SlideShare a Scribd company logo
Kelompok 5 :
Nama NPM
Bagus hermawan 1341177004290
Dede sulistiyo
1341177004275
Agung maulana saleh 1341177004197
Definisi
Prinsip Induksi Sederhana
Prinsip Induksi yang Dirampatkan
Prinsip Induksi Kuat
Bentuk Induksi Secara Umum
 Induksi matematika adalah :
Metode pembuktian untuk proposisi perihal
bilangan bulat
 Induksi matematika merupakan teknik
pembuktian yang baku di dalam matematika
Melalui induksi matematik kita dapat mengurangi
langkah-langkah pembuktian bahwa semua
bilangan bulat termasuk ke dalam suatu
himpunan kebenaran dengan hanya sejumlah
langkah terbatas.
Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n
adalah n(n+1)/2
Bukti :
Misalkan n = 6  p(6) adalah “Jumlah
bilangan bulat positif dari 1 sampai 6 adalah
6(6+1)/2” terlihat bahwa :
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21  6(7)/2 =
21
Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut
benar
Jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Bukti
Misalkan n = 6 buah (n = 1,2,3,4,5,6) maka :
• n = 1  1 = 1  (1)2 = 1
• n = 2  1+3 = 4  (2)2 = 4
• n = 3  1+3+5 = 9  (3)2 = 9
• n = 4  1+3+5+7 = 16  (4)2 = 16
• n = 5  1+3+5+7+9 = 25  (5)2 = 25
• n = 6  1+3+5+7+9+11 = 36  (6)2 = 36
Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut benar
 Misalkan p(n) adalah proposisi bilangan bulat
positif dan ingin dibuktikan bahwa p(n)
adalah benar untuk semua bilangan bulat
positif n. Maka langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. p(n) benar
2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk
setiap n  1
 Sehingga p(n) benar untuk semua bilangan
bulat positif n
 Langkah 1 dinamakan basis induksi,
sedangkan langkah 2 dinamakan langkah
induksi.
 Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang
menyatakan bahwa p(n) benar. Asumsi
tersebut dinamakan hipotesis induksi.
 Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah
tersebut benar maka kita sudah membuktikan
bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat
positif n.
Contoh 1. Gunakan induksi matematik
untuk membuktikan bahwa jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu
buah bilangan ganjil positif pertama adalah
12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah
bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
 (ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan

 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2

 adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil
positif ke-n adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n
+1) juga benar, yaitu

 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2

 juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:

 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] +
(2n + 1)
 = n2 + (2n + 1)
 = n2 + 2n + 1
 = (n + 1)2

 Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah
diperlihatkan benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif
pertama adalah n2.
 Prinsip induksi sederhana dapat dirampatkan
(generalized)
 Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal
bilangan bulat n  n0. Untuk membuktikannya
perlu menunjukkan bahwa :
1. p(n0) benar
2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk
setiap n  n0
sehingga p(n) benar untuk semua bilangan
bulat n  n0
 Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n,
buktikan dengan induksi matematik bahwa 20
+ 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
 Penyelesaian:
 (i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat
tidak negatif pertama), kita peroleh: 20 = 20+1
– 1.
 Ini jelas benar, sebab 20 = 1 = 20+1 – 1
 = 21 – 1
 = 2 – 1
 = 1
 (ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu

 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1

 adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa
 p(n +1) juga benar, yaitu

 20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1

 juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:

 20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1
 = (2n+1 – 1) + 2n+1 (hipotesis
induksi)
 = (2n+1 + 2n+1) – 1
 = (2 . 2n+1) – 1
 = 2n+2 - 1
 = 2(n+1) + 1 – 1

 Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka
untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 +
22 + … + 2n = 2n+1 – 1

Buktikan dengan induksi matematika
bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif
yang lebih besar dari 6
Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa 3n < n! untuk n
bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6
i. Basis induksi
p(7) benar  37 < 7!  2187 < 5040
ii. Langkah induksi
Misalkan bahwa p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa 3n
< n! adalah benar. Perlihatkan juga bahwa p(n+1) juga
benar, yaitu 3n+1 < (n+1)!
Hal ini dapat ditunjukkan sbb :
3n+1 < (n+1)!
3 . 3n < (n+1) . n!
3n . 3 / (n+1) < n!
Menurut hipotesis induksi, 3n < n!, sedangkan untuk n >
6, nilai 3/(n+1) < 1, sehingga 3/(n+1) akan memperkecil
nilai di ruas kiri persamaan. Efek nettonya, 3n . 3/(n+1)
< n! jelas benar
Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti bahwa
3n < n! untuk n bilangan bulat positif lebih besar dari 6
 Prinsip induksi yang lebih kuat adalah sbb :
1. p(n0) benar
2. Jika p(n0), p(n0+1), …, p(n) benar, maka p(n+1) juga
benar untuk setiap n  n0
sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0
 Versi induksi yang lebih kuat mirip dengan induksi sederhana,
perbedaannya adalah pada langkah (ii) :
 hipotesis induksi yang lebih kuat
bahwa semua pernyataan p(1), p(2), …, p(n) adalah
benar
 Hipotesis induksi sederhana
bahwa p(n) benar
 Prinsip induksi kuat memungkinkan kita mencapai kesimpulan
yang sama meskipun memberlakukan andaian yang lebih
banyak
 Contoh 7. Bilangan bulat positif disebut prima jika
dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi
dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin
membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n
(n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari
(satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan
prinsip induksi kuat.
 Penyelesaian:
 Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah
bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan
sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima,
yaitu dirinya sendiri.
 Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3,
…, n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih)
bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita perlu
menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai
perkalian bilangan prima. Ada dua kemungkinan nilai n + 1:
 Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat
dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.
 Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat
positif a yang membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata
lain,

 (n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab

 yang dalam hal ini, 2  a  b  n. Menurut hipotesis induksi, a
dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih
bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan
sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.

 Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka
terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n  2) dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan
prima.
 Membuat bentuk umum metode induksi
sehingga dapat diterapkan tidak hanya untuk
pembuktian proposisi yang menyangkut
himpunan bilangan bulat positif tetapi juga
pembuktian yang menyangkut himpunan obyek
yang lebih umum.
 Syaratnya himpunan obyek tersebut harus
mempunyai :
1. Keterurutan
2. Elemen terkecil
 Relasi biner “<“ pada himpunan X dikatakan terurut
dengan baik (atau himpunan X dikatakan terurut dengan
baik dengan “<“) bila memiliki properti berikut :
(i) Diberikan x, y, z  X, jika x < y dan y < z maka x < z
(ii)Diberikan x, y  X. Salah satu dari kemungkinan ini benar : x <
y atau y < x atau x = y
(iii)Jika A adalah himpunan bagian tidak kosong dari X, terdapat
elemen x  A sedemikian sehingga x  y untuk semua y  A.
Dengan kata lain, setiap himpunan bagian tidak kosong dari X
mengandung “elemen terkecil”
 Misalkan X terurut baik oleh “<“ dan p(x) adalah
pernyataan perihal elemen x dari X. Pembuktian
bahwa p(x) benar untuk semua x  X. Untuk
pembuktiannya hanya perlu menunjukkan
bahwa :
(i) p(x0) benar, yang dalam hal ini x0 adalah elemen
terkecil di dalam X
(ii) Jika p(y) benar untuk y < x, maka p(x) juga benar
untuk setiap x > x0 di dalam X
Sehingga p(x) benar untuk semua x  X
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Pawit Ngafani
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
Edhy Suadnyanayasa
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
Siti Khotijah
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 02
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 02Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 02
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 02
KuliahKita
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
KuliahKita
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
1724143052
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
SCHOOL OF MATHEMATICS, BIT.
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Fahrul Usman
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiOnggo Wiryawan
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskrit
riyana fairuz kholisa
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Kelinci Coklat
 
Semigrup
SemigrupSemigrup
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
maman wijaya
 

What's hot (20)

Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Matematika Diskrit kombinatorial
Matematika Diskrit  kombinatorialMatematika Diskrit  kombinatorial
Matematika Diskrit kombinatorial
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 02
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 02Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 02
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 02
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode PembuktianAturan Inferensi dan Metode Pembuktian
Aturan Inferensi dan Metode Pembuktian
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi RekursiRelasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
Relasi Rekursi : Definisi, Contoh, Jenis Relasi Rekursi
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskrit
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Semigrup
SemigrupSemigrup
Semigrup
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 

Similar to Induksi matematika

11841986
1184198611841986
11841986
HardinanSinaga
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
1724143052
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematikatafrikan
 
Ppt
PptPpt
Ppt
PptPpt
Power Point Induksi Matematika
Power Point Induksi MatematikaPower Point Induksi Matematika
Power Point Induksi Matematika
nanasaf
 
Induksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptInduksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.ppt
AriyaIda
 
Induksi matematik
Induksi matematikInduksi matematik
Induksi matematik
Aadidin Nich
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
Abdul Wahid Mubarrok
 
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyaInduksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
hestinoviyana1
 
Induksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiInduksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xii
Medi Harja
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
Riza Nafis
 
Induksi Matematika Kelas 12
Induksi Matematika Kelas 12Induksi Matematika Kelas 12
Induksi Matematika Kelas 12
Heryansyah Djaelani
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
KuliahKita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
ovalainita
 
Induksi mtk
Induksi mtkInduksi mtk
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
KuliahKita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
ovalainita
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaovalainita
 

Similar to Induksi matematika (20)

11841986
1184198611841986
11841986
 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Power Point Induksi Matematika
Power Point Induksi MatematikaPower Point Induksi Matematika
Power Point Induksi Matematika
 
Induksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.pptInduksi Matematik.ppt
Induksi Matematik.ppt
 
Induksi matematik
Induksi matematikInduksi matematik
Induksi matematik
 
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
 
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannyaInduksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
Induksi Matematik beserta contoh soal dan penyelesaiannya
 
Induksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xiiInduksi matematika kls xii
Induksi matematika kls xii
 
Induksi Matematika
Induksi MatematikaInduksi Matematika
Induksi Matematika
 
Induksi Matematika Kelas 12
Induksi Matematika Kelas 12Induksi Matematika Kelas 12
Induksi Matematika Kelas 12
 
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
Matematika Diskrit - 04 induksi matematik - 01
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Induksi mtk
Induksi mtkInduksi mtk
Induksi mtk
 
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
Matemaika Diskrit - 04 induksi matematik - 03
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Tugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesiaTugas uas bahasa indonesia
Tugas uas bahasa indonesia
 

More from yusufhidayat1995

Sistem digital 1
Sistem digital   1Sistem digital   1
Sistem digital 1
yusufhidayat1995
 
Sd 2 & 3
Sd   2 & 3Sd   2 & 3
Sd 8
Sd 8Sd 8
Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )
yusufhidayat1995
 
Sd 5
Sd   5Sd   5
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
yusufhidayat1995
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasayusufhidayat1995
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
yusufhidayat1995
 

More from yusufhidayat1995 (8)

Sistem digital 1
Sistem digital   1Sistem digital   1
Sistem digital 1
 
Sd 2 & 3
Sd   2 & 3Sd   2 & 3
Sd 2 & 3
 
Sd 8
Sd 8Sd 8
Sd 8
 
Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )Sistem bilangan real ( matematika i )
Sistem bilangan real ( matematika i )
 
Sd 5
Sd   5Sd   5
Sd 5
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 

Recently uploaded

Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 

Recently uploaded (20)

Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 

Induksi matematika

  • 1. Kelompok 5 : Nama NPM Bagus hermawan 1341177004290 Dede sulistiyo 1341177004275 Agung maulana saleh 1341177004197
  • 2. Definisi Prinsip Induksi Sederhana Prinsip Induksi yang Dirampatkan Prinsip Induksi Kuat Bentuk Induksi Secara Umum
  • 3.  Induksi matematika adalah : Metode pembuktian untuk proposisi perihal bilangan bulat  Induksi matematika merupakan teknik pembuktian yang baku di dalam matematika Melalui induksi matematik kita dapat mengurangi langkah-langkah pembuktian bahwa semua bilangan bulat termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan hanya sejumlah langkah terbatas.
  • 4. Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah n(n+1)/2 Bukti : Misalkan n = 6  p(6) adalah “Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai 6 adalah 6(6+1)/2” terlihat bahwa : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21  6(7)/2 = 21 Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut benar
  • 5. Jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. Bukti Misalkan n = 6 buah (n = 1,2,3,4,5,6) maka : • n = 1  1 = 1  (1)2 = 1 • n = 2  1+3 = 4  (2)2 = 4 • n = 3  1+3+5 = 9  (3)2 = 9 • n = 4  1+3+5+7 = 16  (4)2 = 16 • n = 5  1+3+5+7+9 = 25  (5)2 = 25 • n = 6  1+3+5+7+9+11 = 36  (6)2 = 36 Sehingga proposisi (pernyataan) tersebut benar
  • 6.  Misalkan p(n) adalah proposisi bilangan bulat positif dan ingin dibuktikan bahwa p(n) adalah benar untuk semua bilangan bulat positif n. Maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. p(n) benar 2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n  1  Sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n
  • 7.  Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2 dinamakan langkah induksi.  Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar. Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.  Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
  • 8. Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2. Penyelesaian: (i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
  • 9.  (ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan   1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2   adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu   1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2   juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:   1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n + 1)  = n2 + (2n + 1)  = n2 + 2n + 1  = (n + 1)2   Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
  • 10.  Prinsip induksi sederhana dapat dirampatkan (generalized)  Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat n  n0. Untuk membuktikannya perlu menunjukkan bahwa : 1. p(n0) benar 2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n  n0 sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0
  • 11.  Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1  Penyelesaian:  (i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh: 20 = 20+1 – 1.  Ini jelas benar, sebab 20 = 1 = 20+1 – 1  = 21 – 1  = 2 – 1  = 1
  • 12.  (ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu   20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1   adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa  p(n +1) juga benar, yaitu   20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1   juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:   20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1  = (2n+1 – 1) + 2n+1 (hipotesis induksi)  = (2n+1 + 2n+1) – 1  = (2 . 2n+1) – 1  = 2n+2 - 1  = 2(n+1) + 1 – 1   Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1 
  • 13. Buktikan dengan induksi matematika bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6
  • 14. Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6 i. Basis induksi p(7) benar  37 < 7!  2187 < 5040 ii. Langkah induksi Misalkan bahwa p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa 3n < n! adalah benar. Perlihatkan juga bahwa p(n+1) juga benar, yaitu 3n+1 < (n+1)! Hal ini dapat ditunjukkan sbb : 3n+1 < (n+1)! 3 . 3n < (n+1) . n! 3n . 3 / (n+1) < n! Menurut hipotesis induksi, 3n < n!, sedangkan untuk n > 6, nilai 3/(n+1) < 1, sehingga 3/(n+1) akan memperkecil nilai di ruas kiri persamaan. Efek nettonya, 3n . 3/(n+1) < n! jelas benar Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif lebih besar dari 6
  • 15.  Prinsip induksi yang lebih kuat adalah sbb : 1. p(n0) benar 2. Jika p(n0), p(n0+1), …, p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n  n0 sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n  n0  Versi induksi yang lebih kuat mirip dengan induksi sederhana, perbedaannya adalah pada langkah (ii) :  hipotesis induksi yang lebih kuat bahwa semua pernyataan p(1), p(2), …, p(n) adalah benar  Hipotesis induksi sederhana bahwa p(n) benar  Prinsip induksi kuat memungkinkan kita mencapai kesimpulan yang sama meskipun memberlakukan andaian yang lebih banyak
  • 16.  Contoh 7. Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n (n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan prinsip induksi kuat.  Penyelesaian:  Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
  • 17.  Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita perlu menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima. Ada dua kemungkinan nilai n + 1:  Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.  Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,   (n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab   yang dalam hal ini, 2  a  b  n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.   Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n  2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.
  • 18.  Membuat bentuk umum metode induksi sehingga dapat diterapkan tidak hanya untuk pembuktian proposisi yang menyangkut himpunan bilangan bulat positif tetapi juga pembuktian yang menyangkut himpunan obyek yang lebih umum.  Syaratnya himpunan obyek tersebut harus mempunyai : 1. Keterurutan 2. Elemen terkecil
  • 19.  Relasi biner “<“ pada himpunan X dikatakan terurut dengan baik (atau himpunan X dikatakan terurut dengan baik dengan “<“) bila memiliki properti berikut : (i) Diberikan x, y, z  X, jika x < y dan y < z maka x < z (ii)Diberikan x, y  X. Salah satu dari kemungkinan ini benar : x < y atau y < x atau x = y (iii)Jika A adalah himpunan bagian tidak kosong dari X, terdapat elemen x  A sedemikian sehingga x  y untuk semua y  A. Dengan kata lain, setiap himpunan bagian tidak kosong dari X mengandung “elemen terkecil”
  • 20.  Misalkan X terurut baik oleh “<“ dan p(x) adalah pernyataan perihal elemen x dari X. Pembuktian bahwa p(x) benar untuk semua x  X. Untuk pembuktiannya hanya perlu menunjukkan bahwa : (i) p(x0) benar, yang dalam hal ini x0 adalah elemen terkecil di dalam X (ii) Jika p(y) benar untuk y < x, maka p(x) juga benar untuk setiap x > x0 di dalam X Sehingga p(x) benar untuk semua x  X