Baru mi2 pengamatan epidemiologi - bbpk ciloto nov 2020BidangTFBBPKCiloto
Dokumen tersebut membahas tentang penyiapan pengumpulan data epidemiologi, termasuk menyusun metode dan instrumen pengumpulan data primer dan sekunder serta contoh simulasinya. Dokumen ini juga membahas tentang pengolahan dan analisis data epidemiologi."
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbHMRojali
Dokumen tersebut membahas tentang penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa penyakit (KLB). Ia menjelaskan definisi KLB, kriteria pendeteksian KLB, tujuan penyelidikan KLB, langkah-langkah penyelidikan KLB meliputi survey pendahuluan, pengumpulan data, pengolahan data, dan tindakan pencegahan serta penanggulangan. Dokumen tersebut juga membahas tentang pelaporan hasil pen
Surveilans epidemiologi meliputi konsep dasar, desain, analisis data, dan pelaksanaan untuk penyakit potensial wabah, yang dapat dicegah vaksinasi, dan berbasis masyarakat guna pencegahan dan penanggulangan penyakit.
1. Dokumen tersebut membahas tentang surveilans penyakit menular potensial KLB dan wabah.
2. Terdapat 5 pokok bahasan utama yaitu dasar epidemiologi, konsep surveilans epidemiologi, jenis penyakit menular dan pola penularannya, respon penanggulangan, serta deteksi dini KLB.
3. Tujuan surveilans adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan penanggulangan penyakit.
Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2HMRojali
Dokumen tersebut membahas 10 langkah dalam melakukan investigasi wabah, mulai dari persiapan kerja lapangan, verifikasi diagnosis, definisi dan identifikasi kasus, deskripsi data, pengembangan hipotesis, evaluasi hipotesis, penemuan kembali hipotesis, implementasi upaya cegah dan kendali, hingga komunikasi temuan.
Baru mi2 pengamatan epidemiologi - bbpk ciloto nov 2020BidangTFBBPKCiloto
Dokumen tersebut membahas tentang penyiapan pengumpulan data epidemiologi, termasuk menyusun metode dan instrumen pengumpulan data primer dan sekunder serta contoh simulasinya. Dokumen ini juga membahas tentang pengolahan dan analisis data epidemiologi."
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan klbHMRojali
Dokumen tersebut membahas tentang penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa penyakit (KLB). Ia menjelaskan definisi KLB, kriteria pendeteksian KLB, tujuan penyelidikan KLB, langkah-langkah penyelidikan KLB meliputi survey pendahuluan, pengumpulan data, pengolahan data, dan tindakan pencegahan serta penanggulangan. Dokumen tersebut juga membahas tentang pelaporan hasil pen
Surveilans epidemiologi meliputi konsep dasar, desain, analisis data, dan pelaksanaan untuk penyakit potensial wabah, yang dapat dicegah vaksinasi, dan berbasis masyarakat guna pencegahan dan penanggulangan penyakit.
1. Dokumen tersebut membahas tentang surveilans penyakit menular potensial KLB dan wabah.
2. Terdapat 5 pokok bahasan utama yaitu dasar epidemiologi, konsep surveilans epidemiologi, jenis penyakit menular dan pola penularannya, respon penanggulangan, serta deteksi dini KLB.
3. Tujuan surveilans adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan penanggulangan penyakit.
Investigasi wabah sistem pelaporan klb dan wabah 2HMRojali
Dokumen tersebut membahas 10 langkah dalam melakukan investigasi wabah, mulai dari persiapan kerja lapangan, verifikasi diagnosis, definisi dan identifikasi kasus, deskripsi data, pengembangan hipotesis, evaluasi hipotesis, penemuan kembali hipotesis, implementasi upaya cegah dan kendali, hingga komunikasi temuan.
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) merupakan sistem pengawasan yang digunakan untuk mendeteksi potensi kejadian luar biasa seperti wabah penyakit secara dini. SKD-KLB mencakup pemantauan kasus penyakit dan faktor risiko penyakit serta analisis data sederhana untuk mendeteksi kluster kasus yang tidak biasa. Tujuannya adalah untuk mengurangi kerugian dengan
Studi ini membahas desain studi epidemiologi, termasuk epidemiologi deskriptif dan analitik. Epidemiologi deskriptif mendeskripsikan distribusi penyakit berdasarkan karakteristik individu dan waktu. Aspek kunci desain studi epidemiologi adalah arah pengusutan (retrospektif atau prospektif), jenis data (sewaktu, historis, atau campuran), desain pemilihan sampel, dan peran peneliti dalam memberikan intervensi.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis penelitian epidemiologi. Terdapat dua kategori penelitian epidemiologi yaitu deskriptif dan analitik. Penelitian deskriptif berfokus pada deskripsi distribusi penyakit sedangkan penelitian analitik bertujuan menguji hipotesis dan mengestimasi hubungan antara paparan dan penyakit. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa desain studi epidemiologi seperti studi kasus
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, termasuk tujuan penyelidikan epidemiologi, pengertian penyelidikan dan penelitian epidemiologi, serta studi epidemiologi deskriptif dan analitik.
2. Studi epidemiologi deskriptif digunakan untuk menggambarkan situasi populasi dengan membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok, sedangkan studi epidemiologi anal
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kejadian luar biasa (KLB), penyelidikan KLB, penanggulangan KLB, kriteria KLB, jenis penyakit yang menimbulkan KLB, penggolongan KLB berdasarkan sumbernya, dan peran serta kompetensi perawat dalam penanggulangan KLB.
Surveilans epidemiologi merupakan kegiatan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data secara terus menerus untuk menentukan tindakan penanggulangan penyakit. Kegiatan ini memiliki ciri keteraturan, berkelanjutan, mudah dilakukan, dan memiliki indikator keberhasilan. Tujuannya antara lain untuk memantau tren penyakit, mendeteksi kejadian luar biasa, serta menyediakan informasi untuk kebijakan kese
Surveilans Berbasis Risiko - BVet Lampung, Bandar Lampung, 2 April 2014Tata Naipospos
Surveilans berbasis risiko merupakan pendekatan surveilans yang memanfaatkan pengetahuan tentang faktor risiko penyakit untuk mengoptimalkan deteksi penyakit dengan mengambil sampel dari populasi berisiko tinggi. Pendekatan ini lebih efisien dibandingkan surveilans representatif karena fokus pada kelompok ternak yang berisiko tinggi terhadap penyakit.
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) merupakan sistem pengawasan yang digunakan untuk mendeteksi potensi kejadian luar biasa seperti wabah penyakit secara dini. SKD-KLB mencakup pemantauan kasus penyakit dan faktor risiko penyakit serta analisis data sederhana untuk mendeteksi kluster kasus yang tidak biasa. Tujuannya adalah untuk mengurangi kerugian dengan
Studi ini membahas desain studi epidemiologi, termasuk epidemiologi deskriptif dan analitik. Epidemiologi deskriptif mendeskripsikan distribusi penyakit berdasarkan karakteristik individu dan waktu. Aspek kunci desain studi epidemiologi adalah arah pengusutan (retrospektif atau prospektif), jenis data (sewaktu, historis, atau campuran), desain pemilihan sampel, dan peran peneliti dalam memberikan intervensi.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis penelitian epidemiologi. Terdapat dua kategori penelitian epidemiologi yaitu deskriptif dan analitik. Penelitian deskriptif berfokus pada deskripsi distribusi penyakit sedangkan penelitian analitik bertujuan menguji hipotesis dan mengestimasi hubungan antara paparan dan penyakit. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa desain studi epidemiologi seperti studi kasus
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, termasuk tujuan penyelidikan epidemiologi, pengertian penyelidikan dan penelitian epidemiologi, serta studi epidemiologi deskriptif dan analitik.
2. Studi epidemiologi deskriptif digunakan untuk menggambarkan situasi populasi dengan membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok, sedangkan studi epidemiologi anal
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kejadian luar biasa (KLB), penyelidikan KLB, penanggulangan KLB, kriteria KLB, jenis penyakit yang menimbulkan KLB, penggolongan KLB berdasarkan sumbernya, dan peran serta kompetensi perawat dalam penanggulangan KLB.
Surveilans epidemiologi merupakan kegiatan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data secara terus menerus untuk menentukan tindakan penanggulangan penyakit. Kegiatan ini memiliki ciri keteraturan, berkelanjutan, mudah dilakukan, dan memiliki indikator keberhasilan. Tujuannya antara lain untuk memantau tren penyakit, mendeteksi kejadian luar biasa, serta menyediakan informasi untuk kebijakan kese
Surveilans epidemiologi nasional adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus dan sistematis terhadap penyakit atau masalah kesehatan beserta faktor penyebabnya guna mengambil tindakan perbaikan. Tujuannya antara lain menyediakan data epidemiologi untuk pengambilan keputusan kesehatan, perencanaan, evaluasi program, dan respon cepat terhadap kejadian luar biasa kesehatan. Kegiatannya meliputi pengumpulan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem surveilans kesehatan nasional Indonesia. Secara singkat, dibahas mengenai kebijakan dan strategi surveilans penyakit menular seperti polio, campak, dan tetanus neonatal. Juga dijelaskan mengenai pengumpulan, pengolahan, dan analisis data surveilans untuk mendukung pengambilan keputusan kebijakan kesehatan.
Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari pola, penyebab, dan dampak kondisi sehat dan sakit pada suatu populasi dengan tujuan memberikan informasi untuk pengambilan keputusan dan penanganan masalah kesehatan berdasarkan bukti. Epidemiologi mencakup berbagai bidang seperti penyakit menular, tidak menular, klinis, kependudukan, dan lingkungan.
Surveilans merupakan pengumpulan data secara terus menerus untuk mendeteksi penyakit dan mengambil tindakan. Dokumen ini menjelaskan komponen surveilans seperti pengumpulan data, analisis, diseminasi informasi, dan umpan balik serta jenis dan desain sistem surveilans.
Dokumen tersebut membahas tentang investigasi epidemiologi terhadap kejadian luar biasa (KLB). Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi KLB menurut Departemen Kesehatan, kriteria penetapan KLB, proses pelaksanaan surveilans KLB, penyelenggaraan surveilans termasuk kajian epidemiologi, peringatan dini, dan peningkatan kesiapsiagaan. Dokumen juga menjelaskan prosedur penyelidikan epidemiologi terhadap K
Surveilans epidemiologi adalah pengumpulan data epidemiologi secara teratur dan berkelanjutan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kesehatan masyarakat serta mendisseminasikan data kepada yang membutuhkan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit.
Dokumen tersebut membahas penguatan tim surveilans di puskesmas dan rumah sakit dalam pengendalian penyakit berpotensi menjadi KLB dan KKM. Tim surveilans akan ditingkatkan kapasitasnya untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menanggapi data penyakit agar dapat segera mendeteksi dan menangani potensial wabah penyakit.
Dokumen tersebut berisi riwayat jabatan dan pengalaman kerja seseorang beserta materi pelatihan tentang etika tim penilai jabatan fungsional kesehatan. Materi pelatihan mencakup pengertian etika, prinsip-prinsip etika, etika tuntutan organisasi, etika sesama penilai, dan etika dengan pihak yang dinilai.
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
Dokumen tersebut membahas tentang Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional (TPAK) yang bertugas menilai kinerja pejabat fungsional dalam bentuk angka kredit. TPAK terdiri dari ketua, sekretaris, dan minimal 3 anggota yang berasal dari unsur teknis dan pejabat fungsional dengan jenjang lebih tinggi. TPAK bertugas mengevaluasi hasil penilaian, memberikan rekomendasi kenaikan pangkat, dan memberikan pertimbangan ke
Pembekalan Nusantara Sehat Batch XVI akan dilaksanakan secara blended learning selama 5 minggu mulai 25 Oktober hingga 2 Desember 2020 dengan jumlah peserta antara 75-100 orang yang akan ditempatkan di 13 lokus. Kegiatannya mencakup pembelajaran daring, klasikal selama 5 hari, dan pelantikan. Protokol kesehatan dan rapid test wajib dilaksanakan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di puskesmas, yang meliputi pengertian dan tujuan pelayanan kefarmasian, standar pelayanan kefarmasian sesuai peraturan, peran apoteker di puskesmas, indikator mutu pelayanan kefarmasian, serta strategi peningkatan penggunaan obat rasional.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di puskesmas, yang meliputi pengertian dan tujuan pelayanan kefarmasian, standar pelayanan kefarmasian sesuai peraturan, peran apoteker di puskesmas, serta indikator dan target pelayanan kefarmasian.
Dokumen tersebut memberikan tips untuk menjadi fasilitator yang efektif dengan memberdayakan peserta, menyakinkan mereka, bersikap terbuka, fokus, menyadari keterbatasan diri dan orang lain, belajar mengelola waktu, kreatif, membaca situasi, serta menghargai kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan orang lain. Dokumen tersebut juga menjelaskan peran fasilitator di setiap jendela model Johari.
Dokumen tersebut membahas tentang bencana dan dampaknya terhadap kesehatan, terutama kelompok rentan. Indonesia memiliki risiko tinggi terjadinya bencana karena kondisi geografis dan geologisnya. Upaya yang ditempuh meliputi pengurangan risiko bencana, penanggulangan darurat, dan pemulihan."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan penanganan korban bencana, konsep risiko bencana, dan manajemen penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana.
2. Risiko bencana didefinisikan sebagai fungsi dari bahaya, kerentanan, dan kapasitas masyarakat.
3. Pada tahap pra-bencana, mitig
Dokumen tersebut membahas tentang triase, yaitu proses memilah pasien berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya untuk menentukan prioritas perawatan. Metode triase yang dijelaskan adalah START (Simple Triage And Rapid Treatment) untuk dewasa dan Jump START untuk anak-anak, yang meliputi penilaian nafas, sirkulasi, dan kesadaran untuk menentukan kategori imeres, tertunda, minor, atau harapan. Beberapa contoh kasus juga d
Dokumen ini memberikan panduan tentang pengangkatan dan pemindahan pasien darurat. Terdapat beberapa teknik pemindahan yang dijelaskan, yaitu pemindahan emergensi untuk situasi darurat dan pemindahan non-emergensi untuk situasi yang tidak membahayakan. Dokumen ini juga menjelaskan mekanika tubuh yang tepat untuk mengangkat pasien secara aman serta faktor-faktor penting lainnya dalam proses pengangkatan dan pemindahan pasien.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penatalaksanaan pasien trauma. Peserta akan mempelajari prinsip penatalaksanaan pasien trauma, pengertian perdarahan dan cara menghentikannya, penatalaksanaan berbagai jenis luka dan cedera seperti luka tembus, amputasi, benda menancap, patah tulang, dislokasi, serta cedera kepala dan tulang belakang. Peserta juga akan belajar cara memasang bidai dan menghentikan perdarahan
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
2. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Tugas Jabfung EpidKes
Penanggulangan KLB
2
Kewaspadaan dini KLB
1. Peningkatan kewaspadaan (analisis potensi KLB**,
pengecekan SKD/KLB dan laporan)
2. Pemeriksaan fisik penderita penyakit potensi KLB
3. Pemeriksaan kapal/pesawat
Penyelidikan Epidemiologi KLB
1. Persiapan pengumpulan data (metode dan instrumen*)
2. Pelaksanaan pengumpulan data (konsultasi)
3. Menentukan indikasi wabah (analisis*, laporan dan
rekomendasi)
Penanggulangan KLB
1. Pengawasan penanggulangan**
2. Konsultasi
Peran
lintas jabatan
3. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
1. Menerima informasi adanya dugaan KLB-PM
3. Persiapan Sebelum ke Lapangan (tujuan, metode,
instrumen, desain analisis : etiologi dan data deskriptif)
4. Penemuan kasus di unit pelayanan dan atau di
masyarakat (populasi)
6. Rekomendasi Penanggulangan KLB-KP
Langkah-langkah Investigasi KLB-KP
2. Penetapan KLB-PM
5. Analisis etiologi dan analisis epidemiologi
deskriptif (waktu, tempat dan orang)
3
4. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
KLB (penyakit menular) adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu dan
merupakan keadaan yang menjurus pada
terjadinya wabah (PP 40, 1991)
Pengertian dan penetapan KLB
4
Adanya KLB (penyakit menular) disuatu wilayah
dapat ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi atau Menteri Kesehatan (Permenkes RI
1501/MENKES/PER/X/2010)
5. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Kriteria Kerja KLB-PM
5
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebe-
lumnya tidak ada atau tidak dikenal di suatu
daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus
selama 3 kurun waktu dalam jam, hari atau
minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan 2 kali/lebih diban-
dingkan dg periode sebelumnya dalam kurun wak-
tu jam/hari/minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jml penderita baru dalam periode waktu satu
bulan menunjukkan kenaikan 2 kali/lebih
dibandingkan dg angka rata-rata perbulan dalam
th sebelumnya
6. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Kriteria Kerja KLB-PM
6
5. Rata-rata jml kejadian kesakitan per bulan selama
satu tahun menunjukkan kenaikan 2 kali/lebih
dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian
kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case
Fatality Rate) dalam 1 kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50%/lebih dibandingkan dg
angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate)
penderita baru pd 1 periode menunjukkan kenaik-
an 2 kali/lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
9. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Contoh
9
Gambar 5. CFR (%) DBD Kab. Nagari, 2010
0
0.5
1
1.5
Mei Juni Juli Agst Sept
JMLKASUS
MINGGU
KLB
KLB
0
6
12
18
Jul Ags Sep Okt Nop
%KASUS
BULAN
Gambar 6. Prosentase Kunjungan Berobat Campak
dan Diare di Puskesmas, Kab. Nagari
DIARE
CAMPAK
KLB
10. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
1. Menerima laporan adanya indikasi KLB
2. Cek silang dg orang-orang yang mengetahui
situasi di loaksi kejadian (pasien atau orang yg
baru datang dari lokasi kejadian, pak RT dsb)
3. Cek silang dg data yang ada di unit pelayanan
4. Jika perlu lakukan cek silang di lapangan
(temukan penderita-penderita yang menunjuk-kan
gejala sama atau dokter menetapkan sbg penderita
penyakit menular, misal campak)
5. .......
Langkah Penetapan KLB-PM(1)
10
11. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
5. Pastikan penderita tsb, meningkat sesuai basis
datanya :
a. Kasus di Puskesmas meningkat dari
sebelumnya pada data Puskesmas
b. Kasus di masyarakat meningkat dibanding
dari keadaan sebelumnya pada data di
masyarakat c. Pada beberapa penyakit, 1
kasus sudah dinyatakan KLB, misalnya
difteri.
6. Jika ada kepastian laporan dan tindakan
penyelidikan – penanggulangan KLB
Langkah Penetapan KLB-PM(2)
11
12. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Diskusi 1 (30’/15’)
12
Cermatilah studi kasus berikut ini :
Berdasarkan laporan Puskesmas Cikondo, di desa
Kawi pada minggu ke 41 ditemukan 2 kasus
campak. Desa ini merupakan kantong imunisasi
dengan cakupan imunisasi campak 40% (5 tahun
terakhir).
Diskusi Kelompok :
1. Menurut Saudara apakah kasus tersebut
merupakan KLB ?
2. Menurut pendapat Saudara, tindakan apa yang
perlu dilakukan ?
3. Yg mana Angka DUPAK (Jabfung ahli/terampil) ?
13. www.pjj-kesehatan.net
Agenda Kegiatan :
1. Persiapan Administrasi, Transportasi, Tim dan
Surat Tugas
2. Menyusun rencana kerja identifikasi Etiologi KLB
dan Sumber/Cara Penularan Berdasarkan
Pemeriksaan Korban (metode, instrumen dan
desain analisis)
3. Menyusun rencana kerja pengumpulan data
deskriptif (metode, instrumen dan desain analisis)
4. Menyusun rencana kerja analisis data deskriptif
Persiapan Sebelum ke Lapangan(1)
13
14. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Cari informasi dari media, petugas, sumber lain :
1. Jml korban, jml rentan, lokasi, klinik terkait
2. Waktu kejadian, waktu korban pertama mulai
sakit, waktu korban terakhir mulai sakit
3. Gejala umum dan spesifik, jml yg rawat inap
4. Sumber penularan (berdasarkan pengalaman)
5. Dari data tsb. tentukan diagnosis banding
etiologi
6. Faktor risiko yang berpengaruh dan sumber data
7. Persiapan administrasi, kontak, sarana, dan lab.
Persiapan Sebelum ke Lapangan(2)
14
Perintahkan jabfung terampil untuk mengumpulkan data ini
16. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Rencana Kerja (Metode)
Identifikasi Etiologi KLB
16
1. Berdasarkan Gejala dan Informasi yg diperoleh
(kalau perlu konsultasikan ke dokter)
tentukan dugaan etiologi utama dan diagnosis
banding etiologi !!
2. Berdasarkan gejala-gejala gabungan buat
daftar pertanyaan gejala !!
3. Tentukan pemeriksaan pendukung !!
4. Buat tabel distribusi gejala
5. Tentukan kriteria kasus dicurigai yang akan
diwawancara, dan siapa akan mewawancarai ?
17. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Contoh Gejala Campak dan DBD
17
Campak :
penyebab virus, menular langsung, masa
inkubasi 7-28 hari, gejala : demam, bercak
merah (campak) atau kehitaman, mata merah,
pilek, diare, kadang sesak nafas
(bronchopnemonia)
DBD :
penyebab virus, menular melalui nyamuk, masa
inkubasi 3-14 hari, gejala : demam, bercak
merah(dengue) perdarahan; trombositopeni;
hematokrit
18. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Tabel Gejala/Tanda Diagnosis Etiologi
18
Nama
Alamat
Sex
Umur
Tglsakit
Gejala/Tanda *)
Uji
Spesimen
demam
Bercakmerah
Bercakhitam
pendarahan
trombosit
hematokrit
campak
DBD
*) gabungan gejala diagnosis etiologi antara campak dan DBD
Ini ditanyakan kembali pada beberapa penderita untuk
memperoleh distribusi gejala
Instrumen
pendataan
19. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Tabel Gejala/Tanda Diagnosis Etiologi
19
Nama
Alamat
Sex
Umur
Tglsakit
Gejala/Tanda *)
Uji
Spesimen
demam
Bercakmerah
Bercakhitam
pendarahan
trombosit
hematokrit
campak
DBD
Adi Ds L 20 2/4 + + - - - - ? ?
Total 20 16 2 1 1 - 3 0
*) gabungan gejala diagnsosi etiologi
Pengumpulan Data Dalam Rangka Penentuan Etiologi KLB
20. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Distribusi Gejala
Penderita Demam dari daerah KLB
20
Gejala Jumlah Penderita %
Demam 20 100
Bercak Merah 17 85
Bercak hitam 2 10
Mata merah 12 60
Perdarahan 0 0
Trombositopeni 1 5
hematokrit 1 5
Gambaran ini menunjukkan diagnosis etiologi Campak,
terdapat beberapa kasus yang dicurigai DBD.
Cocokkan dg hasil pengujian spesimen di laboratorium
Instrumen
analisis
21. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Diskusi 2 (45’/45’)
21
Cermatilah studi kasus berikut ini :
Laporan KLB diare di Puskemas X, dalam
seminggu terakhir ini terdapat 60 penderita diare,
3 meninggal. 20 penderita dewasa
Diskusi Kelompok :
1. Apa diagnosis banding etiologi KLB ?
2. Buat rencana kerja untuk memastikan etiologi
KLB (metode) ! Buat juga instrumennya !
3. Angka DUPAK yg mana ?
24. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Pengumpulan Data Deskriptif
Basis Unit Pelayanan
24
1. Buat Kriteria/Definisi Operasional Kasus
2. Buat Formulir Rekam Data Kasus Unit
Pelayanan (sesuai kebutuhan analisis)
3. Buat Tabel Master dan Tabel Analisis
4. Tentukan cara menemukan KASUS
5. Minta Puskesmas/RS mengumpulkan data
(sesuai Formulir Rekam Data Kasus Unit Pelayanan)
6. Analisis
Rencana Kerja (Metode)
25. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Kriteria (DO) & Cara Menemukan Kasus
25
Kriteria Kasus Untuk Penemuan :
digunakan untuk seleksi kasus dan bukan kasus di unit
pelayanan /populasi
Contoh, Kasus = seorang yang berobat ke unit pelayanan
kesehatan (tempat) antara tgl 12 Januari 2012 – saat
penyelidikan (waktu), yang menderita sakit dg gejala demam
(gejala yg paling menonjol)
Kriteria Kasus Untuk Analisis :
digunakan untuk analisis setelah data dikumpulkan semua
Contoh, Kasus = seorang yang berobat ke unit pelayanan
kesehatan (tempat) antara tgl 12 Januari 2012 – saat
penyelidikan (waktu), yang menderita sakit dg gejala demam
, bercak merah /batuk/pilek (gejala yg spesifik)
26. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Membuat Formulir Perekaman Data
di Unit Pelayanan Kesehatan
26
Nama Unit Pelayanan :
Tanggal Laporan :
Tglberobat
Nama
Desa
Umur
JenisKel
TglSakit
Demam
SesakNafas
VitA
TglImmterakhir
Status
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
*) dihimpun data menurut variabel waktu (1,6), tempat (3),
orang (4, 5), faktor risiko tertentu (9, 10) dan beratnya sakit
(7,8, 11) sesuai kebutuhan analisis. Kebutuhan analisis
ditentukan pada saat persiapan, jangan saat di lapangan
Instrumen
pendataan
27. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Tabel Master Perekaman Data
27
UnitPelayanan
TglLaporan
Tglberobat
Nama
Desa
Umur
JenisKel
TglSakit
Demam
SesakNafas
VitA
TglImmterakhir
Status
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Buat tabel Master dg Excell, bentuknya seperti tabel pada
Formulir Perekaman Data di Unit Pelayanan, tetapi Unit
Pelayanan dan Tgl Laporan menjadi judul kolom.
Nama, Desa dan Status dapat diganti dg kode
Instrumen
pendataan
30. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Distribusi Gejala
KLB Campak, Tersina, 2012
30
Gejala Jumlah Penderita %
Demam 20 100
Bercak Merah 17 85
Mata Merah 12 60
Batuk 1 5
Mimisen 0 0
Analisis : Berdasarkan data distribusi gejala
terhadap 20 kasus yang dicurigai, penyebab KLB
adalah Campak
Analisis (3)
Epidemiologi Deskriptif
31. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Kurva Epidemi Campak
KLB Campak, Tersina, 2012
31
0
5
10
15
20
4 5 6 7
JUMLAHKASUS
MINGGU MULAI SAKIT = 1 kasus
Analisis : KLB cenderung meningkat (3 minggu).
Jika cakupan imunisasi rendah gawat
Analisis (4)
Epidemiologi Deskriptif
HISTOGRAM
32. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Distribusi Campak Menurut
Jenis Kelamin
KLB Campak, Tersina, 2012
32
JENIS
KELAMIN
POPULASI
*)
KASUS
ATTACK
RATE
Laki-laki 3000 15 5/1000
perempuan 2500 11 4,5/1000
Total 5500 26 4,7/1000
*) sumber data : BPS kecamatan/desa, 2012
Kasus diperoleh dari Tabel Master (melidi)
Populasi diperoleh dari data sekunder BPS desa
Analisis: laki-laki dan perempuan punya risiko
sakit yang sama
Analisis (5)
Epidemiologi Deskriptif
33. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Distribusi Campak Menurut
Status Imunisasi
KLB Campak, Tersina, 2012
33
STATUS
IMUNISASI
POPULASI
12-23 bl
KASUS
12-23 bl
ATTACK
RATE
Imm (+) 300 6 20/1000
Imm (-) 25 5 200/1000
Total 325 11 40/1000
Kasus diperoleh dari Tabel Master (melidi)
Populasi diperoleh dari data sekunder Puskesmas
Analisis: anak yang tidak imunisasi berisiko tinggi
menderita campak
Analisis (6)
Epidemiologi Deskriptif
35. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Area Map
35
Analisis : diperkirakan kasus campak akan
semakin meningkat di DsA, DsE, DsC dan DsD,
karena cakupan imunisasi campak rendah
Analisis (8)
Epidemiologi Deskriptif
36. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Diskusi 3 (45’/45’)
36
Cermatilah studi kasus berikut ini :
Laporan KLB diare di Puskemas X : dalam
seminggu terakhir ini terdapat 60 penderita diare,
3 meninggal. 20 penderita dewasa
Diskusi Kelompok :
1. Buat DO-KASUS dan cara menemukan KASUS
utk pengumpulan data di unit pelayanan ?
2. Tentukan jenis data/variabel yang diperlukan
3. Formulir Perekaman Data (deskriptif) Unit
Pelayanan ?
4. Buat skenario analisisnya (tabel, grafik, peta
menurut karakteristik waktu, tempat dan orang) ?
5. Angka DUPAK yg mana ?
37. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Pengumpulan Data Deskriptif **
Basis Populasi KLB
37
1. Buat Kriteria/Definisi Operasional Kasus
2. Buat Formulir Rekam Data Populasi KLB
3. Buat Formulir Rekam Data Kasus Ditemukan
4. Buat Tabel Master dan Tabel Analisis
5. Tentukan cara menemukan Pop dan KASUS
6. Populasi diwawancara dg form 2. dan kasus
yang ditemukan diwawancara dg form 3.
7. Analisis
Rencana Kerja (Metode)
38. www.pjj-kesehatan.net
Kegiatan Pengumpulan Data
Populasi KLB-KP wawancara
Semua orang berisiko diperiksa/diwawancara
1. Semua orang diperiksa dan diwawancarai dg.
menggunakan formulir Perekaman Data
Deskriptif Pop KLB-PM (bisa melalui KK)
2. Setiap orang ditemukan keadaan Sakit (Y),
diperiksa lebih lanjut dengan formulir
Perekaman Data Deskriptif Kasus
3. Pada saat analisis, data Kasus harus bisa
dihubungkan dengan data Populasi KLB-PM
Pengumpulan Data Deskriptif
38
39. www.pjj-kesehatan.net
Contoh formulir Perekaman Data
Populasi KLB-PM
Formulir Perekaman Data Populasi KLB-PM
Nomor
Nama
Alamat
Umur
Sex
Tgl/Jam
sakit
Faktor1
Sakit(Y/T)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
*) menurut variabel waktu (6), tempat (3), orang (4, 5), faktor risiko
tertentu (7,8, 9, 10, 11) sesuai kebutuhan analisis, serta Status sakit atau
tidak
Pengumpulan Data Deskriptif
39
40. www.pjj-kesehatan.net
Contoh formulir Perekaman Data Kasus
Pada Populasi KLB-PM
Formulir Perekaman Data Kasus
Nomor
Nama
Tgl/Jam
MulaiSakit
TglBerobat
Gejala*)
Spesimen
Status
Immunisasi
Demma
Bercak
Sesak
nafas
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11
*) jika diperlukan, misal, masih ada keraguan tentang Kasus , sehingga
pada waktu analisis akan dibuat Definisi Operasional Kasus baru
Pengumpulan Data Deskriptif
40
41. www.pjj-kesehatan.net
Analisis Pengumpulan Data Deskriptif
Populasi KLB-KP
Pengumpulan Data Deskriptif
1. Informasi Umum KLB-PM (waktu/tempat
kejadian, jumlah korban/jumlah populasi,
attack rate/CFR, kurva epidemi
2. Informasi spesifik (distribusi korban dan attack
rate menurut tempat, umur, jenis kelamin, dan
faktor risiko tertentu lain
3. Kecenderungan pertambahan korban dan
populasi berisiko
4. Identifikasi Etiologi KLB dan Sumber Penularan
41
43. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Sumber Penularan
43
1. Sumber penularan adalah media dimana virus
atau bakteri (etiologi) itu tinggal dan siap untuk
menulari orang sehat
2. Sumber penularan bisa perlu atau tidak perlu
identifikasi spesifik. Misal campak (umum);
difteri (spesifik tertular oleh siapa).
3. Beberapa penyakit menular dengan media
penularan lingkungan, perlu identifikasi sumber
penularan, misal pada KLB kolera, perlu
identifikasi tempat (air sungai, jajanan, yang
merawat, dsb) sbg sumber penularan
4. Dg diketahuinya sumber penularan, maka upaya
penanggulangan lebih efisien dan efektif
44. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Proses Identifikasi Sumber Penularan
44
1. Membandingkan data deskriptif berorientasi pada
tujuan /dugaan awal sumber keracunan
2. Memanfaatkan masa inkubasi pada penyakit
menular langsung (difteri, influenza, keracunan)
Dugaan Awal Sumber Penularan
Hipotesis Sumber Penularan
Studi Analitik Uji Lab adanya jejak
virus atau bakteri
Riwayat alamiah Penyakit Data Epidemiologi
48. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Penanggulangan KLB-PM(3)
48
1. Surveilans basis data unit pelayanan, sbg
lanjutan pendataan pada penyelidikan
2. Sumber data lain, misal laporan masyarakat
adanya yg sakit berat atau meninggal, ttp tidak
ke unit pelayanan
3. Hal yg sering dilupakan, buat pembahasan
bersama berkala dg petugas di lapangan.
Petugas di lapangan banyak mengenali
kejadian di sekilingnya
SURVEILANS
basis data unit pelayanan/sumber lain
49. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Penanggulangan KLB-PM(4)
49
PENGELOLAAN KASUS dan
CALON KASUS
1. Daerah-daerah rentan (attack rate tinggi
atau faktor risiko tinggi) perlu diletakkan
satuan unit pelayanan, ini sangat prioritas
2. Unit pelayanan dg peralatan memadai dan
sistem rujukan jelas
3. Penyuluhan mengajak masyarakat yg sakit
untuk berobat
4. Kerjasama semua pihak
50. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Penanggulangan KLB-PM(5)
50
1. Prioritas sama dg daerah prioritas
pengelolaan kasus
2. Pada bbrp penyakit menular, pengobatan
kasus adalah pencegahan penularan (kolera,
difteri)
3. Perbaikan gizi dan stamina kelompok rentan
4. Perbaikan lingkungan rentan sbg sumber
penularan di daerah rentan
5. Tindakan perlindungan dari penularan (PHBS)
PENCEGAHAN PENULARAN &
IMUNISASI
52. SKD-KLB
52
• merupakan kewaspadaan terhadap penyakit
berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya
• dengan menerapkan teknologi surveilans
epidemiologi
• dan dimanfaatkan untuk meningkatkan (1) sikap
tanggap kesiapsiagaan, (2) upaya-upaya
pencegahan dan (3) tindakan penanggulangan
kejadian luar biasa yang cepat dan tepat
53. SKD-KLB
Program Penanggulangan KLB
Upaya Penanggulangan KLB
53
Proses manajemen
yang bertujuan
agar KLB tidak lagi
menjadi masalah
kesehatan
masyarakat
Kegiatan untuk
menanggulangi
KLB yang
sedang terjadi
54. Penanggulangan KLB
Penyakit Menular dan Keracunan
KajianEpidemiologi
Perbaikan Kondisi Rentan
SKD
KLB
Penang-
gulangan
KLB
Kesiapsiagaan
menghadapi
KLB
TidakMenjadi
MasaslahKesMas
1
5
3
4
2
PRO
GRA
M
54
55. Umum
– Tidak Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat
Khusus
– Menurunkan Frekuensi
– Menurunkan Jumlah Kasus
– Menurunkan Jumlah Kematian
– Memperpendek Periode
– Memperkecil Penyebaran
55
TUJUAN5
56. Kajian Epidemiologi
Sumber Data
• Laporan Rutin KLB
• Data Penyelidikan
• Data Kesakitan/
Kematian
• Data Laboratorium
• Data Faktor Risiko
• Data Pelayanan
Kesehatan dan
Program
Analisis dan
Interpretasi
Prioritas
KLB
Populasi
Rentan
56
1
57. Tujuan SKD KLB
1. Deteksi Dini KLB
2. Tindakan Cepat
3. Tindakan Efektif
4. Antisipasi (pencegahan dan
pengurangan risiko)
57
3
58. 58
0
30
60
90
1 6 11 16 21 26 31 36
KLB tanpa Kewaspadaan KLB
Tindakan
Lambat
hari
Kasus
potensial
yang dapat
dicegah
Deteksi
Lambat
Kasus
Pertama
3
59. 59
0
30
60
90
1 6 11 16 21 26 31 36
KLB dengan Kewaspadaan KLB
HARI
Kasus
potensial
yang dapat
dicegah
Tindakan
Cepat
Deteksi
Dini
Kasus
Pertama
3
62. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
Konsep Penyelenggaraan SKD-KLB (2)
62
Pening
katan
Kewas
padaan
KLB
Kewaspadaan
Propinsi/Nasional
Kewaspadaan
antar daerah
Unit Kesehatan
Gerakan
Masyarakat
Deteksi Dini
kondisi
rentan KLB
Kesiapsiagaan
Menghadapi KLB
Deteksi dini lap
kewaspadaan
Deteksi Dini
KLB
Tindakan
penanggulangan
KLB cepat & tepat
3
64. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
DISKUSI 4 (90’/45’)
64
Kasus
DBD menjadi masalah, sering terjadi KLB. Perlu
diselenggarakan program penanggulangan KLB
DBD, terutama SKD-KLB DBD
Diskusi
1)Secara teknis, SKD-KLB DBD apa yang
dikerjakan oleh B/BTKLPP dan Dinkes Provinsi
2)Secara teknis, SKD-KLB DBD apa yang
dikerjakan oleh Puskesmas, RS dan Lab.
3)Bahas hubungan antara B/BTKLPP, Dinkes
Prov/Kab/Kota dan RS/Puskesmas dalam rangka
SKD-KLB DBD
65. JBATANFUNGSIONALEPIDKESAHLI
DISKUSI 4 (90’/45’)
65
Kasus
Yellow fever (Yf) menjadi perioritas KKP. Perlu
diselenggarakan program penanggulangan KLB
Yf, terutama SKD-KLB Yf dan respon
Diskusi
1)Secara teknis, SKD-KLB Yf apa yang dikerjakan
oleh Subdit Karkes
2)Secara teknis, SKD-KLB DBD apa yang
dikerjakan oleh KKP
3)Bahas hubungan antara Subdit Karkes dan KKP
dalam rangka SKD-KLB Yf