Dokumen tersebut membahas tentang model Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). CAPM menjelaskan hubungan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berisiko dengan risiko sistematisnya. APT menjelaskan bahwa beberapa faktor risiko yang berbeda dapat mempengaruhi pengembalian aset. Dokumen ini juga menjelaskan tentang portofolio pasar, garis pasar modal, garis pasar se
Bab 9 membahas Model Keseimbangan Risiko dan Return: Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM merupakan model yang menjelaskan hubungan positif antara risiko dan return serta kondisi keseimbangan di pasar keuangan. Model ini menggunakan risiko sistematis sebagai indikator risiko dan mengukur premi risiko berdasarkan beta pasar saham suatu aset.
Model keseimbangan yang umum digunakan adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggambarkan hubungan suatu risiko dan return secara lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variabel (disebut juga sebagai variabel beta) untuk menggambarkan risiko. Sedangkan model APT, merupakan sebuah model keseimbangan alternatif yang lebih kompleks dibandingkan CAPM karena menggunakan banyak variabel pengukur risiko untuk melihat hubungan risiko dan return.
Dokumen tersebut membahas mengenai proses sederhana dalam memilih portofolio investasi dengan menggunakan beberapa model seperti single index model, Capital Asset Pricing Model (CAPM), dan Security Market Line (SML). Model-model tersebut digunakan untuk memahami hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari suatu aset."
Dokumen tersebut membahas tentang efisien frontier (garis batas efisien) dan metode-metode untuk menilai kinerja portofolio investasi seperti Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen alpha, dan rasio informasi. Dokumen tersebut juga memberikan contoh perhitungan kinerja dua reksa dana menggunakan berbagai metode tersebut untuk periode 2008-2018.
Dokumen tersebut membahas tentang model Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). CAPM menjelaskan hubungan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berisiko dengan risiko sistematisnya. APT menjelaskan bahwa beberapa faktor risiko yang berbeda dapat mempengaruhi pengembalian aset. Dokumen ini juga menjelaskan tentang portofolio pasar, garis pasar modal, garis pasar se
Bab 9 membahas Model Keseimbangan Risiko dan Return: Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM merupakan model yang menjelaskan hubungan positif antara risiko dan return serta kondisi keseimbangan di pasar keuangan. Model ini menggunakan risiko sistematis sebagai indikator risiko dan mengukur premi risiko berdasarkan beta pasar saham suatu aset.
Model keseimbangan yang umum digunakan adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggambarkan hubungan suatu risiko dan return secara lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variabel (disebut juga sebagai variabel beta) untuk menggambarkan risiko. Sedangkan model APT, merupakan sebuah model keseimbangan alternatif yang lebih kompleks dibandingkan CAPM karena menggunakan banyak variabel pengukur risiko untuk melihat hubungan risiko dan return.
Dokumen tersebut membahas mengenai proses sederhana dalam memilih portofolio investasi dengan menggunakan beberapa model seperti single index model, Capital Asset Pricing Model (CAPM), dan Security Market Line (SML). Model-model tersebut digunakan untuk memahami hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari suatu aset."
Dokumen tersebut membahas tentang efisien frontier (garis batas efisien) dan metode-metode untuk menilai kinerja portofolio investasi seperti Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen alpha, dan rasio informasi. Dokumen tersebut juga memberikan contoh perhitungan kinerja dua reksa dana menggunakan berbagai metode tersebut untuk periode 2008-2018.
Arbitrage Pricing Theory (APT); Fama-French three factor model; Chen, Roll, Ross : four (4) factor Model; Multifactor Model;
Definisi efisiensi pasar secara informasional.;
Mengapa pasar harus efisien;
Implikasi efisiensi pasar terhadap return dan harga sekuritas;
Tipe-tipe efisiensi pasar menurut set of information; Strategi investasi yang sesuai dengan efisiensi pasar dan anomalinya.;
Anomali yang terjadi di pasar modal dan Behavioral Finance
Teori pasar modal menjelaskan model penetapan harga aktiva modal (CAPM) yang digunakan untuk menentukan harga suatu aset dengan mempertimbangkan risikonya. Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang karakteristik pasar modal dan investor. CAPM dan garis pasar modal (CML) menunjukkan hubungan antara pengembalian yang diharapkan dengan risiko suatu portofolio.
Bab ini membahas konsep return dan risiko portofolio dalam investasi di pasar modal. Topik utama meliputi pengertian return dan risiko, estimasi return dan risiko sekuritas individu dan portofolio, serta manfaat diversifikasi untuk mengurangi risiko portofolio.
Aminullah assagaf simk12 seminar inv md porto dan keu_30 jan 2021Aminullah Assagaf
Seminar ini membahas analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) untuk memprediksi return saham, dimana CAPM menggunakan satu faktor yaitu return pasar sedangkan APT mempertimbangkan penggunaan berbagai faktor makroekonomi. Terdapat perdebatan mengenai keakuratan kedua model ini, sehingga perlu dilakukan penelitian perbandingan untuk mengetahui model mana yang lebih baik dalam mempred
Dokumen tersebut membahas tentang Capital Assets Pricing Model (CAPM) yang menjelaskan hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari suatu aset. CAPM membedakan risiko sistematis yang tidak dapat dihindari dan risiko tidak sistematis yang dapat dikurangi melalui diversifikasi. Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu aset.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen portofolio berbasis mean-variance dan mata kuliah investasi dan portofolio yang mencakup topik-topik seperti pengenalan portofolio, pembentukan portofolio, analisis portofolio, dan evaluasi kinerja portofolio."
Teks tersebut merupakan ringkasan penelitian yang membandingkan akurasi model harga aset modal (CAPM) dan teori harga arbitrase (APT) dalam memprediksi return saham industri manufaktur di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata deviasi absolut CAPM lebih kecil dari APT, artinya CAPM lebih akurat. Uji statistik juga menunjukkan perbedaan rata-rata deviasi absolut antara kedua model tersebut signifikan.
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioAmrul Rizal
Dokumen tersebut membahas tentang return dan risiko portofolio investasi. Ia menjelaskan bahwa tujuan investor adalah memaksimalkan return dengan mempertimbangkan risiko. Return diestimasi berdasarkan return yang diharapkan dan risikonya diukur dengan variansi dan deviasi standar. Diversifikasi dapat meminimalkan risiko portofolio tanpa mengurangi returnnya.
Dokumen tersebut membahas tentang efisien frontier atau garis batas efisien yang merupakan serangkaian portofolio yang memberikan tingkat keuntungan tertinggi dengan risiko tertentu atau risiko terendah dengan tingkat keuntungan tertentu. Dokumen juga menjelaskan berbagai metode penilaian kinerja portofolio seperti indeks Sharpe, Treynor, Jensen, rasio informasi, dan M2."
Aminullah assagaf mil12 manaj inv lanjutan_12 juni 2021Aminullah Assagaf
Dokumen tersebut membahas perbandingan model penilaian saham Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT), termasuk asumsi, variabel, dan cara kerja masing-masing model."
Arbitrage Pricing Theory (APT); Fama-French three factor model; Chen, Roll, Ross : four (4) factor Model; Multifactor Model;
Definisi efisiensi pasar secara informasional.;
Mengapa pasar harus efisien;
Implikasi efisiensi pasar terhadap return dan harga sekuritas;
Tipe-tipe efisiensi pasar menurut set of information; Strategi investasi yang sesuai dengan efisiensi pasar dan anomalinya.;
Anomali yang terjadi di pasar modal dan Behavioral Finance
Teori pasar modal menjelaskan model penetapan harga aktiva modal (CAPM) yang digunakan untuk menentukan harga suatu aset dengan mempertimbangkan risikonya. Model ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang karakteristik pasar modal dan investor. CAPM dan garis pasar modal (CML) menunjukkan hubungan antara pengembalian yang diharapkan dengan risiko suatu portofolio.
Bab ini membahas konsep return dan risiko portofolio dalam investasi di pasar modal. Topik utama meliputi pengertian return dan risiko, estimasi return dan risiko sekuritas individu dan portofolio, serta manfaat diversifikasi untuk mengurangi risiko portofolio.
Aminullah assagaf simk12 seminar inv md porto dan keu_30 jan 2021Aminullah Assagaf
Seminar ini membahas analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) untuk memprediksi return saham, dimana CAPM menggunakan satu faktor yaitu return pasar sedangkan APT mempertimbangkan penggunaan berbagai faktor makroekonomi. Terdapat perdebatan mengenai keakuratan kedua model ini, sehingga perlu dilakukan penelitian perbandingan untuk mengetahui model mana yang lebih baik dalam mempred
Dokumen tersebut membahas tentang Capital Assets Pricing Model (CAPM) yang menjelaskan hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari suatu aset. CAPM membedakan risiko sistematis yang tidak dapat dihindari dan risiko tidak sistematis yang dapat dikurangi melalui diversifikasi. Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu aset.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen portofolio berbasis mean-variance dan mata kuliah investasi dan portofolio yang mencakup topik-topik seperti pengenalan portofolio, pembentukan portofolio, analisis portofolio, dan evaluasi kinerja portofolio."
Teks tersebut merupakan ringkasan penelitian yang membandingkan akurasi model harga aset modal (CAPM) dan teori harga arbitrase (APT) dalam memprediksi return saham industri manufaktur di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata deviasi absolut CAPM lebih kecil dari APT, artinya CAPM lebih akurat. Uji statistik juga menunjukkan perbedaan rata-rata deviasi absolut antara kedua model tersebut signifikan.
Return Yang Diharapkan dan Risiko PortofolioAmrul Rizal
Dokumen tersebut membahas tentang return dan risiko portofolio investasi. Ia menjelaskan bahwa tujuan investor adalah memaksimalkan return dengan mempertimbangkan risiko. Return diestimasi berdasarkan return yang diharapkan dan risikonya diukur dengan variansi dan deviasi standar. Diversifikasi dapat meminimalkan risiko portofolio tanpa mengurangi returnnya.
Dokumen tersebut membahas tentang efisien frontier atau garis batas efisien yang merupakan serangkaian portofolio yang memberikan tingkat keuntungan tertinggi dengan risiko tertentu atau risiko terendah dengan tingkat keuntungan tertentu. Dokumen juga menjelaskan berbagai metode penilaian kinerja portofolio seperti indeks Sharpe, Treynor, Jensen, rasio informasi, dan M2."
Aminullah assagaf mil12 manaj inv lanjutan_12 juni 2021Aminullah Assagaf
Dokumen tersebut membahas perbandingan model penilaian saham Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT), termasuk asumsi, variabel, dan cara kerja masing-masing model."
Portofolio optimal adalah kumpulan saham yang dipilih investor berdasarkan preferensi return dan risiko. Model harga aset modal (CAPM) dan teori penetapan harga arbitrase (APT) digunakan untuk memprediksi return portofolio optimal. Hipotesis penelitian menyatakan ada portofolio optimal saham properti dan real estat 2011-2015 berdasarkan return harapan, risiko, dan beta.
Investasi dan portofolio (simplifiying portofolio selection process)mobileset
simplifiying portofolio selection process dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah invetasi dan portofolio. dalam PPT ini membahasa tetang bagaimana cara kita untu menyederhanakan proses pemilihan portofolio.
Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...Trisnadi Wijaya
Teks ini merangkum hasil penelitian tentang analisis portofolio optimal pada saham indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. Penelitian ini menggunakan model indeks tunggal untuk menentukan kombinasi saham mana yang memberikan return dan risiko terbaik. Hasilnya menunjukkan portofolio optimal tahun 2013 terdiri atas 9 saham, tahun 2014 terdiri atas 8 saham, dan gabungan kedua tahun terdiri atas 9 saham."
Tiga model utama untuk mengukur kinerja portofolio yaitu rasio Sharpe, rasio Treynor, dan ukuran Jensen. Rasio Sharpe mengukur kelebihan pengembalian per satuan deviasi standar total risiko portofolio.
1. CAPM menjelaskan hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berisiko. Model ini menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan hanya dipengaruhi oleh risiko sistematis yang diukur dengan beta.
2. Bukti empiris menunjukkan bahwa pasar modal yang efisien karena harga aset selalu merefleksikan semua informasi terkini. Ada tiga tingkatan efisiensi pasar yaitu lemah, setengah kuat
erdasarkan teori portofolio Markowitz, portofolio yang efisien adalah portofolio yang berada di sepanjang kurva efficient frontier. Pada kondisi pasar yang seimbang, semua investor akan memilih portofolio pasar (portofolio optimal yang berada di sepanjang kurva efficient frontier).CAPM adalah salah satu cara yang sangat efisien dalam mengetahui risiko dan juga return, Model penetapan harga asset modal (CAPM) adalah sebuah alat untuk memprediksi keseimbangan imbal hasil yang diharapkan dari suatu asset beresiko.
Tiga model pengukuran kinerja portofolio yang dapat digunakan adalah Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio. Sharpe Ratio mengukur kelebihan pengembalian per unit risiko dengan rumus (Rp - Rf) / σp, di mana Rp adalah pengembalian portofolio, Rf adalah tingkat pengembalian bebas risiko, dan σp adalah deviasi standar pengembalian portofolio. Semakin tinggi nilai Sharpe Ratio, maka semakin baik kinerja invest
Bab ini membahas teori pasar modal seperti CAPM, CML, SML, dan penghitungan beta. CAPM didasarkan pada hubungan antara risiko dan return yang diharapkan pada aset berisiko. CML dan SML menggambarkan hubungan antara risiko dan return untuk portofolio efisien dan saham individual. Penghitungan beta melibatkan regresi return saham terhadap pasar untuk mengestimasi risiko relatif saham. Terdapat kritik terhadap CAPM karena hanya mempertimb
Dokumen tersebut membahas tentang dua model keseimbangan yaitu CAPM dan APT. CAPM merupakan model yang lebih sederhana dengan menggunakan satu variabel beta, sedangkan APT menggunakan banyak variabel risiko."
Model keseimbangan membantu memahami hubungan antara risiko dan return suatu aset. Terdapat dua model keseimbangan utama yaitu CAPM dan APT. CAPM menggunakan satu variabel (beta) sedangkan APT menggunakan banyak variabel risiko. CAPM didasarkan pada teori portofolio Markowitz dan menghubungkan return yang diharapkan suatu aset dengan risikonya berdasarkan kondisi pasar yang seimbang.
2. Overview01
Pembahasan
Asumsi-Asumsi Capital Asset Pricing
Model (CAPM)02
Portofolio Pasar03
Slope CML04
05 Return Sekuritas Yang Di Syaratkan
06 Contoh Pengunaan Beta
07 Teori Penetapan Harga Arbitrasi
08 Model APT
3. Untuk memahami
OVERVIEW
sebagai alat untuk
memahami suatu
permasalahan yang
kompleks dalam
gambaran yang
lebih sederhana.
Untuk
memahami
penentuan
risiko yang
relevan
Untuk memahami
hubungan antara risiko
dan return yang
diharapkan
4. ASUMSI-ASUMSI CAPITAL
ASSET PRICING MODEL (CAPM)
Semua Investor :
1. Menggunakan Informasi yang sama untuk menghasilkan efficient frontier
2. memiliki periode waktu yang sama
3. mempunyai distribusi probabilitas tingkat return masa depan yang identik
4. investor dapat meminjam atau meminjamkan uang pada tingkat retun yang bebas risiko
Tidak ada biaya teransaksi, pajak pendapatan, dan inflasi
Tidak ada Investor yang secara sendiri mempengaruhi harga saham
Pasar dalam keadaan seimbang (equilibrium)
5. PORTOFOLIO PASAR
Pada kondisi Pasar yang seimbang, semua investor akan memilih portofolio
pasar ( portofolio optimal yang berada di sepanjang kurva efficient frontier )
Dalam kondisi pasar yang
seimbang, semua investor
akan memilih portofolio pada
titik D sebagai portofolio
yang optimal ( terdiri dari
aset-aset berisiko).
C
6. SLOPE Capital Market Line
Kemiringan (slope) CML menunjukkan harga pasar risiko
(market price of risk) untuk portofolio yang efisien atau
harga keseimbangan risiko di pasar
Slope CML mengindikasikan tambahan return yang
disyaratkan pasar untuk setiap 1% kenaikan risiko
portofolio.
7. Contoh CML
Contoh:
Dalam kondisi pasar yang seimbang, return
yang diharapkan pada portofolio pasar
adalah 15% dengan deviasi standar sebesar
20%. Tingkat return bebas risiko sebesar 8%.
Penyelsaian :
Maka Slope CML = (0,15-0,08): 0,20 = 0,35
8. RETURN SEKURITAS YANG DI SYARATKAN
Berdasarkan hubungan tingkat return dengan BETA, maka
komponen penyusun requiret rate of return terdiri dari :
tingkat return bebas risiko dan premi risiko
Secara matematis, hubungan tersebut dapat digamabarkan
sebagai:
Ki = Tingkat risiko aset bebas risiko + premi risiko skuritas
R u m u s
= RF + 𝜷i [E(RM) – RF]
9. Jawaban :
Contoh Soal
Diasumsikan beta saham PT Gudang Garam Adalah 0,5 dan
tingkat return bebas risiko (Rf) adalah 1,5%. Tingkat return pasar
harafan diasumsikan sebesar 2%. Dengan demikian, maka
tingkat keuntungan yang disyaratkan investor untuk saham PT
Gudang Garam adalah
10. CONTOH PENGUNAAN BETA
Anggap tingkat return bebas risiko adalah 10 persen. Return harapan
pasar adalah 18 persen. Jika saham YOY mempunyai beta 0,8,
berapakah return disyaratkan berdasarkan CAPM?
J a w a b a n
Ki = 10% + 0,8 x (18% -10%)
= 16,4%
2. Anggap tingkat return bebas risiko adalah 10 persen.
Return harapan pasar adalah 18 persen. Jika saham lain
yaitu saham GFG mempunyai return disyaratkan 20
persen, berapakah betanya?
1
2
J a w a b a n
20% = 10% + βi x (18%-10%)
10% = βi x 8%
βi = 1,25
R u m u s :
Ri=αi+βi Rm+εi
Ket :
Ri= return sekuritas i
RM = return indeks pasar
αi = intersep
βi = slope
εi = random residual error
11. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keakuratan Estimasi Beta
Estimasi beta01
Garis karakteristik02
Nilai tidak terlepas dari adanya error03
Hal ini secara implisit berarti bahwa kita menganggap apa yang
terjadi pada beta masa lalu, akan sama dengan apa yang terjadi
pada beta masa datang.
Dapat dibentuk oleh berbagai observasi dan periode waktu yang berbeda, dan tidak ada satu pun periode dan
observasi yang dianggap tepat. Dengan demikian, estimasi beta untuk satu sekuritas dapat berbeda karena
observasi dan periode waktunya yang digunakan berbeda.
Sehingga bisa jadi estimasi beta tidak akurat karena tidak
menunjukkan nilai yang sebenarnya.
12. TEORI PENETAPAN HARGA ARBITRASI
A P T
model
keseimbangan,
selain CAPM,
adalah Arbritage
Pricing Theory
(APT).
1
Estimasi return dari
sekuritas, dengan
APT, tidak terlalu
dipengaruhi portofolio
pasar seperti hanya
dalam CAPM
2
sekuritas bisa
dipengaruhi oleh
beberapa sumber
risiko yang
lainnya.
3
return harapan untuk
suatu sekuritas dipen
garuhi oleh beberapa
faktor risiko yang
menunjukkan kondisi
perekonomian secara
umum.
4
13. M O D E L A P T
APT berasumsi bahwa investor percaya bahwa return sekuritas akan ditentukan oleh sebuah
modal Faktorial dengan dan factor risiko, sehingga:
Ri = E (Ri) + b i1 f1 + b i2 f2+….+b in fn + e
Dalam hal ini:
Ri = Tingkat return actual sekuritas i
E (Ri) = Return harapan untuk sekuritas i
F = Deviasi factor sistematis F dari nilai harapannya
bi = Sensitivitas sekuritas I terhadap factor i
ei = Random Error
14. R U M U S :
E(Ri) = a0 + bi1 F1 + bi2 F2 +…. + b in Fn
Dalam hal ini:
E(RI) = Return harapan dari sekuritas i
A0 = Return harapan dari sekuritas I bila
risiko sistematis sebesar nol
b in = Koefisien yang menunjukkan
besarnya pengaruh factor n terhadap
return sekuritas i
F = Premi risiko untuk sebuah factor
(misalnya premi risiko untuk F1 adalah
E(F1) – a0)
4 faktor yang
mempengaruhi return
sekuritas, yaitu:
Perubahan tingkat
inflasi.
Perubahan produksi
industri yang tidak
diantisipasi.
Perubahan premi risk-
default yang tidak
diantisipasi.
Perubahan struktur
tingkat suku bunga yang
tidak diantisipasi.
.
Model Keseimbangan APT
Risiko dalam APT
didefinisi sebagai
sensitifitas saham
terhadap faktor-
faktor ekonomi
makro .
CAPM
merupakan model
APT yang hanya
mempertimbangk
an satu factor
risiko yaitu risiko
sistematis pasar.
15. ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO
OPTIMAL DENGAN MODEL
DAN PENGEMBANGAN DARI
PORTOFOLIO MARKOWITZ
(Studi pada Indeks BISNIS-27 di Bursa
Efek Indonesia periode 2011 - 2013) Sejak 27 Januari 2009 lalu, muncullah nama indeks BISNIS-27 yang merupakan
indeks gabungan dari Harian Bisnis Indonesia yang memiliki beberapa perimeter dari
analisis teknikal dan fundamental serta perusahaan yang memiliki.
Penelitian ini menggunakan explanatory research dengan pendekatan
kuantitatif. Explanatory research ini memuat penyajian data yang sistematis,
faktual, dan akurat mengenai sifat- sifat populasi tertentu. Dalam penelitian ini,
peneliti mengembangkan konsep yang bermula dari mengumpulkan fakta terkait
dengan melakukan uji hipotesis dari objek yang diteliti. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan yang terdaftar di indeks BISNIS-27
periode 2011- 2013.
Perhitungan Portofolio Model Markowitz (Mean Variance)
Untuk memperoleh fungsi obyektif model MV, variabel yang harus
dimasukkan adalah (i) covariance antar saham dalam portofolio, (ii)
tingkat pengembalian yang diharapkan, dan (iii) proporsi bobot dana yang
akan diinvestasikan dalam suatu portofolio.. Rekap dari perhitungan untuk
portofolio Mean Variance, sebagai berikut;
Tahun Volume
(juta saham)
Nilai
(juta rupiah)
IHSG Tingkat
Pertumbuhan
2010 1.330.865 1.176.238 3.703,51 0,461
2011 1.203.550 1.223.441 3.821,99 0,031
2012 1.053.762 1.116.114 4.316,69 0,130
2013* 375.973 376.054 4.940,99 0,145
Tabel 1 Perkembangan Investasi Saham di Indonesia pada Periode 2010-2013
Keterangan: * sampai dengan triwulan I
Sumber: Fact book BAPEPAM
16. Perusahaan
Average
Return Variance
Standar
Deviation
Sharpe
Ratio
ADRO -0,420% 0,323% 5,666% -0,074
BBNI 0,070% 0,363% 6,005% 0,012
BDMN -0,074% 0,295% 5,411% -0,014
BMRI 0,247% 0,239% 4,870% 0,051
EXCL 0,053% 0,244% 4,922% 0,011
INCO -0,182% 0,366% 6,032% -0,030
INTP 0,242% 0,205% 4,510% 0,054
SMGR 0,374% 0,219% 4,668% 0,080
TLKM 0,321% 0,155% 3,924% 0,082
UNTR -0,032% 0,266% 5,145% -0,006
Tabel 2 Rekap Data Mean Variance
Sumber: data diolah
Grafik efficient frontier inilah yang akan
menjadi awal dari pembentukan portofolio
optimal.Grafik efficient frontier yang terbentuk pada
portofolio Model Markowitz (MeanVariance) berasal
dari return portofolio dan risiko portofolio. Grafik ini
ditunjukkan sebagai berikut;
2,743% 2,756% 2,844% 3,056% 3,517%
3,846%
Risiko Portofolio
0,086
%
0,125%
0,351%
0,360%
0,275%
0,195%
0,400%
0,300%
0,200%
0,100%
0,000%
Efficient Frontier Mean Variance
Portofolio efisien dari model portofolio Mean Variance (MV) yang
dibentuk oleh peneliti adalah 6 portofolio efisien. Perhitungan portofolio
efisien di atas berdasarkan nilai return saham, covariance antar saham, yang
kemudian akan membentuk risiko. Portofolio efisien juga melibatkan nilai
bobot untuk tiap saham yang bisa menyusun portofolio efisien. Setelah
penyusunan portofolio efisien, peneliti mencari portofolio optimal dari Mean
Variance. Portofolio optimal yang dilakukan peneliti dengan menggunakan
pendekatan Indeks Sharpe, yakni dengan rewards to variability ratio.
17. No Nama
Portofolio
Tingkat
pengembalian
Risiko
Portofolio
Rewards to
Variability
Ratio
1 P1 0,086% 2,743% 0,031
2 P2 0,125% 2,756% 0,045
3 P3 0,195% 2,844% 0,069
4 P4 0,275% 3,056% 0,090
5 P5 0,351% 3,517% 0,100
6 P6 0,360% 3,846% 0,094
Kode Saham Bobot Saham
SMGR 54,717 %
TLKM 45,283 %
Tabel 3 Portofolio Efisien Model MV
Sumber: data diolah
Tabel di atas juga menginformasikan bahwa pada Portofolio 5
(P5) memiliki rewards to variability ratio yang paling tinggi yaitu
0,100 dan rewards to variability ratio selanjutnya menurun menjadi
0,094, dengan demikian P5 merupakan portofolio optimal dari
model perhitungan Mean Variance (MV). Bobot saham yang
membentuk portofolio optimal akan dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4 Bobot Saham pada Portofolio P5
Sumber: data diolah
Perhitungan Portofolio Model Downside Deviation (DD)
Model Downside Deviation (DD) ini memiliki konsep bahwa nilai tingkat
pengembalian saham yang terletak dibawah nilai yang ditentukan tersebut
akan dianggap sebagai risiko. Pernyataan di atas menekankan bahwa nilai
yang berada di bawah nilai nol merupakan risiko. Sehingga pada perhitungan
nilai return yang berada di atas 0, akan dituliskan dengan angka nol.
18. Perusahaan Return DD DD
Sharpe Ratio
ADRO -2,233% 3,371% -0,663
BBNI -1,800% 5,636% -0,319
BDMN -1,626% 2,821% -0,576
BMRI -1,601% 2,651% -0,604
EXCL -1,880% 2,979% -0,631
INCO -2,269% 3,514% -0,646
INTP -1,578% 2,549% -0,619
SMGR -1,565% 2,626% -0,596
TLKM -1,333% 2,127% -0,627
UNTR -1,990% 3,062% -0,650
No Nama
Portofolio
Tingkat
pengembalian
Risiko
Portofolio
Rewards to
Variability Ratio
1 P1 -1,787% 1,648% -1,084
2 P2 -1,767% 1,627% -1,086
3 P3 -1,727% 1,593% -1,084
4 P4 -1,667% 1,558% -1,070
5 P5 -1,637% 1,550% -1,056
6 P6 -1,607% 1,547% -1,039
Rekap hasil perhitungan untuk portofolio DD, sebagai berikut:
Tabel 5 Rekap Data Downside Deviation
Sumber: data diolah
Grafik efficient frontier yang dihasilkan pada portofolio model DD,
sebagai berikut:
Gambar 3 Efficient Frontier Downside Deviation
Model Portofolio Downside Deviation
Risiko Portofolio
1,648% 1,627% 1,593% 1,558% 1,550% 1,547%
1,450%
1,500%
1,550%
1,600%
1,650%
1,700%
Sumber: data diolah
Tabel 6 Portofolio Efisien Model DD
Sumber: data diolah
Tabel di atas juga memaparkan bahwa nilai portofolio optimal yang
terbentuk dari indeks Sharpe adalah sebesar -1,086 yang dimiliki oleh
Portofolio 2 (P2). P2 ini merupakan portofolio optimal model Downside
Deviation (DD) disebabkan memiliki nilai risiko yang paling rendah serta
nilai rewards to variability ratio yang paling rendah. Portofolio optimal ini
terbentuk dari bobot proporsi dana beberapa saham yang dijelaskan,
sebagai berikut:
19. Kode Saham Bobot Saham
ADRO 16,464%
BBNI 4,810%
BDMN 14,597%
EXCL 15,336%
INCO 8,693%
INTP 4,956%
SMGR 3,745%
TLKM 26,153%
UNTR 5,246%
Perusahaan
Mean Absolute
MAD
Sharpe Ratio
ADRO 3,713% 3,988% 0,931
BBNI 3,679% 4,747% 0,775
BDMN 3,212% 4,355% 0,738
BMRI 3,501% 3,386% 1,034
EXCL 3,816% 3,108% 1,228
INCO 4,396% 4,131% 1,064
INTP 3,410% 2,951% 1,155
SMGR 3,504% 3,084% 1,136
TLKM 3,007% 2,520% 1,193
UNTR 3,945% 3,302% 1,195
Tabel 7 Bobot Proporsi Dana pada Portofolio P2
Sumber: data diolah
Perhitungan Portofolio Model Mean Absolute Deviation (MAD)
Model Mean Absolute Deviation (MAD) adalah alternatif dari
model Mean Variance (MV) juga, dengan perbedaan yang dasar tentang
risiko. Nilai risiko pada model MAD berasal dari nilai mutlak dari
selisih tingkat pengembalian terhadap rata-rata tingkat pengembalian
saham selama periode investasi.
Perhitungan untuk portofolio Mean Absolute Deviation,
ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 8 Rekap Data Mean Absolute Deviation
Sumber: data diolah
Efficient Frontier Mean Absolute
Deviation
3,700% 3,605% 3,615% 3,620%
3,600%
3,500%
3,400%
3,477%
3,550%
3,500%
1,681% 1,683% 1,693% 1,716% 1,721% 1,724%
Risiko Portofolio
ReturnPortofolio Grafik efficient frontier, dapat dilihat pada gambar berikut;
Gambar 4 Efficient Frontier Mean Absolute Deviation
Sumber: data diolah
20. No Nama
Portofolio
Tingkat
Pengembalian
Risiko
Portofolio
Rewards to
Variability
Ratio
1 P1 3,477% 1,681% 2,608
2 P2 3,500% 1,683% 2,080
3 P3 3,550% 1,693% 2,097
4 P4 3,605% 1,716% 2,101
5 P5 3,615% 1,721% 2,100
6 P6 3,620% 1,724% 2,099
Kode Saham Bobot Saham
ADRO 3,311 %
BBNI 1,056 %
BDMN 3,018 %
BMRI 0,149 %
EXCL 24,790%
INCO 11,014%
INTP 2,113%
SMGR 17,032%
TLKM 25,383%
UNTR 12,132%
Cara untuk menentukan nilai rewards to
variability ratio akan dijelaskan pada tabel berikut;
Tabel 9 Portofolio Efisien Model MAD
Sumber: data diolah
Tabel di atas juga menyimpulkan bahwa portofolio
optimal yang terbentuk dari portofolio efisien Mean Absolute
Deviation (MAD) memiliki nilai rewards to variability ratio
sebesar 2,101. Nilai ini dimiliki oleh Portofolio 4 (P4). Bobot
proporsi saham yang membentuk Portofolio optimal model
MAD dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 10 Bobot Proporsi Dana pada Portofolio P4
Sumber: data diolah
21. Mean
Variance
Downside
Deviation
Mean
Absolute
Deviation
Mean 0,133% -2,024% 4,045%
Variance 0,204% 0,032% 0,033%
N 52 52 52 Mean
Variance Downside
Deviation
Mean
Absolute
Deviation
Tingkat
Pengembalian
0,133% -2,024% 4,045%
Risiko 0,204% 0,032% 0,033%
Indeks Sharpe 0,652 -62,917 121,043
Tabel 11 Statistik Tingkat Pengembalian selama Periode Investasi
Sumber: data diolah
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa;
1. PortofoliomodelMeanAbsoluteDeviation(MAD)memilikitingkatpengembalianyang lebihtinggipada
periode investasi, daripada kedua model lainnya yakni sebesar 4,045%. Sehingga model MAD
merupakanmodelportofolioterbaikuntukinvestoryang menginginkanreturntinggidanmencaririsiko(risk
seeker).
2. PortofoliomodelDownsideDeviation(DD)inimemilikitingkatrisikoyanglebihrendahuntukditawarkan
padaperiodeinvestasi,daripadakeduamodellainnyayaknidenganangkasebesar0,032%.Sehinggamodel
DDmerupakanmodelyangtepatbagipreferensiinvestoryangmenghindaririsiko(risk aversion).
Sementara untuk mengetahui kinerja paling optimal dari ketiga
model portofolio di atas, dilihat dari rewards to variability ratio. Nilai
rewards to variability ratio dijelaskan pada tabel berikut;
Tabel 12 Kinerja Optimal 3 Model Portofolio
Sumber: data diolah
Indeks Sharpe yang ditunjukkan dari ketiga
model portofolio ini memperlihatkan nilai reward to variability ratio
paling besar yakni 121,043. Nilai tersebut dimiliki oleh model
portofolio Mean Absolute Deviation (MAD).