Unit hidrograf didefinisikan sebagai hidrograf air permukaan yang dihasilkan dari satu unit hujan seragam yang turun di seluruh kawasan tadahan. Ia digunakan untuk memperoleh hidrograf aliran sungai terus dari data hujan. Langkah-langkah penting termasuk pemisahan aliran permukaan dan dasar, pengiraan isipadu air larian, dan penentuan unit hidrograf berasaskan ukuran hujan berkesan 10mm. Unit hidrograf memb
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep hidrograf dan pengurusan banjir termasuklah pengubahsuaian hidrograf unit, penyelidikan banjir, penyelidikan saluran dan rekabentuk sistem saliran bandar. Ia menjelaskan kaedah untuk mengira discaj puncak, saiz saluran dan parameter keselamatan awam bagi mengawal kualiti dan kuantiti air serta mempertimbangkan aspek ekologi dan penyelenggaraan.
Dokumen ini membahas konsep-konsep dasar hidrologi termasuk proses-proses hidrologi, analisis data hujan, larian permukaan, analisis hidrograf, kekerapan dan penyeraluran banjir, serta rekabentuk saliran bandar. Ia menjelaskan definisi-definisi penting dalam bidang ini dan kaedah-kaedah untuk mengira parameter-parameter seperti hujan, larian, discaj sungai, kekerapan banjir dan rekabentuk saluran.
1. Dokumen tersebut menjelaskan metode Snyder dan Alexeyev dalam menentukan debit maksimum dengan menggunakan konsep hidrograf satuan sintetik.
2. Metode Snyder memodelkan unsur-unsur hidrograf satuan berdasarkan karakteristik daerah pengaliran, seperti luasnya, panjang sungai, dan kemiringan.
3. Metode Alexeyev menggambarkan hubungan antara debit dan waktu dalam bentuk fungsi eksponensial berdasark
Dokumen ini membahas berbagai topik terkait analisis data hujan, larian permukaan, analisis hidrograf, kekerapan dan penyaluran banjir, serta rekabentuk saliran bandar. Topik-topik utama termasuk kaedah menganalisis data hujan, mengira larian terus dan hidrograf, konsep penyaluran banjir, serta parameter-parameter dalam merekabentuk sistem saliran bandar.
Bab 10 membahas Hidrograf Satuan Sintetis Limantara, yaitu metode yang dikembangkan oleh Lily Montarcih Limantara pada 2006 untuk memperkirakan hidrograf banjir di sungai-sungai di Indonesia. Metode ini mempertimbangkan lima parameter fisik DAS yaitu luas, panjang sungai, jarak titik berat DAS ke outlet, kemiringan, dan koefisien kekasaran. Persamaan debit puncak, kurva naik, dan kurva turun men
Unit hidrograf didefinisikan sebagai hidrograf air permukaan yang dihasilkan dari satu unit hujan seragam yang turun di seluruh kawasan tadahan. Ia digunakan untuk memperoleh hidrograf aliran sungai terus dari data hujan. Langkah-langkah penting termasuk pemisahan aliran permukaan dan dasar, pengiraan isipadu air larian, dan penentuan unit hidrograf berasaskan ukuran hujan berkesan 10mm. Unit hidrograf memb
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep hidrograf dan pengurusan banjir termasuklah pengubahsuaian hidrograf unit, penyelidikan banjir, penyelidikan saluran dan rekabentuk sistem saliran bandar. Ia menjelaskan kaedah untuk mengira discaj puncak, saiz saluran dan parameter keselamatan awam bagi mengawal kualiti dan kuantiti air serta mempertimbangkan aspek ekologi dan penyelenggaraan.
Dokumen ini membahas konsep-konsep dasar hidrologi termasuk proses-proses hidrologi, analisis data hujan, larian permukaan, analisis hidrograf, kekerapan dan penyeraluran banjir, serta rekabentuk saliran bandar. Ia menjelaskan definisi-definisi penting dalam bidang ini dan kaedah-kaedah untuk mengira parameter-parameter seperti hujan, larian, discaj sungai, kekerapan banjir dan rekabentuk saluran.
1. Dokumen tersebut menjelaskan metode Snyder dan Alexeyev dalam menentukan debit maksimum dengan menggunakan konsep hidrograf satuan sintetik.
2. Metode Snyder memodelkan unsur-unsur hidrograf satuan berdasarkan karakteristik daerah pengaliran, seperti luasnya, panjang sungai, dan kemiringan.
3. Metode Alexeyev menggambarkan hubungan antara debit dan waktu dalam bentuk fungsi eksponensial berdasark
Dokumen ini membahas berbagai topik terkait analisis data hujan, larian permukaan, analisis hidrograf, kekerapan dan penyaluran banjir, serta rekabentuk saliran bandar. Topik-topik utama termasuk kaedah menganalisis data hujan, mengira larian terus dan hidrograf, konsep penyaluran banjir, serta parameter-parameter dalam merekabentuk sistem saliran bandar.
Bab 10 membahas Hidrograf Satuan Sintetis Limantara, yaitu metode yang dikembangkan oleh Lily Montarcih Limantara pada 2006 untuk memperkirakan hidrograf banjir di sungai-sungai di Indonesia. Metode ini mempertimbangkan lima parameter fisik DAS yaitu luas, panjang sungai, jarak titik berat DAS ke outlet, kemiringan, dan koefisien kekasaran. Persamaan debit puncak, kurva naik, dan kurva turun men
Uji pemompaan bertujuan menentukan kuantitas air yang dapat dieksploitasi dari sumur. Terdapat dua metode uji pemompaan yaitu step test dan long-term constant rate test. Step test digunakan untuk mengetahui kondisi sumur sedangkan long-term constant rate test untuk mengetahui sifat hidrolik akuifer. Kedua uji melibatkan pengukuran penurunan muka air dan debit pompa.
1. Solusi analitik hanya cocok untuk kondisi akifer yang relatif sederhana dan ideal seperti akifer tertekan homogen dan isotropik dengan satu sumur pompa.
2. Persamaan aliran air tanah dikonversikan ke koordinat radial karena simetri radial. Penurunan kepala air ditentukan oleh jarak ke sumur dan waktu.
3. Faktor pengaruh sumur dan fungsi sumur digunakan untuk memodelkan penurunan kepala air akibat pompa.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan jaringan pipa penyaluran air buangan, mulai dari parameter-parameter yang mempengaruhi perhitungan debit air buangan, persamaan untuk menghitung debit rata-rata, puncak, dan desain, serta syarat-syarat pengaliran air buangan seperti kecepatan aliran minimum dan maksimum.
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang, termasuk curah hujan, periode ulang hujan, analisis intensitas curah hujan, daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, debit limpasan, paritan, sumuran, pompa julang, dan kolam pengendapan.
Mendesain rancangan penyaliran tambang terbukazacky66
Dokumen ini membahas desain sistem penyaliran tambang untuk mencegah air masuk ke area tambang dan memompanya keluar. Sistem ini mempertimbangkan faktor curah hujan, air limpasan, saluran air, sumur pompa, dan kolam pengendapan. Tujuannya adalah meminimalkan air di area tambang serta memompanya keluar.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan ulang sistem drainase di Perumahan Bukit Cengkeh II Kota Depok untuk menangani masalah banjir.
2. Dilakukan analisis hidrologi untuk menentukan debit banjir rencana dengan menggunakan metode distribusi Log Pearson III.
3. Dilakukan analisis hidraulika menggunakan program HEC-RAS untuk menentukan dimensi saluran drainase primer dan sek
Dokumen tersebut merupakan soal ujian mata kuliah Hidrologi yang berisi dua soal. Soal pertama meminta penjelasan istilah-istilah hidrologi. Soal kedua meminta perhitungan curah hujan dan debit banjir rencana dengan periode ulang 10 dan 100 tahun berdasarkan data curah hujan selama 14 tahun dan parameter DAS yang diberikan menggunakan metode Gumbel/Haspers.
Dokumen tersebut menjelaskan cara mengukur debit air sungai dengan menggunakan rumus debit air (Q) = Kecepatan aliran rata-rata (V) x Luas penampang aliran (A). Luas penampang aliran dianggap sebagai luas bendungan dengan lebar 10 meter dan kedalaman 25 meter, sehingga luasnya adalah 250 m2. Gambar blok diagram menunjukkan penggunaan rumus tersebut untuk menghitung debit air dengan mengatur kecepatan
Laporan praktikum mekanika fluida membahas pengukuran debit saluran terbuka menggunakan alat ukur sekat V-notch dan U-notch. Dilakukan pengukuran tinggi permukaan air, waktu aliran, dan perhitungan debit aktual, debit teori, serta koefisien debit untuk tiga variasi. Hasilnya ditampilkan dalam tabel data akhir.
Loncatan hidroulis terjadi ketika aliran super kritis mengalir melalui saluran sub kritis, menyebabkan perubahan aliran secara mendadak. Ada beberapa tipe loncatan yang tergantung pada nilai Froude, seperti loncatan berombak, loncatan lemah, loncatan berisolasi, loncatan tetap, dan loncatan kuat. Tinggi, panjang, dan energi loncatan dapat dihitung menggunakan persamaan yang melibatkan kecepatan, k
Uji pemompaan bertujuan menentukan kuantitas air yang dapat dieksploitasi dari sumur. Terdapat dua metode uji pemompaan yaitu step test dan long-term constant rate test. Step test digunakan untuk mengetahui kondisi sumur sedangkan long-term constant rate test untuk mengetahui sifat hidrolik akuifer. Kedua uji melibatkan pengukuran penurunan muka air dan debit pompa.
1. Solusi analitik hanya cocok untuk kondisi akifer yang relatif sederhana dan ideal seperti akifer tertekan homogen dan isotropik dengan satu sumur pompa.
2. Persamaan aliran air tanah dikonversikan ke koordinat radial karena simetri radial. Penurunan kepala air ditentukan oleh jarak ke sumur dan waktu.
3. Faktor pengaruh sumur dan fungsi sumur digunakan untuk memodelkan penurunan kepala air akibat pompa.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan jaringan pipa penyaluran air buangan, mulai dari parameter-parameter yang mempengaruhi perhitungan debit air buangan, persamaan untuk menghitung debit rata-rata, puncak, dan desain, serta syarat-syarat pengaliran air buangan seperti kecepatan aliran minimum dan maksimum.
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang, termasuk curah hujan, periode ulang hujan, analisis intensitas curah hujan, daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, debit limpasan, paritan, sumuran, pompa julang, dan kolam pengendapan.
Mendesain rancangan penyaliran tambang terbukazacky66
Dokumen ini membahas desain sistem penyaliran tambang untuk mencegah air masuk ke area tambang dan memompanya keluar. Sistem ini mempertimbangkan faktor curah hujan, air limpasan, saluran air, sumur pompa, dan kolam pengendapan. Tujuannya adalah meminimalkan air di area tambang serta memompanya keluar.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan ulang sistem drainase di Perumahan Bukit Cengkeh II Kota Depok untuk menangani masalah banjir.
2. Dilakukan analisis hidrologi untuk menentukan debit banjir rencana dengan menggunakan metode distribusi Log Pearson III.
3. Dilakukan analisis hidraulika menggunakan program HEC-RAS untuk menentukan dimensi saluran drainase primer dan sek
Dokumen tersebut merupakan soal ujian mata kuliah Hidrologi yang berisi dua soal. Soal pertama meminta penjelasan istilah-istilah hidrologi. Soal kedua meminta perhitungan curah hujan dan debit banjir rencana dengan periode ulang 10 dan 100 tahun berdasarkan data curah hujan selama 14 tahun dan parameter DAS yang diberikan menggunakan metode Gumbel/Haspers.
Dokumen tersebut menjelaskan cara mengukur debit air sungai dengan menggunakan rumus debit air (Q) = Kecepatan aliran rata-rata (V) x Luas penampang aliran (A). Luas penampang aliran dianggap sebagai luas bendungan dengan lebar 10 meter dan kedalaman 25 meter, sehingga luasnya adalah 250 m2. Gambar blok diagram menunjukkan penggunaan rumus tersebut untuk menghitung debit air dengan mengatur kecepatan
Laporan praktikum mekanika fluida membahas pengukuran debit saluran terbuka menggunakan alat ukur sekat V-notch dan U-notch. Dilakukan pengukuran tinggi permukaan air, waktu aliran, dan perhitungan debit aktual, debit teori, serta koefisien debit untuk tiga variasi. Hasilnya ditampilkan dalam tabel data akhir.
Loncatan hidroulis terjadi ketika aliran super kritis mengalir melalui saluran sub kritis, menyebabkan perubahan aliran secara mendadak. Ada beberapa tipe loncatan yang tergantung pada nilai Froude, seperti loncatan berombak, loncatan lemah, loncatan berisolasi, loncatan tetap, dan loncatan kuat. Tinggi, panjang, dan energi loncatan dapat dihitung menggunakan persamaan yang melibatkan kecepatan, k
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan banjir dan metode penghitungan debit banjir rencana. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian banjir rencana, notasi yang digunakan, fungsi dan tujuan perencanaan banjir, metode penghitungan debit banjir rencana seperti metode rasional dan hidrograf, serta contoh perhitungan menggunakan metode tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan ulang bendung tetap Batang Kambang di Kabupaten Pesisir Selatan untuk meningkatkan produksi pangan. Dibahas mengenai latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penelitian, dan landasan teori yang terkait dengan perencanaan bendung seperti analisis hidrologi, perhitungan hidrolis dan stabilitas bendung. [/ringkasan]"
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptxSudrajatDadan
Dokumen tersebut membahas tentang rekayasa dan pengelolaan infrastruktur irigasi. Terdapat penjelasan mengenai langkah-langkah desain saluran irigasi, contoh perhitungan desain saluran, dan prinsip-prinsip dasar hidrolika pada saluran irigasi seperti travel time, dynamic storage, dan response time."
Dokumen ini menjelaskan perhitungan konstanta kecepatan cahaya (C) berdasarkan informasi yang terdapat dalam Al-Qur'an. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan jarak yang ditempuh oleh 'Sang Urusan' dalam satu hari dengan jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun. Hasil perhitungan C adalah 299.792,78951 km/detik, yang konsisten dengan hasil pengukuran oleh lembaga Amerika Serikat.
Pertemuan membahas perencanaan saluran drainase, termasuk kecepatan aliran, geometri penampang, dan bangunan dalam sistem drainase. Contoh soal mendemonstrasikan cara menghitung kapasitas saluran dan waktu alir untuk drainase area sub dengan menggunakan metode rasional.
Modul ini membahas berbagai metode perhitungan debit banjir rencana, termasuk metode empiris, statistik, unit hidrograf, rasional, Werduwen, Hasper, dan Monobe. Metode unit hidrograf dijelaskan dengan mendefinisikan konsep hidrograf satuan yang menggambarkan respon aliran dari hujan tunggal merata di seluruh DAS. Contoh soal dan penyelesaian juga diberikan untuk memahami penerapan metode-metode tersebut.
STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Oceans and Coastal Areas)Putika Ashfar Khoiri
Dokumen ini membahas simulator numerik STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Ocean And Coastal Area) untuk memodelkan badai dan tsunami dengan mempertimbangkan karakteristik aliran tiga dimensi. Terdiri atas model multilevel, model 3D, dan model terhubung. Model ini menyelesaikan persamaan kontinuitas dan Navier-Stokes untuk memprediksi pergerakan air laut selama badai atau tsunami hingga daerah pantai. Hasil simulasi menunjukkan keakurat
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
1. Kaedah Muskingum
• Kaedah Muskingum digunapakai untuk
menentukan Kadaralir
Maksimum, Qmax atau Discaj Puncak,
Qp atau bagi sesuatu limpahan banjir.
• Kadaralir puncak
dapat dibandingkan dengan kadaralir dalam
keadaan biasa untuk pengukuran dan
rekabentuk.
• Aliran masuk dan aliran keluar akan
menentukan perubahan kapasiti sesuatu
simpanan dan boleh meramalkan keadaan
banjir pada masa hadapan.
2. Rajah 5.2: Graf Perubahan Simpanan Menggunakan Kaedah Hidrograf.
Rajah 5.2 menunjukkan perubahan
simpanan daripada Graf Hidrograf
selang masa penyaluran banjir 24-jam.
3. Oleh itu, Kaedah Muskingum mendapati:
Jumlah Simpanan, S = Sprisma + Sbaji
= kx (I – O ) + kO
= kxI- kxO + kO
= k (xI + O – xO )
= [ kxl + ( 1 – x )O ]
Di mana,
S = Simpanan
I = Aliran masuk
O = Aliran keluar
k = Masa kembara suatu banjir (hari/jam )
x = Faktor pemberat ( 0 < x < 0.5 )
4. • Pemalar k ialah masa perjalanan suatu banjir
dalam unit hari atau jam manakala, nilai faktor
pemberat, x ialah pemalar simpanan berdimensi
masa yang mesti didapati daripada hidrograf
aliran masuk.
• Nilai I dan O yang tercerap pada kedua-dua
keratan masuk dan keluar.
• Satu gambaran jelas perbezaan dapat dilukis
untuk menunjukkan kapasiti simpanan yang
dihasilkan akibat penyaluran banjir seperti dalam
Rajah 5.3.
• Oleh itu, aliran masuk, I dan aliran keluar, O
serentak bagi suatu simpanan.
• Apabila I > D, maka air sedang memasuki
simpanan dan apabila D > I air sedang
meninggalkannya.
6. • Faktor pemberat, x diambilkira supaya isipadu simpanan menjadi
tetap apabila paras ukuran menaik atau menurun dikira tiada
pergerakan atau pegun.
• Nilai x bagi aliran alur limpah dari sebuah lembangan adalah sifar
disebabkan paras air lembangan serta simpanannya adalah secara
tetap aliran yang keluarnya.
• Oleh itu, kadar aliran masuk mempunyai suatu kesan terhadap
simpanan dalam lembangan tersebut boleh diabaikan.
• Manakala, nilai x = 0.50 jika alirannya yang berterusan seragam
bagi kedua-dua aliran masuk dan keluarnya adalah sama berat.
• Jadi tiada perubahan pada bentuk graf hidrograf unit.
• Masa kembara, k pula mempunyai dimensi masa ialah cerun bagi
perhubungan simpanan dengan kadaralir dalam kaedah penyaluran
banjir.
• Analisis bagi kapasiti banjir menunjukkan masa yang diperlukan
untuk memenuhi lingkungan keratan banjir yang berlaku dari titik
keratan di hulu simpanan ke mana titik keratan di hilir adalah sama
dengan masa kembara, k.
7.
8. Contoh penyelesaian bagi Kaedah Muskingum adalah seperti
berikut.
Dipertimbangkan data-data dalam Jadual 5.1 dibawah, diberi
nilai kembara, k = 9 jam, faktor pemberat, x = 0.25, untuk
mendapatkan nilai-nilai aliran keluar kita perlu menganggapkan
nilai alir keluar awal contohnya = 95 m³/s.
Masa (jam) 0 5 10 15 20 25 30
AlirMasuk (m³/s) 100 277 710 536 340 232 179
Jadual 5.1
9. Sebelum membuat kiraan, cari dahulu nilai-nilai C1, C2 dan C3
dan kemudian buat semakan.
*Semakan: Cl + C2 + C3 = 0.0270 + 0.5135 + 0.4595 = 1.00
Menggunakan formula, Oj+1 = C1Ij+1 + C2Ij +C3Oj dan bina Jadual
untuk memudahkan pengiraan, seperti Jadual 5.2 dibawah.
10. Masa (Jam) Alir Masuk
(m³/s)
C1=0.0270
C1Ij+1
(1)
C2=0.5135
C2Ij
(2)
C3=0.4595
C3Oj
(3)
Alir Keluar
(m³/s)
(4)=(1)+(2)+(
3)
0 100 - - - Qawal = 95
5 277 7.48
(0.0270 x
277)
51.35
(0.5135 x
100)
43.65
(0.4595 x 95)
102.5
10 710 19.17
(0.0270 x
710)
142.24
(0.5135 x
277)
47.10
(0.4595 x
102.5)
208.5
15 536 14.47
(0.0270 x
536)
364.59
(0.5135 x
710)
95.81
0.4595 x
(208.5)
474.9
20 340 9.81
(0.0270 x
340)
275.24
(0.5135 x
536)
218.22
0.4595 x
(474.9)
502.3
(Qmak)
25 232 6.26
(0.0270 x
232)
174.59
(0.5135 x
340)
230.81
0.4595 x
(502.3)
411.7
30 176 4.75
(0.0270 x
176)
119.13
(0.5135 x
232)
189.18
0.4595 x
(411.7)
313.1
Jadual 5.2