SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK II
ANGGOTA : AMIRAWATI RAUF
ARIE TAHRIJ HARUN
ERAL YUSUF
INDRI CAHYANINGSIH
MICHELLE VIRGINIA
NUR ADLIA
NURUL DIAN ABDILLAH
ST.FATIMAH
VLORESYA SAPAN
T
I
N
G
K
A
T
I
I
.
C
1. DEFENISI PENEKAN
SISTEM SARAF PUSAT
Berdasarkanefek
farmakologinya
1. ANESTETIKA
SISTEMIK
2. SEDATIFA DAN
HIPNOTIKA
3. RELAKSAN
PUSAT
4. OBAT
ANTIPSIKOTIK
5. OBAT
ANTIKEJANG
2. PENGGOLONGAN
PENEKAN SSP.
Penekan SSP adalah
senyawa yang dapat
menghambat
aktivitas sistem saraf
pusat.
1.ANESTETIKA SISTEMIK
A. PENGERTIAN B.MEKANISME KERJA
Struktur kimia, sifat fisika
dan efek farmakologis golongan
anestetika sistemik sangat
bervariasi. Hal ini menunjukkan
bahwa anestetika sistemik menekan
sistem saraf pusat secara tidak
selektif dan aktivitasnya lebih
ditentukan oleh sifat kimia fisika
bukan oleh interaksinya dengan
reseptor khas. Dengan kata lain
anestetika sistemik termasuk
golongan senyawa yang berstruktur
tidakkhas.
SENYAWA MENEKAN AKTIVITAS
FUNGSIONAL
SSP
MENYEBABKAN
HILANGNYA
KESADARAN
MENIMBULKAN
EFEK ANALGESIK DAN RELAKSASI OTOT
SERTA MENURUNKAN AKTIVITAS REFLEKS.
1.PEMBAGIAN ANESTETIKA SISTEMIK
1.A TEORI FISIK.
Tiga postulat yang berhubungan dengan efek anestesi suatu senyawa,sebagai
berikut :
1. Senyawa kimia yang tidak reaktif dan mudah larut dalam lemak, seperti eter
hidrokarobon terhalogenasi, dapat memberikan efek nekrosis pada jaringan
hidup, sesuai dengan kemampuannya untuk terdistribusi ke dalam jaringan
sel.
2. Efek terlihat jelas terutama pada sel-sel yang banyak mengandung lemak,
seperti sel saraf.
3. Sfisiensi anestesi atau hipnotik tergantung pada koefisien partisi lemak / air
untuk didistribusi senyawa dalam fase lemak dan fase air jaringan.
Teori ini hanya mengemukakan afinitas suatu senyawa terhadap tempat kerja saja
dan tidak menunjukkan bagaimana mekanisme kerja biologisnya. Teori Ini juga
tidak apat menjelaskan mengapa suatu senyawa yang mempunyai koefisien
partisi/lemak tinggi selalu menimbulkan efek anestesi.
Pada Teori ini efek anestesi dihasilkan oleh interaksi fisik.
a. Teori Lemak
2.A TEORI BIOKIMIA.
• Pada teori ini kerja anestesi dihasilkan oleh perubahan
biokimia.Quastel (1963),memperkenalkan teori penghambatan
oksidasi. Pada percobaan in vitro terlihat bahwa senyawa
anestetika sistemik dapat menekan uptake oksigen di otak
dengan cara menghambat oksidasi koenzim NADH
(nikotinamid-adenin-dinukleotida) Menjadi NAD+. Pencegahan
proses oksidasi ini menimbulkan penekanan fungsi siklus asam
sitratkarena NAD+ terlibat dalam proses dekarboksilasi
oksidatif dalam siklus asam trikarboksilat (siklus krebs). Karena
oksidasi NADH juga dikontrol oleh proses fosforilasi ADP
menjadi ATP, maka anestetika sistemik juga menghambat
proses fosforilasi oksidatif tersebut dan menurunkan
pembentukan ATP. Pengurangan uptake oksigen di atas
menyebabkan penurunan aktivitas sistem saraf pusat sehingga
terjadi anestesi.
Lanjutan
Berdasarkan struktur kimia
1. TURUNAN ETER
Contoh Dietileter, vinil eter,
enfluran, isofluran, dan
metoksifluran.
2. TURUNAN HIDROKARBON
TERHALOGENASI
Contoh : Kloroform (CHCL3), etil
klorida (H3C.CH2.CL), halotan (F3C-
CHCLBR) dan trifluorometanol (F3C-
CH2-OH)
1.B.ANESTETIKA INHALASI 2.B.ANESTETIKA INTRAVENA
Berdasarkan Strukutur kimia
1. Turunan Barbitural
2. Turunan Sikloheksanon
Contoh : Ketamin HCl.
R1 R2 R3 R4 Nama obat
CH2=CH-
CH2-
CH3CH2-C=C-CH(CH3)- Ona CH3 Metoheksital Na
CH2=CH-
CH2-
CH3CH2CH2-CH(CH3)- SNa H Tiametal Na
CH3CH2- CH3CH2CH2-CH(CH3)- SNa H Tiopental Na
Tabel 40. Struktur anestetika sistemik turunan barbiturat
RUMUS BAMGUN
2.SEDATIFA DAN HIPNOTIKA
• 1. Mekanisme kerja
• Secara umum golongan
sedatif-hipnotika bekerja dengan
mempengaruhi fungsi pengaktifan
retikula, rangsangan pusat tidur
dan menghambat fungsi pusat
arousal. Beberapa obat sedatif-
hipnotika, seperti turunan alkohol,
aldehida dan karbamat, adalah
senyawa yang berstruktur tidak
khas, dan kerjanya dipengaruhi
oleh sifat kimia fisika.
2. Hubungan struktur dan aktivitas
• Dari penelitian Hansch dan kawan-kawan
diketahui bahwa ada hubungan parabolik antara
perubahan struktur sedatif hipnotika, sifat lipofil
(log P) dan aktivitas penekan sistem saraf pusat.
Efek penekan sistem saraf pusat yang ideal
dicapai bila senyawa mempunyai nilai koefisien
partisi etanol/air optimal= 100 atau log P = 2.
• Oleh karena itu struktur sedatif dan
hipnotika pada umumnya mengandung gugus-
gugus sebagai berikut:
• 1.Gugus non ionik yang sangat polar dengan nilai
(-) π besar. Contoh gugus tersebut dapat dilihat
pada Tabel 41.
• 2. Gugus hidrokarbon (alkil, aril) atau
hidrokarbon terhalogenasi (haloalkit) yang
bersifat non polar, dengan nilai π berkisar antara
(+) 1-3.
• Bila gugus a dan b digabungkan didapatkan nilai
jumlah π (log P) ± 2, sehingga dihasilkan efek
penekan sistem saraf pusat yang mendekati
ideal.
(Menekan Sistem Saraf Pusat Sehingga menimbulkan efek sedasi lemah sampai tidur pulas.)
1.PEMBAGIAN SEDATIFA DAN SISTEMIK
Berdasarkan
Struktur Kimia
1. Turunan
Barbiturat
2.Turunan
Benzodiazepin
3.Turunan
Ureida Asiklik
4.Turunan
Alkohol
5.Turunan
Piperindindion
6.Turunan
Aldehida
1. Turunan Barbiturat
Tabel 4.1 Gugus Polar dalam struktur
Sedatifa dan hipnotika
Tabel 4.2 Turunan Asam barbiturat yang
digunakan sebagai sedatif-hipnotik
Turunan barbiturat bekerja
dengan menekan transmisi sinaptik
pada sistem pengaktifan retikula di
otak dengan cara mengubah
permeabilitas membran sel sehingga
mengurangi rangsangan sel
postsinaptik dan menyebabkan
deaktivasi korteks serebral.
Sandberg (1951), membuat suatu
postulat bahwa untuk memberikan
efek penekan sistem saraf pusat,
turunan asam barbiturat harus
bersifat asam lemah dan mempunyai
nilai koefisien partisi lemak/air dengan
batas tertentu Turunan 5,5-
disubstitusi dan 1,5,5-trisubstitusi
asam barbiturat serta 5,5- disubstitusi
asam tiobarbiturat, keasamannya
relatif lemah karena membentuk
tautomeri triokso yang sukar
terionisasi sehingga mudah
menembus sawar darah-otak dan
menimbulkan efek penekan sistem
saraf pusat.
Sifat keasaman tersebut disebabkan
karena terbentuknya tautomeri
laktam laktim dan keto-enol.
A. MEKANISME KERJA B. HSA
2. Turunan Benzodiazepin
Turunan benzodiazepin menekan transmisi sinaptik pada sistem pengaktifan
retikula di otak dengan cara mengubah permeabilitas membran sel sehingga mengurangi
rangsangan sel postsinaptik dan terjadi deaktivasi korteks serebral. Turunan benzodiazepin
mengikat reseptor khas di otak dan meningkatkan transmisi sinaptik GABA- ergik (gama-
aminobutyric acid) dengan cara ama-aminobutyric meningkatkan pengaliran klorida pada
membran postsinaptik dan menurunkan.
A. Mekanisme Kerja
1. Turunan 1,4 benzodiazepin-4-oksida.
Contoh obat :Klordiazepoksid HCl.
2.Turunan 1,4-benzodiazepin-4-on.
Turunan ini dapat digunakan sebagai :
Sedatif : diazepam, oksazepam,medazepam,klorzepat
dipotassium, dan lorazepam.
Hipnotik : flurazepam, nitrazepam, dan flunitrazepam.
Antikejang : klonazepam.
R1 R2 R3 R4 R5 Nama obat Dosis
Cl CH3 =O H H Diazepam 2-5 mg 3 dd
Cl H =O OH H Oksazepam 10-30 mg 3 dd
Cl CH3 H2 H H Medazepam 5-10 mg 3 dd
NO2 H =O H Cl Klonazepam 1,5-5 mg 3 dd
Cl H OK COOK H Klorazepat diK 5-10 mg 3 dd
Cl H =O OH Cl Lorazepam 1-3 mg 3 dd
Cl CH2CH2N(C2H6)2 =O H F Flurazepam 15-30 mg 1 dd
NO2 H =O H H Nitrazepam 5-10 mg 1 dd
NO2 CH3 =O H F Flunitrazepam 2-4 mg 1 dd
B.HAS Turunan BenzodiazepinModifikasi pada cincin struktur turunan ini dijelaskan sebagai berikut:
a.Modifikasi pada cincin A
Pemasukan substituen penarik elektron, seperti Cl, Br, F, CF3 dan NO2, pada posisi
7 dapat meningkatkan aktivitas, sedang pemasukan gugus pendorong elektron pada
posisi tersebut akan menurunkan aktivitas. Pemasukan substituen pada posisi 8 dan
9 juga menurunkan aktivitas,
b. Modifikasi pada cincin B
1) Pemasukan gugus metil pada posisi 1 akan meningkatkan aktivitas. Bila
substituen lebih besar dari metil terjadi penurunan aktivitas. Meskipun demikian,
adanya substituen yang besar pada senyawa tertentu, misal Flurazepam, pada in
vivo akan dimetabolisme (dealkilasi) menjadi metabolit aktif.
2) Penggantian atom O gugus karbonil dengan dua gugus hidrogen menghasilkan
senyawa (medazepam) yang aktivitasnya lebih rendah dibanding diazepam
3) Penggantian satu atom hidrogen pada posisi 3 dengan gugus hidroksil akan
menurunkan aktivitas tetapi menurunkan efek samping karena adanya gugus
hidroksi akan mempercepat eliminasi senyawa. Penggantian satu atom hidrogen
pada posisi 3 dengan gugus karboksil meningkatkan masa kerja obat karena senyawa
memerlukan waktu untuk diubah menjadi metabolit aktif
4. Penggantian gugus fenil pada posisi 5 dengan gugus sikloalkil
atau heteroaromatik lain secara umum menurunkan aktivitas.
Kecuali penggantian dengan gugus piridil, seperti pada
bromazepam, menunjukkan aktivitas yang sama dengan diazepam.
5. Penggabungan cincin pada Posisi 1 dan 2 inti diazepin, seperti pada
turunan triazololbenzodiazepin, secara umum mempunyai aktivitas turunan
secara yang lebih tinggi dibanding turunan 1-metilbenzodiazepin.
• Contoh turunan triazololbenzodiazepin:
• a. sebagai sedatif adalah alprazolam, oxazolam dan klobazam
• b. sebagai hipnotik adalah midazolam, estazolam dan triazolam.
Struktur umum :
Tabel 44. Struktur turunan triazololbenzodiazepin
R1 R2 R3 Nama obat Dosis
H H 7-Cl Estazolam 1-2 mg 1 dd
CH3 H 7-Cl Alprazolam 0,25-0,5 mg 3 dd
CH3 Cl 7-Cl Triazolam 0,25-0,5 mg 3 dd
CH3 F 8-Cl Midazolam I.V. : 0,1 mg/kgbb
c. Modifikasi pada cincin C
Substitusi atau disubstitusi gugus fluorin atau klorida ada posisi orto cincin C akan
meningkatkan aktivitas. Substitusi pada posisi meta dan para akan menurunkan aktivitas.
Contoh obat : 1.Diazepam 2.Oksazepam 4. Klorozepat Dipotasium
9. Klobazam
3.Medazepam
8. Oxazolam6. Bromozepam 7. Alprazolam5. Lorazepam
NO. TURUNAN CONTOH OBAT HSA
3. Turunan
Ureida
Asiklik
R = (H5C2)2C(Br)-: Karbromal (Adalin)
R =(H5C2)2CHCH(Br)- :
Bromisovalum(Bromural)
-
4. Turunan
alkohol
Turunan alkohol yang digunakan sebagai
hipnotik hanyalah etklorvinol (Placidyl),
walaupun pada dosis yang besar senyawa ini
menyebabkan ketergantungan fisik.
Etklorvinol mempunyai awal kerja cukup
cepat dengan massa kerja 5 jam. Dosis
sedative : `100-200 mg, untuk hipnotik : 500
mg.
a. Aktivitas hipnotik akan meningkat dengan meningkatnya
panjang rantai atom C sampai jumlah atom C = 8 (n-oktanol)
b. Adanya ikatan rangkap akan meningkatkan aktivitas dan
toksisitas obat, dan gugus etilen mempunyai aktivitas yang
paling besar.
c. Aktivitas alkohol tersier lebih besar dibanding alcohol
sekunder dan aktivitas alkohol sekunder lebih besar dibanding
alkohol primer.
d. Adanya percabangan akan memperbesar efek depresi.
e. Pemasukan hidroksil cenderung menurunkan aktivitas dan
toksisitas.
f. Penggantian atom hidrogen dengan halogen dapat
meningkatkan aktivitas.
5. Turunan
Piperidindi
on dan
Kuinazolin
a. Glutetimid,
b. Metiprilon
c. Talidomid
6. Turunan
Aldehida
paraldehid, kloralhidrat, kloral betain, petrikloral dan triklofos Na.
3. RELAKSAN PUSAT
Relaksan otot rangka bekerja
secara sentral pada otak dan saraf tulang
belakang. Turunan propandiol,
seperti rnefenesin, dan golongan lain-
lain, seperti klormezanon dan
klorzoksazon, bekerja dengan mernblok
atau memperlambat transmisi rangsangan
saraf sinaptik internunsial pacta
saraftulang belakang, pada batang otak,
talamus dan basal ganglia.
Baklofen, bekerja sebagai
antagonis neurotransmiter pada reseptor
GABA Beberapa relaksan otot bekerja pada
perifer pengh ubung saraf otot dari otot
rangka dan dinamakan kuraremimetik.
contoh : atrakurium besilat (Tracrium),
pankuronium bromida(Pavulon),
suksametonium klorida (Succinyl-Asta)
dan vekuronium bromida (Norcuron).
struktur
kirnianya
1. Turunan
propandiol
2.turunan
benzodiazepin
3. golongan
lain-lain
a. Mekanisme kerja 1. Turunan Propandiol
(senyawa kirnia yang dapat menekan fungsi sistern saraf pusat dan menirnbulkan relaksasi otot
rangka (otot bergaris)).
NO. TURUNAN STRUKTUR UMUM DAN
CONTOH OBAT
1. Turunan
Propandiol
a. 3-fenoksi-l,2-propandiol (antodin),
b.3-o-toloksi-l,2-propandiol (mefenesin). C
c.Analog Meprobamat
2. Turunan
Benzodiazepin
klordiazepoksid HCI, klorazepat dipotaaium, diazepam,
nura~anl HCI, lorazepam dan oksazepam
3. Golongan Lain-
lain
a. Klormezanon
b. Klorzoksazon (Solaxin)
c. Baklofen (Lioresal),
d. Eper-ison He} (Myonal
4. OBAT ANTIPSIKOTIK
• Obat antipsikotik menimbulkan efek
farmakologis dengan mempengaruhi pusat
dopaminergik, yaitu dengan bekerja
sebagai antagonis pada reseptor
dopamine, memblok dopamin sehingga
tidak dapat berinteraksi dengan reseptor.
• Kedua bentuk konformasi di atas
menunjang penjelasan konsep bahwa
aktivitas antipsikotik disebabkan oleh efek
pemblokan pada reseptor dopamin.
• Banyak peneliti memberikan
postulat bahwa ada dua reseptor dopamin,
yaitu :
• Reseptor D-1, yang berhubungan dengan
enzim dopamin-sensitif adenilat siklase.
Rangsangan reseptor ini dapat
meningkatkan pembentukan siklik-AMP.
• Reseptor D-2, tidak berhubungan dengan
enzim di atas. Rangsangan reseptor ini
dapat menurunkan kapasitas sel untuk
mensintesis siklik-AMP dan respons
terhadap agonis β-adrenergik.
Menurut Jansen, obat
antipsikotik secara umum mempunyai dua
gambaran struktur yang dipandang
penting untuk timbulnya aktivitas, yaitu :
Rantai lurus yang terdiri dari tiga
atom C, yang mengikat dasar cincin
nitrogen dan atom N, C atau O ,
merupakan bagian dari salah satu gugus-
gugus berikut, yaitu benzoil , 2-fenotiazin
atau sistem trisiklis-tioksanten, rantai
samping fenoksipropil, 2-fenilpenten-2
atau cincin sikloheksan.
Cincin heterosiklik dengan
jumlah atom = 6, seperti piperazin atau
piperidin, yang tersubstitusi pada posisi 1
dan 4. Substituen terbaik pada posisi 4
cincin heterosiklik adalah gugus-gugus
fenil, anilin, metal atau hidroksietil.
Berdasarkan struktur kimianya obat
antipsikotik dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu turunan fenotiazin, turunan
fluorobutirofenon dan turunan lain-lain.
a. Mekanisme kerja b. Hubungan Struktur Dan Aktivitas
a.Gugus pada R2 dapat menentukan kerapatan electron sistem cincin. Senyawa mempunyai aktivitas yang
besar bila gugus pada R2 bersifat penarik electron dan tidak terionisasi. Makin besar kekuatan penarik
electron semakin tinggi aktivitasnya. Substitusi pada R2 dengan gugus Cl atau CF3 akan meningkatkan
aktivitas. Substituen CF3 lebih aktif dibanding Cl karena mempunyai kekuatan penarik electron lebih besar
tetapi efek samping gejala ekstrapiramidal ternyata juga lebih besar. Substitusi pada R2 dengan gugus
tioalkil (SCH3) , senyawa tetap mempunyai aktivitas transquilizer dan dapat menurunkan efek samping
ekstrapiramida. Substitusi dengan gugus asil (COR), senyawa tetap menunjukkan aktivitas transquilizer.
b.Substitusi pada posisi 1,3 dan 4 pada kedua cincin aromatic akan menghilangkan aktivitas transquilizer.
c.Bila jumlah atom C yang mengikat nitrogen adalah 3, senyawa menunjukkan aktivitas transquilizer optimal.
Bila jumlah atom C = 2, senyawa menunjukkan aktivitas penekan sistem saraf pusat yang moderat tetapi
efek antihistamin dan anti Parkinson lebih dominan.
d.Adanya percabangan pada posisi β rantai alkil dapat mengubah aktivitas farmakologisnya. Substitusi β-
metil dapat meningkatkan aktivitas antihistamin dan anti pruritiknya. Adanya substitusi tersebut
menyebabkan senyawa bersifat optis aktif dan stereoselektif . Isomer levo lebih aktif dibanding isomer
dextro.
e.Substitusi pada rantai alkil dengan gugus yang besar, seperti fenil atau dimetilamin, dan gugus yang
bersifat polar, seperti gugus hidroksi, akan menghilangkan aktivitas transquilizer.
f.Penggantian gugus metil pada dimetilamino dengan gugus alkil yang lebih besar dari metil akan
menurunkan aktivitas karena meningkatnya pengaruh halangan ruang.
g.Penggantian gugus dimetilamino dengan gugus piperazin akan meningkatkan aktivitas transquilizer,
tetapi juga meningkatkan gejala ekstrapiramidal.
h.Penggantian gugus metil yang terletak pada ujung gugus piperazin dengan gugus –CH2CH2OH hanya
sedikit meningkatkan aktivitas.
i.Kuarternerisasi rantai samping nitrogen akan menurunkan kelarutan dalam lemak, menurunkan penetrasi
obat pada sistem saraf pusat sehingga menghilangkan aktivitas transquilizer.
1.Turunan Fenotiazin
a.HSA
3.Turunan lain-lain
Struktur beberapa turunan flourobutirofenon
2.Turunan Fluorobutirofenon
Contoh : Sulpirid, pimozid, dan buspiron.
R Nama Obat
Uji Jumping Box pada
anjing (oral)
Klorpromazin 1
p-CH3 Metilperidol 17
p-Cl Haloperidol 50
m-CF3 Trifluperidol 50
Droperidol 250
5.OBAT ANTIKEJANG
a.Mekanisme Kerja
Obat anti kejang
termasuk obat
berstruktur tidak khas,
yang efek
farmakologisnya
dipengaruhi oleh sifat
kimia, fisika, dan tidak
oleh pembentukan
kompleks dengan
reseptor khas.
X Senyawa Turunan
Barbiturat
Hidantoin
Oksazolidindion
Suksinimida
1.Turunan Barbiturat
2. Turunan Hidantoin
(Turunan hidantoin sangat efektif terutama mengontrol serangan grandmal
dan parsial (psikomotor), kurang bermanfaat untuk serangan petit mal)
Struktur Umum :
𝐑 𝟓 Nama Obat Dosis/Hari
𝐂𝐇 𝟑 Trimetadion 0,9-2,4 g
𝐂𝐇 𝟐 𝐂𝐇 𝟑 Parametadion 0,9-2,4 g
3. Turunan okazolidindion
(Pengobatan serangan petit mal dan tidak efektif terhadapa serangan grand mal. Turunan ini menimbulkan
efek samping seperti iritasi lambung, mual, pusing, dan gangguan penglihatan, yang lebih serius dapat
menimbulkan anemia aplastik, depresi sumsum tulang belakang dan kerusakan ginjal.)
Struktur Umum :
R3 R5 Nama Obat Dosis/hari
H Fenitoin 0,2-0,6 g
CH3 C2H5 Mefenitoin 0,2-0,6 g
C2H5 H Etotoin 1-3 g
4.Turunan suksinimida
• Struktur umum :
R3 R5 R5’
Nama
Obat
Dosis/hari
CH3 H
Fensuksimi
d
0,5-1,5 g
CH3 CH3
Metsuksim
id
0,3-1,2 g
H
CH3 Etoksuksi
mid
1-3 g
5.Turunan Benzodiazepin
6.Turunan Asam Valproat
7.Turunan Dibenzazepin
8.Turunan
Lain-Lain

More Related Content

What's hot

Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Anna Lisstya
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
Cholid Maradanger
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
Indra Gunawan
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
Alfian Nazarudin
 
soal farmasetika
soal farmasetikasoal farmasetika
soal farmasetika
khoirilliana12
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
Maranata Gultom
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
SofiaNofianti
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
CTie Lupy
 
Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt Alkaloid
ALLKuliah
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
risti eyen
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
Herni Yunita
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Taofik Rusdiana
 

What's hot (20)

Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
 
soal farmasetika
soal farmasetikasoal farmasetika
soal farmasetika
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt Alkaloid
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 

Similar to HAS senyawa penekan sistem saraf pusat

Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls bMakalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
monalisa darwis zainab.M
 
3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx
3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx
3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx
SherilRaisa1
 
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
KelinciNgunut1
 
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
SofiaNofianti
 
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptxObat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
APRIL765663
 
Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidHealth
 
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxObat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
ssuser8cafc5
 
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptxPPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
MuhammadFitriansyah8
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
Andrew Hutabarat
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
N. Hikmah Alinda
 
Anabolisme
AnabolismeAnabolisme
MATERI Anabolisme KELAS XII SMA
MATERI Anabolisme KELAS XII SMAMATERI Anabolisme KELAS XII SMA
MATERI Anabolisme KELAS XII SMA
Zona Bebas
 
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasiBiofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
aptsitisamaniyah
 
Bioenergenetika, Oksidasi Biologis, Rantai Respiratorik
Bioenergenetika, Oksidasi Biologis, Rantai RespiratorikBioenergenetika, Oksidasi Biologis, Rantai Respiratorik
Bioenergenetika, Oksidasi Biologis, Rantai Respiratorik
Hanarsp
 
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdfbab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
PringgoWillyPraputra1
 
METABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptxMETABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptx
AyuPuspita73
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
sitimarfuah36
 
PPT_RADIOFARMAKA_KELOMPOK (1).pptx
PPT_RADIOFARMAKA_KELOMPOK (1).pptxPPT_RADIOFARMAKA_KELOMPOK (1).pptx
PPT_RADIOFARMAKA_KELOMPOK (1).pptx
HeppySetyaprima3
 

Similar to HAS senyawa penekan sistem saraf pusat (20)

Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls bMakalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
 
3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx
3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx
3. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA PENEKAN SSP.pptx
 
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
 
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
 
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptxObat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
Obat_obat_pada_sistem_saraf_pusat_SSP.pptx
 
Kimia medisinal
Kimia medisinal Kimia medisinal
Kimia medisinal
 
Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroid
 
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxObat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
 
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptxPPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
 
Buku xii bab 2
Buku xii bab 2Buku xii bab 2
Buku xii bab 2
 
Anabolisme
AnabolismeAnabolisme
Anabolisme
 
MATERI Anabolisme KELAS XII SMA
MATERI Anabolisme KELAS XII SMAMATERI Anabolisme KELAS XII SMA
MATERI Anabolisme KELAS XII SMA
 
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasiBiofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
 
Bioenergenetika, Oksidasi Biologis, Rantai Respiratorik
Bioenergenetika, Oksidasi Biologis, Rantai RespiratorikBioenergenetika, Oksidasi Biologis, Rantai Respiratorik
Bioenergenetika, Oksidasi Biologis, Rantai Respiratorik
 
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdfbab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
 
METABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptxMETABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptx
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
 
PPT_RADIOFARMAKA_KELOMPOK (1).pptx
PPT_RADIOFARMAKA_KELOMPOK (1).pptxPPT_RADIOFARMAKA_KELOMPOK (1).pptx
PPT_RADIOFARMAKA_KELOMPOK (1).pptx
 

More from Sapan Nada

Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologi
Sapan Nada
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
Sapan Nada
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Sapan Nada
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
Sapan Nada
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
Sapan Nada
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERAL
Sapan Nada
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Sapan Nada
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
Sapan Nada
 
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosi
Sapan Nada
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
Sapan Nada
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
Sapan Nada
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
Sapan Nada
 
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan Farmakologi
Sapan Nada
 
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
Sapan Nada
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
Sapan Nada
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
Sapan Nada
 

More from Sapan Nada (17)

Toksikologi
ToksikologiToksikologi
Toksikologi
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Farmakologi Hormon
Farmakologi HormonFarmakologi Hormon
Farmakologi Hormon
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Farmakologi MINERAL
Farmakologi MINERALFarmakologi MINERAL
Farmakologi MINERAL
 
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daunAnatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
Anatomi fisiologi tumbuhan akar, batang, dan daun
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
Pendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosiPendahuluan farmakognosi
Pendahuluan farmakognosi
 
farmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoidfarmakognosi isoprenoid
farmakognosi isoprenoid
 
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
 
Pendahuluan Farmakologi
Pendahuluan FarmakologiPendahuluan Farmakologi
Pendahuluan Farmakologi
 
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIFFARMAKOLOGI ANTITUSIF
FARMAKOLOGI ANTITUSIF
 
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIKEKSPEKTORAN & MUKOLITIK
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 

Recently uploaded

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 

Recently uploaded (20)

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 

HAS senyawa penekan sistem saraf pusat

  • 1. KELOMPOK II ANGGOTA : AMIRAWATI RAUF ARIE TAHRIJ HARUN ERAL YUSUF INDRI CAHYANINGSIH MICHELLE VIRGINIA NUR ADLIA NURUL DIAN ABDILLAH ST.FATIMAH VLORESYA SAPAN T I N G K A T I I . C
  • 2. 1. DEFENISI PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT Berdasarkanefek farmakologinya 1. ANESTETIKA SISTEMIK 2. SEDATIFA DAN HIPNOTIKA 3. RELAKSAN PUSAT 4. OBAT ANTIPSIKOTIK 5. OBAT ANTIKEJANG 2. PENGGOLONGAN PENEKAN SSP. Penekan SSP adalah senyawa yang dapat menghambat aktivitas sistem saraf pusat.
  • 3. 1.ANESTETIKA SISTEMIK A. PENGERTIAN B.MEKANISME KERJA Struktur kimia, sifat fisika dan efek farmakologis golongan anestetika sistemik sangat bervariasi. Hal ini menunjukkan bahwa anestetika sistemik menekan sistem saraf pusat secara tidak selektif dan aktivitasnya lebih ditentukan oleh sifat kimia fisika bukan oleh interaksinya dengan reseptor khas. Dengan kata lain anestetika sistemik termasuk golongan senyawa yang berstruktur tidakkhas. SENYAWA MENEKAN AKTIVITAS FUNGSIONAL SSP MENYEBABKAN HILANGNYA KESADARAN MENIMBULKAN EFEK ANALGESIK DAN RELAKSASI OTOT SERTA MENURUNKAN AKTIVITAS REFLEKS.
  • 5. 1.A TEORI FISIK. Tiga postulat yang berhubungan dengan efek anestesi suatu senyawa,sebagai berikut : 1. Senyawa kimia yang tidak reaktif dan mudah larut dalam lemak, seperti eter hidrokarobon terhalogenasi, dapat memberikan efek nekrosis pada jaringan hidup, sesuai dengan kemampuannya untuk terdistribusi ke dalam jaringan sel. 2. Efek terlihat jelas terutama pada sel-sel yang banyak mengandung lemak, seperti sel saraf. 3. Sfisiensi anestesi atau hipnotik tergantung pada koefisien partisi lemak / air untuk didistribusi senyawa dalam fase lemak dan fase air jaringan. Teori ini hanya mengemukakan afinitas suatu senyawa terhadap tempat kerja saja dan tidak menunjukkan bagaimana mekanisme kerja biologisnya. Teori Ini juga tidak apat menjelaskan mengapa suatu senyawa yang mempunyai koefisien partisi/lemak tinggi selalu menimbulkan efek anestesi. Pada Teori ini efek anestesi dihasilkan oleh interaksi fisik. a. Teori Lemak
  • 6. 2.A TEORI BIOKIMIA. • Pada teori ini kerja anestesi dihasilkan oleh perubahan biokimia.Quastel (1963),memperkenalkan teori penghambatan oksidasi. Pada percobaan in vitro terlihat bahwa senyawa anestetika sistemik dapat menekan uptake oksigen di otak dengan cara menghambat oksidasi koenzim NADH (nikotinamid-adenin-dinukleotida) Menjadi NAD+. Pencegahan proses oksidasi ini menimbulkan penekanan fungsi siklus asam sitratkarena NAD+ terlibat dalam proses dekarboksilasi oksidatif dalam siklus asam trikarboksilat (siklus krebs). Karena oksidasi NADH juga dikontrol oleh proses fosforilasi ADP menjadi ATP, maka anestetika sistemik juga menghambat proses fosforilasi oksidatif tersebut dan menurunkan pembentukan ATP. Pengurangan uptake oksigen di atas menyebabkan penurunan aktivitas sistem saraf pusat sehingga terjadi anestesi.
  • 7. Lanjutan Berdasarkan struktur kimia 1. TURUNAN ETER Contoh Dietileter, vinil eter, enfluran, isofluran, dan metoksifluran. 2. TURUNAN HIDROKARBON TERHALOGENASI Contoh : Kloroform (CHCL3), etil klorida (H3C.CH2.CL), halotan (F3C- CHCLBR) dan trifluorometanol (F3C- CH2-OH) 1.B.ANESTETIKA INHALASI 2.B.ANESTETIKA INTRAVENA Berdasarkan Strukutur kimia 1. Turunan Barbitural 2. Turunan Sikloheksanon Contoh : Ketamin HCl. R1 R2 R3 R4 Nama obat CH2=CH- CH2- CH3CH2-C=C-CH(CH3)- Ona CH3 Metoheksital Na CH2=CH- CH2- CH3CH2CH2-CH(CH3)- SNa H Tiametal Na CH3CH2- CH3CH2CH2-CH(CH3)- SNa H Tiopental Na Tabel 40. Struktur anestetika sistemik turunan barbiturat RUMUS BAMGUN
  • 8. 2.SEDATIFA DAN HIPNOTIKA • 1. Mekanisme kerja • Secara umum golongan sedatif-hipnotika bekerja dengan mempengaruhi fungsi pengaktifan retikula, rangsangan pusat tidur dan menghambat fungsi pusat arousal. Beberapa obat sedatif- hipnotika, seperti turunan alkohol, aldehida dan karbamat, adalah senyawa yang berstruktur tidak khas, dan kerjanya dipengaruhi oleh sifat kimia fisika. 2. Hubungan struktur dan aktivitas • Dari penelitian Hansch dan kawan-kawan diketahui bahwa ada hubungan parabolik antara perubahan struktur sedatif hipnotika, sifat lipofil (log P) dan aktivitas penekan sistem saraf pusat. Efek penekan sistem saraf pusat yang ideal dicapai bila senyawa mempunyai nilai koefisien partisi etanol/air optimal= 100 atau log P = 2. • Oleh karena itu struktur sedatif dan hipnotika pada umumnya mengandung gugus- gugus sebagai berikut: • 1.Gugus non ionik yang sangat polar dengan nilai (-) π besar. Contoh gugus tersebut dapat dilihat pada Tabel 41. • 2. Gugus hidrokarbon (alkil, aril) atau hidrokarbon terhalogenasi (haloalkit) yang bersifat non polar, dengan nilai π berkisar antara (+) 1-3. • Bila gugus a dan b digabungkan didapatkan nilai jumlah π (log P) ± 2, sehingga dihasilkan efek penekan sistem saraf pusat yang mendekati ideal. (Menekan Sistem Saraf Pusat Sehingga menimbulkan efek sedasi lemah sampai tidur pulas.)
  • 9. 1.PEMBAGIAN SEDATIFA DAN SISTEMIK Berdasarkan Struktur Kimia 1. Turunan Barbiturat 2.Turunan Benzodiazepin 3.Turunan Ureida Asiklik 4.Turunan Alkohol 5.Turunan Piperindindion 6.Turunan Aldehida
  • 10. 1. Turunan Barbiturat Tabel 4.1 Gugus Polar dalam struktur Sedatifa dan hipnotika Tabel 4.2 Turunan Asam barbiturat yang digunakan sebagai sedatif-hipnotik
  • 11. Turunan barbiturat bekerja dengan menekan transmisi sinaptik pada sistem pengaktifan retikula di otak dengan cara mengubah permeabilitas membran sel sehingga mengurangi rangsangan sel postsinaptik dan menyebabkan deaktivasi korteks serebral. Sandberg (1951), membuat suatu postulat bahwa untuk memberikan efek penekan sistem saraf pusat, turunan asam barbiturat harus bersifat asam lemah dan mempunyai nilai koefisien partisi lemak/air dengan batas tertentu Turunan 5,5- disubstitusi dan 1,5,5-trisubstitusi asam barbiturat serta 5,5- disubstitusi asam tiobarbiturat, keasamannya relatif lemah karena membentuk tautomeri triokso yang sukar terionisasi sehingga mudah menembus sawar darah-otak dan menimbulkan efek penekan sistem saraf pusat. Sifat keasaman tersebut disebabkan karena terbentuknya tautomeri laktam laktim dan keto-enol. A. MEKANISME KERJA B. HSA
  • 12. 2. Turunan Benzodiazepin Turunan benzodiazepin menekan transmisi sinaptik pada sistem pengaktifan retikula di otak dengan cara mengubah permeabilitas membran sel sehingga mengurangi rangsangan sel postsinaptik dan terjadi deaktivasi korteks serebral. Turunan benzodiazepin mengikat reseptor khas di otak dan meningkatkan transmisi sinaptik GABA- ergik (gama- aminobutyric acid) dengan cara ama-aminobutyric meningkatkan pengaliran klorida pada membran postsinaptik dan menurunkan. A. Mekanisme Kerja 1. Turunan 1,4 benzodiazepin-4-oksida. Contoh obat :Klordiazepoksid HCl. 2.Turunan 1,4-benzodiazepin-4-on. Turunan ini dapat digunakan sebagai : Sedatif : diazepam, oksazepam,medazepam,klorzepat dipotassium, dan lorazepam. Hipnotik : flurazepam, nitrazepam, dan flunitrazepam. Antikejang : klonazepam. R1 R2 R3 R4 R5 Nama obat Dosis Cl CH3 =O H H Diazepam 2-5 mg 3 dd Cl H =O OH H Oksazepam 10-30 mg 3 dd Cl CH3 H2 H H Medazepam 5-10 mg 3 dd NO2 H =O H Cl Klonazepam 1,5-5 mg 3 dd Cl H OK COOK H Klorazepat diK 5-10 mg 3 dd Cl H =O OH Cl Lorazepam 1-3 mg 3 dd Cl CH2CH2N(C2H6)2 =O H F Flurazepam 15-30 mg 1 dd NO2 H =O H H Nitrazepam 5-10 mg 1 dd NO2 CH3 =O H F Flunitrazepam 2-4 mg 1 dd
  • 13. B.HAS Turunan BenzodiazepinModifikasi pada cincin struktur turunan ini dijelaskan sebagai berikut: a.Modifikasi pada cincin A Pemasukan substituen penarik elektron, seperti Cl, Br, F, CF3 dan NO2, pada posisi 7 dapat meningkatkan aktivitas, sedang pemasukan gugus pendorong elektron pada posisi tersebut akan menurunkan aktivitas. Pemasukan substituen pada posisi 8 dan 9 juga menurunkan aktivitas, b. Modifikasi pada cincin B 1) Pemasukan gugus metil pada posisi 1 akan meningkatkan aktivitas. Bila substituen lebih besar dari metil terjadi penurunan aktivitas. Meskipun demikian, adanya substituen yang besar pada senyawa tertentu, misal Flurazepam, pada in vivo akan dimetabolisme (dealkilasi) menjadi metabolit aktif. 2) Penggantian atom O gugus karbonil dengan dua gugus hidrogen menghasilkan senyawa (medazepam) yang aktivitasnya lebih rendah dibanding diazepam 3) Penggantian satu atom hidrogen pada posisi 3 dengan gugus hidroksil akan menurunkan aktivitas tetapi menurunkan efek samping karena adanya gugus hidroksi akan mempercepat eliminasi senyawa. Penggantian satu atom hidrogen pada posisi 3 dengan gugus karboksil meningkatkan masa kerja obat karena senyawa memerlukan waktu untuk diubah menjadi metabolit aktif 4. Penggantian gugus fenil pada posisi 5 dengan gugus sikloalkil atau heteroaromatik lain secara umum menurunkan aktivitas. Kecuali penggantian dengan gugus piridil, seperti pada bromazepam, menunjukkan aktivitas yang sama dengan diazepam.
  • 14. 5. Penggabungan cincin pada Posisi 1 dan 2 inti diazepin, seperti pada turunan triazololbenzodiazepin, secara umum mempunyai aktivitas turunan secara yang lebih tinggi dibanding turunan 1-metilbenzodiazepin. • Contoh turunan triazololbenzodiazepin: • a. sebagai sedatif adalah alprazolam, oxazolam dan klobazam • b. sebagai hipnotik adalah midazolam, estazolam dan triazolam. Struktur umum : Tabel 44. Struktur turunan triazololbenzodiazepin R1 R2 R3 Nama obat Dosis H H 7-Cl Estazolam 1-2 mg 1 dd CH3 H 7-Cl Alprazolam 0,25-0,5 mg 3 dd CH3 Cl 7-Cl Triazolam 0,25-0,5 mg 3 dd CH3 F 8-Cl Midazolam I.V. : 0,1 mg/kgbb c. Modifikasi pada cincin C Substitusi atau disubstitusi gugus fluorin atau klorida ada posisi orto cincin C akan meningkatkan aktivitas. Substitusi pada posisi meta dan para akan menurunkan aktivitas. Contoh obat : 1.Diazepam 2.Oksazepam 4. Klorozepat Dipotasium 9. Klobazam 3.Medazepam 8. Oxazolam6. Bromozepam 7. Alprazolam5. Lorazepam
  • 15. NO. TURUNAN CONTOH OBAT HSA 3. Turunan Ureida Asiklik R = (H5C2)2C(Br)-: Karbromal (Adalin) R =(H5C2)2CHCH(Br)- : Bromisovalum(Bromural) - 4. Turunan alkohol Turunan alkohol yang digunakan sebagai hipnotik hanyalah etklorvinol (Placidyl), walaupun pada dosis yang besar senyawa ini menyebabkan ketergantungan fisik. Etklorvinol mempunyai awal kerja cukup cepat dengan massa kerja 5 jam. Dosis sedative : `100-200 mg, untuk hipnotik : 500 mg. a. Aktivitas hipnotik akan meningkat dengan meningkatnya panjang rantai atom C sampai jumlah atom C = 8 (n-oktanol) b. Adanya ikatan rangkap akan meningkatkan aktivitas dan toksisitas obat, dan gugus etilen mempunyai aktivitas yang paling besar. c. Aktivitas alkohol tersier lebih besar dibanding alcohol sekunder dan aktivitas alkohol sekunder lebih besar dibanding alkohol primer. d. Adanya percabangan akan memperbesar efek depresi. e. Pemasukan hidroksil cenderung menurunkan aktivitas dan toksisitas. f. Penggantian atom hidrogen dengan halogen dapat meningkatkan aktivitas. 5. Turunan Piperidindi on dan Kuinazolin a. Glutetimid, b. Metiprilon c. Talidomid 6. Turunan Aldehida paraldehid, kloralhidrat, kloral betain, petrikloral dan triklofos Na.
  • 16. 3. RELAKSAN PUSAT Relaksan otot rangka bekerja secara sentral pada otak dan saraf tulang belakang. Turunan propandiol, seperti rnefenesin, dan golongan lain- lain, seperti klormezanon dan klorzoksazon, bekerja dengan mernblok atau memperlambat transmisi rangsangan saraf sinaptik internunsial pacta saraftulang belakang, pada batang otak, talamus dan basal ganglia. Baklofen, bekerja sebagai antagonis neurotransmiter pada reseptor GABA Beberapa relaksan otot bekerja pada perifer pengh ubung saraf otot dari otot rangka dan dinamakan kuraremimetik. contoh : atrakurium besilat (Tracrium), pankuronium bromida(Pavulon), suksametonium klorida (Succinyl-Asta) dan vekuronium bromida (Norcuron). struktur kirnianya 1. Turunan propandiol 2.turunan benzodiazepin 3. golongan lain-lain a. Mekanisme kerja 1. Turunan Propandiol (senyawa kirnia yang dapat menekan fungsi sistern saraf pusat dan menirnbulkan relaksasi otot rangka (otot bergaris)).
  • 17. NO. TURUNAN STRUKTUR UMUM DAN CONTOH OBAT 1. Turunan Propandiol a. 3-fenoksi-l,2-propandiol (antodin), b.3-o-toloksi-l,2-propandiol (mefenesin). C c.Analog Meprobamat 2. Turunan Benzodiazepin klordiazepoksid HCI, klorazepat dipotaaium, diazepam, nura~anl HCI, lorazepam dan oksazepam 3. Golongan Lain- lain a. Klormezanon b. Klorzoksazon (Solaxin) c. Baklofen (Lioresal), d. Eper-ison He} (Myonal
  • 18. 4. OBAT ANTIPSIKOTIK • Obat antipsikotik menimbulkan efek farmakologis dengan mempengaruhi pusat dopaminergik, yaitu dengan bekerja sebagai antagonis pada reseptor dopamine, memblok dopamin sehingga tidak dapat berinteraksi dengan reseptor. • Kedua bentuk konformasi di atas menunjang penjelasan konsep bahwa aktivitas antipsikotik disebabkan oleh efek pemblokan pada reseptor dopamin. • Banyak peneliti memberikan postulat bahwa ada dua reseptor dopamin, yaitu : • Reseptor D-1, yang berhubungan dengan enzim dopamin-sensitif adenilat siklase. Rangsangan reseptor ini dapat meningkatkan pembentukan siklik-AMP. • Reseptor D-2, tidak berhubungan dengan enzim di atas. Rangsangan reseptor ini dapat menurunkan kapasitas sel untuk mensintesis siklik-AMP dan respons terhadap agonis β-adrenergik. Menurut Jansen, obat antipsikotik secara umum mempunyai dua gambaran struktur yang dipandang penting untuk timbulnya aktivitas, yaitu : Rantai lurus yang terdiri dari tiga atom C, yang mengikat dasar cincin nitrogen dan atom N, C atau O , merupakan bagian dari salah satu gugus- gugus berikut, yaitu benzoil , 2-fenotiazin atau sistem trisiklis-tioksanten, rantai samping fenoksipropil, 2-fenilpenten-2 atau cincin sikloheksan. Cincin heterosiklik dengan jumlah atom = 6, seperti piperazin atau piperidin, yang tersubstitusi pada posisi 1 dan 4. Substituen terbaik pada posisi 4 cincin heterosiklik adalah gugus-gugus fenil, anilin, metal atau hidroksietil. Berdasarkan struktur kimianya obat antipsikotik dibagi menjadi tiga kelompok yaitu turunan fenotiazin, turunan fluorobutirofenon dan turunan lain-lain. a. Mekanisme kerja b. Hubungan Struktur Dan Aktivitas
  • 19. a.Gugus pada R2 dapat menentukan kerapatan electron sistem cincin. Senyawa mempunyai aktivitas yang besar bila gugus pada R2 bersifat penarik electron dan tidak terionisasi. Makin besar kekuatan penarik electron semakin tinggi aktivitasnya. Substitusi pada R2 dengan gugus Cl atau CF3 akan meningkatkan aktivitas. Substituen CF3 lebih aktif dibanding Cl karena mempunyai kekuatan penarik electron lebih besar tetapi efek samping gejala ekstrapiramidal ternyata juga lebih besar. Substitusi pada R2 dengan gugus tioalkil (SCH3) , senyawa tetap mempunyai aktivitas transquilizer dan dapat menurunkan efek samping ekstrapiramida. Substitusi dengan gugus asil (COR), senyawa tetap menunjukkan aktivitas transquilizer. b.Substitusi pada posisi 1,3 dan 4 pada kedua cincin aromatic akan menghilangkan aktivitas transquilizer. c.Bila jumlah atom C yang mengikat nitrogen adalah 3, senyawa menunjukkan aktivitas transquilizer optimal. Bila jumlah atom C = 2, senyawa menunjukkan aktivitas penekan sistem saraf pusat yang moderat tetapi efek antihistamin dan anti Parkinson lebih dominan. d.Adanya percabangan pada posisi β rantai alkil dapat mengubah aktivitas farmakologisnya. Substitusi β- metil dapat meningkatkan aktivitas antihistamin dan anti pruritiknya. Adanya substitusi tersebut menyebabkan senyawa bersifat optis aktif dan stereoselektif . Isomer levo lebih aktif dibanding isomer dextro. e.Substitusi pada rantai alkil dengan gugus yang besar, seperti fenil atau dimetilamin, dan gugus yang bersifat polar, seperti gugus hidroksi, akan menghilangkan aktivitas transquilizer. f.Penggantian gugus metil pada dimetilamino dengan gugus alkil yang lebih besar dari metil akan menurunkan aktivitas karena meningkatnya pengaruh halangan ruang. g.Penggantian gugus dimetilamino dengan gugus piperazin akan meningkatkan aktivitas transquilizer, tetapi juga meningkatkan gejala ekstrapiramidal. h.Penggantian gugus metil yang terletak pada ujung gugus piperazin dengan gugus –CH2CH2OH hanya sedikit meningkatkan aktivitas. i.Kuarternerisasi rantai samping nitrogen akan menurunkan kelarutan dalam lemak, menurunkan penetrasi obat pada sistem saraf pusat sehingga menghilangkan aktivitas transquilizer. 1.Turunan Fenotiazin a.HSA
  • 20. 3.Turunan lain-lain Struktur beberapa turunan flourobutirofenon 2.Turunan Fluorobutirofenon Contoh : Sulpirid, pimozid, dan buspiron. R Nama Obat Uji Jumping Box pada anjing (oral) Klorpromazin 1 p-CH3 Metilperidol 17 p-Cl Haloperidol 50 m-CF3 Trifluperidol 50 Droperidol 250
  • 21. 5.OBAT ANTIKEJANG a.Mekanisme Kerja Obat anti kejang termasuk obat berstruktur tidak khas, yang efek farmakologisnya dipengaruhi oleh sifat kimia, fisika, dan tidak oleh pembentukan kompleks dengan reseptor khas. X Senyawa Turunan Barbiturat Hidantoin Oksazolidindion Suksinimida
  • 22. 1.Turunan Barbiturat 2. Turunan Hidantoin (Turunan hidantoin sangat efektif terutama mengontrol serangan grandmal dan parsial (psikomotor), kurang bermanfaat untuk serangan petit mal) Struktur Umum : 𝐑 𝟓 Nama Obat Dosis/Hari 𝐂𝐇 𝟑 Trimetadion 0,9-2,4 g 𝐂𝐇 𝟐 𝐂𝐇 𝟑 Parametadion 0,9-2,4 g 3. Turunan okazolidindion (Pengobatan serangan petit mal dan tidak efektif terhadapa serangan grand mal. Turunan ini menimbulkan efek samping seperti iritasi lambung, mual, pusing, dan gangguan penglihatan, yang lebih serius dapat menimbulkan anemia aplastik, depresi sumsum tulang belakang dan kerusakan ginjal.) Struktur Umum : R3 R5 Nama Obat Dosis/hari H Fenitoin 0,2-0,6 g CH3 C2H5 Mefenitoin 0,2-0,6 g C2H5 H Etotoin 1-3 g
  • 23. 4.Turunan suksinimida • Struktur umum : R3 R5 R5’ Nama Obat Dosis/hari CH3 H Fensuksimi d 0,5-1,5 g CH3 CH3 Metsuksim id 0,3-1,2 g H CH3 Etoksuksi mid 1-3 g 5.Turunan Benzodiazepin 6.Turunan Asam Valproat