SlideShare a Scribd company logo
Irigasi dan bangunan air
Aswar Amiruddin, ST., MT.
Outline
➢ Perencanaan tata letak bangunan irigasi
➢ Perencanaan petak tersier dan sekunder
➢ Perencanaan saluran tersier dan sekunder
Tahapan perencanaan irigasi
Yaitu Pembuatan :
• Peta lay out jaringan irigasi/tata letak (saluran pembawa dan saluran
pembuang, daerah yang tidak bisa diairi, kampung, jalan raya, jalan ka,
batas petak)
• Peta petak, luasan : 50 – 100 ha
• Perhitungan neraca air
• Perencanaan saluran irigasi (pembawa dan pembuang)
• Profil/potongan memanjang saluran (menentukan elevasi muka air)
• Profil/potongan melintang saluran (mengetahui galian dan timbunan)
Tahapan perencanaan irigasi
7. Desain Bangunan Pemberian Air :
• Bangunan Oncoran
• Bangunan Sadap
• Bangunan Bagi
• Bangunan Bagi Sadap
8. Desain Bangunan Ukur :
• Pintu Romijn, Crum De Gruyter
• Cipoletti,ambang Lebar
• Parshall Flumes
• Long Throated Flume (Leher Panjang)
Tahapan perencanaan irigasi
9. Desain Bangunan Pelengkap:
• Gorong – Gorong
• Bangunan Terjun
• Bangunan Got Miring
• Talang
• Shypon
• Pelimpah
• Bangunan Penguras
• Saluran Tertutup
• Jembatan Penyebrangan, Dll
Perencanaan Tata Letak
• Untuk pembuatan tata letak pendahuluan akan digunakan peta
topografi dengan skala 1:25.000 dan 1:5.000.
• Garis-garis kontur harus ditunjukkan dalam peta ini dengan
interval 0,50 m untuk daerah-daerah datar dan 1,00 m untuk
daerah-daerah dengan kemiringan medan lebih dari 2%.
Perencanaan Tata Letak
Tata letak pendahuluan menunjukkan:
• Lokasi bangunan utama
• Trase jaringan irigasi dan pembuang
• Batas-batas dan perkiraan luas (dalam ha) jaringan irigasi dengan petak-
petak
• primer, sekunder dan tersier serta daerah-daerah yang tidak bisa diairi.
• Bangunan-bangunan utama jaringan irigasi dan pembuang lengkap
dengan fungsi dan tipenya.
• Konstruksi lindungan terhadap banjir, dan tanggul
• Jaringan jalan dengan bangunan-bangunannya
Perencanaan Tata Letak
1. Sungai-sungai dan jaringan pembuang alamiah
2. Punggung medan, cekungan (lembah) dan kemiringan medan.
3. Batas-batas administrasi desa, kecamatan dan kabupaten. Batas-batas
desa sangat penting artinya untuk penentuan batas petak tersier.
4. Jaringan irigasi yang sudah ada sebelumnya.
5. Jaringan jalan dan rel kereta api.
6. Daerah Hutan Lindung
7. Daerah sawah, rawa dan tambak
8. Daerah tinggi.
Lanjutan
6. Pindahkan trase saluran, batas petak dan lokasi sadap pada peta skala 1
: 5000 atau 1 : 2000
7. Plotkan batas-batas petak tersier dengan kriteria sbb:
– batas-batas ditentukan dengan topografi
– saluran tersier mengikuti kemiringan medan dengan kemiringan
minimum 0,25% (kecepatan minimum 0,20 m/det)
– ukuran petak tersier sebaiknya antara 50 – 100 ha
– sesuaikan batas-batas petak tersier dengan batas-batas
administratif
8.Plotkan lokasi bangunan sadap, bangunan bagi
9.Tentukan lokasi bangunan pembawa
10.Tentukan trase saluran primer dengan kemiringan minimum 0,30%
Perencanaan Trase Saluran
Secara planimetris perencanaan penempatan trase saluran saluran
harus mengacu kepada :
• Garis-garis lurus sepanjang mungkin yang dihubungkan dengan
kurva (lengkung bulat)
• Diusahakan agar muka air mendekati elevasi medan atau sedikit di
atas elevasi sawah di sebelahnya yang akan diairi.
• Muka air tanah mendekati muka air rencana atau sedikit
dibawahnya.
• Perencanaan harus menghasilkan bagian yang seimbang sehingga
jumlah galian sama dengan atau lebih dari jumlah timbunan.
Pewarnaan jaringan irigasi
BIRU UNTUK JARINGAN IRIGASI
• GARIS PENUH UNTUK SALURAN YANG sudah ada
• GARIS TITIK GARIS UNTUK SALURAN PRIMER & SEKUNDER rencana
• GARIS PUTUS-PUTUS UNTUK SALURAN tersier.
MERAH UNTUK SUNGAI & JARINGAN PEMBUANG
• GARIS PENUH UNTUK SALURAN PEMBUANG yang sudah ada
• GARIS PUTUS-PUTUS UNTUK SALURAN PEMBUANG rencana
Perencanaan petak tersier
• Petak tersier merupakan basis suatu jaringan irigasi.Perencanaan dan
pelaksanaan petak tersier dilaksanakan oleh para Petani melalui
Perkumpulan Pemakai Air (P3A) dengan bantuan teknis dari Pemerintah
melalui Pemerintah Kabupaten. Operasi dan pemeliharaannya menjadi
tanggung jawab para petani yang diorganisasi dalam Perkumpulan Petani
Pemakai Air atau P3A.
• Dalam pengembangan petak tersier ini, P3A mengajukan permohonan
bantuan teknis melalui Panitia Irigasi.
• Apabila disetujui, dalam perencanaannya keikut sertaan para petani
sangat diperlukan dan diusahakan memanfaatkan jaringan irigasi dan
pembuang yang sudah ada dengan memperhatikan keterangan dan
keinginan para petani
• Bentuk optimal petak tersier adalah bujur sangkar, karena
pembagian air akan menjadi sulit pada petak tersier berbentuk
memanjang.
• Lebar petak tergantung pada cara pemberian air, yakni apakah air
dibagi dari satu sisi atau kedua sisi saluran kuarter. Apabila aliran
dibagi dari satu sisi saluran kuarter maka aliran antar petak
hendaknya dibatasi sampai kurang lebih 8 sawah atau 300 m
panjang maksimum
• Dan apabila saluran kuarter membagi air ke kedua sisi seperti
pada daerah-daerah datar atau bergelombang maka lebar
maksimum petak akan dibatasi sampai 400 m (2x200 m)
• Kriteria umum perencanaan petak tersier dan kuarter
Ukuran petak tersier 50-100 ha
Ukuran petak kuarter 8-15 ha
Panjang saluran tersier < 1500 m
Panjang saluran kuarter < 500 m
Jarak antara saluran kuarter dan pembuang < 300 m
Petak tersier pada
medan datar
Skema layout
ditunjukkan pada Gambar 4-
12. Saluran kuarter dapat
memberikan air dari kedua
sisinya dan panjangnya bisa
dibuat sama dengan
pembuang kuarter. Lebar
maksimum petak kuarter bisa
mencapai 400 m. Kesulitan
yang dialami dalam
memberikan air dari sawah
ke sawah pada tanah datar
dapat dikurangi dengan
membuat saluran cacing
tegak lurus terhadap saluran
kuarter.
Layout
7.2 ha
A 1 8.7 ha
A 3
10.1 ha
A 2
9.6 ha
B 1
10.4 ha
B 2
9.6 ha
D 1
8.8 ha
D 2
9.8 ha
D 3
9.1 ha
C 3
6.5 ha
C 2
9.8 ha
C 1
T 1
K 2
T 2 K 1
T 3
T 5
T 4 T 6
27.00
26.50
26.00
25.00
25.50
28.00
29.00
30.00
27.00
B.K 3
Skema jaringan irigasi
7.2 ha
A 1
8.7 ha
A 3
10.1 ha
A 2
9.6 ha
B 1
10.4 ha
B 2
9.6 ha
D 1
8.8 ha
D 2
9.1 ha
C 3
6.5 ha
C 2
9.8 ha
C 1
T 1
K 2
T 2 K 1
T 3
T 5
T 4 T 6
9.8 ha
D 3
B.K 3
Skema bangunan irigasi
T 1a
K 2
T 2 K 1
T 3
T 5a
T 4 T 6
B.K 3
T 1
T 2a
T 5
T 4a
Perencanaan saluran tersier dan kuarter
Saluran irigasi tersier adalah saluran pembawa yang mengambil air
dari bangunan sadap melalui petak tersier sampai ke boks bagi
terakhir (boks kuarter). Boks tersier akan membagi air ke saluran
kuarter dan saluran tersier berikutnya. Boks kuarter adalah boks
bagi terakhir dan memberi air ke sekurang-kurangnya dua saluran
kuarter. Saluran kuarter adalah saluran-saluran bagi dimana petani
mengambil air secara langsung dan umumnya dimulai dari boks bagi
sampai ke saluran pembuang
Parameter Saluran
Dimana :
Q = debit saluran, m3/dt
v = kecepatan aliran, m/dt
A = luas penanmpang basah, m2
R = jari – jari hidrolis, m
P = keliling basah, m
b = lebar dasar, m
h = tinggi air, m
I = kemiringan energi (kemiringan saluran)
k = koefisien kekasaran Stickler, m1/3/det
m = kemiringan talut (1 vertikal : m
horizontal)
Kriteria umum
Karakteristik
Perencanaan
Satuan Saluaran
tersier
Saluran
kuarter
Kecepatan maksimum m/dt Sesuai dengan grafik perencanaan
Kecepatan minimum m/dt 0,20 0,20
Harga k m1/3/dt 35 30
Lebar minimum dasar saluran m 0,30 0,30
Kemiringan talud - 1 : 1 1 : 1
Lebar minimum mercu m Tanggul
0,50
Jalan inspeksi
1,50 - 2,00 m
Tanggul
0,40
Jalan petani
1,00 - 1,50 m
Tinggi jagaan minimum (w) m 0,30 0,30
Saluran tanpa pasangan
Kriteria umum
• Saluran tersier
• Saluran Kuarter
Koefisien Stickler
w
0,50 w
0,20 cm
Pasangan batu
w
 0,50w
ww
0.07-0,10 cm
0,50
Mortar
Pasangan ubin
beton talud dan
dasar
w
 0,50w
ww
0,20
0.07-0,10 cm
0,50
Mortar
Pangkal pasangan batu
Pasangan ubin
beton talud saja
0,20
0,40
Koperan
0,20
0,40
Koperan
0,20
Saluran dengan
pasangan
Kriteria perencanaan saluran pasangan
Kecepatan-kecepatan maksimum untuk aliran subkritis berikut
ini dianjurkan pemakaiannya:
• pasangan batu : kecepatan maksimum 2 m/dt
• pasangan beton : kecepatan maksimum 3 m/dt
• pasangan tanah : kecepatan maksimum yang diizinkan
• Ferrocement : kecepatan 3 m/dt
Kriteria saluran pasangan
Ketentuan dimensi dan kecepatan minimum yang disyaratkan pada
saluran tanpa pasangan juga berlaku untuk saluran pasangan. Harga
koefisien k diambil sebagai berikut :
• - Pasangan batu k = 50 m1/3/dt
• - Pasangan beton (untuk talud saja) k = 60 m1/3/dt
• - Pasangan beton (untuk talud dan dasar) k = 70 m1/3/dt
Kebutuhan air irigasi
dimana:
Qt = debit rencana, lt/dt
NFR = kebutuhan bersih air di sawah, lt/dt.ha
A = luas daerah yang diairi, ha
et = efisiensi irigasi di petak tersier.
Elevasi muka air rencana
• P = muka air yang dibutuhkan jaringan utama di hulu bangunansadap tersier
• A = elevasi sawah yang menentukan di petak tersier
• a = kedalaman air di sawah (- 10 cm)
• b = kehilangan tinggi energi dari saluran kuarter sampai sawah (- 10 cm)
• c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter (5-15 cm/boks)
• n = jumlah boks bagi kuarter pada saluran yang direncana
• d = kehilangan tinggi energi selama pengaliran di saluran tersier dan kuarter (I x L cm)
• e = kehilangan tinggi energi di boks bagi tersier (- 10 cm/boks)
• m = jumlah boks tersier pada saluran yang direncana
• f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong (- 5 cm per gorong - gorong)
• z = kehilangan tinggi energi bangunan-bangunan tersier yang lain
• g = kehilangan tinggi energi di pintu Romijn (- 2/3 H)
• ∆h = variasi tinggi muka air di jaringan utama di hulu bangunan sadap tersier (- 0,10 h100 )
• h100 = kedalaman air rencana di saluran primer atau sekunder pada bangunan sadap.

More Related Content

What's hot

Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airIren Doke
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
noussevarenna
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Yahya M Aji
 
1. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 11. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 1fahmi09
 
Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan air
infosanitasi
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
Miftakhul Yaqin
 
Tekanan pipa
Tekanan pipaTekanan pipa
Tekanan pipa
widareko
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Yahya M Aji
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranAde Rohima
 
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
Joy Irman
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Aswar Amiruddin
 
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranPertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranBahar Saing
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
inka -chan
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptAyu Fatimah Zahra
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahReski Aprilia
 
Loncatan air
Loncatan airLoncatan air
Loncatan air
Trie Djunianto
 
Pengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungaiPengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungai
Rachyma Briston
 
PETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPA
PETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPAPETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPA
PETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPA
UNIVERSITY OF PAPUA
 

What's hot (20)

Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-airPerencanaan irigasi-dan-bangunan-air
Perencanaan irigasi-dan-bangunan-air
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
1. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 11. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 1
 
Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan air
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Tekanan pipa
Tekanan pipaTekanan pipa
Tekanan pipa
 
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
Aliran Melalui Lubang [Hidraulika]
 
Bab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluranBab ii-perencanaan-saluran
Bab ii-perencanaan-saluran
 
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
 
Dinamika Fluida
Dinamika FluidaDinamika Fluida
Dinamika Fluida
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
 
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranPertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
 
Koef runoff
Koef runoffKoef runoff
Koef runoff
 
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhanaPengenalan alat ukur tanah sederhana
Pengenalan alat ukur tanah sederhana
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan ppt
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
 
Loncatan air
Loncatan airLoncatan air
Loncatan air
 
Pengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungaiPengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungai
 
PETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPA
PETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPAPETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPA
PETA IRIGASI OBEL MINE'13 UNIPA
 

Similar to Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf

Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
AndiAdillahFirstania1
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
PPGHybrid1
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
PPGHybrid1
 
Presentasi.pptx
Presentasi.pptxPresentasi.pptx
Presentasi.pptx
PutraLuase2
 
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Aswar Amiruddin
 
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfPerhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
WawanWalcott
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
ironsand2009
 
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppttugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
NikSambut
 
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
darmadi ir,mm
 
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
Andrew Hutabarat
 
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).pptba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
mektanugj
 
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
ValentinoZergio
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPGHybrid1
 
Tb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 okTb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 ok
taufiq268446
 
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptxSystem Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
ssusereb31bc
 
233 1084-1-pb
233 1084-1-pb233 1084-1-pb
233 1084-1-pb
apit sibuk
 
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistemmateri kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
vandamustika
 
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
ajudan
 
Standar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spamStandar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spam
DaniKadarusman
 

Similar to Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf (20)

Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama IrigasiModul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
Modul TKP M3KB2 - Saluran dan Bangunan Utama Irigasi
 
Presentasi.pptx
Presentasi.pptxPresentasi.pptx
Presentasi.pptx
 
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
 
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfPerhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppttugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
 
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
 
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
 
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).pptba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
 
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
 
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam PertanianPPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
PPT TKP M3KB1 - Perkembangan Irigasi dan Peranannya dalam Pertanian
 
Tb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 okTb. irbang 2 ok
Tb. irbang 2 ok
 
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptxSystem Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
 
233 1084-1-pb
233 1084-1-pb233 1084-1-pb
233 1084-1-pb
 
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistemmateri kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem
 
Sda
SdaSda
Sda
 
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
357826069-Tahapan-Perencanaan-Irigasi-Monica-Dan-Ermina-Ok.pptx
 
Standar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spamStandar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spam
 

More from Aswar Amiruddin

toefl ibt practice test module download_1
toefl ibt practice test module download_1toefl ibt practice test module download_1
toefl ibt practice test module download_1
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfIrigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdfIrigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdfIrigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Aswar Amiruddin
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
Aswar Amiruddin
 
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdfMATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
Aswar Amiruddin
 
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdfMATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
Aswar Amiruddin
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Aswar Amiruddin
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Aswar Amiruddin
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
Aswar Amiruddin
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
Aswar Amiruddin
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
Aswar Amiruddin
 
Psda 5
Psda 5  Psda 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Aswar Amiruddin
 

More from Aswar Amiruddin (20)

toefl ibt practice test module download_1
toefl ibt practice test module download_1toefl ibt practice test module download_1
toefl ibt practice test module download_1
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfIrigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdfIrigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdfIrigasi dan Bangunan Air 5.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
 
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdfMATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
 
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdfMATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Psda 5
Psda 5  Psda 5
Psda 5
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
 

Recently uploaded

MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
UmiKalsum53666
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
PES2018Mobile
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 

Recently uploaded (11)

MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
elemen mesin mengenai ulir (mechanical engineering)
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 

Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf

  • 1. Irigasi dan bangunan air Aswar Amiruddin, ST., MT.
  • 2. Outline ➢ Perencanaan tata letak bangunan irigasi ➢ Perencanaan petak tersier dan sekunder ➢ Perencanaan saluran tersier dan sekunder
  • 3. Tahapan perencanaan irigasi Yaitu Pembuatan : • Peta lay out jaringan irigasi/tata letak (saluran pembawa dan saluran pembuang, daerah yang tidak bisa diairi, kampung, jalan raya, jalan ka, batas petak) • Peta petak, luasan : 50 – 100 ha • Perhitungan neraca air • Perencanaan saluran irigasi (pembawa dan pembuang) • Profil/potongan memanjang saluran (menentukan elevasi muka air) • Profil/potongan melintang saluran (mengetahui galian dan timbunan)
  • 4. Tahapan perencanaan irigasi 7. Desain Bangunan Pemberian Air : • Bangunan Oncoran • Bangunan Sadap • Bangunan Bagi • Bangunan Bagi Sadap 8. Desain Bangunan Ukur : • Pintu Romijn, Crum De Gruyter • Cipoletti,ambang Lebar • Parshall Flumes • Long Throated Flume (Leher Panjang)
  • 5. Tahapan perencanaan irigasi 9. Desain Bangunan Pelengkap: • Gorong – Gorong • Bangunan Terjun • Bangunan Got Miring • Talang • Shypon • Pelimpah • Bangunan Penguras • Saluran Tertutup • Jembatan Penyebrangan, Dll
  • 6. Perencanaan Tata Letak • Untuk pembuatan tata letak pendahuluan akan digunakan peta topografi dengan skala 1:25.000 dan 1:5.000. • Garis-garis kontur harus ditunjukkan dalam peta ini dengan interval 0,50 m untuk daerah-daerah datar dan 1,00 m untuk daerah-daerah dengan kemiringan medan lebih dari 2%.
  • 7. Perencanaan Tata Letak Tata letak pendahuluan menunjukkan: • Lokasi bangunan utama • Trase jaringan irigasi dan pembuang • Batas-batas dan perkiraan luas (dalam ha) jaringan irigasi dengan petak- petak • primer, sekunder dan tersier serta daerah-daerah yang tidak bisa diairi. • Bangunan-bangunan utama jaringan irigasi dan pembuang lengkap dengan fungsi dan tipenya. • Konstruksi lindungan terhadap banjir, dan tanggul • Jaringan jalan dengan bangunan-bangunannya
  • 8. Perencanaan Tata Letak 1. Sungai-sungai dan jaringan pembuang alamiah 2. Punggung medan, cekungan (lembah) dan kemiringan medan. 3. Batas-batas administrasi desa, kecamatan dan kabupaten. Batas-batas desa sangat penting artinya untuk penentuan batas petak tersier. 4. Jaringan irigasi yang sudah ada sebelumnya. 5. Jaringan jalan dan rel kereta api. 6. Daerah Hutan Lindung 7. Daerah sawah, rawa dan tambak 8. Daerah tinggi.
  • 9. Lanjutan 6. Pindahkan trase saluran, batas petak dan lokasi sadap pada peta skala 1 : 5000 atau 1 : 2000 7. Plotkan batas-batas petak tersier dengan kriteria sbb: – batas-batas ditentukan dengan topografi – saluran tersier mengikuti kemiringan medan dengan kemiringan minimum 0,25% (kecepatan minimum 0,20 m/det) – ukuran petak tersier sebaiknya antara 50 – 100 ha – sesuaikan batas-batas petak tersier dengan batas-batas administratif 8.Plotkan lokasi bangunan sadap, bangunan bagi 9.Tentukan lokasi bangunan pembawa 10.Tentukan trase saluran primer dengan kemiringan minimum 0,30%
  • 10. Perencanaan Trase Saluran Secara planimetris perencanaan penempatan trase saluran saluran harus mengacu kepada : • Garis-garis lurus sepanjang mungkin yang dihubungkan dengan kurva (lengkung bulat) • Diusahakan agar muka air mendekati elevasi medan atau sedikit di atas elevasi sawah di sebelahnya yang akan diairi. • Muka air tanah mendekati muka air rencana atau sedikit dibawahnya. • Perencanaan harus menghasilkan bagian yang seimbang sehingga jumlah galian sama dengan atau lebih dari jumlah timbunan.
  • 11. Pewarnaan jaringan irigasi BIRU UNTUK JARINGAN IRIGASI • GARIS PENUH UNTUK SALURAN YANG sudah ada • GARIS TITIK GARIS UNTUK SALURAN PRIMER & SEKUNDER rencana • GARIS PUTUS-PUTUS UNTUK SALURAN tersier. MERAH UNTUK SUNGAI & JARINGAN PEMBUANG • GARIS PENUH UNTUK SALURAN PEMBUANG yang sudah ada • GARIS PUTUS-PUTUS UNTUK SALURAN PEMBUANG rencana
  • 12. Perencanaan petak tersier • Petak tersier merupakan basis suatu jaringan irigasi.Perencanaan dan pelaksanaan petak tersier dilaksanakan oleh para Petani melalui Perkumpulan Pemakai Air (P3A) dengan bantuan teknis dari Pemerintah melalui Pemerintah Kabupaten. Operasi dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab para petani yang diorganisasi dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A. • Dalam pengembangan petak tersier ini, P3A mengajukan permohonan bantuan teknis melalui Panitia Irigasi. • Apabila disetujui, dalam perencanaannya keikut sertaan para petani sangat diperlukan dan diusahakan memanfaatkan jaringan irigasi dan pembuang yang sudah ada dengan memperhatikan keterangan dan keinginan para petani
  • 13. • Bentuk optimal petak tersier adalah bujur sangkar, karena pembagian air akan menjadi sulit pada petak tersier berbentuk memanjang. • Lebar petak tergantung pada cara pemberian air, yakni apakah air dibagi dari satu sisi atau kedua sisi saluran kuarter. Apabila aliran dibagi dari satu sisi saluran kuarter maka aliran antar petak hendaknya dibatasi sampai kurang lebih 8 sawah atau 300 m panjang maksimum • Dan apabila saluran kuarter membagi air ke kedua sisi seperti pada daerah-daerah datar atau bergelombang maka lebar maksimum petak akan dibatasi sampai 400 m (2x200 m)
  • 14. • Kriteria umum perencanaan petak tersier dan kuarter Ukuran petak tersier 50-100 ha Ukuran petak kuarter 8-15 ha Panjang saluran tersier < 1500 m Panjang saluran kuarter < 500 m Jarak antara saluran kuarter dan pembuang < 300 m
  • 15.
  • 16. Petak tersier pada medan datar Skema layout ditunjukkan pada Gambar 4- 12. Saluran kuarter dapat memberikan air dari kedua sisinya dan panjangnya bisa dibuat sama dengan pembuang kuarter. Lebar maksimum petak kuarter bisa mencapai 400 m. Kesulitan yang dialami dalam memberikan air dari sawah ke sawah pada tanah datar dapat dikurangi dengan membuat saluran cacing tegak lurus terhadap saluran kuarter.
  • 17.
  • 18.
  • 19. Layout 7.2 ha A 1 8.7 ha A 3 10.1 ha A 2 9.6 ha B 1 10.4 ha B 2 9.6 ha D 1 8.8 ha D 2 9.8 ha D 3 9.1 ha C 3 6.5 ha C 2 9.8 ha C 1 T 1 K 2 T 2 K 1 T 3 T 5 T 4 T 6 27.00 26.50 26.00 25.00 25.50 28.00 29.00 30.00 27.00 B.K 3
  • 20. Skema jaringan irigasi 7.2 ha A 1 8.7 ha A 3 10.1 ha A 2 9.6 ha B 1 10.4 ha B 2 9.6 ha D 1 8.8 ha D 2 9.1 ha C 3 6.5 ha C 2 9.8 ha C 1 T 1 K 2 T 2 K 1 T 3 T 5 T 4 T 6 9.8 ha D 3 B.K 3
  • 21. Skema bangunan irigasi T 1a K 2 T 2 K 1 T 3 T 5a T 4 T 6 B.K 3 T 1 T 2a T 5 T 4a
  • 22. Perencanaan saluran tersier dan kuarter Saluran irigasi tersier adalah saluran pembawa yang mengambil air dari bangunan sadap melalui petak tersier sampai ke boks bagi terakhir (boks kuarter). Boks tersier akan membagi air ke saluran kuarter dan saluran tersier berikutnya. Boks kuarter adalah boks bagi terakhir dan memberi air ke sekurang-kurangnya dua saluran kuarter. Saluran kuarter adalah saluran-saluran bagi dimana petani mengambil air secara langsung dan umumnya dimulai dari boks bagi sampai ke saluran pembuang
  • 23. Parameter Saluran Dimana : Q = debit saluran, m3/dt v = kecepatan aliran, m/dt A = luas penanmpang basah, m2 R = jari – jari hidrolis, m P = keliling basah, m b = lebar dasar, m h = tinggi air, m I = kemiringan energi (kemiringan saluran) k = koefisien kekasaran Stickler, m1/3/det m = kemiringan talut (1 vertikal : m horizontal)
  • 24. Kriteria umum Karakteristik Perencanaan Satuan Saluaran tersier Saluran kuarter Kecepatan maksimum m/dt Sesuai dengan grafik perencanaan Kecepatan minimum m/dt 0,20 0,20 Harga k m1/3/dt 35 30 Lebar minimum dasar saluran m 0,30 0,30 Kemiringan talud - 1 : 1 1 : 1 Lebar minimum mercu m Tanggul 0,50 Jalan inspeksi 1,50 - 2,00 m Tanggul 0,40 Jalan petani 1,00 - 1,50 m Tinggi jagaan minimum (w) m 0,30 0,30 Saluran tanpa pasangan
  • 25. Kriteria umum • Saluran tersier • Saluran Kuarter
  • 27. w 0,50 w 0,20 cm Pasangan batu w  0,50w ww 0.07-0,10 cm 0,50 Mortar Pasangan ubin beton talud dan dasar w  0,50w ww 0,20 0.07-0,10 cm 0,50 Mortar Pangkal pasangan batu Pasangan ubin beton talud saja 0,20 0,40 Koperan 0,20 0,40 Koperan 0,20 Saluran dengan pasangan
  • 28. Kriteria perencanaan saluran pasangan Kecepatan-kecepatan maksimum untuk aliran subkritis berikut ini dianjurkan pemakaiannya: • pasangan batu : kecepatan maksimum 2 m/dt • pasangan beton : kecepatan maksimum 3 m/dt • pasangan tanah : kecepatan maksimum yang diizinkan • Ferrocement : kecepatan 3 m/dt
  • 29. Kriteria saluran pasangan Ketentuan dimensi dan kecepatan minimum yang disyaratkan pada saluran tanpa pasangan juga berlaku untuk saluran pasangan. Harga koefisien k diambil sebagai berikut : • - Pasangan batu k = 50 m1/3/dt • - Pasangan beton (untuk talud saja) k = 60 m1/3/dt • - Pasangan beton (untuk talud dan dasar) k = 70 m1/3/dt
  • 30. Kebutuhan air irigasi dimana: Qt = debit rencana, lt/dt NFR = kebutuhan bersih air di sawah, lt/dt.ha A = luas daerah yang diairi, ha et = efisiensi irigasi di petak tersier.
  • 31. Elevasi muka air rencana
  • 32. • P = muka air yang dibutuhkan jaringan utama di hulu bangunansadap tersier • A = elevasi sawah yang menentukan di petak tersier • a = kedalaman air di sawah (- 10 cm) • b = kehilangan tinggi energi dari saluran kuarter sampai sawah (- 10 cm) • c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter (5-15 cm/boks) • n = jumlah boks bagi kuarter pada saluran yang direncana • d = kehilangan tinggi energi selama pengaliran di saluran tersier dan kuarter (I x L cm) • e = kehilangan tinggi energi di boks bagi tersier (- 10 cm/boks) • m = jumlah boks tersier pada saluran yang direncana • f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong (- 5 cm per gorong - gorong) • z = kehilangan tinggi energi bangunan-bangunan tersier yang lain • g = kehilangan tinggi energi di pintu Romijn (- 2/3 H) • ∆h = variasi tinggi muka air di jaringan utama di hulu bangunan sadap tersier (- 0,10 h100 ) • h100 = kedalaman air rencana di saluran primer atau sekunder pada bangunan sadap.