2. Review Jurnal
Judul :
Penggunaan Metode HPLC pada Analisis Jamu Depot yang Mengandung
Antalgin
Nama Jurnal :
Jurnal Jamu Kusuma
Volume dan Halaman :
Volume 3, Halaman 54-61
Tahun :
2023
Penulis :
Rifda Husna Arifah, Desy Ayu Irma Permatasari, Kusumaningtyas Siwi
Artini
Reviewer :
Kelompok 1
3. Pendahuluan
Bahan kimia obat antalgin merupakan salah satu senyawa yang banyak digunakan dalam
pengobatan sering ditambahkan pada obat tradisional atau herbal, seperti jamu untuk mengobati pegal
linu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa antalgin bertindak sebagai analgesik, (meredakan nyeri), dan
antipiretik (menurunkan demam). Antalgin dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika
digunakan dengan dosis yang tidak terpantau dengan baik, termasuk pendarahan di perut, jantung
berdebar, dan kerusakan hati. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No .007 Tahun 2012
Tentang Registrasi Obat Tradisional, bahwa obat tradisional dilarang mengandung bahan-bahan yang
berbahaya bagi tubuh
Identifikasi penambahan BKO dapat dilakukan dengan HPLC (High Performance Liquid
Chromatography) dengan teknik identifikasi, pemisahan, dan kuantifikasi komponen dalam suatu
campuran yang sangat cocok digunakan untuk senyawa yang tidak mudah menguap, tidak stabil secara
termal dan mempunyai berat molekul yang besar. Pemisahan analit tersebut dilakukan berdasarkan
kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom sebagai fase diam dan larutan tertentu sebagai fase geraknya.
Review Jurnal
4. Tujuan
Untuk menentukan apakah metode HPLC lebih unggul atau tidak dari pendekatan lain dalam
menilai kadar Antalgin dalam sediaan Jamu Depot.
Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental. Sampel jamu pegal linu
dilakukan pengujian kandungan Antalgin dengan menggunakan metode HPLC (High
Performance Liquid Chromatography).
Review Jurnal
5. Hasil dan Pembahasan
Sampel yang telah dilakukan proses preparasi sampel dan pengujian kualitatif untuk
mengetahui positif atau tidaknya sampel jamu pegal linu, kemudian hasil positif dari tiga sampel
tersebut dilakukan uji kuantitatif dengan menggunakan HPLC. Dalam uji kuantitatif akan mendapatkan
hasil yang menunjukkan adanya kandungan cemaran antalgin dalam sampel. Hasil tersebut berupa
kromatogram dan luas area dari terbentuknya puncak. Setelah mengetahui hasil dari kromatogram
akan dilakukan penghitungan kadar.
Review Jurnal
6. Dari kromatogram di atas
kemudian dapat dihitung
kadar antalgin, sehingga
diperoleh data berikut :
7. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari pengujian dan perhitungan kadar didapatkan hasil positif
pada sampel C yaitu 14,87 %. Kadar tersebut jelas menunjukkan adanya kandungan antalgin
dalam sampel jamu pegal linu yang seharusnya tidak diperbolehkan terdapat kandungan
Bahan Kimia Obat (BKO) di dalam jamu seperti halnya tindakan produsen dan pihak-pihak
yang mengedarkan produk obat tradisional dengan menambah BKO telah melanggar pasal
196 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Pemilihan metode HPLC tepat dan dapat diketahui dengan jelas hasil positif dengan
dapat menunjukkan persentase kadar antalgin dalam suatu sampel. Hal itu dikarenakan HPLC
memiliki beberapa keunggulan antara lain waktu analisis relatif singkat, volume sampel yang
digunakan sedikit, dapat menganalisis senyawa organik dan anorganik, serta kolom yang
dapat digunakan kembali.
Review Jurnal
8. Prosedur pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan HPLC dapat dilihat
hanya membutuhkan waktu yang singkat dan juga dapat menghasilkan selektivitas, sensitivitas, dan
rentang dinamis analisis HPLC, menghasilkan kromatogram puncak yang ideal dan akurat, menggunakan
lebih sedikit pelarut, dan menganalisis lebih banyak produk dengan sumber daya yang sudah tersedia. Hal
ini juga memungkinkan bagi HPLC untuk meningkatkan throughput sampel, yang memungkinkan untuk
membuat lebih banyak materi yang secara konsisten memenuhi atau melebihi kriteria produk. Hal ini
dapat mengakibatkan hilangnya variabilitas, batch yang gagal, atau kebutuhan untuk pengerjaan ulang
material sehingga dapat menjamin kualitas produk akhir, termasuk pengujian rilis final.
Review Jurnal
9. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)/High Performance
Liquid Chromatography (HPLC)
Definisi
01
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran
berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen
dalam medium tertentu. Pada HPLC, system kromatografi
yang digunakan adalah cair-padat, fase gerak berupa cairan
yaitu pelarut dan fase diam berupa padatan yaitu adsorban
yang terdapat dalam kolom analitik.
10. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)/High Performance
Liquid Chromatography (HPLC)
Penggunaan HPLC
02
Kromatografi HPLC memiliki beberapa kelebihan sehingga menjadikannya sebagai “the best
choice” dalam dunia penentuan/pemisahan ion/logam, diantaranya :
Kecepatan
Dapat menghasilkan data analisis yang akuran dan cepat dan juga bisa mengurangi
limbah yang dihasilkan dari penggunaan eluen.
Sensitivitas
Perkembangan teknologi mikro prosessor yang dikombinasikan dengan efisiensi
kolom pemisah, mulai ukuran diameter dalam milimeter sampai skala mikro yang biasa juga
disebut microcolumn, membuat pendeteksian menjadi lebih baik, meskipun jumlah sampel
yang diinjeksikan ke dalam kolom pemisah sangat sedikit.
Selektivitas
Dengan system ini, bisa dilakukan pemisahan berdasarkan keinginan, misalnya
kation/anion organic saja atau kation/anorganik yang ingin dipisahkan. Itu dapat dilakukan
dengan memilih kolom pemisah yang tepat.
11. Pendeteksian yang serempak
Teknik pendeteksian sekali injeksi untuk sebuah sampel seperti ini penting untuk
sebuah sampel untuk dilakukan karena tentutnya mempunya sejumlah kelebihan dibanding
pemisahan terpisah. Sebagaimana telah diulas di atas, beberapa kelebihan diantaranya dapat
menekan biaya operasional, memperkecil jumlah limbah saat analisis berlangsung,
memperpendek waktu analisis serta dapat memaksimalkan hasil yang diinginkan.
Kestabilan pada kolom pemisah
Walaupun sebenarnya ketahanan kolom ini berdasarkan pada paking material yang
diisikan ke dalam kolom pemisah. Namun kebanyakan kolom pemisah bisa bertahan pada
perubahan yang terjadi pada sampel.
12. MICROPROSESOR CONTROL
RESERVOIR
Perangkat Instrumen HPLC
03
Bagian ini merupakan mikro komputer, suatu bagian
yang sangat penting untuk mengontrol atau
membuat program mengatur kecepatan aliran
pelarut (flow rate) sebagaimana yang diinginkan,
mengatur tekanan (pressure), mengatur komposisi
(perbandingan) pelarut, mengatur suhu injektor dan
jumlah sampel yang akan diinjeksikan bila
menggunakan "automatic injection", mengatur suhu
oven termasuk suhu kolom, mengatur panjang
gelombang pada detektor dan memprogram waktu
analisa yang diperlukan apabila menggunakan HPLC
sistem gradien.
13. POMPA
INJEKTROR
Alat ini dibutuhkan untuk memompakan
pelarut dari reservoir ke kolom. Pompa akan
bekerja memompakan pelarut secara terus
menerus dengan kecepatan aliran yang tetap,
sambil membawa sampel dari injektor
melewati kolom analitik terus ke detektor dan
akhirnya ke pembuangan.
Injector adalah alat untuk memasukkan
sampel ke dalam kolom yang dapat dilakukan
secara otomatis ataupun manual. Bila alat
HPLC dilengkapi dengan "automatic sample
injector" maka pemasukan sample dapat
dilakukan secara otomatis yaitu dengan
memprogram pada "microprosesor control"
jumlah sampel (uL) dan jumlah macam
sampel
14. KOLOM
DETEKTOR
Kolom adalah bagian yang sangat penting
pada HPLC, karena keberhasilan dalam
analisa baik kualitatif dan kuantitatif serta
isolasi bahan kimia alam sangat bergantung
pada pemakaian jenis kolom yang tepat. Di
dalam kolom inilah sebetulnya terjadi proses
pemisahan.
Detektor adalah alat untuk mendeteksi
komponen kimia yang telah terpisah setelah
melewati kolom. Detektor yang sensitif
untuk HPLC tidak bisa ditentukan.
15. RECORDER DAN DATA PROCESSING
Recorder adalah alat yang paling sederhana
untuk mencatat setiap sinyal yang muncul
pada detektor untuk dirubah dalam bentuk
kurva atau lebih dikenal dengan
kromatogram. Tinggi rendahnya kurva
didasarkan pada pulsa listrik yang diterima
rekorder dari detektor dan tergantung pada
sensitivitas detektor yang digunakan.
16.
17. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN HPLC
1. Kelebihan
Waktu Analisa singkat, umumnya < 1 jam
Kerja lebih mudah dengan automasi dalam prosedur analisis dan pengolah data
Hasil Analisa lebih akurat dan tepat
Dapat digunakan untuk sampel organic maupun anorganik
Dapat menganalisis sampel yang kecil kuantitasnya (Ex : sampel obat)
2. Kekurangan
Harga mahal sehingga penggunaannya terbatas
Kolom yang sering digunakan akan tersumbat oleh kotoran
Sering ada larutan standar yang tertinggal di injector
Larutan harus dicari dulu fase diamnya
Harus mengetahui kombinasi optimum antara pelarut, analit dan gradien elusi