SlideShare a Scribd company logo
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
II
Setelah menyelesaikan modul 1 kegiatan belajar 2, Anda diharapkan
mampu memahami tentang tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan, dan Diksi/pilihan kata.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 ini, Anda diharapkan
mampu:
a.	 Menjelaskan tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
b.	 Menjelaskan diksi/pilihan kata.
Tata EYD dan Diksi/Pilihan Kata
POKOKMateri
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 2 ini, Anda diharapkan
mempelajari tentang:
a.	 Tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, meliputi,
Pemakaian Huruf, Penulisan Kata, Pemakaian Tanda Baca
b.	 Diksi/pilihan kata, meliputi Ketepatan pilihan kata, Nalar
berbahasa.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Uraian Materi
1.	 Tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
a.	 Pemakaian Huruf
1)	 Abjad, Vokal, dan Konsonan
Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut.
(perhatikan bunyi pelafalannya).
Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal
A a A G g Ge M m Em T t Te
B b Be H h Ha N n En U u U
C c Ce I i i O o O V v Fe
D d De J j Je P p Pe W w We
E e E K k Ka Q q Ki X x Eks
F f Ef L l El R r Er Y y Ye
S s Es Z z Zet
Disamping 26 huruf di atas, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan
konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang, yaitu:
kh sepertidalam kata khusus, akhir 	
ny seperti dalam kata	 nyata, anyam
ng seperti dalam kata ngilu, bangun
sy seperti dalam kata	 syair, asyik
Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang disebut
diftong.
Perhatikan contoh diftong di bawah ini.
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Diftong/ai/dalam kata
bantai		 dilafalkan	 (bantay)
ngarai		 dilafalkan 	 (ngaray)
pandai		 dilafalkan	 (panday)
Diftong/au/dalam kata
kacau		 dilafalkan	 (kacaw)
kerbau	 dilafalkan 	 (kerbaw)
limau		 dilafalkan	 (limaw)
Diftong/oi/dalam kata
amboi		 dilafalkan	 (amboy)
boikot		 dilafalkan 	 (boykot)
Diftong/oi/dalam kata
sepoi		 dilafalkan	 (sepoy)
toilet		 dilafalkan 	 (toylet)
Jika vokal berurutan /ai/, /au/. Dan, /oi/ terdapat dalam kata yang pelafalannya
persis sama dengan huruf aslinya, vokal beruntun itu bukan diftong.
Contoh /ai/, /au/, dan /oi/ yang bukan diftong adalah terdapat dalam kata berikut:
	 mulai 		 diucapkan	 (mulai)	 bukan 	 (mulay)
	mau		diucapkan	(mau)		bukan		(maw)
	doi**		diucapkan	(do’i)		bukan 	(doy)
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf yang benar,
setiap penutur bahasa Indonesia hendaknya mengikuti aturan yang sudah
dibakukan. Dalam membaca singkatan kata (termasuk singkatan kata asing selain
akronim) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia,
pelafalannya harus sesuai dengan pelafalan huruf bahasa Indonesia.
Singkatan Lafal yang
Benar
Lafal yang
Salah
Singkatan Lafal yang
Benar
Lafal yang
Salah
AC
BBC
CIA
a-ce
be-be-ce
ce-i-a
a-se
bi-bi-si
si-ai-e
MTQ
RCTI
em-te-ki
er-ce-te-i
em-te-kyu
er-se-te-i
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Pemenggalan Kata
Pemenggalan Kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
a)	 Jika ditengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan itu
dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Misalnya : ma-in, sa-at, bu-ah.
Hati-hati, jika vokal yang beruntun merupakan diftong, pemenggalan kata
tifdak dilakukan di antara kedua huruf vokal
Pemenggalan yang salah Pemenggalan yang benar
pu-la-u
ra ma i
se-po-i
pu-lau
ra-mai
se-poi
b)	 Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf
konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya:  Ta-
bu ka-wan ca-tur.
c)	 Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan
tidak pernah diceraikan.
Misalnya :   swas-ta, ap-ril, bang-sa, han-dal
Gabungan huruf konsonan ny, ng, kh, dan sy tidak boleh dipisahkan
Misalnya: Su-nyi		 ha-ngat 	 makh-luk	 ma-sya-ra-kat
d)	 Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan
yang kedua.
Misalnya: Ab- sorb-si		 kon-klu-si		 ins-truk-si
e)	 Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan yang
mengalami perubahan  bentuk serta partikel yang biasanya ditulis
serangkai dengan kata yang diimbuhinya, dapat dipenggal.
Misalnya : ba-ca-lah		 me-la-ri-kan		 pra-sa-ra-na	     
f)	 Jika suatu kata terdiri dari atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
itu dapat   bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan
dengan:
1)	 pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah pemenggalan kata
butir i.
Misalnya:	bio-data		atau		bio-da-ta
		intro-speksi		atau		in-tro-spek-si
a.	 Penulisan Kata
1)	 Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya :
Ketiga kalimat ini dibangun
dengan gabungan kata dasar
2)	 Kata Turunan
a)	 Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.    
Misalnya : bergerigi ketetapan	 sentuhan		
b)	 Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.
           Misalnya : diberi tahu,			 beritahukan
          		 bertanda tangan,		 tanda tangani
          		 berlipat ganda			 lipat gandakan
c)	 jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus,  unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : memberitahukan, ditandatangani, melipatgandakan.     
  
Kantor pos sangat ramai.
Buku itu sudah saya baca
Adik naik sepeda baru
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
3)	 Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan  menggunakan kata tanda hubung.
Misalnya : Anak-anak, berjalan-jalan, buku-buku, dibesar- besarkan, gerak-
gerik, huru-hara, kupu-kupu, lauk- pauk, mondar-mandir, laba-laba, lauk-
pauk, porak-poranda.
4)	 Gabungan Kata
a)	 Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya : duta besar, kerja sama, kereta
api cepat, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima kasih, mata kuliah.
b)	 Gabungan kata termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan
pertalian unsur yang berkaitan. Misalnya: Alat pandang dengar (audio –
visual aid), anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang
baru), ibu-bapak (orang tua).
5)	 Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk sigkat dari kata aku dan engkau, ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
aku bawa, aku ambil
kubawa, kuambil
engkau bawa
kau bawa, kauambil
Misalnya :
Bolehkah aku ambil jeruk ini satu ?
Kalau mau, boleh engkau baca
buku itu.
Akan tetapi, perhatikan penulisan
berikut ini.
Bolehkah kuambil jeruk ini satu?
Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.
(ku ....)
(engkau) (........)
(kau .....)
(aku) ( ......)
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
6)	 Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali didalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata
seperti, kepada dan daripada.
Misalnya :
Tinggallah bersama saya di sini
Di mana orang tuamu?
Saya sudah makan di rumah te-
man
Ibuku sedang ke luar kota.
Ia pantas tampil ke depan
Akan tetapi, perhatikan penulisan
yang berikut
Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti
Kami percaya kepada Anda
Akhir-akhir ini beliau jarang kemari
	
Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
Salah Benar Salah Benar
sikecil
sipemalu
si kecil
si pemalu
sangdiktator
sangkancil
sang diktator
sang kancil
7)	 Partikel
i.	 Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya : Bacalah peraturan sampai tuntas
Siapakah tokoh yang menemukan radium.
ii.	 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya : Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Hendak makan pun lauknya sudah habis
Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku
Catatan:
Kelompok yang dianggap pada berikut ini ditulis serangkai, misalnya adapun,
andaipun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, walaupun.
Misalnya: Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui.
		 Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu.
		 Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi
Walau hari hujan, ia datang juga.
8)	 Singkatan dan Akronim
i.	 Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf
atau lebih. Adapun auran penulisannya adalah sebagai berikut:
a)	 Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik.
Misalnya: 	 Nomor		 disingkat		no.
				Ibidem		disingkat		ibid
				halaman		disingkat		hlm.	
b)	 Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik.
Misalnya: 	 loco citato		 disingkat		 loc.cit
				apere citato		disingkat		ap.cit	
				atas nama		disingkat		a.n.
Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf
awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.	
Misalnya:	Perseroan Terbatas			disingkat	PT
				Perusahaan Dagang			disingkat	PD
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
c)	 Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatan dipakai satu
tanda titik.
Misalnya : 	 dan lain-lain			 disingkat	 dll.
 				 yang akan datang		 disingkat	 yad.	
Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan awal
kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. Misalnya:
BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
DKI (Daerah Khusus Ibukota)
BPS	 (Badan Pusat Statistik)
RCTI	 (Rajawali Citra televisi
Indonesia)
	 Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang tidak diikuti titik. Misalnya:
au		 aurum	              
kg		 kilogram
TNT		 trinitrotoluen
KVA		 kilovolt-ampere
Rp(5.000.00)	 (lima ribu rupiah)
				
ii.	 Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan hurf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
a)	 Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya : 	 FISIP		 (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
ISPA		 (Infeksi Saluran Nafas Atas)
b)	 Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya : 	 radar			 radio detecting and ranging
				rapim			rapat pimpinan
tilang               	 bukti pelanggaran
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
9)	 Angka dan Lambang Bilangan
i.	 Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan
lazim digunakan angka arab atau angka romawi.
	 Misalnya: Angka Arab      : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100),
ii.	 Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan
isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, (iv) kuantitas.
	 Misalnya: 	 19 meter		 4 ons		 9 hektar	 65 liter
			 Pukul 15.30		 10 detik	 30 menit	 5 jam
			 Rp 80.000.000	 US 3.50	 500 Yen	
iii.	 Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen,
atau kamar pada alamat. Misalnya: nomor 25			      
Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Bilangan utuh, misalnya:
Dua belas 12
Dua ratus dua puluh dua         222
Bilangan pecahan, misalnya:
Setengah                                 ½
Satu persen                              1%
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang
berikut.
Misalnya : Paku Buwono X			 Bab II
Paku Buwono ke-10 		 Bab ke-2
Paku Buwono kesepuluh
iv.	 Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara
yang berikut.
Misalnya: Tahun ‘50-an                atau                 tahun lima puluhan
	 Uang 5000-an               atau                 uang lima ribuan
	 Uang lima 1000-an       atau                 uang lima seribuan
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Pemakaian Tanda Baca
1.	 Tanda titik (.)
a.	 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya: Ayahku tinggal di Korea.
Impianku menjadi musisi.
b.	 Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf pengkodean suatu judul
bab dan subbab dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya : III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal PMD
		 		 1. Subdit .......			
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka pada pengkodean sistem digit jika
angka itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka sebelum judul bab
atau subbab
c.	 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu dan jangka waktu
Misalnya:		 Pukul 12.10.20 pukul ( 2 lewat 10 menit 20 detik)
d.	 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung
Lihat halaman 2345 dan seterusnya
2.	 Tanda koma (,)
a.	 Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya: Saya membeli baju, tas, dan sepatu.
12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Korea, jepang, yunani, spanyol, paris, inggris, dan las vegas.
b.	 Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Misalnya : Saya ingin pergi, tetapi hari itu ujian.
	 Didi bukan anak saya, melainkan anak pak Daud
c.	 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya : Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
	 Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d.	 Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat. Misalnya: Kata Ibu, “saya gembira sekali.”
		 “Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”
3.	 Tanda titik koma (;)
a.	 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara. Misalnya : Malam semain larut; pekerjaan belum
selesai juga.
b.	 Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya : Ayah menonton televisi; ibu sibuk memasak; adik mendengar
musik; saya sendiri asyik mengerjakan tugas; saya sendiri asyik menonton
siaran langsung pertandingan sepak bola.
4.	 Tanda titik dua (:)
a.	 Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
perincian.
Misalnya: Kita sekarang memerlukan alat tulis: pensil, penghapus, dan
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
penggaris.
STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi
b.	 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya: Kami memerlukan alat tulis: pensil, penggaris, penghapus, dan
kertas
	 STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi
5.	 Tanda hubung (-)
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris. Misalnya:
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau
pangkal baris. Misalnya:
a.	 Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: Anak-anak, Berulang-ulang
b.	 Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal. Misalnya : p-e-n-y-a-n-y-i, 26-01-1986
6.	 Tanda pisah ( - )
a.	 Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya: Hasil pertandingan itu-sungguh diluar dugaan-ternyata imbang
Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.
Disamping cara itu ada ju-ga cara baru.
Mata kuliah baru yang ditawarkan tahun
Ini adalah Estetika dan ........
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
b.	 Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti
‘sampai ke’ atau “sampai dengan”. Misalnya: 1986-1990, Tanggal 25-26
Januari 1986, Korea-Jepang
7.	 Tanda Ellipsis ( … )
a.	 Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya : Kalau begitu … ya, marilah mulai pindah.
b.	 Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan. Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan … akan
diteliti lebih lanjut.
8.	 Tanda Tanya (?)
a.	 Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya.
Misalnya : Kapan ia berangkat? ; Kemana ia pergi?
b.	 Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimatyangdisangsikanatauyangkurangdapatdibuktikankebenarannya.
Misalnya: 	 Ia dilahirkan pada tahun 1992(?); Uangnya sebanyak 10 juta
rupiah (?) hilang
9.	 Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu!; Bersihkan
kamar itu sekarang juga!; Merdeka!
Catatan: Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu
dipakai empat titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu
untuk menandai akhir kalimat. Misalnya: dalam karangan, tanda baca harus
digunakan ....
15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
10.	Tanda kurung ( (…) )
a.	 Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
	 Misalnya : Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian
Kegiatan) kantor itu.
b.	 Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan. Misalnya : faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)
tenaga kerja, dan (c) modal.
11.	Tanda kurung siku ( […] )
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda
itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di
dalam naskah asli. Misalnya : Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik.
12.	Tanda petik (“…”)
a.	 Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya: “Saya belum siap,” kata
Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
b.	 Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Misalnya: Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA” diterbitkan dalam Tempo.
c.	 Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Misalnya : Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
13.	Tanda petik tunggal ( ‘…’ )
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya : Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
14.	Tanda garis miring ( / )
a.	 Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya : No. 7/PK/1973; Jalan kramat II/10
b.	 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya : Mahasiswa/mahasiswi; Harganya Rp 150,00/lembar.
15.	Tanda penyikat atau Apostrof ( ` )
Tanda penyikat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Misalnya : 	 Malam ‘lah tiba           	 (`lah = telah)
	 1 Januari `86             	 (`86 = 1986)
Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang EYD, sekarang coba Anda
kerjakan latihan di bawah ini!
Setelah mencoba menjawab latihan 1 di atas, selanjutnya cocokkan dengan
jawaban berikut ini:
Latihan 1
1.	 Sebutkan kegunaan tanda baca koma.
2.	 Buatkan contoh kalimat yang memakai tanda baca koma..
17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
2.	 Diksii/pilihan kata dan kosa kata bahasa Indonesia yang baku
Pilihan kata atau diksi dapat diartikan sebagai upaya memilih kata untuk
mendapatkan hasil akhir berupa kata tertentu (yang dipilih) untuk dipakai
dalam suatu tuturan bahasa.
Dalam praktik penggunaan kata, ada kata yang harus dihindari, ada kata
yang harus diutamakan, ada pula kata-kata tertentu yang diragukan: apakah
kata-kata itu dipakai atau tidak. Peranan setiap kata dalam kalimat harus
benar-benar diperhitungkan. Jangan sampai ada kata yang mengganggu
struktur kalimat; jangan sampai ada kata yang mubazir supaya kalimat tidak
“loyo”. Dalam kalimat hendaklah kata itu digunakan sebaik-baiknya sehingga
terwujud suatu power.
Ketepatan Pilihan Kata
a.	 Nalar Berbahasa
Ketepatan pilihan kata melibatkan nalar berbahasa. Agar tidak terjadi
kesesatan dalam pemilihan kata, logika dan penalaran harus difungsikan
secara optimal. Kalimat-kalimat di bawah ini belum mantap dalam ketepatan
pilihan katanya.
a.	 Surat tugas ini harap dilaksanakan
dengan baik.
b.	 Bolehkah karcis bus yang tidak
dipakai bisa ditukar?
c.	 Foto itu menunjukkan hampir
menyerupai wajahnya.
d.	Waktu dan tempat kami
persilakan.
e.	Saya belum jelas, Pak!
f.	 Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
Jawaban latihan 1
1.	 Untuk memisahkan bagian kalimat sejenis dann setara, dan sebagai pengganti
kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk
2.	 Contoh kalimat Didi bukan anak saya, melainkan anak pak Daud
18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Mengapa contoh di atas belum mantap pilihan katanya? Berikut ini
alasannya dijelaskan satu per satu. Maksud yang terkandung dalam contoh
a adalah suatu perintah agar tugas yang bersangkutan dilaksanakan dengan
baik, bukan surat tugasnya. Jadi, tugas harus dilaksanakan, sedangkan surat
tugas harus diperhatikan dengan baik.
Perbaikannya :
a-1. Tugas ini harap dilaksanakan dengan baik.
a-2. Surat tugas ini harap diperhatikan dengan baik.
Yang menyebabkan contoh b kurang mantap adalah penumpukan kata
bolehkan dan bisa sehingga terasa kaku.
Perbaikannya :
b-1. Bolehkan ditukar karcis bus yang tidak dipakai?
b-2. Karcis bus yang tidak terpakai bisakah ditukar?
Contoh c kurang memperlihatkan logika bahasa. Jika foto itu sudah
hampir menyerupai wajahnya, kata menunjukkan tidak perlu lagi. Apabila
kata menunjukkan ingin dipertahankan, hendaklah dibelakangnya ditambah
sebuah kata atau lebih. Sesuatu yang hampir menyerupai atau bentuk yang
hampir menyerupai boleh ditunjukkan, tetapi hampir menyerupai bagaimana
menunjukkannya? Perbaikan kalimat tersebut adalah:
c-1. Foto itu menunjukkan bentuk yang hampir menyerupai wajahnya.
c-2. Foto itu hampir menyerupai wajahnya.
Contoh d jelas sekali menyimpang dari logika. Yang dipersilakan
tentulah manusia, bukan waktu dan tempat. Jika manusia itu berupa Bapak,
Ibu, susunannya adalah
d-1. Bapak kami persilakan.
d-2. Ibu kami persilakan.
Contoh e sering diucapkan mahasiswa kepada dosennya saat ia ingin
menanyakan sesuatu: “Saya belum jelas, Pak!” Tidak disadari rupanya bahwa
yang belum jelas itu adalah masalah yang diterangkan dosennya, tetapi
mahasiswa menyebut “saya”. Agar susunan kalimat itu tidak menyesatkan,
19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
sang mahasiswa hendaklah mengatakan
e-1. Masalah tadi belum jelas bagi saya, Pak!
e-2. Bagi saya masalah tadi belum jelas, Pak!
Contoh f sering terdapat dalam surat. Yang keliru dalam kalimat itu
hanya masalah kata ganti –nya. Yang diajak dalam komunikasi surat adalah
pihak kedua, dan –nya bukanlah kata ganti yang tepat untuk itu. Masih
banyak sebutan lain yang dapat dipilih untuk itu, misalnya kata Anda, Bapak/
Ibu, Saudara. Dengan demikian, kekeliruan tadi dapat diperbaikin dengan
f-1. Atas perhatian Anda, kami ucapkan terima kasih.
f-2. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.
f-3. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
b.	 Perhatian Terhadap Idiom
Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung
dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya (Moeliono, 1989: 177). Menurut Badudu
(1989: 47). “…idiom adalah bahasa yang telah teradatkan….”Oleh karena itu,
setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada kesatuan
bentuk dan makna. Walaupun dengan prinsip ekonomi bahasa, idiom kata
tidak boleh dikacaukan atau salah satu unsurnya dihilangkan. Setiap idiom
sudah terpatri sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa mau tak mau
harus tunduk padanya.
a.	 Polisi bertemu maling.
b.	 Kalau ada kesulitan, lapor sama saya.
Kedua contoh di atas belum idiomatik. Dengan alasan ekonomi
bahasa pun, contoh di atas tetap salah. Lalu, bagaimana yang betul? Inilah
perbaikannya.
a.	 Polisi betemu dengan maling.
b.	 Kalau ada kesulitan, laporkan pada saya.
Pasangan kata bertemu dengan adalah contoh idiom. Pemakaian kata
20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
sama sering terjadi akibat pengaruh bahasa daerah. Kata itu sebenarnya
mudah dimengerti, tetapi aturan pemakaiannya belum diterima.
Menaati idiom tidaklah berarti menghindari ekonomi bahasa. Penerapan
ekonomi bahasa dalam kalimat memang perlu, tetapi idiom jangan dirusak.
Salah satu cara menerapkan ekonomi bahasa dapat dilakukan dengan
menggantikan frase yang panjang-panjang dengan satu atau dua kata.
Misalnya :
Frase yang panjang					Ekonomi Bahasa
mengadakan penelitian				meneliti
mengeluarkan pemberitahuan			memberitahukan
melakukan kunjungan					berkunjung
Struktur kata dalam idiom tidak selalu dapat dijabarkan dengan makna
denotasi. Misalnya, Perusahaan itu sudah gulung tikar. Secara gramatikal,
apakah perusahaan itu memiliki tikar yang sewaktu-waktu dapat digulung?
Idiom gulung tikar menandai arti ‘bangkrut’.
Selanjutnya, perhatikan pemakaian idiom dalam kalimat berikut. Yang
dikurungi itulah perbaikannya.
a.	 Hal itu disebabkan karena kelalaian kita. (oleh) (disebabkan oleh)
b.	 Uang ini diperuntukkan untuk fakir miskin. (bagi)
c.	 Sesuai keputusan rapat, … (sesuai dengan)
c.	 Penyesuaian Kata terhadap Nilai-Nilai Sosial
Penyesuaian kata terhadap nilai-nilai sosial dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan situasi, waktu, dan tempat pembicaraan atau sasaran
penulisan. Keberanian dalam memutuskan pemakaian suatu kata didasarkan
pada pertimbangan tadi. Amatilah contoh berikut. Kata yang dicetak miring,
diksinya salah, cara pembetulannya adalah dengan memakai kata-kata yang
dikurung.
21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
a.	Sekarang, bikinkan kopi untukku. (buatkan)
b.	 Prajurit setia itu mati di medan tempur. (gugur)
c.	Setelah bunting tiga bulan, permintaannya aneh-aneh. (hamil,
mengandung)
d.	 Penataan Kata dalam Struktur kalimat
Kata-kata yang dimaksud ialah kata ganti penghubung (relative pronoun).
Kata tersebut terdiri atas sekelompok kata yang diterjemahkan secara harfiah
dari bahasa Belanda atau bahasa Inggris dan tampaknya semakin bervariasi
setelah sampai ke Indonesia. Mula-mula kata tersebut dipakai dalam bahasa
hukum Indonesia, kemudian merembus ke berbagai jurus pemakaian bahasa
Indonesia. Jika hal itu tidak segera diatasi, aliran kata tersebut akan segera
membanjir. Inilah kata tersebut:
di mana (where)
yang mana (which)
di dalam mana (in which)
di atas mana (on which)
untuk mana (for which)
kepada siapa (to whom)
dengan siapa (with whom)
Dan bermunculan variasi-variasinya: dengan mana, hal mana, mana.
Kata-kata tersebut pantas dijuluki gulma kalimat bahasa Indonesia.
Gulma lain yang mungkin bertumbuh subur dalam struktur kalimat
bahasa Indonesia—masih sekitar kata ganti penghubung dan karenanya perlu
diwaspadai—ialah penyalahgunaan kata penghubung yang berpasangan. Ada
pemakai kalimat yang berhasil menyampaikan informasinya, tetapi kalimatnya
itu belum memenuhi syarat kalimat bahasa Indonesia. Memang ada kata
penghubung yang harus digunakan secara berpasangan, tetapi ada juga yang
tidak. Pemakai kata sering terkecoh di sini: yang seharusnya berpasangan,
dibuat tidak berpasangan, kata penghubung yang sering disalahgunakan
adalah:
22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
karena …maka…
berhubung…maka…
karena…sehingga…
jika…maka…
dengan…maka…
meskipun…tetapi…
seperti…misalnya…
walaupun…namun…
biarpun…akan tetapi…
baik…ataupun…
bukan…tetapi…
tidak…melainkan…
antara…dengan…
yaitu…adalah…
Pemakaian kata penghubung berpasangan itu seringkali mengacaukan induk
kalimat dan anak kalimat. Tadi sudah dikatakan bahwa ada kata penghubung
berpasangan yang harus digunakan secara tepat. Kata penghubung
berpasangan itu adalah:
baik…maupun…
bukan…melainkan…
tidak…tetapi…
sedangkan…apalagi…
antara…dan…
Agar pemakaian kata berpasangan tersebut terpasang dengan baik,
pasangannya harus dihafal. Masalah pemakaian kata ganti penghubung dan
kata penghubung berpasangan dapat dilihat dalam contoh berikut. Yang
bertanda *(asteriks) adalah perbaikannya.
a.	 Sebuah desa di dalam mana tiap malam para pemudanya giat mengadakan
perondaan, telah terjadi kemalingan terhadap rumah penduduk.
∗	 Sebuah desa yang di dalamnya tiap malam para pemudanya giat
mengadakan perondaan, telah terjadi kemalingan terhadap rumah
penduduk.
b.	 Tanah di atas mana beridiri sebuah pasar swalayan kecil, sampai sekarang
masih dalam persengketaan.
∗	 Tanah yang di atasnya beridiri sebuah pasar swalayan kecil, sampai
sekarang masih dalam persengketaan
Sebagian besar kata tersebut sering dipakai dalam kalimat pertanyaan
dan hal itu masih berlaku sampai kapan pun. Jadi, gunakanlah kata-kata
tersebut sebagai kata tanya dan jangan ganti penghubung. Misalnya :
a.	 Di mana rapat itu diselenggarakan?
23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
b.	 Di dalam mana (di dalam apa) Anda menyimpan uang itu?
c.	 Di atas mana (di atas apa) kau letakkan palu itu tadi?
Pemakaian kata-kata di atas sebagai kata tanya berlaku terus dalam
bahasa Indonesia dan cara seperti itulah yang diterima sesuai dengan tata
bahasa Indonesia baku. Tanda asterisk (*) di atas berarti kata untuk mana
tidak diakui sebagai kata tanya dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, masalah
pemakaian kata penghubung yang digunakan secara berlebihan dapat dilihat
dalam contoh berikut.
1.	 Karena Saudara lalai menepati janji, maka kami memutuskan hubungan
kerja sama.
∗	 Karena Saudara lalai menepati janji, kami memutuskan hubungan
kerja sama.
∗	 Saudara lalai menepati janji, maka kami memutuskan hubungan kerja
sama.
∗	 Kami memutuskan hubungan kerja sama karena Saudara lalai menepati
janji.
2.	 Sehubungan dengan itu, maka kami ingin memesan barang-barang
sebagai berikut.
∗	 Sehubungan dengan itu, kami ingin memesan barang-barang sebagai
berikut.
∗	 Maka, kami ingin memesan barang-barang sebagai berikut
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
24
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Sebelum Anda melanjutkan ke kegiatan belajar 4, sebaiknya Anda terlebih
dahulu membaca rangkuman di bawah ini untuk meyakinkan bahwa Anda telah
memahami materi Ejaan Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dan diksi/pilihan
kata.
	 Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa,
pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan harus
dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk,
terutama dalam bahasa tulis. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang
disempurnakan (EYD). Pembahasan terkait EYD, meliputi pengertian dan ruang
lingkup EYD, pemakaian huruf, penulisan kata, serta penggunaan tanda baca.
Anggapan bahwa kalimat yang sudah memenuhi persyaratan tata kalimat
dengan sendirinya sudah mampu mencapai maksud penulisnya, sebenarnya
kurang mantap. Selain harus memenuhi persyaratan tata kalimat, setiap kalimat
harus memiliki kekuatan untuk memancarkan pesan atau kesan tertentu. Kunci
dalam penciptaan kalimat yang memiliki kekuatan adalah penggunaan kata.
Dalam praktik penggunaan kata, ada kata yang harus dihindari, ada kata yang
harus diutamakan, ada pula kata-kata tertentu yang diragukan : apakah kata-
kata itu dipakai atau tidak. Peranan setiap kata dalam kalimat harus benar-benar
diperhitungkan. Jangan sampai ada kata yang mengganggu struktur kalimat;
jangan sampai ada kata yang mubazir supaya kalimat tidak “loyo”. Dalam kalimat
hendaklah kata itu digunakan sebaik-baiknya sehingga terwujud suatu power.
Bagus Anda telah menyelesaikan materi EYD Untuk mengukur tingkat
pemahaman Anda
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
25
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Bagus ! Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 2. Untuk mengukur
tingkat pemahaman Anda kerjakanlah tugas mandiri berikut.
Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang
paling benar!
1.	 Penulisan ejaan pada kata yang dicetak miring dijumpai pada kalimat.
A.	 Besok saya akan makan soto Jakarta.
B.	 Saya lebih suka Soto Madura daripada Soto Bogor.
C.	 Menurut temanku soto bandung juga enak.
D.	 Mana yang kau suka, soto Jakarta atau soto Madura
2.	 Penulisan tanda baca yang betul adalah:
A.	 Jakarta, ibu kota Republik Indonesia berhawa panas.
B.	 Jakarta, ibu kota Republik Indonesia, berhawa panas.
C.	 Jakarta ibu kota Republik Indonesia, berhawa panas.
D.	 Jakarta, ibu kota, Republik Indonesia, berhawa panas
Untuk soal nomor 3 - 5, pilihlah satu jawaban yang benar sesuai dengan
EYD
3.	 A. Berdoalah padanya agar Dia memberkati Engkau
B. Berdoalah pada-Nya agar Dia memberkati Engkau
C. Berdo’alah pada-Nya agar Dia memberkati Engkau
D. Berdoalah padanya agar Dia memberkati Engkau
Tes Formatif
26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
4.	 A. Dimana ada gula, di situ ada semut.
B.	 Dimana ada gula, disitu ada semut.
C.	 Di mana ada gula, di situ ada semut
D. Dimana ada gula, di situ ada semut
5.	 A. Siapapun tidak boleh mengubah tatanan ini.
B.	 Siapa pun tidak boleh merobah tatanan ini.
C. Siapapun tidak boleh mengobah tatanan ini
D. Siapapun tidak boleh menubah tatanan ini
6.	 Kata-kata berikut ini yang bukan menyatakan keterangan waktu adalah ...
A.	 kemarin, esok, lusa 	 C.	 sebelum, sesudah
B. Cepat, lambat	 D. antik, modern
7.	 Istilah “take-off” dalam dunia penerbangan diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia menjadi ...
A.	 tinggalkan landasan 	 C. 	meninggalkan landasan
B.	 tinggal landas	 D.	 tinggal landasan
8.	 Kalimat yang menyatakan penyesalan adalah ...
A.	 Semoga ia menyesali tindakannya.
B.	 Penyesalan selalu datang kemudian.
C.	 Semua menyesali tindakan Serbia terhadap Bosnia
D.	 Sayang sekali saya tidak sempat hadir
27
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
9.	 Istilah yang digunakan untuk “orang yang berhak menerima warisan” adalah
A.	 ahli waris B. Pewaris C. terwaris D. Warisan
10.	 Kalimat yang menyatakan kesedihan terdapat pada
A.	 Saya sedih mendengar berita itu.
B.	 Tidak kusangka ia berkata begitu.
C.	 Menyesal sekali saya tidak dapat hadir.
D.	 Sayang sekali dia begitu cepat meninggalkan kita.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
28
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Sekarang Anda telah selesai mengerjakan tes mandiri 2, cocokkanlah jawaban
Anda dengan kunci jawaban tes mandiri 2 yang terdapat pada bagian akhir modul
ini dan hitunglah jumlah bobot/skor nilai keseluruhan, kemudian gunakan daftar
arti tingkat penguasaan dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
dalam materi kegiatan belajar 2.
RUMUS
Jumlah pilihan jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan =----------------------------------------- x 100%
10
Arti tingkatan penguasaan yang dicapai:
90% - 100%	 = baik sekali
80% - 89%	 = baik
70% - 79%	 = sedang
<70%	 = kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 ke atas, Anda dapat meneruskan ke
Kegiatan Belajar 2 tetapi kalau nilai Anda di bawah 80, Anda harus mengulangi
Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut

More Related Content

What's hot

Kalimat Majemuk
Kalimat MajemukKalimat Majemuk
Kalimat Majemuk
Ema Rahayu
 
Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk
Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan MajemukMakalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk
Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk
dwikar92
 
Ppt m1 kb2 WIDYA TEMBUNG
Ppt m1 kb2 WIDYA TEMBUNGPpt m1 kb2 WIDYA TEMBUNG
Ppt m1 kb2 WIDYA TEMBUNG
SPADAIndonesia
 
Powerpoint b.indo
Powerpoint b.indoPowerpoint b.indo
Powerpoint b.indo
Feni_Triminarni
 
Materi inggris parts of speech
Materi inggris   parts of speechMateri inggris   parts of speech
Materi inggris parts of speech
goldenenglishbekasi
 
Struktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesiaStruktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesia
Mencari ridho alloh di dunia untuk bekal di akhirat
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Universitas Negeri Semarang
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
Romza Baher
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
sahabatmuslim
 
Frasa 2010
Frasa 2010 Frasa 2010
Frasa 2010
Alvin Aji
 
Hbml2103 morfologi dan_sintaksis
Hbml2103 morfologi dan_sintaksisHbml2103 morfologi dan_sintaksis
Hbml2103 morfologi dan_sintaksis
Faridah Husin
 
Tata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarTata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarDedi Damhudi
 
Pembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimatPembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimat
Muhammad Amal
 
Hakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtwsHakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtws
hendra prastyadi
 
MERUBAH, MEROBAH ATAU MENGUBAH? Analisa terhadap Variasi Bentuk Awalan dalam ...
MERUBAH, MEROBAH ATAU MENGUBAH? Analisa terhadap Variasi Bentuk Awalan dalam ...MERUBAH, MEROBAH ATAU MENGUBAH? Analisa terhadap Variasi Bentuk Awalan dalam ...
MERUBAH, MEROBAH ATAU MENGUBAH? Analisa terhadap Variasi Bentuk Awalan dalam ...
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Suciati Yunus
 
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandinganBml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
maee68
 
Morfologi bahasa
Morfologi bahasaMorfologi bahasa
Morfologi bahasa
kunmartih
 
Beberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologiBeberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologi
nelson fredoline
 

What's hot (20)

Kalimat Majemuk
Kalimat MajemukKalimat Majemuk
Kalimat Majemuk
 
Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk
Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan MajemukMakalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk
Makalah Hubungan Kalimat Tunggal dan Majemuk
 
Ppt m1 kb2 WIDYA TEMBUNG
Ppt m1 kb2 WIDYA TEMBUNGPpt m1 kb2 WIDYA TEMBUNG
Ppt m1 kb2 WIDYA TEMBUNG
 
Powerpoint b.indo
Powerpoint b.indoPowerpoint b.indo
Powerpoint b.indo
 
Materi inggris parts of speech
Materi inggris   parts of speechMateri inggris   parts of speech
Materi inggris parts of speech
 
Struktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesiaStruktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesia
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
Frasa 2010
Frasa 2010 Frasa 2010
Frasa 2010
 
Hbml2103 morfologi dan_sintaksis
Hbml2103 morfologi dan_sintaksisHbml2103 morfologi dan_sintaksis
Hbml2103 morfologi dan_sintaksis
 
Tata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarTata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasar
 
Pembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimatPembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimat
 
Nota morfologi
Nota morfologiNota morfologi
Nota morfologi
 
Hakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtwsHakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtws
 
MERUBAH, MEROBAH ATAU MENGUBAH? Analisa terhadap Variasi Bentuk Awalan dalam ...
MERUBAH, MEROBAH ATAU MENGUBAH? Analisa terhadap Variasi Bentuk Awalan dalam ...MERUBAH, MEROBAH ATAU MENGUBAH? Analisa terhadap Variasi Bentuk Awalan dalam ...
MERUBAH, MEROBAH ATAU MENGUBAH? Analisa terhadap Variasi Bentuk Awalan dalam ...
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"
 
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandinganBml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
Bml 3053 morfologi bahasa melayu tugasan perbandingan
 
Morfologi bahasa
Morfologi bahasaMorfologi bahasa
Morfologi bahasa
 
Beberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologiBeberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologi
 

Viewers also liked

Konseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalKonseppendidikanmultikultural
Konseppendidikanmultikultural
Salma Sosialita
 
Presentacion
PresentacionPresentacion
Presentacion
Pilar Quintana
 
Tnc female to tnc female adapter
Tnc female to tnc female adapterTnc female to tnc female adapter
Tnc female to tnc female adapter
Chetan Shah
 
YOW! West 2016: Inside the ABC's new Media Transcoding service, Metro
YOW! West 2016: Inside the ABC's new Media Transcoding service, MetroYOW! West 2016: Inside the ABC's new Media Transcoding service, Metro
YOW! West 2016: Inside the ABC's new Media Transcoding service, Metro
Daphne Chong
 
хімія і спорт
хімія і спортхімія і спорт
хімія і спорт
Nadiia Petryshak
 
Mision
MisionMision
Mision
Laura Reyes
 
значення хімії у вирішенні енергетичної проблеми
значення хімії у вирішенні енергетичної проблемизначення хімії у вирішенні енергетичної проблеми
значення хімії у вирішенні енергетичної проблеми
Nadiia Petryshak
 
Licenciamento ambiental no estádio Independência desprezado
Licenciamento ambiental no estádio Independência desprezadoLicenciamento ambiental no estádio Independência desprezado
Licenciamento ambiental no estádio Independência desprezado
Bruno Moreno
 
Investigacion
InvestigacionInvestigacion
Investigacion
sandryleon
 
INNSPIRAL Moves: La Disciplina de la Innovación
INNSPIRAL Moves: La Disciplina de la InnovaciónINNSPIRAL Moves: La Disciplina de la Innovación
INNSPIRAL Moves: La Disciplina de la Innovación
INNSPIRAL
 
MISREPRESENTATION
MISREPRESENTATIONMISREPRESENTATION
MISREPRESENTATION
santhy govindasamy
 
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanKb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
pjj_kemenkes
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
pjj_kemenkes
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Pkn modul 2 kb 1. -
Pkn modul 2 kb 1. -Pkn modul 2 kb 1. -
Pkn modul 2 kb 1. -
pjj_kemenkes
 
Pkn 3 modul kb 3
Pkn 3 modul kb 3Pkn 3 modul kb 3
Pkn 3 modul kb 3
pjj_kemenkes
 
Pkn 4 modul kb 3
Pkn 4 modul kb 3Pkn 4 modul kb 3
Pkn 4 modul kb 3
pjj_kemenkes
 
Pkn modul 1 kb 1. -
Pkn modul 1 kb 1. -Pkn modul 1 kb 1. -
Pkn modul 1 kb 1. -
pjj_kemenkes
 
Ttg dan-pemberdayaan-masyarakat1
Ttg dan-pemberdayaan-masyarakat1Ttg dan-pemberdayaan-masyarakat1
Ttg dan-pemberdayaan-masyarakat1
Bebaskita Ginting
 

Viewers also liked (20)

Konseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalKonseppendidikanmultikultural
Konseppendidikanmultikultural
 
Presentacion
PresentacionPresentacion
Presentacion
 
Tnc female to tnc female adapter
Tnc female to tnc female adapterTnc female to tnc female adapter
Tnc female to tnc female adapter
 
YOW! West 2016: Inside the ABC's new Media Transcoding service, Metro
YOW! West 2016: Inside the ABC's new Media Transcoding service, MetroYOW! West 2016: Inside the ABC's new Media Transcoding service, Metro
YOW! West 2016: Inside the ABC's new Media Transcoding service, Metro
 
хімія і спорт
хімія і спортхімія і спорт
хімія і спорт
 
Mision
MisionMision
Mision
 
значення хімії у вирішенні енергетичної проблеми
значення хімії у вирішенні енергетичної проблемизначення хімії у вирішенні енергетичної проблеми
значення хімії у вирішенні енергетичної проблеми
 
Licenciamento ambiental no estádio Independência desprezado
Licenciamento ambiental no estádio Independência desprezadoLicenciamento ambiental no estádio Independência desprezado
Licenciamento ambiental no estádio Independência desprezado
 
Salata aviram
Salata aviramSalata aviram
Salata aviram
 
Investigacion
InvestigacionInvestigacion
Investigacion
 
INNSPIRAL Moves: La Disciplina de la Innovación
INNSPIRAL Moves: La Disciplina de la InnovaciónINNSPIRAL Moves: La Disciplina de la Innovación
INNSPIRAL Moves: La Disciplina de la Innovación
 
MISREPRESENTATION
MISREPRESENTATIONMISREPRESENTATION
MISREPRESENTATION
 
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanKb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Pkn modul 2 kb 1. -
Pkn modul 2 kb 1. -Pkn modul 2 kb 1. -
Pkn modul 2 kb 1. -
 
Pkn 3 modul kb 3
Pkn 3 modul kb 3Pkn 3 modul kb 3
Pkn 3 modul kb 3
 
Pkn 4 modul kb 3
Pkn 4 modul kb 3Pkn 4 modul kb 3
Pkn 4 modul kb 3
 
Pkn modul 1 kb 1. -
Pkn modul 1 kb 1. -Pkn modul 1 kb 1. -
Pkn modul 1 kb 1. -
 
Ttg dan-pemberdayaan-masyarakat1
Ttg dan-pemberdayaan-masyarakat1Ttg dan-pemberdayaan-masyarakat1
Ttg dan-pemberdayaan-masyarakat1
 

Similar to Kb 2

Tata EYD, dan Diksi
Tata EYD,  dan DiksiTata EYD,  dan Diksi
Tata EYD, dan Diksi
pjj_kemenkes
 
Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]
Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]
Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]
Yunus Thariq
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
ArisSusanto47
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
ArisSusanto47
 
Power poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesiaPower poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesia
Amsori Saari
 
Asep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampangAsep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampangNie Andini
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
Roslan Suzie
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
ZURYATI1
 
Bahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptxBahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptx
Calsen
 
Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkDewi Adawiyah
 
Konsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumKonsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumJaf Hussin
 
Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smk
Encu Efendi
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docEJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
Sarif Hidayat
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesia
atalyataqwa
 
ejaan.ppt
ejaan.pptejaan.ppt
ejaan.ppt
Sarif Hidayat
 
bahasaa indonesia
bahasaa indonesiabahasaa indonesia
bahasaa indonesia
MSyahrulHamdy
 
Presentation bi
Presentation biPresentation bi
Presentation bi
wachid870
 
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMATBahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Riski Eka
 
kel.1.pptx
kel.1.pptxkel.1.pptx
kel.1.pptx
GUSTINISASOLEHA
 

Similar to Kb 2 (20)

Tata EYD, dan Diksi
Tata EYD,  dan DiksiTata EYD,  dan Diksi
Tata EYD, dan Diksi
 
Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]
Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]
Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
Power poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesiaPower poin materi b indonesia
Power poin materi b indonesia
 
Asep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampangAsep sutarya smk terpadulampang
Asep sutarya smk terpadulampang
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
 
Bahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptxBahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptx
 
Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smk
 
Konsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumKonsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umum
 
WACANA.pptx
WACANA.pptxWACANA.pptx
WACANA.pptx
 
Rpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smkRpp bhs-indonesia-smk
Rpp bhs-indonesia-smk
 
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.docEJAAN BAHASA INDONESIA.doc
EJAAN BAHASA INDONESIA.doc
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesia
 
ejaan.ppt
ejaan.pptejaan.ppt
ejaan.ppt
 
bahasaa indonesia
bahasaa indonesiabahasaa indonesia
bahasaa indonesia
 
Presentation bi
Presentation biPresentation bi
Presentation bi
 
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMATBahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
 
kel.1.pptx
kel.1.pptxkel.1.pptx
kel.1.pptx
 

More from pjj_kemenkes

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
jeanlomirihi1
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
SIMRS Cendana
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
YuniAfridaniHasibuan
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
jeanlomirihi1
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
SriyantiSulaiman
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 

Recently uploaded (13)

Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 

Kb 2

  • 1. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif II Setelah menyelesaikan modul 1 kegiatan belajar 2, Anda diharapkan mampu memahami tentang tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, dan Diksi/pilihan kata. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 ini, Anda diharapkan mampu: a. Menjelaskan tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan b. Menjelaskan diksi/pilihan kata. Tata EYD dan Diksi/Pilihan Kata POKOKMateri Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 2 ini, Anda diharapkan mempelajari tentang: a. Tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, meliputi, Pemakaian Huruf, Penulisan Kata, Pemakaian Tanda Baca b. Diksi/pilihan kata, meliputi Ketepatan pilihan kata, Nalar berbahasa.
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Uraian Materi 1. Tata Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan a. Pemakaian Huruf 1) Abjad, Vokal, dan Konsonan Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut. (perhatikan bunyi pelafalannya). Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal A a A G g Ge M m Em T t Te B b Be H h Ha N n En U u U C c Ce I i i O o O V v Fe D d De J j Je P p Pe W w We E e E K k Ka Q q Ki X x Eks F f Ef L l El R r Er Y y Ye S s Es Z z Zet Disamping 26 huruf di atas, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang, yaitu: kh sepertidalam kata khusus, akhir ny seperti dalam kata nyata, anyam ng seperti dalam kata ngilu, bangun sy seperti dalam kata syair, asyik Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang disebut diftong. Perhatikan contoh diftong di bawah ini.
  • 3. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Diftong/ai/dalam kata bantai dilafalkan (bantay) ngarai dilafalkan (ngaray) pandai dilafalkan (panday) Diftong/au/dalam kata kacau dilafalkan (kacaw) kerbau dilafalkan (kerbaw) limau dilafalkan (limaw) Diftong/oi/dalam kata amboi dilafalkan (amboy) boikot dilafalkan (boykot) Diftong/oi/dalam kata sepoi dilafalkan (sepoy) toilet dilafalkan (toylet) Jika vokal berurutan /ai/, /au/. Dan, /oi/ terdapat dalam kata yang pelafalannya persis sama dengan huruf aslinya, vokal beruntun itu bukan diftong. Contoh /ai/, /au/, dan /oi/ yang bukan diftong adalah terdapat dalam kata berikut: mulai diucapkan (mulai) bukan (mulay) mau diucapkan (mau) bukan (maw) doi** diucapkan (do’i) bukan (doy) Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf yang benar, setiap penutur bahasa Indonesia hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Dalam membaca singkatan kata (termasuk singkatan kata asing selain akronim) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan pelafalan huruf bahasa Indonesia. Singkatan Lafal yang Benar Lafal yang Salah Singkatan Lafal yang Benar Lafal yang Salah AC BBC CIA a-ce be-be-ce ce-i-a a-se bi-bi-si si-ai-e MTQ RCTI em-te-ki er-ce-te-i em-te-kyu er-se-te-i
  • 4. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Pemenggalan Kata Pemenggalan Kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut : a) Jika ditengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Misalnya : ma-in, sa-at, bu-ah. Hati-hati, jika vokal yang beruntun merupakan diftong, pemenggalan kata tifdak dilakukan di antara kedua huruf vokal Pemenggalan yang salah Pemenggalan yang benar pu-la-u ra ma i se-po-i pu-lau ra-mai se-poi b) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya:  Ta- bu ka-wan ca-tur. c) Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya :   swas-ta, ap-ril, bang-sa, han-dal Gabungan huruf konsonan ny, ng, kh, dan sy tidak boleh dipisahkan Misalnya: Su-nyi ha-ngat makh-luk ma-sya-ra-kat d) Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: Ab- sorb-si kon-klu-si ins-truk-si e) Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan  bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata yang diimbuhinya, dapat dipenggal. Misalnya : ba-ca-lah me-la-ri-kan pra-sa-ra-na       f) Jika suatu kata terdiri dari atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur
  • 5. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif itu dapat   bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan dengan: 1) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah pemenggalan kata butir i. Misalnya: bio-data atau bio-da-ta intro-speksi atau in-tro-spek-si a. Penulisan Kata 1) Kata dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya : Ketiga kalimat ini dibangun dengan gabungan kata dasar 2) Kata Turunan a) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.     Misalnya : bergerigi ketetapan sentuhan b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.            Misalnya : diberi tahu, beritahukan            bertanda tangan, tanda tangani            berlipat ganda lipat gandakan c) jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,  unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya : memberitahukan, ditandatangani, melipatgandakan.         Kantor pos sangat ramai. Buku itu sudah saya baca Adik naik sepeda baru
  • 6. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 3) Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan  menggunakan kata tanda hubung. Misalnya : Anak-anak, berjalan-jalan, buku-buku, dibesar- besarkan, gerak- gerik, huru-hara, kupu-kupu, lauk- pauk, mondar-mandir, laba-laba, lauk- pauk, porak-poranda. 4) Gabungan Kata a) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya : duta besar, kerja sama, kereta api cepat, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima kasih, mata kuliah. b) Gabungan kata termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan. Misalnya: Alat pandang dengar (audio – visual aid), anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak (orang tua). 5) Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk sigkat dari kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. aku bawa, aku ambil kubawa, kuambil engkau bawa kau bawa, kauambil Misalnya : Bolehkah aku ambil jeruk ini satu ? Kalau mau, boleh engkau baca buku itu. Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini. Bolehkah kuambil jeruk ini satu? Kalau mau, boleh kaubaca buku itu. (ku ....) (engkau) (........) (kau .....) (aku) ( ......)
  • 7. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 6) Kata Depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali didalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti, kepada dan daripada. Misalnya : Tinggallah bersama saya di sini Di mana orang tuamu? Saya sudah makan di rumah te- man Ibuku sedang ke luar kota. Ia pantas tampil ke depan Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti Kami percaya kepada Anda Akhir-akhir ini beliau jarang kemari Kata si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya : Salah Benar Salah Benar sikecil sipemalu si kecil si pemalu sangdiktator sangkancil sang diktator sang kancil 7) Partikel i. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Bacalah peraturan sampai tuntas Siapakah tokoh yang menemukan radium. ii. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya : Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya
  • 8. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Hendak makan pun lauknya sudah habis Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku Catatan: Kelompok yang dianggap pada berikut ini ditulis serangkai, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun. Misalnya: Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui. Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu. Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi Walau hari hujan, ia datang juga. 8) Singkatan dan Akronim i. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Adapun auran penulisannya adalah sebagai berikut: a) Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik. Misalnya: Nomor disingkat no. Ibidem disingkat ibid halaman disingkat hlm. b) Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik. Misalnya: loco citato disingkat loc.cit apere citato disingkat ap.cit atas nama disingkat a.n. Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. Misalnya: Perseroan Terbatas disingkat PT Perusahaan Dagang disingkat PD
  • 9. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif c) Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatan dipakai satu tanda titik. Misalnya : dan lain-lain disingkat dll.   yang akan datang disingkat yad. Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik. Misalnya: BUMN (Badan Usaha Milik Negara) DKI (Daerah Khusus Ibukota) BPS (Badan Pusat Statistik) RCTI (Rajawali Citra televisi Indonesia) Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti titik. Misalnya: au aurum                kg kilogram TNT trinitrotoluen KVA kilovolt-ampere Rp(5.000.00) (lima ribu rupiah) ii. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan hurf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas) b) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya : radar radio detecting and ranging rapim rapat pimpinan tilang                bukti pelanggaran
  • 10. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 9) Angka dan Lambang Bilangan i. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi. Misalnya: Angka Arab      : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), ii. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, (iv) kuantitas. Misalnya: 19 meter 4 ons 9 hektar 65 liter Pukul 15.30 10 detik 30 menit 5 jam Rp 80.000.000 US 3.50 500 Yen iii. Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya: nomor 25        Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. Bilangan utuh, misalnya: Dua belas 12 Dua ratus dua puluh dua         222 Bilangan pecahan, misalnya: Setengah                                 ½ Satu persen                              1% Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya : Paku Buwono X Bab II Paku Buwono ke-10 Bab ke-2 Paku Buwono kesepuluh iv. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut. Misalnya: Tahun ‘50-an                atau                 tahun lima puluhan Uang 5000-an               atau                 uang lima ribuan Uang lima 1000-an       atau                 uang lima seribuan
  • 11. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Pemakaian Tanda Baca 1. Tanda titik (.) a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku tinggal di Korea. Impianku menjadi musisi. b. Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf pengkodean suatu judul bab dan subbab dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya : III. Departemen Dalam Negeri A. Direktorat Jenderal PMD 1. Subdit ....... Catatan: Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka pada pengkodean sistem digit jika angka itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka sebelum judul bab atau subbab c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu dan jangka waktu Misalnya: Pukul 12.10.20 pukul ( 2 lewat 10 menit 20 detik) d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung Lihat halaman 2345 dan seterusnya 2. Tanda koma (,) a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Saya membeli baju, tas, dan sepatu.
  • 12. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Korea, jepang, yunani, spanyol, paris, inggris, dan las vegas. b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya : Saya ingin pergi, tetapi hari itu ujian. Didi bukan anak saya, melainkan anak pak Daud c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya : Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. d. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya: Kata Ibu, “saya gembira sekali.” “Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.” 3. Tanda titik koma (;) a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya : Malam semain larut; pekerjaan belum selesai juga. b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya : Ayah menonton televisi; ibu sibuk memasak; adik mendengar musik; saya sendiri asyik mengerjakan tugas; saya sendiri asyik menonton siaran langsung pertandingan sepak bola. 4. Tanda titik dua (:) a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti perincian. Misalnya: Kita sekarang memerlukan alat tulis: pensil, penghapus, dan
  • 13. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif penggaris. STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya: Kami memerlukan alat tulis: pensil, penggaris, penghapus, dan kertas STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi 5. Tanda hubung (-) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Misalnya: Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris. Misalnya: a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya: Anak-anak, Berulang-ulang b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian- bagian tanggal. Misalnya : p-e-n-y-a-n-y-i, 26-01-1986 6. Tanda pisah ( - ) a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di luar bangun kalimat. Misalnya: Hasil pertandingan itu-sungguh diluar dugaan-ternyata imbang Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. Disamping cara itu ada ju-ga cara baru. Mata kuliah baru yang ditawarkan tahun Ini adalah Estetika dan ........
  • 14. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif b. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau “sampai dengan”. Misalnya: 1986-1990, Tanggal 25-26 Januari 1986, Korea-Jepang 7. Tanda Ellipsis ( … ) a. Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Misalnya : Kalau begitu … ya, marilah mulai pindah. b. Tanda ellipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut. 8. Tanda Tanya (?) a. Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya. Misalnya : Kapan ia berangkat? ; Kemana ia pergi? b. Tanda Tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimatyangdisangsikanatauyangkurangdapatdibuktikankebenarannya. Misalnya: Ia dilahirkan pada tahun 1992(?); Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang 9. Tanda seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu!; Bersihkan kamar itu sekarang juga!; Merdeka! Catatan: Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Misalnya: dalam karangan, tanda baca harus digunakan ....
  • 15. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 10. Tanda kurung ( (…) ) a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya : Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu. b. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya : faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal. 11. Tanda kurung siku ( […] ) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Misalnya : Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemersik. 12. Tanda petik (“…”) a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya: “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!” Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.” b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo. c. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Misalnya : Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
  • 16. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 13. Tanda petik tunggal ( ‘…’ ) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya : Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” 14. Tanda garis miring ( / ) a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya : No. 7/PK/1973; Jalan kramat II/10 b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap. Misalnya : Mahasiswa/mahasiswi; Harganya Rp 150,00/lembar. 15. Tanda penyikat atau Apostrof ( ` ) Tanda penyikat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya : Malam ‘lah tiba            (`lah = telah) 1 Januari `86              (`86 = 1986) Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang EYD, sekarang coba Anda kerjakan latihan di bawah ini! Setelah mencoba menjawab latihan 1 di atas, selanjutnya cocokkan dengan jawaban berikut ini: Latihan 1 1. Sebutkan kegunaan tanda baca koma. 2. Buatkan contoh kalimat yang memakai tanda baca koma..
  • 17. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2. Diksii/pilihan kata dan kosa kata bahasa Indonesia yang baku Pilihan kata atau diksi dapat diartikan sebagai upaya memilih kata untuk mendapatkan hasil akhir berupa kata tertentu (yang dipilih) untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Dalam praktik penggunaan kata, ada kata yang harus dihindari, ada kata yang harus diutamakan, ada pula kata-kata tertentu yang diragukan: apakah kata-kata itu dipakai atau tidak. Peranan setiap kata dalam kalimat harus benar-benar diperhitungkan. Jangan sampai ada kata yang mengganggu struktur kalimat; jangan sampai ada kata yang mubazir supaya kalimat tidak “loyo”. Dalam kalimat hendaklah kata itu digunakan sebaik-baiknya sehingga terwujud suatu power. Ketepatan Pilihan Kata a. Nalar Berbahasa Ketepatan pilihan kata melibatkan nalar berbahasa. Agar tidak terjadi kesesatan dalam pemilihan kata, logika dan penalaran harus difungsikan secara optimal. Kalimat-kalimat di bawah ini belum mantap dalam ketepatan pilihan katanya. a. Surat tugas ini harap dilaksanakan dengan baik. b. Bolehkah karcis bus yang tidak dipakai bisa ditukar? c. Foto itu menunjukkan hampir menyerupai wajahnya. d. Waktu dan tempat kami persilakan. e. Saya belum jelas, Pak! f. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jawaban latihan 1 1. Untuk memisahkan bagian kalimat sejenis dann setara, dan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk 2. Contoh kalimat Didi bukan anak saya, melainkan anak pak Daud
  • 18. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Mengapa contoh di atas belum mantap pilihan katanya? Berikut ini alasannya dijelaskan satu per satu. Maksud yang terkandung dalam contoh a adalah suatu perintah agar tugas yang bersangkutan dilaksanakan dengan baik, bukan surat tugasnya. Jadi, tugas harus dilaksanakan, sedangkan surat tugas harus diperhatikan dengan baik. Perbaikannya : a-1. Tugas ini harap dilaksanakan dengan baik. a-2. Surat tugas ini harap diperhatikan dengan baik. Yang menyebabkan contoh b kurang mantap adalah penumpukan kata bolehkan dan bisa sehingga terasa kaku. Perbaikannya : b-1. Bolehkan ditukar karcis bus yang tidak dipakai? b-2. Karcis bus yang tidak terpakai bisakah ditukar? Contoh c kurang memperlihatkan logika bahasa. Jika foto itu sudah hampir menyerupai wajahnya, kata menunjukkan tidak perlu lagi. Apabila kata menunjukkan ingin dipertahankan, hendaklah dibelakangnya ditambah sebuah kata atau lebih. Sesuatu yang hampir menyerupai atau bentuk yang hampir menyerupai boleh ditunjukkan, tetapi hampir menyerupai bagaimana menunjukkannya? Perbaikan kalimat tersebut adalah: c-1. Foto itu menunjukkan bentuk yang hampir menyerupai wajahnya. c-2. Foto itu hampir menyerupai wajahnya. Contoh d jelas sekali menyimpang dari logika. Yang dipersilakan tentulah manusia, bukan waktu dan tempat. Jika manusia itu berupa Bapak, Ibu, susunannya adalah d-1. Bapak kami persilakan. d-2. Ibu kami persilakan. Contoh e sering diucapkan mahasiswa kepada dosennya saat ia ingin menanyakan sesuatu: “Saya belum jelas, Pak!” Tidak disadari rupanya bahwa yang belum jelas itu adalah masalah yang diterangkan dosennya, tetapi mahasiswa menyebut “saya”. Agar susunan kalimat itu tidak menyesatkan,
  • 19. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif sang mahasiswa hendaklah mengatakan e-1. Masalah tadi belum jelas bagi saya, Pak! e-2. Bagi saya masalah tadi belum jelas, Pak! Contoh f sering terdapat dalam surat. Yang keliru dalam kalimat itu hanya masalah kata ganti –nya. Yang diajak dalam komunikasi surat adalah pihak kedua, dan –nya bukanlah kata ganti yang tepat untuk itu. Masih banyak sebutan lain yang dapat dipilih untuk itu, misalnya kata Anda, Bapak/ Ibu, Saudara. Dengan demikian, kekeliruan tadi dapat diperbaikin dengan f-1. Atas perhatian Anda, kami ucapkan terima kasih. f-2. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih. f-3. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. b. Perhatian Terhadap Idiom Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya (Moeliono, 1989: 177). Menurut Badudu (1989: 47). “…idiom adalah bahasa yang telah teradatkan….”Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan makna. Walaupun dengan prinsip ekonomi bahasa, idiom kata tidak boleh dikacaukan atau salah satu unsurnya dihilangkan. Setiap idiom sudah terpatri sedemikian rupa sehingga para pemakai bahasa mau tak mau harus tunduk padanya. a. Polisi bertemu maling. b. Kalau ada kesulitan, lapor sama saya. Kedua contoh di atas belum idiomatik. Dengan alasan ekonomi bahasa pun, contoh di atas tetap salah. Lalu, bagaimana yang betul? Inilah perbaikannya. a. Polisi betemu dengan maling. b. Kalau ada kesulitan, laporkan pada saya. Pasangan kata bertemu dengan adalah contoh idiom. Pemakaian kata
  • 20. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif sama sering terjadi akibat pengaruh bahasa daerah. Kata itu sebenarnya mudah dimengerti, tetapi aturan pemakaiannya belum diterima. Menaati idiom tidaklah berarti menghindari ekonomi bahasa. Penerapan ekonomi bahasa dalam kalimat memang perlu, tetapi idiom jangan dirusak. Salah satu cara menerapkan ekonomi bahasa dapat dilakukan dengan menggantikan frase yang panjang-panjang dengan satu atau dua kata. Misalnya : Frase yang panjang Ekonomi Bahasa mengadakan penelitian meneliti mengeluarkan pemberitahuan memberitahukan melakukan kunjungan berkunjung Struktur kata dalam idiom tidak selalu dapat dijabarkan dengan makna denotasi. Misalnya, Perusahaan itu sudah gulung tikar. Secara gramatikal, apakah perusahaan itu memiliki tikar yang sewaktu-waktu dapat digulung? Idiom gulung tikar menandai arti ‘bangkrut’. Selanjutnya, perhatikan pemakaian idiom dalam kalimat berikut. Yang dikurungi itulah perbaikannya. a. Hal itu disebabkan karena kelalaian kita. (oleh) (disebabkan oleh) b. Uang ini diperuntukkan untuk fakir miskin. (bagi) c. Sesuai keputusan rapat, … (sesuai dengan) c. Penyesuaian Kata terhadap Nilai-Nilai Sosial Penyesuaian kata terhadap nilai-nilai sosial dapat dilakukan dengan mempertimbangkan situasi, waktu, dan tempat pembicaraan atau sasaran penulisan. Keberanian dalam memutuskan pemakaian suatu kata didasarkan pada pertimbangan tadi. Amatilah contoh berikut. Kata yang dicetak miring, diksinya salah, cara pembetulannya adalah dengan memakai kata-kata yang dikurung.
  • 21. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif a. Sekarang, bikinkan kopi untukku. (buatkan) b. Prajurit setia itu mati di medan tempur. (gugur) c. Setelah bunting tiga bulan, permintaannya aneh-aneh. (hamil, mengandung) d. Penataan Kata dalam Struktur kalimat Kata-kata yang dimaksud ialah kata ganti penghubung (relative pronoun). Kata tersebut terdiri atas sekelompok kata yang diterjemahkan secara harfiah dari bahasa Belanda atau bahasa Inggris dan tampaknya semakin bervariasi setelah sampai ke Indonesia. Mula-mula kata tersebut dipakai dalam bahasa hukum Indonesia, kemudian merembus ke berbagai jurus pemakaian bahasa Indonesia. Jika hal itu tidak segera diatasi, aliran kata tersebut akan segera membanjir. Inilah kata tersebut: di mana (where) yang mana (which) di dalam mana (in which) di atas mana (on which) untuk mana (for which) kepada siapa (to whom) dengan siapa (with whom) Dan bermunculan variasi-variasinya: dengan mana, hal mana, mana. Kata-kata tersebut pantas dijuluki gulma kalimat bahasa Indonesia. Gulma lain yang mungkin bertumbuh subur dalam struktur kalimat bahasa Indonesia—masih sekitar kata ganti penghubung dan karenanya perlu diwaspadai—ialah penyalahgunaan kata penghubung yang berpasangan. Ada pemakai kalimat yang berhasil menyampaikan informasinya, tetapi kalimatnya itu belum memenuhi syarat kalimat bahasa Indonesia. Memang ada kata penghubung yang harus digunakan secara berpasangan, tetapi ada juga yang tidak. Pemakai kata sering terkecoh di sini: yang seharusnya berpasangan, dibuat tidak berpasangan, kata penghubung yang sering disalahgunakan adalah:
  • 22. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif karena …maka… berhubung…maka… karena…sehingga… jika…maka… dengan…maka… meskipun…tetapi… seperti…misalnya… walaupun…namun… biarpun…akan tetapi… baik…ataupun… bukan…tetapi… tidak…melainkan… antara…dengan… yaitu…adalah… Pemakaian kata penghubung berpasangan itu seringkali mengacaukan induk kalimat dan anak kalimat. Tadi sudah dikatakan bahwa ada kata penghubung berpasangan yang harus digunakan secara tepat. Kata penghubung berpasangan itu adalah: baik…maupun… bukan…melainkan… tidak…tetapi… sedangkan…apalagi… antara…dan… Agar pemakaian kata berpasangan tersebut terpasang dengan baik, pasangannya harus dihafal. Masalah pemakaian kata ganti penghubung dan kata penghubung berpasangan dapat dilihat dalam contoh berikut. Yang bertanda *(asteriks) adalah perbaikannya. a. Sebuah desa di dalam mana tiap malam para pemudanya giat mengadakan perondaan, telah terjadi kemalingan terhadap rumah penduduk. ∗ Sebuah desa yang di dalamnya tiap malam para pemudanya giat mengadakan perondaan, telah terjadi kemalingan terhadap rumah penduduk. b. Tanah di atas mana beridiri sebuah pasar swalayan kecil, sampai sekarang masih dalam persengketaan. ∗ Tanah yang di atasnya beridiri sebuah pasar swalayan kecil, sampai sekarang masih dalam persengketaan Sebagian besar kata tersebut sering dipakai dalam kalimat pertanyaan dan hal itu masih berlaku sampai kapan pun. Jadi, gunakanlah kata-kata tersebut sebagai kata tanya dan jangan ganti penghubung. Misalnya : a. Di mana rapat itu diselenggarakan?
  • 23. 23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif b. Di dalam mana (di dalam apa) Anda menyimpan uang itu? c. Di atas mana (di atas apa) kau letakkan palu itu tadi? Pemakaian kata-kata di atas sebagai kata tanya berlaku terus dalam bahasa Indonesia dan cara seperti itulah yang diterima sesuai dengan tata bahasa Indonesia baku. Tanda asterisk (*) di atas berarti kata untuk mana tidak diakui sebagai kata tanya dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, masalah pemakaian kata penghubung yang digunakan secara berlebihan dapat dilihat dalam contoh berikut. 1. Karena Saudara lalai menepati janji, maka kami memutuskan hubungan kerja sama. ∗ Karena Saudara lalai menepati janji, kami memutuskan hubungan kerja sama. ∗ Saudara lalai menepati janji, maka kami memutuskan hubungan kerja sama. ∗ Kami memutuskan hubungan kerja sama karena Saudara lalai menepati janji. 2. Sehubungan dengan itu, maka kami ingin memesan barang-barang sebagai berikut. ∗ Sehubungan dengan itu, kami ingin memesan barang-barang sebagai berikut. ∗ Maka, kami ingin memesan barang-barang sebagai berikut
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 24 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Sebelum Anda melanjutkan ke kegiatan belajar 4, sebaiknya Anda terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah ini untuk meyakinkan bahwa Anda telah memahami materi Ejaan Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dan diksi/pilihan kata. Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Pembahasan terkait EYD, meliputi pengertian dan ruang lingkup EYD, pemakaian huruf, penulisan kata, serta penggunaan tanda baca. Anggapan bahwa kalimat yang sudah memenuhi persyaratan tata kalimat dengan sendirinya sudah mampu mencapai maksud penulisnya, sebenarnya kurang mantap. Selain harus memenuhi persyaratan tata kalimat, setiap kalimat harus memiliki kekuatan untuk memancarkan pesan atau kesan tertentu. Kunci dalam penciptaan kalimat yang memiliki kekuatan adalah penggunaan kata. Dalam praktik penggunaan kata, ada kata yang harus dihindari, ada kata yang harus diutamakan, ada pula kata-kata tertentu yang diragukan : apakah kata- kata itu dipakai atau tidak. Peranan setiap kata dalam kalimat harus benar-benar diperhitungkan. Jangan sampai ada kata yang mengganggu struktur kalimat; jangan sampai ada kata yang mubazir supaya kalimat tidak “loyo”. Dalam kalimat hendaklah kata itu digunakan sebaik-baiknya sehingga terwujud suatu power. Bagus Anda telah menyelesaikan materi EYD Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda Rangkuman
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 25 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Bagus ! Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 2. Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda kerjakanlah tugas mandiri berikut. Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang paling benar! 1. Penulisan ejaan pada kata yang dicetak miring dijumpai pada kalimat. A. Besok saya akan makan soto Jakarta. B. Saya lebih suka Soto Madura daripada Soto Bogor. C. Menurut temanku soto bandung juga enak. D. Mana yang kau suka, soto Jakarta atau soto Madura 2. Penulisan tanda baca yang betul adalah: A. Jakarta, ibu kota Republik Indonesia berhawa panas. B. Jakarta, ibu kota Republik Indonesia, berhawa panas. C. Jakarta ibu kota Republik Indonesia, berhawa panas. D. Jakarta, ibu kota, Republik Indonesia, berhawa panas Untuk soal nomor 3 - 5, pilihlah satu jawaban yang benar sesuai dengan EYD 3. A. Berdoalah padanya agar Dia memberkati Engkau B. Berdoalah pada-Nya agar Dia memberkati Engkau C. Berdo’alah pada-Nya agar Dia memberkati Engkau D. Berdoalah padanya agar Dia memberkati Engkau Tes Formatif
  • 26. 26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 4. A. Dimana ada gula, di situ ada semut. B. Dimana ada gula, disitu ada semut. C. Di mana ada gula, di situ ada semut D. Dimana ada gula, di situ ada semut 5. A. Siapapun tidak boleh mengubah tatanan ini. B. Siapa pun tidak boleh merobah tatanan ini. C. Siapapun tidak boleh mengobah tatanan ini D. Siapapun tidak boleh menubah tatanan ini 6. Kata-kata berikut ini yang bukan menyatakan keterangan waktu adalah ... A. kemarin, esok, lusa C. sebelum, sesudah B. Cepat, lambat D. antik, modern 7. Istilah “take-off” dalam dunia penerbangan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi ... A. tinggalkan landasan C. meninggalkan landasan B. tinggal landas D. tinggal landasan 8. Kalimat yang menyatakan penyesalan adalah ... A. Semoga ia menyesali tindakannya. B. Penyesalan selalu datang kemudian. C. Semua menyesali tindakan Serbia terhadap Bosnia D. Sayang sekali saya tidak sempat hadir
  • 27. 27 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 9. Istilah yang digunakan untuk “orang yang berhak menerima warisan” adalah A. ahli waris B. Pewaris C. terwaris D. Warisan 10. Kalimat yang menyatakan kesedihan terdapat pada A. Saya sedih mendengar berita itu. B. Tidak kusangka ia berkata begitu. C. Menyesal sekali saya tidak dapat hadir. D. Sayang sekali dia begitu cepat meninggalkan kita.
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 28 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Sekarang Anda telah selesai mengerjakan tes mandiri 2, cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes mandiri 2 yang terdapat pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah bobot/skor nilai keseluruhan, kemudian gunakan daftar arti tingkat penguasaan dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi kegiatan belajar 2. RUMUS Jumlah pilihan jawaban yang benar Tingkat Penguasaan =----------------------------------------- x 100% 10 Arti tingkatan penguasaan yang dicapai: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang <70% = kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 ke atas, Anda dapat meneruskan ke Kegiatan Belajar 2 tetapi kalau nilai Anda di bawah 80, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Umpan Balik dan Tindak Lanjut