Dokumen tersebut membahas tentang ekonomika properti dan kekayaan negara. Topik utama yang dibahas adalah konsep ekonomika properti, peranan pemerintah dalam perekonomian, penaksiran Produk Domestik Bruto dan pertumbuhan ekonomi, serta hubungannya dengan data properti nasional dan kekayaan negara."
1. EKONOMIKA PROPERTI & KEKAYAAN
NEGARA*)
Narasumber:
Prof. Insukindro, Ph.D
Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, BI Institute dan
Anggota Kehormatan MAPPI
insukindro@ugm.ac.id dan insukindro@gmail.com
*) Materi Diskusi, diselenggarakan oleh KPSPI-MAPPI, 11 Desember 2021
2. POKOK BAHASAN
Pengantar
Topik pembahasan materi ceramah ini memusatkan perhatiannya pada
ekonomika properti sebagai dasar atau pohon ilmu penilai propertI dan penting
data base properti nasional seperti data yang diterbitkan oleh BPS sebagai
basis data kekayaan negara.
Berkaitan dengan itu akan dibahas tentang properti berujud (tangible property)
atau properti riil (real property) atau properti dan kepemilikannya. Memang
dalam perkembangannya banyak juga properti tidak berujud (intangible
property), ekonomi atau perekonomian hijau (green economy) dan digital
(digital economy) ~ Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Bank
Indonesia, 24 November 2021.
Pokok Bahasan
1. Ekonomika Properti: Konsep, Ruang Lingkup, Kegiatan & Lapangan
Kerja
2. Peranan Pemerintah Dalam Perekonomian
3. Penaksiran PDB (Produksi Domestik Bruto),Pertumbuhan dan Fluktuasi
Ekonomi ( Siklus Bisnis ~ Resesi vs Ekspansi Ekonomi) ~ Embrio data
properti nasional → data kekayaan negara
4. Integrasi Model Ekonomika Properti (~Tanah) dan Perencanaan Kota.
4. EKONOMIKA PROPERTI ATAU EKONOMIKA
PENILAIAN PROPERTI
Aliran ini tidak sependapat dg aliran baku, dan mereka
membedakan antara properti dan kepemilikan (possession). Menurut
aliran ini, properti didefinisikan sebagai hak memperoleh pembebanan
dan jaminan (koleteral) atau hak untuk menukarkan atau hak untuk
tidak menyentuh sumber-sumber ekonomi. Kepemilikan didefinisikan
sebagai “hanya” hak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi
secara fisik dan perolehannya, termasuk hak untuk merubah bentuk dan
substansi sumber-sumber berkenaan.
Berbagai istilah tentang ekonomika ini: Ekonomika Properti (Property
Economics), Ekonomika Penilaian Properti (Economics of Property
Valuation), Property-Based Theory of the Economy, Property Theory of
Interest and Money.
Heinsohn dan Steiger, 2000, 2006, dan Steiger, 2006. Lihat juga Insukindro (2021)
6. EKONOMIKA PROPERTI
Teori ini dibangun dan dikembangkan oleh Heinsohn dan Staiger
yang dimulai tahun 2000. Mereka membedakan properti dan
kepemilikan dan pandangan mereka berbeda dengan aliran ekonomika
kelembagaan baru serta memformulasikan ekonomika properti mereka
sebagai Teori Properti Suku Bunga dan Uang atau Property Theory of
Interest and Money (lihat misalnya: Heinsohn dan Steiger, 2000, 2006
dan Steiger, 2006).
Mereka tidak sependapat dengan Neoklasik yang menyatakan
bahwa bunga karena adanya biaya kesenjangan di pasar barang atau
dengan Keynesian yang menyatakan bahwa bunga ditentukan dipasar
uang atau dikenal juga sebagai teori preferensi likuiditas.
Ketika uang – sebagai properti tanpa nama- diciptakan dalam
kontrak kredit, bunga mencerminkan biaya hilangnya hasil tidak secara
material atau disebut premi properti (property premium). Dalam kontrak
kredit penciptaan uang dan peminjaman uang, properti harus menjadi
jaminan. Jika atribut atau status properti ditambah berarti premi properti
dengan sendirinya akan naik.
7. Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa perilaku bunga dan uang tidak
mudah untuk dipahami tanpa memperhatikan atau meliput kelembagaan
properti dan premi properti. Bagaimana properti menghasilkan atau terkait
dengan elemen-elemen yang khas dalam perekonomian berbasis properti
atau penilaian properti, seperti wirausaha dalam produksi dan pasar,
kapital, laba dan akumulasinya, upah tenaga kerja, kemajuan teknologi
serta fluktuasi ekonomi atau siklus bisnis atau kejutan sisi permintaan dan
penawaran (demand and supply side shock) dari perekonomian.
~ Slide-slide berikut ini akan menguraikan elemen-elemen khas dalam
perekonomian berbasis propertI atau penilaian properti yang
menjelaskan mengenai peran Penilai dalam memberi nilai besaran
ekonomi mikro dan makro (agregat) nasional yang perlu diatur dan
dilindungi dengan UU.
Catatan
Adanya kejutan baik dari sisi permintaan dan penawaran dari
perekonomian tentunya menjadi acuan bagi penilai karena mereka harus
merubah kerangka konseptual dalam melakukan penilaian.
8. RUANG LINGKUP EKONOMIKA PROPERTI
Secara umum ekonomika properti atau ekonomika penilaian properti
adalah bagian dari ekonomika yang memusatkan perhatian pada pasar
properti. Ekonomika ini mempunyai aspek atau elemen utama yakni
konsep dan permodelan ekonomika properti, dasar mikroekonomika dan
makroekonomika pasar properti, prinsip dan metode penilaian properti,
peranan kelembagaan dan pemerintah dalam pasar properti atau dapat
diklasifikasi sebagai berikut (lihat juga gambar 1).
1. Ekonomika Properti: Konsep dan Permodelan
2. Mikroekonomika Properti
3. Makroekonomika Properti
4. Prinsip & Metode Penilaian Properti
5. Peranan Kelembagaan dan Pemerintah Dalam Pasar Properti.
Catatan: Pembahasan properti juga dapat secara spesifik “tanah”
Insukindro (2012b) dimodifikasi, Wyatt (2013).
9. Sistem Pasar
Rm Tangga Pemerintah
Pemerintah
Prolehan
Properti
Prolehan
Properti
ALIRAN & SISTEM PASAR PROPERTI
Lembaga
Intermediasi
9
Informasi
Resiko Ketersediaan
Rm Tangga
Prolehan
Properti
Perusahaan
Pengguna/User
Prolehan
Properti
Pemasok/Supplier
Perusahaan
Pasar Properti
Pemerintah/
Kelembagaan
Ketidakpastian
Kejutan Kembar
Pengaturan/
UU
Infrastruktur &
Lingkungan
Ada kejutan/shock:
Sisi Permintaan vs
Penawaran
Insukindro (2012b) dimodifikasi
10. RUANG LINGKUP
KEGIATAN PENILAIAN PROPERTI
1. Penilaian untuk menentukan nilai ekonomi properti (seperti
Penilaian Aktiva Tetap: Fixed Assets Valuation) dan Penilaian
Bisnis (Business Valuation) termasuk goodwill, trademark dan hak
paten.
2. Penilaian untuk mengestimasi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
3. Penilaian untuk menentukan harga pasar dalam pemberian
kompensasi saat pemerintah melakukan nasionalisasi dan
pengambilalihan hak kepemilikan modal.
4. Penilaian besaran ekonomika makro, seperti PDB (~ siklus &
pertumbuhan ekonomi) dan kekayaan negara.
5. Penilaian secara obyektif dan wajar atas aktiva perusahaan.
6. Penilaian atas agunan atau barang jaminan bank.
7. Penilaian atas kerugian obyek asuransi yang dipertanggungkan.
8. Penilaian Proyek (Project Appraisal).
9. Penilaian Kelayakan Teknis (Technical Appraisal).
11. 11. Penilaian dan Konsultasi Pengembangan termasuk Studi Kelayakan
Proyek (Project Feasibility Study).
12. Pengawasan Proyek (Project Monitoring).
13. Konsultasi dan Perencanaan Investasi.
14. Penilaian dan Konsultasi Sistem Informasi Properti.
15. Penilaian dan Konsultasi Properti termasuk kegiatan konsultasi
keuangan properti.
16. Pengelolaan Properti (Property Management).
17. Penilaian untuk mengestimasi besarnya kekayaan Negara maupun
Daerah dan untuk menyusun neraca negara maupun daerah.
18. Penilaian terhadap aktiva dana pensiun.
Subur (2010) dan Insukindro (2012b) dimodifikasi
12. LAPANGAN PEKERJAAN PENILAI PROPERTI
1. Perbankan (Bank Indonesia, Bank-bank Umum, Bank-bank Syariah
dan BPR).
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (seperti: Perum Pegadaian,
Asuransi, Leasing).
3. Kementerian Keuangan (Ditjen Pajak, Ditjen Kekayaan Negara,
Ditjen Piutang dan Lelang Negara).
4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
5. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
6. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
7. Kantor Jasa Penilai Properti.
8. Kantor Jasa Penilai Bisnis.
9. Perusahaan Penilai Properti dan Bisnis.
10. Real Estat dan Pengembang Properti.
11. Pasar Modal dan Lembaga Sekuritas.
12. Badan Pusat Statistik ~ UU No. 16/1997 Tentang Statitik
13. 13. BUMN dan BUMD.
14. Kementerian Dalam Negeri.
15. Lembaga Penyelidik dan Hukum (Kepolisian, Kejaksaan dan
Pengadilan).
16. Badan Pertanahan Nasional.
17. Pemerintah Daerah (Propensi, Kabupaten dan Kota).
18. Perguruan Tinggi dan Lembaga Riset yang tertarik di bidang
penilaian.
Subur (2010) dan Insukindro (2012b) dimodifikasi
15. ALASAN CAMPUR TANGAN PEMERINTAH DALAM
PEREKONOMIAN
1. Aktiva Individu dan Pemerintah
2. Ketidaksempurnaan pasar (misal: monopoli vs monopoli perintis dll)
~ hegenomik
3. Eksternalitas
4. Barang publik
5. Distribusi Pendapatan dan Kesempatan Berusaha
6. Keseimbangan Perekonomian → Kebijakan Makroekonomi ~ Fiskal
7. Pilihan Publik dan Proses Politik
8. Keadilan
Kumutatif, distributif, vindikatif, kreaktif, protektif, legalis dan egaliter.
Hyman (2005: Part 1), Sutrisno (1981: Bab II)
16. MC
AC
R, C
O
Q
A
B
C
D
E
G
F
AR
MR
G1
E1
F1
D1
Q2
Q1
R = Penerimaan (Revenue); MR = Penerimaan Marjinal; AR = Penerimaan Rerata
C = Biaya (Cost); MC = Biaya Marjinal; AC = Biaya Rerata
Monopolis → MR=MC ~ π maksimum ~ TR>TC ~ Titik D(OQ1, OD1), harga (OG1)> MC (OD1)
π = bidang G1GFF1
Persaingan → AR =MC ~ π “normal” ~ Titik E(OQ2, OE1), OE1< OG1 & OQ2 > OQ1 ~ π = 0
Monopolis
17. MC
AC
R, C
O
Q
A
B
C
D
E
G
F
AR
MR
G1
E1
F1
D1
Q2
Q1
Monopolis → MR=MC ~ rugi minimum ~ Titik D(OQ1, OD1), harga (OG1)> MC (OD1) ~ TR<TC
Persaingan → AR =MC ~ π “normal” ~ Titik E(OQ2, OE1), OE1< OG1 & OQ2 > OQ1
Monopolis selalu rugi, saat MR = MC → rugi = bidang F1FGG1 & jika memenuhi permintaan
(MC =AR) → rugi = bidang H1HEE1
H
H1
Monopolis
“Perintis”
18. PENAKSIRAN PDB (PRODUKSI DOMESTIK
BRUTO), FLUKTUASI DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI ~ EMBRIO DATA PROPERTI
NASIONAL
Lihat juga: Insukindro (2020 b, c)
19. Produksi Domestik Bruto (PDB)
Pendekatan dalam perhitungan PDB
1. Pendekatan Pengeluaran
2. Pendekatan Produksi
3 . Pendekatan Pendapatan
Sebelum Agustus 2015, Indonesia menggunakan 2 pendekatan yakni
pendekatan pengeluaran dan produksi dan sejak Agustus 2015 digunakan
ketiga pendekatan tsb di atas (Airlangga, 2013).
Tentu saja, untuk mendapat data ekonomi nasional yang lebih baik dan akurat
diperlukan tenaga atau profesi penilai yang diatur dan dilindungi dengan UU.
PDB ada 2 macam yakni
1. PDB harga berlaku
2. PDB harga tetap atau juga disebut PDB riil.
Catatan
1. Pendekatan pengeluaran → permintaan agregat
2. Pendekatan produksi → penawaran agregat
22. PENAKSIRAN FLUKTUASI EKONOMI, RESESI DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Resesi (recession) adalah (perkiraan) penurunan atau kemerosotan secara
signifikan aktivitas ekonomi yang menyebar ke seluruh sektor perkeonomian
(produksi, kesempatan kerja, pendapatan riil dan indikator lain), dan biasanya
berakhir dalam jangka pendek (beberapa bulan). Besaran ekonomi ini umumnya
terkait dengan siklus ekonomi (economic cycle) atau siklus bisnis (business cycle).
Dengan menggunakan siklus bisnis, secara umum resesi dimulai saat aktivitas
perekonomian mencapai titik puncak (peak) dan berakhir saat perekonomian berada
pada titik palung (trough)nya. dan sebaliknya, adalah ekspansi (expansion). Depresi
(depression) adalah resesi berkelanjutan atau jangka panjang
Untuk menditeksi resesi, Hubbard dkk (2012: Ch. 8 & 2014: Ch. 9 340-)
menggunakan formula kesenjangan output (output gap = og) sebagai berikut
ogt = (Yt – Ypt)/ Ypt
ogt = (Yt – Ypt ) output gap (makro yg baku) (1)
Y adalah output atau PDB riil aktual
Yp adalah output potensial (potential output) atau PDB riil potensial
Menurut Hubbard dkk, jika suatu negara memiliki og < 0, berarti negara tsb
mengalami resesi dan jika og > 0 akan ekspansi. Dalam buku tsb, Hubbard dkk
(2012) membahas kesenjangan output di USA dari tahun 1949 (Q1)-2011(Q1) ~ lihat
gambar di bawah (slide 14).
24. OUTPUT GAP US: 1949(Q1)-2011(Q1)
Hubbard et al, 2012: 283
25. Jika Hubbard dkk mengukur og dengan menggunakan PDB riil potensial, maka
ekonom lain seperti: Gordon (2014: 8) mengukur fluktuasi ekonomi dengan
menggunakan PDB riil alamiah (natural real GDP); dan Mitchell et al (2019)
mendekatinya dengan trend GDP.
Dalam kenyataannya potensial output atau natural real GDP tidak dapat
diobservasi, sehingga sering diproksi dengan menggunakan output perkiraan
atau expected output, E(Y), sehingga dapat diperoleh persamaan fluktuasi
ekonomi (economic fluctuation = fe):
fet = {Yt – E(Yt)}/E(Yt) (2)
output gap= Yt – E(Yt) = residu
Selaras dengan konsep di atas, jika fe < 0, berarti resesi, dan fe > 0, ekspansi.
Yt – E(Yt) →unexpected Y ; NEWS Y, Shock dr Y
Pertumbuhan ekonomi dirumuskan sebagai
get = (Yt – Yt-1 )/ Yt-1= ΔYt / LY ge (yoy atau ptp) (3)
get = Δ4Yt / L4Yt ge (yoy data kuartalan) (3a)
ge bisa nol, positif dan negative. Jika ge < 0 dan berkelanjutan maka negara
tsb mengalami kemunduran ekonomi (slump)
Secara umum jika ge < 0, maka juga bisa fe < 0 , tetapi tidak selalu demikian.
Artinya bisa saja ge > 0, fe < 0, atau sebaliknya.
27. -0.08
-0.06
-0.04
-0.02
0
0.02
0.04
0.06
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
2018
2019 2020
Pertumbuhan Ekonomi (get) QtQ
Fluktuasi ekonomi (fet)~ Ditaksir dengan HP Filter
Fluktuasi (~ HP FILTER) & Pertumbuhan
Ekonomi INDONESIA: 2010(Q1) - 2020(Q2)
Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa ge (QtQ) dan fe kuartalan (fe) bisa positif dan
negatif. Secara umum bila ge <0~ fe<0, tetapi tidak selalu demikian. Jika fe<0, ini
indikasi resesi. Untuk tahun 2019-2020, ge<0, terjadi 2019(Q4), 2020(Q1 & Q2),
sedangkan fe<0, terjadi 2020(Q1 & Q2), jadi sejak 2020(Q1), Indonesoa sudah resesi
28. Pertumbuhan Ekonomi (yoy vs qtq) &
Fluktuasi Ekonomi (~HP FILTER)
Pergerakan fe kuartalan lebih seirama dengan ge (QtQ) tetapi tidak selaras dengan
gerak ge (YoY). Terlihat bahwa sebelum 2020 (Q2), ge(YoY) selalu positif, walaupun fe
pernah negatif dan positif. ~ Prosiklik vs Tidak siklik
29. PERTUMBUHAN & FLUKTUASI EKONOMI
ge(yoy kuartalan), ge(qtq, kuartalan) & fe (kuartal)
Indonesia: 2019(Q4)-2020(Q4)
ge (yoy
kuartal)
ge (qtq,
kuartal)
fe
(Persamaan 2)
2019(Q4) 4,97% -1,74% 1,70
2020 (Q1) 2,97% -2,41% -1,62%
Q2 -5,32% -4,19% -6,55%
Q3 -3,49% 5,05% -3,25%
Q4 >2,47% >4,33% 0% (-4,57%)
Hasil perkiraan saya, resesi di Indonesia tahun 2020 sudah terjadi sejak kuartal 1,
dengan fe=-1,62% dan berlanjut ke kuartal 2, fe=-6,55% dan kuartal 3, fe=-3,25%.
Jika diharapkan bahwa 2020 kuartal 4 tidak ada resesi atau fe=0, maka
pertumbuhan ekonomi diharapkan >4,33% (qtq) atau >2,47% (yoy).
31. INTEGRASI MODEL: EKONOMIKA &PENGGUNAAN
TANAH Pendukung Perencanaan Kota
Output
Konsumsi
Ekspor
dll
∆ Permintaan
Akhir
Penurunan
output
Perencanaan Spasial,
Kelayakan, dll
Permintaan
Akhir
Alokasi
Penggunaan
Tanah
Konservasi Permintaan
Penggunaan Tanah
Tanah yg tdk dapat
dialokasikan
Sisi Permintaan Sisi Penawaran
Van Delden dkk, 2011
t-1
32. Delden dkk (2011) menggabungkan 3 model: makroekonomika,
demografi dan perubahan penggunaan tanah dalam mendukung
perencanaan kota dan regional.
Model makroekonomika (baik dari sisi permintaan maupun
penawaran, dengan menggunakan pendekatan Input-output)
merupakan pendorong perubahan penggunaan tanah dalam
penyediaan lahan untuk berbagai kegiatan ekonomi seperti industri,
aktivitas komersial dan pertanian. Model demografi dimaksudkan
untuk permodelan spasial misalnya berdasarkan data angka
kelahiran, mortalitas dan migrasi guna menggambarkan populasi
dalam suatu kawasan. Model perubahan penggunaan tanah mencoba
mengalokasikan permintaan tsb pada dataran lokal dengan
memperhatikan kelayakan dan ketersediaan lokasi.
Tentu saja tidak semua permintaan dapat terpenuhi alokasinya dan ini
dapat menjadi umpan balik dalam permodelan ekonomi
33. Sisi penawaran dari perekonomian akan dipengaruhi oleh
informasi berkenaan dengan alokasi lahan dan berpengaruh pula
terhadap pertumbuhan ekonomi (mungkin tidak sesuai dengan yang
diharapkan). Penggunaan pendekatan I-O (yang mampu meliput
interdependensi antara industri/sektor ekonomi) diharapkan dapat
menjelaskan bahwa ketersediaan tanah akan menjadi faktor kunci bagi
pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor eklonomi.
Dalam model ini digunakan variabel kelambanan (t-1) yang juga
penting dalam permodelan ekonomi karena variabel ini dapat menjadi
proksi untuk menggambarkan aspek: psikologis, teknis dan
kelembagaan atau informasi yang tidak sempurna (Gujarati & Porter,
2009: 622-623).
Insukindro (2021) memodifikasi model yang dikembangkan oleh
Delden dkk (2011) dengan memasukkan aspek ekonomika properti dan
kejutan-kejutan baik dari sisi penawaran dan permintaan agregat.
34. INTEGRASI MODEL: PENGGUNAAN TANAH PENDUKUNG
PERENCANAAN KOTA, Ek. Properti &
KEJUTAN KEMBAR
Output
Yd:
C+I+G+NX
Δ Permintaan
Akhir
Pengurangan
output
Perencanaan Spasial,
Kelayakan, dll
Permintaan
Akhir
Alokasi Penggunaan
Tanah/Properti
Konservasi Permintaan
Penggunaan Tanah
Tanah yg tdk dapat
dialokasikan
Sisi Permintaan Sisi Penawaran
t-i , t+i
Kelem-
bagaan/
Pemerintah,
Ek. Penilaian
Properti
Kejutan
Kembar
(Ys &Yd )
Ys =
A Y(K, L,O)
Insukindro (2021)
35. SIMPULAN
1. Ekonomika Properti adalah dasar atau pohon ilmu penilaian
properti.
2. Kebutuhan akan tersedianya data base propertI nasional seperti
data yang diterbitkan oleh BPS, dan data ini dapat menjadi embrio
data kekayaan negara
3. Perlunya UU Profesi Penilai yang mencakup seluruh aspek
penilaian individu dan masal.
36. REFERENSI
Airlangga, B. (2013), Implementasi SNA 2008 Dalam Perubahan Tahun Dasar PDB
2010=100, Makalah, disampaikan dalam rapat FMS, 11 Juni.
Delden V, G. McDonald, Y. Shi, J. Hurkens, J. Van Vliet and M. Van den Belts (2011),
Integrating Socio-Economic and Land-Use Models to support Urban and Regional
Planning, AGILE, April 18-22.
Goodfriend, M. and R.G. King (1997), The New Neoclassical Synthesis and the Role of
Monetary Policy, NBER Macroeconomics Annual: 971-987.
Gordon, R.J. (2014), Macroeconomics, Pearson Education Limited.
Gujarati, D.N. and D.C. Porter (2009), Basic Econometrics, McGraw-Hill
Heinsohn, G. and O. Steiger (2000), The Property theory of interest and money, in J.
Smithin (ed), What is Money?, Routledge: 67-100
Heinsohn, G. and O. Steiger (2006), Interest and money: the property explanation, in P.
Arestis and M. Sawyer (eds), A Handbook of Alternative Monetary Economics, Edward
Elgar.
Hubbard, R.G., A.P. O’Brien (2012, 2014), Macroeconomics, Pearson Education Limited.
Insukindro (2012a), Mengenal Ekonomika Penilaian Properti, Orasi Ilmiah, Dies Natalis ke-
57, FEB UGM, 19 Sep.
Insukindro (2012b), Pendidikan Profesi Penilai Masa Depan di Indonesia, Makalah,
disampaikan dalam acara Sosialisasi Penilai Publik diselenggarakan oleh PPAJP
Kemenkeu, Yogyakarta 9 Nov.
37. Insukindro (2020a), Analisis Ekonomika Makro Baru: Kebijakan Moneter vs Fiskal, Materi
Kuliah, Dep. IE, FEB UGM, SinarKu, Sesi 4, 14 Desember
Insukindro (2020b), Memahami Konsep Indikator Ekonomi Resesi: Pernahkah Indonesia
mengalami Resesi, 2010(Q1)-2020(Q2), Bahan Ceramah, BI Institute Lecture Series,
7 September
Insukindro (2020c), Fluktuasi Ekonomi (Resesi) dan Indikator Ekonomi, Materi Kuliah
Umum, Dep. IE, FEB UGM, SinarKu, Sesi 1, 7 Des.
Insukindro (2021), Permodelan Ekonomika (Penilaian) Properti Dalam Perekonomian,
Materi Kuliah Umum, Dies Natalis FEB UGM ke 66, 20 September.
Landmann, O. (2014), Short-Run Macro After the Crisis: The End of the “New” Neoclassical
Synthesis, Discussion Paper Series, Nr. 27, Dept. of International Economic Policy,
University of Freiburg.
Mitchell, W., L.R. Wray, and M. Watts (2019), Macroeconomics, Red Globe Edition.
Popa, F, (2015), Regional Competitiveness, Conceptual Elements, Study and Scientific
Research, Economic Edition, No. 22
Steiger, O. (2006), Property Economics versus New Institutional Economics: Alternative
Foundations of How to Trigger Economic Development, Journal of Economic Issues,
Vol. XL, No. 1: 183-208.
Subur, L. (2010), Profesi Penilai Publik di Indonesia, PPAJP Kemenkeu.
Wyatt, P. (2013), Property Valuation, 2nd Edition, John Wiley & Sons, Ltd.