SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
SISTEM
IRIGASI
Latar Belakang
• Air : semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut
yang berada di darat.
• Air permukaan : semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
• Air tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
Awan
Evaporasi
Presipitasi
Laut
Air Tanah
Transpirasi
Hujan
Run Off
Permukaan
Presipitasi
Salju & Es
Perkolasi
Evaporasi
Atmosfer
Air
Latar Belakang
• Sumber air : tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
• Daya air : potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber
air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi
kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.
Awan
Evaporasi
Presipitasi
Laut
Air Tanah
Transpirasi
Hujan
Run Off
Permukaan
Presipitasi
Salju & Es
Perkolasi
Evaporasi
Atmosfer
Sumber Air & Daya Air
Latar Belakang
• Pemanfataan sumberdaya air
• Irigasi
• Non-Irigasi (Industri)
• Pemanfataan sumberdaya air untuk irigasi
• Bendung
• Pengambilan Bebas
• Pompa Air
• Bendungan
• Pompa Air Tanah
Sumberdaya Air
Pemanfaatan Sumberdaya Air
Bendungan
Pengambilan
Bebas
Pengambilan
Pompa Air
Pompa Air Tanah
Bendung
Industri
air, sumber air, dan daya air yang
terkandung di dalamnya.
Latar Belakang
• Permasalahan
• Ketinggian muka air sumber air tidak dapat mencapai lahan diairi  Irigasi
• Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak
Hujan
Irigasi pompa
Irigasi permukaan
Irigasi
Latar Belakang
1. mengambil air dari sumber,
2. mengalirkannya ke dalam saluran,
3. membagikan ke petak sawah,
4. memberikan air pada tanaman, dan
5. membuang kelebihan air ke jaringan
pembuang.
IRIGASI
Intake
Pelimpah
Samping
Bangunan Ukur
(flume)
Bangunan
Terjun Boks
Intake Chek
Structure





Irigasi
Pengertian
• Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
• kegiatan pengaturan air dan jaringan irigasi yang meliputi penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangannya, termasuk usaha mempertahankan kondisi jaringan irigasi agar tetap
berfungsi dengan baik
Penyediaan air irigasi
penentuan volume air per satuan waktu, yang dialokasikan dari suatu sumber
air untuk suatu daerah irigasi didasarkan waktu dan mutu sesuai kebutuhan
untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
Pembagian air irigasi
kegiatan membagi air di bangunan pembagi dalam jaringan utama.
Pemberian air irigasi
kegiatan menyalurkan volume air per satuan waktu dengan jumlah tertentu
dari jaringan utama ke petak tersier.
Penggunaan air irigasi
kegiatan memanfaatkan volume air per satuan waktu per luasan lahan
pertanian pada periode tertentu.
Pembuangan/drainase
pengaliran kelebihan air irigasi yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu
daerah irigasi tertentu.
Prinsip Dasar Pemberian Irigasi
akibat negatip yang
mungkin ditimbulkan
oleh air berlebihan
dapat dihindari.
air yang tersedia
dibagi
secara adil dan merata,
air yang tersedia dapat
dipergunakan atau dimanfaatkan
secara efektif dan efisien,
IRIGASI
air yang diberikan ke petak-petak tersier
secara tepat cara, waktu dan jumlah, sesuai
dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman
Prinsip Dasar Pemberian Irigasi
• Tempat
• setiap petak tersier mempunyai kebutuhan air yang yang berbeda tergantung dari
jenis tanah dan iklim, serta kehilangan air di saluran
• Jumlah
• petak tersier memiliki luas dan usahatani yang berbeda
• Waktu
• setiap fase tanaman pertumbuhan (fase pengolahan tanah, pertumbuhan dan
panen) mempunyai kebutuhan air yang berbeda.
• Mutu
• air irigasi harus memenuhi standard mutu irigasi
Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi
• Jaringan Irigasi
• saluran dan bangunan yang merupakan
satu kesatuan dan diperlukan untuk
pengaturan air irigasi yang mencakup
penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan
pembuangannya.
• Daerah Irigasi
• kesatuan wilayah yang mendapat air
dari satu jaringan irigasi.
Pengertian Pengelolaan Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa, dan irigasi tambak;
Daerah Irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi;
Jaringan Irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari
penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian, penggunaan dan
pembuangannya;
Jaringan utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu system irigasi,
mulai dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran sekunder, dan
bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya;
Jaringan tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air didalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang
disebut saluran tersier, saluran pembagi, yang disebut saluran kuarter dan
saluran pembuang berikut saluran bangunan turutan serta pelengkapnya,
termasuk jaringan irigasi pompa yang luas areal pelayanannya disamakan
dengan areal tersier;
Bangunan Sadap
Bangunan Bagi Sadap
Bang. Bagi
Bangunan Sadap
Bangunan Sadap
Bangunan Sadap
Contoh Peta
Jaringan
Irigasi &
Daerah Irigasi
Intake
Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi
Daerah Irigasi I
LEGENDA
Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Daerah Irigasi II
Saluran Suplisi
Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi
Daerah Irigasi I
LEGENDA
Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Daerah Irigasi II
Daerah Irigasi III
Klasifikasi Jaringan Irigasi
• Jaringan Irigasi Utama
• Jaringan irigasi utama meliputi bangunan utama, saluran sekunder dan primer serta bangunan air yang
ada di saluran primer dan saluran sekunder.
• Jaringan irigasi utama ini tanggung jawab oleh pemerintah/pemda dengan batas pengelolaan saluran
tersier berjarak batas 50 m dari bangunan sadap tersier.
• Jaringan Irigasi Tersier
• Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak tersier, mulai saluran tersier saluran kuarter
dan bangunan yang ada di kedua saluran tersebut (boks bagi tersier, boks bagi kuarter dan bangunan air
lainnya).
• Jaringan irigasi ini tanggung jawab oleh petani dibawah koordinasi HIPPA (bimbingan aspek teknis
diperoleh dari Dinas Pengairan dan bimbingan aspek pertanian di bawah Dinas Pertanian).
Pengelolaan
Klasifikasi Jaringan Irigasi
Batas Daerah Layanan
LEGENDA
Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Boks Tersier
Boks Kuater
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Blok Tersier
Petak Tersier
JARINGAN TERSIER
Tanggung Jawab
Petani
JARINGAN UTAMA
Tanggung Jawab
Pemerintah & Pemda
Pengelolaan
Petak Tersier max 150 Ha
Petak Kuarter 10 – 15 Ha
Klasifikasi Jaringan Irigasi
• Jaringan Irigasi Sederhana
• Sistem pelaksanaan operasional pembagian air pada jaringan irigasi sederhana pada umumnya air tidak
diukur dan diatur.
• Jaringan Irigasi Semi-Teknis
• Pengambilan jaringan irigasi ini telah mampu berfungsi dengan baik dan sebagian telah dilengkapi
dengan bangunan ukur.
• Pemisahan saluran pembawa dan pembuang belum dipisahkan secara baik dan pembagian petak
tersier belum dilakukan secara detail, sehingga sulit dilakukan pembagian air.
• Jaringan Irigasi Teknis
• Jaringan irigasi ini telah dibangun sistem pengambilan yang permanen, sistem pembagian air dapat
diukur dan diatur, serta pembagian jaringan pembawa dan pembuang telah terpisahkan secara jelas.
Kemampuan Operasional
Klasifikasi Jaringan Irigasi Kemampuan Operasional
Jaringan Irigasi Pengatur Pengukuran Saluran Pembawa
dan Pembuang
Sederhana Tidak dapat Tidak dapat Tidak Dipisah
Semi Teknis Dapat Dapat Tidak Dipisah
Teknis Dapat dapat Dipisah
Pengatur
Pengukur
Peta & Skema
46
30
41
45
43
33
39
34
35
42
38
37
36
44a
29
44
43a
43b
40
33a
34a
36a
K. Kenteng
K. Gonggang
K. Pucang
LEMBEYAN
PARANG
BABADAN
SUKOREJO
SOMOROTO
PONOROGO
MLARAK
SIMAN
JETIS
JEBENG
SAMBAT
BUNGKAL
SLAHUNG
SOOKO
PULUNG
NGEBEL
K. Sepi
K. Among
K. Sungkur
BADEKAN
K. Domas
K. Mayong
K
.
Ir
e
n
g
K
. N
am
bang
K
.
S
la
h
u
n
g
K. Sono
K. Keyang
K. Gendol
K. Jurdo
K. Plongko
K
.
C
e
m
e
r
K. Asin
30a
K
.
P
e
le
n
K.
Munggu
43c
44
31
13
60b
CABANG DINAS PU PENGAIRAN BARAT
CABANG DINAS PU PENGAIRAN MADIUN
CABANG DINAS PU PENGAIRAN PACITAN
EKS. KARESIDENAN
KEDIRI
EKS.
KARESIDENAN
SURAKARTA
PETA RESORT
CABANG PU PENGAIRAN PONOROGO
Peta Situasi Dinas Pengairan
Peta & Skema Peta Situasi DI
DI Kebun Agung - Kabupaten Sumenep
Peta & Skema
ASTA TINGGI
40Ha
KA.2E Ki
15 Ha 38 I/dt
KG.3 Ki
30 Ha 70 l/dt
KG.1 Ka
47 Ha 103 l/dt
KA.2A Ka
5 Ha 13 l/dt
KG.2 Ka
20 Ha 50 l/dt
KG.3 Ka
68 Ha 133 l/dt
KA.3 Ki
25 Ha 63 l/dt
KA.3 Ka
19 Ha 48 l/dt
KA.2 Ka
78 Ha 146 l/dt
KA.2 Ka
29 Ha 73 l/dt
KB.4 Ki
30 Ha 70 l/dt
KB.3 Ki
48 Ha 106 l/dt
KB.2 Ki
25 Ha 63 l/dt
KB.1 Ki
30 Ha 70 l/dt
KP.1 Ki
20 Ha 50 l/dt
KP.1 Ka
27 Ha 68 l/dt
KP.2 Ki
9 Ha 23 I/dt
KP.2 Ka
15 Ha 38 l/dt
KP.3 Ki
30 Ha 70 l/dt
KP.3 Ka
30 Ha 70 l/dt
KK.2 Ka
95 Ha 164 l/dt
KK.3 Ka
5 Ha 13 l/dt
KK.1Ki
8 Ha 20 l/dt
KK.3A Ki
5 Ha 13 l/dt
KK.4 Ki
44 Ha 97 l/dt
KK.4 Ka
25 Ha 49 l/dt
B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3
B.KK..3A
B.KK..4
B.KA.2E
B.KA.2
B.KA.3
B.KA.4
B.KP.1
B.KP.2
B.KP.3
B.KG.1 B.KG.2A B.KG.2 B.KG.3
B.KB.1
B.KB.2
B.KB.3
B.KB.4
SAL.PRIMER KEBON AGUNG
SAL.SEKUNDER KOLOR
SAL.SEKUNDER GEDONGAN
SAL.SEKUNDER BABALAN
SAL.SEKUNDER
PATEYAN
DAM KEBON AGUNG
B.ASTA TINGGI
K.ANJUK
SAL.SEKUNDER
KEBON
AGUNG
Skema Jaringan Irigasi
DI Kebun Agung - Kabupaten Sumenep
Peta & Skema Skema Bangunan
SAL.PRIMER KEBON AGUNG
SAL.SEKUNDER KOLOR
SAL.SEKUNDER GEDONGAN
SAL.SEKUNDER BABALAN
SAL.SEKUNDER
PATEYAN
DAM KEBON AGUNG
B.ASTA TINGGI
K.ANJUK
B.KA.1
(KM
0.432)
B.KK.1a
(KM
0.026)
B.KA.1a
(KM
0.339)
B.KK.1b
(KM
0.185)
B.KK.1c
(KM
0.213)
B.KK.1d
(KM
0.216)
B.KK.1e
(KM
0.357)
B.KK.1f
(KM
0.360)
B.KK.1g
(KM
0.377)
B.KK.1h
(KM
0.410)
B.KK.1i
(KM
0.432)
B.KK.1j
(KM
0.497)
B.KK.1k
(KM
0.563)
B.KK.1l
(KM
0.609)
B.KK.1m
(KM
0.740)
B.KK.2a
(KM
1.211)
B.KK.1
(KM
1.052)
B.KK.2b
(KM
1.396)
B.KK.2c
(KM
1.402)
B.KK.2d
(KM
1.410)
B.KK.2e
(KM
1.416)
B.KK.2
(KM
1.509)
B.KK.3
(KM
1.720)
B.KK.3a
(KM
1.755)
B.KK.4 (KM 1.782)
B.KK.1n
(KM
0.750)
LEGENDA
BENDUNG
BANGUNAN BAGI
BANGUNAN SADAP
SALURAN PRIMER
SALURAN SEKUNDER
SALURAN TERSIER
JALAN DESA
JALAN PU/ASPAL
BATAS PETAK TERSIER
SUNGAI/KALI
KAMPUNG
SAWAH
B.KA.2a (KM 0.529)
B.KA.2b (KM 0.564)
B.KA.2c (KM 0.707)
B.KA.2d (KM 0.864)
B.KA.2e (KM 0.871)
B.KA.2 (KM 0.982)
B.KA.3a (KM 1.144)
B.KA.3b (KM 1.160)
B.KA.3c (KM 1.553)
B.KA.3 (KM 1.596)
B.KA.4a (KM 1.720)
B.KA.4b (KM 1.734)
B.KA.4c (KM 1.860)
B.KA.4d (KM 2.003)
B.KA.4e (KM 2.175)
B.KA.4f (KM 2.315)
B.KG.1
(KM
0.005)
B.KA.4 (KM 2.375)
B.KB.1
(KM
0.003)
B.KB.2
(KM
0.468)
B.KA.3a
(KM
0.562)
B.KA.3
(KM
0.625)
B.KA.4
(KM
0.818)
B.KP.1a (KM 0.284)
B.KA.1b (KM 0.345)
B.KP.1 (KM 1.000)
B.KP.2a (KM 1.430)
B.KP.2b (KM 1.496)
B.KP.2 (KM 1.546)
B.KP.3a (KM 1.900)
B.KP.3 (KM 2.247)
B.KG.2a
(KM
0.200)
B.KG.2b
(KM
0.372)
B.KG.2c
(KM
0.448)
B.KG.2
(KM
0.527)
B.KG.3
(KM
0.860)
B.KA.1c (KM 0.430)
B.KA.1d (KM 0.623)
DI Kebun Agung - Kabupaten Sumenep
Komponen Irigasi
PETAK
TERSIER
SALURAN PEMBUANG
BANGUNAN,
SALURAN PEMBAWA
IRIGASI
Bangunan Utama
M. 1 Ka 2
114 Ha
KM.000 Bendung Jati
Sungai
Madiun
B. M. 1
Bendung Jati
Mercu Bendung Karet
Pintu
Pengatur
Intake
Intake
Rumah
Pompa
Bangunan Pengatur
B. CE.4
B. SK.2
B. SK.1
SALURAN
SEKUNDER
CERME
SALURAN SEKUNDER SULING KULON
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B.
SK.
1
a
Km
0,068
B.
SK.
1
b
Km
0,137
B.
SK.
1
c
Km
0,195
B.
SK.
1
d
Km
248
B.
SK.
1
e
Km
0,296
B.
SK.
1
f
Km
0,342
B.
SK.
1
g
Km
0,392
B.
SK.
1
h
Km
0,453
B.
SK.
1
i
Km
0,486
B.
SK.
1
j
Km
0,556
B.
SK.
1
k
Km
0,604
B. SK. 1 l
Km 0,792
B.
SK.
1
m
Km
0,822
B. SK. 1 n
Km 0,875
B. SK. 1 o
Km 1,180
Bangunan Bagi : B. CE. 4 – Sal. Sek. Cerme
Bangunan Pengatur
B. CE.4
B. SK.2
B. SK.1
SALURAN
SEKUNDER
CERME
SALURAN SEKUNDER SULING KULON
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B.
SK.
1
a
Km
0,068
B.
SK.
1
b
Km
0,137
B.
SK.
1
c
Km
0,195
B.
SK.
1
d
Km
248
B.
SK.
1
e
Km
0,296
B.
SK.
1
f
Km
0,342
B.
SK.
1
g
Km
0,392
B.
SK.
1
h
Km
0,453
B.
SK.
1
i
Km
0,486
B.
SK.
1
j
Km
0,556
B.
SK.
1
k
Km
0,604
B. SK. 1 l
Km 0,792
B.
SK.
1
m
Km
0,822
B. SK. 1 n
Km 0,875
B. SK. 1 o
Km 1,180
Bangunan Sadap : Saluran Sekunder Suling
Bangunan Pengatur
B. CE.4
B. SK.2
B. SK.1
SALURAN
SEKUNDER
CERME
SALURAN SEKUNDER SULING KULON
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B.
SK.
1
a
Km
0,068
B.
SK.
1
b
Km
0,137
B.
SK.
1
c
Km
0,195
B.
SK.
1
d
Km
248
B.
SK.
1
e
Km
0,296
B.
SK.
1
f
Km
0,342
B.
SK.
1
g
Km
0,392
B.
SK.
1
h
Km
0,453
B.
SK.
1
i
Km
0,486
B.
SK.
1
j
Km
0,556
B.
SK.
1
k
Km
0,604
B. SK. 1 l
Km 0,792
B.
SK.
1
m
Km
0,822
B. SK. 1 n
Km 0,875
B. SK. 1 o
Km 1,180
Bangunan Sadap : Saluran Sekunder Suling
Bangunan Pengatur
B. CE.4
B. SK.2
B. SK.1
SALURAN
SEKUNDER
CERME
SALURAN SEKUNDER SULING KULON
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B.
SK.
1
a
Km
0,068
B.
SK.
1
b
Km
0,137
B.
SK.
1
c
Km
0,195
B.
SK.
1
d
Km
248
B.
SK.
1
e
Km
0,296
B.
SK.
1
f
Km
0,342
B.
SK.
1
g
Km
0,392
B.
SK.
1
h
Km
0,453
B.
SK.
1
i
Km
0,486
B.
SK.
1
j
Km
0,556
B.
SK.
1
k
Km
0,604
B. SK. 1 l
Km 0,792
B.
SK.
1
m
Km
0,822
B. SK. 1 n
Km 0,875
B. SK. 1 o
Km 1,180
Bangunan Sadap : Saluran Sekunder Suling
Bangunan Pengatur
B. CE.4
B. SK.2
B. SK.1
SALURAN
SEKUNDER
CERME
SALURAN SEKUNDER SULING KULON
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B.
SK.
1
a
Km
0,068
B.
SK.
1
b
Km
0,137
B.
SK.
1
c
Km
0,195
B.
SK.
1
d
Km
248
B.
SK.
1
e
Km
0,296
B.
SK.
1
f
Km
0,342
B.
SK.
1
g
Km
0,392
B.
SK.
1
h
Km
0,453
B.
SK.
1
i
Km
0,486
B.
SK.
1
j
Km
0,556
B.
SK.
1
k
Km
0,604
B. SK. 1 l
Km 0,792
B.
SK.
1
m
Km
0,822
B. SK. 1 n
Km 0,875
B. SK. 1 o
Km 1,180
Bangunan Sadap : Saluran Sekunder Suling
Bangunan Pelengkap
B. CE.4
B. SK.2
B. SK.1
SALURAN
SEKUNDER
CERME
SALURAN SEKUNDER SULING KULON
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B.
SK.
1
a
Km
0,068
B.
SK.
1
b
Km
0,137
B.
SK.
1
c
Km
0,195
B.
SK.
1
d
Km
248
B.
SK.
1
e
Km
0,296
B.
SK.
1
f
Km
0,342
B.
SK.
1
g
Km
0,392
B.
SK.
1
h
Km
0,453
B.
SK.
1
i
Km
0,486
B.
SK.
1
j
Km
0,556
B.
SK.
1
k
Km
0,604
B. SK. 1 l
Km 0,792
B.
SK.
1
m
Km
0,822
B. SK. 1 n
Km 0,875
B. SK. 1 o
Km 1,180
Saluran Sekunder Suling
Saluran Irigasi
B. CE.4
B. SK.2
B. SK.1
SALURAN
SEKUNDER
CERME
SALURAN SEKUNDER SULING KULON
B. SK. 4
Km 1,995
B. SK. 4 d
Km 1,903
B. SK. 4c
Km 1,847
B. SK. 4 a
Km 1,732
B. SK. 4b
Km 1,790
B. SK. 3
Km 1,666
B. SK. 2
Km 1,353
B.
SK.
1
a
Km
0,068
B.
SK.
1
b
Km
0,137
B.
SK.
1
c
Km
0,195
B.
SK.
1
d
Km
248
B.
SK.
1
e
Km
0,296
B.
SK.
1
f
Km
0,342
B.
SK.
1
g
Km
0,392
B.
SK.
1
h
Km
0,453
B.
SK.
1
i
Km
0,486
B.
SK.
1
j
Km
0,556
B.
SK.
1
k
Km
0,604
B. SK. 1 l
Km 0,792
B.
SK.
1
m
Km
0,822
B. SK. 1 n
Km 0,875
B. SK. 1 o
Km 1,180




Ruas Saluran
Saluran Irigasi
• Saluran adalah bangunan yang berfungsi untuk membawa air dari
satu tempat ke tempat yang lain.
• Jenis saluran ada 2 macam yaitu :
• Saluran tanah adalah saluran dimana talud dan dasarnya dari tanah
• Saluran pasangan adalah saluran yang talud dan dasarnya dari pasangan
Jalan Inspeksi
Tanggul saluran
Tanggul saluran
Muka Air Normal
W
h
b
Rumput/
Tanaman Liar
Pasangan
1
m
Definisi dan Jenis
Saluran Irigasi
• Perencanaan saluran harus memberikan penyelesaian biaya
pelaksanaan dan pemeliharaan yang paling rendah.
• Erosi dan sedimentasi di setiap potongan melintang harus minimal dan berimbang sepanjang tahun.
• Ruas-ruas saluran harus mantap.
Kecepatan Maksimum Kecepatan Minimum
Sedimentasi
Erosi
erosi
Sedimentasi
Dasar Perencanaan
Standard Tata Nama
• Nama yang dipergunakan untuk nama
daerah irigasi adalah sebagai berikut :
• Nama daerah atau nama desa terpenting yang
dekat dengan bangunan utama; atau
• Nama sumber air (sungai/mata air)
• Daerah Irigasi Kebun Agung
(sumber air berasal dari Sungai Anjuk, lokasi
bangunan utama terletak di Daerah Kebun
Agung, kab. Sumenep)
• Daerah Irigasi Mayang
(sumber air berasal dari Kali Mayang, Jember)
Nama Daerah irigasi
Standard Tata Nama
• Nama Bangunan Utama
Pemberian nama bangunan utama sesuai dengan pemberian nama
pada daerah irigasi.
• Dam Jatimlerek untuk DI. Jatimlerek
• Dam Mayang untuk DI. Mayang
• Nama Saluran Primer
Pemberian nama saluran irigasi primer diberikan sesuai nama daerah
irigasi yang dilayani.
• Saluran Induk Mayang untuk DI. Mayang
• Saluran Primer Papar untuk DI. Papar
• Saluran Induk Madiununtuk DI. SIM
Bangunan Utama dan Saluran Primer
Standard Tata Nama
• Nama Saluran Sekunder
Pemberian nama saluran sekunder diberikan sesuai dengan nama
desa/daerah yang terletak di petak sekunder dan petak sekunder
diberikan nama sesuai dengan nama saluran sekunder.
Contoh:
• Saluran Sekunder Jatimlerek
• Petak Sekunder Jatimlerek
KK.2 Ka
95 Ha 164 l/dt
KK.3 Ka
5 Ha 13 l/dt
KK.1Ki
8 Ha 20 l/dt
KK.3A Ki
5 Ha 13 l/dt
KK.4 Ki
44 Ha 97 l/dt
KK.4 Ka
25 Ha 49 l/dt
B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3
B.KK..3A
B.KK..4
SAL.SEKUNDER KOLOR
Nama Saluran Sekunder
Standard Tata Nama
• Nama bangunan bagi dan sadap yang terletak pada saluran primer
atau sekunder, diberikan
• nama akronim satu atau dua huruf (satu huruf jika dalam daerah irigasi tersebut tidak terdapat
duplikasi nama) yang
• diawali dengan huruf B dan diakhiri dengan nomer urut dari hulu ke hilir.
KA.2E Ki
15 Ha 38 I/dt
KA.3 Ki
25 Ha 63 l/dt
KA.3 Ka
19 Ha 48 l/dt
KA.2 Ka
78 Ha 146 l/dt
KA.2 Ka
29 Ha 73 l/dt
KK.2 Ka
95 Ha 164 l/dt
KK.3 Ka
5 Ha 13 l/dt
KK.1Ki
8 Ha 20 l/dt
KK.3A Ki
5 Ha 13 l/dt
KK.4 Ki
44 Ha 97 l/dt
KK.4 Ka
25 Ha 49 l/dt
B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3
B.KK..3A
B.KK..4
B.KA.2E
B.KA.2
B.KA.3
B.KA.4
SAL.PRIMER KEBON AGUNG
SAL.SEKUNDER KOLOR
DAM KEBON AGUNG
K.ANJUK
SAL.SEKUNDER
KEBON
AGUNG
Nama Bangunan Bagi/Sadap/Bagi-Sadap
Standard Tata Nama
• Ruas saluran sekunder atau primer adalah ruas saluran di
saluran sekunder atau primer antara bangunan utama dengan
bangunan utama bagi dan sadap atau antar bangunan bagi
dan sadap.
• Pemberian nama ruas saluran sekunder atau primer sesuai
nama akronim yang dipergunakan untuk nama bangunan bagi
dan sadap yang diawali dengan huruf R dan diakhiri dengan
nomer urut dari hulu ke hilir.
SAL.SEKUNDER
KEBUN
AGUNG
SAL.PRIMER KEBON AGUNG
SAL.SEKUNDER KOLOR
K.ANJUK
B.KA.1
(KM
0.432)
B.KK.1a
(KM
0.026)
B.KA.1a
(KM
0.339)
B.KK.1b
(KM
0.185)
B.KK.1c
(KM
0.213)
B.KK.1d
(KM
0.216)
B.KK.1e
(KM
0.357)
B.KK.1f
(KM
0.360)
B.KK.1g
(KM
0.377)
B.KK.1h
(KM
0.410)
B.KK.1i
(KM
0.432)
B.KK.1j
(KM
0.497)
B.KK.1k
(KM
0.563)
B.KK.1l
(KM
0.609)
B.KK.1m
(KM
0.740)
B.KK.2a
(KM
1.211)
B.KK.1
(KM
1.052)
B.KK.2b
(KM
1.396)
B.KK.2c
(KM
1.402)
B.KK.2d
(KM
1.410)
B.KK.2e
(KM
1.416)
B.KK.2
(KM
1.509)
B.KK.3
(KM
1.720)
B.KK.3a
(KM
1.755)
B.KK.1n
(KM
0.750)
Nama Bangunan Bagi/Sadap/Bagi-Sadap
R. KK. 1 R. KK. 2
R.
KK.
3
R.
KK.
4
R.
KK.
5
Standard Tata Nama
•Pemberian nama bangunan
pelengkap sesuai
• nama akronim yang dipergunakan untuk
nama bangunan bagi dan sadap yang
• diawali dengan huruf B dan
• diakhiri dengan nomer urut yang sesuai
dengan pemberian nama ruas saluran
dan urutan huruf kecil (a, b, c ... dan
seterusnya) dari hulu ke hilir
Bangunan Pelengkap
Standard Tata Nama
• Petak Tersier diberi
• nama sesuai akronim dan nomer urut bangunan bagi dan sadap, tetapi tanpa di awali dengan huruf B
dan diakhir dengan
• akronim arah aliran yang keluar dari bangunan bagi dan sadap
• Ka untuk air yang keluar dari pintu kanan,
• Ki untuk air yang keluar dari pintu kiri dan
• Te untuk air yang keluar dari pintu tengah.
• Jika pada lokasi yang yang sama terdapat lebih dari satu petak, maka
nama petak tersier ditambahkan urutan nomer urut.
KK.2 Ka
95 Ha 164 l/dt
KK.3 Ka
5 Ha 13 l/dt
KK.1Ki
8 Ha 20 l/dt
KK.3A Ki
5 Ha 13 l/dt
KK.4 Ki
44 Ha 97 l/dt
KK.4 Ka
25 Ha 49 l/dt
B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3
B.KK..3A
B.KK..4
SAL.SEKUNDER KOLOR
Petak Tersier
Pengembangan Sistem Irigasi
Pengembangan Irigasi LAND CONSOLIDATION
Pengembangan Sistem IrigasiPengembangan Irigasi Satelite, GPS & GIS

More Related Content

Similar to materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem

Biem``biem irigasi
Biem``biem  irigasiBiem``biem  irigasi
Biem``biem irigasiAbdul Aziz
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014wahyu kurniawan
 
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptxaee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptxSURVEYIMAJI
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
 
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxbagus223923
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasiRizal Fahmi
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptxIRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptxTesaParera
 
Water distribution system wds
Water distribution system wdsWater distribution system wds
Water distribution system wdsRidzuan Ewan
 
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptxslide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptxAndi Kurniawansyah
 
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptxKONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptxmariapaskalista
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPIPITSPP1
 
PPT FA45454544545454545444544LERI SKRISP.ppt
PPT FA45454544545454545444544LERI SKRISP.pptPPT FA45454544545454545444544LERI SKRISP.ppt
PPT FA45454544545454545444544LERI SKRISP.pptMuktarSinaga
 
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaJoy Irman
 
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.pptOPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.pptErvanKamal2
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaaninfosanitasi
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfAswar Amiruddin
 

Similar to materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem (20)

Biem``biem irigasi
Biem``biem  irigasiBiem``biem  irigasi
Biem``biem irigasi
 
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014
 
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptxaee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
aee6e_BT_Pengetahuan_Umum_Irigasi.pptx
 
Makalah Irigasi.pdf
Makalah Irigasi.pdfMakalah Irigasi.pdf
Makalah Irigasi.pdf
 
Sda
SdaSda
Sda
 
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...
 
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasi
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptxIRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
IRIGASI_MARIO PAUL BATA PINTOR skk..pptx
 
Water distribution system wds
Water distribution system wdsWater distribution system wds
Water distribution system wds
 
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptxslide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
slide klasifikasi jaringan irigasi standar perencanaan.pptx
 
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptxKONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
KONSTRUKSI DAN UTILITAS GEDUNG BAB 1.pptx
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
 
PPT FA45454544545454545444544LERI SKRISP.ppt
PPT FA45454544545454545444544LERI SKRISP.pptPPT FA45454544545454545444544LERI SKRISP.ppt
PPT FA45454544545454545444544LERI SKRISP.ppt
 
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
 
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.pptOPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
 
SEJARAH_IRIGASI.pptx
SEJARAH_IRIGASI.pptxSEJARAH_IRIGASI.pptx
SEJARAH_IRIGASI.pptx
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
 

More from vandamustika

Bab 9 materi kuliah pengendalian banjir.pptx
Bab 9 materi kuliah pengendalian banjir.pptxBab 9 materi kuliah pengendalian banjir.pptx
Bab 9 materi kuliah pengendalian banjir.pptxvandamustika
 
Bab 9. pengendalian banjir, sedimen, pdf
Bab 9. pengendalian banjir, sedimen, pdfBab 9. pengendalian banjir, sedimen, pdf
Bab 9. pengendalian banjir, sedimen, pdfvandamustika
 
materi kuliah teknik sipil Pengendalian Sedimen
materi kuliah teknik sipil Pengendalian Sedimenmateri kuliah teknik sipil Pengendalian Sedimen
materi kuliah teknik sipil Pengendalian Sedimenvandamustika
 
Kode Mata Kuliah TS11 Pengendalian Sedimen.pptx
Kode Mata Kuliah TS11 Pengendalian Sedimen.pptxKode Mata Kuliah TS11 Pengendalian Sedimen.pptx
Kode Mata Kuliah TS11 Pengendalian Sedimen.pptxvandamustika
 
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdfmateri kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdfvandamustika
 
Materi_Sistem penyediaan air minum _WRDY.ppt
Materi_Sistem penyediaan air minum _WRDY.pptMateri_Sistem penyediaan air minum _WRDY.ppt
Materi_Sistem penyediaan air minum _WRDY.pptvandamustika
 
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya AirMateri 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Airvandamustika
 
buku pendidikan antri korupsi.pdf
buku pendidikan antri korupsi.pdfbuku pendidikan antri korupsi.pdf
buku pendidikan antri korupsi.pdfvandamustika
 
sap kalkulus 1.pdf
sap kalkulus 1.pdfsap kalkulus 1.pdf
sap kalkulus 1.pdfvandamustika
 

More from vandamustika (12)

Bab 9 materi kuliah pengendalian banjir.pptx
Bab 9 materi kuliah pengendalian banjir.pptxBab 9 materi kuliah pengendalian banjir.pptx
Bab 9 materi kuliah pengendalian banjir.pptx
 
Bab 9. pengendalian banjir, sedimen, pdf
Bab 9. pengendalian banjir, sedimen, pdfBab 9. pengendalian banjir, sedimen, pdf
Bab 9. pengendalian banjir, sedimen, pdf
 
materi kuliah teknik sipil Pengendalian Sedimen
materi kuliah teknik sipil Pengendalian Sedimenmateri kuliah teknik sipil Pengendalian Sedimen
materi kuliah teknik sipil Pengendalian Sedimen
 
Kode Mata Kuliah TS11 Pengendalian Sedimen.pptx
Kode Mata Kuliah TS11 Pengendalian Sedimen.pptxKode Mata Kuliah TS11 Pengendalian Sedimen.pptx
Kode Mata Kuliah TS11 Pengendalian Sedimen.pptx
 
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdfmateri kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
materi kuliah PSDA-banjir-dan-kekeringan.pdf
 
Materi_Sistem penyediaan air minum _WRDY.ppt
Materi_Sistem penyediaan air minum _WRDY.pptMateri_Sistem penyediaan air minum _WRDY.ppt
Materi_Sistem penyediaan air minum _WRDY.ppt
 
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya AirMateri 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
 
LIMIT.ppt
LIMIT.pptLIMIT.ppt
LIMIT.ppt
 
Bilangan.ppt
Bilangan.pptBilangan.ppt
Bilangan.ppt
 
buku pendidikan antri korupsi.pdf
buku pendidikan antri korupsi.pdfbuku pendidikan antri korupsi.pdf
buku pendidikan antri korupsi.pdf
 
1. AKM Kelas.pdf
1. AKM Kelas.pdf1. AKM Kelas.pdf
1. AKM Kelas.pdf
 
sap kalkulus 1.pdf
sap kalkulus 1.pdfsap kalkulus 1.pdf
sap kalkulus 1.pdf
 

materi kuliah sistem irigasi materi 1 sistem

  • 2. Latar Belakang • Air : semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. • Air permukaan : semua air yang terdapat pada permukaan tanah. • Air tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Awan Evaporasi Presipitasi Laut Air Tanah Transpirasi Hujan Run Off Permukaan Presipitasi Salju & Es Perkolasi Evaporasi Atmosfer Air
  • 3. Latar Belakang • Sumber air : tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. • Daya air : potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Awan Evaporasi Presipitasi Laut Air Tanah Transpirasi Hujan Run Off Permukaan Presipitasi Salju & Es Perkolasi Evaporasi Atmosfer Sumber Air & Daya Air
  • 4. Latar Belakang • Pemanfataan sumberdaya air • Irigasi • Non-Irigasi (Industri) • Pemanfataan sumberdaya air untuk irigasi • Bendung • Pengambilan Bebas • Pompa Air • Bendungan • Pompa Air Tanah Sumberdaya Air Pemanfaatan Sumberdaya Air Bendungan Pengambilan Bebas Pengambilan Pompa Air Pompa Air Tanah Bendung Industri air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya.
  • 5. Latar Belakang • Permasalahan • Ketinggian muka air sumber air tidak dapat mencapai lahan diairi  Irigasi • Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak Hujan Irigasi pompa Irigasi permukaan Irigasi
  • 6. Latar Belakang 1. mengambil air dari sumber, 2. mengalirkannya ke dalam saluran, 3. membagikan ke petak sawah, 4. memberikan air pada tanaman, dan 5. membuang kelebihan air ke jaringan pembuang. IRIGASI Intake Pelimpah Samping Bangunan Ukur (flume) Bangunan Terjun Boks Intake Chek Structure      Irigasi
  • 7. Pengertian • Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi • kegiatan pengaturan air dan jaringan irigasi yang meliputi penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangannya, termasuk usaha mempertahankan kondisi jaringan irigasi agar tetap berfungsi dengan baik Penyediaan air irigasi penentuan volume air per satuan waktu, yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi didasarkan waktu dan mutu sesuai kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya. Pembagian air irigasi kegiatan membagi air di bangunan pembagi dalam jaringan utama. Pemberian air irigasi kegiatan menyalurkan volume air per satuan waktu dengan jumlah tertentu dari jaringan utama ke petak tersier. Penggunaan air irigasi kegiatan memanfaatkan volume air per satuan waktu per luasan lahan pertanian pada periode tertentu. Pembuangan/drainase pengaliran kelebihan air irigasi yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu.
  • 8. Prinsip Dasar Pemberian Irigasi akibat negatip yang mungkin ditimbulkan oleh air berlebihan dapat dihindari. air yang tersedia dibagi secara adil dan merata, air yang tersedia dapat dipergunakan atau dimanfaatkan secara efektif dan efisien, IRIGASI air yang diberikan ke petak-petak tersier secara tepat cara, waktu dan jumlah, sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman
  • 9. Prinsip Dasar Pemberian Irigasi • Tempat • setiap petak tersier mempunyai kebutuhan air yang yang berbeda tergantung dari jenis tanah dan iklim, serta kehilangan air di saluran • Jumlah • petak tersier memiliki luas dan usahatani yang berbeda • Waktu • setiap fase tanaman pertumbuhan (fase pengolahan tanah, pertumbuhan dan panen) mempunyai kebutuhan air yang berbeda. • Mutu • air irigasi harus memenuhi standard mutu irigasi
  • 10. Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi • Jaringan Irigasi • saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangannya. • Daerah Irigasi • kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
  • 11. Pengertian Pengelolaan Irigasi Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak; Daerah Irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi; Jaringan Irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangannya; Jaringan utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu system irigasi, mulai dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran sekunder, dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya; Jaringan tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air didalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang disebut saluran tersier, saluran pembagi, yang disebut saluran kuarter dan saluran pembuang berikut saluran bangunan turutan serta pelengkapnya, termasuk jaringan irigasi pompa yang luas areal pelayanannya disamakan dengan areal tersier;
  • 12. Bangunan Sadap Bangunan Bagi Sadap Bang. Bagi Bangunan Sadap Bangunan Sadap Bangunan Sadap Contoh Peta Jaringan Irigasi & Daerah Irigasi Intake
  • 13. Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi Daerah Irigasi I LEGENDA Sungai Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Tersier Bangunan Bagi Bangunan Sadap Daerah Irigasi Petak Tersier Daerah Irigasi II Saluran Suplisi
  • 14. Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi Daerah Irigasi I LEGENDA Sungai Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Tersier Bangunan Bagi Bangunan Sadap Daerah Irigasi Petak Tersier Daerah Irigasi II Daerah Irigasi III
  • 15. Klasifikasi Jaringan Irigasi • Jaringan Irigasi Utama • Jaringan irigasi utama meliputi bangunan utama, saluran sekunder dan primer serta bangunan air yang ada di saluran primer dan saluran sekunder. • Jaringan irigasi utama ini tanggung jawab oleh pemerintah/pemda dengan batas pengelolaan saluran tersier berjarak batas 50 m dari bangunan sadap tersier. • Jaringan Irigasi Tersier • Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak tersier, mulai saluran tersier saluran kuarter dan bangunan yang ada di kedua saluran tersebut (boks bagi tersier, boks bagi kuarter dan bangunan air lainnya). • Jaringan irigasi ini tanggung jawab oleh petani dibawah koordinasi HIPPA (bimbingan aspek teknis diperoleh dari Dinas Pengairan dan bimbingan aspek pertanian di bawah Dinas Pertanian). Pengelolaan
  • 16. Klasifikasi Jaringan Irigasi Batas Daerah Layanan LEGENDA Sungai Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Tersier Bangunan Bagi Bangunan Sadap Boks Tersier Boks Kuater Daerah Irigasi Petak Tersier Blok Tersier Petak Tersier JARINGAN TERSIER Tanggung Jawab Petani JARINGAN UTAMA Tanggung Jawab Pemerintah & Pemda Pengelolaan Petak Tersier max 150 Ha Petak Kuarter 10 – 15 Ha
  • 17. Klasifikasi Jaringan Irigasi • Jaringan Irigasi Sederhana • Sistem pelaksanaan operasional pembagian air pada jaringan irigasi sederhana pada umumnya air tidak diukur dan diatur. • Jaringan Irigasi Semi-Teknis • Pengambilan jaringan irigasi ini telah mampu berfungsi dengan baik dan sebagian telah dilengkapi dengan bangunan ukur. • Pemisahan saluran pembawa dan pembuang belum dipisahkan secara baik dan pembagian petak tersier belum dilakukan secara detail, sehingga sulit dilakukan pembagian air. • Jaringan Irigasi Teknis • Jaringan irigasi ini telah dibangun sistem pengambilan yang permanen, sistem pembagian air dapat diukur dan diatur, serta pembagian jaringan pembawa dan pembuang telah terpisahkan secara jelas. Kemampuan Operasional
  • 18. Klasifikasi Jaringan Irigasi Kemampuan Operasional Jaringan Irigasi Pengatur Pengukuran Saluran Pembawa dan Pembuang Sederhana Tidak dapat Tidak dapat Tidak Dipisah Semi Teknis Dapat Dapat Tidak Dipisah Teknis Dapat dapat Dipisah Pengatur Pengukur
  • 19. Peta & Skema 46 30 41 45 43 33 39 34 35 42 38 37 36 44a 29 44 43a 43b 40 33a 34a 36a K. Kenteng K. Gonggang K. Pucang LEMBEYAN PARANG BABADAN SUKOREJO SOMOROTO PONOROGO MLARAK SIMAN JETIS JEBENG SAMBAT BUNGKAL SLAHUNG SOOKO PULUNG NGEBEL K. Sepi K. Among K. Sungkur BADEKAN K. Domas K. Mayong K . Ir e n g K . N am bang K . S la h u n g K. Sono K. Keyang K. Gendol K. Jurdo K. Plongko K . C e m e r K. Asin 30a K . P e le n K. Munggu 43c 44 31 13 60b CABANG DINAS PU PENGAIRAN BARAT CABANG DINAS PU PENGAIRAN MADIUN CABANG DINAS PU PENGAIRAN PACITAN EKS. KARESIDENAN KEDIRI EKS. KARESIDENAN SURAKARTA PETA RESORT CABANG PU PENGAIRAN PONOROGO Peta Situasi Dinas Pengairan
  • 20. Peta & Skema Peta Situasi DI DI Kebun Agung - Kabupaten Sumenep
  • 21. Peta & Skema ASTA TINGGI 40Ha KA.2E Ki 15 Ha 38 I/dt KG.3 Ki 30 Ha 70 l/dt KG.1 Ka 47 Ha 103 l/dt KA.2A Ka 5 Ha 13 l/dt KG.2 Ka 20 Ha 50 l/dt KG.3 Ka 68 Ha 133 l/dt KA.3 Ki 25 Ha 63 l/dt KA.3 Ka 19 Ha 48 l/dt KA.2 Ka 78 Ha 146 l/dt KA.2 Ka 29 Ha 73 l/dt KB.4 Ki 30 Ha 70 l/dt KB.3 Ki 48 Ha 106 l/dt KB.2 Ki 25 Ha 63 l/dt KB.1 Ki 30 Ha 70 l/dt KP.1 Ki 20 Ha 50 l/dt KP.1 Ka 27 Ha 68 l/dt KP.2 Ki 9 Ha 23 I/dt KP.2 Ka 15 Ha 38 l/dt KP.3 Ki 30 Ha 70 l/dt KP.3 Ka 30 Ha 70 l/dt KK.2 Ka 95 Ha 164 l/dt KK.3 Ka 5 Ha 13 l/dt KK.1Ki 8 Ha 20 l/dt KK.3A Ki 5 Ha 13 l/dt KK.4 Ki 44 Ha 97 l/dt KK.4 Ka 25 Ha 49 l/dt B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3 B.KK..3A B.KK..4 B.KA.2E B.KA.2 B.KA.3 B.KA.4 B.KP.1 B.KP.2 B.KP.3 B.KG.1 B.KG.2A B.KG.2 B.KG.3 B.KB.1 B.KB.2 B.KB.3 B.KB.4 SAL.PRIMER KEBON AGUNG SAL.SEKUNDER KOLOR SAL.SEKUNDER GEDONGAN SAL.SEKUNDER BABALAN SAL.SEKUNDER PATEYAN DAM KEBON AGUNG B.ASTA TINGGI K.ANJUK SAL.SEKUNDER KEBON AGUNG Skema Jaringan Irigasi DI Kebun Agung - Kabupaten Sumenep
  • 22. Peta & Skema Skema Bangunan SAL.PRIMER KEBON AGUNG SAL.SEKUNDER KOLOR SAL.SEKUNDER GEDONGAN SAL.SEKUNDER BABALAN SAL.SEKUNDER PATEYAN DAM KEBON AGUNG B.ASTA TINGGI K.ANJUK B.KA.1 (KM 0.432) B.KK.1a (KM 0.026) B.KA.1a (KM 0.339) B.KK.1b (KM 0.185) B.KK.1c (KM 0.213) B.KK.1d (KM 0.216) B.KK.1e (KM 0.357) B.KK.1f (KM 0.360) B.KK.1g (KM 0.377) B.KK.1h (KM 0.410) B.KK.1i (KM 0.432) B.KK.1j (KM 0.497) B.KK.1k (KM 0.563) B.KK.1l (KM 0.609) B.KK.1m (KM 0.740) B.KK.2a (KM 1.211) B.KK.1 (KM 1.052) B.KK.2b (KM 1.396) B.KK.2c (KM 1.402) B.KK.2d (KM 1.410) B.KK.2e (KM 1.416) B.KK.2 (KM 1.509) B.KK.3 (KM 1.720) B.KK.3a (KM 1.755) B.KK.4 (KM 1.782) B.KK.1n (KM 0.750) LEGENDA BENDUNG BANGUNAN BAGI BANGUNAN SADAP SALURAN PRIMER SALURAN SEKUNDER SALURAN TERSIER JALAN DESA JALAN PU/ASPAL BATAS PETAK TERSIER SUNGAI/KALI KAMPUNG SAWAH B.KA.2a (KM 0.529) B.KA.2b (KM 0.564) B.KA.2c (KM 0.707) B.KA.2d (KM 0.864) B.KA.2e (KM 0.871) B.KA.2 (KM 0.982) B.KA.3a (KM 1.144) B.KA.3b (KM 1.160) B.KA.3c (KM 1.553) B.KA.3 (KM 1.596) B.KA.4a (KM 1.720) B.KA.4b (KM 1.734) B.KA.4c (KM 1.860) B.KA.4d (KM 2.003) B.KA.4e (KM 2.175) B.KA.4f (KM 2.315) B.KG.1 (KM 0.005) B.KA.4 (KM 2.375) B.KB.1 (KM 0.003) B.KB.2 (KM 0.468) B.KA.3a (KM 0.562) B.KA.3 (KM 0.625) B.KA.4 (KM 0.818) B.KP.1a (KM 0.284) B.KA.1b (KM 0.345) B.KP.1 (KM 1.000) B.KP.2a (KM 1.430) B.KP.2b (KM 1.496) B.KP.2 (KM 1.546) B.KP.3a (KM 1.900) B.KP.3 (KM 2.247) B.KG.2a (KM 0.200) B.KG.2b (KM 0.372) B.KG.2c (KM 0.448) B.KG.2 (KM 0.527) B.KG.3 (KM 0.860) B.KA.1c (KM 0.430) B.KA.1d (KM 0.623) DI Kebun Agung - Kabupaten Sumenep
  • 24. Bangunan Utama M. 1 Ka 2 114 Ha KM.000 Bendung Jati Sungai Madiun B. M. 1 Bendung Jati Mercu Bendung Karet Pintu Pengatur Intake Intake Rumah Pompa
  • 25. Bangunan Pengatur B. CE.4 B. SK.2 B. SK.1 SALURAN SEKUNDER CERME SALURAN SEKUNDER SULING KULON B. SK. 4 Km 1,995 B. SK. 4 d Km 1,903 B. SK. 4c Km 1,847 B. SK. 4 a Km 1,732 B. SK. 4b Km 1,790 B. SK. 3 Km 1,666 B. SK. 2 Km 1,353 B. SK. 1 a Km 0,068 B. SK. 1 b Km 0,137 B. SK. 1 c Km 0,195 B. SK. 1 d Km 248 B. SK. 1 e Km 0,296 B. SK. 1 f Km 0,342 B. SK. 1 g Km 0,392 B. SK. 1 h Km 0,453 B. SK. 1 i Km 0,486 B. SK. 1 j Km 0,556 B. SK. 1 k Km 0,604 B. SK. 1 l Km 0,792 B. SK. 1 m Km 0,822 B. SK. 1 n Km 0,875 B. SK. 1 o Km 1,180 Bangunan Bagi : B. CE. 4 – Sal. Sek. Cerme
  • 26. Bangunan Pengatur B. CE.4 B. SK.2 B. SK.1 SALURAN SEKUNDER CERME SALURAN SEKUNDER SULING KULON B. SK. 4 Km 1,995 B. SK. 4 d Km 1,903 B. SK. 4c Km 1,847 B. SK. 4 a Km 1,732 B. SK. 4b Km 1,790 B. SK. 3 Km 1,666 B. SK. 2 Km 1,353 B. SK. 1 a Km 0,068 B. SK. 1 b Km 0,137 B. SK. 1 c Km 0,195 B. SK. 1 d Km 248 B. SK. 1 e Km 0,296 B. SK. 1 f Km 0,342 B. SK. 1 g Km 0,392 B. SK. 1 h Km 0,453 B. SK. 1 i Km 0,486 B. SK. 1 j Km 0,556 B. SK. 1 k Km 0,604 B. SK. 1 l Km 0,792 B. SK. 1 m Km 0,822 B. SK. 1 n Km 0,875 B. SK. 1 o Km 1,180 Bangunan Sadap : Saluran Sekunder Suling
  • 27. Bangunan Pengatur B. CE.4 B. SK.2 B. SK.1 SALURAN SEKUNDER CERME SALURAN SEKUNDER SULING KULON B. SK. 4 Km 1,995 B. SK. 4 d Km 1,903 B. SK. 4c Km 1,847 B. SK. 4 a Km 1,732 B. SK. 4b Km 1,790 B. SK. 3 Km 1,666 B. SK. 2 Km 1,353 B. SK. 1 a Km 0,068 B. SK. 1 b Km 0,137 B. SK. 1 c Km 0,195 B. SK. 1 d Km 248 B. SK. 1 e Km 0,296 B. SK. 1 f Km 0,342 B. SK. 1 g Km 0,392 B. SK. 1 h Km 0,453 B. SK. 1 i Km 0,486 B. SK. 1 j Km 0,556 B. SK. 1 k Km 0,604 B. SK. 1 l Km 0,792 B. SK. 1 m Km 0,822 B. SK. 1 n Km 0,875 B. SK. 1 o Km 1,180 Bangunan Sadap : Saluran Sekunder Suling
  • 28. Bangunan Pengatur B. CE.4 B. SK.2 B. SK.1 SALURAN SEKUNDER CERME SALURAN SEKUNDER SULING KULON B. SK. 4 Km 1,995 B. SK. 4 d Km 1,903 B. SK. 4c Km 1,847 B. SK. 4 a Km 1,732 B. SK. 4b Km 1,790 B. SK. 3 Km 1,666 B. SK. 2 Km 1,353 B. SK. 1 a Km 0,068 B. SK. 1 b Km 0,137 B. SK. 1 c Km 0,195 B. SK. 1 d Km 248 B. SK. 1 e Km 0,296 B. SK. 1 f Km 0,342 B. SK. 1 g Km 0,392 B. SK. 1 h Km 0,453 B. SK. 1 i Km 0,486 B. SK. 1 j Km 0,556 B. SK. 1 k Km 0,604 B. SK. 1 l Km 0,792 B. SK. 1 m Km 0,822 B. SK. 1 n Km 0,875 B. SK. 1 o Km 1,180 Bangunan Sadap : Saluran Sekunder Suling
  • 29. Bangunan Pengatur B. CE.4 B. SK.2 B. SK.1 SALURAN SEKUNDER CERME SALURAN SEKUNDER SULING KULON B. SK. 4 Km 1,995 B. SK. 4 d Km 1,903 B. SK. 4c Km 1,847 B. SK. 4 a Km 1,732 B. SK. 4b Km 1,790 B. SK. 3 Km 1,666 B. SK. 2 Km 1,353 B. SK. 1 a Km 0,068 B. SK. 1 b Km 0,137 B. SK. 1 c Km 0,195 B. SK. 1 d Km 248 B. SK. 1 e Km 0,296 B. SK. 1 f Km 0,342 B. SK. 1 g Km 0,392 B. SK. 1 h Km 0,453 B. SK. 1 i Km 0,486 B. SK. 1 j Km 0,556 B. SK. 1 k Km 0,604 B. SK. 1 l Km 0,792 B. SK. 1 m Km 0,822 B. SK. 1 n Km 0,875 B. SK. 1 o Km 1,180 Bangunan Sadap : Saluran Sekunder Suling
  • 30. Bangunan Pelengkap B. CE.4 B. SK.2 B. SK.1 SALURAN SEKUNDER CERME SALURAN SEKUNDER SULING KULON B. SK. 4 Km 1,995 B. SK. 4 d Km 1,903 B. SK. 4c Km 1,847 B. SK. 4 a Km 1,732 B. SK. 4b Km 1,790 B. SK. 3 Km 1,666 B. SK. 2 Km 1,353 B. SK. 1 a Km 0,068 B. SK. 1 b Km 0,137 B. SK. 1 c Km 0,195 B. SK. 1 d Km 248 B. SK. 1 e Km 0,296 B. SK. 1 f Km 0,342 B. SK. 1 g Km 0,392 B. SK. 1 h Km 0,453 B. SK. 1 i Km 0,486 B. SK. 1 j Km 0,556 B. SK. 1 k Km 0,604 B. SK. 1 l Km 0,792 B. SK. 1 m Km 0,822 B. SK. 1 n Km 0,875 B. SK. 1 o Km 1,180 Saluran Sekunder Suling
  • 31. Saluran Irigasi B. CE.4 B. SK.2 B. SK.1 SALURAN SEKUNDER CERME SALURAN SEKUNDER SULING KULON B. SK. 4 Km 1,995 B. SK. 4 d Km 1,903 B. SK. 4c Km 1,847 B. SK. 4 a Km 1,732 B. SK. 4b Km 1,790 B. SK. 3 Km 1,666 B. SK. 2 Km 1,353 B. SK. 1 a Km 0,068 B. SK. 1 b Km 0,137 B. SK. 1 c Km 0,195 B. SK. 1 d Km 248 B. SK. 1 e Km 0,296 B. SK. 1 f Km 0,342 B. SK. 1 g Km 0,392 B. SK. 1 h Km 0,453 B. SK. 1 i Km 0,486 B. SK. 1 j Km 0,556 B. SK. 1 k Km 0,604 B. SK. 1 l Km 0,792 B. SK. 1 m Km 0,822 B. SK. 1 n Km 0,875 B. SK. 1 o Km 1,180     Ruas Saluran
  • 32. Saluran Irigasi • Saluran adalah bangunan yang berfungsi untuk membawa air dari satu tempat ke tempat yang lain. • Jenis saluran ada 2 macam yaitu : • Saluran tanah adalah saluran dimana talud dan dasarnya dari tanah • Saluran pasangan adalah saluran yang talud dan dasarnya dari pasangan Jalan Inspeksi Tanggul saluran Tanggul saluran Muka Air Normal W h b Rumput/ Tanaman Liar Pasangan 1 m Definisi dan Jenis
  • 33. Saluran Irigasi • Perencanaan saluran harus memberikan penyelesaian biaya pelaksanaan dan pemeliharaan yang paling rendah. • Erosi dan sedimentasi di setiap potongan melintang harus minimal dan berimbang sepanjang tahun. • Ruas-ruas saluran harus mantap. Kecepatan Maksimum Kecepatan Minimum Sedimentasi Erosi erosi Sedimentasi Dasar Perencanaan
  • 34. Standard Tata Nama • Nama yang dipergunakan untuk nama daerah irigasi adalah sebagai berikut : • Nama daerah atau nama desa terpenting yang dekat dengan bangunan utama; atau • Nama sumber air (sungai/mata air) • Daerah Irigasi Kebun Agung (sumber air berasal dari Sungai Anjuk, lokasi bangunan utama terletak di Daerah Kebun Agung, kab. Sumenep) • Daerah Irigasi Mayang (sumber air berasal dari Kali Mayang, Jember) Nama Daerah irigasi
  • 35. Standard Tata Nama • Nama Bangunan Utama Pemberian nama bangunan utama sesuai dengan pemberian nama pada daerah irigasi. • Dam Jatimlerek untuk DI. Jatimlerek • Dam Mayang untuk DI. Mayang • Nama Saluran Primer Pemberian nama saluran irigasi primer diberikan sesuai nama daerah irigasi yang dilayani. • Saluran Induk Mayang untuk DI. Mayang • Saluran Primer Papar untuk DI. Papar • Saluran Induk Madiununtuk DI. SIM Bangunan Utama dan Saluran Primer
  • 36. Standard Tata Nama • Nama Saluran Sekunder Pemberian nama saluran sekunder diberikan sesuai dengan nama desa/daerah yang terletak di petak sekunder dan petak sekunder diberikan nama sesuai dengan nama saluran sekunder. Contoh: • Saluran Sekunder Jatimlerek • Petak Sekunder Jatimlerek KK.2 Ka 95 Ha 164 l/dt KK.3 Ka 5 Ha 13 l/dt KK.1Ki 8 Ha 20 l/dt KK.3A Ki 5 Ha 13 l/dt KK.4 Ki 44 Ha 97 l/dt KK.4 Ka 25 Ha 49 l/dt B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3 B.KK..3A B.KK..4 SAL.SEKUNDER KOLOR Nama Saluran Sekunder
  • 37. Standard Tata Nama • Nama bangunan bagi dan sadap yang terletak pada saluran primer atau sekunder, diberikan • nama akronim satu atau dua huruf (satu huruf jika dalam daerah irigasi tersebut tidak terdapat duplikasi nama) yang • diawali dengan huruf B dan diakhiri dengan nomer urut dari hulu ke hilir. KA.2E Ki 15 Ha 38 I/dt KA.3 Ki 25 Ha 63 l/dt KA.3 Ka 19 Ha 48 l/dt KA.2 Ka 78 Ha 146 l/dt KA.2 Ka 29 Ha 73 l/dt KK.2 Ka 95 Ha 164 l/dt KK.3 Ka 5 Ha 13 l/dt KK.1Ki 8 Ha 20 l/dt KK.3A Ki 5 Ha 13 l/dt KK.4 Ki 44 Ha 97 l/dt KK.4 Ka 25 Ha 49 l/dt B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3 B.KK..3A B.KK..4 B.KA.2E B.KA.2 B.KA.3 B.KA.4 SAL.PRIMER KEBON AGUNG SAL.SEKUNDER KOLOR DAM KEBON AGUNG K.ANJUK SAL.SEKUNDER KEBON AGUNG Nama Bangunan Bagi/Sadap/Bagi-Sadap
  • 38. Standard Tata Nama • Ruas saluran sekunder atau primer adalah ruas saluran di saluran sekunder atau primer antara bangunan utama dengan bangunan utama bagi dan sadap atau antar bangunan bagi dan sadap. • Pemberian nama ruas saluran sekunder atau primer sesuai nama akronim yang dipergunakan untuk nama bangunan bagi dan sadap yang diawali dengan huruf R dan diakhiri dengan nomer urut dari hulu ke hilir. SAL.SEKUNDER KEBUN AGUNG SAL.PRIMER KEBON AGUNG SAL.SEKUNDER KOLOR K.ANJUK B.KA.1 (KM 0.432) B.KK.1a (KM 0.026) B.KA.1a (KM 0.339) B.KK.1b (KM 0.185) B.KK.1c (KM 0.213) B.KK.1d (KM 0.216) B.KK.1e (KM 0.357) B.KK.1f (KM 0.360) B.KK.1g (KM 0.377) B.KK.1h (KM 0.410) B.KK.1i (KM 0.432) B.KK.1j (KM 0.497) B.KK.1k (KM 0.563) B.KK.1l (KM 0.609) B.KK.1m (KM 0.740) B.KK.2a (KM 1.211) B.KK.1 (KM 1.052) B.KK.2b (KM 1.396) B.KK.2c (KM 1.402) B.KK.2d (KM 1.410) B.KK.2e (KM 1.416) B.KK.2 (KM 1.509) B.KK.3 (KM 1.720) B.KK.3a (KM 1.755) B.KK.1n (KM 0.750) Nama Bangunan Bagi/Sadap/Bagi-Sadap R. KK. 1 R. KK. 2 R. KK. 3 R. KK. 4 R. KK. 5
  • 39. Standard Tata Nama •Pemberian nama bangunan pelengkap sesuai • nama akronim yang dipergunakan untuk nama bangunan bagi dan sadap yang • diawali dengan huruf B dan • diakhiri dengan nomer urut yang sesuai dengan pemberian nama ruas saluran dan urutan huruf kecil (a, b, c ... dan seterusnya) dari hulu ke hilir Bangunan Pelengkap
  • 40.
  • 41. Standard Tata Nama • Petak Tersier diberi • nama sesuai akronim dan nomer urut bangunan bagi dan sadap, tetapi tanpa di awali dengan huruf B dan diakhir dengan • akronim arah aliran yang keluar dari bangunan bagi dan sadap • Ka untuk air yang keluar dari pintu kanan, • Ki untuk air yang keluar dari pintu kiri dan • Te untuk air yang keluar dari pintu tengah. • Jika pada lokasi yang yang sama terdapat lebih dari satu petak, maka nama petak tersier ditambahkan urutan nomer urut. KK.2 Ka 95 Ha 164 l/dt KK.3 Ka 5 Ha 13 l/dt KK.1Ki 8 Ha 20 l/dt KK.3A Ki 5 Ha 13 l/dt KK.4 Ki 44 Ha 97 l/dt KK.4 Ka 25 Ha 49 l/dt B.KA..1 B.KK..1 B.KK..2 B.KK..3 B.KK..3A B.KK..4 SAL.SEKUNDER KOLOR Petak Tersier
  • 42. Pengembangan Sistem Irigasi Pengembangan Irigasi LAND CONSOLIDATION
  • 43. Pengembangan Sistem IrigasiPengembangan Irigasi Satelite, GPS & GIS