SlideShare a Scribd company logo
Banjir Rencana
I gusti lanang made
parwita
Banjir rencana : banjir yang
secara statistik terjadi dalam
waktu tertentu dengan
peluang kejadian yang
tertentu pula
Notasi
Q100, Q50, Q25, Q10, Q5, Q2, QPMF
Q100 : debit yang terjadi sekali dalam 100 tahun
Q PMF: Probable Maximum Flood
Fungsi Banjir rancangan adalah untuk menentukan besarnya debit yang
terjadi pada suatu penampang sebagai dasar penentuan dimensi suatu
bangunan air di sungai, saluran, bangunan air lainnya.
Banjir Rancangan
1. Metode Non Hidrograf : Metode Rasional, Sneyder
Menentukan besarnya banjir tanpa mengetahui waktu puncak
terjadinya
2. Metode Hidrograf : Nakayasu, GAMA 1
Menentukan besarnya banjir dan waktu puncak terjadinya banjir.
Tujuan : mahasiswa memahami debit banjir dan mampu menghitung
debit banjir rencana dengan metode Rasional
14.1. BANJIR
1. Penyebab Banjir
a. Faktor Alam
• Tofografi di hulu curam hilir relatif datar
• Sebagian daerah banjir merupakan daerah yang
lebih rendah dari muka air laut rata-rata.
• Intensitas hujan tinggi (diatas 2000 mm), dan dalam
waktu yang lama
• Terlalu kecil kapasitas sungai dibanding dengan
banjir yang lewat.
• Akibat air laut pasang yang menghalangi aliran air
laut.
b. Faktor Manusia
• Alih fungsi sungai dan rawa
• Pemanfaatan bantaran sungai dan dataran banjir
untuk pemukiman
• Menurunnya kapasitas sungai akibat kurangnya
pemeliharaan dan adanya buangan sampah di sungai.
• Penggunaan lahan di hulu yang tidak sesuai dengan
kaidah konservasi
• Meningkatnya debit banjir, erosi dan sedimentasi
karena tangkapan rusak (DAS rusak)
• Penurunan permukaan tanah akibat pengambilan air
tanah
Angka-angka periode ulang yang digunakan oleh Departeman PU
uantuk bangunan air/sungai adalah :
- Tubuh bendungan : 1000 th
- Pelimpah bendungan : 100 th
- Cover dam pada bendungan : 20 th
- Bendung sungai besar sekali : 100 th
- Bendung sungai sedang : 50 th
- Bendung sungai kecil : 25 th
- Tanggul sungai besar/daerah penting : 25 th
- Tanggul sungai kecil/daerah kurang penting: 10 th
- Jembatan jalan penting : 25 th
- Jembatan jalan tidak penting : 10 th
- Drainase perkotaan : 5 th
Ada beberapa metode dan rumus yang biasa digunakan
untuk menetukan debit banjir rencana (design flood) yaitu :
14.2. Debit banjir Metode rasional USSCS (1973)
CIA
Q
6
,
3
1

dengan :
Q = debit banjir maksimum (m3/dt)
C = koefisien pengaliran/limpasan
I = intensitas curah hujan rata-
rata saat tiba banjir (mm/jam)
A = daerah pengaliran (km2)
Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan
oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai
ke tempat keluaran DAS (titik kontrol) setelah tanah menjadi
jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Waktu konsentrasi
(tc) oleh Kirpich (1940), yang dapat ditulis adalah sebagai
berikut :
385
,
0
2
1000
87
,
0









S
L
tc
tc = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang saluran utama (km)
S = kemiringan saluran utama (m/m)
14.3. koefisien Pengaliran
Adalah : perbandingan antara tebal hujan yang menjadi aliran
permukaan dengan jumlah hujan seluruhnya.
Besarnya koefisien pengaliran suatu daerah dipengaruhi oleh kondisi
karakteristik, sebagai berikut (Subarkah, 1980: 51) :
1. Keadaan hujan.
2. Luas dan bentuk daerah pengaliran.
3. Kemiringan daerah pengaliran dan kemiringan dasar
pegunungan.
4. Daya infiltrasi tanah dan perkolasi tanah.
5. Kebasahan tanah.
6. Suhu, udara, angin dan evaporasi.
7. Letak daerah aliran terhadap arah angin.
8. Daya tampung palung sungai dan daerah sekitarnya.
Bila tidak terdapat pengukuran limpasan yang terjadi maka
untuk Daerah Pengaliran Sungai tertentu besarnya koefisien
pengaliran dapat dilihat pada tabel berikut (Sosrodarsono, 1978:
145) :
Kondisi Daerah
Koefisien
Pengaliran
Daerah pegunungan berlereng terjal
Daerah perbukitan
Daerah bergelombang yang bersemak-semak
Daerah dataran yang digarap
Daerah persawahan irigasi
Sungai di daerah pegunungan
Sungai kecil di daerah dataran
Sungai besar dengan wilayah pengaliran yang
lebih dari seperduanya terdiri dari dataran
0,75 – 0,90
0,70 – 0,80
0,50 – 0,75
0,45 – 0,60
0,70 – 0,80
0,75 – 0,85
0,45 – 0,75
0,50 – 0,75
15.1. Contoh Perhitungan Banjir Rencana Metode Rasional
Contoh soal : berdasarkan perhitungan intensitas hujan DAS Tukad Mati
Yang menetapkan Rumus Sherman untuk menghitung I,
a. hitung debit banjir rencana dengan kala ulang 5 tahun (Q 5th) dengan
metode rasional untuk DAS Tukad Mati, bila diketahui :
L = 1,51 km
A = 0,82 km2
S = 0,001
C = 0,20
Jawaban a.
waktu konsentrasi
385
,
0
2
1000
87
,
0









S
L
tc
tc= 1,3 jam
=78,10 menit
TOPIK 15. DEBIT BANJIR RENCANA
Tujuan : mahasiswa mampu menghitung dan memahami debit banjir
rencana dengan metode Rasional
CIA
Q
6
,
3
1

Hitung debit banjir
Q 5th = 2,32 m3/dt
82
,
0
*
90
,
50
*
20
,
0
6
,
3
1

Q
Intensitas hujan berdasarkan contoh sebelumnya
yang sesuai adalah I Sherma
n
t
a
I 
67
,
0
10
,
78
01
,
930

I
a = 930,01
n = 0,67
maka I = 50,90 mm/jam
DAS
Tugas
Untuk merencanakan sebuah drainase yang memiliki luas
cakupan 100 ha, dengan kondisi wilayah berupa daerah
perbukitan, dan curah hujan rencana dengan kala ulang 5 th
adalah 271,63 mm.
Pertanyaan :
1. Bila diketahui panjang lintasan aliran(L)adalah 300 m dan
kemiringan lahan diperhitungkan (S) 0,0025. Hitunglah debit
banjir rencana kala ulang 5th(Q5th), gunakan metode
Sherman dalam memperhitungkan intensitas hujan (I).
2. Bila diketahui kekasaran saluran(n) adalah 0,02 hitunglah
dimensi saluran di daerah tersebut bila ditetapkan bentuk
saluran adalah segi empat dengan tinggi jagaan (w)= 0,30 m
dan ditetapkan B=2h
Gunakan persamaan Q = AV
2
1
3
2
1
S
R
n
V 
Segi empat
R = A/P
A = bXh
P = b+2h
Trapesium
A = (b+ mh)h
P = b+2h(m2+1)0,5
16.1. METODE HIDROGRAF SATUAN SINTETIK (UNIT
HYDROGRAPH),
Pada analisa kali ini metode penentuan debit banjir rencana
akan dilakukan dengan metode hidrograf satuan sintetik metode
Nakayasu
Penggunaan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu,
diperlukan beberapa karakteristik parameter daerah alirannya,
seperti:
TOPIK 16. DEBIT BANJIR RENCANA
Tujuan : mahasiswa mampu menghitung debit banjir rencana
dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
1. Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf
(time to peak magnitude)
2. Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf
(time log)
3. Tenggang waktu hidrograf (time base of hydrograph)
4. Luas daerah aliran
5. Panjang aliran sungai terpanjang (length of the longest channel)
6. Koefisien pengaliran
Rumus debit puncak dari hidrograf satuan Nakayasu adalah:
)
3
,
0
3
,
0
(
6
,
3 T
Tp
CARo
Qp


Dimana:
Qp = debit puncak banjir (m3/det)
Ro = hujan satuan (mm)
Tp = tenggang waktu (time leg) dari permulaan
hujan sampai puncak banjir (jam)
T 0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari
debit puncak sampai menjadi 30% dari debit puncak
A = luas daerah pengaliran
C = koefisien pengaliran
Untuk menentukan Tp dan T 0,3 digunakan pendekatan rumus,
sebagai berikut:
Tp = Tg + 0,8 Tr
Tg = adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai
debit puncak banjir (jam)
= Waktu konsentrasi hujan (jam)
Tg dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :
 Sungai dengan panjang lebih dari 15 km maka
Tg = 0,40 + 0,058 L
Sungai dengan panjang kurang dari 15 km, maka
Tg = 0,21 L 0,70
L = panjang alur sungai (km)
Tg = waktu konsentras (jam)
Tr = satuan waktu hujan yang nilainya berkisar antara
0,5Tg sampai Tg (jam)
T 0,3 =  x Tg
 = parameter hidrograf
untuk daerah pengaliran biasa  = 2
untuk bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian
menurun yang cepat  = 1,5
untuk bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun
yang lambat = 3
Persamaan satuan hidrograf adalah:
•Pada waktu naik
0  t  Tp
4
,
2








Tp
t
Qp
Qt
•Pada Kurva Turun:
a. Tp < t  (Tp + T 0,3)











3
,
0
3
,
0
T
Tp
t
Qp
Qt
b. (Tp + T0,3 < t  (Tp + T0,3 + 1,5T0,3 )
Qt = Qp x 0,3
c. t ≥ (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)











 

0,3
2T
0,3
1,5T
Tp
t
Qt = Qp x 0,3
















0,3
1,5T
0,3
T
5
,
0
Tp
t
Hidrograf
Satuan
R1 R2 Rn Rm
Aliran
Dasar
Debit
(m3
/dt/mm) (mm) (mm) (mm) m3
/dt m3
/dt
q1 q1.R1 - - - B q1.R1 + B
q2 q2.R1 q1.R2 - - B q2.R1 + q1.R2 + B
q3 q3.R1 q2.R2 … - B q3.R1 + q2.R2 + …..+ B
q4 q4.R1 q3.R2 … q1.Rm B dst
q5 q5.R1 q4.R2 … q2.Rm B
….. …….. q5.R2 … q3.Rm B
qn qn.R1 …… … q4.Rm B
qn.R2 … q5.Rm B
… - B
Formulasi Hidrograf banjir rancangan
17.1. Distribusi Hujan
Waktu Distribusi
( Jam ) (%)
0 - 1 2,56
1 - 2 40,29
2 - 3 53,48
3 - 4 2,56
4 - 5 1,11
Dalam perhitungan hidrolograf banjir dengan memakai unit hidrograf
diperlukan pembagian hujan yang mungkin terjadi dalam suatu selang
waktu . Dalam Daerah Pengaliran di Indonesia biasanya diambil suatu
selang waktu antara 5 – 7 jam
a.Ditetapkan dengan cara pengamatan langsung terhadap data
pencatatan hujan jam-jaman pada stasiun yang paling berpengaruh
pada DPS.
TOPIK 17. DEBIT BANJIR RENCANA
Tujuan : mahasiswa mampu menghitung dan memahami debit banjir
rencana dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
17.2. Hujan Netto
Hujan netto adalah bagian total yang menghasilkan limpasan
langsung (direct run-off), yang terdiri dari limpasan permukaan
dan limpasan bawah permukaan, maka hujan netto Rn
dinyatakan sebagai berikut :
Rn = C * R dimana :
Rn = hujan netto
C = koefisien pengaliran
R = intensitas curah hujan
Jam Ke Rt RT
Distribusi
(%)
1 0,580 R24 0,580 R24 58,00
2 0,368 R24 0,150 R24 15,00
3 0,281 R24 0,110 R24 11,00
4 0,232 R24 0,09 R24 9,00
5 0,200 R24 0,070 R24 7,00
b. Distribusi hujan jam-jaman dengan ”Rational Method”
17.3. Contoh Perhitungan Banjir Rencana Nakayasu
Contoh soal : Hitunglah debit banjir rencana dengan kala ulang 5
tahun di Tukad Mati dengan metode hidrograf satuan sintetik
Nakayasu (unit hydrograph). Bila diketahui curah hujan rencana
(R5th) di wilayah itu 175 mm/hari, luas daerah aliran (A)= 0,82 km2,
Panjang aliran sungai (L)= 1,51 km, koefisien pengaliran (C) =0,60.
Jawab
Tahapan perhitungan dimulai dengan menghitung hujan jam-jaman
(5jam)
Perhitungan Banjir Rencana (Q 5 th)
Metode Satuan Sintetik Nakayasu di Tukad Mati
Tp = 0,50 Jam BS = 0,5 m3/det
Tg = 0,28 Jam Alpha = 2
T03 = 0,56 Jam L = 1,51 Km
Qp = 0,32 m3/det A = 0,82 Km2
Tp+TO3 = 1,06 Jam Ro = 1 mm
TP+2.5TO
= 1,91 Jam Tr = 0,28 Jam
T UH Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 bs Q tot
2,6885 42,3129 56,1651 2,6885 1,1657 0,5000
0,25 0,0594 0,1598 0,5000 0,6598
0,5 0,3136 0,8432 2,5144 0,5000 3,8577
0,75 0,1888 0,5075 13,2713 3,3376 0,5000 17,6164
1 0,1103 0,2966 7,9869 17,6160 0,1598 0,5000 26,5593 maximum 1
1,25 0,0736 0,1980 4,6680 10,6016 0,8432 0,0693 0,5000 16,8801
1,5 0,0515 0,1384 3,1155 6,1962 0,5075 0,3656 0,5000 10,8232
1,75 0,0360 0,0967 2,1779 4,1354 0,2966 0,2200 0,5000 7,4267
2 0,0260 0,0700 1,5224 2,8909 0,1980 0,1286 0,5000 5,3098
2,25 0,0199 0,0535 1,1009 2,0208 0,1384 0,0858 0,5000 3,8995
2,5 0,0152 0,0409 0,8417 1,4614 0,0967 0,0600 0,5000 3,0006
2,75 0,0116 0,0313 0,6435 1,1172 0,0700 0,0419 0,5000 2,4038
3 0,0089 0,0239 0,4919 0,8541 0,0535 0,0303 0,5000 1,9537
3,25 0,0068 0,0183 0,3761 0,6530 0,0409 0,0232 0,5000 1,6114
3,5 0,0052 0,0140 0,2875 0,4992 0,0313 0,0177 0,5000 1,3497
3,75 0,0040 0,0107 0,2198 0,3816 0,0239 0,0136 0,5000 1,1496
4 0,0030 0,0082 0,1680 0,2918 0,0183 0,0104 0,5000 0,9966
4,25 0,0023 0,0062 0,1285 0,2231 0,0140 0,0079 0,5000 0,8796
4,5 0,0018 0,0048 0,0982 0,1705 0,0107 0,0061 0,5000 0,7902
4,75 0,0014 0,0036 0,0751 0,1304 0,0082 0,0046 0,5000 0,7219
Keterangan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (Jam)
Debit
(m3/dt)
Hidrograf Banjir Rencana 5 tahun
Metode Satuan Sintetik Nakayasu di Sungai Mati,
Denpasar Bali
Banjir Rancangan Dan Bentuk DAS

More Related Content

What's hot

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
afifsalim
 

What's hot (20)

Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Makalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiMakalah teknik pantai
Makalah teknik pantai
 
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
 
Irbang dije bab 2&amp;3
Irbang dije bab 2&amp;3Irbang dije bab 2&amp;3
Irbang dije bab 2&amp;3
 
bendungan
bendunganbendungan
bendungan
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap
 
Loncatan air
Loncatan airLoncatan air
Loncatan air
 
Ketersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya AirKetersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya Air
 
Materi 1 Pendahuluan.ppt
Materi 1 Pendahuluan.pptMateri 1 Pendahuluan.ppt
Materi 1 Pendahuluan.ppt
 
Data teknis
Data teknisData teknis
Data teknis
 
PPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptx
PPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptxPPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptx
PPT Presentasi_Analisis Curah Hujan.pptx
 
Analisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainase
Analisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainaseAnalisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainase
Analisa hidraulika terapan untuk perencanaan drainase
 
TEKNIK PANTAI (1).pdf
TEKNIK PANTAI (1).pdfTEKNIK PANTAI (1).pdf
TEKNIK PANTAI (1).pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALANLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
 
Contoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaanContoh perhitungan drainase perkotaan
Contoh perhitungan drainase perkotaan
 
Persimpangan
PersimpanganPersimpangan
Persimpangan
 
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
Laporan Praktikum Oseanografi : "Wave Rose" Studi Kasus "Aplikasi Tabel Numer...
 

Similar to Banjir rancangan.pptx

08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
SudrajatDadan
 
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
Elma Puspaningtyas
 

Similar to Banjir rancangan.pptx (20)

41223_2._unit_hidrograf.ppt
41223_2._unit_hidrograf.ppt41223_2._unit_hidrograf.ppt
41223_2._unit_hidrograf.ppt
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
 
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdfPPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
rumus hidrologi hss limantara
rumus hidrologi hss limantararumus hidrologi hss limantara
rumus hidrologi hss limantara
 
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
 
Tugas Sugai
Tugas SugaiTugas Sugai
Tugas Sugai
 
Tugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiTugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugai
 
Jurnal hendra
Jurnal hendraJurnal hendra
Jurnal hendra
 
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOKREDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
REDESIGN DRAINASE DI PERUMAHAN BUKIT CENGKEH II KOTA DEPOK
 
Drainase perkotaan pertemuan 3.pdf
Drainase perkotaan pertemuan 3.pdfDrainase perkotaan pertemuan 3.pdf
Drainase perkotaan pertemuan 3.pdf
 
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptxPertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
 
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
2. HIDROMETRI dan Debit ANDALAN.ppt
 
HYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxHYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptx
 
Dasar2 perhitungan-pab
Dasar2 perhitungan-pabDasar2 perhitungan-pab
Dasar2 perhitungan-pab
 
Jurnal outlet channel
Jurnal outlet channelJurnal outlet channel
Jurnal outlet channel
 
3. evaluasi perubahan tata guna lahan sebagai upaya menjaga keberlanjutan fun...
3. evaluasi perubahan tata guna lahan sebagai upaya menjaga keberlanjutan fun...3. evaluasi perubahan tata guna lahan sebagai upaya menjaga keberlanjutan fun...
3. evaluasi perubahan tata guna lahan sebagai upaya menjaga keberlanjutan fun...
 
1100 2441-1-sm
1100 2441-1-sm1100 2441-1-sm
1100 2441-1-sm
 
1.pdf
1.pdf1.pdf
1.pdf
 
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabay...
 

Recently uploaded

Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
MichaelBluer
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
aldreyuda
 
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
nimrodnapitu
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 

Recently uploaded (7)

Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
 
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
medium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdf
medium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdfmedium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdf
medium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdf
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
 
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
 

Banjir rancangan.pptx

  • 1. Banjir Rencana I gusti lanang made parwita Banjir rencana : banjir yang secara statistik terjadi dalam waktu tertentu dengan peluang kejadian yang tertentu pula
  • 2. Notasi Q100, Q50, Q25, Q10, Q5, Q2, QPMF Q100 : debit yang terjadi sekali dalam 100 tahun Q PMF: Probable Maximum Flood Fungsi Banjir rancangan adalah untuk menentukan besarnya debit yang terjadi pada suatu penampang sebagai dasar penentuan dimensi suatu bangunan air di sungai, saluran, bangunan air lainnya.
  • 3. Banjir Rancangan 1. Metode Non Hidrograf : Metode Rasional, Sneyder Menentukan besarnya banjir tanpa mengetahui waktu puncak terjadinya 2. Metode Hidrograf : Nakayasu, GAMA 1 Menentukan besarnya banjir dan waktu puncak terjadinya banjir.
  • 4. Tujuan : mahasiswa memahami debit banjir dan mampu menghitung debit banjir rencana dengan metode Rasional 14.1. BANJIR 1. Penyebab Banjir a. Faktor Alam • Tofografi di hulu curam hilir relatif datar • Sebagian daerah banjir merupakan daerah yang lebih rendah dari muka air laut rata-rata. • Intensitas hujan tinggi (diatas 2000 mm), dan dalam waktu yang lama • Terlalu kecil kapasitas sungai dibanding dengan banjir yang lewat. • Akibat air laut pasang yang menghalangi aliran air laut.
  • 5. b. Faktor Manusia • Alih fungsi sungai dan rawa • Pemanfaatan bantaran sungai dan dataran banjir untuk pemukiman • Menurunnya kapasitas sungai akibat kurangnya pemeliharaan dan adanya buangan sampah di sungai. • Penggunaan lahan di hulu yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi • Meningkatnya debit banjir, erosi dan sedimentasi karena tangkapan rusak (DAS rusak) • Penurunan permukaan tanah akibat pengambilan air tanah
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9. Angka-angka periode ulang yang digunakan oleh Departeman PU uantuk bangunan air/sungai adalah : - Tubuh bendungan : 1000 th - Pelimpah bendungan : 100 th - Cover dam pada bendungan : 20 th - Bendung sungai besar sekali : 100 th - Bendung sungai sedang : 50 th - Bendung sungai kecil : 25 th - Tanggul sungai besar/daerah penting : 25 th - Tanggul sungai kecil/daerah kurang penting: 10 th - Jembatan jalan penting : 25 th - Jembatan jalan tidak penting : 10 th - Drainase perkotaan : 5 th
  • 10. Ada beberapa metode dan rumus yang biasa digunakan untuk menetukan debit banjir rencana (design flood) yaitu : 14.2. Debit banjir Metode rasional USSCS (1973) CIA Q 6 , 3 1  dengan : Q = debit banjir maksimum (m3/dt) C = koefisien pengaliran/limpasan I = intensitas curah hujan rata- rata saat tiba banjir (mm/jam) A = daerah pengaliran (km2)
  • 11. Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Waktu konsentrasi (tc) oleh Kirpich (1940), yang dapat ditulis adalah sebagai berikut : 385 , 0 2 1000 87 , 0          S L tc tc = waktu konsentrasi (jam) L = panjang saluran utama (km) S = kemiringan saluran utama (m/m)
  • 12. 14.3. koefisien Pengaliran Adalah : perbandingan antara tebal hujan yang menjadi aliran permukaan dengan jumlah hujan seluruhnya. Besarnya koefisien pengaliran suatu daerah dipengaruhi oleh kondisi karakteristik, sebagai berikut (Subarkah, 1980: 51) : 1. Keadaan hujan. 2. Luas dan bentuk daerah pengaliran. 3. Kemiringan daerah pengaliran dan kemiringan dasar pegunungan. 4. Daya infiltrasi tanah dan perkolasi tanah. 5. Kebasahan tanah. 6. Suhu, udara, angin dan evaporasi. 7. Letak daerah aliran terhadap arah angin. 8. Daya tampung palung sungai dan daerah sekitarnya.
  • 13. Bila tidak terdapat pengukuran limpasan yang terjadi maka untuk Daerah Pengaliran Sungai tertentu besarnya koefisien pengaliran dapat dilihat pada tabel berikut (Sosrodarsono, 1978: 145) : Kondisi Daerah Koefisien Pengaliran Daerah pegunungan berlereng terjal Daerah perbukitan Daerah bergelombang yang bersemak-semak Daerah dataran yang digarap Daerah persawahan irigasi Sungai di daerah pegunungan Sungai kecil di daerah dataran Sungai besar dengan wilayah pengaliran yang lebih dari seperduanya terdiri dari dataran 0,75 – 0,90 0,70 – 0,80 0,50 – 0,75 0,45 – 0,60 0,70 – 0,80 0,75 – 0,85 0,45 – 0,75 0,50 – 0,75
  • 14. 15.1. Contoh Perhitungan Banjir Rencana Metode Rasional Contoh soal : berdasarkan perhitungan intensitas hujan DAS Tukad Mati Yang menetapkan Rumus Sherman untuk menghitung I, a. hitung debit banjir rencana dengan kala ulang 5 tahun (Q 5th) dengan metode rasional untuk DAS Tukad Mati, bila diketahui : L = 1,51 km A = 0,82 km2 S = 0,001 C = 0,20 Jawaban a. waktu konsentrasi 385 , 0 2 1000 87 , 0          S L tc tc= 1,3 jam =78,10 menit TOPIK 15. DEBIT BANJIR RENCANA Tujuan : mahasiswa mampu menghitung dan memahami debit banjir rencana dengan metode Rasional
  • 15. CIA Q 6 , 3 1  Hitung debit banjir Q 5th = 2,32 m3/dt 82 , 0 * 90 , 50 * 20 , 0 6 , 3 1  Q Intensitas hujan berdasarkan contoh sebelumnya yang sesuai adalah I Sherma n t a I  67 , 0 10 , 78 01 , 930  I a = 930,01 n = 0,67 maka I = 50,90 mm/jam
  • 16. DAS
  • 17. Tugas Untuk merencanakan sebuah drainase yang memiliki luas cakupan 100 ha, dengan kondisi wilayah berupa daerah perbukitan, dan curah hujan rencana dengan kala ulang 5 th adalah 271,63 mm. Pertanyaan : 1. Bila diketahui panjang lintasan aliran(L)adalah 300 m dan kemiringan lahan diperhitungkan (S) 0,0025. Hitunglah debit banjir rencana kala ulang 5th(Q5th), gunakan metode Sherman dalam memperhitungkan intensitas hujan (I). 2. Bila diketahui kekasaran saluran(n) adalah 0,02 hitunglah dimensi saluran di daerah tersebut bila ditetapkan bentuk saluran adalah segi empat dengan tinggi jagaan (w)= 0,30 m dan ditetapkan B=2h Gunakan persamaan Q = AV 2 1 3 2 1 S R n V  Segi empat R = A/P A = bXh P = b+2h Trapesium A = (b+ mh)h P = b+2h(m2+1)0,5
  • 18. 16.1. METODE HIDROGRAF SATUAN SINTETIK (UNIT HYDROGRAPH), Pada analisa kali ini metode penentuan debit banjir rencana akan dilakukan dengan metode hidrograf satuan sintetik metode Nakayasu Penggunaan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu, diperlukan beberapa karakteristik parameter daerah alirannya, seperti: TOPIK 16. DEBIT BANJIR RENCANA Tujuan : mahasiswa mampu menghitung debit banjir rencana dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu 1. Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf (time to peak magnitude) 2. Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf (time log) 3. Tenggang waktu hidrograf (time base of hydrograph) 4. Luas daerah aliran 5. Panjang aliran sungai terpanjang (length of the longest channel) 6. Koefisien pengaliran
  • 19. Rumus debit puncak dari hidrograf satuan Nakayasu adalah: ) 3 , 0 3 , 0 ( 6 , 3 T Tp CARo Qp   Dimana: Qp = debit puncak banjir (m3/det) Ro = hujan satuan (mm) Tp = tenggang waktu (time leg) dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam) T 0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai menjadi 30% dari debit puncak A = luas daerah pengaliran C = koefisien pengaliran Untuk menentukan Tp dan T 0,3 digunakan pendekatan rumus, sebagai berikut: Tp = Tg + 0,8 Tr Tg = adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai debit puncak banjir (jam) = Waktu konsentrasi hujan (jam)
  • 20. Tg dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :  Sungai dengan panjang lebih dari 15 km maka Tg = 0,40 + 0,058 L Sungai dengan panjang kurang dari 15 km, maka Tg = 0,21 L 0,70 L = panjang alur sungai (km) Tg = waktu konsentras (jam) Tr = satuan waktu hujan yang nilainya berkisar antara 0,5Tg sampai Tg (jam) T 0,3 =  x Tg  = parameter hidrograf untuk daerah pengaliran biasa  = 2 untuk bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat  = 1,5 untuk bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat = 3
  • 21. Persamaan satuan hidrograf adalah: •Pada waktu naik 0  t  Tp 4 , 2         Tp t Qp Qt •Pada Kurva Turun: a. Tp < t  (Tp + T 0,3)            3 , 0 3 , 0 T Tp t Qp Qt b. (Tp + T0,3 < t  (Tp + T0,3 + 1,5T0,3 ) Qt = Qp x 0,3 c. t ≥ (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)               0,3 2T 0,3 1,5T Tp t Qt = Qp x 0,3                 0,3 1,5T 0,3 T 5 , 0 Tp t
  • 22. Hidrograf Satuan R1 R2 Rn Rm Aliran Dasar Debit (m3 /dt/mm) (mm) (mm) (mm) m3 /dt m3 /dt q1 q1.R1 - - - B q1.R1 + B q2 q2.R1 q1.R2 - - B q2.R1 + q1.R2 + B q3 q3.R1 q2.R2 … - B q3.R1 + q2.R2 + …..+ B q4 q4.R1 q3.R2 … q1.Rm B dst q5 q5.R1 q4.R2 … q2.Rm B ….. …….. q5.R2 … q3.Rm B qn qn.R1 …… … q4.Rm B qn.R2 … q5.Rm B … - B Formulasi Hidrograf banjir rancangan
  • 23. 17.1. Distribusi Hujan Waktu Distribusi ( Jam ) (%) 0 - 1 2,56 1 - 2 40,29 2 - 3 53,48 3 - 4 2,56 4 - 5 1,11 Dalam perhitungan hidrolograf banjir dengan memakai unit hidrograf diperlukan pembagian hujan yang mungkin terjadi dalam suatu selang waktu . Dalam Daerah Pengaliran di Indonesia biasanya diambil suatu selang waktu antara 5 – 7 jam a.Ditetapkan dengan cara pengamatan langsung terhadap data pencatatan hujan jam-jaman pada stasiun yang paling berpengaruh pada DPS. TOPIK 17. DEBIT BANJIR RENCANA Tujuan : mahasiswa mampu menghitung dan memahami debit banjir rencana dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
  • 24. 17.2. Hujan Netto Hujan netto adalah bagian total yang menghasilkan limpasan langsung (direct run-off), yang terdiri dari limpasan permukaan dan limpasan bawah permukaan, maka hujan netto Rn dinyatakan sebagai berikut : Rn = C * R dimana : Rn = hujan netto C = koefisien pengaliran R = intensitas curah hujan Jam Ke Rt RT Distribusi (%) 1 0,580 R24 0,580 R24 58,00 2 0,368 R24 0,150 R24 15,00 3 0,281 R24 0,110 R24 11,00 4 0,232 R24 0,09 R24 9,00 5 0,200 R24 0,070 R24 7,00 b. Distribusi hujan jam-jaman dengan ”Rational Method”
  • 25. 17.3. Contoh Perhitungan Banjir Rencana Nakayasu Contoh soal : Hitunglah debit banjir rencana dengan kala ulang 5 tahun di Tukad Mati dengan metode hidrograf satuan sintetik Nakayasu (unit hydrograph). Bila diketahui curah hujan rencana (R5th) di wilayah itu 175 mm/hari, luas daerah aliran (A)= 0,82 km2, Panjang aliran sungai (L)= 1,51 km, koefisien pengaliran (C) =0,60. Jawab Tahapan perhitungan dimulai dengan menghitung hujan jam-jaman (5jam)
  • 26. Perhitungan Banjir Rencana (Q 5 th) Metode Satuan Sintetik Nakayasu di Tukad Mati Tp = 0,50 Jam BS = 0,5 m3/det Tg = 0,28 Jam Alpha = 2 T03 = 0,56 Jam L = 1,51 Km Qp = 0,32 m3/det A = 0,82 Km2 Tp+TO3 = 1,06 Jam Ro = 1 mm TP+2.5TO = 1,91 Jam Tr = 0,28 Jam T UH Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 bs Q tot 2,6885 42,3129 56,1651 2,6885 1,1657 0,5000 0,25 0,0594 0,1598 0,5000 0,6598 0,5 0,3136 0,8432 2,5144 0,5000 3,8577 0,75 0,1888 0,5075 13,2713 3,3376 0,5000 17,6164 1 0,1103 0,2966 7,9869 17,6160 0,1598 0,5000 26,5593 maximum 1 1,25 0,0736 0,1980 4,6680 10,6016 0,8432 0,0693 0,5000 16,8801 1,5 0,0515 0,1384 3,1155 6,1962 0,5075 0,3656 0,5000 10,8232 1,75 0,0360 0,0967 2,1779 4,1354 0,2966 0,2200 0,5000 7,4267 2 0,0260 0,0700 1,5224 2,8909 0,1980 0,1286 0,5000 5,3098 2,25 0,0199 0,0535 1,1009 2,0208 0,1384 0,0858 0,5000 3,8995 2,5 0,0152 0,0409 0,8417 1,4614 0,0967 0,0600 0,5000 3,0006 2,75 0,0116 0,0313 0,6435 1,1172 0,0700 0,0419 0,5000 2,4038 3 0,0089 0,0239 0,4919 0,8541 0,0535 0,0303 0,5000 1,9537 3,25 0,0068 0,0183 0,3761 0,6530 0,0409 0,0232 0,5000 1,6114 3,5 0,0052 0,0140 0,2875 0,4992 0,0313 0,0177 0,5000 1,3497 3,75 0,0040 0,0107 0,2198 0,3816 0,0239 0,0136 0,5000 1,1496 4 0,0030 0,0082 0,1680 0,2918 0,0183 0,0104 0,5000 0,9966 4,25 0,0023 0,0062 0,1285 0,2231 0,0140 0,0079 0,5000 0,8796 4,5 0,0018 0,0048 0,0982 0,1705 0,0107 0,0061 0,5000 0,7902 4,75 0,0014 0,0036 0,0751 0,1304 0,0082 0,0046 0,5000 0,7219 Keterangan
  • 27. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu (Jam) Debit (m3/dt) Hidrograf Banjir Rencana 5 tahun Metode Satuan Sintetik Nakayasu di Sungai Mati, Denpasar Bali
  • 28. Banjir Rancangan Dan Bentuk DAS