Potret keluarga nabi Muhammadﷺ adalah sebagai pelengkap, perinci dan penjelasan teknis dari potret keluarga lainnya dalam Al-Quran. Bagaimana menjadi seorang anak, suami, ayah, kakek saudara serta kerabat lainnya.
Potret keluarga nabi Muhammadﷺ adalah sebagai pelengkap, perinci dan penjelasan teknis dari potret keluarga lainnya dalam Al-Quran. Bagaimana menjadi seorang anak, suami, ayah, kakek saudara serta kerabat lainnya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. DALIL AL-QURAN
• َّنُتْيَقَّتا ِنِإ ِاءَسِِّنال َنِم ٍدَحَأَك َّنُتْسَل ِِّيِبَّنال َءاَسِن اَييِف ِيذَّال َعَمْطَيَف ِل ْوَقْالِب َنْعَضْخَت ََلَفَقَنْلُق َو ٌض َرَم ِهِبْل
اافوُرْعَم اًل ْوَق
• “Wahai istri-istri Nabi, kalian tidak seperti wanita-wanita yang lain.Jika kalian
bertaqwa, maka janganlah kalian tunduk (melemah-lembutkan suara) dalam
berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang didalam hatinya ada penyakit
(berpikir serong/kotor). Dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Qs. Al-
Ahzab :32 )
4. َأ ْمُكِلَذ ٍباَج ِح ِاءَر َو ْنِم َّنُهوُلَأْساَف ااعاَتَم َّنُهوُمُتْلَأَس اَذِإ َوَّنِهِبوُلُق َو ْمُكِبوُلُقِل ُرَهْط
• “Apabila kmu meminta sesuatu ( keperluan ) kepada mereka (istri-istri Nabi ),
maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi
hatimu dan hati mereka.” ( Qs. Al-Ahzab :53)
5. PENDAPAT IMAM HANAFI
• Mazhab Hanafi berpendapat, suara wanita termasuk aurat. Mereka berdalil
kaidah mafhum muwafaqah pada firman Allah SWT, "Dan janganlah mereka
menyentakkan kakinya ke tanah agar diketahui apa yang mereka sembunyikan
dari perhiasan mereka."
6. PANDANAGAN IMAM SYAFI’I
• Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa suara wanita tidak termasuk aurat.
• Seperti diterangkan Al-Alusi dalam kitab Ruh al-Ma’ani , "yang tersebut
dalam kitab-kitab fikih Syafi’i, aku sendiri cenderung kepada pendapat ini
(bahwa suara bukanlah aurat), kecuali jika dikhawatirkan akan menimbulkan
fitnah."