1. Dokumen tersebut membahas tentang makna keluarga sakinah menurut Islam, yang merupakan keluarga yang tentram, penuh kasih sayang, dan ridho Allah.
2. Pilar penting membangun keluarga sakinah adalah berpegang teguh pada ajaran agama Islam serta menjalankan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.
3. Suami istri diimbau untuk saling menghormati dan menunaikan hak-hak serta kewajiban
2. Makna sakinah
• Secara lughowy:
dalam QS. Baraa-ah : 26 yang berarti tentram.
ثم
ا
نز
ل
هّ
للا
سكينته
على
رسو
له
وعال
ا
لمؤ
منين
وانز
ل
جن
و
ًاد
مّل
تر
و
ها
و
بّذع
ا
ذّل
ين
آفرواوذ
لك
جزآءالكفرين
٭
Artinya : “Kemudian Allah menurunkan
ketentraman hati kepada Rasul-Nya dan
orang-orang yang beriman…” ( QS. Baraa-
ah:26)
3. Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-
Munawwir, cet. I ( Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), hlm. 334.
Kata sakinah itu sendiri menurut bahasa
berarti tenang atau tenteram.
4. • Kemudian dalam QS. Al-Fath : 4
yang berarti tentram. هو
ذيّال
انز
ل
السكينة
في
قلو
ب
المؤ
منين
ليزدادوا
ايما
نا
عّم
اي
ما
نهم.......... Artinya : “Dialah yang telah
menurunkan ketentraman didalam
hati orangorang yang beriman
supaya bertambah keimananya
disamping keimanan yang telah ada.
(QS. Al-Fath: 4)
5. Makna Istilah
Secara terminologis (istilah) ungkapan tentang
sakinah dalam Al-Qur’an muncul beberapa
pengertian.
Ali bin Muhammad al-Jurjani (w.816 H /1413
M), menyebutkan bahwa sakinah adalah
adanya ketentraman dalam hati pada saat
datangnya sesuatu yang tak diduga, dibarengi
satu nur (cahaya) dalam hati yang memberi
ketenangan dan ketentraman dalam hati pada
yang menyaksikannya dan merupakan pokok
‘ain al-yaqin (keyakinan berdasarkan
penglihatan)
6. KHI (Kompilasi Hukum Islam) disebutkan
bahwa : “perkawinan bertujuan untuk
mewujudkan kehidupan rumah tangga yang
sakinah (tentram), mawaddah (penuh cinta)
dan rohmah (penuh kasih sayang).”
7. • Itulah suatu wujud keluarga sakinah yang
diamanatkan oleh Allah swt kepada hamba-Nya,
sebagaimana yang difirmankannya di dalam
kitabullah:
•
ومنهآيتههأنهخلقهلكمهمنهأنفسكمهأزواجاهلتسكنوا
إليهاهوجعله
هفىهذالكهأليةهلقومهّةهورحمةهإنّدبينكمهمو
رونّكيتف
[.
•
Yang dimaksud dengan rasa kasih dan sayang
adalah rasa tenteram dan nyaman bagi jiwa raga
dan kemantapan hati menjalani hidup serta rasa
aman dan damai, cinta kasih bagi kedua
pasangan. Suatu rasa aman dan cinta kasih yang
terpendam jauh dalam lubuk hati manusia
sebagai hikmah yang dalam dari nikmat Allah
kepada makhluk-Nya yang saling membutuhkan.
8. KELUARGA SAKINAH
A. MODEL: keluarga Nabi saw dan para sahabat ra.
B. Pilar bangunan keluarga sakinah:
1. asasnya aqidah Islamiyah,
Laa ilaaha illaLlah MuhammadurrasuluLllah
2. Tujuan , ridho Allah SWT
3. Standar, syariat Islam, Al Quran dan As Sunnah
4. Fungsi, internal dan eksternal
5. Relasi, hayatush shuhbah
6. Pola interaksi, berlomba tunaikan kewajiban,
bukan saling tuntut hak.
7. Komunikasi sehat
9. Kehidupan suami isteri berdasarkan
syariat Islam
Pasutri pasti selalu menginginkan keluarganya
terus tentram dan langgeng. Namun kadang yang
terjadi di tengah-tengah pernikahan adalah
pertengkaran dan perselisihan. Ini boleh jadi
karena tidak mengetahui manakah yang menjadi
hak atau kewajiban dari masing-masing pasutri.
Oleh karena itu, mengetahui kewajiban suami
atau kewajiban istri sangatlah penting. Sehingga
istri atau suami masing-masing mengetahui
manakah tugas yang mesti ia emban dalam
rumah tangga.
11. 1- Membina Rumah Tangga dengan
Agama
• Allah Ta’ala berfirman,
•
ه
َنهْمُكيِلْهَأ َهوْمُكَسُفْنَواهأُقواهُنَمَآهَِينذَّاهالَهُّيَاهأَي
اًار
• “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka.” (QS. At- Tahrim: 6)
• Adh-Dhahak dan Maqatil mengenai ayat di atas,
•
ه
ِهِتَبا َرُقه ْنِهم،ُهَلْهَهأَمِّلَعُيهْنَهأِمِلْسىهالمَلَعهُّقَح
ه
َلَعهُهللاه َ
ض َرَفاهَمه،ِهِدْيِبَع َهوِهِئاَمِإ َو
ه
َهَناهَم َهو،ْمِهْي
هُمُها
ه
ُهْنَعهُهللا
• “Menjadi kewajiban seorang muslim untuk mengajari keluarganya,
termasuk kerabat, sampai pada hamba sahaya laki-laki atau
perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah
perintahkan dan larangan yang Allah larang.” (HR. Ath-Thabari,
dengan sanad shahih dari jalur Said bin Abi ‘Urubah, dari Qatadah.
Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 321)
12. • Kepala rumah tangga yang baik mengajak
anaknya untuk shalat sebagaimana yang suri
tauladan kita perintahkan,
•
ه
ُءَانْبَهأْمُه َهوِةَالَّصالِبهْمُكَدَال ْوَواهأُرُم
ه
ُهوُب ِ
ْرضا َهوَينِنِسهِْعبَسه
اهَهْيَلَعهْم
ينَهِنِسه ِ
رْشَعهُءَانْبَهأْمُه َو
• “Perhatikanlah anak-anak kalian untuk
melaksanakan shalat ketika mereka berumur 7
tahun. Jika mereka telah berumur 10 tahun,
namun mereka enggan, pukullah mereka.” (HR.
Abu Daud, no. 495; Ahmad, 2: 180. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
13. • Coba perhatikan nikmatnya jika rumah tangganya dibina
dengan agama. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
menyuruh suami-istri untuk shalat malam bareng,
•
هَىهوَّلَصَفهِلْيَّهاللَنِهمَامَقهًالُج َهرُهللاهَم ِح َر
ه
َفه، ْتَّلَصَفُههَتَأ َرْهامَظَقْيَأ
هَحَضَنه ْتَبَأه ْنِإ
هِهم ْتَماَقهًةَأ َرْهامُهللاهَم ِحَر َهو،َءاَمْاهالَهِهْج َيهوِف
ه
ْيَأ َهو ْتَّلَصَفهِلْيَّهاللَن
اهَهَج ْوَهز ْتَظَق
هَمْهالِهِهْج َيهوِفه ْتَحَضَنىهَبَأهْنِإَفىهَّلَصَف
ه
َءا
• “Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun
di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia
membangunkan istrinya lalu si istri mengerjakan shalat.
Bila istrinya enggan untuk bangun, ia percikkan air di
wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang
wanita yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan
shalat dan ia membangunkan suami lalu si suami
mengerjakan shalat. Bila suaminya enggan untuk
bangun, ia percikkan air di wajah suaminya.” (HR. Abu
Daud, no. 1450; An-Nasa’i, no. 1611. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
14. 2- Istri Taat Pada Suami
• Rumah tangga akan berbahagia, jika istri itu taat pada
suami. Karena istri seperti inilah yang akan menyenangkan
hati suami,
•
ه
َّلَس َهوِهْيَلَعهُ َّ
ىهللاَّلَصِه َّ
هللاِلوُسَرِلهَليِق
ه
ِتَّهالَلاَقهٌْريَخهِاءَسِّنهالُّيَهأَم
هَرَظَناهَذِإهُهُّرُسَتيه
ه
َهِسْفَنيهِفُههُفِلَاخُته َ
ال َهوَرَمَاهأَذِإُههُعيِطُت َو
ه
ُه َرْكَياهَمِباهَهِلاَم َاهو
•
• Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau,
“Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya,
mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami
pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.”
(HR. An-Nasai, no. 3231; Ahmad, 2: 251. Syaikh Al-Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
15. • Bahkan istri yang seperti inilah yang akan dapat
jaminan masuk surga lewat pintu surga mana saja yang
ia mau. Disebutkan dalam hadits,
•
هَرْهَشه ْتَماَص َاهوَهَسَْمخهُةَأ ْرَمِْهالتَّلَصاهَذِإ
ه
َعاَطَأ َاهوَهَج ْرَفه ْتَظِفَح َاهوَه
ه ْت
ه
َأهِّىَأهْنِهمَةَّنَجْىهالِلُخْداهاَهَلهَليِقاهَهَج ْو َز
هِتْئِشهِةَّنَجْهالِبا َْوب
• “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima
waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan),
serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari
perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya,
maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia
ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja
yang engkau suka.” (HR. Ahmad, 1: 191; Ibnu Hibban,
9: 471. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa
hadits ini shahih)
•
16. 3- Punya Banyak Anak
• Karena makin banyak anak, makin banyak yang
mendo’akan. Namun dituntut anak tersebut adalah
anak yang shalih.
• Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
•
هْنِهم َّ
الِإُههُلَمَعهَعَطَقْنهاُانَسْنِ ْ
هاْلَاتَماهَذِإ
هَهوٍةَي ِ
ارَجهٍةَقَدَصهْنِهمٍةَث َ
الَث
هُعَفَتْنُيهٍمْلِع
ه
ُهَلوهُعْدَيهٍحِلاَصٍهدَل َو َهوِهِب
• “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah
amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah
jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau doa anak
yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631).
•
17. • Dari Ma’qil bin Yasaar, ia berkata, “Ada seseorang yang
menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata,
“Aku menyukai wanita yang terhormat dan cantik, namun
sayangnya wanita itu mandul (tidak memiliki keturunan).
Apakah boleh aku menikah dengannya?”
• Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak.”
• Kemudian ia mendatangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk kedua kalinya, masih tetap dilarang.
• Sampai ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketiga kalinya, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
•
ه
ُكِبهٌرِثاَكُمىهِّنِإَفهَدوُل َوْهالَدُود َوْواهالُج َّوَزَت
مَمُهاألُم
• “Nikahilah wanita yang penyayang yang subur punya
banyak keturunan karena aku bangga dengan banyaknya
umatku pada hari kiamat kelak.” (HR. Abu Daud no. 2050
dan An Nasai no. 3229. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan
bahwa hadits tersebut hasan)
18. 4- Menafkahi dengan Cukup
• Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya
pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai
kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
•
ه
َتْكاهاَذِإَاهه َوُسْكَت َهو َتْمِعَطاهَذِإاهَهَمِعْطُتهْنَأ
ه َْتيَس
–
هَْتبَسَتْكهاِوَأ
–
ه
َتهَال َو
هَهْج َوْهالِب ِ
ْرض
هِتْيَبْىهالِفهَّالِإه ْرُجْهَتهَال َهوْحِّبَقُتهَال َو
• “Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan.
Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau
berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak
memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-
jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka
nasehat) selain di rumah” (HR. Abu Daud, no. 2142. Syaikh
Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
19. • Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa
Hindun binti ‘Utbah, istri dari Abu Sufyan, telah
datang berjumpa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, lalu berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya Abu Sufyan itu orang yang sangat
pelit. Ia tidak memberi kepadaku nafkah yang
mencukupi dan mencukupi anak-anakku sehingga
membuatku mengambil hartanya tanpa
sepengetahuannya. Apakah berdosa jika aku
melakukan seperti itu?”
• Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
•
هِيكِفْكَياهَمهِوفُرْعَمْالِبهِهِلاَمهْنِىهمِذُخ
هِيكِنَبىهِفْكَي َهو
• “Ambillah dari hartanya apa yang mencukupimu
dan anak-anakmu dengan cara yang patut.” (HR.
Bukhari, no. 5364; Muslim, no. 1714)
20. 5- Tidak Mudah Minta Cerai
• Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
•
هِ
ْريَغىهِفاهًقَالَطاهَهَج ْوَهز ْتَلَأَسهٍةَأَرْاهامَمُّيَأ
هَحِئاَاهرَهْيَلَعهٌماَرَحَفه ٍ
سْأَباهَم
ه
ِةَّنَجْهالُة
• “Wanita mana saja yang meminta talak (cerai) tanpa ada
alasan yang jelas, maka haram baginya mencium bau surga.”
(HR. Abu Daud, no. 2226; Tirmidzi, no. 1187; Ibnu Majah, no.
2055. Abu Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits
ini shahih).
• Ingat pula kata Ibnu Taimiyah,
•
هِاءَدِتْب ِ
هاالْنِىهم َوْقَهأُما َوَّدال َو
• “Meneruskan lebih kuat daripada memulai.” (Majmu’ Al-
Fatawa, 32: 148)
• Yang jelas, jika ingin mewujudkan rumah tangga bahagia,
berjalanlah di atas sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
• Semoga bermanfaat.
22. • Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan
dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
antara kamu serta berbangga-bangga tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu
lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan
ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu. (QS. Al Hadid: 20)