SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
GEJALA GELOMBANG 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak
melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang
tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang
tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet
dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh
perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika
suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari
ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang
non periodik.
Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam zat
perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang bunyi dalam
gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik perambatan secara
transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah.
Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya
atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah
energi yang dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul benarkan medium yang digunakan
gelombang tidak ikut merambat? Padahal pada kenyataannya terjadi aliran air di laut yang
luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab oleh gelombang tetapi lebih disebabkan
oleh perbedaan suhu pada air laut.
B. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari gelombang?
2. Bagaimana mengetahui gejala-gejala gelombang?
GEJALA GELOMBANG 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya gelombang
membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan
getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang
merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi (tenaga). Gelombang juga
dapat diartikan sebagai bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada
gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu
gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit
(gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan
(gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh
gelombang dalam waktu satu detik.
Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak contoh lainnya. Ketika
Anda melempar sebuah batu kecil pada permukaan air yang tenang, akan muncul gelombang
yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain adalah gelombang yang
merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila Anda menggerakan tali naik turun. Ketika
kita berbicara mengenai gelombang, kita tidak bisa mengabaikan getaran.
dapat dilihat ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan yang
kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik setimbangnya.
Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi. Jika
kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan merambat sepanjang tali
tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang
mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa gelombang
tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian pula, ketika Kita menyaksikan
gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Kita berpikir bahwa gelombang membawa air
laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu. Sebenarnya yang Kita saksikan
adalah setiap partikel air tersebut berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik
setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air tersebut. Kalau
gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya
berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat. Misalnya ketika Kita mandi di
air laut, kita akan merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi karena
setiap gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi
di laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada
gelombang laut. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan
lainnya.
GEJALA GELOMBANG 3
B. Gejala Gelombang
1. Pemantulan Gelombang
Pada peristiwa pemantulan gelombang akan berlaku hukum pemantulan gelombang
yaitu sudut pantul sama dengan sudut datang. Artinya, ketika berkas gelombang datang
membentuk sudut terhadap garis normal (garis yang tegak lurus permukaan pantul), maka
berkas yang dipantulkan akan membentuk sudut terhadap garis normal.
Jika gelombang melalui suatu rintangan atau hambatan, misalnya benda padat, maka
gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan ini merupakan salah satu sifat dari
gelombang.
Berikut ini adalah contoh pemantulan pada gelombang tali
Pemantulan ujung terikat dan Pemantulan ujung bebas
Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan mengalami perubahan bentuk atau fase. Akan
tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas tidak mengubah bentuk atau fasenya.
Contoh Soal :
1. Dalam 1 sekon dihasilkan gelombang seperti gambar di bawah ini
a. berapakah frekuensi gelombang tersebut?
b. Bila jarak PQ = 2 cm, maka berapakah ?
Penyelesaian :
Menurut gambar, gelombang yang terjadi sebanyak 2 gelombang. Berarti, f = 2 gelombang /
sekon atau f = 2 Hz.
Pada gambar terjadi 2 gelombang ( 2λ ). Jadi 2 λ= 2 cm atau λ= 1 cm.
GEJALA GELOMBANG 4
2. Seutas tali yang panjangnya 8 m direntangkan lalu digetarkan. Selama 2 sekon terjadi
gelombang seperti pada gambar berikut! Tentukan λ, f, T, dan v.
Penyelesaian :
Dari gambar terjadi gelombang sebanyak 4 λ.
Berarti : 4λ= 8 m sehingga λ = 8/4 = 2 m
Selama 2 sekon terjadi 4 λ atau selama 1 sekon terjadi 2λ
Jadi, f = 2 gelombang / sekon atau f = 2 Hz
T = 1/f = ½ sekon sehingga v =λf = 2 m x 2 Hz = 4 m s-1
2. Pembiasan
Pembiasan atau refraksi adalah peristiwa pembelokan arah perambatan suatu
gelombang. Hal ini dapat terjadi jika gelombang tersebut melewati bidang batas dua medium
yang memiliki indeks bias yang berbeda. Indeks bias menyatakan kerapatan suatu medium.
Misalnya cahaya merambat dari udara ke air sehingga arah perambatannya akan mengalami
pembelokan.
Pada gambar di bawah ini adalah seberkas cahaya yang jatuh pada permukaan batas dua
medium 1 dan medium 2. Sebagian lagi dipantulkan oleh permukaan dan sebagian lagi
dibelokkan (dibiaskan, direfraksikan) masuk ke dalam medium 2. Berkas gelombang datang
digambarkan dengan garis lurus, sinar datang sejajar dengan arah perambatan
GEJALA GELOMBANG 5
Berkas datang pada gambar dianggap gelombang datar dengan muka gelombangnya tegak
lurus dengan sinar datang. Sudut datang Ɵ1 dan sudut refleksi Ɵ1’ dan sudut refraksi Ɵ2
diukur dari garis normal bidang batas ke sinar yang bersangkutan.
Berdasarkan Hukum Snellius tentang pemantulan dan pembiasan:
1. Sinar yang dipantulkan dan dibiaskan terletak pada satu bidang yang dibentuk oleh sinar
datang dan garis normal didang batas di titik datang
2. Untuk pemantulan berlaku: sudut datang = sudut pantul
Ɵ1=Ɵ1
3. Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke indeks bias yang lebih besar
dibiaskan mendekati garis normal dan sebaliknya.
4. Untuk pembiasan berlaku: Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias
berharga konstan
n21 adalah konstanta yang disebut indeks bias relatif dari medium 2 terhadap medium 1.
Pernyataan 1 dan 2 dinamakan hukum pemantulan Snellius, sedangkan pernyataan 1, 3, dan 4
dinamakan hukum pembiasan Snellius. Hukum pembiasan dapat ditulis jika sudut datang dan
sudut bias kecil sehingga sin Ɵ ≈ Ɵ (dalam radian), Sedangkan indeks bias mutlak suatu
medium didefinisikan sebagai berikut, Dengan
c = laju cahaya di ruang hampa
v= laju cahaya dalam suatu medium.
Contoh Penurunan Persamaan umum pembiasan gelombang :
Sebuah gelombang lurus datang pada bidang batas antara dua medium dengan sudut datang
30o. Jika indeks bias medium 2 relatif terhadap medium 1 adalah ½ , berapa sudut
biasnya?
Penyelesaian:
Diketahui :
Sudut datang i = 30o
Indeks bias n= = ½
GEJALA GELOMBANG 6
Ditanya : r= ....?
Jawab:
Dengan menggunakan persamaan n1 sinq1 = n2 sinq2, maka diperoleh:
sinθ1 = sinθ2
sin 30o =½ sin r
½ = ½ sin r
Sin r = , atau r = 45o.
3. Interferensi
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru.
Jika kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling
menguatkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum.
Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi destruktif
(saling melemahkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo nol. Setiap orang dengan
menggunakan sebuah baskom air dapat melihat bagaimana interferensi antara dua gelombang
permukaan air dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat dilihat dengan jelas. Dua
orang yang bersenandung dengan nada-nada dasar yang frekuensinya berbeda sedikit akan
mendengar layangan (penguatan dan pelemahan bunyi) sebagai hasi interferensi.
Warna-warni pelangi menunjukkan bahwa sinar matahari adalah gabungan dari berbagai
macam warna dari spektrum kasat mata. Di lain fihak, warna pada gelombang sabun, lapisan
minyak, warna bulu burung merah, dan burung kalibri bukan disebabkan oleh pembiasan. Hal
ini terjadi karena interferensi konstruktif dan destruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu
lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa cahaya itu
adalah gelombang. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang
bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka interferensinya sulit diamati.
Interferensi cahaya sulit diamati karena dua alasan:
(1) Panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut.
(2) Setiap sumber alamiah cahaya memancarkan gelombang cahaya yang fasenya sembarang
(random) sehingga interferensi yang terjadi hanya dalam waktu sangat singkat.
Jadi, interferensi cahaya tidaklah senyata seperti interferensi pada gelombang air atau
gelombang bunyi. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:
(1) Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya
harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi
yang sama.
(2) Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama.
Terjadi dan tidak terjadinya interferensi dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.3.
GEJALA GELOMBANG 7
Gambar 2.3. (a) tidak terjadi interferensi, (b) terjadi interferensi
Untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya kohern sehingga dapat menghasilkan pola
interferensi adalah :
(1) sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal (satu
celah). Hal ini dilakukan oleh Thomas Young.
(2) dapatkan sumber-sumber kohern maya dari sebuah sumber cahaya dengan pemantulan
saja. Hal ini dilakukian oleh Fresnel. Hal ini juga terjadi pada pemantulan dan pembiasan
(pada interferensi lapisan tipis).
(3) Gunakan sinar laser sebagai penghasil sinar laser sebagai penghasil cahaya kohern.
Contoh soal interferensi :
Cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 5000 A melewati celah ganda yang
terpisah pada jarak 2 mm. Jika jarak celah layar 1 meter, tentukanlah jarak terang pusat
dengan garis terang orde ketiga pada layar.
Penyelesaian:
Diketahui: d = 2 mm; l = 1 meter = 1 ´ 103 mm; λ = 5000 A = 5 ´ 10-4 mm; m = 3
Jika kedua gelombang cahaya dari sumber S1 dan S2 yang sampai pada layar berlawanan fase
(berbeda sudut fase 180°), maka pada layar akan terjadi interferensi minimum atau garis-
garis gelap. Untuk mendapatkan beda fase sebesar 180°, beda lintasan harus merupakan
kelipatan bilangan ganjil dari setengah panjang gelombang, yaitu
.......................................2.6
dengan m = 1, 2, 3, 4, …
Berdasarkan persamaan (2.6) dan (2.4) maka diperoleh interferensi minimum yang memnuhi
persamaan berikut.
= (m- ½ )λ 2.7
GEJALA GELOMBANG 8
4. Difraksi
Difraksi gelombang adalah peristiwa pembelokan gelombang ketika melewati celah sempit
atau penghalang.
Di dalam suatu medium yang
sama, gelombang merambat
lurus. Oleh karena itu,
gelombang lurus akan
merambat ke seluruh medium
dalam bentuk gelombang
lurus juga. Hal ini tidak
berlaku bila pada medium
diberi penghalang atau
rintangan berupa celah. Untuk
ukuran celah yang tepat,
gelombang yang datang dapat melentur setelah
melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang
disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah
dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar,
maka difraksi tidak begitu jelas terlihat. Muka
gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah, Jika penghalang celah
sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang gelombang, maka difraksi gelombang
sangat jelas. Celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa titik, dan muka gelombang
yang melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai
pusatnya.
Contoh Soal Difraksi pada Kisi :
Sebuah kisi memiliki 10.000 celah per cm. Pada kisi dilewatkan cahaya tegaklurus dengan
panjang gelombang l. Garis terang difraksi maksimum orde pertama membentuk sudut 30o
terhadap garis normal. Tentukanlah l.
Penyelesaian:
Diketahui: =10-4 cm, sin 30o = ½, m=1.
Ditanya : l = ….?
Jawab:
Berdasarkan hubungan d sinq = ml, diperoleh:
(10-4 cm)(1/2) = (1) λ
Jadi, λ=0,5 × 10-4 cm = 5000 Å
GEJALA GELOMBANG 9
5. Superposisi dua gelombang
Superposisi Dua Gelombang Apabila dua gelombang atau lebih merambat pada
medium yang sama. Maka, gelombang-gelombang tersebut akan datang di suatu titik pada
saat yang sama sehingga terjadilah superposisi gelombang. Artinya, simpangan gelombang-
gelombang tersebut di tiap titik dapat dijumlahkan sehingga akan menghasilkan sebuah
gelombang baru. Jika dua atau beberapa buah gelombang melewati sebuah medium maka
persamaan gelombang resultannya adalah jumlahan dari persamaan gelombang-gelombang
tersebut disebut sebagai superposisi gelombang. Hasil superposisi dua gelombang atau lebih
akan menghasilkan interferensi konstruktif (positif) atau interferensi destruktif (negatif).
y = y1 + y2
contoh soal :
Gelombang y1 = 2 sin p (8x - 100t) bersuperposisi dengan gelombang y2 = 2 sin p (8x +
100t).
Carilah:
a) persamaan simpangan hasil interferensi;
b) Amplitudo gelombang resultan.
Jawab :
a) y superposisi
y superposisi = y1 + y2
= 2 sin p (8x - 100t) + 2 sin p (8x + 100t)
= 2 sin (8px - 100pt) + 2 sin (8px + 100pt)
Dari persamaan trigonometri:
1 Sin (A + B) = Sin A Cos B + Cos A Sin B
1 Sin (A - B) = Sin A Cos B - Cos A Sin B
GEJALA GELOMBANG 10
Kita misalkan: A = 8px dan B = 100pt , maka:
y superposisi = 2 Sin (A - B) + 2 Sin (A + B)
y superposisi = 2 ( sin (A - B) + Sin (A + B) )
Superposisi dua gelombang
= 2 ( (Sin A Cos B - Cos A Sin B) + (Sin A Cos B + Cos A Sin B) )
= 2 ( Sin A Cos B - Cos A Sin B + Sin A Cos B + Cos A Sin B )
= 2 ( Sin A Cos B + Sin A Cos B - Cos A Sin B + Cos A Sin B)
= 2 ( 2 Sin A Cos B )
= 4 Sin A Cos B
= 4 Sin 8px Cos 100pt
Jadi persamaan gelombang superposisinya adalah:
y superposisi = 4 Sin 8px Cos 100pt
GEJALA GELOMBANG 11
6. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik
Salah satu sifat cahaya yang bergerak secara osillasi dan
menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk gelombang
elektromagnetik, maka cahaya ini mempunyai medan listrik, E
dan juga merupakan medan magnet, H yang keduanya saling
beroscilasi dan saling tegak lurus satu sama lain, serta tegak
lurus terhadap arah rambatan (lihat gambar). Cahaya juga
dikategorikan sebagai gelombang transversal; yang berarti
bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah osilasinya.
Adapun syaratnya adalah bahwa gelombang tersebut
mempunyai arah osilasi tegak lurus terhadap bidang
rambatannya. Gelombang bunyi, berbeda dengan gelombang
cahaya, tidak dapat terpolarisasi sehingga dia bukan gelombang
transversal. Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya
itu bergerak merambat ke arah tertentu. Arah polarisasi
gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik
gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya.
Beberapa macam / jenis polarisasi: polarisasi linear,
polarisasi melingkar, polarisasi ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan polarisasi
ellips dapat diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi linear
terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus terhadap arah
rambatan atau bidang medan listriknya.
Contoh Soal Polarisasi dengan Penyerapan Selektif :
Seberkas cahaya alamiah dilewatkan pada dua keping kaca polaroid yang arah polarisasi satu
sama lain membentuk sudut 60°. Jika intensitas cahaya alamiahnya 100 Wcm-2, tentukanlah
intensitas cahaya yang telah melewati cahaya polaroid itu.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (2.19) diperoleh
Jadi, intensitas cahaya yang dilewatkan 12,5 Wcm-2
GEJALA GELOMBANG 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan
sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah
getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam
gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut.
2. Gejala Gelombang
Gejala gelombang dapat dibagi mengadi beberapa bagian adalah sebagai berukut :
1. Pemantulan gelombang, yaitu sudut pantul sama dengan sudut datang.
2. Pembiasan gelombang adalah pembelokan arah muka gelombang ketika masuk dari
satu medium ke medium lainnya.
3. Interferensi gelombang adalah perpaduan atau superposisi gelombang ketika dua
gelombang atau lebih tiba di tempat yang sama pada saat yang sama.
4. Difraksi gelombang adalah peristiwa pembelokan gelombang ketika melewati celah
sempit atau penghalang
5. Superposisi Dua Gelombang adalah simpangan gelombang-gelombang tersebut di tiap
titik dapat dijumlahkan sehingga akan menghasilkan sebuah gelombang baru.
6. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak
secara osillasi dan menuju arah tertentu.

More Related Content

What's hot

2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Posoagoes Rom
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta PegasMenghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta PegasPutri Dwi Pratiwi
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzMuhammad Ridlo
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
 
Laporan Praktikum titik pusat massa benda homogen
Laporan Praktikum titik pusat massa benda homogenLaporan Praktikum titik pusat massa benda homogen
Laporan Praktikum titik pusat massa benda homogenAnnisa Icha
 
Laporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisikaLaporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisikaAnita Kris
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLydia Nurkumalawati
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiRidho Pasopati
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hookeumammuhammad27
 
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaGelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaMuhammad Ramdhani
 
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Nita Mardiana
 
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikPowerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikIndri Sukmawati Rahayu
 
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaPpt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaHusain Anker
 

What's hot (20)

2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1Ayunan matematis-baru1
Ayunan matematis-baru1
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Resonansi Bunyi
Resonansi BunyiResonansi Bunyi
Resonansi Bunyi
 
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta PegasMenghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
Pp relativitas
Pp relativitasPp relativitas
Pp relativitas
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
Laporan Praktikum titik pusat massa benda homogen
Laporan Praktikum titik pusat massa benda homogenLaporan Praktikum titik pusat massa benda homogen
Laporan Praktikum titik pusat massa benda homogen
 
Laporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisikaLaporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisika
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
 
Fisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksiFisika praktikum kisi difraksi
Fisika praktikum kisi difraksi
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
 
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII IpaGelombang elektromagnetik XII Ipa
Gelombang elektromagnetik XII Ipa
 
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
 
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikPowerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
 
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaPpt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
 

Viewers also liked

makalah gejala gelombang
makalah gejala gelombangmakalah gejala gelombang
makalah gejala gelombangannisnuruli
 
Gejala gejala gelombang bunyi
Gejala gejala gelombang bunyiGejala gejala gelombang bunyi
Gejala gejala gelombang bunyiNur Physics
 
Power Point (Gejala Gelombang)
Power Point (Gejala Gelombang)Power Point (Gejala Gelombang)
Power Point (Gejala Gelombang)Fefi Puspitasari
 
Makalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetikMakalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetikWarnet Raha
 
Materi Gelombang
Materi GelombangMateri Gelombang
Materi Gelombangusepnuh
 
Soal getaran dan gelombang 02
Soal getaran dan gelombang 02Soal getaran dan gelombang 02
Soal getaran dan gelombang 02agus mulanto
 
Soal ulangan harian susulan ham pkn kelas xi
Soal ulangan harian susulan ham pkn kelas xiSoal ulangan harian susulan ham pkn kelas xi
Soal ulangan harian susulan ham pkn kelas xiapotek agam farma
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamAhmad Faozi
 
Experiencing victory God’s way
Experiencing victory God’s wayExperiencing victory God’s way
Experiencing victory God’s wayEvlchemist
 
100RC Tulsa Findings - Revised112116
100RC Tulsa Findings - Revised112116100RC Tulsa Findings - Revised112116
100RC Tulsa Findings - Revised112116Mary Kell
 
2puffs drip tips
2puffs drip tips2puffs drip tips
2puffs drip tipsvapoorzon
 
10.quality culture at_the_up_(kosovo,_workshop_n_2)
10.quality culture at_the_up_(kosovo,_workshop_n_2)10.quality culture at_the_up_(kosovo,_workshop_n_2)
10.quality culture at_the_up_(kosovo,_workshop_n_2)University Saudi Arabia
 
Targeting im Campaigning
Targeting im Campaigning Targeting im Campaigning
Targeting im Campaigning Eva Hieninger
 

Viewers also liked (20)

makalah gejala gelombang
makalah gejala gelombangmakalah gejala gelombang
makalah gejala gelombang
 
Gejala gejala gelombang bunyi
Gejala gejala gelombang bunyiGejala gejala gelombang bunyi
Gejala gejala gelombang bunyi
 
Power Point (Gejala Gelombang)
Power Point (Gejala Gelombang)Power Point (Gejala Gelombang)
Power Point (Gejala Gelombang)
 
Makalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetikMakalah gelombang elektromagnetik
Makalah gelombang elektromagnetik
 
Sifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombangSifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombang
 
Nurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang BunyiNurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang Bunyi
 
gejala dan ciri ciri gelombang
gejala dan ciri ciri gelombanggejala dan ciri ciri gelombang
gejala dan ciri ciri gelombang
 
Proses pengerolan
Proses pengerolanProses pengerolan
Proses pengerolan
 
Getaran gelombang
Getaran gelombangGetaran gelombang
Getaran gelombang
 
Materi Gelombang
Materi GelombangMateri Gelombang
Materi Gelombang
 
Kurva Normal
Kurva NormalKurva Normal
Kurva Normal
 
Soal getaran dan gelombang 02
Soal getaran dan gelombang 02Soal getaran dan gelombang 02
Soal getaran dan gelombang 02
 
Soal ulangan harian susulan ham pkn kelas xi
Soal ulangan harian susulan ham pkn kelas xiSoal ulangan harian susulan ham pkn kelas xi
Soal ulangan harian susulan ham pkn kelas xi
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan Logam
 
Mahuya_Chowdhury
Mahuya_ChowdhuryMahuya_Chowdhury
Mahuya_Chowdhury
 
Experiencing victory God’s way
Experiencing victory God’s wayExperiencing victory God’s way
Experiencing victory God’s way
 
100RC Tulsa Findings - Revised112116
100RC Tulsa Findings - Revised112116100RC Tulsa Findings - Revised112116
100RC Tulsa Findings - Revised112116
 
2puffs drip tips
2puffs drip tips2puffs drip tips
2puffs drip tips
 
10.quality culture at_the_up_(kosovo,_workshop_n_2)
10.quality culture at_the_up_(kosovo,_workshop_n_2)10.quality culture at_the_up_(kosovo,_workshop_n_2)
10.quality culture at_the_up_(kosovo,_workshop_n_2)
 
Targeting im Campaigning
Targeting im Campaigning Targeting im Campaigning
Targeting im Campaigning
 

Similar to Gejala Gelombang

Similar to Gejala Gelombang (20)

Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01
 
Laporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisikaLaporan praktikum-fisika
Laporan praktikum-fisika
 
Bab 8 Gelombang Mekanik.pdf
Bab 8 Gelombang  Mekanik.pdfBab 8 Gelombang  Mekanik.pdf
Bab 8 Gelombang Mekanik.pdf
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
02 bab1
02 bab102 bab1
02 bab1
 
02 bab1
02 bab102 bab1
02 bab1
 
02 bab1
02 bab102 bab1
02 bab1
 
02 bab1
02 bab102 bab1
02 bab1
 
Gambaran Kasar Gelombang dan sifatnya.pptx
Gambaran Kasar Gelombang dan sifatnya.pptxGambaran Kasar Gelombang dan sifatnya.pptx
Gambaran Kasar Gelombang dan sifatnya.pptx
 
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
 
Karekteristik gelombang
Karekteristik gelombangKarekteristik gelombang
Karekteristik gelombang
 
Gelombang bunyi
Gelombang bunyiGelombang bunyi
Gelombang bunyi
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Getaran dan Gelombng 9
Getaran dan Gelombng 9Getaran dan Gelombng 9
Getaran dan Gelombng 9
 
Sifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetikSifat gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetik
 
Teori dasar cepat rambat gelombang
Teori dasar cepat rambat gelombangTeori dasar cepat rambat gelombang
Teori dasar cepat rambat gelombang
 
Teori dasar cepat rambat gelombang
Teori dasar cepat rambat gelombangTeori dasar cepat rambat gelombang
Teori dasar cepat rambat gelombang
 
Teori dasar cepat rambat gelombang
Teori dasar cepat rambat gelombangTeori dasar cepat rambat gelombang
Teori dasar cepat rambat gelombang
 
sifat-sifat gelombang
sifat-sifat gelombangsifat-sifat gelombang
sifat-sifat gelombang
 

More from Reynes E. Tekay

More from Reynes E. Tekay (13)

Gaya Magnet
Gaya MagnetGaya Magnet
Gaya Magnet
 
Hukum Ampere Untuk Rangkaian Listrik
Hukum Ampere Untuk Rangkaian ListrikHukum Ampere Untuk Rangkaian Listrik
Hukum Ampere Untuk Rangkaian Listrik
 
Medan Magnet Konstan
Medan Magnet KonstanMedan Magnet Konstan
Medan Magnet Konstan
 
Arus dan Konduktor
Arus dan KonduktorArus dan Konduktor
Arus dan Konduktor
 
Potensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitorPotensial listrik dan kapasitor
Potensial listrik dan kapasitor
 
Metode Secant
Metode SecantMetode Secant
Metode Secant
 
Tugas Program C++
Tugas Program C++Tugas Program C++
Tugas Program C++
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
 
Energi pasang surut
Energi pasang surutEnergi pasang surut
Energi pasang surut
 
program C++ Atm
program C++ Atmprogram C++ Atm
program C++ Atm
 
Penjelasan Program
Penjelasan ProgramPenjelasan Program
Penjelasan Program
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
Tanggung Jawab
Tanggung JawabTanggung Jawab
Tanggung Jawab
 

Recently uploaded

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 

Recently uploaded (9)

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 

Gejala Gelombang

  • 1. GEJALA GELOMBANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang non periodik. Gelombang mekanik adalah sesuatu yang dapat dibentuk dan dirambatkan dalam zat perantara bahan elastis. Sebagai contoh khusus diantaranya adalah gelombang bunyi dalam gas, dalam zat cair dan dalam zat padat. Gelombang Elektromagnetik perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah. Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut. Dari sini timbul benarkan medium yang digunakan gelombang tidak ikut merambat? Padahal pada kenyataannya terjadi aliran air di laut yang luas. Menurut aliran air dilaut itu tidak disebabkab oleh gelombang tetapi lebih disebabkan oleh perbedaan suhu pada air laut. B. Tujuan 1. Menjelaskan pengertian dari gelombang? 2. Bagaimana mengetahui gejala-gejala gelombang?
  • 2. GEJALA GELOMBANG 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Gelombang Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya gelombang membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi (tenaga). Gelombang juga dapat diartikan sebagai bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik. Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak contoh lainnya. Ketika Anda melempar sebuah batu kecil pada permukaan air yang tenang, akan muncul gelombang yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain adalah gelombang yang merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila Anda menggerakan tali naik turun. Ketika kita berbicara mengenai gelombang, kita tidak bisa mengabaikan getaran. dapat dilihat ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi. Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian pula, ketika Kita menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Kita berpikir bahwa gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu. Sebenarnya yang Kita saksikan adalah setiap partikel air tersebut berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air tersebut. Kalau gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat. Misalnya ketika Kita mandi di air laut, kita akan merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi karena setiap gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang laut. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan lainnya.
  • 3. GEJALA GELOMBANG 3 B. Gejala Gelombang 1. Pemantulan Gelombang Pada peristiwa pemantulan gelombang akan berlaku hukum pemantulan gelombang yaitu sudut pantul sama dengan sudut datang. Artinya, ketika berkas gelombang datang membentuk sudut terhadap garis normal (garis yang tegak lurus permukaan pantul), maka berkas yang dipantulkan akan membentuk sudut terhadap garis normal. Jika gelombang melalui suatu rintangan atau hambatan, misalnya benda padat, maka gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan ini merupakan salah satu sifat dari gelombang. Berikut ini adalah contoh pemantulan pada gelombang tali Pemantulan ujung terikat dan Pemantulan ujung bebas Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan mengalami perubahan bentuk atau fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada ujung bebas tidak mengubah bentuk atau fasenya. Contoh Soal : 1. Dalam 1 sekon dihasilkan gelombang seperti gambar di bawah ini a. berapakah frekuensi gelombang tersebut? b. Bila jarak PQ = 2 cm, maka berapakah ? Penyelesaian : Menurut gambar, gelombang yang terjadi sebanyak 2 gelombang. Berarti, f = 2 gelombang / sekon atau f = 2 Hz. Pada gambar terjadi 2 gelombang ( 2λ ). Jadi 2 λ= 2 cm atau λ= 1 cm.
  • 4. GEJALA GELOMBANG 4 2. Seutas tali yang panjangnya 8 m direntangkan lalu digetarkan. Selama 2 sekon terjadi gelombang seperti pada gambar berikut! Tentukan λ, f, T, dan v. Penyelesaian : Dari gambar terjadi gelombang sebanyak 4 λ. Berarti : 4λ= 8 m sehingga λ = 8/4 = 2 m Selama 2 sekon terjadi 4 λ atau selama 1 sekon terjadi 2λ Jadi, f = 2 gelombang / sekon atau f = 2 Hz T = 1/f = ½ sekon sehingga v =λf = 2 m x 2 Hz = 4 m s-1 2. Pembiasan Pembiasan atau refraksi adalah peristiwa pembelokan arah perambatan suatu gelombang. Hal ini dapat terjadi jika gelombang tersebut melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias yang berbeda. Indeks bias menyatakan kerapatan suatu medium. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air sehingga arah perambatannya akan mengalami pembelokan. Pada gambar di bawah ini adalah seberkas cahaya yang jatuh pada permukaan batas dua medium 1 dan medium 2. Sebagian lagi dipantulkan oleh permukaan dan sebagian lagi dibelokkan (dibiaskan, direfraksikan) masuk ke dalam medium 2. Berkas gelombang datang digambarkan dengan garis lurus, sinar datang sejajar dengan arah perambatan
  • 5. GEJALA GELOMBANG 5 Berkas datang pada gambar dianggap gelombang datar dengan muka gelombangnya tegak lurus dengan sinar datang. Sudut datang Ɵ1 dan sudut refleksi Ɵ1’ dan sudut refraksi Ɵ2 diukur dari garis normal bidang batas ke sinar yang bersangkutan. Berdasarkan Hukum Snellius tentang pemantulan dan pembiasan: 1. Sinar yang dipantulkan dan dibiaskan terletak pada satu bidang yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal didang batas di titik datang 2. Untuk pemantulan berlaku: sudut datang = sudut pantul Ɵ1=Ɵ1 3. Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke indeks bias yang lebih besar dibiaskan mendekati garis normal dan sebaliknya. 4. Untuk pembiasan berlaku: Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias berharga konstan n21 adalah konstanta yang disebut indeks bias relatif dari medium 2 terhadap medium 1. Pernyataan 1 dan 2 dinamakan hukum pemantulan Snellius, sedangkan pernyataan 1, 3, dan 4 dinamakan hukum pembiasan Snellius. Hukum pembiasan dapat ditulis jika sudut datang dan sudut bias kecil sehingga sin Ɵ ≈ Ɵ (dalam radian), Sedangkan indeks bias mutlak suatu medium didefinisikan sebagai berikut, Dengan c = laju cahaya di ruang hampa v= laju cahaya dalam suatu medium. Contoh Penurunan Persamaan umum pembiasan gelombang : Sebuah gelombang lurus datang pada bidang batas antara dua medium dengan sudut datang 30o. Jika indeks bias medium 2 relatif terhadap medium 1 adalah ½ , berapa sudut biasnya? Penyelesaian: Diketahui : Sudut datang i = 30o Indeks bias n= = ½
  • 6. GEJALA GELOMBANG 6 Ditanya : r= ....? Jawab: Dengan menggunakan persamaan n1 sinq1 = n2 sinq2, maka diperoleh: sinθ1 = sinθ2 sin 30o =½ sin r ½ = ½ sin r Sin r = , atau r = 45o. 3. Interferensi Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Jika kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi destruktif (saling melemahkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo nol. Setiap orang dengan menggunakan sebuah baskom air dapat melihat bagaimana interferensi antara dua gelombang permukaan air dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat dilihat dengan jelas. Dua orang yang bersenandung dengan nada-nada dasar yang frekuensinya berbeda sedikit akan mendengar layangan (penguatan dan pelemahan bunyi) sebagai hasi interferensi. Warna-warni pelangi menunjukkan bahwa sinar matahari adalah gabungan dari berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Di lain fihak, warna pada gelombang sabun, lapisan minyak, warna bulu burung merah, dan burung kalibri bukan disebabkan oleh pembiasan. Hal ini terjadi karena interferensi konstruktif dan destruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa cahaya itu adalah gelombang. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka interferensinya sulit diamati. Interferensi cahaya sulit diamati karena dua alasan: (1) Panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut. (2) Setiap sumber alamiah cahaya memancarkan gelombang cahaya yang fasenya sembarang (random) sehingga interferensi yang terjadi hanya dalam waktu sangat singkat. Jadi, interferensi cahaya tidaklah senyata seperti interferensi pada gelombang air atau gelombang bunyi. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini: (1) Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama. (2) Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama. Terjadi dan tidak terjadinya interferensi dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.3.
  • 7. GEJALA GELOMBANG 7 Gambar 2.3. (a) tidak terjadi interferensi, (b) terjadi interferensi Untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya kohern sehingga dapat menghasilkan pola interferensi adalah : (1) sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal (satu celah). Hal ini dilakukan oleh Thomas Young. (2) dapatkan sumber-sumber kohern maya dari sebuah sumber cahaya dengan pemantulan saja. Hal ini dilakukian oleh Fresnel. Hal ini juga terjadi pada pemantulan dan pembiasan (pada interferensi lapisan tipis). (3) Gunakan sinar laser sebagai penghasil sinar laser sebagai penghasil cahaya kohern. Contoh soal interferensi : Cahaya monokromatis dengan panjang gelombang 5000 A melewati celah ganda yang terpisah pada jarak 2 mm. Jika jarak celah layar 1 meter, tentukanlah jarak terang pusat dengan garis terang orde ketiga pada layar. Penyelesaian: Diketahui: d = 2 mm; l = 1 meter = 1 ´ 103 mm; λ = 5000 A = 5 ´ 10-4 mm; m = 3 Jika kedua gelombang cahaya dari sumber S1 dan S2 yang sampai pada layar berlawanan fase (berbeda sudut fase 180°), maka pada layar akan terjadi interferensi minimum atau garis- garis gelap. Untuk mendapatkan beda fase sebesar 180°, beda lintasan harus merupakan kelipatan bilangan ganjil dari setengah panjang gelombang, yaitu .......................................2.6 dengan m = 1, 2, 3, 4, … Berdasarkan persamaan (2.6) dan (2.4) maka diperoleh interferensi minimum yang memnuhi persamaan berikut. = (m- ½ )λ 2.7
  • 8. GEJALA GELOMBANG 8 4. Difraksi Difraksi gelombang adalah peristiwa pembelokan gelombang ketika melewati celah sempit atau penghalang. Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang. Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas terlihat. Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah, Jika penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang gelombang, maka difraksi gelombang sangat jelas. Celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa titik, dan muka gelombang yang melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya. Contoh Soal Difraksi pada Kisi : Sebuah kisi memiliki 10.000 celah per cm. Pada kisi dilewatkan cahaya tegaklurus dengan panjang gelombang l. Garis terang difraksi maksimum orde pertama membentuk sudut 30o terhadap garis normal. Tentukanlah l. Penyelesaian: Diketahui: =10-4 cm, sin 30o = ½, m=1. Ditanya : l = ….? Jawab: Berdasarkan hubungan d sinq = ml, diperoleh: (10-4 cm)(1/2) = (1) λ Jadi, λ=0,5 × 10-4 cm = 5000 Å
  • 9. GEJALA GELOMBANG 9 5. Superposisi dua gelombang Superposisi Dua Gelombang Apabila dua gelombang atau lebih merambat pada medium yang sama. Maka, gelombang-gelombang tersebut akan datang di suatu titik pada saat yang sama sehingga terjadilah superposisi gelombang. Artinya, simpangan gelombang- gelombang tersebut di tiap titik dapat dijumlahkan sehingga akan menghasilkan sebuah gelombang baru. Jika dua atau beberapa buah gelombang melewati sebuah medium maka persamaan gelombang resultannya adalah jumlahan dari persamaan gelombang-gelombang tersebut disebut sebagai superposisi gelombang. Hasil superposisi dua gelombang atau lebih akan menghasilkan interferensi konstruktif (positif) atau interferensi destruktif (negatif). y = y1 + y2 contoh soal : Gelombang y1 = 2 sin p (8x - 100t) bersuperposisi dengan gelombang y2 = 2 sin p (8x + 100t). Carilah: a) persamaan simpangan hasil interferensi; b) Amplitudo gelombang resultan. Jawab : a) y superposisi y superposisi = y1 + y2 = 2 sin p (8x - 100t) + 2 sin p (8x + 100t) = 2 sin (8px - 100pt) + 2 sin (8px + 100pt) Dari persamaan trigonometri: 1 Sin (A + B) = Sin A Cos B + Cos A Sin B 1 Sin (A - B) = Sin A Cos B - Cos A Sin B
  • 10. GEJALA GELOMBANG 10 Kita misalkan: A = 8px dan B = 100pt , maka: y superposisi = 2 Sin (A - B) + 2 Sin (A + B) y superposisi = 2 ( sin (A - B) + Sin (A + B) ) Superposisi dua gelombang = 2 ( (Sin A Cos B - Cos A Sin B) + (Sin A Cos B + Cos A Sin B) ) = 2 ( Sin A Cos B - Cos A Sin B + Sin A Cos B + Cos A Sin B ) = 2 ( Sin A Cos B + Sin A Cos B - Cos A Sin B + Cos A Sin B) = 2 ( 2 Sin A Cos B ) = 4 Sin A Cos B = 4 Sin 8px Cos 100pt Jadi persamaan gelombang superposisinya adalah: y superposisi = 4 Sin 8px Cos 100pt
  • 11. GEJALA GELOMBANG 11 6. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik Salah satu sifat cahaya yang bergerak secara osillasi dan menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk gelombang elektromagnetik, maka cahaya ini mempunyai medan listrik, E dan juga merupakan medan magnet, H yang keduanya saling beroscilasi dan saling tegak lurus satu sama lain, serta tegak lurus terhadap arah rambatan (lihat gambar). Cahaya juga dikategorikan sebagai gelombang transversal; yang berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah osilasinya. Adapun syaratnya adalah bahwa gelombang tersebut mempunyai arah osilasi tegak lurus terhadap bidang rambatannya. Gelombang bunyi, berbeda dengan gelombang cahaya, tidak dapat terpolarisasi sehingga dia bukan gelombang transversal. Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat ke arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya. Beberapa macam / jenis polarisasi: polarisasi linear, polarisasi melingkar, polarisasi ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan polarisasi ellips dapat diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya. Contoh Soal Polarisasi dengan Penyerapan Selektif : Seberkas cahaya alamiah dilewatkan pada dua keping kaca polaroid yang arah polarisasi satu sama lain membentuk sudut 60°. Jika intensitas cahaya alamiahnya 100 Wcm-2, tentukanlah intensitas cahaya yang telah melewati cahaya polaroid itu. Penyelesaian: Dengan menggunakan persamaan (2.19) diperoleh Jadi, intensitas cahaya yang dilewatkan 12,5 Wcm-2
  • 12. GEJALA GELOMBANG 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Gelombang didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang berfikir bahwa yang merambat dalam gelombang adalah getarannya atau partikelnya, hal ini sedikit tidak benar karena yang merambat dalam gelombang adalah energi yang dipunyai getaran tersebut. 2. Gejala Gelombang Gejala gelombang dapat dibagi mengadi beberapa bagian adalah sebagai berukut : 1. Pemantulan gelombang, yaitu sudut pantul sama dengan sudut datang. 2. Pembiasan gelombang adalah pembelokan arah muka gelombang ketika masuk dari satu medium ke medium lainnya. 3. Interferensi gelombang adalah perpaduan atau superposisi gelombang ketika dua gelombang atau lebih tiba di tempat yang sama pada saat yang sama. 4. Difraksi gelombang adalah peristiwa pembelokan gelombang ketika melewati celah sempit atau penghalang 5. Superposisi Dua Gelombang adalah simpangan gelombang-gelombang tersebut di tiap titik dapat dijumlahkan sehingga akan menghasilkan sebuah gelombang baru. 6. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak secara osillasi dan menuju arah tertentu.