Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu yang dapat merusak atau mematikan sel saraf. Stroke dibagi menjadi stroke iskemik yang disebabkan penyumbatan arteri dan stroke hemoragik yang disebabkan pecahnya pembuluh darah di otak. Faktor risiko utama stroke antara lain hipertensi, diabetes, merokok, dan kolesterol tinggi. Pengendalian faktor risiko serta tindakan segera seperti trombolisis dapat mencegah kerusakan
2. Stroke (bahasa Inggris: stroke, cerebrovascular
accident, CVA) adalah suatu kondisi yang terjadi
ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba
terganggu.
Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah
menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang
dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf
di otak. Kematian jaringan otak dapat
menyebabkan hilangnya fungsi yang
dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah
penyebab kematian yang ketiga di Amerika
Serikat dan banyak negara industri di Eropa
(Jauch, 2005).
next
3. Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang
penderita mengalami kelumpuhan di
anggota badannya, hilangnya sebagian
ingatan atau kemampuan bicaranya.
Beberapa tahun belakangan ini makin
populer istilah serangan otak. Istilah ini
berpadanan dengan istilah yang sudah
dikenal luas, "serangan jantung".Stroke
terjadi karena cabang pembuluh darah
terhambat oleh emboli. Emboli bisa
berupa kolesterol atau udara.
4. Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu
maupun .
STROKE ISKEMIK STROKE HEMORRAGIK
Sebuah prognosis hasil sebuah penelitian
di Korea menyatakan bahwa stroke
iskemik diderita oleh kaum pria dengan
prevalensi berupa hipertensi, kebiasaan
merokok dan konsumsi alkohol.
5. Dalam stroke iskemik, penyumbatan bisa
terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah
arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak
disuplai oleh dua arteria karotis interna
dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini
merupakan cabang dari lengkung aorta
jantung (arcus aorta).
6. Dalam stroke pendarahan hemorragik],
pembuluh darah pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan
darah merembes ke dalam suatu daerah di
otak dan merusaknya. Pendarahan dapat
terjadi di seluruh bagian otak seperti
''caudate putamen''; thalamus, hipothampus,
frontal, parietal, dan ''occipital cortex'';
hipotalamus; area suprakiasmatik;
''cerebellum''; ''pons''; dan ''midbrain''. Hampir
70 persen kasus stroke hemorrhagik
menyerang penderita hipertensi.
8. Hipertensi akan merangsang
pembentukan plak aterosklerosis /
aterosklerotik di pembuluh arteri dan
arteriol dalam otak, serta menginduksi
lintasan lipohialinosis di pembuluh ganglia
basal, hingga menyebabkankan
9. Fibrilasi atrial merupakan indikasi terjadinya
kardioembolisme, sedangkan
kardioembolisme merupakan 20% penyebab
stok iskemik. Hal ini merupakan indikasi status
protrombotik dengan infark miokardial, yang
pada gilirannya, akan melepaskan trombus
yang terbentuk, dengan konsekuensi
peningkatan risiko embolisasi di otak. Sekitar
2,5% penderita infark miokardial akut akan
mengalami stroke dalam kurun waktu 2
hingga 4 minggu, 8% pria dan 11% wanita
akan mengalami stroke iskemik dalam waktu
6 tahun, oleh karena disfungsi dan
''aneurysm'' bilik kiri jantung.
10. Penelitian mengenai lintasan aterogenesis yang
memicu aterosklerosis selama ini terfokus kepada
pembuluh nadi koroner, namun proses serupa juga
terjadi di otak dan menyebabkan stroke iskemik.
Aterosklerosis dapat menyerang pembuluh nadi otak
seperti pembuluh karotid, pembuluh nadi di otak
tengah dan pembuluh basilar atau kepada
pembuluh arteriol otak seperti pembuluh
''lenticulostriate'', ''basilar penetrating'', dan
''medullary''. Beberapa riset menunjukkan bahwa
mekanisme aterosklerosis yang menyerang
pembuluh nadi dapat sedikit berbeda dengan
mekanisme kepada pembuluh arteriol. Aterosklerosis
intrakranial dianggap sebagai kondisi yang sangat
jarang terjadi. Hasil otopsi infark otak dari 339
penderita stroke yang meninggal akibat
aterosklerosis intrakranial, ditemukan 62,2% plak
intrakranial dan 43,2% stenosis intrakranial.
11. Berdasarkan studi hasil otopsi, penderita
diabetes mellitus rentan terhadap infark dan
''cerebral small vessel disease''. Studi
epidemiologi menunjukkan bahwa diabetes
merupakan faktor risiko bagi stroke iskemik.
Patogenesis stroke yang dipicu tampaknya
dimulai dari reasi berlebih glikasi dan
oksidasi, disfungsi endotelial, peningkatan
agregasi keping darah, defisiensi fibrinolisis
dan resistansi insulin.
12. Penderita stroke akut biasanya diberikan SM-20302
oksigen, dipasang infus untuk memasukkan cairan dan
zat makanan, kemudian diberikan manitol atau
kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan
tekanan di dalam otak akibat infiltrasi sel darah putih.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan
dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika
recombinan] ''tissue plasminogen activator'' (rtPA) atau
streptokinase yang berfungsi menghancurkan emboli
diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.
Trombolisis dengan rtPA terbukti bermanfaat pada
manajemen stroke akut, walaupun dapat
meningkatkan risiko pendarahan otak.
next
13. Beberapa senyawa yang diberikan bersamaan dengan
rtPA untuk mengurangi risiko tersebut antara lain
batimastat (BB-94) dan marimastat (BB-2516), yang
menghambat enzim MMP, senyawa ''spin trap agent''
seperti ''alpha-phenyl-N-t-butylnitrone'' (PBN) dan
''disodium- tert-butylimino methyl]benzene-1,3-
disulfonate N-oxide'' (NXY-059). Metode perawatan
hemodilusi dengan menggunakan albumin masih
kontroversial, namun penelitian oleh ''The Amsterdam
Stroke Study'' memberikan prognosis berupa penurunan
angka kematian dari 27% menjadi 16%, peningkatan
kemandirian aktivitas dari 35% menjadi 48%, saat 3
bulan sejak terjadi serangan stroke akut.
14. Serangan stroke terkait dengan keterbatasan
pulihnya fungsi otak, meskipun area peri-infark
menjadi lebih bersifat neuroplastik
sehingga memungkinkan perbaikan fungsi
sensorimotorik melakukan pemetaan ulang
di area otak yang mengalami kerusakan. Di
tingkat selular, terjadi dua proses regenerasi
dalam korteks peri-infark, akson akan
mengalami perubahan fenotipe dari
neurotransmiter ke dalam status regeneratif.
next
15. Hampir sepanjang 1 bulan sejak terjadi
serangan stroke, daerah peri-infark akan
mengalami penurunan molekul penghambat
pertumbuhan. Pada rentang waktu ini, neuron
akan mengaktivasi gen yang menstimulasi
pertumbuhan, dalam ritme yang
bergelombang. Neurogenesis saling terkait
dengan angiogenesis juga terjadi
bergelombang yang diawali dengan migrasi
neuroblas dengan ekspresi GFAP, yang
berada dalam zona subventrikular ke dalam
korteks peri-infark. Migrasi ini dimediasi oleh
beberapa senyawa antara lain eritropoietin.
16. Dalam manusia tanpa faktor risiko stroke dengan umur
di bawah 65 tahun, risiko terjadinya serangan stroke
dalam 1 tahun berkisar pada angka 1%. Setelah
terjadinya serangan stroke ringan atau TIA,
penggunaan senyawa anti-koagulan seperti warfarin,
salah satu obat yang digunakan untuk penderita fibrilasi
atrial, akan menurunkan risiko serangan stroke dari 12%
menjadi 4% dalam satu tahun. Sedangkan penggunaan
senyawa anti-keping darah seperti aspirin, umumnya
pada dosis harian sekitar 30 mg atau lebih, hanya akan
memberikan perlindungan dengan penurunan risiko
menjadi 10,4%. Kombinasi aspirin dengan
''dipyridamole'' memberikan perlindungan lebih jauh
dengan penurunan risiko tahunan menjadi 9,3%.
next
17. Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya stroke
adalah dengan mengidentifikasi orang-orang yang
berisiko tinggi dan mengendalikan faktor risiko stroke
sebanyak mungkin, seperti kebiasaan merokok,
hipertensi, dan stenosis di pembuluh karotid, mengatur
pola makan yang sehat dan menghindari makanan
yang mengandung kolesterol jahat (lipoprotein densitas
rendah|LDL), serta olaraga secara teratur. Stenosis
merupakan efek vasodilasi] endotelium yang umumnya
disebabkan oleh turunnya Sekresi nitrogen
monoksida|NO oleh sel endotelial, dapat diredam
asam askorbat yang meningkatkan sekresi NO oleh sel
endotelial melalui lintasan NO sintas atau siklase
guanilat, mereduksi nitrita menjadi NO dan
menghambat oksidasi lipoprotein densitas rendah|LDL.