2. Pentingnya Operasionalisasi Variabel
Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau alat ukur, maka variabel
harus diberi batasan atau definisi yang operasional atau “Definisi Operasianal Variabel”.
Definisi Operasional ini penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan
data (variabel) itu konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan responden
yang lain. Disamping variabel harus di definisi operasionalkan yang juga perlu dijelaskan
cara atau metode pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala pengukuran yang
digunakan. Untuk memudahkan, biasanya definisi operasional itu disajikan dalam bentuk
“matriks” yang terdiri dari kolom-kolom
3. “Analisis Pengaruh Efektivitas Pengelolaan terhadap Optimalisasi Penggunaan
Barang Milik Negara pada Wilayah Kerja Kanwil DJKN Sumatera Utara”.
Contoh Diambil Dari Tesis Asli Mahasiswa MMPP USU
Pengelolaan Barang Milik Negara adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan,
penggunaan, pemeliharaan, pemindahtanganan sampai dengan pemusnahan dan penghapusan, dimana seluruh
kegiatan tersebut ditatausahakan dengan baik disertai dengan kegiatan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian. Penelitian ini menguji pengaruh efektivitas pengelolaan terhadap optimalisasi penggunaan Barang
Milik Negara.
Judul Penelitian:
Oleh : Deisy M. Saragih
5. Operasional Variabel
No. Variabel Defenisi Operasional Dimensi Indikator
1. Pemanfaatan
(sewa)
Pendayagunaan BMN
yang tidak digunakan
untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga
dengan tidak mengubah
status kepemilikan.
a. Permohonan
persetujuan sewa
a.
b.
Usulan Peruntukan
Kelengkapan Informasi
b. Perjanjian sewa a.
b.
c.
d.
e.
Penandatangan
Penyampaian Perjanjian Sewa
Bukti Setor
Kelengkapan Dokumen
Pemeliharaan Dokumen
c. Cek Fisik a.
b.
c.
Kebenaran Penggunaan
Surat Teguran
Sanksi Adminstratif
d. Upaya Optimalisasi a.
b.
Sewa 2 Tahun Terakhir
Lelang Hak Menikmati.
2 Penatausahan Rangkaian kegiatan
yang meliputi
pembukuan,
inventarisasi, dan
pelaporan Barang Milik
Negara
a. Inventarisasi a.
b.
c.
d.
e.
Kesesuaian Kuantitas
Kesesuaian Kondisi Awal
Update Kondisi Aset Tetap
Update Kondisi Aset Lancar
Pegamanan Aset
b. Pembukuan a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Ketepatan Data pada KIB
Pencetakan DIR
Input Nilai Reval
Dokumen Sumber
Update KIB
Dokumen Tanah
Dokumen Bangunan
Dokumen Ranmor
Asuransi Bangunan
c. Pelaporan a.
b.
c.
Ketepatan Waktu Rekonsiliasi
Jenjang Kewenangan
Dana Pemeliharaan
6. Pengaruh Prinsip Dasar Etik Terhadap Kualitas
Penilaian
(Studi pada Penilai di wilayah Provinsi Sumatera Utara dan
Aceh)
Atas pertimbangan bahwa pentingnya dilakukan penelitian tentang hubungan antara Prinsip Dasar Etik
bagi penilai terhadap Kualitas Penilaian yang dihasilkannya, maka peneliti mengangkat judul ini
Contoh Diambil Dari Tesis Asli Mahasiswa MMPP USU
Latar Belakang : MAPPI ingin penilai mentaati KEPI-SPI agar menghasilkan penilaian yang berkualitas,
Tetapi masih adanya pelanggaran PDE
Dengan Judul:
7. Variabel Penelitian
Pengaruh
Prinsip
Dasar Etik
Terhadap
Kualitas
Penilaian
Apakah Prinsip Dasar Etik berpengaruh
terhadap Kualitas Penilaian.
Prinsip Dasar Etik
Apakah Perilaku Profesional berpengaruh
terhadap Kualitas Penilaian
Perilaku Profesional
Apakah Kerahasiaan berpengaruh
terhadap Kualitas Penilaian.
Kerahasiaan
Apakah Kompetensi berpengaruh
terhadap Kualitas Penilaian
Kompetensi
Apakah Objektivitas berpengaruh
terhadap Kualitas Penilaian.
Objektivitas
Apakah Integritas berpengaruh
terhadap Kualitas Penilaian.
Integritas
8. Kerangka Konseptual
Keterangan :
Secara Parsial
Secara Simultan
Objektivitas X2
Kompetensi X3
Kerahasiaan X4
Perilaku Profesional X5
Integritas X1
Kualitas
Penilaian
Y
PRINSIP
DASAR
ETIK
12. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GROSS INCOME
MULTIPLIER PROPERTI GUDANG DI KOTA MEDAN DAN KABUPATEN
DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA
Contoh Diambil Dari Tesis Asli Mahasiswa MMPP USU
Latar Belakang : Pergeseran pola perdagangan dari cara tradisional menjadi era digital terasa
dampaknya hampir di segala aspek. Perdagangan digital atau yang lebih dikenal dengan istilah e-
commerce, secara tidak langsung ikut mempengaruhi perkembangan industri properti. Salah satunya
adalah dengan peningkatan permintaan untuk penyediaan pergudangan (warehousing) modern. Gross
Income Multiplier (GIM) adalah rasio nilai properti terhadap pendapatan kotor potensial tahunan. GIM ini
dapat menjadi tool yang sederhana dan mudah dalam menentukan suatu Nilai Properti. P
Dengan Judul:
13.
14. No Variabel Definisi Operasional Skala Ukur
1
Gross IncomeMultiplier
gudang (Y)
Perbandingan harga jual terhadap hargasewa tahunan
gudang
Rasio
2
Jarak ke Pelabuhan
Belawan (Xₗ)
Panjang jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat
dari gudang ke
Pelabuhan Belawan, satuan km (kilometer)
Rasio
3
Luas bangunan
gudang(X₂)
Ukuran lantai gudang yang diukur berdasarkan panjang
dikali lebar, satuanm² (meter persegi) Rasio
4 Frontage (X₃) Lebar tanah yang menghadap ke jalan,satuan m (meter) Rasio
5 Umur bangunan
gudang (X₄)
Usia bangunan gudang sejak dibangun
(tahun)
Rasio
6 Lebar jalan (X₅) Lebar badan jalan yang berada di depantitik objek
penelitian, satuan m (meter) Rasio
7 Posisi/letak (Dₗ) Posisi/letak ini meliputi posisi sudut atauposisi tengah
(dummy)
Nominal 1 = sudut
0 = tengah
8
Desain bangunangudang
(D₂)
Desain bangunan gudang ini meliputi gudang 3 in 1 atau
gudang biasa (dummy)
Nominal
1 = gudang 3 in 10 =
gudang biasa
Operasional Variabel