Dokumen tersebut membahas beberapa persoalan yang terjadi di Universitas Negeri Semarang dan solusi yang diajukan, termasuk soal pohon yang menghalangi jalan, pengelolaan sampah yang kurang baik, dan permasalahan pencahayaan serta penghawaan di ruang belajar mengajar.
7. Kondisi pohon yang menghalangi jalan pengguna
motor sebaiknya ditebang apalagi jika pohon sudah
rapuh atau suatu saat akan membahayakan
pengguna jalan tersebut, pohon yang masih layak
ditanam namun letaknya menghalangi jalan
sebaiknya dipindahkan ke ruang terbuka hijau.
9. Instansi perlu sekali untuk mengajak mahasiswanya
untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah yang
nantinya berdampak bagi lingkungan agar
mahasiswa tau dan paham cara mengolah sampah
yang kita tidak tahu akan kemana arahnya.
Pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab
setiap orang. Namun dengan penanaman nilai positif
melalui kampus, diharapkan dapat menjadikan
mahasiswa sebagai model pembelajaran komunitas
mereka di luar kampus. Dengan terciptanya hal ini,
maka kesadaran dan tanggung jawab lingkungan
oleh masyarakat luas dapat dipahami dengan lebih
baik.
11. Pencahayaan dan Penghawaan
di Ruang Belajar Mengajar
Dua elemen ini sangat penting dilakukan secara benar, dengan tujuan agar
ruang-ruang di dalam bangunan mendapat pencahayaan dan penghawaan
alami cukup, agar memberi kenyamanan pemakai dalam melakukan
aktivitasnya. Ruang-ruang yang memiliki penghawaan dan pencahayaan
alami baik juga akan memiliki kelembaban udara cukup, sehingga
kesehatan lingkungan tetap terjaga. Selain itu, memiliki penghawaan dan
pencahayaan alami yang cukup berarti menghemat energi listrik yang
diperlukan, karena tidak tergantung pada pencahayaan dan penghawaan
buatan.
13. Dalam pada itu strategi penglelolaan air limbah seyogyanya merupakan
strategi yang dimulai dimana limbah dihasilkan sampai tempat air limbah itu
dibuang.
Strategi semacam ini dapat dibagi kedalam langkah dan tindakan secara
sinerji sebagai berikut :
1. Minimasi air limbah.Program ini berupaya mengurangi air limbah baik dari
industri maupun yang dihasilkan dari rumah tangga.
2. Penigkatan pelayanan. Program ini lebih diarakan untuk meningkatkan
pelayanan air limbah rumah tangga, karena air
limbah industri biasanya dikelola oleh masing-masing industri.
3. Pengelolaan dan pembuangan. Limbah yang dihasilkan masih perlu diolah
dan dibuang dengan cara yang akrab lingkungan. Supaya strategi ini berhasil,
ketiga langkah di atas harus diberlakukan secara “terintegrasi” dan tidak dapat
dipisahkan. Di Indonesia, usaha pengelolaan air limbah selama ini
terkonsentrasi pada peningkatan pelayanan, pengelolaan dan pembuangan
masih kurang memperhatikan minimasi,