1. Stroke atau CVA adalah kehilangan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke otak yang dapat disebabkan oleh trombosis, embolisme, iskemia, atau hemoragi serebral. Gejalanya meliputi gangguan motorik, komunikasi, persepsi, kognitif, dan kandung kemih.
2. Penanganannya meliputi pemantauan status neurologis dan tanda vital, perawatan mobilitas dan persepsi, serta latihan perawatan diri secara
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien An. M yang menderita asma bronchiale. Ringkasan utamanya adalah:
1. Pasien mengalami sesak napas berat, batuk produktif, dan tanda-tanda hipoksia.
2. Dilakukan pengobatan nebulizer, oksigenasi, dan pemantauan parameter vital.
3. Kondisi pasien mengalami peningkatan dengan berkurangnya sesak dan tanda hipoksia.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis paru. Secara ringkas:
1. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru.
2. Gejala umum TBC paru meliputi batuk berdahak, demam, dan penurunan berat badan.
3. Penatalaksanaan TBC meliputi pemberian antibiotik secara teratur beserta asuhan keperawatan yang mendukung.
Laporan pendahuluan ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi di Poli 158 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Dokumen ini menjelaskan pengertian hipertensi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, pathways, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani pasien hipertensi. Secara keseluruhan laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang penatalaksanaan keperawatan pas
1. Stroke atau CVA adalah kehilangan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke otak yang dapat disebabkan oleh trombosis, embolisme, iskemia, atau hemoragi serebral. Gejalanya meliputi gangguan motorik, komunikasi, persepsi, kognitif, dan kandung kemih.
2. Penanganannya meliputi pemantauan status neurologis dan tanda vital, perawatan mobilitas dan persepsi, serta latihan perawatan diri secara
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien An. M yang menderita asma bronchiale. Ringkasan utamanya adalah:
1. Pasien mengalami sesak napas berat, batuk produktif, dan tanda-tanda hipoksia.
2. Dilakukan pengobatan nebulizer, oksigenasi, dan pemantauan parameter vital.
3. Kondisi pasien mengalami peningkatan dengan berkurangnya sesak dan tanda hipoksia.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis paru. Secara ringkas:
1. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru.
2. Gejala umum TBC paru meliputi batuk berdahak, demam, dan penurunan berat badan.
3. Penatalaksanaan TBC meliputi pemberian antibiotik secara teratur beserta asuhan keperawatan yang mendukung.
Laporan pendahuluan ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi di Poli 158 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Dokumen ini menjelaskan pengertian hipertensi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, pathways, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani pasien hipertensi. Secara keseluruhan laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang penatalaksanaan keperawatan pas
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai strategi pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa untuk beberapa gangguan jiwa seperti perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, halusinasi, defisit perawatan diri, waham, dan resiko bunuh diri. Strategi pelaksanaan tersebut terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi, kerja, dan terminasi dengan tujuan mengidentifikasi masalah, melakukan latihan, dan
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih pada lansia. Infeksi saluran kemih pada lansia sering disebabkan oleh sisa urin dalam kandung kemih, mobilitas yang menurun, nutrisi yang kurang baik, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Diagnosa dan pengobatan infeksi saluran kemih pada lansia perlu mempertimbangkan gangguan penyerapan obat dan interaksi obat.
Postural drainage merupakan kombinasi terapi pernafasan yang terdiri dari perkusi, vibrasi, dan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi paru-paru dengan pengaruh gravitasi guna membersihkan saluran pernafasan. Prosedur ini dilakukan untuk melepaskan lendir dan meningkatkan aliran mukus pada pasien dengan gangguan paru-paru tertentu.
Makalah ini membahas tentang gastroenteritis akut (GEA) yang merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan diare dan mungkin disertai muntah. Dibahas definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, dan pemeriksaan penunjang GEA."
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Dokumen membahas tentang diabetes mellitus dan komplikasi kroniknya.
2. Jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 diprediksi akan meningkat signifikan pada 2030.
3. Komplikasi diabetes meliputi gangguan organ secara anatomis dan fungsional.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga hal utama: (1) pengertian dan etiologi tuberkulosis paru, (2) manifestasi klinis dan diagnosisnya, (3) penatalaksanaan dan perawatan keperawatan untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup latar belakang, tujuan, tinjauan teori tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, faktor risiko, upaya pencegahan, dan studi kasus tentang pengkajian pasien stroke.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus membahas konsep dasar penyakit diabetes, manifestasi klinis, patofisiologi, penatalaksanaan, dan pengkajian keperawatan pada pasien diabetes.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan spina bifida. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas konsep medik dan diagnosa spina bifida serta penatalaksanaannya, konsep asuhan keperawatan yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan perencanaan tindakan keperawatan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, faktor risiko, gejala, dan tindakan yang dilakukan pada pasien stroke non hemoragik. Dokumen tersebut juga menjelaskan masalah-masalah keperawatan yang dihadapi pasien dan intervensi yang dilakukan untuk mengatasinya.
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematurOperator Warnet Vast Raha
Laporan ini membahas tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan medis pada bayi prematur. Bayi prematur ditandai dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan kurang dari 2500 gram. Komplikasi yang mungkin timbul antara lain hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, serta infeksi. Penatalaksanaan medis meliputi resusitasi, pengaturan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke tubuh melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot dan sendi, serta komplikasi seperti perdarahan. [2] Dokumen tersebut membahas konsep penyakit DBD, gejala klinis, patofisiologi, klasifikasi, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai strategi pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa untuk beberapa gangguan jiwa seperti perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, halusinasi, defisit perawatan diri, waham, dan resiko bunuh diri. Strategi pelaksanaan tersebut terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi, kerja, dan terminasi dengan tujuan mengidentifikasi masalah, melakukan latihan, dan
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih pada lansia. Infeksi saluran kemih pada lansia sering disebabkan oleh sisa urin dalam kandung kemih, mobilitas yang menurun, nutrisi yang kurang baik, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Diagnosa dan pengobatan infeksi saluran kemih pada lansia perlu mempertimbangkan gangguan penyerapan obat dan interaksi obat.
Postural drainage merupakan kombinasi terapi pernafasan yang terdiri dari perkusi, vibrasi, dan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi paru-paru dengan pengaruh gravitasi guna membersihkan saluran pernafasan. Prosedur ini dilakukan untuk melepaskan lendir dan meningkatkan aliran mukus pada pasien dengan gangguan paru-paru tertentu.
Makalah ini membahas tentang gastroenteritis akut (GEA) yang merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan diare dan mungkin disertai muntah. Dibahas definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, dan pemeriksaan penunjang GEA."
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Dokumen membahas tentang diabetes mellitus dan komplikasi kroniknya.
2. Jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 diprediksi akan meningkat signifikan pada 2030.
3. Komplikasi diabetes meliputi gangguan organ secara anatomis dan fungsional.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga hal utama: (1) pengertian dan etiologi tuberkulosis paru, (2) manifestasi klinis dan diagnosisnya, (3) penatalaksanaan dan perawatan keperawatan untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup latar belakang, tujuan, tinjauan teori tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, faktor risiko, upaya pencegahan, dan studi kasus tentang pengkajian pasien stroke.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus membahas konsep dasar penyakit diabetes, manifestasi klinis, patofisiologi, penatalaksanaan, dan pengkajian keperawatan pada pasien diabetes.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan spina bifida. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas konsep medik dan diagnosa spina bifida serta penatalaksanaannya, konsep asuhan keperawatan yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan perencanaan tindakan keperawatan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, etiologi, faktor risiko, gejala, dan tindakan yang dilakukan pada pasien stroke non hemoragik. Dokumen tersebut juga menjelaskan masalah-masalah keperawatan yang dihadapi pasien dan intervensi yang dilakukan untuk mengatasinya.
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematurOperator Warnet Vast Raha
Laporan ini membahas tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan medis pada bayi prematur. Bayi prematur ditandai dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan kurang dari 2500 gram. Komplikasi yang mungkin timbul antara lain hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, serta infeksi. Penatalaksanaan medis meliputi resusitasi, pengaturan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke tubuh melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot dan sendi, serta komplikasi seperti perdarahan. [2] Dokumen tersebut membahas konsep penyakit DBD, gejala klinis, patofisiologi, klasifikasi, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada gangguan sistem wicara yaitu disartria, parau, dan afasia. Terdapat penjelasan mengenai konsep penyakit, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, serta pemeriksaan penunjang.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan untuk bayi prematur, yang didefinisikan sebagai bayi yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan atau dengan berat kurang dari 2,5 kg. Dokumen tersebut menjelaskan konsep medik, etiologi, manifestasi klinis, dan intervensi keperawatan untuk merawat bayi prematur seperti tirah baring, pemberian obat tokolitik, dan terapi penunda persalinan untuk mencegah
Paragraf pertama membahas latar belakang tentang kista ovarium yang dapat terbentuk dari berbagai penyebab seperti pembesaran folikel ovarium normal, folikel de graf, atau korpus luteum. Kista ovarium dapat menyebabkan gejala nyeri abdomen akut atau kronis, dan kista besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen. Pengobatan kista besar biasanya melalui operasi. Paragraf terakhir menjelaskan tujuan penulis untuk men
1. Dokumen membahas tentang asfiksia neonatus, yaitu kondisi bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.
2. Dibahas definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan asfiksia neonatus.
3. Juga dibahas konsep askep meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk bayi yang mengalami asfiks
Dokumen tersebut membahas tentang Respiratory Distress Syndrome (RDS) pada bayi prematur yang disebabkan oleh defisiensi surfaktan paru. Gejala klinis RDS antara lain napas pendek dan cepat serta sianosis. Diagnosa didukung dengan hasil pemeriksaan radiologi dan gas darah. Penatalaksanaan RDS meliputi terapi surfaktan, ventilasi mekanik, dan penggunaan CPAP/PEEP.
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal napas pada neonatus. Secara medis, sindroma ini disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utamanya adalah pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen. Secara keperawatan, pengkajian pasien meliputi riwayat ibu hamil, gejala klinis bayi, dan pemeriksaan diagnostik seperti rontgen d
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatus, yang terjadi ketika bayi baru lahir mengalami gangguan pertukaran gas dan transportasi oksigen sehingga kekurangan oksigen dan kesulitan mengeluarkan karbon dioksida. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis dari asfiksia neonatus serta asuhan keperawatan yang perlu diberikan
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang faktor risiko, gejala klinis, dan penanganan asma pada bayi. Beberapa faktor risiko yang disebutkan antara lain obesitas dan kemiskinan. Pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi paru-paru. Penanganannya meliputi pemberian bronkodilator, mukolitik, kortikosteroid, serta edukasi kepada orang tua tentang tanda bah
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang faktor risiko, gejala klinis, dan penanganan asma pada bayi. Beberapa faktor risiko yang disebutkan antara lain obesitas dan kemiskinan. Pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi paru-paru. Penanganannya meliputi pemberian bronkodilator, mukolitik, kortikosteroid, serta edukasi kepada orang tua tentang tanda bah
Dokumen tersebut membahas konsep medis dan keperawatan sindroma gagal nafas pada neonatus. Sindroma gagal nafas disebabkan oleh defisiensi surfaktan yang menyebabkan kolaps alveoli dan gangguan ventilasi. Pengobatan utama termasuk pemberian oksigen, antibiotik, dan surfaktan eksogen untuk mencegah komplikasi jangka pendek seperti infeksi dan jangka panjang seperti BPD. Pengkajian keperawatan meliputi riwayat ibu dan
Pertusis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Gejalanya berupa batuk terus menerus yang diawali batuk kering dan berlanjut menjadi batuk berdahak disertai bunyi "whoop" ketika menghirup napas. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium."
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang Respiratory Distress Syndrome (RDS) atau disebut juga Hyaline Membrane Disease, yaitu sindrom gangguan pernapasan yang disebabkan oleh kekurangan surfaktan pada paru-paru bayi prematur.
Dokumen tersebut membahas tentang Sindroma Distres Pernafasan Dewasa (ARDS) yang merupakan kondisi darurat paru akut yang disebabkan oleh berbagai faktor sistemik, pulmonal, dan non-pulmonal. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk ARDS.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sesak nafas, definisi pertolongan cemas, tujuan dan langkah-langkah dasar memberikan pertolongan cemas kepada orang yang mengalami sesak nafas. Beberapa penyebab sesak nafas juga disebutkan seperti jangkitan paru-paru, asma, dan gangguan sistem pernafasan.
Dokumen tersebut membahas tentang asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir, termasuk penyebab, gejala, diagnosis, dan dampak jangka pendek dan panjangnya. Asfiksia neonatorum dapat terjadi akibat hipoksia janin selama kehamilan atau persalinan dan berdampak buruk pada pernapasan, sirkulasi, dan metabolisme bayi baru lahir. Gangguan ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi jangka pendek dan panjang sepert
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan tidak teratur pada bayi baru lahir yang menyebabkan hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis. Penanganannya meliputi resusitasi dengan ventilasi tekanan positif dan pemberian oksigen untuk memulihkan pernapasan dan sirkulasi darah serta mencegah komplikasi seperti edema otak dan perdarahan otak.
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. [ASKEP IRDS] KLP IV
ASUHAN KEPERAWATAN
INFANT RESPIRATORI DISTRESS SYNDROM
( IRDS )
A. KONSEP MEDIK
1. Pengertian
Infant Respiratori Distress Syndrom (IRDS) atau Sindrom Gawat Napas pada Bayi
adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi premature dengan tandatanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang menetap
atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang spesifik.
Tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan
ada tidaknya shunting darah melalui PDA (Stark 1986).
Kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperpnea dengan frekuensi
pernafasan besar dari 60x/i, sianosis, merintih waktu ekspirasi dan retraksi didaerah
epigastrium, suprosternal, interkostal pada saat inspirasi. (ngatisyah,2005 hal 23)
Kumpulan gejala yang terdiri dari frekuensi nafas bayi lebih dari 60x/i atau kurang
dari 30x/i dan mungkin menunjukan satu atau lebih dari gejala tambahan gangguan
nafas sebagai berikut:
Bayi dengan sianosis sentral (biru pda lidah dan bibir)
Ada tarikan dinding dada
Merintih
Apnea (nafas berhenti lebih dari 20 detik)
(PONED,2004)
1
2. [ASKEP IRDS] KLP IV
Menurut petty dan asbaugh (1971), definisi dan kriteria RDS bila didapatkan sesak
nafas berat (dyspnea), frekuensi nafas meningkat (tachypnea), sianosis yang
menetap dengan oksigen, penurunan daya perkembangan paru, adanya gambaran
infiltrat alveolar yang merata pada foto thorak dan adanya atelektasis, konesti
vasculer, perdarahan, oedema paru, dan adanya hyaline membran pada saat otopsi.
Dikenal juga sebagai respiratory distress sydrom yang idiopatik, hyaline membrane
disease merupakan keaadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur saat
lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah 32
yang mempunyai berat dibawah 1500 gram. Kira-kira 60% bayi yang lahir sebelum
gestasi 29 minggu mengalami RDS.
2. Etiologi
Prematuritas dengan paru-paru yang imatur (gestasi dibawah 32 minggu) dan tidak
adanya, gangguan atau defisiensi surfactan
Bayi prematur yang lahir dengan operasi caesar
Penurunan suplay oksigen saat janin atau saat kelahiran pada bayi matur atau
prematur.
Paru-paru pada bayi prematur belum menghasilkan surfaktan dalam jumlah cukup.
Surfaktan berfungsi melapisis bagian dalam paru-paru agar tetap terbuka saat bayi lahir
dan bernapas.
2
3. [ASKEP IRDS] KLP IV
3. Patofisiologi / Patoflow
Kelahiran prematur
Anatomi /
fisiologi tubuh
belum sempurna
Penggunaan alat
bantu pernapasan
Paru-paru belum
menghasilkan
surfaktan dalam
jumlah yang cukup
Hipoksia, retensi CO2
dan asidosis
Perubahan kondisi
bayi
Peninggian tegangan
dipermukaan alveolar
Kolaps dan tidak
mampu menahan sisa
udara fungsional pada
akhir ekspirasi
Difusi CO2 dan O2
terganggu
IRDS
Kurang terpajang
informasi
Penggunaan energy
yang maks untuk
bernapas
Ventilasi paru-paru
terganggu
Kurang
pengetahuan
tentang kondisi
bayinya
Reflex mengisap
lemah
Napas periodic
Intake nutrisi
inadekuat
Stress psikologis
Ansietas
orang tua
Pola napas
tidak efektif
Gangguan nutrisi
Gangguan
perfusi
jaringan
Kurang
oksigenasi ke
jaringan
3
Sirkulasi CO2 &
O2 terganggu
4. [ASKEP IRDS] KLP IV
4. Manifestasi klinis
RDS mungkin terjadi pada bayi premature dengan berat badan <1000>
Tanda-tanda gangguan pernafasan berupa :
Dispnue/hipernue
Sianosis
Retraksi suprasternal / epigastrik / intercostals
Grunting expirasi
Didapatkan gejala lain seperti :
Bradikardi
Hipotensi
Kardiomegali
Edema terutama didaerah dorsal tangan atau kaki
Hipotermi
Tonus otot yang menurun
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah, urine, dan glukosa darah (untuk
mengetahui hipoglikemia). Kalsium serum (untuk mementukan hipokalsemia), analisis
gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg dan PCO2 diatas 60 mmHg ,
peningkatan kadar kalium darah, pemeriksaan Sinar-X menunjukan adanya atelektasis,
lesitin/spingomielin rasio 2:1 mengindikasikan bahwa paru sudah matur, pemeriksaan
dekstrostik dan fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamolan 33 minggu.
4
5. [ASKEP IRDS] KLP IV
6. Penatalaksanaan medik
Menurut Suriadi dan Yuliandi (2001) dan Surasmi, dkk (2003) tindakan untuk
mengatasi masalah kegawatan pernafasan meliputi:
Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat
Mempertahankan keseimbangan asam basa
Mempertahankan suhu lingkungan netral
Mempertahankan perfusi jaringan adekuat
Mencegah hipotermi
Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat
Pengobatan yang biasa diberikan selama fase akut penyakit RDS adalah:
Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder
Furosemid untuk memfasilitasi reduksi cairan ginjal dan menurunkan cairan paru
Fenobarbital
Metilksantin (teofilin dan kafein) untuk mengobati pnea dan untuk pemberhentian
dari pemakaian ventilasi mekanik.
Salah satu pengobatan terbaru dan telah diterima penggunaan dalam pengobatan RDS
adalah pemberian surfaktan eksogen (derifat dari sumber alami misalnya manusia,
didapat dari caiaran amnion atau paru sapi, tetapi bisa juga berbentuk surfaktan
buatan).
5
6. [ASKEP IRDS] KLP IV
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Aktivitas / Istrahat
Gejala
Tanda
:
:
Ibu klien mengatakan bayinya lemah
Kelemahan, imobilitas, reflex mengisap lemah
:
Murmur sistolik, Bradikardi (dibawah 100 x per menit)
Sirkulasi
Tanda
dengan hipoksemia berat, petting edema pada tangan dan kaki,
mottling
Makanan / cairan
Gejala
Tanda
:
:
Ibu klien mengatakan nafsu bayinya untuk disusui kurang.
Penurunan berat badan, kelemahan, reflex mengisap lemah
Pernapasan
Gejala
Tanda
:
ibu klien mengatakan bayinya susah dalam bernapas, ibu klien
:
mengatakan napas bayinya cepat
Takipnea (pernapasan lebih dari 60 x permenit, mungkin 80 –
100 x), napas grunting, nasal flaring, retraksi intercostals,
suprasternal, sianosis, penurunan suara napas, crakless,
episode apnea
Integritas ego
Gejala
Tanda
:
:
Ibu klien mengatakan khawatir dengan kondisi bayinya
Kecemasan, kekhawatiran, ketakutan akan perubahan kondisi
6
7. [ASKEP IRDS] KLP IV
kesehatan
b. Pengelompokan data
Data subyektif
Ibu klien mengatakan bayinya lemah
Data obyektif
Kelemahan, imobilitas,
Ibu klien mengatakan nafsu bayinya
Reflex mengisap lemah
untuk disusui kurang.
Murmur sistolik,
Ibu klien mengatakan bayinya susah
Bradikardi (dibawah 100 x per menit)
dalam bernapas
dengan hipoksemia berat
Ibu klien mengatakan napas bayinya
Petting edema pada tangan dan kaki,
cepat
mottling
Ibu klien mengatakan khawatir dengan
Penurunan berat badan
kondisi bayinya
Takipnea (pernapasan lebih dari 60 x
permenit)
Nasal flaring
Retraksi intercostals
Suprasternal
Sianosis
Penurunan suara napas
Crakless, episode apnea
Kecemasan
Kekhawatiran
Ketakutan
akan
perubahan
kondisi
kesehatan
c. Analisa Data
DATA
1
Ds :
Ibu klien mengatakan
PENYEBAB
2
Paru-paru tidak menghasilkan
surfaktan yang cukup
7
MASALAH
3
Gangguan pola
napas
8. [ASKEP IRDS] KLP IV
bayinya susah dalam
bernapas
Peninggian tekanan dipermukaan
Ibu klien mengatakan
alveolar
napas bayinya cepat
Kolaps dan tidak mampu
Do :
menahan sisa udara fungsional
Takipnea
pada akhir ekspirasi
nasal flaring
retraksi intercostals
Difusi CO2 dan O2 terganggu
sianosis
episode apnea
Ventilasi paru-paru terganggu
penurunan suara napas
Napas periodic
Pola napas tidak efektif
Ds :
Paru-paru tidak menghasilkan
Ibu klien mengatakan
surfaktan yang cukup
bayinya susah dalam
Gangguan perfusi
bernapas
jaringan
Peninggian tekanan dipermukaan
Ibu klien mengatakan
alveolar
napas bayinya cepat
1
Do :
Kolaps dan tidak mampu
menahan sisa udara fungsional
pada akhir ekspirasi
2
Difusi CO2 dan O2 terganggu
Takipnea
retraksi intercostals
Ventilasi paru-paru terganggu
sianosis
episode apnea
Sirkulasi CO2 & O2 terganggu
8
3
9. [ASKEP IRDS] KLP IV
Kurang oksigen ke jaringan
Gangguan perfusi jaringan
Paru-paru tidak menghasilkan
Ds :
Ibu klien mengatakan
surfaktan yang cukup
nafsu bayinya untuk
Nutrisi kurang dari
disusui kurang.
kebutuhan tubuh
Peninggian tekanan dipermukaan
Ibu klien mengatakan
alveolar
bayinya lemah
Kolaps dan tidak mampu
menahan sisa udara fungsional
pada akhir ekspirasi
Do :
Difusi CO2 dan O2 terganggu
Penurunan berat badan
Kelemahan, imobilitas,
Ventilasi paru-paru terganggu
reflex mengisap lemah
Penggunaan energy yang maks.
Untuk bernapas
Reflex mengisap lemah
Intake nutrisi inadekuat
Gangguan kebutuhan nutrisi
2
IRDS
1
Ds :
Ibu klien mengatakan
khawatir
dengan Penggunaan alat bantu pernapasan
kondisi bayinya
Perubahan kondisi bayi
9
3
Kecemasan orang
tua
10. [ASKEP IRDS] KLP IV
Do :
Kecemasan
Kurang terpajang informasi
Kekhawatiran
ketakutan
akan
perubahan
kondisi
Kurang pengetahuan tentang
kondisi penyakit anaknya
kesehatan
Stress psikologi orang tua
Ansietas orang tua
d. Prioritas masalah
1) Gangguan pola napas tak efektif
2) Gangguan perfusi jaringan
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4) Kecemasan orang tua
2. Diagnosa keperawatan
1) Inefektif pola nafas b.d ventilasi paru-paru terganggu ditandai dengan :
Ds
:
Do :
Ibu klien mengatakan bayinya susah dalam bernapas
Ibu klien mengatakan napas bayinya cepat
Takipnea
10
11. [ASKEP IRDS] KLP IV
Nasal flaring
Retraksi intercostals
Sianosis
Episode apnea
Penurunan suara napas
2) Gangguan perfusi jaringan b.d kurangnya oksigenasi ke jaringan ditandai
dengan :
Ds
:
Do :
Ibu klien mengatakan bayinya susah dalam bernapas
Ibu klien mengatakan napas bayinya cepat
Takipnea, Nasal flaring, Retraksi intercostals
Sianosis
Episode apnea
Penurunan suara napas
3) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menghisap, intake nutrisi inadekuat ditandai dengan :
Ds
Ibu klien mengatakan nafsu bayinya untuk disusui kurang.
:
Do
:
Ibu klien mengatakan bayinya lemah
Penurunan berat badan
Kelemahan, imobilitas,
reflex mengisap lemah
11
12. [ASKEP IRDS] KLP IV
4) Kecemasan ortu b.d kurang pengetahuan ortu tentang kondisi bayi ditandai
dengan :
Ds :
Do :
Ibu klien mengatakan khawatir dengan kondisi bayinya
Kecemasan
Kekhawatiran
ketakutan akan perubahan kondisi kesehatan
12
13. [ASKEP IRDS] KLP IV
3. Perencanaan
NO.
1
DIAGNOSA
TUJUAN
2
PERENCANAAN
3
KEPERAWATAN
4
1. Inefektif pola nafas Tupan
1. Observasi pola nafas dan frekuensi
RASIONAL
5
1.
bunyi nafas
Perubahan pola napas dan
b.d ventilasi paru-
Setelah diberikan
frekuensi bunyi napas
paru terganggu
tindakan keperawatan
membantu dalam penentuan
inefektif pola napas
intervensi yang akan dilakukan
teratasi
selanjutnya.
2. Observasi adanya sianosis
2.
Sianosis mengindikasikan
gangguan pernapasan lebih
Tupen
lanjut.
Setelah dilakukan
3. Tempatkan kepala pada posisi
tindakan keperawatan
hiperekstensi.
selama beberapa hari
4. Lakukan suction.
3.
Dapat memaksimalkan ekspansi
paru
4.
Dapat mengeluarkan lendir pada
Pola nafas efektif Kriteria
jalan napas yang mengganggu
hasil :
pernapasan.
•
•
1
2
RR 30-60 x/mnt
Sianosis (-)
5. Monitor dengan teliti hasil
pemeriksaan gas darah.
3
4
13
5.
dapat mengetahui masalah
pernapasan lebih lanjut.
5
14. [ASKEP IRDS] KLP IV
•
Sesak (-)
•
Ronchi (-)
•
Whezing (-)
6. Atur ventilasi ruangan tempat
6.
perawatan klien.
memudahkan pertukaran gas.
7.
7. Beri O2 sesuai program.
8. Observasi respon bayi terhadap
Mencegah terjadinya reaksi
abnormal dari bantuan alat
ventilator dan terapi O2.
1. Observasi frekwensi dan bunyi
Membantu pemenuhan dari
kekurangan oksigen
8.
2
ventilasi ruangan yang baik dapat
pernapasan
Gangguan perfusi
Tupan
1.
jaringan b.d
Setelah dilakukan
kurangnya
tindakan keperawatan
memudahkan dalam menentukan
oksigenasi
gangguan perfusi jaringan
intervensi selanjutnya
kejaringan
teratasi
jantung.
Untuk mengetahui frekuensi dan
bunyi jantung sehingga
2. Observasi TTV
2.
Perubahan tanda-tanda vital
menandakan perubahan kondisi
Tupen
Setelah dilakukan
kesehatan
3. Observasi adanya sianosis.
3.
tindakan keperawatan
selama beberapa hari
gangguan pernapasan lebih lanjut
4. Beri oksigen sesuai kebutuhan
4.
masalah perfusi jaringan
beransur-ansur
1
2
sianosis mengindikasikan
3
hilang dengan kriteria
4
14
pemberian oksigen tambahan dapat
membantu memenuhi kebutuhan
oksigen
5
15. [ASKEP IRDS] KLP IV
hasil :
•
•
Nadi 120-140 x/mnt.
•
Suhu 36,5-37 C
•
3.
RR 30-60 x/mnt.
Sianosis (-)
Gangguan nutrisi
Tupan
1.
kurang dari
Setelah dilakukan
kebutuhan-kebutuhan nutrisi mis :
nutrisi bayi perhari atau kebutuhan
kebutuhan b.d.
tindakan keperawatan
masukan kalori / nutrisi yang lalu,
minum (cc/ KgBb ) sehingga dapat
ketidakmampuan
masalah nutrisi teratasi
kenaikan / penurunan BB selalu
diberikan nutrisi sesuai dengan
dicatat
kebutuhannya dengan tidak terlepas
mengisap, intake
yang tidak adekuat
Kaji pola minum bayi dan
1. Untuk menentukan berapa kebutuhan
Tupen
dari intervensi yang lain yang dapat
Setelah dilakukan
meningkatkan kenaikan berat badan
tindakan keperawatan
bayi.
selama beberapa masalah
nutrisi beransur-ansur
terpenuhi dengan
2.
Ajarkan pada orang tua tentang
tehnik –tehnik pemberian Asi/ Pasi
2. Setelah pulang nanti orang tua tidak
kaku dan sudah terbiasa memberikan
Asi / Pasi pada bayi,
yang efektif
1
2
kriteria :
3
4
5
dan mengerti kapan bayi sudah mulai
•
haus : misal pada saat menangis.
Berat badan normal
15
16. [ASKEP IRDS] KLP IV
•
Nafsu makan baik
•
Keb. Akan nutrisi
meningkatkan pemberian makanan
sendok agar anak tidak bigung
terpenuh
peroral yang efektif :
dengan putting susu ibu, dan
Pemberian dengan sendok secara
pemberian secara bertahap
3.
Berikan Intervensi spesifik untuk
bertahap
Anjurkan pada ibu untuk sering –
sering meneteki anaknya
4.
Tingkatkan tidur dan kurangi
pemakaian energi yang berlebih
3. Pemberian minum/ makan lewat
mengurangi risiko aspirasi. Asi yang
kandungannya lebih baik dari makan
pengganti Asi.
4. Tidur yang banyak akan membuat
energi yang masuk dirubah menjadi
lemak sehingga dapat dipakai sebagai
cadangan makanan.
5.
Berikan pemberian makan /
5. Mengadaptasikan bayi dengan
nutrisi dengan proses adaptasi
secara bergantian ASI- PASI
2
baik. Mengetahui kenaikan BB bayi
4
Pemberian susuai umur masa
5
dan keefektifan pemberian nutrisi
kehamilan
3
dan melatih reflek mengisap yang
( sesuai keb. Perhari X BB :
1
putting susu supaya tidak bingung,
baik asi maupun Pasi dan mengetahui
Jumlah pemasukan.
6.
Timbang BB bayi sebelum dan 6. Untuk megetahui seberapa banyak
16
17. [ASKEP IRDS] KLP IV
4.
Kecemasan Orang
Tupan
tua b.d kurang
sesudah makan
1. Kaji tingkat kecemasan orang tua
asupan nutrisi yang masuk
1.
Mengetahui perasaan orang tua
Setelah dilakukan
akan
pengetahuan tentang tindakan keperawatan
kondisi bayinya.
masalah kecemasan
teratasi
kondisi
membantu
2. Berikan informasi kepada orang tua
bayinya
dalam
serta
menentukan
intervensi selanjutnya
Informasi yang diberikan dapat
serta mengikuti sertakan orang tua
Tupen :
bayi akan kondisi bayi sekarang 2.
menambah pengetahuan orang
dalam proses perawatan bayinya
akan kondisi bayinya sekarang
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
menambah kepercayaan bahwa
masalah kecemasan
mereka
dapat
beransur-ansur hilang
perawatan
bayi
dengan kriteria
1
serta ke ikutsertaan orang tua
dirumah.
2
•
3
Orang tua mengerti
3. Ajarkan
4
orang tua
bayi
cara 3.
5
Agar orang tua
melakukan
setelah
klien
tiba
dapat
tujuan yang dilakukan
perawatan bayi yang benar serta
melakukan perawatan bayi yang
dalam pengobatan
mengutamakan kebersihan
benar sehingga kondisi yang
buruk tidak terjadi
therapy.
•
Orang tua
berpartisipasi dalam
17