Oleh karena itu, selama masih terdapat investasi yang bisa
dibiayai, maka dividen akan dibayarkan perusahaan akan semakin sedikit tergantung pada sisa dana
internal yang ada. Pada teori ini dijelaskan mengapa suatu perusahaan yang sedang mengalami
pertumbuhan cepat cenderung jarang membayarkan dividen dan mempunyai rasio pembayaran dividen
yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang pertumbuhannya lambat karena ukurannya sudah besar.
6. Clientele Effect Theory
Clientele effect theory, menjelaskan bahwa kebijakan dividen ditujukan untuk dapat memenuhi
kebutuhan segmen investor tertentu. Hal tersebut karena setiap investor mempunyai preferensi tersendiri
terhadap imbal hasil yang mereka dapatkan. Perusahaan yang mempunyai rasio pembayaran dividen
tinggi akan menarik investor yang lebih menyukai imbal hasil dalam bentuk kas yang sudah pasti jumlah
nominal nya. Sedangkan perusahaan yang sahamnya mengalami kenaikan harga akan menarik investor
7
yang ingin menghindari pajak dan lebih menyukai imbal hasil dalam bentuk capital gain. Sehingga, suatu
perusahaan mempunyai kebijakan dividen tertentu untuk investor tertentu.
7. Agency Theory
Masalah keagenan ini adalah suatu isu yang penting dalam bidang keuangan. Masalah keagenan
terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan antara manajer, pemilik perusahaan, dan juga investor.
Masalah tersebut akan muncul biaya agensi, yaitu biaya yang timbul akibat adanya perbedaan
kepentingan tersebut. Agency theory ini menjelaskan bahwa dividen bisa dijadikan sebagai alat yang
dapat digunakan untuk meminimalisir biaya agensi. Dengan dilakukannya pembayaran dividen, maka
manajer harus mengeluarkan saham baru atau pun memakai utang baru untuk membiayai investasi.
Tentunya hal tersebut akan menyebabkan manajer harus mengelola perusahaan dengan lebih baik karena
investor menginginkan imbal hasil yang baik atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu,
dengan adanya investor yang lebih baik dan kreditur baru, maka pengawasan kinerja perusahaan akan
menjadi lebih ketat sehingga dapat meminimalisir masalah keagenan.
8. Expectation Theory
Expectation theory menjelaskan bahwa para pemegang saham mempunyai harapan terhadap
setiap besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan. Harapan tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor internal perusahaan, misalnya seperti besarnya dividen yang dibayarkan tahun lalu,
keputusan investasi perusahaan, dan pendapatan perusahaan tahun ini. Harapan investor juga bisa
dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, misalnya seperti keadaan perekonomian dan politik negara.
Ketika dividen diumumkan dan dibagikan, maka investor akan membandingkan antara keadaan aktual
dengan harapan mereka. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Jika dividen
aktual ternyata relatif sama dengan harapan investor, maka harga saham tidak terpengaruh. Sebaliknya,
jika terdapat perbedaan yang signifikan antara besar dividen aktual dengan harapan investor, maka harga
saham akan terpengaruh secara signifikan. Oleh karena itu, perusahaan bersikap sangat hati – hati dalam
menentukan besaran dividen yang akan dibayarkan.
9. Teori Stakeholder
Teori stakeholder pada awalnya muncul karena adanya perkembangan kesadaran dan juga
pemahaman bahwa perusahaan mempunyai stakeholder. Yaitu berbagai pihak yang mempunyai
kepentingan dengan perusahaan. Ide bahwa perusahaan mempunyai stakeholder ini selanjutnya menjadi
hal yang banyak dibicarakan dalam berbagai literatur manajemen baik akademis atau pun profesional.
Stategic Management: A Stakeholder Approach oleh Freeman (1984) merupakan studi yang
pertama kali membahas tentang stakeholder. Sejak saat itu banyak bermunculan studi yang membahas
tentang konsep stakeholder. Teori ini menjelaskan bahwa suatu perusahaan mempunyai berbagai pihak
yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berbagai pihak tersebut bisa meliputi investor, dan
berbagai pihak non investor. Menurut teori ini, perusahaan mempunyai kontrak dengan stakeholder-nya.
Sehingga, stakeholder mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan.
Adanya pembeda antara explicit dan implicit claim adalah salah satu faktor penting dalam teori
stakeholder. Explicit claim direfleksikan oleh kontrak harga, garansi produk, dan kontrak upah.
Sedangkan untuk implicit claim bisa menjadi kurang jelas untuk dituangkan kedalam bentuk tertentu.
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dividen dan Dividen Payout Rasio (DPR)
Dividen merupakan pembagian Keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang
saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan
dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relative lama
yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham
yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai,
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam rupiah untuk setiap
saham. (Black’s Law Dictionary dalam Irham Fahmi (2012:83)). Adapun pengertian lain yaitu Dividen
adalah pembayaran tunai yang dibayarkan oleh perseroan kepada pemegang saham. Di Amerika Serikat,
dividen diijinkan dan biasanya dibagikan pada triwulanan berdasarkan kebijaksanaan dewan direktur
perusahaan. Dividen itu merepresentasikan pemegang saham terhadap penerimaan pengembalian
langsung atau tidak langsung atas investasi mereka di perusahaan. (Nikiforos K. Laopodis (2013:300)).
Sedangkan pengertian Dividend Payout Ratio (DPR) atau Rasio Pembayaran Dividen adalah rasio yang
menunjukkan persentase setiap keuntungan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemegang saham
dalam bentuk uang tunai. Jadi DPR menunjukkan besaran dividen yang dibagikan terhadap total laba
bersih perusahaan sekaligus menjadi sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan
dibagikan ke pemegang saham Definisi lain dari Dividend Payout Ratio menyebutkan bahwa DPR adalah
jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah total laba bersih
perusahaan. Jumlah yang tidak dibayarkan dalam dividen kepada pemegang saham dipegang oleh
perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Jumlah yang disimpan oleh perusahaan disebut saldo laba
ditahan. Rasio ini digunakan oleh beberapa orang ketika mempertimbangkan apakah seseorang sebagai
investor akan berinvestasi pada perusahaan pencetak laba yang membayar dividen, atau berinvestasi pada
perusahaan pencetak laba yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Dengan kata lain, rumus ini
mempertimbangkan pendapatan tetap dengan perusahaan yang melakukan reinvestasi untuk kemungkinan
penghasilan yang lebih tinggi di masa depan, dengan asumsi perusahaan memiliki laba bersih.
B. Jenis-Jenis Saham
1. Dividen Kas (Cash Dividend)
Pengertian dividen kas adalah suatu dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang
saham dalam bentuk kas (cash). Biasanya, jika perusahaan memiliki arus kas yang baik danmemadai,
maka perusahaan akan membagikan dividen berbentuk kas/tunai. Nah, dividen jenis ini merupakan yang
paling umum digunakan oleh perusahaan dan termasuk jenis pembayaran yang paling disukai oleh
investor atau pemegang saham.
9
2. Dividen Saham (Stock Dividend)
Pengertian dividen saham adalah suatu dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada
pemegang saham dalam bentuk lembaran saham. Hal inilah yang bisa membuat jumlah saham
beredar perusahaan mengalami peningkatan. Proses pembayaran dividen saham ini tidakakan berdampak
pada posisi likuiditas perusahaan karena dividen saham tidak termasuk ke dalam bagian arus kas
perusahaan.
3. Dividen Barang/selain Kas (Property Dividend)
Pengertian dividen barang adalah suatu dividen yang diberikan dalam bentuk barang (selain dari
aktiva kas). Dividen barang dapat berupa surat berharga dari perusahaan lain yang menjadi hak
perusahaan, bisa berupa produk dagang, dan jenis aktiva lainnya. Dalam pembagian dividen properti,
perusahaan harus memastikan bahwa barang tersebut dapat dibagikan secara merata dan proporsional
serta juga tidak boleh mengganggu kondisi operasional perusahaan.
4. Dividen Utang/Skrip
Pengertian dividen utang adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk utang,
biasanya berupa skrip perjanjian hitam di atas putih. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak
memiliki saldo yang memadai untuk membayarkan dividen dalam bentuk kas. Dividen skrip ini biasanya
memiliki jangka waktu dan perusahaan mesti melunasi selama periode yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain, perusahaan memiliki utang/kewajiban yang belum dibayar kepada pemegang saham.
5. Dividen Likuidasi
Pengertian dividen likuidasi adalah dividen yang berbentuk pengembalian modal saham. Ini akan
membuat kepemilikan modal perusahaan berkurang. Nah, pembagian dividen ini mesti mencantumkan
informasi yang jelas terutama mengenai jumlah pengembalian modal beserta keuntungan kepada
pemegang saham sehingga dapat ditaksir secara jelas dan pasti.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
1. Utang Perusahaan
Inilah faktor pertama yang bisa memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Jika perusahaan
memiliki utang kepada kreditur, baik jangka pendek maupun jangka panjang, apalagi yang akan jatuh
tempo, maka secara logis, perusahaan akan memprioritaskan pembayaran utang daripada membagikan
dividen kepada pemegang saham.
Kenapa? Karena hal ini menyangkut kegiatan operasional perusahaan. Jika utang tidak dibayar
atau telat bayar, tentu ada biaya denda. Oleh karena itu, jika Anda seorang investor yang memprioritaskan
dividen, maka sebaiknya pilih perusahaan dengan rasio utang yang kecil.
10
2. Laba Perusahaan
Sesuai dengan konsep dan pengertian dividen, maka laba perusahaan merupakan tolak ukur
utama apakah perusahaan akan membayarkan dividen atau tidak. Umumnya, jika perusahaan mengalami
kerugian (baca: tidak memperoleh laba), maka potensi tidak dibayarkannya dividen sangat besar.
Meskipun begitu, Anda bisa mengecek kembali seperti apa kebijakan dividen perusahaan. Pasalnya, ada
perusahaan yang meskipun mengalami kerugian, tetap akan membagikan dividen.
3. Likuiditas Perusahaan
Nah, ini merupakan salah satu faktor lain yang memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Jika
perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi (likuid), maka potensi perusahaan untuk membagikan dividen
relatif besar.
Seperti halnya poin pertama, meskipun perusahaan memiliki utang, tetapi jika perusahaan
memiliki likuiditas (baca: kemampuan membayar utang jangka pendek) yang baik, biasanya dividen akan
tetap dibayarkan, meskipun terkadang harus membayarkan dividen dengan nominal yang relatif kecil.
4. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (Potensi Ekspansi Bisnis)
Sebenarnya, semakin baik tingkat pertumbuhan (growth) perusahaan, semakin cerah prospek
perusahaan di masa depan. Bagi investor jangka panjang yang memprioritaskan pertumbuhan perusahaan,
tentu saja mereka menyukai perusahaan yang high growth.
Namun, dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, ini bisa memengaruhi kebijakan dividen
perusahaan. Pasalnya, bisa saja laba yang dihasilkan perusahaan, tidak akan dibagikan kepada pemegang
saham, justru akan diputar kembali sebagai modal untuk melakukan ekspansi usaha.
D. Hubungan profitabilitas dan solvabilitas terhadap kenijakan dividen
1) Hubungan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen
Menurut Sartono (2010: 123), ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan. Menurut Sutoyo dkk. (2011:77) keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan akan
mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan.
Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen. Pada penelitian sebelumnya, ROA selalu dihubungkan pengaruhnya
terhadap DPR dan sebagian besar dinyatakan bahwa ROI berpengaruh secara signifikan. Dimana ROA
yang tinggi akan membuat pembayaran dividen meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas maka
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
11
2) Hubungan Solvabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Sutrisno (2009:267) bahwa semakin banyak utang yang harus dibayar semakin besar dana yang
harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham. Disamping itu dengan jatuh temponya utang, berarti dana utang tersebut harus diganti. Alternatif
mengganti dana utang bisa dengan mencari utang baru atau meroll-over utang, dan juga bisa dengan
sumber dana intern dengan cara memperbesar laba ditahan, hal ini tentunya akan memperkecil Dividend
Payout Ratio.
E. Pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia
1) Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero)
Berdasarkan hasil analisis diatas diketahui bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dengan menggunakan analisis Return On
Asset (ROA) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Koefisien regresi pada variabel Return
On Asset (ROA) bertanda positif dimana hal ini menunjukkan apabila ROA meningkat maka Dividend
Payout Ratio (DPR) juga meningkat. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan
berdampak pada peningkatan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan. Tanda positif dalam
penelitian ini sesuai dengan residual dividend theory bahwa perusahaan yang memiliki laba yang tinggi
akan cenderung membagikan labanya dalam bentuk dividen. Kenaikan dividen merupakan suatu sinyal
kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan
datang. Perusahaan yang memiliki laba besar akan menentukan kebijakan dividen kepada para pemegang
saham yang lebih besar. Perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat
pembayaran dividen dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka. Oleh karena itu,
semakin tinggi rasio profitabilitas makan akan semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada para
investor.
2) Pengaruh Solvabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk.
Berdasarkan hasil analisis dan uji SPSS diketahui bahwa Solvabilitas berpengaruh tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dengan
menggunakan analisis Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Koefisien regresi pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) bertanda positif dengan kecenderungan
hubungan yang sangat rendah. Artinya meningkatnya DER tidak berdampak secara drastis terhadap
kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada pemegang saham. Peningkatan rasio hutang
suatu perusahaan akan mengurangi pendapatan yang akan diterima pemegang saham. Hal ini mungkin
dapat terjadi karena kewajiban perusahaan melunasi hutang yang ada tidak dibiayai oleh laba perusahaan,
melainkan dari sumber eksternal yaitu modal pemegang saham. Tujuannya agar keuntungan yang baru
dihasilkan dapat digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham.
12
3) Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero)
Dividend Payout Ratio merupakan kebijakan perusahaan dalam membayar dividen kepada
pemilik saham. Keputusan pembayaran dividen tunai tidak terlepas dari keputusan perusahaan apakah
dividen yang dibagikan lebih besar dibanding laba ditahan atau sebaliknya. Biasanya perusahaan
mempertimbangkan beberapa hal sebelum memutuskan membagikan labanya sebagai dividen.
Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil
investasi melalui kegiatan usahanya. Profitabilitas ini untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis
atau seluruh aset yang ada atau dapat dikatakan menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan
dalam perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sehingga pemegang saham dapat memperhatikan
profitabilitas dalam hal ini ROA untuk mengukur keuntungan perusahaan yang akan menjadi dasar
besarnya dividen yang dibayarkan.
Solvabilitas dalam hal ini DER merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari
pendapatannya untuk membayar hutang, yang berarti akan mengurangi keuntungan perusahaan yang
dapat dibayarkan sebagai dividen. Peningkatan DER tidak terlalu mempengaruhi pembayaran dividen.
karena kewajiban perusahaan melunasi hutang yang ada tidak dibiayai oleh laba perusahaan, melainkan
dari sumber eksternal yaitu modal pemegang saham.
F. Informasi pembayaran dividen PT. Telekomunikasi Indonesia dari tahun 2014 sampai 2020
Telkom memiliki kebijakan pembagian dividen dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan (RUPST). Setiap tahun, Telkom membagikan dividen tunai kepada para pemegang
saham dengan rasio pembayaran berkisar antara 60% sampai 90%. Berikut ini data dan informasi
pembayaran dividen lima tahun terakhir dari tahun 2014 hingga 2020.
Tahun
Dividen
Kebijakan Dividen
Tanggal
Pembayaran Dividen
Kas dan/atau
Tanggal Distribusi
Dividen Non Kas
Rasio Pembayaran
/Pay out ratio (%)1
Jumlah Dividen
per tahun yang
dibayar (Rp Juta)
Jumlah Dividen Per
Saham (kas
dan/atau
non kas)
(Rp)
2013 RUPST, 4 April 2014 19 Mei 2014 70 9.943.2942
102,40
2014 RUPST, 17 April 2015 21 Mei 2015 60 8.782.8123
89,46
2015 RUPST, 22 April 2016 26 Mei 2016 60 9.293.1844
94,64
2016 RUPST, 21 April 2017 26 Mei 2017 70 13.546.4115
136,75
2017 RUPST, 27 April 2018 31 Mei 2018 75 16.608.7516
167,66
2018 RUPST, 24 Mei 2019 27 Juni 2019 90 16.228.6197
163,82
2019 RUPST, 19 Juni 2020 23 Juli 2020 81,78 15.262.3388
154,07
13
Catatan:
Rasio pembayaran merupakan persentase laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang
dibayar ke pemegang saham sebagai dividen.
2. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp7.812.588 juta dan dividen tunai spesial sebesar
Rp2.130.706 juta.
3. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp7.319.010 juta dan dividen tunai spesial sebesar
Rp1.463.802 juta.
4. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp7.744.304 juta dan dividen tunai spesial sebesar
Rp1.548.880 juta.
5. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp11.611.211 juta dan dividen tunai spesial sebesar
Rp1.935.200 juta.
6. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp13.286.997 juta dan dividen tunai spesial sebesar
Rp3.321.754 juta.
7. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp10.819.079 juta dan dividen tunai spesial sebesar
Rp5.409.539 juta.
8. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp11.197.607 juta dan dividen tunai spesial sebesar
Rp4.064.731 juta.
14
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan
jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah
Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Dividen
adalah pembayaran tunai yang dibayarkan oleh perseroan kepada pemegang saham. Dividen itu
merepresentasikan pemegang saham terhadap penerimaan pengembalian langsung atau tidak
langsung atas investasi mereka di perusahaan. (Nikiforos K. Laopodis (2013:300)). Sedangkan
pengertian Dividend Payout Ratio (DPR) atau Rasio Pembayaran Dividen adalah rasio yang
menunjukkan persentase setiap keuntungan yang diperoleh yang didistribusikan kepada
pemegang saham dalam bentuk uang tunai.
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk. yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA) dan Dividend Payout
Ratio (DPR). Terjadi hubungan yang searah dengan kecenderungan yang sangat kuat antara ROA
dan DPR. Artinya bahwa besar kecilnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan
mengelola aktivanya mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan pada
pemegang saham.
Solvabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen PT Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk. yang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout
Ratio (DPR). Terjadi hubungan yang searah dengan kecenderungan yang rendah antara DER dan
DPR. Artinya bahwa meningkatnya Debt to Equity Ratio (DER) tidak berdampak secara drastis
terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Peningkatan rasio hutang suatu
perusahaan berarti tidak mempengaruhi secara drastis pendapatan yang akan diterima pemegang
saham.
B. Saran
Saran untuk para Manajemen di dalam perusahaan, seharunya lebih cermat lagi dalam
mengelola perusahaan dan selalu mempertimbangkan segala aspek khususnya aspek keuangan.
Tentunya ketika suatu keuangan dan laporan keuangan perusahaan baik, maka perusahan dapat
melakukan eksistensinya pada segi internal maupun eksternal. Dan untuk para manajemen selalau
evaluasi dan melihat penjualan yang diiringi beban karena jika hal ini tidak sejalan maka laba
yang dihasilakan tidak akan memuaskan, kemudian dari segi deviden perusahan harus
mempertimbangkan jumlah saham yang akan dibagikan. Kami juga menyarankan kepada
beberapa pihak yang tengah mencari perusahaan yang akan diinvestasikan. TELKOM dapat
menjadi salah satu pilihan yang bagus dimana TELKOM mengalami peningkatan laba yang
signifikan. Ditambah lagi dengan peningkatan pembayaran dividend setiap tahun yang
mengalami peningkatan dan stabil.
15
DAFTAR PUSTAKA
 Telkom Indonesia. 2020. https://www.telkom.co.id/sites/about-telkom/id_ID/page/kebijakan-
dividen-224, diakses pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 13:12.
 Daffa, Nabil Fairuz. 2018. “Analisa pertumbuhan dividend payout pada perusahaan telkom
group” https://www.slideshare.net/RapidaAisyah/analisa-pertumbuhan-dividend-payout-pada-
perusahaan-telkom-group , diakses pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 13:16.
 Tim Edusaham. 2019. “Pengertian Dividen, Jenis, Kebijakan, dan Faktor yang Memengaruhi”
https://www.edusaham.com/2019/03/pengertian-dividen-jenis-kebijakan-dan-faktor-yang-
mempengaruhi.html , diakses pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 13:28.
 Hadja, Widyawati. 2017. “ANALISA KEBIJAKAN DIVIDEN DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ARUS KAS PROYEK AKHIR”
https://docplayer.info/32389287-Analisa-kebijakan-dividen-di-pt-telekomunikasi-indonesia-tbk-
dengan-menggunakan-pendekatan-arus-kas-proyek-akhir.html , diakses pada tanggal 21 Mei
2021 pukul 14:13.
 Rahman, Nur Hikma. 2019. “PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO)”
https://docplayer.info/32389287-Analisa-kebijakan-dividen-di-pt-telekomunikasi-indonesia-tbk-
dengan-menggunakan-pendekatan-arus-kas-proyek-akhir.html , diakses pada tanggal 21 Mei
2021 pukul 14:23.
 Mastah Bisnis. 2020. “Kebijakan Dividen” https://mastahbisnis.com/kebijakan-dividen/ , diakses
pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 14:51.

More Related Content

What's hot

Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
fikrifm
 
Kebijakan deviden (dividend policy)
Kebijakan deviden (dividend policy)Kebijakan deviden (dividend policy)
Kebijakan deviden (dividend policy)
Throne Rush Indo
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
Hayy
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
Sigit Sanjaya
 

What's hot (20)

Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
 
Kebijakan Dividen
Kebijakan DividenKebijakan Dividen
Kebijakan Dividen
 
Kebijakan deviden
Kebijakan devidenKebijakan deviden
Kebijakan deviden
 
Kebijakan deviden (dividend policy)
Kebijakan deviden (dividend policy)Kebijakan deviden (dividend policy)
Kebijakan deviden (dividend policy)
 
Kewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka pendekKewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka pendek
 
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan devidenArtikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
 
M.alk
M.alkM.alk
M.alk
 
Dividend policy
Dividend policyDividend policy
Dividend policy
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
 
Konsep penilaian surat berharga
Konsep penilaian surat berhargaKonsep penilaian surat berharga
Konsep penilaian surat berharga
 
Makalah seminar fix
Makalah seminar fixMakalah seminar fix
Makalah seminar fix
 
Makalah Analisis Informasi Akuntansi Kel 5 (1).docx
Makalah Analisis Informasi Akuntansi Kel 5 (1).docxMakalah Analisis Informasi Akuntansi Kel 5 (1).docx
Makalah Analisis Informasi Akuntansi Kel 5 (1).docx
 
Dividen
DividenDividen
Dividen
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
(stock valuation)
(stock valuation)(stock valuation)
(stock valuation)
 
Analisis Struktur Modal
Analisis Struktur ModalAnalisis Struktur Modal
Analisis Struktur Modal
 
Dwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa Sulit
Dwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa SulitDwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa Sulit
Dwi agustinus Penerapan Kebijakan Dividen Dimasa Sulit
 

Similar to Kelompok 8 tm 11 analisis konsep kebijakan dividen pada pt telekomunikasi indonesia

Translate pengaruh pengumuman dividen
Translate pengaruh pengumuman dividenTranslate pengaruh pengumuman dividen
Translate pengaruh pengumuman dividen
konyong26
 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
yogieardhensa
 
Propsal penelitian
Propsal penelitianPropsal penelitian
Propsal penelitian
Phuang Bvmc
 
Sm,nurul ihsani,hapzi ali,vision and company mission, universitas mercu buana...
Sm,nurul ihsani,hapzi ali,vision and company mission, universitas mercu buana...Sm,nurul ihsani,hapzi ali,vision and company mission, universitas mercu buana...
Sm,nurul ihsani,hapzi ali,vision and company mission, universitas mercu buana...
Nurul ihsani
 

Similar to Kelompok 8 tm 11 analisis konsep kebijakan dividen pada pt telekomunikasi indonesia (20)

ppt seminar dian.pptx
ppt seminar dian.pptxppt seminar dian.pptx
ppt seminar dian.pptx
 
skripsi
skripsiskripsi
skripsi
 
Translate pengaruh pengumuman dividen
Translate pengaruh pengumuman dividenTranslate pengaruh pengumuman dividen
Translate pengaruh pengumuman dividen
 
Jurnal 2 (deitiana)
Jurnal 2 (deitiana)Jurnal 2 (deitiana)
Jurnal 2 (deitiana)
 
Agam safaat f (191500106) uas mjn keuangan
Agam safaat f (191500106) uas mjn keuanganAgam safaat f (191500106) uas mjn keuangan
Agam safaat f (191500106) uas mjn keuangan
 
Donna
DonnaDonna
Donna
 
Powerpoint proposal
Powerpoint proposalPowerpoint proposal
Powerpoint proposal
 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
 
Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...
Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...
Pengaruh Struktur Modal, Return on Equity (ROE), dan Kebijakan Dividen terhad...
 
Propsal penelitian
Propsal penelitianPropsal penelitian
Propsal penelitian
 
Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...
Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...
Jurnal Pengaruh Profitabilitas, Leverage & Kepemilikan Manajerial terhadap ni...
 
B200040345
B200040345B200040345
B200040345
 
02, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, vision and company mission, longterm ...
02,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, vision and company mission, longterm ...02,  sm,  istiqmal fajar d,  hapzi ali, vision and company mission, longterm ...
02, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, vision and company mission, longterm ...
 
Aminullah Assagaf_Templet JURNAL & PROPOSAL.pdf
Aminullah Assagaf_Templet JURNAL & PROPOSAL.pdfAminullah Assagaf_Templet JURNAL & PROPOSAL.pdf
Aminullah Assagaf_Templet JURNAL & PROPOSAL.pdf
 
Ii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, vision and company mission, longterm o...
Ii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, vision and company mission, longterm o...Ii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, vision and company mission, longterm o...
Ii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, vision and company mission, longterm o...
 
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return SahamPengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
 
Sm,nurul ihsani,hapzi ali,vision and company mission, universitas mercu buana...
Sm,nurul ihsani,hapzi ali,vision and company mission, universitas mercu buana...Sm,nurul ihsani,hapzi ali,vision and company mission, universitas mercu buana...
Sm,nurul ihsani,hapzi ali,vision and company mission, universitas mercu buana...
 
6, be & gg, umi lestari,hapzi ali,ethical issues in human resource manage...
6, be & gg, umi lestari,hapzi ali,ethical issues in human resource manage...6, be & gg, umi lestari,hapzi ali,ethical issues in human resource manage...
6, be & gg, umi lestari,hapzi ali,ethical issues in human resource manage...
 
Kelompok 8Tm 12 sumber pembiayaan jangka pendek dan model pengelolaan kas pe...
Kelompok 8Tm 12  sumber pembiayaan jangka pendek dan model pengelolaan kas pe...Kelompok 8Tm 12  sumber pembiayaan jangka pendek dan model pengelolaan kas pe...
Kelompok 8Tm 12 sumber pembiayaan jangka pendek dan model pengelolaan kas pe...
 
Tm5 kelompok 8 manajemen keuangan
Tm5 kelompok 8 manajemen keuanganTm5 kelompok 8 manajemen keuangan
Tm5 kelompok 8 manajemen keuangan
 

Recently uploaded

Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdf
LAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdfLAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdf
LAPORAN EKSTRAKURIKULER MULYADI.A S.Pd.,M.Pd.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 

Kelompok 8 tm 11 analisis konsep kebijakan dividen pada pt telekomunikasi indonesia

  • 1. 1 Analisis Konsep Kebijakan Dividen Pada PT Telekomunikasi Indonesia Disusun Untuk melengkapi tugas Manajemen Keuangan PROGRAM STUDI AKUNTANSI Oleh : Farhan Dwi Fahmi ( 43220010034 ) Laksamana Racka Al Bahri ( 43220010055 ) Amanda Ayu Rizkia ( 43220010024 ) Saskia Amalia Putri ( 43220010036 ) Yuliana Maulida Hafsari ( 43220010028 ) PEMBIMBING : Yananto Mihadi Putra,SE,M.Si PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2021
  • 2. 2 ABSTRAKSI Bagaimana cara suatu perusahaan memberikan keuntungan (benefit) kepada para pemegang sahamnya? Satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menempatkan kembali dana yang diberikan oleh pemegang saham (owner s fund) ke dalam investasi baru yang akan meningkatkan nilai kepemilikan saham mereka. Pencapaian pertumbuhan yang meyakinkan secara fundamental akan memberikan dampak positif terhadap nilai saham yang beredar di bursa saham. Peningkatan nilai saham secara langsung memberikan keuntungan (value) terhadap para pemegang saham. Cara lain adalah dengan kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahan sebagai satu cara mengembalikan keuntungan kas kepada pemilik saham baik lewat pembayaran dividen rutin ataupun dengan pembelian kembali saham perusahaan (Share Buyback). Sebagai perusahaan publik, setiap tahun PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) memberikan dividen kepada para pemilik saham, dimana prosedur dan besarnya dividen disampaikan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Melalui proses pemberian dividen inilah TELKOM mengembalikan keuntungan secara kas kepada para pemegang sahamnya. Dalam ilmu keuangan perusahaan (Corporate Finance), kebijakan dividen bersama dengan kebijakan keuangan lainnya seperti kebijakan investasi dan kebijakan pendanaan adalah satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan. Tujuan fundamental yang ingin dicapai oleh kebijakan tersebut adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan yang pada akhirnya akan memaksimalkan kesejahteraan pemegang sahamnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROA) dan Solvabilitas (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen (DPR). Secara parsial menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Dividen (DPR). Artinya, terdapat hubungan yang searah pada Profitabilitas (ROA) terhadap Kebijakan Dividen (DPR), sehingga ketika Profitabilitas meningkat maka akan meningkatkan Kebijakan Dividen (DPR). Solvabilitas (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen (DPR). Artinya, terdapat hubungan yang searah dengan kecenderungan koefisien yang sangat rendah sehingga ketika Solvabilitas (DER) menurun tidak akan berdampak secara drastis terhadap pembayaran dividen.
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perusahaan memiliki tujuan untuk melakukan investasi saham adalah untuk memaksimalkan nilai saham perusahaan yang akhirnya akan mencerminkan harga saham. Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Seperti halnya Perusahaan Telkom pun melakukan investasi saham untuk memaksimalkan nilai saham perusahaanya. Perusahaan Mengambil keputusan untuk membagikan devidennya merupakan masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan. Tentunya Manajemen untuk mengambil keputusan harus tepat, perusahaan harus menentukan kebijakan yang tepat ketika menangani masalah yang terkait dengan deviden, karena laba yang ada akan di gunakan oleh perusahaan apakah untuk kepentingan investasi kedalam bisnis atau akan di share kepada Pemegang Saham. Keputusan Pembagian Deviden perlu dipertimbangkan dan di analisa apakah Pertimbangan yang disetujui dapat meningkatkan laba perusahaan atau tidak, perusahaan mempunyai penetapan kebijakan yang berbeda, sehingga perusahaan harus membuat suatu kebijkan mengenai berapa jumlah laba yang akan dibagikan atau biasa disebut Deviden Payout Ratio (DPR), dan perhitungan mengenai besarnya laba yang akan ditahan oleh perusahaan. Dengan adanya permasalahan kebijakan yang dilakukan oleh TELKOM dalam pembagian dividend yang dilakukan apakah Perusahaan TELKOM setiap tahunnya mengalami kenaikan atau malah mengalami penurunan. Menurut Harahap (2008:296) Pada umumnya, perusahaan akan meningkatkan pembayaran dividen jika keuntungan meningkat. Salah satu yang menjadi informasi penting untuk menghitung dividen adalah laba dalam suatu laporan keuangan, karena di gunakan untuk menentukan dividen akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam perusahaan serta menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan keputusan. Kebijakan dividen tercermin dalam rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio). Menurut Suharli (2004:40) tingkat pengembalian investasi berupa dividen dapat diprediksi melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas (utang). 2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : a) Apa yang dimaksud dengan Dividen dan Dividen Payout Ratio (DPR)? b) Apa saja jenis-jenis Dividen? c) Faktor Apa saja yang mempengaruhi kebijakan dividen? d) Apa hubungan profitabilitas dan solvabilitas terhadap kenijakan dividen? e) Apa pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk? f) Bagaimana informasi pembayaran dividen PT. Telekomunikasi Indonesia dari tahun 2014 sampai 2020?]
  • 4. 4 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak di capai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala sesuatu yang diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu sesuai dengan permasalahannya. Sesuai dengan rumusan masalah yang telah di sebutkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: a) Mengetahui apa yang dimaksud Dividen dan Dividen Payout Ratio (DPR) b) Mengetahui jenis-jenis Dividen c) Mengetahui faktor Apa saja yang mempengaruhi kebijakan dividen d) Mengetahui hubungan profitabilitas dan solvabilitas terhadap kenijakan dividen e) Mengetahui pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk f) Mengetahui informasi pembayaran dividen PT. Telekomunikasi Indonesia dari tahun 2014 sampai 2020 4. Manfaat Penelitian a) Manfaat Bagi Mahasiswa: 1. Menjalankan tanggung jawab dan kewajiban sebagai mahasiswa dalam melewati tahap penelitian. 2. Bisa dijadikan bahan referensi jika ada kasus yang serupa. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberi ilmu dan pemahaman lebih lanjut mengenai permasalahan yang dibahas dan solusi yang diberikan. 4. Sebagai tempat melatih dan mengungkapkan hasil pemikiran dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis. 5. Untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah khususnya di bidang jaringan telekomunikasi dengan sistematis melalui penelitian ilmiah. 6. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan ilmu yang didapat dibangku kuliah dengan kondisi nyata yang ada di lapangan serta dapat menganalisis dan menyusun strategi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan. b) Manfaat Bagi Perusahaan Tempat Penelitian: 1. Mewujudkan tanggung jawab dalam wujud kepedulian terhadap peningkatan kualitas pendidikan. 2. Merupakan wujud kerja sama dengan perguruan tinggi. 3. Mendapat bantuan tenaga dan masukan dari mahasiswa yang melakukan penelitian. c) Manfaat Bagi Akademik 1. Merupakan wujud kerja sama dengan perusahaan BUMN. 2. Mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia pekerjaan. 3. Memperbanyak perbendaharaan hasil penelitian yang dapat menjadi referensi bagi penelitian berikutnya.
  • 5. 5 BAB II LITERATUR TEORI Berikut ini merupakan beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang berbagai permasalahan mengenai dividen. 1. Dividen Irrelevance Theory (Teori Ketidak Relevanan Deviden) Dividen irrelevance theory di kemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani pada tahun 1961. Miller dan Modigliani berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh pada nilai perusahaan. Yang dimana menurut Miller dan Modigliani nilai perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas asset perusahaan dan kompetensi manajemen perusahaan. Dalam merumuskan teori ini mereka mengasumsikan suatu pasar yang sempurna, invsetor bersifat rasional dan terdapat kepastian yang sempurna (perfect certainty). Beberapa asumsi tersebut menjadikan suatu pasar dengan beberapa kondisi sebagai berikut. 1) Tidak ada pihak yang bisa mempengaruhi harga. 2) Terdapat informasi yang simetri untuk seluruh pihak. 3) Tidak ada biaya transaksi, misalnya seperti biaya komisi atau biaya transfer. 4) Tidak ada perbedaan pajak antara dividen dengan capital gain atau antara laba yang didistribusikan dan yang tidak didistribusikan. 5) Investor menginginkan kekayaan yang lebih banyak dibandingkan kekayaan yang sedikit. 6) Investor bersifat indifferent antara dividend dan capital gain. 7) Setiap investor mempunyai kepastian investasi di masa yang akan datang dan atas laba perusahaan di masa depan. 8) Dengan adanya kepastian tersebut, perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis sekuritas, yaitu common stock. Jika asumsi – asumsi tersebut terpenuhi, maka tidak ada pengaruh antara dividen dengan nilai saham perusahaan. Bagi investor, akan sama saja nilainya antara investor menerima dividen atau pun mendapatkan laba dengan melalui capital gain. Hal tersebut karena pembayaran dividen dan kenaikkan harga saham akan memberikan arus kas yang sama besarnya bagi investor. 2. The Bird in The Hand Theory The bird in the hand theory menyatakan bahwa dividen mempunyai tingkat kepastian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan capital gain. Berdasarkan teori ini, investor akan lebih memilih dividen yang sudah pasti jumlah nominal nya daripada mengharapkan capital gain yang masih mungkin berfluktuasi. Karena tingkat kepastian dari dividen lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain, maka investor akan cenderung membeli saham – saham yang akan membagikan dividen. Semakin tinggi jumlah dividen yang dibagikan maka akan semakin tinggi juga minat investor terhadap saham. Tingginya minat investor tersebut akan menyebabkan naik nya harga saham. Sehingga, harga saham yang terjadi akan ditentukan oleh besar kecilnya dividen yang dibagikan.
  • 6. 6 3. Tax Preference Theory Tax preference theory ini menyatakan bahwa seorang investor menghendaki suatu perusahaan untuk menahan laba setelah pajak dan digunakan untuk melakukan pembiayaan investasi daripada dividen dalam bentuk kas. Sehingga perusahaan sebaiknya menentukan dividen payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagi dividen. Hal tersebut dikarenakan dividen cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Dengan demikian investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen yield yang tinggi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut teori ini kebijakan dividen memiliki pengaruh negatif terhadap harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin banyak jumlah dividen yang dibagikan oleh suatu perusahaan maka akan semakin rendah harga pasar saham perusahaan tersebut. 4. Signaling Theory Signaling theory menyatakan bahwa terdapat ketidak istimewa-an informasi yang terjadi antara manajer dan investor. Menurut pendapat dari William L M, corporate insiders (manajer) secara umum memiliki informasi yang lebih baik tentang kegiatan perusahaan yang sekarang dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga, dividen bisa menjadi penyampai informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dari manajer kepada investor. Berdasarkan teori ini, jika suatu perusahaan mengumumkan dividen yang lebih tinggi daripada yang di-antisipasi pasar, maka hal tersebut akan diinterpretasikan sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek kinerja keuangan di masa depan yang lebih baik daripada yang diekspektasikan. 5. Residual Theory Residual theory menyatakan bahwa pembayaran dividen dilakukan apabila perusahaan mempunyai dana sisa setelah melakukan pembiayaan berbagai investasi yang memiliki Net Present Value positif dengan memakai pendapatan perusahaan yang ditahan (retained earnings). Artinya, pembayaran dividen adalah prioritas terakhir bagi perusahaan. Jika perusahaan tidak mempunyai dana sisa, maka tidak akan ada pembayaran dividen yang dilakukan. Keputusan pembiayaan investasi dengan memakai pendanaan internal, yaitu dengan memakai pendapatan yang ditahan (retained earnings) lebih disukai oleh perusahaan daripada pembiayaan eksternal. Hal tersebut karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akan lebih kecil. Dengan demikian perusahaan akan cenderung mendanai berbagai proyek investasi dengan memakai pendapatan ditahan. Oleh karena itu, selama masih terdapat investasi yang bisa dibiayai, maka dividen akan dibayarkan perusahaan akan semakin sedikit tergantung pada sisa dana internal yang ada. Pada teori ini dijelaskan mengapa suatu perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan cepat cenderung jarang membayarkan dividen dan mempunyai rasio pembayaran dividen yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang pertumbuhannya lambat karena ukurannya sudah besar. 6. Clientele Effect Theory Clientele effect theory, menjelaskan bahwa kebijakan dividen ditujukan untuk dapat memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Hal tersebut karena setiap investor mempunyai preferensi tersendiri terhadap imbal hasil yang mereka dapatkan. Perusahaan yang mempunyai rasio pembayaran dividen tinggi akan menarik investor yang lebih menyukai imbal hasil dalam bentuk kas yang sudah pasti jumlah nominal nya. Sedangkan perusahaan yang sahamnya mengalami kenaikan harga akan menarik investor
  • 7. 7 yang ingin menghindari pajak dan lebih menyukai imbal hasil dalam bentuk capital gain. Sehingga, suatu perusahaan mempunyai kebijakan dividen tertentu untuk investor tertentu. 7. Agency Theory Masalah keagenan ini adalah suatu isu yang penting dalam bidang keuangan. Masalah keagenan terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan antara manajer, pemilik perusahaan, dan juga investor. Masalah tersebut akan muncul biaya agensi, yaitu biaya yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan tersebut. Agency theory ini menjelaskan bahwa dividen bisa dijadikan sebagai alat yang dapat digunakan untuk meminimalisir biaya agensi. Dengan dilakukannya pembayaran dividen, maka manajer harus mengeluarkan saham baru atau pun memakai utang baru untuk membiayai investasi. Tentunya hal tersebut akan menyebabkan manajer harus mengelola perusahaan dengan lebih baik karena investor menginginkan imbal hasil yang baik atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, dengan adanya investor yang lebih baik dan kreditur baru, maka pengawasan kinerja perusahaan akan menjadi lebih ketat sehingga dapat meminimalisir masalah keagenan. 8. Expectation Theory Expectation theory menjelaskan bahwa para pemegang saham mempunyai harapan terhadap setiap besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan. Harapan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal perusahaan, misalnya seperti besarnya dividen yang dibayarkan tahun lalu, keputusan investasi perusahaan, dan pendapatan perusahaan tahun ini. Harapan investor juga bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, misalnya seperti keadaan perekonomian dan politik negara. Ketika dividen diumumkan dan dibagikan, maka investor akan membandingkan antara keadaan aktual dengan harapan mereka. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Jika dividen aktual ternyata relatif sama dengan harapan investor, maka harga saham tidak terpengaruh. Sebaliknya, jika terdapat perbedaan yang signifikan antara besar dividen aktual dengan harapan investor, maka harga saham akan terpengaruh secara signifikan. Oleh karena itu, perusahaan bersikap sangat hati – hati dalam menentukan besaran dividen yang akan dibayarkan. 9. Teori Stakeholder Teori stakeholder pada awalnya muncul karena adanya perkembangan kesadaran dan juga pemahaman bahwa perusahaan mempunyai stakeholder. Yaitu berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Ide bahwa perusahaan mempunyai stakeholder ini selanjutnya menjadi hal yang banyak dibicarakan dalam berbagai literatur manajemen baik akademis atau pun profesional. Stategic Management: A Stakeholder Approach oleh Freeman (1984) merupakan studi yang pertama kali membahas tentang stakeholder. Sejak saat itu banyak bermunculan studi yang membahas tentang konsep stakeholder. Teori ini menjelaskan bahwa suatu perusahaan mempunyai berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berbagai pihak tersebut bisa meliputi investor, dan berbagai pihak non investor. Menurut teori ini, perusahaan mempunyai kontrak dengan stakeholder-nya. Sehingga, stakeholder mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Adanya pembeda antara explicit dan implicit claim adalah salah satu faktor penting dalam teori stakeholder. Explicit claim direfleksikan oleh kontrak harga, garansi produk, dan kontrak upah. Sedangkan untuk implicit claim bisa menjadi kurang jelas untuk dituangkan kedalam bentuk tertentu.
  • 8. 8 BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Dividen dan Dividen Payout Rasio (DPR) Dividen merupakan pembagian Keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relative lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam rupiah untuk setiap saham. (Black’s Law Dictionary dalam Irham Fahmi (2012:83)). Adapun pengertian lain yaitu Dividen adalah pembayaran tunai yang dibayarkan oleh perseroan kepada pemegang saham. Di Amerika Serikat, dividen diijinkan dan biasanya dibagikan pada triwulanan berdasarkan kebijaksanaan dewan direktur perusahaan. Dividen itu merepresentasikan pemegang saham terhadap penerimaan pengembalian langsung atau tidak langsung atas investasi mereka di perusahaan. (Nikiforos K. Laopodis (2013:300)). Sedangkan pengertian Dividend Payout Ratio (DPR) atau Rasio Pembayaran Dividen adalah rasio yang menunjukkan persentase setiap keuntungan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Jadi DPR menunjukkan besaran dividen yang dibagikan terhadap total laba bersih perusahaan sekaligus menjadi sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham Definisi lain dari Dividend Payout Ratio menyebutkan bahwa DPR adalah jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah total laba bersih perusahaan. Jumlah yang tidak dibayarkan dalam dividen kepada pemegang saham dipegang oleh perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Jumlah yang disimpan oleh perusahaan disebut saldo laba ditahan. Rasio ini digunakan oleh beberapa orang ketika mempertimbangkan apakah seseorang sebagai investor akan berinvestasi pada perusahaan pencetak laba yang membayar dividen, atau berinvestasi pada perusahaan pencetak laba yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Dengan kata lain, rumus ini mempertimbangkan pendapatan tetap dengan perusahaan yang melakukan reinvestasi untuk kemungkinan penghasilan yang lebih tinggi di masa depan, dengan asumsi perusahaan memiliki laba bersih. B. Jenis-Jenis Saham 1. Dividen Kas (Cash Dividend) Pengertian dividen kas adalah suatu dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (cash). Biasanya, jika perusahaan memiliki arus kas yang baik danmemadai, maka perusahaan akan membagikan dividen berbentuk kas/tunai. Nah, dividen jenis ini merupakan yang paling umum digunakan oleh perusahaan dan termasuk jenis pembayaran yang paling disukai oleh investor atau pemegang saham.
  • 9. 9 2. Dividen Saham (Stock Dividend) Pengertian dividen saham adalah suatu dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk lembaran saham. Hal inilah yang bisa membuat jumlah saham beredar perusahaan mengalami peningkatan. Proses pembayaran dividen saham ini tidakakan berdampak pada posisi likuiditas perusahaan karena dividen saham tidak termasuk ke dalam bagian arus kas perusahaan. 3. Dividen Barang/selain Kas (Property Dividend) Pengertian dividen barang adalah suatu dividen yang diberikan dalam bentuk barang (selain dari aktiva kas). Dividen barang dapat berupa surat berharga dari perusahaan lain yang menjadi hak perusahaan, bisa berupa produk dagang, dan jenis aktiva lainnya. Dalam pembagian dividen properti, perusahaan harus memastikan bahwa barang tersebut dapat dibagikan secara merata dan proporsional serta juga tidak boleh mengganggu kondisi operasional perusahaan. 4. Dividen Utang/Skrip Pengertian dividen utang adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk utang, biasanya berupa skrip perjanjian hitam di atas putih. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memiliki saldo yang memadai untuk membayarkan dividen dalam bentuk kas. Dividen skrip ini biasanya memiliki jangka waktu dan perusahaan mesti melunasi selama periode yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, perusahaan memiliki utang/kewajiban yang belum dibayar kepada pemegang saham. 5. Dividen Likuidasi Pengertian dividen likuidasi adalah dividen yang berbentuk pengembalian modal saham. Ini akan membuat kepemilikan modal perusahaan berkurang. Nah, pembagian dividen ini mesti mencantumkan informasi yang jelas terutama mengenai jumlah pengembalian modal beserta keuntungan kepada pemegang saham sehingga dapat ditaksir secara jelas dan pasti. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen 1. Utang Perusahaan Inilah faktor pertama yang bisa memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Jika perusahaan memiliki utang kepada kreditur, baik jangka pendek maupun jangka panjang, apalagi yang akan jatuh tempo, maka secara logis, perusahaan akan memprioritaskan pembayaran utang daripada membagikan dividen kepada pemegang saham. Kenapa? Karena hal ini menyangkut kegiatan operasional perusahaan. Jika utang tidak dibayar atau telat bayar, tentu ada biaya denda. Oleh karena itu, jika Anda seorang investor yang memprioritaskan dividen, maka sebaiknya pilih perusahaan dengan rasio utang yang kecil.
  • 10. 10 2. Laba Perusahaan Sesuai dengan konsep dan pengertian dividen, maka laba perusahaan merupakan tolak ukur utama apakah perusahaan akan membayarkan dividen atau tidak. Umumnya, jika perusahaan mengalami kerugian (baca: tidak memperoleh laba), maka potensi tidak dibayarkannya dividen sangat besar. Meskipun begitu, Anda bisa mengecek kembali seperti apa kebijakan dividen perusahaan. Pasalnya, ada perusahaan yang meskipun mengalami kerugian, tetap akan membagikan dividen. 3. Likuiditas Perusahaan Nah, ini merupakan salah satu faktor lain yang memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Jika perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi (likuid), maka potensi perusahaan untuk membagikan dividen relatif besar. Seperti halnya poin pertama, meskipun perusahaan memiliki utang, tetapi jika perusahaan memiliki likuiditas (baca: kemampuan membayar utang jangka pendek) yang baik, biasanya dividen akan tetap dibayarkan, meskipun terkadang harus membayarkan dividen dengan nominal yang relatif kecil. 4. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan (Potensi Ekspansi Bisnis) Sebenarnya, semakin baik tingkat pertumbuhan (growth) perusahaan, semakin cerah prospek perusahaan di masa depan. Bagi investor jangka panjang yang memprioritaskan pertumbuhan perusahaan, tentu saja mereka menyukai perusahaan yang high growth. Namun, dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, ini bisa memengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Pasalnya, bisa saja laba yang dihasilkan perusahaan, tidak akan dibagikan kepada pemegang saham, justru akan diputar kembali sebagai modal untuk melakukan ekspansi usaha. D. Hubungan profitabilitas dan solvabilitas terhadap kenijakan dividen 1) Hubungan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2010: 123), ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Menurut Sutoyo dkk. (2011:77) keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Pada penelitian sebelumnya, ROA selalu dihubungkan pengaruhnya terhadap DPR dan sebagian besar dinyatakan bahwa ROI berpengaruh secara signifikan. Dimana ROA yang tinggi akan membuat pembayaran dividen meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas maka profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
  • 11. 11 2) Hubungan Solvabilitas terhadap Kebijakan Dividen Sutrisno (2009:267) bahwa semakin banyak utang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu dengan jatuh temponya utang, berarti dana utang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana utang bisa dengan mencari utang baru atau meroll-over utang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan cara memperbesar laba ditahan, hal ini tentunya akan memperkecil Dividend Payout Ratio. E. Pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia 1) Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Berdasarkan hasil analisis diatas diketahui bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dengan menggunakan analisis Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Koefisien regresi pada variabel Return On Asset (ROA) bertanda positif dimana hal ini menunjukkan apabila ROA meningkat maka Dividend Payout Ratio (DPR) juga meningkat. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan berdampak pada peningkatan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan. Tanda positif dalam penelitian ini sesuai dengan residual dividend theory bahwa perusahaan yang memiliki laba yang tinggi akan cenderung membagikan labanya dalam bentuk dividen. Kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang. Perusahaan yang memiliki laba besar akan menentukan kebijakan dividen kepada para pemegang saham yang lebih besar. Perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran dividen dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio profitabilitas makan akan semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada para investor. 2) Pengaruh Solvabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan hasil analisis dan uji SPSS diketahui bahwa Solvabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dengan menggunakan analisis Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Koefisien regresi pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) bertanda positif dengan kecenderungan hubungan yang sangat rendah. Artinya meningkatnya DER tidak berdampak secara drastis terhadap kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada pemegang saham. Peningkatan rasio hutang suatu perusahaan akan mengurangi pendapatan yang akan diterima pemegang saham. Hal ini mungkin dapat terjadi karena kewajiban perusahaan melunasi hutang yang ada tidak dibiayai oleh laba perusahaan, melainkan dari sumber eksternal yaitu modal pemegang saham. Tujuannya agar keuntungan yang baru dihasilkan dapat digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham.
  • 12. 12 3) Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Kebijakan Dividen pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Dividend Payout Ratio merupakan kebijakan perusahaan dalam membayar dividen kepada pemilik saham. Keputusan pembayaran dividen tunai tidak terlepas dari keputusan perusahaan apakah dividen yang dibagikan lebih besar dibanding laba ditahan atau sebaliknya. Biasanya perusahaan mempertimbangkan beberapa hal sebelum memutuskan membagikan labanya sebagai dividen. Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan usahanya. Profitabilitas ini untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atau seluruh aset yang ada atau dapat dikatakan menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sehingga pemegang saham dapat memperhatikan profitabilitas dalam hal ini ROA untuk mengukur keuntungan perusahaan yang akan menjadi dasar besarnya dividen yang dibayarkan. Solvabilitas dalam hal ini DER merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari pendapatannya untuk membayar hutang, yang berarti akan mengurangi keuntungan perusahaan yang dapat dibayarkan sebagai dividen. Peningkatan DER tidak terlalu mempengaruhi pembayaran dividen. karena kewajiban perusahaan melunasi hutang yang ada tidak dibiayai oleh laba perusahaan, melainkan dari sumber eksternal yaitu modal pemegang saham. F. Informasi pembayaran dividen PT. Telekomunikasi Indonesia dari tahun 2014 sampai 2020 Telkom memiliki kebijakan pembagian dividen dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Setiap tahun, Telkom membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham dengan rasio pembayaran berkisar antara 60% sampai 90%. Berikut ini data dan informasi pembayaran dividen lima tahun terakhir dari tahun 2014 hingga 2020. Tahun Dividen Kebijakan Dividen Tanggal Pembayaran Dividen Kas dan/atau Tanggal Distribusi Dividen Non Kas Rasio Pembayaran /Pay out ratio (%)1 Jumlah Dividen per tahun yang dibayar (Rp Juta) Jumlah Dividen Per Saham (kas dan/atau non kas) (Rp) 2013 RUPST, 4 April 2014 19 Mei 2014 70 9.943.2942 102,40 2014 RUPST, 17 April 2015 21 Mei 2015 60 8.782.8123 89,46 2015 RUPST, 22 April 2016 26 Mei 2016 60 9.293.1844 94,64 2016 RUPST, 21 April 2017 26 Mei 2017 70 13.546.4115 136,75 2017 RUPST, 27 April 2018 31 Mei 2018 75 16.608.7516 167,66 2018 RUPST, 24 Mei 2019 27 Juni 2019 90 16.228.6197 163,82 2019 RUPST, 19 Juni 2020 23 Juli 2020 81,78 15.262.3388 154,07
  • 13. 13 Catatan: Rasio pembayaran merupakan persentase laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang dibayar ke pemegang saham sebagai dividen. 2. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp7.812.588 juta dan dividen tunai spesial sebesar Rp2.130.706 juta. 3. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp7.319.010 juta dan dividen tunai spesial sebesar Rp1.463.802 juta. 4. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp7.744.304 juta dan dividen tunai spesial sebesar Rp1.548.880 juta. 5. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp11.611.211 juta dan dividen tunai spesial sebesar Rp1.935.200 juta. 6. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp13.286.997 juta dan dividen tunai spesial sebesar Rp3.321.754 juta. 7. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp10.819.079 juta dan dividen tunai spesial sebesar Rp5.409.539 juta. 8. Terdiri dari dividen tunai sebesar sejumlah Rp11.197.607 juta dan dividen tunai spesial sebesar Rp4.064.731 juta.
  • 14. 14 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Dividen adalah pembayaran tunai yang dibayarkan oleh perseroan kepada pemegang saham. Dividen itu merepresentasikan pemegang saham terhadap penerimaan pengembalian langsung atau tidak langsung atas investasi mereka di perusahaan. (Nikiforos K. Laopodis (2013:300)). Sedangkan pengertian Dividend Payout Ratio (DPR) atau Rasio Pembayaran Dividen adalah rasio yang menunjukkan persentase setiap keuntungan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA) dan Dividend Payout Ratio (DPR). Terjadi hubungan yang searah dengan kecenderungan yang sangat kuat antara ROA dan DPR. Artinya bahwa besar kecilnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan mengelola aktivanya mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan pada pemegang saham. Solvabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. yang diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio (DPR). Terjadi hubungan yang searah dengan kecenderungan yang rendah antara DER dan DPR. Artinya bahwa meningkatnya Debt to Equity Ratio (DER) tidak berdampak secara drastis terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Peningkatan rasio hutang suatu perusahaan berarti tidak mempengaruhi secara drastis pendapatan yang akan diterima pemegang saham. B. Saran Saran untuk para Manajemen di dalam perusahaan, seharunya lebih cermat lagi dalam mengelola perusahaan dan selalu mempertimbangkan segala aspek khususnya aspek keuangan. Tentunya ketika suatu keuangan dan laporan keuangan perusahaan baik, maka perusahan dapat melakukan eksistensinya pada segi internal maupun eksternal. Dan untuk para manajemen selalau evaluasi dan melihat penjualan yang diiringi beban karena jika hal ini tidak sejalan maka laba yang dihasilakan tidak akan memuaskan, kemudian dari segi deviden perusahan harus mempertimbangkan jumlah saham yang akan dibagikan. Kami juga menyarankan kepada beberapa pihak yang tengah mencari perusahaan yang akan diinvestasikan. TELKOM dapat menjadi salah satu pilihan yang bagus dimana TELKOM mengalami peningkatan laba yang signifikan. Ditambah lagi dengan peningkatan pembayaran dividend setiap tahun yang mengalami peningkatan dan stabil.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA  Telkom Indonesia. 2020. https://www.telkom.co.id/sites/about-telkom/id_ID/page/kebijakan- dividen-224, diakses pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 13:12.  Daffa, Nabil Fairuz. 2018. “Analisa pertumbuhan dividend payout pada perusahaan telkom group” https://www.slideshare.net/RapidaAisyah/analisa-pertumbuhan-dividend-payout-pada- perusahaan-telkom-group , diakses pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 13:16.  Tim Edusaham. 2019. “Pengertian Dividen, Jenis, Kebijakan, dan Faktor yang Memengaruhi” https://www.edusaham.com/2019/03/pengertian-dividen-jenis-kebijakan-dan-faktor-yang- mempengaruhi.html , diakses pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 13:28.  Hadja, Widyawati. 2017. “ANALISA KEBIJAKAN DIVIDEN DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ARUS KAS PROYEK AKHIR” https://docplayer.info/32389287-Analisa-kebijakan-dividen-di-pt-telekomunikasi-indonesia-tbk- dengan-menggunakan-pendekatan-arus-kas-proyek-akhir.html , diakses pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 14:13.  Rahman, Nur Hikma. 2019. “PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO)” https://docplayer.info/32389287-Analisa-kebijakan-dividen-di-pt-telekomunikasi-indonesia-tbk- dengan-menggunakan-pendekatan-arus-kas-proyek-akhir.html , diakses pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 14:23.  Mastah Bisnis. 2020. “Kebijakan Dividen” https://mastahbisnis.com/kebijakan-dividen/ , diakses pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 14:51.