SlideShare a Scribd company logo
Kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Multisastra.blogspot.ccom
 Kalimat adalah satuan bahasa yang dibatasi
oleh adanya jeda panjang yang disertai nada
akhir turun atau naik.
 Kalimat ada yang terdiri atas satu kata, dua
kata, tiga kata, empat kata, dan seterusnya.
Contoh: Pergi! ; Itu toko, Ia mahasiswa; Ia
sedang membaca.
 Unsur pembentuk kalimat tersebut dapat berupa
kata, frasa, atau klausa.
 Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang
mengandung arti, dan terdiri atas satu atau lebih
morfem. Contoh: makan, tidur
 Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas
dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
fungsi unsur klausa. Contoh: kamar tidur, baju
biru
 Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S
(Subjek) P (Predikat) baik disertai O (Objek),
PEL (Pelengkap), dan KET (Keterangan) atau
tidak. Contoh: ia menebang pohon
S P O
 Setiap unsur pembentuk kalimat dapat dibeda-
bedakan berdasarkan kategori, fungsi, atau
perannya dalam kalimat tersebut. Beberapa jenis
kategori yang dapat menjadi unsur sebuah kalimat
adalah nomina (kata benda), verba (kata kerja),
adjektiva (kata sifat), pronomina (kata ganti),
numeralia (kata bilangan), adverbial, dan kata
tugas seperti preposisi (kata depan), konjungsi
(kata penghubung), dan partikel seperti -kah, -lah,
-tah, dan pun.
 Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat
terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap,
dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika
minimal memiliki unsur subjek dan predikat.
 Peran semantik yang lazim terdapat
dalam suatu kalimat adalah pengalam
atau penanggap (experiencer), pelaku
(agent), pokok, ciri, sasaran, hasil,
peruntung atau pemaslahat
(beneficiary), ukuran (measure), alat
(instrument), tempat (place), sumber
(source), jangkauan (range), penyerta,
waktu, dan asal.
Berdasarkan unsur pembentuknya, kalimat
terdiri atas sebagai berikut.
1. Kalimat Berklausa: Kalimat yang terdiri
atas satuan yang berupa klausa.
Maksudnya, dalam kalimat ini terdiri atas S,
P, disertai O, Pel, dan K atau tidak.
Misalnya:
Lembaga itu menerbitkan majalah sastra.
S P O
2. Kalimat Tidak Berklausa: Kalimat yang
tidak terdiri atas klausa. Misalnya:
Astaga!
Selamat malam!
 Menurut bentuk, kalimat terdiri atas kalimat
tunggal dan kalimat majemuk.
A. KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas
satu klausa. Pola kalimatnya dibentuk oleh
subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap
lagi, yakni terdiri atas subjek, predikat, objek,
dan atau pelengkap. Di samping itu, tidak
mustahil terdapat pula unsur yang bukan inti,
yaitu keterangan.
Contoh:
Andi sedang belajar di kelas.
S P K
Negara Indonesia berdasarkan Pancasila.
S P Pel
 Berdasarkan bentuk predikatnya, pola dasar
kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi
lima bagian.
1. Kalimat Berpredikat Nomina
Kalimat berpredikat nomina adalah kalimat
yang predikatnya terdiri atas nomina
(termasuk pronominal) atau frasa nominal.
Kalimat ini disebut juga kalimat ekuatif.
Contoh:
- Laki-laki itu pencurinya.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Frase Nominal)+Predikat (Nomina)
2. Kalimat Berpredikat Verba
Kalimat berpredikat verba adalah kalimat yang
predikatnya berupa kata kerja (verba) atau frasa
verbal.
Contoh:
a. Mira menulis surat kepada kakaknya.
S P O K
Pola kalimatnya:
Subjek (Nomina)+Predikat(Verba)+Objek(Frase
Nominal)
 Kalimat berpredikat verba dibagi menjadi 4.
a. Kalimat Intransitif
Kalimat yang tidak membutuhkan objek atau
pelengkap.
Contoh: Orang itu berlari dengan kencang.
  S P Ket.cara
b. Kalimat Ekatransitif
Kalimat ini terdiri atas tiga unsur inti, yaitu
S, P, O. Unsur bukan intinya Keterangan.
Misalnya:
Polisi sedang mengejar tersangka.
S P O
c. Kalimat Dwitransitif
Unsur inti terdiri atas S, P, O, dan Pel.
Kalimat ini memiliki makna benefaktif,
bersangkutan dengan verba yang dilakukan
untuk orang lain. Contoh:
Ibu membelikan adik sepeda baru.
S P O1 Pel
d. Kalimat Semitransitif
Kalimat ini terdiri atas S, P, dan Pel.
Contoh:
Dina kehilangan tas.
S P Pel
3. Kalimat Berpredikat Adjektiva
Kalimat berpredikat adjektiva adalah kalimat
yang predikatnya berupa kata sifat (adjektiva)
atau frasa adjektival.
Contoh:
Adiknya sakit.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Nomina)+Predikat (Adjektiva)
Rumah Sari sangat besar.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Frasa Nomina)+Predikat (Frasa Adjektival)
4 。 Kalimat Berpredikat Numeralia
Kalimat berpredikat numeralia adalah kalimat
yang predikatnya berupa kata bilangan atau frasa
bilangan.
Contoh :
Uangnya banyak.
S P
Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Kata
bilangan)
Panjang mobil itu dua meter.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Frasa nominal)+Predikat (Frasa Bilangan)
 
5 。 Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional
Kalimat berpredikat frasa preposisional
adalah kalimat yang predikatnya berupa
frasa preposisional, yaitu frasa keterangan.
Contoh :
- Ibu sedang ke apotek.
S P
 Pola kalimatnya:
Subj ek (Nomina)+Predikat (Fr asa
Pr eposisional/ Fr asa Ket er angan)
 
B. KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola
kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat
dibentuk dari beberapa buah kalimat tunggal. Ada beberapa
jenis kalimat majemuk di antaranya adalah kalimat majemuk
setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk
campuran.
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri
atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan
kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan atau
sederajat. Dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai
anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai oleh kata
penghubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi, namun,
sedangkan, dan melainkan.
Contoh:
Ayah membaca buku dan ibu menyapu lantai.
Saya bingung akan melanjutkan ke UT atau kuliah di
perguruan tinggi.
Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah dapat
membaca.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat mejemuk bertingkat, yakni kalimat yang terbentuk
apabila hubungan kedua kalimat itu tidak sederajat.
Artinya, salah satu bagian kalimatnya menduduki fungsi
yang lebih tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut induk
kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak
kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh kata
penghubung antara lain ketika, sejak, setelah, jika,
seandainya, agar, supaya, meskipun, walaupun, seperti,
bahwa, karena, dan sehingga.
Contoh:
1. a. Hari ini tidak hujan.
b. Ia akan datang ke pesta itu.
Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu.
Anak kalimat induk kalimat
 
2. Ketika kami sedang pergi ke supermarket, paman
datang.
anak kalimat induk kalimat
3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara
kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk
bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran
sekurang-kurangnya terdapat tiga inti kalimat atau
tiga klausa. Contohnya adalah sebagai berikut. 
Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan
ibu selesai memasak.
 Induk kalimat (Klausa inti): Pekerjaan itu telah
selesai
 Anak kalimat 1(klausa bawahan): kakak datang
 Anak kalimat 2(klausa bawahan): ibu selesai memasak
 
 B. Kalimat Menurut Fungsi
 Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan
menjadi kalimat berita, kalimat pertanyaan,
kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat
emfatik.
1. Kalimat Berita
Kalimat berita (deklaratif/pernyataan)
adalah kalimat yang isinya memberitakan
sesuatu kepada pembaca atau pendengar.
Pada ragam bahasa lisan, bagian akhir
kalimat berita ditandai dengan nada
menurun. Sementara itu, pada ragam bahasa
tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai
dengan tanda titik.
 Bentuk kalimat berita bermacam-macam,
bisa berupa kalimat aktif atau pasif,
langsung atau tidak langsung, tunggal atau
majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita
dapat berbentuk apa saja, asalkan isinya
merupakan pemberitahuan.
 Dalam penggunaannya, kalimat berita
memiliki beragam tujuan antara lain
menyatakan pemberitahuan, laporan,
pengharapan, permohonan, perkenalan,
undangan, dan sebagainya.
a. Pemberitahuan
Contoh:
- Minggu ini di desa kita akan diadakan kerja bakti.
b. Laporan
Contoh:
- Kami telah melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-
baiknya.
c. Pengharapan
Contoh: - Saya sangat berharap kamu dapat lulus ujian lisan
nanti.
d. Permohonan
Contoh: - Saya mohon Anda dapat mematuhi peraturan di
perusahaan.
e. Perkenalan
Contoh: - Perkenalkan, saya siswa baru di sekolah ini.
- Saya Sari, putri bungsu Pak Aldi. 
f. Undangan
Contoh: - Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara
pernikahan putri kami.
2. Kalimat Pertanyaan
Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah
kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau
seseorang. Kalimat pertanyaan berfungsi
untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini
memiliki pola intonasi yang berbeda dengan
kalimat berita. Perbedaannya terletak pada
nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita
bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi
kalimat tanya bernada akhir naik.
 Pertanyaan atau kalimat tanya dapat dibentuk
dengan berbagai cara. Caranya adalah dengan
menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa, di
mana, ke mana, dari mana, mana, berapa,
bagaimana, dan mengapa.
a. Apa : untuk menanyakan benda atau, sesuatu,
atau kegiatan
b. Siapa : untuk menanyakan orang
c. Di mana, ke mana, mana: untuk menanyakan
arah, letak, atau tempat
d. Berapa : untuk menanyakan jumlah
e. Bagaimana: untuk menanyakan keadaan atau
proses
f. Mengapa: untuk menanyakan alasan atau
sebab
g. Kapan, bilamana, bila: untuk menanyakan waktu
Contoh kalimat tanya:
1. Apa yang kamu bawa?
2. Siapa penemu telepon?
3. Di mana kamu membeli baju itu?
4. Ke mana kamu akan pergi?
5. Mengapa kamu datang terlambat?
6. Bagaimana keadaan ibumu sekarang?
7. Kapan ayah pergi ke Amerika?
8. Bilamana karyawan itu akan
menyelesaikan pekerjaannya?
9. Bila Ibu akan pulang dari pasar?
3.Kalimat Perintah
Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat
yang maknanya memberikan perintah untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah dipakai
jika penutur ingin menyuruh atau melarang
orang melakukan (berbuat) sesuatu. Dalam
bentuk tulis, kalimat perintah seringkali
dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa
pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya
naik pada akhir kalimat.
 Berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat
perintah atau disebut juga kalimat suruh dapat
digolongkan menjadi empat golongan, yaitu
sebagai berikut.
1. Kalimat Suruh yang Sebenarnya
Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh
pola intonasi suruh. Apabila P-nya terdiri atas
verba yang tidak membutuhkan objek (kata
verbal intransitif), bentuk kata verbal itu tetap,
hanya partikel –lah dapat ditambahkan pada kata
verbal itu untuk menghaluskan perintah.S-nya
yang berupa orang kedua boleh dilesapkan boleh
tidak. Contoh:
Duduk!
Datanglah engkau ke rumahku!
Berangkatlah sekarang juga!
 Untuk memperhalus suruhan, di samping
menambah partikel –lah, kata tolong
dapat dipakai di depan kata kerja yang
benefaktif, yaitu kata kerja yang
menyatakan tindakan yang dimaksudkan
bukan untuk kepentingan pelakunya.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Tolong ambilkan buku itu!
Tolong belikan gula setengah kilo di
warung!
2.Kalimat Persilakan
Selain ditandai oleh pola intonasi suruh,
kalimat persilakan ditandai juga oleh
penambahan kata silakan yang diletakkan
di awal kalimat. S kalimat boleh
dilesapkan boleh juga tidak. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Silakan Bapak duduk di sini!
Silakan datang ke rumahku!
Silakan beristirahat!
3.Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam
hubungan situasi, juga mengharapkan suatu
tanggapan yang berupa tindakan. Perbedaannya,
tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang
yang diajak berbicara, melainkan juga oleh orang
yang berbicara atau penuturnya. Dengan kata lain,
tindakan itu dilakukan oleh kita.
Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh,
kalimat ini ditandai juga oleh adanya kata-kata
ajakan, yaitu kata mari dan ayo yang diletakkan di
awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan
pada kedua kata itu menjadi marilah dan ayolah. S
kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Mari kita berangkat sekarang!
Ayo kita bermain sepeda!
4.Kalimat Larangan
Kalimat larangan ditandai oleh adanya
kata jangan di awal kalimat. Partikel –lah
dapat ditambahkan pada kata tersebut
untuk memperhalus larangan. S kalimat
boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Jangan kamu berangkat sendiri!
Jangan suka menjahili orang!
4.Kalimat Seru
Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat
yang mengungkapkan perasaan kagum.
Kalimat seru juga digunakan jika penutur
ingin mengungkapkan perasaan yang kuat
atau hal yang mendadak. Kata seru yang
digunakan antara lain adalah wah, aduh,
alangkah, dan aduhai.
Contoh:
Alangkah indahnya pemandangan ini!
Wah, rumahmu bagus sekali!
Aduhai merdu sekali suaramu!
Aduh, sakit sekali perutku!
  
5. Kalimat Emfatik
Kalimat yang memberikan penegasan khusus
kepada S. Penegasan itu dilakukan dengan:
- menambahkan partikel –lah pada S;
-menambahkan konjungsi yang ada di
belakang S.
Dengan penegasan pada S, ada pergeseran
makna dan fungsi sintaktik. Contoh:
(1) Dia mengambil majalah itu.
S P O
(2) Dialah yang mengambil majalah itu.
P S
 Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili
pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Agar kalimat menjadi efektif, kalimat tersebut harus
memenuhi syarat-syarat berikut.
 Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan.
Artinya kalimat tersebut memiliki satu ide pokok.
Contoh:
Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang
membantu keselamatan umum.
 Kalimat efektif harus memenuhi syarat
kesejajaran. Maksudnya, penggunaan bentuk
kata atau frase imbuhan yang memiliki
kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya.
Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan –di, bagian kalimat yang lainnya pun
harus menggunakan –di pula.
Contoh:
Setelah dimarahi, Andi dipukuli oleh orang itu.
 Kalimat efektif harus menggunakan kata dengan
hemat.
Contoh:
 Angkutan-angkutan umum kereta api, bus, dan
pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur
sekolah.
Contoh di atas tidak efektif, semestinya,
 Angkutan umum selalu dipadati penumpang di saat
libur sekolah.
atau,
 Kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati
penumpang di saat libur sekolah.
Kalimat efektif harus logis dan dapat diterima
oleh akal sehat.
Contoh:
*Kambing sedang main hujan.
-Kalimat tersebut tidak logis karena kambing
takut air. Jadi, tidak mungkin kambing main
hujan.
Pada kalimat efektif, kata penghubung dan,
sedangkan, atau, karena, sehingga tidak boleh
diletakkan di awal kalimat.
Contoh:
Dan Saya akan pergi ke kota itu sendirian.
 Jika keterangan diletakkan di posisi awal,
sesudah keterangan tersebut diberi tanda baca
koma (,).
Contoh:
Minggu lalu, saya dan ayah pergi ke kota.
Multisastra.blogspot.com

More Related Content

What's hot

Spo rekam medik
Spo rekam medikSpo rekam medik
Spo rekam medik
khusnuleza
 
Panduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANISPanduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANIS
Ulfah Hanum
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
Laporan penelitian
Laporan penelitianLaporan penelitian
Laporan penelitian
Annisa Hidayati
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Sutyawan
 
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
hospital
 
HACCP
HACCPHACCP
Pkm k kelompok16
Pkm k kelompok16Pkm k kelompok16
Pkm k kelompok16
Ketut Adi Praja Putra
 
Buku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medisBuku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medis
Amirullah Latarissa
 
Tata kelola rm
Tata kelola rmTata kelola rm
Tata kelola rm
Avatar45
 
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisAnalisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Fahmi Hakam
 
Laporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam MedisLaporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam Medis
halimah uminur
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
Google+
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
Rizza Muh
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
ariindrawati2
 
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
iinmashar
 
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Kualifikasi dan Pendidikan  Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"Kualifikasi dan Pendidikan  Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Kanaidi ken
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
HildaHerman1
 
Panduan dpjp
Panduan dpjpPanduan dpjp
Panduan dpjp
Prayogo Pangestu
 
Mekanisme patogenisitas vibrio cholera
Mekanisme patogenisitas vibrio choleraMekanisme patogenisitas vibrio cholera
Mekanisme patogenisitas vibrio cholera
Chichi Seuri
 

What's hot (20)

Spo rekam medik
Spo rekam medikSpo rekam medik
Spo rekam medik
 
Panduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANISPanduan Praktis PROLANIS
Panduan Praktis PROLANIS
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
Laporan penelitian
Laporan penelitianLaporan penelitian
Laporan penelitian
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
8.1.1.1. pedoman pemeriksaan laboratorium
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Pkm k kelompok16
Pkm k kelompok16Pkm k kelompok16
Pkm k kelompok16
 
Buku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medisBuku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medis
 
Tata kelola rm
Tata kelola rmTata kelola rm
Tata kelola rm
 
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisAnalisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
 
Laporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam MedisLaporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam Medis
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
 
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Kualifikasi dan Pendidikan  Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"Kualifikasi dan Pendidikan  Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Panduan dpjp
Panduan dpjpPanduan dpjp
Panduan dpjp
 
Mekanisme patogenisitas vibrio cholera
Mekanisme patogenisitas vibrio choleraMekanisme patogenisitas vibrio cholera
Mekanisme patogenisitas vibrio cholera
 

Similar to Kalimat Dalam Bahasa Indonesia

Kalimatdalambahasaindonesia :)
Kalimatdalambahasaindonesia  :)Kalimatdalambahasaindonesia  :)
Kalimatdalambahasaindonesia :)
Muhamad Putraauliansyah
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaIsmee Sa'adah
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
sahabatmuslim
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
Karla Pallevi
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaRohman Setya
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biNurul Qamar
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
Cahya Mustikaroh
 
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk Kalimat majemuk
Kalimat majemuk
Paul Aurel
 
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
ImyLasama
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
KalimatKalimat
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaChoirul Abidin
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaChoirul Abidin
 
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptxWEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
Ewei Voon
 
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
Diana Amelia Bagti
 

Similar to Kalimat Dalam Bahasa Indonesia (20)

Kalimatdalambahasaindonesia :)
Kalimatdalambahasaindonesia  :)Kalimatdalambahasaindonesia  :)
Kalimatdalambahasaindonesia :)
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
4. kalimat
4. kalimat4. kalimat
4. kalimat
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
Pola kalimat
Pola kalimatPola kalimat
Pola kalimat
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
 
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk Kalimat majemuk
Kalimat majemuk
 
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
 
Frase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimatFrase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimat
 
Frase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimatFrase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimat
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptxWEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
 
Sintaksis 5
Sintaksis 5Sintaksis 5
Sintaksis 5
 
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
 

More from Abu Ja'far

Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7
Abu Ja'far
 
Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7
Abu Ja'far
 
Kisi kisi uts genap kelas 8
Kisi kisi uts genap kelas 8Kisi kisi uts genap kelas 8
Kisi kisi uts genap kelas 8
Abu Ja'far
 
Kisi kisi uts genap kelas 7
Kisi kisi uts genap kelas 7Kisi kisi uts genap kelas 7
Kisi kisi uts genap kelas 7
Abu Ja'far
 
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
Abu Ja'far
 
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgbInfografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
Abu Ja'far
 
Taksonomi bloom revisi
Taksonomi bloom revisiTaksonomi bloom revisi
Taksonomi bloom revisi
Abu Ja'far
 
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
Abu Ja'far
 
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasionalKonperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
Abu Ja'far
 
Wawancara
Wawancara Wawancara
Wawancara
Abu Ja'far
 
Kata baku revisi
Kata baku revisiKata baku revisi
Kata baku revisiAbu Ja'far
 
Karangan revisi
Karangan revisiKarangan revisi
Karangan revisiAbu Ja'far
 
Jenis jenis frasa dalam bi revisi
Jenis jenis frasa dalam bi revisiJenis jenis frasa dalam bi revisi
Jenis jenis frasa dalam bi revisiAbu Ja'far
 
Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'far
Abu Ja'far
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
Abu Ja'far
 
Pantun 140126190244-phpapp02
Pantun 140126190244-phpapp02Pantun 140126190244-phpapp02
Pantun 140126190244-phpapp02Abu Ja'far
 
Perubahan makna kata
Perubahan makna kataPerubahan makna kata
Perubahan makna kata
Abu Ja'far
 
Kata penghubung
Kata penghubungKata penghubung
Kata penghubung
Abu Ja'far
 
Kata ganti dan kata depan
Kata ganti dan kata depanKata ganti dan kata depan
Kata ganti dan kata depan
Abu Ja'far
 
Kata baku dan kata tidak baku
Kata baku dan kata tidak bakuKata baku dan kata tidak baku
Kata baku dan kata tidak baku
Abu Ja'far
 

More from Abu Ja'far (20)

Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7
 
Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7
 
Kisi kisi uts genap kelas 8
Kisi kisi uts genap kelas 8Kisi kisi uts genap kelas 8
Kisi kisi uts genap kelas 8
 
Kisi kisi uts genap kelas 7
Kisi kisi uts genap kelas 7Kisi kisi uts genap kelas 7
Kisi kisi uts genap kelas 7
 
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
 
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgbInfografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
 
Taksonomi bloom revisi
Taksonomi bloom revisiTaksonomi bloom revisi
Taksonomi bloom revisi
 
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
 
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasionalKonperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
 
Wawancara
Wawancara Wawancara
Wawancara
 
Kata baku revisi
Kata baku revisiKata baku revisi
Kata baku revisi
 
Karangan revisi
Karangan revisiKarangan revisi
Karangan revisi
 
Jenis jenis frasa dalam bi revisi
Jenis jenis frasa dalam bi revisiJenis jenis frasa dalam bi revisi
Jenis jenis frasa dalam bi revisi
 
Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'far
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Pantun 140126190244-phpapp02
Pantun 140126190244-phpapp02Pantun 140126190244-phpapp02
Pantun 140126190244-phpapp02
 
Perubahan makna kata
Perubahan makna kataPerubahan makna kata
Perubahan makna kata
 
Kata penghubung
Kata penghubungKata penghubung
Kata penghubung
 
Kata ganti dan kata depan
Kata ganti dan kata depanKata ganti dan kata depan
Kata ganti dan kata depan
 
Kata baku dan kata tidak baku
Kata baku dan kata tidak bakuKata baku dan kata tidak baku
Kata baku dan kata tidak baku
 

Recently uploaded

RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 

Kalimat Dalam Bahasa Indonesia

  • 1. Kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Multisastra.blogspot.ccom
  • 2.  Kalimat adalah satuan bahasa yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.  Kalimat ada yang terdiri atas satu kata, dua kata, tiga kata, empat kata, dan seterusnya. Contoh: Pergi! ; Itu toko, Ia mahasiswa; Ia sedang membaca.
  • 3.  Unsur pembentuk kalimat tersebut dapat berupa kata, frasa, atau klausa.  Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti, dan terdiri atas satu atau lebih morfem. Contoh: makan, tidur  Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Contoh: kamar tidur, baju biru  Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S (Subjek) P (Predikat) baik disertai O (Objek), PEL (Pelengkap), dan KET (Keterangan) atau tidak. Contoh: ia menebang pohon S P O
  • 4.  Setiap unsur pembentuk kalimat dapat dibeda- bedakan berdasarkan kategori, fungsi, atau perannya dalam kalimat tersebut. Beberapa jenis kategori yang dapat menjadi unsur sebuah kalimat adalah nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), pronomina (kata ganti), numeralia (kata bilangan), adverbial, dan kata tugas seperti preposisi (kata depan), konjungsi (kata penghubung), dan partikel seperti -kah, -lah, -tah, dan pun.  Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur subjek dan predikat.
  • 5.  Peran semantik yang lazim terdapat dalam suatu kalimat adalah pengalam atau penanggap (experiencer), pelaku (agent), pokok, ciri, sasaran, hasil, peruntung atau pemaslahat (beneficiary), ukuran (measure), alat (instrument), tempat (place), sumber (source), jangkauan (range), penyerta, waktu, dan asal.
  • 6. Berdasarkan unsur pembentuknya, kalimat terdiri atas sebagai berikut. 1. Kalimat Berklausa: Kalimat yang terdiri atas satuan yang berupa klausa. Maksudnya, dalam kalimat ini terdiri atas S, P, disertai O, Pel, dan K atau tidak. Misalnya: Lembaga itu menerbitkan majalah sastra. S P O 2. Kalimat Tidak Berklausa: Kalimat yang tidak terdiri atas klausa. Misalnya: Astaga! Selamat malam!
  • 7.  Menurut bentuk, kalimat terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. A. KALIMAT TUNGGAL Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Pola kalimatnya dibentuk oleh subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap lagi, yakni terdiri atas subjek, predikat, objek, dan atau pelengkap. Di samping itu, tidak mustahil terdapat pula unsur yang bukan inti, yaitu keterangan. Contoh: Andi sedang belajar di kelas. S P K Negara Indonesia berdasarkan Pancasila. S P Pel
  • 8.  Berdasarkan bentuk predikatnya, pola dasar kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi lima bagian. 1. Kalimat Berpredikat Nomina Kalimat berpredikat nomina adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina (termasuk pronominal) atau frasa nominal. Kalimat ini disebut juga kalimat ekuatif. Contoh: - Laki-laki itu pencurinya. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frase Nominal)+Predikat (Nomina)
  • 9. 2. Kalimat Berpredikat Verba Kalimat berpredikat verba adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba) atau frasa verbal. Contoh: a. Mira menulis surat kepada kakaknya. S P O K Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat(Verba)+Objek(Frase Nominal)  Kalimat berpredikat verba dibagi menjadi 4. a. Kalimat Intransitif Kalimat yang tidak membutuhkan objek atau pelengkap. Contoh: Orang itu berlari dengan kencang.   S P Ket.cara
  • 10. b. Kalimat Ekatransitif Kalimat ini terdiri atas tiga unsur inti, yaitu S, P, O. Unsur bukan intinya Keterangan. Misalnya: Polisi sedang mengejar tersangka. S P O c. Kalimat Dwitransitif Unsur inti terdiri atas S, P, O, dan Pel. Kalimat ini memiliki makna benefaktif, bersangkutan dengan verba yang dilakukan untuk orang lain. Contoh: Ibu membelikan adik sepeda baru. S P O1 Pel
  • 11. d. Kalimat Semitransitif Kalimat ini terdiri atas S, P, dan Pel. Contoh: Dina kehilangan tas. S P Pel
  • 12. 3. Kalimat Berpredikat Adjektiva Kalimat berpredikat adjektiva adalah kalimat yang predikatnya berupa kata sifat (adjektiva) atau frasa adjektival. Contoh: Adiknya sakit. S P Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Adjektiva) Rumah Sari sangat besar. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frasa Nomina)+Predikat (Frasa Adjektival)
  • 13. 4 。 Kalimat Berpredikat Numeralia Kalimat berpredikat numeralia adalah kalimat yang predikatnya berupa kata bilangan atau frasa bilangan. Contoh : Uangnya banyak. S P Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Kata bilangan) Panjang mobil itu dua meter. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frasa nominal)+Predikat (Frasa Bilangan)  
  • 14. 5 。 Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional Kalimat berpredikat frasa preposisional adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa preposisional, yaitu frasa keterangan. Contoh : - Ibu sedang ke apotek. S P  Pola kalimatnya: Subj ek (Nomina)+Predikat (Fr asa Pr eposisional/ Fr asa Ket er angan)  
  • 15. B. KALIMAT MAJEMUK Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibentuk dari beberapa buah kalimat tunggal. Ada beberapa jenis kalimat majemuk di antaranya adalah kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. 1. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan atau sederajat. Dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai oleh kata penghubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi, namun, sedangkan, dan melainkan. Contoh: Ayah membaca buku dan ibu menyapu lantai. Saya bingung akan melanjutkan ke UT atau kuliah di perguruan tinggi. Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah dapat membaca.
  • 16. 2. Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat mejemuk bertingkat, yakni kalimat yang terbentuk apabila hubungan kedua kalimat itu tidak sederajat. Artinya, salah satu bagian kalimatnya menduduki fungsi yang lebih tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh kata penghubung antara lain ketika, sejak, setelah, jika, seandainya, agar, supaya, meskipun, walaupun, seperti, bahwa, karena, dan sehingga. Contoh: 1. a. Hari ini tidak hujan. b. Ia akan datang ke pesta itu. Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu. Anak kalimat induk kalimat   2. Ketika kami sedang pergi ke supermarket, paman datang. anak kalimat induk kalimat
  • 17. 3. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran sekurang-kurangnya terdapat tiga inti kalimat atau tiga klausa. Contohnya adalah sebagai berikut.  Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai memasak.  Induk kalimat (Klausa inti): Pekerjaan itu telah selesai  Anak kalimat 1(klausa bawahan): kakak datang  Anak kalimat 2(klausa bawahan): ibu selesai memasak  
  • 18.  B. Kalimat Menurut Fungsi  Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat emfatik. 1. Kalimat Berita Kalimat berita (deklaratif/pernyataan) adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Pada ragam bahasa lisan, bagian akhir kalimat berita ditandai dengan nada menurun. Sementara itu, pada ragam bahasa tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai dengan tanda titik.
  • 19.  Bentuk kalimat berita bermacam-macam, bisa berupa kalimat aktif atau pasif, langsung atau tidak langsung, tunggal atau majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita dapat berbentuk apa saja, asalkan isinya merupakan pemberitahuan.  Dalam penggunaannya, kalimat berita memiliki beragam tujuan antara lain menyatakan pemberitahuan, laporan, pengharapan, permohonan, perkenalan, undangan, dan sebagainya.
  • 20. a. Pemberitahuan Contoh: - Minggu ini di desa kita akan diadakan kerja bakti. b. Laporan Contoh: - Kami telah melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik- baiknya. c. Pengharapan Contoh: - Saya sangat berharap kamu dapat lulus ujian lisan nanti. d. Permohonan Contoh: - Saya mohon Anda dapat mematuhi peraturan di perusahaan. e. Perkenalan Contoh: - Perkenalkan, saya siswa baru di sekolah ini. - Saya Sari, putri bungsu Pak Aldi.  f. Undangan Contoh: - Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara pernikahan putri kami.
  • 21. 2. Kalimat Pertanyaan Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Kalimat pertanyaan berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan kalimat berita. Perbedaannya terletak pada nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi kalimat tanya bernada akhir naik.
  • 22.  Pertanyaan atau kalimat tanya dapat dibentuk dengan berbagai cara. Caranya adalah dengan menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa, di mana, ke mana, dari mana, mana, berapa, bagaimana, dan mengapa. a. Apa : untuk menanyakan benda atau, sesuatu, atau kegiatan b. Siapa : untuk menanyakan orang c. Di mana, ke mana, mana: untuk menanyakan arah, letak, atau tempat d. Berapa : untuk menanyakan jumlah e. Bagaimana: untuk menanyakan keadaan atau proses f. Mengapa: untuk menanyakan alasan atau sebab g. Kapan, bilamana, bila: untuk menanyakan waktu
  • 23. Contoh kalimat tanya: 1. Apa yang kamu bawa? 2. Siapa penemu telepon? 3. Di mana kamu membeli baju itu? 4. Ke mana kamu akan pergi? 5. Mengapa kamu datang terlambat? 6. Bagaimana keadaan ibumu sekarang? 7. Kapan ayah pergi ke Amerika? 8. Bilamana karyawan itu akan menyelesaikan pekerjaannya? 9. Bila Ibu akan pulang dari pasar?
  • 24. 3.Kalimat Perintah Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang melakukan (berbuat) sesuatu. Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya naik pada akhir kalimat.
  • 25.  Berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat perintah atau disebut juga kalimat suruh dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut. 1. Kalimat Suruh yang Sebenarnya Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi suruh. Apabila P-nya terdiri atas verba yang tidak membutuhkan objek (kata verbal intransitif), bentuk kata verbal itu tetap, hanya partikel –lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah.S-nya yang berupa orang kedua boleh dilesapkan boleh tidak. Contoh: Duduk! Datanglah engkau ke rumahku! Berangkatlah sekarang juga!
  • 26.  Untuk memperhalus suruhan, di samping menambah partikel –lah, kata tolong dapat dipakai di depan kata kerja yang benefaktif, yaitu kata kerja yang menyatakan tindakan yang dimaksudkan bukan untuk kepentingan pelakunya. Contohnya adalah sebagai berikut. Tolong ambilkan buku itu! Tolong belikan gula setengah kilo di warung!
  • 27. 2.Kalimat Persilakan Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilakan ditandai juga oleh penambahan kata silakan yang diletakkan di awal kalimat. S kalimat boleh dilesapkan boleh juga tidak. Contohnya adalah sebagai berikut. Silakan Bapak duduk di sini! Silakan datang ke rumahku! Silakan beristirahat!
  • 28. 3.Kalimat Ajakan Kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, juga mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan. Perbedaannya, tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak berbicara, melainkan juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya. Dengan kata lain, tindakan itu dilakukan oleh kita. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, yaitu kata mari dan ayo yang diletakkan di awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan pada kedua kata itu menjadi marilah dan ayolah. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya adalah sebagai berikut. Mari kita berangkat sekarang! Ayo kita bermain sepeda!
  • 29. 4.Kalimat Larangan Kalimat larangan ditandai oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya adalah sebagai berikut. Jangan kamu berangkat sendiri! Jangan suka menjahili orang!
  • 30. 4.Kalimat Seru Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Kalimat seru juga digunakan jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau hal yang mendadak. Kata seru yang digunakan antara lain adalah wah, aduh, alangkah, dan aduhai. Contoh: Alangkah indahnya pemandangan ini! Wah, rumahmu bagus sekali! Aduhai merdu sekali suaramu! Aduh, sakit sekali perutku!   
  • 31. 5. Kalimat Emfatik Kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada S. Penegasan itu dilakukan dengan: - menambahkan partikel –lah pada S; -menambahkan konjungsi yang ada di belakang S. Dengan penegasan pada S, ada pergeseran makna dan fungsi sintaktik. Contoh: (1) Dia mengambil majalah itu. S P O (2) Dialah yang mengambil majalah itu. P S
  • 32.  Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Agar kalimat menjadi efektif, kalimat tersebut harus memenuhi syarat-syarat berikut.  Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan. Artinya kalimat tersebut memiliki satu ide pokok. Contoh: Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang membantu keselamatan umum.
  • 33.  Kalimat efektif harus memenuhi syarat kesejajaran. Maksudnya, penggunaan bentuk kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan –di, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan –di pula. Contoh: Setelah dimarahi, Andi dipukuli oleh orang itu.
  • 34.  Kalimat efektif harus menggunakan kata dengan hemat. Contoh:  Angkutan-angkutan umum kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah. Contoh di atas tidak efektif, semestinya,  Angkutan umum selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah. atau,  Kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah.
  • 35. Kalimat efektif harus logis dan dapat diterima oleh akal sehat. Contoh: *Kambing sedang main hujan. -Kalimat tersebut tidak logis karena kambing takut air. Jadi, tidak mungkin kambing main hujan. Pada kalimat efektif, kata penghubung dan, sedangkan, atau, karena, sehingga tidak boleh diletakkan di awal kalimat. Contoh: Dan Saya akan pergi ke kota itu sendirian.
  • 36.  Jika keterangan diletakkan di posisi awal, sesudah keterangan tersebut diberi tanda baca koma (,). Contoh: Minggu lalu, saya dan ayah pergi ke kota. Multisastra.blogspot.com