SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
INFANTICIDE
DR. MIA YULIA FITRIANTI SP. FM. MH.
D E PA RT E M E N I L M U K E D O K T E R A N K E H A K I M A N R U M A H S A K I T
U L I N B A N J A R M A S I N
2 0 2 1
DEFINISI
Infanticide atau pembunuhan anak sendiri menurut undang-
undang di Indonesia adalah pembunuhan yang dilakukan
oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau
tidak berapa lama setelah anaknya dilahirkan, karena takut
ketahuan bahwa ia melahirkan anak.
Menurut Knight’s  Infanticide adalah pembunuhan yang
dilakukan oleh ibu kandung, waktu setelah melahirkan
sampai 12 bulan . Pada negara Selandia baru waktu lebih
lama sampau anak usia 10 tahun.
Neonaticide  pembunuhan anak yang baru lahir dalam 24
jam pertama kehidupan.
LANDASAN HUKUM
KUHP, bab kejahatan terhadap nyawa orang.
• Pasal 341 : Seorang Ibu
yang karena takut akan
ketahuan melahirkan
anak pada saat anak
dilahirkan atau tidak
lama kemudian, dengan
sengaja merampas
nyawa anaknya,
diancam karena
membunuh anak
sendiri, dengan pidana
penjara paling lama 7
tahun
• Pasal 342 : Seorang ibu
yang untuk
melaksanakan niat yang
ditentukan karena takut
akan ketahuan bahwa ia
akan melahirkan anak,
pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian
merampas nyawa
anaknya, diancam
karena melakukan
pembunuhan anak
sendiri dengan rencana,
dengan pidana penjara
paling lama 9 tahun
• Pasal 343 :
Kejahatan yang
diterangkan
dalam pasal 341
dan 342
dipandang bagi
orang lain yang
turut serta
melakukan
sebagai
pembunuhan
atau
pembunuhan
dengan rencana.
• Pasal 181  menyembunyikan kematian dan kelahiran
 diancam hukuman selama 9 bulan.
• Pasal 305  Menempatkan anaknya usia < 7 tahun
untuk ditemukan atau meninggalkan anak tsb untuk
melepaskan diri  pidana penjara paling lama 5 tahun 6
bulan
• Pasal 306  Jika salah satu perbuatan berdasarkan
pasal 305 dan 306 menimbulkan luka berat  pidana
penjara paling lama 7 tahun 6 bulan
Jika mengakibatkan kematian  pidana penjara paling
lama 9 tahun
Dari Undang-undang Tersebut Dapat
Dilihat Adanya 3 Faktor Penting, Yaitu:
1. Ibu
Hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan
pembunuhan anak sendiri.
Sedangkan bagi orang lain yang melakukan atau turut membunuh anak
tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan berencana,
dengan hukuman yang lebih berat, yaitu penjara 15 tahun (pasal 338,
tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati (pasal 339
dan 340, dengan rencana) (3)
2. Waktu
“pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian”.
3. Psikis
Ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan
diketahui oleh orang telah melahirkan anak tersebut, biasanya anak
yang dibunuh tersebut didapat dari hubungan yang tidak sah.
Apabila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya
misalnya di tempat sampah, got, sungai, dan sebagainya, maka bayi
tersebut mungkin
1. korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342),
2. korban pembunuhan (pasal 338, 339,340, 343),
3. lahir mati kemudian dibuang (pasal 181), atau
4. bayi yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308)
FUNGTIONS OF THE PATHOLOGIST IN
INFANTISIDE
• Membantu mengidentifikasi ibu, jika ibu tidak dikenal
• Untuk menentukan apakah bayi lahir hidup atau mati
dan apakah kematian tersebut setelah proses persalinan
 Pengembangan paru – paru, makanan dalam lambung,
rx fital pada tali pusat (mikroskopik peradangan pada tali
pusat)
• Menentukan apakah kematiannya karena sebab alami
atau tindakan kelalaian yang disengaja
TUJUAN PEMERIKSAAN
Untuk memenuhi kriteria pembunuhan anak sendiri, dengan sendirinya bayi
tersebut harus lahir hidup setelah tubuhnya keluar dari tubuh ibu.
Tujuan dari pemeriksaan mayat bayi adalah:
1. Menentukan bayi lahir hidup atau mati;
2. Menentukan umur bayi, baik umur di dalam kandungan
ataupun setelah lahir (intrauterin dan ekstrauterin)/ viable/tidak
3. Menemukan tanda-tanda bayi sudah atau belum dirawat;
4. Menyimpulkan sebab kematian.
1. MENENTUKAN BAYI LAHIR MATI
ATAU LAHIR HIDUP
Lahir Mati Lahir Hidup
janin yang tidak bernapas, tidak ada denyut
jantung, denyut nadi, tali pusat atau gerakan otot
rangka
Ada nafas, denyut jantung, nadi, gerak otot
bayi lahir dalam keadaan mati dapat berada
dalam kondisi yang dikenal dengan stillborn (mati
ketika proses melahirkan) atau deadborn (mati di
dalam uterus)
Adanya udara dalam saluran cerna dapat
dilihat dengan foto rontgen. Udara dalam
duodenum yg lebih distal menunjukkan lahir
hidup
Deadborn
- Maserasi (aseptic decomposition): proses
pembusukan intrauterine
- Mumifikasi (mummification)
Diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5
Lahir Mati Lahir Hidup
Dada belum mengembang Dada sudah mengembang
Pemeriksaan makroskopis paru
 Paru-paru berwarna kelabu ungu merata
seperti hati, konsistensi padat, tidak teraba
derik udara dan pleura yang longgar
Pemeriksaan makroskopis paru
 Paru berwarna merah muda, tidak merata
dengan pleura yang tegang dan menunjukkan
gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi
udara
Uji apung paru
 mengapung berarti paru tersebut berisi
udara residu yang tidak akan keluar
Uji apung paru memberi hasil positif
Pemeriksaan mikroskopis paru
 Tanda khas untuk paru bayi belum bernapas
adalah adanya tonjolan (projection)
Pemeriksaan mikroskopis paru
 menunjukkan alveoli paru yang mengembang
sempurna
2. MENENTUKAN UMUR BAYI
a. Menentukan bayi viable atau tidak, bayi viable adalah bayi
yang dapat hidup di luar kandungan ibu tanpa perawatan
khusus.
b. Bayi yang dapat hidup di luar kandungan adalah bayi
berumur minimal 7 bulan dlm kandungan dan tidak
ditemukan cacat kongenital yang berat.
c. Penentuan umur bayi intrauterine dengan menggunakan
rumus De Haas
• Usia < 20 minggu
panjang fetus (cm) = kuadrat usia fetus( bulan)
• Usia > minggu 20
panjang fetus (cm) = 5 x usia fetus (bulan)
Umur Panjang badan (kepala-tumit)
(cm)
1 bulan 1x1=1
2 bulan 2x2=4
3 bulan 3x3=9
4 bulan 4x4=16
5 bulan 5x5=25
6 bulan 6x5=30
7 bulan 7x5=35
8 bulan 8x5=40
9 bulan 9x5= 45
b. Pusat Penulangan (Ossification Centers)
Pusat penulangan pada: Umur (bulan)
Klavikula 1.5
Tulang panjang 2
Ishium 3
Pubis 4
Kalkaneus 5-6
Manubrium sterni 6
Talus Akhir 7
Sternum bawah Akhir 8
Distal femur Akhir 9 / setelah lahir
Proksimal tibia Akhir 9 / setelah lahir
Kuboid Akhir 9 / setelah lahir
Bayi wanita lebih cepat
TANDA BAYI ATERM:
• Lemak di bawah kulit cukup tebal
• Rmabut lanugo sedikit / tidak ada
• Kuku melampaui ujung jari
• Testis sudah turun atau labia mayora sudah menutupi
labia minora.
UMUR BAYI EKSTRAUTERIN
c. Udara dalam saluran cerna
d. Mekonium dalam kolon
Mekonium akan keluar semua kira-kira dalam waktu 24 jam setelah lahir.
e. Perubahan tali pusat
Proses pengeringan tali pusat. Tali pusat akan mengering menjadi seperti benang dalam waktu
6-8 hari.
f. Eritrosit berinti akan hilang dalam 24 jam pertama setelah lahir
g. Ginjal, pada hari ke 2-4 akan terdapat deposit asam urat yang berwarna jingga berbentuk
kipas
h. Perubahan sirkulasi darah
Contohnya obliterasi arteri dan vena umbilikalis dalam waktu 3-4 hari
1. lambung atau duodenum hidup beberapa saat
2. usus halus telah hidup 1-2 jam
3. usus besar telah hidup 5-6 jam
4. rektum telah hidup 12 jam
3. MENEMUKAN TANDA-TANDA BAYI
SUDAH ATAU BELUM DIRAWAT
Dirawat Belum dirawat
Tali pusat dapat ditemukan dalam keadaan
telah diikat, diputus dengan gunting atau
pisau sekitar 5 cm dari pusat bayi
Ari-ari (plasenta), masih melekat dengan
tali pusat dan masih berhubungan dengan
pusar (umbilicus)
Verniks kaseosa (lemak bayi) tidak ada
karena telah dibersihkan
Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada
daerah dahi serta di daerah yang
mengandung lipatan-lipatan kulit
Pakaian pada bayi menandakan bayi
sudah pernah dirawat sebelumnya
Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat
tampak tidak beraturan, diketahui dengan
meletakkan ujung tali pusat ke dalam
permukaan air
Tubuh masih berlumuran darah
4. MENYIMPULKAN SEBAB KEMATIAN
Penyebab tersering dari pembunuhan terhadap anak sendiri adalah mati lemas
(asfiksia)
Penyebab
Alami
• Pemature
• Penyakit
kongenital
fatal
• Malformasi
• Perdarahan
• Inkompatibilt
as ABO/Rh
Penyebab yang Tidak
Disengaja
• Proses persalinan
yang panjang
• Prolaps tali pusat
• Strangulasi simpul di
sekitar leher dengan
tali pusat
• Pelvis yang tidak
memadai atau bayi
terlalu besar, Trauma
lahir
• Kematian ibu
• Suffocation (jalan
nafas tidak bebas
• Precipitate’s labour
(lahir tanpa
Penyebab
Homicidal atau
Pidana
• Tindakan
Commission:
kekerasan mekanis
atau diracuni 
suffocation,
strangulasi,
tenggelam,
kekerasan mekanis,
keracunan
• Tindakan Omission:
menelantarkan anak
 Kelalaian
mendapat perawatan
medis, tidak
mengikat tali pusat
dipotong
THE AUTOPSY ON A SUSPICIOUS
DEATH OF A NEWBORN INFANT
• Yang penting harus diperhatikan
dalam prosedur otopsi setiap bayi.
Periksa bungkus atau yang terkait
dengan bayi pada saat ditemukan 
mengarahkan ke terduga ibu
• Sebaiknya patolog ke TKP menilai
dan evaluasi hasil temuan
• Banyak kasus ada cedera kepala
pada bayi atau bayi dtemukan di
perairan (tenggelam)  pembusukan
lanjut  penentuan lahir hidup/mati
• Bila menemukan dekomposisi harus
kita bedakan dengan intrauterine
maserasi (lahir mati). Pada bayi
lahir mati intrauterine 2-3 hari dalam
kandungan  keadannya autolysis
dan perlunakan tetapi yang
membedakan warna kecoklatan
sedangkan proses pembusukan
warna kehijauan. Permukaan kulit
akan berlendir, melepuh,
deskuamasi dan licin seperti jeli,
sendi longgar tengkorang kepala
terlepas dari kulit
PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
1. Bayi cukup bulan, prematur, atau nonviable
2. Pada kulit : pernah dibersihkan, keadaan verniks kasoesa, warna kulit, dan kekeriputan
3. Pada kepala : tanda pembekapan di sekitar mulut dan hidung, memar pada mukosa
bibir dan pipi, tanda pencekikan atau jerat pada leher, dan memar atau lecet pada
tengkuk. PD: pendarahan subdural atau subaraknoid
4. Pada mulut  benda asing yang menyumbat dan robekan pada palatum mole
5. Leher : benda asing dalam jalan napas
PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
4.Pada tali pusat: tali pusat sudah terputus, tali pusat terpotong rata, sudah terikat,
sudah diberi antiseptik, atau tidak, serta tanda-tanda kekerasan, hematom, atau
Wharton’s Jelly pada tali pusat.
Perhatikan tali pusta yang melingkar di leher bayi apakah sebagai penyebab
tercekiknya bayi pada saat proses persalinan atau bukan, perlu dicatat dan di evaluasi
hasil temuan tersebut.
Pada bayi yang telah mengalami pembusukan, penilaian tanda vital tali pusat 
menunjukan lahir hidup anatar 24-48 jam (terlihat cincin kemerahan pada tempat tali
pusta dipotong atau pada kulit dekat perut)
Bila ditemukan tali pusat telah mengering  anatara 5-9 hari
5. Pada rongga dada: pengeluaran organ dilakukan dengan teknik tanpa sentuhan.
Paru-paru diperiksa secara makroskopik, selanjutnya salah satu paru-paru.difiksasi
dalam larutan formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologik. Paru-paru yang lainnya
dilakukan uji apung. Tanda-tanda asfiksia berupa Tardieu’s spots pada permukaan paru-
paru, jantung, timus, dan epiglotis.
PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
6. Pada tulang belakang: kelainan kongenital dan tanda kekerasan
7. Pusat penulangan pada tulang femur, tibia, kalkaneus, talus, ataupun kuboid.
8. Tanda asfiksia atau tanda mati lemas: sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari,
bintik-bintik perdarahan pada selaput biji mata dan jaringan longgar lainnya, lebam
mayat yang gelap dan luas, busa halus putih atau putih kemerahan yang keluar dari
lubang hidung dan/atau mulut.
PEMERIKSAAN MAYAT BAYI
9. Tanda kekerasan: pembengkakan di sekitar mulut dan hidung, memar pada mukosa
bibir dan pipi, tanda pencekikan atau jerat pada leher, memar atau lecet pada tengkuk, dll.
Pada bayi karena jaringan lebih elastis maka tanda-tanda kekerasan jarang ditemui.
10. Adakah tanda terendam: tubuh yang basah dan berlumpur, telapak tangan dan telapak
kaki yang pucat dan keriput ( washer woman’s hand), kulit yang berbintil-bintil (cutis
anserina) seperti kulit angsa, serta adanya benda-benda asing terutama di dalam saluran
pernapasan (trachea), seperti pasir, lumpur, tumbuhan air atau binatang air.
JENIS – JENIS CEDERA YANG SERING
DILAKUKAN OLEH IBU
• Pencekikan  ditemukan memar dan lecet pada leher
dengan tampilan wajah sianosis, edema dan mungkin
ditemukan petikie
• Pembengkapan  sulit sekali dibuktikan terkecuali adanya
jejas yg jelas pada mulut dan hidup  temuan pada bibir,
mulut, dan wajah terdapat memar intradermal atau lecet
• Luka tusukan apda dada bahkan sayatan pada leher
• Cedera kepala  ibu mengayunkan kai bayi kepada terbentur
tembok atau lantai, proses kelahiran terlalu cepat bayi tidak
sempat terangkat membentur lancer (partus prokatus)
• Tenggelam (paling sering ditemukan)
PROOF OF A SEPARATE EXISTENCE
• Pembuktian bayi lahir hidup  Ditemukan udara dalam paru – paru
dan sisa makanan dalam lambung saat otopsi
• Polso net all berpendapat bila ditemukan benda asing pada bagian
bronkus  bukti bayi lahir mati karena benda tersebut (tanah/pasir)
masuk saat setelah bernapas, udara yang terdapat dalam paru –
paru akan mencegah masuknya benda tersebut, bila lahir mati
benda akan berdifusi masuk
• Tes apung paru, banyak kontroversi tetapi masih sering digunakan.
Misalny apada bayi busuk tes apung paru memberikan gambaran
paru mengembang akibat proses pembusukan. Resusitasi yang
dilakukan sebagai penyelamatan menyebabkan tes apung paru
positif. Sontoh lain dengan memotong paru tiap lobus tekan untuk
mengeluarkan udara.
• Konsistensi paru yang belum
berkembang lebih kecil menurut
Poison et all berat paru yang belum
bernapas 1/70 BB. Ketika bernapas
berat paru bertambah 1/35 BB
• Tekstur paru yang blm bernapas
kenyal, tidak pucat, daerah crepitant
margin cenderung berujung tajam.
Bila dilakukan pengirisan
menyerupai hati ayam/ stawbery
jelly dan tidak terdengar adanya
krepitasi (Gbr. 20.12)
Janin tunggal, pada usia 40 minggu, akan memiliki spesifikasi vital
berikut:
• Berat antara 2550 dan 3360 g
• Pucak kepala ke tumit 48–52 cm
• Puncak ke tulang ekor 28–32 cm
• Lingkar kepala 33–38 cm
• Pusat osifikasi di ujung bawah tulang paha akan hampir
selalu ada, sekitar 6 mm diameter
• Lanugo tidak ada atau hadir hanya di atas bahu; rambut
kepala panjangnya sekitar 2-3 cm
Lanjutan
• Berat antara 2550 dan 3360 g
• Testis dapat diraba dalam skrotum; vulval labia menutup
lubang vagina
• Umbilikus terletak di antara xiphisternum dan pubis
• Ada meconium gelap di usus besar
• Pusat osifikasi di ujung atas tibia akan hadir pada 80 persen
bayi cukup bulan. Panjang jari dan kuku adalah tidak bisa
diandalkan panduan. Informasi lebih rinci dapat diperoleh
dari teks obstetri dan pediatrik.
• Pada 36 minggu, panjang tumit sekitar 45 cm dan beratnya
sekitar 2.200 g. Mungkin akan ada pusat osifikasi di ujung
bawah tulang paha dan mungkin juga di ujung atas tibia. Pada
28 minggu, BB janin kemungkinan sekitar 900-1100 g, memiliki
panjang tumit 35 cm, panjang pantat 23 cm, dan panjang kaki 8
cm. ini adalah Aturan umum Haase untuk usia dan ukuran
janin, hingga minggu ke-20, panjang dalam sentimeter adalah
kuadrat dari periode kehamilan dalam bulan (bulan). Melampaui
minggu ke-20, panjangnya dalam sentimeter dibagi lima
mewakili usia dalam bulan.
• Pemeriksaan pusat osifikasi mungkin dilakukan secara
radiografi, yang membutuhkan saran seorang ahli radiologi,
karena waktu penampilan mungkin tidak sinkron dengan
identifikasi visual pusat.
• mencari pusat osifikasi secara langsung : lutut kaki ditekuk dan
dipotong memanjang patela. Tulang didorong ke depan melalui
potong dan iris melintang dibuat dengan pisau melalui tulang
rawan dari ujung bawah tulang paha. Jika pusat osifikasi
terlihat, potongan dilanjutkan sampai tulang rawan di atasnya
sampai pusat diafisis tercapai. Ini untuk menghindari kesalahan
margin bawah tulang diaphyseal untuk pusat epifisis yang
terpisah. Itu ujung atas tibia kemudian ditangani dengan cara
yang sama.
• Di kaki mencari tulang talus dan kalkaneus untuk mencari
pusat osifikasi yg muncul pada usia kehamilan 7 bulan.
Mikroskopik paru
Melihat Gambaran bronchus dan alveoli sudah
mengembang atau belum.
Adanya kelainan patologis atau tidak
Untuk memeriksa berapa lama bayi pernah bernapas
dapat dilakukan:
1. Pemeriksaan adanya udara dalam saluran cerna:
- Lambung : baru saja lahir
- Usus halus : 6-12 jam
- Usus besar : 12-24 jam
2. Pemeriksaan Kolon: meconium keluar ≥ 24 jam
3. Pemeriksaan Darah: Eritrosit Berinti  24 jam
pertama
4. Tali pusat kemerahan di tepi margin  24 jam
pertama
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitaldr. Bobby Ahmad
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Anatomi Fisiologi Sistem PernafasanAnatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Anatomi Fisiologi Sistem PernafasanPrastuti Waraharini
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 

What's hot (20)

Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
 
Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Anatomi Fisiologi Sistem PernafasanAnatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
 
LAPSUS KELOID.pptx
LAPSUS KELOID.pptxLAPSUS KELOID.pptx
LAPSUS KELOID.pptx
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Ileus obstruksi
Ileus obstruksiIleus obstruksi
Ileus obstruksi
 
Acute limb ischemia
Acute limb ischemiaAcute limb ischemia
Acute limb ischemia
 

Similar to INFATICIDE.pptx

identifikasi kasus blok 30
identifikasi kasus blok 30identifikasi kasus blok 30
identifikasi kasus blok 30Letitia Kale
 
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriForensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriEvan Permana
 
KUNJUNGAN AWAL.pada saat awal kehamilann
KUNJUNGAN AWAL.pada saat awal kehamilannKUNJUNGAN AWAL.pada saat awal kehamilann
KUNJUNGAN AWAL.pada saat awal kehamilannDwiNormaR
 
Perkembangan prakelahiran dan kelahiran
Perkembangan prakelahiran dan kelahiranPerkembangan prakelahiran dan kelahiran
Perkembangan prakelahiran dan kelahiranfernandaalvianita
 
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptxPPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptxhein30
 
Psikologi_Prenatal_pptx.pptx
Psikologi_Prenatal_pptx.pptxPsikologi_Prenatal_pptx.pptx
Psikologi_Prenatal_pptx.pptxJimatul Arrobi
 
Perkembangan Prakelahiran dan Kelahiran.ppt
Perkembangan Prakelahiran dan Kelahiran.pptPerkembangan Prakelahiran dan Kelahiran.ppt
Perkembangan Prakelahiran dan Kelahiran.pptJimatul Arrobi
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhfhradillah
 
pengantar asuhan pada masa-pranatal.pptx
pengantar asuhan pada masa-pranatal.pptxpengantar asuhan pada masa-pranatal.pptx
pengantar asuhan pada masa-pranatal.pptxgithaandriani1
 
Perkembangan pranatal
Perkembangan pranatalPerkembangan pranatal
Perkembangan pranatalZie Da
 
Perkembangan pranatal
Perkembangan pranatalPerkembangan pranatal
Perkembangan pranatalZie Da
 
perkembangan prakelahiran dan kelahiran.pptx
perkembangan prakelahiran dan kelahiran.pptxperkembangan prakelahiran dan kelahiran.pptx
perkembangan prakelahiran dan kelahiran.pptxCintaPmbd
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfAgathaHaselvin
 
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docxSudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docxRoniIrawan15
 
PRANATAL: TANDA BAHAYA FISIK & PSIKOLOGIS MASA KEHAMILAN
PRANATAL: TANDA BAHAYA FISIK & PSIKOLOGIS MASA KEHAMILANPRANATAL: TANDA BAHAYA FISIK & PSIKOLOGIS MASA KEHAMILAN
PRANATAL: TANDA BAHAYA FISIK & PSIKOLOGIS MASA KEHAMILANkomarudinkomarudin10
 

Similar to INFATICIDE.pptx (20)

identifikasi kasus blok 30
identifikasi kasus blok 30identifikasi kasus blok 30
identifikasi kasus blok 30
 
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriForensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
 
KUNJUNGAN AWAL.pada saat awal kehamilann
KUNJUNGAN AWAL.pada saat awal kehamilannKUNJUNGAN AWAL.pada saat awal kehamilann
KUNJUNGAN AWAL.pada saat awal kehamilann
 
Perkembangan prakelahiran dan kelahiran
Perkembangan prakelahiran dan kelahiranPerkembangan prakelahiran dan kelahiran
Perkembangan prakelahiran dan kelahiran
 
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptxPPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
PPT Teori Perkembangan Manusia.pptx
 
Psikologi_Prenatal_pptx.pptx
Psikologi_Prenatal_pptx.pptxPsikologi_Prenatal_pptx.pptx
Psikologi_Prenatal_pptx.pptx
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Bioetika dan abortus
Bioetika dan abortusBioetika dan abortus
Bioetika dan abortus
 
Bayi ikha
Bayi ikhaBayi ikha
Bayi ikha
 
Perkembangan Prakelahiran dan Kelahiran.ppt
Perkembangan Prakelahiran dan Kelahiran.pptPerkembangan Prakelahiran dan Kelahiran.ppt
Perkembangan Prakelahiran dan Kelahiran.ppt
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
Serotinus
SerotinusSerotinus
Serotinus
 
pengantar asuhan pada masa-pranatal.pptx
pengantar asuhan pada masa-pranatal.pptxpengantar asuhan pada masa-pranatal.pptx
pengantar asuhan pada masa-pranatal.pptx
 
Perkembangan pranatal
Perkembangan pranatalPerkembangan pranatal
Perkembangan pranatal
 
Perkembangan pranatal
Perkembangan pranatalPerkembangan pranatal
Perkembangan pranatal
 
perkembangan prakelahiran dan kelahiran.pptx
perkembangan prakelahiran dan kelahiran.pptxperkembangan prakelahiran dan kelahiran.pptx
perkembangan prakelahiran dan kelahiran.pptx
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
 
Kehamilan
KehamilanKehamilan
Kehamilan
 
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docxSudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
 
PRANATAL: TANDA BAHAYA FISIK & PSIKOLOGIS MASA KEHAMILAN
PRANATAL: TANDA BAHAYA FISIK & PSIKOLOGIS MASA KEHAMILANPRANATAL: TANDA BAHAYA FISIK & PSIKOLOGIS MASA KEHAMILAN
PRANATAL: TANDA BAHAYA FISIK & PSIKOLOGIS MASA KEHAMILAN
 

Recently uploaded

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 

INFATICIDE.pptx

  • 1. INFANTICIDE DR. MIA YULIA FITRIANTI SP. FM. MH. D E PA RT E M E N I L M U K E D O K T E R A N K E H A K I M A N R U M A H S A K I T U L I N B A N J A R M A S I N 2 0 2 1
  • 2. DEFINISI Infanticide atau pembunuhan anak sendiri menurut undang- undang di Indonesia adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama setelah anaknya dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak. Menurut Knight’s  Infanticide adalah pembunuhan yang dilakukan oleh ibu kandung, waktu setelah melahirkan sampai 12 bulan . Pada negara Selandia baru waktu lebih lama sampau anak usia 10 tahun. Neonaticide  pembunuhan anak yang baru lahir dalam 24 jam pertama kehidupan.
  • 3. LANDASAN HUKUM KUHP, bab kejahatan terhadap nyawa orang. • Pasal 341 : Seorang Ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahun • Pasal 342 : Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama 9 tahun • Pasal 343 : Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
  • 4. • Pasal 181  menyembunyikan kematian dan kelahiran  diancam hukuman selama 9 bulan. • Pasal 305  Menempatkan anaknya usia < 7 tahun untuk ditemukan atau meninggalkan anak tsb untuk melepaskan diri  pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan • Pasal 306  Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 305 dan 306 menimbulkan luka berat  pidana penjara paling lama 7 tahun 6 bulan Jika mengakibatkan kematian  pidana penjara paling lama 9 tahun
  • 5. Dari Undang-undang Tersebut Dapat Dilihat Adanya 3 Faktor Penting, Yaitu: 1. Ibu Hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak sendiri. Sedangkan bagi orang lain yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan berencana, dengan hukuman yang lebih berat, yaitu penjara 15 tahun (pasal 338, tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati (pasal 339 dan 340, dengan rencana) (3)
  • 6. 2. Waktu “pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian”. 3. Psikis Ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui oleh orang telah melahirkan anak tersebut, biasanya anak yang dibunuh tersebut didapat dari hubungan yang tidak sah.
  • 7. Apabila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya misalnya di tempat sampah, got, sungai, dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin 1. korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342), 2. korban pembunuhan (pasal 338, 339,340, 343), 3. lahir mati kemudian dibuang (pasal 181), atau 4. bayi yang ditelantarkan sampai mati (pasal 308)
  • 8. FUNGTIONS OF THE PATHOLOGIST IN INFANTISIDE • Membantu mengidentifikasi ibu, jika ibu tidak dikenal • Untuk menentukan apakah bayi lahir hidup atau mati dan apakah kematian tersebut setelah proses persalinan  Pengembangan paru – paru, makanan dalam lambung, rx fital pada tali pusat (mikroskopik peradangan pada tali pusat) • Menentukan apakah kematiannya karena sebab alami atau tindakan kelalaian yang disengaja
  • 9. TUJUAN PEMERIKSAAN Untuk memenuhi kriteria pembunuhan anak sendiri, dengan sendirinya bayi tersebut harus lahir hidup setelah tubuhnya keluar dari tubuh ibu. Tujuan dari pemeriksaan mayat bayi adalah: 1. Menentukan bayi lahir hidup atau mati; 2. Menentukan umur bayi, baik umur di dalam kandungan ataupun setelah lahir (intrauterin dan ekstrauterin)/ viable/tidak 3. Menemukan tanda-tanda bayi sudah atau belum dirawat; 4. Menyimpulkan sebab kematian.
  • 10. 1. MENENTUKAN BAYI LAHIR MATI ATAU LAHIR HIDUP Lahir Mati Lahir Hidup janin yang tidak bernapas, tidak ada denyut jantung, denyut nadi, tali pusat atau gerakan otot rangka Ada nafas, denyut jantung, nadi, gerak otot bayi lahir dalam keadaan mati dapat berada dalam kondisi yang dikenal dengan stillborn (mati ketika proses melahirkan) atau deadborn (mati di dalam uterus) Adanya udara dalam saluran cerna dapat dilihat dengan foto rontgen. Udara dalam duodenum yg lebih distal menunjukkan lahir hidup Deadborn - Maserasi (aseptic decomposition): proses pembusukan intrauterine - Mumifikasi (mummification) Diafragma sudah turun sampai sela iga 4-5
  • 11. Lahir Mati Lahir Hidup Dada belum mengembang Dada sudah mengembang Pemeriksaan makroskopis paru  Paru-paru berwarna kelabu ungu merata seperti hati, konsistensi padat, tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar Pemeriksaan makroskopis paru  Paru berwarna merah muda, tidak merata dengan pleura yang tegang dan menunjukkan gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi udara Uji apung paru  mengapung berarti paru tersebut berisi udara residu yang tidak akan keluar Uji apung paru memberi hasil positif Pemeriksaan mikroskopis paru  Tanda khas untuk paru bayi belum bernapas adalah adanya tonjolan (projection) Pemeriksaan mikroskopis paru  menunjukkan alveoli paru yang mengembang sempurna
  • 12. 2. MENENTUKAN UMUR BAYI a. Menentukan bayi viable atau tidak, bayi viable adalah bayi yang dapat hidup di luar kandungan ibu tanpa perawatan khusus. b. Bayi yang dapat hidup di luar kandungan adalah bayi berumur minimal 7 bulan dlm kandungan dan tidak ditemukan cacat kongenital yang berat. c. Penentuan umur bayi intrauterine dengan menggunakan rumus De Haas • Usia < 20 minggu panjang fetus (cm) = kuadrat usia fetus( bulan) • Usia > minggu 20 panjang fetus (cm) = 5 x usia fetus (bulan)
  • 13. Umur Panjang badan (kepala-tumit) (cm) 1 bulan 1x1=1 2 bulan 2x2=4 3 bulan 3x3=9 4 bulan 4x4=16 5 bulan 5x5=25 6 bulan 6x5=30 7 bulan 7x5=35 8 bulan 8x5=40 9 bulan 9x5= 45
  • 14. b. Pusat Penulangan (Ossification Centers) Pusat penulangan pada: Umur (bulan) Klavikula 1.5 Tulang panjang 2 Ishium 3 Pubis 4 Kalkaneus 5-6 Manubrium sterni 6 Talus Akhir 7 Sternum bawah Akhir 8 Distal femur Akhir 9 / setelah lahir Proksimal tibia Akhir 9 / setelah lahir Kuboid Akhir 9 / setelah lahir Bayi wanita lebih cepat
  • 15. TANDA BAYI ATERM: • Lemak di bawah kulit cukup tebal • Rmabut lanugo sedikit / tidak ada • Kuku melampaui ujung jari • Testis sudah turun atau labia mayora sudah menutupi labia minora.
  • 16. UMUR BAYI EKSTRAUTERIN c. Udara dalam saluran cerna d. Mekonium dalam kolon Mekonium akan keluar semua kira-kira dalam waktu 24 jam setelah lahir. e. Perubahan tali pusat Proses pengeringan tali pusat. Tali pusat akan mengering menjadi seperti benang dalam waktu 6-8 hari. f. Eritrosit berinti akan hilang dalam 24 jam pertama setelah lahir g. Ginjal, pada hari ke 2-4 akan terdapat deposit asam urat yang berwarna jingga berbentuk kipas h. Perubahan sirkulasi darah Contohnya obliterasi arteri dan vena umbilikalis dalam waktu 3-4 hari 1. lambung atau duodenum hidup beberapa saat 2. usus halus telah hidup 1-2 jam 3. usus besar telah hidup 5-6 jam 4. rektum telah hidup 12 jam
  • 17. 3. MENEMUKAN TANDA-TANDA BAYI SUDAH ATAU BELUM DIRAWAT Dirawat Belum dirawat Tali pusat dapat ditemukan dalam keadaan telah diikat, diputus dengan gunting atau pisau sekitar 5 cm dari pusat bayi Ari-ari (plasenta), masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan dengan pusar (umbilicus) Verniks kaseosa (lemak bayi) tidak ada karena telah dibersihkan Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di daerah yang mengandung lipatan-lipatan kulit Pakaian pada bayi menandakan bayi sudah pernah dirawat sebelumnya Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat tampak tidak beraturan, diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat ke dalam permukaan air Tubuh masih berlumuran darah
  • 18. 4. MENYIMPULKAN SEBAB KEMATIAN Penyebab tersering dari pembunuhan terhadap anak sendiri adalah mati lemas (asfiksia) Penyebab Alami • Pemature • Penyakit kongenital fatal • Malformasi • Perdarahan • Inkompatibilt as ABO/Rh Penyebab yang Tidak Disengaja • Proses persalinan yang panjang • Prolaps tali pusat • Strangulasi simpul di sekitar leher dengan tali pusat • Pelvis yang tidak memadai atau bayi terlalu besar, Trauma lahir • Kematian ibu • Suffocation (jalan nafas tidak bebas • Precipitate’s labour (lahir tanpa Penyebab Homicidal atau Pidana • Tindakan Commission: kekerasan mekanis atau diracuni  suffocation, strangulasi, tenggelam, kekerasan mekanis, keracunan • Tindakan Omission: menelantarkan anak  Kelalaian mendapat perawatan medis, tidak mengikat tali pusat dipotong
  • 19. THE AUTOPSY ON A SUSPICIOUS DEATH OF A NEWBORN INFANT • Yang penting harus diperhatikan dalam prosedur otopsi setiap bayi. Periksa bungkus atau yang terkait dengan bayi pada saat ditemukan  mengarahkan ke terduga ibu • Sebaiknya patolog ke TKP menilai dan evaluasi hasil temuan • Banyak kasus ada cedera kepala pada bayi atau bayi dtemukan di perairan (tenggelam)  pembusukan lanjut  penentuan lahir hidup/mati
  • 20.
  • 21. • Bila menemukan dekomposisi harus kita bedakan dengan intrauterine maserasi (lahir mati). Pada bayi lahir mati intrauterine 2-3 hari dalam kandungan  keadannya autolysis dan perlunakan tetapi yang membedakan warna kecoklatan sedangkan proses pembusukan warna kehijauan. Permukaan kulit akan berlendir, melepuh, deskuamasi dan licin seperti jeli, sendi longgar tengkorang kepala terlepas dari kulit
  • 22. PEMERIKSAAN MAYAT BAYI 1. Bayi cukup bulan, prematur, atau nonviable 2. Pada kulit : pernah dibersihkan, keadaan verniks kasoesa, warna kulit, dan kekeriputan 3. Pada kepala : tanda pembekapan di sekitar mulut dan hidung, memar pada mukosa bibir dan pipi, tanda pencekikan atau jerat pada leher, dan memar atau lecet pada tengkuk. PD: pendarahan subdural atau subaraknoid 4. Pada mulut  benda asing yang menyumbat dan robekan pada palatum mole 5. Leher : benda asing dalam jalan napas
  • 23. PEMERIKSAAN MAYAT BAYI 4.Pada tali pusat: tali pusat sudah terputus, tali pusat terpotong rata, sudah terikat, sudah diberi antiseptik, atau tidak, serta tanda-tanda kekerasan, hematom, atau Wharton’s Jelly pada tali pusat. Perhatikan tali pusta yang melingkar di leher bayi apakah sebagai penyebab tercekiknya bayi pada saat proses persalinan atau bukan, perlu dicatat dan di evaluasi hasil temuan tersebut. Pada bayi yang telah mengalami pembusukan, penilaian tanda vital tali pusat  menunjukan lahir hidup anatar 24-48 jam (terlihat cincin kemerahan pada tempat tali pusta dipotong atau pada kulit dekat perut) Bila ditemukan tali pusat telah mengering  anatara 5-9 hari 5. Pada rongga dada: pengeluaran organ dilakukan dengan teknik tanpa sentuhan. Paru-paru diperiksa secara makroskopik, selanjutnya salah satu paru-paru.difiksasi dalam larutan formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologik. Paru-paru yang lainnya dilakukan uji apung. Tanda-tanda asfiksia berupa Tardieu’s spots pada permukaan paru- paru, jantung, timus, dan epiglotis.
  • 24. PEMERIKSAAN MAYAT BAYI 6. Pada tulang belakang: kelainan kongenital dan tanda kekerasan 7. Pusat penulangan pada tulang femur, tibia, kalkaneus, talus, ataupun kuboid. 8. Tanda asfiksia atau tanda mati lemas: sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari, bintik-bintik perdarahan pada selaput biji mata dan jaringan longgar lainnya, lebam mayat yang gelap dan luas, busa halus putih atau putih kemerahan yang keluar dari lubang hidung dan/atau mulut.
  • 25. PEMERIKSAAN MAYAT BAYI 9. Tanda kekerasan: pembengkakan di sekitar mulut dan hidung, memar pada mukosa bibir dan pipi, tanda pencekikan atau jerat pada leher, memar atau lecet pada tengkuk, dll. Pada bayi karena jaringan lebih elastis maka tanda-tanda kekerasan jarang ditemui. 10. Adakah tanda terendam: tubuh yang basah dan berlumpur, telapak tangan dan telapak kaki yang pucat dan keriput ( washer woman’s hand), kulit yang berbintil-bintil (cutis anserina) seperti kulit angsa, serta adanya benda-benda asing terutama di dalam saluran pernapasan (trachea), seperti pasir, lumpur, tumbuhan air atau binatang air.
  • 26. JENIS – JENIS CEDERA YANG SERING DILAKUKAN OLEH IBU • Pencekikan  ditemukan memar dan lecet pada leher dengan tampilan wajah sianosis, edema dan mungkin ditemukan petikie • Pembengkapan  sulit sekali dibuktikan terkecuali adanya jejas yg jelas pada mulut dan hidup  temuan pada bibir, mulut, dan wajah terdapat memar intradermal atau lecet • Luka tusukan apda dada bahkan sayatan pada leher • Cedera kepala  ibu mengayunkan kai bayi kepada terbentur tembok atau lantai, proses kelahiran terlalu cepat bayi tidak sempat terangkat membentur lancer (partus prokatus) • Tenggelam (paling sering ditemukan)
  • 27.
  • 28. PROOF OF A SEPARATE EXISTENCE • Pembuktian bayi lahir hidup  Ditemukan udara dalam paru – paru dan sisa makanan dalam lambung saat otopsi • Polso net all berpendapat bila ditemukan benda asing pada bagian bronkus  bukti bayi lahir mati karena benda tersebut (tanah/pasir) masuk saat setelah bernapas, udara yang terdapat dalam paru – paru akan mencegah masuknya benda tersebut, bila lahir mati benda akan berdifusi masuk • Tes apung paru, banyak kontroversi tetapi masih sering digunakan. Misalny apada bayi busuk tes apung paru memberikan gambaran paru mengembang akibat proses pembusukan. Resusitasi yang dilakukan sebagai penyelamatan menyebabkan tes apung paru positif. Sontoh lain dengan memotong paru tiap lobus tekan untuk mengeluarkan udara.
  • 29. • Konsistensi paru yang belum berkembang lebih kecil menurut Poison et all berat paru yang belum bernapas 1/70 BB. Ketika bernapas berat paru bertambah 1/35 BB • Tekstur paru yang blm bernapas kenyal, tidak pucat, daerah crepitant margin cenderung berujung tajam. Bila dilakukan pengirisan menyerupai hati ayam/ stawbery jelly dan tidak terdengar adanya krepitasi (Gbr. 20.12)
  • 30. Janin tunggal, pada usia 40 minggu, akan memiliki spesifikasi vital berikut: • Berat antara 2550 dan 3360 g • Pucak kepala ke tumit 48–52 cm • Puncak ke tulang ekor 28–32 cm • Lingkar kepala 33–38 cm • Pusat osifikasi di ujung bawah tulang paha akan hampir selalu ada, sekitar 6 mm diameter • Lanugo tidak ada atau hadir hanya di atas bahu; rambut kepala panjangnya sekitar 2-3 cm
  • 31. Lanjutan • Berat antara 2550 dan 3360 g • Testis dapat diraba dalam skrotum; vulval labia menutup lubang vagina • Umbilikus terletak di antara xiphisternum dan pubis • Ada meconium gelap di usus besar • Pusat osifikasi di ujung atas tibia akan hadir pada 80 persen bayi cukup bulan. Panjang jari dan kuku adalah tidak bisa diandalkan panduan. Informasi lebih rinci dapat diperoleh dari teks obstetri dan pediatrik.
  • 32. • Pada 36 minggu, panjang tumit sekitar 45 cm dan beratnya sekitar 2.200 g. Mungkin akan ada pusat osifikasi di ujung bawah tulang paha dan mungkin juga di ujung atas tibia. Pada 28 minggu, BB janin kemungkinan sekitar 900-1100 g, memiliki panjang tumit 35 cm, panjang pantat 23 cm, dan panjang kaki 8 cm. ini adalah Aturan umum Haase untuk usia dan ukuran janin, hingga minggu ke-20, panjang dalam sentimeter adalah kuadrat dari periode kehamilan dalam bulan (bulan). Melampaui minggu ke-20, panjangnya dalam sentimeter dibagi lima mewakili usia dalam bulan. • Pemeriksaan pusat osifikasi mungkin dilakukan secara radiografi, yang membutuhkan saran seorang ahli radiologi, karena waktu penampilan mungkin tidak sinkron dengan identifikasi visual pusat.
  • 33. • mencari pusat osifikasi secara langsung : lutut kaki ditekuk dan dipotong memanjang patela. Tulang didorong ke depan melalui potong dan iris melintang dibuat dengan pisau melalui tulang rawan dari ujung bawah tulang paha. Jika pusat osifikasi terlihat, potongan dilanjutkan sampai tulang rawan di atasnya sampai pusat diafisis tercapai. Ini untuk menghindari kesalahan margin bawah tulang diaphyseal untuk pusat epifisis yang terpisah. Itu ujung atas tibia kemudian ditangani dengan cara yang sama. • Di kaki mencari tulang talus dan kalkaneus untuk mencari pusat osifikasi yg muncul pada usia kehamilan 7 bulan.
  • 34. Mikroskopik paru Melihat Gambaran bronchus dan alveoli sudah mengembang atau belum. Adanya kelainan patologis atau tidak Untuk memeriksa berapa lama bayi pernah bernapas dapat dilakukan: 1. Pemeriksaan adanya udara dalam saluran cerna: - Lambung : baru saja lahir - Usus halus : 6-12 jam - Usus besar : 12-24 jam 2. Pemeriksaan Kolon: meconium keluar ≥ 24 jam 3. Pemeriksaan Darah: Eritrosit Berinti  24 jam pertama 4. Tali pusat kemerahan di tepi margin  24 jam pertama