SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
ARTIKEL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
“Pengembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan Merdeka Belajar
Menuju Kompetensi Abad ke 21 di Indonesia ”
https://gururevindustri4.blogspot.com/
Kelompok
Rykha Avadian Wahyudi : 210020091
Riza Umami : 210020092
Netty Harnanik : 210020118
Sigit Prasetyo : 210020109
Kelas : TEP B 2021
Mata Kuliah : Perec. Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd.
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
SEKOLAH PASCASARJANA
 PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) TEKNOLOGI PENDIDIKAN  PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) PENDIDIKAN OLAHRAGA
JL. Dukuh Menanggal No.XII, Telp./ Fax. (031) 8273999 Surabaya 60234; Web Site: http://www.pps-unipasby.ac.id.
Pengembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan Merdeka Belajar
Menuju Kompetensi Abad ke 21 di Indonesia
Rykha Avadian Wahyudi(rykhaavadianw@gmail.com), Riza Umami(rissmam@gmail.com), Netty
Harnanik(nettyharnanik76@gmail.com), Sigit Prasetyo(sigitprasety78@gmail.com),
Program Studi Teknologi Pendidikan, Angkatan: 2021-B,
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Dosen Pengampu: Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan
berdasarkan Kurikulum merdeka belajar dalam mempersiapak peserta didik agar siap menghadapi
tuntunan kompetensi pada abad ke 21. kegiatan yang perlu dilakukan dalam implementasi
pengembangan kurikulum berbasis KKNI adalah : 1)Melakukan analisis SWOT, Tracer study, untuk
menjabarkan profil lulusan (SKL), 2)Merumuskan Kompetensi lulusan (LearningOutcomes) berbasis
KKNI, 3)Pemilihan bahan kajian sesuai 5 elemen kompetensi untuk menyusun matakuliah, 4)Membuat
matrik yang menggambarkan peta kompetensi, keluasan, kedalaman dan kemampuan yg ingin dicapai
dg bahan kajian, 5)membuat deskripsi untuk setiap mata kuliah kajian sesuai besaran sks, 6)Menyusun
struktur kurikulum Fakultas/Prodi, beserta Perangkat pembelajarannya dan Karakteristik utama
Kurikulum Merdeka Belajar adalah : 1.)Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills
dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila, 2)Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup
untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan
numerasi.3)Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Fokus
penelitian ini adalah pengembangan kurikulum untuk menghadapi tuntutan kompetensi abad 21 di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode pustaka (review research) dan studi analisis untuk
membangun tatanan teoritis atas materi ini. Setelah menyelesaikan penelitian ini, diketahui bahwa
Perkembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan Berdasarkan Kurikulum Merdeka saling berintegrasi
menyiapkan peserta didik kita siap menghadapi daya saing kompetensi di abad ke 21
Keyword: KKNI, Merdeka belajar, Abad ke 21
I. Pendahuluan
Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu mempersyaratkan tersedianya kurikukum yang baik.
Kurikulum—sebagaimana dinyatakan Richard (2001) dan McNeil (2006)—memiliki peran yang
sangat strategis dan menentukan dalam pelaksanaan dan keberhasilan pendidikan. Sejalan dengan
itu, pengembangan kurikulum di perguruan tinggi merupakan sebuah keniscayaan.
Pengembangan kurikulum harus dilakukan sebagai respon atas perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) (scientific vision), kebutuhan masyarakat (societal needs), serta kebutuhan
pengguna lulusan (stakeholder needs). Sungguhpun demikian, suatu kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri bahwa pemahaman dosen dan pemangku kepentingan pendidikan tentang ihwal
kurikulum dan pengembangannya masih sangat beragam, dan masih dijumpai adanya miskonsepsi
Secara sosilologis, pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Sejalan dengan pandangan ini, kurikulum dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa
kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Kurikulum
hendaknya diyakini sebagai rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa.
Pengembangan kurikulum juga harus memperhatikan kebutuhan pendidikan yang dapat memberi
kesempatan dan pengalaman kepada peserta didik mengembangkan segenap potensi diri yang
dimiiknya agan menjadi capaian orestasi yang unggul. Proses pendidikan harus memperhatikan
tingkat perkembangan berpikir, minbat, motivasi, dan segenap karakteristik yang dimiliki peserta
didik. Pendidikan harus mampu memfasilitasi bertumbuhkembangnya kecerdasan spiritual, social,
emosional, dan intelektual secara berimbang. Proses pendidikan harus memperhatikan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Dengan demikian, pendidikan
diharapkan akan mampu menghasilkan kecemerlangan akademik dan non-akademik peserta didik.
Pengembangan kurikulum harus pula memperhatikan kebutuhan pembelajaran Era Industri 4.0 dan
Society 5.0,
Terkait dengan Kurikulum Masa Depan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagaimana
dimuat dalam Paradigma Pendidikan Nasional Di Abad-21, dikemukakan, paradigma pendidikan
yang demokratis, bernuansa permainan, penuh keterbukaan, menantang, melatih rasa tanggung
jawab, akan merangsang anak didik untuk datang ke sekolah atau ke kampus karena senang, bukan
karena terpaksa. Meminjam kata-kata Ackoff & Greenberg (2008): “Education does not depend on
teaching, but rather on the self-motivated, curiosity and self- initiated actions of the learner.” (BSNP,
2010: 38)
Dengan mengacu pada paradigma pendidikan serta paradigma pendidikan nasional, BSNP
merumuskan 8 paradigma pendidikan nasional Masa Depan sebagai berikut:
1. Untuk menghadapi di Abad-21 yang makin syarat dengan teknologi dan sains dalam
masyarakat global di dunia ini, maka pendidikan kita haruslah berorientasi pada matematika
dan sains disertai dengan sains sosial dan kemanusiaan (humaniora) dengan keseimbangan
yang wajar.
2. Pendidikan bukan hanya membuat seorang peserta didik berpengetahuan, melainkan juga
menganut sikap keilmuan dan terhadap ilmu dan teknologi, yaitu kritis, logis, inventif dan
inovatif, serta konsisten, namun disertai pula dengan kemampuan beradaptasi. Di samping
memberikan ilmu dan teknologi, pendidikan ini harus disertai dengan menanamkan nilai-nilai
luhur dan menumbuh kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang
sejahtera dan bahagia di lingkup nasional maupun di lingkup antarbangsa dengan saling
menghormati dan saling dihormati.
3. Untuk mencapai ini mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah dan
pendidikan tinggi haruslah merupakan suatu sistem yang tersambung erat tanpa celah, setiap
jenjang menunjang penuh jenjang berikutnya, menuju ke frontier ilmu. Namun demikian,
penting pula pada akhir setiap jenjang, di samping jenjang untuk ke pendidikan berikutnya,
terbuka pula jenjang untuk langsung terjun ke masyarakat.
4. Bagaimanapun juga, pada setiap jenjang pendidikan perlu ditanamkan jiwa kemandirian,
karena kemandirian pribadi mendasari kemandirian bangsa, kemandirian dalam melakukan
kerjasama yang saling menghargai dan menghormati, untuk kepentingan bangsa.
5. Khusus di perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi berbagai bidang ilmu dan
teknologi, maka perlu dihindarkan spesialisasi yang terlalu awal dan terlalu tajam.
6. Dalam pelaksanaan pendidikan perlu diperhatikan kebhinnekaan etnis, budaya, agama dan
sosial, terutama di jenjang pendidikan awal. Namun demikian, pelaksanaan pendidikan yang
berbeda ini diarahkan menuju ke satu pola pendidikan nasional yang bermutu.
7. Untuk memungkinkan seluruh warganegara mengenyam pendidikan sampai ke jenjang
pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya, pada dasarnya pendidikan harus
dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat dengan mengikuti kebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah (pusat dan daerah).
8. Untuk menjamin terlaksananya pendidikan yang berkualitas, sistem monitoring yang benar
dan evaluasi yang berkesinambungan perlu dikembangkan dan dilaksanakan dengan
konsisten. Lembaga pendidikan yang tudak menunjukkan kinerja yang baik harus dihentikan.
(BSNP, 2010: 43)
II. Metode Penelitian
Penulisan artikel ini menggunakan studi pustaka (Library Review) yaitu cara cara menggunakan
pustaka dalam pengumpulan data dari dokumen kepustakaan seperti jurnal, buku, majalah dan
dokumen lainnya. Studi pustaka bertujuan untuk menentukan data dan bahan penelitian.(Zed, 2004)
dalam artian data tersebut digunakan untuk menganalisis permasalahan yang berasal dari
kepustakaan, dengan membaca jurnal, buku dan dokumen-dokumen lainnya.(Soewajdi, 2012)
Teknik data yang diterapkan yakni dengan menggunakan dokumentasi serta penganalisisannya baik
dokumen yang tertulis, bergambar dan lainnya.(Syukmadinata, 2014) artikel ini ditulis dengan
menggunakan metode deskriptif analisis dari data yang telah dianalogi melalui redukasi data,
penguraian data, dan kemudian disimpulkan.
DIV/ S1T
DIII
DII
DI
SMU
PROGRAM
PROFESI
9
8
7
6
5
4
3
2
SMK
S1
PROFESI
SPESIALIS 1
S2T
S2
SPESIALIS 2
S3T
S3
III. Hasil
a) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Menurut Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012 tentangKerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan Kebijakan Ditjen Pendidikan Tinggi Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia, Indonesian Qualification Framework, Dan Arah Kurikulum LPTK,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011,dijelaskan
beberapa konsep penting sebagai berikut:
1. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor (ps.1 ay.1);
2. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem
pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia.
3. KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi
terendah dan Kualifikasi – 9 sebagai kualifikasi tertinggi(Lihat: Skema di h. 8).dan
4. Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran yang disepakati secara nasional,
disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui
pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja.
5. Dengan terbitnya Perpres No. 8 Tahun 2012, maka setiap perguruan tinggi, termasuk LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan) tentunya harus segera merumuskan kurikulum
program studi yang berbasis KKNI.
Skema : 9 (sembilan) jenjang kualifikasi dalam KKNI
DIV/ S1T
DIII
DII
DI
SMU
PROGRAM
PROFESI
9
8
7
6
5
4
3
2
SMK
S1
PROFESI
SPESIALIS 1
S2T
S2
SPESIALIS 2
S3T
S3
III. Hasil
a) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Menurut Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012 tentangKerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan Kebijakan Ditjen Pendidikan Tinggi Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia, Indonesian Qualification Framework, Dan Arah Kurikulum LPTK,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011,dijelaskan
beberapa konsep penting sebagai berikut:
1. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor (ps.1 ay.1);
2. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem
pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia.
3. KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi
terendah dan Kualifikasi – 9 sebagai kualifikasi tertinggi(Lihat: Skema di h. 8).dan
4. Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran yang disepakati secara nasional,
disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui
pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja.
5. Dengan terbitnya Perpres No. 8 Tahun 2012, maka setiap perguruan tinggi, termasuk LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan) tentunya harus segera merumuskan kurikulum
program studi yang berbasis KKNI.
Skema : 9 (sembilan) jenjang kualifikasi dalam KKNI
Setiap jenjang kualifikasi pada KKNI memiliki kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang
dihasilkan melalui pendidikan, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Jenjang 1-3 dikelompokkan
dalam jabatan operator, jenjang 4-6 dalam jabatan teknisi atau analis, serta jenjang 7-9 jabatan
ahli. Lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1; lulusan pendidikan menengah paling
rendah setara dengan jenjang 2; Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3; lulusan Diploma
4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6; dan seterusnya hingga
jenjang 9 doktor dan doktor terapan.
b) Tujuan, Cakupan, dan Kriteria Evaluasi Kurikulum
1) Tujuan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan suatu proses mendeskripsikan, mengumpulkan, dan menyajikan
deskriptif dan informasi yang menentukan nilai dan manfaat beberapa tujuan objek, desain,
implementasi dan dampak yang berguna untuk membuat keputusan, menyajikan
keperluan-keperluan untuk pertanggung jawaban dan mempromosikan pemahaman
terhadap fenomena yang terlibat. Menurut Brinkerhoff, dkk (1983: 1- 6), evaluasi
merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat di capai. Dengan demikian
evaluasi kurikulum adalah proses membandingkan hasilimplementasi kurikulum dengan
tujuan yang ditetapkan guna mengetahui sampai sejauhmana target kurikulum dapat
dicapai.
Tujuan utama evaluasi kurikulum, bukan semata-mata untuk pembuktian, namun adalah
untuk perbaikan. Sebagaimana dikemukakan oleh Stufflebeam dan Shinkfield (1985: 165)
yang menyatakan “.... the most important purpose of evaluation is not to prove, but to
improve”. Evaluasi kurikulum bertujuan untuk memperoleh data atau informasi akurat dan
objektif tentang pelaksanaan kurikulum untuk tujuan perbaikan.
2) Cakupan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi terhadap Kurikulum harus dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif, yang
mencakup 6 hal sbb.:
1. Evaluasi hasil belajar
2. Evaluasi proses pembelajaran
3. Evaluasi kompetensi mengajar dosen
4. Evaluasi relevansi kurikulum
5. Evaluasi daya dukung sarana dan fasilitas
6. Evaluasi program (akreditasi)
e) Karakteristik Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka yang sebelumnya dikenal dengan sebutan kurikulum prototipe ini
dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial
serta pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Kurikulum Merdeka yang diklaim mampu
mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan learning loss
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar
Pancasila.
2. Fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kemampuan
siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
f) Kriteria sekolah yang akan Menerapkan Kurikulum Merdeka
Seperti telah diungkapkan oleh Mas Menteri, Nadiem Makarim, saat ini sedikitnya sudah ada 2.500
sekolah atau 31,5 persen sekolah yang sudah menggunakan kurikulum merdeka ini. Kurikulum ini
dipercaya membuat pembelajaran lebih sederhana, fokus, dan beban materi lebih ringan.
Meskipun tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini,
sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus memenuhi beberapa kriteria pokok,
yaitu memiliki minat dan komitmen menerapkan kurikulum Merdeka untuk memperbaiki
pembelajaran. Kepala sekolah terlebih dahulu akan diminta untuk mempelajari materi tentang
konsep Kurikulum Merdeka. Setelah akhirnya memutuskan untuk mencoba menerapkan kurikulum
merdeka, sekolah akan mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat. Kesediaan kepala sekolah
dan guru dalam memahami dan mengadaptasi Kurikulum Merdeka pada konteks masing-masing
memiliki peranan penting yaitu menjadi kunci keberhasilan penerapan kurikulum ini.
Kemendikbudristek hanya menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum berdasarkan hasil
survei sekolah yang telah dilakukan. Kemudian akan dilakukan pemetaan tingkat kesiapan dan
disiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan oleh sekolah.
Pentingnya mengenal Kurikulum Merdeka adalah untuk meminimalisir tingkat kesalahpahaman
terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka yang pada pelaksanaan
pembelajarannya menjadi lebih sederhana dan mendalam diharapkan dapat kembali melejitkan
potensi anak bangsa.
Kurikulum atau program Merdeka Belajar ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindak evaluasi
perbaikan Kurikulum 2013.
Sebelumnya, kurikulum ini juga disebut sebagai Kurikulum Prototipe yang merupakan salah satu
bagian dari upaya pemerintah untuk mencetak generasi penerus yang lebih kompeten dalam
berbagai bidang.
Kurikulum Prototipe adalah bentuk sederhana dari Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran
berbasis pada proyek tertentu (Project Based Learning).
Dimulai sejak tahun 2020 pada masa pandemi COVID-19, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
atau Kurikulum Prototipe ini telah diujicobakan pada setidaknya 2500 sekolah penggerak dan juga
SMK Pusat Keunggulan yang ada di Indonesia.
Hasilnya, sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum ini terbukti empat sampai lima bulan
lebih maju dibanding sekolah lain yang masih menggunakan kurikulum sebelumnya, yaitu
Kurikulum 2013.
Dengan begitu, pemerintah pun berupaya mengembangkan kurikulum ini secara lebih lanjut demi
penyesuaian strategi belajar di masa pandemi COVID-19. Peluncuran kurikulum merdeka juga
diiringin dengan peluncuran platform Merdeka Mengajar sebagai dukungannya.
Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak
untuk guru dan kepala sekolah yang mesti diunduh terlebih dahulu melalui gawai Android.
Platform ini menjadi langkah lanjutan dari upaya transformasi pendidikan berbasis digital di
Indonesia, serta disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dalam mengajar, belajar,
dan berkarya.
g) Perbedaan dengan Kurikulum Sebelumnya
Mulai tahun ajaran 2022/2023, penerapan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya akan dikhususkan
pada satuan pendidikan tingkat SMA/sederajat saja. Namun, kurikulum ini juga bisa mulai
digunakan pada tingkat lainnya, seperti TK, SD, SMP, hingga Perguruan Tinggi (PT). Tentunya,
penerapan kurikulum ini memiliki perbedaan pada masing-masing jenjang.
 Di Tingkat SD
Sebelum membahas perbedaan kurikulum ini di tingkat SD, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa
Merdeka Belajar di tingkat PAUD/TK maknanya adalah merdeka untuk bermain.
Dengan begitu, penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat PAUD/TK adalah dengan mengajak anak
bermain sambil belajar, tidak terlalu berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
tersebut. Kurikulum Merdeka sebagai opsi bagi semua satuan pendidikan yang di dalam proses
pendataan merupakan satuan pendidikan yang siap melaksanakan Kurikulum Merdeka.
Tahun 2024 menjadi penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap
kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran. Evaluasi ini menjadi acuan Kemendikburistek
dalam mengambil kebijakan lanjutan pasca pemulihan pembelajaran.
Pada saat ini, sekolah masih boleh memilih kurikulum yang akan digunakan di satuan pendidikan
masing-masing. Pilihan kurikulum yang diberikan antara lain: Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat,
dan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan pengembangan dan penerapan
dari kurikulum darurat yang diluncurkan untuk merespon dampak dari pandemi Covid-19.
Pengertian Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa
bisa memilih pelajaran yang diminati.
Adanya pilihan bagi sekolah untuk menggunakan salah satu dari tiga kurikulum ini didasarkan pada
dua alasan berikut ini:
1. Sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai
kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah.
2. Kebijakan memilih kurikulum diharapkan dapat memperlancar proses perubahan kurikulum
nasional karena dilakukan secara bertahap. Dapat dikatakan bahwa kebijakan memberikan opsi
kurikulum sekolah merupakan salah satu upaya manajemen perubahan.
Esensi Kurikulum Merdeka adalah pendidikan berpatokan pada esensi belajar, di mana setiap siswa
memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Tujuan merdeka belajar adalah untuk memitigasi
ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 secara efektif. Untuk saat ini Kurikulum
2013 tetap dapat digunakan sembari sekolah bersiap-siap untuk menerapkan kurikulum baru ini.
Setiap satuan pendidikan dapat menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap berdasarkan
kesiapan masing-masing.
e) Karakteristik Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka yang sebelumnya dikenal dengan sebutan kurikulum prototipe ini
dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial
serta pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Kurikulum Merdeka yang diklaim mampu
mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan learning loss
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar
Pancasila.
2. Fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kemampuan
siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
f) Kriteria sekolah yang akan Menerapkan Kurikulum Merdeka
Seperti telah diungkapkan oleh Mas Menteri, Nadiem Makarim, saat ini sedikitnya sudah ada 2.500
sekolah atau 31,5 persen sekolah yang sudah menggunakan kurikulum merdeka ini. Kurikulum ini
dipercaya membuat pembelajaran lebih sederhana, fokus, dan beban materi lebih ringan.
Meskipun tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini,
sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus memenuhi beberapa kriteria pokok,
yaitu memiliki minat dan komitmen menerapkan kurikulum Merdeka untuk memperbaiki
pembelajaran. Kepala sekolah terlebih dahulu akan diminta untuk mempelajari materi tentang
konsep Kurikulum Merdeka. Setelah akhirnya memutuskan untuk mencoba menerapkan kurikulum
merdeka, sekolah akan mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat. Kesediaan kepala sekolah
dan guru dalam memahami dan mengadaptasi Kurikulum Merdeka pada konteks masing-masing
memiliki peranan penting yaitu menjadi kunci keberhasilan penerapan kurikulum ini.
Kemendikbudristek hanya menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum berdasarkan hasil
survei sekolah yang telah dilakukan. Kemudian akan dilakukan pemetaan tingkat kesiapan dan
disiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan oleh sekolah.
Pentingnya mengenal Kurikulum Merdeka adalah untuk meminimalisir tingkat kesalahpahaman
terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka yang pada pelaksanaan
pembelajarannya menjadi lebih sederhana dan mendalam diharapkan dapat kembali melejitkan
potensi anak bangsa.
Kurikulum atau program Merdeka Belajar ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindak evaluasi
perbaikan Kurikulum 2013.
Sebelumnya, kurikulum ini juga disebut sebagai Kurikulum Prototipe yang merupakan salah satu
bagian dari upaya pemerintah untuk mencetak generasi penerus yang lebih kompeten dalam
berbagai bidang.
Kurikulum Prototipe adalah bentuk sederhana dari Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran
berbasis pada proyek tertentu (Project Based Learning).
Dimulai sejak tahun 2020 pada masa pandemi COVID-19, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
atau Kurikulum Prototipe ini telah diujicobakan pada setidaknya 2500 sekolah penggerak dan juga
SMK Pusat Keunggulan yang ada di Indonesia.
Hasilnya, sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum ini terbukti empat sampai lima bulan
lebih maju dibanding sekolah lain yang masih menggunakan kurikulum sebelumnya, yaitu
Kurikulum 2013.
Dengan begitu, pemerintah pun berupaya mengembangkan kurikulum ini secara lebih lanjut demi
penyesuaian strategi belajar di masa pandemi COVID-19. Peluncuran kurikulum merdeka juga
diiringin dengan peluncuran platform Merdeka Mengajar sebagai dukungannya.
Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak
untuk guru dan kepala sekolah yang mesti diunduh terlebih dahulu melalui gawai Android.
Platform ini menjadi langkah lanjutan dari upaya transformasi pendidikan berbasis digital di
Indonesia, serta disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dalam mengajar, belajar,
dan berkarya.
g) Perbedaan dengan Kurikulum Sebelumnya
Mulai tahun ajaran 2022/2023, penerapan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya akan dikhususkan
pada satuan pendidikan tingkat SMA/sederajat saja. Namun, kurikulum ini juga bisa mulai
digunakan pada tingkat lainnya, seperti TK, SD, SMP, hingga Perguruan Tinggi (PT). Tentunya,
penerapan kurikulum ini memiliki perbedaan pada masing-masing jenjang.
 Di Tingkat SD
Sebelum membahas perbedaan kurikulum ini di tingkat SD, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa
Merdeka Belajar di tingkat PAUD/TK maknanya adalah merdeka untuk bermain.
Dengan begitu, penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat PAUD/TK adalah dengan mengajak anak
bermain sambil belajar, tidak terlalu berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Abad Ke 21 Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, 4(1), 1–20.
https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v4i1.895
h) Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka Belajar
Dalam setiap penerapan kebijakan, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang senantiasa
mengiringi. Demikian halnya dengan penerapan Kurikulum Merdeka pada berbagai tingkat satuan
pendidikan.
Kelebihan yang paling mencolok dari penerapan kurikulum ini adalah adanya proyek tertentu yang
harus dilakukan oleh para peserta didik sehingga dapat membuat mereka menjadi lebih aktif dalam
upaya mengeksplorasi diri. Selain itu, kurikulum ini juga lebih interaktif dan relevan mengikuti
perkembangan zaman.
Meski begitu, penerapan Kurikulum Merdeka tak lepas dari berbagai kekurangan. Misalnya,
persiapan penggunaan kurikulum ini dinilai masih belum matang. Hal ini terlihat dari masih
kurangnya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melaksanakan kurikulum ini.
IV. Pembahasan
1. Pengembangan Kurikulum Berdasarkan KKNI
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.
Dengan adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak
lagi semata Ijazah tapi dengan melihat kepada kerangka kualifikasi yang disepakati secara
nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non
formal, atau in formal) yang akuntanbel dan transparan.
Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan
Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan LO Bahan Kajian,
Pengemasan Matakuliah, Penyusunan Kerangka kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan.
Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja
secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung
jawab individu pada bidang kerjanya.
Capaian Pembelajaran (learning outcomes) merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu
pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang
terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.
Untuk meningkatkan kualitas lulusan perguruaan tinggi. Rambu-rambu yang harus dipenuhi di
tiap jenjang perlu dapat membedakan:
1. Learning Outcomes
2. Jumlah sks
3. Waktu studi minimum
4. Mata Kuliah Wajib : untuk mencapai hasil pembelajaran dengan kompetensi umum
5. Proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
6. Akuntabilitas asesmen
7. Perlunya Diploma Supplement (surat keterangan pelengkap ijazah dan transkrip)
2. Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar
sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya
disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih
fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi
peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran
adalah:
1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil
pelajar Pancasila
2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam
bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
V. Penutup
Perkembangan kurikulum merupakan suatu aspek yang tidak baku dan juga selalu berubah disetiap
generasi yang diiringi dengan adanya evaluasi. Hal tersebut bertujuan untuk menyempurnakan
kekurangan yang terdapat pada kurikulum sebelum adanya perubahan. Sudah tidak diragukan lagi
jika Abad 21 segalahal yang berkaitan dengan pendidikan selalu dihubungkan dengan kemajuan
teknologi, dimana teknologi merupakan suatu hal yang tidak asing dikalangan pendidikan maupun
masyarakat. Penyebab dari terciptanya out put yang berkualitas tertuju pada profesionalitas guru,
dimana guru merupakan mata pedang yang menjadi barisan terdepan menentukan jalannya
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang telah ditetapkan. Seorang
guru juga berperan penting dalam menjadi fasilitator, evaluator dan motivator. Dimana hal tersebut
merupakan kewajiban yang harus dipenuhi guru untuk terciptanya proses belajar mengajar yang
ideal. Pada abad sebelumnya, pembelajaran lebih dominan menggunakan paradigma teaching
dimana pembelajaran tersebut lebih terfokus pada guru dan peserta didik sebagai audienc,
sedangkan di abad 21 paradigma pembelajaran tersebut di ubah menjadi learning dimana peserta
didik menjadi pusat dalam pembelajaran.
Perkembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan Berdasarkan Merdeka belajar merupakan upaya
pengembangan Kurikulum yang saling berkaitan menuju tuntutan kompetensi abad ke 21. Dengan
harapan peserta didik kita nantinya menjadi generasi penerus bangsa dapat mengikuti daya saing
abad 21
Daftar Pustaka
Fatirul, A.N, (2020). Perencanaan dan pengembangan Kurikulum (Tinjauan Praktis dan Aplikasi
Menyusun Kurikulum. Penerbit Adi Buana University Press Surabaya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 109 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh Pada Pendidikan Tinggi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
http://baa.unas.ac.id/2013/04/kurikulum-nasional-berbasis-kompetensi-mengacu-pada-kkni/
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/kurikulum-merdeka-belajar
Mukminan. (2015). Kurikulum Masa Depan. Seminar Dan Kuliah Tamu “Pembelajaran Modern,” 1–
15. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-mukminan/ba-32kur-masa-
depansemnas-untirta16-2-15.pdf
Suwandi, S. (2020). Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa (dan Sastra)
Indonesia yang Responsif terhadap Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dan
Kebutuhan Pembelajaran Abad ke-21. Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 1(1), 1–
12. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba/article/view/13356
Maslahah, A. U. (2018). Penerapan Kurikulum Mengacu Kkni Dan Implikasinya Terhadap Kualitas
Pendidikan Di Ptkin. Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 13(1), 227–248.
https://doi.org/10.21043/edukasia.v13i1.5717
Diah Rusmala Dewi. (2019). Pengembangan Kurikulum Di Indonesia Dalam Menghadapi Tuntutan
Abad Ke-21. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 1–22.
https://doi.org/10.51226/assalam.v8i1.123
Abdillah, K., & Hamami, T. (2021). Pengembangan Kurikulum Menghadapi Tuntutan Kompetensi
Abad Ke 21 Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, 4(1), 1–20.
https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v4i1.895

More Related Content

What's hot

STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptBidangPPdanPA
 
Pengendalian tikus
Pengendalian tikusPengendalian tikus
Pengendalian tikusDian Saputra
 
Presentasi Literasi Digital.ppt
Presentasi Literasi Digital.pptPresentasi Literasi Digital.ppt
Presentasi Literasi Digital.pptAcepRifkiiPadilah
 
Tugas Bimbingan konseling about bullying
Tugas Bimbingan konseling about bullyingTugas Bimbingan konseling about bullying
Tugas Bimbingan konseling about bullyingNida Chofiya
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Afrizal Bob
 
PPT PEND GIZI DI SEKOLAH FIX.pptx
PPT PEND GIZI DI SEKOLAH FIX.pptxPPT PEND GIZI DI SEKOLAH FIX.pptx
PPT PEND GIZI DI SEKOLAH FIX.pptxLilikFadlilah
 
Literasi Digital: Membekali Anak Kita dengan Kemampuan Digital
Literasi Digital: Membekali Anak Kita dengan Kemampuan DigitalLiterasi Digital: Membekali Anak Kita dengan Kemampuan Digital
Literasi Digital: Membekali Anak Kita dengan Kemampuan DigitalBukik Setiawan
 
Sampul tugas
Sampul tugasSampul tugas
Sampul tugasLa Mone
 
Duabanga moluccana (binuang laki)
Duabanga moluccana (binuang laki)Duabanga moluccana (binuang laki)
Duabanga moluccana (binuang laki)Ibel007
 
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahMateri sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahYuanes Sriyono
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakECPAT Indonesia
 
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama KandanganJadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama KandanganTaufik Rahman
 

What's hot (20)

STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
 
Pengendalian tikus
Pengendalian tikusPengendalian tikus
Pengendalian tikus
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remaja
 
Bullying
BullyingBullying
Bullying
 
Presentasi Literasi Digital.ppt
Presentasi Literasi Digital.pptPresentasi Literasi Digital.ppt
Presentasi Literasi Digital.ppt
 
Tugas Bimbingan konseling about bullying
Tugas Bimbingan konseling about bullyingTugas Bimbingan konseling about bullying
Tugas Bimbingan konseling about bullying
 
ANTI KORUPSI
ANTI KORUPSIANTI KORUPSI
ANTI KORUPSI
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
 
PPT PEND GIZI DI SEKOLAH FIX.pptx
PPT PEND GIZI DI SEKOLAH FIX.pptxPPT PEND GIZI DI SEKOLAH FIX.pptx
PPT PEND GIZI DI SEKOLAH FIX.pptx
 
ATL BK 2022.docx
ATL BK 2022.docxATL BK 2022.docx
ATL BK 2022.docx
 
Literasi Digital: Membekali Anak Kita dengan Kemampuan Digital
Literasi Digital: Membekali Anak Kita dengan Kemampuan DigitalLiterasi Digital: Membekali Anak Kita dengan Kemampuan Digital
Literasi Digital: Membekali Anak Kita dengan Kemampuan Digital
 
KATA PENGANTAR PROGRAM KERJA UKS
KATA PENGANTAR PROGRAM KERJA UKSKATA PENGANTAR PROGRAM KERJA UKS
KATA PENGANTAR PROGRAM KERJA UKS
 
Literasi Digital.pptx
Literasi Digital.pptxLiterasi Digital.pptx
Literasi Digital.pptx
 
Sampul tugas
Sampul tugasSampul tugas
Sampul tugas
 
Duabanga moluccana (binuang laki)
Duabanga moluccana (binuang laki)Duabanga moluccana (binuang laki)
Duabanga moluccana (binuang laki)
 
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahMateri sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
 
Jadwal piket musholla
Jadwal piket mushollaJadwal piket musholla
Jadwal piket musholla
 
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama KandanganJadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
Jadwal kegiatan harian peserta praktikum di Pengadilan Agama Kandangan
 

Similar to Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Belajar Menuju Kompetensi Abad ke 21 di Indonesia.pdf

06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m tsIrma Muthiara Sari
 
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m tsAmrizal Ahmad
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m tsSofyan Nardi Saputra
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m tsArfa Mantoeng
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
 
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m tsAmrizal Ahmad
 
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m tsAnita Juliani
 
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m tsDianaPutri PuspitaDewi
 
Permendikbud68 th2013
Permendikbud68 th2013Permendikbud68 th2013
Permendikbud68 th2013nailal muna
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m tsNia Piliang
 
Permendikbud 68 13_lampiran
Permendikbud 68 13_lampiranPermendikbud 68 13_lampiran
Permendikbud 68 13_lampiraniwan coy
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 abelly22bitung
 
05. B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD.pdf
05. B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD.pdf05. B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD.pdf
05. B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD.pdfmarufahsyafii
 
1.3. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
1.3. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd1.3. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
1.3. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sdAmrizal Ahmad
 
05 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sd
05 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sd05 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sd
05 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sdHendrijanto Mazhend
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sdSofyan Nardi Saputra
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sdNia Piliang
 
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sdArfa Mantoeng
 

Similar to Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Belajar Menuju Kompetensi Abad ke 21 di Indonesia.pdf (20)

06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
Kurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpKurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smp
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
 
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
 
Permendikbud68 th2013
Permendikbud68 th2013Permendikbud68 th2013
Permendikbud68 th2013
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
Permendikbud 68 13_lampiran
Permendikbud 68 13_lampiranPermendikbud 68 13_lampiran
Permendikbud 68 13_lampiran
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
 
05. B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD.pdf
05. B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD.pdf05. B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD.pdf
05. B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD.pdf
 
1.3. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
1.3. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd1.3. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
1.3. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
 
05 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sd
05 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sd05 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sd
05 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sd
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
 
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
05. b. salinan lampiran permendikbud no. 67 th 2013 ttg kurikulum sd
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Artikel Pengembangan Kurikulum berbasis KKNI dan Merdeka Belajar Menuju Kompetensi Abad ke 21 di Indonesia.pdf

  • 1. ARTIKEL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM “Pengembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan Merdeka Belajar Menuju Kompetensi Abad ke 21 di Indonesia ” https://gururevindustri4.blogspot.com/ Kelompok Rykha Avadian Wahyudi : 210020091 Riza Umami : 210020092 Netty Harnanik : 210020118 Sigit Prasetyo : 210020109 Kelas : TEP B 2021 Mata Kuliah : Perec. Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd. UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA SEKOLAH PASCASARJANA  PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) TEKNOLOGI PENDIDIKAN  PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) PENDIDIKAN OLAHRAGA JL. Dukuh Menanggal No.XII, Telp./ Fax. (031) 8273999 Surabaya 60234; Web Site: http://www.pps-unipasby.ac.id.
  • 2. Pengembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan Merdeka Belajar Menuju Kompetensi Abad ke 21 di Indonesia Rykha Avadian Wahyudi(rykhaavadianw@gmail.com), Riza Umami(rissmam@gmail.com), Netty Harnanik(nettyharnanik76@gmail.com), Sigit Prasetyo(sigitprasety78@gmail.com), Program Studi Teknologi Pendidikan, Angkatan: 2021-B, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Dosen Pengampu: Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan berdasarkan Kurikulum merdeka belajar dalam mempersiapak peserta didik agar siap menghadapi tuntunan kompetensi pada abad ke 21. kegiatan yang perlu dilakukan dalam implementasi pengembangan kurikulum berbasis KKNI adalah : 1)Melakukan analisis SWOT, Tracer study, untuk menjabarkan profil lulusan (SKL), 2)Merumuskan Kompetensi lulusan (LearningOutcomes) berbasis KKNI, 3)Pemilihan bahan kajian sesuai 5 elemen kompetensi untuk menyusun matakuliah, 4)Membuat matrik yang menggambarkan peta kompetensi, keluasan, kedalaman dan kemampuan yg ingin dicapai dg bahan kajian, 5)membuat deskripsi untuk setiap mata kuliah kajian sesuai besaran sks, 6)Menyusun struktur kurikulum Fakultas/Prodi, beserta Perangkat pembelajarannya dan Karakteristik utama Kurikulum Merdeka Belajar adalah : 1.)Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila, 2)Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.3)Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Fokus penelitian ini adalah pengembangan kurikulum untuk menghadapi tuntutan kompetensi abad 21 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode pustaka (review research) dan studi analisis untuk membangun tatanan teoritis atas materi ini. Setelah menyelesaikan penelitian ini, diketahui bahwa Perkembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan Berdasarkan Kurikulum Merdeka saling berintegrasi menyiapkan peserta didik kita siap menghadapi daya saing kompetensi di abad ke 21 Keyword: KKNI, Merdeka belajar, Abad ke 21 I. Pendahuluan Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu mempersyaratkan tersedianya kurikukum yang baik. Kurikulum—sebagaimana dinyatakan Richard (2001) dan McNeil (2006)—memiliki peran yang sangat strategis dan menentukan dalam pelaksanaan dan keberhasilan pendidikan. Sejalan dengan itu, pengembangan kurikulum di perguruan tinggi merupakan sebuah keniscayaan. Pengembangan kurikulum harus dilakukan sebagai respon atas perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) (scientific vision), kebutuhan masyarakat (societal needs), serta kebutuhan pengguna lulusan (stakeholder needs). Sungguhpun demikian, suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa pemahaman dosen dan pemangku kepentingan pendidikan tentang ihwal kurikulum dan pengembangannya masih sangat beragam, dan masih dijumpai adanya miskonsepsi
  • 3. Secara sosilologis, pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Sejalan dengan pandangan ini, kurikulum dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Kurikulum hendaknya diyakini sebagai rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Pengembangan kurikulum juga harus memperhatikan kebutuhan pendidikan yang dapat memberi kesempatan dan pengalaman kepada peserta didik mengembangkan segenap potensi diri yang dimiiknya agan menjadi capaian orestasi yang unggul. Proses pendidikan harus memperhatikan tingkat perkembangan berpikir, minbat, motivasi, dan segenap karakteristik yang dimiliki peserta didik. Pendidikan harus mampu memfasilitasi bertumbuhkembangnya kecerdasan spiritual, social, emosional, dan intelektual secara berimbang. Proses pendidikan harus memperhatikan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Dengan demikian, pendidikan diharapkan akan mampu menghasilkan kecemerlangan akademik dan non-akademik peserta didik. Pengembangan kurikulum harus pula memperhatikan kebutuhan pembelajaran Era Industri 4.0 dan Society 5.0, Terkait dengan Kurikulum Masa Depan, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagaimana dimuat dalam Paradigma Pendidikan Nasional Di Abad-21, dikemukakan, paradigma pendidikan yang demokratis, bernuansa permainan, penuh keterbukaan, menantang, melatih rasa tanggung jawab, akan merangsang anak didik untuk datang ke sekolah atau ke kampus karena senang, bukan karena terpaksa. Meminjam kata-kata Ackoff & Greenberg (2008): “Education does not depend on teaching, but rather on the self-motivated, curiosity and self- initiated actions of the learner.” (BSNP, 2010: 38) Dengan mengacu pada paradigma pendidikan serta paradigma pendidikan nasional, BSNP merumuskan 8 paradigma pendidikan nasional Masa Depan sebagai berikut: 1. Untuk menghadapi di Abad-21 yang makin syarat dengan teknologi dan sains dalam masyarakat global di dunia ini, maka pendidikan kita haruslah berorientasi pada matematika dan sains disertai dengan sains sosial dan kemanusiaan (humaniora) dengan keseimbangan yang wajar. 2. Pendidikan bukan hanya membuat seorang peserta didik berpengetahuan, melainkan juga menganut sikap keilmuan dan terhadap ilmu dan teknologi, yaitu kritis, logis, inventif dan inovatif, serta konsisten, namun disertai pula dengan kemampuan beradaptasi. Di samping memberikan ilmu dan teknologi, pendidikan ini harus disertai dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan menumbuh kembangkan sikap terpuji untuk hidup dalam masyarakat yang
  • 4. sejahtera dan bahagia di lingkup nasional maupun di lingkup antarbangsa dengan saling menghormati dan saling dihormati. 3. Untuk mencapai ini mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi haruslah merupakan suatu sistem yang tersambung erat tanpa celah, setiap jenjang menunjang penuh jenjang berikutnya, menuju ke frontier ilmu. Namun demikian, penting pula pada akhir setiap jenjang, di samping jenjang untuk ke pendidikan berikutnya, terbuka pula jenjang untuk langsung terjun ke masyarakat. 4. Bagaimanapun juga, pada setiap jenjang pendidikan perlu ditanamkan jiwa kemandirian, karena kemandirian pribadi mendasari kemandirian bangsa, kemandirian dalam melakukan kerjasama yang saling menghargai dan menghormati, untuk kepentingan bangsa. 5. Khusus di perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi berbagai bidang ilmu dan teknologi, maka perlu dihindarkan spesialisasi yang terlalu awal dan terlalu tajam. 6. Dalam pelaksanaan pendidikan perlu diperhatikan kebhinnekaan etnis, budaya, agama dan sosial, terutama di jenjang pendidikan awal. Namun demikian, pelaksanaan pendidikan yang berbeda ini diarahkan menuju ke satu pola pendidikan nasional yang bermutu. 7. Untuk memungkinkan seluruh warganegara mengenyam pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yang sesuai dengan kemampuannya, pada dasarnya pendidikan harus dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat dengan mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (pusat dan daerah). 8. Untuk menjamin terlaksananya pendidikan yang berkualitas, sistem monitoring yang benar dan evaluasi yang berkesinambungan perlu dikembangkan dan dilaksanakan dengan konsisten. Lembaga pendidikan yang tudak menunjukkan kinerja yang baik harus dihentikan. (BSNP, 2010: 43) II. Metode Penelitian Penulisan artikel ini menggunakan studi pustaka (Library Review) yaitu cara cara menggunakan pustaka dalam pengumpulan data dari dokumen kepustakaan seperti jurnal, buku, majalah dan dokumen lainnya. Studi pustaka bertujuan untuk menentukan data dan bahan penelitian.(Zed, 2004) dalam artian data tersebut digunakan untuk menganalisis permasalahan yang berasal dari kepustakaan, dengan membaca jurnal, buku dan dokumen-dokumen lainnya.(Soewajdi, 2012) Teknik data yang diterapkan yakni dengan menggunakan dokumentasi serta penganalisisannya baik dokumen yang tertulis, bergambar dan lainnya.(Syukmadinata, 2014) artikel ini ditulis dengan menggunakan metode deskriptif analisis dari data yang telah dianalogi melalui redukasi data, penguraian data, dan kemudian disimpulkan.
  • 5. DIV/ S1T DIII DII DI SMU PROGRAM PROFESI 9 8 7 6 5 4 3 2 SMK S1 PROFESI SPESIALIS 1 S2T S2 SPESIALIS 2 S3T S3 III. Hasil a) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Menurut Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012 tentangKerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan Kebijakan Ditjen Pendidikan Tinggi Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Indonesian Qualification Framework, Dan Arah Kurikulum LPTK, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011,dijelaskan beberapa konsep penting sebagai berikut: 1. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor (ps.1 ay.1); 2. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia. 3. KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah dan Kualifikasi – 9 sebagai kualifikasi tertinggi(Lihat: Skema di h. 8).dan 4. Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja. 5. Dengan terbitnya Perpres No. 8 Tahun 2012, maka setiap perguruan tinggi, termasuk LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan) tentunya harus segera merumuskan kurikulum program studi yang berbasis KKNI. Skema : 9 (sembilan) jenjang kualifikasi dalam KKNI
  • 6. DIV/ S1T DIII DII DI SMU PROGRAM PROFESI 9 8 7 6 5 4 3 2 SMK S1 PROFESI SPESIALIS 1 S2T S2 SPESIALIS 2 S3T S3 III. Hasil a) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Menurut Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012 tentangKerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan Kebijakan Ditjen Pendidikan Tinggi Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Indonesian Qualification Framework, Dan Arah Kurikulum LPTK, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011,dijelaskan beberapa konsep penting sebagai berikut: 1. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor (ps.1 ay.1); 2. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia. 3. KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah dan Kualifikasi – 9 sebagai kualifikasi tertinggi(Lihat: Skema di h. 8).dan 4. Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja. 5. Dengan terbitnya Perpres No. 8 Tahun 2012, maka setiap perguruan tinggi, termasuk LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan) tentunya harus segera merumuskan kurikulum program studi yang berbasis KKNI. Skema : 9 (sembilan) jenjang kualifikasi dalam KKNI
  • 7. Setiap jenjang kualifikasi pada KKNI memiliki kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Jenjang 1-3 dikelompokkan dalam jabatan operator, jenjang 4-6 dalam jabatan teknisi atau analis, serta jenjang 7-9 jabatan ahli. Lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1; lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2; Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3; lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6; dan seterusnya hingga jenjang 9 doktor dan doktor terapan. b) Tujuan, Cakupan, dan Kriteria Evaluasi Kurikulum 1) Tujuan Evaluasi Kurikulum Evaluasi merupakan suatu proses mendeskripsikan, mengumpulkan, dan menyajikan deskriptif dan informasi yang menentukan nilai dan manfaat beberapa tujuan objek, desain, implementasi dan dampak yang berguna untuk membuat keputusan, menyajikan keperluan-keperluan untuk pertanggung jawaban dan mempromosikan pemahaman terhadap fenomena yang terlibat. Menurut Brinkerhoff, dkk (1983: 1- 6), evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat di capai. Dengan demikian evaluasi kurikulum adalah proses membandingkan hasilimplementasi kurikulum dengan tujuan yang ditetapkan guna mengetahui sampai sejauhmana target kurikulum dapat dicapai. Tujuan utama evaluasi kurikulum, bukan semata-mata untuk pembuktian, namun adalah untuk perbaikan. Sebagaimana dikemukakan oleh Stufflebeam dan Shinkfield (1985: 165) yang menyatakan “.... the most important purpose of evaluation is not to prove, but to improve”. Evaluasi kurikulum bertujuan untuk memperoleh data atau informasi akurat dan objektif tentang pelaksanaan kurikulum untuk tujuan perbaikan. 2) Cakupan Evaluasi Kurikulum Evaluasi terhadap Kurikulum harus dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif, yang mencakup 6 hal sbb.: 1. Evaluasi hasil belajar 2. Evaluasi proses pembelajaran 3. Evaluasi kompetensi mengajar dosen 4. Evaluasi relevansi kurikulum 5. Evaluasi daya dukung sarana dan fasilitas 6. Evaluasi program (akreditasi)
  • 8. e) Karakteristik Kurikulum Merdeka Kurikulum merdeka yang sebelumnya dikenal dengan sebutan kurikulum prototipe ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Kurikulum Merdeka yang diklaim mampu mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan learning loss mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. 2. Fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. 3. Guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. f) Kriteria sekolah yang akan Menerapkan Kurikulum Merdeka Seperti telah diungkapkan oleh Mas Menteri, Nadiem Makarim, saat ini sedikitnya sudah ada 2.500 sekolah atau 31,5 persen sekolah yang sudah menggunakan kurikulum merdeka ini. Kurikulum ini dipercaya membuat pembelajaran lebih sederhana, fokus, dan beban materi lebih ringan. Meskipun tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini, sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus memenuhi beberapa kriteria pokok, yaitu memiliki minat dan komitmen menerapkan kurikulum Merdeka untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala sekolah terlebih dahulu akan diminta untuk mempelajari materi tentang konsep Kurikulum Merdeka. Setelah akhirnya memutuskan untuk mencoba menerapkan kurikulum merdeka, sekolah akan mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat. Kesediaan kepala sekolah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi Kurikulum Merdeka pada konteks masing-masing memiliki peranan penting yaitu menjadi kunci keberhasilan penerapan kurikulum ini. Kemendikbudristek hanya menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum berdasarkan hasil survei sekolah yang telah dilakukan. Kemudian akan dilakukan pemetaan tingkat kesiapan dan disiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan oleh sekolah. Pentingnya mengenal Kurikulum Merdeka adalah untuk meminimalisir tingkat kesalahpahaman terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka yang pada pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih sederhana dan mendalam diharapkan dapat kembali melejitkan potensi anak bangsa.
  • 9. Kurikulum atau program Merdeka Belajar ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindak evaluasi perbaikan Kurikulum 2013. Sebelumnya, kurikulum ini juga disebut sebagai Kurikulum Prototipe yang merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk mencetak generasi penerus yang lebih kompeten dalam berbagai bidang. Kurikulum Prototipe adalah bentuk sederhana dari Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran berbasis pada proyek tertentu (Project Based Learning). Dimulai sejak tahun 2020 pada masa pandemi COVID-19, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar atau Kurikulum Prototipe ini telah diujicobakan pada setidaknya 2500 sekolah penggerak dan juga SMK Pusat Keunggulan yang ada di Indonesia. Hasilnya, sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum ini terbukti empat sampai lima bulan lebih maju dibanding sekolah lain yang masih menggunakan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013. Dengan begitu, pemerintah pun berupaya mengembangkan kurikulum ini secara lebih lanjut demi penyesuaian strategi belajar di masa pandemi COVID-19. Peluncuran kurikulum merdeka juga diiringin dengan peluncuran platform Merdeka Mengajar sebagai dukungannya. Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dan kepala sekolah yang mesti diunduh terlebih dahulu melalui gawai Android. Platform ini menjadi langkah lanjutan dari upaya transformasi pendidikan berbasis digital di Indonesia, serta disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dalam mengajar, belajar, dan berkarya. g) Perbedaan dengan Kurikulum Sebelumnya Mulai tahun ajaran 2022/2023, penerapan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya akan dikhususkan pada satuan pendidikan tingkat SMA/sederajat saja. Namun, kurikulum ini juga bisa mulai digunakan pada tingkat lainnya, seperti TK, SD, SMP, hingga Perguruan Tinggi (PT). Tentunya, penerapan kurikulum ini memiliki perbedaan pada masing-masing jenjang.  Di Tingkat SD Sebelum membahas perbedaan kurikulum ini di tingkat SD, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Merdeka Belajar di tingkat PAUD/TK maknanya adalah merdeka untuk bermain. Dengan begitu, penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat PAUD/TK adalah dengan mengajak anak bermain sambil belajar, tidak terlalu berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
  • 10. tersebut. Kurikulum Merdeka sebagai opsi bagi semua satuan pendidikan yang di dalam proses pendataan merupakan satuan pendidikan yang siap melaksanakan Kurikulum Merdeka. Tahun 2024 menjadi penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran. Evaluasi ini menjadi acuan Kemendikburistek dalam mengambil kebijakan lanjutan pasca pemulihan pembelajaran. Pada saat ini, sekolah masih boleh memilih kurikulum yang akan digunakan di satuan pendidikan masing-masing. Pilihan kurikulum yang diberikan antara lain: Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat yang diluncurkan untuk merespon dampak dari pandemi Covid-19. Pengertian Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati. Adanya pilihan bagi sekolah untuk menggunakan salah satu dari tiga kurikulum ini didasarkan pada dua alasan berikut ini: 1. Sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah. 2. Kebijakan memilih kurikulum diharapkan dapat memperlancar proses perubahan kurikulum nasional karena dilakukan secara bertahap. Dapat dikatakan bahwa kebijakan memberikan opsi kurikulum sekolah merupakan salah satu upaya manajemen perubahan. Esensi Kurikulum Merdeka adalah pendidikan berpatokan pada esensi belajar, di mana setiap siswa memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Tujuan merdeka belajar adalah untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 secara efektif. Untuk saat ini Kurikulum 2013 tetap dapat digunakan sembari sekolah bersiap-siap untuk menerapkan kurikulum baru ini. Setiap satuan pendidikan dapat menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap berdasarkan kesiapan masing-masing.
  • 11. e) Karakteristik Kurikulum Merdeka Kurikulum merdeka yang sebelumnya dikenal dengan sebutan kurikulum prototipe ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Kurikulum Merdeka yang diklaim mampu mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan learning loss mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. 2. Fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. 3. Guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. f) Kriteria sekolah yang akan Menerapkan Kurikulum Merdeka Seperti telah diungkapkan oleh Mas Menteri, Nadiem Makarim, saat ini sedikitnya sudah ada 2.500 sekolah atau 31,5 persen sekolah yang sudah menggunakan kurikulum merdeka ini. Kurikulum ini dipercaya membuat pembelajaran lebih sederhana, fokus, dan beban materi lebih ringan. Meskipun tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini, sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus memenuhi beberapa kriteria pokok, yaitu memiliki minat dan komitmen menerapkan kurikulum Merdeka untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala sekolah terlebih dahulu akan diminta untuk mempelajari materi tentang konsep Kurikulum Merdeka. Setelah akhirnya memutuskan untuk mencoba menerapkan kurikulum merdeka, sekolah akan mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat. Kesediaan kepala sekolah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi Kurikulum Merdeka pada konteks masing-masing memiliki peranan penting yaitu menjadi kunci keberhasilan penerapan kurikulum ini. Kemendikbudristek hanya menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum berdasarkan hasil survei sekolah yang telah dilakukan. Kemudian akan dilakukan pemetaan tingkat kesiapan dan disiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan oleh sekolah. Pentingnya mengenal Kurikulum Merdeka adalah untuk meminimalisir tingkat kesalahpahaman terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka yang pada pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih sederhana dan mendalam diharapkan dapat kembali melejitkan potensi anak bangsa.
  • 12. Kurikulum atau program Merdeka Belajar ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindak evaluasi perbaikan Kurikulum 2013. Sebelumnya, kurikulum ini juga disebut sebagai Kurikulum Prototipe yang merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk mencetak generasi penerus yang lebih kompeten dalam berbagai bidang. Kurikulum Prototipe adalah bentuk sederhana dari Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran berbasis pada proyek tertentu (Project Based Learning). Dimulai sejak tahun 2020 pada masa pandemi COVID-19, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar atau Kurikulum Prototipe ini telah diujicobakan pada setidaknya 2500 sekolah penggerak dan juga SMK Pusat Keunggulan yang ada di Indonesia. Hasilnya, sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum ini terbukti empat sampai lima bulan lebih maju dibanding sekolah lain yang masih menggunakan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013. Dengan begitu, pemerintah pun berupaya mengembangkan kurikulum ini secara lebih lanjut demi penyesuaian strategi belajar di masa pandemi COVID-19. Peluncuran kurikulum merdeka juga diiringin dengan peluncuran platform Merdeka Mengajar sebagai dukungannya. Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dan kepala sekolah yang mesti diunduh terlebih dahulu melalui gawai Android. Platform ini menjadi langkah lanjutan dari upaya transformasi pendidikan berbasis digital di Indonesia, serta disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dalam mengajar, belajar, dan berkarya. g) Perbedaan dengan Kurikulum Sebelumnya Mulai tahun ajaran 2022/2023, penerapan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya akan dikhususkan pada satuan pendidikan tingkat SMA/sederajat saja. Namun, kurikulum ini juga bisa mulai digunakan pada tingkat lainnya, seperti TK, SD, SMP, hingga Perguruan Tinggi (PT). Tentunya, penerapan kurikulum ini memiliki perbedaan pada masing-masing jenjang.  Di Tingkat SD Sebelum membahas perbedaan kurikulum ini di tingkat SD, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Merdeka Belajar di tingkat PAUD/TK maknanya adalah merdeka untuk bermain. Dengan begitu, penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat PAUD/TK adalah dengan mengajak anak bermain sambil belajar, tidak terlalu berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
  • 13. Abad Ke 21 Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, 4(1), 1–20. https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v4i1.895
  • 14. h) Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka Belajar Dalam setiap penerapan kebijakan, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang senantiasa mengiringi. Demikian halnya dengan penerapan Kurikulum Merdeka pada berbagai tingkat satuan pendidikan. Kelebihan yang paling mencolok dari penerapan kurikulum ini adalah adanya proyek tertentu yang harus dilakukan oleh para peserta didik sehingga dapat membuat mereka menjadi lebih aktif dalam upaya mengeksplorasi diri. Selain itu, kurikulum ini juga lebih interaktif dan relevan mengikuti perkembangan zaman. Meski begitu, penerapan Kurikulum Merdeka tak lepas dari berbagai kekurangan. Misalnya, persiapan penggunaan kurikulum ini dinilai masih belum matang. Hal ini terlihat dari masih kurangnya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melaksanakan kurikulum ini. IV. Pembahasan 1. Pengembangan Kurikulum Berdasarkan KKNI KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Dengan adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak lagi semata Ijazah tapi dengan melihat kepada kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal, atau in formal) yang akuntanbel dan transparan. Pelaksanaan KKNI melalui 8 tahapan yaitu melalui penetapan Profil Kelulusan, Merumuskan Learning Outcomes, Merumuskan Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan LO Bahan Kajian, Pengemasan Matakuliah, Penyusunan Kerangka kurikulum, Penyusuan Rencana Perkuliahan. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab individu pada bidang kerjanya. Capaian Pembelajaran (learning outcomes) merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.
  • 15. Untuk meningkatkan kualitas lulusan perguruaan tinggi. Rambu-rambu yang harus dipenuhi di tiap jenjang perlu dapat membedakan: 1. Learning Outcomes 2. Jumlah sks 3. Waktu studi minimum 4. Mata Kuliah Wajib : untuk mencapai hasil pembelajaran dengan kompetensi umum 5. Proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa 6. Akuntabilitas asesmen 7. Perlunya Diploma Supplement (surat keterangan pelengkap ijazah dan transkrip) 2. Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah: 1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila 2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. 3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. V. Penutup Perkembangan kurikulum merupakan suatu aspek yang tidak baku dan juga selalu berubah disetiap generasi yang diiringi dengan adanya evaluasi. Hal tersebut bertujuan untuk menyempurnakan kekurangan yang terdapat pada kurikulum sebelum adanya perubahan. Sudah tidak diragukan lagi jika Abad 21 segalahal yang berkaitan dengan pendidikan selalu dihubungkan dengan kemajuan teknologi, dimana teknologi merupakan suatu hal yang tidak asing dikalangan pendidikan maupun masyarakat. Penyebab dari terciptanya out put yang berkualitas tertuju pada profesionalitas guru, dimana guru merupakan mata pedang yang menjadi barisan terdepan menentukan jalannya kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang telah ditetapkan. Seorang guru juga berperan penting dalam menjadi fasilitator, evaluator dan motivator. Dimana hal tersebut merupakan kewajiban yang harus dipenuhi guru untuk terciptanya proses belajar mengajar yang ideal. Pada abad sebelumnya, pembelajaran lebih dominan menggunakan paradigma teaching dimana pembelajaran tersebut lebih terfokus pada guru dan peserta didik sebagai audienc,
  • 16. sedangkan di abad 21 paradigma pembelajaran tersebut di ubah menjadi learning dimana peserta didik menjadi pusat dalam pembelajaran. Perkembangan Kurikulum berdasarkan KKNI dan Berdasarkan Merdeka belajar merupakan upaya pengembangan Kurikulum yang saling berkaitan menuju tuntutan kompetensi abad ke 21. Dengan harapan peserta didik kita nantinya menjadi generasi penerus bangsa dapat mengikuti daya saing abad 21 Daftar Pustaka Fatirul, A.N, (2020). Perencanaan dan pengembangan Kurikulum (Tinjauan Praktis dan Aplikasi Menyusun Kurikulum. Penerbit Adi Buana University Press Surabaya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 109 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Pendidikan Tinggi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://baa.unas.ac.id/2013/04/kurikulum-nasional-berbasis-kompetensi-mengacu-pada-kkni/ https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/ https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/kurikulum-merdeka-belajar Mukminan. (2015). Kurikulum Masa Depan. Seminar Dan Kuliah Tamu “Pembelajaran Modern,” 1– 15. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-mukminan/ba-32kur-masa- depansemnas-untirta16-2-15.pdf Suwandi, S. (2020). Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia yang Responsif terhadap Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dan Kebutuhan Pembelajaran Abad ke-21. Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 1(1), 1– 12. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba/article/view/13356 Maslahah, A. U. (2018). Penerapan Kurikulum Mengacu Kkni Dan Implikasinya Terhadap Kualitas Pendidikan Di Ptkin. Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 13(1), 227–248. https://doi.org/10.21043/edukasia.v13i1.5717 Diah Rusmala Dewi. (2019). Pengembangan Kurikulum Di Indonesia Dalam Menghadapi Tuntutan Abad Ke-21. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 1–22. https://doi.org/10.51226/assalam.v8i1.123 Abdillah, K., & Hamami, T. (2021). Pengembangan Kurikulum Menghadapi Tuntutan Kompetensi
  • 17. Abad Ke 21 Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, 4(1), 1–20. https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v4i1.895