SlideShare a Scribd company logo
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
“Kebijakan Dividen”
DISUSUN OLEH:
Cyndi Louisa (07)
NPM : 4301170216
Kelas: 3-03 DIII Kebendaharaan Negara 2017
T.A 2018/2019
PKN STAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan anugrah
dari-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir manajemen keuangan tentang
“Kebijakan Dividen” ini.
Terlebih penulis ucapkan terimakasih kepada dosen manajemen keuangan Bapak
Abshor Marantika yang telah mengajarkan tentang dividend policy. Disamping itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat penulis perbaiki.
Tangerang Selatan, 30 Desember 2018
Cyndi Louisa
KEBIJAKAN DIVIDEN/DIVIDEND POLICY
Apa itu kebijakan dividen?
Pengertian kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan
penentuan pembagian pendapatan (earning) biasanya untuk akhir tahun antara pengguna
pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk
digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam
perusahaan .
ALAT UKUR BERKAITAN DENGAN DIVIDEN
1. Dividend per Share; ukuran yang menunjukkan berapa jumlah dividen per lembar
sahamnya. Dengan rumus:
Contoh: PT.X memiliki total saham beredar 56.000.000 lembar. Tahun 2018 dibagi
dividen sebesar Rp 8.000.000.000
Berapakah besarnya DPS?
DPS 2018 = Rp 8.000.000.000/56.000.000 lbr
= Rp 142,9 per lembar saham
2. Dividend Yield; alat ukur kinerja saham. Dengan Rumus:
Contoh: PT.X tahun 2007 membayar dividen interim sebanyak satu kali sebesar Rp
120 per saham dan tidak membayar dividen final. Harga Saham PT.X pada
penutupan tahun 2007 adalah Rp 2.400 per saham. Berapakah besarnya Dividend
Yield?
Jawab:
DY: Rp 120 ÷ Rp 2400 = 0,05
3. Dividend Payout Ratio; Persentase dividen yang dibagi dari EAT disebut
Dividend Payout Ratio (DPR).
Atau
DPS = Total Dividen/Total Saham Beredar
EPS = EAT/Total Saham Beredar
Prosentasi laba ditahan dari EAT adalah 1 – DPR
Contoh: PT. Y pada thaun 2000 membayar dividen sebesar Rp 15.000 juta. Laba
bersih yang diperoleh Rp 92.000.000.000 Sampai akhir tahun tsb jumlah saham beredar 360
juta saham. Harga penutupan saham PT. Y Rp 1.500
Berapakah besarnya DPR
DPS = Rp Rp15.000 juta/360 juta = Rp 42
EPS = Rp 92.000.000.000/360 juta = Rp 255
DPR = Rp42/Rp255 = 16,47%
Pihak Pemegang Earning After Tax(EAT) :
1. Pemegang Saham dalam bentuk dividen. Dividen merupakan aliran kas yang
dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity inventors.
2. Perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan (retained earning) dengan
demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan
Jika perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen
mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana
intern atau internal financial.
Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh
kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
Macam – macam Kebijakan Dividen
1. Kebijakan dividen yang stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya
jumlah dividen perlembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama
jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya
berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra
tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham
tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan
Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividen payout ratio
yang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen
payout ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per
lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan
perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.
4. Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang
fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan
kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.
Teori – teori Kebijakan Dividen
1. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani Miller dan Black Scholes
Miller & Scholes mengatakan “pemodal dapat menghindari pajak atas dividen
dengan:
1. Meminjam dana dengan beban bunga yang besarnya sama dengan
dividen dan menggunakan dana tersebut untuk investasi
2. Capital gain dari investasi dana pinjaman tersebut tidak akan muncul
sehingga tidak ada pajak utk capital gain”
Contoh:
Pemodal melakukan investasi saham pada PT.X Rp. 10.000.000 dgn dividen
4%. Kenaikan harga saham per tahun 8%. Untuk menambah investasi pada
PT. DAMAI pemodal meminjam uang di bank Rp 20.000.000 dengan bunga
6% per tahun.
Penghasilan: Dividen: 4% x 30.000.000 = 1.200.000
Bunga Bank: 6% x 20.000.000 = 1.200.000 –
Pajak = 0
Apresiasi Saham Tahunan:
Gain: 8% x 30.000.000 = 2.400.000 (selama saham tdk dijual,
tidak ada gain berati tidak ada pajak)
2. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller
Modigliani dan Miller (MM) berpendapat , nilai suatu perusahaan tidak
ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh
laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut
MM, dividen adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM, kenaikan nilai
perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan atau earning power dari asset perusahaan. Pernyataan MM ini
didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti :
 Pasar modal sempurna dimana para investor rasional.
 Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham
baru.
 Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan.
 Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu.
3. Teori The Bird in The Hand
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri
perusahaan akan naik jika Dividend Payout rendah karena investor lebih suka
menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor
memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield.
4. Clientele theory
Clientele theory merupakan teori tentang dividen mengenai investor. Antara
institutional dan individual; dibandingkan juga umur dan golongan kelasnya.
Contoh: Investor yang sudah berumur lanjut & penghasilannya tergantung dividen
akan menyukai dividen payout yang tinggi.
Contoh Soal:
 Perusahaan mempunyai jumlah saham yg beredar 45.000 lembar. Dari data tersebut
diminta menentukan :
a) Laba per lembar [EPS]
b) Besarnya dividen per lembar saham jika kebijakan dividen stabil Rp 1.500
per lembar; kecuali jika laba per lembar saham yg diperoleh perusahaan
mencapai Rp 6.000 dua periode berturut-turut, dividen akan dibayarkan
menjadi Rp 2.000 per lembar.
Penyelesaian:
a)
Year Perhitungan EPS
2005 120.000.000 : 45000 Rp 2667
2006 50.000.000: 45000 Rp 1111
2007 150.000.000 : 45000 Rp 3333
2008 250.000.000 : 45000 Rp 5556
2009 300.000.000 : 45000 Rp 6667
2010 325.000.000 : 45000 Rp 7222
2011 350.000.000 : 45000 Rp 7778
2012 275.000.000 : 45000 Rp 6111
b) Dividen ditetapkan stabil Rp1.500 per lembar dan menjadi Rp 2.000 per lembar
jika EPS dua periode berturut-turut Rp 6.000
Year DPS
2005 1500
2006 1500
2007 1500
2008 1500
2009 2000
2010 2000
2011 2000
2012 2000
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
1. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Utang
Apabila perusahaan akan memiliki utang atau menjual obligasi untuk
membiayai perusahaan, maka harus direncanakan terlebih dahulu bagaimana cara
membayar hutang itu. Dengan cara, dilunasi pada hari jatuhnya dengan mengganti
utang tersebut dengan utang baru atau alternatif lain ialah perusahaan harus
menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan perusahaan untuk
melunasi utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan
utangnya akan diambil dari laba ditahan, berarti hanya sebagian kecil saja dari
pendapatan atau earning yang dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain
perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.
2. Likuiditas
Likuiditas di perusahaan ialah pertimbangan utama untuk kebijakan dividen.
Karena dividen bagi perusahaan adalah kas keluar, sehingga semakin besar posisi
kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, maka makin besar dana yang
dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar
bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, sehingga dapat
disimpulkan makin rendah dividend payout ratio nya, berarti perusahaan ada
dalam kondisi well established. Jika kebutuhan dana perusahaan dapat dipenuhi
dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana eksteren lainnya,
maka keadaannya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat
menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.
4. Keadaan Pemegang Saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen
biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat
bertindak dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam
golongan high tax dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat
mempertahankan dividend payout ratio yang rendah.
5. Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu dapat membatasi jumlah dividen yang bisa
dibayarkan perusahaan.
6. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Misalnya, mempercayakan pada pembelanjaan interen dalam usaha
mempertahankan control terhadap perusahaan, dapat mengurangi dividen payout
ratio nya.
BEBERAPA ASPEK DALAM KEBIJAKAN DIVIDEN :
1. Stock Dividend (Dividen Saham) adalah dividen yang diberikan kepada para
pemegang saham dalam bentuk saham-saham oleh perusahaan itu sendiri. Dengan
demikian para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang lebih
banyak setelah menerima Stock Dividen. Tujuan perusahaan memberikan stock
dividend adalah untuk menghemat kas karena adanya kesempatan investasi yang
lebih menguntungkan.
Nilai Dividen Saham:
Keterangan: Vd = Nilai dividen saham per saham
Ps = Harga wajar dividen (diputuskan dalam RUPS => harga
penutup sebelum RUPS)
Rd = Rasio Dividen saham
Contoh :
i. Bulan Juli 2008 PT Suparma (SPMA) membayar dividen saham dgn
rasio 100:20 dan nilai nominalnya Rp 2.000. Harga pasar satu saham
adalah Rp1.200. Berapa Nilai dividen yang dibayarkan?
VD = Rp1.200/(100/20) = Rp 240
Setiap pemegang 1 lembar saham menerima proporsi saham
baru yg setara dgn nilai Rp 240
ii. PT. ABC memiliki 5.000.000 lembar saham beredar. EAT Rp 4
milyar sehingga EPS Rp 800,00/lembar. Saat ini harga pasar
saham PT. ABC Rp 40.000,00 sehingga PER = 50x. Kemudian
perusahaan mengambil kebijakan untuk memberikan share
dividend 20%.
Berapakah EPS dan harga saham sesudah share dividend?
Jawab:
EAT = Rp 4 Milyar
Jumlah saham sesudah share dividen = (1+0,2) x 5.000.000
= 6.000.000 lembar
EPS sesudah share dividend = Rp 4,0 milyar ÷ 6.000.000 lbr
= Rp 666,7
Harga pasar saham sesudah share dividend = PER x EPS
= 50 x Rp 666,7
= Rp 33.335,00
2. Stock Split (Pemecahan Saham) merupakan kebijakan untuk meningkatkan jumlah
lembar saham dengan cara pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar
yang lebih banyak dengan pegurangan nilai nominal saham yang lebih kecil secara
proporsional. Tujuan stock splits adalah untuk menempatkan harga saham dalam
trading range tertentu.
Contoh: PT. ABC memiliki 5.000.000 lembar saham beredar. EAT Rp 4 milyar
sehingga EPS Rp800,00/ lembar. Saat ini harga pasar saham Rp 40.000,00 sehingga
PER 50x. Perusahaan mengambil kebijakan share split, di mana satu lembar saham
dipecah menjadi 2 lembar saham.
Berapakah EPS dan harga saham sesudah share split?
Jawab:
EAT = Rp 4 Milyar
Jumlah saham sesudah share split = 2 x 5.000.000
= 10.000.000 lembar
EPS sesudah share split = Rp 4 milyar ÷ 10.000.000 = Rp 400,00
PER = 50x (konstan)  Harga saham = Rp 20.000,00
Persamaan antara Stock Devidend dan Stock Split, yaitu:
a. Tidak ada pendistribusian kas dalam kedua bentuk itu.
b. Mengakibatan jumlah lembar saham yang beredar meningkat.
c. Total modal sendiri (net worth) tidak berubah, tetapi hanya
komposisinya saja yang berubah.
Perbedaan antara antara stock splits dan stock dividen adalah:
 Stock split merupakan pemecahan nilai saham ke dalam nilai nominal yang lebih
kecil sehingga jumlah lembar saham yang beredah bertambah.
 Stock dividen merupakan pemindahbukuan dari rekening laba ditahan ke dalam
rekening modal saham.
3. Repurchase of Stock
Untuk pemberian deviden berupa uang tunai, perusahaan
dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham dengan cara membeli
kembali saham perusahaan (repurchasing stock). Saham yang dibeli sebagai
perkiraan Treasury Stock. Dengan dibelinya kembali sebagian saham, maka jumlah
saham yang beredar akan berkurang, yang berarti tidak berpengaruh buruk
terhadap keuntungan perusahaan, maka EPS akan meningkat, yang dapat
meningkatkan harga pasar saham. Kenaikan harga pasar saham itu akan
memberikan capital gains sebagai ganti deviden kepada para pemegang sahamnya.
Harga stock repurchase pada ekuilibrium dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: P : harga stock repurchase equilibrium
S : jumlah saham beredar sebelum stock repurchase
Pc : harga saham saat ini sebelum stock repurchase
N : jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali oleh perusahaan.
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membeli kembali saham :
a. Saham dapat dibeli kembali pada pasar terbuka/terbuka ( open
market )
b. Adanya tawaran yang diberikan oleh perusahaan untuk membeli
saham kepada pemegang saham yakni investor dengan harga diatas
harga pasar ( pendekatan tender offer )
c. Perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau
beberapa pemegang saham besar ( pendekatan negotiated basis )
Contoh:
PT. ABC memiliki EAT tahun 2011 sebesar Rp 5 juta dan sebanyak 80% akan
didistribusikan kepada para pemegang saham. Jumlah saham yang beredar ada
2.000.000 lembar. PT ABC dihadapkan pada pilihan untuk mendistribusikan 75%
EAT tersebut dengan cara membagikan dividen kas atau membeli kembali saham
perusahaan lewat tender. Harga pasar saham saat ini adalah Rp 50,00/lembar.
Jawab:
Metode 1 (pembayaran dividen)
Dividen/lembar saham = Rp 3.750.000/2.000.000 lbr
= Rp 1,875/lembar
Harga saham = Rp 50 + Rp 1,875 = Rp 51,875/lbr
Metode 2 (pembelian kembali saham)
Jumlah saham yg dapat dibeli = Rp 3.750.000/Rp 51,875
= 72. 289 lembar
Jika sebanyak 95.238 lbr saham dibeli kembali maka saham yang beredar menjadi =
2.000.000 lbr – 72.289 lbr = 19.927.711 lbr
EPS sebelum repurchasing of share = Rp 5.000.000/2.000.000 lbr
= Rp 2,5 /lembar
PER = Rp 50/2,5 = 20x
Kesimpulan
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
keuangan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
bentuk deviden atau akan ditahan. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu
posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat
pertumbuhan perusahaan, pengawasan terhadap perusahaan, kemampuan meminjam,
tingkat keuntungan, stabilitas return, dan akses kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan
deviden yaitu pendapat tentang ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat
tentang relevansi deviden (relevant theory). Macam-macam kebijakan deviden yaitu
kebijakan deviden yang stabil, kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden
minimal ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden
payout ratio yang konstan, dan kebijakan deviden yang stabil.
Dalam keputusan pembagian dividen perlu dipertimbangkan kelangsungan
pertumbuhan perusahaan kedepannya. Dengan demikian laba tidak seluruhnya dibagikan
ke dalam bentuk dividen namun perlu disisihkan untuk dapat diinvestasikan
kembali/ditahan. Besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung
pada kebijakan deviden dari masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajer
sangat diperlukan.
Daftar Pustaka
Thitman,Sheridan, dkk..2018.Financial Management Principles and Applications 13th Edition.
Amerika Serikat:Pearson

More Related Content

What's hot

Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Corinna Theodora
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Ellysa Putri
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasRose Meea
 
Kebijakan Dividen
Kebijakan DividenKebijakan Dividen
Kebijakan Dividen
Ninnasi Muttaqiin
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma
findira
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Fajar Sandy
 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Dhita Arum
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
STMIK Widya Utama
 
Akuntansi Musyarakah
Akuntansi MusyarakahAkuntansi Musyarakah
Makalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuanMakalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuanevi hermawati
 
Joint venture ppt
Joint venture pptJoint venture ppt
Joint venture ppt
Randi Sanjaya Girsang
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
Hayy
 
Analisa rasio keuangan
Analisa rasio keuanganAnalisa rasio keuangan
Analisa rasio keuangan
Stefanus Dewanto
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan KonsolidasiLaporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
ahmad aniq azharoni
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikan
baursulaiman
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Zombie Black
 
Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuanganLaporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan
Giri Jati Ayu Pramesti
 

What's hot (20)

Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitas
 
Anggaran penjualan
Anggaran penjualanAnggaran penjualan
Anggaran penjualan
 
Kebijakan Dividen
Kebijakan DividenKebijakan Dividen
Kebijakan Dividen
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaan
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
Akuntansi Musyarakah
Akuntansi MusyarakahAkuntansi Musyarakah
Akuntansi Musyarakah
 
Makalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuanMakalah likuidasi persekutuan
Makalah likuidasi persekutuan
 
Joint venture ppt
Joint venture pptJoint venture ppt
Joint venture ppt
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
 
Analisa rasio keuangan
Analisa rasio keuanganAnalisa rasio keuangan
Analisa rasio keuangan
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan KonsolidasiLaporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikan
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
 
Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuanganLaporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan
 

Similar to Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03

Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
DindaAlmira1
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividenfikrifm
 
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdfBAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
EghiRizky1
 
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan devidenArtikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
wardahmega
 
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
MozaAurora
 
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
Judianto Nugroho
 
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptxMateri Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
RendyOratmangun1
 
resiko, pengembalian dan kebijakan dividen
resiko, pengembalian dan kebijakan dividenresiko, pengembalian dan kebijakan dividen
resiko, pengembalian dan kebijakan dividen
IndrianiSuhardin
 
Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenInal Ypyn
 
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxDividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
giovanifebrian
 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden
Abdul Razak
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemenanggibert
 
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
imasitiftm
 
kompensasi-manajemen-131209083422-phpapp02.pdf
kompensasi-manajemen-131209083422-phpapp02.pdfkompensasi-manajemen-131209083422-phpapp02.pdf
kompensasi-manajemen-131209083422-phpapp02.pdf
ZhonataLodayah1
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Yasri Purwani II
 
Dividend policy
Dividend policyDividend policy
Dividend policy
Yusuf Darismah
 

Similar to Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03 (20)

Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
Dividen and Share Repurchase Policy/Abshor.Marantika/Dinda Almira Madani/3-04
 
Kebijakan dividen
Kebijakan dividenKebijakan dividen
Kebijakan dividen
 
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdfBAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
BAB 12 KEBIJAKAN DIVIDEN fix.pdf
 
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan devidenArtikel analisis konsep kebijakan deviden
Artikel analisis konsep kebijakan deviden
 
Bab 16 mk
Bab 16 mkBab 16 mk
Bab 16 mk
 
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
Dividend and share repurchase policy/abshor.marantika/Moza Aurora Yanuanda/3-04
 
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
Pertemuan 12 dividen (konsep dan kebijakan)
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptxMateri Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
Materi Presentasi Manajemen Keuangan II Bab IV.pptx
 
resiko, pengembalian dan kebijakan dividen
resiko, pengembalian dan kebijakan dividenresiko, pengembalian dan kebijakan dividen
resiko, pengembalian dan kebijakan dividen
 
Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividen
 
Dividen
DividenDividen
Dividen
 
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptxDividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
Dividends_and_Other_Payouts_Kelompok_7.pptx
 
9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden9 kebijakan deviden
9 kebijakan deviden
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
Dividend Policy/abshor.marantika/Siti Fatimatus Z/3-04
 
kompensasi-manajemen-131209083422-phpapp02.pdf
kompensasi-manajemen-131209083422-phpapp02.pdfkompensasi-manajemen-131209083422-phpapp02.pdf
kompensasi-manajemen-131209083422-phpapp02.pdf
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
 
Dividend policy
Dividend policyDividend policy
Dividend policy
 

Recently uploaded

Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 

Recently uploaded (18)

Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 

Kebijakan dividen/abshor.marantika/Cyndi Louisa(07)_3-03

  • 1. TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN “Kebijakan Dividen” DISUSUN OLEH: Cyndi Louisa (07) NPM : 4301170216 Kelas: 3-03 DIII Kebendaharaan Negara 2017 T.A 2018/2019 PKN STAN
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir manajemen keuangan tentang “Kebijakan Dividen” ini. Terlebih penulis ucapkan terimakasih kepada dosen manajemen keuangan Bapak Abshor Marantika yang telah mengajarkan tentang dividend policy. Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat penulis perbaiki. Tangerang Selatan, 30 Desember 2018 Cyndi Louisa
  • 3. KEBIJAKAN DIVIDEN/DIVIDEND POLICY Apa itu kebijakan dividen? Pengertian kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) biasanya untuk akhir tahun antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan . ALAT UKUR BERKAITAN DENGAN DIVIDEN 1. Dividend per Share; ukuran yang menunjukkan berapa jumlah dividen per lembar sahamnya. Dengan rumus: Contoh: PT.X memiliki total saham beredar 56.000.000 lembar. Tahun 2018 dibagi dividen sebesar Rp 8.000.000.000 Berapakah besarnya DPS? DPS 2018 = Rp 8.000.000.000/56.000.000 lbr = Rp 142,9 per lembar saham 2. Dividend Yield; alat ukur kinerja saham. Dengan Rumus: Contoh: PT.X tahun 2007 membayar dividen interim sebanyak satu kali sebesar Rp 120 per saham dan tidak membayar dividen final. Harga Saham PT.X pada penutupan tahun 2007 adalah Rp 2.400 per saham. Berapakah besarnya Dividend Yield? Jawab: DY: Rp 120 ÷ Rp 2400 = 0,05 3. Dividend Payout Ratio; Persentase dividen yang dibagi dari EAT disebut Dividend Payout Ratio (DPR).
  • 4. Atau DPS = Total Dividen/Total Saham Beredar EPS = EAT/Total Saham Beredar Prosentasi laba ditahan dari EAT adalah 1 – DPR Contoh: PT. Y pada thaun 2000 membayar dividen sebesar Rp 15.000 juta. Laba bersih yang diperoleh Rp 92.000.000.000 Sampai akhir tahun tsb jumlah saham beredar 360 juta saham. Harga penutupan saham PT. Y Rp 1.500 Berapakah besarnya DPR DPS = Rp Rp15.000 juta/360 juta = Rp 42 EPS = Rp 92.000.000.000/360 juta = Rp 255 DPR = Rp42/Rp255 = 16,47% Pihak Pemegang Earning After Tax(EAT) : 1. Pemegang Saham dalam bentuk dividen. Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity inventors. 2. Perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan Jika perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financial. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
  • 5. Macam – macam Kebijakan Dividen 1. Kebijakan dividen yang stabil Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya jumlah dividen perlembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi. 2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut. 3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividen payout ratio yang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen payout ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya. 4. Kebijakan dividen yang fleksibel Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan. Teori – teori Kebijakan Dividen 1. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani Miller dan Black Scholes Miller & Scholes mengatakan “pemodal dapat menghindari pajak atas dividen dengan: 1. Meminjam dana dengan beban bunga yang besarnya sama dengan dividen dan menggunakan dana tersebut untuk investasi 2. Capital gain dari investasi dana pinjaman tersebut tidak akan muncul sehingga tidak ada pajak utk capital gain” Contoh: Pemodal melakukan investasi saham pada PT.X Rp. 10.000.000 dgn dividen 4%. Kenaikan harga saham per tahun 8%. Untuk menambah investasi pada PT. DAMAI pemodal meminjam uang di bank Rp 20.000.000 dengan bunga 6% per tahun.
  • 6. Penghasilan: Dividen: 4% x 30.000.000 = 1.200.000 Bunga Bank: 6% x 20.000.000 = 1.200.000 – Pajak = 0 Apresiasi Saham Tahunan: Gain: 8% x 30.000.000 = 2.400.000 (selama saham tdk dijual, tidak ada gain berati tidak ada pajak) 2. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller Modigliani dan Miller (MM) berpendapat , nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM, kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan. Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti :  Pasar modal sempurna dimana para investor rasional.  Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru.  Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan.  Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu. 3. Teori The Bird in The Hand Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika Dividend Payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains yield. 4. Clientele theory Clientele theory merupakan teori tentang dividen mengenai investor. Antara institutional dan individual; dibandingkan juga umur dan golongan kelasnya. Contoh: Investor yang sudah berumur lanjut & penghasilannya tergantung dividen akan menyukai dividen payout yang tinggi. Contoh Soal:  Perusahaan mempunyai jumlah saham yg beredar 45.000 lembar. Dari data tersebut diminta menentukan : a) Laba per lembar [EPS]
  • 7. b) Besarnya dividen per lembar saham jika kebijakan dividen stabil Rp 1.500 per lembar; kecuali jika laba per lembar saham yg diperoleh perusahaan mencapai Rp 6.000 dua periode berturut-turut, dividen akan dibayarkan menjadi Rp 2.000 per lembar. Penyelesaian: a) Year Perhitungan EPS 2005 120.000.000 : 45000 Rp 2667 2006 50.000.000: 45000 Rp 1111 2007 150.000.000 : 45000 Rp 3333 2008 250.000.000 : 45000 Rp 5556 2009 300.000.000 : 45000 Rp 6667 2010 325.000.000 : 45000 Rp 7222 2011 350.000.000 : 45000 Rp 7778 2012 275.000.000 : 45000 Rp 6111 b) Dividen ditetapkan stabil Rp1.500 per lembar dan menjadi Rp 2.000 per lembar jika EPS dua periode berturut-turut Rp 6.000 Year DPS 2005 1500 2006 1500 2007 1500 2008 1500
  • 8. 2009 2000 2010 2000 2011 2000 2012 2000 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen 1. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Utang Apabila perusahaan akan memiliki utang atau menjual obligasi untuk membiayai perusahaan, maka harus direncanakan terlebih dahulu bagaimana cara membayar hutang itu. Dengan cara, dilunasi pada hari jatuhnya dengan mengganti utang tersebut dengan utang baru atau alternatif lain ialah perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan perusahaan untuk melunasi utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambil dari laba ditahan, berarti hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah. 2. Likuiditas Likuiditas di perusahaan ialah pertimbangan utama untuk kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan adalah kas keluar, sehingga semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, maka makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, sehingga dapat disimpulkan makin rendah dividend payout ratio nya, berarti perusahaan ada dalam kondisi well established. Jika kebutuhan dana perusahaan dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana eksteren lainnya, maka keadaannya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang tinggi. 4. Keadaan Pemegang Saham Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golongan high tax dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout ratio yang rendah.
  • 9. 5. Pembatasan Hukum Pembatasan hukum tertentu dapat membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan perusahaan. 6. Pengawasan Terhadap Perusahaan Misalnya, mempercayakan pada pembelanjaan interen dalam usaha mempertahankan control terhadap perusahaan, dapat mengurangi dividen payout ratio nya. BEBERAPA ASPEK DALAM KEBIJAKAN DIVIDEN : 1. Stock Dividend (Dividen Saham) adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham-saham oleh perusahaan itu sendiri. Dengan demikian para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang lebih banyak setelah menerima Stock Dividen. Tujuan perusahaan memberikan stock dividend adalah untuk menghemat kas karena adanya kesempatan investasi yang lebih menguntungkan. Nilai Dividen Saham: Keterangan: Vd = Nilai dividen saham per saham Ps = Harga wajar dividen (diputuskan dalam RUPS => harga penutup sebelum RUPS) Rd = Rasio Dividen saham Contoh : i. Bulan Juli 2008 PT Suparma (SPMA) membayar dividen saham dgn rasio 100:20 dan nilai nominalnya Rp 2.000. Harga pasar satu saham adalah Rp1.200. Berapa Nilai dividen yang dibayarkan? VD = Rp1.200/(100/20) = Rp 240 Setiap pemegang 1 lembar saham menerima proporsi saham baru yg setara dgn nilai Rp 240
  • 10. ii. PT. ABC memiliki 5.000.000 lembar saham beredar. EAT Rp 4 milyar sehingga EPS Rp 800,00/lembar. Saat ini harga pasar saham PT. ABC Rp 40.000,00 sehingga PER = 50x. Kemudian perusahaan mengambil kebijakan untuk memberikan share dividend 20%. Berapakah EPS dan harga saham sesudah share dividend? Jawab: EAT = Rp 4 Milyar Jumlah saham sesudah share dividen = (1+0,2) x 5.000.000 = 6.000.000 lembar EPS sesudah share dividend = Rp 4,0 milyar ÷ 6.000.000 lbr = Rp 666,7 Harga pasar saham sesudah share dividend = PER x EPS = 50 x Rp 666,7 = Rp 33.335,00 2. Stock Split (Pemecahan Saham) merupakan kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham dengan cara pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pegurangan nilai nominal saham yang lebih kecil secara proporsional. Tujuan stock splits adalah untuk menempatkan harga saham dalam trading range tertentu. Contoh: PT. ABC memiliki 5.000.000 lembar saham beredar. EAT Rp 4 milyar sehingga EPS Rp800,00/ lembar. Saat ini harga pasar saham Rp 40.000,00 sehingga PER 50x. Perusahaan mengambil kebijakan share split, di mana satu lembar saham dipecah menjadi 2 lembar saham. Berapakah EPS dan harga saham sesudah share split? Jawab: EAT = Rp 4 Milyar Jumlah saham sesudah share split = 2 x 5.000.000 = 10.000.000 lembar EPS sesudah share split = Rp 4 milyar ÷ 10.000.000 = Rp 400,00 PER = 50x (konstan)  Harga saham = Rp 20.000,00
  • 11. Persamaan antara Stock Devidend dan Stock Split, yaitu: a. Tidak ada pendistribusian kas dalam kedua bentuk itu. b. Mengakibatan jumlah lembar saham yang beredar meningkat. c. Total modal sendiri (net worth) tidak berubah, tetapi hanya komposisinya saja yang berubah. Perbedaan antara antara stock splits dan stock dividen adalah:  Stock split merupakan pemecahan nilai saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil sehingga jumlah lembar saham yang beredah bertambah.  Stock dividen merupakan pemindahbukuan dari rekening laba ditahan ke dalam rekening modal saham. 3. Repurchase of Stock Untuk pemberian deviden berupa uang tunai, perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan (repurchasing stock). Saham yang dibeli sebagai perkiraan Treasury Stock. Dengan dibelinya kembali sebagian saham, maka jumlah saham yang beredar akan berkurang, yang berarti tidak berpengaruh buruk terhadap keuntungan perusahaan, maka EPS akan meningkat, yang dapat meningkatkan harga pasar saham. Kenaikan harga pasar saham itu akan memberikan capital gains sebagai ganti deviden kepada para pemegang sahamnya. Harga stock repurchase pada ekuilibrium dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: P : harga stock repurchase equilibrium S : jumlah saham beredar sebelum stock repurchase Pc : harga saham saat ini sebelum stock repurchase N : jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali oleh perusahaan. Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membeli kembali saham : a. Saham dapat dibeli kembali pada pasar terbuka/terbuka ( open market )
  • 12. b. Adanya tawaran yang diberikan oleh perusahaan untuk membeli saham kepada pemegang saham yakni investor dengan harga diatas harga pasar ( pendekatan tender offer ) c. Perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau beberapa pemegang saham besar ( pendekatan negotiated basis ) Contoh: PT. ABC memiliki EAT tahun 2011 sebesar Rp 5 juta dan sebanyak 80% akan didistribusikan kepada para pemegang saham. Jumlah saham yang beredar ada 2.000.000 lembar. PT ABC dihadapkan pada pilihan untuk mendistribusikan 75% EAT tersebut dengan cara membagikan dividen kas atau membeli kembali saham perusahaan lewat tender. Harga pasar saham saat ini adalah Rp 50,00/lembar. Jawab: Metode 1 (pembayaran dividen) Dividen/lembar saham = Rp 3.750.000/2.000.000 lbr = Rp 1,875/lembar Harga saham = Rp 50 + Rp 1,875 = Rp 51,875/lbr Metode 2 (pembelian kembali saham) Jumlah saham yg dapat dibeli = Rp 3.750.000/Rp 51,875 = 72. 289 lembar Jika sebanyak 95.238 lbr saham dibeli kembali maka saham yang beredar menjadi = 2.000.000 lbr – 72.289 lbr = 19.927.711 lbr EPS sebelum repurchasing of share = Rp 5.000.000/2.000.000 lbr = Rp 2,5 /lembar PER = Rp 50/2,5 = 20x
  • 13. Kesimpulan Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan keuangan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan, pengawasan terhadap perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas return, dan akses kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden (relevant theory). Macam-macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang stabil, kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan kebijakan deviden yang stabil. Dalam keputusan pembagian dividen perlu dipertimbangkan kelangsungan pertumbuhan perusahaan kedepannya. Dengan demikian laba tidak seluruhnya dibagikan ke dalam bentuk dividen namun perlu disisihkan untuk dapat diinvestasikan kembali/ditahan. Besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan deviden dari masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajer sangat diperlukan.
  • 14. Daftar Pustaka Thitman,Sheridan, dkk..2018.Financial Management Principles and Applications 13th Edition. Amerika Serikat:Pearson