Dokumen tersebut membahas tentang infanticide atau pembunuhan anak sendiri secara hukum di Indonesia, termasuk definisi, dasar hukum, faktor-faktor penting, dan peran patolog forensik dalam menentukan sebab kematian bayi mencurigakan."
1. INFANTICIDE
DR. MIA YULIA FITRIANTI SP. FM. MH.
D E PA RT E M E N I L M U K E D O K T E R A N K E H A K I M A N R U M A H S A K I T
U L I N B A N J A R M A S I N
2 0 2 1
2. DEFINISI
Infanticide atau pembunuhan anak sendiri menurut undang-
undang di Indonesia adalah pembunuhan yang dilakukan
oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau
tidak berapa lama setelah anaknya dilahirkan, karena takut
ketahuan bahwa ia melahirkan anak.
Menurut Knight’s Infanticide adalah pembunuhan yang
dilakukan oleh ibu kandung, waktu setelah melahirkan
sampai 12 bulan . Pada negara Selandia baru waktu lebih
lama sampau anak usia 10 tahun.
Neonaticide pembunuhan anak yang baru lahir dalam 24
jam pertama kehidupan.
3. LANDASAN HUKUM
KUHP, bab kejahatan terhadap nyawa orang.
• Pasal 341 : Seorang Ibu
yang karena takut akan
ketahuan melahirkan
anak pada saat anak
dilahirkan atau tidak
lama kemudian, dengan
sengaja merampas
nyawa anaknya,
diancam karena
membunuh anak
sendiri, dengan pidana
penjara paling lama 7
tahun
• Pasal 342 : Seorang ibu
yang untuk
melaksanakan niat yang
ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa ia
akan melahirkan anak,
pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian
merampas nyawa
anaknya, diancam
karena melakukan
pembunuhan anak
sendiri dengan rencana,
dengan pidana penjara
paling lama 9 tahun
• Pasal 343 :
Kejahatan yang
diterangkan
dalam pasal 341
dan 342
dipandang bagi
orang lain yang
turut serta
melakukan
sebagai
pembunuhan
atau
pembunuhan
dengan rencana.
4. • Pasal 181 menyembunyikan kematian dan kelahiran
diancam hukuman selama 9 bulan.
• Pasal 305 Menempatkan anaknya usia < 7 tahun
untuk ditemukan atau meninggalkan anak tsb untuk
melepaskan diri pidana penjara paling lama 5 tahun 6
bulan
• Pasal 306 Jika salah satu perbuatan berdasarkan
pasal 305 dan 306 menimbulkan luka berat pidana
penjara paling lama 7 tahun 6 bulan
Jika mengakibatkan kematian pidana penjara paling
lama 9 tahun
5. Dari Undang-undang Tersebut Dapat
Dilihat Adanya 3 Faktor Penting, Yaitu:
1. Ibu
Hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan
pembunuhan anak sendiri.
Sedangkan bagi orang lain yang melakukan atau turut membunuh anak
tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan berencana,
dengan hukuman yang lebih berat, yaitu penjara 15 tahun (pasal 338,
tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati (pasal 339
dan 340, dengan rencana) (3)
6. 2. Waktu
“pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian”.
3. Psikis
Ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan
diketahui oleh orang telah melahirkan anak tersebut, biasanya anak
yang dibunuh tersebut didapat dari hubungan yang tidak sah.
7. Apabila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya
misalnya di tempat sampah, got, sungai, dan sebagainya, maka bayi
tersebut mungkin
1. korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342),
2. korban pembunuhan (pasal 338, 339,340, 343),
3. lahir mati kemudian dibuang (pasal 181), atau
4. bayi yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308)
8. FUNGTIONS OF THE PATHOLOGIST IN
INFANTISIDE
• Membantu mengidentifikasi ibu, jika ibu tidak dikenal
• Untuk menentukan apakah bayi lahir hidup atau mati
dan apakah kematian tersebut setelah proses persalinan
Pengembangan paru – paru, makanan dalam lambung,
rx fital pada tali pusat (mikroskopik peradangan pada tali
pusat)
• Menentukan apakah kematiannya karena sebab alami
atau tindakan kelalaian yang disengaja
9. TUJUAN PEMERIKSAAN
Untuk memenuhi kriteria pembunuhan anak sendiri, dengan sendirinya bayi
tersebut harus lahir hidup setelah tubuhnya keluar dari tubuh ibu.
Tujuan dari pemeriksaan mayat bayi adalah:
1. Menentukan bayi lahir hidup atau mati;
2. Menentukan umur bayi, baik umur di dalam kandungan
ataupun setelah lahir (intrauterin dan ekstrauterin)/ viable/tidak
3. Menemukan tanda-tanda bayi sudah atau belum dirawat;
4. Menyimpulkan sebab kematian.
10. 1. MENENTUKAN BAYI LAHIR MATI
ATAU LAHIR HIDUP
Lahir Mati Lahir Hidup
janin yang tidak bernapas, tidak ada denyut
jantung, denyut nadi, tali pusat atau gerakan otot
rangka
Ada nafas, denyut jantung, nadi, gerak otot
bayi lahir dalam keadaan mati dapat berada
dalam kondisi yang dikenal dengan stillborn (mati
ketika proses melahirkan) atau deadborn (mati di
dalam uterus)
Adanya udara dalam saluran cerna dapat
dilihat dengan foto rontgen. Udara dalam
duodenum yg lebih distal menunjukkan lahir
hidup
Deadborn
- Maserasi (aseptic decomposition): proses
pembusukan intrauterine
- Mumifikasi (mummification)
Diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5
11. Lahir Mati Lahir Hidup
Dada belum mengembang Dada sudah mengembang
Pemeriksaan makroskopis paru
Paru-paru berwarna kelabu ungu merata
seperti hati, konsistensi padat, tidak teraba
derik udara dan pleura yang longgar
Pemeriksaan makroskopis paru
Paru berwarna merah muda, tidak merata
dengan pleura yang tegang dan menunjukkan
gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi
udara
Uji apung paru
mengapung berarti paru tersebut berisi
udara residu yang tidak akan keluar
Uji apung paru memberi hasil positif
Pemeriksaan mikroskopis paru
Tanda khas untuk paru bayi belum bernapas
adalah adanya tonjolan (projection)
Pemeriksaan mikroskopis paru
menunjukkan alveoli paru yang mengembang
sempurna
12. 2. MENENTUKAN UMUR BAYI
a. Menentukan bayi viable atau tidak, bayi viable adalah bayi
yang dapat hidup di luar kandungan ibu tanpa perawatan
khusus.
b. Bayi yang dapat hidup di luar kandungan adalah bayi
berumur minimal 7 bulan dlm kandungan dan tidak
ditemukan cacat kongenital yang berat.
c. Penentuan umur bayi intrauterine dengan menggunakan
rumus De Haas
• Usia < 20 minggu
panjang fetus (cm) = kuadrat usia fetus( bulan)
• Usia > minggu 20
panjang fetus (cm) = 5 x usia fetus (bulan)
13. Umur Panjang badan (kepala-tumit)
(cm)
1 bulan 1x1=1
2 bulan 2x2=4
3 bulan 3x3=9
4 bulan 4x4=16
5 bulan 5x5=25
6 bulan 6x5=30
7 bulan 7x5=35
8 bulan 8x5=40
9 bulan 9x5= 45
14. b. Pusat Penulangan (Ossification Centers)
Pusat penulangan pada: Umur (bulan)
Klavikula 1.5
Tulang panjang 2
Ishium 3
Pubis 4
Kalkaneus 5-6
Manubrium sterni 6
Talus Akhir 7
Sternum bawah Akhir 8
Distal femur Akhir 9 / setelah lahir
Proksimal tibia Akhir 9 / setelah lahir
Kuboid Akhir 9 / setelah lahir
Bayi wanita lebih cepat
15. TANDA BAYI ATERM:
• Lemak di bawah kulit cukup tebal
• Rmabut lanugo sedikit / tidak ada
• Kuku melampaui ujung jari
• Testis sudah turun atau labia mayora sudah menutupi
labia minora.
16. UMUR BAYI EKSTRAUTERIN
c. Udara dalam saluran cerna
d. Mekonium dalam kolon
Mekonium akan keluar semua kira-kira dalam waktu 24 jam setelah lahir.
e. Perubahan tali pusat
Proses pengeringan tali pusat. Tali pusat akan mengering menjadi seperti benang dalam waktu
6-8 hari.
f. Eritrosit berinti akan hilang dalam 24 jam pertama setelah lahir
g. Ginjal, pada hari ke 2-4 akan terdapat deposit asam urat yang berwarna jingga berbentuk
kipas
h. Perubahan sirkulasi darah
Contohnya obliterasi arteri dan vena umbilikalis dalam waktu 3-4 hari
1. lambung atau duodenum hidup beberapa saat
2. usus halus telah hidup 1-2 jam
3. usus besar telah hidup 5-6 jam
4. rektum telah hidup 12 jam
17. 3. MENEMUKAN TANDA-TANDA BAYI
SUDAH ATAU BELUM DIRAWAT
Dirawat Belum dirawat
Tali pusat dapat ditemukan dalam keadaan
telah diikat, diputus dengan gunting atau
pisau sekitar 5 cm dari pusat bayi
Ari-ari (plasenta), masih melekat dengan
tali pusat dan masih berhubungan dengan
pusar (umbilicus)
Verniks kaseosa (lemak bayi) tidak ada
karena telah dibersihkan
Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada
daerah dahi serta di daerah yang
mengandung lipatan-lipatan kulit
Pakaian pada bayi menandakan bayi
sudah pernah dirawat sebelumnya
Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat
tampak tidak beraturan, diketahui dengan
meletakkan ujung tali pusat ke dalam
permukaan air
Tubuh masih berlumuran darah
18. 4. MENYIMPULKAN SEBAB KEMATIAN
Penyebab tersering dari pembunuhan terhadap anak sendiri adalah mati lemas
(asfiksia)
Penyebab
Alami
• Pemature
• Penyakit
kongenital
fatal
• Malformasi
• Perdarahan
• Inkompatibilt
as ABO/Rh
Penyebab yang Tidak
Disengaja
• Proses persalinan
yang panjang
• Prolaps tali pusat
• Strangulasi simpul di
sekitar leher dengan
tali pusat
• Pelvis yang tidak
memadai atau bayi
terlalu besar, Trauma
lahir
• Kematian ibu
• Suffocation (jalan
nafas tidak bebas
• Precipitate’s labour
(lahir tanpa
Penyebab
Homicidal atau
Pidana
• Tindakan
Commission:
kekerasan mekanis
atau diracuni
suffocation,
strangulasi,
tenggelam,
kekerasan mekanis,
keracunan
• Tindakan Omission:
menelantarkan anak
Kelalaian
mendapat perawatan
medis, tidak
mengikat tali pusat
dipotong
19. THE AUTOPSY ON A SUSPICIOUS
DEATH OF A NEWBORN INFANT
• Yang penting harus diperhatikan
dalam prosedur otopsi setiap bayi.
Periksa bungkus atau yang terkait
dengan bayi pada saat ditemukan
mengarahkan ke terduga ibu
• Sebaiknya patolog ke TKP menilai
dan evaluasi hasil temuan
• Banyak kasus ada cedera kepala
pada bayi atau bayi dtemukan di
perairan (tenggelam) pembusukan
lanjut penentuan lahir hidup/mati
20.
21. • Bila menemukan dekomposisi harus
kita bedakan dengan intrauterine
maserasi (lahir mati). Pada bayi
lahir mati intrauterine 2-3 hari dalam
kandungan keadannya autolysis
dan perlunakan tetapi yang
membedakan warna kecoklatan
sedangkan proses pembusukan
warna kehijauan. Permukaan kulit
akan berlendir, melepuh,
deskuamasi dan licin seperti jeli,
sendi longgar tengkorang kepala
terlepas dari kulit
22. PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
1. Bayi cukup bulan, prematur, atau nonviable
2. Pada kulit : pernah dibersihkan, keadaan verniks kasoesa, warna kulit, dan kekeriputan
3. Pada kepala : tanda pembekapan di sekitar mulut dan hidung, memar pada mukosa
bibir dan pipi, tanda pencekikan atau jerat pada leher, dan memar atau lecet pada
tengkuk. PD: pendarahan subdural atau subaraknoid
4. Pada mulut benda asing yang menyumbat dan robekan pada palatum mole
5. Leher : benda asing dalam jalan napas
23. PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
4.Pada tali pusat: tali pusat sudah terputus, tali pusat terpotong rata, sudah terikat,
sudah diberi antiseptik, atau tidak, serta tanda-tanda kekerasan, hematom, atau
Wharton’s Jelly pada tali pusat.
Perhatikan tali pusta yang melingkar di leher bayi apakah sebagai penyebab
tercekiknya bayi pada saat proses persalinan atau bukan, perlu dicatat dan di evaluasi
hasil temuan tersebut.
Pada bayi yang telah mengalami pembusukan, penilaian tanda vital tali pusat
menunjukan lahir hidup anatar 24-48 jam (terlihat cincin kemerahan pada tempat tali
pusta dipotong atau pada kulit dekat perut)
Bila ditemukan tali pusat telah mengering anatara 5-9 hari
5. Pada rongga dada: pengeluaran organ dilakukan dengan teknik tanpa sentuhan.
Paru-paru diperiksa secara makroskopik, selanjutnya salah satu paru-paru.difiksasi
dalam larutan formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologik. Paru-paru yang lainnya
dilakukan uji apung. Tanda-tanda asfiksia berupa Tardieu’s spots pada permukaan paru-
paru, jantung, timus, dan epiglotis.
24. PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
6. Pada tulang belakang: kelainan kongenital dan tanda kekerasan
7. Pusat penulangan pada tulang femur, tibia, kalkaneus, talus, ataupun kuboid.
8. Tanda asfiksia atau tanda mati lemas: sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari,
bintik-bintik perdarahan pada selaput biji mata dan jaringan longgar lainnya, lebam
mayat yang gelap dan luas, busa halus putih atau putih kemerahan yang keluar dari
lubang hidung dan/atau mulut.
25. PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
9. Tanda kekerasan: pembengkakan di sekitar mulut dan hidung, memar pada mukosa
bibir dan pipi, tanda pencekikan atau jerat pada leher, memar atau lecet pada tengkuk, dll.
Pada bayi karena jaringan lebih elastis maka tanda-tanda kekerasan jarang ditemui.
10. Adakah tanda terendam: tubuh yang basah dan berlumpur, telapak tangan dan telapak
kaki yang pucat dan keriput ( washer woman’s hand), kulit yang berbintil-bintil (cutis
anserina) seperti kulit angsa, serta adanya benda-benda asing terutama di dalam saluran
pernapasan (trachea), seperti pasir, lumpur, tumbuhan air atau binatang air.
26. JENIS – JENIS CEDERA YANG SERING
DILAKUKAN OLEH IBU
• Pencekikan ditemukan memar dan lecet pada leher
dengan tampilan wajah sianosis, edema dan mungkin
ditemukan petikie
• Pembengkapan sulit sekali dibuktikan terkecuali adanya
jejas yg jelas pada mulut dan hidup temuan pada bibir,
mulut, dan wajah terdapat memar intradermal atau lecet
• Luka tusukan apda dada bahkan sayatan pada leher
• Cedera kepala ibu mengayunkan kai bayi kepada terbentur
tembok atau lantai, proses kelahiran terlalu cepat bayi tidak
sempat terangkat membentur lancer (partus prokatus)
• Tenggelam (paling sering ditemukan)
27.
28. PROOF OF A SEPARATE EXISTENCE
• Pembuktian bayi lahir hidup Ditemukan udara dalam paru – paru
dan sisa makanan dalam lambung saat otopsi
• Polso net all berpendapat bila ditemukan benda asing pada bagian
bronkus bukti bayi lahir mati karena benda tersebut (tanah/pasir)
masuk saat setelah bernapas, udara yang terdapat dalam paru –
paru akan mencegah masuknya benda tersebut, bila lahir mati
benda akan berdifusi masuk
• Tes apung paru, banyak kontroversi tetapi masih sering digunakan.
Misalny apada bayi busuk tes apung paru memberikan gambaran
paru mengembang akibat proses pembusukan. Resusitasi yang
dilakukan sebagai penyelamatan menyebabkan tes apung paru
positif. Sontoh lain dengan memotong paru tiap lobus tekan untuk
mengeluarkan udara.
29. • Konsistensi paru yang belum
berkembang lebih kecil menurut
Poison et all berat paru yang belum
bernapas 1/70 BB. Ketika bernapas
berat paru bertambah 1/35 BB
• Tekstur paru yang blm bernapas
kenyal, tidak pucat, daerah crepitant
margin cenderung berujung tajam.
Bila dilakukan pengirisan
menyerupai hati ayam/ stawbery
jelly dan tidak terdengar adanya
krepitasi (Gbr. 20.12)
30. Janin tunggal, pada usia 40 minggu, akan memiliki spesifikasi vital
berikut:
• Berat antara 2550 dan 3360 g
• Pucak kepala ke tumit 48–52 cm
• Puncak ke tulang ekor 28–32 cm
• Lingkar kepala 33–38 cm
• Pusat osifikasi di ujung bawah tulang paha akan hampir
selalu ada, sekitar 6 mm diameter
• Lanugo tidak ada atau hadir hanya di atas bahu; rambut
kepala panjangnya sekitar 2-3 cm
31. Lanjutan
• Berat antara 2550 dan 3360 g
• Testis dapat diraba dalam skrotum; vulval labia menutup
lubang vagina
• Umbilikus terletak di antara xiphisternum dan pubis
• Ada meconium gelap di usus besar
• Pusat osifikasi di ujung atas tibia akan hadir pada 80 persen
bayi cukup bulan. Panjang jari dan kuku adalah tidak bisa
diandalkan panduan. Informasi lebih rinci dapat diperoleh
dari teks obstetri dan pediatrik.
32. • Pada 36 minggu, panjang tumit sekitar 45 cm dan beratnya
sekitar 2.200 g. Mungkin akan ada pusat osifikasi di ujung
bawah tulang paha dan mungkin juga di ujung atas tibia. Pada
28 minggu, BB janin kemungkinan sekitar 900-1100 g, memiliki
panjang tumit 35 cm, panjang pantat 23 cm, dan panjang kaki 8
cm. ini adalah Aturan umum Haase untuk usia dan ukuran
janin, hingga minggu ke-20, panjang dalam sentimeter adalah
kuadrat dari periode kehamilan dalam bulan (bulan). Melampaui
minggu ke-20, panjangnya dalam sentimeter dibagi lima
mewakili usia dalam bulan.
• Pemeriksaan pusat osifikasi mungkin dilakukan secara
radiografi, yang membutuhkan saran seorang ahli radiologi,
karena waktu penampilan mungkin tidak sinkron dengan
identifikasi visual pusat.
33. • mencari pusat osifikasi secara langsung : lutut kaki ditekuk dan
dipotong memanjang patela. Tulang didorong ke depan melalui
potong dan iris melintang dibuat dengan pisau melalui tulang
rawan dari ujung bawah tulang paha. Jika pusat osifikasi
terlihat, potongan dilanjutkan sampai tulang rawan di atasnya
sampai pusat diafisis tercapai. Ini untuk menghindari kesalahan
margin bawah tulang diaphyseal untuk pusat epifisis yang
terpisah. Itu ujung atas tibia kemudian ditangani dengan cara
yang sama.
• Di kaki mencari tulang talus dan kalkaneus untuk mencari
pusat osifikasi yg muncul pada usia kehamilan 7 bulan.
34. Mikroskopik paru
Melihat Gambaran bronchus dan alveoli sudah
mengembang atau belum.
Adanya kelainan patologis atau tidak
Untuk memeriksa berapa lama bayi pernah bernapas
dapat dilakukan:
1. Pemeriksaan adanya udara dalam saluran cerna:
- Lambung : baru saja lahir
- Usus halus : 6-12 jam
- Usus besar : 12-24 jam
2. Pemeriksaan Kolon: meconium keluar ≥ 24 jam
3. Pemeriksaan Darah: Eritrosit Berinti 24 jam
pertama
4. Tali pusat kemerahan di tepi margin 24 jam
pertama