SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Saat ini program bayi tabung menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Hal ini
terjadi karena keinginan pasangan suami-istri yang tidak bias memiliki keturunan secara
alamiah untuk memiliki anak tanpa melakukan adopsi. Dan juga menolong suami-istri yang
memiliki penyakit atau kelainan yang menyebakan kemungkinan tidak memperoleh
keturunan. Tetapi dalam hal ini menjadi suatu tantangan bagi norma agama, maka dari itu
kelompok kami membuat makalah ini untuk menegetahui pandangan agama mengenai
program bayi tabung.
Metode bayi tabung yang dipelopori sejumlah dokter Inggris ini untuk pertama kali berhasil
menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada tahun 1978. Sebelum
ditemukannya teknik bayi tabung, untuk menolong pasutri tak subur digunakan teknik
inseminasi buatan, yakni dengan cara penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam
rahim dengan bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu
dengan sel telur.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Tabung?
2. Bagaimana pandangan semua agama di Indonesia mengenai Bayi Tabung?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain, sebagai berikut :
1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan bayi tabung
2. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana pandangan Agama Kristen, Islam, Hindu dan
Budha tentang Bayi Tabung.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung adalah upaya pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita.
Teknologi ini telah dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada 1977. Hingga kini, banyak
pasangan yang kesulitan memperoleh anak, mencoba menggunakan teknologi bayi tabung.
Prosedur bayi tabung ini dimulai dengan perangsangan indung telur istri dengan hormon. Ini
untuk memacu perkembangan sejumlah folikel. Folikel adalah gelembung yang berisi sel
telur. Perkembangan folikel dipantau secara teratur dengan alat ultrasonografi dan
pengukuran kadar hormon estradional dalam darah.
Pengambilan sel telur dilakukan tanpa operasi, tetapi lewat pengisapan cairan folikel
dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal. Cairan folikel tersebut kemudian segera
dibawa ke laboratorium. Seluruh sel telur yang diperoleh selanjutnya dieramkan dalam
inkubator.
Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya ( dari pertemuan antara sel telur dan sperma)
yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium.
Didalam laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan
tempat pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita. Dibuat sedemikian rupa sehingga
temperatur dan situasinya persis sama dengan aslinya. Prosenya mula-mula dengan suatu alat
khusus semacam alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru
saja mengalami ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang
sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. Setelah
pembuahan hasil konsepsi tersebut dipelihara beberapa saat dalam tabung tadi sampai pada
suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan
embrio itu akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita. Sudah tentu wanita tsb
akan mengalami kehamilan, perkembangan selama kehamilan seperti biasa.
Bayi tabungdilihat dari asal sperma yang dipakai dapat dibagi dua yaitu:
 bayi tabungdengan sperma sendiri atau AIH (Artificial Insemination Husband).
 bayi tabung dengan bukan sperma suami atau lazim disebut donor, disingkat AID
(Artificial Insemination Donor)
3
2.2.Tujuan Penemuan Bayi Tabung
Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri
yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya
mengalami kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana
kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan
lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
2.3.Pandangan Agama Terhadap Bayi Tabung
 Proses Kejadian Manusia
Proses kejadian manusia bedasarkan Al qur’an surat Al-mu’minun ayat 12 – 14
Adalah Al Qur’an satu satunya kitab suci yang menjelaskan secara rinci tetang proses
kejadian manusia. ketika Al Qur’an diterima oleh nabi Muhammad SAW bias dipastikan
bahwa ilmu ginekologi (ilmu kandungan) tidak semaju sekarang, pengetahuan mereka pada
saat itu berkaitan dengan reproduksi manusia sangatlah terbatas, tidak ada alat yang dapat
meneropong ke dalam rahim. Beberapa ahli kandungan menyebutkan bahwa ilmu kandungan
modern selaras dengan apa yang dijelaskan didalam Al qur’an, dan ini satu-satunya sumber
agama yang menjelaskan tentang prose situ, sebut saja Keith Moor. Inilah doktor ahli
kandungan nomor satu di dunia, doktor berkebangsaan Kanada, Keith Moore. Dia memiliki
sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam delapan bahasa dipelajari di sebagian besar
universitas-universitas di dunia. Dia menyampaikan pidato dengan tema “Keselarasan Ilmu
Kandungan dengan Apa yang Terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah” di Universitas Al-
Malik Faishal. Dia berkata, “Sungguh ilmu pengetahuan ini, yang terdapat dalam Al-Qur’an,
membuktikan kepada saya bahwa Al-Qur’an yang dibawa oleh Muhammad datang dari sisi
Allah, sebagaimana juga membuktikan bahwa Muhammad adalah seorang rasul yang diutus
oleh Allah.” Dia juga berkata dalam pidatonya, “Manusia ketika pertama kali diciptakan
dalam perut ibunya berbentuk segumpal darah. Kemudian setelah itu ciptaannya meningkat
menjadi segumpal daging. Kemudian berubah menjadi tulang-belulang. Dan kemudian
dibungkus dengan daging.” Dan katanya, “Semua yang kami dapatkan dalam penelitian-
penelitian kami, kami mendapatkannya tertera dalam Al-Qur’an.”
4
Seorang doktor lain berkebangsaan Amerika, profesor dalam bidang ilmu kandungan, berkata
pada muktamar yang diselenggarakan oleh Kerajaan Saudi Arabia di Riyadh, “Nash-nash Al-
Qur’an memaparkan rincian yang lengkap tentang proses pertumbuhan manusia, dimulai dari
tahap tetesan mani sampai pada tahap pertumbuhan menjadi tulang dan tubuh.” Dan katanya,
“Belum ada dalam sejarah manusia, ditemukan paparan tentang peroses pertumbuhan
manusia yang gamblang seperti ini.”
 Ayat ke-12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.
 Ayat ke-13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
 Ayat ke-14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami
jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang
paling baik.
Kalaulah sinyal dari ayat ini sesegera mungkin ditindak lanjuti oleh kaum muslim
ketingkat penelitian, tentulah peneliti dan ahli kandungan didunia yang nomor wahid pasti
kaum muslimin, karena ayat ini telah diterma oleh kaum muslimin sejak 1500 th yang
lampau.
 Program Bayi Tabung Menurut Islam
Masalah ini sejak tahun 1980-an telah banyak dibicarakan di kalangan Islam, baik di
tingkat nasional maupun internasional. Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam
Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana
diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih
Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986
mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan
buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri.
Fatwa MUI:
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya
mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.
5
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya
dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah
Sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam
kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan
ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan
sebaliknya).
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari’ah, sebab hal ini akan
menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri yang
sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar
lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-
zari’ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.
Hukum senada juga difatwakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai hasil dari forum
Munas Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Hanya saja NU memberikan
penekanan bahwa apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara
mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. "Mani muhtaram adalah
mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’.
"Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan
tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana
yang diperbolehkan untuk bersenang-senang.
 Majelis Mujamma’ Fiqih Islami. Majelis ini menetapkan sebagai berikut:
 Pertama: Lima perkara berikut ini diharamkan dan terlarang sama sekali, karena dapat
mengakibatkan percampuran nasab dan hilangnya hak orang tua serta perkara-perkara
lain yang dikecam oleh syariat.
1) Sperma yang diambil dari pihak lelaki disemaikan kepada indung telur pihak
wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.
2) Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang
diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke dalam
rahim si wanita.
6
3) Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami
istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia
mengandung persemaian benih mereka tersebut.
4) Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.
5) Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan
istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.
 Kedua: Dua perkara berikut ini boleh dilakukan jika memang sangat dibutuhkan dan
setelah memastikan keamanan dan keselamatan yang harus dilakukan, sebagai
berikut:
1) Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari istrinya
kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.
2) Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim istrinya
atau langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan. Ulama di Malaysia pun
yang tergabung dalam Jabatan Kemajuan Islam Malaysia memberi fatwa tentang
bayi tabung yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:
Keputusan 1
a) Bayi Tabung Uji dari benih suami isteri yang dicantumkan secara “terhormat” adalah
sah di sisi Islam. Sebaliknya benih yang diambil dari bukan suami istri pesaka dari
keluarga yang berhak.
b) Sekiranya benih dari suami atau isteri yang dikeluarkan dengan cara yang tidak
bertentangan dengan Islam, maka ianya dikira sebagai cara terhormat.
Keputusan 2
a) Bayi Tabung Uji dari benih suami isteri yang dicantumkan secara “terhormat” adalah
sah di sisi Islam. Sebaliknya benih yang diambil dari bukan suami isteri yang sah bayi
tabung itu adalah tidak sah.
b) Bayi yang dilahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhak menerima
harta pesaka dari keluarga yang berhak.
c) Sekiranya benih dari suami atau isteri yang dikeluarkan dengan cara yang tidak
bertentangan dengan Islam, maka ianya dikira sebagai cara terhormat.
7
Pendapat lain pertama mengatakan hukumnya boleh (ja’iz) menurut syara’. Sebab upaya
tersebut adalah upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu kelahiran
dan berba-nyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari suatu pernikahan.
Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda :
“Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur (peranak), sebab
sesungguhnya aku akan berbangga di hadapan para nabi dengan banyaknya jumlah
kalian pada Hari Kiamat nanti.” (HR. Ahmad)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA bahwa Rasulullah saw telah bersabda :
“Menikahlah kalian dengan wanita-wanita yang subur (peranak) karena sesungguhnya
aku akan membanggakan (banyaknya) kalian pada Hari Kiamat nanti.”(HR. Ahmad)
Dengan demikian jika upaya pengobatan untuk mengusaha-kan pembuahan dan
kelahiran alami telah dilakukan dan ter-nyata tidak berhasil, maka dimungkinkan untuk
mengusahakan terjadinya pembuahan di luar tenpatnya yang alami. Kemudian sel telur yang
telah terbuahi oleh sel sperma suami dikembalikan ke tempatnya yang alami di dalam rahim
isteri agar terjadi kehamilan alami. Proses ini dibolehkan oleh Islam, sebab berobat
hukumnya sunnah (mandub) dan di samping itu proses tersebut akan dapat mewujudkan apa
yang disunnahkan oleh Islam, yaitu terjadinya kelahiran dan berbanyak anak.
Pada dasarnya, upaya untuk mengusahakan terjadinya pembuahan yang tidak alami
tersebut hendaknya tidak ditempuh, kecuali setelah tidak mungkin lagi mengusahakan
terjadinya pembuahan alami dalam rahim isteri, antara sel sperma suami dengan sel telur
isterinya.
Dalam proses pembuahan buatan dalam cawan untuk menghasilkan kelahiran
tersebut, disyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur harus milik isteri. Dan sel
telur isteri yang telah terbuahi oleh sel sperma suami dalam cawan, harus diletakkan pada
rahim isteri. Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan dalam
rahim perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai “ibu pengganti”
(surrogate mother). Begitu pula haram hukumnya bila proses dalam pembuahan buatan
tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel telur bukan isteri, meskipun sel telur yang
telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Demikian pula haram hukumnya bila
proses pembuahan tersebut terjadi antara sel sperma bukan suami dengan sel telur isteri,
meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri.
8
Ketiga bentuk proses di atas tidak dibenarkan oleh hukum Islam, sebab akan menimbulkan
pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang telah diharamkan oleh ajaran Islam.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah mendengar Rasulullah SAW bersabda
ketika turun ayat li’an :
“Siapa saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab (seseorang) yang
bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apa pun dari Allah dan
Allah tidak akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki
yang mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah
akan tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu di hadapan
orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari Kiamat nanti).” (HR. Ad
Darimi)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :
“Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau
(seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat
laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia.” (HR. Ibnu Majah)
Ketiga bentuk proses di atas mirip dengan kehamilan dan kelahiran melalui perzinaan, hanya
saja di dalam prosesnya tidak terjadi penetrasi penis ke dalam vagina. Oleh karena itu laki-
laki dan perempuan yang menjalani proses tersebut tidak dijatuhi sanksi bagi pezina (hadduz
zina), akan tetapi dijatuhi sanksi berupa ta’zir*, yang besarnya diserahkan kepada
kebijaksaan hakim (qadli).
 Pandangan Agama Kristen Katolik
Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung. Sebab bayi tabung merupakan
teknologi fertilisasi atau Konsepsi yang dilakukan oleh para ahli. Jika manusia mengolah bayi
tabung, artinya manusia itu sudah melampaui kewajaran atau melebihi kuasa Allah Bapa
yang sudah menciptakan manusia. Fertilisasi in vitro menghapuskan tindakan kasih
perkawinan sebagai sarana terjadinya kehamilan, dan bukannya membantu tindakan kasih
suami isteri itu mencapai tujuannya yang alami.
9
Kehidupan baru tidak dibuahkan melalui suatu tindakan kasih antara suami dan isteri,
melainkan melalui suatu prosedur laboratorium yang dilakukan oleh para dokter atau ahli
medis. Suami dan isteri hanya sekedar sebagai sumber “bahan baku” telur dan sperma, yang
kemudian dimanipulasi oleh seorang ahli sehingga menyebabkan sperma membuahi telur.
Tak jarang pula dipergunakan telur atau sperma dari “donor”. Artinya, ayah atau ibu genetik
dari anak bisa saja seorang lain dari luar perkawinan. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang
membingungkan bagi si anak kelak, apabila ia mengetahui bahwa salah satu dari orangtua
yang membesarkannya, bukanlah orangtua bilogisnya.
Menurut gereja katolik pernikahan bukanlah tujuan untuk mendapatkan anak, tetapi
ada tujuan lain, yaitu untuk menyatukan seorang laki-laki dan seorang wanita yang sudah
direncanakan Tuhan. Dengan melihat janji pernikahan menurut agama katolik, yaitu:
1) Tidak boleh diceraikan, kecuali oleh maut.
2) Suka
3) Duka
4) Miskin dan
5) Kaya.
Seorang anak akan diberikan Tuhan jika calon orang tua sudah siap. Karena apa yang
diberikan Tuhan, itu semua adalah rencana-Nya, dan itu baik buat manusia. Persatuan cinta
suami istri berlansung secara jasmaniah sedangkan bayi tabung mengingkari kodrat
perkawinan.
Seorang suami karena ingin memiliki anak lalu dia ingin menikah lagi dengan wanita lain
sangat dilarang oleh agama katolik. Karena pernikahan dilakukan untuk seumur hidup baik
suka maupun duka.
Praktek IVF / bayi tabung dan ET itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, karena
beberapa alasan, diantaranya :
a. Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena embrio yang tidak berguna
dihancurkan/dibuang.
b. IVF adalah percobaan yang tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai
manusia, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan orang tua.
c. Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Masturbasi selalu dianggap
sebagai perbuatan dosa, dan tidak pernah dibenarkan.
d. Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal.
10
e. Praktek IVF atau bayi tabung menghilangkan hak sang anak untuk dikandung dengan
normal, melalui hubungan perkawinan suami istri. Jika melibatkan ‘ibu angkat’, ini
juga berarti menghilangkan haknya untuk dikandung oleh ibunya yang asli.
 Pandangan Agama Kristen Protestan
Menurut pandangan agama Kristen protestan, program bayi tabung diizinkan untuk
dilaksanakan. Asalkan, dalam konteks yang melaksanakannya adalah pasangan suami isteri
yang sudah diberkati atau dinikahi. Program ini dilaksanakan karena banyak orang yang
masih mendambakan anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Tuhan berfirman "Segala sesuatu
diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan."
Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. (l korintus 10:23). Program bayi tabung
merupakan hasil pemikiran manusia. TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah
dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikian manusia itu menjadi
makhluk yang hidup (Kejadian 2:7).
bayi tabung boleh dilakukan asalkan dilakukan oleh pasangan suami isteri yang sah
dan tidak melibatkan orang lain. Maksudnya tidak menyewa rahim atau mengambil sel telur
milik wanita lain selain isterinya. Dan tidak mengambil atau menggunakan sperma laki-laki
lain selain suaminya. Mengapa? karena lebih baik orang itu suami atau isteri menikah lagi,
dari pada melakukan hal ini. Karena perbuatan ini adalah pebuatan berzinah. Sebab ada
tertulis "Jangan berzinah"(Keluaran 20:14). Alangkah baiknya jika pasangan suami isteri
yang ingin memiliki anak mengikuti program ini, dari pada suami tidak menikahi isteri orang
lain dan melakukan hal-hal yang tidak diinginikan.
Demikain halnya dengan pasangan suami isteri yang tidak memiliki biaya untuk
mengikuti program bayi tabung bisa mengandalkan doa. Seperti yang terdapat di Lukas 1:5-
25 [Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembabtis). Dalam Bagian ini diceritakan
bahwa Elisabet adalah perempuan mandul. Karena Rlisabet dan suaminya Zakharia meminta
dengan sungguh-sungguh dan tanpa henti-henti akhirnya Tuhan menjawab doa mereka.
TUHAN mengutus malaikatnya untuk menyampaikan kabar ini kepada Zakaria pada saat
Zakaria membakar ukupan di Bait Suci. Malaikat juga mengatakan bahwa ketika anak itu
lahir Zakaria harus menamai anak itu Yohanes.
11
Bayi tabung bukan dilakukan melalui hubungan seks. Itulah sebabnya agama Kristen
menyetujui. Karena pada mulanya Tuhan Yesus lahir kebumi bukan melalui hubungan seks
antara Maaria dan Yusuf, melainkan melalui roh kudus. (Lukas 2:28-38; Pemberitahuan
tentang Kelahiran Yesus)
 Pandangan Agama Hindu
Menurut Ketut Wilamurti, S.Ag dari Parisada Hindu Dharma Indonesia
(PDHI) dan Bhikku Dhammasubho Mahathera dari Konferensi Sangha Agung
Indonesia (KASI).
Embrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur dan sperma, ruh Brahman
sudah ada didalamnya, tanda-tanda kehidupan ini jelas terlihat. Karena itu, embrio yang
dihasilkan baik secara alarm" (hamil karena hubungan seks/tanpa menggunakan teknologi
fertilisasi), dan kehamilan non alami (hamil karena menggunakan teknologi fertilisasi; Bayi
tabung) merupakan suatu hasil ciptaan Ranying Hatalla dan hasil ciptaan manusia.
Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui karena sudah melanggar
ketentuan. Diartikan melanggar ketentuan karena sudah melanggar kewajaran Tuhan
(Ranying Hatalla) untuk menciptakan manusia.
Bayi Tabung :
1. Bayi tabung dapat diterima atas persetujuan suami-isteri.
Bayi tabung dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan mengingini seorang anak.
tidak ada satupun yang bisa melarang termasuk hukum. Karena hak ini terdapat dalam UUD
bab XA Pasal 28B ayat l yaitu setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah.
2. Insemi atau pembuahan secara suntik
bagi umat hindu dipandang tidak sesuai dengan tata kehidupan agama hindu, karena tidak
melalui ciptaan Tuhan. Walaupun bayi tabung bisa dilakukan oleh pasangan suami isteri yang
siap dan mengingini anak, Agama hindu kaharingan tidak mengizinkan atau
memperbolehkan teknologi fertilisasi ini. Karena perbuatan ini sudah melanggar hak cipta
yang yang dilakukan oleh Ranying Hatalla.
12
Seperti yang diakui oleh umat hindu bahwa Ranying Hatala Katamparan yaitu
Ranyaing Hatala yang telah menciptakan manusia. Pada mulanya ranying Menciptakan nenek
moyang (disebut Raja Bunu) di Pantai danum Sangiang, sebelum diturunkan ke Pantai
Danum Kalunen Ranying Hatalla terlebih dahulu membekali Raja Bunu dengan segala
aturan, tata cara, bahkan pengalaman langsung untuk menuju ke kehidupan sempurna yang
abadi.
 Pandangan Agama Budha
Ketika banyak agama merasa terancam dengan pemikiran modern dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, Agama Buddha justru sebaliknya mendapatkan tempat
untuk berjalan beriringan. Ketika banyak agama menolak teori evolusi, perkembangan
bioteknologi, maupun teori tanpa batas tepi (teori kosmologi mengenai ketiadaan awal
maupun akhir dari alam semesta oleh Stephen Hawking), agama Buddha sebaliknya tidak
langsung menolak hal-hal tersebut. Bagi ajaran Buddha, perkembangan tekonologi bagaikan
pisau yang di satu sisi dapat dimanfaatkan untuk memotong di dapur, namun di sisi lain dapat
dipakai untuk menusuk orang lain. Jadi, alih-alih ajaran Buddha menolak pisau tersebut,
melainkan alasan penggunaan pisau tersebut yang ditolak oleh Beliau ketika dipakai untuk
melukai.
Kesimpulannya, di dalam ajaran Agama Buddha itu sendiri tidak ditolak adanya bayi
tabung. Bahkan kloning pun juga tidak di tolak. Jadi, di lain kata dapat dikatakan bahwa bayi
tabung atau inseminasi buatan di dalam agama ini diperbolehkan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan yaitu :
Dalam agama islam dikatakan bahwa proses pembuatan bayi tabung yang sel telurnya berasal
dari isteri pertama dan dikembangkan dalam rahim isteri kedua, hukumnya tetap haram
karekan akan menyebabkan percampuran Nasab. Dalam agama kristen protestan Bayi tabung
boleh dilakukan asalkan dilakukan oleh pasangan suami isteri yang sah dan tidak melibatkan
orang lain. Dalam agama katolik bahwa bayi tabung tidak diperbolehkan sebab tujuan
menikah bukanlah untuk mendapatkan seorang anak. Menurut agama Hindu program bayi
tabung tidak disetujui karena sudah melanggar hak cipta Ranying hatala langit. di dalam
ajaran Agama Buddha itu sendiri tidak ditolak adanya bayi tabung. Bahkan kloning pun juga
tidak di tolak. Jadi, di lain kata dapat dikatakan bahwa bayi tabung atau inseminasi buatan di
dalam agama ini diperbolehkan.
3.2 Saran
Dari segi positif, Kita perlu mencintai dan menghargai semua ciptaan Tuhan baik itu berupa
bayi tabung dan sebagainya sebab karena manusia adalah ciptaan Tuhan. Tuhan menciptakan
manusia dengan akal dan budi dan dapat mengembangkan diri ke arah penemuan baru tetapi
tanpa meleset dari aturan dari Keagamaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.antaranews.com/view/?i=1217079979&c=TEKS
Harfanto, hanafi. 2004. Keluarga Beralih kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan.
http://bayitabung.blogspot.com/
http://lusicaem.blogspot.com/2008/12/bayi-tabung-menurut-ajaran-agama-islam.html.
http://nasional.kompas.com/read/2008/07/26/22151682/sel.punca.embrionik.untuk.pengobata
n.dilarang.agama

More Related Content

Similar to Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx

Bayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIBayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIAchmad Ibnu Manshur
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabungMun Imah
 
10 kontemporer
10 kontemporer10 kontemporer
10 kontemporeratmokotomo
 
Kloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatanKloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatanAddar Quthni
 
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...Wulandari Rima Kumari
 
Bab 1 2 -islam & aqidah
Bab 1   2 -islam & aqidahBab 1   2 -islam & aqidah
Bab 1 2 -islam & aqidahFazd Alias
 

Similar to Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx (20)

Bayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIBayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUI
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Bayi tabung menurut 5 agama
Bayi tabung menurut 5 agamaBayi tabung menurut 5 agama
Bayi tabung menurut 5 agama
 
Bayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmuBayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmu
 
Makalah bayi tabung dalam sudut pandangan islam
Makalah bayi tabung dalam sudut  pandangan islamMakalah bayi tabung dalam sudut  pandangan islam
Makalah bayi tabung dalam sudut pandangan islam
 
10 kontemporer
10 kontemporer10 kontemporer
10 kontemporer
 
Makalah bayi-tabung
Makalah bayi-tabungMakalah bayi-tabung
Makalah bayi-tabung
 
Kloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatanKloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatan
 
Hukum bayi tabung
Hukum bayi tabungHukum bayi tabung
Hukum bayi tabung
 
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
Psikologi Perkembangan - Landasan Teori (Klasik dan Teori Agama) Proses Pembu...
 
study qur'an
study qur'an study qur'an
study qur'an
 
Bab 1 2 -islam & aqidah
Bab 1   2 -islam & aqidahBab 1   2 -islam & aqidah
Bab 1 2 -islam & aqidah
 
Inseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agamaInseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agama
 
Inseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agamaInseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agama
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini program bayi tabung menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Hal ini terjadi karena keinginan pasangan suami-istri yang tidak bias memiliki keturunan secara alamiah untuk memiliki anak tanpa melakukan adopsi. Dan juga menolong suami-istri yang memiliki penyakit atau kelainan yang menyebakan kemungkinan tidak memperoleh keturunan. Tetapi dalam hal ini menjadi suatu tantangan bagi norma agama, maka dari itu kelompok kami membuat makalah ini untuk menegetahui pandangan agama mengenai program bayi tabung. Metode bayi tabung yang dipelopori sejumlah dokter Inggris ini untuk pertama kali berhasil menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada tahun 1978. Sebelum ditemukannya teknik bayi tabung, untuk menolong pasutri tak subur digunakan teknik inseminasi buatan, yakni dengan cara penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim dengan bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu dengan sel telur. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Tabung? 2. Bagaimana pandangan semua agama di Indonesia mengenai Bayi Tabung? 1.3.Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain, sebagai berikut : 1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan bayi tabung 2. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana pandangan Agama Kristen, Islam, Hindu dan Budha tentang Bayi Tabung.
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1.Pengertian Bayi Tabung Bayi tabung adalah upaya pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Teknologi ini telah dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada 1977. Hingga kini, banyak pasangan yang kesulitan memperoleh anak, mencoba menggunakan teknologi bayi tabung. Prosedur bayi tabung ini dimulai dengan perangsangan indung telur istri dengan hormon. Ini untuk memacu perkembangan sejumlah folikel. Folikel adalah gelembung yang berisi sel telur. Perkembangan folikel dipantau secara teratur dengan alat ultrasonografi dan pengukuran kadar hormon estradional dalam darah. Pengambilan sel telur dilakukan tanpa operasi, tetapi lewat pengisapan cairan folikel dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal. Cairan folikel tersebut kemudian segera dibawa ke laboratorium. Seluruh sel telur yang diperoleh selanjutnya dieramkan dalam inkubator. Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya ( dari pertemuan antara sel telur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium. Didalam laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan tempat pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita. Dibuat sedemikian rupa sehingga temperatur dan situasinya persis sama dengan aslinya. Prosenya mula-mula dengan suatu alat khusus semacam alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. Setelah pembuahan hasil konsepsi tersebut dipelihara beberapa saat dalam tabung tadi sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita. Sudah tentu wanita tsb akan mengalami kehamilan, perkembangan selama kehamilan seperti biasa. Bayi tabungdilihat dari asal sperma yang dipakai dapat dibagi dua yaitu:  bayi tabungdengan sperma sendiri atau AIH (Artificial Insemination Husband).  bayi tabung dengan bukan sperma suami atau lazim disebut donor, disingkat AID (Artificial Insemination Donor)
  • 3. 3 2.2.Tujuan Penemuan Bayi Tabung Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan. 2.3.Pandangan Agama Terhadap Bayi Tabung  Proses Kejadian Manusia Proses kejadian manusia bedasarkan Al qur’an surat Al-mu’minun ayat 12 – 14 Adalah Al Qur’an satu satunya kitab suci yang menjelaskan secara rinci tetang proses kejadian manusia. ketika Al Qur’an diterima oleh nabi Muhammad SAW bias dipastikan bahwa ilmu ginekologi (ilmu kandungan) tidak semaju sekarang, pengetahuan mereka pada saat itu berkaitan dengan reproduksi manusia sangatlah terbatas, tidak ada alat yang dapat meneropong ke dalam rahim. Beberapa ahli kandungan menyebutkan bahwa ilmu kandungan modern selaras dengan apa yang dijelaskan didalam Al qur’an, dan ini satu-satunya sumber agama yang menjelaskan tentang prose situ, sebut saja Keith Moor. Inilah doktor ahli kandungan nomor satu di dunia, doktor berkebangsaan Kanada, Keith Moore. Dia memiliki sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam delapan bahasa dipelajari di sebagian besar universitas-universitas di dunia. Dia menyampaikan pidato dengan tema “Keselarasan Ilmu Kandungan dengan Apa yang Terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah” di Universitas Al- Malik Faishal. Dia berkata, “Sungguh ilmu pengetahuan ini, yang terdapat dalam Al-Qur’an, membuktikan kepada saya bahwa Al-Qur’an yang dibawa oleh Muhammad datang dari sisi Allah, sebagaimana juga membuktikan bahwa Muhammad adalah seorang rasul yang diutus oleh Allah.” Dia juga berkata dalam pidatonya, “Manusia ketika pertama kali diciptakan dalam perut ibunya berbentuk segumpal darah. Kemudian setelah itu ciptaannya meningkat menjadi segumpal daging. Kemudian berubah menjadi tulang-belulang. Dan kemudian dibungkus dengan daging.” Dan katanya, “Semua yang kami dapatkan dalam penelitian- penelitian kami, kami mendapatkannya tertera dalam Al-Qur’an.”
  • 4. 4 Seorang doktor lain berkebangsaan Amerika, profesor dalam bidang ilmu kandungan, berkata pada muktamar yang diselenggarakan oleh Kerajaan Saudi Arabia di Riyadh, “Nash-nash Al- Qur’an memaparkan rincian yang lengkap tentang proses pertumbuhan manusia, dimulai dari tahap tetesan mani sampai pada tahap pertumbuhan menjadi tulang dan tubuh.” Dan katanya, “Belum ada dalam sejarah manusia, ditemukan paparan tentang peroses pertumbuhan manusia yang gamblang seperti ini.”  Ayat ke-12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.  Ayat ke-13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).  Ayat ke-14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kalaulah sinyal dari ayat ini sesegera mungkin ditindak lanjuti oleh kaum muslim ketingkat penelitian, tentulah peneliti dan ahli kandungan didunia yang nomor wahid pasti kaum muslimin, karena ayat ini telah diterma oleh kaum muslimin sejak 1500 th yang lampau.  Program Bayi Tabung Menurut Islam Masalah ini sejak tahun 1980-an telah banyak dibicarakan di kalangan Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri. Fatwa MUI: 1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.
  • 5. 5 2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya). 3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan. 4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az- zari’ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya. Hukum senada juga difatwakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai hasil dari forum Munas Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Hanya saja NU memberikan penekanan bahwa apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. "Mani muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’. "Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang.  Majelis Mujamma’ Fiqih Islami. Majelis ini menetapkan sebagai berikut:  Pertama: Lima perkara berikut ini diharamkan dan terlarang sama sekali, karena dapat mengakibatkan percampuran nasab dan hilangnya hak orang tua serta perkara-perkara lain yang dikecam oleh syariat. 1) Sperma yang diambil dari pihak lelaki disemaikan kepada indung telur pihak wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya. 2) Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si wanita.
  • 6. 6 3) Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung persemaian benih mereka tersebut. 4) Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri. 5) Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.  Kedua: Dua perkara berikut ini boleh dilakukan jika memang sangat dibutuhkan dan setelah memastikan keamanan dan keselamatan yang harus dilakukan, sebagai berikut: 1) Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari istrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya. 2) Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim istrinya atau langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan. Ulama di Malaysia pun yang tergabung dalam Jabatan Kemajuan Islam Malaysia memberi fatwa tentang bayi tabung yang menghasilkan keputusan sebagai berikut: Keputusan 1 a) Bayi Tabung Uji dari benih suami isteri yang dicantumkan secara “terhormat” adalah sah di sisi Islam. Sebaliknya benih yang diambil dari bukan suami istri pesaka dari keluarga yang berhak. b) Sekiranya benih dari suami atau isteri yang dikeluarkan dengan cara yang tidak bertentangan dengan Islam, maka ianya dikira sebagai cara terhormat. Keputusan 2 a) Bayi Tabung Uji dari benih suami isteri yang dicantumkan secara “terhormat” adalah sah di sisi Islam. Sebaliknya benih yang diambil dari bukan suami isteri yang sah bayi tabung itu adalah tidak sah. b) Bayi yang dilahirkan melalui tabung uji itu boleh menjadi wali dan berhak menerima harta pesaka dari keluarga yang berhak. c) Sekiranya benih dari suami atau isteri yang dikeluarkan dengan cara yang tidak bertentangan dengan Islam, maka ianya dikira sebagai cara terhormat.
  • 7. 7 Pendapat lain pertama mengatakan hukumnya boleh (ja’iz) menurut syara’. Sebab upaya tersebut adalah upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu kelahiran dan berba-nyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari suatu pernikahan. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda : “Menikahlah kalian dengan perempuan yang penyayang dan subur (peranak), sebab sesungguhnya aku akan berbangga di hadapan para nabi dengan banyaknya jumlah kalian pada Hari Kiamat nanti.” (HR. Ahmad) Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA bahwa Rasulullah saw telah bersabda : “Menikahlah kalian dengan wanita-wanita yang subur (peranak) karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya) kalian pada Hari Kiamat nanti.”(HR. Ahmad) Dengan demikian jika upaya pengobatan untuk mengusaha-kan pembuahan dan kelahiran alami telah dilakukan dan ter-nyata tidak berhasil, maka dimungkinkan untuk mengusahakan terjadinya pembuahan di luar tenpatnya yang alami. Kemudian sel telur yang telah terbuahi oleh sel sperma suami dikembalikan ke tempatnya yang alami di dalam rahim isteri agar terjadi kehamilan alami. Proses ini dibolehkan oleh Islam, sebab berobat hukumnya sunnah (mandub) dan di samping itu proses tersebut akan dapat mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu terjadinya kelahiran dan berbanyak anak. Pada dasarnya, upaya untuk mengusahakan terjadinya pembuahan yang tidak alami tersebut hendaknya tidak ditempuh, kecuali setelah tidak mungkin lagi mengusahakan terjadinya pembuahan alami dalam rahim isteri, antara sel sperma suami dengan sel telur isterinya. Dalam proses pembuahan buatan dalam cawan untuk menghasilkan kelahiran tersebut, disyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur harus milik isteri. Dan sel telur isteri yang telah terbuahi oleh sel sperma suami dalam cawan, harus diletakkan pada rahim isteri. Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan dalam rahim perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai “ibu pengganti” (surrogate mother). Begitu pula haram hukumnya bila proses dalam pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel telur bukan isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Demikian pula haram hukumnya bila proses pembuahan tersebut terjadi antara sel sperma bukan suami dengan sel telur isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri.
  • 8. 8 Ketiga bentuk proses di atas tidak dibenarkan oleh hukum Islam, sebab akan menimbulkan pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang telah diharamkan oleh ajaran Islam. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah mendengar Rasulullah SAW bersabda ketika turun ayat li’an : “Siapa saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab (seseorang) yang bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apa pun dari Allah dan Allah tidak akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu di hadapan orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari Kiamat nanti).” (HR. Ad Darimi) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : “Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia.” (HR. Ibnu Majah) Ketiga bentuk proses di atas mirip dengan kehamilan dan kelahiran melalui perzinaan, hanya saja di dalam prosesnya tidak terjadi penetrasi penis ke dalam vagina. Oleh karena itu laki- laki dan perempuan yang menjalani proses tersebut tidak dijatuhi sanksi bagi pezina (hadduz zina), akan tetapi dijatuhi sanksi berupa ta’zir*, yang besarnya diserahkan kepada kebijaksaan hakim (qadli).  Pandangan Agama Kristen Katolik Gereja katolik tidak mengijinkan bayi tabung. Sebab bayi tabung merupakan teknologi fertilisasi atau Konsepsi yang dilakukan oleh para ahli. Jika manusia mengolah bayi tabung, artinya manusia itu sudah melampaui kewajaran atau melebihi kuasa Allah Bapa yang sudah menciptakan manusia. Fertilisasi in vitro menghapuskan tindakan kasih perkawinan sebagai sarana terjadinya kehamilan, dan bukannya membantu tindakan kasih suami isteri itu mencapai tujuannya yang alami.
  • 9. 9 Kehidupan baru tidak dibuahkan melalui suatu tindakan kasih antara suami dan isteri, melainkan melalui suatu prosedur laboratorium yang dilakukan oleh para dokter atau ahli medis. Suami dan isteri hanya sekedar sebagai sumber “bahan baku” telur dan sperma, yang kemudian dimanipulasi oleh seorang ahli sehingga menyebabkan sperma membuahi telur. Tak jarang pula dipergunakan telur atau sperma dari “donor”. Artinya, ayah atau ibu genetik dari anak bisa saja seorang lain dari luar perkawinan. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang membingungkan bagi si anak kelak, apabila ia mengetahui bahwa salah satu dari orangtua yang membesarkannya, bukanlah orangtua bilogisnya. Menurut gereja katolik pernikahan bukanlah tujuan untuk mendapatkan anak, tetapi ada tujuan lain, yaitu untuk menyatukan seorang laki-laki dan seorang wanita yang sudah direncanakan Tuhan. Dengan melihat janji pernikahan menurut agama katolik, yaitu: 1) Tidak boleh diceraikan, kecuali oleh maut. 2) Suka 3) Duka 4) Miskin dan 5) Kaya. Seorang anak akan diberikan Tuhan jika calon orang tua sudah siap. Karena apa yang diberikan Tuhan, itu semua adalah rencana-Nya, dan itu baik buat manusia. Persatuan cinta suami istri berlansung secara jasmaniah sedangkan bayi tabung mengingkari kodrat perkawinan. Seorang suami karena ingin memiliki anak lalu dia ingin menikah lagi dengan wanita lain sangat dilarang oleh agama katolik. Karena pernikahan dilakukan untuk seumur hidup baik suka maupun duka. Praktek IVF / bayi tabung dan ET itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, karena beberapa alasan, diantaranya : a. Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena embrio yang tidak berguna dihancurkan/dibuang. b. IVF adalah percobaan yang tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan orang tua. c. Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Masturbasi selalu dianggap sebagai perbuatan dosa, dan tidak pernah dibenarkan. d. Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal.
  • 10. 10 e. Praktek IVF atau bayi tabung menghilangkan hak sang anak untuk dikandung dengan normal, melalui hubungan perkawinan suami istri. Jika melibatkan ‘ibu angkat’, ini juga berarti menghilangkan haknya untuk dikandung oleh ibunya yang asli.  Pandangan Agama Kristen Protestan Menurut pandangan agama Kristen protestan, program bayi tabung diizinkan untuk dilaksanakan. Asalkan, dalam konteks yang melaksanakannya adalah pasangan suami isteri yang sudah diberkati atau dinikahi. Program ini dilaksanakan karena banyak orang yang masih mendambakan anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Tuhan berfirman "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. (l korintus 10:23). Program bayi tabung merupakan hasil pemikiran manusia. TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikian manusia itu menjadi makhluk yang hidup (Kejadian 2:7). bayi tabung boleh dilakukan asalkan dilakukan oleh pasangan suami isteri yang sah dan tidak melibatkan orang lain. Maksudnya tidak menyewa rahim atau mengambil sel telur milik wanita lain selain isterinya. Dan tidak mengambil atau menggunakan sperma laki-laki lain selain suaminya. Mengapa? karena lebih baik orang itu suami atau isteri menikah lagi, dari pada melakukan hal ini. Karena perbuatan ini adalah pebuatan berzinah. Sebab ada tertulis "Jangan berzinah"(Keluaran 20:14). Alangkah baiknya jika pasangan suami isteri yang ingin memiliki anak mengikuti program ini, dari pada suami tidak menikahi isteri orang lain dan melakukan hal-hal yang tidak diinginikan. Demikain halnya dengan pasangan suami isteri yang tidak memiliki biaya untuk mengikuti program bayi tabung bisa mengandalkan doa. Seperti yang terdapat di Lukas 1:5- 25 [Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembabtis). Dalam Bagian ini diceritakan bahwa Elisabet adalah perempuan mandul. Karena Rlisabet dan suaminya Zakharia meminta dengan sungguh-sungguh dan tanpa henti-henti akhirnya Tuhan menjawab doa mereka. TUHAN mengutus malaikatnya untuk menyampaikan kabar ini kepada Zakaria pada saat Zakaria membakar ukupan di Bait Suci. Malaikat juga mengatakan bahwa ketika anak itu lahir Zakaria harus menamai anak itu Yohanes.
  • 11. 11 Bayi tabung bukan dilakukan melalui hubungan seks. Itulah sebabnya agama Kristen menyetujui. Karena pada mulanya Tuhan Yesus lahir kebumi bukan melalui hubungan seks antara Maaria dan Yusuf, melainkan melalui roh kudus. (Lukas 2:28-38; Pemberitahuan tentang Kelahiran Yesus)  Pandangan Agama Hindu Menurut Ketut Wilamurti, S.Ag dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) dan Bhikku Dhammasubho Mahathera dari Konferensi Sangha Agung Indonesia (KASI). Embrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur dan sperma, ruh Brahman sudah ada didalamnya, tanda-tanda kehidupan ini jelas terlihat. Karena itu, embrio yang dihasilkan baik secara alarm" (hamil karena hubungan seks/tanpa menggunakan teknologi fertilisasi), dan kehamilan non alami (hamil karena menggunakan teknologi fertilisasi; Bayi tabung) merupakan suatu hasil ciptaan Ranying Hatalla dan hasil ciptaan manusia. Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui karena sudah melanggar ketentuan. Diartikan melanggar ketentuan karena sudah melanggar kewajaran Tuhan (Ranying Hatalla) untuk menciptakan manusia. Bayi Tabung : 1. Bayi tabung dapat diterima atas persetujuan suami-isteri. Bayi tabung dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan mengingini seorang anak. tidak ada satupun yang bisa melarang termasuk hukum. Karena hak ini terdapat dalam UUD bab XA Pasal 28B ayat l yaitu setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. 2. Insemi atau pembuahan secara suntik bagi umat hindu dipandang tidak sesuai dengan tata kehidupan agama hindu, karena tidak melalui ciptaan Tuhan. Walaupun bayi tabung bisa dilakukan oleh pasangan suami isteri yang siap dan mengingini anak, Agama hindu kaharingan tidak mengizinkan atau memperbolehkan teknologi fertilisasi ini. Karena perbuatan ini sudah melanggar hak cipta yang yang dilakukan oleh Ranying Hatalla.
  • 12. 12 Seperti yang diakui oleh umat hindu bahwa Ranying Hatala Katamparan yaitu Ranyaing Hatala yang telah menciptakan manusia. Pada mulanya ranying Menciptakan nenek moyang (disebut Raja Bunu) di Pantai danum Sangiang, sebelum diturunkan ke Pantai Danum Kalunen Ranying Hatalla terlebih dahulu membekali Raja Bunu dengan segala aturan, tata cara, bahkan pengalaman langsung untuk menuju ke kehidupan sempurna yang abadi.  Pandangan Agama Budha Ketika banyak agama merasa terancam dengan pemikiran modern dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Agama Buddha justru sebaliknya mendapatkan tempat untuk berjalan beriringan. Ketika banyak agama menolak teori evolusi, perkembangan bioteknologi, maupun teori tanpa batas tepi (teori kosmologi mengenai ketiadaan awal maupun akhir dari alam semesta oleh Stephen Hawking), agama Buddha sebaliknya tidak langsung menolak hal-hal tersebut. Bagi ajaran Buddha, perkembangan tekonologi bagaikan pisau yang di satu sisi dapat dimanfaatkan untuk memotong di dapur, namun di sisi lain dapat dipakai untuk menusuk orang lain. Jadi, alih-alih ajaran Buddha menolak pisau tersebut, melainkan alasan penggunaan pisau tersebut yang ditolak oleh Beliau ketika dipakai untuk melukai. Kesimpulannya, di dalam ajaran Agama Buddha itu sendiri tidak ditolak adanya bayi tabung. Bahkan kloning pun juga tidak di tolak. Jadi, di lain kata dapat dikatakan bahwa bayi tabung atau inseminasi buatan di dalam agama ini diperbolehkan.
  • 13. 13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan yaitu : Dalam agama islam dikatakan bahwa proses pembuatan bayi tabung yang sel telurnya berasal dari isteri pertama dan dikembangkan dalam rahim isteri kedua, hukumnya tetap haram karekan akan menyebabkan percampuran Nasab. Dalam agama kristen protestan Bayi tabung boleh dilakukan asalkan dilakukan oleh pasangan suami isteri yang sah dan tidak melibatkan orang lain. Dalam agama katolik bahwa bayi tabung tidak diperbolehkan sebab tujuan menikah bukanlah untuk mendapatkan seorang anak. Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui karena sudah melanggar hak cipta Ranying hatala langit. di dalam ajaran Agama Buddha itu sendiri tidak ditolak adanya bayi tabung. Bahkan kloning pun juga tidak di tolak. Jadi, di lain kata dapat dikatakan bahwa bayi tabung atau inseminasi buatan di dalam agama ini diperbolehkan. 3.2 Saran Dari segi positif, Kita perlu mencintai dan menghargai semua ciptaan Tuhan baik itu berupa bayi tabung dan sebagainya sebab karena manusia adalah ciptaan Tuhan. Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan budi dan dapat mengembangkan diri ke arah penemuan baru tetapi tanpa meleset dari aturan dari Keagamaan.
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA http://www.antaranews.com/view/?i=1217079979&c=TEKS Harfanto, hanafi. 2004. Keluarga Beralih kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan. http://bayitabung.blogspot.com/ http://lusicaem.blogspot.com/2008/12/bayi-tabung-menurut-ajaran-agama-islam.html. http://nasional.kompas.com/read/2008/07/26/22151682/sel.punca.embrionik.untuk.pengobata n.dilarang.agama