Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai beberapa penyakit pada anak, yaitu:
1. Demam berdarah dengue yang disebabkan virus dengue dan memiliki gejala demam tinggi disertai perdarahan.
2. Demam tifoid yang disebabkan bakteri Salmonella typhi dengan gejala demam lebih dari seminggu dan gangguan sistem pencernaan.
3. Roseola infantum yang disebabkan virus HHV-6,7 dengan gejala demam tinggi diikuti munculnya
3. Definisi
Infeksi disebabkan virus Dengue ditandai
dengan demam tinggi mendadak disertai
manifestasi perdarahan dan bertendensi
menimbulkan renjatan dan kematian.
4. Etiologi dan Patofisiologi
Virus Dengue tipe I, II, III, IV
Aktivasi komplemen, agregasi trombosit,
kerusakan sel endotel-->kebocoran
kapiler, ekstravasasi plasma,
hemokonsentrasi, renjatan, efusi cairan,
ensefalopati, hipoksia jaringan.
Vaskulopati + trombopati + koagulopati +
trombositopenia--> perdarahan,
ensefalopati.
5. Demam Dengue
Demam tinggi mendadak
Ditambah gejala penyerta 2 atau lebih:
- Nyeri kepala
- Nyeri retro orbita
- Nyeri otot dan tulang
- Ruam kulit
- Meski jarang dapat disertai manifestasi perdarahan
- Leukopenia
- Uji HI >1280 atau IgM/IgG positif
Tidak ditemukan tanda kebocoran plasma
(hemokonsentrasi, efusi pleura, asites,
hipoproteinemia).
6. Tata laksana
Sebagian besar anak dapat dirawat di rumah
dengan memberikan nasihat perawatan pada
orang tua anak.
Berikan anak banyak minum dengan air hangat
atau larutan oralit untuk mengganti cairan yang
hilang akibat demam dan muntah.
Berikan parasetamol untuk demam. Jangan
berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-
obatan ini dapat merangsang perdarahan.
Anak harus dibawa ke rumah sakit apabila
demam tinggi, kejang, tidak bisa minum,
muntah terus-menerus.
7. Demam Berdarah Dengue
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas,
berlangsung terus
menerus selama 2-7 hari
Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:
◦ uji bendung positif
◦ petekie, ekimosis, purpura
◦ perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
◦ hematemesis dan atau melena
Pembesaran hati
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba,
penyempitan
tekanan nadi ( 20 mmHg), hipotensi sampai tidak terukur,
kaki dan
tangan dingin, kulit lembab, capillary refill time
memanjang (>2 detik) dan
pasien tampak gelisah.
8. Laboratorium
Trombositopenia (100 000/μl atau kurang)
Adanya kebocoran plasma karena peningkatan
permeabilitas kapiler, dengan
manifestasi sebagai berikut:
• Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai standar
• Penurunan hematokrit ≥ 20%, setelah mendapat terapi
cairan
• Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.
Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari
kriteria laboratorium (atau hanya peningkatan
hematokrit) cukup untuk menegakkan
Diagnosis Kerja DBD.
9. Derajat Penyakit
Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan
satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji
bendung.
Derajat II Seperti derajat I, disertai perdarahan
spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat III Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lambat,tekanan nadi menurun
(20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis
di sekitar mulut, kulit dingin dan lembap dan
anak tampak gelisah.
Derajat IV Syok berat (profound shock), nadi
tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak
terukur.
15. Patogenesis
Bakteri -->epitel usus --> lamina propria:
fagositosis/respons inflamasi/endotoksin
(lokal, sistemik, komplemen)--> plaque
payeri: multiplikasi--> duktus torasikus
--> sirkulasi: bakterimia pertama-->
organ target RES (hati, limfa, sumsum
tulang)-->bakterimia kedua-->organ lain:
manifestasi radang organ/
endotoksinemia-->kandung empedu-->
sebagian dikeluarkan melalui feses
16. Bentuk Klinis
Demam tifoid klinis
Demam tifoid
Demam tifoid berat
Ensefalopati tifoid
17. Demam Tifoid Klinis
Panas lebih dari 7 hari, di dukung gejala
klinik lain:
-Gangguan GIT : typhoid tongue,
rhagaden, anoreksia, konstipasi/ diare
-Hepatomegali
-Tidak ditemukan penyebab lain dari
panas.
18. Demam tifoid
Demam Tifoid Klinis + Salmonella typhi
(+) pada biakan darah, urine atau feces
dan/ atau pemeriksaan serologis
didapatkan titer O Ag > 1/160 atau
meningkat lebih 4 kali dalam interval 1
minggu
Saat ini telah dikembangkan pemeriksaan
serologis IgM dan IgG yang lebih sensitif
(tubex TF dan Typhidot)
19. Demam Tifoid Berat
Demam Tifoid + keadaan: lebih dari
minggu kedua sakit, toksik, dehidrasi,
delirium jelas, hepatomegali (&
splenomegali), leukopeni < 2000/ul,
aneosinofilia, SGOT/SGPT meningkat
20. Ensefalopati tifoid
Demam tifoid atau demam tifoid klinis
disertai satu atau lebih gejala:
-kejang
-kesadaran menurun : soporous sampai
koma
-kesadaran berubah/ kontak psikik tidak
ada
21. Diagnosis
Keadaan umum: tanda toksik: tampak
sakit berat
Demam
Gejala gastrointestinal: diare, konstipasi,
mual, muntah
Kelainan kulit: Rose spot
Kelainan saluran napas: batuk, tanda-
tanda infeksi saluran napas bawah
Kesadaran: penurunan kesadaran
Kelainan neurologis: kejang
Kardiovaskular: nadi, tekanan darah
22. Px Penunjang
Pemeriksaan penunjang saat MRS:
pemeriksaan darah rutin, kultur empedu darah,
urin dan atau feses, dan pemeriksaan serologis
(widal). Apabila pada pemeriksaan kultur
empedu (-), pemeriksaan diulang seminggu
kemudian. Apabila pada pemeriksaan serologis
titer O Ag ≤ 1/160, maka pemeriksaan
dilakukan secara berkala setiap minggu.
Tubex TF (IgM) atau Typhidot (IgG dan IgM)
SGOT, SGPT dengan indikasi tanda-tanda
demam tifoid berat
23. Terapi
Obat pilihan pertama: Kloramfenikol 50-
100 mg/kg BB/hari oral atau IV dalam 4
dosis (dosis maksimal 2 g/hari) sampai
tujuh hari bebas panas, minimal sepuluh
hari. Tiamfenikol?
Demam tifoid berat: Ceftriakson 80
mg/kgBB/hari IV dosis tunggal diberikan
selama 5-7 hari,
24. Terapi
Apabila Hb <8 g% dan atau leukosit
<2000/mm3, kloramfenikol diganti dengan:
◦ Ampisilin 200 mg/kgBB/hari IV dalam 4 dosis, atau
◦ Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari IV dalam 3 dosis,
atau
◦ Trimetoprim–sulfametoksasol 10mg/kbBB/hari
(TMP) atau 50 mg/kg BB/hari (SMX) oral dalam 2
dosis bila alergi penisilin, atau
◦ Cefixim 10 mg/kgBB/hari peroral dalam 2 dosis
selama 10 hari (tidak digunakan pada demam tifoid
berat)
26. Roseola Infantum
Exanthem subitum
3 bulan- 3 tahun. (puncak pada 6 bulan-1
tahun)
(Human Herpes Virus) HHV-6,7: DNA virus,
Herpesviridae
Masa inkubasi bervariasi(9-10 days)
27. Clinical Manifestation
Demam tinggi 39-41 c selama 3-4 hari
◦ Gejala tidak spesifik
◦ Kejang demam
Rash makulopapular muncul setelah demam
turun
CBC: WBC normal, dominasi limfosit
28.
29.
30. Treatment and Care
Symptomatic dan supportive
Isolasi: standard precaution
Prevention: No vaccination