SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
MAKALAH HASIL RIVIEW JURNAL
" STUDI ONVALUE KEGIATAN OLAHRAGA
REKREASI MASYARAKAT PERKOTAAN”
MATA KULIAH FILSAFAT DAN SEJARAH OLAHRAGA
Sampul
Disusun Oleh:
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon
200604840064
2020B
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
TAHUN AKADEMIK2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb, Bismillah dengan memanjatkan puji syukur
kehadirat allah swt kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
yang berjudul “Hasil Riview Jurnal Dari ‘Filosofi Olahraga’ hingga
‘filosofi Olahraga’? Sejarah Identitas dan diverifikasi filosofi”.
Dalam pembuatan ini saya dapat terbantu dengan adanya data-data yang lengkap
mengenai materi yang diberikan sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu dan tidak ada
masalah apapun.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.kami menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata yang sempurna maka dari itu saya
menerima saran atau kritik yang bersifat membangun atau membuat makalah ini lebih baik
lagi. Sekian dan selamat membaca, terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb
Surabaya, 17 Maret 2021
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon
JURNAL
KEMAS 12 (2) (2017) xx-xx
Jurnal KesehatanMasyarakat
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
STUDI ONVALUE KEGIATAN OLAHRAGA REKREASI
MASYARAKAT PERKOTAAN
Endang Sri Hanani •
Program Doktor Pendidikan Olahraga, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri
Semarang
Info Artikel
Sejarah Artikel:
Dikirim pada 20
April 2016
Diterima 5
September 2016
Dipublikasikan
Januari 2017
Kata kunci:
Olahraga
rekreasi;
nilai; komunitas
perkotaan
DOI
http://dx.doi.org
/10.15294/
kemas.v11i1.352
1
Abstrak
Menurut WHO, kesehatan bukan hanya sekedar tidak
adanya penyakit atau kelemahan, tetapi keadaan
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap.
Kegiatan olah raga rekreasi khususnya bagi masyarakat
perkotaan dapat dijadikan gaya hidup, karena dapat
mempertimbangkan keseimbangan kondisi individu antara
kebutuhan jasmani, rohani dan sosial. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menyelidiki: 1) alasan
mengapa olah raga rekreasi menjadi pilihan masyarakat
yang mendesak sebagai kegiatan akhir pekan dan kegiatan
liburan, 2) jenis kegiatan olah raga rekreasional yang
dilakukan oleh masyarakat perkotaan, 3) nilai fisik dan
psikososial individu. aspek, 4) ruang potensial bagi individu
yang melakukan kegiatan olahraga rekreasi. Penelitian ini
menggunakan studi etnografi dengan pendekatan empiris
dan teoritis.
pengantar
Rekreasi adalah hak asasi
manusia, dengan demikian rekreasi
tidak lepas dari setiap kehidupan
manusia yang tidak pernah berhenti
tumbuh dan berkembang. Padahal,
tumbuh kembang olahraga dewasa ini
menunjukkan banyak dimensi dan
dapat berperan penting dalam
mencerdaskan bangsa, membangun
karakter, pendidikan moral, dan
menyeimbangkan antara kebutuhan
jasmani, rohani dan sosial. Salah satu
cabang olahraga yang dapat
mengaktualisasikan fungsi olahraga
secara komprehensif adalah olahraga
rekreasi komunitas (AnnMacPhail,
2009).
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional
membagi olahraga menjadi tiga jenis:
(1) olahraga
untuk pendidikan, (2) olahraga untuk
prestasi, (3)
olah raga untuk rekreasi. Olahraga
rekreasional penting bagi masyarakat,
karena olahraga rekreasional dapat
menjadi gaya hidup, penyeimbang
antara kebutuhan jasmani dan rohani,
serta meningkatkan jasmani,
kesejahteraan mental, dan
sosial.
Pemulihan keseimbangan melalui
kegiatan olah raga rekreasional terus
berkembang menjadi olah raga
rekreasional yang dinamakan
“Olahraga untuk Semua” dan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial individu. Menurut
WHO, kesehatanbukan hanya sekedar
tidak adanya penyakit atau kelemahan,
tetapi keadaan kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial yang lengkap. Begitu
manusia terbebas dari segala masalah
kesehatan, mereka harus bersabar
untuk memperbaiki tubuhnya
• Alamat Korespondensi: pISSN 1858-1196
Program Studi Pendidikan Olahraga S3,
eISSN 2355-3596
Program Pascasarjana, Universitas Negeri
Semarang Email:
hanani_unnes@mail.unnes.ac.id
pengantar
Rekreasi adalah hak asasi
manusia, dengan demikian rekreasi
tidak lepas dari setiap kehidupan
manusia yang tidak pernah berhenti
tumbuh dan berkembang. Padahal,
tumbuh kembang olahraga dewasa ini
menunjukkan banyak dimensi dan
dapat berperan penting dalam
mencerdaskan bangsa, membangun
karakter, pendidikan moral, dan
menyeimbangkan antara kebutuhan
jasmani, rohani dan sosial. Salah satu
cabang olahraga yang dapat
mengaktualisasikan fungsi olahraga
secara komprehensif adalah olahraga
rekreasi komunitas (AnnMacPhail,
2009).
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional membagi
olahraga menjadi tiga jenis: (1)
olahraga untuk pendidikan, (2)
olahraga untuk prestasi, (3) olahraga
untuk rekreasi. Olahraga rekreasional
penting bagi masyarakat, karena
olahraga rekreasional dapat menjadi
gaya hidup, penyeimbang antara
kebutuhan jasmani dan rohani, serta
meningkatkan jasmani,
kesejahteraan mental, dan
sosial.
Pemulihan keseimbangan melalui
kegiatan olah raga rekreasional terus
berkembang menjadi olah raga
rekreasional yang dinamakan
“Olahraga untuk Semua” dan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial individu. Menurut
WHO, kesehatanbukan hanya sekedar
tidak adanya penyakit atau kelemahan,
tetapi keadaan kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial yang lengkap. Setelah
manusia terbebas dari segala gangguan
kesehatan, maka harus terus berjuang
untuk meningkatkan daya tahan tubuh
agar penyakit tersebut dapat dicegah,
salah satunya adalah dengan
berolahraga (Kemenpora, 2011).
Berbagai kegiatan olah raga
rekreasi di masyarakat dapat
memiliki berbagai alasan terkait
dengan hal-hal seperti motivasi,
tujuan, perilaku
manfaat (secara fisik,secara
mental,
secara sosial), nilai-nilai sosial; ruang
potensial yang aman, nyaman, dan
berpeluang mendorong individu untuk
memperoleh nilai-nilai fisik, psikologis
dan sosial (Blazos, 2007). Sebagian
besar orang yang melakukan kegiatan
olahraga adalah masyarakat perkotaan
yang memiliki spektrum status sosial,
status ekonomi, pendidikan, dan
profesi yang luas; Namun hal tersebut
tidak menurunkan semangat mereka
untuk melakukan kegiatan olah raga
rekreasional, karena kegiatan tersebut
dilakukan sebagai bagian untuk
memenuhi kebutuhannya (Ahmad,
2014) dalam mengekspresikan diri
sebagai manusia yang secara visual
membutuhkan pengakuan dari
dirinya
KEMAS 12 (2)
(2017) xx-xx
lingkungan.
Status kesehatanindividu, kelompok
atau komunitas yang dipengaruhi oleh
empat faktor utama:
lingkungan Hidup (fisik,
sosial,
budaya, ekonomi, politik dll), perilaku,
perawatan kesehatan, dan keturunan.
Perilaku sebagai salah satu penentu
kesehatanadalah respon seseorang
terhadap suatu stimulus. Sedangkan
perilaku sehat adalah respon seseorang
terhadap stimulus yang berupa
penyakit, makanan dan minuman,
lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Dalam praktik kesehatanmasyarakat,
program perawatan kesehatan
(termasuk lingkungan dan perawatan
kesehatan) selalu berhubungan dengan
perilaku (Novri, 2009). Perilaku individu
dipengaruhi oleh berbagai masalah
seperti penyakit menular dan tidak
menular, pencemaran lingkungan, gizi
buruk, dll. Misalnya demam berdarah
yang terjadi karena masyarakat tidak
melakukan pengendalian mosqoito (3M),
penyakit jantung koroner akibat
perilaku gaya hidup yang tidak sehat,
kurang olah raga, dan pencemaran
lingkungan dapat menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan,
Kegiatan olah raga yang berkaitan
dengan nilai-nilai yang dapat diterapkan
antara lain adalah kebiasaan olah raga
yang teratur, terukur, dapat
diperhitungkan dan terpantau sehingga
dapat memberikan manfaat bagi
kesehatan(fisik, mental, dan sosial).
Masyarakat perkotaan melakukan olah
raga rekreasi di waktu senggangnya
yang merupakan cerminan dari gaya
hidup masyarakat perkotaan dalam
memenuhi kebutuhan akan kesehatan
(fisik, mental, sosial), serta untuk
memenuhi kebutuhan berekspresi
dalam mengendalikan suatu perilaku,
serta pengakuan esensial manusia
dalam kehidupan sosial, bermartabat
dalam derajat status kesehatanpribadi
dan lingkungan mereka. Karena itulah
perilaku dapat mempengaruhi berbagai
masalah di setiap sudut kehidupan
(Boccaro, 2008).
Tujuan umum dari penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan dan
menyelidiki nilai olahraga rekreasi di
masyarakat perkotaan dan alasan
olahraga rekreasi sebagai pilihan
masyarakat perkotaan, sedangkan
secara khusus tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut: (1)
mendeskripsikan dan menyelidiki
alasan-alasan dari olahraga rekreasi di
masyarakat perkotaan. Kegiatan
olahraga rekreasi sebagai pilihan
masyarakat perkotaan sebagai kegiatan
di waktu senggang, (2) mengidentifikasi
dan menilai bentuk-bentuk kegiatan
olah raga rekreasi yang dilakukan di
masyarakat perkotaan,
(3) mendeskripsikan dan
menilai nilai-nilai yang diterapkan
oleh masyarakat.
97
E. Sri Hanani / Kajian Nilai Kegiatan
Olahraga Rekreasi
Sebagai hasil dari kegiatan olah raga
rekreasi (fisik, mental dan sosial), (4)
mengidentifikasi dan mengkaji
ruang-ruang potensial yang dapat
diakses masyarakat perkotaan untuk
kegiatan olah raga rekreasional di
waktu senggang.
Dengan demikian kegiatan olah
raga rekreasional dapat memberikan
kesempatan kepada individu untuk
melaksanakan suatu bentuk kegiatan
akhir pekan, memperoleh nilai dari
fisik, psikologis.
dan aspek sosial dari lingkungannya.
Salah satunya adalah individu dapat
mengekspresikan dirinya sebagai
manusia yang memiliki nilai intrinsik
untuk memenuhi kebutuhan
aktualisasi diri sebagai manusia yang
beradab dalam kehidupan sosialnya.
metode
Penelitian ini menggunakan
metode etnografi dengan pendekatan
empiris dan teoritis, unit dan subjek
dalam penelitian ini adalah kelompok
senam lansia, kelompok senam aerobik,
kelompok bikers, kelompok pejalan
kaki, dan kelompok pelari dari
masyarakat perkotaan yang melakukan
kegiatan olah raga rekreasi di akhir
pekan dan hari libur.
Lokasi penelitian sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian
bertempat di kota Semarang tepatnya
di komplek perumahan Graha Padma
Semarang. Lokasi ini kami anggap
sangat representatif karena: (1)
Individu yang melakukan kegiatan
olah raga rekreasi sangat banyak dan
beragam, peserta mulai dari anak-
anak, dewasa, lansia, laki-laki maupun
perempuan baik secara individu
maupun berkelompok, (2) Ruang
terbuka yang cukup luas dan memiliki
akses yang memadai sebagai kawasan
olahraga hijau, (3) wilayah bebas
konflik, aman, nyaman karena sistem
keamanan yang baik.
Sesuai dengan masalah dan
pendekatan studi, langkah pertama
untuk memperoleh data adalah peneliti
memposisikan diri sebagai pengumpul
data (human instrument) dengan
metode pemeriksaan fisik yang
difokuskan pada pengujian kebugaran
individu, mengamati partisipatif
peristiwa dan bentuk-bentuk olahraga
rekreasi pilihan yang dipilih oleh
subjek, di wawancara mendalam
tentang nilai psikososial individu dan
penelusuran dokumen untuk mencatat
informasi tentang data individu.
Langkah kedua adalah validasi
data melalui triangulasi data dan
triangulasi informan dengan
membandingkan atau mengkonfirmasi
perolehan data yang serupa tentang
nilai kebugaran jasmani, dan nilai
psikososial dari berbagai sumber atau
individu olahraga rekreasi.
kegiatan lansia seperti senam, senam
aerobik, bersepeda, jalan kaki, dan
jogging. Sumber data utama adalah
uraian yang diungkapkan melalui (1)
Peristiwa: proses kegiatan olahraga
rekreasi masyarakat perkotaan, (2)
Pelaku: masyarakat perkotaan yang
melakukan kegiatan olahraga rekreasi,
peserta tes kebugaran terdiri dari
kelompok sebagai berikut: Senam
lansia 25 orang, senam 15 orang,
bersepeda 13 orang, jalan kaki 10
orang, dan jogging 5 orang, (3) sumber
data berupa informasi yang
terdokumentasi atau tertulis tentang
penyelenggaraan acara kegiatan
olahraga rekreasi. Sumber data
pendukung dari pakar olahraga, ketua
FORMI kota Semarang, dan testimoni
dari olahragawan
Setelah itu, langkah terakhir
adalah menganalisis data, semua data
dan informasi yang diperoleh dianalisis
dengan pendekatan induktif
menggunakan siklus interaktif Miles
dan Huberman, kemudian data yang
diperoleh direduksi, disederhanakan,
dipilah, dipilih, dan dipertajam dari hal-
hal yang tidak diperlukan.
Hasil dan Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan
alasan masyarakat perkotaan di
perkotaan memilih olah raga rekreasi
sebagai pilihan kegiatan pada akhir
pekan dan hari libur, karena
indikidual bebas menentukan bentuk,
alam, ruang / wilayah, kelompok, dan
komunitas, sebagai kegiatan waktu
luang, terutama pada akhir pekan.
dan liburan, yang mudah dilakukan,
murah, menyenangkan dan
mengasyikkan. Olahraga rekreasi
dapat menjadi gaya hidup untuk
menjaga keseimbangan fisik, mental
dan sosial, serta dapat memberikan
manfaat kesehatanterhadap
kebugaran fisik, mental, dan sosial.
Bentuk kegiatan olah raga
rekreasi yang dipilih oleh perorangan
adalah senam lansia (Senam Tera
Indonesia) eksklusif untuk lansia pria
dan wanita, aerobik eksklusif untuk ibu
muda hingga pra-lansia, bersepeda
untuk pria dan wanita, anak-anak
hingga dewasa, jalan kaki untuk
remaja putra dan putri hingga remaja.
lansia, dan jogging untuk remaja pria
dan wanita serta dewasa. Individu
dapat melakukan kegiatan olah raga
rekreasional ini secara berkelompok
dan lajang, dengan komunitas,
keluarga, teman atau kolega, karena
dalam kegiatan olah raga rekreasional
terdapat nilai-nilai kenikmatan psikis,
keceriaan yang terpancar diwajahnya,
karena pengharapan.
98
agar tetap sehat dan senantiasa bugar
bergema agar tetap semangat. Untuk
aerobik kelompok dan kelompok
bersepeda dampaknya cukup
signifikan karena individu masih
tergolong muda dengan usia dibawah
50 tahun, sehingga kemampuan
fisiologis organ yang akan digerakkan
beban kerja maksimal masih mampu,
didukung dengan kegiatan tiga kali
seminggu, sehingga pengaruh
Kegiatan tersebut memungkinkan
tubuh (jantung) dapat digerakkan
untuk bekerja secara normal. Untuk
berjalan, kelompok bisa menyediakan
Dampak positif karena berjalan kaki
merupakan aktivitas yang cocok untuk
setiap orang, tua maupun muda, dan
pergerakannya relatif sederhana. Hati
akan bekerja sesuai dengan kemampuan
individu. Untuk kelompok jogging
individu tergolong pada usia muda,
sehingga dampaknya sangat signifikan,
kelompok ini terdiri dari remaja muda,
remaja, dan dewasa, yang dilakukan 3
sampai 4 kali seminggu dan durasi
sekitar satu jam. ritme sedang. Dalam
hal ini jantung dapat dirangsang secara
maksimal, sehingga jantung mampu
bekerja secara maksimal tanpa
mengalami rasa sakit dan kelelahan,
dapat pulih dengan cepat, termasuk
sistem lokomotor dengan otot-ototnya.
Bagi kelompok jalan kaki berdampak
positif karena berjalan merupakan
kegiatan yang sesuai dengan kondisi
pelakunya, dan dapat dilakukan oleh
semua usia (tua maupun muda). Kerja
jantung sesuai dengan kemampuan
masing-masing dan gerakan berjalan
relatif mudah. Rata-rata kebugaran
berada pada kategori sedang dan baik,
dengan rata-rata olahraga empat kali
seminggu. Optimalisasi jantung bisa
lebih optimal.
Selanjutnya hasil uji kesegaran
jasmani masing-masing kelompok
adalah: senam kelompok lansia 20%
kebugaran sangat rendah, 40%
kebugaran rendah, 40% kebugaran
sedang; Kelompok senam aerobik 10%
bugar sangat rendah, 20% bugar
rendah, dan 70% bugar sedang.
Sedangkan untuk kelompok biking
10% fitnes rendah, 80% fitnes sedang,
10% kategori fitnes baik; Kelompok
jalan kaki 50% bugar sedang, 50%
bugar baik kelompok usianya, dan
kelompok lari terakhir 30% bugar
rendah dan 70% bugar sedang.
Kegiatan olahraga rekreasi
dapat memberikan kontribusi
terhadap kesehatan mental, seperti (1)
pola pikir yang lebih positif (2)
kontrol perilaku, khususnya perilaku
kesehatanseperti perilaku tidak
merokok, sikap terkait olahraga
seperti
KEMAS 12 (2)
(2017) xx-xx
taat pada norma, perilaku diclipine,
menjaga kebersihan lingkungan, dan
saling menghormati. Kegiatan olah raga
rekreasi dapat membuat individu
berpikir jernih, memiliki sikap penuh
harapan terhadap apa yang dapat
dilakukannya, termasuk berperilaku
sehat sehingga bermanfaat dan menjaga
kesehatannya, serta menjaga
eksistensinya sebagai makhluk yang
beradab. Adapun uraian mengenai
kesehatanmental dari kegiatan olah
raga rekreasional meliputi menjaga
keutuhan masyarakat dan kendali
sosial. Olahraga rekreasi ini berperan
sebagai media interaksi, komunikasi,
integrasi
interaksi sosial dengan lingkungan
mereka. Sebagai manusia sosial, mereka
harus beradaptasi dengan lingkungan
sekitar, taat pada norma, dan nilai-nilai
masyarakat, berwawasan luas,
menghindari konflik dan menjunjung
tinggi nilai-nilai sosial dalam perilaku
sehari-harinya baik terhadap orang lain
maupun lingkungan, semangat dan
kesenangan. (Ceria, 2006).
Aspek sosial olah raga rekreasional
menunjukkan bahwa kegiatan olah raga
rekreasional dapat memberikan nilai
kebersamaan, saling menghargai,
toleransi terhadap perbedaan,
kebebasan memilih komunitas, kolese,
dan lingkungan yang nyaman, aman
untuk mengekspresikan diri sehingga
manusia ingin diakui dan dihormati
sebagai makhluk sosial. yang ada dalam
kehidupan sosial mereka. Juga
berperan sebagai media untuk
berkomunikasi dengan lingkungan
sekitar, keluarga, teman, dan kolega
yang memudahkan akses interaksi yang
lebih luas dengan lingkungan sekitar
(tidak membedakan kelas, status sosial
dan status keuangan). Aspek sosial
digambarkan sebagai perilaku menjaga
kesehatan(fisik, mental dan sosial),
integrasi komunitas dan interaksi sosial
dengan lingkungannya. Dalam kegiatan
olah raga rekreasional secara
berkelompok, kehadiran mereka dapat
beradaptasi dengan lingkungan sekitar,
tidak melanggar norma atau nilai sosial,
hindari konflik. (Cummings, 2006;
Darla, 2007).
Potensi ruang yang dapat
memfasilitasi warga perkotaan untuk
melakukan kegiatan olah raga rekreasi,
seperti kawasan terbuka yang luas,
ruang yang banyak dipilih, ruang
terbuka olahraga yang aman dan
nyaman serta RTH yang cukup
representatif. Potensi ruang ini
memberikan lebih banyak oksigen,
sinar matahari, lingkungan yang bersih
dan hijau, sehingga masyarakat akan
termotivasi untuk berolahraga, serta
menjaga jiwa dan jiwa sosialnya.
(Elizabeth, 2014; Fauzi, 2013).
Diskusi yang bisa disampaikan
berdasarkan
99
E. Sri Hanani / Kajian Nilai Kegiatan
Olahraga Rekreasi
Berdasarkan hasil di atas adalah olah
raga recereational merupakan olah
raga yang dilakukan oleh masyarakat
dengan semangat dan ketrampilan yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kondisi dan nilai budaya masyarakat
setempat untuk kesehatan, kebugaran
dan kegembiraan. Olahraga rekreasi
yang dilakukan sebagai bagian dari
proses pemulihan kesehatandan
kebugaran dilakukan dengan tidak ada
unsur paksaan dan bernuansa
kegembiraan. Selain itu olahraga
rekreasi bertujuan untuk membangun
hubungan sosial antar individu serta
melestarikan dan meningkatkan
kekayaan budaya bangsa (FORMI,
2011).
saat terkena masalah kesehatanatau
penyakit. Perilaku sehat terbagi
menjadi dua, yaitu: (1) perilaku orang
sehat agar tetap sehat, dan (2) perilaku
orang yang sakit atau mengalami
gangguan kesehatan, hingga menjadi
sehat. Perilaku sehat dapat berupa
kegiatan yang berkaitan dengan upaya
memelihara dan meningkatkan
kesehatan, seperti: (1) pola makan
seimbang, (2) aktivitas fisik atau olah
raga yang memadai, (3) dilarang
merokok, minum, obat-obatan, (4)
istirahat yang cukup, (5) manajemen
stres, (6) dan gaya hidup positif
(Kristin, 2013; Widowati, 2015).
Olahraga rekreasional merupakan
salah satu olahraga yang memiliki
kepentingan penting dalam rangka
meningkatkan kesehatandan
kebugaran masyarakat, selain itu juga
penting dalam membangun persatuan
bangsa, perdamaian dan kerukunan,
persaudaraan dan persahabatan, serta
meningkatkan kesejahteraan,
ketahanan dan produktivitas seluruh
rakyat. Indonesia. Olahraga rekreasi
dapat memotivasi seseorang untuk
berperilaku sehat dalam kehidupan
sehari-hari karena dalam olahraga
rekreasi terdapat unsur-unsur yang
tidak membebani seseorang (dapat
dijangkau oleh semua orang) dalam
melakukannya karena kegiatan olah
raga rekreasi sebagai kegiatan mengisi
waktu luang terutama pada akhir pekan
dan seterusnya. liburan, sederhana,
murah, menyenangkan, dan
menggembirakan. Olahraga rekreasi
juga dapat dijadikan gaya hidup untuk
menjaga keseimbangan fisik, mental
dan sosial. Serta sebagai media untuk
berkomunikasi dengan lingkungan,
keluarga, teman,
2011).
Perilaku kesehatanmerupakan
respon seseorang terhadap rangsangan
atau benda yang berhubungan dengan
sehat, sakit, penyakit, dan faktor yang
mempengaruhi sehat, sakit (kesehatan)
seperti lingkungan, makanan,
minuman, dan pelayanan kesehatan.
Dengan kata lain, perilaku kesehatan
adalah setiap aktivitas atau aktivitas
seseorang baik yang dapat diamati
maupun yang tidak dapat diamati
yang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan (Natalie,
2014; Soegiyanto, 2010).
Perawatan kesehatanitu
termasuk untuk mencegah dan
melindungi diri dari penyakit dan
gangguan kesehatanlainnya,
meningkatkan kesehatan,
mengupayakan kesembuhan,
Jadi seseorang akan melakukan
perawatan kesehatanpada dirinya
sendiri ketika seseorang mendapat
rangsangan, karena perilaku seseorang
dipengaruhi oleh dua faktor utama
yang terbentuk dalam diri seseorang,
yaitu faktor eksternal seperti
rangsangan dari orang lain, faktor
eksternal atau rangsangan dalam
berperilaku adalah faktor lingkungan. ,
baik lingkungan fisik maupun non fisik
berupa lingkungan sosial, budaya,
ekonomi, politik, dan lain sebagainya.
Dari penelitian yang telah diuraikan di
atas menunjukkan bahwa faktor
eksternal yang paling berperan dalam
pembentukan perilaku sehat individu
adalah faktor sosial budaya dimana
orang tersebut berada.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan
pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa dampak kegiatan olahraga
rekreasi terhadap nilai kebugaran dan
perilaku kesehatandalam
menggunakan waktu luang, dapat
merangsang individu dalam
mewujudkan gaya hidup sehat, serta
mengurangi perilaku merokok.
kegiatan olah raga sebagai syarat
dalam pembangunan kesehatan,
mengkonsumsi asupan makanan yang
mengandung gizi seimbang,
mendapatkan pelayanan kesehatan
yang memadai. Hasil penelitian pelaku
senam tera menunjukkan tingkat
kebugarannya sangat rendah dan
rendah, karena pada kelompok ini
hampir semuanya adalah lansia.
Kegiatan olahraga rekreasi yang
dilakukan untuk menjaga kebugaran
harus dimulai dengan pemanasan,
kemudian kegiatan inti, dan terakhir
colling down. Olahraga rekreasi yang
dilakukan pada akhir pekan dan hari
libur juga berperan sebagai media
100
KEMAS 12 (2) (2017) xx-xx
membangun perilaku dalam menjaga
kebugaran kesehatan, interaksi sosial di
sekitarnya. Olahraga rekreasi bagi
masyarakat perkotaan, are
aktivitas bebas yang bisa dilakukan,
dengan rasa
kegembiraan, kegembiraan, tanpa
paksaan, yang dapat digunakan
sebagai upaya untuk mengontrol
stres, kesehatan
Mencapai Pengambilan
Oksigen Maksimal Harus
Ketat dan Disesuaikan dengan
Jenis Kelamin dan Umur:
Studi Lintas Bagian. Pos Satu,
9 (1): 1-8.
Fauzi Lukman. 2013. Intensitas Jalan
Kaki Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah.
Jurnal Kemas, 8 (2):
106-112.
perilaku, pemeliharaan fisik, mental, dan FORMI. 2011. Makalah
Seminar Olahraga
Rekreasi Masyarakat.
Semarang: Seminar
Panitia.
kebugaran sosial.
Jacob, Steve, dan Yves Boisvert.
2011. Menjadi atau Tidak untuk
Referensi
Jadilah Profesi: Pro, Kontra,
dan Tantangan untuk
Ahmad Nasrulloh. 2014. Program
Kebugaran Jasmani
Evaluasi. Evaluasi Jurnal. 16
(4): 349- 369.
Dalam Meningkatkan Kesehatan
Paru (Vo2 Max. Jurnal
Kemas, 10 (1): 1-6
Ann MacPhail, Connie Collier & Mary
O'Sullivan.
2009. Gaya hidup dan pola gender
dari rekreasi dan minat olahraga
di kalangan orang Irlandia
remaja. Jurnal Olahraga,
Pendidikan dan
Masyarakat. 4: 281-299
Blazos, AK, Grad DD & Mark, L .W.
2007.
Ekonomi Kesehatan dari
Manajemen Berat Badan:
Joseph P. Weir, dkk. 2004. VO 2
Dataran Tinggi maks Deteksi
Dalam Siklus Ergometri. Jurnal
dari
Latihan fisiologi, 7 (2): 55-62.
KEMENPORA. 2011. Panduan Umum
Sentra
Olahraga Rekreasi: Asisten Deputi
Sentra Keolahragaan, Deputi
Bidang Pembudayaan Olahraga.
Jakarta: Kementrian Pemuda
Dan Olahraga.
Bukti dan Biaya. Jurnal
Asia Pasifik Nutrisi
klinis, 16 (1): 329-338
Boccaro, Kanters, Casper dan
Forrester. 2008.
Pendidikan Jasmani Olah Raga,
Ekstrakurikuler Olah Raga, dan
Hidup Aktif Seumur Hidup.
Jurnal dari
Mengajar di Pendidikan Jasmani,
27: 155-166.
Ceña, DP dkk. 2006. Tren Waktu di
Waktu Luang
Aktivitas Fisik dan Kebugaran
Fisik pada Lansia: 20 Tahun
Tindak Lanjut Survei Kesehatan
Nasional Populasi Spanyol
Kristin Walseth. 2013. Sosialisasi
Pengikatan dan Ikatan
Modal dalam Olahraga —
101
Kondisi
LingkunganSehatDalamPe
mbinaan
Prestasi Olahraga Pelajar. Jurnal
Kemas. 10 (2): 218-226.
Pengalaman Remaja Putri
dengan Latar Belakang Imigran.
Jurnal Olahraga, Pendidikan dan
Masyarakat, 13: 1-17
Natalie L. Smith, Adam Cohen & Andrew
C. Pickett.
2014. Menjelajahi Motivasi
dan Hasil dari Olahraga
Internasional untuk
Pengembangan Jangka
Panjang
Milenial. Jurnal Olahraga dan
Pariwisata. 19
: 299-316
(1987-2006). BMC Kesehatan Masyarakat, 22 (6): 223- Novri Susan. 2009.
Sosiologi Konflik, Isu Isu Konflik
230
kontemporer. Jakarta: Kencana
Prenada
Cummings, Rick. 2006. Bagaimana
jika: Kontrafaktual Grup Media.
dalam Program Evaluasi.
Jurnal Evaluasi
Soegiyanto. KS. 2010. Aktivitas Jasmani
Bagi Pekerja
Australasia, 6: 6-15.
(Studi Kualitas Kesehatan Fisik
Pada Buruh Pabrik). Jurnal
Darla M. Castelli dkk. 2007.
Kebugaran Fisik dan Kemas. 6 (1): 1-7.
Prestasi Akademik Siswa Kelas Tiga dan Lima. JurnalWidowati, Atri. 2015.
Modal Sosial Budaya dan
Latihan dan
Psikologi, 29: 239-252.
Elisabeth Edvarsen, dkk. 2014. Kriteria Akhir untuk
BAB II
REVIEW JURNAL
Judul JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
Pengarang Hanani, Endang Sri.
Nama Jurnal Studi Onvalue Kegiatan Olahraga Rekreasi Masyarakat Perkotaan
Volume, Issue 12 No. 2 (2017)
Tahun, halaman Januari (2017), 97-101
reviewer Muhammad Aghniyaa-u Romadlon
Tanggal (4-3-2021)
Tujuan Jurnal alasan olahraga rekreasi sebagai pilihan masyarakat
perkotaan, sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: (1) mendeskripsikan dan menyelidiki alasan-alasan
dari olahraga rekreasi di masyarakat perkotaan. Kegiatan olahraga
rekreasi sebagai pilihan masyarakat perkotaan sebagai kegiatan di
waktu senggang, (2) mengidentifikasi dan menilai bentuk-bentuk
kegiatan olah raga rekreasi yang dilakukan di masyarakat perkotaan,
(3) mendeskripsikan dan menilai nilai-nilai yang diterapkan oleh
masyarakat. Sebagai hasil dari kegiatan olah raga rekreasi (fisik, mental
dan sosial), (4) mengidentifikasi dan mengkaji ruang-ruang
potensial yang dapat diakses masyarakat perkotaan untuk
kegiatan olah raga rekreasional di waktu senggang.
Hasil Review .... proses kegiatan olahraga rekreasi
masyarakat perkotaan, (2) Pelaku: masyarakat
perkotaan yang melakukan kegiatan olahraga
rekreasi, peserta tes kebugaran terdiri dari kelompok
sebagai berikut: Senam lansia 25 orang, senam 15
orang, bersepeda 13 orang, jalan kaki 10 orang, dan
jogging 5 orang, (3) sumber data berupa informasi
yang terdokumentasi atau tertulis tentang
penyelenggaraan acara kegiatan olahraga rekreasi.
Sumber data pendukung dari pakar olahraga, ketua
FORMI kota Semarang, dan testimoni dari
Olahragawan.....
...... Bentuk kegiatan olah raga rekreasi yang dipilih oleh
perorangan adalah senam lansia (Senam Tera Indonesia)
eksklusif untuk lansia pria dan wanita, aerobik eksklusif
untuk ibu muda hingga pra-lansia, bersepeda untuk pria dan
wanita, anak-anak hingga dewasa, jalan kaki untuk remaja
putra dan putri hingga remaja. lansia, dan jogging untuk
remaja pria dan wanita serta dewasa. Individu dapat
melakukan kegiatan olah raga rekreasional ini secara
berkelompok dan lajang, dengan komunitas, keluarga,
teman atau kolega, karena dalam kegiatan olah raga
rekreasional terdapat nilai-nilai kenikmatan psikis, keceriaan
yang terpancar diwajahnya, karena pengharapan.....
...... Dampak positif karena berjalan kaki merupakan aktivitas
yang cocok untuk setiap orang, tua maupun muda, dan
pergerakannya relatif sederhana. Hati akan bekerja sesuai
dengan kemampuan individu. Untuk kelompok jogging
individu tergolong pada usia muda, sehingga dampaknya
sangat signifikan, kelompok ini terdiri dari remaja muda,
remaja, dan dewasa, yang dilakukan 3 sampai 4 kali
seminggu dan durasi sekitar satu jam. ritme sedang. Dalam
hal ini jantung dapat dirangsang secara maksimal,
sehingga jantung mampu bekerja secara maksimal tanpa
mengalami rasa sakit dan kelelahan, dapat pulih dengan
cepat, termasuk sistem lokomotor dengan otot-ototnya......
..... Aspek sosial olah raga rekreasional menunjukkan
bahwa kegiatan olah raga rekreasional dapat memberikan nilai
kebersamaan, saling menghargai, toleransi terhadap
perbedaan, kebebasan memilih komunitas, kolese, dan
lingkungan yang nyaman, aman untuk mengekspresikan diri
sehingga manusia ingin diakui dan dihormati sebagai makhluk
sosial. yang ada dalam kehidupan sosial mereka....
..... Olahraga rekreasional merupakan salah satu
olahraga yang memiliki kepentingan penting dalam
rangka meningkatkan kesehatan dan kebugaran
masyarakat, selain itu juga penting dalam
membangun persatuan bangsa, perdamaian dan
kerukunan, persaudaraan dan persahabatan, serta
meningkatkan kesejahteraan, ketahanan dan
produktivitas seluruh rakyat. Indonesia.....
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
olahraga rekreasi terhadap
nilai kebugaran dan perilaku kesehatan dalam menggunakan waktu luang, dapat merangsang
individu dalam mewujudkan gaya hidup sehat, serta mengurangi perilaku merokok. kegiatan
olahraga sebagai syarat dalam pembangunan kesehatan, mengkonsumsi asupan makanan
yang mengandung gizi seimbang, mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Hasil penelitian pelaku senam tera menunjukkan tingkat kebugarannya sangat rendah dan
rendah, karena pada kelompok ini hampir semuanya adalah lansia. Kegiatan olahraga rekreasi
yang dilakukan untuk menjaga kebugaran harus dimulai dengan pemanasan, kemudian
kegiatan inti, dan terakhir colling down. Olahraga rekreasi yang dilakukan pada akhir pekan
dan hari libur juga berperan sebagai media membangun perilaku dalam menjaga kebugaran
kesehatan, interaksi sosial di sekitar.
SARAN
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan di dalam makalah ini.
Untuk ke depannya dapat menjelaskan secara detail dari berbagai sumber
DAFTAR PUSTAKA
Hanani, Endang Sri. (2017). The Study on Value of Recreational Sports Activity of
Urban Communities. 97-101

More Related Content

What's hot

Proposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiaProposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesia
bcirohil
 
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis KomputerPPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
Hanna Karimah
 

What's hot (20)

Rpp fiqih kelas 5
Rpp fiqih kelas 5Rpp fiqih kelas 5
Rpp fiqih kelas 5
 
Proposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesiaProposal bahasa indonesia
Proposal bahasa indonesia
 
Makalah Dasar-dasar Berkomunikasi
Makalah Dasar-dasar BerkomunikasiMakalah Dasar-dasar Berkomunikasi
Makalah Dasar-dasar Berkomunikasi
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Pembelajaran fisik motorik
Pembelajaran fisik motorikPembelajaran fisik motorik
Pembelajaran fisik motorik
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
 
Model Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolioModel Pembelajaran portofolio
Model Pembelajaran portofolio
 
ARKAS BOP PAKET A.pdf
ARKAS BOP PAKET A.pdfARKAS BOP PAKET A.pdf
ARKAS BOP PAKET A.pdf
 
Impilkasi peserta didik
Impilkasi peserta didikImpilkasi peserta didik
Impilkasi peserta didik
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
 
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis KomputerPPT Pembelajaran Berbasis Komputer
PPT Pembelajaran Berbasis Komputer
 
Model pembelajaran efektif untuk pencapaian kompetensi dasar menurut kurikulu...
Model pembelajaran efektif untuk pencapaian kompetensi dasar menurut kurikulu...Model pembelajaran efektif untuk pencapaian kompetensi dasar menurut kurikulu...
Model pembelajaran efektif untuk pencapaian kompetensi dasar menurut kurikulu...
 
Strategi menulis
Strategi menulisStrategi menulis
Strategi menulis
 
PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
 
Teknologi dan media pembelajaran bahasa arab
Teknologi dan media pembelajaran bahasa arabTeknologi dan media pembelajaran bahasa arab
Teknologi dan media pembelajaran bahasa arab
 
POWERPOINT Pendekatan Kontekstual
POWERPOINT Pendekatan KontekstualPOWERPOINT Pendekatan Kontekstual
POWERPOINT Pendekatan Kontekstual
 
Performansi dan kompetensi Chomsky
Performansi dan kompetensi ChomskyPerformansi dan kompetensi Chomsky
Performansi dan kompetensi Chomsky
 
Ppt media visual
Ppt media visualPpt media visual
Ppt media visual
 
Link and Match
Link and Match Link and Match
Link and Match
 
Tugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkompTugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkomp
 

Similar to Review Jurnal olahraga 4 studi onvalue kegiatan olahraga rekreasi masyarakat perkotaan

5 MODUL LATIHAN DAN KECERGASAN.pdf
5 MODUL LATIHAN DAN KECERGASAN.pdf5 MODUL LATIHAN DAN KECERGASAN.pdf
5 MODUL LATIHAN DAN KECERGASAN.pdf
nuar nani
 
Bs ssukan t4_4
Bs ssukan t4_4Bs ssukan t4_4
Bs ssukan t4_4
zimi fren
 

Similar to Review Jurnal olahraga 4 studi onvalue kegiatan olahraga rekreasi masyarakat perkotaan (20)

Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
 
Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
 
Makalah (filsafat olga)
Makalah (filsafat olga)Makalah (filsafat olga)
Makalah (filsafat olga)
 
Aldy priambodho
Aldy priambodhoAldy priambodho
Aldy priambodho
 
OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMOLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
 
Konsep sukan rekreasi
Konsep sukan rekreasiKonsep sukan rekreasi
Konsep sukan rekreasi
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 2
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 2Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 2
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 2
 
5 MODUL LATIHAN DAN KECERGASAN.pdf
5 MODUL LATIHAN DAN KECERGASAN.pdf5 MODUL LATIHAN DAN KECERGASAN.pdf
5 MODUL LATIHAN DAN KECERGASAN.pdf
 
PPT Filsafat Olahraga
PPT Filsafat OlahragaPPT Filsafat Olahraga
PPT Filsafat Olahraga
 
6103420043_Yahya Nur Permana_Sport Of History.pptx
6103420043_Yahya Nur Permana_Sport Of History.pptx6103420043_Yahya Nur Permana_Sport Of History.pptx
6103420043_Yahya Nur Permana_Sport Of History.pptx
 
Minggu 1 11 sept
Minggu 1 11 septMinggu 1 11 sept
Minggu 1 11 sept
 
Hbhe31039pk)
Hbhe31039pk)Hbhe31039pk)
Hbhe31039pk)
 
Isak (land. sosio & psiko penjas olahraga)
Isak (land. sosio & psiko penjas olahraga)Isak (land. sosio & psiko penjas olahraga)
Isak (land. sosio & psiko penjas olahraga)
 
Review jurnal 2 olahraga kesehatan
Review jurnal 2 olahraga kesehatanReview jurnal 2 olahraga kesehatan
Review jurnal 2 olahraga kesehatan
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Sukan sepanjang hayat dan rekreasi murni
Sukan sepanjang hayat dan rekreasi murniSukan sepanjang hayat dan rekreasi murni
Sukan sepanjang hayat dan rekreasi murni
 
9. PJOK.docx rpp pendidikan jasmani dan rohani
9. PJOK.docx rpp pendidikan jasmani dan rohani9. PJOK.docx rpp pendidikan jasmani dan rohani
9. PJOK.docx rpp pendidikan jasmani dan rohani
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
 
Bs ssukan t4_4
Bs ssukan t4_4Bs ssukan t4_4
Bs ssukan t4_4
 
Pendefinisian olahraga dan komparasi non olahraga
Pendefinisian olahraga dan komparasi non olahragaPendefinisian olahraga dan komparasi non olahraga
Pendefinisian olahraga dan komparasi non olahraga
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

Review Jurnal olahraga 4 studi onvalue kegiatan olahraga rekreasi masyarakat perkotaan

  • 1. MAKALAH HASIL RIVIEW JURNAL " STUDI ONVALUE KEGIATAN OLAHRAGA REKREASI MASYARAKAT PERKOTAAN” MATA KULIAH FILSAFAT DAN SEJARAH OLAHRAGA Sampul Disusun Oleh: Muhammad Aghniyaa-u Romadlon 200604840064 2020B UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI TAHUN AKADEMIK2020 / 2021
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb, Bismillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah swt kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Hasil Riview Jurnal Dari ‘Filosofi Olahraga’ hingga ‘filosofi Olahraga’? Sejarah Identitas dan diverifikasi filosofi”. Dalam pembuatan ini saya dapat terbantu dengan adanya data-data yang lengkap mengenai materi yang diberikan sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu dan tidak ada masalah apapun. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata yang sempurna maka dari itu saya menerima saran atau kritik yang bersifat membangun atau membuat makalah ini lebih baik lagi. Sekian dan selamat membaca, terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb Surabaya, 17 Maret 2021 Muhammad Aghniyaa-u Romadlon
  • 3. JURNAL KEMAS 12 (2) (2017) xx-xx Jurnal KesehatanMasyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas STUDI ONVALUE KEGIATAN OLAHRAGA REKREASI MASYARAKAT PERKOTAAN Endang Sri Hanani • Program Doktor Pendidikan Olahraga, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang Info Artikel Sejarah Artikel: Dikirim pada 20 April 2016 Diterima 5 September 2016 Dipublikasikan Januari 2017 Kata kunci: Olahraga rekreasi; nilai; komunitas perkotaan DOI http://dx.doi.org /10.15294/ kemas.v11i1.352 1 Abstrak Menurut WHO, kesehatan bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap. Kegiatan olah raga rekreasi khususnya bagi masyarakat perkotaan dapat dijadikan gaya hidup, karena dapat mempertimbangkan keseimbangan kondisi individu antara kebutuhan jasmani, rohani dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menyelidiki: 1) alasan mengapa olah raga rekreasi menjadi pilihan masyarakat yang mendesak sebagai kegiatan akhir pekan dan kegiatan liburan, 2) jenis kegiatan olah raga rekreasional yang dilakukan oleh masyarakat perkotaan, 3) nilai fisik dan psikososial individu. aspek, 4) ruang potensial bagi individu yang melakukan kegiatan olahraga rekreasi. Penelitian ini menggunakan studi etnografi dengan pendekatan empiris dan teoritis. pengantar Rekreasi adalah hak asasi manusia, dengan demikian rekreasi tidak lepas dari setiap kehidupan manusia yang tidak pernah berhenti tumbuh dan berkembang. Padahal, tumbuh kembang olahraga dewasa ini menunjukkan banyak dimensi dan dapat berperan penting dalam mencerdaskan bangsa, membangun karakter, pendidikan moral, dan menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani, rohani dan sosial. Salah satu cabang olahraga yang dapat mengaktualisasikan fungsi olahraga secara komprehensif adalah olahraga rekreasi komunitas (AnnMacPhail, 2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional membagi olahraga menjadi tiga jenis: (1) olahraga
  • 4. untuk pendidikan, (2) olahraga untuk prestasi, (3) olah raga untuk rekreasi. Olahraga rekreasional penting bagi masyarakat, karena olahraga rekreasional dapat menjadi gaya hidup, penyeimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani, serta meningkatkan jasmani, kesejahteraan mental, dan sosial. Pemulihan keseimbangan melalui kegiatan olah raga rekreasional terus berkembang menjadi olah raga rekreasional yang dinamakan “Olahraga untuk Semua” dan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial individu. Menurut WHO, kesehatanbukan hanya sekedar tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap. Begitu manusia terbebas dari segala masalah kesehatan, mereka harus bersabar untuk memperbaiki tubuhnya • Alamat Korespondensi: pISSN 1858-1196 Program Studi Pendidikan Olahraga S3, eISSN 2355-3596 Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang Email: hanani_unnes@mail.unnes.ac.id
  • 5. pengantar Rekreasi adalah hak asasi manusia, dengan demikian rekreasi tidak lepas dari setiap kehidupan manusia yang tidak pernah berhenti tumbuh dan berkembang. Padahal, tumbuh kembang olahraga dewasa ini menunjukkan banyak dimensi dan dapat berperan penting dalam mencerdaskan bangsa, membangun karakter, pendidikan moral, dan menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani, rohani dan sosial. Salah satu cabang olahraga yang dapat mengaktualisasikan fungsi olahraga secara komprehensif adalah olahraga rekreasi komunitas (AnnMacPhail, 2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional membagi olahraga menjadi tiga jenis: (1) olahraga untuk pendidikan, (2) olahraga untuk prestasi, (3) olahraga untuk rekreasi. Olahraga rekreasional penting bagi masyarakat, karena olahraga rekreasional dapat menjadi gaya hidup, penyeimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani, serta meningkatkan jasmani, kesejahteraan mental, dan sosial. Pemulihan keseimbangan melalui kegiatan olah raga rekreasional terus berkembang menjadi olah raga rekreasional yang dinamakan “Olahraga untuk Semua” dan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial individu. Menurut WHO, kesehatanbukan hanya sekedar tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap. Setelah manusia terbebas dari segala gangguan kesehatan, maka harus terus berjuang untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar penyakit tersebut dapat dicegah, salah satunya adalah dengan berolahraga (Kemenpora, 2011). Berbagai kegiatan olah raga rekreasi di masyarakat dapat memiliki berbagai alasan terkait dengan hal-hal seperti motivasi, tujuan, perilaku manfaat (secara fisik,secara mental, secara sosial), nilai-nilai sosial; ruang potensial yang aman, nyaman, dan berpeluang mendorong individu untuk memperoleh nilai-nilai fisik, psikologis dan sosial (Blazos, 2007). Sebagian besar orang yang melakukan kegiatan olahraga adalah masyarakat perkotaan yang memiliki spektrum status sosial, status ekonomi, pendidikan, dan profesi yang luas; Namun hal tersebut tidak menurunkan semangat mereka untuk melakukan kegiatan olah raga rekreasional, karena kegiatan tersebut dilakukan sebagai bagian untuk memenuhi kebutuhannya (Ahmad, 2014) dalam mengekspresikan diri sebagai manusia yang secara visual membutuhkan pengakuan dari dirinya
  • 6. KEMAS 12 (2) (2017) xx-xx lingkungan. Status kesehatanindividu, kelompok atau komunitas yang dipengaruhi oleh empat faktor utama: lingkungan Hidup (fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dll), perilaku, perawatan kesehatan, dan keturunan. Perilaku sebagai salah satu penentu kesehatanadalah respon seseorang terhadap suatu stimulus. Sedangkan perilaku sehat adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berupa penyakit, makanan dan minuman, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Dalam praktik kesehatanmasyarakat, program perawatan kesehatan (termasuk lingkungan dan perawatan kesehatan) selalu berhubungan dengan perilaku (Novri, 2009). Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai masalah seperti penyakit menular dan tidak menular, pencemaran lingkungan, gizi buruk, dll. Misalnya demam berdarah yang terjadi karena masyarakat tidak melakukan pengendalian mosqoito (3M), penyakit jantung koroner akibat perilaku gaya hidup yang tidak sehat, kurang olah raga, dan pencemaran lingkungan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, Kegiatan olah raga yang berkaitan dengan nilai-nilai yang dapat diterapkan antara lain adalah kebiasaan olah raga yang teratur, terukur, dapat diperhitungkan dan terpantau sehingga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan(fisik, mental, dan sosial). Masyarakat perkotaan melakukan olah raga rekreasi di waktu senggangnya yang merupakan cerminan dari gaya hidup masyarakat perkotaan dalam memenuhi kebutuhan akan kesehatan (fisik, mental, sosial), serta untuk memenuhi kebutuhan berekspresi dalam mengendalikan suatu perilaku, serta pengakuan esensial manusia dalam kehidupan sosial, bermartabat dalam derajat status kesehatanpribadi dan lingkungan mereka. Karena itulah perilaku dapat mempengaruhi berbagai masalah di setiap sudut kehidupan (Boccaro, 2008). Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menyelidiki nilai olahraga rekreasi di masyarakat perkotaan dan alasan olahraga rekreasi sebagai pilihan masyarakat perkotaan, sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) mendeskripsikan dan menyelidiki alasan-alasan dari olahraga rekreasi di masyarakat perkotaan. Kegiatan olahraga rekreasi sebagai pilihan masyarakat perkotaan sebagai kegiatan di waktu senggang, (2) mengidentifikasi dan menilai bentuk-bentuk kegiatan olah raga rekreasi yang dilakukan di masyarakat perkotaan, (3) mendeskripsikan dan menilai nilai-nilai yang diterapkan oleh masyarakat. 97
  • 7. E. Sri Hanani / Kajian Nilai Kegiatan Olahraga Rekreasi Sebagai hasil dari kegiatan olah raga rekreasi (fisik, mental dan sosial), (4) mengidentifikasi dan mengkaji ruang-ruang potensial yang dapat diakses masyarakat perkotaan untuk kegiatan olah raga rekreasional di waktu senggang. Dengan demikian kegiatan olah raga rekreasional dapat memberikan kesempatan kepada individu untuk melaksanakan suatu bentuk kegiatan akhir pekan, memperoleh nilai dari fisik, psikologis. dan aspek sosial dari lingkungannya. Salah satunya adalah individu dapat mengekspresikan dirinya sebagai manusia yang memiliki nilai intrinsik untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri sebagai manusia yang beradab dalam kehidupan sosialnya. metode Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan pendekatan empiris dan teoritis, unit dan subjek dalam penelitian ini adalah kelompok senam lansia, kelompok senam aerobik, kelompok bikers, kelompok pejalan kaki, dan kelompok pelari dari masyarakat perkotaan yang melakukan kegiatan olah raga rekreasi di akhir pekan dan hari libur. Lokasi penelitian sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian bertempat di kota Semarang tepatnya di komplek perumahan Graha Padma Semarang. Lokasi ini kami anggap sangat representatif karena: (1) Individu yang melakukan kegiatan olah raga rekreasi sangat banyak dan beragam, peserta mulai dari anak- anak, dewasa, lansia, laki-laki maupun perempuan baik secara individu maupun berkelompok, (2) Ruang terbuka yang cukup luas dan memiliki akses yang memadai sebagai kawasan olahraga hijau, (3) wilayah bebas konflik, aman, nyaman karena sistem keamanan yang baik. Sesuai dengan masalah dan pendekatan studi, langkah pertama untuk memperoleh data adalah peneliti memposisikan diri sebagai pengumpul data (human instrument) dengan metode pemeriksaan fisik yang difokuskan pada pengujian kebugaran individu, mengamati partisipatif peristiwa dan bentuk-bentuk olahraga rekreasi pilihan yang dipilih oleh subjek, di wawancara mendalam tentang nilai psikososial individu dan penelusuran dokumen untuk mencatat informasi tentang data individu. Langkah kedua adalah validasi data melalui triangulasi data dan triangulasi informan dengan membandingkan atau mengkonfirmasi perolehan data yang serupa tentang nilai kebugaran jasmani, dan nilai psikososial dari berbagai sumber atau individu olahraga rekreasi.
  • 8. kegiatan lansia seperti senam, senam aerobik, bersepeda, jalan kaki, dan jogging. Sumber data utama adalah uraian yang diungkapkan melalui (1) Peristiwa: proses kegiatan olahraga rekreasi masyarakat perkotaan, (2) Pelaku: masyarakat perkotaan yang melakukan kegiatan olahraga rekreasi, peserta tes kebugaran terdiri dari kelompok sebagai berikut: Senam lansia 25 orang, senam 15 orang, bersepeda 13 orang, jalan kaki 10 orang, dan jogging 5 orang, (3) sumber data berupa informasi yang terdokumentasi atau tertulis tentang penyelenggaraan acara kegiatan olahraga rekreasi. Sumber data pendukung dari pakar olahraga, ketua FORMI kota Semarang, dan testimoni dari olahragawan Setelah itu, langkah terakhir adalah menganalisis data, semua data dan informasi yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan induktif menggunakan siklus interaktif Miles dan Huberman, kemudian data yang diperoleh direduksi, disederhanakan, dipilah, dipilih, dan dipertajam dari hal- hal yang tidak diperlukan. Hasil dan Diskusi Hasil penelitian menunjukkan alasan masyarakat perkotaan di perkotaan memilih olah raga rekreasi sebagai pilihan kegiatan pada akhir pekan dan hari libur, karena indikidual bebas menentukan bentuk, alam, ruang / wilayah, kelompok, dan komunitas, sebagai kegiatan waktu luang, terutama pada akhir pekan. dan liburan, yang mudah dilakukan, murah, menyenangkan dan mengasyikkan. Olahraga rekreasi dapat menjadi gaya hidup untuk menjaga keseimbangan fisik, mental dan sosial, serta dapat memberikan manfaat kesehatanterhadap kebugaran fisik, mental, dan sosial. Bentuk kegiatan olah raga rekreasi yang dipilih oleh perorangan adalah senam lansia (Senam Tera Indonesia) eksklusif untuk lansia pria dan wanita, aerobik eksklusif untuk ibu muda hingga pra-lansia, bersepeda untuk pria dan wanita, anak-anak hingga dewasa, jalan kaki untuk remaja putra dan putri hingga remaja. lansia, dan jogging untuk remaja pria dan wanita serta dewasa. Individu dapat melakukan kegiatan olah raga rekreasional ini secara berkelompok dan lajang, dengan komunitas, keluarga, teman atau kolega, karena dalam kegiatan olah raga rekreasional terdapat nilai-nilai kenikmatan psikis, keceriaan yang terpancar diwajahnya, karena pengharapan. 98
  • 9. agar tetap sehat dan senantiasa bugar bergema agar tetap semangat. Untuk aerobik kelompok dan kelompok bersepeda dampaknya cukup signifikan karena individu masih tergolong muda dengan usia dibawah 50 tahun, sehingga kemampuan fisiologis organ yang akan digerakkan beban kerja maksimal masih mampu, didukung dengan kegiatan tiga kali seminggu, sehingga pengaruh Kegiatan tersebut memungkinkan tubuh (jantung) dapat digerakkan untuk bekerja secara normal. Untuk berjalan, kelompok bisa menyediakan Dampak positif karena berjalan kaki merupakan aktivitas yang cocok untuk setiap orang, tua maupun muda, dan pergerakannya relatif sederhana. Hati akan bekerja sesuai dengan kemampuan individu. Untuk kelompok jogging individu tergolong pada usia muda, sehingga dampaknya sangat signifikan, kelompok ini terdiri dari remaja muda, remaja, dan dewasa, yang dilakukan 3 sampai 4 kali seminggu dan durasi sekitar satu jam. ritme sedang. Dalam hal ini jantung dapat dirangsang secara maksimal, sehingga jantung mampu bekerja secara maksimal tanpa mengalami rasa sakit dan kelelahan, dapat pulih dengan cepat, termasuk sistem lokomotor dengan otot-ototnya. Bagi kelompok jalan kaki berdampak positif karena berjalan merupakan kegiatan yang sesuai dengan kondisi pelakunya, dan dapat dilakukan oleh semua usia (tua maupun muda). Kerja jantung sesuai dengan kemampuan masing-masing dan gerakan berjalan relatif mudah. Rata-rata kebugaran berada pada kategori sedang dan baik, dengan rata-rata olahraga empat kali seminggu. Optimalisasi jantung bisa lebih optimal. Selanjutnya hasil uji kesegaran jasmani masing-masing kelompok adalah: senam kelompok lansia 20% kebugaran sangat rendah, 40% kebugaran rendah, 40% kebugaran sedang; Kelompok senam aerobik 10% bugar sangat rendah, 20% bugar rendah, dan 70% bugar sedang. Sedangkan untuk kelompok biking 10% fitnes rendah, 80% fitnes sedang, 10% kategori fitnes baik; Kelompok jalan kaki 50% bugar sedang, 50% bugar baik kelompok usianya, dan kelompok lari terakhir 30% bugar rendah dan 70% bugar sedang. Kegiatan olahraga rekreasi dapat memberikan kontribusi terhadap kesehatan mental, seperti (1) pola pikir yang lebih positif (2) kontrol perilaku, khususnya perilaku kesehatanseperti perilaku tidak merokok, sikap terkait olahraga seperti
  • 10. KEMAS 12 (2) (2017) xx-xx taat pada norma, perilaku diclipine, menjaga kebersihan lingkungan, dan saling menghormati. Kegiatan olah raga rekreasi dapat membuat individu berpikir jernih, memiliki sikap penuh harapan terhadap apa yang dapat dilakukannya, termasuk berperilaku sehat sehingga bermanfaat dan menjaga kesehatannya, serta menjaga eksistensinya sebagai makhluk yang beradab. Adapun uraian mengenai kesehatanmental dari kegiatan olah raga rekreasional meliputi menjaga keutuhan masyarakat dan kendali sosial. Olahraga rekreasi ini berperan sebagai media interaksi, komunikasi, integrasi interaksi sosial dengan lingkungan mereka. Sebagai manusia sosial, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar, taat pada norma, dan nilai-nilai masyarakat, berwawasan luas, menghindari konflik dan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dalam perilaku sehari-harinya baik terhadap orang lain maupun lingkungan, semangat dan kesenangan. (Ceria, 2006). Aspek sosial olah raga rekreasional menunjukkan bahwa kegiatan olah raga rekreasional dapat memberikan nilai kebersamaan, saling menghargai, toleransi terhadap perbedaan, kebebasan memilih komunitas, kolese, dan lingkungan yang nyaman, aman untuk mengekspresikan diri sehingga manusia ingin diakui dan dihormati sebagai makhluk sosial. yang ada dalam kehidupan sosial mereka. Juga berperan sebagai media untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, keluarga, teman, dan kolega yang memudahkan akses interaksi yang lebih luas dengan lingkungan sekitar (tidak membedakan kelas, status sosial dan status keuangan). Aspek sosial digambarkan sebagai perilaku menjaga kesehatan(fisik, mental dan sosial), integrasi komunitas dan interaksi sosial dengan lingkungannya. Dalam kegiatan olah raga rekreasional secara berkelompok, kehadiran mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, tidak melanggar norma atau nilai sosial, hindari konflik. (Cummings, 2006; Darla, 2007). Potensi ruang yang dapat memfasilitasi warga perkotaan untuk melakukan kegiatan olah raga rekreasi, seperti kawasan terbuka yang luas, ruang yang banyak dipilih, ruang terbuka olahraga yang aman dan nyaman serta RTH yang cukup representatif. Potensi ruang ini memberikan lebih banyak oksigen, sinar matahari, lingkungan yang bersih dan hijau, sehingga masyarakat akan termotivasi untuk berolahraga, serta menjaga jiwa dan jiwa sosialnya. (Elizabeth, 2014; Fauzi, 2013). Diskusi yang bisa disampaikan berdasarkan 99
  • 11. E. Sri Hanani / Kajian Nilai Kegiatan Olahraga Rekreasi Berdasarkan hasil di atas adalah olah raga recereational merupakan olah raga yang dilakukan oleh masyarakat dengan semangat dan ketrampilan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kegembiraan. Olahraga rekreasi yang dilakukan sebagai bagian dari proses pemulihan kesehatandan kebugaran dilakukan dengan tidak ada unsur paksaan dan bernuansa kegembiraan. Selain itu olahraga rekreasi bertujuan untuk membangun hubungan sosial antar individu serta melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya bangsa (FORMI, 2011). saat terkena masalah kesehatanatau penyakit. Perilaku sehat terbagi menjadi dua, yaitu: (1) perilaku orang sehat agar tetap sehat, dan (2) perilaku orang yang sakit atau mengalami gangguan kesehatan, hingga menjadi sehat. Perilaku sehat dapat berupa kegiatan yang berkaitan dengan upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, seperti: (1) pola makan seimbang, (2) aktivitas fisik atau olah raga yang memadai, (3) dilarang merokok, minum, obat-obatan, (4) istirahat yang cukup, (5) manajemen stres, (6) dan gaya hidup positif (Kristin, 2013; Widowati, 2015). Olahraga rekreasional merupakan salah satu olahraga yang memiliki kepentingan penting dalam rangka meningkatkan kesehatandan kebugaran masyarakat, selain itu juga penting dalam membangun persatuan bangsa, perdamaian dan kerukunan, persaudaraan dan persahabatan, serta meningkatkan kesejahteraan, ketahanan dan produktivitas seluruh rakyat. Indonesia. Olahraga rekreasi dapat memotivasi seseorang untuk berperilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari karena dalam olahraga rekreasi terdapat unsur-unsur yang tidak membebani seseorang (dapat dijangkau oleh semua orang) dalam melakukannya karena kegiatan olah raga rekreasi sebagai kegiatan mengisi waktu luang terutama pada akhir pekan dan seterusnya. liburan, sederhana, murah, menyenangkan, dan menggembirakan. Olahraga rekreasi juga dapat dijadikan gaya hidup untuk menjaga keseimbangan fisik, mental dan sosial. Serta sebagai media untuk berkomunikasi dengan lingkungan, keluarga, teman, 2011). Perilaku kesehatanmerupakan respon seseorang terhadap rangsangan atau benda yang berhubungan dengan sehat, sakit, penyakit, dan faktor yang mempengaruhi sehat, sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah setiap aktivitas atau aktivitas seseorang baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Natalie, 2014; Soegiyanto, 2010). Perawatan kesehatanitu termasuk untuk mencegah dan melindungi diri dari penyakit dan gangguan kesehatanlainnya, meningkatkan kesehatan, mengupayakan kesembuhan,
  • 12. Jadi seseorang akan melakukan perawatan kesehatanpada dirinya sendiri ketika seseorang mendapat rangsangan, karena perilaku seseorang dipengaruhi oleh dua faktor utama yang terbentuk dalam diri seseorang, yaitu faktor eksternal seperti rangsangan dari orang lain, faktor eksternal atau rangsangan dalam berperilaku adalah faktor lingkungan. , baik lingkungan fisik maupun non fisik berupa lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Dari penelitian yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa faktor eksternal yang paling berperan dalam pembentukan perilaku sehat individu adalah faktor sosial budaya dimana orang tersebut berada. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dampak kegiatan olahraga rekreasi terhadap nilai kebugaran dan perilaku kesehatandalam menggunakan waktu luang, dapat merangsang individu dalam mewujudkan gaya hidup sehat, serta mengurangi perilaku merokok. kegiatan olah raga sebagai syarat dalam pembangunan kesehatan, mengkonsumsi asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Hasil penelitian pelaku senam tera menunjukkan tingkat kebugarannya sangat rendah dan rendah, karena pada kelompok ini hampir semuanya adalah lansia. Kegiatan olahraga rekreasi yang dilakukan untuk menjaga kebugaran harus dimulai dengan pemanasan, kemudian kegiatan inti, dan terakhir colling down. Olahraga rekreasi yang dilakukan pada akhir pekan dan hari libur juga berperan sebagai media 100
  • 13. KEMAS 12 (2) (2017) xx-xx membangun perilaku dalam menjaga kebugaran kesehatan, interaksi sosial di sekitarnya. Olahraga rekreasi bagi masyarakat perkotaan, are aktivitas bebas yang bisa dilakukan, dengan rasa kegembiraan, kegembiraan, tanpa paksaan, yang dapat digunakan sebagai upaya untuk mengontrol stres, kesehatan Mencapai Pengambilan Oksigen Maksimal Harus Ketat dan Disesuaikan dengan Jenis Kelamin dan Umur: Studi Lintas Bagian. Pos Satu, 9 (1): 1-8. Fauzi Lukman. 2013. Intensitas Jalan Kaki Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Jurnal Kemas, 8 (2): 106-112. perilaku, pemeliharaan fisik, mental, dan FORMI. 2011. Makalah Seminar Olahraga Rekreasi Masyarakat. Semarang: Seminar Panitia. kebugaran sosial. Jacob, Steve, dan Yves Boisvert. 2011. Menjadi atau Tidak untuk Referensi Jadilah Profesi: Pro, Kontra, dan Tantangan untuk Ahmad Nasrulloh. 2014. Program Kebugaran Jasmani Evaluasi. Evaluasi Jurnal. 16 (4): 349- 369. Dalam Meningkatkan Kesehatan Paru (Vo2 Max. Jurnal Kemas, 10 (1): 1-6 Ann MacPhail, Connie Collier & Mary O'Sullivan. 2009. Gaya hidup dan pola gender dari rekreasi dan minat olahraga di kalangan orang Irlandia remaja. Jurnal Olahraga, Pendidikan dan Masyarakat. 4: 281-299 Blazos, AK, Grad DD & Mark, L .W. 2007. Ekonomi Kesehatan dari Manajemen Berat Badan: Joseph P. Weir, dkk. 2004. VO 2 Dataran Tinggi maks Deteksi Dalam Siklus Ergometri. Jurnal dari Latihan fisiologi, 7 (2): 55-62. KEMENPORA. 2011. Panduan Umum Sentra Olahraga Rekreasi: Asisten Deputi Sentra Keolahragaan, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga. Jakarta: Kementrian Pemuda Dan Olahraga. Bukti dan Biaya. Jurnal Asia Pasifik Nutrisi klinis, 16 (1): 329-338 Boccaro, Kanters, Casper dan Forrester. 2008. Pendidikan Jasmani Olah Raga, Ekstrakurikuler Olah Raga, dan Hidup Aktif Seumur Hidup. Jurnal dari Mengajar di Pendidikan Jasmani, 27: 155-166. Ceña, DP dkk. 2006. Tren Waktu di Waktu Luang Aktivitas Fisik dan Kebugaran Fisik pada Lansia: 20 Tahun Tindak Lanjut Survei Kesehatan Nasional Populasi Spanyol Kristin Walseth. 2013. Sosialisasi Pengikatan dan Ikatan Modal dalam Olahraga — 101 Kondisi LingkunganSehatDalamPe mbinaan Prestasi Olahraga Pelajar. Jurnal Kemas. 10 (2): 218-226.
  • 14. Pengalaman Remaja Putri dengan Latar Belakang Imigran. Jurnal Olahraga, Pendidikan dan Masyarakat, 13: 1-17 Natalie L. Smith, Adam Cohen & Andrew C. Pickett. 2014. Menjelajahi Motivasi dan Hasil dari Olahraga Internasional untuk Pengembangan Jangka Panjang Milenial. Jurnal Olahraga dan Pariwisata. 19 : 299-316 (1987-2006). BMC Kesehatan Masyarakat, 22 (6): 223- Novri Susan. 2009. Sosiologi Konflik, Isu Isu Konflik 230 kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Cummings, Rick. 2006. Bagaimana jika: Kontrafaktual Grup Media. dalam Program Evaluasi. Jurnal Evaluasi Soegiyanto. KS. 2010. Aktivitas Jasmani Bagi Pekerja Australasia, 6: 6-15. (Studi Kualitas Kesehatan Fisik Pada Buruh Pabrik). Jurnal Darla M. Castelli dkk. 2007. Kebugaran Fisik dan Kemas. 6 (1): 1-7. Prestasi Akademik Siswa Kelas Tiga dan Lima. JurnalWidowati, Atri. 2015. Modal Sosial Budaya dan Latihan dan Psikologi, 29: 239-252. Elisabeth Edvarsen, dkk. 2014. Kriteria Akhir untuk
  • 15. BAB II REVIEW JURNAL Judul JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Pengarang Hanani, Endang Sri. Nama Jurnal Studi Onvalue Kegiatan Olahraga Rekreasi Masyarakat Perkotaan Volume, Issue 12 No. 2 (2017) Tahun, halaman Januari (2017), 97-101 reviewer Muhammad Aghniyaa-u Romadlon Tanggal (4-3-2021) Tujuan Jurnal alasan olahraga rekreasi sebagai pilihan masyarakat perkotaan, sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) mendeskripsikan dan menyelidiki alasan-alasan dari olahraga rekreasi di masyarakat perkotaan. Kegiatan olahraga rekreasi sebagai pilihan masyarakat perkotaan sebagai kegiatan di waktu senggang, (2) mengidentifikasi dan menilai bentuk-bentuk kegiatan olah raga rekreasi yang dilakukan di masyarakat perkotaan, (3) mendeskripsikan dan menilai nilai-nilai yang diterapkan oleh masyarakat. Sebagai hasil dari kegiatan olah raga rekreasi (fisik, mental dan sosial), (4) mengidentifikasi dan mengkaji ruang-ruang potensial yang dapat diakses masyarakat perkotaan untuk kegiatan olah raga rekreasional di waktu senggang. Hasil Review .... proses kegiatan olahraga rekreasi masyarakat perkotaan, (2) Pelaku: masyarakat perkotaan yang melakukan kegiatan olahraga rekreasi, peserta tes kebugaran terdiri dari kelompok sebagai berikut: Senam lansia 25 orang, senam 15 orang, bersepeda 13 orang, jalan kaki 10 orang, dan jogging 5 orang, (3) sumber data berupa informasi yang terdokumentasi atau tertulis tentang penyelenggaraan acara kegiatan olahraga rekreasi. Sumber data pendukung dari pakar olahraga, ketua FORMI kota Semarang, dan testimoni dari Olahragawan..... ...... Bentuk kegiatan olah raga rekreasi yang dipilih oleh perorangan adalah senam lansia (Senam Tera Indonesia) eksklusif untuk lansia pria dan wanita, aerobik eksklusif untuk ibu muda hingga pra-lansia, bersepeda untuk pria dan wanita, anak-anak hingga dewasa, jalan kaki untuk remaja putra dan putri hingga remaja. lansia, dan jogging untuk remaja pria dan wanita serta dewasa. Individu dapat melakukan kegiatan olah raga rekreasional ini secara berkelompok dan lajang, dengan komunitas, keluarga, teman atau kolega, karena dalam kegiatan olah raga rekreasional terdapat nilai-nilai kenikmatan psikis, keceriaan yang terpancar diwajahnya, karena pengharapan..... ...... Dampak positif karena berjalan kaki merupakan aktivitas yang cocok untuk setiap orang, tua maupun muda, dan
  • 16. pergerakannya relatif sederhana. Hati akan bekerja sesuai dengan kemampuan individu. Untuk kelompok jogging individu tergolong pada usia muda, sehingga dampaknya sangat signifikan, kelompok ini terdiri dari remaja muda, remaja, dan dewasa, yang dilakukan 3 sampai 4 kali seminggu dan durasi sekitar satu jam. ritme sedang. Dalam hal ini jantung dapat dirangsang secara maksimal, sehingga jantung mampu bekerja secara maksimal tanpa mengalami rasa sakit dan kelelahan, dapat pulih dengan cepat, termasuk sistem lokomotor dengan otot-ototnya...... ..... Aspek sosial olah raga rekreasional menunjukkan bahwa kegiatan olah raga rekreasional dapat memberikan nilai kebersamaan, saling menghargai, toleransi terhadap perbedaan, kebebasan memilih komunitas, kolese, dan lingkungan yang nyaman, aman untuk mengekspresikan diri sehingga manusia ingin diakui dan dihormati sebagai makhluk sosial. yang ada dalam kehidupan sosial mereka.... ..... Olahraga rekreasional merupakan salah satu olahraga yang memiliki kepentingan penting dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kebugaran masyarakat, selain itu juga penting dalam membangun persatuan bangsa, perdamaian dan kerukunan, persaudaraan dan persahabatan, serta meningkatkan kesejahteraan, ketahanan dan produktivitas seluruh rakyat. Indonesia.....
  • 17. BAB III PENUTUP KESIMPULAN olahraga rekreasi terhadap nilai kebugaran dan perilaku kesehatan dalam menggunakan waktu luang, dapat merangsang individu dalam mewujudkan gaya hidup sehat, serta mengurangi perilaku merokok. kegiatan olahraga sebagai syarat dalam pembangunan kesehatan, mengkonsumsi asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Hasil penelitian pelaku senam tera menunjukkan tingkat kebugarannya sangat rendah dan rendah, karena pada kelompok ini hampir semuanya adalah lansia. Kegiatan olahraga rekreasi yang dilakukan untuk menjaga kebugaran harus dimulai dengan pemanasan, kemudian kegiatan inti, dan terakhir colling down. Olahraga rekreasi yang dilakukan pada akhir pekan dan hari libur juga berperan sebagai media membangun perilaku dalam menjaga kebugaran kesehatan, interaksi sosial di sekitar. SARAN Saya sebagai penulis, menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan di dalam makalah ini. Untuk ke depannya dapat menjelaskan secara detail dari berbagai sumber
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Hanani, Endang Sri. (2017). The Study on Value of Recreational Sports Activity of Urban Communities. 97-101