Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan ektopik, yaitu kondisi dimana sel telur yang dibuahi tidak menempel di rahim melainkan di tempat lain seperti saluran telur. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab kematian ibu pada triwulan pertama kehamilan karena resiko pecahnya
2. KEHAMILAN EK0TOPIK
Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai
kehamilan di luar kandungan merupakan
suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang
sudah dibuahi tidak mampu menempel atau
melekat pada rahim ibu, namun melekat ada tempat
yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang
dikenal dengan nama tuba falopi atau saluran telur,
di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung
telur.
3. PENYEBAB KEHAMILAN EKOTOPIK
Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya
(terdapat riwayat kehamilan ektopik)
Ibu pernah mengalami operasi pembedahan pada daerah
sekitar tuba falopi
Ibu pernah mengalami Diethylstiboestrol (DES) selama masa
kehamilan
Kondisi tuba fallopi yang mengalami kelainan kongenital
Memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti
gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease)
4. GEJALA KEHAMILAN EKOTOPIK
Pada saat usia kehamilan mencapai usia 6-10 minggu, biasa
ibu hamil yang mengalami kehamilan ektopik akan mengalami
gejala:
Ibu hamil mengalami rasa sakit pada daerah panggul salah
satu sisinya dan biasanya terjadi dengan tiba-tiba
Mengalami kondisi perdarahan vagina di luar jadwal
menstruasi atau menstruasi yang tidak biasa
Mengalami rasa nyeri yang sangat pada daerah perut bagian
bawah
Ibu hamil mengalami pingsan
5. GEJALA TAHAP LANJUT KEHAMILAN EKOTOPIK
Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering
Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
Terjadinya denyut nadi yang meningkat
6. Pada kehamilan normal, telur yang sudah dibuahi akan melalui
tuba falopi (saluran tuba) menuju ke uterus (rahim). Telur
tersebut akan berimplantasi (melekat) pada rahim dan mulai
tumbuh menjadi janin.
Pada kehamilan ektopik, telur yang sudah dibuahi berimplantasi
dan tumbuh di tempat yang tidak semestinya.
Kehamilan ektopik paling sering terjadi di daerah tuba falopi
(98%), meskipun begitu kehamilan ektopik juga dapat terjadi
di ovarium (indung telur), rongga abdomen (perut), atau
serviks (leher rahim).
Kehamilan ektopik
Akibat kehamilan ektopik adalah kurangnya deteksi dini dan
pengobatan setelah diketahui mengalami kehamilan ektopik.
7. LANJUTAN !!!!!!!!!!!!
Resiko kehamilan ektopik sangat besar karena kehamilan ini
tidak bisa menjadi normal.
bila telur tersebut tetap tumbuh dan besar di saluran tuba maka
suatu saat tuba tersebut akan pecah dan dapat menyebabkan
perdarahan yang sangat hebat dan mematikan. Apabila
seseorang mengalami kehamilan ektopik maka kehamilan
tersebut harus cepat diakhiri karena besarnya risiko yang
ditanggungnya.
Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab terbesar
kematian ibu pada triwulan pertama dari kehamilan
8. PEMERIKSAAN KEHAMILAN EKOTOPIK
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui
kehamilan seseorang, sedangkan untuk mengetahui
kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:
• *Pemeriksaan panggul untuk mengkonfirmasi ukuran
rahim dalam masa kehamilan dan merasakan perut yang
keras
• * Pemeriksaan darah untuk mengecek hormon ß-hCG.
Pemeriksaan ini diulangi 2 hari kemudian. Pada
kehamilan muda, level hormon ini meningkat sebanyak 2
kali setiap 2 hari. Kadar hormon yang rendah
menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan
ektopik
• * Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini
dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita.
Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan
seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur,
maupun di tempat lain
9. CIRI-CIRI KEHAMILAN EKOTOPIK
- Rasa sakit di perut atau nyeri di panggul makin memburuk,
hingga Anda mengejan. Awalnya hanya terasa di satu sisi,
lalu menyebar ke seluruh daerah panggul.
-Pendarahan pada vagina semakin parah.
- Nyeri saat berhubungan seksual atau selama pemeriksaan
panggul.
- Pusing, tubuh serasa melayang, merasa sangat lemah, atau
pingsan (syncope) yang disebabkan oleh pendarahan
internal.
- Ada tanda-tanda shock.
- Nyeri bahu, leher, atau rektum yang disebabkan oleh
pendarahan di dalam perut di bawah diafragma. Perdarahan
mengiritasi diafragma dan dialami sebagai nyeri bahu.
- Mual dan muntah.
- Jika tuba falopi pecah, rasa sakit dan perdarahan bisa cukup
parah hingga menyebabkan pingsan.
10. PENYEBAB UTAMA KEHAMILAN EKOTOPIK
1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Risiko paling besar untuk kehamilan ektopik. Angka
kekambuhan sebesar 15% setelah kehamilan ektopik pertama
dan meningkat sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik
kedua
2. Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron
Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih
menggunakan kontrasepsi spiral (3 – 4%).
3. Kerusakan dari saluran tuba
Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran
tersebut sehingga menyebabkan telur melekat dan tumbuh di
dalam saluran tuba.
11. PENGOBATAN KEHAMILAN EKOTOPIK
Dengan cara pemberian obat-obatan untuk menahan
perkembangan embrio. Efek jangka panjang akan dapat
terhindarkan jika, kehamilan ektopik dapat terdekteksi
sejak dini. jika kehamilan ektopik telah terdektesi sejak
dini, hal ini dapat ditangani dengan pemberian obat
suntik agar dapat diserap oleh tubuh ibu hamil, hal ini
dapat menyebabkan kondisi tuba falopi masih dalam
keadaan utuh. Jika kondisi serius, seperti jika tuba falopi
telah mengembang, maka dokter akan melakukan
operasi.
12. PENCEGAHAN KEHAMILAN EKOTOPIK
Berhenti merokok akan menurunkan risiko kehamilan ektopik.
Wanita yang merokok memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk mengalami kehamilan ektopik.
Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan
kondom akan mengurangi risiko kehamilan ektopik dalam arti
berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang
dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat
menjadi penyakit radang panggul.
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut
pada saluran tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya
kehamilan ektopik. Kita tidak dapat menghindari 100% risiko
kehamilan ektopik, namun kita dapat mengurangi komplikasi
yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana
secepat mungkin.
Jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,
maka kerjasama antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan
untuk mencegah komplikasi kehamilan ektopik.