Aminullah assagaf simk12 seminar inv md porto dan keu_30 jan 2021Aminullah Assagaf
Seminar ini membahas analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) untuk memprediksi return saham, dimana CAPM menggunakan satu faktor yaitu return pasar sedangkan APT mempertimbangkan penggunaan berbagai faktor makroekonomi. Terdapat perdebatan mengenai keakuratan kedua model ini, sehingga perlu dilakukan penelitian perbandingan untuk mengetahui model mana yang lebih baik dalam mempred
Aminullah assagaf mil12 manaj inv lanjutan_12 juni 2021Aminullah Assagaf
Dokumen tersebut membahas perbandingan model penilaian saham Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT), termasuk asumsi, variabel, dan cara kerja masing-masing model."
Model keseimbangan yang umum digunakan adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggambarkan hubungan suatu risiko dan return secara lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variabel (disebut juga sebagai variabel beta) untuk menggambarkan risiko. Sedangkan model APT, merupakan sebuah model keseimbangan alternatif yang lebih kompleks dibandingkan CAPM karena menggunakan banyak variabel pengukur risiko untuk melihat hubungan risiko dan return.
Portofolio optimal adalah kumpulan saham yang dipilih investor berdasarkan preferensi return dan risiko. Model harga aset modal (CAPM) dan teori penetapan harga arbitrase (APT) digunakan untuk memprediksi return portofolio optimal. Hipotesis penelitian menyatakan ada portofolio optimal saham properti dan real estat 2011-2015 berdasarkan return harapan, risiko, dan beta.
Aminullah assagaf simk12 seminar inv md porto dan keu_30 jan 2021Aminullah Assagaf
Seminar ini membahas analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) untuk memprediksi return saham, dimana CAPM menggunakan satu faktor yaitu return pasar sedangkan APT mempertimbangkan penggunaan berbagai faktor makroekonomi. Terdapat perdebatan mengenai keakuratan kedua model ini, sehingga perlu dilakukan penelitian perbandingan untuk mengetahui model mana yang lebih baik dalam mempred
Aminullah assagaf mil12 manaj inv lanjutan_12 juni 2021Aminullah Assagaf
Dokumen tersebut membahas perbandingan model penilaian saham Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT), termasuk asumsi, variabel, dan cara kerja masing-masing model."
Model keseimbangan yang umum digunakan adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggambarkan hubungan suatu risiko dan return secara lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variabel (disebut juga sebagai variabel beta) untuk menggambarkan risiko. Sedangkan model APT, merupakan sebuah model keseimbangan alternatif yang lebih kompleks dibandingkan CAPM karena menggunakan banyak variabel pengukur risiko untuk melihat hubungan risiko dan return.
Portofolio optimal adalah kumpulan saham yang dipilih investor berdasarkan preferensi return dan risiko. Model harga aset modal (CAPM) dan teori penetapan harga arbitrase (APT) digunakan untuk memprediksi return portofolio optimal. Hipotesis penelitian menyatakan ada portofolio optimal saham properti dan real estat 2011-2015 berdasarkan return harapan, risiko, dan beta.
Investasi dan portofolio (simplifiying portofolio selection process)mobileset
simplifiying portofolio selection process dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah invetasi dan portofolio. dalam PPT ini membahasa tetang bagaimana cara kita untu menyederhanakan proses pemilihan portofolio.
Bab 9 membahas Model Keseimbangan Risiko dan Return: Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM merupakan model yang menjelaskan hubungan positif antara risiko dan return serta kondisi keseimbangan di pasar keuangan. Model ini menggunakan risiko sistematis sebagai indikator risiko dan mengukur premi risiko berdasarkan beta pasar saham suatu aset.
Teks tersebut merupakan ringkasan penelitian yang membandingkan akurasi model harga aset modal (CAPM) dan teori harga arbitrase (APT) dalam memprediksi return saham industri manufaktur di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata deviasi absolut CAPM lebih kecil dari APT, artinya CAPM lebih akurat. Uji statistik juga menunjukkan perbedaan rata-rata deviasi absolut antara kedua model tersebut signifikan.
Capital of Asset Pricing Model to represent the connective model mount the return expected from an risk asset with the risk from the asset at condition of well-balanced market. Many researcher which have conducted the examination to model CAPM, for example: Fama And Mac Beth (1973) by doing examination CAPM for the case of in United States, other researcher of Adler H. Manurung (1992) doing examination CAPM in Bursa Efek Jakarta (BEJ). Result of its research is beta give the negative impact to mean of share degradation, in its research there is share which return flatten the negative nya, but its beta is high. Whether there are relation of among beta and mount the advantage (expected return). Anticipated by among beta and return expected have the relation which are positive and linear.
Theory CAPM give the clarification of concerning relation of among risk and return. This theory assume that higher level risk will yield the higher level return, and asset with the is same risk will yield the is same return also. Capital of Asset Pricing Model the, beta excelsior of an marketable securities, hence the storey; level return sekuritas also excelsior. such risk represent the systematic risk, because the risk arise from variabilitas of price marketable securities in general and unidirectional change with the market.
1. CAPM menjelaskan hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berisiko. Model ini menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan hanya dipengaruhi oleh risiko sistematis yang diukur dengan beta.
2. Bukti empiris menunjukkan bahwa pasar modal yang efisien karena harga aset selalu merefleksikan semua informasi terkini. Ada tiga tingkatan efisiensi pasar yaitu lemah, setengah kuat
Model Penetapan Harga Aset Modal (CAPM) menggambarkan hubungan antara risiko beta aset dan pengembalian yang diharapkan. Definisi efisiensi pasar secara informasional menyatakan bahwa harga pasar mencerminkan semua informasi yang tersedia sehingga tidak ada cara untuk 'mengalahkan' pasar."
Dokumen ini menganalisis faktor-faktor fundamental dan risiko sistematik yang mempengaruhi harga saham perusahaan properti di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunakan 13 perusahaan properti sebagai sampel dan menganalisis variabel seperti ROA, ROE, nilai buku, rasio hutang terhadap ekuitas, dan beta untuk memprediksi harga saham. Hasilnya menunjukkan hanya nilai buku yang berpengaruh secara parsial ter
Arbitrage Pricing Theory (APT); Fama-French three factor model; Chen, Roll, Ross : four (4) factor Model; Multifactor Model;
Definisi efisiensi pasar secara informasional.;
Mengapa pasar harus efisien;
Implikasi efisiensi pasar terhadap return dan harga sekuritas;
Tipe-tipe efisiensi pasar menurut set of information; Strategi investasi yang sesuai dengan efisiensi pasar dan anomalinya.;
Anomali yang terjadi di pasar modal dan Behavioral Finance
Bab ini membahas teori pasar modal seperti CAPM, CML, SML, dan penghitungan beta. CAPM didasarkan pada hubungan antara risiko dan return yang diharapkan pada aset berisiko. CML dan SML menggambarkan hubungan antara risiko dan return untuk portofolio efisien dan saham individual. Penghitungan beta melibatkan regresi return saham terhadap pasar untuk mengestimasi risiko relatif saham. Terdapat kritik terhadap CAPM karena hanya mempertimb
Dokumen tersebut membahas mengenai proses sederhana dalam memilih portofolio investasi dengan menggunakan beberapa model seperti single index model, Capital Asset Pricing Model (CAPM), dan Security Market Line (SML). Model-model tersebut digunakan untuk memahami hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari suatu aset."
Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...Trisnadi Wijaya
Teks ini merangkum hasil penelitian tentang analisis portofolio optimal pada saham indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. Penelitian ini menggunakan model indeks tunggal untuk menentukan kombinasi saham mana yang memberikan return dan risiko terbaik. Hasilnya menunjukkan portofolio optimal tahun 2013 terdiri atas 9 saham, tahun 2014 terdiri atas 8 saham, dan gabungan kedua tahun terdiri atas 9 saham."
Model keseimbangan membantu memahami hubungan antara risiko dan return suatu aset. Terdapat dua model keseimbangan utama yaitu CAPM dan APT. CAPM menggunakan satu variabel (beta) sedangkan APT menggunakan banyak variabel risiko. CAPM didasarkan pada teori portofolio Markowitz dan menghubungkan return yang diharapkan suatu aset dengan risikonya berdasarkan kondisi pasar yang seimbang.
Model penetapan harga asset modal (CAPM) merupakan alat untuk memprediksi imbal hasil yang diharapkan dari suatu asset beresiko dengan memperkenalkan risiko sistematik dan risiko tidak sistematik serta menyatakan bahwa premium risiko suatu aset tergantung pada risiko pasar dan koefisien beta. CAPM dibangun atas teori portofolio Markowitz dengan asumsi investor mendiversifikasi portofolio secara optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang dua model keseimbangan yaitu CAPM dan APT. CAPM merupakan model yang lebih sederhana dengan menggunakan satu variabel beta, sedangkan APT menggunakan banyak variabel risiko."
Investasi dan portofolio (simplifiying portofolio selection process)mobileset
simplifiying portofolio selection process dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah invetasi dan portofolio. dalam PPT ini membahasa tetang bagaimana cara kita untu menyederhanakan proses pemilihan portofolio.
Bab 9 membahas Model Keseimbangan Risiko dan Return: Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM merupakan model yang menjelaskan hubungan positif antara risiko dan return serta kondisi keseimbangan di pasar keuangan. Model ini menggunakan risiko sistematis sebagai indikator risiko dan mengukur premi risiko berdasarkan beta pasar saham suatu aset.
Teks tersebut merupakan ringkasan penelitian yang membandingkan akurasi model harga aset modal (CAPM) dan teori harga arbitrase (APT) dalam memprediksi return saham industri manufaktur di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata deviasi absolut CAPM lebih kecil dari APT, artinya CAPM lebih akurat. Uji statistik juga menunjukkan perbedaan rata-rata deviasi absolut antara kedua model tersebut signifikan.
Capital of Asset Pricing Model to represent the connective model mount the return expected from an risk asset with the risk from the asset at condition of well-balanced market. Many researcher which have conducted the examination to model CAPM, for example: Fama And Mac Beth (1973) by doing examination CAPM for the case of in United States, other researcher of Adler H. Manurung (1992) doing examination CAPM in Bursa Efek Jakarta (BEJ). Result of its research is beta give the negative impact to mean of share degradation, in its research there is share which return flatten the negative nya, but its beta is high. Whether there are relation of among beta and mount the advantage (expected return). Anticipated by among beta and return expected have the relation which are positive and linear.
Theory CAPM give the clarification of concerning relation of among risk and return. This theory assume that higher level risk will yield the higher level return, and asset with the is same risk will yield the is same return also. Capital of Asset Pricing Model the, beta excelsior of an marketable securities, hence the storey; level return sekuritas also excelsior. such risk represent the systematic risk, because the risk arise from variabilitas of price marketable securities in general and unidirectional change with the market.
1. CAPM menjelaskan hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berisiko. Model ini menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan hanya dipengaruhi oleh risiko sistematis yang diukur dengan beta.
2. Bukti empiris menunjukkan bahwa pasar modal yang efisien karena harga aset selalu merefleksikan semua informasi terkini. Ada tiga tingkatan efisiensi pasar yaitu lemah, setengah kuat
Model Penetapan Harga Aset Modal (CAPM) menggambarkan hubungan antara risiko beta aset dan pengembalian yang diharapkan. Definisi efisiensi pasar secara informasional menyatakan bahwa harga pasar mencerminkan semua informasi yang tersedia sehingga tidak ada cara untuk 'mengalahkan' pasar."
Dokumen ini menganalisis faktor-faktor fundamental dan risiko sistematik yang mempengaruhi harga saham perusahaan properti di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunakan 13 perusahaan properti sebagai sampel dan menganalisis variabel seperti ROA, ROE, nilai buku, rasio hutang terhadap ekuitas, dan beta untuk memprediksi harga saham. Hasilnya menunjukkan hanya nilai buku yang berpengaruh secara parsial ter
Arbitrage Pricing Theory (APT); Fama-French three factor model; Chen, Roll, Ross : four (4) factor Model; Multifactor Model;
Definisi efisiensi pasar secara informasional.;
Mengapa pasar harus efisien;
Implikasi efisiensi pasar terhadap return dan harga sekuritas;
Tipe-tipe efisiensi pasar menurut set of information; Strategi investasi yang sesuai dengan efisiensi pasar dan anomalinya.;
Anomali yang terjadi di pasar modal dan Behavioral Finance
Bab ini membahas teori pasar modal seperti CAPM, CML, SML, dan penghitungan beta. CAPM didasarkan pada hubungan antara risiko dan return yang diharapkan pada aset berisiko. CML dan SML menggambarkan hubungan antara risiko dan return untuk portofolio efisien dan saham individual. Penghitungan beta melibatkan regresi return saham terhadap pasar untuk mengestimasi risiko relatif saham. Terdapat kritik terhadap CAPM karena hanya mempertimb
Dokumen tersebut membahas mengenai proses sederhana dalam memilih portofolio investasi dengan menggunakan beberapa model seperti single index model, Capital Asset Pricing Model (CAPM), dan Security Market Line (SML). Model-model tersebut digunakan untuk memahami hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan dari suatu aset."
Analisis Portofolio yang Optimal pada Saham Indeks Kompas100 di Bursa Efek In...Trisnadi Wijaya
Teks ini merangkum hasil penelitian tentang analisis portofolio optimal pada saham indeks Kompas100 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. Penelitian ini menggunakan model indeks tunggal untuk menentukan kombinasi saham mana yang memberikan return dan risiko terbaik. Hasilnya menunjukkan portofolio optimal tahun 2013 terdiri atas 9 saham, tahun 2014 terdiri atas 8 saham, dan gabungan kedua tahun terdiri atas 9 saham."
Model keseimbangan membantu memahami hubungan antara risiko dan return suatu aset. Terdapat dua model keseimbangan utama yaitu CAPM dan APT. CAPM menggunakan satu variabel (beta) sedangkan APT menggunakan banyak variabel risiko. CAPM didasarkan pada teori portofolio Markowitz dan menghubungkan return yang diharapkan suatu aset dengan risikonya berdasarkan kondisi pasar yang seimbang.
Model penetapan harga asset modal (CAPM) merupakan alat untuk memprediksi imbal hasil yang diharapkan dari suatu asset beresiko dengan memperkenalkan risiko sistematik dan risiko tidak sistematik serta menyatakan bahwa premium risiko suatu aset tergantung pada risiko pasar dan koefisien beta. CAPM dibangun atas teori portofolio Markowitz dengan asumsi investor mendiversifikasi portofolio secara optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang dua model keseimbangan yaitu CAPM dan APT. CAPM merupakan model yang lebih sederhana dengan menggunakan satu variabel beta, sedangkan APT menggunakan banyak variabel risiko."
This document provides an overview of a project management course to be taught from March to July 2024 by Professor Aminullah Assagaf. The course will cover topics such as project planning, scheduling, control methods, critical path method (CPM), probabilistic activity times, and project crashing and time-cost tradeoffs. It lists learning objectives, lecture outlines, and resources including a YouTube channel for the course.
The document provides an outline for a lecture on operations management. It discusses topics related to human resources including human resources and quality management, changing nature of HR management, contemporary trends in HR, employee compensation, managing diversity, job design, job analysis, and learning curves. It provides definitions and explanations of these topics with examples. The lecture will be given by Professor Aminullah Assagaf from March to July 2024.
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf
This document provides an outline for a lecture on operations management topics related to capacity and facilities planning. The key points covered include capacity planning strategies, economies of scale, basic layout types including process, product and fixed position layouts. Methods for designing different layouts are discussed. The document also covers topics like line balancing, cellular layouts, flexible manufacturing systems, and mixed model assembly lines.
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf
This document provides an outline for a course on operations management being taught by Professor Aminullah Assagaf from March to July 2024. The outline covers topics such as process planning, analysis, innovation, and technology decisions. Key aspects of process design, strategy, and selection are discussed. Process types like project, batch, mass, and continuous are defined and compared. Process analysis techniques like flowcharting are also introduced. The document concludes with an overview of technologies relevant to product development and manufacturing processes.
This document discusses concepts related to operations management and service design. It covers topics such as the design process, concurrent design, technology in design, design reviews, quality function deployment, characteristics of services, the service design process, tools for service design such as service blueprinting and servicescapes, and waiting line analysis for service improvement. The document contains lecture outlines, definitions, and examples to explain key concepts.
This document provides an overview of operations management topics including operations strategy, quality management, and changing corporations. It discusses four steps for strategy formulation, competitive priorities, the role of operations in corporate strategy, strategic decisions in operations, and issues and trends affecting operations. Key concepts are defined and companies are used as examples to illustrate various strategies and quality management techniques. The document appears to be from a textbook or set of lecture slides on operations management.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Aksi Nyata Topik Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah_Dhenis.pptx
Aminullah Assagaf_P12_Manaj Inv Lanjutan_28 Nov 2020.pptx
1. MANAJEMEN INVESTASI LANJUTAN
P12- 28 Nov 2020
Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf. SE., MS., MM., M.Ak
Email : assagaf29@yahoo.com
HP: 081343409
URL: https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=EFBaeOsAAAAJ
2.
3. REFERENSI
Referensi Utama:
1. Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus (B-K-M). 2018. Investment. Mc-Geaw-Hill Education. Eleventh
Edition
2. Elton, Edwin J. and Martin J. Gruber (E-G), 2013, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, John
Wiley & Sons, Inc. 9th Edition
3. Reilly, Frank K. and Keith C. Brown (R-B), 2011, Investment Analysis & Portfolio Management, South-
Western Educational Publishing, 10th edition.
Referensi Pendukung:
1. Jones, Charles P,. Jensen, Gerald R., 2013, Investments, Analysis and Management, John Wiley & Sons, Inc.
13th Edition
2. Sharpe, William F. Gordon J. Alexander, and Feffrey V. Bailley, 1998, Investments, Prentice Hall, 6 edition
3. Husnan, Suad, 2015, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 8, UPP AMP YKPN.
4. Hartono, Jogiyanto, 2013, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 5, Penerbit FE-UGM. Yogyakarta.
5. Hartono, Jogiyanto, 2005, Pasar Efisien Secara Keputusan, Gramedia
5. Bahan Kajian
1. Pasar Finansial, Aset Financial, dan Pasar Modal Indonesia
2. Risk and Return,
3. Valuasi Sekuritas: Saham, Obligasi.
4. Hipotesis Pasar Efisien / Efficient Maket Hyphotesis (EMH),
5. Pasar Derivatif (Option)
6. Analisis Portofolio
6. RPS : P9 - 15
1. Analisis portofolio – Mean Variance Model
2. Analisis portofolio – Mean Variance Model
3. Single – Multi Index Model
4. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
5. Arbitrage Pricing Theory (APT)
6. Portofolio Obligasi
7. Evaluasi kinerja portofolio
7. ANALISIS CAPM DAN APT
Saham merupakan instrumen menarik untuk dijadikan sarana investasi. Ekspektasi dari para investor terhadap
investasinya pada saham adalah untuk memperoleh pengembalian (return) saham sebesar-besarnya dengan
risiko tertentu.
Return dapat berupa capital gain atau dividen untuk investasi saham. Dividen merupakan slah satu bentuk
peningkatan kekayaan pemegang saham. Investor selalu mengharapkan return investasi yang semakin
meningkat dari waktu ke waktu.
Maka dari itu, investor potensial harus dapat memprediksi berapa besar return dari investasi yang mereka
lakukan. Investor akan mencari alternatif investasi yang dapat memberikan return tertinggi dengan tingkat
risiko tertentu.
Mengingat setiap investasi saham terdapat risiko yang harus ditanggung para investor, maka tidak jarang
masyarakat lebih memilih investasi pada sektor perbankan dengan risiko dan return yang lebin rendah.
8. Semua investor menginginkan risiko yang rendah namun mendapat return yang tinggi.
Namun investor memiliki asumsi bahwa seorang yang tidak menyukai risiko tidak akan
mendapatkan return dari investasi yang berisiko tinggi.
Oleh karena itu, investor sangat membutuhkan informasi yang memadai mengenai risiko
dan pengembalian yang diharapkan.
Faktor-faktor tersebut membuat keadaan lapangan menjadi semakin kompleks sehingga
investor memerlukan alat untuk memproyeksikan return suatu saham. Salah satunya adalah
dengan menggunakan model keseimbangan.
ANALISIS CAPM DAN APT
9. ANALISIS CAPM DAN APT
Model penilaian (pricing model) merupakan sebuah model untuk menentukan
tingkat pengembalian aset yang diharapkan.
Dalam memprediksi pendapatan saham yang diharapkan, ada dua model yang
sering digunakan oleh investor, yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan
Arbitrage Pricing Theory (APT).
Namun hingga saat ini keduanya masih menjadi perdebatan tentang tingkat
keakuratannya.
Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa CAPM lebih akurat,
manum ada juga penelitian yang menyatakan bahwa APT mampu
memprediksikan return saham lebih baik daripada menggunakan CAPM.
10. ANALISIS CAPM DAN APT
Sharpe (1964) dan Lintner (1965) mempublikasikan tulisannya dengan menurunkan model penilaian aset
yang dikenal dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM).
CAPM menggambarkan hubungan linear antara tingkat risiko dan tingkat pengembalian yang
diharapkan. Risiko yang mempengaruhi return saham individual di dalam model CAPM adalah risiko
pasar.
Tandelilin (2010) menyatakan bahwa CAPM merupakan model untuk menentukkan harga suatu assets
pada kondisi equilibrium.
Dalam keadaan equilibrium tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan
dipengaruhi oleh risiko saham tersebut.
Dalam hal risiko yang diperhitungkan adalah risiko sistematis yang diwakili oleh beta, karena risiko
yang tidak sistematik bisa dihilangkan dengan cara diverifikasi.
11. ANALISIS CAPM DAN APT
Capital Asset Pricing Model (CAPM) mengasumsikan bahwa para investor adalah
perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai
keadaan pasar dan mencari mean variance dari portofolio optimal.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) juga mengasumsikan ahwa pasar saham yang
ideal adalah pasar saham yang besar dan para investor adalah para price-takers, tidak
ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum,
dan para investor dapat meminjam pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkar suku
bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate).
Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik.
12. ANALISIS CAPM DAN APT
Pendapat lain muncul setelah CAPM diperkenalkan. Ada banyak studi empiris yang menguji tenang apakah model
tersebut cukup untuk menggambarkan perilaku harga saham pasar dalam praktik.
Pengembangan dari CAPM adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). APT dan CAPM sama-sama memperhitungkan
hubungan antara risiko dan imbal hasil, tetapi APT menggunakan asumsi dan teknik yang berbeda.
APT dinilai fleksibel dibandingkan CAPM karena dalam membuat model dapat menggunakan berbagai faktor
makroekonomi yang beragam dalam menghitung premi risiko suatu aset atau dalam membentuk suatu model
penilaian aset.
APT diperkenalkan oleh Stephen A. Ross pada tahun 1976 dengan tiga proposisi: (i) imbal hasil sekuritas dapat
dijelaskan dengan sebuah model faktor; (ii) terdapat cukup banyak sekuritas untuk menghilangkan risiko spesifik
dengan diversifikasi; dan (iii) pasar sekuritas yang berfungsi dengan baik tidak memungkinkan terjadinya peluang
arbitrase secara terus menerus.
13. ANALISIS CAPM DAN APT
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham
sehingga diciptakan CAPM dan APT untuk membantu investor dalam menganalisa hubungan return dan
risiko saham secara sederhana.
Di dalam keadaan lapangan yang kompleks, CAPM hanya menggunakan faktor return pasar dalam
menentukan return dan risiko saham, sedangkan di sisi lain, APT mempertimbangkan penggunaan banyak
faktor makro.
Berdasarkan penjelasan di atas dan hasil yang tidak konsisten dari berbagai penelitian terdahulu, peneliti
tertarik untuk membandingkan keakuratan CAPM dan APT dalam memprediksi return saha
14. Model Keseimbangan
Dalam ilmu investasi terhadap model yang dinamakan model keseimbangan.
Menurut Tandelilin (2010), model keseimbangan dapat digunakan untuk memahami bagaimana perilaku investor secara
menyeluruh, bagaimana mekanisme pembentukan harga dan return pasar dalam bentuk yang lebih sederhana, cara menentukkan
risiko yang reevan terhadap suatu aset serta hubungan risiko dan return harapan untuk suatu aset ketika pasar dalam keadaan
seimbangan.
CAPM mampu mengestimasi return dengan mudah dan baik (Jogiyanto, 2003).
Di pasar modal Indonesia model CAPM sangat cocok digunakan untuk membentuk return portofolio, karena investor lebih
memperhatikan tingkat pengembalian dan risiko dari sudut harga saham dan dibandingkan dari sudut size dan value (Wirawan &
Murtini, 2008).
Penggunaan model APT, harus menggunakan minimal tiga faktor yang berkaitan dengan tingkat pengembalian saham.
Kondisi ekonomi dapat dijadikan variable yang dimasukkan dalam model APT untuk memprediksi return saham (Suripto, 2011).
15. ANALISIS CAPM DAN APT
CAPM pertama kali dikenalkan oleh Sharpe, Lintner dan Mossin pada tahun 1964. CAPM merupakan suatu
model yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada
kondisi pasar yang seimbang. CAPM menjelaskan bahwa risiko dan return berhubungan positif, artinya semakin
besar risiko maka semakin besar pula return-nya (Tandelilin, 2010). Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan
hanyalah risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar yang diukur dengan beta.
Hal yang paling utama dari Capital Assets Pricing Model ini adalah pernyataan mengenai hubungan antara
expected risk premium dari individual assets dan systematic risk‐nya.
Jack Treynor, William Sharpe dan John Lintner pada sekitar tahun 1960‐an memformulasikan CAPM seperti
berikut ini :
Rj ‐ Rf = (Rm ‐ Rf)*bj
Yang juga sering dituliskan sebagai:
Rj = Rf + (Rm ‐ Rf)*bj
16. ANALISIS CAPM DAN APT
Formulasi di atas mengatakan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham (Rj) sama
dengan tingkat risiko (Rf) ditambah dengan premi risiko [(Rm‐Rf)*bj].
Semakin besar risiko saham (b), semakin tinggi risiko yang diharapkan dari saham tersebut dan
dengan demikian semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan.
Untuk mengestimasi besarnya koefisien beta, digunakan market model dengan persamaan dapat
dituliskan sebagai berikut:
Ri= αi + βiRM + el
Keterangan: Ri= Return sekuritas I, Rm= return indeks pasar, αi = intersep, βi= slope, ei= random
residual error
17. ANALISIS CAPM DAN APT
Market model biasa diestimasi dengan meregresi return sekuritas yang akan dinilai dengan return indeks pasar.
Regresi tersebut akan menghasilkan nilai: αi (ukuran return sekuritas i yang tidak terkait dengan return pasar)βi
(peningkatan return yang diharapkan pada sekuritas i untuk setiap kenaikan return pasar sebesar 1%)
Terdapat indikator variabel pada CAPM yaitu:
a. Return Market (Rm) merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan dipasar saham atau return investor
yang berinvestasi diportofolio saham pasar. Pasar saham ini dapat dijadikan sebagai proxy akan keadaan yang
terjadi dalam pasar.
b. Beta merupakan risiko sistematis yang dapat mempengaruhi return. Risiko sistematis dapat dihitung atau
diminimalkan melalui verifikasi sedangkan risiko tidak sistematis tidak dapat dihitung.
c. Return aset bebas risiko (Rf) merupakan tingkat keuntungan yang bisa dihasilkan dari suatu aset atau investasi
yang bebas risiko.
18. Arbitrage Price Theory (APT)
Capital Asset Pricing Model bukanlah satu-satunya teori yang mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva
ditentukan harganya oleh pasar. Ross (1976) merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing
Theory (APT). Seperti halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan antara risiko dan pendapatan, tetapi
dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda.
Menurut Tandelilin (2010), APT menyatakan bahwa return harapan dari suatu sekuritas bisa dipengaruhi oleh
berbagai faktor, tidak hanya satu faktor (portofolio pasar) seperti yang telah dikemukakan pada teori CAPM.
Menurut Tandelilin (2010), faktor-faktor risiko yang digunakan dalam model APT harus mempunyai
karakteristik seperti berikut.
1. Masing-masing faktor risiko harus mempunyai pengaruh luas terhadap return saham dipasar
2. Faktor-faktor risiko tersebut harus mempengaruhi return harapan
3. Pada awal periode, faktor risiko tersebut tidak dapat diprediksikan oleh pasar karena faktor-faktor risiko
tersebut mengandung informasi yang tidak diharapkan atau bersifat mengejutkan pasar (adanya perbedaan
antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang sebenarnya).
19. ANALISIS CAPM DAN APT
Beberapa asumsi yang digunakan di CAPM adalah investor memiliki persepsi yang sama
atas keadaan pasar dan merupakan price-taker, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, para
investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada
tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko dan semua aset yang diperjualbelikan adalah
likuid.
Sedangkan asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah: (1) Pasar
Modal dalam kondisi persaingan sempurna, (2) investor adalah risk averse, (3) investor
memiliki kepercayaan yang bersifat homogen dan 4) return diperoleh dengan menggunakan
model faktorial. Dapat dilihat bahwa asumsi yang digunakan APT lebih realistis jika
dibandingkan dengan CAPM, namun tujuan akhir dari perbandingan kebaikan antar model
adalah bukan pada realistis tidaknya asumsi-asumsi yang dipergunakan, tetapi seberapa
tepat model tersebut mencerminkan realitas.
Realitas adalah seberapa tepatkah suatu model dalam memprediksikan return saham di
masa depan (Husnan, 1996).
20. ANALISIS CAPM DAN APT
1. Anisis Capital Aset Pricing Model atau CAPM
2. Analisis Arbitrage Pricing Theory (APT)
• Kedua analisis ini digunakan untuk mengukur beta (β) saham
• Beta (β) saham menunjukkan besarnya risiko perubahan market terhadap
harga saham
• Apabila β > 1 artinya sedikit perubahan market (IHSG) akan menyebabkan
perubahan lebih besar pada harga saham perusahaan atau risiko besar dari
perubahan IHSG
• Sebaliknya bila β < 1 artinya banyak perubahan market (IHSG) hanya sedikit
pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan atau risiko perubahan market
relatif kecil
21. ANALISI – CAPM (Pendekatan SPSS)
• Model yang digunakan :
Ri = Rf + ( Rm – Rf ) + e
dimana :
Ri : return saham
Rf : return free risk (SBI)
Rm : return market (IHSG)
• Pengukuran, didasarkan pada perubahan dari periode sebelumnya,
mis : (Yt – Y(t-1)) / Y(t-1) = (25 -20)/20 = 5/20 = 0,4
• Lihat contoh apikasi, dengan hasil :
Ri = 0.031 + 2,001 (Rm-Rf)
22. ARBITRAGE PRICING THEORY (APT)
• Model yang digunakan :
Ri = α + β Rm + e
dimana :
Ri : return saham
Rm : return market (IHSG
• Lihat contoh, dengan hasil :
Ri = 0,024 + 1,998 Rm
23. IHSG
• IHSG = IPs / IPbase (Rp 2.700 M/Rp 1.350M) x 100 = 100
• IPs, harg pasar tiap saham dikali jumlahnya masing (mis : Rp 2.700 M
• Ipbase, harga pasar tiap saham dikali jumlahnya masing-masing pada
tahun dasar (10 Agustus 1982), mis : Rp 1.350 M
24. BEBERAPA ISTILAH
• Warant :hak membeli saham baru pada harga tertentu masa yad. Dapat
diperdagangkan 6 bulan setelah diterbitkan, masa berlaku sekitar 3 – 5
tahun
• Right : hak memesan saham terlebih dahulu dengan harga tertentu,
diperdagangkan dalam waktu yang sangat singkat
• Reksadana, portofolio aset yang dibentuk oleh manajer investasi
• NBA : nilai aktiva bersih yaitu nilai pasar aktiva reksadana dikurangi
kewajibannya dibagi jumlah unit penyertaan (UP)
mis : asset reksadana Rp 1,2 M, biaya yg harus dibayar Rp 50 jt, UP
yang diterbitkan 1 jt lembar, maka NAB = (Rp1,2 M – Rp 50 jt)/ 1jt lbr = Rp
1.150
Pembelian reksadana dikenakan selling fee, mis 1% dan jual dikenakan
Redemption fee 1% dari nilai transaksi
25. Beberapa Istilah
• Capital loss (kebalikan capital gain), yaitu menjual saham lebih rendah
dari harga beli
• Undervalued, harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsik
• Overvalued, harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsik
26. PERBANDINGAN CAPM & APT - SPSS
• Capital Aset Pricing Model (CAPM) β= 2,001
• Arbitrage Pricing Theory (APT) β= 1,998
58. 1. Capital asset pricing model (CAPM)
2. Arbitrage pricing theory (APT)
59. ANALISIS CAPM DAN APT
1. Anisis Capital Aset Pricing Model atau CAPM
2. Analisis Arbitrage Pricing Theory (APT)
• Kedua analisis ini digunakan untuk mengukur beta (β) saham
• Beta (β) saham menunjukkan besarnya risiko perubahan market terhadap
harga saham
• Apabila β > 1 artinya sedikit perubahan market (IHSG) akan menyebabkan
perubahan lebih besar pada harga saham perusahaan atau risiko besar dari
perubahan IHSG
• Sebaliknya bila β < 1 artinya banyak perubahan market (IHSG) hanya sedikit
pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan atau risiko perubahan market
relatif kecil
60. Arbitrage pricing theory (APT)
• Model CAPM :
Ri = Rf + Bi(Rm-Rf)
• Arbitrage pricing theory (APT), memungkinkan kita
memasukkan lebih dari satu faktor dlm menentukan tingkat
keuntungan securoitas, yaitu termasuk aktivitas ekonomi yg
diukur dgn :
• Pendapatan nasional bruto
• Kondisi ekonomi internasional
• Tingkat inflasi
• Perubahan perpajakan
• Harga minyak, dll
61. Arbitrage pricing theory (APT)
• Model CAPM :
Ri = Rf + Bi(Rm-Rf)
• Model APT:
Tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan fungsi dari berbagai faktor,
yang dapat dinyatakan :
Ri = Rf + bi1 (d1-Rf) + bi2(d2-Rf) + …….+bik(dk-Rf) + ei
Dimana :
Ri = Tingkat keuntungan yg diharapkan atas securitas i
Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko
dk = Nilai sesungguhnya dari faktor ekonomi
bik = sensitifitas securitas I terhadap faktor ekonomi k
ei = Faktor pengganggu lain atas securitas i
62. Perbandingan CAPM & APT
Rm - Rf CAPM ===> Ri = Rf + β (Rm - Rf) ) + e
6 = 4 - 3 Ri - Rf = β (Rm - Rf ) + e
83 0.09090 Estimasi :
43 -0.07258 ( Ri - Rf ) = β ( Rm - Rf )
09 0.06826
78 0.11362 APT (Arbitrage Pricing Theory)
21 0.01009 ===>> Ri = α + β Rm + e
14 0.01458 Estimasi :
00 -0.04985 Ri = α + β Rm
49 0.02941
42 -0.10752 Data diolah sbb : Periode yang sama
93 -0.06499 - Ri = (Ri tahun t - Ri tahun t-1 ) / Ri tahun t-1
71 0.05386 - Rf = (Rf tahun t - Rf tahun t-1 ) / Rf tahun t-2
56 -0.04604 - Rm = (Rm tahun t - Rm tahun t-1 ) / Rm tahun t-3
27 -0.02642
90 -0.06784 Dimana :
03 -0.16179 - Ri : return saham ( mis : saham Bumi)
96 -0.32287 - Rf : return free risk (SBI)
92 -0.02135 - Rm : return market (IHSG)
18 0.08254
12 -0.02534
64. PERBANDINGAN CAPM & APT - SPSS
• Capital Aset Pricing Model (CAPM) β= 2,001
• Arbitrage Pricing Theory (APT) β= 1,998
65. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
Garis pasar modal (GPM)atau gambar pasar securitas (GPS)
digambarkan dgn persamaan :
GPM = SD(Rp) = Rf +(( Rm – Rf)/SDm)SDp
Rf, tingkat keuntungan bebas risiko (deposito)
Rm, tingkat keuntungan yg disyaratkan rata-rata securitas atau market (IHSG)
Rp, rutrn portfolio
SD, standar deviasi
Contoh :
SD(Rp) = 10 % + ((15% - 10%)/15%)10%
66. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
• Hubungan atr keuntungan dgn risiko securitas secara
individual digambarkan dlm GPS :
Ri = Rf + Bi(Rm – Rf)
Ri, tingkat keuntungan yg disyaratkan oleh securitas i (yg diharapkan)
Bi, koefisien beta securitas i
67. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Security Market Line (SML):
Ri= Rf + Bi (Rm – Rf) (Ri – Rf )= Bi (Rm – Rf) Data input dan Regresi
Ri
70. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Garis Pasar Securitas (GPS)
(Rm – Rf) = X
Tingkat Keuntungan yg diharapkan
E(R ) = %
Rm-Rf
Ri = Y
Rf = B0
Ri = Rf + Bi (Rm – Rf)
B1 = dx/dy
71. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM)
• Contoh :
Ri = Rf + Bi (Rm – Rf)
Ri = 8 % + 0.50 (12 % - 8 %) = 8 % + 2% = 10%
• Pengukuran koefisien Beta (B1):
• B1 = N(SigXY) – (Sig X)(SigY)
N(SigX^2) – (Sig X)^2
• Bi = (0.9577)(3,029)(3,164)
10,008
• Bi = 0,917
• Pengukuran konstanta (Rf = B0) :
B0 = (SigY/N) – B(SigX/N) = Y rata2 – B(Xrata2)
Mis : (203,7/12) – 0.917 (144.9/12) = 5,90
• Sehingga : Ri = 5,90 + 0,917 (Rm-Rf)
• Bi = Covarian (Ri,Rm)
Var (m)
• Bi = r(SDi)(SDm)
Var(m)
73. ANALISI – CAPM (Pendekatan SPSS)
• Model yang digunakan :
Ri = Rf + ( Rm – Rf ) + e
dimana :
Ri : return saham
Rf : return free risk (SBI)
Rm : return market (IHSG)
• Pengukuran, didasarkan pada perubahan dari periode sebelumnya,
mis : (Yt – Y(t-1)) / Y(t-1) = (25 -20)/20 = 5/20 = 0,4
• Lihat contoh apikasi, dengan hasil :
Ri = 0.031 + 2,001 (Rm-Rf)
74. ARBITRAGE PRICING THEORY (APT)
• Model yang digunakan :
Ri = α + β Rm + e
dimana :
Ri : return saham
Rm : return market (IHSG
• Lihat contoh, dengan hasil :
Ri = 0,024 + 1,998 Rm
75. IHSG
• IHSG = IPs / IPbase (Rp 2.700 M/Rp 1.350M) x 100 = 100
• IPs, harg pasar tiap saham dikali jumlahnya masing (mis : Rp 2.700 M
• Ipbase, harga pasar tiap saham dikali jumlahnya masing-masing pada
tahun dasar (10 Agustus 1982), mis : Rp 1.350 M
76. BEBERAPA ISTILAH
• Warant :hak membeli saham baru pada harga tertentu masa yad. Dapat
diperdagangkan 6 bulan setelah diterbitkan, masa berlaku sekitar 3 – 5
tahun
• Right : hak memesan saham terlebih dahulu dengan harga tertentu,
diperdagangkan dalam waktu yang sangat singkat
• Reksadana, portofolio aset yang dibentuk oleh manajer investasi
• NBA : nilai aktiva bersih yaitu nilai pasar aktiva reksadana dikurangi
kewajibannya dibagi jumlah unit penyertaan (UP)
mis : asset reksadana Rp 1,2 M, biaya yg harus dibayar Rp 50 jt, UP
yang diterbitkan 1 jt lembar, maka NAB = (Rp1,2 M – Rp 50 jt)/ 1jt lbr = Rp
1.150
Pembelian reksadana dikenakan selling fee, mis 1% dan jual dikenakan
Redemption fee 1% dari nilai transaksi
77. Beberapa Istilah
• Capital loss (kebalikan capital gain), yaitu menjual saham lebih rendah
dari harga beli
• Undervalued, harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsik
• Overvalued, harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsik