KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami selaku kelompok I dapat menyelesaikan tanggung jawab kami yaitu menyusun makalah yang membahas tentang “ STROK “
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari lembah yang gelap gulita menuju lembah yang terang benderang.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Sistem Persarafan yang telah membimbing kami dalam pelajaran ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, olehnya itu tegur sapa yang halus dari pembaca selalu kami harapkan untuk kesempurnaan lebih lanjut.
Makassar, 12 November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II KONSEP MEDIS
A. Definisi 3
B. Klasifikasi 3
C. Etiologi 4
D. Patofisiologi 5
E. Tanda dan gejala 6
F. Penatalaksanaan medic 6
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian 8
B. Diagnosa 10
C. Intervensi 11
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Diperkirakan ada 700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 200.000 diantaranya dengan serangan berulang. Menurut WHO, ada 15 juta populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan kematian rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. (Goldstein,dkk 2006; Kollen,dkk 2006; Lyoyd-Jones dkk,2009).
Di Indonesia sendiri walaupun data studi epidemiologi stroke secara komprehensif dan akurat belum ada, dengan meningkatnya harapan hidup tendensi peningkatan kasus stroke akan meningkat di masa yang akan datang. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama yang harus ditangani dengan segera, tepat dan cermat (Kelompok Studi Serebrovaskular dan Neurogeriatri Perdossi,1999)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud strok ?
2. Ada berapa klasifikasi strok ?
3. Apa penyebab strok ?
4. Bagaimana patofisiologi strok ?
5. Bagaimana tanda dan gejala strok ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medic dari strok ?
7. Pengkajian apa yang dilakukan pada pasien strok ?
8. Diagnosa keperawatan apa yang biasanya muncul pada pasien strok ?
9. Intervensi apa yang biasanya diberikan pada pasien strok ?
C. TUJUAN
1. Memahami yang dimaksud dengan strok
2. Mengetahui klasifikasi strok
3. Mengetahui penyebab strok
4. Mampu menjelaskan patofisiologi strok
5. Mengetahui tanda dan gejala strok
6. Mengetahui penatalaksanaan medic dari strok
7. Mengetahui hal-hal yang harus dikaji pada klien st
Dokumen tersebut membahas fisiologi, patofisiologi, dan terapi peningkatan tekanan intrakranial (TTIK). Termasuk anatomi otak, aliran cairan serebrospinal (LCS), fisiologi TTIK, etiologi, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan TTIK secara mekanik, medikamentosa, dan operatif.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan patofisiologi sistem saraf pusat. Secara ringkas:
1. Mekanisme muntah proyektil akibat peningkatan tekanan intrakranial yang merangsang pusat muntah.
2. Anatomi meninges terdiri atas tiga lapisan dan menerima vaskularisasi dari arteri meninges.
3. Mekanisme cedera kepala dibedakan menjadi cedera tumpul dan penetrasi, serta ditandai
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, tanda dan gejala, metode monitoring, cara pemeriksaan neurologik, komplikasi, dan pemeriksaan diagnostik dari tekanan intrakranial (TIK). TIK adalah tekanan yang diakibatkan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak dengan nilai normal antara 5-15 mmHg. Peningkatan TIK dapat disebabkan oleh peningkatan volume darah s
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akutAn Ita
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan hipertensi pada stroke akut. Hipertensi sering muncul pada pasien stroke akut dan perlu ditangani, terutama sebelum pemberian trombolisis untuk mencegah perdarahan. Beberapa obat antihipertensi seperti labetalol dapat digunakan, dengan tujuan menurunkan tekanan darah sekitar 20%.
Dokumen tersebut membahas fisiologi, patofisiologi, dan terapi peningkatan tekanan intrakranial (TTIK). Termasuk anatomi otak, aliran cairan serebrospinal (LCS), fisiologi TTIK, etiologi, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan TTIK secara mekanik, medikamentosa, dan operatif.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan patofisiologi sistem saraf pusat. Secara ringkas:
1. Mekanisme muntah proyektil akibat peningkatan tekanan intrakranial yang merangsang pusat muntah.
2. Anatomi meninges terdiri atas tiga lapisan dan menerima vaskularisasi dari arteri meninges.
3. Mekanisme cedera kepala dibedakan menjadi cedera tumpul dan penetrasi, serta ditandai
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, tanda dan gejala, metode monitoring, cara pemeriksaan neurologik, komplikasi, dan pemeriksaan diagnostik dari tekanan intrakranial (TIK). TIK adalah tekanan yang diakibatkan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak dengan nilai normal antara 5-15 mmHg. Peningkatan TIK dapat disebabkan oleh peningkatan volume darah s
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Edema serebri adalah akumulasi cairan di otak yang meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler maupun ekstraseluler. Gejalanya antara lain nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan, dan pernapasan. Pemeriksaan CT scan atau MRI dapat menunjukkan lokasi dan sebab edema. Penatalaksanaannya meliputi posisi kepala, analgesia, ventilasi, penanganan tekanan darah dan cairan, serta
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akutAn Ita
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan hipertensi pada stroke akut. Hipertensi sering muncul pada pasien stroke akut dan perlu ditangani, terutama sebelum pemberian trombolisis untuk mencegah perdarahan. Beberapa obat antihipertensi seperti labetalol dapat digunakan, dengan tujuan menurunkan tekanan darah sekitar 20%.
Laporan pendahuluan ini membahas intracerebral hematoma (ICH) yang merupakan penyebab ketiga dari cerebrovaskular accident. ICH dapat terjadi akibat trauma kepala dan lebih dari 50% kasus disertai hematoma epidural atau subdural. Laporan ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan ICH serta diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan rencan
Hidrosefalus adalah kondisi peningkatan cairan serebrospinal di otak yang dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, infeksi, neoplasma, atau pendarahan. Kondisi ini menyebabkan pembesaran kepala dan peningkatan tekanan intrakranial yang dapat berdampak pada perfusi otak. Diagnosa keperawatan meliputi memantau perfusi otak, mencegah kerusakan kulit, dan memberikan edukasi serta dukungan pada keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosefalus, yang merupakan kelainan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak melebihi normal. Dokumen menjelaskan definisi, penyebab, gejala, diagnosis dan penatalaksanaan hidrosefalus. Faktor risiko utama hidrosefalus adalah faktor keturunan dan gangguan perkembangan janin. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, cairan serebrospinal
Diagnosis dan pengobatan hidrosefalus dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik, cairan serebrospinal, dan radiologi. Pengobatan modern dilakukan dengan pemasangan shunt silicon yang mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel ke bagian tubuh lain seperti sisterna magna atau peritoneum.
Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang dapat mengganggu kehidupan. Terdapat dua jenis gagal nafas, yaitu akut yang timbul pada paru normal dan kronik pada penyakit paru. Gejala gagal nafas meliputi penurunan kesadaran, takikardi, gelisah, berkeringat, dan sianosis.
1. Pasien mengalami stenosis aorta yang disebabkan oleh demam reumatik sehingga menyebabkan penyempitan pada lubang katup aorta dan meningkatnya tahanan aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta.
2. Gejala yang dialami antara lain nyeri dada, pusing, jantung berdebar-debar, kelelahan, dan gangguan tidur.
3. Berdasarkan pemeriksaan didapatkan murmur jantung, hipertrofi ventrikel kiri, dan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
1. Gagal napas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk menjaga oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida darah normal akibat masalah ventilasi, difusi, atau perfusi.
2. Penyebab gagal napas meliputi depresi sistem saraf pusat, kelainan neurologis, efusi pleura, trauma, dan penyakit paru akut seperti pneumonia.
3. Tanda dan gejala gagal napas meliputi hipoksemia, hiperkapnia, dan penurunan kes
Laporan pendahuluan ini membahas intracerebral hematoma (ICH) yang merupakan penyebab ketiga dari cerebrovaskular accident. ICH dapat terjadi akibat trauma kepala dan lebih dari 50% kasus disertai hematoma epidural atau subdural. Laporan ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan ICH serta diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan rencan
Hidrosefalus adalah kondisi peningkatan cairan serebrospinal di otak yang dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, infeksi, neoplasma, atau pendarahan. Kondisi ini menyebabkan pembesaran kepala dan peningkatan tekanan intrakranial yang dapat berdampak pada perfusi otak. Diagnosa keperawatan meliputi memantau perfusi otak, mencegah kerusakan kulit, dan memberikan edukasi serta dukungan pada keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosefalus, yang merupakan kelainan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak melebihi normal. Dokumen menjelaskan definisi, penyebab, gejala, diagnosis dan penatalaksanaan hidrosefalus. Faktor risiko utama hidrosefalus adalah faktor keturunan dan gangguan perkembangan janin. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, cairan serebrospinal
Diagnosis dan pengobatan hidrosefalus dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik, cairan serebrospinal, dan radiologi. Pengobatan modern dilakukan dengan pemasangan shunt silicon yang mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel ke bagian tubuh lain seperti sisterna magna atau peritoneum.
Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang dapat mengganggu kehidupan. Terdapat dua jenis gagal nafas, yaitu akut yang timbul pada paru normal dan kronik pada penyakit paru. Gejala gagal nafas meliputi penurunan kesadaran, takikardi, gelisah, berkeringat, dan sianosis.
1. Pasien mengalami stenosis aorta yang disebabkan oleh demam reumatik sehingga menyebabkan penyempitan pada lubang katup aorta dan meningkatnya tahanan aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta.
2. Gejala yang dialami antara lain nyeri dada, pusing, jantung berdebar-debar, kelelahan, dan gangguan tidur.
3. Berdasarkan pemeriksaan didapatkan murmur jantung, hipertrofi ventrikel kiri, dan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup definisi, etiologi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan perawatan untuk stroke.
1. Gagal napas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk menjaga oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida darah normal akibat masalah ventilasi, difusi, atau perfusi.
2. Penyebab gagal napas meliputi depresi sistem saraf pusat, kelainan neurologis, efusi pleura, trauma, dan penyakit paru akut seperti pneumonia.
3. Tanda dan gejala gagal napas meliputi hipoksemia, hiperkapnia, dan penurunan kes
Foredraget omhandler mulighederne for branding og markedsføring på de sociale medier samt de tekniske muligheder, der findes for virksomheder anno 2016.
The document describes a smart fence system that uses efficient and safe technology. It can be used by schools, non-governmental organizations, the government, and the military. The system will be advertised through schools, the government, websites, and Facebook. Customers can learn more through the company website, hotlines, forums, and advertisements, and receive updates. A team of programmers builds the software and hardware, while investors, programmers, technicians, and experts work on the system. Potential partners include Adzu, CITS, and Google, and the fence system will be available through licensing and subscriptions.
This document proposes an Android-based controller for RGB LED matrix message boards that would allow portable control via any Android device, offering more color display options. It would target schools, NGOs, and governments by providing efficiency, portability, and less paper waste compared to traditional message boards. Key activities would include software and hardware development and module integration, requiring resources from investors, programmers, and technicians. Partnerships with Adzu, Arduino society, and Annikken Andee society could help, with potential revenue from licensing and subscriptions.
Opskriften på en succesfuld Facebook kampagneKasper Bengtson
OBS! E-bogen er fra 2013 og mange af funktionaliteterne beskrevet er derfor ikke længere mulige eller relevante. Du kan dog stadig få en forståelse for, hvordan du engagerer din målgruppe - de kommunikative aspekter er også gældende i dag.
Foredraget er afholdt af Kasper Bengtson til Succes Online Summit i Aarhus 25/11-15 og omhandler, hvad man som lille virksomhed bør komme i gang med for at udvikle sin forretning via de sociale medier i 2016.
Kasus ini membahas tentang seorang pasien wanita yang mengalami nyeri kepala, mual, dan penglihatan kabur. Berdasarkan pemeriksaan, didiagnosis menderita tumor otak. Beberapa tindakan yang dilakukan antara lain CT-Scan dan pemberian obat analgesik untuk meringankan nyeri.
Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai cedera seperti luka kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, perdarahan intrakranial, dan cedera otak. Diagnosis didasarkan pada mekanisme kecelakaan, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan seperti CT scan. Penanganannya meliputi tindakan darurat, pemantauan neurologis, dan operasi jika diperlukan seperti pada hematoma epidural besar atau subdural lu
Dokumen tersebut membahas tentang post dural puncture headache (PDPH) atau nyeri kepala pasca blok lumbal. PDPH terjadi akibat kebocoran cairan serebrospinal melalui lubang di duramater setelah penusukan jarum anestesi. PDPH disebabkan oleh berkurangnya tekanan cairan serebrospinal yang menyebabkan vasodilatasi untuk mengkompensasi. Insiden PDPH berkisar antara 30-50% dan dipeng
Herniasi otak terjadi ketika terdapat peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan pergeseran jaringan otak ke area dengan tekanan lebih rendah. Diagnosis dapat ditentukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang seperti CT-Scan dan MRI. Penatalaksanaan bertujuan menurunkan tekanan intrakranial dan memperbaiki keadaan umum pasien.
Laporan kasus ini membahas pasien wanita berusia 56 tahun dengan keluhan sulit bicara dan badan kaku. Pemeriksaan menunjukkan gejala stroke dan CT scan menunjukkan adanya infark di beberapa bagian otak serta hidrosefalus ringan. Pasien mendapat perawatan antistroke dan observasi untuk perkembangan hidrosefalusnya.
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan tekanan intrakranial yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perdarahan, infeksi, tumor, dan cedera kepala. Gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala, gangguan kesadaran, hingga herniasi otak. Penanganannya meliputi mengobati penyebab utama, pemberian cairan, dan manajemen tekanan darah serta mannitol untuk menurunkan edema.
Cidera kepala dapat menyebabkan kerusakan otak primer langsung akibat trauma atau sekunder akibat gangguan metabolisme dan sirkulasi darah. Gejala yang muncul antara lain gangguan kesadaran, pernapasan, tekanan darah, dan fungsi organ vital lainnya yang dapat memburukkan kondisi pasien. Prioritas penatalaksanaannya adalah memaksimalkan perfusi otak, mencegah komplikasi, dan memulihkan fungsi organ secara optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang stroke atau cedera serebrovaskuler yang disebabkan oleh berhentinya suplai darah ke otak. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, pemeriksaan, dan penatalaksanaan stroke serta komplikasi yang mungkin timbul.
Tumor otak adalah lesi yang tumbuh di otak, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan neurologis. Diagnosa didukung hasil CT scan atau MRI, yang dapat mengidentifikasi lokasi dan ukuran tumor. Penatalaksanaan meliputi pembedahan, radioterapi, dan obat-obatan untuk mengurangi gejala. Prognosis tergantung jenis dan lokasi tumor.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar kenaikan tekanan intrakranial secara medis, termasuk etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, diagnosa, dan penatalaksanaannya. Kenaikan tekanan intrakranial dapat disebabkan oleh peningkatan volume darah serebral, edema serebri, atau obstruksi aliran cairan serebrospinal dan dapat menyebabkan gejala seperti sak
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang cidera kepala, termasuk pengertian, patofisiologi, gejala, pemeriksaan diagnostik, dan rencana perawatan untuk cidera kepala.
Similar to Kelompok 1 strok akademi keperawatan makassar (20)
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. KONSEP MEDIS
Stroke adalah deficit neurologist akut yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah yang
timbul secara mendadak dengan tanda dan
gejala sesuai dengan daerah fokal otak yang
terkena (WHO, 1989).
A. DEFINISI
4. C. ETIOLOGI
1. Hipertensi,
2. Aneurisma pembuluh darah cerebral
3. Kelainan jantung / penyakit jantung
4. Diabetes mellitus (DM)
5. Usia lanjut
5. D. PATOFISIOLOGI
1. Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus
atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya
aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi
tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan
iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada
jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri
serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut
menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan
neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding
pembuluh darah oleh emboli.
6. 2. Stroke hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah
mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang
menimbulkan perubahan komponen intracranial yang
seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen
intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan
menimbulkan peningkatan TIK yang bila berlanjut akan
menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian.
7. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. ANAMNESIS
Identitas klien
Keluhan Utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
9. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan adanya
meningkatnya volume intracranial, penekanan jaringan otak, dan
edema serebral.
2. Perubahan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan
perdarahan intraserebral, oklusi otak, vasospasme, dan oedema
otak.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
akumulasi secret, kemampuan batuk menurun, penurunan
mobilitas fisik sekunder, dan perubahan tingkat kesadaran.
10. C. INTERVENSI
DX I (Risiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan adanya meningkatnya volume
intracranial, penekanan jaringan otak, dan edema serebral.
Tujuan :
Dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi peningkatan TIK pada klien
Kriteria :
Klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh nyeri kepala, mual dan muntah, GCS : 4,5,6, tidak
terdapat papiledema. TTV dalam batas normal
1. Kaji factor penyebab dari situasi/ keadaan individu/penyebab, penurunan perfusi
jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan TIK
Rasional : deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi, mengkaji status neurologi/
tanda-tanda kegagalan untuk menentukan perawatan kegawatan atau tindakan
pembedahan
2. Monitor TTV tiap 4 jam
Rasional : suatu keadaan normal bila sirkulasi serebral terpelihara dengan baik atau
fluktuasi ditandai dengan tekanan darah sistemik, penurunan dari outoregulator
kebanyakan merupakan tanda penurunan difusi likal vaskularisasi darah serebral.
Dengan peningkatan tekanan darah atau diastolic maka dibarengi dengan
peningkatan tekanan darah intracranial.
11. 3. Evaluasi pupil
Rasional : reaksi pupil dan pergerakan kembali dari bola mata
merupakan tanda dari gabungan nervus/saraf jika batang otak
terkoyak
4. Monitor temperature dan pengaturan suhu lingkungan
Rasional : panas merupakan reflex dari hipotalamus, peningkatan
kebutuhan metabolism dan O2 akan menunjang peningkatan TIK
5. Pertahankan kepala/leher pada posisi yang netral, usahakan
dengan sedikit bantal. Hindari pengggunaan bantal yang tinggi pada
kepala.
Rasional : perubahan kepala pada satu sisi dapat menimbulkan
penekanan pada vena jugularis dan menghambat aliran darah otak,
untuk itu dapat meningkatkan tekanan intracranial.
12. DX II (Perubahan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan
intraserebral, oklusi otak, vasospasme, dan oedema otak.
Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal
Kriteria :
Klien tidak gelisah, tidak ada keluhan nyeri kepala, mual dan kejang. GCS 4,5,6, pupil
isokor, reflex cahaya (+) TTV normal
1. Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab peningkatan TIK
dan akibatnya
Rasional : Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan
2. Baringkan klien (bedrest total) dengan posisi terlentang tanpa bantal
Rasional : perubahan pada tekanan intracranial akan dapat
menyebabkan resiko terjadinya herniasi otak.
3. Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS
Rasional : dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut
13. 4. Monitor TTV
Rasional : pada keadaan normal autoregulasi
mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik
berubah secara fluktuasi.
5. Monitor input dan output
Rasional : hipertermi dapat menyebabkan peningkatan
IWL dan meningkatkan risiko dehidrasi terutama pada
pasien tidak sadar, nausea yang menurunkan intake per
oral.
14. DX III (Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi secret,
kemampuan batuk menurun, penurunan mobilitas fisik sekunder, dan perubahan tingkat
kesadaran.
Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam klien mampu meningkatkan dan mempertahankan keefektifan jalan
nafas agar tetap bersih dan mencegah aspirasi.
Kriteria :
Bunyi nafas terdengar bersih, ronchi tidak terdengar, trachealtube bebas sumbatan,
menunjukkan batuk yang efektif, tidak ada lagi penumpukan secret di saluran pernafasan.
1. Kaji keadaan jalan nafas
Rasional : obstruksi mungkin dapat disebabkan oleh akumulasi secret,
sisa cairan mucus, perdarahan, bronchospasme, dan posisi dari
tracheostomi/selang endotracheal yang berubah.
2. Evaluasi pergerakan dada dan auskultasi suara nafas pada kedua paru
Rasional : pergerakan dada yang simetris dengan suara nafas yang
keluar dari paru-paru menandakan jalan nafas tidak terganggu.
15. 3. Lakukan pengisapan lendir jika diperlukan, batasi durasi pengisapan
dengan 15 detik atau lebih. Gunakan kateter pengisap yang sesuai,
cairan fisiologi steril. Berikan oksigen 100% sebelum dilakukan
pengisapan dengan ambubag
Rasional : pengisapan lendir tidak selama dilakukan terus menerus,
dan durasinya pun dapat dikurangi untuk mencegah bahaya hipoksia.
4. Anjurkan klien mengenai teknik batuk selama pengisapan, seperti :
waktu bernafas panjang, batuk kuat, bersin jika ada indikasi
Rasional : batuk yang efektif dapat mengeluarkan secret dari
saluran nafas
5. Atur/ubah posisi secara teratur (tiap 2 jam )
Rasional : mengatur pengeluaran secret dan ventilasi segmen paru-
paru, mengurangi risiko atelektasis.