SlideShare a Scribd company logo
K
E
S
E
L
A
M
A
T
A
N
&
K
E
S
E
H
A
T
A
N
K
E
R
J
A
Pengertian Kapal
Penumpang dan
Kapal Pesiar
01
Kapal Penumpang аdаlаh kapal
уаng digunakan untuk angkutan
penumpang. Untuk
meningkatkan effisiensi atau
melayani keperluan уаng lebih
luas kapal penumpang dараt
berupa kapal Ro-Ro, ataupun
untuk perjalanan pendek
terjadwal dalam bentuk kapal
feri.
Pengertian Kapal Penumpang dan Kapal Pesiar
Kapal pesiar (Cruise Ship atau
Cruise Liner) adalah kapal
penumpang yang dipakai untuk
pelayaran pesiar. saat ini
kapal pesiar tidak dipandang
sebagai transportasi semata,
namun sebagai hotel terapung
(floating hotel), atau disebut
dengan resor terapung (floating
resort).
01 02
Keselamatan Lalu
Lintas Kapal
Penumpang dan
Kapal Pesiar
(Peraturan)
02
Peraturan K3 Tentang Kapal Penumpang
Dalam PM No. 20 Tahun 2015
tentang Standar Keselamatan dan PM No. 37 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut.
tentang standar keselamatan pelayaran meliputi
sumber daya manusia (SDM), sarana dan/ prasarana,
standar operasional prosedur (SOP), lingkungan serta
sanksi.
Peraturan Menteri (PM) No. 20 Tahun 2015
sanksi akan dikenakan kepada pemilik,
operator kapal dan nahkoda berupa pidana
penjara paling lama enam bulan atau denda
paling banyak Rp. 100.000.000, pasal 304 UU
No. 17 Tahun 2008.
Dari aspek SDM
01
02
03
UU Tentang standar keamanan dalam Kapal Penumpang
Lanjutan ...
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
17 TAHUN 2008 TENTANG P E L A Y A R A N
PERATURAN MENTERI
PERHUBUNGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR PM 104 TAHUN
2017 TENTANG PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN PENYEBERANGAN
04
05
Keselamatan Pada Kapal Pesiar
PP No. 7 Thn 2000
tentang Kepelautan
UU No. 17 thn 2008
tentang Pelayaran
Permenhub No.25
Tahun 2015
tentang Standar
Keselamatan Pelayaran
PP No. 1 thn 1998
tentang Pemeriksaan
Kecelakaan Kapal
PP No.20 Tahun 2010
tentang Angkutan Perairan
Permenhub
No.25 Tahun 2015
tentang Standar
Keselamatan
Transportasi Sungai,
Danau, dan
Penyeberangan
A. Ketentuan UU terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kapal Pesiar
PP No.5 Tahun 2010 PP No.51 Tahun 2002
tentang Kenavigasian tentang Perkapalan
Peraturan Yang Terkait dengan Kapal Penumpang & Kapal Pesiar
Kecepatan Kapal
Persyaratan pelayanan kecepatan kapal terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu :
1) Kapal pelayanan ekonomi untuk kendaraan mempunyai kecepatan pelayanan (service speed) sekurang -
kurangnya 10 knot per jam.
2) Kapal pelayanan non-ekonomi untuk kendaraan mempunyai kecepatan rata – rata pelayanan (service speed)
sekurang - kurangnya 15 knot.
Dalam pemenuhan kecepatan pelayanan, kapal yang melayani lintas pendek dengan jarak sampai dengan 6 (enam)
mil kecepatan rata-rata pelayanan kapal dapat disesuaikan untuk memenuhi jadual perjalanan kapal.
Jumlah
Penumpang Kapal
Pesiar
B. Alat Pelindung Diri di Kapal
Baju
pelindung
Safety Shoes
Helmet
Goggles
Sarung tangan
(Hand safety):
01 02
03
04
05
Face Mask
Plug
06
07
Alat-Alat Penolong Diatas Kapal
1. Life Jacket
(Jaket Penolong)
02. Life Buoy/Life Ring
(Pelampung Penolong)
03. Life Raft
(Kapsul/Rakit Penolong)
04. Life Boat
(Sekoci Penolong)
Menurut SOLAS (Safety of Life At Sea) 1974, kemudian
diamandemen pada Tahun 1983, sejak 1 Juli 1983 diharuskan
mempunyai alat – alat penolong:
Life Jacket
- Terbuat dari gabus sintetis yang
biasanya dinamakan styrophore
- Harus diletakkan ditempat yang
mudah dijangkau
- Pemakaiannya harus benar-benar
aman melingkarke badan dengan
mengikatkan pitanya
- Setiapkapal harus membawa baju
renang untuksetiap pelayarannya
(untukorang dewasamaupun anak-
anak)
- Untukkapal penumpang harus
membawa sebanyak 110%%
dari
jumlah orang yangada dikapal.
Life Buoy
- Umumnya digunakan untuk orang yang tercebur ke laut, jumlahnya tergantung pada tipe dan panjang
kapal
- Umumnya terbuat dari gabus padat dan dibungkus dengan terpal.
- Di cat dalam dua warna,yaitu merah dan kuning atau putih
Life Raft
Life Boat
- Konstruksi yang khusus sehingga pergerakannya bias dengan dayung, layar maupun secara mekanik
- Ukuran sekoci sebaiknya dicantumkan, bersama-sama dengan jumlah penumpang yang diijinkan, initial
surveyor dan tanggal pemeriksaan
- Mampu diluncurkan secara aman dan cepat ke air meski dalam kondisi yang tidak menguntungkan
- Masing- masing harus mampu diluncurkan ke air tanpa mengikut sertakan penurunan alat-alat yang lain
- Memungkinkan untuk menaikkan penumpang- penumpang secara cepat
Data Kecelakaan
Kapal Penumpang
dan Kapal Pesiar
(Peraturan)
03
Data Kecelakaan Kapal Penumpang
Data Kecelakaan Kapal Pesiar
Contoh Kasus
Kecelakaan
Kapal Penumpang
Fungka Permata v
04
Contoh Kasus : Terbakarnya Kapal Fungka Permata V di Perairan
Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Kronologi Kejadian : Pada 14 September 2018.
• Pukul 11.00 WITA, KMP. Fungka Permata V dari Baubau mengangkut 87 orang dewasa, muatan kering (beras dan
mie instant), 2 unit sepeda motor dan kurang lebih 10 ton bahan kebutuhan pokok.
• Pukul 16.00 WITA, Tiba di Raha melakukan penambahan penumpang.
• Sekitar pukul 17.00 WITA, kapal bertolak dari Raha. Ada penambahan 4 penumpang dewasa Total 91 Orang.
•Pada tanggal 14 September 2018, Sekitar pukul 11.00 WITA, saat Fungka Permata V dalam pelayaran dari Raha
menuju Banggai Laut dengan kecepatan rata-rata 8 knot. Saat itu Nakhoda dan Juru Mudi berada di ruang kemudi,
sementara di kamar mesin terdapat seorang juru minyak jaga. Juru Mudi jaga selanjutnya memeriksa dan melihat
air pendingin mesin penggerak tidak keluar dari lambung kapal dan melaporkan kepada Nakhoda. Setelah itu Juru
Mudi melihat asap hitam tebal keluar dari cerobong mesin penggerak yang dipasang mengarah ke buritan melalui
kamar mesin, kemudian Nakhoda menurunkan putaran mesin, kecepatan kapal berkurang menjadi 5 knot.
Setelah mengetahui air laut pendingin mesin penggerak tidak bersirkulasi, Nakhoda berencana untuk memeriksa
kotak laut (sea chest) Nakhoda mengira kotak laut tersumbat kotoran. Pada saat itu jarak kapal ke Banggai Laut
sekitar 40 mil laut. Juru Mudi selanjutnya menuju ke kamar mesin untuk memberitahukan kepada awak mesin
jaga bahwa air pendingin mesin penggerak tidak keluar dari pipa gas buang
Contoh Kasus : Terbakarnya Kapal Fungka Permata V di Perairan
Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Kronologi Kejadian : Pada 14 September 2018.
•Melihat kondisi tersebut seluruh penumpang dan awak kapal menjadi panik. Awak kapal yang berada di geladak
penumpang berusaha untuk menenangkan penumpang dan menyuruh untuk mengenakan jaket penolong yang
banyak terletak di langit-langit ruang penumpang. Ketika sedang membagikan jaket penolong, tiba-tiba terdengar
bunyi ledakan kuat sehingga penumpang berhamburan untuk menyelamatkan diri melalui pintu keluar di haluan.
–Pukul 15.00 WITA sebuah perahu nelayan yang kebetulan melewati tempat kejadian langsung menolong dan
mengevakuasi korban ke Pulau Sago yang jaraknya sekitar 4 mil dari lokasi kejadian.
-Sekitar pukul 17.00 WITA, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Banggai Laut mendapatkan informasi
dari warga tentang kejadian ini dan segera meneruskan ke Basarnas yang berada di Luwuk dan pihak keamanan
setempat dan kemudian segera mengirimkan armadanya untuk melakukan penyelamatan.
• AKIBAT KEBAKARAN Berdasarkan data yang diterima dari tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP)
Luwuk dinyatakan bahwa terdapat 13 orang meninggal dunia akibat kecelakaan ini, dengan rincian 2 balita, 1
laki-laki dewasa, dan 10 perempuan dewasa serta 6 orang dinyatakan hilang. Jumlah orang selamat termasuk
awak kapal 126 orang.
Pandangan Masyarakat
Global Tentang Kapal
Penumpang Dan Kapal
Pesiar
05
Pandangan Masyarakat Global Tentang Kapal Penumpang
1. Biaya tranportasi lebih terjangkau jika dibandingkan dengan dengan pesawat
2. ingin menikmati fasilitas dan perjalanan laut
3. Kapal laut lebih tepat waktu dibandingkan dengan pesawat yang sering delayed
4. barang bawaan seperti koper tidak dikenakan biaya tambahan
5. masyarakat menganggap lebih aman menggunakan kapal laut karena kecelakaan kapal laut
lebih sedikit terdengar dibandingkan kapal pesawat
6. sebagian kapal penumpang mempunyai fasilitas hotel, restoran, tempat ibadah dan lain-lain
7. waktu tempuh relatih lama dibandingkan dengan transportasi udara
8. Barang sering tertukar dengan barang orang lain saat di bagasi
Pandangan Masyarakat Global Tentang Kapal Pesiar
1. Anggapan bahwa Berlibur dengan kapal pesiar adalah liburan yang termasuk dalam kategori
mewah
2. Cocok untuk liburan bersantai dan nyaman
3. Terdapat fasilitas mewah dan lengkap di dalam kapal pesiar seperti hotel dan restoran
berbintang, teater, studio bioskop, kasino, spa, pusat perbelanjaan mewah, dll
4. Sebagian masyarakatn mengatakan liburan ke luar negri menggunakan kapal pesiar lebih
murah dibandingkan dengan pesawat kelas bisnis
5. Pelayanan kapal pesiar biasanya menawarkan perjalanan ke beberapa negara sekaligus
Identifikasi Bahaya Kapal
Penumpang Dan Kapal
Pesiar
06
IDENTIFIKASI BAHAYA KAPAL LAUT
MARS
VENUS
6
Tubrukan Kapal Tenggelam
Kebakaran
Kapal Kandas
pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran Pasal 245 menyatakan bahwa : Kecelakaan kapal merupakan
kejadian yang dialami oleh kapal yang dapat mengancam keselamatan kapal
dan/atau jiwa manusia berupa:
Tubrukan
Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal dengan dermaga maupun dengan benda
tertentu akan mungkin terdapat situasi kerusakan pada kapal, korban manusia, tumpahan minyak ke laut
(kapal tangki), pencemaran dan kebakaran. Situasi Iainnya adalah kepanikan atau ketakutan petugas di
kapal yang justru memperlambat tindakan, pengamanan, penyelamatan dan penanggulangan keadaan
darurat tersebut.
Kebakaran dan Ledakan
Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran, misalnya di kamar
mesin, ruang muatan, gudang penyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dan tempat akomodasi
Nakhoda dan anak buah kapal.
Sedangkan ledakan dapat terjadi karena kebakaran atau sebaliknya kebakaran terjadi karena ledakan,
yang pasti kedua-duanya dapat menimbulkan situasi darurat serta perlu untuk diatasi.
Kapal Tenggelam
kapal tenggelam umumnya disebabkan oleh karena kapal kemasukan air, kemasukan air ke kapal dapat
saja melalui kebocoran kulit lambung atau oleh karena kondisi kapal pada saat tertentu terlalu miring
ataupun lambung /kulit kapal pecah. Lambung / kulit kapal pecah dapat disebabkan oleh kondisi kapal
yang sudah tua atau dapat juga disebabkan oleh konstruksi lambung yang tipis dan tidak sepadan untuk
menahan tekanan ketika kapal bergerak maju di laut yang berombak.
Air yang masuk dengan cepat sementara kemampuan mengatasi kebocoran terbatas, bahkan kapal
menjadi miring membuat situasi sulit diatasi. Keadaan darurat ini akan menjadi rumit apabila pengambilan
keputusan dan pelaksanaannya tidak didukung sepenuhnya oleh seluruh anak buah kapal, karena upaya
untuk mengatasi keadaan tidak didasarkan pada azas keselamatan dan kebersamaan.
Kapal Kandas
Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat, asap di
cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah kemudian berhenti
mendadak.
Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat tergantung pada permukaan dasar taut
atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung juga pada keadaan kapal tersebut.
Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan menimbulkan pencemaran atau bahaya
tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak dapat diatasi, sedangkan bahaya kebakaran tentu
akan dapat saja terjadi apabila bahan bakar atau minyak terkondisi dengan jaringan listrik yang rusak
menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi sehingga menimbulkan kebakaran.
Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat saja terjadi karena situasi yang tidak terduga
atau terjatuh saat terjadi perubahan posisi kapal.
Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat sementara tergantung pada posisi
permukaan dasar laut atau sungai, ataupun cara mengatasinya sehingga keadaan darurat seperti ini akan
membuat situasi di lingkungan kapal akan terjadi rumit.
Faktor Risiko Penyebab Kecelakaan Kapal
Faktor Penyebab Kecelakaan Kapal
1. Faktor Manusia
● Kecerobohan didalam menjalankan
kapal, Misalnya kurang pahamannya
para awak kapal akan rambu-rambu
yang ada pada rute perjalanan,
kelalaian petugas pelabuhan dalam
melakukan pengawasan terhadap
kapal-kapal yang berlayar.
● kekurang mampuan awak kapal
dalam menguasai berbagai
permasalahan yang mungkin timbul
dalam operasional kapal,
● secara sadar memuat kapal secara
berlebihan
● Kesadaran penumpang masih
kurang
Faktor Risiko Penyebab Kecelakaan Kapal
2. Faktor teknis
• Kekurang cermatan didalam desain kapal, seperti
desain kapal yang tidak sesuai dengan standar
• Penelantaran perawatan kapal sehingga ketika
kapal berlayar menyebabkan mesin panas
sehingga menyebabkan kapal mudah mengalami
kerusakan hingga terbakar dan meledak.
• kecelakaan bisa diakibatkan karena sumber
tenaga misalnya tenaga gerak mesin dan
peralatan, panas, listrik dan lain-lain
3. Faktor alam
Faktur cuaca buruk; badai, gelombang yang tinggi
yang dipengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar,
kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang
terbatas.
Pengendalian Risiko Penyebab Kecelakaan
1. Mengidentifikasi & menganalisis sebab kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal.
2. Mematuhi Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah baik nasional maupun internasional
3. Mengawasi dan mengontrol para pekerja yang sedang melakukan suatu pekerjaan
4. Melakukan pendekatan psikologis terhadap para awak secara akrab dan kekeluargaan
5. Penyuluhan terhadap para awak kapal mengenai aturan-aturan yang ada pada pelayaran laut
6. Pelatihan maintenance untuk para awak kapal terhadap mesin-mesin yang ada pada kapal
7. Perlu dilakukan sosialisasi ISM Code yang konsisten.
8. Pelatihan keselamatan
9. Prosedur dan peringatan bahaya pada area tahapan kegiatan operasi
10. Penyediaan dan optimalisasi penggunaan peralatan keselamatan kerja.
Manajemen Keselamatan
Kapal Penumpang Dan
Kapal Pesiar
07
Manajemen K3 Pada Kapal Penumpang & Kapal Pesiar
International Safety
Management Code
(ISM Code)
Manajemen
Keselamatan Kapal
01 03
Permenhub NO. 45
TAHUN 2012
Tentang Manajemen
Keselamatan kapal
02
Safety Of Life At Sea 1974
(SOLAS)
International Safety Management Code (ISM Code)
“International Safety Management (ISM) Code adalah Kode Internasional tentang Manajemen
Keselamatan Pengoperasian Kapal dan Pencegahan Pencemaran”.
Elemen ISM Code
1. Tujuan dan sasaran ISM Code 9. Pelaporan dan analisa ketidak sesuaian
kecelakaan dan kejadian berbahaya
2. Kebijakan kslamtan & perlindungan lingkungan 10. Pemeliharaan kapal dan perlengkapannya
3. Tanggung jawab dan wewenang perusahaan 11. Dokumentasi
4. Designated person/ koordinator 12. Verifikasi tinjauan dan evaluasi perusahaan
5. Tanggung jawab dan wewenang Nakhoda 13. Sertifikasi Verifikasi dan Pengawasan
6. Sumber daya dan tenaga kerja 14. Sertifikasi sementara
7. Pengembangan pengoperasian kapal 15. Formulir sertifikat
8.Kesiapan menghadapi keadaan darurat 16. Verifikasi
Permenhub NO. 45 TAHUN 2012 Tentang Manajemen Keselamatan kapal
ISM-Code di Indonesia telah diundangkan didalam suatu produk hukum yaitu pada Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 45 Tahun 2012 Tentang Manajemen Keselamatan Kapal.
Sistem manajemen keselamatan meliputi:
- sistem manajemen keselamatan perusahaan; dan
- sistem manajemen keselamatan kapal.
Tujuan dari sistem manajemen keselamatan :
a. Menyediakan tata kerja yang praktis dalam pengoperasian kapal dengan aman dan lingkungan kerja
yang aman;
b. Menilai semua identifikasi resiko terhadap kapal, personil, lingkungan, dan menentukan aksi
pencegahannya;dan
c. Meningkatkan keterampilan personil di darat dan di kapal di bidang manajemen keselamatan secara
terus-menerus, termasuk kesiapan menghadapi situasi darurat terkait keselamatan dan perlindungan
lingkungan.
Perusahaan yang mengoperasikan kapal dan Kapal telah memenuhi persyaratan manajemen keselamatan
dan pencegahan pencemaran dari kapal akan diberi sertifikat. Sertifikat manajemen keselamatan dan
pencegahan pencemaran dari kapal:
1) Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan (Document of Compliance/ DOC untuk perusahaan;
dan
2) Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management Certificate/ SMC untuk kapal.
Lanjutan Permenhub NO. 45 TAHUN 2012
Setiap perusahaan harus mengembangkan, melaksanakan, dan mempertahankan
sistem manajemen keselamatan yang mencakup fungsi yang dipersyaratkan meliputi:
a. kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan;
b. tanggung jawab dan wewenang perusahaan;
c. personil darat yang ditunjuk (Designated Persons Ashore/ DPA);
d. tanggung jawab dan wewenang Nakhoda;
e. sumber daya dan personil;
f. pengoperasian kapal;
g. kesiapan keadaan darurat;
h. pelaporan dan analisa atas ketidaksesuaian, kecelakaan, dan kejadian berbahaya;
perawatan kapal dan perlengkapannya;
i. dokumentasi; dan audit, tinjauan ulang, dan evaluasi perusahaan.
Safety Of Life At Sea 1974 (SOLAS)
SOLAS 1974 Yaitu salah satu konvensi internasional yang berisikan persyaratan-persyaratan kapal dalam rangka
menjaga keselamatan jiwa di laut untuk menghindari atau memperkecil terjadinya kecelakaan di laut yang meliputi
kapal, crew dan muatannya. Untuk dapat menjamin kapal beroperasi dengan aman harus memenuhi ketentuan-
ketentuan di atas khususnya konvensi internasional tentang SOLAS 1974 pada Chapter I s/d V, yang mencakup
tentang :
1. Konstruksi kapal yang berhubungan dengan struktur, subdivisi dan stabilitas, instalasi permesinan dan instalasi
listrik di kapal .
2. Konstruksi kapal yang berhubungan dengan kebakaran baik mengenai perlindungan kebakaran, alat penemu
kebakaran dan alat pemadam kebakaran.
3. Pengaturan dan penggunaan alat keselamatan jiwa.
4. Perlengkapan alat komunikasi radio.
5. Alat-alat navigasi.
Dalam penerapan diatas maka dalam implementasinya perlu dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku yaitu
sertifikat keselamatan kapal penumpang yang mencakup persyaratan-persyaratan pada chapter II-1, II-2, III, IV & V.
DAFTAR PUSTAKA
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran-peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 104 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan
 Suharjo, B., & Suharyo, O. S. (2014). Penilaian Risiko Kecelakaan Kapal Berlayar Di Alur
Pelayaran Timur Surabaya Dengan Metode Formal Safety Assessment (Fsa). Journal
Asro-sttal-international Journal, 2, 1-14.
 Vania, B. (2020). Perancangan Interior Kapal Pesiar Royal Caribbean Ms. Voyager Of The
Seas (Doctoral Dissertation, Universitas Pelita Harapan)
DAFTAR PUSTAKA
● Jakarta, 30 November 2016, DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN - KNKT
TAHUN 2010-
2016,http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_home/Media_Release/Media%20Release%20
KNKT%202016/Media%20Release%202016%20-%20IK%20Pelayaran%2020161130.pdf
diakses pada tanggal 19 Februari 2021
● https://idec.ft.uns.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/ID099.pdf. diakses pada tanggal
19 Februari 2021
● https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/download/3810/2129 diakses pada
tanggal 19 Februari 2021
DAFTAR PUSTAKA
 https://jatim.tribunnews.com/2017/06/25/memilih-naik-kapal-daripada-pesawat-para-
penumpang-ini-punya-alasan-khusus-karena-lebih-asyik diakses pada tanggal 19
Februari 2021
 https://biz.kompas.com/read/2020/02/13/203839428/ini-5-alasan-wisata-kapal-pesiar-
makin-
diminati#:~:text=Luasnya%20kapal%20dan%20segudang%20fasilitas,selama%20apapu
n%20perjalanan%20yang%20ditempuh.&text=Liburan%20di%20kapal%20pesiar%20me
mungkinkan,dalam%20kurun%20wisata%20yang%20sama- diakses pada tanggal 19
Februari 2021
● http://digilib.its.ac.id/ITS-paper-42021120000177/19437 diakses pada tanggal 19
Februari 2021
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Marine polution annex v
Marine polution annex vMarine polution annex v
Marine polution annex v
Capt. Persobi Waldemar
 
Presentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long linePresentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long line
Yogga Haw
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Bondan Winarno
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahYuliansyah Haroni
 
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantiniDidik Purwiyanto Vay
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
nautika
 
Keselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranKeselamatan Pelayaran
Keselamatan Pelayaran
Bp Nafri
 
Kuliah 3 tbk ukuran utama kapal
Kuliah 3 tbk ukuran utama kapalKuliah 3 tbk ukuran utama kapal
Kuliah 3 tbk ukuran utama kapal
imamulfaizin
 
Man Over Board Drill
Man Over Board DrillMan Over Board Drill
Man Over Board Drill
Capt. Persobi Waldemar
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananbachrisb
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
SutrisnoPrayogo
 
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...Didik Purwiyanto Vay
 
Ilmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datarIlmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datar
Aika Hartini
 
Cara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaCara pemakaian scba
Cara pemakaian scba
Winarso Arso
 
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
ChoirulMiftahulHuda
 
Pencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapalPencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapal
Computers
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Yogga Haw
 
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Akmad Yani Ridzani
 
Ship Handling and Manouvering/Squat Effect
Ship Handling and Manouvering/Squat EffectShip Handling and Manouvering/Squat Effect
Ship Handling and Manouvering/Squat Effect
furqan_blaugrana
 
P2 tl 1972
P2 tl 1972P2 tl 1972

What's hot (20)

Marine polution annex v
Marine polution annex vMarine polution annex v
Marine polution annex v
 
Presentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long linePresentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long line
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
 
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyahPENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah
 
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
1. perhitungan posisi sejati kapal ari sriantini
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
 
Keselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranKeselamatan Pelayaran
Keselamatan Pelayaran
 
Kuliah 3 tbk ukuran utama kapal
Kuliah 3 tbk ukuran utama kapalKuliah 3 tbk ukuran utama kapal
Kuliah 3 tbk ukuran utama kapal
 
Man Over Board Drill
Man Over Board DrillMan Over Board Drill
Man Over Board Drill
 
Kelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikananKelayakan kapal perikanan
Kelayakan kapal perikanan
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
 
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
 
Ilmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datarIlmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datar
 
Cara pemakaian scba
Cara pemakaian scbaCara pemakaian scba
Cara pemakaian scba
 
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
1. PRINSIP DINAS JAGA.pptx
 
Pencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapalPencegahan polusi kapal
Pencegahan polusi kapal
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
 
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
Ujian Keahlian Pelaut Kapal Niaga sesuai STCW 2010
 
Ship Handling and Manouvering/Squat Effect
Ship Handling and Manouvering/Squat EffectShip Handling and Manouvering/Squat Effect
Ship Handling and Manouvering/Squat Effect
 
P2 tl 1972
P2 tl 1972P2 tl 1972
P2 tl 1972
 

Similar to Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx

Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaFazrin Heros
 
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Didik Purwiyanto Vay
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan BerlayarJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
bennyagussetiono
 
6 benny dan mudiyanto pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
6 benny dan mudiyanto   pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar6 benny dan mudiyanto   pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
6 benny dan mudiyanto pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayarDidik Purwiyanto Vay
 
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...Didik Purwiyanto Vay
 
Materi - Jaring Tarik Berkantong untuk nelayan
Materi - Jaring Tarik Berkantong untuk nelayanMateri - Jaring Tarik Berkantong untuk nelayan
Materi - Jaring Tarik Berkantong untuk nelayan
MohamadFaisal25
 
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhanPermen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Syamsul 'anchu' Marlin
 
AKAT LAUT.pdf
AKAT LAUT.pdfAKAT LAUT.pdf
AKAT LAUT.pdf
kikiwahyudiwahyudi
 
CROWD MANAGEMENT.pptx
CROWD MANAGEMENT.pptxCROWD MANAGEMENT.pptx
CROWD MANAGEMENT.pptx
IskandarZulkarnain24647
 
Hukum pengangkutan
Hukum pengangkutanHukum pengangkutan
Hukum pengangkutan
rizkinrw
 
175-147147169-5-PB (1).pdf
175-147147169-5-PB (1).pdf175-147147169-5-PB (1).pdf
175-147147169-5-PB (1).pdf
Musyadat
 
Okeee.pptx
Okeee.pptxOkeee.pptx
Okeee.pptx
HairusZaman1
 
Pengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaranPengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaran
DeskaUliyani1
 
Makalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill netMakalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill net
PT. SASA
 
582111317920_19_Muhammad Rahman_K3A_UAS KONVENSI MARITIM.pdf
582111317920_19_Muhammad Rahman_K3A_UAS KONVENSI MARITIM.pdf582111317920_19_Muhammad Rahman_K3A_UAS KONVENSI MARITIM.pdf
582111317920_19_Muhammad Rahman_K3A_UAS KONVENSI MARITIM.pdf
rizkyw7
 
MATERI PAPARAN DIRJEN DJPT - M Zaini.pdf
MATERI PAPARAN DIRJEN DJPT - M Zaini.pdfMATERI PAPARAN DIRJEN DJPT - M Zaini.pdf
MATERI PAPARAN DIRJEN DJPT - M Zaini.pdf
TettyYuslira
 
ATP..docx
ATP..docxATP..docx
ATP..docx
desrilianaputri1
 
Soal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jagaSoal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jaga
IrwanJaya7
 
P2TL - Draft.ppt
P2TL - Draft.pptP2TL - Draft.ppt
P2TL - Draft.ppt
QAMSDept
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Jaya Nugraha
 

Similar to Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx (20)

Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnyaKapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
Kapal perikanan dan niaga beserta strukturnya
 
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
Vol6 nor 2 pengaruh perawatan sekoci penolong dan latihan menurunkan sekoci. ...
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan BerlayarJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
 
6 benny dan mudiyanto pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
6 benny dan mudiyanto   pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar6 benny dan mudiyanto   pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
6 benny dan mudiyanto pengaruh safety equipment terhadap keselamatan berlayar
 
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
 
Materi - Jaring Tarik Berkantong untuk nelayan
Materi - Jaring Tarik Berkantong untuk nelayanMateri - Jaring Tarik Berkantong untuk nelayan
Materi - Jaring Tarik Berkantong untuk nelayan
 
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhanPermen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
 
AKAT LAUT.pdf
AKAT LAUT.pdfAKAT LAUT.pdf
AKAT LAUT.pdf
 
CROWD MANAGEMENT.pptx
CROWD MANAGEMENT.pptxCROWD MANAGEMENT.pptx
CROWD MANAGEMENT.pptx
 
Hukum pengangkutan
Hukum pengangkutanHukum pengangkutan
Hukum pengangkutan
 
175-147147169-5-PB (1).pdf
175-147147169-5-PB (1).pdf175-147147169-5-PB (1).pdf
175-147147169-5-PB (1).pdf
 
Okeee.pptx
Okeee.pptxOkeee.pptx
Okeee.pptx
 
Pengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaranPengetahuan kesyahbandaran
Pengetahuan kesyahbandaran
 
Makalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill netMakalah alat tangkap gill net
Makalah alat tangkap gill net
 
582111317920_19_Muhammad Rahman_K3A_UAS KONVENSI MARITIM.pdf
582111317920_19_Muhammad Rahman_K3A_UAS KONVENSI MARITIM.pdf582111317920_19_Muhammad Rahman_K3A_UAS KONVENSI MARITIM.pdf
582111317920_19_Muhammad Rahman_K3A_UAS KONVENSI MARITIM.pdf
 
MATERI PAPARAN DIRJEN DJPT - M Zaini.pdf
MATERI PAPARAN DIRJEN DJPT - M Zaini.pdfMATERI PAPARAN DIRJEN DJPT - M Zaini.pdf
MATERI PAPARAN DIRJEN DJPT - M Zaini.pdf
 
ATP..docx
ATP..docxATP..docx
ATP..docx
 
Soal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jagaSoal ant ii dinas jaga
Soal ant ii dinas jaga
 
P2TL - Draft.ppt
P2TL - Draft.pptP2TL - Draft.ppt
P2TL - Draft.ppt
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
 

More from Bowo65

Mengenai-JFT-Basic-PPT-pptx.pptx
Mengenai-JFT-Basic-PPT-pptx.pptxMengenai-JFT-Basic-PPT-pptx.pptx
Mengenai-JFT-Basic-PPT-pptx.pptx
Bowo65
 
360287672-Presentation-IGEC-Revised.ppt
360287672-Presentation-IGEC-Revised.ppt360287672-Presentation-IGEC-Revised.ppt
360287672-Presentation-IGEC-Revised.ppt
Bowo65
 
manfaat-keuntungan-kerja-di-kapal-pesiar.ppt
manfaat-keuntungan-kerja-di-kapal-pesiar.pptmanfaat-keuntungan-kerja-di-kapal-pesiar.ppt
manfaat-keuntungan-kerja-di-kapal-pesiar.ppt
Bowo65
 
582015944-Sosialisasi.ppt
582015944-Sosialisasi.ppt582015944-Sosialisasi.ppt
582015944-Sosialisasi.ppt
Bowo65
 
296038773-Bahan-Sosialisasi-perawat-ke-jepang-2016.pptx
296038773-Bahan-Sosialisasi-perawat-ke-jepang-2016.pptx296038773-Bahan-Sosialisasi-perawat-ke-jepang-2016.pptx
296038773-Bahan-Sosialisasi-perawat-ke-jepang-2016.pptx
Bowo65
 
PRESENTASI-MAGANG-JEPANG.pptx
PRESENTASI-MAGANG-JEPANG.pptxPRESENTASI-MAGANG-JEPANG.pptx
PRESENTASI-MAGANG-JEPANG.pptx
Bowo65
 

More from Bowo65 (6)

Mengenai-JFT-Basic-PPT-pptx.pptx
Mengenai-JFT-Basic-PPT-pptx.pptxMengenai-JFT-Basic-PPT-pptx.pptx
Mengenai-JFT-Basic-PPT-pptx.pptx
 
360287672-Presentation-IGEC-Revised.ppt
360287672-Presentation-IGEC-Revised.ppt360287672-Presentation-IGEC-Revised.ppt
360287672-Presentation-IGEC-Revised.ppt
 
manfaat-keuntungan-kerja-di-kapal-pesiar.ppt
manfaat-keuntungan-kerja-di-kapal-pesiar.pptmanfaat-keuntungan-kerja-di-kapal-pesiar.ppt
manfaat-keuntungan-kerja-di-kapal-pesiar.ppt
 
582015944-Sosialisasi.ppt
582015944-Sosialisasi.ppt582015944-Sosialisasi.ppt
582015944-Sosialisasi.ppt
 
296038773-Bahan-Sosialisasi-perawat-ke-jepang-2016.pptx
296038773-Bahan-Sosialisasi-perawat-ke-jepang-2016.pptx296038773-Bahan-Sosialisasi-perawat-ke-jepang-2016.pptx
296038773-Bahan-Sosialisasi-perawat-ke-jepang-2016.pptx
 
PRESENTASI-MAGANG-JEPANG.pptx
PRESENTASI-MAGANG-JEPANG.pptxPRESENTASI-MAGANG-JEPANG.pptx
PRESENTASI-MAGANG-JEPANG.pptx
 

Recently uploaded

UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdfUK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
hk2738624
 
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptxPowerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
ALfiraSiLarukmi1
 
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptxaksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
AsepTarsa
 
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65 Prabumulih
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65  PrabumulihModul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65  Prabumulih
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65 Prabumulih
ade927
 
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdfBABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
FreakiesJunkies
 
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdfMateri terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
6682agus
 

Recently uploaded (6)

UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdfUK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
 
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptxPowerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
 
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptxaksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
 
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65 Prabumulih
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65  PrabumulihModul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65  Prabumulih
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65 Prabumulih
 
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdfBABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
 
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdfMateri terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
 

Kelompok-13-Kapal-Penumpang-Dan-Kapal-Pesiar-1.pptx

  • 3. Kapal Penumpang аdаlаh kapal уаng digunakan untuk angkutan penumpang. Untuk meningkatkan effisiensi atau melayani keperluan уаng lebih luas kapal penumpang dараt berupa kapal Ro-Ro, ataupun untuk perjalanan pendek terjadwal dalam bentuk kapal feri. Pengertian Kapal Penumpang dan Kapal Pesiar Kapal pesiar (Cruise Ship atau Cruise Liner) adalah kapal penumpang yang dipakai untuk pelayaran pesiar. saat ini kapal pesiar tidak dipandang sebagai transportasi semata, namun sebagai hotel terapung (floating hotel), atau disebut dengan resor terapung (floating resort). 01 02
  • 4. Keselamatan Lalu Lintas Kapal Penumpang dan Kapal Pesiar (Peraturan) 02
  • 5. Peraturan K3 Tentang Kapal Penumpang Dalam PM No. 20 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan dan PM No. 37 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut. tentang standar keselamatan pelayaran meliputi sumber daya manusia (SDM), sarana dan/ prasarana, standar operasional prosedur (SOP), lingkungan serta sanksi. Peraturan Menteri (PM) No. 20 Tahun 2015 sanksi akan dikenakan kepada pemilik, operator kapal dan nahkoda berupa pidana penjara paling lama enam bulan atau denda paling banyak Rp. 100.000.000, pasal 304 UU No. 17 Tahun 2008. Dari aspek SDM 01 02 03 UU Tentang standar keamanan dalam Kapal Penumpang
  • 6. Lanjutan ... UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG P E L A Y A R A N PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 104 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN 04 05
  • 7. Keselamatan Pada Kapal Pesiar PP No. 7 Thn 2000 tentang Kepelautan UU No. 17 thn 2008 tentang Pelayaran Permenhub No.25 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Pelayaran PP No. 1 thn 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal PP No.20 Tahun 2010 tentang Angkutan Perairan Permenhub No.25 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan A. Ketentuan UU terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kapal Pesiar PP No.5 Tahun 2010 PP No.51 Tahun 2002 tentang Kenavigasian tentang Perkapalan
  • 8. Peraturan Yang Terkait dengan Kapal Penumpang & Kapal Pesiar Kecepatan Kapal Persyaratan pelayanan kecepatan kapal terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu : 1) Kapal pelayanan ekonomi untuk kendaraan mempunyai kecepatan pelayanan (service speed) sekurang - kurangnya 10 knot per jam. 2) Kapal pelayanan non-ekonomi untuk kendaraan mempunyai kecepatan rata – rata pelayanan (service speed) sekurang - kurangnya 15 knot. Dalam pemenuhan kecepatan pelayanan, kapal yang melayani lintas pendek dengan jarak sampai dengan 6 (enam) mil kecepatan rata-rata pelayanan kapal dapat disesuaikan untuk memenuhi jadual perjalanan kapal.
  • 10. B. Alat Pelindung Diri di Kapal Baju pelindung Safety Shoes Helmet Goggles Sarung tangan (Hand safety): 01 02 03 04 05 Face Mask Plug 06 07
  • 11. Alat-Alat Penolong Diatas Kapal 1. Life Jacket (Jaket Penolong) 02. Life Buoy/Life Ring (Pelampung Penolong) 03. Life Raft (Kapsul/Rakit Penolong) 04. Life Boat (Sekoci Penolong) Menurut SOLAS (Safety of Life At Sea) 1974, kemudian diamandemen pada Tahun 1983, sejak 1 Juli 1983 diharuskan mempunyai alat – alat penolong:
  • 12. Life Jacket - Terbuat dari gabus sintetis yang biasanya dinamakan styrophore - Harus diletakkan ditempat yang mudah dijangkau - Pemakaiannya harus benar-benar aman melingkarke badan dengan mengikatkan pitanya - Setiapkapal harus membawa baju renang untuksetiap pelayarannya (untukorang dewasamaupun anak- anak) - Untukkapal penumpang harus membawa sebanyak 110%% dari jumlah orang yangada dikapal.
  • 13. Life Buoy - Umumnya digunakan untuk orang yang tercebur ke laut, jumlahnya tergantung pada tipe dan panjang kapal - Umumnya terbuat dari gabus padat dan dibungkus dengan terpal. - Di cat dalam dua warna,yaitu merah dan kuning atau putih
  • 15. Life Boat - Konstruksi yang khusus sehingga pergerakannya bias dengan dayung, layar maupun secara mekanik - Ukuran sekoci sebaiknya dicantumkan, bersama-sama dengan jumlah penumpang yang diijinkan, initial surveyor dan tanggal pemeriksaan - Mampu diluncurkan secara aman dan cepat ke air meski dalam kondisi yang tidak menguntungkan - Masing- masing harus mampu diluncurkan ke air tanpa mengikut sertakan penurunan alat-alat yang lain - Memungkinkan untuk menaikkan penumpang- penumpang secara cepat
  • 16. Data Kecelakaan Kapal Penumpang dan Kapal Pesiar (Peraturan) 03
  • 20. Contoh Kasus : Terbakarnya Kapal Fungka Permata V di Perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah. Kronologi Kejadian : Pada 14 September 2018. • Pukul 11.00 WITA, KMP. Fungka Permata V dari Baubau mengangkut 87 orang dewasa, muatan kering (beras dan mie instant), 2 unit sepeda motor dan kurang lebih 10 ton bahan kebutuhan pokok. • Pukul 16.00 WITA, Tiba di Raha melakukan penambahan penumpang. • Sekitar pukul 17.00 WITA, kapal bertolak dari Raha. Ada penambahan 4 penumpang dewasa Total 91 Orang. •Pada tanggal 14 September 2018, Sekitar pukul 11.00 WITA, saat Fungka Permata V dalam pelayaran dari Raha menuju Banggai Laut dengan kecepatan rata-rata 8 knot. Saat itu Nakhoda dan Juru Mudi berada di ruang kemudi, sementara di kamar mesin terdapat seorang juru minyak jaga. Juru Mudi jaga selanjutnya memeriksa dan melihat air pendingin mesin penggerak tidak keluar dari lambung kapal dan melaporkan kepada Nakhoda. Setelah itu Juru Mudi melihat asap hitam tebal keluar dari cerobong mesin penggerak yang dipasang mengarah ke buritan melalui kamar mesin, kemudian Nakhoda menurunkan putaran mesin, kecepatan kapal berkurang menjadi 5 knot. Setelah mengetahui air laut pendingin mesin penggerak tidak bersirkulasi, Nakhoda berencana untuk memeriksa kotak laut (sea chest) Nakhoda mengira kotak laut tersumbat kotoran. Pada saat itu jarak kapal ke Banggai Laut sekitar 40 mil laut. Juru Mudi selanjutnya menuju ke kamar mesin untuk memberitahukan kepada awak mesin jaga bahwa air pendingin mesin penggerak tidak keluar dari pipa gas buang
  • 21. Contoh Kasus : Terbakarnya Kapal Fungka Permata V di Perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah. Kronologi Kejadian : Pada 14 September 2018. •Melihat kondisi tersebut seluruh penumpang dan awak kapal menjadi panik. Awak kapal yang berada di geladak penumpang berusaha untuk menenangkan penumpang dan menyuruh untuk mengenakan jaket penolong yang banyak terletak di langit-langit ruang penumpang. Ketika sedang membagikan jaket penolong, tiba-tiba terdengar bunyi ledakan kuat sehingga penumpang berhamburan untuk menyelamatkan diri melalui pintu keluar di haluan. –Pukul 15.00 WITA sebuah perahu nelayan yang kebetulan melewati tempat kejadian langsung menolong dan mengevakuasi korban ke Pulau Sago yang jaraknya sekitar 4 mil dari lokasi kejadian. -Sekitar pukul 17.00 WITA, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Banggai Laut mendapatkan informasi dari warga tentang kejadian ini dan segera meneruskan ke Basarnas yang berada di Luwuk dan pihak keamanan setempat dan kemudian segera mengirimkan armadanya untuk melakukan penyelamatan. • AKIBAT KEBAKARAN Berdasarkan data yang diterima dari tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) Luwuk dinyatakan bahwa terdapat 13 orang meninggal dunia akibat kecelakaan ini, dengan rincian 2 balita, 1 laki-laki dewasa, dan 10 perempuan dewasa serta 6 orang dinyatakan hilang. Jumlah orang selamat termasuk awak kapal 126 orang.
  • 22. Pandangan Masyarakat Global Tentang Kapal Penumpang Dan Kapal Pesiar 05
  • 23. Pandangan Masyarakat Global Tentang Kapal Penumpang 1. Biaya tranportasi lebih terjangkau jika dibandingkan dengan dengan pesawat 2. ingin menikmati fasilitas dan perjalanan laut 3. Kapal laut lebih tepat waktu dibandingkan dengan pesawat yang sering delayed 4. barang bawaan seperti koper tidak dikenakan biaya tambahan 5. masyarakat menganggap lebih aman menggunakan kapal laut karena kecelakaan kapal laut lebih sedikit terdengar dibandingkan kapal pesawat 6. sebagian kapal penumpang mempunyai fasilitas hotel, restoran, tempat ibadah dan lain-lain 7. waktu tempuh relatih lama dibandingkan dengan transportasi udara 8. Barang sering tertukar dengan barang orang lain saat di bagasi
  • 24. Pandangan Masyarakat Global Tentang Kapal Pesiar 1. Anggapan bahwa Berlibur dengan kapal pesiar adalah liburan yang termasuk dalam kategori mewah 2. Cocok untuk liburan bersantai dan nyaman 3. Terdapat fasilitas mewah dan lengkap di dalam kapal pesiar seperti hotel dan restoran berbintang, teater, studio bioskop, kasino, spa, pusat perbelanjaan mewah, dll 4. Sebagian masyarakatn mengatakan liburan ke luar negri menggunakan kapal pesiar lebih murah dibandingkan dengan pesawat kelas bisnis 5. Pelayanan kapal pesiar biasanya menawarkan perjalanan ke beberapa negara sekaligus
  • 25. Identifikasi Bahaya Kapal Penumpang Dan Kapal Pesiar 06
  • 26. IDENTIFIKASI BAHAYA KAPAL LAUT MARS VENUS 6 Tubrukan Kapal Tenggelam Kebakaran Kapal Kandas pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 245 menyatakan bahwa : Kecelakaan kapal merupakan kejadian yang dialami oleh kapal yang dapat mengancam keselamatan kapal dan/atau jiwa manusia berupa:
  • 27. Tubrukan Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal dengan dermaga maupun dengan benda tertentu akan mungkin terdapat situasi kerusakan pada kapal, korban manusia, tumpahan minyak ke laut (kapal tangki), pencemaran dan kebakaran. Situasi Iainnya adalah kepanikan atau ketakutan petugas di kapal yang justru memperlambat tindakan, pengamanan, penyelamatan dan penanggulangan keadaan darurat tersebut. Kebakaran dan Ledakan Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan terhadap kebakaran, misalnya di kamar mesin, ruang muatan, gudang penyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dan tempat akomodasi Nakhoda dan anak buah kapal. Sedangkan ledakan dapat terjadi karena kebakaran atau sebaliknya kebakaran terjadi karena ledakan, yang pasti kedua-duanya dapat menimbulkan situasi darurat serta perlu untuk diatasi.
  • 28. Kapal Tenggelam kapal tenggelam umumnya disebabkan oleh karena kapal kemasukan air, kemasukan air ke kapal dapat saja melalui kebocoran kulit lambung atau oleh karena kondisi kapal pada saat tertentu terlalu miring ataupun lambung /kulit kapal pecah. Lambung / kulit kapal pecah dapat disebabkan oleh kondisi kapal yang sudah tua atau dapat juga disebabkan oleh konstruksi lambung yang tipis dan tidak sepadan untuk menahan tekanan ketika kapal bergerak maju di laut yang berombak. Air yang masuk dengan cepat sementara kemampuan mengatasi kebocoran terbatas, bahkan kapal menjadi miring membuat situasi sulit diatasi. Keadaan darurat ini akan menjadi rumit apabila pengambilan keputusan dan pelaksanaannya tidak didukung sepenuhnya oleh seluruh anak buah kapal, karena upaya untuk mengatasi keadaan tidak didasarkan pada azas keselamatan dan kebersamaan.
  • 29. Kapal Kandas Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat, asap di cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergetar dan kecepatan kapal berubah kemudian berhenti mendadak. Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat tergantung pada permukaan dasar taut atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung juga pada keadaan kapal tersebut. Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan menimbulkan pencemaran atau bahaya tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak dapat diatasi, sedangkan bahaya kebakaran tentu akan dapat saja terjadi apabila bahan bakar atau minyak terkondisi dengan jaringan listrik yang rusak menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi sehingga menimbulkan kebakaran. Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat saja terjadi karena situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat terjadi perubahan posisi kapal. Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat sementara tergantung pada posisi permukaan dasar laut atau sungai, ataupun cara mengatasinya sehingga keadaan darurat seperti ini akan membuat situasi di lingkungan kapal akan terjadi rumit.
  • 30. Faktor Risiko Penyebab Kecelakaan Kapal Faktor Penyebab Kecelakaan Kapal
  • 31. 1. Faktor Manusia ● Kecerobohan didalam menjalankan kapal, Misalnya kurang pahamannya para awak kapal akan rambu-rambu yang ada pada rute perjalanan, kelalaian petugas pelabuhan dalam melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal yang berlayar. ● kekurang mampuan awak kapal dalam menguasai berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam operasional kapal, ● secara sadar memuat kapal secara berlebihan ● Kesadaran penumpang masih kurang Faktor Risiko Penyebab Kecelakaan Kapal 2. Faktor teknis • Kekurang cermatan didalam desain kapal, seperti desain kapal yang tidak sesuai dengan standar • Penelantaran perawatan kapal sehingga ketika kapal berlayar menyebabkan mesin panas sehingga menyebabkan kapal mudah mengalami kerusakan hingga terbakar dan meledak. • kecelakaan bisa diakibatkan karena sumber tenaga misalnya tenaga gerak mesin dan peralatan, panas, listrik dan lain-lain 3. Faktor alam Faktur cuaca buruk; badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas.
  • 32. Pengendalian Risiko Penyebab Kecelakaan 1. Mengidentifikasi & menganalisis sebab kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal. 2. Mematuhi Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah baik nasional maupun internasional 3. Mengawasi dan mengontrol para pekerja yang sedang melakukan suatu pekerjaan 4. Melakukan pendekatan psikologis terhadap para awak secara akrab dan kekeluargaan 5. Penyuluhan terhadap para awak kapal mengenai aturan-aturan yang ada pada pelayaran laut 6. Pelatihan maintenance untuk para awak kapal terhadap mesin-mesin yang ada pada kapal 7. Perlu dilakukan sosialisasi ISM Code yang konsisten. 8. Pelatihan keselamatan 9. Prosedur dan peringatan bahaya pada area tahapan kegiatan operasi 10. Penyediaan dan optimalisasi penggunaan peralatan keselamatan kerja.
  • 34. Manajemen K3 Pada Kapal Penumpang & Kapal Pesiar International Safety Management Code (ISM Code) Manajemen Keselamatan Kapal 01 03 Permenhub NO. 45 TAHUN 2012 Tentang Manajemen Keselamatan kapal 02 Safety Of Life At Sea 1974 (SOLAS)
  • 35. International Safety Management Code (ISM Code) “International Safety Management (ISM) Code adalah Kode Internasional tentang Manajemen Keselamatan Pengoperasian Kapal dan Pencegahan Pencemaran”. Elemen ISM Code 1. Tujuan dan sasaran ISM Code 9. Pelaporan dan analisa ketidak sesuaian kecelakaan dan kejadian berbahaya 2. Kebijakan kslamtan & perlindungan lingkungan 10. Pemeliharaan kapal dan perlengkapannya 3. Tanggung jawab dan wewenang perusahaan 11. Dokumentasi 4. Designated person/ koordinator 12. Verifikasi tinjauan dan evaluasi perusahaan 5. Tanggung jawab dan wewenang Nakhoda 13. Sertifikasi Verifikasi dan Pengawasan 6. Sumber daya dan tenaga kerja 14. Sertifikasi sementara 7. Pengembangan pengoperasian kapal 15. Formulir sertifikat 8.Kesiapan menghadapi keadaan darurat 16. Verifikasi
  • 36. Permenhub NO. 45 TAHUN 2012 Tentang Manajemen Keselamatan kapal ISM-Code di Indonesia telah diundangkan didalam suatu produk hukum yaitu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2012 Tentang Manajemen Keselamatan Kapal. Sistem manajemen keselamatan meliputi: - sistem manajemen keselamatan perusahaan; dan - sistem manajemen keselamatan kapal. Tujuan dari sistem manajemen keselamatan : a. Menyediakan tata kerja yang praktis dalam pengoperasian kapal dengan aman dan lingkungan kerja yang aman; b. Menilai semua identifikasi resiko terhadap kapal, personil, lingkungan, dan menentukan aksi pencegahannya;dan c. Meningkatkan keterampilan personil di darat dan di kapal di bidang manajemen keselamatan secara terus-menerus, termasuk kesiapan menghadapi situasi darurat terkait keselamatan dan perlindungan lingkungan. Perusahaan yang mengoperasikan kapal dan Kapal telah memenuhi persyaratan manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal akan diberi sertifikat. Sertifikat manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal: 1) Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan (Document of Compliance/ DOC untuk perusahaan; dan 2) Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety Management Certificate/ SMC untuk kapal.
  • 37. Lanjutan Permenhub NO. 45 TAHUN 2012 Setiap perusahaan harus mengembangkan, melaksanakan, dan mempertahankan sistem manajemen keselamatan yang mencakup fungsi yang dipersyaratkan meliputi: a. kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan; b. tanggung jawab dan wewenang perusahaan; c. personil darat yang ditunjuk (Designated Persons Ashore/ DPA); d. tanggung jawab dan wewenang Nakhoda; e. sumber daya dan personil; f. pengoperasian kapal; g. kesiapan keadaan darurat; h. pelaporan dan analisa atas ketidaksesuaian, kecelakaan, dan kejadian berbahaya; perawatan kapal dan perlengkapannya; i. dokumentasi; dan audit, tinjauan ulang, dan evaluasi perusahaan.
  • 38. Safety Of Life At Sea 1974 (SOLAS) SOLAS 1974 Yaitu salah satu konvensi internasional yang berisikan persyaratan-persyaratan kapal dalam rangka menjaga keselamatan jiwa di laut untuk menghindari atau memperkecil terjadinya kecelakaan di laut yang meliputi kapal, crew dan muatannya. Untuk dapat menjamin kapal beroperasi dengan aman harus memenuhi ketentuan- ketentuan di atas khususnya konvensi internasional tentang SOLAS 1974 pada Chapter I s/d V, yang mencakup tentang : 1. Konstruksi kapal yang berhubungan dengan struktur, subdivisi dan stabilitas, instalasi permesinan dan instalasi listrik di kapal . 2. Konstruksi kapal yang berhubungan dengan kebakaran baik mengenai perlindungan kebakaran, alat penemu kebakaran dan alat pemadam kebakaran. 3. Pengaturan dan penggunaan alat keselamatan jiwa. 4. Perlengkapan alat komunikasi radio. 5. Alat-alat navigasi. Dalam penerapan diatas maka dalam implementasinya perlu dibuktikan dengan sertifikat yang masih berlaku yaitu sertifikat keselamatan kapal penumpang yang mencakup persyaratan-persyaratan pada chapter II-1, II-2, III, IV & V.
  • 39. DAFTAR PUSTAKA  Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran-peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 104 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan  Suharjo, B., & Suharyo, O. S. (2014). Penilaian Risiko Kecelakaan Kapal Berlayar Di Alur Pelayaran Timur Surabaya Dengan Metode Formal Safety Assessment (Fsa). Journal Asro-sttal-international Journal, 2, 1-14.  Vania, B. (2020). Perancangan Interior Kapal Pesiar Royal Caribbean Ms. Voyager Of The Seas (Doctoral Dissertation, Universitas Pelita Harapan)
  • 40. DAFTAR PUSTAKA ● Jakarta, 30 November 2016, DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN - KNKT TAHUN 2010- 2016,http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_home/Media_Release/Media%20Release%20 KNKT%202016/Media%20Release%202016%20-%20IK%20Pelayaran%2020161130.pdf diakses pada tanggal 19 Februari 2021 ● https://idec.ft.uns.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/ID099.pdf. diakses pada tanggal 19 Februari 2021 ● https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/download/3810/2129 diakses pada tanggal 19 Februari 2021
  • 41. DAFTAR PUSTAKA  https://jatim.tribunnews.com/2017/06/25/memilih-naik-kapal-daripada-pesawat-para- penumpang-ini-punya-alasan-khusus-karena-lebih-asyik diakses pada tanggal 19 Februari 2021  https://biz.kompas.com/read/2020/02/13/203839428/ini-5-alasan-wisata-kapal-pesiar- makin- diminati#:~:text=Luasnya%20kapal%20dan%20segudang%20fasilitas,selama%20apapu n%20perjalanan%20yang%20ditempuh.&text=Liburan%20di%20kapal%20pesiar%20me mungkinkan,dalam%20kurun%20wisata%20yang%20sama- diakses pada tanggal 19 Februari 2021 ● http://digilib.its.ac.id/ITS-paper-42021120000177/19437 diakses pada tanggal 19 Februari 2021