SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
---------- PENGANTAR ILMU HUKUM --------
1. PENGANTAR ILMU HUKUM 1
Pertemuan 1
Dosen
IR.SA.WIRAGUNA, SH., MH., MM.
PENGANTAR
ILMU HUKUM
( PIH )
2. TATA TERTIB
DI KELAS
1. KELAS HARUS TERTIB, TENANG & SANTUN
2. ALAT KOMUNIKASI/HP DI SENYAPKAN, DILARANG MENERIMA
PANGGILAN HP DISAAT PELAJARAN BERLANGSUNG
3. BERPARTISIPASI AKTIF
PENGANTAR ILMU HUKUM 2
3. SYARAT KELULUSAN
BOBOT NILAI
1. KEHADIRAN : 10 % (Max 3 X Absen/tidak hadir)
2. TUGAS : 20 %
3. UTS : 30 %
4. UAS : 40 %
PENGANTAR ILMU HUKUM 3
4. LITERATUR
&
BUKU BACAAN
BUKU
1. PENGANTAR ILMU HUKUM (Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja,SH.,
LLM, Dr. B. ARIEF SIDHARTA.SH.)
2. ILMU HUKUM (Prof. Dr. SATJIPTO,SH RAHARDJO.SH.)
3. PENGANTAR ILMU HUKUM ( Dr. SOEDJONO DIRDJOSISWORO,SH.)
4. DLL
PENGANTAR ILMU HUKUM 4
5. PENGERTIAN
DAN DEFINISI
Definisi Ilmu
Ilmu diartikan sebagai pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang
(pengetahuan)
PENGANTAR ILMU HUKUM 5
6. Definisi Hukum
Sampai saat ini definisi hukum belum di
sepakati oleh para ahli hukum. Mengetahui
dan memahami hukum sebagai suatu ilmu
tampaknya agak sulit tanpa memahami
definisi hukum itu sendiri, sebagai objek dari
ilmu hukum. Belum adanya kesepakatan
para ilmuwan hukum, karena terdapat
kesulitan dalam mendefinisikan atau
memberikan pengertian hukum
PENGANTAR ILMU HUKUM 6
Definisi Hukum
7. LATAR BELAKANG PENULISAN
PENGANTAR ILMU HUKUM
Istilah Pengantar Ilmu Hukum (PIH) pertama kali
dipergunakan oleh Perguruan Tinggi Gajah Mada di
Yogyakarta yg didirikan pada tgl.13 Maret 1946.
Istilah tersebut merupakan terjemahan dari Bahasa
Belanda: “Inleidingtot de Rechtswetenschap” yang
digunakan sejak tahun 1924 oleh Rechts Hoge-School
di Jakarta.
PENGANTAR ILMU HUKUM 7
8. PENGANTAR ILMU HUKUM
Pengantar Ilmu Hukum (PIH) kerap kali oleh dunia
studi hukum dinamakan “Encyclopaedia Hukum”,
yaitu mata kuliah dasar yang merupakan pengantar
(introduction atau inleiding) dalam mempelajari
ilmu hukum. Dapat pula dikatakan bahwa PIH
merupakan dasar untuk pelajaran lebih lanjut
dalam studi hukum yang mempelajari pengertian-
pengertian dasar, gambaran dasar tentang sendi-
sendi utama ilmu hukum.
PENGANTAR ILMU HUKUM 8
9. PIH
Merupakan Pengantar untuk
Mempelajari Hukum
Tidak menunjuk pada suatu sistem hukum
tertentu.
Mempelajari tentang tujuan hukum.
Mempelajari tentang pengertian hak dan
kewajiban.
Mempelajari tentang pengertian-pengertian dalam
hukum.
Mempelajari tentang sumber-sumber hukum.
Mempelajari tentang aneka sistem hukum yang ada
dalam masyarakat.
PENGANTAR ILMU HUKUM 9
10. PENGANTAR ILMU HUKUM 10
Pengertian Dasar
Dalam Ilmu Hukum
Subjek Hukum
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut
hukum dapat menjadi pendukung (dapat memiliki)
hak dan kewajiban. Subjek hukum ini, dalam kasus
ilmu hukum disebut juga “orang” atau pendukung
hak dan kewajiban. Dengan demkian, subjek
hukum memiliki kewenangan untuk bertindak
menurut tata cara yang ditentukan atau
dibenarkan.
11. Objek Hukum
Objek hukum adalah segala sesutu yang
bermanfaat bagi subjek hukum, dan
dapat menjadi objek hukum suatu
hubungan hukum. Menurut
istilah objek hukum juga bisa disebut
benda atau barang.
PENGANTAR ILMU HUKUM 11
12. Sumber, Tujuan
dan Fungsi Hukum
Sumber
Para ahli membedakan sumber hukum ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu
Sumber hukum dalam arti material dan sumber hukum dalam arti
formal.
Sumber Hukum dalam arti material, yaitu: suatu keyakinan/ perasaan
hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi hukum.
Dengan demikian keyakinan/ perasaan hukum individu (selaku anggota
masyarakat) dan juga pendapat umum yang merupakan faktor-faktor
yang dapat mempengaruh Pembentukannya
Sedangkan sumber hukum dalam arti Formal, yaitu: bentuk atau
kenyataan dimana kita dapat menemukan hukum yang berlaku. Jadi
karena bentuknya itulah yang menyebabkan hukum berlaku umum,
diketahui, dan ditaati
PENGANTAR ILMU HUKUM 12
14. Ruang lingkup
Ilmu Hukum
Ilmu Hukum mencakup dan membicarakan
segala hal yang berhubungan dengan hukum.
Karena luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu
hukum, ada orang yang pendapat bahwa
“batas-batasnya tidak bisa ditentukan”.
Ilmu Hukum tidak mempersoallan suatu
tatanan hukum tertentu yang berlaku di suatu
negara (ius constitutum).
PENGANTAR ILMU HUKUM 14
15. Tujuan
mempelajari hukum
Mempelajari asas-asas yang pokok dari
hukum.
Mempelajari sistem formal dari hukum.
Mempelajari konsepsi-konsepsi hukum dan
arti fungsionalnya dalam masyarakat.
Mempelajari kepentingan-kepentingan
sosial apa saja yang dilindungi oleh hukum.
PENGANTAR ILMU HUKUM 15
16. Lanjutan………..Tujuan mempelajari hukum
Ingin mengetahui tentang apa sesungguhnya hukum
itu, dari mana dia datang/muncul, apa yang
dilakukannya dan dengan cara-cara/sarana-sarana apa
ia melakukan hal itu.
Mempelajari tentang apakah keadilan itu dan
bagaimana ia diwujudkan melalui hukum.
Mempelajari tentang perkembangan hukum (apakah
sejak dari dulu hukum itu sama dengan yang kita kenal
sekarang)
PENGANTAR ILMU HUKUM 16
17. Lanjutan……….Tujuan mempelajari hukum
Mempelajari pemikiran-pemikiran orang
mengenai hukum sepanjang masa.
Mempelajari bagaimana sesungguhnya
kedudukan hukum itu dalam masyarakat.
Kerterkaitan hukum dengan sub-sub sistem lain
dalam masyarkat.
Bagaimanakah sifat-sifat atau karakteristik ilmu
hukum itu?
PENGANTAR ILMU HUKUM 17
18. Fungsi Hukum
Menurut Rusli Effendy dkk fungsi hukum sebagai
berikut :
Fungsinya yang pasif yang hanya untuk menjaga
status quo. Fungsi ini disebut “sarana sosial
Kontrol”.
Fungsinya yang aktif yang merombak tatanan yang
telah ada menuju suatu keadaan yang dicita-
citakan. Fungsi ini dikenal sebagai “law is tool of
social engneering”, atau fungsi hukum sebagai alat
perekayasa sosial.
PENGANTAR ILMU HUKUM 18
19. Jurisprudence merupakan suatu disiplin yang
bersifat sui generis*)
Ilmu hukum tidak tergolong atau bukan
merupakan suatu kajian yang bersifat empirik
maupun evaluatif (seperti dlm filsafat).
Jurisprudence bukan semata-mata studi tentang
hukum melainkan lebih dari itu, yaitu studi
tentang sesuatu mengenai hukum .
Ilmu hukum sebagai ilmu sui generis artinya ilmu
hukum merupakan ilmu jenis sendiri.
PENGANTAR ILMU HUKUM 19
20. Disiplin Hukum
Disiplin adalah sistem ajaran mengenai kenyataan atau gejala-gejala yang
dihadapi. Disiplin dapat dibedakan antara :
(1) disiplin analitis ( yang menganalisis, memahami serta menjelaskan)
(2) disiplin preskriptif (yang menentukan apakah yang seyogyanya atau
seharusnya dilakukan).
Sebagai sistem ajaran, disiplin hukum merupakan sistim ajaran yang :
(1) menentukan apakah yang seyogyanya atau seharusnya dilakukan
(preskriptif)
(2) yang senyatanya dilakukan (deskriptif) di dalam hidup.
Disiplin Hukum mencakup: (1) ilmu-ilmu hukum, (2) politik hukum dan (3)
filsafat hukum.
PENGANTAR ILMU HUKUM 20
21. Kaidah Hukum dan
kaidah-kaidah yang lain
Kaidah aspek hidup pribadi terdiri dari:
◦ Kaidah Kepercayaan;
◦ Kaidah Kesusilaan.
Kaidah aspek hidup antar pribadi terdiri
dari:
◦ Kaidah Kesopanan/Sopan santun;
◦ Kaidah Hukum
PENGANTAR ILMU HUKUM 21
22. Kaidah Kepercayan
Kaidah kepercayaan ditujukan terhadap
kewajiban manusia kepada Tuhan dan kepada
dirinya sendiri.
Sumber atau asal kaidah ini adalah ajaran-
ajaran kepercayaan atau agama yang diyakini
sebagai parintah Tuhan.
Pelanggaran-pelanggaran terhadap kaidah ini
akan memperoleh sanksi dari Tuhan
PENGANTAR ILMU HUKUM 22
23. Kaidah Kesusilan
Kaidah Kesusilaan ditujukan kepada manusia agar
mempunyai ahlak yang baik.
Sumber kaidah kesusilaan adalah dari manusia sendiri,
jadi bersifat otonom dan tidak ditujukan kepada
sikap lahir, tetapi sikap batin manusi juga.
Pelanggan terhadap kaidah ini menimbulkan rasa
penyesalan dalam hati nurani, rasa malu, takut,
merasa bersalah sebagai sanksi atau reaksi terhadap
pelanggaran kaidah kesusilan.
PENGANTAR ILMU HUKUM 23
24. Kaidah Kesopan
Sopan Satun
Kaidah Kesopan ditujukan kepada sikap lahir pelakunya
demi “kesedapan” hidup antar pribadi. Kaidah ini
mementingkan yang lahir atau formal dan tidak
semata-mata sikap batin .
Kaidah ini membebani manusia dengan kewajiban.
Sanksi diberikan oleh masyarakat, dan bersifat tidak
resmi. Yang memaksakan kepada kita adalah
kekuasaan di luar kita (heteronom).
PENGANTAR ILMU HUKUM 24
25. Kaidah Hukum
Kaidah hukum melindungi lebih lanjut
kepentingan-kepentingan manusia yang telah
memperoleh perlindungan dari ketiga kaedah
lainnya dan melindungi kepentingan-
kepentingan yang belum mendapat perlindungan
dari ketiga kaedah tadi.
Kaidah hukum ditujukan pada tindakan konkrit,
bukan untuk penyempurnaan manusia,
melainkan untuk ketertiban masyarakat.
PENGANTAR ILMU HUKUM 25