SlideShare a Scribd company logo
Interaksi Nusantara dengan Eropa 1511-1942 ; Sebuah Refleksi1 
Oleh : Fahmi Irhamsyah2 
Pendahuluan 
Lombard (2000:11—39) dalam buku Nusa Jawa: Silang Budaya, Kajian Sejarah 
Terpadu; menyatakan bahwa selama ini nusantara telah mendapat pengaruh dari budaya-budaya 
besar dunia seperti India, Cina, Islam, dan Barat. Kesemuanya mempengaruhi corak 
budaya Indonesia. Khusus pengaruh dari Barat, wilayah eropa adalah wilayah yang paling 
mempengaruhi budaya di nusantara. Kedatangan mereka pun memiliki latar belakang Sejarah 
yang cukup menarik untuk diulas. 
Kedatangan orang-orang eropa di nusantara disebabkan oleh beberapa faktor, 
diantaranya adalah Jatuhnya wilayah Konstantinopel pada kelompok Islam dibawah 
pimpinan Muhammad Al Fatih pada tahun 1453. Hal ini memberikan dampak yang luas bagi 
lalu lintas perdagangan dunia, sebab dengan dikuasainya wilayah tersebut oleh kelompok 
Islam, kelompok Kristen tidak bisa lagi melakukan transaksi perdagangan sebagaimana 
biasanya. Blokade ekonomi ini mengakibatkan terjadinya kenaikan harga rempah-rempah di 
Eropa. 
Terdorong oleh motif ekonomi untuk mencari wilayah penghasil rempah-rempah dan 
spirit Reconquista yang muncul akibat perang salib, maka Spanyol dan Portugal dibawah 
pimpinan Paus Alexander VI melakukan pengusiran secara besar-besaran pada bangsa moor 
(Islam) dari Semenanjung Iberia serta melakukan Perjanjian Tordesillas pada tahun 1494. 
Melalui perjanjian ini Gereja membagi dunia menjadi dua bagian, garis demarkasi dalam 
perjanjian Tordesillas mengikuti lingkaran garis lintang dari tanjung Verde yang melampaui 
dua kutub bumi. Dalam perjanjian ini Spanyol mendapatkan benua Amerika, sedangkan 
Portugis mendapatkan benua Afrika dan India hingga akhirnya kelak mereka bertemu di 
wilayah nusantara tepatnya Maluku atau saat ini lebih dikenal dengan provinsi Maluku utara. 
Kedatangan Portugis pada tahun 1511 di Malaka dan 1512 di wilayah Maluku Utara 
menimbulkan konflik baru dengan Spanyol sehingga muncullah perjanjian Saragosa yang 
kemudian mengatur kembali garis demarkasi baru, perjanjian ini mengakibatkan Spanyol 
meninggalkan nusantara dan menuju Philipina. 
Dalam ekspedisi yang dilakukan oleh Portugis terdapat beberapa warga negara 
Belanda yang ikut serta, diantaranya adalah Jan Huygen Van Linschoten. Dengan 
1 Ditulis dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Nasional Indonesia. Dosen : Prof. Dr. Asmaniar Z. 
Idris dan Dr. Abdul Syukur, M.Hum 
2 Mahasiswa Pascasarjana UNJ Jurusan Sejarah
pemahamannya yang baik terhadap peta pelayaran Portugis ke Nusantara, Jan Huygen 
berinisiatif menulis dan menerbitkan sebuah buku pada tahun 1595 tentang pedoman 
perjalanan ke timur yang ia beri judul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien. Buku ini 
laku keras di eropa saat itu dan memberikan inspirasi kepada banyak negara untuk turut 
melakukan pelayaran menuju nusantara, diantaranya adalah negara asal Jan Huygan Van 
Linschoten yaitu Belanda. 
Berbekal buku tersebut dan pengetahuan tentang pelayaran yang dimilikinya maka 
Pada 2 April 1595 berangkatlah sebuah ekspedisi di bawah pimpinan Cornelis de Houtman 
seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon. Tercatat ada empat buah 
kapal yang ikut dalam ekspedisi mencari “Kepulauan Rempah-rempah” ini yaitu: Amsterdam, 
Hollandia, Mauritius dan Duyfken. Belum ada informasi yang jelas mengenai jumlah awak 
kapal sebenarnya yang turut serta dalam ekspedisi ini, namun Vlekke dalam buku Nusantara 
sejarah Indonesia menyatakan bahwa sejak awal pelayaran penyakit sariawan telah merebak 
di kalangan awak kapal akibat kurangnya bahan makanan. Pertengkaran di antara para 
kapten kapal dan para pedagang menyebabkan beberapa orang terbunuh atau dipenjara di atas 
kapal. Di Madagaskar, di mana sebuah perhentian sesaat direncanakan, masalah lebih lanjut 
menyebabkan kematian lagi, dan kapal-kapalnya bertahan di sana selama enam bulan 
sehingga kini wilayah tersebut dikenal dengan nama pemakaman Belanda3. Rombongan 
Belanda ini Akhirnya tiba di Banten pada 27 Juni 1596 dengan jumlah seluruh awak yang 
selamat sebanyak 249 awak. 
Kisah tentang perjalanan bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan kemudian disusul 
oleh Prancis serta Inggris sudah sangat banyak dimuat oleh berbagai buku, namun belum 
banyak sejarawan yang merefleksikan tentang bagaimana dampak serta pengaruh hubungan 
yang terjadi antara nusantara dengan eropa. Oleh karenanya makalah ini akan mencoba 
melakukan analisis mendalam terkait dengan interaksi antara Nusantara dengan Eropa pada 
kurun waktu 1511 hingga 1942. 
Wilayah yang menjadi Fokus dalam makalah ini adalah wilayah-wilayah yang pernah 
diduduki oleh masyarakat eropa. Tahun 1511 dipilih sebagai batasan awal kedatangan bangsa 
Portugis di Malaka, sedangkan 1942 dipilih sebagai batasan akhir sebab pada tahun ini 
Belanda menyerahkan “estafet penjajahan” di wilayah Nusantara pada Jepang. Makalah ini 
akan coba merefleksikan apakah terdapat pengaruh eropa yang muncul di nusantara akibat 
3 http://www.asal -usul.com/2009/04/cornelis-de-houtman.html di unduh pada 14 oktober 2014 pukul 19.00
interaksi selama kurun waktu tersebut? Ataukah Ada pengaruh Nusantara yang kemudian 
menimbulkan budaya baru bagi masyarakat eropa yang masih berlangsung hingga saat ini?
Pengaruh Portugis di Nusantara 
Pendudukan Portugis di Malaka pada 1511 menurut Vlekke telah menimbulkan 
polarisasi pada beberapa kerajaan bercorak Islam di Nusantara. Sebab pertempuran yang 
terjadi antara Portugis dengan Malaka yang kemudian dicampuri oleh serangan-serangan 
yang dilakukan oleh Demak dan kerajaan Aceh membuat jumlah pemeluk Islam kian banyak. 
Kenaikan pemeluk Islam ini menurut Vlekke tidak hanya disebabkan oleh daya tarik Islam 
yang disebarkan dengan kedamaian dan tidak mengenal sistem kasta saja, tapi juga 
disebabkan permasalahan politik antara berdamai dengan Portugis atau bekerja sama dengan 
Johor juga Aceh dan Demak yang berarti memilih antara Kristen dan Islam. Pilihan untuk 
bergabung dengan Islam juga muncul sebagai bentuk “kesadaran kolektif” atas kesalahan 
Alburquerque yang langsung membangun Benteng Portugis di Malaka dan mengahancurkan 
kuburuan muslim dalam rangka memperoleh bahan bangunan serta menghukum mati para 
pedagang Jawa dengan tuduhan menentang pemerintahan Portugis.4 
Kerja sama Portugis dengan Ternate pada tahun 1512 merupakan salah satu kasus 
yang unik untuk dikaji, sebab kerja sama tersebut ternyata bukanlah tanpa masalah sebab 
Ternate yang Muslim dan merupakan salah satu musuh utama Katolik Portugis disaat yang 
bersamaan justru bekerja sama dengan para perwira Portugis dalam rangka memerangi “duet” 
Tidore dan Spanyol. Vlekke menyatakan bahwa dalam peristiwa tersebut sesungguhnya 
banyak misionaris yang memprotes kebijakan para perwira Portugis, namun bayang-bayang 
keuntungan dari kerja sama yang menghasilkan kebijakan Monopoli Cengkeh membuat para 
perwira portugis mengabaikan protes para misionaris. Dari peristiwa ini dapatlah kita ambil 
sebuah kesimpulan bahwa dibandingkan dengan misi Gospel (penyebaran Agama) misi 
mendapatkan kekayaan (Gold) rasanya lebih Portugis dahulukan sebab menurut Vlekke rata-rata 
Portugis mendapatkan keuntungan sebesar 2500 persen dalam tiap transaksi cengkeh di 
Eropa.5 
Dalam rangka memaksimalkan pendudukan Portugis di Nusantara berbagai hal 
dilakukan diantaranya dengan mempelajari bahasa Melayu yang digunakan oleh penduduk 
nusantara saat itu. Dalam pembelajaran ini menurut Collins Portugis beruntung sebab 
Antonio Pigafetta pada tahun 1522 pernah menyusun sebuah Kamus kecil berbahasa Italia- 
4 Bernard H.M. Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia (Jakarta : Gramedia, 2008), h. 99. 
5 Ibid., h. 113.
Melayu yang kemudian diterbitkan di eropa. Kamus ini juga bertransformasi dengan berbagai 
bahasa Asing lainnya seperti Latin-Melayu dan Prancis-Melayu6. 
Pengetahuan dasar tentang bahasa Melayu ini kemudian dimanfaatkan oleh para 
misionaris dalam rangka menyebarkan pemahaman Kristennya kepada penduduk. Kita pun 
kemudian mengenal Javier seorang Misionaris yang pertama kali menerjemahkan perjanjian 
lama ke dalam bahasa Melayu. Misionaris yang masuk berbondong-bondong ke kawasan 
nusantara7 ini kemudian memaksimalkan Injil berbahasa Melayu tersebut dalam tiap moment 
dan pertemuan sehingga Bahasa Portugis cukup banyak mempengaruhi Bahasa Melayu, 
wajar Jika Adeelar kemudian menyatakan bahwa Bahasa Portugis adalah salah satu bahasa 
yang paling mempengaruhi kekayaan bahasa Melayu selain Bahasa Sansekerta dan Bahasa 
Arab.8 
Ada beberapa kata dalam Bahasa Indonesia yang merupakan kata serapan dari Bahasa 
Portugis diantaranya : 
No Bahasa Indonesia Bahasa Portugis 
1 Bangku Banco 
2 Bendera Bandaira 
3 Biola Viola 
4 Boneka Boneca 
5 Garpu Garfo 
6 Meja Mesa 
Masuknya Portugis ke Nusantara juga membawa dampak baru, yaitu masuknya bahasa Latin 
ke Nusantara sehingga Aksara Latin ini mulai mampu mengubah Aksara Arab- Pegon yang 
merupakan Aksara Khas Bahasa Melayu. 
6 James T. Collins, Bahasa Melayu bahasa Dunia Sejarah Singkat (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 
22. 
7 Menurut Vlekke data tentang Jumlah penganut Katolik yang masuk ke Roma pada tahun 1522 adalah 70.000 
orang, banyaknya jumlah ini mengakibatkan Gereja Katolik cukup sering mengirimkan Misionaris ke Nusantara 
khususnya wilayah Timur Indonesia dibawah koordinasi Franciscus Xaverius 
8 K. Alexaner Adeelar, Bahasa Melayik purba rekonstruksi fonologi dan sebagian dari leksikon dan morfologi 
(Jakarta : Pembinaan dan pengembangan Bahasa, 1994), h. 312.
Pengaruh Belanda di Nusantara 
Pada bagian sebelumnya penulis telah membicarakan tentang pengaruh Portugis di 
Nusantara, lalu apakah ada pengaruh Nusantara di Eropa? Jelas ada, pengetahuan orang-orang 
eropa tentang bahasa Melayu muncul dari interaksi yang terjadi antara masyarakat di 
Nusantara dengan orang-orang Eropa. Salah satu karya penting yang harus diungkap adalah 
karya dari Frederick de Houtman, adik Dari Cornelis De Houtman. Apa karya De Houtman 
yang kemudian secara tidak langsung membawa pengaruh Nusantara di Eropa? Dan 
bagaimana proses terciptanya? 
Cornelis De Houtman memang sempat berlabuh di Banten, pada awalnya ia diterima 
dengan baik oleh masyarakat Banten saat itu. Namun sikap angkuh yang dimunculkan oleh 
De Houtman membuat masyarakat geram sehingga waktu kunjungan De Houtman tidaklah 
lama. Selanjutnya De Houtman memutar kemudi dan mengunjungi wilayah lainnya. salah 
satu wilayah yang dikunjungi adalah Kesultanan Aceh Darussalam yang saat itu berada 
dibawah pemerintahan Sultan Alaaddin Riayat Syah al-Mukammil (1588-1604). 
Dalam perjalanan ini De Houtman ditemani oleh awak kapal termasuk saudaranya 
yang bernama Frederick de Houtman. Tujuan utama perlayaran tersebut adalah untuk 
mewakili Belanda dalam urusan perniagaan dan perdagangan rempah. Menurut Linehan, de 
Houtman belayar ke tanah Melayu pada tanggal 23 Maret 1598 dengan disertai dua buah 
kapal yang dinamai ‘Lion and Liones’ dan memasuki perairan Aceh, tepatnya Pulau Weh, 
pada 21 dan atau 26 Juni 1599 (Harun Aminurrasyid, 1966:124; G.W. J. Drenes, 1979: 10). 
Aceh merespon kedatangan Belanda dengan penyerangan, saat itu Kesultanan Aceh 
memerintahkan Laksamana Keumalahayati untuk menangkap awak kapal de Houtman. 
Dalam penyerangan ini beberapa awak kapal terbunuh dan sisanya dimasukkan ke dalam 
penjara termasuk Adik dari Cornelis De Houtman, yaitu Frederick De Houtman. Frederick de 
Houtman dan beberapa awak kapal yang hidup menjadi tawanan Kesultanan Aceh sejak 
tahun 1599 hingga 1601. Pada saat menjadi Tahanan inilah De Houtman membuat sebuah 
Kamus bahasa Melayu-Belanda. 
De Houtman hanya 24 Bulan berada dalam tahanan Aceh, sebab Ia ditebus oleh 
saudagar-saudagar Belanda seperti Laurence Bicker dan Gerard Le Roy yang khusus dikirim 
oleh Pangeran Maurice. Melalui utusan ini, Pangeran Maurice meminta Sultan al-Mukammil 
untuk membebaskan Frederick dan tahanan Belanda lainnya sekaligus memulai urusan 
perniagaan secara resmi dengan kesultanan Aceh Darussalam. Permintaan tersebut 
dikabulkan Sultan kemudian mengutus Abdul Samad, Laksamana Sri Muhammad, dan 
bangsawan Mir Hasan ke Belanda pada 29 November 1601 dan tiba pada 6 Juli 1602.
Pertanyaan yang patut kita ajukan adalah bagaimana bisa seorang tahanan dapat 
menghasilkan sebuah karya yang sangat ilmiah dari balik jeruji? Salah satu kemungkinannya 
adalah - sebagaimana Frederick de Houtman menulis dalam bukunya- bahwa beliau bertemu 
dengan Syeikh Shamsuddin as-Sumatrani yang saat itu memegang tempat dan tanggung 
jawab penting di istana mengingat kondisi umur Sultan al-Mukammil yang memerintah saat 
itu terbilang tua untuk mampu mengurus administrasi kerajaan (Takeshi 1984: 84). 
Maka bukankah masuk akal jika tokoh-tokoh Aceh terkemuka seperti Syamsuddin 
As-Sumatrani atau tokoh-tokoh lainnya ikut menyumbangkan kontribusi dalam persiapan 
kamus tersebut?. Apakah mungkin tanpa keterlibatan masyarakat pribumi, Frederick, seorang 
yang dipenjarakan, mampu melahirkan hasil karya yang tergolong sangat ilmiah. Suatu hal 
yang logis jika saya menyebutkan adanya komunikasi formal antara Frederick de Houtman 
dengan para cendikiawan Aceh. Karena meskipun ia berstatus tahanan di Bandar Aceh, ibu 
kota Kesultanan Aceh saat itu, kesultanan Aceh tentunya telah bersikap dan melayani 
persoalan-persoalan Frederick secara manusiawi. Atau bisa dikatakan juga bahwa orang Aceh 
tidak sekedar menerima Frederick sebagai yang bersalah tetapi lebih dari seorang tamu yang 
membutuhkan bantuan, termasuk dalam proses pengumpulan kosa kata bahasa Melayu- 
Belanda. Patut diakui pula bahwa orang Aceh, sebagaimana yang banyak disebutkan dalam 
sumber-sumber sejarah, meminta Frederick untuk menganut Islam dikarenakan berbagai 
alasan, termasuk untuk bekerjasama dengannya dalam menyelesaikan kamus Melayu- 
Belanda tersebut. Bagaimanapun juga, tak ada sumber tertentu yang menyatakan adanya 
campur tangan secara langsung. 
Setelah de Houtman diperbolehkan pulang ke negeri asalnya, ia menyusun kembali 
rekaman-rekaman tertulisnya yang kemudian berhasil diterbitkan di Amsterdam dengan tajuk 
“Spraeck de woordboek in de Maleysche en de Madagaskarse Talen (Grammar and 
Dictionary of the Malayan and Malagasy Languages)” pada tahun 1603. Karya ini dikatakan 
menarik karena memuat 12 bentuk percakapan dan dialog dalam bahasa Melayu, 3 bentuk 
dialog dalam bahasa Malagasi dan lebih dari 2000 kosa kata Melayu-Belanda atau Belanda- 
Malagasi. (Dasgupta 1962:68) 
Catatan A.W. Hamilton dalam artikelnya yang bertajuk “The First Dutch-Malay 
Vocabulary”, menyebutkan bahwa kamus tersebut pada awalnya tidak disertai dalam bahasa 
Inggris tapi hanya bergantung pada karakter huruf versi de Houtman. Contohnya, arijs, 
adalah ejaan Melayu de Houtman yang diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, den dach. 
The day adalah penambahan dalam bahasa Inggris yang artinya adalah hari. Contoh lainnya
adalah baccar, dalam bahasa Belanda verbranden, to burn adalah penambahan terjemahan 
dalam bahasa Inggris yang artinya dalam bahasa Melayu kini, bakar. 
Kosa kata yang telah ditulis oleh de Houtman merupakan kosa kata umum yang 
digunakan dalam perniagaan. Kamus Melayu de Houtman ini telah disusun dan 
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Magister Gothard Arthus dan diterbitkan di 
Cologne, Jerman, pada tahun 1608 (Harun Aminurrasyid, 1966:126). Karya tersebut 
kemudian disusun kembali oleh Albert Ruyl yang dicetak dengan judul Spieghel van de 
Malaysche Tale (Mirror of the Malay Language). Disusul oleh Agustine Spalding yang 
menerjemhakannya ke dalam bahasa Inggris (Teeuw, 1961: 14). Hingga tahun 1673, kamus 
de Houtman mengalami pencetakan kembali. 
Meskipun tidak begitu banyak sumber yang menyebutkan perjalan hidup Frederick, 
terbukti bahwa pelantikannya sebagai Gubernur Ambon yang terjadi pada tahun 1605 dan 
pengankatannya sebagai staf ahli Hindia Belanda timur pada tahun 1619 hingga 1623 adalah 
hasil kejayaan kamus Melayu-Belanda tersebut. Setelah beliau meninggal dunia pada tahun 
1627, karya lainnya yang berjudul Dictionarium ofte Woord -en Spraeckboek in de 
Maleysche Tale… op Nieuw Vermeerdert diterbitkan pada tahun 1680 di Amsterdam. 
Jan Huygen van Linschoten. Pada tahun 1595 dia menerbitkan buku berjudul 
Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau 
Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur 
pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala 
permasalahannya. 
Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa 
ini menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah, 
Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah 
baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya. 
Para pengusaha dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan 
armada kapal-kapal lautnya dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia 
selatan yang kaya raya, dan tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya. 
Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang 
disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249
awak dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada 
Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman 
mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan 
lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan 
lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. 
Dia berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga 
terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus 
kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda 
pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, 
tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya. 
Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap 
memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan 
armada yang jauh lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan 
semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut 
jejaknya. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda 
yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur. 
Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu 
berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945. 
Pada permulaan abad Pertengahan, orang-orang Eropa sudah mengenal hasil bumi dari dunia 
Timur, terutama rempah-rempah dari Indonesia. Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan 
Turki Usmani (1453) mengakibatkan hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat 
(Timur Tengah) terputus. Hal ini mendorong orangorang Eropa mencari jalan sendiri ke 
dunia Timur untuk mendapatkan rempah-rempah yang sangat mereka butuhkan. Melalui 
penjelajahan samudra, akhirnya bangsa-bangsa Barat berhasil mencapai Indonesia. 
Faktor-faktor yang mendorong bangsa-bangsa Barat pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai 
berikut. 
1. Dikuasainya rute dan pusat-pusat perdagangan di Timur Tengah oleh orang-orang 
Islam.
2. Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan ditemukan 
peta dan kompas yang sangat penting bagi pelayaran. 
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga 
harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. 
4. Adanya keinginan untuk melanjutkan Perang Salib dan menyebarkan agama Nasrani 
ke daerah-daerah yang dikunjungi. 
5. Adanya jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan 
penjelajahan samudra. 
Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia 
Bangsa Portugis telah berhasil mencapai India (Kalikut) 1498. Bangsa Portugis berhasil 
mendirikan kantor dagangnya di Gowa pada tahun1509. Pada tahun 1511 di bawah pimpinan 
d'Albuquerque Portugis berhasil 
menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d'Abreu tahun 1512 Portugis telah 
sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate yang pada waktu itu sedang 
bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil mendirikan benteng dan mendapatkan hak 
monopoli perdagangan rempahrempah. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah 
di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan 
tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius. Portugis ini tidak hanya memusatkan 
kegiatannya di Indonesia bagian timur (Maluku ), tetapi juga ke Indonesia bagian barat 
(Pajajaran). Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme 
dan disambut baik oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis mau membantu dalam 
menghadapi ekspansi Demak. Terjadilah Perjanjian Sunda Kelapa (1522) antara Portugis dan 
Pajajaran, yang isinya sebagai berikut. 
1. Portugis diijinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa. 
2. Pajajaran akan menerima barang-barang yang dibutuhkan dari Portugis termasuk 
senjata. 
3. Portugis akan memperoleh lada dari pajajaran menurut kebutuhannya. 
Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi Perjanjian Sunda 
Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan Demak di bawah pimpinan 
Fatahilah. Pertempuran berakhir dan 
namanya diganti menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya (menang).
Masuknya Bangsa Spanyol ke Indonesia 
Kedatangan bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti oleh bangsa 
Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 
1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu 
sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Persekutuan dengan Cebu ini 
harus dibayar mahal Spanyol sebab dalam peperangan ini Magelhaen terbunuh. Dengan 
meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Sebastian del Cano 
melanjutkan usahanya untuk menemukan daerah asal rempah-rempah. Dengan melewati 
Kepulauan Cagayan dan Mindanao akhirnya sampai di Maluku (1521). Kedatangan bangsa 
Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan 
Portugis. Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran 
atas "hak monopoli". Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. 
Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529) yang 
isinya sebagai berikut. 
1) Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di Filipina. 
2) Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku. 
Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia 
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon 
(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. 
Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena 
Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah 
antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan 
samudra. Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan 
empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke 
timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika–Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat 
Sunda–Banten. Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad 
(1580–1605). Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik 
oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya 
sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, 
orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali. Rombongan 
kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan
delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan 
Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima 
dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para 
penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah 
(lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke 
Maluku. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, 
mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi 
persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Setiap kongsi bersaing secara ketat. 
Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan 
Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk 
perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara 
resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang 
Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai 
oleh Francois Wittert. 
III.5 Kerjasama, Hubungan dan Diplomasi 
Unsur krusial lain dalam perjumpaan Asia-Eropa adalah diplomasi ritual, pertukaran hadiah, protokol 
militer pada kunjungan diplomatik dan pembubuhan segel pada kontrak politik dan perdagangan. 
Seri penting dari ratusan dokumen kontrak asli yang dibuat antara VOC dengan para penguasa Asia 
masih tersimpan baik di ANRI, tetapi bagian terbesarnya sudah diterbitkan oleh J.E. Heeres dalam 
Corpus Diplomaticum Neerlando-Indicum antara 1907 dan 1955. 
Kebijakan Barat untuk mengadakan ‘kontrak perjanjian’ tidak hanya memantapkan monopoli 
perdagangan, melainkan juga menyelamatkan sejumlah kerajaan kecil dan desa di kepulauan 
dari serbuan tetangga mereka. Gelombang kekerasan antar desa, perompakan dan penjarahan, 
perseteruan antara para penguasa dengan bawahannya, semua itu turut menciptakan suasana 
yang memudahkan kekuatan Barat untuk turut berperan dalam kancah politik Asia.
Batavia merupakan salah satu pusat utama diplomasi. Utusan dari para sultan Nusantara, raja 
dan pangeran semuanya diterima dengan segala hormat dan sesuai protokol yang biasanya 
dilanjutkan dengan perjalanan keliling kota dengan kereta berkuda. Surat-surat diserah-terimakan 
dalam nampan perak bertilamkan sutra kuning. Ribuan surat diplomatik dibacakan 
dengan lantang di hadapan para pejabat Pemerintah Agung dan, sesudah diterjemahkan, 
dicatat dan dimasukkan dalam Catatan Harian Kastel Batavia. Salah satu dari seri penting 
surat-surat diplomatik yang dahulu tersembunyi adalah yang berasal dari para raja Siam serta 
prhaklang, yaitu Menteri Luar Negeri, serta surat-surat dari para Susuhunan Surakarta di 
Jawa Tengah bagian selatan. 
Dari abad keenambelas hingga kedelapanbelas, sejumlah perusahaan dagang Eropa masuk ke 
pasar Asia, mencari rempah-rempah yang termasyhur dari Maluku, sutra Cina, dan juga lada 
serta tekstil India, emas Persia dan lantakan tembaga merah Jepang. Sejarah interaksi Asia- 
Eropa sangat rumit dan memiliki banyak aspek. Bagian ini meninjau segi positip dan 
negatipnya. Menjelajahi hubungan dan kawasan baru, mengembangkan ilmu (bahasa, ilmu 
pengetahuan alam, geografi), alih teknologi serta hubungan diplomatik – semuanya 
merupakan segi-segi penting semangat globalisasi di abad tujuh belas dan delapan belas. 
Perjalanan serta penemuan penuh petualangan yang terjadi ketika itu menjadi inspirasi bagi 
imajinasi orang. Akan tetapi, arus masuk kapal-kapal perang Eropa di perairan Asia, 
penaklukan dan pendudukan yang disusul dengan gelombang peperangan dan konflik, 
semuanya merupakan sisi lain mata uang.
Kawasan Melayu dan Indonesia serta Asia pada umumnya mau tidak mau terhubungkan 
dalam perkembangan-perkembangan global. Dokumen-dokumen yang dipilih dalam kategori 
ini menyorot lebih lanjut perihal organisasi dan logisitik VOC sebagai sebuah perusahaan 
dagang Eropa, bersama dengan perusahaan sejenis lain. Digambarkan kegiatan operasional di 
perairan Asia, permukiman-permukimannya serta pendudukannya dan perhatiannya. Dalam 
dokumen-dokumen tersebut juga digambarkan perannya dalam perdagangan antar Asia serta 
penggunaan kekuatan militer Eropa serta teknologi perkapalan. 
III.1 Perdagangan, Muatan dan Kontrak 
Koleksi arsip VOC yang tebal di Jakarta 
berisi ribuan dokumen tentang perdagangan 
intra-Asia dan Eropa-Asia. Catatan Harian di 
Kastel Batavia dimaksudkan untuk mencatat 
semua kapal Eropa besar beserta muatannya 
yang masuk dan meninggalkan kota itu. 
Ribuan kapal kecil fluyt, pergata, kapal 
berlayar ganda, chialloup serta jenis kapal-kapal 
lain terdaftar bersama rincian 
muatannya. Semua kapal itu beserta daftar 
muatannya termasuk juga ribuan surat 
permohonan, tagihan, laporan dan surat-surat 
masih dapat ditemukan dalam kumpulan arsip 
tersebut. Dokumen-dokumen demikian 
memberikan pemahaman baru tentang arus 
barang dalam kegiatan perdagangan antar 
Asia dan Eropa-Asia. 
(0 Artikel-artikel) sembunyi...
III.2 Kapal, Awak Kapal, Pelayaran dan 
Bangkai Kapal 
Lazimnya, kapal-kapal Eropa beserta 
awaknya membuang sauh di pelabuhan-pelabuhan 
terkenal seperti Surat, Colombo, 
Nagapatnam, Melaka, Johor, Batavia, Makau, 
Kanton dan Nagasaki. Sementara itu, 
pelayaran petualangan untuk menemukan 
kawasan dan penduduk yang belum dikenal 
tetap marak dilakukan. Inggris dan Belanda, 
keduanya mengirim ekspedisi penjajagan ke 
benua Australia, seperti yang dilakukan kapal 
Batavia di tahun 1629 atau pergata Geelvink 
di tahun 1696. Penjelajah Inggris, William 
Dampier (1651-1715) disambut dengan 
penuh kecurigaan ketika tiba di Batavia dan 
semua laporan intel terkait keberadaannya 
senantiasa dipelajari dengan cermat. Terdapat 
sejumlah laporan yang membuka tabir 
kawasan yang ketika itu masih belum dikenal 
seperti laporan mereka yang selamat dari 
kapal Dampier, HMS Roebuck yang kandas 
di Ascension Island pada tanggal 21 Februari 
1701. 
(1 Artikel) sembunyi... 
III.3 Penaklukan, Benteng dan Pendudukan 
Kota pertama yang ditaklukan VOC adalah 
kota Ambon yang dibangun bangsa Portugis 
di tahun 1605. Penaklukan tersebut 
dimungkinkan berkat bantuan yang sangat 
diperlukan dari raja Hitu, sebuah kerajaan 
kecil di pulau Ambon. Oleh karena VOC 
terutama adalah sebuah badan perdagangan,
maka aksi pendudukan yang makan banyak 
biaya tidak merupakan prioritas pertamanya. 
Namun demikian, monopoli atas sejumlah 
komoditi ekspor penting dari Nusantara 
hanya dapat dipastikan dengan penaklukan 
yang melibatkan pendudukan dengan 
kekerasan atas pelabuhan serta pusat 
perdagangan penting seperti Jayakarta 
(Batavia) yang terletak dekat pelabuhan 
utama Banten, begitu pula Makassar, Banda, 
Jepara dan Surabaya. 
(1 Artikel) sembunyi... 
III.4 Peperangan, Perlawanan dan 
Penentangan 
Apa makna penting teknologi serta organisasi 
militer Barat bagi interaksi Asia-Eropa? 
Dibandingkan dengan peperangan dan krisis 
di Eropa pada abad ketujuhbelas dan 
kedelapanbelas, umpamanya Perang 
Perebutan Tahta Spanyol yang berlangsung 
tiga belas tahun (1701-1714), maka aksi 
militer serdadu-pedagang Eropa di Asia dapat 
dikatakan tidak berarti sama sekali. Namun 
oleh karena mereka memiliki peralatan 
militer yang jauh lebih tangguh, pengetahuan 
serta latihan yang juga jauh lebih mantap, 
maka sejumlah kecil serdadu Eropa mampu 
menentukan arah sebuah peperangan. Selain 
itu, dalam Asia yang terdiri dari negara-negara 
kecil yang saling berperang, maka 
orang selalu mungkin mendapatkan sekutu di 
antara para raja setempat. 
(1 Artikel) sembunyi...
III.5 Kerjasama, Hubungan dan Diplomasi 
Unsur krusial lain dalam perjumpaan Asia- 
Eropa adalah diplomasi ritual, pertukaran 
hadiah, protokol militer pada kunjungan 
diplomatik dan pembubuhan segel pada 
kontrak politik dan perdagangan. Seri penting 
dari ratusan dokumen kontrak asli yang 
dibuat antara VOC dengan para penguasa 
Asia masih tersimpan baik di ANRI, tetapi 
bagian terbesarnya sudah diterbitkan oleh J.E. 
Heeres dalam Corpus Diplomaticum 
Neerlando-Indicum antara 1907 dan 1955. 
(0 Artikel-artikel) sembunyi... 
III.6 Alih Teknologi dan Ilmu Pengetahuan 
Salah satu pengaruh yang berkepanjangan 
dalam perjumpaan Asia-Eropa adalah 
pertukaran pengetahuan dan teknologi. 
Dalam arsip kita terkadang menemukan 
pesanan untuk sepasang kaca mata bagi 
seorang penguasa atau pedagang Asia. 
Memanglah, kemampuan untuk membaca 
sangat penting untuk dapat memertahankan 
hidup yang produktip. Jam, bola dunia dan 
peta serta buku-buku cetakan semuanya 
merupakan bagian dari era globalisasi abad 
kedelapanbelas. 
(0 Artikel-artikel) sembunyi... 
Jauh sebelum Eropa terbuka matanya mencari dunia baru, warga pribumi nusantara 
hidup dalam kedamaian. Situasi ini berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai 
berdatangan dengan dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap 
dengan senjatanya. Hal yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia 
masuk ke dalam kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama,
Paus Urbanus II, yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam 
Konsili Clermont tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI. 
Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang peradaban 
yang jauh lebih unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami pencerahan akibat 
bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang Salib ini. Merupakan fakta 
jika jauh sebelum Eropa berani melayari samudera, bangsa Arab telah dikenal dunia 
sebagai bangsa pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera luas hingga 
ke Nusantara. 
Bahkan kapur barus yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual 
pembalseman para Fir’aun di Mesir pada abad sebelum Masehi, didatangkan dari 
satu kampung kecil bernama Barus yang berada di pesisir barat Sumatera tengah. 
Dari pertemuan peradaban inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu wilayah di 
selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya, yang tidak 
terdapat di belahan dunia manapun. 
Negeri itu penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya, selain itu Eropa 
juga mencium adanya emas dan batu permata yang tersimpan di perutnya. Tanah 
tersebut iklimnya sangat bersahabat, dan alamnya sangat indah. Wilayah inilah yang 
sekarang kita kenal dengan nama Nusantara. Mendengar semua kekayaan ini Eropa 
sangat bernafsu untuk mencari semua hal yang selama ini belum pernah 
didapatkannya. 
Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada 
Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas. Dengan 
adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan seenaknya membelah dunia di luar 
daratan Eropa menjadi dua kapling untuk dianeksasi. Garis demarkasi dalam 
perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, 
melampaui kedua kutub bumi. Ini memberikan Dunia Baru kini disebut Benua 
Amerika kepada Spanyol. Afrika serta India diserahkan kepada Portugis. 
Paus menggeser garis demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170 kilometer dari 
Tanjung Pulau Verde. Brazil pun jatuh ke tangan Portugis. Jalur perampokan bangsa 
Eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun terbagi dua. Spanyol
berlayar ke Barat dan Portugis ke Timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di 
Laut Banda. Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak 
harta rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi, namun 
saat bertemu di Maluku, Portugis dan Sanyol mencoba untuk menahan diri. 
Pada 5 September 1494, Spanyol dan Portugal membuat perjanjian Saragossa yang 
menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran 
yang melanjutkan garis 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. Garis itu berada di timur 
dari kepulauan Maluku, di sekitar Guam. 
Sejak itulah, Portugis dan Spanyol berhasil membawa banyak rempah-rempah dari 
pelayarannya. Seluruh Eropa mendengar hal tersebut dan mulai berlomba-lomba 
untuk juga mengirimkan armadanya ke wilayah yang baru di selatan. 
Ketika Eropa mengirim ekspedisi laut untuk menemukan dunia baru, pengertian 
antara perdagangan, peperangan, dan penyebaran agama Kristen nyaris tidak ada 
bedanya. Misi imperialisme Eropa ini sampai sekarang kita kenal dengan sebutan 
“Tiga G”: Gold, Glory, Gospel. Seluruh penguasa, raja-raja, para pedagang, 
yang ada di Eropa membahas tentang negeri selatan yang sangat kaya raya ini. 
Mereka berlomba-lomba mencapai Nusantara dari berbagai jalur. Sayang, saat itu 
belum ada sebuah peta perjalanan laut yang secara utuh dan detil memuat jalur 
perjalanan dari Eropa ke wilayah tersebut yang disebut Eropa sebagai Hindia Timur. 
Peta bangsa-bangsa Eropa baru mencapai daratan India, sedangkan daerah di 
sebelah timurnya masih gelap. 
Dibandingkan Spanyol, Portugis lebih unggul dalam banyak hal. Pelaut-pelaut 
Portugis yang merupakan tokoh-tokoh pelarian Templar (dan mendirikan Knight of 
Christ), dengan ketat berupaya merahasiakan peta-peta terbaru mereka yang berisi 
jalur-jalur laut menuju Asia Tenggara. 
Peta-peta tersebut saat itu merupakan benda yang paling diburu oleh banyak raja 
dan saudagar Eropa. Namun ibarat pepatah,“Sepandai-pandainya tupai melompat,
akhirnya jatuh juga”, maka demikian pula dengan peta rahasia yang dipegang 
pelaut-pelaut Portugis. 
Sejumlah orang Belanda yang telah bekerja lama pada pelaut-pelaut Portugis 
mengetahui hal ini. Salah satu dari mereka bernama Jan Huygen van Linschoten. 
Pada tahun 1595 dia menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels 
Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai 
peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke 
Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya. 
Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa 
ini menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah, 
Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah 
baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya. 
Para pengusaha dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan 
armada kapal-kapal lautnya dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia 
selatan yang kaya raya, dan tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya. 
Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang 
disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 
awak dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada 
Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman 
mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan 
lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan 
lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. 
Dia berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga 
terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus 
kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda 
pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, 
tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya. 
Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap 
memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan 
armada yang jauh lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan
semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut 
jejaknya. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda 
yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur. 
Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu 
berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945. 
Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa BaratSecara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia 
termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, 
dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah sebagai 
berikut :v Mencari kekayaan termasuk berdagangv Menyalurkan jiwa penjelajahv Meyakini 
Keberadaan Prester Johnv Menyebarkan agamav Mencari kemuliaan bangsaSejak abad ke -13, 
rempah-rempah memang merupakan bahan dagang yang sangat menguntungkan. Hal ini 
mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari harta kekayaan ini sekalipun menjelajah 
semudera. Keinginan ini diperkuat dengan adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai 
bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru. Mereka berlomba-lomba 
meninggalkan Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke satu arah, maka mereka akan kembali ke 
tempat semula. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa di luar 
Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama Kristen). Oleh karena itu, mereka 
berani berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang seagama.Di luar faktor yang 
disebutkan di atas, orang-orang Eropa yang sebagian besar beragama Kristen terdorong pula untuk 
pergi ke mana pun guna mewartakan Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan Injil kepada 
orang-orang yang belum mengenal Tuhan adalah salah satu panggilan hidupnya. Selain 
menyebarkan Injil, mereka juga berusaha mencari kekayaan (gold) dan kebanggaan serta kejayaan 
(glory) bagi negaranya.Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk 
membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya 
kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim daerah-daerah 
yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa 
memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. 
Dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli 
bahan-bahan ini. Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk 
memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan. 
Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui suatu perjanjian yang 
umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan 
politik suatu daerah. Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan 
kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan mudah dapat
mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang.1. Bangsa 
PortugisEkspedisi pertama untuk mencari jalan langsung ke Indonesia dirintis oleh bangsa Portugis 
dan Spanyol. Bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Prancis, dan Belanda baru melakukan ekspedisi 
setelah kedua bangsa ini menemukan jalan ke Indonesia.Orang Portugis pertama yang mencoba 
mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 
1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung Harapan baik, namun ia gagal 
mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik 
(Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada Portugis 
berikutnya.Armada Portugis berikutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia dipimpin oleh Vasco da 
Gama. Mereka berangkat pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan Baik. Sewaktu 
tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur), mereka bertemu dengan pedagang-pedagang Arab dan 
India. Namun, jalan ke Asia Tenggara tetap dirahasiakan oleh para pedagang tersebut. Oleh karena 
itu, orang-orang Portugis melanjutkan perjalannya menyusuri pantai timur Afrika. Mereka harus 
melewati perairan dengan ombak yang sangat besar. Daerah itu terletak di timur laut Afrika 
terutama di sekitar Ujung Tanduk. Oleh karena itu, daerah ini disebut Guadafui (berhati-hatilah). 
Ekspedisi ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebutnya 
Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut (India). Sejak saat 
itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui 
pantai timur Afrika.Namun, penemuan ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin 
menjelajahi daerah timur lainnya yakni Malaka dan Maluku.Pada waktu itu, di Asia Tenggara 
terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut 
adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara 
termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan merebut 
atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan Alfanso 
d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso 
d’Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Dari sana, mereka menuju Maluku dan diterima 
dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di 
ternate.2. Bangsa SpanyolPelopor bangsa Spanyol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah 
Christopher Columbus, ia berjalan kearah barat. Setelah dua bulan, ia sampai di sebuah pulau yang 
kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India.Setelah Columbus gagal 
menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah – rempah dipelopori oleh 
Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui 
Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di 
Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magellan
terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di 
Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya 
dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore. 
Kondisi tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis membuka 
kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini 
diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan 
tersebut, Portugis yang didukung pasukan Tidore. Benteng Spanyol di Tidore dapat direbut Portugis. 
Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang 
disebut Perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Filipina 
dikuasai Sepanyol.3. Bangsa InggrisKedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis 
Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 
Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate 
dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 
oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama.Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong 
Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka 
menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu 
Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus 
perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang 
dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal 
mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.Awal abad ke 
17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia 
Tenggara, kahususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. 
menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor 
dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.Walaupun 
demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia dagang 
Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya 
di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan 
Bombay.4. Bangsa BelandaArmada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin 
Van Neck, namun ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada tahun 1595 armada Belanda dipimpin Cornelis 
de Houtman dan Pieter de Kaizer berangkat menuju Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat 
Afrika lalu sampai ke Tanjung Harapan Baik. Dari sana, mereka mengarungi Samudera Hindia dan 
masuk ke Indonesia melalui Selat Sunda lalu tiba di Banten.Armada ini tidak diterima oleh rakyat 
Banten karena Belanda bersikap kasar. Selain itu, hubungan antara Banten dan Portugis masih 
baik.Dari Banten, armada ini bermaksud menuju Maluku untuk membeli rempah-rempah namun
gagal mencapai Maluku. Cornelis de Houtman tiba kembali di negerinya pada tahun 1597. ia 
disambut sebagai penemu jalan ke Indonesia.Setelah Cornelis, armada Belanda datang ke Indonesia 
susul menyusul. Hal ini mengakibatkan lalu lintas Indonesia – Belanda menjadi ramai. Armada 
Belanda yang pertama mencapai Maluku adalah armada kedua. Mereka berhasil melakukan 
pembelian remapah-rempah disana.Pada awalnya, Belanda memang gagal menghadapi persaingan 
dengan Portugis, baik di Maluku maupun di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Namun, karena 
armada Belanda semakin hari semakin bertambah, sedikit demi sedikit armada Portugis mulai 
terdesak. Akhirnya Portugis terusir dari Maluku menandai era kolonialisme Belanda di Indonesia. 
Sejak itu, pedagang-pedagang Belanda semakin banyak yang datang ke Maluku.Untuk mengatasi 
persaingan diantara pedagang-pedagang Belanda sendiri, pada tahun 1602 dibentuk VOC 
(Vereenigde OostIndische Compagnie) atau persekutuan Dagang Hindia Timur. VOC dipimpin ol eh 
De Heren Zuventien (Dewan Tujuh Belas) dengan Pieter Both sebagai gubernur jenderal yang 
pertama.Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan 
Pieterzoon Coen, pusat VOC dipindah ke Jayakarta yang kemudian berganti nama menjadi 
BataviaUntuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia, pemerintah Belanda memberikan hak-hak 
istimewa. Hak-hak istimewa VOC tersebut antara lain :v Hak monopoli dagangv Hak membuat dan 
mencetak uangv Hak membentuk tentarav Hak menyatakan perang ataupun membuat 
perjanjianDengan hak-hak tersebut berarti VOC memiliki kekuasaan seperti suatu negara. Mereka 
dapat bertindak bebas tanpa harus konsultasi lebih dulu dengan pemerintah Belanda di negeri 
induk.Bangsa Eropa datang ke Asia termasuk Indonesia karena mereka ingin berdagang, 
menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama. Untuk itu, bangsa-bangsa Eropa mencari 
jalan baru dengan mengarungi samudera. Pelapornya adalah bangsa Portugis dan Spanyol. Pelaut - 
pelaut terkenal dari Portugis adalah Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama. Sedangkan pelaut dari 
Spanyol adalah Columbus dan Magellan. Bakat kepeloporannya, Portugis dan Spanyol berhasil 
menguasai jalur berlayar, terutama untuk mencari kekayaan. Indonesia sebagai daerah penghasil 
rempah-rempah menjadi rebutan. Akhirnya, bangsa-bangsa Eropa tersebut berhasil menjajah 
Indonesia. Belanda adalah bangsa yang paling lama berkuasa dan paling banyak mengeruk 
keuntungan perdagangan di Indonesia dibandingkan bangsa Portugis dan Inggris 
. LATAR BELAKANG 
Sejarah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan menjadi suatu 
rangkaian yang erat sepanjang kehidupan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut maka 
sejarah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah yang berkaitan dengan kebudayaan, 
terutama kebudayaan asing yang telah memberikan pengaruh dalam kehidupan bangsa
Indonesia dan khususnya memberikan pengaruh pada pembentukan kebudayaan Indonesia. 
Sejarah memberikan pelajaran dan pengalaman untuk manusia di masa sekarang dan di masa 
yang akan datang. 
Dari sejarah akan dapat diketahui kegagalan dan keberhasilan yang dialami oleh manusia dan 
memberikan suatu pedoman bagi manusia di masa yang akan datang untuk lebih berhati-hati 
dalam melakukan segala sesuatu agar dapat mencapai keberhasilan dan peningkatan kualitas 
kehidupan. Seperti yang dikatakan filsuf terkenal dari Cina, Kong Fu Tse yang mengatakan 
“Sejarah mendidik kita bertindak bijaksana”. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa 
Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang 
terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan 
pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. PENGERTIAN SEJARAH 
Arti kata sejarah berasal dari bahasa arab “Syajara” yang berarti terjadi. Syajara berarti 
pohon, Syajarohan-nasab yang berarti pohon sislsilah atau dari bahasa Inggris history sedang 
dari bahasa Latin dan Yunani historia (histor atau istor yang berarti orang pandai). Sejarah 
adalah kejadian yang menyangkut hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang 
lain. Juga dikatakan sejarah adalah hubungan sebab akibat antara kejadian yang satu dengan 
kejadian yang lain. Sejarah pada akhirnya harus berbicara mengenai kejadian yang benar-benar 
nyata, karenanya perlu adanya pembuktian yang akurat dalam bentuk tulisan (prasasti, 
batu bersurat, daun lontar, kitab kuno dll) maupun secara lisan (langsung dari sumber pelaku) 
Pengaruh Budaya dari Timur yang berasal dari Daratan Cina dan India berupa ajaran agama 
Budha dan Hindu.
B. PROSES MASUKNYA BUDAYA HINDU BUDHA KE INDONESIA 
Proses masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia dapat disebut sebagai masa peng- 
Hindu-an, walaupun kata penghinduan ini tidak tepat karena tidak hanya pengaruh agama 
Hindu saja yang masuk ke Indonesia tetapi juga pengaruh agama Budha. Meskipun demikian, 
bagaimana cara masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia dan siapa yang menjadi 
pembawanya tidak dapat diketahui secara pasti. 
Berdasarkan penelitian sejarah, muncul beberapa teori tentang pembawa pengaruh Hindu 
Budha ke Indonesia. Antara lain adalah Teori Sudra yang menyatakan bahwa penyebaran 
agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra. Teori 
Waisya, menyatakan penyebaran agama Hindu dibawa oleh orang berkasta Waisya. Atas 
dasar kedatangan kasta waisya yang berprofesi sebagai pedagang dan kemudian mengadakan 
hubungan dagang dan menikah dengan wanita Indonesia. Teori Ksatria yang menyatakan 
bahwa pengaruh Hindu dibawa oleh kasta kesatria. karena adanya kekacauan politik di India 
sehingga banyak anggota kasta Kesatria yang lari dari India dan menetap di Indonesia. Para 
Kesatria ini mendirikan kerajaan di Indonesia dan kemudian turut serta menyebarkan agama 
Hindu. Teori Brahmana karena Kaum Brahmana datang ke Indonesia dan kemudian ikut pula 
mngajarkan ajarannya kepada masyarakat di Indonesia. 
Penyebaran agama Hindu dan Buhda di Indonesia dilakukan bersamaan dengan kegiatan 
perdagangan atau hubungan dagang. Di samping itu penyebaran juga dilakukan dengan 
mendatangkan para Brahmana/pendeta dari India dan mengirim orang-orang Indonesia ke 
India untuk mempelajari agama Hindu. Pengaruh kebudayaan dari Timur yang dipilih secara 
selektif dan disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh yang diberikan 
tersebut sangat besar terutama dalam hal kepercayaan, pemerintahan, ekonomi dan 
kebudayaan. 
Di Indonesia menjadi babak baru dalam kehidupan kepercayaan masyarakat Indonesia. 
Masyarakat indonesia yang tadinya mempunyai kepercayaan animisme kemudian berubah 
menjadi penganut agama tersebut meskipun masih terdapat pengaruh kepercayaan lama 
seperti pemujaan kepada roh nenek moyang dll. Pada bidang pemerintahan, Sistem 
pemerintahan kesukuan dan pemujaan terhadap tokoh spiritual atau kepala suku kemudian
bergeser menjadi pemerintahan kerajaan. Sistem pemerintahan kerajaan pemimpin berasal 
dari keturunan raja sebelumnya. Pada sistem Sosial, perubahan kehidupan sosial juga terjadi 
dalam masyarakat, misalnya pengaruh pembentukan kasta dalam struktur sosial 
kemasyarakatan. Pada sistem Ekonomi, aktifitas ekonomi dari barter menjadi sistem uang 
dan perdagangan yang semakin maju menjadi salah satu bentuk perubahan dalam bidang 
ekonomi. Pada sistem kebudayaan, antara lain terlihat pada hasil peninggalan seperti candi, 
tempat ibadah, seni sastra. Cerita-cerita ephos seperti Ramayana dan Mahabarata menjadi 
sumber inspirasi cerita rakyat dan perubahan kebudayaan lama. 
Pengaruh lain yang terlihat adalah pada bentuk tulisan dan sistem tulisan. Percampuran 
kebudayaan jelas nampak pada bangunan candi yang terlihat pada dasar bangunan berupa 
punden berundak dan ukiran candi yang menunjukkan pengaruh Hindu Budha. Selain 
kebudyaan dari Cina dan India, juga pengaruh dari kebudayaan di Arab berupa ajaran agama 
Islam dan berkembangnya kebudayaan Islam turut memberikan pengaruh pada kebudayaan di 
Indonesia. Pedagang-pedagang dari Arab yang melakukan hubungan dagang pada waktu 
kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. khususnya di selat Malaka yang berhubungan 
dengan wilayah Asia dan Semenanjung Arab. 
Pengaruh kebudayaan dari Barat dan Timur dapat dilihat pada kebudayaan yang dimiliki oleh 
berbagai kerajaan di Indonesia, misalnya kerajaan Aceh. Peninggalan kebudayaan dari 
kerajaan Aceh ini berupa masjid atau bangunan ibadah yang dinamai Masjid Baiturrahman. 
Juga di Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, yang di antaranya adalah adanya seni tari, seni 
pahat, seni suara, seni sastra dan bangunan khasnya. Salah satu kebudayaan yang hingga kini 
masih dipertahankan adalah Kebudayaan Kejawen sebagai akulturasi atu perpaduan budaya 
dari Hindu, Budha dan Islam sendiri. Upacara Grebeg yang menjadi tradisi kerajaan Mataram 
berasal dari pemujaan roh nenek moyang. Upacara tersebut merupakan salah satu tradisi 
peninggalan dari Kerajaan Majapahit. 
Dengan perpaduan budaya antara Hindu dan Islam maka pelaksanaan Upacara Grebeg 
dilakukan pada Hari raya Besar umat Islam. Di samping itu terdapat pula perkembangan 
kebudayaan berupa kesusasteraan Jawa yang berkembang secara pesat dan menghasilkan 
pujangga sastra dan hasil karyanya seperti Nitisruti, Nitisastra dan Astabrata. Agama dan 
kebudayaan Islam di Indonesia memberikan pengaruh terhadap segala aktifitas kehidupan 
masyarakat seperti dalam bidang politik pemerintahan, kebudayaan dan kehidupan sosial 
masyarakat. Berkembangnya pengaruh islam dalam bidang politik pemerintahan di Indonesia
dibuktikan dengan sistem pemerintahan yang didasarkan pada ajaran Islam dan Pemerintahan 
Kerajaan Islam di berbagai tempat di Indonesia. 
Kebudayaan Barat dari Eropa turut memberikan pengaruh bagi kebudayaan Indonesia. Eropa 
Kuno tidak pernah lepas dari Kebudayaan Pulau Kreta yang lebih dahulu berkembang dan 
menyebarkan pengaruhnya ke wilayah di sekelilingnya kurang lebih pada tahun 1300 SM. 
Kebudayaan Pulau Kreta merupakan dasar bagi kebudayaan Eropa yang sampai sekarang 
masih terdapat sisa-sisa pengaruh dan peninggalannya. Kebudayaan Pulau Kreta disebarkan 
dan ditransformasikan melalui penjajahan oleh bangsa Yunani dan Romawi Kuno sehingga 
menjadi tonggak budaya Eropa masa kini. 
Selain perkembangan melalui penjajahan, kebudayaan Pulau Kreta juga berkembang melalui 
hubungan dagang yang dilakukan oleh pedagang Yunani dan Romawi. Pulau Kreta 
merupakan pulau terbesar di wilayah Yunani dan melintang dari barat ke timur dan sekaligus 
menjadi pemisah Laut Aegea, Laun Ionea dan laut Tengah. Peradaban Pulau Kreta disebut 
juga sebagai peadaban “MINOA”. Nama Minoa berasal dari dinasti (keluarga) Raja Minos. 
Peradaban keluarga ini telah berkembang antara tahun 3000 sampai dengan 1400 SM. 
Kebudayaan Eropa dibawa ke Indonesia melalui hubungan dagang dan melalui penjajahan 
yang dilakukan oleh Bangsa Perancis, Inggris dan Belanda. Akibat dari hubugan tersebut 
kebudayaan Eropa turut mempengaruhi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Hal tersebut 
dibuktikan pada bentuk pemerintahan pada beberapa kerajaan dan sistem hukum yang 
digunakan di Indonesia. Selain itu pada kebudayaan seni bangunan dan sastra juga turut 
terpengaruh oleh kebudayaan Eropa tersebut. 
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Asia dan Indonesia mulai terjadi kira-kira pada 
abad ke-14. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada mulanya bermaksud untuk mencari 
langsung sumber rempah dan sutera yang sangat mahal jika dijual di Eropa. Penutupan jalur 
perdagangan oleh kerajaan Islam di Afrika dan Eropa timur sangat mengganggu perdagangan 
bangsa Eropa, untuk itu bangsa-bangsa Eropa mulai mencari sendiri sumber rempah dan 
sutera dengan melakukan penjelejahan samudera. Motif ekonomi sebagai alasan utama 
bangsa Barat datang ke Indonesia di samping untuk menyebarkan agama Kristen dan faktor 
petualangan. Sesuai semboyan penjelajahan samudra oleh Bangsa Eropa (Gold, Gospel and 
Glory). Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia antara lain adalah dari Portugis, Belanda, 
Spanyol, Inggris, Perancis dll.
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di 
Indonesia 
Sejak zaman prasejarah penduduk Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung yang sanggup 
mengarungi lautan lepas. Pada permulaan pertama tarikh Masehi, telah terjalin hubungan 
dagang antara Indonesia dengan India. Hubungan ini kemudian juga berkembang ke 
hubungan agama dan budaya. Hal ini disebabkan para pedagang dari India tidak hanya 
membawa barang dagangannya, tetapi juga membawa agama dan kebudayaan mereka 
sehingga menimbulkan perubahan kehidupan dalam masyarakat Indonesia, yakni sebagai 
berikut. 
Semula hanya mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme, kemudian mengenal dan 
menganut agama Hindu-Buddha. 
Semula belum mengenal aksara/tulisan, menjadi mengenal aksara/tulisan dan Indonesia 
memasuki zaman Sejarah. 
1. Hubungan Dagang Indonesia dengan India dan Cina 
Pada awal abad tarikh Masehi, negeri Kepulauan Nusantara telah menjalin hubungan dengan 
bangsa-bangsa di Asia. Bentuk hubungan dagang yang berlangsung pada saat itu bermula 
dari kegiatan perdagangan dan pelayaran. Sebagai akibat dari hubungan perdagangan dan 
pelayaran, timbullah pertemuan kebudayaan yang melahirkan kebudayaan baru bagi 
masyarakat Nusantara. Proses percampuran antara dua atau lebih kebudayaan yang saling 
bertemu dan mempengaruhi itu disebut akulturasi kebudayaan. Adanya hubungan dagang 
pada awal abad tarikh Masehi, didasarkan adanya sumber-sumber baik ekstern maupun 
intern. 
a. Sumber Ekstern 
1) Sumber dari India
Menurut Van Leur dan Wolters, kegiatan hubungan dagang Indonesia dengan bangsa-bangsa 
Asia pertama kali dilakukan dengan India, kemudian Cina. Bukti adanya hubungan dagang 
tersebut dapat diketahui datri kitab Jataka dan kitab Ramayana. Kitab Jataka menyebut nama 
Swarnabhumi sebuah negeri emas yang dapat dicapai setelah melalui perjalanan yang penuh 
bahaya. Swarnabhumi yang dimaksud ialah Pulau Sumatra. Kitab Ramayana menyebut nama 
Yawadwipa dan Swarnadwipa. Menurut para ahli, Yawadwipa (pulau padi) diduga sebutan 
untuk Pulau Jawa, sedangkan Swarnadwipa (pulau emas dan perak) adalah Pulau Sumatra. 
Nah, kapan terjadi hubungan dagang antara India dengan Indonesia secara aktif? Kitab Jataka 
dan kitab Ramayana tidak menyebut secara jelas terjadinya hubungan dagang dengan tempat-tempat 
di Indonesia. Salah satu kitab sastra India yang dapat dipercaya adalah kitab 
Mahaniddesa yang memberi petunjuk bahwa masyarakat India telah mengenal beberapa 
tempat di Indonesia pada abad ke-3 Masehi. Dalam kitab Geographike yang ditulis pada abad 
ke-2 juga disebutkan telah ada hubungan dagang antara India dan Indonesia. Dari kedua 
keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara intensif terjadinya hubungan dagang 
antara Indonesia dan India mulai abad-abad tersebut (abad ke 2-3 Masehi). 
2) Sumber dari Cina 
Kontak hubungan Indonesia dengan Cina diperkirakan telah berkembang pada abad ke-5. 
Bukti-bukti yang memperkuat hubungan itu di antaranya adalah perjalanan seorang pendeta 
Buddha, Fa Hien. Pada sekitar tahun 413 M, Fa Hien melakukan perjalanan dari India ke Ye-po- 
ti (Tarumanegara) dan kembali ke Cina melalui jalur laut. Selanjutnya, Kaisar Cina, Wen 
Ti mengirim utusan ke She-po ( Pulau Jawa). Berdasarkan bukti-bukti tersebut dapat 
disimpulkan bahwa pada abad ke-5 telah dilakukan hubungan perdagangan dan pelayaran 
secara langsung antara Indonesia dan Cina. 
Barang-barang yang diperdagangkan dari Cina berupa sutra, kertas, ulit binatang berbulu, 
kulit manis, dan barang-barang porselin. Barang-barang dagangan dari India berupa ukiran, 
gading, perhiasan, kain tenun, gelas, permata, dan wol halus yang ditukar dengan komoditas 
dari Indonesia seperti rempah-rempah, emas, dan perak. 
3) Sumber dari Yunani
Keterangan lain tentang adanya hubungan dagang antara Indonesia dengan India, dan Cina 
dapat diketahui dari Claudius Ptolomeus, seorang ahli ilmu bumi Yunani. Dalam kitabnya 
yang berjudul Geographike yang ditulis pada abad ke-2, Ptolomeus menyebutkan nama 
Iabadio yang artinya pulau jelai. Mungkin kata itu ucapan Yunani untuk menyebut 
Yawadwipa, yang artinya juga pulau jelai. Dengan demikian, seperti yang disebutkan dalam 
kitab Ramayana bahwa Yawadwipa yang dimaksud ialah Pulau Jawa. 
b. Sumber Intern 
Adanya sumber-sumber dari luar, seperti dari India, Cina dan Yunani, diperkuat adanya 
sumber-sumber yang ada di Indonesia sendiri. Sumbersumber sejarah di dalam negeri yang 
memperkuat adanya hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Cina, antara lain 
sebagai berikut. 
1) Prasasti 
Prasasti-prasasti tertua di Indonesia yang menunjukkan hubungan Indonesia dengan India, 
misalnya Prasasti Mulawarman di Kalimantan Timur yang berbentuk yupa. Demikian juga 
prasasti-prasasti Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Semua prasasti 
ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. 
2) Kitab-Kitab Kuno 
Kitab-kitab kuno yang ada di Indonesia biasanya ditulis pada daun lontar yang ditulis dengan 
menggunakan bahasa dan tulisan Jawa Kuno yang juga mwerupakan pengaruh dari bahasa 
Sanskerta dan tulisan Pallawa. Kemampuan membaca dan menulis ini diperoleh dari 
pengaruh Hindu dan Buddha. 
3) Bangunan-Bangunan Kuno 
Bangunan kuno yang bercorak Hindu ataupun Buddha terdiri atas candi, stupa, relief, dan 
arca. Banyak peninggalan bangunan-bangunan kuno yang bercorak Hindu atau Buddha di 
Indonesia. Demikian juga benda-benda peninggalan dinasti-dinasti Cina. Hal ini 
menunjukkan adanya hubungan antara Indonesia, India, dan Cina.
Hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina telah menempatkan Indonesia di kancah 
perdagangan dan pelayaran masa Kuno. Namun, pengaruh kebudayaan India dan Cina 
terhadap perkembangan sejarah Indonesia amat berbeda. Hal itu disebabkan dalam 
perkembangan selanjutnya, para pedagang India di samping berdagang, mereka juga 
menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. 
Para brahmana atau pendeta dengan ikut para pedagang berlayar, mereka singgah di daerah-daerah 
untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha. Dengan demikian, 
hubungan dagang dengan India telah memunculkan perubahan besar dalam tatanan 
kehidupan bangsa Indonesia, baik di bidang sosial, budaya, maupun politik sebagai dampak 
dari persebaran agama dan kebudayaan Hindu- Buddha. Terbukti di Indonesia muncullah 
kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Buddha yang tersebar di berbagai daerah di 
Indonesia, seperti Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Bali. 
2. Pembawa Pengaruh Agama dan Kebudayaan Hindu Buddha 
Bagaimana proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke 
Indonesia? Siapa yang membawa agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia? Hal 
itu menimbulkan berbagai macam interpretasi karena tidak ada bukti yang konkrit. Ada 
beberapa hipotesis tentang masuknya agama dan budaya Hindu-Buddha ke Indonesia, antara 
lain sebagai berikut. 
a. Hipotesis Waisya 
Hipotesis waisya mengungkapkan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu dibawa 
oleh golongan pedagang (waisya). Mereka mengikuti angin musim (setengah tahun berganti 
arah) dan enam bulan menetap di Indonesia dan menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu. 
Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang umumnya merupakan 
kelompok pedagang inilah yang berperan besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan 
Hindu ke Nusantara. Mereka yang menjadikan munculnya budaya Hindu sehingga dapat 
diterima di kalangan masyarakat.. Pada saat itu, para pedagang banyak berhubungan dengan 
para penguasa dan rakyat. Jalinan hubungan itu yang membuka peluang terjadinya proses
penyebaran agama dan budaya Hindu. Salah satu tokoh pendukung hipotesis waisya adalah 
N.J. Krom. 
b. Hipotesis Kesatria 
Hipotesis kesatria mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu masuk ke 
Nusantara adalah kaum kesatria. Menurut hipotesis ini, pada masa lampau di India terjadi 
peperangan antarkerajaan. Para prajurit yang kalah perang, kemudian mengadakan migrasi ke 
daerah lain. Tampaknya, di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia dan mendirikan 
koloni-koloni melalui penaklukan. Mereka menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di 
Indonesia. Salah seorang pendukung hipotesis kesatria adalah C.C. Berg. 
c. Hipotesis Brahmana 
Hipotesis brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke 
Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh 
penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = 
penobatan). Selain itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan 
mengajarkan ilmu pengetahuan. Pendukung hipotesis ini adalah J.C. van Leur. 
d. Hipotesis Nasional 
Hipotesis nasional mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia banyak yang aktif berdagang 
ke India, pulangnya membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang 
Indonesia (raja) mengundang para brahmana dari India untuk menyebarkan agama dan 
kebudayaan Hindu di Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif memadukan 
unsurunsur kebudayaan India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu-Buddha 
ke India dan setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk menyebarkan agama di Tanah 
Air. 
Terlepas dari hipotesis tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting 
dalam masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki 
pengetahuan dari pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk 
melakukan ziarah dan menambah ilmu mereka. Sekembalinya dari India dengan bekal 
pengetahuan yang cukup, mereka ikut serta menyebarkan agama dan budaya dengan 
memakai bahasa mereka sendiri. Ajaran-ajaran yang mereka sebarkan dapat lebih cepat
diterima oleh penduduk. Jadi, proses masuknya budaya India ke Indonesia menjadi lebih 
cepat dan mudah. 
3. Peta Jalur Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kepercayaan Hindu-Buddha 
Pada sekitar abad ke-2 sampai dengan 5 Masehi, diperkirakan telah masuk agama dan 
kebudayaan Buddha ke Indonesia. Kemudian disusul pengaruh Hindu ke Indonesia pada abad 
ke-5 Masehi. Agama dan budaya Hindu-Buddha dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan 
pendeta dari India atau Cina, masuk ke Indonesia mengikuti dua jalur. 
a. Melalui Jalur Laut 
Para penyebar agama dan budaya Hindu -Buddha yang menggunakan jalur laut datang ke 
Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para dagang yang biasa beraktivitas pada jalur 
India-Cina. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Buddha, yaitu dari India 
menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian ke Nusantara. Sementara itu, 
dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea, dan Jepang. Di 
antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan memanfaatkan 
bertiupnya angin muson barat. 
b. Melalui Jalur Darat 
Para penyebar agama dan budaya Hindu -Buddha yang menggunakan jalur darat mengikuti 
para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke utara sampai dengan Cina, 
Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India utara menuju Bangladesh, 
Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia. 
4. Proses masuk dan berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia 
1. Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia
Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama 
dan kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M, yaitu pada masa 
kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. 
Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah 
Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari 
penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti 
batu nisan yang dibuat oleh orang-orang Kambay, Gujarat. 
2. Sumber-sumber Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia 
Sumber-sumber berita itu di antaranya sebagai berikut : 
a. Berita Arab, berita ini diketahui melalui para pedagang Arab yang telah melakukan 
aktifitasnya dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia. Kegiatan para pedagang 
Arab di Kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk 
Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa. 
Berita Eropa, berita ini datangnya dari Marcopolo. Ia adalah orang Eropa yang pertama kali 
menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa 
melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang 
dipersembahkan kepada kisar Romawi. Dalam perjalanannya ia singgah di Sumatera bagian 
Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu Kerajaan Samudera 
dengan ibukotanya Pasai. 
b. Berita India, dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat 
mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam 
di Indonesia. Karena di samping berdagang mereka aktif mengajarkan agama dan 
kebudayaan Islam kepada masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang 
terletak di daerah pesisir pantai. 
c. Berita Cina, berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis 
yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa 
sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di 
pantai utara Pulau Jawa.
Sumber dalam negeri, sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti: 
• Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan huruf dan 
bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah rusak. Batu itu memuat keterangan tentang 
meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma’mun (1028). 
• Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan 
tahun 676 M atau tahun 1297 M. 
• Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419. Jirat makam 
didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan-tulisan Arab. 
3. Saluran Penyebaran Islam 
Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia atau proses Islamisasi 
di Indonesia melalui beberapa cara atau saluran, yaitu: 
- Perdagangan 
Sejak abad ke-7 M, para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian 
dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini menimbulkan jalinan hubungan 
perdagangan antara masyarakat dan para pedagang Islam. Di samping berdagang, para 
pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada 
orang lain termasuk masyarakat Indonesia. 
- Politik 
Setelah tersosialisasinya agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui 
perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama Islam. Contohnya, 
Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan 
memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah. 
- Tasawwuf 
Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati 
kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama-sama di tengah-tengah masyarakatnya. Para 
ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat,
di antaranya ahli menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Mereka juga aktif menyebarkan dan 
mengajarkan agama Islam. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan 
dengan kondisi, alam pikiran, dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran-ajaran 
Islam dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat. Ahli tasawwuf yang memberikan ajaran 
agama Islam yang disesuaikan dengan alam pikiran masyarakat setempat antara lain Hamzah 
Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa. 
4. Perkembangan Islam di Indonesia 
Pedagang-pedagang Gujarat yang datang ke Indonesia bukan hanya berdagang, tetapi juga 
untuk menyebarkan agama yang mereka anut. Karena terdorong ketaatan mereka pada 
agamanya, mereka langsung mengajarkan pada masyarakat di mana mereka berada. Di 
samping itu para pedagang yang datang dari Persia juga ikut menyebarkan agam Islam di 
Indonesia. 
Kerajaan Samudera Pasai adalah Kerajaan pertama yang menganut agama Islam di Indonesia, 
dengan Pasai sebagai pusat pengembangan dan sebagai pusat kegiatan para pedagang Islam 
di Indonesia. Namun, berkembangnya Malaka sebagai bandar perniagaan di Selat Malaka, 
menyebabkan kedudukan Pasai semakin mundur dan terdesak karena letak Malaka, jauh lebih 
strategis dari letak Pasai. 
Pada abad ke-14 M, Malaka mulai berkembang sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara. 
Walaupun pada mulanya Malaka merupakan suatu perkampungan nelayan, akhirnya Malaka 
menjadi bandar yang sangat ramai. 
Makin lama makin besar kekuasaan orang-orang Islam dalam dunia perdagangan di daerah 
Timur. Orang-orang Gujarat yang menyiarkan pengajaran agama Islam kepada orang-orang 
Jawa tidak menemui kesulitan, walaupun mereka telah 1000 tahun dipengaruhi oleh 
kebudayaan India. 
Penyebaran agama Islam tidak dilarang atau dirintangi oleh Kerajaan Majapahit. Pada abad 
ke-15 M, kekuatan Majapahit mulai hilang. Bandar-bandar perdagangan yang ada di pulau 
Jawa mulai dikuasai oleh kekuasaan Islam. 
Bandar-bandar yang ada di utara pulau Jawa membentuk suatu persekutuan di bawah Raden 
Patah (bupati Demak). Pada permulaan 16 M, pasukan Demak mengadakan penyerbuan
terhadap Kerajaan Majapahit. Seluruh alat kebesaran Majapahit jatuh ke tangan Demak, 
sehingga Kerajaan Demak berkembang dan menggantikan peranan Kerajaan Majapahit. 
Beberapa faktor yang mempermudah perkembangan Islam di Indonesia antara lain sebagai 
berikut. 
• Dalam ajaran agama Islam tidak dikenal adanya perbedaan golongan dalam masyarakat. 
Masyarakat mempunyai kedudukan yang sama sebagai Hamba Allah. Walaupun demikian, 
ajaran agama Islam kurang meresap di kalangan Istana, hal ini dibuktikan dengan masih 
adanya praktek-praktek feodalisme khususnya di lingkungan keraton Jawa. 
• Agama Islam cocok dengan jiwa pedagang. Dengan memeluk Islam maka hubungan di 
antara para pedagang semakin bertambah erat, sesuai dengan ajaran Islam yang menyatakan 
bahwa setiap orang itu bersaudara. 
• Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan 
bangsa lain. Dengan pendekatan yang tepat, maka bangsa Indonesia dengan mudah dapat 
menerima ajaran agama Islam. 
• Islam dikembangkan dengan cara damai. Pendekatan secara damai akan lebih berhasil 
dibandingkan secara paksa dan kekerasan. 
- Wali Songo 
Para wali yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dikenal dengan sebutan 
Wali Songo. Para wali itu adalah sebagai berikut: 
a. Maulana Malik Ibrahim yang kabarnya berasal dari Persia dan kemudian berkedudukan di 
Gresik. 
b. Sunan Ngampel yang semula bernama Raden Rakhmat berkedudukan di Ngampel 
(Ampel), dekat Surabaya 
c. Sunan Bonang yang semula bernama Makdum Ibrahim, putra Raden Rakhmat dan 
berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.
d. Sunan Drajat yang semula bernama Masih Munat juga putra Raden Rakhmat yang 
berkedudukan di Drajat dekat Sedayu (Surabaya). 
e. Sunan Giri yang semula bernama Raden Paku, murid Sunan Ngampel berkedudukan di 
bukit Giri Gresik. 
f. Sunan Muria yang berkedudukan di Gunung Muria di daerah Kudus. 
g. Sunan Kudus yang semula bernama Udung berkedudukan di Kudus. 
h. Sunan Kalijaga yang semula bernama Joko Said berkedudukan di Kadilangu dekat Demak. 
i. Sunan Gunung Jati yang semula bernama Fatahillah atau Faletehan yang berasal dari 
Samudera Pasai. Ia dapat merebut Sunda Kelapa Banten dan kemudian menetap di Gunung 
Jati dekat Cirebon. 
C. PENGARUH BUDAYA BARAT/ASING DI INDONESIA 
a. Kebudayaan Asing di Indonesia 
Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri 
bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia 
dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa 
Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa 
melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat 
menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya. 
Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), 
ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan 
nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini 
sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap 
kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan 
(westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk 
pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang 
yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar 
dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah 
gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan 
ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing 
sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan asing. 
b. Pengaruh Budaya Asing di Indonesia 
Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. 
Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang 
menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa 
timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas. 
Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. 
Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam 
struktur budaya bangsa Indonesia. 
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di 
dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. 
Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran 
signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif 
pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya 
pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia. 
Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti Cina 
dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan 
budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat 
mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan 
nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh 
tersendiri.
Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir 
dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya 
kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta 
melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita 
terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat. 
Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian 
dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis. 
c. Dampak Kebudayaan Asing di Indonesia 
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk 
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. 
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, 
ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap 
bangsa. 
1. Dampak Positif 
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap 
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai 
dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional. 
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi 
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah 
dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. 
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik 
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih 
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup 
masyarakat.
2. Dampak Negatif 
a) Pola Hidup Konsumtif 
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat 
melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan 
banyak pilihan yang ada. 
b) Sikap Individualistik 
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi 
membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah 
makhluk sosial. 
c) Gaya Hidup Kebarat-baratan 
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang 
mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan 
bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia 
dan lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa tidak 
bangga terhadap sesutu milik bangsa. 
d) Kesenjangan Sosial 
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat 
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara 
individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. 
Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat 
mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia. 
d. Mempertahankan Kebudayaan Indonesia 
Nilai kebudayaan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia, seperti gotong royong, 
silahturahmi, ramah tamah dalam masyarakat menjadi keistimewaan dasar yang dapat
menjadikan individu- individu masyarakat Indonesia untuk mencintai dan melestarikan 
kebudayaan bangsa sendiri. 
Tapi karakteristik masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan 
sopan santun kini mulai pudar sejak masuknya budaya asing ke Indonesia yang tidak bisa 
diseleksi dengan baik oleh masyarakat Indonesia. 
Maka, dalam hal ini pemerintah memiliki peranan penting untuk mempertahankan nilai-nilai 
kebudayaan Indonesia dalam kehidupan masyarakatnya karena nilai-nilai kebudayaan dari 
leluluhur merupakan filosofi hidup pada tiap daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi. 
Nilai-nilai budaya tersebut bukan berarti mengharuskan kita untuk bersikap tertutup terhadap 
budaya asing, namun nilai dan makna filosofi kebudayaan Indonesia harus dijadikan sebagai 
sumber inspirasi dan kreatifitas. 
Berikut ini adalah beberapa cara mempertahankan kebudayaan Indonesia agar tidak 
terpengaruh oleh kebudayaan asing yang bersifat negatif : 
- Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dan 
kebudayaan dalam negeri. 
- Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. 
- Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. 
- Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. 
- Memperkuat dan mempertahankan jatidiri bangsa agar tidak luntur. 
Dengan begitu masayarakat dapat bertindak bijaksana dalam menentukan sikap agar jatidiri 
serta kepribadian bangsa tidak luntur karena adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia 
khususnya. 
Sumber : 4shared (makalah IPS)

More Related Content

What's hot

FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
arymita
 
Naskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarNaskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadar
noussevarenna
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Feren Jr
 
Transport elektron
Transport elektronTransport elektron
Transport elektron
Dini Ika Lasniati Age
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Hariyatunnisa Ahmad
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
ArwinAr
 
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Wulung Gono
 
Ikatan van der walls
Ikatan van der wallsIkatan van der walls
Ikatan van der walls
idahamidah
 
2 aldehid dan keton
2 aldehid dan keton2 aldehid dan keton
Ppt stoikiometri
Ppt stoikiometriPpt stoikiometri
Ppt stoikiometri
DianaGultom
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
Habibur Rohman
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
Ahmad Dzikrullah
 
Penurunan Rumus Hidrolisis Garam (Asam)
Penurunan Rumus Hidrolisis Garam (Asam)Penurunan Rumus Hidrolisis Garam (Asam)
Penurunan Rumus Hidrolisis Garam (Asam)
nova147
 
bentuk molekul h2o
bentuk molekul h2obentuk molekul h2o
bentuk molekul h2o
Dea Ariana Dewi
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
Abulkhair Abdullah
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
DeLas Rac
 
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBATRANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
Rhiza Amalia
 
Analisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganikAnalisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganik
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 

What's hot (20)

FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Naskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarNaskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadar
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
 
Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
Transport elektron
Transport elektronTransport elektron
Transport elektron
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
 
Ikatan van der walls
Ikatan van der wallsIkatan van der walls
Ikatan van der walls
 
2 aldehid dan keton
2 aldehid dan keton2 aldehid dan keton
2 aldehid dan keton
 
Ppt sistem koloid
Ppt sistem koloidPpt sistem koloid
Ppt sistem koloid
 
Ppt stoikiometri
Ppt stoikiometriPpt stoikiometri
Ppt stoikiometri
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Penurunan Rumus Hidrolisis Garam (Asam)
Penurunan Rumus Hidrolisis Garam (Asam)Penurunan Rumus Hidrolisis Garam (Asam)
Penurunan Rumus Hidrolisis Garam (Asam)
 
bentuk molekul h2o
bentuk molekul h2obentuk molekul h2o
bentuk molekul h2o
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBATRANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
RANCANGAN FORMULA TABLET ASAM ASKORBAT
 
Analisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganikAnalisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganik
 

Viewers also liked

KS RAO CV
KS RAO CVKS RAO CV
Ch01
Ch01Ch01
Ch01
ptariann
 
Rajiv_Khobragade_Resume
Rajiv_Khobragade_ResumeRajiv_Khobragade_Resume
Rajiv_Khobragade_Resume
Rajiv Khobragade
 
Our adventure
Our adventureOur adventure
Our adventure
Nina Christina
 
This is a little Piece of Me, How About You ?
This is a little Piece of Me, How About You ?This is a little Piece of Me, How About You ?
This is a little Piece of Me, How About You ?
Siwarudraka
 
IT2IT Software metering feature - lab lucas
IT2IT Software metering feature - lab lucasIT2IT Software metering feature - lab lucas
IT2IT Software metering feature - lab lucas
IT2IT
 
G.lykeioy.syn.oria.synexeia.2014 15
G.lykeioy.syn.oria.synexeia.2014 15G.lykeioy.syn.oria.synexeia.2014 15
G.lykeioy.syn.oria.synexeia.2014 15
gorgiakourtesi
 
Lay magistrates - Hashma Khan
Lay magistrates - Hashma KhanLay magistrates - Hashma Khan
Lay magistrates - Hashma Khan
HashmaK
 
Elizabeth Wenner- Vogue Presentation
Elizabeth Wenner- Vogue PresentationElizabeth Wenner- Vogue Presentation
Elizabeth Wenner- Vogue Presentation
elizabeth_wenner
 
Numan CV
Numan CVNuman CV
Numan CV
Numan Noor
 
CANALES DE ENSEÑANZA Y PROCESOS DE APRENDIZAJES
CANALES DE ENSEÑANZA Y PROCESOS DE APRENDIZAJES CANALES DE ENSEÑANZA Y PROCESOS DE APRENDIZAJES
CANALES DE ENSEÑANZA Y PROCESOS DE APRENDIZAJES
jesusreyesprofe
 
Seminar proposal agus
Seminar proposal agusSeminar proposal agus
Seminar proposal agus
agus_mulyadi
 
Tig
TigTig
This is a little Piece of Me, How About You ?
This is a little Piece of Me, How About You ?This is a little Piece of Me, How About You ?
This is a little Piece of Me, How About You ?
Siwarudraka
 
O preconceito em relação á filosofia
O preconceito em relação á filosofiaO preconceito em relação á filosofia
O preconceito em relação á filosofia
Aline Fernandes
 
Rpp sejarah kelas xi
Rpp sejarah kelas xiRpp sejarah kelas xi
Rpp sejarah kelas xi
eli priyatna laidan
 
Internship report at Share Broking (123CAPITALS)
Internship report at Share Broking (123CAPITALS)Internship report at Share Broking (123CAPITALS)
Internship report at Share Broking (123CAPITALS)
Shanmuga Priyan
 
Musik Asia dan Aransemen Lagu
Musik Asia dan Aransemen Lagu Musik Asia dan Aransemen Lagu
Musik Asia dan Aransemen Lagu
Zeze Maolana
 

Viewers also liked (19)

KS RAO CV
KS RAO CVKS RAO CV
KS RAO CV
 
Ch01
Ch01Ch01
Ch01
 
Rajiv_Khobragade_Resume
Rajiv_Khobragade_ResumeRajiv_Khobragade_Resume
Rajiv_Khobragade_Resume
 
Our adventure
Our adventureOur adventure
Our adventure
 
This is a little Piece of Me, How About You ?
This is a little Piece of Me, How About You ?This is a little Piece of Me, How About You ?
This is a little Piece of Me, How About You ?
 
IT2IT Software metering feature - lab lucas
IT2IT Software metering feature - lab lucasIT2IT Software metering feature - lab lucas
IT2IT Software metering feature - lab lucas
 
G.lykeioy.syn.oria.synexeia.2014 15
G.lykeioy.syn.oria.synexeia.2014 15G.lykeioy.syn.oria.synexeia.2014 15
G.lykeioy.syn.oria.synexeia.2014 15
 
Upc14 huelse
Upc14 huelseUpc14 huelse
Upc14 huelse
 
Lay magistrates - Hashma Khan
Lay magistrates - Hashma KhanLay magistrates - Hashma Khan
Lay magistrates - Hashma Khan
 
Elizabeth Wenner- Vogue Presentation
Elizabeth Wenner- Vogue PresentationElizabeth Wenner- Vogue Presentation
Elizabeth Wenner- Vogue Presentation
 
Numan CV
Numan CVNuman CV
Numan CV
 
CANALES DE ENSEÑANZA Y PROCESOS DE APRENDIZAJES
CANALES DE ENSEÑANZA Y PROCESOS DE APRENDIZAJES CANALES DE ENSEÑANZA Y PROCESOS DE APRENDIZAJES
CANALES DE ENSEÑANZA Y PROCESOS DE APRENDIZAJES
 
Seminar proposal agus
Seminar proposal agusSeminar proposal agus
Seminar proposal agus
 
Tig
TigTig
Tig
 
This is a little Piece of Me, How About You ?
This is a little Piece of Me, How About You ?This is a little Piece of Me, How About You ?
This is a little Piece of Me, How About You ?
 
O preconceito em relação á filosofia
O preconceito em relação á filosofiaO preconceito em relação á filosofia
O preconceito em relação á filosofia
 
Rpp sejarah kelas xi
Rpp sejarah kelas xiRpp sejarah kelas xi
Rpp sejarah kelas xi
 
Internship report at Share Broking (123CAPITALS)
Internship report at Share Broking (123CAPITALS)Internship report at Share Broking (123CAPITALS)
Internship report at Share Broking (123CAPITALS)
 
Musik Asia dan Aransemen Lagu
Musik Asia dan Aransemen Lagu Musik Asia dan Aransemen Lagu
Musik Asia dan Aransemen Lagu
 

Similar to Interaksi indonesia eropa jadi

Thesis Defense.pptx
Thesis Defense.pptxThesis Defense.pptx
Thesis Defense.pptx
FaisalAriij
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Faisal Rifqi Arbani
 
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptxKedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
HafidMuhammadRafdi
 
Tugas IPS : Asia Tenggara
Tugas IPS : Asia TenggaraTugas IPS : Asia Tenggara
Tugas IPS : Asia Tenggara
aspa46
 
Pengaruh kebudayaan eropa kelas x sejarah semester 2
Pengaruh kebudayaan eropa kelas x sejarah semester 2Pengaruh kebudayaan eropa kelas x sejarah semester 2
Pengaruh kebudayaan eropa kelas x sejarah semester 2
Fairuz Diana
 
Poros maritim dan arus balik kebudayaan
Poros maritim dan arus balik kebudayaanPoros maritim dan arus balik kebudayaan
Poros maritim dan arus balik kebudayaan
Dudi Hartono
 
PPT MATERI KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA.pptx
PPT MATERI KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA.pptxPPT MATERI KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA.pptx
PPT MATERI KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA.pptx
masudahfatonah
 
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptxPERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
soki leonardi
 
Latar Belakang dan Proses Kedatangan Eropa.pptx
Latar Belakang dan Proses Kedatangan Eropa.pptxLatar Belakang dan Proses Kedatangan Eropa.pptx
Latar Belakang dan Proses Kedatangan Eropa.pptx
BueElsaLesmana
 
Zaman Prasejarah samapi Reformasi
Zaman Prasejarah samapi ReformasiZaman Prasejarah samapi Reformasi
Zaman Prasejarah samapi Reformasi
Christina Dwi Rahayu
 
Penjelajah Belanda dan Inggris Ke Indonesia by Nesya
Penjelajah Belanda dan Inggris Ke Indonesia by NesyaPenjelajah Belanda dan Inggris Ke Indonesia by Nesya
Penjelajah Belanda dan Inggris Ke Indonesia by Nesya
virginia yanesya
 
kedatanganbangsabaratkenusantara-160811055117.pdf
kedatanganbangsabaratkenusantara-160811055117.pdfkedatanganbangsabaratkenusantara-160811055117.pdf
kedatanganbangsabaratkenusantara-160811055117.pdf
udinwahyudin9
 
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantaraPresentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
Winie Dwicahyandari
 
PROSES KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA DI INDONESIA_XI MIPA 3.pptx
PROSES KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA DI INDONESIA_XI MIPA 3.pptxPROSES KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA DI INDONESIA_XI MIPA 3.pptx
PROSES KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA DI INDONESIA_XI MIPA 3.pptx
14DianWindiRahayu
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. ind
tampulu
 
Bangsa portugis
Bangsa portugisBangsa portugis
Bangsa portugis
Muhammad Ikhwan Arzda
 
Sejarah Perkembangan bahasa melayu sebagai bahasa indonesia
Sejarah Perkembangan bahasa melayu sebagai bahasa indonesiaSejarah Perkembangan bahasa melayu sebagai bahasa indonesia
Sejarah Perkembangan bahasa melayu sebagai bahasa indonesiaAbdul Wahab
 
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesiaKolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Galih Jembar Pangraksa
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
busitisahara
 
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di IndonesiaPPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
yasintaeriyanti
 

Similar to Interaksi indonesia eropa jadi (20)

Thesis Defense.pptx
Thesis Defense.pptxThesis Defense.pptx
Thesis Defense.pptx
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
 
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptxKedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia.pptx
 
Tugas IPS : Asia Tenggara
Tugas IPS : Asia TenggaraTugas IPS : Asia Tenggara
Tugas IPS : Asia Tenggara
 
Pengaruh kebudayaan eropa kelas x sejarah semester 2
Pengaruh kebudayaan eropa kelas x sejarah semester 2Pengaruh kebudayaan eropa kelas x sejarah semester 2
Pengaruh kebudayaan eropa kelas x sejarah semester 2
 
Poros maritim dan arus balik kebudayaan
Poros maritim dan arus balik kebudayaanPoros maritim dan arus balik kebudayaan
Poros maritim dan arus balik kebudayaan
 
PPT MATERI KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA.pptx
PPT MATERI KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA.pptxPPT MATERI KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA.pptx
PPT MATERI KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA.pptx
 
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptxPERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
 
Latar Belakang dan Proses Kedatangan Eropa.pptx
Latar Belakang dan Proses Kedatangan Eropa.pptxLatar Belakang dan Proses Kedatangan Eropa.pptx
Latar Belakang dan Proses Kedatangan Eropa.pptx
 
Zaman Prasejarah samapi Reformasi
Zaman Prasejarah samapi ReformasiZaman Prasejarah samapi Reformasi
Zaman Prasejarah samapi Reformasi
 
Penjelajah Belanda dan Inggris Ke Indonesia by Nesya
Penjelajah Belanda dan Inggris Ke Indonesia by NesyaPenjelajah Belanda dan Inggris Ke Indonesia by Nesya
Penjelajah Belanda dan Inggris Ke Indonesia by Nesya
 
kedatanganbangsabaratkenusantara-160811055117.pdf
kedatanganbangsabaratkenusantara-160811055117.pdfkedatanganbangsabaratkenusantara-160811055117.pdf
kedatanganbangsabaratkenusantara-160811055117.pdf
 
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantaraPresentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
Presentasi Kedatangan Bangsa Barat ke nusantara
 
PROSES KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA DI INDONESIA_XI MIPA 3.pptx
PROSES KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA DI INDONESIA_XI MIPA 3.pptxPROSES KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA DI INDONESIA_XI MIPA 3.pptx
PROSES KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA DI INDONESIA_XI MIPA 3.pptx
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. ind
 
Bangsa portugis
Bangsa portugisBangsa portugis
Bangsa portugis
 
Sejarah Perkembangan bahasa melayu sebagai bahasa indonesia
Sejarah Perkembangan bahasa melayu sebagai bahasa indonesiaSejarah Perkembangan bahasa melayu sebagai bahasa indonesia
Sejarah Perkembangan bahasa melayu sebagai bahasa indonesia
 
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesiaKolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
Kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di IndonesiaPPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
PPT BAB 1 Sejarah XI.pdf Materi sejarah kelas xi Kolonialisme Barat di Indonesia
 

Recently uploaded

KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 

Recently uploaded (20)

KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 

Interaksi indonesia eropa jadi

  • 1. Interaksi Nusantara dengan Eropa 1511-1942 ; Sebuah Refleksi1 Oleh : Fahmi Irhamsyah2 Pendahuluan Lombard (2000:11—39) dalam buku Nusa Jawa: Silang Budaya, Kajian Sejarah Terpadu; menyatakan bahwa selama ini nusantara telah mendapat pengaruh dari budaya-budaya besar dunia seperti India, Cina, Islam, dan Barat. Kesemuanya mempengaruhi corak budaya Indonesia. Khusus pengaruh dari Barat, wilayah eropa adalah wilayah yang paling mempengaruhi budaya di nusantara. Kedatangan mereka pun memiliki latar belakang Sejarah yang cukup menarik untuk diulas. Kedatangan orang-orang eropa di nusantara disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah Jatuhnya wilayah Konstantinopel pada kelompok Islam dibawah pimpinan Muhammad Al Fatih pada tahun 1453. Hal ini memberikan dampak yang luas bagi lalu lintas perdagangan dunia, sebab dengan dikuasainya wilayah tersebut oleh kelompok Islam, kelompok Kristen tidak bisa lagi melakukan transaksi perdagangan sebagaimana biasanya. Blokade ekonomi ini mengakibatkan terjadinya kenaikan harga rempah-rempah di Eropa. Terdorong oleh motif ekonomi untuk mencari wilayah penghasil rempah-rempah dan spirit Reconquista yang muncul akibat perang salib, maka Spanyol dan Portugal dibawah pimpinan Paus Alexander VI melakukan pengusiran secara besar-besaran pada bangsa moor (Islam) dari Semenanjung Iberia serta melakukan Perjanjian Tordesillas pada tahun 1494. Melalui perjanjian ini Gereja membagi dunia menjadi dua bagian, garis demarkasi dalam perjanjian Tordesillas mengikuti lingkaran garis lintang dari tanjung Verde yang melampaui dua kutub bumi. Dalam perjanjian ini Spanyol mendapatkan benua Amerika, sedangkan Portugis mendapatkan benua Afrika dan India hingga akhirnya kelak mereka bertemu di wilayah nusantara tepatnya Maluku atau saat ini lebih dikenal dengan provinsi Maluku utara. Kedatangan Portugis pada tahun 1511 di Malaka dan 1512 di wilayah Maluku Utara menimbulkan konflik baru dengan Spanyol sehingga muncullah perjanjian Saragosa yang kemudian mengatur kembali garis demarkasi baru, perjanjian ini mengakibatkan Spanyol meninggalkan nusantara dan menuju Philipina. Dalam ekspedisi yang dilakukan oleh Portugis terdapat beberapa warga negara Belanda yang ikut serta, diantaranya adalah Jan Huygen Van Linschoten. Dengan 1 Ditulis dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Nasional Indonesia. Dosen : Prof. Dr. Asmaniar Z. Idris dan Dr. Abdul Syukur, M.Hum 2 Mahasiswa Pascasarjana UNJ Jurusan Sejarah
  • 2. pemahamannya yang baik terhadap peta pelayaran Portugis ke Nusantara, Jan Huygen berinisiatif menulis dan menerbitkan sebuah buku pada tahun 1595 tentang pedoman perjalanan ke timur yang ia beri judul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien. Buku ini laku keras di eropa saat itu dan memberikan inspirasi kepada banyak negara untuk turut melakukan pelayaran menuju nusantara, diantaranya adalah negara asal Jan Huygan Van Linschoten yaitu Belanda. Berbekal buku tersebut dan pengetahuan tentang pelayaran yang dimilikinya maka Pada 2 April 1595 berangkatlah sebuah ekspedisi di bawah pimpinan Cornelis de Houtman seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon. Tercatat ada empat buah kapal yang ikut dalam ekspedisi mencari “Kepulauan Rempah-rempah” ini yaitu: Amsterdam, Hollandia, Mauritius dan Duyfken. Belum ada informasi yang jelas mengenai jumlah awak kapal sebenarnya yang turut serta dalam ekspedisi ini, namun Vlekke dalam buku Nusantara sejarah Indonesia menyatakan bahwa sejak awal pelayaran penyakit sariawan telah merebak di kalangan awak kapal akibat kurangnya bahan makanan. Pertengkaran di antara para kapten kapal dan para pedagang menyebabkan beberapa orang terbunuh atau dipenjara di atas kapal. Di Madagaskar, di mana sebuah perhentian sesaat direncanakan, masalah lebih lanjut menyebabkan kematian lagi, dan kapal-kapalnya bertahan di sana selama enam bulan sehingga kini wilayah tersebut dikenal dengan nama pemakaman Belanda3. Rombongan Belanda ini Akhirnya tiba di Banten pada 27 Juni 1596 dengan jumlah seluruh awak yang selamat sebanyak 249 awak. Kisah tentang perjalanan bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan kemudian disusul oleh Prancis serta Inggris sudah sangat banyak dimuat oleh berbagai buku, namun belum banyak sejarawan yang merefleksikan tentang bagaimana dampak serta pengaruh hubungan yang terjadi antara nusantara dengan eropa. Oleh karenanya makalah ini akan mencoba melakukan analisis mendalam terkait dengan interaksi antara Nusantara dengan Eropa pada kurun waktu 1511 hingga 1942. Wilayah yang menjadi Fokus dalam makalah ini adalah wilayah-wilayah yang pernah diduduki oleh masyarakat eropa. Tahun 1511 dipilih sebagai batasan awal kedatangan bangsa Portugis di Malaka, sedangkan 1942 dipilih sebagai batasan akhir sebab pada tahun ini Belanda menyerahkan “estafet penjajahan” di wilayah Nusantara pada Jepang. Makalah ini akan coba merefleksikan apakah terdapat pengaruh eropa yang muncul di nusantara akibat 3 http://www.asal -usul.com/2009/04/cornelis-de-houtman.html di unduh pada 14 oktober 2014 pukul 19.00
  • 3. interaksi selama kurun waktu tersebut? Ataukah Ada pengaruh Nusantara yang kemudian menimbulkan budaya baru bagi masyarakat eropa yang masih berlangsung hingga saat ini?
  • 4. Pengaruh Portugis di Nusantara Pendudukan Portugis di Malaka pada 1511 menurut Vlekke telah menimbulkan polarisasi pada beberapa kerajaan bercorak Islam di Nusantara. Sebab pertempuran yang terjadi antara Portugis dengan Malaka yang kemudian dicampuri oleh serangan-serangan yang dilakukan oleh Demak dan kerajaan Aceh membuat jumlah pemeluk Islam kian banyak. Kenaikan pemeluk Islam ini menurut Vlekke tidak hanya disebabkan oleh daya tarik Islam yang disebarkan dengan kedamaian dan tidak mengenal sistem kasta saja, tapi juga disebabkan permasalahan politik antara berdamai dengan Portugis atau bekerja sama dengan Johor juga Aceh dan Demak yang berarti memilih antara Kristen dan Islam. Pilihan untuk bergabung dengan Islam juga muncul sebagai bentuk “kesadaran kolektif” atas kesalahan Alburquerque yang langsung membangun Benteng Portugis di Malaka dan mengahancurkan kuburuan muslim dalam rangka memperoleh bahan bangunan serta menghukum mati para pedagang Jawa dengan tuduhan menentang pemerintahan Portugis.4 Kerja sama Portugis dengan Ternate pada tahun 1512 merupakan salah satu kasus yang unik untuk dikaji, sebab kerja sama tersebut ternyata bukanlah tanpa masalah sebab Ternate yang Muslim dan merupakan salah satu musuh utama Katolik Portugis disaat yang bersamaan justru bekerja sama dengan para perwira Portugis dalam rangka memerangi “duet” Tidore dan Spanyol. Vlekke menyatakan bahwa dalam peristiwa tersebut sesungguhnya banyak misionaris yang memprotes kebijakan para perwira Portugis, namun bayang-bayang keuntungan dari kerja sama yang menghasilkan kebijakan Monopoli Cengkeh membuat para perwira portugis mengabaikan protes para misionaris. Dari peristiwa ini dapatlah kita ambil sebuah kesimpulan bahwa dibandingkan dengan misi Gospel (penyebaran Agama) misi mendapatkan kekayaan (Gold) rasanya lebih Portugis dahulukan sebab menurut Vlekke rata-rata Portugis mendapatkan keuntungan sebesar 2500 persen dalam tiap transaksi cengkeh di Eropa.5 Dalam rangka memaksimalkan pendudukan Portugis di Nusantara berbagai hal dilakukan diantaranya dengan mempelajari bahasa Melayu yang digunakan oleh penduduk nusantara saat itu. Dalam pembelajaran ini menurut Collins Portugis beruntung sebab Antonio Pigafetta pada tahun 1522 pernah menyusun sebuah Kamus kecil berbahasa Italia- 4 Bernard H.M. Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia (Jakarta : Gramedia, 2008), h. 99. 5 Ibid., h. 113.
  • 5. Melayu yang kemudian diterbitkan di eropa. Kamus ini juga bertransformasi dengan berbagai bahasa Asing lainnya seperti Latin-Melayu dan Prancis-Melayu6. Pengetahuan dasar tentang bahasa Melayu ini kemudian dimanfaatkan oleh para misionaris dalam rangka menyebarkan pemahaman Kristennya kepada penduduk. Kita pun kemudian mengenal Javier seorang Misionaris yang pertama kali menerjemahkan perjanjian lama ke dalam bahasa Melayu. Misionaris yang masuk berbondong-bondong ke kawasan nusantara7 ini kemudian memaksimalkan Injil berbahasa Melayu tersebut dalam tiap moment dan pertemuan sehingga Bahasa Portugis cukup banyak mempengaruhi Bahasa Melayu, wajar Jika Adeelar kemudian menyatakan bahwa Bahasa Portugis adalah salah satu bahasa yang paling mempengaruhi kekayaan bahasa Melayu selain Bahasa Sansekerta dan Bahasa Arab.8 Ada beberapa kata dalam Bahasa Indonesia yang merupakan kata serapan dari Bahasa Portugis diantaranya : No Bahasa Indonesia Bahasa Portugis 1 Bangku Banco 2 Bendera Bandaira 3 Biola Viola 4 Boneka Boneca 5 Garpu Garfo 6 Meja Mesa Masuknya Portugis ke Nusantara juga membawa dampak baru, yaitu masuknya bahasa Latin ke Nusantara sehingga Aksara Latin ini mulai mampu mengubah Aksara Arab- Pegon yang merupakan Aksara Khas Bahasa Melayu. 6 James T. Collins, Bahasa Melayu bahasa Dunia Sejarah Singkat (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 22. 7 Menurut Vlekke data tentang Jumlah penganut Katolik yang masuk ke Roma pada tahun 1522 adalah 70.000 orang, banyaknya jumlah ini mengakibatkan Gereja Katolik cukup sering mengirimkan Misionaris ke Nusantara khususnya wilayah Timur Indonesia dibawah koordinasi Franciscus Xaverius 8 K. Alexaner Adeelar, Bahasa Melayik purba rekonstruksi fonologi dan sebagian dari leksikon dan morfologi (Jakarta : Pembinaan dan pengembangan Bahasa, 1994), h. 312.
  • 6. Pengaruh Belanda di Nusantara Pada bagian sebelumnya penulis telah membicarakan tentang pengaruh Portugis di Nusantara, lalu apakah ada pengaruh Nusantara di Eropa? Jelas ada, pengetahuan orang-orang eropa tentang bahasa Melayu muncul dari interaksi yang terjadi antara masyarakat di Nusantara dengan orang-orang Eropa. Salah satu karya penting yang harus diungkap adalah karya dari Frederick de Houtman, adik Dari Cornelis De Houtman. Apa karya De Houtman yang kemudian secara tidak langsung membawa pengaruh Nusantara di Eropa? Dan bagaimana proses terciptanya? Cornelis De Houtman memang sempat berlabuh di Banten, pada awalnya ia diterima dengan baik oleh masyarakat Banten saat itu. Namun sikap angkuh yang dimunculkan oleh De Houtman membuat masyarakat geram sehingga waktu kunjungan De Houtman tidaklah lama. Selanjutnya De Houtman memutar kemudi dan mengunjungi wilayah lainnya. salah satu wilayah yang dikunjungi adalah Kesultanan Aceh Darussalam yang saat itu berada dibawah pemerintahan Sultan Alaaddin Riayat Syah al-Mukammil (1588-1604). Dalam perjalanan ini De Houtman ditemani oleh awak kapal termasuk saudaranya yang bernama Frederick de Houtman. Tujuan utama perlayaran tersebut adalah untuk mewakili Belanda dalam urusan perniagaan dan perdagangan rempah. Menurut Linehan, de Houtman belayar ke tanah Melayu pada tanggal 23 Maret 1598 dengan disertai dua buah kapal yang dinamai ‘Lion and Liones’ dan memasuki perairan Aceh, tepatnya Pulau Weh, pada 21 dan atau 26 Juni 1599 (Harun Aminurrasyid, 1966:124; G.W. J. Drenes, 1979: 10). Aceh merespon kedatangan Belanda dengan penyerangan, saat itu Kesultanan Aceh memerintahkan Laksamana Keumalahayati untuk menangkap awak kapal de Houtman. Dalam penyerangan ini beberapa awak kapal terbunuh dan sisanya dimasukkan ke dalam penjara termasuk Adik dari Cornelis De Houtman, yaitu Frederick De Houtman. Frederick de Houtman dan beberapa awak kapal yang hidup menjadi tawanan Kesultanan Aceh sejak tahun 1599 hingga 1601. Pada saat menjadi Tahanan inilah De Houtman membuat sebuah Kamus bahasa Melayu-Belanda. De Houtman hanya 24 Bulan berada dalam tahanan Aceh, sebab Ia ditebus oleh saudagar-saudagar Belanda seperti Laurence Bicker dan Gerard Le Roy yang khusus dikirim oleh Pangeran Maurice. Melalui utusan ini, Pangeran Maurice meminta Sultan al-Mukammil untuk membebaskan Frederick dan tahanan Belanda lainnya sekaligus memulai urusan perniagaan secara resmi dengan kesultanan Aceh Darussalam. Permintaan tersebut dikabulkan Sultan kemudian mengutus Abdul Samad, Laksamana Sri Muhammad, dan bangsawan Mir Hasan ke Belanda pada 29 November 1601 dan tiba pada 6 Juli 1602.
  • 7. Pertanyaan yang patut kita ajukan adalah bagaimana bisa seorang tahanan dapat menghasilkan sebuah karya yang sangat ilmiah dari balik jeruji? Salah satu kemungkinannya adalah - sebagaimana Frederick de Houtman menulis dalam bukunya- bahwa beliau bertemu dengan Syeikh Shamsuddin as-Sumatrani yang saat itu memegang tempat dan tanggung jawab penting di istana mengingat kondisi umur Sultan al-Mukammil yang memerintah saat itu terbilang tua untuk mampu mengurus administrasi kerajaan (Takeshi 1984: 84). Maka bukankah masuk akal jika tokoh-tokoh Aceh terkemuka seperti Syamsuddin As-Sumatrani atau tokoh-tokoh lainnya ikut menyumbangkan kontribusi dalam persiapan kamus tersebut?. Apakah mungkin tanpa keterlibatan masyarakat pribumi, Frederick, seorang yang dipenjarakan, mampu melahirkan hasil karya yang tergolong sangat ilmiah. Suatu hal yang logis jika saya menyebutkan adanya komunikasi formal antara Frederick de Houtman dengan para cendikiawan Aceh. Karena meskipun ia berstatus tahanan di Bandar Aceh, ibu kota Kesultanan Aceh saat itu, kesultanan Aceh tentunya telah bersikap dan melayani persoalan-persoalan Frederick secara manusiawi. Atau bisa dikatakan juga bahwa orang Aceh tidak sekedar menerima Frederick sebagai yang bersalah tetapi lebih dari seorang tamu yang membutuhkan bantuan, termasuk dalam proses pengumpulan kosa kata bahasa Melayu- Belanda. Patut diakui pula bahwa orang Aceh, sebagaimana yang banyak disebutkan dalam sumber-sumber sejarah, meminta Frederick untuk menganut Islam dikarenakan berbagai alasan, termasuk untuk bekerjasama dengannya dalam menyelesaikan kamus Melayu- Belanda tersebut. Bagaimanapun juga, tak ada sumber tertentu yang menyatakan adanya campur tangan secara langsung. Setelah de Houtman diperbolehkan pulang ke negeri asalnya, ia menyusun kembali rekaman-rekaman tertulisnya yang kemudian berhasil diterbitkan di Amsterdam dengan tajuk “Spraeck de woordboek in de Maleysche en de Madagaskarse Talen (Grammar and Dictionary of the Malayan and Malagasy Languages)” pada tahun 1603. Karya ini dikatakan menarik karena memuat 12 bentuk percakapan dan dialog dalam bahasa Melayu, 3 bentuk dialog dalam bahasa Malagasi dan lebih dari 2000 kosa kata Melayu-Belanda atau Belanda- Malagasi. (Dasgupta 1962:68) Catatan A.W. Hamilton dalam artikelnya yang bertajuk “The First Dutch-Malay Vocabulary”, menyebutkan bahwa kamus tersebut pada awalnya tidak disertai dalam bahasa Inggris tapi hanya bergantung pada karakter huruf versi de Houtman. Contohnya, arijs, adalah ejaan Melayu de Houtman yang diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, den dach. The day adalah penambahan dalam bahasa Inggris yang artinya adalah hari. Contoh lainnya
  • 8. adalah baccar, dalam bahasa Belanda verbranden, to burn adalah penambahan terjemahan dalam bahasa Inggris yang artinya dalam bahasa Melayu kini, bakar. Kosa kata yang telah ditulis oleh de Houtman merupakan kosa kata umum yang digunakan dalam perniagaan. Kamus Melayu de Houtman ini telah disusun dan diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Magister Gothard Arthus dan diterbitkan di Cologne, Jerman, pada tahun 1608 (Harun Aminurrasyid, 1966:126). Karya tersebut kemudian disusun kembali oleh Albert Ruyl yang dicetak dengan judul Spieghel van de Malaysche Tale (Mirror of the Malay Language). Disusul oleh Agustine Spalding yang menerjemhakannya ke dalam bahasa Inggris (Teeuw, 1961: 14). Hingga tahun 1673, kamus de Houtman mengalami pencetakan kembali. Meskipun tidak begitu banyak sumber yang menyebutkan perjalan hidup Frederick, terbukti bahwa pelantikannya sebagai Gubernur Ambon yang terjadi pada tahun 1605 dan pengankatannya sebagai staf ahli Hindia Belanda timur pada tahun 1619 hingga 1623 adalah hasil kejayaan kamus Melayu-Belanda tersebut. Setelah beliau meninggal dunia pada tahun 1627, karya lainnya yang berjudul Dictionarium ofte Woord -en Spraeckboek in de Maleysche Tale… op Nieuw Vermeerdert diterbitkan pada tahun 1680 di Amsterdam. Jan Huygen van Linschoten. Pada tahun 1595 dia menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya. Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa ini menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah, Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya. Para pengusaha dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia selatan yang kaya raya, dan tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya. Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249
  • 9. awak dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. Dia berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya. Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan armada yang jauh lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut jejaknya. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur. Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945. Pada permulaan abad Pertengahan, orang-orang Eropa sudah mengenal hasil bumi dari dunia Timur, terutama rempah-rempah dari Indonesia. Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453) mengakibatkan hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat (Timur Tengah) terputus. Hal ini mendorong orangorang Eropa mencari jalan sendiri ke dunia Timur untuk mendapatkan rempah-rempah yang sangat mereka butuhkan. Melalui penjelajahan samudra, akhirnya bangsa-bangsa Barat berhasil mencapai Indonesia. Faktor-faktor yang mendorong bangsa-bangsa Barat pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai berikut. 1. Dikuasainya rute dan pusat-pusat perdagangan di Timur Tengah oleh orang-orang Islam.
  • 10. 2. Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan ditemukan peta dan kompas yang sangat penting bagi pelayaran. 3. Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. 4. Adanya keinginan untuk melanjutkan Perang Salib dan menyebarkan agama Nasrani ke daerah-daerah yang dikunjungi. 5. Adanya jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan penjelajahan samudra. Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia Bangsa Portugis telah berhasil mencapai India (Kalikut) 1498. Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantor dagangnya di Gowa pada tahun1509. Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d'Albuquerque Portugis berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d'Abreu tahun 1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempahrempah. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius. Portugis ini tidak hanya memusatkan kegiatannya di Indonesia bagian timur (Maluku ), tetapi juga ke Indonesia bagian barat (Pajajaran). Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme dan disambut baik oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis mau membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Terjadilah Perjanjian Sunda Kelapa (1522) antara Portugis dan Pajajaran, yang isinya sebagai berikut. 1. Portugis diijinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa. 2. Pajajaran akan menerima barang-barang yang dibutuhkan dari Portugis termasuk senjata. 3. Portugis akan memperoleh lada dari pajajaran menurut kebutuhannya. Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahilah. Pertempuran berakhir dan namanya diganti menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya (menang).
  • 11. Masuknya Bangsa Spanyol ke Indonesia Kedatangan bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti oleh bangsa Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Persekutuan dengan Cebu ini harus dibayar mahal Spanyol sebab dalam peperangan ini Magelhaen terbunuh. Dengan meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan usahanya untuk menemukan daerah asal rempah-rempah. Dengan melewati Kepulauan Cagayan dan Mindanao akhirnya sampai di Maluku (1521). Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas "hak monopoli". Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529) yang isinya sebagai berikut. 1) Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di Filipina. 2) Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku. Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra. Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika–Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605). Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan
  • 12. delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert. III.5 Kerjasama, Hubungan dan Diplomasi Unsur krusial lain dalam perjumpaan Asia-Eropa adalah diplomasi ritual, pertukaran hadiah, protokol militer pada kunjungan diplomatik dan pembubuhan segel pada kontrak politik dan perdagangan. Seri penting dari ratusan dokumen kontrak asli yang dibuat antara VOC dengan para penguasa Asia masih tersimpan baik di ANRI, tetapi bagian terbesarnya sudah diterbitkan oleh J.E. Heeres dalam Corpus Diplomaticum Neerlando-Indicum antara 1907 dan 1955. Kebijakan Barat untuk mengadakan ‘kontrak perjanjian’ tidak hanya memantapkan monopoli perdagangan, melainkan juga menyelamatkan sejumlah kerajaan kecil dan desa di kepulauan dari serbuan tetangga mereka. Gelombang kekerasan antar desa, perompakan dan penjarahan, perseteruan antara para penguasa dengan bawahannya, semua itu turut menciptakan suasana yang memudahkan kekuatan Barat untuk turut berperan dalam kancah politik Asia.
  • 13. Batavia merupakan salah satu pusat utama diplomasi. Utusan dari para sultan Nusantara, raja dan pangeran semuanya diterima dengan segala hormat dan sesuai protokol yang biasanya dilanjutkan dengan perjalanan keliling kota dengan kereta berkuda. Surat-surat diserah-terimakan dalam nampan perak bertilamkan sutra kuning. Ribuan surat diplomatik dibacakan dengan lantang di hadapan para pejabat Pemerintah Agung dan, sesudah diterjemahkan, dicatat dan dimasukkan dalam Catatan Harian Kastel Batavia. Salah satu dari seri penting surat-surat diplomatik yang dahulu tersembunyi adalah yang berasal dari para raja Siam serta prhaklang, yaitu Menteri Luar Negeri, serta surat-surat dari para Susuhunan Surakarta di Jawa Tengah bagian selatan. Dari abad keenambelas hingga kedelapanbelas, sejumlah perusahaan dagang Eropa masuk ke pasar Asia, mencari rempah-rempah yang termasyhur dari Maluku, sutra Cina, dan juga lada serta tekstil India, emas Persia dan lantakan tembaga merah Jepang. Sejarah interaksi Asia- Eropa sangat rumit dan memiliki banyak aspek. Bagian ini meninjau segi positip dan negatipnya. Menjelajahi hubungan dan kawasan baru, mengembangkan ilmu (bahasa, ilmu pengetahuan alam, geografi), alih teknologi serta hubungan diplomatik – semuanya merupakan segi-segi penting semangat globalisasi di abad tujuh belas dan delapan belas. Perjalanan serta penemuan penuh petualangan yang terjadi ketika itu menjadi inspirasi bagi imajinasi orang. Akan tetapi, arus masuk kapal-kapal perang Eropa di perairan Asia, penaklukan dan pendudukan yang disusul dengan gelombang peperangan dan konflik, semuanya merupakan sisi lain mata uang.
  • 14. Kawasan Melayu dan Indonesia serta Asia pada umumnya mau tidak mau terhubungkan dalam perkembangan-perkembangan global. Dokumen-dokumen yang dipilih dalam kategori ini menyorot lebih lanjut perihal organisasi dan logisitik VOC sebagai sebuah perusahaan dagang Eropa, bersama dengan perusahaan sejenis lain. Digambarkan kegiatan operasional di perairan Asia, permukiman-permukimannya serta pendudukannya dan perhatiannya. Dalam dokumen-dokumen tersebut juga digambarkan perannya dalam perdagangan antar Asia serta penggunaan kekuatan militer Eropa serta teknologi perkapalan. III.1 Perdagangan, Muatan dan Kontrak Koleksi arsip VOC yang tebal di Jakarta berisi ribuan dokumen tentang perdagangan intra-Asia dan Eropa-Asia. Catatan Harian di Kastel Batavia dimaksudkan untuk mencatat semua kapal Eropa besar beserta muatannya yang masuk dan meninggalkan kota itu. Ribuan kapal kecil fluyt, pergata, kapal berlayar ganda, chialloup serta jenis kapal-kapal lain terdaftar bersama rincian muatannya. Semua kapal itu beserta daftar muatannya termasuk juga ribuan surat permohonan, tagihan, laporan dan surat-surat masih dapat ditemukan dalam kumpulan arsip tersebut. Dokumen-dokumen demikian memberikan pemahaman baru tentang arus barang dalam kegiatan perdagangan antar Asia dan Eropa-Asia. (0 Artikel-artikel) sembunyi...
  • 15. III.2 Kapal, Awak Kapal, Pelayaran dan Bangkai Kapal Lazimnya, kapal-kapal Eropa beserta awaknya membuang sauh di pelabuhan-pelabuhan terkenal seperti Surat, Colombo, Nagapatnam, Melaka, Johor, Batavia, Makau, Kanton dan Nagasaki. Sementara itu, pelayaran petualangan untuk menemukan kawasan dan penduduk yang belum dikenal tetap marak dilakukan. Inggris dan Belanda, keduanya mengirim ekspedisi penjajagan ke benua Australia, seperti yang dilakukan kapal Batavia di tahun 1629 atau pergata Geelvink di tahun 1696. Penjelajah Inggris, William Dampier (1651-1715) disambut dengan penuh kecurigaan ketika tiba di Batavia dan semua laporan intel terkait keberadaannya senantiasa dipelajari dengan cermat. Terdapat sejumlah laporan yang membuka tabir kawasan yang ketika itu masih belum dikenal seperti laporan mereka yang selamat dari kapal Dampier, HMS Roebuck yang kandas di Ascension Island pada tanggal 21 Februari 1701. (1 Artikel) sembunyi... III.3 Penaklukan, Benteng dan Pendudukan Kota pertama yang ditaklukan VOC adalah kota Ambon yang dibangun bangsa Portugis di tahun 1605. Penaklukan tersebut dimungkinkan berkat bantuan yang sangat diperlukan dari raja Hitu, sebuah kerajaan kecil di pulau Ambon. Oleh karena VOC terutama adalah sebuah badan perdagangan,
  • 16. maka aksi pendudukan yang makan banyak biaya tidak merupakan prioritas pertamanya. Namun demikian, monopoli atas sejumlah komoditi ekspor penting dari Nusantara hanya dapat dipastikan dengan penaklukan yang melibatkan pendudukan dengan kekerasan atas pelabuhan serta pusat perdagangan penting seperti Jayakarta (Batavia) yang terletak dekat pelabuhan utama Banten, begitu pula Makassar, Banda, Jepara dan Surabaya. (1 Artikel) sembunyi... III.4 Peperangan, Perlawanan dan Penentangan Apa makna penting teknologi serta organisasi militer Barat bagi interaksi Asia-Eropa? Dibandingkan dengan peperangan dan krisis di Eropa pada abad ketujuhbelas dan kedelapanbelas, umpamanya Perang Perebutan Tahta Spanyol yang berlangsung tiga belas tahun (1701-1714), maka aksi militer serdadu-pedagang Eropa di Asia dapat dikatakan tidak berarti sama sekali. Namun oleh karena mereka memiliki peralatan militer yang jauh lebih tangguh, pengetahuan serta latihan yang juga jauh lebih mantap, maka sejumlah kecil serdadu Eropa mampu menentukan arah sebuah peperangan. Selain itu, dalam Asia yang terdiri dari negara-negara kecil yang saling berperang, maka orang selalu mungkin mendapatkan sekutu di antara para raja setempat. (1 Artikel) sembunyi...
  • 17. III.5 Kerjasama, Hubungan dan Diplomasi Unsur krusial lain dalam perjumpaan Asia- Eropa adalah diplomasi ritual, pertukaran hadiah, protokol militer pada kunjungan diplomatik dan pembubuhan segel pada kontrak politik dan perdagangan. Seri penting dari ratusan dokumen kontrak asli yang dibuat antara VOC dengan para penguasa Asia masih tersimpan baik di ANRI, tetapi bagian terbesarnya sudah diterbitkan oleh J.E. Heeres dalam Corpus Diplomaticum Neerlando-Indicum antara 1907 dan 1955. (0 Artikel-artikel) sembunyi... III.6 Alih Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Salah satu pengaruh yang berkepanjangan dalam perjumpaan Asia-Eropa adalah pertukaran pengetahuan dan teknologi. Dalam arsip kita terkadang menemukan pesanan untuk sepasang kaca mata bagi seorang penguasa atau pedagang Asia. Memanglah, kemampuan untuk membaca sangat penting untuk dapat memertahankan hidup yang produktip. Jam, bola dunia dan peta serta buku-buku cetakan semuanya merupakan bagian dari era globalisasi abad kedelapanbelas. (0 Artikel-artikel) sembunyi... Jauh sebelum Eropa terbuka matanya mencari dunia baru, warga pribumi nusantara hidup dalam kedamaian. Situasi ini berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai berdatangan dengan dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya. Hal yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke dalam kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama,
  • 18. Paus Urbanus II, yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI. Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang peradaban yang jauh lebih unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami pencerahan akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang Salib ini. Merupakan fakta jika jauh sebelum Eropa berani melayari samudera, bangsa Arab telah dikenal dunia sebagai bangsa pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera luas hingga ke Nusantara. Bahkan kapur barus yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual pembalseman para Fir’aun di Mesir pada abad sebelum Masehi, didatangkan dari satu kampung kecil bernama Barus yang berada di pesisir barat Sumatera tengah. Dari pertemuan peradaban inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu wilayah di selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya, yang tidak terdapat di belahan dunia manapun. Negeri itu penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya, selain itu Eropa juga mencium adanya emas dan batu permata yang tersimpan di perutnya. Tanah tersebut iklimnya sangat bersahabat, dan alamnya sangat indah. Wilayah inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Nusantara. Mendengar semua kekayaan ini Eropa sangat bernafsu untuk mencari semua hal yang selama ini belum pernah didapatkannya. Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas. Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua kapling untuk dianeksasi. Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi. Ini memberikan Dunia Baru kini disebut Benua Amerika kepada Spanyol. Afrika serta India diserahkan kepada Portugis. Paus menggeser garis demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170 kilometer dari Tanjung Pulau Verde. Brazil pun jatuh ke tangan Portugis. Jalur perampokan bangsa Eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun terbagi dua. Spanyol
  • 19. berlayar ke Barat dan Portugis ke Timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di Laut Banda. Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi, namun saat bertemu di Maluku, Portugis dan Sanyol mencoba untuk menahan diri. Pada 5 September 1494, Spanyol dan Portugal membuat perjanjian Saragossa yang menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran yang melanjutkan garis 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. Garis itu berada di timur dari kepulauan Maluku, di sekitar Guam. Sejak itulah, Portugis dan Spanyol berhasil membawa banyak rempah-rempah dari pelayarannya. Seluruh Eropa mendengar hal tersebut dan mulai berlomba-lomba untuk juga mengirimkan armadanya ke wilayah yang baru di selatan. Ketika Eropa mengirim ekspedisi laut untuk menemukan dunia baru, pengertian antara perdagangan, peperangan, dan penyebaran agama Kristen nyaris tidak ada bedanya. Misi imperialisme Eropa ini sampai sekarang kita kenal dengan sebutan “Tiga G”: Gold, Glory, Gospel. Seluruh penguasa, raja-raja, para pedagang, yang ada di Eropa membahas tentang negeri selatan yang sangat kaya raya ini. Mereka berlomba-lomba mencapai Nusantara dari berbagai jalur. Sayang, saat itu belum ada sebuah peta perjalanan laut yang secara utuh dan detil memuat jalur perjalanan dari Eropa ke wilayah tersebut yang disebut Eropa sebagai Hindia Timur. Peta bangsa-bangsa Eropa baru mencapai daratan India, sedangkan daerah di sebelah timurnya masih gelap. Dibandingkan Spanyol, Portugis lebih unggul dalam banyak hal. Pelaut-pelaut Portugis yang merupakan tokoh-tokoh pelarian Templar (dan mendirikan Knight of Christ), dengan ketat berupaya merahasiakan peta-peta terbaru mereka yang berisi jalur-jalur laut menuju Asia Tenggara. Peta-peta tersebut saat itu merupakan benda yang paling diburu oleh banyak raja dan saudagar Eropa. Namun ibarat pepatah,“Sepandai-pandainya tupai melompat,
  • 20. akhirnya jatuh juga”, maka demikian pula dengan peta rahasia yang dipegang pelaut-pelaut Portugis. Sejumlah orang Belanda yang telah bekerja lama pada pelaut-pelaut Portugis mengetahui hal ini. Salah satu dari mereka bernama Jan Huygen van Linschoten. Pada tahun 1595 dia menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya. Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa ini menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah, Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya. Para pengusaha dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia selatan yang kaya raya, dan tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya. Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. Dia berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya. Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan armada yang jauh lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan
  • 21. semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut jejaknya. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur. Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945. Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa BaratSecara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah sebagai berikut :v Mencari kekayaan termasuk berdagangv Menyalurkan jiwa penjelajahv Meyakini Keberadaan Prester Johnv Menyebarkan agamav Mencari kemuliaan bangsaSejak abad ke -13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang yang sangat menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari harta kekayaan ini sekalipun menjelajah semudera. Keinginan ini diperkuat dengan adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru. Mereka berlomba-lomba meninggalkan Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke satu arah, maka mereka akan kembali ke tempat semula. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama Kristen). Oleh karena itu, mereka berani berlayar jauh. Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang seagama.Di luar faktor yang disebutkan di atas, orang-orang Eropa yang sebagian besar beragama Kristen terdorong pula untuk pergi ke mana pun guna mewartakan Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan adalah salah satu panggilan hidupnya. Selain menyebarkan Injil, mereka juga berusaha mencari kekayaan (gold) dan kebanggaan serta kejayaan (glory) bagi negaranya.Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini. Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan. Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui suatu perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah. Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan mudah dapat
  • 22. mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang.1. Bangsa PortugisEkspedisi pertama untuk mencari jalan langsung ke Indonesia dirintis oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Prancis, dan Belanda baru melakukan ekspedisi setelah kedua bangsa ini menemukan jalan ke Indonesia.Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun 1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung Harapan baik, namun ia gagal mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik (Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya.Armada Portugis berikutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia dipimpin oleh Vasco da Gama. Mereka berangkat pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan Baik. Sewaktu tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika Timur), mereka bertemu dengan pedagang-pedagang Arab dan India. Namun, jalan ke Asia Tenggara tetap dirahasiakan oleh para pedagang tersebut. Oleh karena itu, orang-orang Portugis melanjutkan perjalannya menyusuri pantai timur Afrika. Mereka harus melewati perairan dengan ombak yang sangat besar. Daerah itu terletak di timur laut Afrika terutama di sekitar Ujung Tanduk. Oleh karena itu, daerah ini disebut Guadafui (berhati-hatilah). Ekspedisi ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebutnya Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut (India). Sejak saat itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan melalui pantai timur Afrika.Namun, penemuan ini belum juga memuaskan bangsa Portugis. Mereka ingin menjelajahi daerah timur lainnya yakni Malaka dan Maluku.Pada waktu itu, di Asia Tenggara terdapat salah satu daerah pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi. Daerah tersebut adalah Malaka sedangkan daerah sumber rempah-rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka termasuk di Maluku adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan Alfanso d’Albuquerque di Maluku. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Dari sana, mereka menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di ternate.2. Bangsa SpanyolPelopor bangsa Spanyol yang mencari jalan langsung ke Indonesia adalah Christopher Columbus, ia berjalan kearah barat. Setelah dua bulan, ia sampai di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador. Columbus gagal mencapai India.Setelah Columbus gagal menemukan India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah – rempah dipelopori oleh Ferinand Magellan. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun 1519 Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina pada tahun 1521. sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu, Magellan
  • 23. terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan, tetapi juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore. Kondisi tersebut tentu saja menyebabkan antara Portugis dan Spanyol saat itu, Portugis membuka kantor dagangnya di Ternate. Portugis merasa terancam dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut, Portugis yang didukung pasukan Tidore. Benteng Spanyol di Tidore dapat direbut Portugis. Namun, berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan perjanjian yang disebut Perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku dikuasai Portugis sedangkan Filipina dikuasai Sepanyol.3. Bangsa InggrisKedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang sama.Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.Awal abad ke 17, Inggris telah memiliki jajahan di India dan terus berusaha mengembangkan pengaruhnya di Asia Tenggara, kahususnya di Indonesia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai tahun 1604. menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar.Walaupun demikian, armada Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia dagang Barat lainnya di Indonesia, seperti Belanda. Mereka akhirnya memusatkan aktivitas perdagangannya di India. Mereka berhasil membangun kota-kota perdagangan seperti Madras, Kalkuta, dan Bombay.4. Bangsa BelandaArmada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin Van Neck, namun ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada tahun 1595 armada Belanda dipimpin Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer berangkat menuju Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat Afrika lalu sampai ke Tanjung Harapan Baik. Dari sana, mereka mengarungi Samudera Hindia dan masuk ke Indonesia melalui Selat Sunda lalu tiba di Banten.Armada ini tidak diterima oleh rakyat Banten karena Belanda bersikap kasar. Selain itu, hubungan antara Banten dan Portugis masih baik.Dari Banten, armada ini bermaksud menuju Maluku untuk membeli rempah-rempah namun
  • 24. gagal mencapai Maluku. Cornelis de Houtman tiba kembali di negerinya pada tahun 1597. ia disambut sebagai penemu jalan ke Indonesia.Setelah Cornelis, armada Belanda datang ke Indonesia susul menyusul. Hal ini mengakibatkan lalu lintas Indonesia – Belanda menjadi ramai. Armada Belanda yang pertama mencapai Maluku adalah armada kedua. Mereka berhasil melakukan pembelian remapah-rempah disana.Pada awalnya, Belanda memang gagal menghadapi persaingan dengan Portugis, baik di Maluku maupun di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. Namun, karena armada Belanda semakin hari semakin bertambah, sedikit demi sedikit armada Portugis mulai terdesak. Akhirnya Portugis terusir dari Maluku menandai era kolonialisme Belanda di Indonesia. Sejak itu, pedagang-pedagang Belanda semakin banyak yang datang ke Maluku.Untuk mengatasi persaingan diantara pedagang-pedagang Belanda sendiri, pada tahun 1602 dibentuk VOC (Vereenigde OostIndische Compagnie) atau persekutuan Dagang Hindia Timur. VOC dipimpin ol eh De Heren Zuventien (Dewan Tujuh Belas) dengan Pieter Both sebagai gubernur jenderal yang pertama.Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak kepemimpinan Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen, pusat VOC dipindah ke Jayakarta yang kemudian berganti nama menjadi BataviaUntuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia, pemerintah Belanda memberikan hak-hak istimewa. Hak-hak istimewa VOC tersebut antara lain :v Hak monopoli dagangv Hak membuat dan mencetak uangv Hak membentuk tentarav Hak menyatakan perang ataupun membuat perjanjianDengan hak-hak tersebut berarti VOC memiliki kekuasaan seperti suatu negara. Mereka dapat bertindak bebas tanpa harus konsultasi lebih dulu dengan pemerintah Belanda di negeri induk.Bangsa Eropa datang ke Asia termasuk Indonesia karena mereka ingin berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama. Untuk itu, bangsa-bangsa Eropa mencari jalan baru dengan mengarungi samudera. Pelapornya adalah bangsa Portugis dan Spanyol. Pelaut - pelaut terkenal dari Portugis adalah Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama. Sedangkan pelaut dari Spanyol adalah Columbus dan Magellan. Bakat kepeloporannya, Portugis dan Spanyol berhasil menguasai jalur berlayar, terutama untuk mencari kekayaan. Indonesia sebagai daerah penghasil rempah-rempah menjadi rebutan. Akhirnya, bangsa-bangsa Eropa tersebut berhasil menjajah Indonesia. Belanda adalah bangsa yang paling lama berkuasa dan paling banyak mengeruk keuntungan perdagangan di Indonesia dibandingkan bangsa Portugis dan Inggris . LATAR BELAKANG Sejarah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan menjadi suatu rangkaian yang erat sepanjang kehidupan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut maka sejarah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah yang berkaitan dengan kebudayaan, terutama kebudayaan asing yang telah memberikan pengaruh dalam kehidupan bangsa
  • 25. Indonesia dan khususnya memberikan pengaruh pada pembentukan kebudayaan Indonesia. Sejarah memberikan pelajaran dan pengalaman untuk manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Dari sejarah akan dapat diketahui kegagalan dan keberhasilan yang dialami oleh manusia dan memberikan suatu pedoman bagi manusia di masa yang akan datang untuk lebih berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu agar dapat mencapai keberhasilan dan peningkatan kualitas kehidupan. Seperti yang dikatakan filsuf terkenal dari Cina, Kong Fu Tse yang mengatakan “Sejarah mendidik kita bertindak bijaksana”. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN SEJARAH Arti kata sejarah berasal dari bahasa arab “Syajara” yang berarti terjadi. Syajara berarti pohon, Syajarohan-nasab yang berarti pohon sislsilah atau dari bahasa Inggris history sedang dari bahasa Latin dan Yunani historia (histor atau istor yang berarti orang pandai). Sejarah adalah kejadian yang menyangkut hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Juga dikatakan sejarah adalah hubungan sebab akibat antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lain. Sejarah pada akhirnya harus berbicara mengenai kejadian yang benar-benar nyata, karenanya perlu adanya pembuktian yang akurat dalam bentuk tulisan (prasasti, batu bersurat, daun lontar, kitab kuno dll) maupun secara lisan (langsung dari sumber pelaku) Pengaruh Budaya dari Timur yang berasal dari Daratan Cina dan India berupa ajaran agama Budha dan Hindu.
  • 26. B. PROSES MASUKNYA BUDAYA HINDU BUDHA KE INDONESIA Proses masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia dapat disebut sebagai masa peng- Hindu-an, walaupun kata penghinduan ini tidak tepat karena tidak hanya pengaruh agama Hindu saja yang masuk ke Indonesia tetapi juga pengaruh agama Budha. Meskipun demikian, bagaimana cara masuknya pengaruh Hindu Budha ke Indonesia dan siapa yang menjadi pembawanya tidak dapat diketahui secara pasti. Berdasarkan penelitian sejarah, muncul beberapa teori tentang pembawa pengaruh Hindu Budha ke Indonesia. Antara lain adalah Teori Sudra yang menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra. Teori Waisya, menyatakan penyebaran agama Hindu dibawa oleh orang berkasta Waisya. Atas dasar kedatangan kasta waisya yang berprofesi sebagai pedagang dan kemudian mengadakan hubungan dagang dan menikah dengan wanita Indonesia. Teori Ksatria yang menyatakan bahwa pengaruh Hindu dibawa oleh kasta kesatria. karena adanya kekacauan politik di India sehingga banyak anggota kasta Kesatria yang lari dari India dan menetap di Indonesia. Para Kesatria ini mendirikan kerajaan di Indonesia dan kemudian turut serta menyebarkan agama Hindu. Teori Brahmana karena Kaum Brahmana datang ke Indonesia dan kemudian ikut pula mngajarkan ajarannya kepada masyarakat di Indonesia. Penyebaran agama Hindu dan Buhda di Indonesia dilakukan bersamaan dengan kegiatan perdagangan atau hubungan dagang. Di samping itu penyebaran juga dilakukan dengan mendatangkan para Brahmana/pendeta dari India dan mengirim orang-orang Indonesia ke India untuk mempelajari agama Hindu. Pengaruh kebudayaan dari Timur yang dipilih secara selektif dan disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Pengaruh yang diberikan tersebut sangat besar terutama dalam hal kepercayaan, pemerintahan, ekonomi dan kebudayaan. Di Indonesia menjadi babak baru dalam kehidupan kepercayaan masyarakat Indonesia. Masyarakat indonesia yang tadinya mempunyai kepercayaan animisme kemudian berubah menjadi penganut agama tersebut meskipun masih terdapat pengaruh kepercayaan lama seperti pemujaan kepada roh nenek moyang dll. Pada bidang pemerintahan, Sistem pemerintahan kesukuan dan pemujaan terhadap tokoh spiritual atau kepala suku kemudian
  • 27. bergeser menjadi pemerintahan kerajaan. Sistem pemerintahan kerajaan pemimpin berasal dari keturunan raja sebelumnya. Pada sistem Sosial, perubahan kehidupan sosial juga terjadi dalam masyarakat, misalnya pengaruh pembentukan kasta dalam struktur sosial kemasyarakatan. Pada sistem Ekonomi, aktifitas ekonomi dari barter menjadi sistem uang dan perdagangan yang semakin maju menjadi salah satu bentuk perubahan dalam bidang ekonomi. Pada sistem kebudayaan, antara lain terlihat pada hasil peninggalan seperti candi, tempat ibadah, seni sastra. Cerita-cerita ephos seperti Ramayana dan Mahabarata menjadi sumber inspirasi cerita rakyat dan perubahan kebudayaan lama. Pengaruh lain yang terlihat adalah pada bentuk tulisan dan sistem tulisan. Percampuran kebudayaan jelas nampak pada bangunan candi yang terlihat pada dasar bangunan berupa punden berundak dan ukiran candi yang menunjukkan pengaruh Hindu Budha. Selain kebudyaan dari Cina dan India, juga pengaruh dari kebudayaan di Arab berupa ajaran agama Islam dan berkembangnya kebudayaan Islam turut memberikan pengaruh pada kebudayaan di Indonesia. Pedagang-pedagang dari Arab yang melakukan hubungan dagang pada waktu kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. khususnya di selat Malaka yang berhubungan dengan wilayah Asia dan Semenanjung Arab. Pengaruh kebudayaan dari Barat dan Timur dapat dilihat pada kebudayaan yang dimiliki oleh berbagai kerajaan di Indonesia, misalnya kerajaan Aceh. Peninggalan kebudayaan dari kerajaan Aceh ini berupa masjid atau bangunan ibadah yang dinamai Masjid Baiturrahman. Juga di Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, yang di antaranya adalah adanya seni tari, seni pahat, seni suara, seni sastra dan bangunan khasnya. Salah satu kebudayaan yang hingga kini masih dipertahankan adalah Kebudayaan Kejawen sebagai akulturasi atu perpaduan budaya dari Hindu, Budha dan Islam sendiri. Upacara Grebeg yang menjadi tradisi kerajaan Mataram berasal dari pemujaan roh nenek moyang. Upacara tersebut merupakan salah satu tradisi peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Dengan perpaduan budaya antara Hindu dan Islam maka pelaksanaan Upacara Grebeg dilakukan pada Hari raya Besar umat Islam. Di samping itu terdapat pula perkembangan kebudayaan berupa kesusasteraan Jawa yang berkembang secara pesat dan menghasilkan pujangga sastra dan hasil karyanya seperti Nitisruti, Nitisastra dan Astabrata. Agama dan kebudayaan Islam di Indonesia memberikan pengaruh terhadap segala aktifitas kehidupan masyarakat seperti dalam bidang politik pemerintahan, kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat. Berkembangnya pengaruh islam dalam bidang politik pemerintahan di Indonesia
  • 28. dibuktikan dengan sistem pemerintahan yang didasarkan pada ajaran Islam dan Pemerintahan Kerajaan Islam di berbagai tempat di Indonesia. Kebudayaan Barat dari Eropa turut memberikan pengaruh bagi kebudayaan Indonesia. Eropa Kuno tidak pernah lepas dari Kebudayaan Pulau Kreta yang lebih dahulu berkembang dan menyebarkan pengaruhnya ke wilayah di sekelilingnya kurang lebih pada tahun 1300 SM. Kebudayaan Pulau Kreta merupakan dasar bagi kebudayaan Eropa yang sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa pengaruh dan peninggalannya. Kebudayaan Pulau Kreta disebarkan dan ditransformasikan melalui penjajahan oleh bangsa Yunani dan Romawi Kuno sehingga menjadi tonggak budaya Eropa masa kini. Selain perkembangan melalui penjajahan, kebudayaan Pulau Kreta juga berkembang melalui hubungan dagang yang dilakukan oleh pedagang Yunani dan Romawi. Pulau Kreta merupakan pulau terbesar di wilayah Yunani dan melintang dari barat ke timur dan sekaligus menjadi pemisah Laut Aegea, Laun Ionea dan laut Tengah. Peradaban Pulau Kreta disebut juga sebagai peadaban “MINOA”. Nama Minoa berasal dari dinasti (keluarga) Raja Minos. Peradaban keluarga ini telah berkembang antara tahun 3000 sampai dengan 1400 SM. Kebudayaan Eropa dibawa ke Indonesia melalui hubungan dagang dan melalui penjajahan yang dilakukan oleh Bangsa Perancis, Inggris dan Belanda. Akibat dari hubugan tersebut kebudayaan Eropa turut mempengaruhi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan pada bentuk pemerintahan pada beberapa kerajaan dan sistem hukum yang digunakan di Indonesia. Selain itu pada kebudayaan seni bangunan dan sastra juga turut terpengaruh oleh kebudayaan Eropa tersebut. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Asia dan Indonesia mulai terjadi kira-kira pada abad ke-14. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada mulanya bermaksud untuk mencari langsung sumber rempah dan sutera yang sangat mahal jika dijual di Eropa. Penutupan jalur perdagangan oleh kerajaan Islam di Afrika dan Eropa timur sangat mengganggu perdagangan bangsa Eropa, untuk itu bangsa-bangsa Eropa mulai mencari sendiri sumber rempah dan sutera dengan melakukan penjelejahan samudera. Motif ekonomi sebagai alasan utama bangsa Barat datang ke Indonesia di samping untuk menyebarkan agama Kristen dan faktor petualangan. Sesuai semboyan penjelajahan samudra oleh Bangsa Eropa (Gold, Gospel and Glory). Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia antara lain adalah dari Portugis, Belanda, Spanyol, Inggris, Perancis dll.
  • 29. Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia Sejak zaman prasejarah penduduk Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas. Pada permulaan pertama tarikh Masehi, telah terjalin hubungan dagang antara Indonesia dengan India. Hubungan ini kemudian juga berkembang ke hubungan agama dan budaya. Hal ini disebabkan para pedagang dari India tidak hanya membawa barang dagangannya, tetapi juga membawa agama dan kebudayaan mereka sehingga menimbulkan perubahan kehidupan dalam masyarakat Indonesia, yakni sebagai berikut. Semula hanya mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme, kemudian mengenal dan menganut agama Hindu-Buddha. Semula belum mengenal aksara/tulisan, menjadi mengenal aksara/tulisan dan Indonesia memasuki zaman Sejarah. 1. Hubungan Dagang Indonesia dengan India dan Cina Pada awal abad tarikh Masehi, negeri Kepulauan Nusantara telah menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa di Asia. Bentuk hubungan dagang yang berlangsung pada saat itu bermula dari kegiatan perdagangan dan pelayaran. Sebagai akibat dari hubungan perdagangan dan pelayaran, timbullah pertemuan kebudayaan yang melahirkan kebudayaan baru bagi masyarakat Nusantara. Proses percampuran antara dua atau lebih kebudayaan yang saling bertemu dan mempengaruhi itu disebut akulturasi kebudayaan. Adanya hubungan dagang pada awal abad tarikh Masehi, didasarkan adanya sumber-sumber baik ekstern maupun intern. a. Sumber Ekstern 1) Sumber dari India
  • 30. Menurut Van Leur dan Wolters, kegiatan hubungan dagang Indonesia dengan bangsa-bangsa Asia pertama kali dilakukan dengan India, kemudian Cina. Bukti adanya hubungan dagang tersebut dapat diketahui datri kitab Jataka dan kitab Ramayana. Kitab Jataka menyebut nama Swarnabhumi sebuah negeri emas yang dapat dicapai setelah melalui perjalanan yang penuh bahaya. Swarnabhumi yang dimaksud ialah Pulau Sumatra. Kitab Ramayana menyebut nama Yawadwipa dan Swarnadwipa. Menurut para ahli, Yawadwipa (pulau padi) diduga sebutan untuk Pulau Jawa, sedangkan Swarnadwipa (pulau emas dan perak) adalah Pulau Sumatra. Nah, kapan terjadi hubungan dagang antara India dengan Indonesia secara aktif? Kitab Jataka dan kitab Ramayana tidak menyebut secara jelas terjadinya hubungan dagang dengan tempat-tempat di Indonesia. Salah satu kitab sastra India yang dapat dipercaya adalah kitab Mahaniddesa yang memberi petunjuk bahwa masyarakat India telah mengenal beberapa tempat di Indonesia pada abad ke-3 Masehi. Dalam kitab Geographike yang ditulis pada abad ke-2 juga disebutkan telah ada hubungan dagang antara India dan Indonesia. Dari kedua keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara intensif terjadinya hubungan dagang antara Indonesia dan India mulai abad-abad tersebut (abad ke 2-3 Masehi). 2) Sumber dari Cina Kontak hubungan Indonesia dengan Cina diperkirakan telah berkembang pada abad ke-5. Bukti-bukti yang memperkuat hubungan itu di antaranya adalah perjalanan seorang pendeta Buddha, Fa Hien. Pada sekitar tahun 413 M, Fa Hien melakukan perjalanan dari India ke Ye-po- ti (Tarumanegara) dan kembali ke Cina melalui jalur laut. Selanjutnya, Kaisar Cina, Wen Ti mengirim utusan ke She-po ( Pulau Jawa). Berdasarkan bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa pada abad ke-5 telah dilakukan hubungan perdagangan dan pelayaran secara langsung antara Indonesia dan Cina. Barang-barang yang diperdagangkan dari Cina berupa sutra, kertas, ulit binatang berbulu, kulit manis, dan barang-barang porselin. Barang-barang dagangan dari India berupa ukiran, gading, perhiasan, kain tenun, gelas, permata, dan wol halus yang ditukar dengan komoditas dari Indonesia seperti rempah-rempah, emas, dan perak. 3) Sumber dari Yunani
  • 31. Keterangan lain tentang adanya hubungan dagang antara Indonesia dengan India, dan Cina dapat diketahui dari Claudius Ptolomeus, seorang ahli ilmu bumi Yunani. Dalam kitabnya yang berjudul Geographike yang ditulis pada abad ke-2, Ptolomeus menyebutkan nama Iabadio yang artinya pulau jelai. Mungkin kata itu ucapan Yunani untuk menyebut Yawadwipa, yang artinya juga pulau jelai. Dengan demikian, seperti yang disebutkan dalam kitab Ramayana bahwa Yawadwipa yang dimaksud ialah Pulau Jawa. b. Sumber Intern Adanya sumber-sumber dari luar, seperti dari India, Cina dan Yunani, diperkuat adanya sumber-sumber yang ada di Indonesia sendiri. Sumbersumber sejarah di dalam negeri yang memperkuat adanya hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Cina, antara lain sebagai berikut. 1) Prasasti Prasasti-prasasti tertua di Indonesia yang menunjukkan hubungan Indonesia dengan India, misalnya Prasasti Mulawarman di Kalimantan Timur yang berbentuk yupa. Demikian juga prasasti-prasasti Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Semua prasasti ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. 2) Kitab-Kitab Kuno Kitab-kitab kuno yang ada di Indonesia biasanya ditulis pada daun lontar yang ditulis dengan menggunakan bahasa dan tulisan Jawa Kuno yang juga mwerupakan pengaruh dari bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa. Kemampuan membaca dan menulis ini diperoleh dari pengaruh Hindu dan Buddha. 3) Bangunan-Bangunan Kuno Bangunan kuno yang bercorak Hindu ataupun Buddha terdiri atas candi, stupa, relief, dan arca. Banyak peninggalan bangunan-bangunan kuno yang bercorak Hindu atau Buddha di Indonesia. Demikian juga benda-benda peninggalan dinasti-dinasti Cina. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara Indonesia, India, dan Cina.
  • 32. Hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina telah menempatkan Indonesia di kancah perdagangan dan pelayaran masa Kuno. Namun, pengaruh kebudayaan India dan Cina terhadap perkembangan sejarah Indonesia amat berbeda. Hal itu disebabkan dalam perkembangan selanjutnya, para pedagang India di samping berdagang, mereka juga menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha. Para brahmana atau pendeta dengan ikut para pedagang berlayar, mereka singgah di daerah-daerah untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha. Dengan demikian, hubungan dagang dengan India telah memunculkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan bangsa Indonesia, baik di bidang sosial, budaya, maupun politik sebagai dampak dari persebaran agama dan kebudayaan Hindu- Buddha. Terbukti di Indonesia muncullah kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Buddha yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Bali. 2. Pembawa Pengaruh Agama dan Kebudayaan Hindu Buddha Bagaimana proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia? Siapa yang membawa agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia? Hal itu menimbulkan berbagai macam interpretasi karena tidak ada bukti yang konkrit. Ada beberapa hipotesis tentang masuknya agama dan budaya Hindu-Buddha ke Indonesia, antara lain sebagai berikut. a. Hipotesis Waisya Hipotesis waisya mengungkapkan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan pedagang (waisya). Mereka mengikuti angin musim (setengah tahun berganti arah) dan enam bulan menetap di Indonesia dan menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu. Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang umumnya merupakan kelompok pedagang inilah yang berperan besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu ke Nusantara. Mereka yang menjadikan munculnya budaya Hindu sehingga dapat diterima di kalangan masyarakat.. Pada saat itu, para pedagang banyak berhubungan dengan para penguasa dan rakyat. Jalinan hubungan itu yang membuka peluang terjadinya proses
  • 33. penyebaran agama dan budaya Hindu. Salah satu tokoh pendukung hipotesis waisya adalah N.J. Krom. b. Hipotesis Kesatria Hipotesis kesatria mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu masuk ke Nusantara adalah kaum kesatria. Menurut hipotesis ini, pada masa lampau di India terjadi peperangan antarkerajaan. Para prajurit yang kalah perang, kemudian mengadakan migrasi ke daerah lain. Tampaknya, di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia dan mendirikan koloni-koloni melalui penaklukan. Mereka menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Salah seorang pendukung hipotesis kesatria adalah C.C. Berg. c. Hipotesis Brahmana Hipotesis brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan). Selain itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Pendukung hipotesis ini adalah J.C. van Leur. d. Hipotesis Nasional Hipotesis nasional mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia banyak yang aktif berdagang ke India, pulangnya membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang Indonesia (raja) mengundang para brahmana dari India untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif memadukan unsurunsur kebudayaan India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu-Buddha ke India dan setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk menyebarkan agama di Tanah Air. Terlepas dari hipotesis tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki pengetahuan dari pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk melakukan ziarah dan menambah ilmu mereka. Sekembalinya dari India dengan bekal pengetahuan yang cukup, mereka ikut serta menyebarkan agama dan budaya dengan memakai bahasa mereka sendiri. Ajaran-ajaran yang mereka sebarkan dapat lebih cepat
  • 34. diterima oleh penduduk. Jadi, proses masuknya budaya India ke Indonesia menjadi lebih cepat dan mudah. 3. Peta Jalur Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kepercayaan Hindu-Buddha Pada sekitar abad ke-2 sampai dengan 5 Masehi, diperkirakan telah masuk agama dan kebudayaan Buddha ke Indonesia. Kemudian disusul pengaruh Hindu ke Indonesia pada abad ke-5 Masehi. Agama dan budaya Hindu-Buddha dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan pendeta dari India atau Cina, masuk ke Indonesia mengikuti dua jalur. a. Melalui Jalur Laut Para penyebar agama dan budaya Hindu -Buddha yang menggunakan jalur laut datang ke Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para dagang yang biasa beraktivitas pada jalur India-Cina. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Buddha, yaitu dari India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian ke Nusantara. Sementara itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan memanfaatkan bertiupnya angin muson barat. b. Melalui Jalur Darat Para penyebar agama dan budaya Hindu -Buddha yang menggunakan jalur darat mengikuti para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke utara sampai dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia. 4. Proses masuk dan berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia 1. Bukti-bukti Masuknya Islam ke Indonesia
  • 35. Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M, yaitu pada masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang Kambay, Gujarat. 2. Sumber-sumber Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Sumber-sumber berita itu di antaranya sebagai berikut : a. Berita Arab, berita ini diketahui melalui para pedagang Arab yang telah melakukan aktifitasnya dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia. Kegiatan para pedagang Arab di Kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa. Berita Eropa, berita ini datangnya dari Marcopolo. Ia adalah orang Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kisar Romawi. Dalam perjalanannya ia singgah di Sumatera bagian Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu Kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai. b. Berita India, dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena di samping berdagang mereka aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai. c. Berita Cina, berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.
  • 36. Sumber dalam negeri, sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti: • Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah rusak. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma’mun (1028). • Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M atau tahun 1297 M. • Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419. Jirat makam didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan-tulisan Arab. 3. Saluran Penyebaran Islam Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia atau proses Islamisasi di Indonesia melalui beberapa cara atau saluran, yaitu: - Perdagangan Sejak abad ke-7 M, para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini menimbulkan jalinan hubungan perdagangan antara masyarakat dan para pedagang Islam. Di samping berdagang, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia. - Politik Setelah tersosialisasinya agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama Islam. Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah. - Tasawwuf Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama-sama di tengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat,
  • 37. di antaranya ahli menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Mereka juga aktif menyebarkan dan mengajarkan agama Islam. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran, dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran-ajaran Islam dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat. Ahli tasawwuf yang memberikan ajaran agama Islam yang disesuaikan dengan alam pikiran masyarakat setempat antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa. 4. Perkembangan Islam di Indonesia Pedagang-pedagang Gujarat yang datang ke Indonesia bukan hanya berdagang, tetapi juga untuk menyebarkan agama yang mereka anut. Karena terdorong ketaatan mereka pada agamanya, mereka langsung mengajarkan pada masyarakat di mana mereka berada. Di samping itu para pedagang yang datang dari Persia juga ikut menyebarkan agam Islam di Indonesia. Kerajaan Samudera Pasai adalah Kerajaan pertama yang menganut agama Islam di Indonesia, dengan Pasai sebagai pusat pengembangan dan sebagai pusat kegiatan para pedagang Islam di Indonesia. Namun, berkembangnya Malaka sebagai bandar perniagaan di Selat Malaka, menyebabkan kedudukan Pasai semakin mundur dan terdesak karena letak Malaka, jauh lebih strategis dari letak Pasai. Pada abad ke-14 M, Malaka mulai berkembang sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara. Walaupun pada mulanya Malaka merupakan suatu perkampungan nelayan, akhirnya Malaka menjadi bandar yang sangat ramai. Makin lama makin besar kekuasaan orang-orang Islam dalam dunia perdagangan di daerah Timur. Orang-orang Gujarat yang menyiarkan pengajaran agama Islam kepada orang-orang Jawa tidak menemui kesulitan, walaupun mereka telah 1000 tahun dipengaruhi oleh kebudayaan India. Penyebaran agama Islam tidak dilarang atau dirintangi oleh Kerajaan Majapahit. Pada abad ke-15 M, kekuatan Majapahit mulai hilang. Bandar-bandar perdagangan yang ada di pulau Jawa mulai dikuasai oleh kekuasaan Islam. Bandar-bandar yang ada di utara pulau Jawa membentuk suatu persekutuan di bawah Raden Patah (bupati Demak). Pada permulaan 16 M, pasukan Demak mengadakan penyerbuan
  • 38. terhadap Kerajaan Majapahit. Seluruh alat kebesaran Majapahit jatuh ke tangan Demak, sehingga Kerajaan Demak berkembang dan menggantikan peranan Kerajaan Majapahit. Beberapa faktor yang mempermudah perkembangan Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut. • Dalam ajaran agama Islam tidak dikenal adanya perbedaan golongan dalam masyarakat. Masyarakat mempunyai kedudukan yang sama sebagai Hamba Allah. Walaupun demikian, ajaran agama Islam kurang meresap di kalangan Istana, hal ini dibuktikan dengan masih adanya praktek-praktek feodalisme khususnya di lingkungan keraton Jawa. • Agama Islam cocok dengan jiwa pedagang. Dengan memeluk Islam maka hubungan di antara para pedagang semakin bertambah erat, sesuai dengan ajaran Islam yang menyatakan bahwa setiap orang itu bersaudara. • Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain. Dengan pendekatan yang tepat, maka bangsa Indonesia dengan mudah dapat menerima ajaran agama Islam. • Islam dikembangkan dengan cara damai. Pendekatan secara damai akan lebih berhasil dibandingkan secara paksa dan kekerasan. - Wali Songo Para wali yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dikenal dengan sebutan Wali Songo. Para wali itu adalah sebagai berikut: a. Maulana Malik Ibrahim yang kabarnya berasal dari Persia dan kemudian berkedudukan di Gresik. b. Sunan Ngampel yang semula bernama Raden Rakhmat berkedudukan di Ngampel (Ampel), dekat Surabaya c. Sunan Bonang yang semula bernama Makdum Ibrahim, putra Raden Rakhmat dan berkedudukan di Bonang, dekat Tuban.
  • 39. d. Sunan Drajat yang semula bernama Masih Munat juga putra Raden Rakhmat yang berkedudukan di Drajat dekat Sedayu (Surabaya). e. Sunan Giri yang semula bernama Raden Paku, murid Sunan Ngampel berkedudukan di bukit Giri Gresik. f. Sunan Muria yang berkedudukan di Gunung Muria di daerah Kudus. g. Sunan Kudus yang semula bernama Udung berkedudukan di Kudus. h. Sunan Kalijaga yang semula bernama Joko Said berkedudukan di Kadilangu dekat Demak. i. Sunan Gunung Jati yang semula bernama Fatahillah atau Faletehan yang berasal dari Samudera Pasai. Ia dapat merebut Sunda Kelapa Banten dan kemudian menetap di Gunung Jati dekat Cirebon. C. PENGARUH BUDAYA BARAT/ASING DI INDONESIA a. Kebudayaan Asing di Indonesia Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya. Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi).
  • 40. Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan asing. b. Pengaruh Budaya Asing di Indonesia Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas. Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia. Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial (politik) Indonesia. Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.
  • 41. Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat. Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis. c. Dampak Kebudayaan Asing di Indonesia Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. 1. Dampak Positif a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional. b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
  • 42. 2. Dampak Negatif a) Pola Hidup Konsumtif Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada. b) Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. c) Gaya Hidup Kebarat-baratan Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa. d) Kesenjangan Sosial Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia. d. Mempertahankan Kebudayaan Indonesia Nilai kebudayaan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia, seperti gotong royong, silahturahmi, ramah tamah dalam masyarakat menjadi keistimewaan dasar yang dapat
  • 43. menjadikan individu- individu masyarakat Indonesia untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan bangsa sendiri. Tapi karakteristik masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang ramah dan sopan santun kini mulai pudar sejak masuknya budaya asing ke Indonesia yang tidak bisa diseleksi dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Maka, dalam hal ini pemerintah memiliki peranan penting untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan Indonesia dalam kehidupan masyarakatnya karena nilai-nilai kebudayaan dari leluluhur merupakan filosofi hidup pada tiap daerahnya meskipun tanpa bantuan teknologi. Nilai-nilai budaya tersebut bukan berarti mengharuskan kita untuk bersikap tertutup terhadap budaya asing, namun nilai dan makna filosofi kebudayaan Indonesia harus dijadikan sebagai sumber inspirasi dan kreatifitas. Berikut ini adalah beberapa cara mempertahankan kebudayaan Indonesia agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan asing yang bersifat negatif : - Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dan kebudayaan dalam negeri. - Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. - Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. - Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. - Memperkuat dan mempertahankan jatidiri bangsa agar tidak luntur. Dengan begitu masayarakat dapat bertindak bijaksana dalam menentukan sikap agar jatidiri serta kepribadian bangsa tidak luntur karena adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia khususnya. Sumber : 4shared (makalah IPS)