SlideShare a Scribd company logo
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR
Aswar Amiruddin, ST., MT.
Outline
• Analisis kebutuhan air berdasarkan rencana pola tanam
Kebutuhan Air
Kebutuhan air di sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut :
1. Penyiapan lahan
2. Penggunaan konsumtif
3. Perkolasi dan rembesan
4. Pergantian lapisan air
5. Curah hujan efektif
Kebutuhan total air (GFR) mencakup faktor 1 sampai dengan 4, kebutuhan air bersih
di sawah (NFR) juga memperhitungkan curah hujan efektif. Kebutuhan air di sawah
dinyatakan dalam mm/hari atau lt/dtk.ha. Effiensi juga dicakup dalam
memperhitungkan kebutuhan pengambilan irigasi (m3/dtk).
1. Penyiapan Lahan
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan
maksimum air irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor penting yang
menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah :
a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penyiapan
lahan
b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan
c.Jumlah air yang diperlukan selama penyiapan lahan.
Rumus berikut dipakai untuk memperkirakan kebutuhan air untuk penyiapan
lahan :
Dimana :
PWR = Kebutuhan air untuk penyiapan lahan, (mm)
Sa = Derajat kejenuhan tanah setelah, penyiapan lahan dimulai, (%)
Sb = Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai, (%)
N = Porositas tanah dalam % pada harga rata-rata untuk kedalaman tanah
d = Asumsi kedalaman tanah setelah pekerjaan penyiapan lahan (mm)
Pd = Kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan, (mm)
F1 = Kehilangan air di sawah selama 1 hari, (mm)
kebutuhan air untuk penyiapan lahan diambil 200 mm
Kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan
dimana :
IR = Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan pada masa LP, mm/hari
M = Eo + P = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah
dijenuhkan, mm/hari
Eo = 1,1 ETo = Evaporasi air terbuka selama penyiapan lahan, mm/hari
ETo = Evaporasi potensial dengan metode Penman modifikasi, (berkisar 4-6 mm/hari)
P = Perkolasi, mm/hari
k = MT/S
T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari. (Biasanya dilakukan selama 1 atau 1½ bulan diseluruh petak tersier)
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah ditambah lapisan air (genangan awal) 50 mm setelah
tranplantasi (pemindahan bibit ke sawah).
Kebutuhan air untuk penjenuhan biasanya diambil 200 mm atau 250 mm
sehingga nilai S = 200 + 50 = 250 mm atau S = 250 + 50 = 300 mm
Tabel A.2.1. Kebutuhan Air Irigasi Selama Penyiapan Lahan (IR)
CONTOH:
M = E0 + P = 5
T = 30 Hari
S = 250 mm
k = M.T / S = (5 x 30) / 250 = 0,6
IR= M .ek/ (ek – 1)
= 5 x 2,7180,6 / (2,7180,6 – 1)
= 11,08 ≈ 11,1
2. Penggunaan Konsumtif
Penggunaan konsumtif dihitung dengan rumus berikut:
4. Perkolasi dan Penggantian Air
• Laju perkolasi bergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah lempung berat
dengan karakteristik pengolahan yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3
mm/hari. Sedangkan untuk tanah yang porous bisa mencapai hingga 5 mm/hari.
• Penggantian lapisan air di sawah (WLR) biasanya dilakukan sebanyak 2 kali selama
satu musim tanam yaitu 1 bulan dan 2 bulan setelah pemindahan bibit ke sawah
(transplantasi) masing-masing 50 mm selama 15 hari atau 3,3 mm/hari
5. Curah hujan efektif
Curah hujan efektif merupakan curah hujan yang dapat dimanfaatkan langsung
oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan air selama masa pertumbuhan
Untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan diambil 70 persen dari curah hujan
tengah-bulanan dengan periode ulang 5 tahun yang kemungkinan dapat terlampaui
80% atau tidak terlampaui 20% dari waktu dalam periode tersebut.
𝑅𝑒 = 0,7 ×
1
5
𝑅80
Dimana :
Re = Curah Hujan Efektif (mm/hari)
𝑅80 = Curah hujan minimum tengah bulan terlampaui 80% , satuan mm.
Untuk menentukan kemungkinan
terlampaui atau tidak terlampaui maka
curah hujan tengah-bulanan yang sudah
diamati disusun dengan urutan dari kecil ke
besar. Curah hujan mencakup N tahun
sehingga nomor tingkatan m curah hujan
dengan kemungkinan tak terlampaui 20%,
dapat dihitung dengan rumus :
20% x n
Curah hujan efektif (lanjutan)
Nomor tingkatan m = 2 yang diambil sebagai curah
hujan andalan
Curah hujan mencakup N tahun
sehingga nomor tingkatan m curah
hujan dengan kemungkinan tak
terlampaui 20%, dapat dihitung dengan
rumus :
20% x n
Efisiensi Irigasi
Untuk tujuan perencanaan, dianggap bahwa seperempat sampai sepertiga dari
jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air tersebut sampai ke sawah.
Kehilangan air disebabkan oleh :
• Eksploitasi (pemanfaatan).
• Evaporasi (penguapan), biasanya nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan akibat
eksploitasi.
• Perembesan (perkolasi), dihitung apabila faktor kelulusan tanah cukup tinggi.
Nilai Efisiensi untuk jaringan irigasi adalah :
• Jaringan tersier = 80%
• Jaringan Sekunder = 90%
• Jaringan Primer = 90%
KEBUTUHAAN AIR UNTUKTANAMAN PADI
Masa penyiapan lahan (LP)
NFR = IR - Re
Masa pertumbuhan (NFR)
NFR = ETc + P +WLR - Re
KEBUTUHAAN AIR UNTUK PALAWIJA
NFR = ETc - Re
Kebutuhan Air
PolaTanam
Pola tanam merupakan salah satu faktor yang cukup menentukan dalam perhitungan
besarnya areal irigasi yang dapat diairi karena ketersediaan air disungai pada musim hujan
atau bulan – bulan tertentu cukup tersedia serta kondisi sawah yang ada dalam keadaan
jenuh air akan tetapi pada saat musim kemarau besarnya pemakaian air dapat bertambah
lagi. Pemakaian sistem rotasi teknis sangat dibutuhkan untuk dapat memperoleh luasan
areal irigasi yang lebih luas lagi.
Nomor tingkatan m = 2 yang diambil sebagai curah
hujan andalan
Curah hujan efektif
Nop. 1
Contoh :
Contoh perhitungan kebutuhan air untuk lahan persiapan (LP) pada bulan tanam tengah-bulan
pertama Nopember (NOP.1) dengan memakai tabel 5.1. dan 5.2. bila besar perkolasi yang
terjadi P = 2 mm/hari. Jangka waktu penyiapan lahan dilakukan selamaT = 45 hari dengan
kebutuhan air untuk penjenuhan dan lapisan air (genangan awal) sebesar S = 300 mm
- Evaporasi air terbuka selama penyiapan lahan untuk Nopember (Tabel 5.2.) adalah :
Eo = 1,1 x ETo = 1,1 x 5,2 = 5,72 mm/hari
- Kebutuhan air untuk mengganti air yang hilang akibat evaporasi dan perkolasi adalah
M = Eo + P = 5,72 + 2 = 7,72 mm/hari
- Dengan cara interpolasi, untuk Eo+P = 7,72 mm/hari dari tabel 5.1. didapat :
IR = 11,3 mm/hari
PENGGUNAAN KONSUMTIFTANAMAN (Etc)
• Bulan Des.2 … Etc = Kc x ET0 = 1,08 x 4,2 = 4,6 mm/hari
KEBUTUHANAIR DI SAWAH SAAT PENYIAPAN LAHAN (NFR) = IR - Re
• Bulan NOP.1, … NFR = 11,3 – 1,7 = 9,6 mm/hr
• KEBUTUHANAIR DI SAWAH SAAT PERTUMBUHAN PADI (NFR) = ETc+P+WLR-Re
• Bulan DES.2, … NFR = 4,6 + 2 + 1,1 – 2,3 = 5,4 mm/hr
Kebutuhan air di sawah Golongan A ( musim tanam pada AWAL NOPEMBER)
PERIODE ETo P Re WLR C1 C2 C3 C ETc/IR NFR
mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Nop 1 5.2 2.0 1.7 LP LP LP LP 11.3 9.6
2 1.8 1.1 LP LP LP 11.3 9.5
Des 1 4.2 2.0 1.8 1.1 1.1 LP LP 10.5 8.7
2 2.3 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.6 5.4
Jan 1 4.4 2.0 1.6 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 4.7 6.2
2 1.6 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 4.5 7.1
Peb 1 4.5 2.0 1.8 1.1 0 0.95 1.05 0.67 3.0 4.3
2 2.0 1.1 0 0.95 0.32 1.4 2.5
Mar 1 4.4 2.0 1.8 0 0 0 0
2 1.8 LP LP LP LP 9.6 7.8
Apr 1 4.3 2.0 1.7 1.1 LP LP LP 9.6 7.9
2 1.8 1.1 1.1 LP LP 9.6 7.8
Mei 1 4.0 2.0 2.3 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.3 3.1
2 1.3 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 4.3 4.1
Jun 1 3.6 2.0 1.3 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 3.7 4.6
2 1.7 1.1 0 0.95 1.05 0.67 2.4 1.8
Jul 1 4.1 2.0 2.2 1.1 0 0.95 0.32 1.3 0.2
2 1.3 0 0 0 0
Agt 1 4.9 2.0 0.7
2 0.3
Sep 1 5.1 2.0 0.0
2 0.0
Okt 1 5.9 2.0 0.4
2 0.5
Kebutuhan air di sawah Golongan B (awal musim tanam pada AKHIR NOPEMBER)
PERIODE ETo P Re WLR C1 C2 C3 C ETc/IR NFR
mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Nop 1 5.2 2.0 1.7
2 1.8 LP LP LP LP 11.3 9.5
Des 1 4.2 2.0 1.8 1.1 LP LP LP 10.5 8.7
2 2.3 1.1 1.1 LP LP 10.5 8.2
Jan 1 4.4 2.0 1.6 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.8 6.2
2 1.6 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 4.7 6.2
Peb 1 4.5 2.0 1.8 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 4.6 7.0
2 2.0 1.1 0 0.95 1.05 0.67 3.0 4.1
Mar 1 4.4 2.0 1.8 1.1 0 0.95 0.32 1.4 2.7
2 1.8 0 0 0 0
Apr 1 4.3 2.0 1.7 LP LP LP LP 9.6 7.9
2 1.8 1.1 LP LP LP 9.6 7.8
Mei 1 4.0 2.0 2.3 1.1 1.1 LP LP 9.4 7.1
2 1.3 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.3 6.1
Jun 1 3.6 2.0 1.3 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 3.8 5.7
2 1.7 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 3.7 6.1
Jul 1 4.1 2.0 2.2 1.1 0 0.95 1.05 0.67 2.7 3.6
2 1.3 1.1 0 0.95 0.32 1.3 3.1
Agt 1 4.9 2.0 0.7 0 0 0 0
2 0.3
Sep 1 5.1 2.0 0.0
2 0.0
Okt 1 5.9 2.0 0.4
2 0.5
Kebutuhan air di sawah Golongan C ( awal musim tanam pada AWAL DESEMBER)
PERIODE ETo P Re WLR C1 C2 C3 C ETc/IR NFR
mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Nop 1 5.2 2.0 1.7
2 1.8
Des 1 4.2 2.0 1.8 LP LP LP LP 10.5 8.7
2 2.3 1.1 LP LP LP 10.5 8.2
Jan 1 4.4 2.0 1.6 1.1 1.1 LP LP 9.6 8.0
2 1.6 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.8 6.3
Peb 1 4.5 2.0 1.8 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 4.8 6.1
2 2.0 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 4.6 6.8
Mar 1 4.4 2.0 1.8 1.1 0 0.95 1.05 0.67 2.9 4.2
2 1.8 1.1 0 0.95 0.32 1.4 2.7
Apr 1 4.3 2.0 1.7 0 0 0 0
2 1.8 LP LP LP LP 9.6 7.8
Mei 1 4.0 2.0 2.3 1.1 LP LP LP 9.4 7.1
2 1.3 1.1 1.1 LP LP 9.4 8.1
Jun 1 3.6 2.0 1.3 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 3.9 5.7
2 1.7 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 3.8 5.2
Jul 1 4.1 2.0 2.2 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 4.2 6.2
2 1.3 1.1 0 0.95 1.05 0.67 2.7 4.5
Agt 1 4.9 2.0 0.7 1.1 0 0.95 0.32 1.6 4.0
2 0.3 0 0 0 0
Sep 1 5.1 2.0 0.0
2 0.0
Okt 1 5.9 2.0 0.4
2 0.5
Alternatif kebutuhan air di Sawah (NFR)
PERIODE ALT 1 ALT 2 ALT 3 ALT 4 ALT 5 ALT 6
mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Nop 1 9.6 4.8 3.2 0.0
2 9.5 9.5 9.5 6.3 4.7
Des 1 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7
2 5.4 8.2 8.2 6.8 7.3 8.2
Jan 1 6.2 6.2 8.0 6.2 6.8 7.1
2 7.1 6.2 6.3 6.6 6.5 6.2
Peb 1 4.3 7.0 6.1 5.7 5.8 6.6
2 2.5 4.1 6.8 3.3 4.5 5.4
Mar 1 0.0 2.7 4.2 1.3 2.3 3.4
2 7.8 0.0 2.7 3.9 3.5 1.3
Apr 1 7.9 7.9 0.0 7.9 5.2 3.9
2 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8
Mei 1 3.1 7.1 7.1 5.1 5.8 7.1
2 4.1 6.1 8.1 5.1 6.1 7.1
Jun 1 4.6 5.7 5.7 5.1 5.3 5.7
2 1.8 6.1 5.2 4.0 4.4 5.7
Jul 1 0.2 3.6 6.2 1.9 3.3 4.9
2 0.0 3.1 4.5 1.5 2.5 3.8
Agt 1 0.0 4.0 0.0 1.3 2.0
2 0.0 0.0 0.0 0.0
Sep 1 0.0 0.0 0.0
2 0.0 0.0 0.0
Okt 1 0.0 0.0 0.0
2 0.0 0.0 0.0
ALT. 1 = A SAJA
ALT. 2 = B SAJA
ALTL 3 = C SAJA
ALT.4 = A + B
ALT. 5 = A+B+C
ALT.6 = B +C
Keterangan :
• ALT 1 : A saja (Dalam seluruh areal irigasi, awal musim tanam dilakukan serentak tanggal 1 Nopember
dengan menggunakan NFR = 9,6 mm/hari)
• ALT 2 : B saja (Dalam seluruh areal irigasi, awal musim tanam dilakukan serentak tanggal 15 Nopember
dengan menggunakan NFR = 9,5 mm/hari)
• ALT 3 : C saja (Dalam seluruh areal irigasi, awal musim tanam dilakukan serentak tanggal 1 Desember
dengan menggunakan NFR = 8,7 mm/hari)
• ALT 4 :A+B (Dalam areal irigasi, setengah dari areal awal musim tanam dilakukan tanggal 1 Nopember
dengan menggunakan NFR = 9,6 mm/hari dan setengah lagi dilakukan pada 15 Nopember dengan
menggunakan NFR = 9,5 mm/hari dan NFR pada bangunan intake adalah 9,5 mm/hari)
• ALT 5 : A+B+C (Dalam areal irigasi, sepertiga dari areal awal musim tanam dilakukan tanggal 1 Nopember
dengan menggunakan NFR = 9,6 mm/hari, sepertiga dilakukan pada 15 Nopember dengan menggunakan
NFR = 9,5 mm/hari dan sepertiga dilakukan pada 1 Desember menggunakan NFR = 8,7 mm/hari, dan NFR
pada bangunan intake adalah 8,7 mm/hari)
• ALT 6 : B+C (Dalam areal irigasi, setengah dari areal awal musim tanam dilakukan tanggal 15 Nopember
dengan menggunakan NFR = 9,5 mm/hari dan setengah lagi dilakukan pada 1 Desember menggunakan
NFR = 8,7 mm/hari dan NFR pada bangunan intake adalah 8,7 mm/hari)
Debit Andalan
(Qand)
NOPEMBER 1 77 Max Max 154 231 Max 739,76
2 78 78 Max 78 117 157 739,76
DESEMBER 1 88 88 88 88 88 88 769,01
2 142 94 94 113 105 94 769,01
JANUARI 1 161 161 125 161 147 141 998,66
2 141 161 159 151 154 161 998,66
PEBRUARI 1 348 214 245 262 258 227 1495,29
2 598 365 220 453 332 277 1495,29
MARET 1 Max 706 454 1.465 828 560 1905,14
2 244 Max 706 488 544 1.465 1905,14
APRIL 1 281 281 Max 281 427 569 2217,88
2 128 284 284 284 284 284 2217,88
MEI 1 869 379 379 528 464 379 2693,66
2 657 442 333 528 442 379 2693,66
JUNI 1 534 431 431 481 463 431 2454,22
2 1.363 402 472 614 558 431 2454,22
JULI 1 9.339 519 301 983 566 381 1867,87
2 Max 603 415 1.245 747 492 1867,87
AGUSTUS 1 Max Max 357 Max 1.098 714 1427,27
2 Max Max Max Max Max Max 1427,27
SEPTEMBER 1 Max Max Max Max Max Max 1278,47
2 Max Max Max Max Max Max 1278,47
OKTOBER 1 Max Max Max Max Max Max 1179,66
2 Max Max Max Max Max Max 1179,66
Min Padi I 77 78 88 78 88 88
Min Padi II 128 281 284 281 284 284
Total Padi I + II 205 359 372 359 372 372
PADI I
PADI II
Maksimum Luas Areal yang Dapat Diairi
Bulan Periode Alt. 1 Alt. 2 Alt. 3 Alt. 4 Alt. 5 Alt.6
NFR
QAnd
A =
TERIMA KASIH
UNIVERSITAS BORNEOTARAKAN

More Related Content

Similar to Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf

Hidrologi & potensi pltm
Hidrologi & potensi pltmHidrologi & potensi pltm
Hidrologi & potensi pltm
Wirawan Dhewantoro
 
Psda 5
Psda 5  Psda 5
3061241-irigasi-1-perencanaan-irigasi.pdf (1).pptx
3061241-irigasi-1-perencanaan-irigasi.pdf (1).pptx3061241-irigasi-1-perencanaan-irigasi.pdf (1).pptx
3061241-irigasi-1-perencanaan-irigasi.pdf (1).pptx
AndriSaputra74
 
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...afifsalim
 
skripsi
skripsiskripsi
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
Debora Elluisa Manurung
 

Similar to Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf (6)

Hidrologi & potensi pltm
Hidrologi & potensi pltmHidrologi & potensi pltm
Hidrologi & potensi pltm
 
Psda 5
Psda 5  Psda 5
Psda 5
 
3061241-irigasi-1-perencanaan-irigasi.pdf (1).pptx
3061241-irigasi-1-perencanaan-irigasi.pdf (1).pptx3061241-irigasi-1-perencanaan-irigasi.pdf (1).pptx
3061241-irigasi-1-perencanaan-irigasi.pdf (1).pptx
 
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
 
skripsi
skripsiskripsi
skripsi
 
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
Perencanaan Sistem Drainase di Kelurahan Ulujami (Teknik penulisan dan Presen...
 

More from Aswar Amiruddin

Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfIrigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdfIrigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Aswar Amiruddin
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
Aswar Amiruddin
 
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdfMATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
Aswar Amiruddin
 
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdfMATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
Aswar Amiruddin
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Aswar Amiruddin
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Aswar Amiruddin
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
Aswar Amiruddin
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
Aswar Amiruddin
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Aswar Amiruddin
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Aswar Amiruddin
 

More from Aswar Amiruddin (20)

Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdfIrigasi dan Bangunan Air 13.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 13.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdfIrigasi dan Bangunan Air 10.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 10.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdfIrigasi dan Bangunan Air 12.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 12.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdfIrigasi dan Bangunan Air 11.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 11.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
 
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdfMATERI PERTEMUAN 13.pdf
MATERI PERTEMUAN 13.pdf
 
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdfMATERI PERTEMUAN 12.pdf
MATERI PERTEMUAN 12.pdf
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1 Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2Rekayasa hidrologi pertemuan 2
Rekayasa hidrologi pertemuan 2
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3Rekayasa hidrologi pertemuan 3
Rekayasa hidrologi pertemuan 3
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5Rekayasa hidrologi pertemuan 5
Rekayasa hidrologi pertemuan 5
 

Recently uploaded

1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 

Recently uploaded (8)

1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 

Irigasi dan Bangunan Air 5.pdf

  • 1. IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Aswar Amiruddin, ST., MT.
  • 2. Outline • Analisis kebutuhan air berdasarkan rencana pola tanam
  • 3. Kebutuhan Air Kebutuhan air di sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut : 1. Penyiapan lahan 2. Penggunaan konsumtif 3. Perkolasi dan rembesan 4. Pergantian lapisan air 5. Curah hujan efektif Kebutuhan total air (GFR) mencakup faktor 1 sampai dengan 4, kebutuhan air bersih di sawah (NFR) juga memperhitungkan curah hujan efektif. Kebutuhan air di sawah dinyatakan dalam mm/hari atau lt/dtk.ha. Effiensi juga dicakup dalam memperhitungkan kebutuhan pengambilan irigasi (m3/dtk).
  • 4. 1. Penyiapan Lahan Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan maksimum air irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah : a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penyiapan lahan b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan c.Jumlah air yang diperlukan selama penyiapan lahan. Rumus berikut dipakai untuk memperkirakan kebutuhan air untuk penyiapan lahan :
  • 5. Dimana : PWR = Kebutuhan air untuk penyiapan lahan, (mm) Sa = Derajat kejenuhan tanah setelah, penyiapan lahan dimulai, (%) Sb = Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai, (%) N = Porositas tanah dalam % pada harga rata-rata untuk kedalaman tanah d = Asumsi kedalaman tanah setelah pekerjaan penyiapan lahan (mm) Pd = Kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan, (mm) F1 = Kehilangan air di sawah selama 1 hari, (mm) kebutuhan air untuk penyiapan lahan diambil 200 mm
  • 6. Kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan dimana : IR = Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan pada masa LP, mm/hari M = Eo + P = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan, mm/hari Eo = 1,1 ETo = Evaporasi air terbuka selama penyiapan lahan, mm/hari ETo = Evaporasi potensial dengan metode Penman modifikasi, (berkisar 4-6 mm/hari) P = Perkolasi, mm/hari k = MT/S T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari. (Biasanya dilakukan selama 1 atau 1½ bulan diseluruh petak tersier) S = Kebutuhan air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah ditambah lapisan air (genangan awal) 50 mm setelah tranplantasi (pemindahan bibit ke sawah). Kebutuhan air untuk penjenuhan biasanya diambil 200 mm atau 250 mm sehingga nilai S = 200 + 50 = 250 mm atau S = 250 + 50 = 300 mm
  • 7. Tabel A.2.1. Kebutuhan Air Irigasi Selama Penyiapan Lahan (IR) CONTOH: M = E0 + P = 5 T = 30 Hari S = 250 mm k = M.T / S = (5 x 30) / 250 = 0,6 IR= M .ek/ (ek – 1) = 5 x 2,7180,6 / (2,7180,6 – 1) = 11,08 ≈ 11,1
  • 8. 2. Penggunaan Konsumtif Penggunaan konsumtif dihitung dengan rumus berikut:
  • 9. 4. Perkolasi dan Penggantian Air • Laju perkolasi bergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah lempung berat dengan karakteristik pengolahan yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/hari. Sedangkan untuk tanah yang porous bisa mencapai hingga 5 mm/hari. • Penggantian lapisan air di sawah (WLR) biasanya dilakukan sebanyak 2 kali selama satu musim tanam yaitu 1 bulan dan 2 bulan setelah pemindahan bibit ke sawah (transplantasi) masing-masing 50 mm selama 15 hari atau 3,3 mm/hari
  • 10. 5. Curah hujan efektif Curah hujan efektif merupakan curah hujan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan air selama masa pertumbuhan Untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan diambil 70 persen dari curah hujan tengah-bulanan dengan periode ulang 5 tahun yang kemungkinan dapat terlampaui 80% atau tidak terlampaui 20% dari waktu dalam periode tersebut. 𝑅𝑒 = 0,7 × 1 5 𝑅80 Dimana : Re = Curah Hujan Efektif (mm/hari) 𝑅80 = Curah hujan minimum tengah bulan terlampaui 80% , satuan mm.
  • 11. Untuk menentukan kemungkinan terlampaui atau tidak terlampaui maka curah hujan tengah-bulanan yang sudah diamati disusun dengan urutan dari kecil ke besar. Curah hujan mencakup N tahun sehingga nomor tingkatan m curah hujan dengan kemungkinan tak terlampaui 20%, dapat dihitung dengan rumus : 20% x n Curah hujan efektif (lanjutan)
  • 12. Nomor tingkatan m = 2 yang diambil sebagai curah hujan andalan Curah hujan mencakup N tahun sehingga nomor tingkatan m curah hujan dengan kemungkinan tak terlampaui 20%, dapat dihitung dengan rumus : 20% x n
  • 13. Efisiensi Irigasi Untuk tujuan perencanaan, dianggap bahwa seperempat sampai sepertiga dari jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air tersebut sampai ke sawah. Kehilangan air disebabkan oleh : • Eksploitasi (pemanfaatan). • Evaporasi (penguapan), biasanya nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan akibat eksploitasi. • Perembesan (perkolasi), dihitung apabila faktor kelulusan tanah cukup tinggi. Nilai Efisiensi untuk jaringan irigasi adalah : • Jaringan tersier = 80% • Jaringan Sekunder = 90% • Jaringan Primer = 90%
  • 14. KEBUTUHAAN AIR UNTUKTANAMAN PADI Masa penyiapan lahan (LP) NFR = IR - Re Masa pertumbuhan (NFR) NFR = ETc + P +WLR - Re KEBUTUHAAN AIR UNTUK PALAWIJA NFR = ETc - Re Kebutuhan Air
  • 15. PolaTanam Pola tanam merupakan salah satu faktor yang cukup menentukan dalam perhitungan besarnya areal irigasi yang dapat diairi karena ketersediaan air disungai pada musim hujan atau bulan – bulan tertentu cukup tersedia serta kondisi sawah yang ada dalam keadaan jenuh air akan tetapi pada saat musim kemarau besarnya pemakaian air dapat bertambah lagi. Pemakaian sistem rotasi teknis sangat dibutuhkan untuk dapat memperoleh luasan areal irigasi yang lebih luas lagi.
  • 16.
  • 17.
  • 18. Nomor tingkatan m = 2 yang diambil sebagai curah hujan andalan Curah hujan efektif Nop. 1
  • 19. Contoh : Contoh perhitungan kebutuhan air untuk lahan persiapan (LP) pada bulan tanam tengah-bulan pertama Nopember (NOP.1) dengan memakai tabel 5.1. dan 5.2. bila besar perkolasi yang terjadi P = 2 mm/hari. Jangka waktu penyiapan lahan dilakukan selamaT = 45 hari dengan kebutuhan air untuk penjenuhan dan lapisan air (genangan awal) sebesar S = 300 mm - Evaporasi air terbuka selama penyiapan lahan untuk Nopember (Tabel 5.2.) adalah : Eo = 1,1 x ETo = 1,1 x 5,2 = 5,72 mm/hari - Kebutuhan air untuk mengganti air yang hilang akibat evaporasi dan perkolasi adalah M = Eo + P = 5,72 + 2 = 7,72 mm/hari - Dengan cara interpolasi, untuk Eo+P = 7,72 mm/hari dari tabel 5.1. didapat : IR = 11,3 mm/hari
  • 20. PENGGUNAAN KONSUMTIFTANAMAN (Etc) • Bulan Des.2 … Etc = Kc x ET0 = 1,08 x 4,2 = 4,6 mm/hari KEBUTUHANAIR DI SAWAH SAAT PENYIAPAN LAHAN (NFR) = IR - Re • Bulan NOP.1, … NFR = 11,3 – 1,7 = 9,6 mm/hr • KEBUTUHANAIR DI SAWAH SAAT PERTUMBUHAN PADI (NFR) = ETc+P+WLR-Re • Bulan DES.2, … NFR = 4,6 + 2 + 1,1 – 2,3 = 5,4 mm/hr
  • 21. Kebutuhan air di sawah Golongan A ( musim tanam pada AWAL NOPEMBER) PERIODE ETo P Re WLR C1 C2 C3 C ETc/IR NFR mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Nop 1 5.2 2.0 1.7 LP LP LP LP 11.3 9.6 2 1.8 1.1 LP LP LP 11.3 9.5 Des 1 4.2 2.0 1.8 1.1 1.1 LP LP 10.5 8.7 2 2.3 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.6 5.4 Jan 1 4.4 2.0 1.6 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 4.7 6.2 2 1.6 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 4.5 7.1 Peb 1 4.5 2.0 1.8 1.1 0 0.95 1.05 0.67 3.0 4.3 2 2.0 1.1 0 0.95 0.32 1.4 2.5 Mar 1 4.4 2.0 1.8 0 0 0 0 2 1.8 LP LP LP LP 9.6 7.8 Apr 1 4.3 2.0 1.7 1.1 LP LP LP 9.6 7.9 2 1.8 1.1 1.1 LP LP 9.6 7.8 Mei 1 4.0 2.0 2.3 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.3 3.1 2 1.3 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 4.3 4.1 Jun 1 3.6 2.0 1.3 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 3.7 4.6 2 1.7 1.1 0 0.95 1.05 0.67 2.4 1.8 Jul 1 4.1 2.0 2.2 1.1 0 0.95 0.32 1.3 0.2 2 1.3 0 0 0 0 Agt 1 4.9 2.0 0.7 2 0.3 Sep 1 5.1 2.0 0.0 2 0.0 Okt 1 5.9 2.0 0.4 2 0.5
  • 22. Kebutuhan air di sawah Golongan B (awal musim tanam pada AKHIR NOPEMBER) PERIODE ETo P Re WLR C1 C2 C3 C ETc/IR NFR mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Nop 1 5.2 2.0 1.7 2 1.8 LP LP LP LP 11.3 9.5 Des 1 4.2 2.0 1.8 1.1 LP LP LP 10.5 8.7 2 2.3 1.1 1.1 LP LP 10.5 8.2 Jan 1 4.4 2.0 1.6 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.8 6.2 2 1.6 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 4.7 6.2 Peb 1 4.5 2.0 1.8 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 4.6 7.0 2 2.0 1.1 0 0.95 1.05 0.67 3.0 4.1 Mar 1 4.4 2.0 1.8 1.1 0 0.95 0.32 1.4 2.7 2 1.8 0 0 0 0 Apr 1 4.3 2.0 1.7 LP LP LP LP 9.6 7.9 2 1.8 1.1 LP LP LP 9.6 7.8 Mei 1 4.0 2.0 2.3 1.1 1.1 LP LP 9.4 7.1 2 1.3 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.3 6.1 Jun 1 3.6 2.0 1.3 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 3.8 5.7 2 1.7 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 3.7 6.1 Jul 1 4.1 2.0 2.2 1.1 0 0.95 1.05 0.67 2.7 3.6 2 1.3 1.1 0 0.95 0.32 1.3 3.1 Agt 1 4.9 2.0 0.7 0 0 0 0 2 0.3 Sep 1 5.1 2.0 0.0 2 0.0 Okt 1 5.9 2.0 0.4 2 0.5
  • 23. Kebutuhan air di sawah Golongan C ( awal musim tanam pada AWAL DESEMBER) PERIODE ETo P Re WLR C1 C2 C3 C ETc/IR NFR mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Nop 1 5.2 2.0 1.7 2 1.8 Des 1 4.2 2.0 1.8 LP LP LP LP 10.5 8.7 2 2.3 1.1 LP LP LP 10.5 8.2 Jan 1 4.4 2.0 1.6 1.1 1.1 LP LP 9.6 8.0 2 1.6 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 4.8 6.3 Peb 1 4.5 2.0 1.8 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 4.8 6.1 2 2.0 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 4.6 6.8 Mar 1 4.4 2.0 1.8 1.1 0 0.95 1.05 0.67 2.9 4.2 2 1.8 1.1 0 0.95 0.32 1.4 2.7 Apr 1 4.3 2.0 1.7 0 0 0 0 2 1.8 LP LP LP LP 9.6 7.8 Mei 1 4.0 2.0 2.3 1.1 LP LP LP 9.4 7.1 2 1.3 1.1 1.1 LP LP 9.4 8.1 Jun 1 3.6 2.0 1.3 1.1 1.05 1.1 1.1 1.08 3.9 5.7 2 1.7 1.1 1.05 1.05 1.1 1.07 3.8 5.2 Jul 1 4.1 2.0 2.2 2.2 0.95 1.05 1.05 1.02 4.2 6.2 2 1.3 1.1 0 0.95 1.05 0.67 2.7 4.5 Agt 1 4.9 2.0 0.7 1.1 0 0.95 0.32 1.6 4.0 2 0.3 0 0 0 0 Sep 1 5.1 2.0 0.0 2 0.0 Okt 1 5.9 2.0 0.4 2 0.5
  • 24. Alternatif kebutuhan air di Sawah (NFR) PERIODE ALT 1 ALT 2 ALT 3 ALT 4 ALT 5 ALT 6 mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nop 1 9.6 4.8 3.2 0.0 2 9.5 9.5 9.5 6.3 4.7 Des 1 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 2 5.4 8.2 8.2 6.8 7.3 8.2 Jan 1 6.2 6.2 8.0 6.2 6.8 7.1 2 7.1 6.2 6.3 6.6 6.5 6.2 Peb 1 4.3 7.0 6.1 5.7 5.8 6.6 2 2.5 4.1 6.8 3.3 4.5 5.4 Mar 1 0.0 2.7 4.2 1.3 2.3 3.4 2 7.8 0.0 2.7 3.9 3.5 1.3 Apr 1 7.9 7.9 0.0 7.9 5.2 3.9 2 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 Mei 1 3.1 7.1 7.1 5.1 5.8 7.1 2 4.1 6.1 8.1 5.1 6.1 7.1 Jun 1 4.6 5.7 5.7 5.1 5.3 5.7 2 1.8 6.1 5.2 4.0 4.4 5.7 Jul 1 0.2 3.6 6.2 1.9 3.3 4.9 2 0.0 3.1 4.5 1.5 2.5 3.8 Agt 1 0.0 4.0 0.0 1.3 2.0 2 0.0 0.0 0.0 0.0 Sep 1 0.0 0.0 0.0 2 0.0 0.0 0.0 Okt 1 0.0 0.0 0.0 2 0.0 0.0 0.0 ALT. 1 = A SAJA ALT. 2 = B SAJA ALTL 3 = C SAJA ALT.4 = A + B ALT. 5 = A+B+C ALT.6 = B +C
  • 25. Keterangan : • ALT 1 : A saja (Dalam seluruh areal irigasi, awal musim tanam dilakukan serentak tanggal 1 Nopember dengan menggunakan NFR = 9,6 mm/hari) • ALT 2 : B saja (Dalam seluruh areal irigasi, awal musim tanam dilakukan serentak tanggal 15 Nopember dengan menggunakan NFR = 9,5 mm/hari) • ALT 3 : C saja (Dalam seluruh areal irigasi, awal musim tanam dilakukan serentak tanggal 1 Desember dengan menggunakan NFR = 8,7 mm/hari) • ALT 4 :A+B (Dalam areal irigasi, setengah dari areal awal musim tanam dilakukan tanggal 1 Nopember dengan menggunakan NFR = 9,6 mm/hari dan setengah lagi dilakukan pada 15 Nopember dengan menggunakan NFR = 9,5 mm/hari dan NFR pada bangunan intake adalah 9,5 mm/hari) • ALT 5 : A+B+C (Dalam areal irigasi, sepertiga dari areal awal musim tanam dilakukan tanggal 1 Nopember dengan menggunakan NFR = 9,6 mm/hari, sepertiga dilakukan pada 15 Nopember dengan menggunakan NFR = 9,5 mm/hari dan sepertiga dilakukan pada 1 Desember menggunakan NFR = 8,7 mm/hari, dan NFR pada bangunan intake adalah 8,7 mm/hari) • ALT 6 : B+C (Dalam areal irigasi, setengah dari areal awal musim tanam dilakukan tanggal 15 Nopember dengan menggunakan NFR = 9,5 mm/hari dan setengah lagi dilakukan pada 1 Desember menggunakan NFR = 8,7 mm/hari dan NFR pada bangunan intake adalah 8,7 mm/hari)
  • 26. Debit Andalan (Qand) NOPEMBER 1 77 Max Max 154 231 Max 739,76 2 78 78 Max 78 117 157 739,76 DESEMBER 1 88 88 88 88 88 88 769,01 2 142 94 94 113 105 94 769,01 JANUARI 1 161 161 125 161 147 141 998,66 2 141 161 159 151 154 161 998,66 PEBRUARI 1 348 214 245 262 258 227 1495,29 2 598 365 220 453 332 277 1495,29 MARET 1 Max 706 454 1.465 828 560 1905,14 2 244 Max 706 488 544 1.465 1905,14 APRIL 1 281 281 Max 281 427 569 2217,88 2 128 284 284 284 284 284 2217,88 MEI 1 869 379 379 528 464 379 2693,66 2 657 442 333 528 442 379 2693,66 JUNI 1 534 431 431 481 463 431 2454,22 2 1.363 402 472 614 558 431 2454,22 JULI 1 9.339 519 301 983 566 381 1867,87 2 Max 603 415 1.245 747 492 1867,87 AGUSTUS 1 Max Max 357 Max 1.098 714 1427,27 2 Max Max Max Max Max Max 1427,27 SEPTEMBER 1 Max Max Max Max Max Max 1278,47 2 Max Max Max Max Max Max 1278,47 OKTOBER 1 Max Max Max Max Max Max 1179,66 2 Max Max Max Max Max Max 1179,66 Min Padi I 77 78 88 78 88 88 Min Padi II 128 281 284 281 284 284 Total Padi I + II 205 359 372 359 372 372 PADI I PADI II Maksimum Luas Areal yang Dapat Diairi Bulan Periode Alt. 1 Alt. 2 Alt. 3 Alt. 4 Alt. 5 Alt.6 NFR QAnd A =