Dokumen tersebut membahas prinsip dan metode yang digunakan dalam pembinaan klinik di MEU UAD. Metode yang digunakan antara lain bedside teaching, tutorial klinik, refleksi kasus, role modelling, dan penilaian seperti mini CEX, DOPS, CBD, serta OSLER. Prinsip dasarnya adalah berbasis kompetensi, student center, dan sesuai kebutuhan mahasiswa dengan evaluasi mutu yang terstruktur.
8 Peran Dosen di Kedokteran
1. Pemberi informasi dan coach
2. Fasilitator pembelajaran dan mentor
3. Perancang dan pelaksana kurikulum
4. Asesor dan penegak diagnosis
5. Teladan sebagai dosen dan praktisi
6. Manajer dan pemimpin
7. Pembelajar dan peneliti
8. Profesional
8 Peran Dosen di Kedokteran
1. Pemberi informasi dan coach
2. Fasilitator pembelajaran dan mentor
3. Perancang dan pelaksana kurikulum
4. Asesor dan penegak diagnosis
5. Teladan sebagai dosen dan praktisi
6. Manajer dan pemimpin
7. Pembelajar dan peneliti
8. Profesional
Berikut adalah presentasi yang saya sampaikan di depan rekan-rekan RSUD Ende mengenai persiapan penyusunan dan implementasi clinical pathway. Sebagian besar presentasi saya susun berdasarkan referensi. Sebagian saya ambil dengan ijin dari presentasi dr. Hawa Mustika, dr. F. R. Herin Anggreni, dan Sekar Chandra Dewi, Apt.
Berikut adalah presentasi yang saya sampaikan di depan rekan-rekan RSUD Ende mengenai persiapan penyusunan dan implementasi clinical pathway. Sebagian besar presentasi saya susun berdasarkan referensi. Sebagian saya ambil dengan ijin dari presentasi dr. Hawa Mustika, dr. F. R. Herin Anggreni, dan Sekar Chandra Dewi, Apt.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. PRINSIP DASAR
• Berbasis Kompetensi buku panduan Mahasiswa dan logbook
• Student Center ingatkan selalu ttg panduan Mahasiswa
• Sesuai kebutuhan Mahasiswa berbeda-beda tiap mhs/minggu
• Terstruktur
• Evaluasi Penjaminan Mutu
4. METODE PEMBIMBINGAN KLINIK
• Bedside Teaching
• Tutorial Klinik
• Refleksi Kasus
• Role Modelling
• Model pembimbingan singkat lain
5. BED SIDE TEACHING
• Mahasiswa berinteraksi langsung dan dibawah bimbingan
• Lokasi bimbingan : Bangsal, Poliklinik, UGD, Kamar operasi, Kamar bersalin
• Alokasikan waktu
• Jangan libatkan semua Mahasiswa pelayanan dan pendidikan
• Persiapan
• Tetapkan target
• Interaksi dengan pasien
• Demonstrasi / Observasi
• Post
• Diskusikan kasus
• Feedback
6. TUTORIAL KLINIK
• Berorientasi pada masalah pasien
• Kenapa dilakukan?
• Mengikuti perjalanan pasien secara sistematis
• Menangani pasien dengan EBM
• Penalaran klinis
• Manifestasi klinis TIDAK SELALU sama dengan teori
1. IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN KASUS
2. BEDSIDE LEARNING
3. TUTORIAL
7. REFLEKSI KASUS
BUKAN “Responsi” atau “Presentasi Kasus”
• Analisis medis dan non medis
• Aspek non medis:
• Aspek perilaku
• Sosial ekonomi
• Spiritual
• Sistem pelayanan kesehatan / JKN
• Mengembangkan keterampilan berfikir kritis, bersikap terbuka terhadap perbedaan
ide dan selalu mengantisipasi konsekuensi tindakan yang dilakukan pada pasien
8. • Membantu retensi pengalaman dalam menangani kasus menjadi “pembelajaran
bermakna”
Deskripsi
• Deskripsi kasus
• Menarik/
kontroversial
Perasaan /
feelings
• Identifikasi
emosi pribadi
terhadap kasus
• Memperkuat
pengalaman
dan
mengantisipasi
Evaluasi
• Pengalaman ini
baik/ buruk
Analisis
• Apa yang
dipelajari
• Referensi
dengan EBM
Kesimpulan
• Kesimpulan
dari analisis
berdasarkan
referensi
• Adakah
tindakan yang
berbeda dari
yang sudah
dilakukan
Tindak lanjut
• Rencana jika
mendapatkan
kasus serupa
9. CONTOH
• Deskripsi kasus :
• Pasien diare tanpa dehidrasi dan dilihat ada data laboratorium batas normal kemudian
pasien diterapi dengan infus dan diberikan antibiotik intravena. Yang menarik dari
kasusini adalah pasien tidak dehidrasi tetapi diinfus dan diberikan antibiotik intravena.
• Feeling :
• Perasaan yang menyenangkan: dapat mencoba pemasangan infus pada pasien.
• Perasaan yang tidak menyenangkan: bingung karena terapi yang dilakukan tidak sesuai
dengan yang sudah dipelajari
• Evaluasi :
• Pengalaman yang baik: mempelajari teknik pemasangan infus.
• Pengalaman yang buruk: Penghitungan cairan yang masuk dan keluar yang tidak tepat
10. CONTOH
• Analisis :
• Jika pasien tidak diinfus, apakah keadaanya akan berbeda? Apakah pada kasus ini
antibiotic perlu diberikan? Apakah bisa cukup dengan rawat jalan.
• Referensi : Panduan Tatalaksana peny. dalam
• Kesimpulan :
• Pemberian infus pada pasien diare tanpa dehidrasi tidak perlu. Pemberian infus hanya
untuk pasien dengan dehidrasi.
• Pemberian antibiotic dilakukan apabila ada tanda dan gejala/ pada kasus diare yang
disebabkan oleh ….
• Tindak Lanjut :
• Pengelolaan pasien diare ditentukan oleh dua hal yaitu derajat dehidrasi dan penyebab
diare. Teknik pemeriksaan untuk menentukan derajat dehidrasi harus dikuasai. Agar
mampu memprediksi penyebab diare maka harus menguasai gambaran klinis dan teknik
pemeriksaan fisik.
11. ROLE MODELLING
• GURU ‘di Gugu lan di TIRU’
• Social Learning Theory: Peserta didik mempelajari kompetensi profesional
yang penting dengan mengamati role model (Bandura, 1989)
• Metode terbaik untuk pengajaran profesionalisme
• Mempengaruhi motivasi peserta didik dan perilaku yang mereka lakukan
15. METODE PENILAIAN KLINIK
• Mini-Clinical Evaluation Exercise (Mini-CEX)
• Direct Observation of Procedural Skills (DOPS)
• Case Based Discussion (CBD) Presentasi Kasus
• Objective Structured Long Examination Record (OSLER)
• Journal Reading
• Referat
16. MINI CEX
• Penilaian berdasarkan performa Mahasiswa observasi
langsung
• Feedback setelah penilaian
• Bagian integral dari kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan oleh
peserta didik
• Waktu yang singkat (15-20 menit)
• Banyak kasus, banyak penguji, banyak tempat
17. KOMPONEN PENILAIAN
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Keterampilan Komunikasi
4. Keputusan Klinis
5. Profesionalisme
6. Pengorganisasian/Efisiensi
7. Penanganan Pasien secara keseluruhan
• Bangsal
• Poliklinik
• UGD
• Ruang Rawat Intensive
18. PERSIAPAN
• Melihat kesiapan Mahasiswa
• Tetapkan dan sepakati aspek penilaian (satu, beberapa, kesemua)
• Memilih pasien
• Meminta izin pada pasien
• Mengobservasi
• Memberikan feedback
• Mendiskusikan rencana perbaikan
19. DOPS
• Fokus untuk menilai keterampilan prosedural (procedural skills)
mahasiswa dengan cara mengobservasi mereka saat berinteraksi
dengan pasien di klinik
• Dinilai beberapa kali, beberapa dosen, beberapa setting tempat
20. OSLER
• Menilai kemampuan klinik peserta dalam menghadapi kasus tertentu secara
komprehensif
• Observasi interaksi pasien
• Pemahaman Kasus
• Tingkat kesulitan kasus dipertimbangkan
Pengamatan
pemeriksaan
pasien
Tanya Jawab
Teori
Feedback
21. JOURNAL READING
• Menilai kesahihan hasil penelitian sebagai bekal dasar bagi evidence based
medicine
• Format :
• Pendahuluan
• Ringkasan Journal
• Telaah kritis
• Penutup