SlideShare a Scribd company logo
Hukum Bangunan
Gudang Ilmu Hukum Sabtu, Mei 03, 2014 Bahan Kuliyah
A. Pengertian
Hukum bangunan adalah keseluruhan peraturan-peraturan yang menyangkut
pembangunan suatu bangunan atau Ilmu yang mempelajari pelaksanaan bangunan ruang
lingkupnya seluruh kegiatan pembangunan yang di lakukan pemerintah khusus bangunan itu.
B. Aspek Hukum Bangunan
Pada dasarnya bangunan gedung memegang peranan yang sangat penting sebagai
tempat dimana manusia melakukan kegiatannya sehari-hari. Pengaturan bangunan gedung
secara khusus dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (“UU Bangunan Gedung”). Pengetahuan mengenai UU Bangunan Gedung ini
menjadi penting mengingat hal-hal yang diatur dalam UU Bangunan Gedung tidak hanya
diperuntukan bagi pemilik bangunan gedung melainkan juga bagi pengguna gedung serta
masyarakat. Diatur dalam UU Bangunan Gedung, pemilik bangunan gedung adalah orang,
badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai pemilik
bangunan gedung.
C. Tujuan Peraturan Hukum Bangunan
Didalam pasal 3 UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung meyebutkan
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk :
a. Mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung
yang serasi dan selaras dengan lingkungannya.
b. Mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis
bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.
c. Mewujudkan kepastian hokum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Dalam Undang-undang Bangunan Gedung diatur bahwa setiap bangunan gedung
memiliki fungsi antara lain fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta fungsi
khusus. Fungsi bangunan gedung ini yang nantinya akan dicantumkan dalam Izin mendirikan
Bangunan (IMB). Dalam hal terdapat perubahan fungsi bangunan gedung dari apa yang
tertera dalam IMB, perubahan tersebut wajib mendapatkan persetujuan dan penetapan
kembali oleh Pemerintah Daerah.
Arti pentingnya pengaturan perjanjian-perjanjian khusus ini didalam undang-undang
mempunyai 2 alasan :
1. Karena didalam praktek dalam perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak sering tidak
mengatur mengenai akibat-akibat hukum yang timbul kalau ada secara sumir pengaturannya.
Akibat yang seringterjadi dalam pelaksanaan perjanjian sering muncul masalah-masalah yang
tidak terjawab oleh ketentuan kontrak.
2. Keputusan umum menghendaki bahwa dalam hal-hal tertentu kebebasan berkontrak yang
diberi oleh para pihak perlu dibatasi, yaitu dengan jalan memberi ketentuan-ketantuan atau
aturan-aturan yang bersifat memaksa (dwinger recht) bagi perjanjian-perjanjian khusus
tertentu.
Selain itu terhadap perjanjian-perjanjian yang mengandung resiko didalam Undang-
undang/KUHPer dikenal adanya bentuk-bentuk perjanjian standart. Hal demikian
dimaksudkan untuk menjamin adanya pemasukan kewajiban secara baik bagi kedua belah
pihak.
Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum perjanjian pemborongan bangunan dibuat
yang dikenal dengan prosedur pelelangan. Prosedur pelelangan ini dimulai dengan
pemberitahuan/pengumuman sampai pelulusan pelanggan.
D. Asas Hukum Bangunan
Didalam Pasal 2 UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung menyatakan.
Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan,
keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.
E. Klasifikasi Pemborong
Dalam prosedur pemborong bangunan setelah adanya pemberitahuan kepada
pemborong baik dari undangan/pengumuman, maka sebelum ikat penawaran/pelelangan baik
umum atau terbatas maka pemborong disyaratkan prakulifikasi terlebih dahulu.
Persyaratan prakualifikasi bertujuan untuk :
Memberi penilaian terhadap pemborong mengenai kemampuan/mutu pemborong.
Prakualifikasi disyaratkan khusus bagi pemborong yang ikut serta dalam penawaran,
pelelangan pemborongan bangunan.
Cara penilaian dilakukan dengan pengisian kuuisioner yang harus diisi oleh pemborong
yang membuat syarat-syarat tertentu.
Berdasarkan Kepres APPN khususnya tentang pemborongan bangunan ditentukan syarat
kualifikasi yang harus dipenuhi oleh pemborong.
Unsur-unsur disyaratkan untuk lulus dalam prakualifikasi adalah sebagai berikut :
1. Adanya akta pendirian perusahaan
2. Adanya surat izin usaha yang masih berlaku.
3. Mempunyai NPWP
4. Mempunyai alamat yang sah, nyata, jelas
5. Referensi bank
6. Mempunyai kemampuan modal usaha.
7. Berada di keadaan mampu dan tidak dikatakan pailit
8. Mempunyai referensi pekerjaan untuk bidangnya, maka diprakuasifikasikan.
9. Pemberian kelonggaran bagi pemborong/rekanan golongan lemah berupa pemberian
bobot yang lebih tinggi kriteria pemberian prakualifikasi.
F. Peraturan Jaminan dalam Perjanjian Pemborongan
1. Jaminan Penawaran (Bid Bond)
Jaminan Penawaran/ jaminan tender/ jaminan pelelangan diperlukan apabila rekanan
mengikuti pelelangan proyek dengan nilai proyek di atas Rp. 50 Juta. Maksud diadakan
jaminan penawaran agar rekanan yang mengikuti pelelangan betul-betul rekanan yang
bonafid. Di dalam praktek, biasanya jaminan sudah ditentukan besarnya dengan sejumlah
uang tertentu yang besarnya berkisar antara 1% sampai dengan 3% dari perkiraan harga
penawaran.
Surat Jaminan penawaran yang habis waktunya sebelum pelelangan diumumkan,
harus diperpanjang lagi sebab kalau tidak rekanan dianggap gugur. Surat jaminan penawaran
akan segera dikembalikan apabila rekanan kalah dalam pelelangan dengan jangka waktu
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah calon pemenang pelelangan ditetapkan. Surat
jaminan penawaran akan menjadi milik negara apabila rekanan mengundurkan diri setelah
memasukkan dokumen penawaran dalam kotak pelelangan. Demikian juga surat jaminan
penawaran akan jatuh pada negara apabila rekanan yang menang mengundurkan diri, maka
surat jaminan penawaran akan ditahan oleh pemberi tugas.
2. Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)
Jaminan Pelaksanaan tujuannya untuk menjamin pelaksanaan dari proyek. Bagi
rekanan yang menang dan tidak mengundurkan diri, maka sebelum menandatangani surat
perjanjian pemborongan/ kontrak di atas Rp. 50 Juta maka rekanan harus menyerahkan surat
jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai perjanjian pemborongan/ kontrak.
Pada saat surat perjanjian pelaksanaan diterima, maka surat penawaran yang
ditahan akan dikembalikan kepada rekanan yang bersangkutan. Surat jaminan pelaksanaan
akan menjadi milik negara apabila rekanan tidak melaksanakan pekerjaan/ penyerahan
barang/ proyek dalam waktu yang telah ditetapkan. Surat Perjanjian pelaksanaan
dikembalikan kepada rekanan yang bersangkutan setelah pelaksanaan pekerjaan/ penyerahan
barang/hasil pekerjaan telah sesuai dengan surat perjanjian pemborongan/ kontrak, sering
disebut dengan istilah penyerahan pertama.
3. Jaminan Uang Muka (Prepayment Bond)
Dalam surat perjanjian pemborongan/ kontrak dapat dimuat mengenai pembayaran
uang muka sebesar 30% bagi rekanan golongan bukan ekonomi lemah. Mengenai
pembayaran uang muka biasanya sebelumnya dimuat dalam dokumen lelang.
Untuk memperoleh uang muka tersebut rekanan harus menyerahkan jaminan uang
muka yang nilainya sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka. Uang muka
harus sepenuhnya digunakan bagi pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan.
Pengembalian/ pelunasan uang muka diperhitungkan berangsur secara merata pada tahap-
tahap pembayaran (termijn) sesuai dengan surat perjanjian pemborongan/ kontrak dengan
ketentuan bahwa uang muka tersebut selambat-lambatnya harus telah lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100%. Sebagai contoh pelunasan uang muka sebagai berikut:
Jika rakanan memperoleh uang muka sebesar 20%, sedangkan tahap pembayarannya dalam
kontrak ditetapkan: Tahap kesatu:20%, kedua: 30%, ketiga: 25%, keempat: 20%,dan terakhir:
5%. Pelunasan uang muka pada sistim pembayaran diatas dapat diterangkan berikut ini (lihat
tabel 1).
Tabel 1. Pelunasan Uang Muka melalui Tahapan Pembayaran (Termijn).
Prestasi Tahap Pembayaran Pembayaran
(00%)
20% (20%)
50% (30%)
75% (25%)
100% (25%)
100% (00%)
Uang muka 20% x 100%
I. 20% 20% - 20%x20% = 20% - 4%
II. 30% 30% - 30%x20% = 30% - 6%
III. 25% 25% - 25%x20% = 25% - 5%
IV. 20% 20% - 25%x20% = 20% - 5%
V. 5% 5% - 0%
= 20%
= 16%
= 24%
= 20%
=15%
= 5%
100% 100% 100%
Pelunasan uang muka selain dengan secara merata pada tahap-tahap pembayaran
sesuai dengan kontrak, dapat juga rekanan mempercepat pelunasan uang muka yang
diterimanya, misalnya sekaligus dilunasi pada tahap pertama. Jika uang muka tidak dilunasi
pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% atau pada penyerahan pertama, maka surat
jaminan uang muka menjadi milik negara.
4. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)
Pada waktu penyerahan pertama/ pekerjaan telah mencapai 100%, rekanan baru
menerima pembayaran 95% dari nilai kontrak, sedangkan sisanya sebesar 5% masih ditahan
pimpro dengan maksud agar rekanan dalam masa pemeliharaan wajib melaksanakan
perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan dari pekerjaan.
Yang dimaksud dengan masa pemeliharaan adalah masa dari penyerahan pertama sampai
dengan penyerahan kedua. Apabila rekanan menginginkan 100% pembayran harga borongan
pada waktu penyerahan pertama, maka rekanan harus menyerahkan surat jaminan
pemeliharaan yang besarnya 5% dari harga kontrak/ borongan.
Surat jaminan pemeliharaan jatuh pada negara bila rekanan tidak melaksanakan
kewajibannya, sedangkan surat jaminan pemelihaan akan dikembalikan kepada rekanan
apabila rekanan telah melaksanakan kewajibannya dengan baik sampai penyerahan kedua
maka surat jaminan pemeliharaan dikembalikan kepada rekanan.
G. Persyaratan Bangunan Gedung
Persyaratan bangunan gedung dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu persyaratan
administratif dan teknis bangunan gedung dimana diatur bahwa setiap bangunan gedung
harus memenuhi kedua persyaratan tersebut.
1. Yang masuk dalam ruang lingkup persyaratan administratif bangunan gedung ini
yaitu:
o persyaratan status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang
hak atas tanah;
o status kepemilikan bangunan gedung; dan
o izin mendirikan bangunan gedung.
2. Sementara itu, persyaratan teknis bangunan gedung dapat dibagi lagi menjadi 2 (dua)
yaitu meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan
gedung.
Ruang lingkup persyaratan tata bangunan yaitu meliputi:
a. Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, yaitu berhubungan dengan
persyaratan peruntukan lokasi bangunan gedung yang tidak boleh mengganggu
keseimbangan lingkungan, fungsi lindung kawasan, dan/atau fungsi prasarana dan sarana
umum, serta ketinggian gedung;
b. Arsitektur bangunan gedung; dan
c. Persyaratan pengendalian dampak lingkungan, yaitu persyaratan pengendalian dampak
lingkungan yang hanya berlaku bagi bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan. Persyaratan terhadap dampak lingkungan ini sendiri
berpedoman pada undang-undang tentang pengelolaan lingkungan hidup yang mengatur
tentang kewajiban setiap usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup untuk wajib memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
Persyaratan keandalan bangunan gedung, persyaratan ini ditetapkan berdasarkan
fungsi masing-masing bangunan gedung yang secara umum meliputi persyaratan:
a. keselamatan, yaitu berkenaan dengan persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk
mendukung beban muatan, kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dengan melakukan pengamanan terhadap bahaya
kebakaran melalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif serta bahaya petir melalui
sistem penangkal petir;
b. kesehatan, yaitu berkenaan dengan persyaratan sistem sirkulasi udara, pencahayaan, sanitasi,
dan penggunaan bahan bangunan gedung;
c. kenyamanan, yaitu berkenaan dengan kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang,
kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan; dan
d. kemudahan, yaitu berkenaan dengan kemudahan akses bangunan gedung, termasuk
tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi penyandang cacat
dan lanjut usia, serta penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti,
ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi.

More Related Content

What's hot

Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiNasria Ika
 
Jawaban gugatan
Jawaban gugatanJawaban gugatan
Jawaban gugatan
ardi hansa
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Tugas Kontrak Jawab Soal UTS
Tugas Kontrak Jawab Soal UTSTugas Kontrak Jawab Soal UTS
Tugas Kontrak Jawab Soal UTS
Rachardy Andriyanto
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Evi Rohmatul Aini
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
Nakano
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
Fenti Anita Sari
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
 
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJAPERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
Rachardy Andriyanto
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Idik Saeful Bahri
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
dewi kemala sari
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawaban
Nakano
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Kacung Abdullah
 
Surat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasiSurat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasi
Legal Akses
 
Jawaban tergugat
Jawaban tergugatJawaban tergugat
Jawaban tergugatNasria Ika
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
Dian Oktavia
 

What's hot (20)

Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
 
Jawaban gugatan
Jawaban gugatanJawaban gugatan
Jawaban gugatan
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Tugas Kontrak Jawab Soal UTS
Tugas Kontrak Jawab Soal UTSTugas Kontrak Jawab Soal UTS
Tugas Kontrak Jawab Soal UTS
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )AKTA JUAL BELI  ( CONTOH )
AKTA JUAL BELI ( CONTOH )
 
Memori banding
Memori bandingMemori banding
Memori banding
 
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJAPERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawaban
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Surat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasiSurat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasi
 
Jawaban tergugat
Jawaban tergugatJawaban tergugat
Jawaban tergugat
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 

Viewers also liked

Penyusunan Dokumen Pengadaan
Penyusunan Dokumen PengadaanPenyusunan Dokumen Pengadaan
Penyusunan Dokumen Pengadaan
Galih Gumelar Empat
 
3. pemilihan sistem pengadaan
3. pemilihan sistem pengadaan3. pemilihan sistem pengadaan
3. pemilihan sistem pengadaanrekasya
 
Metode evaluasi penawaran
Metode evaluasi penawaranMetode evaluasi penawaran
Metode evaluasi penawaran
MrisqiW
 
Prakualifikasi dan Proses Pengadaan
Prakualifikasi dan Proses PengadaanPrakualifikasi dan Proses Pengadaan
Prakualifikasi dan Proses Pengadaan
Oswar Mungkasa
 
Pelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Lainnya
Pelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa LainnyaPelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Lainnya
Pelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Lainnya
Khalid Mustafa
 
8. tata cara evaluasi penawaran
8. tata cara evaluasi penawaran8. tata cara evaluasi penawaran
8. tata cara evaluasi penawaran
Fachrurrazie Fachrurrazie
 
Dokumen lelang
Dokumen lelangDokumen lelang
Dokumen lelang
Fadhil Rahmat
 
Pekerjaan proyek 2
Pekerjaan proyek 2Pekerjaan proyek 2
Pekerjaan proyek 2
Joeadhy Flicko
 
Seputar Ketentuan Pelelangan Umum dan Pelelangan Terbatas
Seputar Ketentuan Pelelangan Umum dan Pelelangan TerbatasSeputar Ketentuan Pelelangan Umum dan Pelelangan Terbatas
Seputar Ketentuan Pelelangan Umum dan Pelelangan TerbatasDarnell Pantow
 
Istilah dan pengertian lelang
Istilah dan pengertian lelangIstilah dan pengertian lelang
Istilah dan pengertian lelang
Disa Izdihar
 
Pelaksanaan e Procurement Instansi Pemerintah
Pelaksanaan e Procurement Instansi PemerintahPelaksanaan e Procurement Instansi Pemerintah
Pelaksanaan e Procurement Instansi PemerintahNova Zanda
 
metode evaluasi penawaran ppt
metode evaluasi penawaran pptmetode evaluasi penawaran ppt
metode evaluasi penawaran ppt
Bambang Cahyono
 
Perbedaan tata cara pelaksanaan
Perbedaan tata cara pelaksanaanPerbedaan tata cara pelaksanaan
Perbedaan tata cara pelaksanaanM Agphin Ramadhan
 
Dasar dasar pelelangan
Dasar dasar pelelanganDasar dasar pelelangan
Dasar dasar pelelangan
Annis Sabriya
 
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
publicprocurementinstitute
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Khalid Mustafa
 
Sistem pengadaan perpres 70
Sistem pengadaan perpres 70Sistem pengadaan perpres 70

Viewers also liked (20)

Penyusunan Dokumen Pengadaan
Penyusunan Dokumen PengadaanPenyusunan Dokumen Pengadaan
Penyusunan Dokumen Pengadaan
 
3. pemilihan sistem pengadaan
3. pemilihan sistem pengadaan3. pemilihan sistem pengadaan
3. pemilihan sistem pengadaan
 
Metode evaluasi penawaran
Metode evaluasi penawaranMetode evaluasi penawaran
Metode evaluasi penawaran
 
Prakualifikasi dan Proses Pengadaan
Prakualifikasi dan Proses PengadaanPrakualifikasi dan Proses Pengadaan
Prakualifikasi dan Proses Pengadaan
 
Pelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Lainnya
Pelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa LainnyaPelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Lainnya
Pelaksanaan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Lainnya
 
8. tata cara evaluasi penawaran
8. tata cara evaluasi penawaran8. tata cara evaluasi penawaran
8. tata cara evaluasi penawaran
 
Dokumen lelang
Dokumen lelangDokumen lelang
Dokumen lelang
 
Pekerjaan proyek 2
Pekerjaan proyek 2Pekerjaan proyek 2
Pekerjaan proyek 2
 
Seputar Ketentuan Pelelangan Umum dan Pelelangan Terbatas
Seputar Ketentuan Pelelangan Umum dan Pelelangan TerbatasSeputar Ketentuan Pelelangan Umum dan Pelelangan Terbatas
Seputar Ketentuan Pelelangan Umum dan Pelelangan Terbatas
 
Istilah dan pengertian lelang
Istilah dan pengertian lelangIstilah dan pengertian lelang
Istilah dan pengertian lelang
 
Pelaksanaan e Procurement Instansi Pemerintah
Pelaksanaan e Procurement Instansi PemerintahPelaksanaan e Procurement Instansi Pemerintah
Pelaksanaan e Procurement Instansi Pemerintah
 
Pelelangan
PelelanganPelelangan
Pelelangan
 
metode evaluasi penawaran ppt
metode evaluasi penawaran pptmetode evaluasi penawaran ppt
metode evaluasi penawaran ppt
 
Perbedaan tata cara pelaksanaan
Perbedaan tata cara pelaksanaanPerbedaan tata cara pelaksanaan
Perbedaan tata cara pelaksanaan
 
Dasar dasar pelelangan
Dasar dasar pelelanganDasar dasar pelelangan
Dasar dasar pelelangan
 
E katalog
E katalogE katalog
E katalog
 
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
 
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
Matriks Perbedaan Perpres 4/2015 dengan Perpres 54/2010
 
Piutang pajak
Piutang pajakPiutang pajak
Piutang pajak
 
Sistem pengadaan perpres 70
Sistem pengadaan perpres 70Sistem pengadaan perpres 70
Sistem pengadaan perpres 70
 

Similar to Hukum bangunan

c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdfc6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
ssuser65d2341
 
Sistem Administrasi Proyek 3
Sistem Administrasi Proyek 3Sistem Administrasi Proyek 3
Sistem Administrasi Proyek 3
Tanjungpura Universuty
 
PERAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DALAM MENGATASI KEGAGALAN PENCAIRAN.pptx
PERAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DALAM MENGATASI KEGAGALAN PENCAIRAN.pptxPERAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DALAM MENGATASI KEGAGALAN PENCAIRAN.pptx
PERAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DALAM MENGATASI KEGAGALAN PENCAIRAN.pptx
NadnosWolfrider
 
KONTRAK KONTRUKSI.pptx
 KONTRAK KONTRUKSI.pptx KONTRAK KONTRUKSI.pptx
KONTRAK KONTRUKSI.pptx
SyakhshiyahIslami
 
Kjrgohguhg
KjrgohguhgKjrgohguhg
Kjrgohguhg
Nizarul Asror
 
Kontrak
KontrakKontrak
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
donihasmanto
 
Pinjaman Berjangka Menengah.pdf
Pinjaman Berjangka Menengah.pdfPinjaman Berjangka Menengah.pdf
Pinjaman Berjangka Menengah.pdf
ssuser8fddb41
 
Syarat Syarat Umum Kontrak.pdf
Syarat Syarat Umum Kontrak.pdfSyarat Syarat Umum Kontrak.pdf
Syarat Syarat Umum Kontrak.pdf
yendrams
 
hak dan kewajiban para pihak
hak dan kewajiban para pihakhak dan kewajiban para pihak
hak dan kewajiban para pihak
aishkhuw fillah
 
Refrensi
RefrensiRefrensi
Refrensi
Eka Budi
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
Fenti Anita Sari
 
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
aishkhuw fillah
 
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptxPPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
NinaRahayuBelia
 
Bank garansi
Bank garansiBank garansi
Bank garansi
Uni Azza Aunillah
 
11906451.ppt
11906451.ppt11906451.ppt
11906451.ppt
luthfiars
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Leks&Co
 
Rancangan Kontrak
Rancangan KontrakRancangan Kontrak
Rancangan Kontrak
Sugianto Eko Prambudi
 

Similar to Hukum bangunan (20)

c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdfc6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
c6bab_BT_Dokumen_Kontrak-2.pdf
 
Sistem Administrasi Proyek 3
Sistem Administrasi Proyek 3Sistem Administrasi Proyek 3
Sistem Administrasi Proyek 3
 
PERAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DALAM MENGATASI KEGAGALAN PENCAIRAN.pptx
PERAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DALAM MENGATASI KEGAGALAN PENCAIRAN.pptxPERAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DALAM MENGATASI KEGAGALAN PENCAIRAN.pptx
PERAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DALAM MENGATASI KEGAGALAN PENCAIRAN.pptx
 
KONTRAK KONTRUKSI.pptx
 KONTRAK KONTRUKSI.pptx KONTRAK KONTRUKSI.pptx
KONTRAK KONTRUKSI.pptx
 
Kjrgohguhg
KjrgohguhgKjrgohguhg
Kjrgohguhg
 
Kontrak
KontrakKontrak
Kontrak
 
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
5.Pembiayaan Sewa Guna Usaha (Leasing).pptx
 
Pinjaman Berjangka Menengah.pdf
Pinjaman Berjangka Menengah.pdfPinjaman Berjangka Menengah.pdf
Pinjaman Berjangka Menengah.pdf
 
Syarat Syarat Umum Kontrak.pdf
Syarat Syarat Umum Kontrak.pdfSyarat Syarat Umum Kontrak.pdf
Syarat Syarat Umum Kontrak.pdf
 
hak dan kewajiban para pihak
hak dan kewajiban para pihakhak dan kewajiban para pihak
hak dan kewajiban para pihak
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Refrensi
RefrensiRefrensi
Refrensi
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
 
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
pemberlakuan masa kontrak dan pengakhiran kontrak
 
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptxPPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
 
Bank garansi
Bank garansiBank garansi
Bank garansi
 
11906451.ppt
11906451.ppt11906451.ppt
11906451.ppt
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Rancangan Kontrak
Rancangan KontrakRancangan Kontrak
Rancangan Kontrak
 
LEASING
LEASINGLEASING
LEASING
 

Recently uploaded

SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
SyifaNurlitaTavadjio
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 

Recently uploaded (13)

SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 

Hukum bangunan

  • 1. Hukum Bangunan Gudang Ilmu Hukum Sabtu, Mei 03, 2014 Bahan Kuliyah A. Pengertian Hukum bangunan adalah keseluruhan peraturan-peraturan yang menyangkut pembangunan suatu bangunan atau Ilmu yang mempelajari pelaksanaan bangunan ruang lingkupnya seluruh kegiatan pembangunan yang di lakukan pemerintah khusus bangunan itu. B. Aspek Hukum Bangunan Pada dasarnya bangunan gedung memegang peranan yang sangat penting sebagai tempat dimana manusia melakukan kegiatannya sehari-hari. Pengaturan bangunan gedung secara khusus dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (“UU Bangunan Gedung”). Pengetahuan mengenai UU Bangunan Gedung ini menjadi penting mengingat hal-hal yang diatur dalam UU Bangunan Gedung tidak hanya diperuntukan bagi pemilik bangunan gedung melainkan juga bagi pengguna gedung serta masyarakat. Diatur dalam UU Bangunan Gedung, pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai pemilik bangunan gedung. C. Tujuan Peraturan Hukum Bangunan Didalam pasal 3 UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung meyebutkan Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk : a. Mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya. b. Mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. c. Mewujudkan kepastian hokum dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam Undang-undang Bangunan Gedung diatur bahwa setiap bangunan gedung memiliki fungsi antara lain fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta fungsi khusus. Fungsi bangunan gedung ini yang nantinya akan dicantumkan dalam Izin mendirikan Bangunan (IMB). Dalam hal terdapat perubahan fungsi bangunan gedung dari apa yang tertera dalam IMB, perubahan tersebut wajib mendapatkan persetujuan dan penetapan kembali oleh Pemerintah Daerah. Arti pentingnya pengaturan perjanjian-perjanjian khusus ini didalam undang-undang mempunyai 2 alasan :
  • 2. 1. Karena didalam praktek dalam perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak sering tidak mengatur mengenai akibat-akibat hukum yang timbul kalau ada secara sumir pengaturannya. Akibat yang seringterjadi dalam pelaksanaan perjanjian sering muncul masalah-masalah yang tidak terjawab oleh ketentuan kontrak. 2. Keputusan umum menghendaki bahwa dalam hal-hal tertentu kebebasan berkontrak yang diberi oleh para pihak perlu dibatasi, yaitu dengan jalan memberi ketentuan-ketantuan atau aturan-aturan yang bersifat memaksa (dwinger recht) bagi perjanjian-perjanjian khusus tertentu. Selain itu terhadap perjanjian-perjanjian yang mengandung resiko didalam Undang- undang/KUHPer dikenal adanya bentuk-bentuk perjanjian standart. Hal demikian dimaksudkan untuk menjamin adanya pemasukan kewajiban secara baik bagi kedua belah pihak. Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum perjanjian pemborongan bangunan dibuat yang dikenal dengan prosedur pelelangan. Prosedur pelelangan ini dimulai dengan pemberitahuan/pengumuman sampai pelulusan pelanggan. D. Asas Hukum Bangunan Didalam Pasal 2 UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung menyatakan. Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya. E. Klasifikasi Pemborong Dalam prosedur pemborong bangunan setelah adanya pemberitahuan kepada pemborong baik dari undangan/pengumuman, maka sebelum ikat penawaran/pelelangan baik umum atau terbatas maka pemborong disyaratkan prakulifikasi terlebih dahulu. Persyaratan prakualifikasi bertujuan untuk : Memberi penilaian terhadap pemborong mengenai kemampuan/mutu pemborong. Prakualifikasi disyaratkan khusus bagi pemborong yang ikut serta dalam penawaran, pelelangan pemborongan bangunan. Cara penilaian dilakukan dengan pengisian kuuisioner yang harus diisi oleh pemborong yang membuat syarat-syarat tertentu. Berdasarkan Kepres APPN khususnya tentang pemborongan bangunan ditentukan syarat kualifikasi yang harus dipenuhi oleh pemborong. Unsur-unsur disyaratkan untuk lulus dalam prakualifikasi adalah sebagai berikut : 1. Adanya akta pendirian perusahaan 2. Adanya surat izin usaha yang masih berlaku.
  • 3. 3. Mempunyai NPWP 4. Mempunyai alamat yang sah, nyata, jelas 5. Referensi bank 6. Mempunyai kemampuan modal usaha. 7. Berada di keadaan mampu dan tidak dikatakan pailit 8. Mempunyai referensi pekerjaan untuk bidangnya, maka diprakuasifikasikan. 9. Pemberian kelonggaran bagi pemborong/rekanan golongan lemah berupa pemberian bobot yang lebih tinggi kriteria pemberian prakualifikasi. F. Peraturan Jaminan dalam Perjanjian Pemborongan 1. Jaminan Penawaran (Bid Bond) Jaminan Penawaran/ jaminan tender/ jaminan pelelangan diperlukan apabila rekanan mengikuti pelelangan proyek dengan nilai proyek di atas Rp. 50 Juta. Maksud diadakan jaminan penawaran agar rekanan yang mengikuti pelelangan betul-betul rekanan yang bonafid. Di dalam praktek, biasanya jaminan sudah ditentukan besarnya dengan sejumlah uang tertentu yang besarnya berkisar antara 1% sampai dengan 3% dari perkiraan harga penawaran. Surat Jaminan penawaran yang habis waktunya sebelum pelelangan diumumkan, harus diperpanjang lagi sebab kalau tidak rekanan dianggap gugur. Surat jaminan penawaran akan segera dikembalikan apabila rekanan kalah dalam pelelangan dengan jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah calon pemenang pelelangan ditetapkan. Surat jaminan penawaran akan menjadi milik negara apabila rekanan mengundurkan diri setelah memasukkan dokumen penawaran dalam kotak pelelangan. Demikian juga surat jaminan penawaran akan jatuh pada negara apabila rekanan yang menang mengundurkan diri, maka surat jaminan penawaran akan ditahan oleh pemberi tugas. 2. Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond) Jaminan Pelaksanaan tujuannya untuk menjamin pelaksanaan dari proyek. Bagi rekanan yang menang dan tidak mengundurkan diri, maka sebelum menandatangani surat perjanjian pemborongan/ kontrak di atas Rp. 50 Juta maka rekanan harus menyerahkan surat jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai perjanjian pemborongan/ kontrak. Pada saat surat perjanjian pelaksanaan diterima, maka surat penawaran yang ditahan akan dikembalikan kepada rekanan yang bersangkutan. Surat jaminan pelaksanaan akan menjadi milik negara apabila rekanan tidak melaksanakan pekerjaan/ penyerahan barang/ proyek dalam waktu yang telah ditetapkan. Surat Perjanjian pelaksanaan dikembalikan kepada rekanan yang bersangkutan setelah pelaksanaan pekerjaan/ penyerahan
  • 4. barang/hasil pekerjaan telah sesuai dengan surat perjanjian pemborongan/ kontrak, sering disebut dengan istilah penyerahan pertama. 3. Jaminan Uang Muka (Prepayment Bond) Dalam surat perjanjian pemborongan/ kontrak dapat dimuat mengenai pembayaran uang muka sebesar 30% bagi rekanan golongan bukan ekonomi lemah. Mengenai pembayaran uang muka biasanya sebelumnya dimuat dalam dokumen lelang. Untuk memperoleh uang muka tersebut rekanan harus menyerahkan jaminan uang muka yang nilainya sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka. Uang muka harus sepenuhnya digunakan bagi pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan. Pengembalian/ pelunasan uang muka diperhitungkan berangsur secara merata pada tahap- tahap pembayaran (termijn) sesuai dengan surat perjanjian pemborongan/ kontrak dengan ketentuan bahwa uang muka tersebut selambat-lambatnya harus telah lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100%. Sebagai contoh pelunasan uang muka sebagai berikut: Jika rakanan memperoleh uang muka sebesar 20%, sedangkan tahap pembayarannya dalam kontrak ditetapkan: Tahap kesatu:20%, kedua: 30%, ketiga: 25%, keempat: 20%,dan terakhir: 5%. Pelunasan uang muka pada sistim pembayaran diatas dapat diterangkan berikut ini (lihat tabel 1). Tabel 1. Pelunasan Uang Muka melalui Tahapan Pembayaran (Termijn). Prestasi Tahap Pembayaran Pembayaran (00%) 20% (20%) 50% (30%) 75% (25%) 100% (25%) 100% (00%) Uang muka 20% x 100% I. 20% 20% - 20%x20% = 20% - 4% II. 30% 30% - 30%x20% = 30% - 6% III. 25% 25% - 25%x20% = 25% - 5% IV. 20% 20% - 25%x20% = 20% - 5% V. 5% 5% - 0% = 20% = 16% = 24% = 20% =15% = 5% 100% 100% 100% Pelunasan uang muka selain dengan secara merata pada tahap-tahap pembayaran sesuai dengan kontrak, dapat juga rekanan mempercepat pelunasan uang muka yang diterimanya, misalnya sekaligus dilunasi pada tahap pertama. Jika uang muka tidak dilunasi pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% atau pada penyerahan pertama, maka surat jaminan uang muka menjadi milik negara. 4. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond) Pada waktu penyerahan pertama/ pekerjaan telah mencapai 100%, rekanan baru menerima pembayaran 95% dari nilai kontrak, sedangkan sisanya sebesar 5% masih ditahan
  • 5. pimpro dengan maksud agar rekanan dalam masa pemeliharaan wajib melaksanakan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan dari pekerjaan. Yang dimaksud dengan masa pemeliharaan adalah masa dari penyerahan pertama sampai dengan penyerahan kedua. Apabila rekanan menginginkan 100% pembayran harga borongan pada waktu penyerahan pertama, maka rekanan harus menyerahkan surat jaminan pemeliharaan yang besarnya 5% dari harga kontrak/ borongan. Surat jaminan pemeliharaan jatuh pada negara bila rekanan tidak melaksanakan kewajibannya, sedangkan surat jaminan pemelihaan akan dikembalikan kepada rekanan apabila rekanan telah melaksanakan kewajibannya dengan baik sampai penyerahan kedua maka surat jaminan pemeliharaan dikembalikan kepada rekanan. G. Persyaratan Bangunan Gedung Persyaratan bangunan gedung dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung dimana diatur bahwa setiap bangunan gedung harus memenuhi kedua persyaratan tersebut. 1. Yang masuk dalam ruang lingkup persyaratan administratif bangunan gedung ini yaitu: o persyaratan status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah; o status kepemilikan bangunan gedung; dan o izin mendirikan bangunan gedung. 2. Sementara itu, persyaratan teknis bangunan gedung dapat dibagi lagi menjadi 2 (dua) yaitu meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Ruang lingkup persyaratan tata bangunan yaitu meliputi: a. Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, yaitu berhubungan dengan persyaratan peruntukan lokasi bangunan gedung yang tidak boleh mengganggu keseimbangan lingkungan, fungsi lindung kawasan, dan/atau fungsi prasarana dan sarana umum, serta ketinggian gedung; b. Arsitektur bangunan gedung; dan c. Persyaratan pengendalian dampak lingkungan, yaitu persyaratan pengendalian dampak lingkungan yang hanya berlaku bagi bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. Persyaratan terhadap dampak lingkungan ini sendiri berpedoman pada undang-undang tentang pengelolaan lingkungan hidup yang mengatur tentang kewajiban setiap usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
  • 6. penting terhadap lingkungan hidup untuk wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Persyaratan keandalan bangunan gedung, persyaratan ini ditetapkan berdasarkan fungsi masing-masing bangunan gedung yang secara umum meliputi persyaratan: a. keselamatan, yaitu berkenaan dengan persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dengan melakukan pengamanan terhadap bahaya kebakaran melalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif serta bahaya petir melalui sistem penangkal petir; b. kesehatan, yaitu berkenaan dengan persyaratan sistem sirkulasi udara, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung; c. kenyamanan, yaitu berkenaan dengan kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan; dan d. kemudahan, yaitu berkenaan dengan kemudahan akses bangunan gedung, termasuk tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi penyandang cacat dan lanjut usia, serta penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi.