SlideShare a Scribd company logo
Kimia Medisinal
Hubungan struktur kimia dengan proses
Metabolisme dan Ekskresi
Proses Metabolisme
ADME
2
3
Pendahuluan
 Proses metabolisme dapat mempengaruhi:
• Aktivitas biologis obat
• Masa kerja obat
• Toksisitas obat
4
Pentingnya studi metabolisme obat
 Menilai efikasi/kemanjuran dan keamanan
obat
 Merancang pengaturan dosis
 Menaksir kemungkinan terjadi resiko atau
bahaya toksisitas
 Mengevaluasi toksisitas
 Dasar penjelasan terjadinya proses toksik,
seperti karsinogenik, teratogenik, dan nekrosis
jaringan
5
2 jalur obat menimbulkan efek biologis
 Obat aktif masuk ke peredaran darah,
berinteraksi dengan reseptor  respon biologis
 Prodrug masuk ke peredaran darah,
mengalami metabolisme menjadi obat aktif,
berinteraksi dengan reseptor  respon biologis
6
Tujuan metabolisme
 Mengubah obat menjadi metabolit tidak aktif
dan tidak toksik (bioinaktivasi atau
detoksifikasi), mudah larut dalam air, dan dapat
diekskresikan dari tubuh.
 Hasil metabolit beberapa obat bersifat lebih
toksik dibanding senyawa induk (biotoksifikasi).
 Hasil metabolit beberapa obat memberikan efek
farmakologis berbeda dari senyawa induk.
Bioaktivasi dan bioinaktivasi
7
Vitro: uji di luar jaringan hidup
Vivo: uji di dalam jaringan hidup
bioinaktivasi
Bioaktivasi dan biotoksifikasi
8
Hasil metabolit efek farmakologis
berbeda dari senyawa induk
 Iproniazid  obat perangsang sistem saraf
pusat (SSP), dimetabolisme dalam tubuh
menjadi isoniazid  antituberkulosis
9
Skema metabolisme obat
10
Faktor yang mempengaruhi
metabolisme obat
Faktor genetik/keturunan
Perbedaan spesies/galur
Perbedaan jeniskelamin
Perbedaan umur
Penghambatanenzim pemetabolisme
Induksienzim pemetabolisme
Faktor lain: diet makanan,hormon,kehamilan, dll
11
Klasifikasi metabolisme
Reaksi Fase I (Reaksi fungsionalisasi)
a) Reaksi oksidasi
b) Reaksireduksi
c) Reaksi hidrolisis
Reaksi Fase II (Reaksi konjugasi)
a) Reaksikonjugasi
• Konjugasiasam glukuronat
• Konjugasisulfat
• Konjugasidengan glisin dan glutamin
• Konjugasidenganglutation atau asam
merkapturat
b) Reaksiasetilasi
c) Reaksi metilasi
12
13
Fase 1: a. Reaksi oksidasi
 Banyakobat mengalamireaksi oksidasi
denganbantuan sitokrom P-450
 Reaksioksidasi meliputi:
 Hidroksilasi aromatik
 Hidroksilasi alifatik
 Epoksidasi
 Dealkilasi
 Pembentukan oksida
 Desulfurasi
 Deaminasi
 Oksidasi alkohol
Sitokrom P-450/ CYP merupakan keluarga besar enzim berjenis hemeprotein
yang berfungsi sebagai katalis oksidator pada lintasan metabolisme steroid, asam
lemak, xenobiotik, termasuk obat, racun dan karsinogen
Hidroksilasi aromatik
14
Hidroksilasi aromatik
15
Hidroksilasi alifatik
16
Epoksidasi
17
Dealkilasi
18
Dealkilasi
19
Pembentukan oksida (S-oksidasi)
20
Pembentukan oksida (N-oksidasi)
21
Desulfurasi
22
Deaminasi
23
Oksidasi alkohol
 Etanol asetaldehid  asam asetat
24
25
Fase 1: b. Reaksi reduksi
 Mempunyaiperanminordibandingkanreaksi oksidasi.
 Banyak melibatkkan enzim-enzim NADPH-CYP-450
reduktase.
 Berperan penting pada metabolisme senyawa yang
mengandung gugus karbonil (R-C=O, aldehid dan
keton),nitro (NO2), dan azo (R-N≡N-R)
 Reaksireduksi meliputi:
 Reduksialdehid dan keton
 Reduksi nitro
 Reduksi azo
Reduksi aldehid dan keton
26
Reduksi azo dan reduksi nitro
27
28
Fase 1: c. Reaksi hidrolisis
 Pemutusan ester atau amida menjadi asam
karboksilat dan alkohol (atau amin) melalui
esterase atau amidase
 Reaksi hidrolisis meliputi:
 Deesterifikasi
 Deaminasi
Fase 1: c. Reaksi hidrolisis
 Amida umumnya dihidrolisis lebih lambat dari
ester
Ex: hidrolisis prokain lebih cepat dibanding prokainamida
29
30
Fase 2: a. Konjugasi
Reaksi konjugasi asam glukuronat
 Konjugasi dengan asam glukuronat
(glukuronidasi) merupakan konjugasi umum
dalam metabolisme.
 Hampir semua obat mengalami konjugasi ini,
karena:
 Sejumlah besar gugus fungsional obat dapat
berinteraksi secara enzimatik dengan asam
glukuronat.
 Tersedianya D-asam glukuronat dalam jumlah cukup
pada tubuh.
31
Fase 2: a. Konjugasi
Reaksi konjugasi asam glukuronat
 Pembentukan β-glukuronida melalui 2 tahap
reaksi, yaitu:
1. Sintesis UDPGA (asam uridin-r’-difosfo-α-
D-glukuronat)
 merupakan suatu koenzim aktif
2. Pemindahan gugus glukuronil dari
UDPGA ke substrat.
 dikatalisis enzim mikrosom UDP-glukuronil
transferase, yang terdapat pada hati dan jaringan
lain, seperti: ginjal, usus, kulit, paru, dan otak
Reaksi pembentukan β-glukuronida
32
33
Reaksi konjugasi asam glukuronat
 O-glukoronida
 Senyawa hidroksil
 Fenol, ex: asetaminofen, morfin, dan p-hidroksifenitoin
 Alkohol, ex: kloramfenikol, trikloretanol, dan propanolol
 Enol, ex: 4-hidroksikumarin
 N-hidroksilamin, ex: N-hidroksidapson
 N-hidroksilamid, ex: N-hidroksi-2-asetilaminoflueren
 Senyawa karboksil
 Asam aril akil, ex: naproksen, fenoprofen, asam
fenilasetat, dan asam sinamat
34
Reaksi konjugasi asam glukuronat
 N-glukuronida
 Arilamin, ex: 7-amino-5-nitroindazol
 Alkilamin, ex: desipramin
 Amida, ex: meprobamat
 Sulfonamida, ex: sulfisoksazol, sulfadimetoksin
 Amin tersier, ex: Siproheptadin, tripelenamin
 S-glukuronida
 Propoltiourasil, metimazol, dan asam dietiltiokarbamat
 C-glukuronida
 Fenilbutazon dan sulfinpirazon
35
36
O-glukuronida
37
S-glukuronida, N-glukuronida
38
39
Reaksi konjugasi sulfat
 Utamanya terjadi pada senyawa yang
mengandung gugus fenol dan kadang terjadi
pada senyawa alkohol, amin aromatik, dan
senyawa N-hidroksi
 Jumlah sulfat yang tersedia dalam tubuh agak
terbatas dan digunakan terutama untuk
konjugasi beberapa senyawa endogen, seperti
steroid, katekolamin, dan tiroksin.
40
Reaksi konjugasi sulfat
 Proses konjugasi sulfat melalui 2 tahap, yaitu:
1. Aktivasi sulfat anorganik menjadi PAPS
(koenzim 3-fosfo-adenosin-5’-fosfosulfat).
2. Pemindahan gugus sulfat dari PAPS ke
substrat dikatalisis oleh enzim
sulfotransferase yang terutama terdapat di
hati, ginjal, dan usus.
Reaksi konjugasi sulfat dari substrat
41
Reaksi konjugasi sulfat
42
Reaksi konjugasi glisin/glutamin
43
Reaksi konjugasi asam amino (glisin/
glutamin) dari substrat fenil asetat
44
Reaksi konjugasi glisin/glutamin
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 45
Reaksi konjugasi glisin/glutamin
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 46
Reaksi konjugasi glutation/asam
merkapturat
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 47
Reaksi konjugasi glutation/asam
merkapturat
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 48
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 49
Reaksi asetilasi
 Jalur metabolisme obat yang mengandung
gugus amin primer
contoh: amin aromatik primer (AR-NH2),
sulfonamida (H2N-C6H4-SO2-), hidrazin (-NH-
NH2), hidrazid (-CONH-NH2), dan amin alifatik
primer (R-NH2)
 Tidak banyak meningkatkan kelarutan dalam air
 Fungsi utama adalah membuat senyawa tidak
aktif dan detoksifikasi.
Obat yang mengalami reaksi asetilasi
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 50
Obat yang mengalami reaksi asetilasi
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 51
Reaksi asetilasi
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 52
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 53
Polimorfisme asetilasi
 Tipe asetilator lambat  konjugasi dengan
asetil koenzim A pada individu berjalan lambat.
 Tipe asetilator cepat  konjugasi dengan asetil
koenzim A pada individu berjalan cepat.
 Variasi tersebut disebabkan adanya perbedaan
aktivitas enzim N-asetiltransferase
 Contoh obat: isoniazid, hidralazin, dan
prokainamid.
Reaksi asetilasi dan biotoksifikasi
isoniazid
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 54
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 55
Reaksi metilasi
 Berperan penting pada proses biosintesis
beberapa senyawa endogen, seperti:
norepinefrin, epinefrin, dan histamin, serta
untuk bioinaktivasi obat
 Koenzim yang terlibat adalah S-adenosil-
metionin (SAM) dan dikatalisis oleh enzim
metiltransferase
Reaksi metilasi substrat
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 56
Reaksi metilasi
 Enzim metiltransferase, bermacam-macam, antara
lain: katekol-O-metiltransferase (COMT), fenil-O-
metiltransferase, N-metiltransferase, dan S-
metiltransferase.
 COMT selektif thdp gugus 1,2-dihidroksifenol (katekol)
dan metilasi terjadi pada gugus hidroksi fenol posisi C3.
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 57
Reaksi metilasi
Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 58
Proses Ekskresi
ADME
2
HUBUNGAN STRUKTUR DENGAN
PROSES EKSKRESI
1. Ekskresi obat melalui PARU
Terutama adalah obat yang digunakan secara
inhalasi, ex: siklopropan, nitrogen oksida,
halotan, eter, dll.
Sifat fisik yang menentukan kecepatan ekskresi
obat melalui paru adalah: koefisien partisi
darah-udara
Obat dengan koefisien partisi darah-udara
KECIL (ex: siklopropan)diekskresikan cepat
Obat dengan koefisien partisi darah-udara
BESAR (halotan, eter) dieksresikan lambat
a. FILTRASI GLOMERULUS
Ginjal menerima ±20-25% dari CO (1,2-1,5 lt),
dan ±10% difiltrasi melalui glomerulus.
Glomerulus dapat dilewati oleh molekul obat
dengan diameter ≤40Å dengan BM <5000
dan obat yang larut dalam cairan plasma
atau obat yang bersifat hidrofil
2.Ekskresi obat melalui GINJAL
b. REABSORBSI PASIF TUBULUS GINJAL
Sebagian besar obat akan direabsorbsi pada tubulus
ginjal melalui proses difusi pasif, hal ini tergantung
pada: sifat kimia fisika t.u ukuran partikel dan koefisien
partisi lemak- air, pH urin.
Obat polar, sukar larut lemak tidak direabsorbsi oleh
membran tubulus
Obat bersifat elektrolit lemah pada urin normal (4,8-
7,5)sebagian besar berada dalam bentuk tidak
terdisosiasimudah larut lemakdireabsorbsi
Obat asam lemah (asam salisilat, fenobarbital)
ekskresinya akan meningkat bila urin dibuat basa dan
akan menurun bila urin dibuat asam
Obat basa lemah (klorokuin, prokain, meperidin,
kuinin)sebaliknya?????
c. SEKRESI AKTIF TUBULUS GINJAL
• Obat dapat bergerak dari plasma melalui
membran tubulus ginjal dengan
mekanisme transpor aktif
• Contoh:
– Bentuk terionisasi yg bersifat asam: asam
salisilat, penisilin, probenesid, diuretika
thiazid, konjugat sulfat, konjugat asam
glukoronat, indometasin, klorpropamin dan
furosemid
– Bentuk terionisasi yg bersifat basa: morfin,
kuinin, meperidin, prokain, histamin, tiamin,
dopamin, dan turunan amonium kuarterner
3. Ekskresi obat melalui EMPEDU
Obat dengan BM <150 dan obat yang telah dimetabolisme
menjadi senyawa yang lebih polar dapat diekskresi dari
hati (Umumnya obat dalam bentuk konjugasi dengan
glukoronat, sulfat maupun glisin)  empedu  usus
dengan mekanisme transpor aktif (contoh: penisilin,
rifampisin, streptomisin, tetrasiklin, hormon steroid)
Di usus:
 Langsung diekskresi melalui tinja
 Dihidrolisis oleh enzim dan bakteri usus menjadi
senyawa nonpolar  obat direabsorbsi ke plasma 
hati  empedu  usus (SIKLUS ENTEROHEPATIK) 
masa kerja obat lebih lama
Contoh: estrogen, digitoksin, indometasin, fenolftalein
4. Ekskresi jalur lain
• Misalnya melalui saliva, air susu ibu,
keringat, rambut, air mata
• Obat yang diekskresi melalui ini sangat
jarang
65

More Related Content

What's hot

Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Gina Sakinah
 
barbital group
barbital groupbarbital group
barbital group
SofiaNofianti
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
zakirafi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
Dearvis Renii
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
Syarif Hamdani
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Anna Lisstya
 
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium sppProduksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium sppYus Efendi
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
anandajpz
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
Andriana Andriana
 
Metabolisme obat
Metabolisme obatMetabolisme obat
Metabolisme obat
Denindra Tea
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Daniel Marison
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
 
503793898-Praktik-Farmakognosi-Amylum.pptx
503793898-Praktik-Farmakognosi-Amylum.pptx503793898-Praktik-Farmakognosi-Amylum.pptx
503793898-Praktik-Farmakognosi-Amylum.pptx
riduansiregar3
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
nisha althaf
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri

What's hot (20)

Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 
barbital group
barbital groupbarbital group
barbital group
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium sppProduksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
Produksi Vitamin B12 oleh Pseudomonas dan Propionibacterium spp
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan flavonoida (Ekstrak...
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Metabolisme obat
Metabolisme obatMetabolisme obat
Metabolisme obat
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
503793898-Praktik-Farmakognosi-Amylum.pptx
503793898-Praktik-Farmakognosi-Amylum.pptx503793898-Praktik-Farmakognosi-Amylum.pptx
503793898-Praktik-Farmakognosi-Amylum.pptx
 
kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 

Similar to 2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx

bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdfbab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
PringgoWillyPraputra1
 
Bab 2 metabolisme organisme kelas XII SMA
Bab 2  metabolisme organisme kelas XII SMABab 2  metabolisme organisme kelas XII SMA
Bab 2 metabolisme organisme kelas XII SMATezzara Clara Sutjipto
 
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasiBiofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
aptsitisamaniyah
 
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptxBIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
RISMIFARMASI
 
Biotransformasi sediaan oral
Biotransformasi sediaan oralBiotransformasi sediaan oral
Biotransformasi sediaan oral
jenjenjean11
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
marketingIndogen
 
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptxPPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
MuhammadFitriansyah8
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
Sapan Nada
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdf
Tika995824
 
Buku xii bab 2 (Metabolisme)
Buku xii bab 2 (Metabolisme)Buku xii bab 2 (Metabolisme)
Buku xii bab 2 (Metabolisme)
Muhamad Toha
 
BAB 2. METABOLISME.pptx
BAB 2. METABOLISME.pptxBAB 2. METABOLISME.pptx
BAB 2. METABOLISME.pptx
yulikurniati1
 
Biologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme ObatBiologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme Obat
Nesha Mutiara
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
sitimarfuah36
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
akurice
 
METABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptxMETABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptx
AyuPuspita73
 
enzim
enzim enzim
enzim
Dedi Kun
 
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptxBAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
AyuPuspita73
 

Similar to 2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx (20)

bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdfbab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
bab2metabolismeorganisme-131016072110-phpapp01.pdf
 
Bab 2 metabolisme organisme kelas XII SMA
Bab 2  metabolisme organisme kelas XII SMABab 2  metabolisme organisme kelas XII SMA
Bab 2 metabolisme organisme kelas XII SMA
 
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasiBiofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
 
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptxBIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
 
Biotransformasi sediaan oral
Biotransformasi sediaan oralBiotransformasi sediaan oral
Biotransformasi sediaan oral
 
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...
 
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptxPPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
PPT RESPIRASI KEL 5 B.pptx
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
 
Interaksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdfInteraksi Obat.pdf
Interaksi Obat.pdf
 
Buku xii bab 2 (Metabolisme)
Buku xii bab 2 (Metabolisme)Buku xii bab 2 (Metabolisme)
Buku xii bab 2 (Metabolisme)
 
BAB 2. METABOLISME.pptx
BAB 2. METABOLISME.pptxBAB 2. METABOLISME.pptx
BAB 2. METABOLISME.pptx
 
Biologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme ObatBiologi Sel: Metabolisme Obat
Biologi Sel: Metabolisme Obat
 
P 3 fix
P 3 fixP 3 fix
P 3 fix
 
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.pptBAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
BAB_02_METABOLISME_kelas_12_pelajaran_bi.ppt
 
Buku xii bab 2
Buku xii bab 2Buku xii bab 2
Buku xii bab 2
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
METABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptxMETABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptx
 
Kimia medisinal 2
Kimia medisinal 2Kimia medisinal 2
Kimia medisinal 2
 
enzim
enzim enzim
enzim
 
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptxBAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
 

Recently uploaded

Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 

Recently uploaded (19)

Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 

2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx

  • 1. Kimia Medisinal Hubungan struktur kimia dengan proses Metabolisme dan Ekskresi
  • 3. 3 Pendahuluan  Proses metabolisme dapat mempengaruhi: • Aktivitas biologis obat • Masa kerja obat • Toksisitas obat
  • 4. 4 Pentingnya studi metabolisme obat  Menilai efikasi/kemanjuran dan keamanan obat  Merancang pengaturan dosis  Menaksir kemungkinan terjadi resiko atau bahaya toksisitas  Mengevaluasi toksisitas  Dasar penjelasan terjadinya proses toksik, seperti karsinogenik, teratogenik, dan nekrosis jaringan
  • 5. 5 2 jalur obat menimbulkan efek biologis  Obat aktif masuk ke peredaran darah, berinteraksi dengan reseptor  respon biologis  Prodrug masuk ke peredaran darah, mengalami metabolisme menjadi obat aktif, berinteraksi dengan reseptor  respon biologis
  • 6. 6 Tujuan metabolisme  Mengubah obat menjadi metabolit tidak aktif dan tidak toksik (bioinaktivasi atau detoksifikasi), mudah larut dalam air, dan dapat diekskresikan dari tubuh.  Hasil metabolit beberapa obat bersifat lebih toksik dibanding senyawa induk (biotoksifikasi).  Hasil metabolit beberapa obat memberikan efek farmakologis berbeda dari senyawa induk.
  • 7. Bioaktivasi dan bioinaktivasi 7 Vitro: uji di luar jaringan hidup Vivo: uji di dalam jaringan hidup bioinaktivasi
  • 9. Hasil metabolit efek farmakologis berbeda dari senyawa induk  Iproniazid  obat perangsang sistem saraf pusat (SSP), dimetabolisme dalam tubuh menjadi isoniazid  antituberkulosis 9
  • 11. Faktor yang mempengaruhi metabolisme obat Faktor genetik/keturunan Perbedaan spesies/galur Perbedaan jeniskelamin Perbedaan umur Penghambatanenzim pemetabolisme Induksienzim pemetabolisme Faktor lain: diet makanan,hormon,kehamilan, dll 11
  • 12. Klasifikasi metabolisme Reaksi Fase I (Reaksi fungsionalisasi) a) Reaksi oksidasi b) Reaksireduksi c) Reaksi hidrolisis Reaksi Fase II (Reaksi konjugasi) a) Reaksikonjugasi • Konjugasiasam glukuronat • Konjugasisulfat • Konjugasidengan glisin dan glutamin • Konjugasidenganglutation atau asam merkapturat b) Reaksiasetilasi c) Reaksi metilasi 12
  • 13. 13 Fase 1: a. Reaksi oksidasi  Banyakobat mengalamireaksi oksidasi denganbantuan sitokrom P-450  Reaksioksidasi meliputi:  Hidroksilasi aromatik  Hidroksilasi alifatik  Epoksidasi  Dealkilasi  Pembentukan oksida  Desulfurasi  Deaminasi  Oksidasi alkohol Sitokrom P-450/ CYP merupakan keluarga besar enzim berjenis hemeprotein yang berfungsi sebagai katalis oksidator pada lintasan metabolisme steroid, asam lemak, xenobiotik, termasuk obat, racun dan karsinogen
  • 24. Oksidasi alkohol  Etanol asetaldehid  asam asetat 24
  • 25. 25 Fase 1: b. Reaksi reduksi  Mempunyaiperanminordibandingkanreaksi oksidasi.  Banyak melibatkkan enzim-enzim NADPH-CYP-450 reduktase.  Berperan penting pada metabolisme senyawa yang mengandung gugus karbonil (R-C=O, aldehid dan keton),nitro (NO2), dan azo (R-N≡N-R)  Reaksireduksi meliputi:  Reduksialdehid dan keton  Reduksi nitro  Reduksi azo
  • 27. Reduksi azo dan reduksi nitro 27
  • 28. 28 Fase 1: c. Reaksi hidrolisis  Pemutusan ester atau amida menjadi asam karboksilat dan alkohol (atau amin) melalui esterase atau amidase  Reaksi hidrolisis meliputi:  Deesterifikasi  Deaminasi
  • 29. Fase 1: c. Reaksi hidrolisis  Amida umumnya dihidrolisis lebih lambat dari ester Ex: hidrolisis prokain lebih cepat dibanding prokainamida 29
  • 30. 30 Fase 2: a. Konjugasi Reaksi konjugasi asam glukuronat  Konjugasi dengan asam glukuronat (glukuronidasi) merupakan konjugasi umum dalam metabolisme.  Hampir semua obat mengalami konjugasi ini, karena:  Sejumlah besar gugus fungsional obat dapat berinteraksi secara enzimatik dengan asam glukuronat.  Tersedianya D-asam glukuronat dalam jumlah cukup pada tubuh.
  • 31. 31 Fase 2: a. Konjugasi Reaksi konjugasi asam glukuronat  Pembentukan β-glukuronida melalui 2 tahap reaksi, yaitu: 1. Sintesis UDPGA (asam uridin-r’-difosfo-α- D-glukuronat)  merupakan suatu koenzim aktif 2. Pemindahan gugus glukuronil dari UDPGA ke substrat.  dikatalisis enzim mikrosom UDP-glukuronil transferase, yang terdapat pada hati dan jaringan lain, seperti: ginjal, usus, kulit, paru, dan otak
  • 33. 33 Reaksi konjugasi asam glukuronat  O-glukoronida  Senyawa hidroksil  Fenol, ex: asetaminofen, morfin, dan p-hidroksifenitoin  Alkohol, ex: kloramfenikol, trikloretanol, dan propanolol  Enol, ex: 4-hidroksikumarin  N-hidroksilamin, ex: N-hidroksidapson  N-hidroksilamid, ex: N-hidroksi-2-asetilaminoflueren  Senyawa karboksil  Asam aril akil, ex: naproksen, fenoprofen, asam fenilasetat, dan asam sinamat
  • 34. 34 Reaksi konjugasi asam glukuronat  N-glukuronida  Arilamin, ex: 7-amino-5-nitroindazol  Alkilamin, ex: desipramin  Amida, ex: meprobamat  Sulfonamida, ex: sulfisoksazol, sulfadimetoksin  Amin tersier, ex: Siproheptadin, tripelenamin  S-glukuronida  Propoltiourasil, metimazol, dan asam dietiltiokarbamat  C-glukuronida  Fenilbutazon dan sulfinpirazon
  • 35. 35
  • 36. 36
  • 39. 39 Reaksi konjugasi sulfat  Utamanya terjadi pada senyawa yang mengandung gugus fenol dan kadang terjadi pada senyawa alkohol, amin aromatik, dan senyawa N-hidroksi  Jumlah sulfat yang tersedia dalam tubuh agak terbatas dan digunakan terutama untuk konjugasi beberapa senyawa endogen, seperti steroid, katekolamin, dan tiroksin.
  • 40. 40 Reaksi konjugasi sulfat  Proses konjugasi sulfat melalui 2 tahap, yaitu: 1. Aktivasi sulfat anorganik menjadi PAPS (koenzim 3-fosfo-adenosin-5’-fosfosulfat). 2. Pemindahan gugus sulfat dari PAPS ke substrat dikatalisis oleh enzim sulfotransferase yang terutama terdapat di hati, ginjal, dan usus.
  • 41. Reaksi konjugasi sulfat dari substrat 41
  • 44. Reaksi konjugasi asam amino (glisin/ glutamin) dari substrat fenil asetat 44
  • 45. Reaksi konjugasi glisin/glutamin Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 45
  • 46. Reaksi konjugasi glisin/glutamin Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 46
  • 47. Reaksi konjugasi glutation/asam merkapturat Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 47
  • 48. Reaksi konjugasi glutation/asam merkapturat Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 48
  • 49. Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 49 Reaksi asetilasi  Jalur metabolisme obat yang mengandung gugus amin primer contoh: amin aromatik primer (AR-NH2), sulfonamida (H2N-C6H4-SO2-), hidrazin (-NH- NH2), hidrazid (-CONH-NH2), dan amin alifatik primer (R-NH2)  Tidak banyak meningkatkan kelarutan dalam air  Fungsi utama adalah membuat senyawa tidak aktif dan detoksifikasi.
  • 50. Obat yang mengalami reaksi asetilasi Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 50
  • 51. Obat yang mengalami reaksi asetilasi Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 51
  • 52. Reaksi asetilasi Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 52
  • 53. Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 53 Polimorfisme asetilasi  Tipe asetilator lambat  konjugasi dengan asetil koenzim A pada individu berjalan lambat.  Tipe asetilator cepat  konjugasi dengan asetil koenzim A pada individu berjalan cepat.  Variasi tersebut disebabkan adanya perbedaan aktivitas enzim N-asetiltransferase  Contoh obat: isoniazid, hidralazin, dan prokainamid.
  • 54. Reaksi asetilasi dan biotoksifikasi isoniazid Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 54
  • 55. Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 55 Reaksi metilasi  Berperan penting pada proses biosintesis beberapa senyawa endogen, seperti: norepinefrin, epinefrin, dan histamin, serta untuk bioinaktivasi obat  Koenzim yang terlibat adalah S-adenosil- metionin (SAM) dan dikatalisis oleh enzim metiltransferase
  • 56. Reaksi metilasi substrat Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 56
  • 57. Reaksi metilasi  Enzim metiltransferase, bermacam-macam, antara lain: katekol-O-metiltransferase (COMT), fenil-O- metiltransferase, N-metiltransferase, dan S- metiltransferase.  COMT selektif thdp gugus 1,2-dihidroksifenol (katekol) dan metilasi terjadi pada gugus hidroksi fenol posisi C3. Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 57
  • 58. Reaksi metilasi Hadi | Kimia MedisinalI | 2021 58
  • 60. HUBUNGAN STRUKTUR DENGAN PROSES EKSKRESI 1. Ekskresi obat melalui PARU Terutama adalah obat yang digunakan secara inhalasi, ex: siklopropan, nitrogen oksida, halotan, eter, dll. Sifat fisik yang menentukan kecepatan ekskresi obat melalui paru adalah: koefisien partisi darah-udara Obat dengan koefisien partisi darah-udara KECIL (ex: siklopropan)diekskresikan cepat Obat dengan koefisien partisi darah-udara BESAR (halotan, eter) dieksresikan lambat
  • 61. a. FILTRASI GLOMERULUS Ginjal menerima ±20-25% dari CO (1,2-1,5 lt), dan ±10% difiltrasi melalui glomerulus. Glomerulus dapat dilewati oleh molekul obat dengan diameter ≤40Å dengan BM <5000 dan obat yang larut dalam cairan plasma atau obat yang bersifat hidrofil 2.Ekskresi obat melalui GINJAL
  • 62. b. REABSORBSI PASIF TUBULUS GINJAL Sebagian besar obat akan direabsorbsi pada tubulus ginjal melalui proses difusi pasif, hal ini tergantung pada: sifat kimia fisika t.u ukuran partikel dan koefisien partisi lemak- air, pH urin. Obat polar, sukar larut lemak tidak direabsorbsi oleh membran tubulus Obat bersifat elektrolit lemah pada urin normal (4,8- 7,5)sebagian besar berada dalam bentuk tidak terdisosiasimudah larut lemakdireabsorbsi Obat asam lemah (asam salisilat, fenobarbital) ekskresinya akan meningkat bila urin dibuat basa dan akan menurun bila urin dibuat asam Obat basa lemah (klorokuin, prokain, meperidin, kuinin)sebaliknya?????
  • 63. c. SEKRESI AKTIF TUBULUS GINJAL • Obat dapat bergerak dari plasma melalui membran tubulus ginjal dengan mekanisme transpor aktif • Contoh: – Bentuk terionisasi yg bersifat asam: asam salisilat, penisilin, probenesid, diuretika thiazid, konjugat sulfat, konjugat asam glukoronat, indometasin, klorpropamin dan furosemid – Bentuk terionisasi yg bersifat basa: morfin, kuinin, meperidin, prokain, histamin, tiamin, dopamin, dan turunan amonium kuarterner
  • 64. 3. Ekskresi obat melalui EMPEDU Obat dengan BM <150 dan obat yang telah dimetabolisme menjadi senyawa yang lebih polar dapat diekskresi dari hati (Umumnya obat dalam bentuk konjugasi dengan glukoronat, sulfat maupun glisin)  empedu  usus dengan mekanisme transpor aktif (contoh: penisilin, rifampisin, streptomisin, tetrasiklin, hormon steroid) Di usus:  Langsung diekskresi melalui tinja  Dihidrolisis oleh enzim dan bakteri usus menjadi senyawa nonpolar  obat direabsorbsi ke plasma  hati  empedu  usus (SIKLUS ENTEROHEPATIK)  masa kerja obat lebih lama Contoh: estrogen, digitoksin, indometasin, fenolftalein
  • 65. 4. Ekskresi jalur lain • Misalnya melalui saliva, air susu ibu, keringat, rambut, air mata • Obat yang diekskresi melalui ini sangat jarang 65

Editor's Notes

  1. Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimia yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan yang terjadi di dalam suatu organism
  2. Karsinogenik: zat memicu pertumbuhan sel kanker Teratogenik: zat merusak janin Nekrosis: kematian sel pada jaringan yang akhirnya membusuk
  3. Efek senyawa kimia pada jaringan hidup
  4. Obat anti mual
  5. Mengatasi kejang
  6. Obstruksi salursan nafas
  7. CYP: cytokrom
  8. BM 5000??? Cek lagi