Dokumen tersebut membahas tentang sintaksis, yang mencakup:
1. Pengertian sintaksis dan struktur dasarnya yaitu subjek, predikat, objek, keterangan.
2. Jenis-jenis satuan sintaksis seperti frase, klausa, dan kalimat beserta contoh-contohnya.
3. Unsur-unsur pendukung sintaksis seperti intonasi, modus, dan aspek.
Dokumen tersebut membahas tentang sintaksis, yang mencakup:
1. Pengertian sintaksis dan struktur dasarnya yaitu subjek, predikat, objek, keterangan.
2. Jenis-jenis satuan sintaksis seperti frase, klausa, dan kalimat beserta contoh-contohnya.
3. Unsur-unsur pendukung sintaksis seperti intonasi, modus, dan aspek.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis istilah yang dapat digunakan dalam membuat terma, mulai dari bentuk dasar, berafiks, ulang, majemuk, analogi, hasil metanalisis, singkatan, akronim hingga lambang huruf dan gambar lambang."
Teks ini membahas tentang sintaksis yang merupakan bagian dari linguistik yang mengkaji struktur kalimat dan hubungan antar kata dalam kalimat. Teks menjelaskan beberapa aspek sintaksis seperti morfologi, struktur kalimat, hubungan gramatikal subjek dan predikat, serta kategori gramatikal seperti kata, frasa, klausa dan kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah (TTKI) yang mencakup pentingnya TTKI, TTKI di perguruan tinggi, syarat dan subjek TTKI, serta jenis-jenis karangan ilmiah. Dokumen ini juga menjelaskan syarat-syarat kebahasaan dalam penulisan karangan ilmiah seperti bahasa yang baku, logis, kuantitatif, tepat, denotatif, ringkas, dan runtun.
Dokumen tersebut membahas tentang golongan kata tugas dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi, fungsi, ciri-ciri dan contoh kata tugas seperti kata hubung, kata praklausa, kata prafrasa dan pascafrasa, serta kata bantu dan kata penegas.
Ilmu morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur, bentuk dan golongan kata. Terdapat tiga aspek utama morfologi, yaitu struktur kata, bentuk kata, dan golongan kata. Kata dapat berbentuk tunggal, terbitan, majmuk, atau ganda melalui proses seperti pengimbuhan, penggandaan, dan pemajmukan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang ejaan, istilah, dan kata serapan dalam bahasa Indonesia.
2. Terdapat beberapa macam ejaan yang pernah digunakan seperti Ejaan Van Ophuysen, Ejaan Republik, dan Ejaan Yang Disempurnakan.
3. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang mengungkapkan makna khusus dalam bidang tertentu, sedangkan kata serapan berasal dari berbagai bah
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis gaya bahasa dalam bahasa Indonesia beserta contohnya. Terdapat 63 jenis gaya bahasa yang dijelaskan mulai dari klimaks, antiklimaks, paralelisme, hingga kontradiksi interminis. Beberapa gaya bahasa tersebut meliputi repetisi, aliterasi, metafora, ironi, dan personifikasi.
Dokumen tersebut membahas delapan jenis kata adjektif yaitu sifat atau keadaan, warna, ukuran, bentuk, waktu, jarak, cara, perasaan dan pancaindera beserta contohnya.
Sintaksis adalah bagian tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam kalimat. Unsur-unsur sintaksis meliputi frase, klausa, dan kalimat. Frase ada dua jenis, yaitu frase endosentrik yang memiliki perilaku sintaksis sama dengan salah satu komponennya, dan frase eksosentrik yang tidak memiliki perilaku sintaksis sama dengan seluruh komponennya. Klausa dapat berupa lengkap atau tidak
Dokumen tersebut membahas tentang sintaksis sebagai cabang linguistik yang mempelajari struktur kalimat internal. Terdapat penjelasan mengenai frasa, klausa, dan kalimat sebagai objek kajian sintaksis. Juga dijelaskan beberapa jenis frasa seperti frasa verbal, nominal, adjektival, dan lainnya beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang penulisan gabungan kata dalam bahasa Indonesia. Gabungan kata harus ditulis serangkai jika mendapat imbuhan, sedangkan jika hanya satu kata yang mendapat imbuhan maka hanya kata tersebut yang dirangkai. Ada pula gabungan kata yang sudah dianggap satu kata.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan ciri-ciri kalimat efektif, yang meliputi kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa. Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah tata bahasa yang baik dan benar serta memilih kata dan struktur yang mudah dipahami oleh pembaca.
Dokumen tersebut memberikan daftar dan penjelasan mengenai berbagai macam gaya bahasa (majas) dalam bahasa Indonesia, meliputi 60 jenis gaya bahasa beserta contohnya. Gaya-gaya bahasa tersebut digunakan untuk memperkaya ekspresi bahasa dengan cara menyimpulkan makna yang tersirat dari kata-kata yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok dasar kata tugas dalam bahasa Melayu, termasuk konsep dan jenis-jenisnya seperti kata penyambung ayat, kata praklausa, kata prafrasa dan pascafrasa."
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis istilah yang dapat digunakan dalam membuat terma, mulai dari bentuk dasar, berafiks, ulang, majemuk, analogi, hasil metanalisis, singkatan, akronim hingga lambang huruf dan gambar lambang."
Teks ini membahas tentang sintaksis yang merupakan bagian dari linguistik yang mengkaji struktur kalimat dan hubungan antar kata dalam kalimat. Teks menjelaskan beberapa aspek sintaksis seperti morfologi, struktur kalimat, hubungan gramatikal subjek dan predikat, serta kategori gramatikal seperti kata, frasa, klausa dan kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah (TTKI) yang mencakup pentingnya TTKI, TTKI di perguruan tinggi, syarat dan subjek TTKI, serta jenis-jenis karangan ilmiah. Dokumen ini juga menjelaskan syarat-syarat kebahasaan dalam penulisan karangan ilmiah seperti bahasa yang baku, logis, kuantitatif, tepat, denotatif, ringkas, dan runtun.
Dokumen tersebut membahas tentang golongan kata tugas dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi, fungsi, ciri-ciri dan contoh kata tugas seperti kata hubung, kata praklausa, kata prafrasa dan pascafrasa, serta kata bantu dan kata penegas.
Ilmu morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur, bentuk dan golongan kata. Terdapat tiga aspek utama morfologi, yaitu struktur kata, bentuk kata, dan golongan kata. Kata dapat berbentuk tunggal, terbitan, majmuk, atau ganda melalui proses seperti pengimbuhan, penggandaan, dan pemajmukan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang ejaan, istilah, dan kata serapan dalam bahasa Indonesia.
2. Terdapat beberapa macam ejaan yang pernah digunakan seperti Ejaan Van Ophuysen, Ejaan Republik, dan Ejaan Yang Disempurnakan.
3. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang mengungkapkan makna khusus dalam bidang tertentu, sedangkan kata serapan berasal dari berbagai bah
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis gaya bahasa dalam bahasa Indonesia beserta contohnya. Terdapat 63 jenis gaya bahasa yang dijelaskan mulai dari klimaks, antiklimaks, paralelisme, hingga kontradiksi interminis. Beberapa gaya bahasa tersebut meliputi repetisi, aliterasi, metafora, ironi, dan personifikasi.
Dokumen tersebut membahas delapan jenis kata adjektif yaitu sifat atau keadaan, warna, ukuran, bentuk, waktu, jarak, cara, perasaan dan pancaindera beserta contohnya.
Sintaksis adalah bagian tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam kalimat. Unsur-unsur sintaksis meliputi frase, klausa, dan kalimat. Frase ada dua jenis, yaitu frase endosentrik yang memiliki perilaku sintaksis sama dengan salah satu komponennya, dan frase eksosentrik yang tidak memiliki perilaku sintaksis sama dengan seluruh komponennya. Klausa dapat berupa lengkap atau tidak
Dokumen tersebut membahas tentang sintaksis sebagai cabang linguistik yang mempelajari struktur kalimat internal. Terdapat penjelasan mengenai frasa, klausa, dan kalimat sebagai objek kajian sintaksis. Juga dijelaskan beberapa jenis frasa seperti frasa verbal, nominal, adjektival, dan lainnya beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang penulisan gabungan kata dalam bahasa Indonesia. Gabungan kata harus ditulis serangkai jika mendapat imbuhan, sedangkan jika hanya satu kata yang mendapat imbuhan maka hanya kata tersebut yang dirangkai. Ada pula gabungan kata yang sudah dianggap satu kata.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan ciri-ciri kalimat efektif, yang meliputi kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa. Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah tata bahasa yang baik dan benar serta memilih kata dan struktur yang mudah dipahami oleh pembaca.
Dokumen tersebut memberikan daftar dan penjelasan mengenai berbagai macam gaya bahasa (majas) dalam bahasa Indonesia, meliputi 60 jenis gaya bahasa beserta contohnya. Gaya-gaya bahasa tersebut digunakan untuk memperkaya ekspresi bahasa dengan cara menyimpulkan makna yang tersirat dari kata-kata yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok dasar kata tugas dalam bahasa Melayu, termasuk konsep dan jenis-jenisnya seperti kata penyambung ayat, kata praklausa, kata prafrasa dan pascafrasa."
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis makna, relasi makna, dan perubahan makna dalam bahasa Indonesia. Jenis-jenis makna dibedakan berdasarkan kriteria seperti jenis semantik, adanya referen, makna denotatif dan konotatif, sedangkan relasi makna meliputi sinonim, antonim, dan hiponim. Teks juga membahas tentang perubahan makna yang dapat terjadi secara diakronis."
Dokumen tersebut membahas tentang langkah-langkah dalam menyajikan, memahami, dan menyusun teks laporan hasil observasi, meliputi menemukan karakteristik, struktur, dan kaidah kebahasaan teks laporan tersebut, serta menentukan gagasan utama dan penjelas dalam menyusun kerangka teks laporan hasil observasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pilihan kata yang tepat dalam penyusunan kalimat dan penggunaan bahasa yang baik dan benar, mulai dari makna kata, sinonim, kata umum dan khusus, perubahan makna kata, ejaan mirip, hingga unsur-unsur kalimat efektif."
Dokumen tersebut membahas tentang ragam bahasa Indonesia dan pembentukan istilah ilmiah dalam bahasa Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang definisi ragam bahasa, macam-macam ragam bahasa berdasarkan penutur, media, situasi, dan bidang. Dokumen juga membahas proses pembentukan istilah ilmiah dari bahan baku bahasa Indonesia, Nusantara, dan asing serta teknik penyusunan definisi.
Teks tersebut membahas tentang Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang terdiri atas empat materi utama yaitu konsep dan perkembangan EBI, pemakaian huruf, perubahan huruf, dan penulisan kata beserta tanda bacanya. Materi-materi tersebut diuraikan secara jelas untuk memahami dan mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang wacana dan jenis-jenisnya. Wacana adalah satuan bahasa terbesar dalam komunikasi, yang terdiri dari kalimat, klausa, frase, kata, morfem, dan bunyi. Terdapat beberapa jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi, peserta komunikasi, dan tujuan komunikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan karya tulis ilmiah dan syarat-syarat kebahasaannya seperti penggunaan bahasa yang baku, logis, kuantitatif, tepat, dan ringkas. Juga membahas tentang ejaan, penulisan kata, unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas kata, frasa, dan klausa sebagai unsur bahasa terkecil yang membentuk kalimat. Dokumen menjelaskan jenis-jenis kelas kata seperti verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, dan adverbia beserta ciri dan contohnya. Kelas kata digunakan untuk menyusun kalimat secara efektif sesuai dengan aturan bahasa Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian semantik dan jenis-jenisnya. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa, terutama hubungan antara tanda bahasa dengan makna. Terdapat beberapa jenis semantik seperti semantik leksikal yang mempelajari makna kata, semantik gramatikal yang mempelajari makna dalam tataran gramatika, dan semantik kontekstual yang mempelajari perubahan makna
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
Presentation bi
1.
2. Pengertian EYD
Pengertian Ejaan ialah keseluruhan sistem dan
peraturan penulisan bunyi bahasa untuk
mencapai keseragaman. Ejaan Yang
Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan
dari penyempurnaan atas ejaan-ejaan
sebelumnya.
3. Ejaan yang disempurnakan ( EYD )
mengatur :
1. Pemakaian huruf
2. Pemakaian huruf kapital dan miring
3. Penulisan kata
4. Singkatan dan akronim
5. Angka dan lambang bilangan
6. Penulisan unsur serapan
7. Pemakaian tanda baca
8. Pedoman umum pembentukan istilah
9. Gaya bahasa
4. Pemakaian huruf
• a. Huruf Abjad
Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z.
b. Huruf Vokal
Huruf vokal di dalam bahasa Indonesia adalah : a, i, u, e dan o
c. Huruf Konsonan
Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
a, b, c, d, f, g, h, i, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y dan z.
d. Huruf Diftong
Didalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan
dengan ai, au dan oi.
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang
melambangkan konsonan, yaitu:
kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan
5. Pemakaian huruf kapital dan miring
a. Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal
kalimat, petikan langsung, ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur
nama jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun,
bulan, nama geografi, dll.
b. Huruf Miring
Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam
tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk
menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
6. Penulisan kata
• a. Kata Dasar, Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
• b. Kata Turunan, Kata turunan (imbuhan)
• c. Bentuk Ulang, Bentuk kata Ulang ditulis hanya dengan tanda
hubung (-)
• d. Gabungan Kata, Gabungan kata yang dianggap senyawa ditulis
serangkai
• e. Kata Ganti ku, mu, kau dan nya, ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya
• f. Kata Depan di, ke, dan dari, Kata depan di dan ke ditulis terpisah
• g. Kata si dan sang, Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya
• h. Partikel, Partikel per yang berarti tiap-tiap ditulis terpisah
7. Singkatan dan akronim
• Singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya
diperpendek terdiri dari huruf awalnya saja,
menanggalkan sebagian unsurnya atau lengkap
menurut lisannya, Contoh : NKRI, cm, lab.
Akronim adalah singkatan yang berupa
gabungan huruf awal, suku kata, ataupun
gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh
: rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti
pelanggaran )
8. Angka dan lambang bilangan
• Penulisan angka dan bilangan terdiri dari
beberapa cara yaitu :
a. berasal dari satuan dasar sistem
internasional, Contoh : arus listrik dituliskan A
= ampere
b. menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05
atau 3.05
9. Penulisan unsur serapan
• Penulisan unsur serapan pada umumnya
mengadaptasi atau mengambil dari istilah
bahasa asing yang sudah menjadi istilah
dalam bahasa Indonesia. Contoh : president
menjadi presiden
10. Pemakaian tanda baca
• Pemakaian tanda baca terdiri dari tanda (.) ,
(,), (-), (;), (:), (”), (?), (!)
11. Pedoman umum pebentukan istilah
• Pembentukan istilah asing yang sudah menjadi
perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia
mengikuti kaidah yang telah ditentukan, yaitu :
a. penyesuaian Ejaan.
Contoh : ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap e,
aerosol tetap aerosol
b. penyesuaian huruf gugus konsonan.
Contoh : flexible menjadi fleksibel
c. penyesuaian akhiran.
Contoh : etalage menjadi etalase
d. penyesuaian awalan.
Contoh : amputation menjadi amputasi
12. Gaya Bahasa
• Gaya bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan
perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan
perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. Gaya
bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam
karya sastra atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut
juga majas.
a. Gaya bahasa simbolik adalah gaya bahasa yang
menggunakan perbandingan simbol benda,
lambang, binatang atau tumbuhan.
Contoh : Lintah darat harus dibasmi ( Lintah darat
adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan
riba)
b. Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang
menyatakan sesuatu secara berlebihan.
Contoh : Tawanya menggelegar hingga membelah
bumi.
13. Pengertian diksi
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah pilihan kata yang tepat dan
selaras(dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh
efek tertentu (seperti yang diharapkan).
14. KAIDAH 1
Contoh : Seseorang yang diserang penyakit disentri sering ke kamar mandi.
Bukan,
Seseorang yang diserang penyakit mencret sering ke kamar mandi.
Kata/istilah asing bidang
biologi
Bentuk adaptasi kata atau
istilah yang dianjurkan
Bentuk terjemahan yang
di jauhkan
a. Anus Anus Lubang pantat
b. Feces Feses Tahi, tinja
c. Urine Urin Air seni, air kencing
d. Maag Mag Lambung
e. Dysentery Disentri Mencret, murus
15. Kaidah 2
Contoh : Tito mengikuti pertandingan maraton di Kota Blitar.
Bukan,
Tito mengikuti pertandingan lari jarak jauh sepanjang 42 km di lapangan Kota Blitar.
Kata/istilah asing bidang
sains
Bentuk adaptasi kata atau
istilah yang dianjurkan
Bentuk terjemahan yang
di jauhkan
a. Decibel Desibel Satuan ukuran kekerasan
suara.
b. Marathon Maraton Lari jarak jauh sepanjang
42 km
c. Oxygen Oksigen Zat asam
d. Circuit Sirkuit Rangkaian yang
berhubungan sebab-akibat
e. Capacity Kapasitas daya tampung atau daya
muat
16. Kaidah 3
• Contoh : Narkotika berbahaya bagi generasi
muda masa kini.
Kata/istilah asing bidang
sains
Bentuk adaptasi kata atau
istilah yang dianjurkan
Bentuk terjemahan yang
di jauhkan
a. energy Energi Daya, gaya, kekuatan, dan
tenaga
b. Horizon Horizon Kaki langit, ufuk, dan
cakrawala
c. Narcotic Narkotika Madat, obat bius, candu,
ganja, dst
d. Arester Arester Penangkal petir,
penangkap petir, penyalur
petir, dan pemotong petir.
e. Management Manajemen Ketatausahaan,
ketatalaksanaan,
pengelolaan dan
pengurusan
17. Kaidah 4
Contoh : Yoni pintar dalam pelajaran biologi.
Daripada,
Yoni pintar dalam pelajaran ilmu hayati.
Kata/istilah asing bidang
sains
Bentuk adaptasi kata atau
istilah yang dianjurkan
Bentuk terjemahan yang
di jauhkan
a. Analysis Analisis Uraian, penguraian,
olahan, pengolahan
b. Assessment Asesmen Penilaian, pengumpulan
data,
c. Biology Biologi Ilmu hayati
d. Mathematics Matematik Ilmu pasti, ilmu hitung
e. System Sistem Cara, aturan, ketentuan,
dan persyaratan
18. Jenis-jenis diksi berdasar makna :
Makna
Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan makna yang
tidak selalu berdiri sendiri. Makna terbagi atas beberapa macam
a. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna
sebenarnya
Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih
kecil dan ukuran badannya normal.
Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna
denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang atau
kelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral,
irtinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping
bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang
mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping.
19. b. Makna Leksikal dan makna Gramatikal
Makna Leksikal adalah makna yang sesuai
dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi
alat indera atau makna yang sungguh-sungguh nyata
dalam kehidupan kita.
Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah
binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit
(Tikus itu mati diterkam kucing).
Makna Gramatikal adalah untuk menyatakan
makna- makna atau nuansa-nuansa makna
gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa
Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata:
buku yang bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-
buku yang bermakna “ banyak buku.”
20. c. Makna Referensial dan Nonreferensial
Makna referensial dan nonreferensial
perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya
referen dari kata-kata itu.
Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu
sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu,
kata tersebut bermakna referensial, kalau tidak
mempunyai referen, maka kata disebut kata
bermakna nonreferensial.
• Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen).
Kata karena dan tetapi (bermakna
nonreferensial).
21. d. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki
oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual
“sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai”.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki
sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya
hubungan kata itu deagan suatu yang berada diluar
bahasa .
Contoh: Kata melati berasosiasi dengan suatu
yang suci atau kesucian. Kata merah berasosiasi berani atau
paham komunis.
22. • e. Makna Kata dan Makna Istilah
• Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena
berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum.
Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam
suatu kalimat.
• Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga
hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di
sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.
• Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan
kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam
bidang kegiatan atau keilmuan tertentu.
• Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang
hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan
sehubungan suatu perkara.
23. • f. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
• Idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa kata, frase, maupun
kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, unsur-
unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut.
• Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan
memiliki makna hal yang disebut makna dasar, Kata rumah kayu
bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.
• Makna peribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan,
maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan.
• Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dalam
peribahasa.
• g. Makna Kias dan Lugas
• Makna kias adalah kata, frase maupun kalimat yang tidak merujuk pada
arti sebenarnya.
• Contoh: Putri malam, bermakna bulan
• Raja siang, bermakna matahari
24. Macam-macam hubungan makna
a. Kesamaan Makna (Sinonim)
Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat, bunga dan kembang
b. Kebalikan Makna (Antonim)
Antonim adalah ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang
maknanya dianggap kebalikan dari makna dari ungkapan lain.
Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk kata besar
berantonim dengan kata kecil.
c. Kegandaan Makna (Polisemi dan Ambiguitas)
Polisemi adalah sebagai satuan bahasa (terutana kata, atau frase) yang
memiliki makna lebih dari satu.
Contoh: Kata kepala bermakna bagian tubuh dari leher ke atas, seperti
terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas
atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu
yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
Ambiguitas adalah sebagai kata yang bermakna ganda atau mendua arti. Konsep ini
tidak salah, tetapi kurang tepat sebab tidak dapat dibedakan dengan polisemi.
Contoh: – Buku sejarah itu baru terbit
- Buku itu berisi sejarah zaman baru.
25. • d. Ketercakupan Makna (Hiponim)
• Hiponim adalah sebagai ungkapan (berupa kata,frase
atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan
bagian dari makna suatu ungkapan.
• Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata
ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
• e. Kelebihan Makna (Redundansi)
• Redundansi dapat diartikan sebagai berlebih-lebihan
pemakaian unsur segmental dalam suatu bentuk
ujaran.
• Contoh : Bola ditendang si Udin, maknanya tidak akan
berubah bila dikatakan Bola ditendang oleh si Udin.
Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua dianggap
sebagai suatu yang redundansi,yang berlebih-
lebihan, dan sebenarnya tidak perlu.
26. f. Hipernim
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata
lain. Contoh : ikan (bentuk lebih khusus)
g. Homonim
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan
ejaan dan bunyi namun berbeda arti. Contoh : bunga
(tumbuhan) dan bunga (bank)
h. Homofon
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama
tetapi ejaan dan artinya berbeda. Contoh : bang dan bank
i. Homograf
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang
sama tetapi bunyi dan artinya berbeda. Contoh : tahu
(makanan) dan tahu (mengetahui)
27. kesimpulan
Kesalahan dalam pemilihan kata-kata yang menimbulkan
efek tertentu itu akan berakibat pada tercemarnya seluruh
tulisan. Diksi yang kurang tepat bisa membuat maksud
atau gagasan tulisan tidak tersampaikan dengan jelas.
Oleh karena itu, membuat tulisan yang hebat harus
memperhatikan pemilihan diksi Kata-kata hanya akan
menjadi ‘peluru’ jika dituliskan atau disampaikan dengan
diksi yang tepat sehingga tepat sasaran. Bagaimanapun,
dalam ‘bisnis’ kepenulisan, kata-kata adalah senjata.
Karena itu, jika ingin kata-kata yang Anda tuliskan dibaca,
dipahami dan berkesan pada seseorang, maka mulailah
dengan mengatakan yang benar dan berhati-hati dalam
memilih diksi.