SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS
PADA STRATEGI PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PERTANIAN DI SLEMAN
Amalia Dian Utami1
, Sri Yuliani2
, Ummul Mustaqimah3
Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret
Email : amaliadianutami007@gmail.com
Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret
Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret
Abstract:The design of Sleman Agricultural Vocational High School (SMK Pertanian Sleman)
with the approach of ecological architecture is motivated by three things : the existence of
agricultural potential in Sleman, the prospect of Agricultural Vocational School in Sleman,
and the need to apply ecological architecture on buildings constructed in predominantly
agricultural area. SMK Pertanian Sleman aims to educate the community in the surrounding
area, create innovations, and aplace to learn modern agriculture. The method used is
architectural design that combines the ecological architecture essence according to Heinz
Frick, Wanda Widigdo, and V.A. Metallinaou which is combined with ecological architectural
components according to Ken Yeang. The result is the design of educational facility which
includesclassrooms, laboratories, mini market where students can sell their agricultre product,
and other support rooms.
Keywords: school of agriculture, ecological architecture, Sleman
I. PENDAHULUAN
Kabupaten Sleman adalah salah satu
Kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang memiliki salah satu sektor
unggulan yaitu sektor pertanian.Hal ini
dibuktikan dengan data berikut pada tahun
2015, Pemerintah Kabupaten Sleman
menyatakan bahwa sektor penyerap tenaga
kerja terbanyak adalah sektor pertanian.
Hampir setengah dari wilayah Kabupaten
Sleman atau 22.233 ha adalah lahan pertanian
yang subur (Pemerintah Kabupaten Sleman,
2016).
Melihat potensi pertanian di Kabupaten
Sleman, Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK
Bidang Kedaulatan Pangan Sub Bidang
Pertanian Tahun 2016 menyebutkan bahwa
idealnya di daerah tersebut perlu disediakan
infrastruktur dasar di bidang pertanian yang
salah satunya adalah SMK Pertanian.
(Kementrian Pertanian Republik Indonesia,
2016a)SMK tersebut bertujuan untuk
mengedukasi masyarakat, khususnya generasi
muda.
Data Pemerintah Kabupaten Sleman tahun
2016 menunjukkan bahwa hanya 3% SMK
yang menyediakan jurusan pertanian. Saat ini,
hanya tersedia dua SMK di Kabupaten Sleman
yang memiliki jurusan pertanian..
SMK Pertanian yang direncanakan akan
memiliki jurusan Agribisnis Produksi
Tanaman dan Agribisnis Pengolahan Hasil
Pertanian dan Perikanan. Untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar, sekolah ini akan
memiliki fasilitas yang sesuai dengan standar
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tentang Standar Sarana Dan Prasarana untuk
Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) No 40 Tahun
2008. Sekolah ini akan menerapkan sistem
bertani yang memadukan pertanian dengan
teknologi modern.. Sekolah Menengah
Kejuruan Pertanian ini berusaha mendidik
siswanya agar dapat bertani dan berperilaku
secara cerdas dalam mengolah sumber daya
alam tanpa merusak alam itu sendiri.Maka dari
itu, perlu suatu pendekatan arsitektur yang
dapat menjadi koridor agar bangunan, sistem,
dan kegiatan yang dilakukan di sekolah dapat
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …
341
berkesinambungan dengan alam, tanpa
merusaknya.
Arsitektur ekologis dapat dimaknai sebagai
wadah pemenuhan kebutuhan terhadap
aktivitas fisik maupun psikologis manusia
yang mempertimbangkan hubungan timbal
balik terhadap lingkungan sekitarnya demi
kelestarian alam.Kaitannya dengan pertanian,
ekologi menjadi induk dari lingkungan.
Pertanian menjadi sub dari ekologi yang saling
berkesinambungan. Penerapannya dalam
pertanian terlihat pada pertanian organik.
Dengan pertanian organik maka kelestarian
ekologi akan terjaga dan terkait dalam
permasalahan hubungan ekologi dan pertanian
maka hal ini sangat berhubungan. Bila
mengunakan pertanian organik maka
kelestarian ekosistem akan terjaga pula.
Disinilah letak pentingnya pendekatan
ekologis bagi kegiatan pertanian di SMK
Pertanian ini.
Dasar pertimbangan penerapan arsitektur
ekologis pada rancangan bangunan SMK
Pertanian adalah Perda Kabupaten Sleman
Nomor 2 Tahun 2015, yang menyatakan
bahwa bangunan gedung harus bertanggung
jawab terhadap lingkungan dan sumber daya
alam. Di samping itu, terdapat pula fakta yang
menunjukkan bahwa 40 % energi dan material
dunia dikonsumsi bangunan gedung. Sebagai
respon dari fakta tersebut, maka diperlukan
pendekatan arsitektur ekologis pada bangunan
SMK ini agar dapat menghemat energi
(Sukawi Widigdo, 2008). Selain itu, penerapan
arsitektur ekologis dapat menekan penggunan
energi yang berlebihan misal listrik, air, dan
bahan bakar.
II. METODE
Metode perancangan yang dilakukan terlebih
dahulu adalah memilih teori arsitektur ekologis
yang sesuai. Teori yang sesuai adalah teori
milik Frick (2007), Widigdo (2008) dan
Metallinaou (2006) tentang Arsitektur
Ekologis. Berdasarkan pendapat para ahli-ahli
tersebut, pada intinya pendekatan arsitektur
ekologis pada arsitektur mengarah ke :
a. Memelihara sumber daya alam.
b. Mengelola tanah, air dan udara
c. Menggunakan sistem-sistem
bangunan yang hemat energi
d. Menggunakan material lokal
e. Meminimalkan dampak negatif
pada alam
f. Meningkatkan penyerapan gas
buang
g. Menggunakan teknologi yang
mempertimbangkan nilai-nilai
ekologi.
Prinsip-prinsip di atas akan menjadi
kriteria pendekatan arsitektur ekologis
pada bangunandengan cara diterapkan
pada aspek arsitektur ekologis
menurut Yeang (1999) (Lihat Gambar
1). Prinsip tersebut juga dijadikan
bahan untuk menganalisis pada tahap
analisis.
Metode untuk menerapkan prisip
arsitektur adalah dengan cara
menjustifikasikan pada aspek
arsitektur ekologis. Aspek tersebut
terdiri dari :
a. Konfigurasi bentuk bangunan
b. Orientasi bangunan
c. Fasad dan Bukaan
d. Sumber Energi
e. Energi yang dikonsumsi
f. Kontrol Lingkungan
g. Sumber material
h. Hasil penggunan material
i. Tapak
Gambar 1.Penerapan Arsitektur Ekologis
Sumber : Frick (2007), Widigdo (2008),
Metallinaou (2006) dan Yeang (1999) diolah oleh
Amalia Dian Utami
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi eksisting tapak merupakan suatu hal
yang diperhatikan karena dalam arsitektur
ekologis, terdapat prinsip berupa
memeliharasumber daya alam yang berarti
harus memelihara tapak tersebut dan
Diterapkan melalui
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348
342
memanfaatkan potensi yang ada pada tapak.
Dengan memanfaatkan potensi tapak, hal yang
ingin dicapai adalah dapat mengelola tanah,air,
udara, meminimalkan dampak negatif terhadap
alam, meningkatkan penyerapan gas buang.
Kriteria tersebut diterapkan dengan cara tidak
menggusur vegetasi eksisting pada tapak.
Proses yang dilakukan adalah dengan
mengidentifikasi kondisi tapak yang berupa
lahan seluas kurang lebih 1.5 ha yang berada
di Dusun Delisari, Desa Ambarketawang,
Kecamatan Gamping (lihat Gambar 2).
Gambar 2.Kondisi Tapak
Keadaan tapak berupa lahan kosong bekas
persawahan dan ditumbuhi vegetasi baik pada
batas-batas tapak maupun di bagian tengah
tapak yang terdiri dari pohon peneduh, pohon
pengiring, pohon pendinding. Hasilnya pohon-
pohon akan dipertahankan dengan cara pohon
peneduh akan berfungi sebagai penaung agar
bangunan tidak terkana panas matahari yang
berlebihan, pohon pendinding dapat
dipertahankan untuk menjadi batas tapak alami
atau dipadukan dengan pagar, pohon pengarah
dapat dipadukan dengan path karena dapat
memperjelas alur path, tanaman pelantai dapat
tetap dipertahankan atau dipadukan dengan
paving block sebagai penutup tanah (lihat
Gambar 2).
Gambar 2.Vegetasi Eksisting yang Dipertahankan
Penerapan arsitektur ekologis akan diuraikan
dalam tujuh prinsip.Penerapan pertama adalah
memelihara sumber daya alam yang akan
dicapai dengan kriteriamenghadirkan banyak
ruang terbuka untuk mempertahankan
keberadaan pohon. Untuk mengahadirkan
banyak ruang terbuka, yang perlu diperhatikan
adalah penataan komposisi massa.Penataan
massa terpecah akan memberikan ruang
terbuka yang lebih banyak sehingga semakin
banyak tumbuhan yang dapat dipertahankan
dari tapak asli, semakin besar luas lahan yang
dapat digunakan untuk budidaya tanaman,
semakin besar kesempatan air hujan masuk ke
dalam tanah (lihat Gambar 3).
Gambar 3. Ruang Terbuka pada Bangunan
Penerapan prinsip kedua adalah mengelola
tanah, air, dan udarayang masih berhubungan
prinsip pertama yaitu memelihara sumber daya
alam yang ada. Tujuannya agar bangunan
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan
cara memaksilmalkan potensi alam yang telah
dikelola.Prinsip ini berusaha agarair dapat
terserap ke tanah, adanya pemisahan sampah
organik dan anorganik untuk memelihara
tanah, dan adanya ruang terbuka sebagai
tempat hidup pohon yang dapat menyediakan
suplai udara bersih.
Air dimasukkan ke tanah dengan adanya ruang
untuk merembeskan air dengan cara membuat
perkerasan hanya di bagian yang perlu yaitu
jalan setapak. Jalan setapak pun menggunakan
material perkerasan yang terdapat lubang yang
dapat memberi peluang air masuk ke
tanahseperti grass block (lihat Gambar 4).
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …
343
Gambar 4.Penggunaan Perkerasan Grass Block
Dalam hal memelihara tanah, perlu adanya
tindakan untuk menhindarkan tanah
terkontaminasi bahan yang sulit terurai.
Caranya dengan adanya pemisahan sampah
organik dan anorganik.Sampah organik berupa
dedaunan hasil praktik siswa dapat langsung
dibuang ke tanah karena dapat terurai dan
dapat menyuburkan tanah. Untuk sampah
anorganik yang sulit terurai akan didaur ulang
terlebih dahulu menjadi benda-benda yang
bermanfaat.
Dalam hal memelihara udara, hal yang
dilakukan adalah memunculkan banyak ruang
terbuka. Semakin banyak ruang terbuka,
semakin banyak pula pohon yang dapat
tumbuh pada tapak sehingga suplai udara segar
akan meningkat (lihat Gambar 5).
Gambar 5. Pohon sebagai sumber udara segar
Penerapan prinsip ketiga adalah menggunakan
sistem bangunan hemat energi yang dalam hal
ini berusaha memaksimalkan pemanfaatan
sumber daya dari alam terutama cahaya
matahari dan angin yang dimanfaatkan dalam
hal pencahayaan dan dimanfaatkan panasnya
dan angin juga dimanfaatkan dalam hal
penghawaan.Dalam hal pencahayaan, karena
matahari juga menghsilkan panas, maka untuk
menghindari panas yang berlebihan dari, hal
yang dilakukan adalah menambahkan
komponen tambahan seperti selasar dan
teritisan (lihat Gambar 6).
Gambar 6.Pemanfaatan Pencahayaan dan
Penghawaan Alami pada Ruangan
Penerapan prinsip keempat adalah prinsip
menggunakan material lokal dengan cara
menggunakan material yang mudah didapat
dari sekitar tapak yang aman dan sehat bagi
kesehatan dan mengekspos penggunaan
material lokal pada beberapa bagian bangunan.
Material adalah komponen yang dapat dilihat
dan dirasakan sehingga harus
merepresentasikan penerapan arsitektur
ekologis.Pada prinsip ekologis, material yang
termasuk adalam arsitektur ekologis adalah
material yang mudah didapatkan dari
lingkungan sekitar dan dampak
penggunaannya yang tidak berbahaya bagi
lingkungan.Material lokal atau yang paling
banyak terdapat di sekitar lokasi adalah pasir,
batu kali, batu alam, batu bata dan genteng
tanah liat dan bambu (lihat Gambar 7).
Gambar 7. Penggunaan Material Ekologis
Penerapan prinsip kelima adalah prinsip
meminimalkan dampak negatif pada alam
yang berusaha untuk mengurangi pencemaran
terhadap udara, air, tanah.Sebagai bangunan
yang ekologis, bangunan ini juga harus
meminimalkan dampak buruk terhadap
lingkungan.Artinya, sesuatu yang berpotensi
mencemari lingkungan sebisa mungkin diolah
secara mandiri pada bangunan agar dampak
buruknya tidak mencemari lingkungan luar.
Penerapannya adalah dengan cara mengolah
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348
344
sampah dari hasil praktik yaitu sampah
dedaunan untuk dijadikan kompos, mengolah
limbah dari kegiatan, dan mengolah air kotor
untuk dimanfaatkan menjadi air untuk
menyiram tanaman praktek dan diolah menjadi
biogas, menggunakan kembali material yang
sudah tidak terpakai dari hasil pembangunan
untuk diaplikasikan pada elemen-elemen
bangunan.
Gambar 8. Penggunaan material bekas
Penerapan prinsip kelima adalah
meningkatkan penyerapan gas buang.Gas
buang dapat diserap dengan adanya komponen
alami yaitu pohon.Tidak hanya menyerap,
pohon juga dapat menghasilkan oksigen untuk
menghasilkan kualitas udara yang lebih
baik.Semakin banyak ruang terbuka, semakin
banyak pohon yang dapat dipertahankan dan
dilestarikan.Untuk itu, diperlukan banyak
ruang terbuka sebagai tempat hidup pohon
tersebut. Ruang terbuka didapatkan melalui
massa yang ramping.
Penerapan prinsip keenam adalah
menggunakan teknologi yang
mempertimbangkan nilai-nilai ekologi.Tujuan
dari penggunaan teknologi tersebut misalnya
untuk meminimalkan dampak negatif pada
alam dan untuk menghemat energi.
Penggunaan teknologi diharapkan dapat
memudahkan proses tersebut. Prinsip ini
berusaha untuk menggunakan teknologi untuk
megolah limbah dari kegiatan.Mengingat
lingkungan sekitar tapak masih terdpat
persawahan dan selokan irigasi, maka hal yang
paing krusial diterapkan adalah meminimalisir
adanya limbah.Maka, penggunaan teknologi
dalam hal ini diterapkan untuk mengolah
limbah menjadi biogas dan menggunakan filter
untuk mengolah air tampungan hujan untuk
digunakan kembali untuk berbagai keperluan.
Dalam arsitektur ekologis, peruangan juga
perlu diperhatikan agar setiap ruang yang
didesain dipastikan dapat memenuhi
kebutuhan dari kegiatan para pelaku.Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari adanya ruang
yang tidak terpakai atau luasan ruang yang
tidak sesuai.Semakin efektif ruang yang
didesain, semakin hemat dan efektif pula
penggunan lahan. Untuk mencapai kriteria
tersebut, maka hal yang dilakukan adalah
mmenentukan ruang-ruang didasarkankan
pada kebutuhan pengguna sehingga harus bisa
mengakomodir berbagai kegiatan tersebut
kemudian menyusun peruangan
memperhatikan keterkaitan antar satu ruang
dengan yang lain agar suatu bangunan dapat
berfungsi secara maksimal. Agar
mengefektifkan penggunaan lahan mengingat
diperlukan pula banyak ruang terbuka,
penyusunan peruangan yang aling
berhubungan adalah disusun secara vertikal
(lihat Gambar 9).
Gambar 9.Penyusunan Ruang Secara Vertikal
Seperti yang telah disebutkan, SMK Pertanian
ini membutuhkan ruang terbuka sebagai sarana
untuk menerapkan prinsip arsitektur
ekologis.Maka, konfigurasi bentuk
bangunanakan menjadi pertimbangan agar
dapat memunculkan ruang terbuka. Dalam hal
ini, maka kriteria dalam menentukan massa
adalah massa yang dapat menyesuaikan bentuk
tapak yaitu trapesium, dapat memberi ruang
pada vegetasi yang telah ada pada tapak, dapat
memberi ruang untuk ruang terbuka hijau
sesuai peraturan daerah yang berlaku, dapat
memberi kesan formal karena banguna
berkaitan dengan kegiatan pendidikan, dapat
memperbanyak ruang terbuka sebagai tempat
hidup pepohonan
Bentuk yang digunakan adalah bentuk yang
dapat memberikan kesan wajar, fleksibel,
mudah diatur dan mempunyai optimasi ruang
yaitu bentuk balok.(Lihat Gambar 8).Balok
juga dapat menyebarkan angin karena
bentuknya yang ramping, tanpa terjadi
turbulensi yang berlebihan pada
bangunan.Bentuk balok yang ramping juga
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …
345
berpotensi mendapat sinar matahari secara
merata di seluruh bagian.
Untuk mendukung sistem struktur, struktur
yang digunakan adalah rigid frame dengan
pondasi yang digunakan adalah sistem pondasi
tiang pancang.Modul struktur yang dipakai
khususnya pada kelas (bangunan
pembelajaran) dan laboratorium (bangunan
praktek) adalah 4x6 dengan memperhitungkan
luasan ruang kelas sesuai standar yaitu 48
m2.(Lihat Gambar 10)
Gambar 10. Konfigurasi Massa
Dalam hal tapak khusunya penzoningan, zona-
zona disusun sesuai dengan
kebutuhannya.Tujuannya agar mempermudah
dalam hal pencapaian dan memenuhi
kebutuhan khusus misalnya privasi dan
ketenangan.Zona-zona akan disusun secara
vertikal sebagai penerapan prinsip arsitektur
ekologis yaitu menghemat penggunaan lahan.
Makan, untuk penyusunan posisi zona, zona
umum atau penunjang berada pada area yang
berhubungan dengan jalan raya agar mudah
dalam pencapaian, zona pertanian berada pada
area yang berhubungan dengan area pertanian
(lihat Gambar 11).
Gambar 11. Pembagian Zonapada Bangunan
Seperti yang telah disebutkan, bangunan
sekolah ini akan memaksimalkan potensi alam
terutama matahari dan angin. Untuk
mendapatkannya, maka perlu ditentukan arah
hadap yang tepat agar cahaya matahari dan
angin dapat masuk ke ruangan sehingga
berfugsi secara optimal.Jika dilihat dari
kejadian sehari-hari, matahari terbit di sisi
timur dan tenggelam di sebelah barat sehingga
semua sisi baik timur, barat, utara, selatan,
akan tetap mempunyai potensi sinar matahari.
Bukaan pada ruang-ruang khusunya ruang
kelas dan kantor dapat diletakkan pada sisi
utara, selatan, maupun timur. Bukaan di sisi
barat dapat dilindungi dengan cara
mempertahankan pohon eksisting atau dengan
menambahkan secondary skin (lihat Gambar
12).
Gambar 12. Penambahan Selasar
Mengenai arah hadap untuk menentukan point
of interestpada bangunan, perdasarkan kondisi
eksisting yang mempertimbangkan letak jalan
raya, arah datang pengguna berasal dari arah
selatan dan timur. Dengan demikian, muka
bangunan yang mengarah ke arah timur dan
selatan harus dibuat semenarik mungkin guna
menjadi point of interest dari bangunan
tersebut (lihat Gambar 13).
Sedangkan dalam hal kemudahan pencapaian,
arah hadap bangunan untuk kegiatan praktik
dan lahan praktik diutamakan menghadap ke
arah barat atau utara agar berhubungan dengan
lahan pertanian di sekitar tapak.
Gambar 13. Muka UtamaBangunan
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348
346
Suatu bangunan memerlukan suatu sisi atau
fasad untuk dijadikan point of interest yang
dapat berfungsi sebagai identitas bangunan dan
sekaligus berfungsi sebagai representasi
penerapan arsitektur ekologis.Maka, untuk
merepresentasikan pernerapan arsitektur
ekologis pada pada tampilan bangunan, maka
dilakukan penggunaan material yang tergolong
material ekologis yaitu Muka menggunakan
material lokal yang mudah didapatkan di
sekitar dan ramah lingkungan yaitu bambu,
batu bata, batu kali, dll, merepresetasikan
kegiatan pertanian di dalamnya dengan cara
pembuatan vertical garden yang berisi tanaman
praktik siswa dan menggunakan pot berupa
botol plastik yang telah didaur ulang siswa.
Sedangkan pohon-pohon peneduh yang ada di
sisi timur dan selatan dipertahankan atau
ditambah sehingga bangunan matahari tidak
masuk secara langsung sehingga suasana
bangunan lebih teduh dan sejuk. Pohon
munggur di sebelah barat juga akan
dipertahankan agar bangunan tidak terpapar
langsung cahaya matahari sore.
Gambar 12. Fasad Bangunan
Hal yang juga penting dalam
perancangan bangunan dengan penerapan
arsitektur ekologis adalah kontrol lingkungan
mengingat lingkungan sekitar tapak masih
terdpat persawahan dan selokan irigasi, maka
hal yang paing krusial diterapkan adalah
meminimalisir adanya limbah. Maka, sebisa
mungkin, air buangan diolah menjadi hal yang
lebih bermanfaat missal menjadi air yang
layak digunakan untuk kegiatan praktik,
keperluan cuci tangan, memasak, mengolah
produk, dan keperluan metabolisme.Limbah
dari toilet juga diolah menjadi biogas agar
tidak mencemari tanah dan air.Dari
pengolahan ini akan dihasilkan sesuatu yang
dapat digunakan kembali yang dalam hal ini
digunakan untuk mengolah hasil pertanian.
Sebagai bangunan dengan pendekatan
arsitektur ekologis, maka sebisa mungkin
bangunan dapat menyediakan kebutuhannya
sendiri yang dalam hal ini misalnya adalah air
bersih. Bangunan sekolah ini juga berusaha
untuk tidak membuang limbah ke lingkungan
luar karena limbah akan diolah secara mandiri
(lihat Gambar 13).
Gambar 13.Kontrol Lingkungan pada Bangunan
Metode perancangan dan proses analisis yang
dilakukan menghasilkan sebuah hasil berupa
desain rancangan SMK Pertanian dengan
pendekatan arsitektur ekologis (lihat gambar
14).
Nama Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan
Pertanian. Lokasi obyek perancangan di Jl
Wates, Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman. Luas Lahan: 22.163 m2, Luas
Bangunan: 4.432 m2 mengakomodasi kegiatan
Pendidikan, Pemasaran hasil praktek pertanian
siswa.
Gambar 14.Penerapan Arsitektur Ekologis pada
Bangunan
Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian …
347
Gambar 15.Ekterior
Gambar 16. Interior
IV. KESIMPULAN
Pada perancangan Sekolah Menegah Kejuruan
pertanian dengan pendekatan arsitektur
ekologis ini, prinsip-prinsip yang diterapkan
adalah
a. Memelihara sumber daya alam.
b. Mengelola tanah, air dan udara
c. Menggunakan sistem-sistem bangunan
yang hemat energi
d. Menggunakan material lokal
e. Meminimalkan dampak negatif pada
alam
f. Meningkatkan penyerapan gas buang
g.Menggunakan teknologi yang
mempertimbangkan nilai-nilai
ekologis.
Karena objek yang dirancang berlokasi
di Sleman, maka yang menjadi faktor
utama penerapan arsitektur ekologis
adalah:
a. Lingkungan Kabupaten Sleman
b. yang didominasi lahan pertanian
sehinga sebisa mungkin tidak
tercemar agar terjaga kelestariannya.
c. Perda Kabupaten Sleman Nomor 2
Tahun 2015, yang menyatakan
bahwa bangunan gedung harus
bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan sumber daya alam.
REFERENSI
Badan Lingkungan Hidup, 2014. Bidang
Pertanian. 2014.
Badan Pusat Statistika Kabuaten Sleman,
2016. Kabupaten Sleman Dalam
Angka.
Frick, H., 2007. Dasar-Dasar Arsitektur
Ekologis. Kanisius, Yogyakarta.
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan » Republik Indonesia
[WWW Document], n.d. URL
http://www.kemdikbud.go.id/main/b
log/2016/10/kemendikbud-terus-
tingkatkan-pencapaian-program-
prioritas-pemerintah (accessed
11.7.16).
Kementrian Pertanian Republik
Indonesia, 2016. Petunjuk Teknis
Pemanfaatan DAK Bidang
Kedaulatan Pangan Sub Bidang
Pertanian Tahun 2016 11.
Lingga, P., 2009. Hidroponik Bercocok
Tanam Tanpa Tanah. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Metallinou, V.A., 2006. Ecological
Propriety and Architecture 86, 15–
22.
Pemerintah Kabupaten Sleman, 2016.
Pemerintah Kabupaten Sleman »
Topografi [WWW Document]. URL
http://www.slemankab.go.id/profil-
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348
348
kabupaten-sleman/geografi/topografi
(accessed 11.7.16).
Sukawi, Widigdo. 2008. Ekologi
Arsitektur : Menuju Perancangan
Arsitektur Hemat Energi dan
Berkelanjutan 1.
Yeang, K., 1999. The Green Skyscraper:
The Basis for Designing Sustainable
Intensive Buildings. Prestel, United
Kingdom.

More Related Content

What's hot

Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu PlanologiPerbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu PlanologiUIN Alauddin Makassar
 
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukpTek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukpMaya Aprijadi
 
Pelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup pptPelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup pptM Rizqi Amaluddin
 
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah SakitPendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah SakitMelissa Soraya
 
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1Yuningsih Yuningsih
 
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan BerkelanjutanUpaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan BerkelanjutanIka
 
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyaPengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyapratista20
 
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidupMateri 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidupYuningsih Yuningsih
 
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANLINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANNikken Istifani
 
Pengertian lingkungan
Pengertian lingkunganPengertian lingkungan
Pengertian lingkunganEly Yuliati
 
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)nastya chila
 
Pelestarian lingkungan hidup GEOGRAFI SMA
Pelestarian lingkungan hidup GEOGRAFI SMAPelestarian lingkungan hidup GEOGRAFI SMA
Pelestarian lingkungan hidup GEOGRAFI SMAcynthiakweenedy
 
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingMODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingInarotul Faiza
 

What's hot (20)

Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu PlanologiPerbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
 
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukpTek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
Tek 1 pendekatan ekologi wanda ukp
 
Green architecture
Green architectureGreen architecture
Green architecture
 
109 161-1-pb jurnal
109 161-1-pb jurnal109 161-1-pb jurnal
109 161-1-pb jurnal
 
Pengertian lingkungan
Pengertian lingkunganPengertian lingkungan
Pengertian lingkungan
 
Dhika
DhikaDhika
Dhika
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Pelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup pptPelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup ppt
 
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah SakitPendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
Pendekatan Konsep Arsitektur Hijau Pada Bangunan Rumah Sakit
 
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
pengelolaan dan konservasi lingkungan 1
 
Ppt mpg
Ppt mpgPpt mpg
Ppt mpg
 
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan BerkelanjutanUpaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan
 
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyaPengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
 
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidupMateri 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
 
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANLINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 
Pengertian lingkungan
Pengertian lingkunganPengertian lingkungan
Pengertian lingkungan
 
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
 
Pelestarian lingkungan hidup GEOGRAFI SMA
Pelestarian lingkungan hidup GEOGRAFI SMAPelestarian lingkungan hidup GEOGRAFI SMA
Pelestarian lingkungan hidup GEOGRAFI SMA
 
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingMODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
 
Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2
 

Similar to 15402 31166-1-sm

Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_bSwot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_bHarun Ariesto Wijaya
 
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptxPenerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptxsri1726492
 
Eco campus Surabaya
Eco campus SurabayaEco campus Surabaya
Eco campus SurabayaRony - LIPI
 
Prinsip Ekologi Industri dan Penerapannnya di Negara maju.pptx
Prinsip Ekologi Industri dan Penerapannnya di Negara maju.pptxPrinsip Ekologi Industri dan Penerapannnya di Negara maju.pptx
Prinsip Ekologi Industri dan Penerapannnya di Negara maju.pptxNurul Jannah
 
Tugas Pendidikan Lingkungan Hidup
Tugas Pendidikan Lingkungan HidupTugas Pendidikan Lingkungan Hidup
Tugas Pendidikan Lingkungan HidupIndah Verjayanti
 
PPT-UEU-Pendidikan-Lingkungan-Hidup-Pertemuan-3a.ppt
PPT-UEU-Pendidikan-Lingkungan-Hidup-Pertemuan-3a.pptPPT-UEU-Pendidikan-Lingkungan-Hidup-Pertemuan-3a.ppt
PPT-UEU-Pendidikan-Lingkungan-Hidup-Pertemuan-3a.pptnizamburhanudin
 
Green campus universitas riau potensi ekonomi kampus binawidya universitas ri...
Green campus universitas riau potensi ekonomi kampus binawidya universitas ri...Green campus universitas riau potensi ekonomi kampus binawidya universitas ri...
Green campus universitas riau potensi ekonomi kampus binawidya universitas ri...Dahlan Tampubolon
 
Azmi agroekologi
Azmi   agroekologiAzmi   agroekologi
Azmi agroekologiMaki hakim
 
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI KERTAS
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA  INDUSTRI KERTASPENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA  INDUSTRI KERTAS
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI KERTASMalik Muqtadir
 
-arsitektur bebas sampah-efisiensi penggunaan material bahan bangunan daur ul...
-arsitektur bebas sampah-efisiensi penggunaan material bahan bangunan daur ul...-arsitektur bebas sampah-efisiensi penggunaan material bahan bangunan daur ul...
-arsitektur bebas sampah-efisiensi penggunaan material bahan bangunan daur ul...ViekaAlana
 
Paper penelitian biji bintaro
Paper penelitian biji bintaroPaper penelitian biji bintaro
Paper penelitian biji bintaroAryo Derdayansyah
 
Sekolah adiwiyata mandiri sman 2 tuban
Sekolah adiwiyata mandiri sman 2 tubanSekolah adiwiyata mandiri sman 2 tuban
Sekolah adiwiyata mandiri sman 2 tubanSMA Negeri 2 Tuban
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptxKholidahUINWalisongo
 
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdfLawranceAling1
 
Laporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjutLaporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjutfahmiganteng
 
Islam dan Lingkungan Hidup KEL.1.pptx
Islam dan Lingkungan Hidup KEL.1.pptxIslam dan Lingkungan Hidup KEL.1.pptx
Islam dan Lingkungan Hidup KEL.1.pptxDedekWulanZaki
 
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...FuadiyahSalsabilaAsr
 

Similar to 15402 31166-1-sm (20)

Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_bSwot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
Swot green kampus ariesto harun wijaya p2f120001_klas_b
 
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptxPenerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
 
Eco campus Surabaya
Eco campus SurabayaEco campus Surabaya
Eco campus Surabaya
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Prinsip Ekologi Industri dan Penerapannnya di Negara maju.pptx
Prinsip Ekologi Industri dan Penerapannnya di Negara maju.pptxPrinsip Ekologi Industri dan Penerapannnya di Negara maju.pptx
Prinsip Ekologi Industri dan Penerapannnya di Negara maju.pptx
 
Tugas Pendidikan Lingkungan Hidup
Tugas Pendidikan Lingkungan HidupTugas Pendidikan Lingkungan Hidup
Tugas Pendidikan Lingkungan Hidup
 
PPT-UEU-Pendidikan-Lingkungan-Hidup-Pertemuan-3a.ppt
PPT-UEU-Pendidikan-Lingkungan-Hidup-Pertemuan-3a.pptPPT-UEU-Pendidikan-Lingkungan-Hidup-Pertemuan-3a.ppt
PPT-UEU-Pendidikan-Lingkungan-Hidup-Pertemuan-3a.ppt
 
Green campus universitas riau potensi ekonomi kampus binawidya universitas ri...
Green campus universitas riau potensi ekonomi kampus binawidya universitas ri...Green campus universitas riau potensi ekonomi kampus binawidya universitas ri...
Green campus universitas riau potensi ekonomi kampus binawidya universitas ri...
 
Azmi agroekologi
Azmi   agroekologiAzmi   agroekologi
Azmi agroekologi
 
Bahan ajar psd_l_b_.bab_i-ii
Bahan ajar psd_l_b_.bab_i-iiBahan ajar psd_l_b_.bab_i-ii
Bahan ajar psd_l_b_.bab_i-ii
 
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI KERTAS
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA  INDUSTRI KERTASPENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA  INDUSTRI KERTAS
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI PADA INDUSTRI KERTAS
 
-arsitektur bebas sampah-efisiensi penggunaan material bahan bangunan daur ul...
-arsitektur bebas sampah-efisiensi penggunaan material bahan bangunan daur ul...-arsitektur bebas sampah-efisiensi penggunaan material bahan bangunan daur ul...
-arsitektur bebas sampah-efisiensi penggunaan material bahan bangunan daur ul...
 
Paper penelitian biji bintaro
Paper penelitian biji bintaroPaper penelitian biji bintaro
Paper penelitian biji bintaro
 
Sekolah adiwiyata mandiri sman 2 tuban
Sekolah adiwiyata mandiri sman 2 tubanSekolah adiwiyata mandiri sman 2 tuban
Sekolah adiwiyata mandiri sman 2 tuban
 
Rangkuman bab 12 (energi hijau)
Rangkuman bab 12 (energi hijau)Rangkuman bab 12 (energi hijau)
Rangkuman bab 12 (energi hijau)
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
 
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
01 - PENGENALAN_TEKNOLOGI_HIJAU.pdf
 
Laporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjutLaporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjut
 
Islam dan Lingkungan Hidup KEL.1.pptx
Islam dan Lingkungan Hidup KEL.1.pptxIslam dan Lingkungan Hidup KEL.1.pptx
Islam dan Lingkungan Hidup KEL.1.pptx
 
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
Green and White Doodle Thesis Defense Presentation_20240325_110111_0000_compr...
 

Recently uploaded

Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPemdes Wonoyoso
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSStakasli
 
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptxPPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptxfajar710984
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxrisyadmaulana1
 
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Firman Muttaqin
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...buktifisikskp23
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.pptsarassasha
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...HelmiatulHasanah
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfInnesKana26
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanaNhasrul
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FSMKTarunaJaya
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxmeirahayu651
 
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docxTUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docxZullaiqahNurhali2
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxZullaiqahNurhali2
 

Recently uploaded (20)

Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogorapotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptxPPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
 
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docxTUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
TUGAS TELAAH jurnal dengan COHORT-1.docx
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 

15402 31166-1-sm

  • 1. PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA STRATEGI PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERTANIAN DI SLEMAN Amalia Dian Utami1 , Sri Yuliani2 , Ummul Mustaqimah3 Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret Email : amaliadianutami007@gmail.com Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret Abstract:The design of Sleman Agricultural Vocational High School (SMK Pertanian Sleman) with the approach of ecological architecture is motivated by three things : the existence of agricultural potential in Sleman, the prospect of Agricultural Vocational School in Sleman, and the need to apply ecological architecture on buildings constructed in predominantly agricultural area. SMK Pertanian Sleman aims to educate the community in the surrounding area, create innovations, and aplace to learn modern agriculture. The method used is architectural design that combines the ecological architecture essence according to Heinz Frick, Wanda Widigdo, and V.A. Metallinaou which is combined with ecological architectural components according to Ken Yeang. The result is the design of educational facility which includesclassrooms, laboratories, mini market where students can sell their agricultre product, and other support rooms. Keywords: school of agriculture, ecological architecture, Sleman I. PENDAHULUAN Kabupaten Sleman adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki salah satu sektor unggulan yaitu sektor pertanian.Hal ini dibuktikan dengan data berikut pada tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Sleman menyatakan bahwa sektor penyerap tenaga kerja terbanyak adalah sektor pertanian. Hampir setengah dari wilayah Kabupaten Sleman atau 22.233 ha adalah lahan pertanian yang subur (Pemerintah Kabupaten Sleman, 2016). Melihat potensi pertanian di Kabupaten Sleman, Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Kedaulatan Pangan Sub Bidang Pertanian Tahun 2016 menyebutkan bahwa idealnya di daerah tersebut perlu disediakan infrastruktur dasar di bidang pertanian yang salah satunya adalah SMK Pertanian. (Kementrian Pertanian Republik Indonesia, 2016a)SMK tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda. Data Pemerintah Kabupaten Sleman tahun 2016 menunjukkan bahwa hanya 3% SMK yang menyediakan jurusan pertanian. Saat ini, hanya tersedia dua SMK di Kabupaten Sleman yang memiliki jurusan pertanian.. SMK Pertanian yang direncanakan akan memiliki jurusan Agribisnis Produksi Tanaman dan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan. Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, sekolah ini akan memiliki fasilitas yang sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Sarana Dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) No 40 Tahun 2008. Sekolah ini akan menerapkan sistem bertani yang memadukan pertanian dengan teknologi modern.. Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian ini berusaha mendidik siswanya agar dapat bertani dan berperilaku secara cerdas dalam mengolah sumber daya alam tanpa merusak alam itu sendiri.Maka dari itu, perlu suatu pendekatan arsitektur yang dapat menjadi koridor agar bangunan, sistem, dan kegiatan yang dilakukan di sekolah dapat
  • 2. Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian … 341 berkesinambungan dengan alam, tanpa merusaknya. Arsitektur ekologis dapat dimaknai sebagai wadah pemenuhan kebutuhan terhadap aktivitas fisik maupun psikologis manusia yang mempertimbangkan hubungan timbal balik terhadap lingkungan sekitarnya demi kelestarian alam.Kaitannya dengan pertanian, ekologi menjadi induk dari lingkungan. Pertanian menjadi sub dari ekologi yang saling berkesinambungan. Penerapannya dalam pertanian terlihat pada pertanian organik. Dengan pertanian organik maka kelestarian ekologi akan terjaga dan terkait dalam permasalahan hubungan ekologi dan pertanian maka hal ini sangat berhubungan. Bila mengunakan pertanian organik maka kelestarian ekosistem akan terjaga pula. Disinilah letak pentingnya pendekatan ekologis bagi kegiatan pertanian di SMK Pertanian ini. Dasar pertimbangan penerapan arsitektur ekologis pada rancangan bangunan SMK Pertanian adalah Perda Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2015, yang menyatakan bahwa bangunan gedung harus bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya alam. Di samping itu, terdapat pula fakta yang menunjukkan bahwa 40 % energi dan material dunia dikonsumsi bangunan gedung. Sebagai respon dari fakta tersebut, maka diperlukan pendekatan arsitektur ekologis pada bangunan SMK ini agar dapat menghemat energi (Sukawi Widigdo, 2008). Selain itu, penerapan arsitektur ekologis dapat menekan penggunan energi yang berlebihan misal listrik, air, dan bahan bakar. II. METODE Metode perancangan yang dilakukan terlebih dahulu adalah memilih teori arsitektur ekologis yang sesuai. Teori yang sesuai adalah teori milik Frick (2007), Widigdo (2008) dan Metallinaou (2006) tentang Arsitektur Ekologis. Berdasarkan pendapat para ahli-ahli tersebut, pada intinya pendekatan arsitektur ekologis pada arsitektur mengarah ke : a. Memelihara sumber daya alam. b. Mengelola tanah, air dan udara c. Menggunakan sistem-sistem bangunan yang hemat energi d. Menggunakan material lokal e. Meminimalkan dampak negatif pada alam f. Meningkatkan penyerapan gas buang g. Menggunakan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai ekologi. Prinsip-prinsip di atas akan menjadi kriteria pendekatan arsitektur ekologis pada bangunandengan cara diterapkan pada aspek arsitektur ekologis menurut Yeang (1999) (Lihat Gambar 1). Prinsip tersebut juga dijadikan bahan untuk menganalisis pada tahap analisis. Metode untuk menerapkan prisip arsitektur adalah dengan cara menjustifikasikan pada aspek arsitektur ekologis. Aspek tersebut terdiri dari : a. Konfigurasi bentuk bangunan b. Orientasi bangunan c. Fasad dan Bukaan d. Sumber Energi e. Energi yang dikonsumsi f. Kontrol Lingkungan g. Sumber material h. Hasil penggunan material i. Tapak Gambar 1.Penerapan Arsitektur Ekologis Sumber : Frick (2007), Widigdo (2008), Metallinaou (2006) dan Yeang (1999) diolah oleh Amalia Dian Utami III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi eksisting tapak merupakan suatu hal yang diperhatikan karena dalam arsitektur ekologis, terdapat prinsip berupa memeliharasumber daya alam yang berarti harus memelihara tapak tersebut dan Diterapkan melalui
  • 3. Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348 342 memanfaatkan potensi yang ada pada tapak. Dengan memanfaatkan potensi tapak, hal yang ingin dicapai adalah dapat mengelola tanah,air, udara, meminimalkan dampak negatif terhadap alam, meningkatkan penyerapan gas buang. Kriteria tersebut diterapkan dengan cara tidak menggusur vegetasi eksisting pada tapak. Proses yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kondisi tapak yang berupa lahan seluas kurang lebih 1.5 ha yang berada di Dusun Delisari, Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping (lihat Gambar 2). Gambar 2.Kondisi Tapak Keadaan tapak berupa lahan kosong bekas persawahan dan ditumbuhi vegetasi baik pada batas-batas tapak maupun di bagian tengah tapak yang terdiri dari pohon peneduh, pohon pengiring, pohon pendinding. Hasilnya pohon- pohon akan dipertahankan dengan cara pohon peneduh akan berfungi sebagai penaung agar bangunan tidak terkana panas matahari yang berlebihan, pohon pendinding dapat dipertahankan untuk menjadi batas tapak alami atau dipadukan dengan pagar, pohon pengarah dapat dipadukan dengan path karena dapat memperjelas alur path, tanaman pelantai dapat tetap dipertahankan atau dipadukan dengan paving block sebagai penutup tanah (lihat Gambar 2). Gambar 2.Vegetasi Eksisting yang Dipertahankan Penerapan arsitektur ekologis akan diuraikan dalam tujuh prinsip.Penerapan pertama adalah memelihara sumber daya alam yang akan dicapai dengan kriteriamenghadirkan banyak ruang terbuka untuk mempertahankan keberadaan pohon. Untuk mengahadirkan banyak ruang terbuka, yang perlu diperhatikan adalah penataan komposisi massa.Penataan massa terpecah akan memberikan ruang terbuka yang lebih banyak sehingga semakin banyak tumbuhan yang dapat dipertahankan dari tapak asli, semakin besar luas lahan yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman, semakin besar kesempatan air hujan masuk ke dalam tanah (lihat Gambar 3). Gambar 3. Ruang Terbuka pada Bangunan Penerapan prinsip kedua adalah mengelola tanah, air, dan udarayang masih berhubungan prinsip pertama yaitu memelihara sumber daya alam yang ada. Tujuannya agar bangunan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan cara memaksilmalkan potensi alam yang telah dikelola.Prinsip ini berusaha agarair dapat terserap ke tanah, adanya pemisahan sampah organik dan anorganik untuk memelihara tanah, dan adanya ruang terbuka sebagai tempat hidup pohon yang dapat menyediakan suplai udara bersih. Air dimasukkan ke tanah dengan adanya ruang untuk merembeskan air dengan cara membuat perkerasan hanya di bagian yang perlu yaitu jalan setapak. Jalan setapak pun menggunakan material perkerasan yang terdapat lubang yang dapat memberi peluang air masuk ke tanahseperti grass block (lihat Gambar 4).
  • 4. Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian … 343 Gambar 4.Penggunaan Perkerasan Grass Block Dalam hal memelihara tanah, perlu adanya tindakan untuk menhindarkan tanah terkontaminasi bahan yang sulit terurai. Caranya dengan adanya pemisahan sampah organik dan anorganik.Sampah organik berupa dedaunan hasil praktik siswa dapat langsung dibuang ke tanah karena dapat terurai dan dapat menyuburkan tanah. Untuk sampah anorganik yang sulit terurai akan didaur ulang terlebih dahulu menjadi benda-benda yang bermanfaat. Dalam hal memelihara udara, hal yang dilakukan adalah memunculkan banyak ruang terbuka. Semakin banyak ruang terbuka, semakin banyak pula pohon yang dapat tumbuh pada tapak sehingga suplai udara segar akan meningkat (lihat Gambar 5). Gambar 5. Pohon sebagai sumber udara segar Penerapan prinsip ketiga adalah menggunakan sistem bangunan hemat energi yang dalam hal ini berusaha memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dari alam terutama cahaya matahari dan angin yang dimanfaatkan dalam hal pencahayaan dan dimanfaatkan panasnya dan angin juga dimanfaatkan dalam hal penghawaan.Dalam hal pencahayaan, karena matahari juga menghsilkan panas, maka untuk menghindari panas yang berlebihan dari, hal yang dilakukan adalah menambahkan komponen tambahan seperti selasar dan teritisan (lihat Gambar 6). Gambar 6.Pemanfaatan Pencahayaan dan Penghawaan Alami pada Ruangan Penerapan prinsip keempat adalah prinsip menggunakan material lokal dengan cara menggunakan material yang mudah didapat dari sekitar tapak yang aman dan sehat bagi kesehatan dan mengekspos penggunaan material lokal pada beberapa bagian bangunan. Material adalah komponen yang dapat dilihat dan dirasakan sehingga harus merepresentasikan penerapan arsitektur ekologis.Pada prinsip ekologis, material yang termasuk adalam arsitektur ekologis adalah material yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar dan dampak penggunaannya yang tidak berbahaya bagi lingkungan.Material lokal atau yang paling banyak terdapat di sekitar lokasi adalah pasir, batu kali, batu alam, batu bata dan genteng tanah liat dan bambu (lihat Gambar 7). Gambar 7. Penggunaan Material Ekologis Penerapan prinsip kelima adalah prinsip meminimalkan dampak negatif pada alam yang berusaha untuk mengurangi pencemaran terhadap udara, air, tanah.Sebagai bangunan yang ekologis, bangunan ini juga harus meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan.Artinya, sesuatu yang berpotensi mencemari lingkungan sebisa mungkin diolah secara mandiri pada bangunan agar dampak buruknya tidak mencemari lingkungan luar. Penerapannya adalah dengan cara mengolah
  • 5. Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348 344 sampah dari hasil praktik yaitu sampah dedaunan untuk dijadikan kompos, mengolah limbah dari kegiatan, dan mengolah air kotor untuk dimanfaatkan menjadi air untuk menyiram tanaman praktek dan diolah menjadi biogas, menggunakan kembali material yang sudah tidak terpakai dari hasil pembangunan untuk diaplikasikan pada elemen-elemen bangunan. Gambar 8. Penggunaan material bekas Penerapan prinsip kelima adalah meningkatkan penyerapan gas buang.Gas buang dapat diserap dengan adanya komponen alami yaitu pohon.Tidak hanya menyerap, pohon juga dapat menghasilkan oksigen untuk menghasilkan kualitas udara yang lebih baik.Semakin banyak ruang terbuka, semakin banyak pohon yang dapat dipertahankan dan dilestarikan.Untuk itu, diperlukan banyak ruang terbuka sebagai tempat hidup pohon tersebut. Ruang terbuka didapatkan melalui massa yang ramping. Penerapan prinsip keenam adalah menggunakan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai ekologi.Tujuan dari penggunaan teknologi tersebut misalnya untuk meminimalkan dampak negatif pada alam dan untuk menghemat energi. Penggunaan teknologi diharapkan dapat memudahkan proses tersebut. Prinsip ini berusaha untuk menggunakan teknologi untuk megolah limbah dari kegiatan.Mengingat lingkungan sekitar tapak masih terdpat persawahan dan selokan irigasi, maka hal yang paing krusial diterapkan adalah meminimalisir adanya limbah.Maka, penggunaan teknologi dalam hal ini diterapkan untuk mengolah limbah menjadi biogas dan menggunakan filter untuk mengolah air tampungan hujan untuk digunakan kembali untuk berbagai keperluan. Dalam arsitektur ekologis, peruangan juga perlu diperhatikan agar setiap ruang yang didesain dipastikan dapat memenuhi kebutuhan dari kegiatan para pelaku.Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya ruang yang tidak terpakai atau luasan ruang yang tidak sesuai.Semakin efektif ruang yang didesain, semakin hemat dan efektif pula penggunan lahan. Untuk mencapai kriteria tersebut, maka hal yang dilakukan adalah mmenentukan ruang-ruang didasarkankan pada kebutuhan pengguna sehingga harus bisa mengakomodir berbagai kegiatan tersebut kemudian menyusun peruangan memperhatikan keterkaitan antar satu ruang dengan yang lain agar suatu bangunan dapat berfungsi secara maksimal. Agar mengefektifkan penggunaan lahan mengingat diperlukan pula banyak ruang terbuka, penyusunan peruangan yang aling berhubungan adalah disusun secara vertikal (lihat Gambar 9). Gambar 9.Penyusunan Ruang Secara Vertikal Seperti yang telah disebutkan, SMK Pertanian ini membutuhkan ruang terbuka sebagai sarana untuk menerapkan prinsip arsitektur ekologis.Maka, konfigurasi bentuk bangunanakan menjadi pertimbangan agar dapat memunculkan ruang terbuka. Dalam hal ini, maka kriteria dalam menentukan massa adalah massa yang dapat menyesuaikan bentuk tapak yaitu trapesium, dapat memberi ruang pada vegetasi yang telah ada pada tapak, dapat memberi ruang untuk ruang terbuka hijau sesuai peraturan daerah yang berlaku, dapat memberi kesan formal karena banguna berkaitan dengan kegiatan pendidikan, dapat memperbanyak ruang terbuka sebagai tempat hidup pepohonan Bentuk yang digunakan adalah bentuk yang dapat memberikan kesan wajar, fleksibel, mudah diatur dan mempunyai optimasi ruang yaitu bentuk balok.(Lihat Gambar 8).Balok juga dapat menyebarkan angin karena bentuknya yang ramping, tanpa terjadi turbulensi yang berlebihan pada bangunan.Bentuk balok yang ramping juga
  • 6. Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian … 345 berpotensi mendapat sinar matahari secara merata di seluruh bagian. Untuk mendukung sistem struktur, struktur yang digunakan adalah rigid frame dengan pondasi yang digunakan adalah sistem pondasi tiang pancang.Modul struktur yang dipakai khususnya pada kelas (bangunan pembelajaran) dan laboratorium (bangunan praktek) adalah 4x6 dengan memperhitungkan luasan ruang kelas sesuai standar yaitu 48 m2.(Lihat Gambar 10) Gambar 10. Konfigurasi Massa Dalam hal tapak khusunya penzoningan, zona- zona disusun sesuai dengan kebutuhannya.Tujuannya agar mempermudah dalam hal pencapaian dan memenuhi kebutuhan khusus misalnya privasi dan ketenangan.Zona-zona akan disusun secara vertikal sebagai penerapan prinsip arsitektur ekologis yaitu menghemat penggunaan lahan. Makan, untuk penyusunan posisi zona, zona umum atau penunjang berada pada area yang berhubungan dengan jalan raya agar mudah dalam pencapaian, zona pertanian berada pada area yang berhubungan dengan area pertanian (lihat Gambar 11). Gambar 11. Pembagian Zonapada Bangunan Seperti yang telah disebutkan, bangunan sekolah ini akan memaksimalkan potensi alam terutama matahari dan angin. Untuk mendapatkannya, maka perlu ditentukan arah hadap yang tepat agar cahaya matahari dan angin dapat masuk ke ruangan sehingga berfugsi secara optimal.Jika dilihat dari kejadian sehari-hari, matahari terbit di sisi timur dan tenggelam di sebelah barat sehingga semua sisi baik timur, barat, utara, selatan, akan tetap mempunyai potensi sinar matahari. Bukaan pada ruang-ruang khusunya ruang kelas dan kantor dapat diletakkan pada sisi utara, selatan, maupun timur. Bukaan di sisi barat dapat dilindungi dengan cara mempertahankan pohon eksisting atau dengan menambahkan secondary skin (lihat Gambar 12). Gambar 12. Penambahan Selasar Mengenai arah hadap untuk menentukan point of interestpada bangunan, perdasarkan kondisi eksisting yang mempertimbangkan letak jalan raya, arah datang pengguna berasal dari arah selatan dan timur. Dengan demikian, muka bangunan yang mengarah ke arah timur dan selatan harus dibuat semenarik mungkin guna menjadi point of interest dari bangunan tersebut (lihat Gambar 13). Sedangkan dalam hal kemudahan pencapaian, arah hadap bangunan untuk kegiatan praktik dan lahan praktik diutamakan menghadap ke arah barat atau utara agar berhubungan dengan lahan pertanian di sekitar tapak. Gambar 13. Muka UtamaBangunan
  • 7. Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348 346 Suatu bangunan memerlukan suatu sisi atau fasad untuk dijadikan point of interest yang dapat berfungsi sebagai identitas bangunan dan sekaligus berfungsi sebagai representasi penerapan arsitektur ekologis.Maka, untuk merepresentasikan pernerapan arsitektur ekologis pada pada tampilan bangunan, maka dilakukan penggunaan material yang tergolong material ekologis yaitu Muka menggunakan material lokal yang mudah didapatkan di sekitar dan ramah lingkungan yaitu bambu, batu bata, batu kali, dll, merepresetasikan kegiatan pertanian di dalamnya dengan cara pembuatan vertical garden yang berisi tanaman praktik siswa dan menggunakan pot berupa botol plastik yang telah didaur ulang siswa. Sedangkan pohon-pohon peneduh yang ada di sisi timur dan selatan dipertahankan atau ditambah sehingga bangunan matahari tidak masuk secara langsung sehingga suasana bangunan lebih teduh dan sejuk. Pohon munggur di sebelah barat juga akan dipertahankan agar bangunan tidak terpapar langsung cahaya matahari sore. Gambar 12. Fasad Bangunan Hal yang juga penting dalam perancangan bangunan dengan penerapan arsitektur ekologis adalah kontrol lingkungan mengingat lingkungan sekitar tapak masih terdpat persawahan dan selokan irigasi, maka hal yang paing krusial diterapkan adalah meminimalisir adanya limbah. Maka, sebisa mungkin, air buangan diolah menjadi hal yang lebih bermanfaat missal menjadi air yang layak digunakan untuk kegiatan praktik, keperluan cuci tangan, memasak, mengolah produk, dan keperluan metabolisme.Limbah dari toilet juga diolah menjadi biogas agar tidak mencemari tanah dan air.Dari pengolahan ini akan dihasilkan sesuatu yang dapat digunakan kembali yang dalam hal ini digunakan untuk mengolah hasil pertanian. Sebagai bangunan dengan pendekatan arsitektur ekologis, maka sebisa mungkin bangunan dapat menyediakan kebutuhannya sendiri yang dalam hal ini misalnya adalah air bersih. Bangunan sekolah ini juga berusaha untuk tidak membuang limbah ke lingkungan luar karena limbah akan diolah secara mandiri (lihat Gambar 13). Gambar 13.Kontrol Lingkungan pada Bangunan Metode perancangan dan proses analisis yang dilakukan menghasilkan sebuah hasil berupa desain rancangan SMK Pertanian dengan pendekatan arsitektur ekologis (lihat gambar 14). Nama Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian. Lokasi obyek perancangan di Jl Wates, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Luas Lahan: 22.163 m2, Luas Bangunan: 4.432 m2 mengakomodasi kegiatan Pendidikan, Pemasaran hasil praktek pertanian siswa. Gambar 14.Penerapan Arsitektur Ekologis pada Bangunan
  • 8. Amalia Dian Utami, Sri Yuliani, Ummul Mustaqiemah, Sekolah Menegah Kejuruan Pertanian … 347 Gambar 15.Ekterior Gambar 16. Interior IV. KESIMPULAN Pada perancangan Sekolah Menegah Kejuruan pertanian dengan pendekatan arsitektur ekologis ini, prinsip-prinsip yang diterapkan adalah a. Memelihara sumber daya alam. b. Mengelola tanah, air dan udara c. Menggunakan sistem-sistem bangunan yang hemat energi d. Menggunakan material lokal e. Meminimalkan dampak negatif pada alam f. Meningkatkan penyerapan gas buang g.Menggunakan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai ekologis. Karena objek yang dirancang berlokasi di Sleman, maka yang menjadi faktor utama penerapan arsitektur ekologis adalah: a. Lingkungan Kabupaten Sleman b. yang didominasi lahan pertanian sehinga sebisa mungkin tidak tercemar agar terjaga kelestariannya. c. Perda Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2015, yang menyatakan bahwa bangunan gedung harus bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya alam. REFERENSI Badan Lingkungan Hidup, 2014. Bidang Pertanian. 2014. Badan Pusat Statistika Kabuaten Sleman, 2016. Kabupaten Sleman Dalam Angka. Frick, H., 2007. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Kanisius, Yogyakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan » Republik Indonesia [WWW Document], n.d. URL http://www.kemdikbud.go.id/main/b log/2016/10/kemendikbud-terus- tingkatkan-pencapaian-program- prioritas-pemerintah (accessed 11.7.16). Kementrian Pertanian Republik Indonesia, 2016. Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Kedaulatan Pangan Sub Bidang Pertanian Tahun 2016 11. Lingga, P., 2009. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta. Metallinou, V.A., 2006. Ecological Propriety and Architecture 86, 15– 22. Pemerintah Kabupaten Sleman, 2016. Pemerintah Kabupaten Sleman » Topografi [WWW Document]. URL http://www.slemankab.go.id/profil-
  • 9. Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 340-348 348 kabupaten-sleman/geografi/topografi (accessed 11.7.16). Sukawi, Widigdo. 2008. Ekologi Arsitektur : Menuju Perancangan Arsitektur Hemat Energi dan Berkelanjutan 1. Yeang, K., 1999. The Green Skyscraper: The Basis for Designing Sustainable Intensive Buildings. Prestel, United Kingdom.