Tari Remo merupakan salah satu tarian tradisional khas Jawa Timur. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung dan memiliki berbagai gaya busana serta gerakan khas yang dinamis. Upaya melestarikan Tari Remo dilakukan dengan mempelajari sejarah dan cara menarinya serta mengadakan pertunjukan yang menampilkan kesenian tradisional.
50 tarian daerah tradisional nusantara beserta daerah asalnyaAmphie Yuurisman
Teks tersebut merangkum 10 tarian tradisional dari Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing, termasuk asal usul, jumlah penari, kostum, dan alat musik pengiring. Diakhiri dengan penjelasan singkat tentang Tari Reog dari Jawa Timur.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia. Beberapa tari yang disebutkan antara lain Tari Saudati dari Aceh, Tari Tor Tor dari Sumatra Utara, Tari Tanggai dari Sumatra Selatan, Tari Andun dari Bengkulu, Tari Sekapur Sirih dari Jambi, Tari Jangget dari Lampung, Tari Badrong Lesung dari Banten, dan Tari Topeng serta Tari Ondel-ondel dari DKI J
1. Beberapa tarian tradisional daerah di Indonesia meliputi Tari Seudati dari Aceh, Tari Saman Meuseukat, Tari Legong dan Tari Kecak dari Bali, Tari Sekapur Sirih dari Jambi, Tari Topeng Kuncaran dari Jawa Barat, Tari Serimpi dari Jawa Tengah, Tari Remong dari Jawa Timur, Tari Monong dan Tari Zapin Tembung dari Kalimantan Barat, Tari Baksa Kembang dari Kalimantan Selatan, serta
Tari Remo merupakan salah satu tarian tradisional khas Jawa Timur. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung dan memiliki berbagai gaya busana serta gerakan khas yang dinamis. Upaya melestarikan Tari Remo dilakukan dengan mempelajari sejarah dan cara menarinya serta mengadakan pertunjukan yang menampilkan kesenian tradisional.
50 tarian daerah tradisional nusantara beserta daerah asalnyaAmphie Yuurisman
Teks tersebut merangkum 10 tarian tradisional dari Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing, termasuk asal usul, jumlah penari, kostum, dan alat musik pengiring. Diakhiri dengan penjelasan singkat tentang Tari Reog dari Jawa Timur.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia. Beberapa tari yang disebutkan antara lain Tari Saudati dari Aceh, Tari Tor Tor dari Sumatra Utara, Tari Tanggai dari Sumatra Selatan, Tari Andun dari Bengkulu, Tari Sekapur Sirih dari Jambi, Tari Jangget dari Lampung, Tari Badrong Lesung dari Banten, dan Tari Topeng serta Tari Ondel-ondel dari DKI J
1. Beberapa tarian tradisional daerah di Indonesia meliputi Tari Seudati dari Aceh, Tari Saman Meuseukat, Tari Legong dan Tari Kecak dari Bali, Tari Sekapur Sirih dari Jambi, Tari Topeng Kuncaran dari Jawa Barat, Tari Serimpi dari Jawa Tengah, Tari Remong dari Jawa Timur, Tari Monong dan Tari Zapin Tembung dari Kalimantan Barat, Tari Baksa Kembang dari Kalimantan Selatan, serta
Berikut adalah ringkasan singkat dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional yang ada di berbagai provinsi di Indonesia, mencakup asal usul, latar belakang cerita, dan makna symbolik dari masing-masing tari. Sejumlah besar tari yang dijelaskan meliputi Tari Seudati dari Aceh, Tari Legong dari Bali, hingga Tari Serimpi dari Yogyakarta.
Tari Saman merupakan tarian tradisional dari Aceh yang diciptakan pada abad ke-14 oleh Syekh Saman sebagai media dakwah. Awalnya hanya permainan rakyat, kini menjadi tarian yang menampilkan gerakan serentak dan diiringi syair-syair berisi petuah agama."
Tari Campak adalah tarian tradisional dari Bangka Belitung yang menggambarkan keceriaan masyarakat setelah panen padi. Tarian ini diiringi alat musik seperti akordion, gendang, biola, dan gong sambil menyanyikan pantun. Penari memakai kostum tradisional dan dipengaruhi budaya Eropa. Tari Campak biasanya ditampilkan dalam acara adat dan pernikahan.
Propinsi Sumatera Utara dihuni oleh 8 etnis asli yaitu Melayu, Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pesisir, Simalungun, Pakpak, dan Nias. Masing-masing etnis memiliki tarian tradisional yang mencerminkan budaya dan sejarahnya.
Makalah ini membahas 20 jenis tarian tradisional yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing yang mencerminkan budaya dan sejarahnya. Tarian-tarian tersebut antara lain Tari Seudati dari Aceh, Tari Legong dari Bali, Tari Andun dari Bengkulu, Tari Topeng dari Jakarta, Tari Sekapur Sirih dari Jambi, dan Tari Topeng Kuncaran dari Jawa Barat
Tari berpasangan dan kelompok daerah Sulawesi Selatan membutuhkan kerja sama dan komunikasi antar penari. Tari berpasangan dapat dilakukan oleh pasangan laki-laki dan perempuan atau sesama jenis, sedangkan tari kelompok lebih menekankan kekompakan tiga orang penari atau lebih. Gerak, musik, dan pola lantai yang bervariasi membuat tari-tari tersebut dinamis dan menarik.
Tarian Sekapur Sirih berasal dari provinsi Jambi dan Riau. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu besar dengan gerakan lembut serta iringan musik dan syair yang menyambut tamu dengan keramahan. Tarian ini diciptakan pada tahun 1962 oleh Firdaus Chatab dan ditata ulang pada 1967 oleh OK Hendri BBA.
Tari Tanggai dan Enggang keduanya menggunakan properti pada tangan, yaitu kuku palsu pada jari untuk Tanggai dan bulu burung Enggang pada empat jari. Keduanya juga memiliki ruang gerak yang umum dan memakai kostum khas daerah masing-masing.
Reog adalah tarian tradisional dari Ponorogo, Jawa Timur yang masih dipengaruhi nilai-nilai mistis. Terdiri dari beberapa elemen seperti Jathil Jathil, Warok, Barongan, Klono Sewandono, dan Bujang Ganong.
Rumah Adat & Tarian Tradisional Pulau Sumateraagrifinaamanda
Dokumen tersebut membahas tentang tarian tradisional dari beberapa provinsi di Indonesia seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, serta rumah adat dari masing-masing provinsi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan ciri khas gerakan, makna, dan sejarah masing-masing tarian tradisional serta gambaran umum tentang bentuk dan fungsi rumah adat di setiap daerah.
Tari Remo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur dan diciptakan oleh pengamen tari pada masa lalu. Gerakannya dinamis dengan lonceng di kaki dan diiringi musik gamelan. Ada beberapa gaya busana untuk tari ini tergantung daerah asal.
Dokumen tersebut membahas tentang tarian dan pakaian adat dari berbagai provinsi di Indonesia. Mulai dari Aceh (Tari Saman dan pakaian Ulee Balang), Sumatera Utara (Tari Tor-Tor dan pakaian Ulos), hingga Papua (Tari Musyoh dan pakaian adat Manawou). Informasi mengenai ciri khas, sejarah singkat, dan fungsi sosial budaya dari masing-masing tarian dan pakaian adat dipaparkan secara jelas dalam dokumen ter
Tari Sigeh Penguten adalah tari tradisional dari suku Pepadun di Lampung yang ditarikan oleh kelompok penari wanita ganjil. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu agung dengan menyuguhkan tapak berisi sirih pinang. Penari memakai berbagai hiasan seperti mahkota siger, kain tapis, cincin, gelang, dan kalung yang melambangkan budaya Lampung. Tari ini diiringi alat musik khas Lampung seperti talo bal
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas 12 tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan beberapa tarian tradisional dari Jawa Barat serta Jawa Timur, termasuk di antaranya Tari Serimpi, Tari Bambang Cakil, Tari Bedhaya Ketawang, Tari Gambyong, Tari Bondan Payung, Tari Beksan Wireng, Tari Kuda Lumping, Tari Kethek Ogleng, Tari Jlantur, Tari Prawirogun
Berikut adalah ringkasan singkat dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional yang ada di berbagai provinsi di Indonesia, mencakup asal usul, latar belakang cerita, dan makna symbolik dari masing-masing tari. Sejumlah besar tari yang dijelaskan meliputi Tari Seudati dari Aceh, Tari Legong dari Bali, hingga Tari Serimpi dari Yogyakarta.
Tari Saman merupakan tarian tradisional dari Aceh yang diciptakan pada abad ke-14 oleh Syekh Saman sebagai media dakwah. Awalnya hanya permainan rakyat, kini menjadi tarian yang menampilkan gerakan serentak dan diiringi syair-syair berisi petuah agama."
Tari Campak adalah tarian tradisional dari Bangka Belitung yang menggambarkan keceriaan masyarakat setelah panen padi. Tarian ini diiringi alat musik seperti akordion, gendang, biola, dan gong sambil menyanyikan pantun. Penari memakai kostum tradisional dan dipengaruhi budaya Eropa. Tari Campak biasanya ditampilkan dalam acara adat dan pernikahan.
Propinsi Sumatera Utara dihuni oleh 8 etnis asli yaitu Melayu, Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Pesisir, Simalungun, Pakpak, dan Nias. Masing-masing etnis memiliki tarian tradisional yang mencerminkan budaya dan sejarahnya.
Makalah ini membahas 20 jenis tarian tradisional yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing yang mencerminkan budaya dan sejarahnya. Tarian-tarian tersebut antara lain Tari Seudati dari Aceh, Tari Legong dari Bali, Tari Andun dari Bengkulu, Tari Topeng dari Jakarta, Tari Sekapur Sirih dari Jambi, dan Tari Topeng Kuncaran dari Jawa Barat
Tari berpasangan dan kelompok daerah Sulawesi Selatan membutuhkan kerja sama dan komunikasi antar penari. Tari berpasangan dapat dilakukan oleh pasangan laki-laki dan perempuan atau sesama jenis, sedangkan tari kelompok lebih menekankan kekompakan tiga orang penari atau lebih. Gerak, musik, dan pola lantai yang bervariasi membuat tari-tari tersebut dinamis dan menarik.
Tarian Sekapur Sirih berasal dari provinsi Jambi dan Riau. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu besar dengan gerakan lembut serta iringan musik dan syair yang menyambut tamu dengan keramahan. Tarian ini diciptakan pada tahun 1962 oleh Firdaus Chatab dan ditata ulang pada 1967 oleh OK Hendri BBA.
Tari Tanggai dan Enggang keduanya menggunakan properti pada tangan, yaitu kuku palsu pada jari untuk Tanggai dan bulu burung Enggang pada empat jari. Keduanya juga memiliki ruang gerak yang umum dan memakai kostum khas daerah masing-masing.
Reog adalah tarian tradisional dari Ponorogo, Jawa Timur yang masih dipengaruhi nilai-nilai mistis. Terdiri dari beberapa elemen seperti Jathil Jathil, Warok, Barongan, Klono Sewandono, dan Bujang Ganong.
Rumah Adat & Tarian Tradisional Pulau Sumateraagrifinaamanda
Dokumen tersebut membahas tentang tarian tradisional dari beberapa provinsi di Indonesia seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, serta rumah adat dari masing-masing provinsi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan ciri khas gerakan, makna, dan sejarah masing-masing tarian tradisional serta gambaran umum tentang bentuk dan fungsi rumah adat di setiap daerah.
Tari Remo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur dan diciptakan oleh pengamen tari pada masa lalu. Gerakannya dinamis dengan lonceng di kaki dan diiringi musik gamelan. Ada beberapa gaya busana untuk tari ini tergantung daerah asal.
Dokumen tersebut membahas tentang tarian dan pakaian adat dari berbagai provinsi di Indonesia. Mulai dari Aceh (Tari Saman dan pakaian Ulee Balang), Sumatera Utara (Tari Tor-Tor dan pakaian Ulos), hingga Papua (Tari Musyoh dan pakaian adat Manawou). Informasi mengenai ciri khas, sejarah singkat, dan fungsi sosial budaya dari masing-masing tarian dan pakaian adat dipaparkan secara jelas dalam dokumen ter
Tari Sigeh Penguten adalah tari tradisional dari suku Pepadun di Lampung yang ditarikan oleh kelompok penari wanita ganjil. Tarian ini biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu agung dengan menyuguhkan tapak berisi sirih pinang. Penari memakai berbagai hiasan seperti mahkota siger, kain tapis, cincin, gelang, dan kalung yang melambangkan budaya Lampung. Tari ini diiringi alat musik khas Lampung seperti talo bal
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas 12 tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan beberapa tarian tradisional dari Jawa Barat serta Jawa Timur, termasuk di antaranya Tari Serimpi, Tari Bambang Cakil, Tari Bedhaya Ketawang, Tari Gambyong, Tari Bondan Payung, Tari Beksan Wireng, Tari Kuda Lumping, Tari Kethek Ogleng, Tari Jlantur, Tari Prawirogun
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai seni tari, mulai dari pengertian tari, unsur dasar tari yang terdiri dari gerak, ruang, waktu dan tenaga, jenis-jenis tari yang dibedakan menurut koreografi, fungsi, dan tema/isi seperti tari rakyat, klasik, kreasi baru, modern, hiburan, upacara, pertunjukan, pantomim, erotik dan kepahlawanan.
Dokumen ini menyajikan ringkasan singkat tentang 11 jenis tari tradisional Indonesia dari berbagai daerah, termasuk tari Merak dari Jawa Barat, tari Piring dari Sumatera Barat, tari Saman dari Aceh, tari Zapin dari Riau, tari Pendet dari Bali, tari Selampit Delapan dari Jambi, tari Cokek dari Banten, dan tari Sajojo dari Papua, dengan menjelaskan asal daerah, kostum, gerak
Tiga kumpulan etnik terbesar di Malaysia ialah Melayu, Cina dan India. Sabah dan Sarawak juga mempunyai pelbagai kumpulan etnik peribumi dengan budaya dan warisan yang unik.
Dokumen tersebut berisi informasi tentang sembilan jenis tari yang ditampilkan dalam suatu pergelaran tari. Setiap tari memiliki ciri khas berdasarkan gerakan, iringan musik, busana, tata rias, dan propertinya. Jenis tari tersebut terdiri dari tari tradisional, kreasi baru, modern, serta klasik. Fungsi utama tari-tari tersebut adalah sebagai hiburan, pertunjukan, dan upacara keagama
Teks tersebut membahas tentang negosiasi antara manajer klub sepak bola dengan pemain sepak bola untuk mentransfer pemain tersebut ke klubnya dengan melakukan proses tawar menawar gaji dan fasilitas.
Teks tersebut membahas proses kreasi seni tari baru bertema kupu-kupu untuk anak TK. Tari ini dibuat dengan mengambil unsur gerak binatang dan iringan musik anak-anak sesuai karakter anak. Prosesnya meliputi eksplorasi ide, improvisasi gerak, dan evaluasi hingga terbentuk tata panggung, kostum, dan iringan yang sesuai. Tari ini bertujuan mengajarkan sosialisasi dan meny
Dokumen tersebut membahas ragam seni tari mancanegara dari berbagai belahan dunia seperti India, Korea, Eropa, dan Timur Tengah. Ragam gerak tari mancanegara dibedakan menjadi tari klasik yang lebih lembut didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang lebih dinamis didukung kaum buruh. Tarian-tarian terkenal di antaranya tari Odissi dari India, Seungmu dan Buchaechum dari Korea, Flamenco
Kesenian Sintren adalah tarian tradisional Jawa yang berasal dari cerita cinta Sulasih dan Sulandono. Pertunjukan Sintren diawali dengan proses pembentukan Sintren oleh Pawang, meliputi pemakaian kostum, tarian, dan akrobatik diiringi lagu tradisional. Kesenian ini digunakan untuk berbagai upacara adat dan hiburan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang seni tari tradisional di Indonesia, termasuk pengertian seni tari, jenis-jenis tari tradisional seperti tari tunggal, berpasangan, dan tokoh-tokoh penting yang berperan dalam perkembangan seni tari di Jawa Timur seperti AM Munardi, Munali Fatah, dan Soenarto AS.
Teks tersebut membahas tentang seni tari tradisional di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Teks tersebut menjelaskan pengertian seni tari, jenis-jenis tari tradisional seperti tari tunggal, berpasangan, dan multipemain. Teks tersebut juga memperkenalkan tokoh-tokoh penting yang telah banyak berkontribusi dalam perkembangan seni tari di Jawa Timur seperti AM Munardi, Munali Fatah, Soenarto AS,
1. Gamelan umumnya digunakan sebagai iringan tari, upacara adat, pertunjukan seni, wayang, dan acara pernikahan. Gamelan hanya dimainkan pada kesempatan khusus.
2. Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Terdapat juga komunitas Tionghoa, Arab, Sunda dan Samin.
3. Tari rakyat tumbuh dari budaya lokal dan diturunkan secara turun temurun. Memiliki gerak, ri
Dokumen tersebut membahas sejarah dan jenis-jenis tari tradisional di Jawa Tengah. Ada tiga jenis tari yaitu klasik seperti Bedhaya dan Gambyong, tradisional seperti Kuda Lumping dan Jathilan, serta kreasi baru seperti Tari Prawiroguno. Tari-tari tersebut mencerminkan budaya Jawa serta digunakan untuk berbagai keperluan seperti hiburan, ritual, dan religius.
Opera Peking dari Cina merupakan salah satu bentuk drama tradisional terkenal yang berasal pada abad ke-18. Drama ini menggabungkan unsur-unsur seperti lagu rakyat, dialog lokal, tarian, dan musik tradisional. Para pemainnya memiliki peran khusus seperti laki-laki, perempuan, karakter berwajah dirias, dan pelawak. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, hanya pemain pria yang diperbolehkan
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis tari tradisional di Indonesia dan India. Terdapat penjelasan singkat mengenai ciri khas, asal, dan gerakan dasar dari Tari Wayang, Tari Topeng, Tari Pendet, Tari Ngremo, Tari Odissi dan Tatkhali dari India, serta Tari Kipas.
Teks tersebut memberikan informasi mengenai beberapa jenis kesenian tradisional Indonesia seperti wayang orang, ketoprak, ludruk, srandul, randai, dan longser. Kesenian-kesenian tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan memiliki ciri khas masing-masing dalam hal cerita, alat musik, kostum, dan cara penyajiannya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Tari Linda merupakan salah satu tarian tradisional di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara yang telah berkembang selama berabad-abad. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh gadis remaja pada upacara adat karia untuk merayakan masuknya mereka ke dewasa. Namun saat ini, tari Linda juga sering ditampilkan dalam berbagai acara hiburan dan promosi pariwisata daerah
1. Tari Saman berasal dari Aceh dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada 2011. Tarian ini digunakan untuk menyampaikan pesan agama dan mengandung nilai-nilai keagamaan, sopan santun, dan kekompakan.
2. Pulau Komodo terletak di Nusa Tenggara Barat dan terkenal sebagai habitat kadal monitor raksasa Komodo. Pulau ini juga merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo.
3. Tari Gamby
Dokumen tersebut membahas berbagai tarian tradisional di Indonesia, termasuk Tari Cendrawasih dari Bali, Tari Bedhaya Ketawang dari Jawa, Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan, Tari Golek Menak dari Yogyakarta, Tari Rantak dari Sumatera Barat, dan Tari Kebyar Duduk dari Bali.
Danny, an elephant calf, was known for frequently lying which upset his parents and brother Andy. One day while drinking from a river, Danny slipped and fell in. He yelled for help but due to his history of lying, no one came to his aid except Andy. Andy saved Danny from drowning, and Danny promised to never lie again.
Two brave ants, Riandi and Anggara, plotted to overthrow the locusts who forced their ant colony to work and took their food. After the young king died of starvation, the ants were convinced to fight for their freedom. Riandi created weapons while Anggara devised a battle plan. They launched a surprise night attack that killed many locusts
The document summarizes two Indonesian folktales, Timun Mas and Malin Kundang. In Timun Mas, a couple is granted a child named Timun Mas by a monster named Buto Ijo in exchange for sacrificing her when she grows up. Timun Mas outsmarts Buto Ijo three times using seeds and tools that magically transform, ultimately turning salt into an ocean to drown the monster. In Malin Kundang, a poor boy named Malin becomes a rich sailor but rejects his mother when they reunite, angering her so much that she curses him to turn into stone.
Dokumen tersebut berisi soal-soal statistika tentang data nilai, berat badan, tinggi badan, dan pendapatan. Di antaranya adalah menghitung nilai rata-rata, median, modus, desil, dan simpangan baku dari berbagai data yang diberikan.
Enzim adalah biokatalisator yang dihasilkan sel hidup untuk mempercepat reaksi kimia, terdiri dari protein dan gugus aktivator seperti koenzim dan kofaktor. Reaksi enzimatis mengikuti aturan "gembok dan kunci" dimana enzim dan substrat harus cocok untuk reaksi terjadi. Ada dua jenis enzim, yaitu konstitutif yang selalu ada dan adaptif yang diinduksi substrat. Inhibitor dapat menghambat enzim, sepert
The story is about a fisherman's son named Malin Kundang who leaves his poor mother to become a successful merchant. Years later when Malin returns as a rich man, he denies knowing his mother. When she embraces him, he repels her. Heartbroken and angry, Malin's mother curses him. A big storm then destroys Malin's ship and turns him into a stone statue as punishment for denying his origins and mother. To this day, people sometimes hear crying during storms which is believed to be the spirit of Malin remorseful for his actions.
This document summarizes four Indonesian folktales:
1) Timun Mas tells the story of a girl named Timun Mas who uses magic seeds and tools to escape a monster and save her village.
2) Malin Kundang is about a boy who becomes wealthy but disowns his mother, causing her to curse him into turning into stone.
3) Sangkuriang involves a prince who turns into a dog and is accidentally killed by his son, leading to conflicts between the son and his mother.
4) Danau Toba tells the story of a fisherman named Toba whose wife and son turn back into fish and flood the land, forming Lake Toba.
Indah introduces her small family which consists of her mother, two sisters, brother, and herself. Her father passed away when she was young but she has fond memories of him. Her mother runs a small shop from their home and cares for the family with love. Her siblings each have their own jobs or activities. Though they sometimes fight, Indah expresses her deep affection for her entire family, especially her mother.
Ada beberapa jenis sistem informasi yang umum digunakan perusahaan, yaitu sistem informasi akuntansi, manufaktur, SDM, keuangan, dan pemasaran. Sistem informasi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat organisasi, area fungsional, dukungan yang diberikan, dan arsitektur sistem. Komponen utama sistem informasi adalah input, model, output, teknologi, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, dan kontrol.
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahFirdika Arini
Dokumen tersebut membahas sejarah masa Daulah Bani Umayyah setelah kekuasaan Khulafaur Rasyidin. Bani Umayyah merupakan keluarga kaya dan berpengaruh di Mekkah sebelum masuk Islam. Mereka kemudian memegang kekuasaan setelah Perang Siffin dan mendirikan pemerintahan dinasti di bawah kepemimpinan Muawiyah. Pemerintahan Bani Umayyah berbeda gaya dengan pendahulunya dan lebih
Dokumen tersebut berisi tentang materi biologi SMA/MA, di antaranya:
1. Reaksi penolakan tubuh setelah transplantasi hati yang memerlukan pendekatan biologis.
2. Spesies bakteri Rhizobium leguminosarum yang bisa mengikat nitrogen bebas.
3. Contoh protista yang termasuk kelompok Ciliata.
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikanFirdika Arini
Dokumen tersebut membahas beberapa materi biologi seperti organel sel, jaringan tumbuhan, proses pencernaan, dan sistem reproduksi manusia. Secara singkat, dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep-konsep dasar biologi pada tingkat sel, jaringan, organ, dan sistem organisme hidup.
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikanFirdika Arini
Teks tersebut memberikan beberapa soal pilihan ganda mengenai konsep-konsep biologi pada tingkat SMA/MA. Soal-soal tersebut meliputi topik anatomi, fisiologi, genetika, ekologi, dan evolusi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. JENIS-JENIS TARI
Dari daerah Jawa Tengah
1. TARI LANGEN ASMARA
Tari Langen Asmara adalah tari tradisi gaya Surakarta. Tari ini dapat ditijau dari
beberapa segi yang dapat diamati misalnya dari segi estetis atau segi historisnya (
sejarah) dan lain-lain. Penulisan penelitian ini lebih memfokuskan pada tari Langen
Asmara yang ditinjau dari segi koreografinya. Dalam melakukan pembahasan
koreografi yang dikemukakan oleh Soedarsono. Kemudian dalam melakukan
penelitian menggunakan metode deskriptif analisisi dengan cara pengumpulan data,
sirvey, observasi, wawancara dan studi pustaka. Metode digunakan sebagai cara
dalam melakukan penelitian sedangkan konsep dan teori dipakai sebagai pisau analisa
dan menganalisa koreogafi tari Langen Asmara. Tari Langen Asmara oleh Sunarno
Purwoleleono pada tahun 1993.Tari ini disusun untuk menambah materi tari pasihan
gaya surakarta serta guna materi ujian Hartoyo Di Taman Budaya Surakarta. Penari
pertama tari Langen Asmara adalah Hartoyo dan Sri Atma Lestari. Bentuk sajian tari
Langen Asmara terdiri dari beberapa unsure seperti gerak, rias, busana, pola lantai,
iringan ( gendhing beksan). Berdasarkan unsure-unsur bentuk sajian ini, ternyata
merypakan penjabaran dari elemen-elemen pada koreogafi menurut konsep koreogafi
yang ditemukan oleh Soerdarsono. Melihat struktur sajian dalam tari Langen Asmara,
ternyata dapat disimpulkan bahwa tari Langen Asmara digolongkan dalam genre tari
pasihan gaya Surakarta. Tari langen Asmara merupakan salah satu komposisi tari
pasangan yang bertemakan percintaan dimana dalam tari tidak terdapat konflik. Inilah
yang menjadi cirri khas dari tari Langen Asmara menggambarkan sepasang kekasih
yang sedang memadu kasih, bersenang-senang. Bentuk sekarnya pun banyak yang
dilakukan secara bersamaan dan memiliki makna tertentu untuk penggambaran
suasana dan maksud. Pemakaian bentuk sanggul kadal menek merupakan daya tarik
tersendiri pada tari Langen Asmara selain penerapan pola geraj penggabungan gerak
gaya surakarta dengan gaya Yogyakarta. Tema dan amanat yang ditampilkan mudah
dimengerti karena penampilanya diwujudkan melalui gerak tari dan garapan pola
lantai yang dimemiliki kekhasan sebagai tari pasihan. Tari Langen Asmara
diharapkan mampu memberikan motivasi untuk penciptaan
jenis karya ajar yang bertema pasihan serta diharapkan untuk selalu dipakai sebagai
bahan ajar dalam kampus ISI Surakarta Fakultas Seni.
2. TARI DRIASMARA
Tari driasmara merupakan salah satu bentuk tari pasangan yang ditarikan oleh seorang
penari putra dan putri, tari driasmara bertemakan langen asmara atau percintaan antara
Panji Asmara Bangun dengan Dewi Sekartaji. Tari ini disusun oleh Sunarno
Purwolelono pada tahun 1976. Tahun1980 tari ini disusun kembali oleh Wahyu
2. Santosa Prabowo, Nora Kustantina Dewi dibantu oleh Rusini untuk penataran
Pamong Kesenian se-Jawa Tengah di PKJT Sasono Mulyo Baluwarti Surakarta.
Adegan/tarian untuk Prabu Kelana digarap oleh Sunarno Purwolelana, adegan/tarian
panji (alusan) digarap oleh Wahyu Santoso Prabowo, dan untuk adegan Candra
Kirana digarap oleh Sunanro Purwolelana. Untuk gendhing pengiringnya digarap oleh
Martopangrawit, dan pada perekaman digubah oleh Rahayu Supanggah.
Berangkat dari drama tari yang berjudul Panji Asmara, mengambil cerita panji dengan
tokoh Prabu Kelana, Candra Kirana, dan Panji Asmara Bangun, berproses di Sasana
Mulyo, adapun penarinya adalah Sunarno Purwolelono sebagai Prabu Kelana, Wahyu
Santoso Prabowo sebagai Panji Asmara Bangun dan Utami Retno Asih sebagai
Candra Kirananya. Drama tari tersebut dipentaskan di acara pernikahan Sal
Mugiyanto. Dari drama tari tersebut dipethil/ diambil adegan Candra Kirana dan Panji
Asmara Bangun (adegan pasihan/percintaan antara Candra Kirana dan Panji Asmara),
dari adegan tersebut jadilah tari pasihan. Setelah tersusun menjadi tari pasihan tokoh
Panji dan Candra Kirana dihilangkan (tidak harus menceritakan Panji Asmara Bangun
dan Candra Kirana).
Driasmara berasal dari kata driya yang bearti hati dan asmara yang berarti asmara,
driasmara dimaksudkan hati yang sedang dilanda asmara. Rasa yang muncul/
terkandung dari tariDriasmara yaitu romantis, penuh kasih, saling mengasihi satu
sama lain, cinta kasih. Tari driasmara menggambarkan sepasang kekasih yang sedang
memadu cinta, melambangkan suatu hubungan percintaan antara dua orang yang
berlawanan jenis. Pada dasarnya tari ini menggambarakan bermacam-macam
perasaan manusia yang terlibat dalam suatu percintaan. Sebagai contoh perasaan
sayang, kangen selalu ingin bertemu dan bersama dengan kekasihnya serta tidak ingin
membaginya dengan orang lain. Rasa kangen dan penggambaraan kerinduan yang
mendalam pada tokoh wanita dirasakan pada gendhing kinanthi sandhung. Rasa
damai dan tenteram dirasakan pada gendhing sekar macapat mijjil. Kebar
memunculkan rasa senang dan mesra yang menggambarkan sepasang kekasih yang
bercinta.
3. Tari Bambangan Cakil
Tari Bambang Cakil merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya
Jawa Tengah. Tarian ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam
pementasan Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang.
Tari Bambangan Cakil
Tari ini menceritakan perang antara ksatria melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh
yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh
yang kasar dan bringas.
Didalam pementasan wayang Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar
tengah-tengah atau di Pathet Sanga. Perang antara Ksatria (Bambangan) melawan
raksasa ini sangat atraktif, dalam adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat
penilaian seorang dalang dalam menggerakkan wayang.
3. Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan,
keangkara murkaan pasti kalah dengan kebaikan.
4. TARI SERIMPI
SEJARAH TARI SERIMPI
Serimpi sama artinya dengan bilangan empat. Kata Srimpi menurut bahasa jawa
artinya "impi atau mimpi". Tarian Serimpi merupakan tarian yang berasal dari
Yogyakarta. Tarian ini ditarikan oleh 4 orang putri yang diiringi oleh musik gamelan
Jawa. Gerakan tangan dari sang penari yang lambat dan gemulai adalah ciri khas dari
tarian Serimpi Yogyakarta. Dari ke 4 putri tersebut, masing-masing melambangkan
unsur dunia, yaitu : grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah). Hal
dimaksud melambangkan asal usul terjadinya manusia dan juga melambangkan 4
penjuru mata angin. Pada dasarnya tari Serimpi ini mengambarkan sifat baik dan sifat
buruk. Manusia diajarkan untuk selalu berbuat baik sebagai bekal menghadap Sang
Pencipta. Dari ke 4 putri tersebut masing-masing mempunyai nama yaitu : Batak,
Gulu, Dhada dan Buncit.
Legenda Tari Serimpi muncul pertama kali di masa kejayaan Kerajaan Mataram yang
diperintah oleh Sultan Agung (1613-1646). Tarian ini hanya dipentaskan dalam
lingkungan kraton sebagai acara ritual kenegaraan sampai peringatan naik takhta
sultan. Kerajaan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan
Surakarta pada tahun 1775.
Di Kesultanan Yogyakarta, tarian Serimpi digolongkan menjadi 3 yaitu Serimpi
Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Di Kesultanan Surakarta, tarian
Serimpi digolongkan menjadi 2 yaitu Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.
Macam-macam tari Serimpi :
1. Tari Serimpi Cina
Salah satu jenis tari putri klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ada
kekhususan pada tari Serimpi cina, yaitu busana para penari menyesuaikan dengan
pakaian cina.
2. Tari Serimpi Padhelori
Diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VI dan VII. Properti yang digunakan
dalam tarian ini berupa pistol dan cundrik. Membawakan cerita petikan dari Menak,
ialah perang tanding Dewi Sirtu Pelaeli dan dewi Sudarawerti. Tari Serimpi Padhelori
mempergunakan lagu pengiring utama Gending Pandhelori.
3. Tari Serimpi Pistol
Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
4. Hamengku Buwana VII. Kekhususan tarian ini terletak pada properti yang digunakan
yaitu pistol.
4. Tari Serimpi Merak Kasimpir
Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
Hamengku Buwana VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan
jemparing. Gending yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Merak
Kasimpir adalah Gending Merak Kasimpir.
5. Tari Serimpi Renggawati
Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan
Hamengku Buwana V. Penari Serimpi Renggawati berjumlah 5 orang. Membawakan
cerita petikan dari Angling Darmo yang magis, dengan menggunakan tambahan
properti sebatang pohon dan seekor burung mliwis putih.
6. Tari Serimpi Pramugari
Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, merupakan hasil ciptakan Sultan
Hamengku Buwana VII. Tarian ini menggunakan properti pistol. Gending yang
dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Pramugrari adalah Gending Pramugrari.
7. Tari Serimpi Sangopati
Tarian ini dimainkan oleh dua orang penari wanita. Tarian srimpi sangopati karya
Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang
memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama
Srimpi Sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari kata sang apati, sebuah
sebutan bagi calon pengganti raja. Tarian ini melambangkan bekal untuk kematian
(dari arti Sangopati) diperuntukan kepada Belanda.
8. Tari Serimpi Anglirmendhung
Menurut R.T. Warsadiningrat, Anglirmedhung ini digubah oleh
K.G.P.A.A.Mangkunagara I. Semula terdiri atas tujuh penari, yang kemudian
dipersembahkan kepada Sinuhun Paku Buwana. Tetapi atas kehendak Sinuhun Paku
Buwana IV tarian ini dirubah sedikit, menjadi Srimpi yang hanya terdiri atas empat
penari saja.
9. Tari Serimpi Ludira Madu
Tari Srimpi Ludira Madu ini diciptakan oleh Paku Buwono V ketika masih menjadi
putra mahkota Keraton Surakarta dengan gelar sebutan Kanjeng Gusti Pangeran
Adipati Anom.Tarian ini diciptakan untuk mengenang ibunda tercinta yang masih
keturunan Madura, yaitu putri Adipati Cakraningrat dari Pamekasan. Ketika sang ibu
meninggal dunia, Pakubuwono V masih berusia 1 ½ tahun , dan masih bernama Gusti
Raden Mas Sugandi. Jumlah penari dalam tarian ini adalah 4 orang putri. Dalam
tarian ini digambarkan sosok seorang ibu yang bijaksana dan cantik seperti jelas
dituliskan pada syair lagu Srimpi Ludira Madu. Nama Ludira Madu diambil dari
5. makna Ludira Madura yang berarti "Darah/ keturunan Madura".
5. Tari Sintren
Sintren adalan kesenian tradisional masyarakat Pekalongan dan sekitarnya. Sintren
adalah sebuah tarian yang berbau mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta
Sulasih dan Sulandono.Tersebut dalam kisah bahwa Sulandono adalah putra Ki
Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu
kasih dengan Sulasih, seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara
tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso. Akhirnya R.Sulandono pergi bertapa
dan Sulasih memilih menjadi penari.
Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung malalui
alam goib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang pada saat meninggal
jasadnya raib secara goib, yaitu dengan cara bahwa pada setiap acara dimana Sulasih
muncul sebagai penari maka Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ke tubuh
Sulasih,pada saat itu pula R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh ibunya
untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan diantara Sulasih dan R.Sulandono,
yaitu dengan cara bahwa pada setiap acara dimana Sulasih muncul sebagai penari
maka Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula
R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh ibunya untuk menemui Sulasih dan
terjadilah pertemuan diantara SulasihdanR.Sulandono.
Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren,sang penari pasti dimasuki roh
bidadari oleh pawangnya, dengan cacatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang
penari betul-betul masih dalam keadaan suci (perawan). Sintren diperankan oleh
seorang gadis yang masih suci, dibantu pawang dan diiringi gending 6 orang, sesuai
pengembangan tari sintren sebagai hiburan budaya maka dilengkapi dengan penari
pendamping dan bador (lawak).
Dari daerah Jawa Barat
1. Tari Topeng Kelana Cirebon
Tari topeng dari Cirebon, merupakan salah satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut
tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng disaat menari. Tari topeng ini sendiri
banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita
yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau
bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah Tari topeng kelana kencana wungu
merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu
yang dikejar-kejar oleh prabu Menakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya
masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan
manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun
anggun. Menakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter
yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.
2. Tari Jaipongan
6. Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman
asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya
adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola
gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan,
pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup
memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama
Jaipongan
3. Tari Topeng Tumenggung Priangan Bandung
Tari Topeng Tumenggung adalah tarian yang bersal dari jawa barat, dalam topeng
Tumenggung sesaat terasa nuansa atmosfir pada musik karawitan Priangan. Pada tari topeng
Tumenggung ini pula diiringi oleh juru kawih/sinden. Iringan musik terasa berbeda, kendang
sebagai pembungkus irama gerak tari ditabuh dengan ditepak, seperti pola kendang pada
tepak kendang tari gaya Priangan.
4. Tari Topeng Udheng Indramayu
Tari topeng hasil pengembangan Tari Kelana yang diciptakan oleh maestro tari
topeng Indramayu,yaitu Mimi Rasinah.
Dari daerah Jawa Timur
1. Tari Jejer Gandrung
Tari jejer gandrung merupakan salah satu kebudayaan tradisional yang ada di daerah
Kabupaten Banyuwangi. Jejer Gandrung itu sendiri berasal dari bahasa osing (bahasa asli
banyuwangi) yang artinya “Jejer” adalah ditampilkan dan “Gandrung” adalah senang. Jadi
trai jejer gandrung adalah tari yang ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu atau undangan
yang berkunjung ke Banyuwangi.
Tari jejer gandrung berasal di daerah Kemiren yaitu didaerah kaki gunung Ijen. Tari ini
dimainkan oleh beberapa remaja putri dengan serasi, elok dan menawan.
2. Tari Reog Ponorogo
Cerita reog yang terkandung di dalam reog ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya
berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani
prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Bujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada
putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima
cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Maka terciptalah
reog ponorogo. Gerakan-gerakan dalam tari reog ponorogo menggambarkan tingkah polah
manusia dalam perjalanan hidup mulai lahir, hidup, hingga mati. Filosofinya sangat dalam.
Komponen Penari dalam Reog
Ada 5 komponen penari dalam tari Reog Ponorogo, yaitu: 1. Prabu Kelono Sewandono 2.
Patih Bujangganong 3. Jathil 4. Warok 5. Pembarong
1. Prabu Kelono Sewandono Prabu Kelono Sewandono ini adalah tokoh utama dalam tari
Reog Ponorogo. Beliau digambarkan sebagai seorang Raja yang gagah berani dan bijaksana,
digambarkan sebagai manusia dengan sayap dan topeng merah. Beliau memiliki senjata
pamungkas yang disebut Pecut Samandiman.
2. Patih Bujangganong Patih bujangganong adalah patih dari Prabu Kelono Sewandono,
merupakan tokoh protagonis dalam tarian ini. Dia digambarkan sebagai patih yang bertubuh
7. kecil dan pendek, namun cerdik dan lincah. Patih Bujangganong disebut juga penthulan.
Penarinya tidak memakai baju, hanya rompi berwarna merah dan topeng berwarna merah
juga.
3. Jathil Jathil atau Jathilan adalah sepasukan prajurit wanita berkuda. Dalam tari Reog
Ponorogo, penari Jathil adalah wanita. Mereka digambarkan sebagai prajurit wanita yang
cantik dan berani. Kostum yang dikenakan penari Jathil adalah kemeja satin putih sebagai
atasan dan jarit batik sebagai bawahan. Mereka mengenakan udheng sebagai penutup kepala
dan mengendarai kuda kepang (kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu)
4. Warok Warok adalah pasukan Kelono Sewandono yang digambarkan sebagai orang yang
sakti mandraguna dan kebal terhadap senjata tajam. Penari warok adalah pria dan umumnya
berbadan besar. Warok mengenakan baju hitam-hitam (celana gombrong hitam dan baju
hitam yang tidak dikancingkan) yang disebut Penadhon. Penadhon ini sekarang juga
digunakan sebagai pakaian budaya resmi Kabupaten Ponorogo. Warok dibagi menjadi dua,
yaitu warok tua dan warok muda. Perbedaan mereka terletak pada kostum yang dikenakan,
dimana warok tua mengenakan kemeja putih sebelum penadhon dan membawa tongkat,
sedangkan warok muda tidak mengenakan apa-apa selain penadhon dan tidak membawa
tongkat. Senjata pamungkas para warok adalah tali kolor warna putih yang tebal.
5. Pembarong Pembarong adalah penari yang memiliki peranan paling penting dalam tari
Reog Ponorogo. Pembarong adalah penari yang nantinya akan membawa Dadak Merak
(topeng kepala singa dengan hiasan burung merah dan bulunya di atas kepala singa) yang
tingginya satu setengah meter. Pembarong mengenakan celana panjang hitam dan baju
kimplong (baju yang hanya punya satu cantelan bahu) dan harus menggigit kayu di bagian
dalam kepala singa untuk mengangkat Dadak Merak. Seorang pembarong haruslah orang
yang sangat kuat, karena dia harus bisa menundukkan Dadak Merak hingga menyentuh lantai
dan mengangkatnya lagi ke posisi tegak. Dadak Merak disimbolkan sebagai Singobarong,
dan secara umum Dadak Merak inilah yang membuat tari Reog Ponorogo menjadi sangat
unik, karena bentuk topengnya yang sangat besar dan khas serta adanya filosofi di dalamnya.
Karena itu, pembarong benar-benar harus memiliki keterampilan dan kemampuan yang tinggi
agar bisa menghidupkan Singobarong yang dimainkannya.
3. Tari Kuda Lumping
Tari Kuda lumping lahir sebagai simbolisasi, bahwa rakyat juga memiliki kemampuan
(kedigdayaan), dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan elit kerajaan, yang
memiliki bala tentara. Selain itu, menghadirkan hiburan yang murah meriah namun
fenomenal kepada rakyat banyak.
Dari daerah Bali
Tari Pendet
Tari Pendet diciptakan oleh dua orang maestro tari Bali yaitu I Wayan Rindi dan Ni Ketut
Reneng pada tahun 1950. Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak
diperagakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan
penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Menurut tradisi Bali, para penari Pendet
haruslah gadis yang belum menikah, karena dalam tarian tersebut mereka membawa saji-
8. sajian suci untuk para dewa. Namun lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman
Bali mengubah tari Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir
yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern pada tari ini adalah I Wayan Rindi
pada tahun 1967.
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak
seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat
ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini
diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para
gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung
jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan
secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman
pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara
dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen
lainnya. Adapun orkes gamelan yang mengiringi tari Pendet ini ialah gamelan gong, atau
gamelan palegongan, atau gamelan semar pagulingan. Tari Pendet merupakan tarian masal
yang bisa dibawakan oleh empat penari, enam penari, delapan atau lebih.
Tari Gopala
Tari Gopala merupakan tarian yang bertemakan kerakyatan yang ditarikan sekelompok anak-
anak atau remaja Putra, dimana tarian ini digarap oleh I Nyoman Suarsa sebagai penata tari
dan I Ketut Gede Asnawa,MA sebagai penata tabuh, diambil dari penggalan cerita
pragmentari : “STRI ASADHU” Karya Ibu Ketut Arini,S.St. Tarian ini diciptakan pada tahun
1983. Gopala adalah sebuah istilah dalam bahasa Kawi yang berarti penggembala sapi.
Tarian ini merupakan tari kelompok, dan biasanya ditarikan oleh 4 sampai 8 orang penari
putra. Dalam tarian Gopala ini menceritakan aktivitas yang dilakukan oleh para pengembala
di ladang pertanian/sawah. Semua aktivitas tadi dituangkan kedalam bentuk garapan tari
misalnya: gerakan binatang sapi, memotong rumput, menghalau burung, membajak sawah,
menuai padi dan gerak lain-lainnya yang berhubungan dengan aktivitas petani. Gerak tersebut
di atas di olah menjadi pola garap yang berbau baru dengan nuansa estetika kekinian.
Gerakan tari ini menjadi hidup apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan semangat.
Tari Puspanjali
Puspanjali (puspa = bunga, anjali = menghormat) merupakan sebuah tarian penyambutan
yang ditarikan oleh sekelompok penari putri (biasanya antara 5-7 orang). Menampilkan
gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis,
tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan
sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang
datang ke pulau mereka. Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (penata
tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989.
9. Tari Baris Tunggal
Tari Baris merupakan salah satu tarian sakral yang digunakan oleh umat Hindu di Bali
sebagai pelengkap di suatu upacara keagamaan agama Hindu di Bali. Sifat sakral dalam tari
Baris ialah, bahwa tari ini merupakan sebuah tarian untuk membuktikan kedewasaan
seseorang dalam segi jasmani. Kedewasaan seseorang pria dibuktikan dengan
mempertunjukkan kemahiran dalam olah keprajuritan yang biasanya disertai dengan
kemahiran dalam memainkan senjata perang. Maka dari itu, tari Baris selain merupakan
tarian sakral juga merupakan tari kepahlawanan. Adapun ciri khas dari tari Baris ialah,
pertama tari ini lebih menonjolkan ketegapan dan kemantapan dalam langkah – langkah kaki
serta kemahiran memainkan senjata perang. Kedua, pakaiannya juga mempunyai corak yang
khas, yaitu penutup kepalanya bebebtuk kerucut, dan penutup badannya terdiri dari baju
panjang serta hiasan kain – kain kecil panjang yaitu awir dan lelamakan.
Tari Baris terbagi menjadi 2 bagian, salah satunya adalah tari Baris Tunggal. Tari baris
tunggal merupakan tarian sakral yang digunakan pada saat Upacara Pitra Yadnya yaitu Karya
mamukur, dimana disini tari baris tunggal berfungsi sebagai sarana penghatur punia atau
persembahan bagi para leluhur yang dihantarkan dengan mantra-mantra suci Sulinggih dan
alunan gamelan pengiring tari baris tunggal itu sendiri. Tari baris tunggal merupakan tarian
lepas yang dibawakan oleh seorang laki-laki, dimana menggambarkan seorang prajurit gagah
perkasa yang memiliki kematangan jiwa dan kepercayaan dimana itu diperlihatkan dengan
gerakan tari yang dinamis dan lugas. Berbeda dengan tari Baris Tunggal sakral, tari Baris
Tunggal Profan juga biasanya ditampilkan sebagai tari lepas dalam beragam pagelaran seni
pertunjukan balih-balihan
Tari Genjek
Tari Genjek adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang sampai saat ini masih
berkembang di Karangasem. Seni Genjek ini awalnya merupakan salah satu seni karawitan,
dimana penampilannya pada setiap kesempatan tidak terlalu banyak menggunakan berbagai
jenis instrumen seperti yang terdapat pada seni kerawitan lainnya. Elemen yang paling
dominan dipakai dalam seni Genjek ini adalah elemen suara (vocal) yang dikemas dalam
bentuk tembang atau gending.
Disamping terdapat beberapa alat musik lain yang dipakai sebagai pengiring, yang paling
unik dalam penampilan seni Genjek ini adalah adanya sarana lain yang menyertai, yang
berupa minuman khas Bali, yaitu tuak. Bermula dari acara kumpul-kumpul sambil minum
arak dan tuak, beberapa orang yang sudah hilang kendali dalam artian mabuk, mereka
mengeluarkan suara-suara yang tidak tentu dan akhirnya disahuti dengan yang lainnya. Kesan
senang dan gembira terpancarkan dari cara mereka mengungkapkan kata-kata dengan
berirama selayaknya sebuah lagu tersebut. Sebagian orang lainnya akan menirukan suara
musik sebagai pelengkap dari genjek khususnya suara kendang dan kempul.
10. Kreativitas pun terus berjalan dengan masuknya para wanita yang ikut menyanyi, supaya
sahut-menyahut dalam lagu menjadi lebih hidup. Tiba-tiba masuk pula alat tabuh angklung
bambu (gerantangan) yang biasa mengiringi tari joged. Maka seni genjek mengalami
perjalanan yang demikian cepat, dari seni mabuk menjadi seni koor khas Bali dengan irama
yang demikian enerjik. Apalagi unsur mabuknya kemudian berangsur dihilangkan, serta
masuknya tarian joged yang membuat tarian ini semakin bervariasi.
Tari Gabor
Tari ini merupakan tarian wanita yang mirip dengan tari Pendet. Bahkan sebenarnya tari ini
hanya merupakan variasi lain dari tari Pendet, namun pembendaharaan geraknya lebih
banyak, diambil dari gerak-gerak tari upacara seperti Rejang. Tari Gabor biasanya ditarikan
oleh dua orang penari wanita atau lebih. Tari ini diciptakan oleh I Gusti Raka (dari Saba)
seorang dosen ASTI Denpasar pada tahun 1969. Tarian yang sejenis kemudian diubah oleh I
Wayan Beratha guru SMKI Denpasar pada tahun 1970. Pada tahun 1972 I Wayan Beratha
menciptakan tarian yang sejenis yang dinamakan tari Panyembrama
Tari Condong
Tari Condong adalah sebagai pelestarian budaya Bali dalam upaya mengajegkan Bali.
Awalnya tarian ini menampilkan dua penari yang menyimbolkan dua bidadari dari sorga
yaitu bidadari Supraba dan Wilotama. Namun, dalam perkembangannya sekitar tahun 1930-
an, muncul ide seniman untuk melengkapinya tarian ini. Tarian ini menjadi lebih hidup
dengan mengisahkan suasana kerajaan yakni menampilkan tingkah polah sang raja dan sang
abdi.
Walaupun tarian ini merupakan tarian dasar yang harus dikuasai oleh penari, hingga saat ini
tak ada yang tahu siapa pencipta tarian klasik ini.
Tari Kecak
Kecak (pelafalan: /'ke.tʃ ak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak,
Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an
dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau
lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan
"cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera
membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang,
yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan
komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-
harapannya kepada masyarakat.
11. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur
melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan
Sugriwa.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik.
Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-
tokoh Ramayana.
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies
menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana.
Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-
nya.
Tari Kupu–Kupu Tarum
Tari Kupu-kupu melukiskan ketentraman dan kedamaian hidup sekelompok kupu-kupu yang
dengan riangnya berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain. Tarian ini merupakan tarian
putri masal yang diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960-an.
Tari Jauk
Tari Jauk apabila ditinjau dari segi teknik gerak tarinya mirip sekali dengan tari Baris. Tetapi
dalam tari Jauk ini penarinya menggunakan topeng Jauk dan gerakan tarinya bersifat
improvisasi. Topeng Jauk selalu berwarna menyala atau putih serta dengan mata melotot
yang penuh pandangan yang tajam sekali. Selain itu penari Jauk mengenakan sarung tangan
yang berkuku panjang. Apabila tari Jauk dipertunjukkan dalam bentuk drama tari, yang cocok
sekali ditarikan dengan tari Jauk ialah peranan Rahwana dan Bima. Usia tari Jauk
kemungkinan besar sama dengan drama tari topeng yang lahir pada abad ke-XVII.
Tari Tenun
Tari Tenun merupakan tari kreasi baru yang diciptakan oleh dua orang seniman tari yaitu,
Nyoman Ridet dan Wayan Likes pada tahun 1957. Cerita yang diangkat dalam tari Tenun ini
menggambarkan tentang penenun-penenun wanita dari desa yang sedang membuat kain tenun
dengan alat-alat yang sangat sederhana sekali. Tari ini dimulai sejak para penenun mulai
memintal benang, mengatur benang pada alat tenun dan diakhiri dengan menenun. Sebagian
gerak-gerak dalam tari ini masih mengacu pada unsur-unsur tarian klasik, namun sebagian
lagi telah ditambahkan dengan gerak-gerak imitatif. Gerak-gerak imitatif tersebut terlihat
pada saat penenun mengerjakan pekerjaannya, misalnya sedang memintal benang dan
menenun.
Tari Rejang
12. Tari Rejang merupakan tarian wanita yang berbentuk tarian masal. Tari ini juga merupakan
tarian sakral dan yang menjadi persembahan kepada para dewa ialah para penari itu sendiri.
Maka dari itu para penari Rejang haruslah gadis-gadis yang masih suci, bahkan sering
dilakukan oleh gadis kecil yang berumur enam tahun. Para penari dipimpin oleh seorang
pemangku yang menari paling depan. Di belakang pemangku para penari Rejang berderet-
deret menari sambil memegang seutas benang yang dibawa oleh pemangku. Para penari
Rejang terkadang menggunakan kipas dalam tarian tersebut, namun sering juga tidak. Irama
pada tarian Rejang lambat sekali dan gerakan tarinya juga sangat sederhana. Sehingga tiap
gadis Bali dapat melakukannya. Tarian ini diadakan dipura pada malam hari. Iringan
gamelannya menggunakan gamelan semar pagulingan.
Tari Legong
Legong merupakan kelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang
sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan
pengaruh dari tari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang
luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung
arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya.
Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya
diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi
melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika
sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan
gamelan lengkap.
Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum
mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua
penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa
tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan
kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.
Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh
maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai
sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.
Tari Mregapati
Tari Mregapati merupakan karakter babancihan keras yang melukiskan gerak-gerik raja hutan
sedang mengintai mangsa, kemudian dikiaskan dalam kegagah-perkasaan seorang raja. Tari
Mregapati ini sering juga disebut sebagai Kebyar Dong, karena diambil dari nada pertama
gending tarian yang diciptakan tahun 1942 oleh seniman I Nyoman Kaler
13. Tari Cendrawasih
Kisah yang digambarkan di dalam tarian ini adalah menggambarkan kelembutan serta
kemesraan dari sepasang burung cendrawasih di pegunungan Irian Jaya pada masa birahi saat
menghiasi alam sekelilingnya dengan tarian cinta mereka yang tersusun atas warna-warni
pelangi terpendar dalam rangkuman gerak mereka yang indah bagaikan penggalan puisi para
pujangga. Tari duet yang ditarikan oleh penari putri, kendatipun dasar pijakannya adalah
gerak tari tradisi Bali, beberapa pose dan gerakannya dari tarian ini telah dikembangkan
sesuai dengan interpretasi penata dalam menemukan bentuk - bentuk baru sesuai dengan tema
tarian ini. Busana ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat dan memperjelas desain
gerak yang diciptakan. Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga
sebagai penata busana dari pada tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter
Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun
1988.